6
HIBRIDA  Perkawinan antara dua indi vi du yang mempunya i bedasi fat di sebut sebagai hibrida. Yang dimaksud dengaan kata "sifat" (character) di sini adalah dalam arti sempit, yaitu suatu fenotip ya ng sedang dalam pembahasan. Kalau misalnya sedang dibahas tentang adanya bedasifat dalam hal warna bulu, maka sifat lainnya diabaikan. Jadi apabila sedang dibahas tentang adanya satu bedasifat warna bulu, maka adanya bedasifat lainnya ti dak dibahas. Dalam hal ini misalnya adanya bedasi fat dalam hal bentuk jengger, sifat pertu mbuh anny a, sifat menge ramnya dan seba gain ya, maka perbed aan perb edaan tersebut diabaikan. Per kawinan antara dua individu dengan satu bedasifat, misalnya dalam hal ini adanya perbedaan dalam warna bulunya, disebut sebagai per kawinan monohibrida (monohibrid).Ka lau ada nya bedasifa t dal am hal ben tuk jen gger juga iku t dibahas sehingga ada dua bedasifat, perkawinan demikian ini disebut perkawinan dihibrida. !ntuk tiga bedasifat, disebut trihibrida, empat bedasifat, tetra hibrida dan seterusnya.  A.  Kombinasi Gen dalam Hibrida  Dihibrida (dihibrid) adalah per kawinan antara dua indi vi du ya ng mempunya i dua pasang gen yang berbeda. ndividu yang mempunyai dua pasang gen yang berbeda sering hanya disebut sebagai memiliki dua bedasifat. #isalnya, gen P menyebabkan sapi tidak bertanduk dan gen $ menyebutkan sapi berwarna hitam, maka perkawinan antara individu dengan dua bedasifat adalah sebagai berikut % P% &PP$ $' ( &ppbb'  tidak bertanduk bertand uk  warna hitam warna merah )l% &Pp$b'  tidak berta nduk warna hit am  Dalam per*obaan genetika, perkawinan biasanya diteruskan sampai menghasilkan keturunan generasi kedua &) +' dengan jalan perkawinan interse, yaitu perkawinan antara )den ga n ). Pada *on to h te rs eb ut di atas , ma ka pe rk awinan in te rs en ya ad al ah perk awinan antar a genotip &Pp$b' dengan &Pp$b', yang masingmasin g akan menghasilkan gamet dengan ko mbinas i gen sebagai% P$, Pb , p$, dan pb. -pabil a ke dua ma*am kombinasi gamet tersebut dipasangkan satu sama lainnya sesuai hukum #endel, akan dihasilkan kombinasi genotip seperti tersebut di bawah ini%  nduk Jantan P$ Pb p$ pb P$ PP$$ PP$b Pp$$ Pp$b Pb PP$b PPbb Pp$b Pbbb p$ Pp$$ Pp$b pp$$ pp$b Pb Pp$b Ppbb pp$b Ppbb  Dengan demikian akan dijumpai ma*am genotip, dengan / ma*am fenotip yang terdiri atas %

Bab 04 Hibrida

  • Upload
    sim-v

  • View
    244

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hibrida

Citation preview

7/17/2019 Bab 04 Hibrida

http://slidepdf.com/reader/full/bab-04-hibrida 1/6

HIBRIDA 

Perkawinan antara dua individu yang mempunyai bedasifat disebut sebagai

hibrida. Yang dimaksud dengaan kata "sifat" (character) di sini adalah dalam arti sempit,

yaitu suatu fenotip yang sedang dalam pembahasan. Kalau misalnya sedang dibahas

tentang adanya bedasifat dalam hal warna bulu, maka sifat lainnya diabaikan. Jadi apabilasedang dibahas tentang adanya satu bedasifat warna bulu, maka adanya bedasifat lainnya

tidak dibahas. Dalam hal ini misalnya adanya bedasifat dalam hal bentuk jengger,

sifat pertumbuhannya, sifat mengeramnya dan sebagainya, maka perbedaanperbedaan

tersebut diabaikan.

Perkawinan antara dua individu dengan satu bedasifat, misalnya dalam hal

ini adanya perbedaan dalam warna bulunya, disebut sebagai perkawinan

monohibrida (monohibrid).Kalau adanya bedasifat dalam hal bentuk jengger juga ikut

dibahas sehingga ada dua bedasifat, perkawinan demikian ini disebut perkawinan dihibrida.

!ntuk tiga bedasifat, disebut trihibrida, empat bedasifat, tetra hibrida dan seterusnya.

 

A.   Kombinasi Gen dalam Hibrida

 

Dihibrida (dihibrid) adalah perkawinan antara dua individu yang mempunyai

dua pasang gen yang berbeda. ndividu yang mempunyai dua pasang gen yang berbeda

sering hanya disebut sebagai memiliki dua bedasifat. #isalnya, gen P menyebabkan sapi

tidak bertanduk dan gen $ menyebutkan sapi berwarna hitam, maka perkawinan antara

individu dengan dua bedasifat adalah sebagai berikut %

P% &PP$$' ( &ppbb'

  tidak bertanduk bertanduk

  warna hitam warna merah

)l% &Pp$b'

  tidak bertanduk warna hitam

 Dalam per*obaan genetika, perkawinan biasanya diteruskan sampai menghasilkan

keturunan generasi kedua &)+' dengan jalan perkawinan interse, yaitu perkawinan antara

)dengan ). Pada *ontoh tersebut di atas, maka perkawinan intersenya adalah

perkawinan antara genotip &Pp$b' dengan &Pp$b', yang masingmasing akan menghasilkan

gamet dengan kombinasi gen sebagai% P$, Pb, p$, dan pb. -pabila kedua ma*am

kombinasi gamet tersebut dipasangkan satu sama lainnya sesuai hukum #endel, akan

dihasilkan kombinasi genotip seperti tersebut di bawah ini%

 

nduk

Jantan

P$ Pb p$ pb

P$ PP$$ PP$b Pp$$ Pp$b

Pb PP$b PPbb Pp$b Pbbb

p$ Pp$$ Pp$b pp$$ pp$b

Pb Pp$b Ppbb pp$b Ppbb

 

Dengan demikian akan dijumpai ma*am genotip, dengan / ma*am fenotip yang terdiri

atas %

7/17/2019 Bab 04 Hibrida

http://slidepdf.com/reader/full/bab-04-hibrida 2/6

. tidak bertanduk, hitam &P$'

+. tidak bertanduk, merah 0 &Pb'

0. bertanduk, hitam 0 &pp$'

/. bertanduk, merah &ppbb'

 

-pabila perkawinan dihibrid tersebut di atas terjadi pada tanaman, maka proporsi dariketurunan yang dihasilkan dari persilangan dihibrid pada tanaman juga akan seperti tersebut di atas,

yaitu %0%0%. Jadi misalnya dari persilanga ini terjadi 011 anakan tanaman, maka ke011 tanaman

tersebut akan terbagi atas / kelompok fenotip. Dengan imbangan jumlah dalam tiap kelompok

fenotip sebagai 2%32%32%. -kan tetapi pada ternak, terutama pada ternak besar, karena jumlah

anak yang akan dilahirkan adalah terbatas, maka deretan angka proporsi tersebut di atas merupakan

deretan dari peluang untuk masingmasing fenotip. Dengan demikian misalnya pada sapi yang

merupakan hewan unipara, yaitu hewan yang hanya beranak satu ekor sekelahiran, maka peluang

bahwa anak yang akan dilahirkan itu mempunyai fenotip tidak bertanduk dengan warna

bulu hitam adalah 42 5 32,+36, peluang anaknya tidak bertanduk dengan warna bulu

merah adalah 042 5 7,836 dan seterusnya.

Dari berbagai ma*am bentuk hibrida, dapat disusun suatu rumus untuk meramalkan berbagai

ma*am efek yang ditimbulkannya, yang akan dibahas berikut ini%

 

1.  Banyaknya Macam Kombinasi Gamet

 

$anyaknya gamet yang dibentuk dalam suatu persilangan atau hibrida mengikuti rumus% +n. -ngka

"+" menunjukkan sepasang alel yang akan menjadi dua ma*am gamet. 9uruf "n" adalah banyaknya

beda sifat. Pada individu dengan susunan gen &-a' disilangkan dengan &-a' menghasilkan +n 5 +5 +,

yaitu - dan a. Pada kejadian dihibrida, misalnya &-a$b' (&-a$b', akan dihasilkan ++ 5 / ma*am

gamet, yaitu gamet -$, -b, a$, dan ab. Demikian seterusnya untuk hibrida0, /, 3, dan seterusnya,

akan dihasilkan ma*am gamet masingmasing sebesar +0 5 +/ dan +3

 

2. 

Banyaknya Kombinasi Genotipe pada Hibrida 

-dapun kemungkinan banyaknya kombinasi genotipe dari persilangan yang akan dihasilkan

dari suatu perkawinan hibrida dapat diramal menurut rumus% &+n'+. Pada perkawinan monohibrid

antara &-a ( -a' akan menghasilkan &+'+ 5 / kombinasi, yaitu --, -a, a-, dan aa. Pada perkawinan

dihibrida menghasilkan &++'+ 5 2 kombinasi.

 

3.  Banyaknya individ yan! "omosi!otik

 

Jumlah individu yang homosigotik dari perkawinan hibrida mengikuti rumus% +4

&+n '+ &kombinasi gamet dibagi dengan kombinasi genotip'. Pada perkawinan monohibrida, jumlah

individu yang homosigotik adalah sebesar +

 4 &+

'

+

5 +4/ atau 316, yaitu -- dan aa. !ntuk dihibrida, jumlah genotip yang homosigot adalah sebesar% ++ 4 &++'+5 /42 atau +3 6, yaitu genotip --$$, --bb,

aa$$ dan aabb dari 2 kombinasi yang ada.

 

#.  Bentk $enotip dalam Hibrida

 

$entuk fenotip yang mungkin timbul dalam persilangan hibrida dapat diramal dengan

menggunakan rumus binomium &a : b'n yang sering pula disebut sebgagai ;egitiga Pas*al sebagai

berikut.

7/17/2019 Bab 04 Hibrida

http://slidepdf.com/reader/full/bab-04-hibrida 3/6

;egitiga Pas*al

&a: b' % 9ibrida

&a : b'+  % + 9ibrida +

&a : b'0  %  0 0 9ibrida 0

&a : b'/  %  / 2 / 9ibrida /&a : b'3 %  3 1 1 3 9ibrida 3

&a : b'2  %  2 3 +1 3 2 9ibrida 2

dan seterusnya.

 

Penggunaan rumus tersebut di atas adalah sebagai berikut

9ibrida + % & ( 0+' % &&+ ( 0' % & ( 01'

9ibrida + % & ( 00' % &&+ ( 0+' % & ( 0' % & ( 01'

9ibrida + % & ( 0/' %&&+ ( 00' % & ( 0+' % & ( 0' % & ( 01'

dan seterusnya.

 

-ngkaangka pertama dalam kurung &,+, < ,0,0,, dan ,/,2,/,' mengikuti aturan segitiga

Pas*al. -ngka ini menunjukkan jumlah kombinasi dari individu yang mengandung gen dominan sebanyak

yang ditunjukkan oleh pangkat dari 0.

-ngka kedua tetap yaitu tiga dengan pangkat yang menunjukkan angka menurun, dimulai dari

bilangan pangkat yang sesuai dengan tipe hibridanya. #isalnya hibrida +, pangkatnya dimulai dengan

pangkat +, hibrida 0 dimulai dengan pangkat 0, dan seterusnya yang menurun sampai dengan pangkat

nol. Pangkat tersebut menunjukkan jumlah gen dominan yang dimilikinya, sedang hasil

kepangkatannya &00 5 +8', menunjukkan jumlah individu yang mempunyai sejumlah gen dominan

yang ditunjukkan oleh tanda pangkat tersebut. Dengan demikian maka misalnya angka &/ (

00' pada hybrid empat, berarti ada / kombinasi genotip yang mempunyai gen dominan 0 dan

masingmasing kombinasi terdiri atas +8 individu &dari 0 0'.

=umus binomium dapat juga digunakan untuk memperhitungkan peluang fenotipe tertentu

yang memiliki dua kemungkinan kejadian, misalnya men*ari peluang untuk mendapatkan anak dengankomposisi se( tertentu. -da dua kemungkinan kejadian dalam mendapatkan anak, yaitu jantan atau

betina. Dimisalkan seekor sapi perah akan dipelihara hingga menghasilkan 2 anak, akan dihitung

peluang bahwa keenam anak tersebut terdiri dari / anak betina dan + anak jantan.

P( 5 n> P (? &n('

  &(>' ( &n('>

 

Keterangan %

P( 5 peluang yang di*ari,

@ 5 jumlah kejadian, yang mempunyai peluang 5 p

n 5 jumlah kejadian seluruhnya

&n(' 5 jumlah kejadian, yang mempunyai peluang 5 A 

Peluang untuk mendapatkan anak jantan adalah sebesar �, demikian pula mendapatkan

anak betina, sebesar �. Dalam *ontoh kasus tersebut di atas, maka peluang untuk mendapatkan 2

anak dengan komposisi / betina dan + jantan, adalah %

P&2' 5 2> &4+'/&4+'+

  /> ( +>

 

P&2' 5 2 ( 3 ( / ( 0 ( + ( &4+'/&4+'+

7/17/2019 Bab 04 Hibrida

http://slidepdf.com/reader/full/bab-04-hibrida 4/6

  &/ ( 0 ( + ( ' &+ ( '

 

Bontoh tersebut di atas, dapat pula dihitung dengan segitiga Pas*al, yaitu

dengan persamaan &a : b'2, yaitu dalam segitiga Pas*al dilambangkan sebagai %

 

-

2

 : 2a

s

b : 3a

/

b

+

 : +1a

0

b

0

 : 3a

+

b

/

 : 2ab

3

 : b

2

 

Kalau a dimisalkan peluang mendapatkan anak betina yang besarnya adalah � dan

b peluang mendapatkan anak jantan yang besarnya juga adalah sebesar �, maka

untukmendapatkan / anak betina dan + anak jantan dilambangkan sebagai &3a/b+',

sehingga peluangnya dapat dihitung sebesar %

 

3&4+'/&4+'+ 5 342/ 5 1,+0.

 

B.   Metode Hibrida

 

1.  %ersilan!an resiprok.

 

Persilangan resiprok adalah persilangan kebalikan dari persilangan yang ada. Dimisalkan dalam

suatu persilangan antara pejantan bangsa - dengan betina bangsa $, maka persilangan resiproknya

adalah perkawinan antara pejantan bangsa $ dengan betina bangsa -. Dalam perkawinan antara

pejantan dengan genotip PP dan betina dengan genotip pp, maka persilangan resiproknya

adalah pejantan dengan genotip pp dan betina dengan genotip PP.

Perbandingan genotip dari keturunan yang dihasilkan perkawinan resiprok selalu sama dengan

perkawinan semula, baik di ) maupun di )+. Pada ) keduanya mempunyai keturunan yang 116

mempunyai genotip Pp. Pada )+ dari perkawinan interse &) ( )', memiliki perbandingan genotip

&PP' % &Pp' % &pp' sebesar % + % atau dengan proporsi fenotip tidak bertanduk %bertanduk 5 0 % .Jadi pada perkawinan resiprok, akan dihasilkan proporsi genotip maupun fenotip yang sama, baik ) maupun

)+.

Dalam pelaksanaan di lapangan, perkawinan resiprok sering digunakan dalam pembentukan

bangsa ternak baru dengan tujuan agar diperoleh kombinasi se*ara lengkap, termasuk kemungkinan

adanya maternal effect maupun maternal heterosis. 9al ini disebabkan adanya kemungkian bahwa dalam

perkawinan antara pejantan - dengan betina $ yang menghasilkan keturunan )&- ( $' walaupun mempunyai

susunan genotip yang sama dengan hasil perkawinan antara pejantan $ dengan induk - yang

menghasilkan keturunan )&- ( $' akan mempunyai sifatsifat kuantitatif yang berbeda, misalnya

dalam hal bobot badan.

 

2. 

&ilan! balik (back cross) 

Perkawinan silang balik adalah keturunan )  yang dikawinkan kembali dengan salah satu

bangsa tetuanya. #isalnya persilangan antara ternak bangsa P dengan bangsa ?, menghasilkan

keturunan dengan komposisi darah sebagai &4+ P, 4+ ?'. Dalam perkawinan silang balik, hasi l

silangan ini dikawinkan kembali dengan bangsa P sehingga akan dihasilkan keturunan dengan

komposisi darah &04/ P, 4/ ?'. #aksud dari silang balik adalah untuk memperoleh komposisi

gen yang dimiliki oleh salah satu tetuanya agar di dalam keturunannya lebih besar dari komposisi gen

tetua lainnya.

7/17/2019 Bab 04 Hibrida

http://slidepdf.com/reader/full/bab-04-hibrida 5/6

Dalam praktek pemuliaan ternak, silang balik selalu dilakukan dengan mengawinkan kembali

ternak silangannya dengan bangsa pejantannya se*ara berulang ulang, dengan maksud untuk

mengubah ternak lokal menjadi bangsa ternak pejantannya. Peristiwa silang balik yang dilakukan

se*ara terus menerus dengan bangsa pejantannya, dalam lmu Pemuliaan Cernak disebut

sebagai grading up2). Bontoh paling klasik adalah dilakukannya grading up bangsa sapi betina Jawa

dengan pejantan sapi ; dalam program ngolisasi, yang kemudian telah mengubah bangsa sapi Jawamenjadi sapi P.

 

3.  %ersilan!an 'es (test cross).

 

Persilangan Ces adalah suatu persilangan untuk mengetahui apakah suatu individu itu

homosigot ataukah heterosigot. )enotip dari individu yang homosigot ataupun yang heterosigot dominan

dari suatu gen yang bersifat dominan penuh adalah sama. ;ehingga sulit membedakan apakah

individu tersebut homosigot atau heterosigot. #isalnya gen P yang menyebabkan sapi tidak

bertanduk. Dalam keadaan PP maupun Pp, sapi samasama tidak bertanduk.

Pada pembibitan ternak murni, harus diketahui dengan pasti apakah suatu individu itu

homosigot dominan atau heterosigot dominan. Demikian pula dalam pemilihan pejantan yang

akan digunakan untuk inseminasi buatan, harus diyakinkan terlebih dahulu apakah homosigot atau

heterosigot, untuk gengen tertentu. 9al demikian ini harus dilakukan, karena dalam pembibitan

ternak murni dipersyaratkan adanya keseragaman fenotip, disamping kemungkinan adanya *a*at

*a*at genetis yang tersembunyi.

Pada persilangan tes, maka individu yang akan diuji dikawinkan dengan individu yang

sudah jelas homosigot resesif. #isalnya seekor sapi -ngus yang berwarna hitam mulus dapat mempunyai

susunan genotip $$ maupun $b. ;api ini biasa dikawinkan dengan sapi yang sudah jelas memiliki

susunan genotip homosigot resesif &bb' dengan fenotip merah.

 

P% $&E' ( bb

  &hitam' &merah'

)% $b 316 hitam  &E'b 316 hitam atau merah

 

-pabila keturunan pada ) semuanya hitam dapat dipastikan individu tersebut memiliki

genotip homosigot dominan. ;ebaliknya apabila individu yang dites adalah hitam heterosigot &$b',maka

keturunannya 316 hitam dan 316 merah. Pada tanaman, silang uji dapat mudah dilakukan, karena

tanaman dapat menghasilkan keturunan yang banyak sekali. Kesulitan pada ternak yang bukan

multipara adalah karena pada setiap generasi hanya akan dihasilkan satu anak, sehingga gambaran

tersebut di atas hanya merupakan jajaran peluangnya. Dengan demikian maka dalam hal ternak

yang unipara, maka pejantan tersebut harus dikawinkan dengan beberapa induk yang homosigot resesif 

 

(. 

Hibrida pada 'ernak 

9ibrida pada ternak sudah sering dilakukan, terutama terhadap dua spesies

yang mempunyai kedekatan hubungan. Proses hibrida yang sangat menarik dan banyak dilakukan adalah

pada sapi, yaitu persilangan antara Bos Taurus dengan Bos indicus, sapi dengan bison dan kerbau

Fumpur dengan kerbau sungai.

$aik Bos Taurus maupun Bos indicus, memiliki jumlah kromosom yang sama, yaitu 37 buah

otosom dan kromosom @Y. Perbedaan terletak pada kromosom Y, yaitu berbentuk akrosentris

pada Bos indicus dan metasentris pada Bos Taurus. -da dua bentuk yang mungkin timbul pada hasil

7/17/2019 Bab 04 Hibrida

http://slidepdf.com/reader/full/bab-04-hibrida 6/6

silangannya, tergantung dari bangsa pejantan yang dipakainya. Pejantan $rahman menghasilkan

kromosom Y akrosentris, sedangkan pejantan -fri*ander menghasilkan bentuk submetasentris. Pada

sapi dan bison, perbedaan juga terletak pada kromosom Y. -krosentris pada bison dan submetasentris

pada sapi.