Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ’P’ DENGAN GANGGUAN
SISTEM CARDIOVASKULER HIPERTENSI
DI POLIKLINIK RAWAT INAP
LANUD HALUOLEO
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
MADE SUPRIATNA
NIM. 14401 2017 000 422
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
KENDARI
2018
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ’ P ’ DENGAN GANGGUAN
SISTEM CARDIOVASKULER HIPERTENSI
DI POLIKLINIK RAWAT INAP
LANUD HALUOLEO
Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program
Diploma III Keperawatan
Oleh :
MADE SUPRIATNA
NIM. 14401 2017 000 422
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
KENDARI
2018
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan dibawah ini: Nama : MADE SUPRIATNA
NIM : 14401 2017 000 422
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN P
DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULAR HIPERTENSI DI
POLIKLINIK RAWAT INAP LANUD HALUOLEO
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar benar hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini
adalah hasil jiplakan,maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Kendari, 02 Agustus 2018
Yang Membuat Pernyataan,
MADE SUPRIATNA
v
MOTTO
Hidup penuh perjuangan
Karena itu di perlukan kerja keras dan pengorbanan yang besar
Dalam menjalani demi menggapai impian yang di dambakan
Tanpa kerja keras kita tidak dapat mencapai impian yang di inginkan
Setiap orang pasti mempunyai keinginan dan cita-cita maka dari itu
Untuk mencapainya dibutuhkan pengorbanan
Teguhkan tekad mu, mantapkanlah langkah mu
Untuk menggapainya dan hadapilah tantangan yang diberikan
Pantang menyerah, hadapi dengan penuh rasa gembira, sertaDo’a
dengan rasa tulus
Yakin dalam hati di depan mata kita cita-cita yang kita impikan
Pasti akan di capai
Karya tulis ini kupersembahkan kepada orang yang kucintai, agamaku, dan
Almamater yangku cintai serta sahabat yang memdukungku
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IdentitasDiri
a. Nama : Made Supriatna
b. NIM : 14401 2017 000 422
c. Tempat/tanggallahir : Atula, 16 April 1983
d. JenisKelamin : Laki-laki
e. Agama : Hindu
f. Suku/Bangsa : Bali
g. Alamat : Btn PuriTawangAlun 1 Blok F8
Desa, Ranooha. Kec. Ranomeeto
II. Pendidikan
a. SD : Sekolah DasarNegeri 1 Atula
b. SMP : Smp Negeri 1 Ladongi
c. SMA : Smu Swasta IlmiahKendari
d. Sejak tahun 2017 penulis melanjutkan pendidikan pada
Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sampai
sekarang
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................................iii
KEASLIAN PENELITIAN ......................................................................................iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................4
E. Metode dan Tehnik Penelitian.............................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. Pengertian Hipertensi...........................................................................8
B. Etiologi Hipertensi...............................................................................9
C. Patofisiologi........................................................................................10
D. Manifestasi Hipertensi........................................................................11
E. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi....................................................11
F. Penatalaksanaan Hipertensi................................................................11
G. Komplikasi Hipertensi........................................................................12
H. Fokus Pengkajian................................................................................13
I. Fokus Diagnosa Keperawatan............................................................16
J. Perencanaan........................................................................................17
K. Evaluasi...............................................................................................21
BAB III LAPORAN KASUS..................................................................................22
A. Identitas Klien.....................................................................................22
B. Pengkajian...........................................................................................22
viii
C. Daftar Rumusan Masalah....................................................................23
D. Perencanaan Keperawatan..................................................................30
E. Implementasi Keperawatan.................................................................33
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................57
A. Kesimpulan...........................................................................................57
B. Saran.....................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................58
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat
adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal guna
terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara dan penduduk hidup sehat
dalam lingkungan yang sehat dan memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang optimal di seluruh wilayah RI
(Anonim, 2014:4)
Perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan, gaya hidup
masyarakat serta perubahan lingkungan hidup di Negara berkembang
dapat mempengaruhi status kesehatan masyarakat khususnya Indonesia.
Perubahan gaya hidup sebagian masyarakat Indonesia khususnya pola
makan yang cepat saji dan banyak mengandung zat kimia, akan
berpengaruh pada resiko terkena penyakit hipertensi. terjadi arteriole-
arteriole konstriksi, Kontriksi arteriole membuat Hipertensi atau tekanan
darah yang tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terus menerus dalam satu periode hal ini
akan mengakibatkan darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan
melawan diding arteri (Ujianti wj 2011)
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah meningkat secara
kronik dengan tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan
pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Muttaqin A.2009)
Menurut WHO tahun 2016, diperoleh angka prevalensi penyakit
hipertensi 30,4 % dari populasi dunia. Penelitian yang dilakukan oleh
2
National Health And Nutrition Examination survey (NHANES, 2014-
2016) di Amerika serikat menunjukan bahwa sekitar 28,4% dari populasi
orang dewasa menderita hipertensi dan prevalensi ini meningkat tajam
dengan bertambahnya usia (Field, 2008).
Prevalensi hipertensi di Indonesia menurut Survey Kesehatan
RumahTangga/SKRT tahun 2016, menunjukan jumlah populasi penderita
hipertensi adalah 16%-18% dengan jumlah penyakit degenerative di
Indonesia (Dian 2008). Di Indonesia menurut Sqa’bani(2008). Penderita
hipertensi yang berobat secara teratur di puskesmas dilaporkan sebanyak
22,8%, sedangkan yang tidak teratur sebanyak77,2% (Departemen
Kesehatan,2008).
Di perkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi di Negara
berkembang tahun 2025 dari jumlah 639 juta kasus di tahun 2000 di
perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus tahun 2025. Prediksi ini di dasarkan
pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat
ini.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa pendekatan
nonfarmokologis, termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol,
pembatasan natrium, dan menghindari kebiasaan merokok. Latihan dengan
relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap
terapi anti hipertensi. Apabila penderita berada dalam resiko tinggi atau
bila tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan
sistoliknya diatas 130 sampai 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-
obatan (Suzanne C. Smeltzer, 2002:900).
Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high
case fatality rate) juga berdampak pada mahalnya pengobatan dan
perawatan yang harus ditanggung penderita. Hipertensi juga berdampak
pula bagi penurunan kualitas hidup (Admin, 2010).
Tujuan dari pelaksanaan pada pasien hipertensi adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortilitas, dengan mempertahankan tekanan
darah di bawah 140/90 mmHg (Arif Muttaqin, 2009:117).
3
Terkontrolnya tekanan darah akan menurunkan mortilitas dan
morbiditas akibat hipertensi (Budiyanto,2002). Pengobatan hipertensi
terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi
nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan
tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan factor-faktor resiko
serta penyakit penyerta (AruW.Sudoyo, 2006:612).
Berdasarkan studi pendahuluan dan data registrasi yang diperoleh
dari poliklinik Lanud Haluoleo bahwa pada tahun 2018 penyakit hipertensi
masuk dalam 10 data penyakit terbesar dan menduduki urutan ke 6.
Jumlah pasien tahun 2016 penderita hipertensi sebanyak 120 penderita,
tahun 2017 jumlah pasien sebanyak 150 penderita,dan 2018 jumlah pasien
hipertensi sebanyak 60 penderita mulai januari sampe bulan juni 2018
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik
untuk mengambil kasus Hipertensi untuk menjadikan sebuah Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dengan judul“ Asuhan Keperawatan pada Tn. p dengan
gangguan sistem kardiovaskular Hipertensi di Poliklinik Rawat inap
Lanud Haluoleo.
B. RumusanMasalah
Adapun rumusan Masalah pada penelitian ini adalah: bagaimana
penerapan ASUHAN KEPERAWATAN PADA ‘TN.P‘ DENGAN
GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULAR HIPERTENSI DI
POLIKLINIK RAWAT INAP LANUD HALUOLEO
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mendiskripsikan dan melaporkan asuhan keperawatan
pada Tn. P dengan gangguan sistem kardiovaskular hipertensi di
poliklinik Rawat Inap Lanud Haluoleo dengan melalui pendekatan
proses-proses keperawatan dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pada klien dengan hipertensi terutama dalam hal
a. Mampu memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan
hipertensi
b. Mampu memaparkan diagnosa keperawatan pada klien dengan
hipertensi
c. Mampu mengidentipikasi rencana tindakan keperawatan pada
klien dengan hipertensi
d. Mampu mendeskripsikan tindakan-tindakan dari asuhan
keperawatan pada klien dengan hipertensi
e. Mampu mengevaluasi tindakan dari asuhan keperawatanyang
di lakukan pada klien dengan hipertensi
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi
Sebagai salah satu sumber informasi bagi dalam memberikan
pelayanan khususnya pasien Hipertensi.
2. Bagi Pendidikan
Sebagai sumbangan ilmiah dan masukan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bahan pustaka
atau bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
5
3. Bagi Masyarakat
Informasi bagi masyarakat khususnya penderita hipertensi tentang
pentingnya mengetahui penyebab penyakit Hipertensi.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman yang berharga bagi
peneliti khususnya dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan
melalui penelitian lapangan.
E. Metode Dan Teknik Penelitian
1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus
Penelitian ini akan dilakukan di Poliklinik Rawat Inap Lanud Haluoleo
dengan pengambilan kasus/pelaksanaan asuhan keperawatan selama 1
mingggu dengan intervensi minimal 3 hari pada bulan juli 2018.
2. Teknik pengumpulan data
a. Studi kepustakaan. Yaitu dengan cara pengumpulan data yang digunakan
sebagai konsep dasar dalam asuhan keperawatan dan menyelesaikan
masalah dalam pembahasan.
b. Studi kasus. Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu pendekatan proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa
keperawatan dan penyusunan rencana tindakan dan evaluasi asuhan
keperawatan. Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data antara lain sebagai berikut:
6
1) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara melakukan
pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan tekanan darah
2) Wawancara
Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga dengan melakukan
pengamatan langsung.
3) Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap klien malalui inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
4) Studi dokumentasi
Yaitu dilakukan dengan cara mencatat dan mempelajari data-data baik
yang tercantum dalam catatan keperawatan maupun catatan medis yang
ada di poliklinik rawat inap Lanud Haluoleo
5) Metode diskusi
Bila ada masalah atau kendala yang didapatkan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien, penulis mengkonsultasikan dengan dokter selaku
kepala poliklinik rawat inap Lanud haluoleo
3. Tehnik penulisan disusun sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu:
BAB 1 : Latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metode dan tehnik penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis yang mencakup konsep dasar medik,
terdiri dari pengertian, etiologi, anatomi fisiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik,
7
penanganan medik. Sedangkan konsep dasar keperawatan
terdiri dari pengkajian, bagan patofisiologi, diagnosa
keperwatan, perencanan keperawatan, implemetasi dan
evaluasi.
BAB III : Tinjaun kasus yang memnuat tentang pengamatan kasus
yang meliputi pengkajian , analisa data, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan kasus yaitu membandingkan antara teori
dengan kasus nyata.
BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Tentang Hipertensi
1. Pengertian hipertensi
Hipertensi diambil dari bahasa inggris yaitu hypertension. Kata
hipertensi itu sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu hiper berarti super
atau luar biasa dan tension berarti tekanan atau tegangan. Hipertension
akhirnya menjadi istilah kedokteran yang populer atau tekanan darah
tinggi (Bangun, 2002).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg atau
bila pasien memakai obat anti hipertensi (Mansjoer, dkk, 2007).
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolic > 90 mmHg yang terjadi pada
seorang pasien pada tiga kejadian terpisah (Ignattavicius, dalam wajan
2010).
Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi jika tekanan darah
sistoliknya lebih besar dari pada 140 mmHg dan tekanan diastoliknya
diatas 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah jika tekanan sistoliknya 120
mmHg dan diastoliknya 80 mmHg. Tekanan sistolik adalah tekanan
puncak di mana jantung berkontraksi dan memompa darah keluar melalui
pembuluh darah arteri. Sedangkan tekanan diastolik adalah di mana
jantung sedang mengalami relaksasi dan menerima curahan dari pembuluh
darah perifer.
9
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara
terus menerus lebih dari satu periode, hal ini terjadi bila arteriole-arteriole
kontriksi. Kontriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan diding arteri, peningkatan tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan diastolic >90 mmHg.
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi primer (Esensial) adalah penyakit hipertensi yang
tidak di ketahui penyebabnya atau di sebut juga hipertensi idiapotik.
Terdapat sekitar 95% kasus di sebabkan oleh karna banyak faktor
seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas, susunan saraf simpatis.
Sistem rennin angiontensin, Defek dalam sekresi Na, peningkatan
intraseluler dan faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas,
alKohol, merokok serta polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Etiologi hipertensi sekunder pada umunya diketahui, berikut ini
beberapa kondisi yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi:
1. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)
Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan
hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediated volume
expansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah
normal kembali setelah beberapa bulan.
2. Penyakit parenkim dan naskular ginjal
Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi
renovaskuler berhubungan gengan penyempitan salah satu atau lebih
arteri besar yang secara langsung membawa darah keginjal. Sekitar
10
90 % lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh
aterosklerosis atau fibrous displasia (pertubuhan abnormal jaringan
fibrous). Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi,
dan perubahan struktur, serta fungsi ginjal.
3. Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak divasomotor ini bermula jarak saraf simpatis, yang berlanjut
kebawah kekorda spinalis keluar dari koumna medulla spinalis ke ganglia
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kostriksi pembuluh
darah. Berbagai ketakutan dan kecemasan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstroktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Smeltzer, Bare, 2002).
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas vasokonstroksi. Medula
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan
renin, renin merangsang pembentukan angiotensin II, suatu vasokontriktor
kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.
11
Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi
(Brunner & Suddarth, 2002).
4. Manifestasi hipertensi
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya
gejala. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis,
marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata
berkunang-kunang, dan pusing (Mansjoer, 2000).
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-
tiba, dan tengkuk terasa pegal (Novianti,2006).
5. Pemeriksaan penunjang Hipertensi
Pemeriksaan penunjang pada hipertensi bertujuan mendeteksi penyakit
yang bisa diobati (biasanya ginjal), dan menilai fungsi jantung serta ginjal.
Semua pasien memerlukan pemeriksaan EKG untuk menilai ukuran
ventrikel kiri, dan jika abnormal periksa rontgen toraks. Pemeriksaan
urinalisis, darah, ureum, dan elektrolit (David rubenstein,2005).
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan yaitu seperti klirens kreatinin,
proyein urine 24 jam, asam urat, dan kholesterol LDL (Mansjoer,2000).
6. Penatalaksanaan hipertensi
Beberapa penelitian menunjukan bahwa pendekatan nonfarma kologis,
termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan
tembakau, latihan, olahraga secara teratur, diet dan relaksasi merupakan
penatalaksanaan keperawatan wajib yang harus dilakukan pada setiap
terapi anti hipertensi (Suryati, dikutip dalam Rogen, 2005, p.33).
12
Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pada
perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya diatas 130 sampai 139
mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan. Algoritma penanganan
yang dikeluarkan oleh Joint National on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood pressure memungkinkan dokter memilih
kelompok obat yang mempunyai aktifitas tertinggi, efek samping paling
kecil, dan penerimaan serta kepatuhan pasien. Dua kelompok obat tersedia
dalam pilihan pertama, diuretik dan penyekat beta. Apabila pasien dengan
hipertensi ringan sudah terkontrol selama setahun, terapi dapat diturunkan.
Agar pasien mematuhi regimen terapi yang diresepkan, maka harus
dicegah dengan pemberian jadwal obat-obatan yang rumit (Suryati,
dikutip dalam Rogen, 2005, p.33).
7. Komplikasi hipertensi
Beberapa Negara mempunyai pola komplikasi yang berbeda-beda. Di
Jepang gangguan serebrovaskular lebih mencolok dibandingkan dengan
kelainan organ yang lain, sedangkan di Amerika dan Eropa komplikasi
jantung ditemukan lebih banyak. Di Indonesia belum ada data tentang ini,
tetapi komplikasi serebrovaskular dan komplikasi jantung sering
ditemukan. Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi
adalah pada mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan
retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan (Arjatmo et al.,
2001).
13
B. TINJAUAN TEORI (Konsep Asuhan Keperawatan)
Asuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan
dalam praktek keperawatan. Hal ini biasanya disebut sebagai suatu
pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu teknik dan
keterampilan interversional dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
klien. (Lyert el al, 1996).
a. Pengkajian
Adapun pengkajian pada klien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001)
adalah
1. Aktivitas istrahat
Gejala : kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan trauma jantung (takipnea)
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner katup dan
penyakit screbiovaskuler, episode palpitasi, perpirasi
Tanda :
- Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan untuk
menaikan diagnosis)
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
- Nada denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama : tarikardia berbadai distrimia
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHf dini) S4 (pengerasan
vertikel kiri hipetrofi vertikal kiri)
14
3. Integritas ego
Gejala, Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah
kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral) faktor-faktor inulfhel,
hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empati otot muka tegang (khususnya
sekitar mata) gerakan fisik cepat, pernafasan mengalami peningkatan pola
bicara.
4. Eliminasi
Gejala, Gangguan ginjal sakit ini atau yang lain
5. Makanan dan cairan
Gejala makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesteol, mual, muntah, perubahan berat badan
(meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.
Tanda :
- Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema ( mungkin umum atau tertentu )
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik)
6. Neurosensori
Gejala :
- Keluhan pening/pusing
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam)
- Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode epitaksis
15
Tanda-tanda Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara,
efek, proses fikir atau memori
7. Nyeri/ketidak nyamanan
Gejala ;
- Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
- Nyeri abdomen/massa
8. Pernapasan
Gejala :
- Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan/tanpa sputum
Tanda :
- Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
9. Keamanan
Gejala :
- Gangguan kordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda :
- Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
10. Pembelajaran/penyebab
Gejala : faktor resiko keluarga : hipertensi, atesporosis, penyakit jantung, DM
16
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis memgenai
seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan
atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. (Aziz Alimul, 2009 : h 92).
Nanda menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik
tentang respon individu. Keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan
aktual dan potensial. Sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data. Dimana menurut
Nanda diartikan sebagai defensial karakteristik defenisi karakteristik tersebut
dinamakan tanda dan gejala suatu yang dapat diobservasi dan gejala sesuai
yang dirasakan oleh klien.
Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin
ditemukan pada klien dengan hipertensi adalah:
1) Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertrofi
ditandai dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala
yang menetapkan diagnosis aktual.
2) Nyeri (akut), sakit kepala, berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler selebral ditandai dengan melaporkan tentang nyeri berdenyut
yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan
hilang secara spontan setelah beberapa waktu.
3) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana
pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat
ditandai dengan menyatakan masalah, meminta informasi.
17
c. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menghilangkan atau
mengurangi masalah klien (Aziz Alimul, 2009 : h 106).
Perencanaan keperawatan pada klien dengan hipertensi menurut Doenges et al
(2000) adalah:
Diagnosa keperawatan I
Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontruksi, iskemia miokardia, hipertrofi
berhubungan dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala
yang mentapkan doagnosis actual.
Intervensi:
- Pantau tekanan darah
- Catat keberadaan
- Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
- Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktifitas/keributan
lingkungan
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasioanalisasi:
- Pemberian dari tekanan memberi gambaran yang lebih lengkap tentang
keterlibatan/bidang masalah kaskuler.
- Mencerminkan efek dari kosakontraksi (peningkatan SVR 0 dan kongesti
vena)
- Dapat mengidentifikasi kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau
gagal jantung kronik.
18
- Adanya pucat, dingin, kulit, lembab dan masa pengisian kapiler lambat
mungkin keterkaitan dengan kosokentreksi atau mencerminkan
kekomposisi/penurunan curah jantung.
- Dapat mengidentifikasi gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskuler
- Membantu untuk menurunkan rangsang simpatis meningkatkan relaksasi
- Menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi perjalanan
penyakit hipertensi
- Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek
tenang sehingga tak menurunkan tekanan darah
- Kerean efek samping obat tersebut maka penting untuk menggunakan obat
dalam jumlah penting sedikit dan dosis paling rendah.
Diagnosa keperawatan II
Nyeri (akut), sakit kepala, berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral ditandai dengan melaporkan tentang nyeri berdenyut yang
terletak pada rigium suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan hilang secara
spontan setelah beberapa waktu.
Intervensi:
- Kaji respon klien terhadap aktivitas
- Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas
- Instruksikan klien terhadap teknik penghematan energy
Rasionalisasi :
- Tehnik menghemat energi, mengurangi penggunaan energi, membantu
keseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen
- Kemajuan aktifitas berharap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba
19
Diagnosa keperawatan III
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana
pengobatan berhubungan dengan pengetahuan/daya ingat ditandai dengan
menyatakan masalah, menerima informasi.
Intervensi:
- Bila penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan
mempertahankan perjanjian tindak lanjut
- Jelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional
- Sarankan untuk sering mengubah posisi, olahraga kaki saat berbaring
Rasionalisasi:
- Bila klien tidak menerima realitis bahwa membutuhkan pengobatan
kontinyu, maka perubahan perilaku tidak dapat dipertahankan
- Pemahaman bahwa tekanan darah tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah
ini untuk memungkinkan klien melanjutkan pengobatan meskipun tidak
merasa sehat
- Faktor-faktor ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang hipertensi
dan penyakit kardiovaskuler
- Nikotin meningkatkan pelepasan ketekolomamin, mengakibatkan
peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah fasokontriksi, mengurangi
oksigenisasi jaringan dan meningkatkan beban kerja miokardium.
(Doengoes et al, 2001 : 41-49).
Implementasi
Implementasi adalah proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai
strategis keperawatan (tindakan keperawatan) yaitu telah direncanakan. (Aziz
Alimumi, 2001 : h 11).
20
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan pencegahan penyakit.
Pemulihan kesehatan dan mempasilitas koping perencanaan tindakan keperawatan
akan dapat dilaksanakan dengan baik. Jika klien mempunyai keinginan untuk
berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan selama tahap pelaksanaan
perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang
paling sesuai dengan kebutuhan klien tindakan.
Adapun implementasi pada pasien hipertensi adalah:
Diagnosa keperawatan I:
- Memantau tekanan darah
- Mencatat keberadaan
- Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
- Memberikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktifitas/keributan
lingkungan
- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Diagnosa keperawatan II:
- Mengkaji respon klien terhadap aktivitas
- Memberikan dorongan untuk melakukan aktivitas
- Menginstrusikan klien terhadap tehnik penghematan energi
Diagnosa Keperawatan III:
- Memberi penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan
mempertahankan perjanjian tindak lanjut
- Menjelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasional
- Menyarankan untuk sering mengubah posisi, olahraga kaki saat berbaring
21
d. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Aziz Alimul. 2009 : hi 12)
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat
mengambil keputusan:
1) Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan)
2) Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mencapai tujuan) (Lyer, at al, 1996)
Adapun evaluasi keperawatan pada klien dengan hipertensi adalah:
Diagnosa I
a) Berpartisipasi dalam aktifitas yang menurunkan tekanan darah beban kerja
jantung
b) Mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima
c) Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal
klien
Diagnosa II
a) Melaporkan nyeri/ketidak nyamanan hilang/terkontrol
b) Menggunakan metode yang memberikan pengurangan
c) Meingikuti reqman farmakologi yang diresepkan
Diagnosa III
a) Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen
b) Mempertahankan tekanan darah dalam perimeter normal
22
BAB III
LAPORAN KASUS
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang studi kasus yang dilakukan pada
Tn.P Dengan gangguan sistem Cardiovaskuler : Hipertensi, pengkajian yang
dilakukan tanggal 02 Juli 2018 Di Ruang Keperawatan Poliklinik Rawat inap
Lanud Haluoleo menggunakan pengkajian auto anamnesa dan allo anamnesa.
Studi kasus ini dimulai dari tahap pengkajian, penegakkan diagnosa keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
1. Identitas Klien
Nama pasien Tn. P berumur 60 tahun, pasien berjenis kelamin laki
laki, beragama islam, suku jawa, tempat tinggal sekarang di Desa Ranooha
Kec Ranomeeto, Kabupaten Konawe selatan, pendidikan SD, pekerjaan
sebagai pensiunan pns, biaya pengobatan ditanggung oleh Bpjs. Penulis
mendapatkan informasi dari Tn D Sebagai anak kandung pasien. Diagnosa
medis Hipertensi.
2. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Pasien
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular,
pernah di rumah sakit sebelumya dengan penyakit yang sama karena factor
keturunan, serta klien tidak punya penyakit alergi makanan atau obat.
Klien mengatakan nyeri sakit kepala sejak 3 hari yang lalu yaitu
pada tanggal 29 Juni 2018 pukul 14.00 WITA. Riwayat sebelumya makan
makanan yang di sediakan di pesta, klien mesakan nyeri seperti yang hebat
setelah makan udang di acara pesta keluarga pada daerah kepala yang
datang setiap saat, klien juga mengatakan kepalanya seperti mau pecah,
melihat kondisi klien keluarga mulai kuatir dan langsung membawa klien
ke igd Poliklinik Lanud Haluoleo.
23
2. Keluhan Utama
Pasien datang kepoliklinik rawat inap Lanud Haluoleo pada tanggal 02 juli
2018, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit kepala disertai
leher terasa tegang dan kaku.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dirawat dengan keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati,
leher dan tengkuk terasa tegang, pasien mengatakan sulit beraktivitas.
4. Riwayat Masa Lalu
Pasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada 2017
dengan kasus yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses
penyembuhan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang
diderita pasien adalah faktor keturunan dari ibu karena sebelum pasien
menderita hipertensi ibu pasien juga pernah menderita hipertensi, ibu
pasien meninggal dengan riwayat penyakit hipertensi.
GENOGRAM
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan meninggal
: Prempuan
: Hubungan saudara
…… : Serumah
: Pasien
Ayah Ibu
Tn P
24
6. Riwayat Keadaan Psikososial
Pasien mempergunakan bahasa Indonesia, presepsi terhadap
penyakitnya, pasien sangat optimis untuk cepat sembuh dan pasien selalu
berharap dan berdoa kepada Allah SWT, pasien memiliki hubungan yang
sangat baik dengan keluarga dan saudara.
7. Pemeriksaan Fisik
TD : 190/100 mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/ment
Suhu : 370c
Keadaan umum : Lemah
Penampilan : Pasien kurang rapi dan muka kusam
Kesadaran : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran normal
(dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan
tentang keadaannya.
TB : 170 cm
BB : 94 Kg
Ciri Tubuh : Gemuk
8. Pengkajian Pola Fungsional
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat
ketombe
b. Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta
baik tidak dijumpai
c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan
bau- bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai
adanya peradangan dan pendarahan
25
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan
maupun peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekuensi denyut jantung dibawah normal 100x/menit, bunyi jantung
berirama, tidak adanya dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar.
i. Ekstremitas
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit
beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
J. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi
Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1 hari, makanan
kesukaan yang berlemak, sedangkan makanan pantangan tidak ada.
Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari. Porsi yang disajikan habis 1/4
porsi dengan diet M2, pasien dilarang makan makanan yang banyak mengandung
minyak dan lemak.
b. Eliminasi
BAB : Sebelum masuk poliklinik perawatan BAB 2 x 1 hari dengan
konsistensi lembek
Sesudah masuk poliklinik perawatan BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi lembek
BAK : Sebelum masuk poliklinik perawatan BAK 5-6 x sehari
Sesudah masuk poliklinik perawatan BAK 4-5 x sehari
c. Pola Istirahat
Sebelum masuk poliklinik perawatan pasien tidur malam + 8 jam dan
tidur siang + 1-2 jam,
26
Sesudah masuk poliklinik perawatan tidur malam hanya + 3 jam pada siang hari
pasien tidak bisa tidur karena faktor pikiran dengan penyakitnya, sehingga klien
tampak kusam dan pucat.
d. Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit
dirumah dan jumlah jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar
adanya hospitalisasi suasana dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest
e. Personal Hygine
Sebelum poliklinik perawatan pasien mandi 2x sehari, cuci rambut 2 hari
sekali kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
f. Therapy
Infus RL : 20 tts/menit
Amlodipine : 1 x 10 mg
Ranitidine : 2 x 150 mg
Captopril : 3 x25 mg
Paracetamol tab : 3 x 500 mg
Neourobion Injeksi : 1 ampul / 24 Jam drip
27
9. Data Penunjang
Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai
berikut:
No Kimia Darah Hasil Normal Unit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Bil.total
Bil.Direk
SGOT
SGPT
Ureum
Kreatinim
Uric acid
Cholesterol total
Mglyceride
HDL
LDL
1,35
0,59
30,5
38,4
27,2
1,08
5,5
129
93
38
72
<1
<0,25
<37
<40
10-15
0,6-11
3,4-70
<200
<150
>55
<150
Mg/dL
Mg/Dl
U/I
U/I
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
Mg/dL
No Gula Darah Hasil Normal
1
2
3
4
Puasa
2 Jam pp
dd random
serologi
75-115
<120
92
28
10. Analisa data
Klien mengeluh nyeri kepala seperti mau pecah dan tegang dengan skala
nyeri 6 (sedang) sejak 1 hari, yang di sertai mual sejak 7 hari.
PEGELOMPOKAM DATA
DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF
− Klien mengatakan nyeri kepala
− Klien mengatakan sering
terbangun karena nyeri
− Klien mengatakan kurang nafsu
makan
− Klien mengatakan mual
− Klien mengatakan sakit kepala
− Klien mengatakan cemas dengan
keadaannya sekarang
− Klien mengatakan ingin cepat
sembuh
Keadaan umum lemah
Klien nampak meringis
Klien nampak gelisah
Porsi makan tidak dihabiskan
Skala nyeri 6 (sedang)
TTV : TD : 190/100 mmHg, nadi
: 90 kali/menit, pernapasan : 26
kali/menit, suhu : 370C
Berat badan sebelum sakit 90 kg
Berat badan setelah sakit 89 kg
29
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertropi/ rigiditas ventrikuler,
iskemia miokard yang ditandai dengan
Ds :klien mengatakan pusing-
Do :
- TTV : TD : 190/100 mmHg, nadi : 90 kali/menit, pernapasan : 20
kali/menit, suhu : 36,0C
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah ditandai dengan pasien tampak meringis kesakitan, kondisi badan
lemah.
TD : 190/100 mmHg
Nadi : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 360C
3. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai
dengan aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
Ds
- Klien mengatakan sakit kepala
- Klien mengatakan cemas dengan keadaannya sekarang
- Klien mengatakan ingin cepat sembuh
Do : - Klien nampak gelisah
33
30
11. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1 Nyeri berhubungan :
Ds : - Klien mengatakan
nyeri kepala
- Klien mengatakan
sakit kepala
- Klien mengatakan
sering terbangun
karena nyeri
Do : - Klien nampak
meringis
- KU lemah
- Klien Nampak
gelisah
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
hilang/terkontrol
dengan kriteria :
Klien nampak
rileks
Klien mengatakan
nyeri berkurang
atau hilang
Skala nyeri 1-3
(ringan)
Tanda-tanda vital
dalam batas normal
(TTV : TD : 120/80
mmHg, nadi : 80
kali/menit,
pernapasan : 16-20
kali/menit, suhu :
360C
1. Lakukan penilaian nyeri
secara koferensif dimulai
dari lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas,
intensistas dan penyebab
2. Pastikan pasien mendapat
perawartan dengan
analgesik
3. Control factor lingkungan
yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan (suhu
ruangan, pencahayaan dan
keributan)
4. Ajari pasien untuk
menggunakan teknik
relaksasi
5. Anjurkan pasien istirahat
yang cukup.
1. Untuk mengetahui
perkembangan klien.
2. Nyeri hebat mendadak dapat
menandakan peningkatan
tekanan paskuler serebral
3. Untuk mengurangi kontraksi
otot.
4. Nyeri akan bertambah jika
posisi tidak nyaman.
5. Mengurangi ketegangan emosi
klien.
6. Analgetik dapat mengurangi
sintesa neurotransmiter tertentu
yang dapat menimbulkan rasa
nyeri.
30
31
2 Resiko tinggi terhadap
penurunan curah antung
berhubungan dengan
peningkatan afterload,
vasokonruksi
hipertropi/rigiditas
ventrukuler, iskemia
miokard yang di tandai
dengan
Ds : - klien mengatakan
jantung berdebar-
debar
Do : - TTV:TD : 190/100
mmHg, nadi 90
kali/menit,
pernapasan 20
kali/menit, suhu 36oC
-
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan afterload
tidak meningkat,
tidak terjadi
vasokontriksi, tidak
terjadi iskemia
miokard
1. Pantau TTV
2. Auskultasi tonus jantung
dan bunyi nafas
3. Berikan lingkungan tenang
4. Anjurkan istirahat ditempat
tidur
5. Anjurkan teknik relaksasi
6. Pantau respon terhadap obat
untuk mengontrol tekanan
darah
1. Untuk mangetahui keadaan
umum klien
2. Dengan tindakan auskultasi
dapat diketahui bunyi jantung
dan suara tambahan pada
jantung.
3. dengan menciptakan
lingkungan yang tenang, pola
tidur klien dapat terpenuhi.
4. Dengan istirahat ditempat tidur
dapat mengurangi aktivitas
klien
5. Untuk mengurangi kontraksi
otot
6. Untuk mengetahui reaksi obat
3 Asietas berhubungan
dengan perubahan status
kesehatan di tandai
dengan :
Ds : - Klien
mengatakan
pusing
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam
diharapkan
kebutuhan asietas
klien berkurang
dengan kriteria :
Klien rileks
1. Indentifikasi tingkat
kecemasan klien.
2. Dorong klien untuk
mengungkapkan
perasaannya
3. Instruksikan klien untuk
mengungkapkan teknik
relaksasi
1. Kecemasan dapat menghambat
proses penyembuhan
2. Dapat mengurangi kecemasan
3. Dengan teknik relaksasi
kecemasan klien dapat
berkurang
32
- Klien
mengatakan
cemas dengan
keadaan
sekarang
- Klien
mengatakan
ingin cepat
sembuh
Do : - klien Nampak
gelisah
Klien mampu
mengidentifikasi
dan
mengungkapkan
gejala cemas
4. Berikan penyuluhan pada
klien dan keluarga pada
penyakit yang dialami
klien
4. Dapat menambah pengetahuan
klien dan keluarga tentang
penyakit yang dialami
33
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
HARI I
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Paraf Hari/Tanggal/Jam SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan
peningkatan
tekanan vaskuler
serebral
Senin, 02 Juli
2018
08.00
09.00
09.15
1.Melakukan observasi
tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 190/100
mmHg, nadi : 84kali
per menit kali/menit,
suhu : 36,C,
pernapasan : 20
kali/menit.
2.Mengkaji skala
nyeri.
Hasil : Skala nyeri 5
Senin, 02 Juli
2018
16.30
S : - Klien mengatakan
masih nyeri di
daerah kepala
O : - Klien nampak
meringis
- Skala nyeri 5
(sedang)
- TTV : TD :
180/100 mmHg,
nadi : 84
kali/menit,
34
09.20
09.25
(sedang).
3.Mengurangi jumlah
pengunjung
Hasil:
Keluarga pasien
koperatif
4.Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Hasil :
menganjurkan klien
untuk menarik napas
melalui hidung dan
mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan da klien
mengikuti.
pernapasan : 20
kali/menit, suhu :
360C
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi 1-6
dilanjut
35
11.00
5. Melakukan
pemberian posisi
yang nyaman.
Hasil : Klien merasa
nyaman.
Hasil:
Menganjurkan klien
untuk menarik nafas
melalui hidung dan
mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan
6.Berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
analgetik dan
36
antineuretik
Hasil :, Obat oral
paracetamol tab
500mg 3 kali sehari
dan captopril 25mg 2
kali sehari
Furosemid 40mg 1x1
sehari.
37
Resiko tinggi
terhadap penurunan
curah jantung
berh8bungan
dengan
peningkatan
afterload,vaso
kontruksi
hipertropi/regiditas
ventrukuler,iskemia
miokard
Ds : Klien
mengatakan
jantung berdebar-
debar.
Senin,02 Juli
2018
11.30
11.35
11.40
1.Pantau tanda tanda
vital
Hasil :
2.Auskultasi tonus
jantung dan bunyi
nafas.
Hasil : terdengar
suara lu tub lu tub
dan tidak terdengar
suara nafas
tambahan wezing
atau stridor.
3.Menganjurkan klien
untuk istirahat di
tempat tidur
Hasil : aktivitas
Senin,02 Juli
2018
15.00
S : - Klien mengatakan
masih muntah
O : - Keadaan umum
lemah
- Konjungtiva
anemis
- Klien nampak
pucat
- Mukosa bibir
nampak kering
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi 1-4
dilanjutkan
38
Do :
TTv: TD:180/100
MnHg,Nadi
90xpermenit,p:20x
permenit,suhu360c
12.00
klien sudah lebih
banyak di tempat
tidur..
4.Berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
cairan intravena.
Hasil : Terpasang
IVFD NHCL 24
tetes/menit.
5.Pantau respon klien
terhadap obat
Hasil;
Klien tidak
mengeluh adanya
efek samping obat
39
Ansietas
berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan
Senin, 02 Juli
2018
14.00
14.05
16.10
1. Melakukan
identifikasi tingkat
kecemasan klien.
Hasil : Klien nampak
cemas dan gelisah.
2. Mendorong klien
untuk
mengungkapkan
perasaannya.
Hasil:
Klien
mengungkapkan
perasaannya.
3. Menginstruksikan
klien menggunakan
tekhnik relaksasi.
Senin,02 Juli
2018
15.00
S : - Klien mengatakan
tidak cemas lagi
O : - Klien Nampak
agak rileks
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
40
16.15
Hasil : Klien
menarik napas dalam
melalui hidung dan
mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan.
3.MemberikanHealth
Education (HE) pada
klien dan keluarga
tentang penyakit
yang dialami klien.
Hasil : Klien dan
keluarga kooperatif
dan mengerti dengan
penjelasan yang
diberikan.
41
HARI II
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Paraf Hari/Tanggal/Jam SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan peningkatan
tekanan vaskuler
serebral
Selasa,03 Juli
2018
08.00
09.0
10.00
1.Melakukan observasi
tanda-tanda vital.
Hasil : TD : 160/90
mmHg, nadi : 84kali per
menit kali/menit, suhu :
36C, pernapasan : 20
kali/menit.
2.Mengkaji skala nyeri.
Hasil : Skala nyeri 5
(sedang).
3.Mengurangi jumlah
pengunjung
Hasil:
Selasa,03 Juli
2018
16.00
S : - Klien
mengatakan
masih nyeri
di daerah
kepala,
namun klien
sdh
mengatakan
agak
berkurang.
O : - Klien nampak
meringis namun
42
10.15
10.30
Keluarga pasien
koperatif
4.Mengajarkan tekhnik
relaksasi.
Hasil : menganjurkan
klien untuk menarik
napas melalui hidung
dan mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan da klien
mengikuti
5.Melakukan pemberian
posisi yang nyaman.
Hasil : Klien merasa
nyaman.
Hasil:
sesekali saja
- Skala nyeri 3
(sedang)
- TTV : TD :
160/90
mmHg, nadi :
84 kali/menit,
pernapasan :
20 kali/menit,
suhu : 360C
A : Masalah sudah
teratasi sebagian .
P : Intervensi
1,2,4,dan 6
dilanjut
43
11.00
Menganjurkan klien
untuk menarik nafas
melalui hidung dan
mengeluarkan melalui
mulut secara perlahan
6.Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik dan
antineuretik
Hasil : , Obat oral
paracetamol tab 500mg
3 kali sehari dan
captopril 25mg 2 kali
sehari Furusemid 40mg
1x1 swehari.
44
Resiko tinggi
terhadap penurunan
curah jantung
berh8bungan dengan
peningkatan
afterload,vaso
kontruksi
hipertropi/regiditas
ventrukuler,iskemia
miokard
Ds : Klien
mengatakan jantung
berdebar-debar.
11.30
12.00
15.00
1.Pantau tanda tanda vital
Hasil : Hasil : TD :
160/90 mmHg, nadi :
84kali per menit
kali/menit, suhu : 36C,
pernapasan : 20
kali/menit.
2. Auskultasi tonus jantung
dan bunyi nafas.
Hasil : terdengar suara
lu tub lu tub dan tidak
terdengar suara nafas
tambahan wezing atau
stridor.
3.Menganjurkan klien
S : - Klien
mengatakan
masih agak
pusing
O : - Keadaan
umum masih
agak lemah
- Klien
Nampak agak
pucat
A : Masalah sudah
teratasi sebagian
P : Intervensi 1-4
45
15.30
untuk istirahat di tempat
tidur
Hasil : aktivitas klien
sudah lebih banyak di
tempat tidur..
4.Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
cairan intravena untuk
botol berikutnya
Hasil : cairan NHCL24
tetes/menit di lanjutkan
untuk botol berikutnya.
5.Pantau respon klien
terhadap obat
Hasil;
Klien tidak mengeluh
dilanjutkan
46
adanya efek samping
obat
Ansietas berhubungan
dengan perubahan
status kesehatan
17.00
17.15
1. Melakukan identifikasi
tingkat kecemasan
klien.
Hasil : Klien nampak
cemas dan gelisah.
2. Mendorong klien untuk
S : - Klien
mengatakan
tidak cemas
lagi
O : - Klien nampak
47
17.30
17.45
mengungkapkan
perasaannya.
Hasil:
Klien mengungkapkan
perasaannya.
3. Menginstruksikan klien
menggunakan tekhnik
relaksasi.
Hasil : Klien menarik
napas dalam melalui
hidung dan
mengeluarkan melalui
mulut secara perlahan.
4.MemberikanHealth
Education (HE) pada
klien dan keluarga
rileks
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan
48
tentang penyakit yang
dialami klien.
Hasil : Klien dan
keluarga kooperatif dan
mengerti dengan
penjelasan yang
diberikan.
49
HARI III
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
Keperawatan
Hari/Tanggal/Jam Implementasi Paraf Hari/Tang
gal/Jam
SOAP Paraf
Nyeri berhubungan
dengan peningkatan
tekanan vaskuler
serebral
Rabu,04 Juli 2018
08.00
09.00
10.00
1.Melakukan observasi tanda-
tanda vital.
Hasil : TD : 140/80
mmHg, nadi : 80kali per
menit kali/menit, suhu :
36C, pernapasan : 20
kali/menit.
2.Mengkaji skala nyeri.
Hasil : Skala nyeri 3
(ringan).
3.Mengajarkan tekhnik
Rabu,04
Juli 2018
16.00
S : - Klien mengatakan
masih nyeri di daerah
kepala, namun klien
sdh mengatakan agak
berkurang.
O : - Klien sudah tidak
nampak meringis lagi
- Skala nyeri 3 (ringan)
-
TTV : TD : 140/80 mmHg,
nadi : 80
kali/menit,pernafasan;2
50
10.30
relaksasi.
Hasil : menganjurkan
klien untuk menarik
napas melalui hidung
dan mengeluarkan
melalui mulut secara
perlahan da klien
mengikuti
4.Berkolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgetik dan
antineuretik
Hasil : , Obat oral
paracetamol tab 500mg
3 kali sehari dan
captopril 25mg 2 kali
0 kali permenit, suhu;
36 c
51
sehari Furusemid 40mg
1x1 sehari.
Resiko tinggi
terhadap penurunan
curah jantung
berh8bungan dengan
peningkatan
afterload,vaso
kontruksi
hipertropi/regiditas
ventrukuler,iskemia
miokard
1.Pantau tanda tanda vital
Hasil :
2. Auskultasi tonus jantung
dan bunyi nafas.
Hasil : terdengar suara
lu tub lu tub dan tidak
terdengar suara nafas
tambahan wezing atau
stridor.
3.Menganjurkan klien
untuk beraktifitas sendiri
Hasil : aktivitas klien
sudah lebih banyak di
Rabu, 04
Juli 2018
16.00
S : - Klien mengatakan
sudah tidak pusing
lagi
O : - Keadaan umum
sudah membaik
- Klien sudah tidak
pucat lagi
-TD; 140/80 Mmhg,
nadi 80 kali permenit,
pernafasan 20 kali
permenit
52
lakukan sendiri.
4.Berkolaborasi dengan tim
medis tentang
pemberian obat oral
Hasil ; atas anjuran
dokter karena keadaan
klien sudah membaik
dokter menganjurkan aff
infus
A : Masalah sudah teratasi
dan infus klien di aff.
P : Intervensi di hentikan
pasien dibolehkan
pulang
53
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan, yang penulis
temukan dalam praktek tentang kasus implementasi antara tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus di Poliklinik Rawat inap Lanud Haluoleo. Pada pembahasan ini
penulis akan menguraikan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi.
I. Pengkajian
Pada tahap pengkajian dilakukan pendekatan umum untuk
memperoleh pengumpulan data yang meliputi aspek, bio, psiko,
spiritual. Pada tahap ini tidak ditemukan kesulitan, karena klien
dalam sadar dan mau bekerja sama sehingga data dapat diperoleh
dengan mudah.
II. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tahap pengkajian, maka
ditemukan 3 diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus, sedangkan
pada tinjauan teoritis ditemukan 6 diagnosa keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan teoritis:
1. Curah jantung, penurunan resiko tinggi terhadap berhubungan dengan
peningkatan after lood vasoontriksi, iskemia miokardia, hipertropi ditandai
tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala yang menetapkan diagnosa
2. Nyeri (akut) sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral ditandai dengan melaporkan tentang nyeri berdenyut
yang terletak region serebral terjadi pada saat bangun tidur dan tulang
secara spontan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
laporan verbal tentang keletian dan kelemahan
4. Nutrisi peubahan lebih dari kebutuhan tubuh ditandai dengan masukan
berlebihan dengan kebutuhan metabolik ditandai dengan berat badan 10-
20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh
54
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi rencana pengobatan brhubungan
dengan kurang pengetahuan/daya ingat ditandai dengan menyatakan
masalah meminta informasi
Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah ditandai dengan klien tampak meringis kesakitan,
kondisi badan lemas.
TD : 190/100 mmHG
Nadi : 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37 0 c
2) Gangguan pola nutrisi berhubungan dengan perubahan jenis diet
ditandai dengan makanan yang disajikan habis 1/4 porsi.
3) Gangguan istrahat tidur berhubungan dengan efek hospitalisasi
ditandai dengan klien tampak pucat, mata cekung, tidur malam
kurang lebih 3 jam, klien susah tidur siang.
4) Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
ditandai dengan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat.
Adapun berbandingan antara diagnosa keperawatan menurut tinjauan
teoritis yang tidak dapat pada tinjauan kasus
1) Curah jantung, penurunan resiko tinggi terhadap berhubungan
dengan peningkatan arteroid vasa kontriksi, iskemia intruksi
ditandai dengan tidak dapat diterapkan adanya tanda dan gejala
yang menetapkan diagnosis aktual. Ini tidak dijumpai pada tinjauan
kasus karena klien tidak ada penurunan resiko tinggi terhadap
curah jantung.
2) Mekanisme koping berhubungan dengan krisi situasional ditandai
dengan ketidak nyamanan untuk mengatasi atau meminta bantuan.
55
Ini tidak dijumpai pada tinjauan kasus karena klien mempunyai
mekanisme koping yang baik.
3) Kurangnya pengetahuan mengenai rencana pengobatan
berhubungan dengan kognitif. Ini tidak baik dijumpai pada tinjauan
karena klien memahami prosedur pengobatan yang diberikan oleh
tim medis.
Sedangkan diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus yang tidak
ditemukan pada tinjauan teoritis
1. Gangguan istrahat tidur berhubungan dengan efek hospitalisasi
ditandai dengan klien tampak pucat, mata cekung, tidur malam
kurang dari 4 jam, susah tidur siang.
Perencanaan
Merupakan lanjutan dari diagnosa keperawatan dalam rangka
mengatasi permasalahan yang timbu, penulis menyusun satu perencanaan
tindakan keperawatan agar asuhan keperawatan yang diberikan dapat
dilaksanakan lebih rasioanal dan benar-benar berkualitas sehingga
kebutuhan klien dapat terpenuhi dengan optimal.
Pelaksanaan
Pada dasarnya dalam tahap pelaksanaan penulis tetap mengacu
pada perencanaan yang disusun sebelumnya dimana semua rencana
tindakan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya kesulitan atau
hambatan yang berarti. Hal ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya
kerja sama yang baik antara penulis dengan klein, keluarga klien, dan tim
medis juga tersedianya fasilitas yang memadai.
56
Evaluasi
Merupakan proses pencapaian tujuan yang baik antara penulis
dengan keluarga klien, dokter dan perawat ruangan, sehingga hasil yang
ditetapkan dapat diamati dengan jelas, disamping itu klien memberikan
respon yang positif terhadap tindakan keperawatan yang diberikan oleh
perawat.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan tentang proses keperawatan pada
pasien hipertensi yang dirawat. Selanjutnya penulis akan menguraikan
kesimpulan dan saran untuk menguraikan mutu asuhan keperawatan pada
pasien dengan hipertensi.
Kesimpulan :
- Penyakit hipertensi adalah tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan
tekanan distolik > 90 mmHg
- Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai
pada orang yang lanjut usia
- Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataanya hampir
seluruhnya ada pada tinjauan kasus
- Pada tahap evaluasi dan diagnosa keperawatan tertentu memerlukan
tindakan keperawatan dalam proses penyembuhan.
B. Saran
- Pendekatan yang baik pada pasien hendaknya dilakukan oleh semua
tim kesehatan terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat
agar pasien merasa diperhatikan
- Didalam proses keperawatan perlu adanya motivasi atau bimbingan
dan perawat, berharap pasien agar keperawatan berjalan efektif dengan
menggunakan tujuan pelaksanaan dari tindakan yang dibuat seperti
hasil dari tujuan yang diberikan dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti
- Catatan perawatan di dokumentsikan dengan menggunakan
implementasi dan tindakan tersebut
- Perlu adanya peningkatan kerjasama yang baik antara perawat dan
keluarga pasien, tim medis dalam proses keperawatan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Dorgoes, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, BBC, Jakarta
Http//askep, blogspot/2008/02/askep hipertensi
C.pearce, 2009, anatomi dan fisiologi, penerbit gramedia, Jakarta
Aziz alimul, 2009, konsep dasar manusia, penerbit salemba medika, Jakarta
Nursalam, 2000, proses dan dokumentasi keperawatan, penerbit salemba medika,
Jakarta.
Suyono, 2001, ilmu penyakit dalam, penerbit FKUI
p.wolff,2006, hipertensi, penerbit PT BHUANA ILMU POPULER
Http://surabaya-ehealth.org/wiki/index.php hipertensi