Upload
titis-apriliaa
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 ATT_1446507825260_BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/att1446507825260bab-1 1/8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada sebagian kaum wanita, biasanya tujuh sampai sepuluh hari menjelang
menstruasi timbul gejala-gejala yang disebut dengan sindrom premenstruasi
diantara rasa cemas, cepat marah, mudah tersinggung, rasa takut atau gelisah yang
berlebihan, badan lemas, perut kembung, nyeri payudara, susah tidur, nafsu
makan berkurang serta sukar berkonsentrasi. Hal ini merupakan hal yang wajar
terjadi pada wanita saat menjelang menstruasi. Namun, pada sebuah studi yang
dilakukan terhadap siswi SM didapatkan bahwa sindrom premenstruasi
merupakan keluhan yang dirasakan paling mengganggu dan menyebabkan remaja
perempuan absen dari sekolah. !fek gangguan menstruasi yang dilaporkan antara
lain waktu istirahat yang memanjang dan kemampuan belajar yang menurun
"Sianipar et al, #$%$&. Selain itu, fakta yang terjadi di SMP Negeri ' (upang pada
tahun #$%), berdasarkan hasil wawancara terhadap #* siswi, didapatkan bahwa
sebanyak #% orang siswi sering mengalami sindrom premenstruasi atau nyeri
sebelum menstruasi yang seringkali membuat mereka mengalami kram di perut,
malas melakukan akti+itas, dan sering marah-marah dengan orang terdekat "iny,
#$%)&.ari hasil wawancara yang dilakukan pada siswi dan guru di SMP Negeri '
(upang, mereka mengatakan bahwa selama ini siswi tidak pernah diberikan
pendidikan kesehatan tentang sindrom premenstruasi sehingga mereka kurang
mendapatkan informasi tentang sindrom premenstruasi. Selain itu, sekolah juga
belum memiliki buku pengetahuan atau artikel tentang perubahan fisiologis pada
remaja putri khususnya sindrom premenstruasi. Pengetahuan yang rendah karena
8/16/2019 ATT_1446507825260_BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/att1446507825260bab-1 2/8
tidak adanya informasi tentang sindrom premenstruasi mengakibatkan siswi tidak
tahu tentang bagaimana upaya dalam mencegah dan mengatasi sindrom
premenstruasi. Sedangkan, menurut Notoatmodjo "#$%#&, promosi atau
pendidikan kesehatan khusunya di sekolah merupakan hal yang sangat penting
diberikan karena promosi atau pendidikan kesehatan merupakan salah satu faktor
utama dalam merubah atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan dari
seseorang. Salah satu metode pendidikan kesehatan pada tahap perkembangan
remaja adalah metode pembelajaran kooperatif "Makhfudli, #$$'&. Metode
pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin atau diarahkan oleh guru
"Suprijono, #$%$&. Salah satu metode pembelajaran kooperatif bagi remaja adalah
tipe S, merupakan model pembelajaran yang paling sederhana, siswa/i juga
memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi dengan saling bekerja sama di
dalam kelompoknya, siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran "0sjoni, #$%$&.
Metode ini sering dipakai dalam metode pendidikan pada usia remaja, khususnya
pada remaja SMP dan hasil penelitian menyatakan bahwa penggunaan metode
pembelajaran kooperatif tipe S lebih efektif dan hasil belajar juga lebih tinggi
dibandingkan dengan model pembelajaran kon+ensional "stiti, #$%%1 Hardiyanti,
#$%%1 Nisa, #$%)1 oronge, #$%)&. Namun pengaruh pendidikan kesehatan dengan
metode S terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom
premenstruasi belum dapat dijelaskan.
Penelitian yang dilakukan oleh merican 2ollege of 3bstetricians and
4ynecologists "234& pada tahun #$%% di Srilanka, remaja yang mengalami
sindrom premenstruasi sekitar 56,78. ngka kejadian PMS di 0ndonesia cukup
tinggi, yaitu '$-*$8 yang kadang-kadang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari,
8/16/2019 ATT_1446507825260_BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/att1446507825260bab-1 3/8
yang terdiri dari 5$-768 mengalami PMS sedang dan berat "Suparman 9 0+an,
#$%%&. alam penelitian len . Singal "#$%:& di ;andung didapatkan, 668
mengalami sindrom premenstruasi gejala sedang dan :68 dengan gejala berat.
Pada penelitian sebelumnya di SMP N ' (upang, didapatkan 7#,:8 siswa
mengalami sindrom premenstruasi "iny, #$%)&. Penelitian yang dilakukan di
Surabaya, didapatkan pengetahuan yang kurang sebesar 7$,%68 "Sondang, #$%#&.
alam penelitian iny "#$%)& yang dilakukan di SMP N ' (upang didapatkan
sebanyak :% orang responden "7),#8& memiliki pengetahuan yang kurang tentang
pencegahan sindrom premenstruasi dan sebanyak :5 orang responden "'#,%8&
memiliki pengetahuan yang kurang terhadap penanganan sindrom premenstruasi.
Penelitian yang dilakukan di SMP N : Ngrayun, Ponorogo didapatkan 6#,778
memiliki perilaku yang negatif dan :7,#)8 berperilaku positif "Nurhayati, #$%#&.
Penyebab terjadinya sindrom premenstruasi belum diketahui hingga kini.
;anyak teori yang dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah peran dari
hormon estrogen dan progesteron "Pribakti, #$%$&. Selain itu menurut Pudiastuti
"#$%#&, ada ) faktor penyebab diantaranya faktor hormonal, faktor metabolisme
tubuh, dan faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya sindrom
premenstruasi. Seperti kurangnya beraktifitas atau olahraga, nutrisi yang
inadekuat, dan sebagainya. ;ila sindrom premenstruasi tidak dicegah atau
ditangani oleh remaja putri di sekolah, maka siswi akan mengalami berbagai tanda
dan gejala seperti nyeri, sukar tidur, gelisah, sakit kepala, gangguan emosional,
perasaan malas berakti+itas, dan sebagainya yang akan mengakibatkan mereka
malas untuk datang ke sekolah dan prestasi belajar yang menurun "<aitun, #$$'&.
(urangnya sumber informasi juga dapat mempengaruhi terjadinya sindrom
premenstruasi. Menurut Notoatmodjo "#$%#&, pendidikan merupakan upaya
8/16/2019 ATT_1446507825260_BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/att1446507825260bab-1 4/8
persuasif atau pemebelajaran kepada indi+idu atau masyarakat agar indi+idu atau
masyarakat tersebut mau melakukan tindakan-tindakan "praktik& untuk
memelihara "mengatasi masalah-masalah& dan meningkatkan kesehatannya. Hal-
hal tersebut hendaknya harus diperhatikan oleh berbagai pihak, seperti orang tua
atau keluarga, guru, dan diri sendiri sehingga dapat mengurangi insiden atau
kejadian sindrom premenstruasi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri yaitu
dengan memberikan pendidikan kesehatan. Model pembelajaran koperatif tipe
S merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada
akti+itas dan interaksi diantara siswa untuk saling memoti+asi dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang
maksimal "Sla+in, #$%$&. Pembelajaran kooperatif tipe S memiliki kelebihan
diantaranya dapat mengembangkan prestasi, rasa percaya diri meningkat,
hubungan interpersonal yang baik dalam kelompok, remaja dapat belajar
mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-
pandangan, meningkatnya kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif, dan sebagainya "Nurhadi, #$$:&. Menurut Sla+in "#$%$&, pada
model pembelajaran tipe S ini, siswi akan dibagi kedalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari :-6 orang. Penyuluh akan memberikan
pendidikan kesehatan tentang sindrom premenstruasi secara garis besar, kemudian
kelompok akan diberikan tugas untuk mengukur pengetahuan atau pemahaman
kelompok. alam diskusi ini setiap anggota akan saling mendukung dan
memoti+asi dalam menguasai materi serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan, selain itu metode ini juga mengajarkan kepada siswi untuk dapat
meningkatkan akti+itas dan interaksi sosialnya "Maidiyah, %**'&. Setelah itu,
8/16/2019 ATT_1446507825260_BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/att1446507825260bab-1 5/8
penyuluh sebagai fasilitator akan memberikan kesempatan kepada perwakilan
kelompok untuk dapat memberikan penjelasan kembali di depan kelas, sehingga
pendidikan atau pemahaman yang diberikan tidak hanya sekali dilakukan,
melainkan berulang kali "Sla+in, #$%$&. Pendidikan kesehatan yang dilakukan
berulang kali diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang sindrom premenstruasi.
Menurut Notoatmodjo "#$%#&, masalah kesehatan masyarakat ditentukan
oleh dua faktor yaitu faktor perilaku dan non perilaku. =paya inter+ensi yang
dapat dilakukan untuk merubah faktor perilaku yaitu dengan pendidikan dan
paksaan atau tekanan. imana pendidikan sendiri merupakan upaya persuasi atau
pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-
tindakan "praktik& untuk memelihara "mengatasi masalah-masalah&, dan
meningkatkan kesehatannya yang didasarkan pada pengetahuan dan kesadaran
melalui proses pembelajaran. Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap
faktor perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang
menentukan perilaku tersebut atau dengan kata lain, kegiatan promosi kesehatan
harus disesuaikan dengan determinan perilaku "Notoatmodjo, #$%#&.
Penjelasan tersebut dapat didukung dengan teori >awrence 4reen "%*'$&
dimana dijelaskan bahwa perilaku ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor utama
yaitu faktor predisposisi yang mencakup pengetahuan indi+idu, sikap,
kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri
indi+idu dan masyarakat. ?aktor kedua adalah faktor pendukung yang mencakup
ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya.
?aktor yang terakhir yaitu faktor pendorong yang terdiri dari sikap dan perilaku
petugas kesehatan, teman sebaya, orang tua, yang merupakan kelompok referensi
8/16/2019 ATT_1446507825260_BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/att1446507825260bab-1 6/8
dari perilaku masyarakat. 4reen menyatakan bahwa pendidikan kesehatan
mempunyai peranan penting dalam mengubah ketiga kelompok faktor itu agar
searah dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku positif dari
indi+idu/masyarakat terhadap program tersebut dan kesehatan pada umumnya
"Notoatmodjo, #$%#&. eori 4reen telah dipakai pada beberapa penelitian terkait
perilaku seperti perilaku ibu dalam penanganan 0SP pada balita, dan
menunjukkan hasil yang baik "(ristina, #$%:&, namun belum pernah dilakukan
pada penelitian mengenai sindrom premenstruasi. (egiatan promosi kesehatan
yang ditujukan pada faktor predisposisi adalah dalam bentuk pemberian informasi
atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan sehingga dapat memberikan atau
meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan yang diperlukan oleh
seseorang untuk merubah perilaku sehat "Notoatmodjo, #$%#&. Sehingga
diharapkan dengan pendidikan kesehatan metode S melalui pendekatan teori
>awrence 4reen, remaja putri mampu menumbuhkan ketertarikan dan minat
dalam mengikuti penyuluhan sehingga tujuan dalam penyuluhan dapat tercapai,
yaitu peningkatan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom
premenstruasi.
1.2 Identifikasi Masalah?aktor yang mempengaruhi@
%. Pendidikan atau
pengetahuan
#. Sikap
). (epercayaan
:. (eyakinan
6. radisi
5. Norma sosia
7. Nilai-nilai
'. ?asilitas atau sarana
kesehatan
*. Sikap dan perilaku
petugas kesehatan
%$. eman sebaya
%%. 3rang tua
12.okoh masyarakat
• (ejadian sindrom
premenstruasi di SMP
Negeri ' (upang tahun
#$%) 7#,:8 siswa
mengalami sindrom
premenstruasi.
• Pengetahuan yang kurang
di SMP Negeri ' (upang
tentang pencegahan tahun#$%) sebanyak 7),#8.
• Pengetahuan yang kurang
di SMP Negeri ' (upang
tentang penanganan tahun
#$%) sebanyak '#,%8.
• Penkes Sindrom
remenstruasi belum ada
Pengetahuan dan
sikap remaja putri
8/16/2019 ATT_1446507825260_BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/att1446507825260bab-1 7/8
4ambar %.# 0dentifikasi masalah pengaruh pendidikan kesehatan metode S
terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom
premenstruasi di SMP Negeri ' (upang.
1.3 Ruusan Masalah
pakah ada pengaruh pendidikan kesehatan metode S terhadap
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom premenstruasi di SMP Negeri
' (upangA
1.! "u#uan Penelitian
1.!.1"u#uan uu
Menjelaskan pengaruh pendidikan kesehatan metode S terhadap
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom premenstruasi di SMP Negeri
' (upang.
1.!.2"u#uan khusus
%. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri tentang sindrom premenstruasi di
SMP Negeri ' (upang sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan.
#. Mengidentifikasi sikap remaja putri tentang sindrom premenstruasi di SMP
Negeri ' (upang sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan.
Pendidikan
kesehatan
8/16/2019 ATT_1446507825260_BAB 1
http://slidepdf.com/reader/full/att1446507825260bab-1 8/8
). Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan metode S terhadap
pengetahuan remaja putri tentang sindrom premenstruasi di SMP Negeri '
(upang.:. Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan metode S terhadap sikap
remaja putri tentang sindrom premenstruasi di SMP Negeri ' (upang.
1.$ Manfaat Penelitian
1.$.1 "e%ritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian ilmu keperawatan anak,
maternitas, dan komunitas dalam pengembangan pendidikan kesehatan metode
S terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom
premenstruasi.
1.$.2 Praktis
%. SMP Negeri ' (upang
Memberi informasi tentang pengaruh pendidikan kesehatan metode S
terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri, sehingga pihak sekolah dapat
bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk memberikan penkes kepada
siswi tentang sindrom premenstruasi.
#. Siswi
apat memberikan informasi agar para siswi dapat meningkatkan pengetahuan
dan mengubah perilaku mereka dalam menghadapi sindrom premenstruasi.
). ;agi peneliti
apat menjadikan masukan untuk penelitian selanjutnya khususnya yang
terkait dengan sindrom premenstruasi.