5
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Keterangan: Diukur Tidak Diukur Faktor Predisposisi Keyakinan Sikap negatif remaja Pengetahuan remaja mengenai sindrom premenstruasi rendah Faktor Pendorong Petugas kesehatan: Penyuluhan kesehatan mengenai sindrom premenstruasi Faktor Pendukung Fasilitas kesehatan khusus remaja belum ada Keterjangkauan sumber daya Masa Remaja: (Sarwono, 2010) Early Adolescence Middle Adolescence Perilaku Negatif Remaja tentang Proses STAD Prestasi meningkat Menumbuhkan kerjasama Meningktakan aktivitas dan interaksi Rasa percaya diri Perubahan Perilaku: (Rogers, 1983) Awareness Interest Evaluation Trial (mencoba) Pendidikan Kesehatantahap SIKAP POSITIF TINDAKAN POSITIF PENGETAHUAN MENINGKAT Perilaku Positif Remaja tentang

ATT_1446507825270_BAB 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab3

Citation preview

Page 1: ATT_1446507825270_BAB 3

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Keterangan:

Diukur Tidak Diukur

Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh pendidikan kesehatan metode STAD terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang sindrom premenstruasi di SMP Negeri 8 Kupang berdasarkan teori Green.

Faktor Predisposisi

Keyakinan Sikap negatif remaja Pengetahuan remaja mengenai

sindrom premenstruasi rendah

Faktor Pendorong

Petugas kesehatan: Penyuluhan kesehatan mengenai sindrom premenstruasi belum pernah ada

Faktor Pendukung

Fasilitas kesehatan khusus remaja belum ada

Keterjangkauan sumber daya tentang sindrom premenstruasi

Masa Remaja: (Sarwono, 2010)

Early Adolescence Middle Adolescence Late Adolescence

Perilaku Negatif Remaja tentang Sindrom Premenstruasi

Proses STAD

Prestasi meningkat Menumbuhkan kerjasama Meningktakan aktivitas dan

interaksi Rasa percaya diri meningkat

Perubahan Perilaku: (Rogers, 1983)

Awareness Interest Evaluation Trial (mencoba) Adoption

Pendidikan Kesehatantahap remaja Metode STAD

SIKAP POSITIF TINDAKAN POSITIFPENGETAHUAN MENINGKAT

Perilaku Positif Remaja tentang Sindrom Premenstruasi

Page 2: ATT_1446507825270_BAB 3

Menurut Lawrence Green (1980), menjelaskan perilaku kesehatan

dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu (1) faktor predisposisi (prediposising factors),

terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya, (2) faktor pendukung (enabling factors), terdiri dari lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana kesehatan, (3) faktor

pendorong (reinforcing factors), yang terdiri dari sikap dan perilaku petugas

kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku remaja putri

tentang sindrom premenstruasi.

Masa remaja menurut Santrock (1993) dibagi menjadi tiga yaitu early

adolescence (10-14 tahun), middle adolescence (14-17 tahun), late adolescence

(17-19 tahun). Pada masa early adolescence remaja memiliki ciri-ciri diantaranya

emosi yang tidak stabil, sikap dan moral lebih menonjol, kemampuan mental dan

kecerdasan mulai sempurna, status yang tidak jelas, merupakan masa yang kritis.

Kurangnya pendidikan kesehatan remaja mengenai sindrom premenstruasi baik

dari orang tua, teman sebaya, guru, ataupun petugas kesehatan akan

mengakibatkan remaja putri tidak dapat mencegah ataupun mengatasi sindrom

premenstruasi. Selain itu, pelaksanaan pendidikan kesehatan mengenai sindrom

premenstruasi ataupun masalah-masalah mengenai menstruasi dan perkembangan

seksual remaja putri di Indonesia saat ini masih mengalami kendala seperti masih

adanya budaya tabu untuk membahas mengenai hal tersebut antara orang tua dan

remaja putri, serta kurangnya informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki perilaku remaja putri salah

satunya adalah dengan pendidikan kesehatan. Agar pendidikan kesehatan dapat

Page 3: ATT_1446507825270_BAB 3

diterima dan dicerna oleh remaja, metode yang dapat digunakan adalah metode

STAD. Tahap pengetahuan adalah tahap dimana seseorang belum memiliki

informasi mengenai sindrom premenstruasi, sehingga informasi yang diberikan

dapat disampaikan melalui pendidikan kesehatan agar pengetahuan remaja dapat

meningkat. Pengetahuan yang meningkat mengenai sindrom premenstruasi dapat

berdampak pada sikap remaja dalam mencegah dan mengatasi sindrom

premenstruasi. Sikap yang dapat ditunjukkan oleh remaja yaitu dengan mencari

informasi detail dan membuat keputusan untuk selalu melakukan kebiasaan yang

sehat. Dengan adanya pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat meningkatkan

pengetahuan dan sikap tentang sindrom premenstruasi.

3.2 Hipotesis Penelitian

H1:

1. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode Student Teams

Achievement Devition (STAD) terhadap pengetahuan tentang sindrom

premenstruasi di SMP Negeri 8 Kupang.

2. Ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode Student Teams

Achievement Devition (STAD) terhadap sikap tentang sindrom

premenstruasi di SMP Negeri 8 Kupang.