9
AVES Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut. 1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut. 2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea. 3) Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan. 4) Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi Alat Pernapasan Burung Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.

Aves

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Aves

AVES

Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut sebagai berikut.

1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.

2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan trakea.

3) Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan.

4) Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi

Alat Pernapasan Burung

Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada (saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung menjadi efisien.

Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.

1) Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.2) Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.3) Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.4) Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang.

Page 2: Aves

Mekanisme Pernapasan pada Burung

Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu istirahat dan pernapasan waktu terbang.

Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir ke paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat inspirasi maupun ekspirasi

Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu sayap diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup banyak.

Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. –

MAMALIA

Sistem Pernapasan Pada Katak

Katak merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu katak muda berupa berudu, hidup di air seperti ikan. Pada saat itu berudu bernafas dengan insang. Mula-mula berupa insang luar, dan setelah kira-kira berumur kurang lebih 12 hari, insang luar diganti dengan insang dalam. Selanjutnya insang dalam ini akan berkembang menjadi paru-paru sedangkan insang luarnya berkembang menjadi bagian dari kulit. Pada jenis salamander, misalnya salamander cacing, insang tersebut tetap ada hingga hewan tersebut dewasa.

Pada fase brudu, jantungnya pun mirip ikan, yaitu terdiri atas 2 ruang, yaitu satu serambi dan satu bilik. System peredaran darahnya. Merupakan system peredaran darah tunggal. Setelah menjadi katak jantungnya terdiri atas 3 ruangan, yaitu: 2 serambi dan satu bilik. Peredaran darahnya merupakan peredaran darah rangkap.

Setelah mengalami metamorfosis dan menjadi katak sebagian waktu hidupnya di darat. Hanya pada waktu tertentu saja katak menuju ke air. Perubahan struktur tubuh dari brudu ke katak, juga diikuti

Page 3: Aves

perubahan alat pernapasannya, yaitu dari insang ke kulit, selaput rongga mulut, dan paru-paru. Seluruh alat pernapasan ini tipis, lembab, dan kaya kapiler darah, sehingga efektif untuk, pertukaran karbondioksida dan oksigen. Amphibia merupakan vertebrata pertama yang bernafas dengan paru-paru.

Pernapasan dengan kulit berlangsung efektif baik didarat maupun diair. Kulit katak tipis, lembab, dan kaya kapiler darah, yaitu cabang dari pembuluh nadi paru-paru kulit/ arteria pulmokutanea yang mengangkut darah kotor atau kaya karbondioksida. Didalam kapiler kuilt, darah membebaskan karbondioksida ke udara bebas dan mengikat oksigen dari udara bebas. Selanjutnya oksigen akan diangkut oleh darah vena pulmokutanea ke jan tung untuk di edarkan oleh darah keseluruh jaringan tubuh yang memerlukan.

Paru-paru katak berupa sepasang kantung tipis dan elastis. Permukaan dalam dindingnya mempunyai banyak lipatan sehingga memperluas permukaan. Dinding kantung yang tipis ini banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna kemerahan. Paru-paru katak berhubungan dengan bronkus, selanjutnya dengan perantaraan celah tekak atau glottis dihubungkan dengan rongga mulut.

Seperti halnya mekanisme pernapasan ikan, pernapasan pada katak juga meliputi inspirasi dan ekspirasi, yang berlangsung dalam keadaan mulut tertutup. Mekanisme tersebut diatur oleh otot pernapasan, yang meliputi submandibularis, sternohioideus, geniohioideus dan otot perut.

Mekanisme pernapasan pada katak selengkapnya sebagai berikut:

a. Fase inspirasi

Yaitu masuknya udara bebas melalui celah hidup {Koani} kerongga mulut terus ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah {submandibularis} mengendur, dan otot sternohioideus berkontraksi maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk kerongga mulut melalui koane kemudian koane tertutup dilanjutkan otot bawah rahan g bawang dan otot geniohioideus berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan darah rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke mulut melalui celah pangkal tenggorok {glotis}. Dalam paru-paru oksigen berdifusi kedarah kapiler, sedangkan karbondiooksida darah kapiler alveolus berdifusi keluar.

b. Fase Ekspirasi

Setelah terjadi pertukaran gas didalam paru-paru, otot bawah rahang bawah berelaksasi, otot sternohioideus dan otot peru berkontraksi, sehingga rongga mulut membesar, sementara isi perut menekan paru-paru, sehingga udara dari paru-paru masuk kerongga mulut. Selanjutnya otot bawah rahang bawah dan geniohioideus berkontraksi, sehingga rongga mulut mengecil, sedangkan tekanannya meningkat. Sementara itu celah pangkal tenggorok atau glotis tertutup, sehingga udara akan keluar melalui koane.

Sistem Pernapasan Pada IkanIkan merupakan hewan akuatik, artinya hewan yang hidup dalam air. Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bernafas dengan insang ada yang insangnya dilengkapi tutup, misalnya ikan bertulang sejati {osteichthyes}, dan ada pula insangnya tidak bertutup insang,

Page 4: Aves

misalnya pada ikan bertulang rawan {chondrichthyes} disamping itu, adapula kelompok ikan paru-paru, yang bernafas dengan gelembung udara atau pulmosis.a. Pernapasan pada ikan bertulang sejatiInsang ikan emas terdiri atas lengkung insang, rigi-rigi, dan lembar insang. Lengkung insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini tumbuh pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang.Lembaran insang tersusun atas lembaran lunak, berbentuk sisir, dan berwarna merah, karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah yang merupakan cabang dari arteri. Pada lembaran insang inilah pertukaran karbondioksida dan oksigen berlangsung.Umumnya jumlah insang pada tiap-tiap sisi adalah 5-7 baris. Insang tersebut membentuk baris-baris yang saling berhubungan pada lengkung insangnya. Diantara baris insang dipisahkan oleh celah insang.Insang –insang ikan emas tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang. Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati meliputi dua tahap yakni fase Inspirasi dan Ekspirasi.1.Fase Inspirasi atau pengambilan udara/ pemasukan udara dari air kedalam insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Celah mulut tetap tertutup. Bila tutup insang bergerak kesamping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh maka rongga mulut bertambah besar, tekanan udaranya berkurang, atau lebih menjadi kecil dari tekanan udara luar. Bila celah mulut membuka maka air atau udara akan masuk kerongga mulut.2.Fase ekspirasi atau pengeluaran karbondioksida dan gas-gas lain dari insang ke air. Setelah air masuk kedalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang bergerak mendekati sumbu tubuh atau kembali keposisi semula, selaput insang membuka sehingga air keluar melalui celahtersebut. Pada saat air keluar bersentuhan dengan lembaran insang saat itulah oksigen berdifusi kedalam kapiler darah, sedangkan karbondioksida berdifusi dari darah kedalam air. Jadi, pertukaran karbondioksida dan oksigen terjadi pada fase ekspirasi.

b.Pernapasan Pada Ikan Bertulang RawanContoh ikan bertulang rawan antara lain: hiu, ikan ini insangnya tidak mempunyai tutup insang, sehingga mekanisme pernapasannya berbeda dengan ikan bertulang sejati.Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut disebabkan oleh perubahan tekanan pada rongga mulut, yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut. Perubahan volume ini terjadi karena gerakan naik turun dari otot dasar mulut. Bila dasar mulut bergerak kebawah, volume gerak mulut bertambah, tekanannya lebih kecil dari tekanan air disekitarnya maka air mengalir kerongga mulut melalui celah mulut, sehingga terjadilah inspirasi {pengambilan}udara dari lingkungannya kerongga mulut. Bila dasar mulut bergerak keatas volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup, sehingga air mengalir keluar melalui celah insang. Dengan demikian, terjadilah ekspirasi {pengeluaran}karbondioksida. Pada saat inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida.

b. Pernapasan Pada Ikan Paru-paru {Dipnoi}Ikan paru-paru mempunyai pernapasan yang menyerupai amphibi. Disamping insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara, yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini dikelilingi banyak pembuluh darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut kegelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi darah atau kapiler darah.

Page 5: Aves

Ikan paru-paru hidup dirawa-rawa dan disungai. Bila airnya kering dan insangnya tidak berfungsi, dia masih mampu bertahan hidup karena bernafas menggunakan gelembung udaranya. Berdasarkan pernyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa ikan paru-paru merupakan makhluk peralihan dari ikan ke amphibian.Kita mengenal 3 jenis ikan paru-paru, yaitu: ikan paru-paru quesland {australia}, ikan paru-paru afrika, dan amerika selatan.

Sistem Pernapasan pada Kadal (Reptil) –

Berbeda dengan organ pernapasan serangga, organ yang digunakan pada pernapasan reptilia adalah paru-paru. Sebab, sebagian besar reptilia hidup di daratan atau habitat yang kering. Untuk mengimbanginya, kulit reptilia bersisik dan kering, supaya cairan dalam tubuhnya tidak mudah hilang. Kulit bersisik pada reptilia merupakan suatu adaptasi hidup dalam udara kering, dan bukan sebagai alat pertukaran gas. Walau begitu, ada pula mekanisme pernapasan reptilia yang dibantu oleh permukaan epitelium lembab di sekitar kloaka. Reptilia demikian misalnya kura-kura dan penyu. Hal ini dilakukan karena tubuh kura-kura dan penyu terdapat tempurung yang kaku. Tempurung ini menyebabkan gerak pernapasan kedua hewan tersebut terbatas. Mekanisme pernapasan reptilia terjadi dalam dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi. Saat tulang rusuk mengembang, volume rongga dada akan mening kat. Selanjutnya udara (oksigen) akan masuk ke dalam paru-paru, sehingga terjadi fase inspirasi. Sedangkan, fase ekspirasi akan terjadi, jika tulang rusuk merapat, sehingga CO2 (karbondioksida) dan uap air keluar dari paru-paru.

Kaum Reptil (ular, kadal, kura-kura, buaya, bunglon, dsb.) bernapas menggunakan paru-paru. Ada beberapa reptil yang mengambil oksigen melalui lapisan kulit di sekitar kloaka.

Paru-paru reptil berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.

Paru-paru reptil terdiri dari lipatan-lipatan dinding untuk memperbesar permukaan pertukaran gas. Beberapa reptil yang bisa terbang bahkan memiliki pundi-pundi hawa, sama seperti burung.

Page 6: Aves

Alur pernapasan pada reptil:

Otot tulang rusuk berkontraksi – rongga dada membesar – paru-paru mengembang – O2 masuk melalui lubang hidung – rongga mulut – anak tekak – trakea yang panjang – bronkiolus dalam paru-paru – O2 diangkut darah menuju seluruh tubuh.

Otot tulang rusuk berelaksasi – rongga dada mengecil – paru-paru mengecil – CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung melalui darah – paru-paru – bronkiolus – trakea yang panjang – anak tekak – rongga mulut  - lubang hidung.

 Sistem respirasi Marmut

meliputi larynx (lekum), untuk mencegah masuknya cairan atau benda ke dalam trachea ( jalan nafas). Bagian dari larynx terdiri dari epiglottis (kelep lekum), berupa struktur lawan yang terulur dari bagian medio dorsal larynx sebelah anterior. Cartilago thyroidae, lawan larynx yang besar dan bentuknya menyerupai suatu perisai yang berbentuk U. Cartilago crycoidae, letaknya di sebelah poeterior dari cartilago thyroidae dan cartilago crythaenoidae, sepasang rawan-rawan yang agak memanjang. Trachea, tersusun oleh cincin-cincin rawan

Page 7: Aves

sebagai lanjutan dari larynx dan pulmo ( paru-paru), merupakan tempat berkumpulnya bronchiolus dan alveoli (Prawirohartono, 1993).

Sistem pernafasan marmut terdiri dari trchea, bronchus, bronchioli dan paru-paru. Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan ang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja sebagai jalan nafas, pangkal dari trachea berupa rongga yangdisebut larink, cabang dari trachea adalah brobchioli. Paru-paru terdiri atas beberapa lobi terdapat dalam rongga pleural, selaput yang membungkusnya yang disebut pleura (Djuhanda, 1982).