Upload
reza-vahlevi
View
10
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
1. Biografi Euclid
Euclid adalah tokoh ilmu ukur dari Yunani. Selain kemasyhurannya, hamper tidak ada keterangan terperinci mengenai kehidupan Euclid Yang bisa diketahui. Dia pernah aktif sebagai guru di Iskandaria, Mesir, pada sekitar 300 SM, tetapi kapan dia lahir dan meinggal benar-benar tidak jelas. Bahkan, sulit dikethui de benua dan di kota mana dia dialhirkan. Mekipun demikian, karyanya mengenai ilmu ukur The Elements adalah warisan penting bagi dunia. Arti penting buku The Elements tidak terletak pada pernyataan rumus-rumus pribadi yang dilontarkan Euclid. Hampir semua teori yang terdapat didalam buku itu pernah ditulis orang sebelumnya dan telah terbukti kebenarannya. Kontribusi Euclid terletak pada cara pengaturan dari bahan-bahan dan permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam perencanaan penyusunan buku. Di sini yang paling utama adalah pemilihan dalil-dalil serta perhitungan-perhitungannya, misalnya tentang kemungkinan menarik garis lurus di antara dua titik. Sesudah itu, dengan cermat dan hati-hati dia mengatur dalil sehingga mudah dipahami oelh orang-orang sesudahnya. Bilamana perlu, dia menyediakan petunjuk cara pemecahan hal-hal yang belum terpecahkan dan mengembangkan percobaan-percobaan terhadap permasalahn yang terlewatkan. Perlu dicatat bahwa The Elements selain merupakan pengembangan dari bidang geometri yang ketat juga mengandung bagian-bagian soal aljabar yang luas berikut teori penjumlahan. The Elements merupakan buku pegangan baku lebih baik dari 2000 tahun dan buku teks paling sukses yang pernah disusun manusia.
Bagitu hebatnya Euclid menyusun bukunya sehingga dari bentuknya saja sudah mampu menyisihkan semua buku teks yang pernah dibuat orang sebelumnya. Buku ini aslinya ditulis dalam bahasa Yunani, kemudian
diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa. Terbitan pertama muncul pada 1482, sekitar 30 tahun sebelum penemuan mesin cetak oleh Johann Gutenberg. Sejak penemuan mesin cetak, buku itu diterbitkan dalam ribuan edisi dengan beragam corak. Buku The Elements jauh lebih berpengaruh ketimbang semua risalah Aristoteles tentang logika. Buku ini adalah contoh komplit perihal struktur dedukatif dan buah piker yang menakjubkan dari semua hasil kreasi otak manusia. Pada umumnya orang-prang Eropa tidak bernaggapan bahwa geometri ala
Euclid hanyalah sebuah system abstrak. Mereka justru sangat yakin bahwa gagasan Euclid benar-benar merupakan kenyataan yang sesungguhnya. Pengaruh Euclid terhadap Isaac Newtown juga sangat kentara. The Principia karya Newton mirip dengan The Elements. Selain itu, berbagai ilmuwan juga mencoba menyamakan diri dengan Euclid. Caranya dengan memperlihatkan bagaimana semua kesimpulan mereka secara logis berasal dari asumsi asli. Itulah yang antara lain dilakukan oelh ahli-ahli matematika seperti Bertrand Russel, Alfred North Whitehead, dan filosof Spinoza. Kini para ahli matematika telah mamaklumi bahwa geometri Euclid bukan satu-satunya system geometri yang menjadi pegangan pokok. Mereka maklum bahwa selama 150 tahun terakhir banyak orang yang merumuskan geometri bukan ala Euclid. Sebenarnya, sejak Teori Relativitas-nya Einstein diterima orang, maka para ilmuwan menyadari bahwa geometri Euclid tidaklah selamanya benar dalam penerapan masalah cekrawala yang sesungguhnya. Pada kedekatan sekitar “Lubang Hitam” dan bintang neutron, misalnya, yang mana gaya barat berada dalam derajat tinggi, maka geometri Euclid tidak memberi gambaran yang teliti tentang dunia serta tidak menunjukka pejabaran yang tepat mengenai ruang angkasa secara keseluruhan. Namun demikian, Euclid menyediakan kemungkinan perkiraan yang mendekati kenyataan. Kemajuan ilmu pengetahuan manusia tidak mengurangi baik hasil upaya intelektual Euclid meupun dari arti penting kedudukannya dalam sejarah.
2. Biografi Phytagoras
Phytagoras lahir pada tahun 570 SM, di pulau Samos, di daerah Ionia. Pythagoras (582 SM –
496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang
paling dikenal melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan
sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM.
Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan
mengenai dirinya.
Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan perjalanan, diantaranya ke
Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru,
menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa,
para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai
murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia
belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei
untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri,
pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan
Zarathustra, ia belajar teori perlawanan. Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras
kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak
Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, karena tidak setuju dengan
pemerintahan tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini,
Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan
“Kaum Phytagorean.” Kaum Phytagorean Kaum phytagorean sangat berjasa dalam
meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah
“authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian).2 Kaum ini
diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya. Mereka
menganggap
filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi tahir,
sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus. Diantara pengikut-pengikut Phytagoras
di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa
yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua
peraturan secara seksama. Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan):
mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti. Pemikiran Phytagoras
Phytagoras percaya bahwa angka bukan unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya
sebagai unsur semua benda. Angka bukan anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean
menganggap bahwa pandangan Anaximandros tentang to Apeiron dekat juga dengan
pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur berlawanan agar terjadi
keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni
terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa
segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional
dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang.
Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka. Salah satu peninggalan Phytagoras
yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari
suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-
sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya
Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia lah yang pertama
membuktikan pengamatan ini secara matematis.[1] Pythagoras dan murid-muridnya percaya
bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa
segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan
matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan
atau perbandingan bilangan. Ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa \sqrt{2},
hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah
bilangan irasional, Pythagoras memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat
membantah bukti yang diajukan Hippasus
3. Thales (624-546 SM) Posted on 2 Agustus 2010 by Biografi
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunan dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar ‘filsuf yang pertama’. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya.Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula
terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletos yang merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir di tempat ini.Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.Di dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi dua belas kota Iona.PemikiranAir sebagai Prinsip Dasar Segala SesuatuThales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.Pandangan tentang JiwaThales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati.Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.Teorema ThalesDi dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya.Teorema Thales berisi sebagai berikut:
Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku
Teorema Thales :
1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya. 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar. 3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling
berlawanan akan sama. 4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku. 5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang
bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Pandangan PolitikBerdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat
kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.
4. Biografi Blaise Pascal - Penemu Kalkulator
Blaise Pascal (1623 1662 M) terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Ayahnya
Etienne Pascal, penasehat kerajaan yang kemudian diangkat sebagai presiden organisasi the
Court of Aids di kota Clermont. Ibunya wafat saat ia berusia 3 tahun, meninggalkan ia dan
dua saudara perempuannya, Gilberte dan Jacqueline. Pada tahun 1631 keluarganya pindah ke
Paris.
Sejak usia 12 tahun, ia sudah biasa diajak ayahnya menghadiri perkumpulan diskusi
matematik. Ayahnya mengajarinya ilmu bahasa, khususnya bahasa Latin dan Yunani, tapi
tidak matematik. Ayahnya sengaja melewatkan pelajaran matematik kepada Pascal semata-
mata untuk memancing rasa keingintahuan si anak. Pascal lantas terbiasa berexperimen
dengan bentuk-bentuk geometri, serta menemukan rumus-rumus geometri standar dan
memberikan nama rumus tersebut dengan namanya sendiri.
Tahun 1640 Pascal sekeluarga pindah ke kota Rouen. Saat itu, ia masih diajari langsung oleh
ayahnya, namun Pascal belajar dengan sangat giat bahkan sampai menguras stamina dan
kesehatannya sendiri. Jerih payahnya tak sia-sia, akhirnya ia berhasil menemukan teorema
Geometri yang menakjubkan.
Kadang-kadang ia menyebut teorema tersebut sebagai "hexagram ajaib” sebuah teorema
tentang persamaan persilangan antar garis. Bukan sebuah teorema yang sekedar menghitung
keseimbangan bentuk, tapi, lebih mendasar dan penting, yang saat itu sama sekali belum
pernah dikembangkan menjadi sebuah cabang ilmu matematik tersendiri – geometri proyeksi.
Pascal kemudian menggarapnya jadi sebuah buku, Essay on Conics, yang diselesaikannya
sampai tahun 1640, di mana hexagram ajaib menjadi bahasan utama, yang membahas ratusan
penghitungan tentang kerucut, juga membahas teorema Apollonius, yang mengagumkan
bukan cuma karena usianya yang masih sangat muda saat itu (16 tahun) namun karena
penghitungannya juga menyertakan unsure-unsur tangens, dsb.
Menganut Jansenis dan biara Port Royal Tahun 1646 ayah Pascal mengalami kecelakaan
kemudian dirawat di rumah. Beberapa tetangga berkunjung membesuk –kebetulan beberapa
diantaranya penganut Jansenist, yang didirikan oleh Cornelis Jansen, seorang professor
kelahiran Belanda yang mengajar teologi di Universitas Louvain. Sebuah kepercayaan yang
bertentangan dengan ajaran Jesuit. Pascal tampaknya terpengaruh dan menjadi pengikut
Jansenists, dan menjadikannya amat menentang ajaran Jesuits. Adiknya, Jacqueline juga
berniat ingin masuk biara Jansenist di Port Royal. Ayah Pascal, Etienne Pascal tak menyukai
hal ini, kemudian mengajak keluarganya pindah ke Paris, namun setelah ayahnya meninggal
pada tahun 1651 Jacqueline bergabung dengan biara Port Royal. Pascal masih sibuk
menikmati kehidupan duniawinya --bersama teman-temannya dari kalangan bangsawan--
menghabiskan uang warisan ayahnya. Akhirnya pada tahun 1614, ia sepenuhnya menjadi
penganut Jansenisme, dan ia pun memulai kehidupan osteriknya di biara Port Royal.
Provincial Letters Pada tahun 1655 Antoine Arnauld, seorang penulis kondang mengulas
tentang ajaran Jansenisme, yang secara resmi dilarang pemerintah Sorbonne sebagai ajaran
bidah, lalu Pascal menjawab tulisan tersebut dengan menulis di media kondang the Provincial
Letters dengan menggunakan nama samaran Louis de Montalte, yang bertujuan untuk
mempertahankan ajaran Jansenisme. Mereka seolah-olah berpolemik antara dua orang
sahabat, mulai dari 13 Januari 1656, hingga 24 Maret 1657. Media the Provincial Letters
beroplag ribuan dan beredar ke
seluruh pelosok Paris, penganut Jesuits mencoba memancing siapa sebenarnya si penulis
tersebut –-dengan cerdiknya malah mengolok-olok mereka yang berusaha mengungkap jati
dirinya. The Pensees Berita tentang kehidupan pribadi Pascal tak banyak terdengan semenjak
ia memasuki kehidupan di Port Royal. Saudara perempuannya, Gilberte melihat dia
menjalani kehidupan asketis. Pascal, selain tak terlalu suka melihat adik perempuannya sibuk
dengan anak-anaknya, juga sebal dengan pembicaraannnya yang melulu soal urusan
perempuan. Mulai 1658 penderitaan sakit kepalanya semakin memuncak, akhirnya
meninggal pada 19 Agustus 1662. Ketika wafat Pascal meninggalkan sebuah karya tulis yang
belum selesai perihal teologi, the Pensees, sebuah apologi Kekristenan, sehingga , baru
diterbitkan 8 tahun kemudian oleh biara Port Royal dalam bentuk yang tak lengkap dan tak
jelas. Sebuah versi terbitan yang lebih otentik pertama kali terbit tahun 1844. Yang mengupas
tentang problem besar pemikiran Kristen, tentang kepercayaan yang bertentangan dengan
Sebab, Kehendak-bebas, dan Pengetahuan-Awal. Pascal menjelaskan kontradiksi dan
problem moral kehidupan, doktrin tentang Kejatuhan (keterusiran dari surga) yang menjadi
landasan kepercayaan dan menjadi dasar pembenaran dari doktrin Penebusan.
5. Biografi Rene Descartes
Di desa La Haye-lah tahun 1596 lahir jabang bayi
Rene Descartes (1596-1650), filosof, ilmuwan, matematikus Perancis yang tersohor. Waktu
mudanya dia sekolah Yesuit, College La Fleche. Begitu umur dua puluh dia dapat gelar ahli
hukum dari Universitas Poitiers walau tidak pernah mempraktekkan ilmunya samasekali.
Meskipun Descartes peroleh pendidikan baik, tetapi dia yakin betul tak ada ilmu apa pun
yang bisa dipercaya tanpa matematik. Karena itu, bukannya dia meneruskan pendidikan
formalnya, melainkan ambil keputusan kelana keliling Eropa dan melihat dunia dengan mata
kepala sendiri. Berkat dasarnya berasal dari keluarga berada, mungkinlah dia mengembara
kian kemari dengan leluasa dan longgar. Tak ada persoalan duit. Dari tahun 1616 hingga
1628, Descartes betul-betul melompat ke sana kemari, dari satu negeri ke negeri lain. Dia
masuk tiga dinas ketentaraan yang berbeda-beda (Belanda, Bavaria dan Honggaria),
walaupun tampaknya dia tidak pernah ikut bertempur samasekali. Dikunjungi pula Italia,
Polandia, Denmark dan negeri-negeri lainnya. Dalam tahun-tahun ini, dia menghimpun apa
saja yang dianggapnya merupakan metode umum untuk menemukan kebenaran. Ketika
umurnya tiga puluh dua tahun, Descartes memutuskan menggunakan metodenya dalam suatu
percobaan membangun gambaran dunia yang sesungguhnya. Dia lantas menetap di Negeri
Belanda dan tinggal di sana selama tidak kurang dari dua puluh satu tahun. (Dipilihnya
Negeri Belanda karena negeri itu dianggapnya menyediakan kebebasan intelektual yang lebih
besar ketimbang lain-lain negeri, dan karena dia ingin menjauhkan diri dari Paris yang
kehidupan sosialnya tidak memberikan ketenangan cukup). Sekitar tahun 1629 ditulisnya
Rules for the Direction of the Mind buku yang memberikan garis-garis besar metodenya.
Tetapi, buku ini tidak komplit dan tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan
untuk pertama kalinya lebih dari lima puluh tahun sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630
sampai 1634, Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk
mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia melakukan penjajagan secara
terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang yang berdiri sendiri seperti optik,
meteorologi, matematik dan pelbagai cabang ilmu lainnya. Menjadi keinginan Descartes
sendiri mempersembahkan hasil-hasil penyelidikan ilmiahnya dalam buku yang disebut Le
Monde (Dunia). Tetapi, di tahun 1633, tatkala buku itu hampir rampung, dia dengan
penguasa gereja di Italia mengutuk Galileo karena menyokong teori Copernicus bahwa dunia
ini sebenarnya bulat, bukannya datar, dan bumi itu berputar mengitari matahari, bukan
sebaliknya. Meskipun di Negeri Belanda dia tidak berada di bawah kekuasaan gereja Katolik,
toh dia berkeputusan berhati-hati untuk tidak menerbitkan bukunya walau dia pun sebenarnya
sepakat dengan teori Copernicus. Sebagai gantinya, di tahun 1637 dia menerbitkan bukunya
yang masyhur Discourse on the Method for Properly Guiding the Reason and Finding Truth
in the Sciences (biasanya diringkas saja Discourse on Method). Discourse ditulis dalam
bahasa Perancis dan bukan Latin sehingga semua kalangan intelegensia dapat membacanya,
termasuk mereka yang tak peroleh pendidikan klasik. Sebagai tambahan Discourse ada tiga
esai. Didalamnya Descartes menyuguhkan contoh-contoh penemuan-penemuan yang telah
dilakukannya dengan menggunakan metode itu. Tambahan pertamanya Optics, Descartes
menjelaskan hukum pelengkungan cahaya (yang sesungguhnya sudah ditemukan oleh
Willebord Snell). Dia juga mempersoalkan masalah lensa dan pelbagai alat-alat optik,
melukiskan fungsi mata dan pelbagai kelainan-kelainannya serta menggambarkan teori
cahaya yang hakekatnya versi pemula dari teori gelombang yang belakangan dirumuskan
oleh Christiaan Huygens. Tambahan keduanya terdiri dari perbincangan ihwal meteorologi,
Descartes membicarakan soal awan, hujan, angin, serta penjelasan yang tepat mengenai
pelangi. Dia mengeluarkan sanggahan terhadap pendapat bahwa panas terdiri dari cairan yang
tak tampak oleh mata, dan dengan tepat dia menyimpulkan bahwa panas adalah suatu bentuk
dari gerakan intern. (Tetapi, pendapat ini telah ditemukan lebih dulu oleh Francis Bacon dan
orang-orang lain). Tambahan ketiga Geometri, dia mempersembahkan sumbangan yang
paling penting dari kesemua yang disebut di atas, yaitu penemuannya tentang geometri
analitis. Ini merupakan langkah kemajuan besar di bidang matematika, dan menyediakan
jalan buat Newton menemukan Kalkulus. Mungkin, bagian paling menarik dari filosofi
Descartes adalah caranya dia memulai sesuatu. Meneliti sejumlah besar pendapat-pendapat
yang keliru yang umumnya sudah disepakati orang, Descartes berkesimpulan untuk mencari
kebenaran sejati dia mesti mulai melakukan langkah yang polos dan jernih. Untuk itu, dia
mulai dengan cara meragukan apa saja, apa saja yang dikatakan gurunya. Meragukan
kepercayaan meragukan pendapat yang sudah berlaku, meragukan eksistensi alam di luar
dunia, bahkan meragukan eksistensinya sendiri. Pokoknya, meragukan segala-galanya. Ini
keruan saja membuat dia menghadapi masalah yang menghadang: apakah mungkin
mengatasi pemecahan atas keraguan yang begitu universal, dan apakah mungkin menemukan
pengetahuan yang bisa dipercaya mengenai segala-galanya? Tetapi, lewat alasan-alasan
metafisika yang cerdik, dia mampu memuaskan dirinya sendiri bahwa dia sebenarnya "ada"
("Saya berpikir, karena itu saya ada"), dan Tuhan itu ada serta alam di luar dunia pun ada. Ini
merupakan langkah pertama dari teori Descartes.
Makna penting teori Descartes punya nilai
ganda. Pertama, dia meletakkan pusat sistem filosofinya persoalan epistomologis yang
fundamental, "Apakah asal-muasalnya pengetahuan manusia itu?" para filosof terdahulu
sudah mencoba melukiskan gambaran dunia. Descartes mengajar kita bahwa pertanyaan
macam itu tidak bisa memberi jawab yang memuaskan kecuali bila dikaitkan dengan
pertanyaan "Bagaimana saya tahu?"
Kedua, Descartes menganjurkan kita harus berangkat bukan dengan kepercayaan, melainkan
dengan keraguan. (Ini merupakan kebalikan sepenuhnya dari sikap St. Augustine, dan
umumnya teolog abad tengah bahwa kepercayaan harus didahulukan). Memang benar
Descartes kemudian meneruskan dan sampai pada kesimpulan teologis yang ortodoks, tetapi
para pembacanya lebih tertarik dan menaruh perhatian lebih besar kepada metode yang
dikembangkannya ketimbang kongklusi yang ditariknya. (Ketakutan gereja bahwa tulisan-
tulisan Descartes akhirnya akan menjadi bahaya, jelas sekali). Dalam filosofinya, Descartes
menekankan beda nyata antara pikiran dan obyek material, dan dalam hubungan ini dia
membela dualisme. Perbedaan ini telah dibuat sebelumnya, tetapi tulisan-tulisan Descartes
menggalakkan perbincangan filosofis tentang masalah itu. Permasalahan yang
dikemukakannya menarik para filosof sejak itu dan tetap tak terpecahkan. Pengaruh besar
lain dari konsepsi Descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin, seluruh alam --
kecuali Tuhan dan jiwa manusia-- bekerja secara mekanis, dan karena itu semua peristiwa
alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas dasar ini dia menolak
anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan. Berarti, dia pun menolak
semua penjelasan kejadian secara teleologis. (Yakni, dia mencari sebab-sebab mekanis secara
langsung dan menolak anggapan bahwa kejadian itu terjadi untuk sesuatu tujuan final yang
jauh). Dari pandangan Descartes semua makhluk pada hakekatnya merupakan mesin yang
ruwet, dan tubuh manusia pun tunduk pada hukum mekanis yang biasa. Pendapat ini sejak
saat itu menjadi salah satu ide fundamental fisiologi modern.
6. Biografi Galileo Galilei - Penemu Teleskop
Ilmuwan Itali besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan metode
ilmiah dari siapa pun juga. Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di
Universitas Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589 dia mampu
dapat posisi pengajar di universitas itu. Beberapa tahun kemudian dia bergabung dengan
Universitas Padua dan menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia
menciptakan tumpukan penemuan-penemuan ilmiah. Sumbangan penting pertamanya di
bidang mekanika. Aristoteles mengajarkan, benda yang lebih berat jatuh lebih cepat
ketimbang benda yang lebih enteng, dan bergenerasi-generasi kaum cerdik pandai menelan
pendapat filosof Yunani yang besar pengaruh ini. Tetapi, Galileo memutuskan mencoba dulu
benar-tidaknya, dan lewat serentetan eksperimen dia berkesimpulan bahwa Aristoteles keliru.
Yang benar adalah, baik benda berat maupun enteng jatuh pada kecepatan yang sama kecuali
sampai batas mereka berkurang kecepatannya akibat pergeseran udara. (Kebetulan, kebiasaan
Galileo melakukan percobaan melempar benda dari menara Pisa tampaknya tanpa sadar).
Mengetahui hal ini, Galileo mengambil langkah-langkah lebih lanjut. Dengan hati-hati dia
mengukur jarak jatuhnya benda pada saat yang ditentukan dan mendapat bukti bahwa jarak
yang dilalui oleh benda yang jatuh adalah berbanding seimbang dengan jumlah detik kwadrat
jatuhnya benda. Penemuan ini (yang berarti penyeragaman percepatan) memiliki arti penting
tersendiri. Bahkan lebih penting lagi Galileo berkemampuan menghimpun hasil
penemuannya dengan formula matematik. Penggunaan yang luas formula matematik dan
metode matematik merupakan sifat penting dari ilmu pengetahuan modern. Sumbangan besar
Galileo lainnya ialah penemuannya mengenai hukum kelembaman. Sebelumnya, orang
percaya bahwa benda bergerak dengan sendirinya cenderung menjadi makin pelan dan
sepenuhnya berhenti kalau saja tidak ada tenaga yang menambah kekuatan agar terus
bergerak. Tetapi percobaan-percobaan Galileo membuktikan bahwa anggapan itu keliru.
Bilamana kekuatan melambat seperti misalnya pergeseran, dapat dihilangkan, benda bergerak
cenderung tetap bergerak tanpa batas. Ini merupakan prinsip penting yang telah berulang kali
ditegaskan oleh Newton dan digabungkan dengan sistemnya sendiri sebagai hukum gerak
pertama salah satu prinsip vital dalam ilmu pengetahuan. Penemuan Galileo yang paling
masyhur adalah di bidang astronomi. Teori perbintangan di awal tahun 1600-an berada dalam
situasi yang tak menentu. Terjadi selisih pendapat antara penganut teori Copernicus yang
matahari-sentris dan penganut teori yang lebih lama, yang bumi-sentris. Sekitar tahun 1609
Galileo menyatakan kepercayaannya bahwa Copernicus berada di pihak yang benar, tetapi
waktu itu dia tidak tahu cara membuktikannya. Di tahun 1609, Galileo dengar kabar bahwa
teleskop diketemukan orang di Negeri Belanda. Meskipun Galileo hanya mendengar samar-
samar saja mengenai peralatan itu, tetapi berkat kegeniusannya dia mampu menciptakan
sendiri teleskop. Dengan alat baru ini dia mengalihkan perhatiannya ke langit dan hanya
dalam setahun dia sudah berhasil membikin serentetan penemuan besar. Dilihatnya bulan itu
tidaklah rata melainkan benjol-benjol, penuh kawah dan gunung-gunung. Benda-benda langit,
kesimpulannya, tidaklah rata serta licin melainkan tak beraturan seperti halnya wajah bumi.
Ditatapnya Bima Sakti dan tampak olehnya bahwa dia itu bukanlah semacam kabut
samasekali melainkan terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang yang dengan mata telanjang
memang seperti teraduk dan membaur satu sama lain. Kemudian diincarnya planit-planit dan
tampaklah olehnya Saturnus bagaikan dilingkari gelang. Teleskopnya melirik Yupiter dan
tahulah dia ada empat buah bulan berputar-putar mengelilingi planit itu. Di sini terang-
benderanglah baginya bahwa benda-benda angkasa dapat berputar mengitari sebuah planit
selain bumi. Keasyikannya menjadi-jadi: ditatapnya sang surya dan tampak olehnya ada
bintik-bintik dalam wajahnya. Memang ada orang lain sebelumnya yang juga melihat bintik-
bintik ini, tetapi Galileo menerbitkan hasil penemuannya dengan cara yang lebih efektif dan
menempatkan masalah bintik-bintik matahari itu menjadi perhatian dunia ilmu pengetahuan.
Selanjutnya,
penelitiannya beralih ke planit Venus yang memiliki jangka serupa benar dengan jangka
bulan. Ini merupakan bagian dari bukti penting yang mengukuhkan teori Copernicus bahwa
bumi dan semua planit lainnya berputar mengelilingi matahari.
7. Biografi Nicolaus Copernicus
Nicolaus Copernicus (1473-1543) (nama Polandianya: Mikolaj Kopernik), dilahirkan tahun
1473 di kota Torun di tepi sungai Vistula, Polandia. Dia berasal dari keluarga berada. Sebagai
anak muda belia, Copernicus belajar di Universitas Cracow, selaku murid yang menaruh
minat besar terhadap ihwal ilmu perbintangan. Pada usia dua puluhan dia pergi melawat ke
Italia, belajar kedokteran dan hukum di Universitas Bologna dan Padua yang kemudian dapat
gelar Doktor dalam hukum gerejani dari Universitas Ferrara. Copernicus menghabiskan
sebagian besar waktunya tatkala dewasa selaku staf pegawai Katedral di Frauenburg (istilah
Polandia: Frombork), selaku ahli hukum gerejani yang sesungguhnya Copernicus tak pernah
jadi astronom profesional, kerja besarnya yang membikin namanya melangit hanyalah berkat
kerja sambilan. Selama berada di Italia, Copernicus sudah berkenalan dengan ide-ide filosof
Yunani Aristarchus dari Samos (abad ke-13 SM). Filosof ini berpendapat bahwa bumi dan
planit-planit lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin atas kebenaran hipotesa
"heliocentris" ini, dan tatkala dia menginjak usia empat puluh tahun dia mulai mengedarkan
buah tulisannya diantara teman-temannya dalam bentuk tulisan-tulisan ringkas,
mengedepankan cikal bakal gagasannya sendiri tentang masalah itu. Copernicus memerlukan
waktu bertahun-tahun melakukan pengamatan, perhitungan cermat yang diperlukan untuk
penyusunan buku besarnya De Revolutionibus Orbium Coelestium (Tentang Revolusi
Bulatan Benda-benda Langit), yang melukiskan teorinya secara terperinci dan
mengedepankan pembuktian-pembuktiannya. Di tahun 1533, tatkala usianya menginjak enam
puluh tahun, Copernicus mengirim berkas catatan-catatan ceramahnya ke Roma. Di situ dia
mengemukakan prinsip-prinsip pokok teorinya tanpa mengakibatkan ketidaksetujuan Paus.
Baru tatkala umurnya sudah mendekati tujuh puluhan, Copernicus memutuskan penerbitan
bukunya, dan baru tepat pada saat meninggalnya dia dikirimi buku cetakan pertamanya dari si
penerbit. Ini tanggal 24 Mei 1543. Dalam buku itu Copernicus dengan tepat mengatakan
bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan berputar mengelilingi matahari dan bumi,
serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi matahari. Tapi, seperti halnya para
pendahulunya, dia membuat perhitungan yang serampangan mengenai skala peredaran planet
mengelilingi matahari.
Juga, dia membuat kekeliruan besar karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung
lingkaran-lingkaran.
Jadi, bukan saja teori ini ruwet secara matematik, tapi juga tidak betul. Meski begitu,
bukunya lekas mendapat perhatian besar. Para astronom lain pun tergugah, terutama
astronom berkebangsaan Denmark, Tycho Brahe, yang melakukan pengamatan lebih teliti
dan tepat terhadap gerakan-gerakan planet. Dari data-data hasil pengamatan inilah yang
membikin Johannes Kepler akhirnya mampu merumuskan hukum-hukum gerak planet yang
tepat.
NICOLAUS COPERNICUS (1473-1543) Meski Aristarchus lebih dari tujuh belas abad
lamanya sebelum Copernicus sudah mengemukakan persoalan-persoalan menyangkut
hipotesa peredaran benda-benda langit, adalah layak menganggap Copernicuslah orang yang
memperoleh penghargaan besar. Sebab, betapapun Aristarchus sudah mengedepankan
pelbagai masalah yang mengandung inspirasi, namun dia tak pernah merumuskan teori yang
cukup terperinci sehingga punya manfaat dari kacamata ilmiah. Tatkala Copernicus
menggarap perhitungan matematik hipotesa-hipotesa secara terperinci, dia berhasil
mengubahnya menjadi teori ilmiah yang punya arti dan guna. Dapat digunakan untuk
dugaan-dugaan, dapat dibuktikan dengan pengamatan astronomis, dapat bermanfaat di
banding lain-lain teori yang terdahulu bahwa dunialah yang jadi sentral ruang angkasa.
Jelaslah dengan demikian, teori Copernicus telah merevolusionerkan konsep kita tentang
angkasa luar dan sekaligus sudah merombak pandangan filosofis kita. Namun, dalam hal
penilaian mengenai arti penting Copernicus, haruslah diingat bahwa astronomi tidaklah
mempunyai jangkauan jauh dalam penggunaan praktis sehari-hari seperti halnya fisika kimia
dan biologi. Sebab, hakekatnya orang bisa membikin peralatan televisi, mobil, atau pabrik
kimia modern tanpa mesti secuwil pun menggunakan teori Copernicus. (Sebaliknya, orang
tidak bakal bisa membikin benda-benda itu tanpa menggunakan buah pikiran Faraday,
Maxwell, Lavosier atau Newton). Tetapi, jika semata-mata kita mengarahkan perhatian hanya
semata-mata kepada pengaruh langsung Copernicus di bidang teknologi, kita akan kehilangan
arti penting Copernicus yang sesungguhnya. Buku Copernicus punya makna yang tampaknya
tak memungkinkan baik Galileo maupun Kepler menyelesaikan kerja ilmiahnya. Kesemua
mereka adalah pendahulu-pendahulu yang penting dan menentukan bagi Newton, dan
penemuan merekalah yang membikin kemungkinan bagi Newton merumuskan hukum-
hukum gerak dan gaya beratnya. Secara historis, penerbitan De Revolutionobus Orbium
Coelestium merupakan titik tolak astronomi modern. Lebih dari itu, merupakan titik tolak
pengetahuan modern.
8. Biografi Leonardo Da Vinci
Leonardo da Vinci (15 April 1452 – 2 Mei 1519) adalah arsitek, musisi, penulis, pematung,
dan pelukis Renaisans Italia. Ia digambarkan sebagai arketipe "manusia renaisans" dan
sebagai jenius universal. Leonardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti Jamuan
Terakhir dan Mona Lisa. Ia juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang
mengantisipasi teknologi modern tetapi jarang dibuat semasa hidupnya, sebagai contoh ide-
idenya tentang tank dan mobil yang dituangkannya lewat gambar-gambar dwiwarna.Selain
itu, ia juga turut memajukan ilmu anatomi, astronomi, dan teknik sipil bahkan juga kuliner.
Latar Belakang
Leonardo lahir pada tahun 1452 di kota Vinci, propinsi Firenze, Italia anak dari Ser Piero Da
Vinci dan Caterina, jadi nama lengkapnya yaitu Leonardo di Ser Piero da Vinci yang berarti
Leonardo putra Ser Piero asal kota Vinci. Pada tahun 1476 tertuduh dengan kasus
homoseksual dengan seorang model laki-laki berusia belasan tahun yang bernama Jacopo
Saltarelli. Sehingga beberapa tahun itu Leonardo selalu berada di bawah pengawasan yang
berwenang [1]. Pada usia belia, beliau sudah belajar melukis dengan Andrea del Verrocchio
dan mulai melukis di Firenze.Ada kabar mengisahkan Verrochio menyatakan pensiun
melukis setelah menyaksikan bahwa lukisan muridnya yang satu ini lebih bagus dari
lukisannya sendiri. Selain menjadi pelukis Leonardo juga sanggup menunjukkan
kemampuannya di bidang yang lain. Pada tahun 1481 Leonardo pindah ke Milan untuk
bekerja dengan Adipati(Duke) di sana.Hasil karyanya selama di Milan yang paling termashur
adalah Kuda Sforza yang dikerjakannya selama kurang lebih 11 tahun. Namun di situ ia tidak
hanya melukis dan membuat patung saja, melainkan juga mengubah jalan-jalan sungai dan
membangun kanal-kanal, serta menghibur Duke dengan memainkan lut dan bernyanyi. Lalu
ia bekerja untuk Raja Louis XII dari Perancis di Milan dan untuk Paus Leo X di Roma
Sementara itu ia membantu Raphael dan Michaelangeo dalam merancang katedral Santo
Petrus.Dalam hidupnya Leonardo sangat tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia mulai
mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu terdapat
dalam buku catatanya sebanyak 7.000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa
tentang studi tubuh manusia. Pada zaman itu, anatomi tubuh manusia tak lebih dari sekadar
kira-kira karena siapapun dilarang keras membedah jenazah. Dengan kenekatannya mencuri-
curi kesempatan membedah-bedah tubuh orang mati, di kemudian hari tindakan yang tak
lazim di zamannya ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi dunia kedokteran.
Mahakarya Terbesar dan Tak Ternilai Karya Leonardo Da Vinci (MONALISA)
Mahakaryanya, Jamuan Terakhir(The Last Supper) pada tahun 1495 sampai tahun 1497 yang
dilukis pada dinding biara Santa Maria di Milan, kini telah rusak akibat dimakan waktu.
Lukisan terkenal lainnya adalah Mona Lisa yang kini terdapat di musium Louvre Paris.
Sebuah spekulasi yang beredar tentang siapa sesungguhnya Mona Lisa antara lain
menyatakan bahwa citra perempuan tersebut merupakan hasil rekaan wajah Da Vinci sendiri.
Spekulasi yang lain menyatakan bahwa perempuan tersebut memang pernah ada, seorang istri
pedagang. Leonardo da Vinci wafat di Clos Lucé, Perancis pada tanggal 2 Mei 1519, dan
dimakamkan di Kapel St. Hubert di kastel Amboise, Perancis. Setelah wafatnya, sangat kuat
ditengarai bahwa beliau pernah memegang peranan sebagai orang terkuat di sebuah
organisasi rahasia bernama Priory of Sion yang berlaskarkan Knights Templar. Apakah
organisasi rahasia ini? Banyak fakta mengarahkan pada suatu dugaan bahwa Priory of Sion
merupakan sebuah organisasi yang menjaga ketat-ketat rahasia sejarah kristiani menurut versi
yang berbeda dari kitab Injil yang beredar di masyarakat. Yang dirahasiakan adalah mengenai
siapa mesias yang sesungguhnya dan kemungkinan Yesus tidak menjalankan hukum selibat.
Dalam versi yang sempat menimbulkan kontroversi ini diyakini bahwa Mesias yang
sesungguhnya adalah Santo Yohanes Pembaptis, hal tersebut tersirat dari kekerapan Da Vinci
melukis Sang Santo dalam posisi telunjuk menuding ke atas sebagai simbolisasi 'Putra Allah'.
Versi yang tak kalah mengagetkannya adalah kemungkinan Maria Magdalena si bekas
perempuan sundal diperistri oleh Yesus. Kegeniusan Leonardo terlihat dari banyaknya
bidang yang ia kuasai. Ia adalah pelukis, pematung, penemu, peneliti, ahli permesinan, ahli
anatomi, matematika, ahli tumbuh-tumbuhan dan binatang, optik, aerodinamik, bahkan
pemusik handal. Ia belajar tanpa ada batasnya. Tentu saja ini tidak berat karena ia tidak
bekerja keras, ia hanya “bersenang-senang”. Untuk melukis manusia, ia secara khusus mem-
pelajari anatomi tubuh manusia. Leonardo mungkin adalah pembelajar paling gila. Saat
mempelajari anatomi, ia suka pergi malam-malam, membongkar kuburan, dan mengambil
mayat orang tidak dikenal yang sudah hampir busuk dan membedahnya. Kadang ia
melakukannya di rumah sakit yang memberinya izin. Ia benar-benar ingin tahu mengapa
tubuh manusia berbentuk seperti itu. Dengan begitu, ia bisa makin detail dalam membuat
lukisannya. "I have offended God and mankind because my work didn't reach the quality it
should have." Leonardo da Vinci
9. Biografi Ibnu Sina
Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina, yang dikenal dengan
sebutan Ibnu Sina atau Aviciena lahir pada tahun 370 hijriyah di sebuah desa bernama
Khormeisan dekat Bukhara. Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga
bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan
oleh ayahnya. Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol sehingga
salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina tidak terjun ke dalam pekerjaan
apapun selain belajar dan menimba ilmu. Dengan demikian, Ibnu Sina secara penuh
memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia cepat
menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang
kedokteran. Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin Mansur yang
memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat jatuh sakit memanggil Ibnu Sina untuk
merawat dan mengobatinya. Berkat itu, Ibnu Sina dapat leluasa masuk ke perpustakaan istana
Samani yang besar. Ibnu Sina mengenai perpustakan itu mengatakan demikian; “Semua buku
yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang
bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak
akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan
semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah
berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” Ibnu Sina menguasai berbagai ilmu seperti
hikmah, mantiq, dan matematika dengan berbagai cabangnya. Kesibukannya di pentas politik
di istana Mansur, raja dinasti Samani, juga kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan
Abu Tahir Syamsud Daulah Deilami dan konflik politik yang terjadi akibat perebutan
kekuasaan antara kelompok bangsawan, tidak mengurangi aktivitas keilmuan Ibnu Sina.
Bahkan safari panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya selama beberapa bulan di
penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan, tak menghalangi beliau untuk melahirkan ratusan
jilid karya ilmiah dan risalah. Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan
mudah memperoleh buku yang diinginkan, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menulis kitab
Qanun dalam ilmu kedokteran atau menulis ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama kitab
Al-Syifa’. Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil yang disebut
dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ibnu Sina menyibukkan diri dengan menggubah
bait-bait syair, atau menulis perenungan agamanya dengan metode yang indah. Di antara
buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-
Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang
membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan ilahiyyat. Mantiq al-Syifa’ saat
ini dikenal sebagai buku yang paling otentik dalam ilmu mantiq islami, sementara
pembahasan ilmu alam dan ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi
bahan telaah. Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa
abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah
umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan
kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi,
kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku tersebut
juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah
kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah
menjadi kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.
10. Biografi Archimedes
Archimedes yang hidup di Yunani pada tahun 287 sampai 212 sebelum masehi, adalah
seorang matematikawan, fisikawan, astronom sekaligus filusuf. Archimedes dilahirkan di
kota pelabuhan bernama Syracuse, kota ini sekarang dikenal sebagai Sisilia. Archimedes
merupakan keponakan raja Hiero II yang memerintah di Syracuse pada masa itu. Ia dibunuh
oleh seorang prajurit Romawi pada penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah dari
jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarahwan matematika
memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin
bersama-sama Newton dan Gauss. Nama Archimedes menjadi terkenal setelah ia melompat
dari bak mandinya dan berlari-lari telanjang setelah membuktikan bahwa mahkota raja tidak
terbuat dari emas murni. Ucapannya "Eureka (aku menemukannya)" menjadi terkenal sampai
saat ini. Archimedes juga merupakan orang pertama yang mendefinisikan sistem angka yang
mengandung "myriad (10000)", myramid menunjukkan seuatu bilangan yang nilainya tak
berhingga. Ia juga mendefinisikan perbandingan antara keliling lingkaran dan jari-jari
lingkaran yang dikenal sebagai pi sebesar 3.1429. Raja Hiero II kala itu terikat perjanjian
dengan bangsa Romawi. Syracuse harus mengirimkan gandum dalam jumlah yang besar pada
bangsa Romawi, agar mereka tidak diserang. Hingga pada suatu ketika Hiero II tidak mampu
lagi mengirim gandum dalam jumlah yang ditentukan. Karena itu Archimedes ditugaskan
merancang dan membuat kapal jenis baru untuk memperkuat angkatan laut raja Hiero II.
Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk dapat
mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek kapal.
Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena
ituArchimedes menciptakan sebuah alat yang disebut "Sekrup Archimedes". Dengan ini air
dapat dengan mudah disedot dari dek kapal. Ukuran kapal yang besar ini juga menimbulkan
masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit
untuk dipindahkan. Untuk mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptkan sistem katrol
yang disebut "Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan
muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Kapal ini kemudian diberi
nama Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu. Selama perang dengan
bangsa Romawi, yang dikenal dengan perang punik kedua, Archimedes kembali berjasa
besar. Archimedes mendesain sejumlah alat pertahanan untuk mencegah pasukan Romawi di
bawah pimpinan Marcus Claudius Marcellus, merebut Syracuse. Saat armada Romawi yang
terdiri dari 120 kapal mulai tampak di cakrawala Syracuse. Archimedes berfikir keras untuk
mencegah musuh merapat dipantai. Archimedes kemudian mencoba membakar kapal-kapal
Romawi ini dengan menggunakan sejumlah cermin yang disusun dari perisai-perisai prajurit
Syracuse. Archimedes berencana untuk membakar kapal-kapal musuh dengan memusatkan
sinar matahari. Namun rencana ini tampaknya kurang berhasil. Hal ini disebabkan untuk
memperoleh jumlah panas yang cukup untuk membakar sebuah kapal, kapal tersebut haruslah
diam.