6
BAB IX ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT Perdagangan ekspor impor merupakan transaksi yang mempunyai resiko sangat tinggi. Barang-barang yang diangkut baik melalui laut, udara maupun darat menempuh jarak jauh dapat menimbulkan kerusakan dan kehilangan dalam perjalanan. Pembeli dan penjual saling berjauhan, tidak saling kenal mengenal bahkan juga tidak pernah bertemu sama sekali. Bonafiditas pembeli baik perusahaan maupun negaranya sama sekali asing dan tidak diketahui dengan pasti. Tagihan ada kemungkinan tidak terbayar, resiko semacam ini disebut resiko Non Payment yang berati barang sudah terkirim tetapi tagihan piutang tidak dapat diterima. Resiko kerusakan fisik maupun non payment ini dapat dialihkan kepada perusahaan asuransi laut (Marine Insurance), atau badan usaha Anjak Piutang (Factoring) asal kita mau membayar premi asuransinya. 9.1 Pengertian Asuransi Dan Prinsip-Prinsip Pokok Pertanggungan Menurut Pasal 246 KUHD maka yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu perjanjian dari suatu persetujuan di dalam mana pihak penanggung ( The Insurer) berjanji akan menggantikan keinginan berhubungan dengan kerusakan, 77

ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

Citation preview

Page 1: ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

BAB IX

ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

Perdagangan ekspor impor merupakan transaksi yang mempunyai resiko

sangat tinggi. Barang-barang yang diangkut baik melalui laut, udara maupun darat

menempuh jarak jauh dapat menimbulkan kerusakan dan kehilangan dalam

perjalanan. Pembeli dan penjual saling berjauhan, tidak saling kenal mengenal

bahkan juga tidak pernah bertemu sama sekali. Bonafiditas pembeli baik perusahaan

maupun negaranya sama sekali asing dan tidak diketahui dengan pasti. Tagihan ada

kemungkinan tidak terbayar, resiko semacam ini disebut resiko Non Payment yang

berati barang sudah terkirim tetapi tagihan piutang tidak dapat diterima. Resiko

kerusakan fisik maupun non payment ini dapat dialihkan kepada perusahaan asuransi

laut (Marine Insurance), atau badan usaha Anjak Piutang (Factoring) asal kita mau

membayar premi asuransinya.

9.1 Pengertian Asuransi Dan Prinsip-Prinsip Pokok Pertanggungan

Menurut Pasal 246 KUHD maka yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu

perjanjian dari suatu persetujuan di dalam mana pihak penanggung ( The Insurer)

berjanji akan menggantikan keinginan berhubungan dengan kerusakan, kerugian,

kehilangan laba yang diharapkan yang dialami oleh pihak tertanggung (The Insured)

dan disebabkan oleh kejadian yang tidak disangka. Mengenai perjanjian dan

persetujuan mana pihak tertanggung harus membayar uang premi kepada

penanggung. Persetujuan asuransi ini dicantumkan secara terperinci yang lazim

disebut dengan “POLIS ASURANSI” yang telah ditanda tangani oleh kedua belah

pihak.

Prinsip-prinsip pokok pertanggungan berlandaskan pada kesepakatan kedua

belah pihak baik eksportir maupun importir dengan perusahaan asuransi yang dipilih.

Adapun prinsip-prinsip pertanggungan dalam asuransi pengangkutan akan meliputi

hal sebagai berikut:

77

Page 2: ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

1. Adalah pertanggungan itu termasuk suatu perjanjian dan persetujuan

yang dilandaskan pada itikad (The Utmost Good Faith). Penanggung

hanya resiko dan menetapkan jumlah premi disampaikan secara jujur

berdasarkan fakta-fakta.

2. Adalah adanya kepentingan tertanggung (Interest) atas barang yang

dipertanggungkan. Seorang akan mempertanggungkan sesuatu yang

dimiliki karena mempunyai kepentingan terhadap sesuatu tersebut.

3. Adalah adanya ganti rugi (Indeminity) sudah disepakati oleh semua

pihak yang terlibat.

9.2 Tanggung Jawab Maskapai Pengangkutan

Dalam perdagangan luar negeri barang-barang niaga pada umumnya diangkut

oleh perusahaan-perusahaan pengangkutan baik di darat, udara maupun laut. Namun

dari sekian maskapai pengangkutan paling umum dipergunakan adalah sarana

angkutan laut, mungkin kareana bisa mengangkut lebih banyak disamping ongkos

lebih murah. Disamping itu dapat mengangkut dalam jumlah yang lebih banyak

dibandingkan dengan alat angkut lainnya.

Tugas dan tanggung jawab maskapai pengangkutan antara lain sebagai

berikut:

1. Menyelenggarakan pengangkutan barang sesuai dengan keinginan

para pembeli dan penjual.

2. Menyelamatkan barang-barang selama dalam perjalanan.

3. Memelihara dan menjaga barang-barang yang diangkut.

4. Bertanggung jawab atas kerusakan dan kerugian atas barang-barang

selama dalam pengangkutannya, karena selama itu akan menjadi

tanggung jawab agen pengangkutan kecuali hal-hal sebagai berikut:

a. Bencana alam (Act of Gods)

b. Serangan musuh (Act of The King’s Enemies)

c. Kerusakan oleh sifat-sifat barang itu sendiri

d. Kelalaian dalam pengepakan oleh pemilik barang itu sendiri

78

Page 3: ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

Bila kita teliti lebih lanjut maka resiko kerusakan atau kerugian akibat

pengangkutan tersebut dapat dilakukan penuntutan ganti rugi, namun sangat terbatas

sekali sedangkan kerugian-kerugian yang terjadi disebabkan hal-hal yang tidak

terduga umumnya akan menjadi tanggung jawab pemilik barang. Dengan adanya

kemungkinan pemilik barang mempertanggungjawabkan resiko kerusakan maka

dengan sendirinya resiko kerusakan atau kerugian ini dapat di limpahkan menjadi

tanggung jawab perusahaan asuransi.

9.3 Jenis Kerugian Dan Kerusakan Pengangkutan Laut

Adapun jenis kerugian dan kerusakan dalam pengangkutan laut meliputi hal

sebagai berikut:

9.3.1 Total Loss adalah kerugian karena terjadi kerusakan keseluruhan

barang-barang-barang yang dingkut terdiri dari:

1. Actual Total Loss artinya keseluruhan kapal dan muatannya

hilang, lenyap secara keseluruhan.

2. Constructive Total Loss artinya secara keseluruhan kapal dan

barang kehilangan wujud semula, walaupun secara fisik tidak

mengalami kerusakan.

9.3.2 Partial Loss adalah kerugian karena terjadi kerusakan pada sebagian

barang yang diangkut, terdiri atas:

1. General Average adalah kerugian dengan sengaja dilakukan

untuk keselamatan semua pihak yang berkepentingan terhadap

pengangkutan tersebut.

2. Particular Average adalah kerugian khusus yang diderita oleh

kapal ataupun muatannya karena kecelakaan yang terjadi tanpa

sengaja oleh siapapun.

Sekalipun dewasa ini hampir seluruh resiko kerusakan dan kerugian sudah

dapat diasuransikan, akan tetapi masih tetap dianggap perlu juga dicantumkan resiko-

resiko khusus yang dianggap perlu dicantumkan dalam perjanjian asuransi. Adapun

resiko umum yang ditanggung oleh perusahaan asuransi sebagai berikut:

79

Page 4: ASURANSI PENGANGKUTAN LAUT

1. Bencana alam seperti: angin, badai, gelombang, kabut, batu

karang, gunung es dan petir serta bencana lainnya seperti

tabrakan dan kebakaran.

2. Bencana karena perbuatan manusia antara lain perbuatan awak

kapal dan perbuatan pihak ketiga seperti bajak laut, penyamun

dan pencurian.

3. Resiko yang bersifat khusus antara lain karena bencana:

perang, pemogokan, kerusuhan, pemberontakan, kehilangan di

darat, penyusutan resiko karena keterlambatan bongkar muat.

80