Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 1
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Pemerintah Kabupaten Supiori telah memiliki Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMD) periodesasi 2016-2021, dimana Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Kabupaten Supiori dilaksanakan pada 9 Desember 2015.
berdasarkan hasil Pilkada tersebut ditetapkan Bupati dan Wakil Bupati
terpilih dan dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati periode 2016-2021
pada tanggal 2016. Pada Pasal 264 Undang-Undang Nomor Nomor 23
Tahun 2014 disebutkan bahwa RPJMD ditetapkan dengan Peraturan
Daerah dan ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah
terpilih dilantik, dimana RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021
merupakan penjabaran dari Visi, Misi dan Program Kepala Daerah. Hal
tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf b Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Sampai dengan saat ini telah dirasakan peningkatan hasil dan
manfaatnya bagi masyarakat. Seiring dengan dinamika pembangunan,
kebutuhan masyarakat dan tantangan pada masa mendatang diperlukan
keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan sehingga tujuan dan
harapan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Supiori
dapat tercapai. Keberadaan Pemerintah Kabupaten Supiori dalam
melaksanakan fungsinya mengutamakan kearifan lokal dengan
memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki meliputi; Sumber Daya
Manusia, Sumber Daya Alam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi demi
peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh karenanya dituntut adanya
inovasi, kreativitas, spirit kewirausahaan (entrepreneur) serta lebih
responsif terhadap kepentingan publik. Dengan demikian jarak antara
pemerintah dan masyarakat menjadi semakin dekat yang memungkinkan
kinerja pelayanan kepada masyarakat (public services) menjadi lebih baik.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 2
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Revisi atas dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Daerah Kabupaten Supiori 2016-2021 ini dilakukan dengan
beberapa pertimbangan sebagai berikut : (1) Adanya perubahan Tahapan
Penyusunan RPJMD yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pebangunan Daerah Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD dan RPJMD,
serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan RKPD (2) adanya
perubahan target pencapaian pembangunan di Kabupaten Supiori;
Perubahan RPJMD ini mengakomodir kepentingan semua
stakeholder pembangunan yang dijabarkan secara operasional dari Visi
dan Misi Bupati dan Wakil Bupati periode Tahun 2016-2021, selaras
dengan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi, dan selaras
dengan kebijakan pembangunan Jangka Panjang Nasional serta
pembangunan Jangka Panjang Menengan Nasional. RPJMD perlu
disusun secara komprehensif agar memudahkan penjabarannya kedalam
dokumen perencanaan tahunan, dan memudahkan dalam proses evaluasi
kinerja pembangunan daerah, sehingga pembangunan di Kabupaten
Supiori bisa efektif, efisien, tepat sasaran sehingga mampu mewujudkan
visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Supiori periode 2016-2021
yaitu:“Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Supiori yang Mandiri,
berkeadilan dan Sejahtera pada Tahun 2021”.
Perubahan paradigma dan pendekatan dalam perencanaan
pembangunan nasional yang dicanangkan melalui penetapan kebijakan
peraturan perundang-undangan pada prinsipnya merupakan upaya untuk
menata kembali dan mengedepankan penyusunan perencanaan
pembangunan nasional dan daerah secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, serta menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, serta
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan. Hal
tersebut digunakan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Supiori dimana
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 3
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
menggunakan pendekatan pendekatan teknokratik, partisipatif, politis,
serta atas-bawah dan bawah-atas. Pendekatan atas-bawah dan bawah-
atas dimaksudkan bahwa RPJMD disusun dengan memperhatikan
harapan masyarakat di seluruh Kabupaten Supiori, mengarah pada
percepatan pembangunan Daerah tertinggal dan wilayah perbatasan, dan
memperhatikan kebijakan Pemerintah Pusat. Adapun pendekatan politis
dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi kepala daerah terpilih
ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang
dibahas bersama dengan DPRD.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan
program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah
kebijakan pembangunan daerah dan arah kebijakan keuangan daerah,
serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang
disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan
RPJMN. Dengan mendasarkan pada ketentuan tersebut, penyusunan
RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 berpedoman pada RPJPD
Provinsi Papua Tahun 2005-2025 dan RTRW Kabupaten Supiori. Pada
saat penyusunan RPJMD ini RTRW belum ditetapkan dengan Peraturan
Daerah. Penyusunan RPJMD juga memperhatikan RPJMN Tahun 2015-
2019, RPJMD dan RTRW Provinsi Papua. Hal ini dilakukan guna
mewujudkan keselarasan pembangunan Kabupaten Supiori dengan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah sekitar. RPJMD Kabupaten
Supiori Tahun 2016-2021 akan dijabarkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai rencana pembangunan tahunan
daerah, dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis
Perangkat Daerah (Renstra-PD) Tahun 2016-2021 yang merupakan
dokumen perencanaan jangka menengah di tingkat perangkat daerah.
RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 juga menjadi acuan dalam
penyusunan Renstra Perangkat Daerah juga digunakan sebagai
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 4
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
instrumen evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan akan
menjadi acuan bagi masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
pembangunan daerah.
1.2. Dasar Hukum
Penyusunan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2011-2016
didasarkan olehperaturan perundangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi
Otonomi Irian Barat dan Kabupaten-Kabupaten Otonomi di Propinsi
Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor
47 , Tambahan lembar Negara Republik Indonesia Nomor 2907);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2003 Tentang Pembentukkan
Kabupaten Supiori;
4. Undang-undang nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus
Papua;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 5
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungn Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara 5059);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5233);
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
13. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Nomor 5132);
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 6
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
19. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
114,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
20. Peraturan Pemerintah nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 5587, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6178);
21. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019;
22. Permendagri 80 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
310);
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang
Pedoman Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan
atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 994);
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pebangunan Daerah Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan
Daerah tentang RPJPD dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan
RPJPD, RPJMD dan RKPD.
26. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun
2005-2025;
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 7
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
27. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 23 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Papua tahun 2013-2033;
28. Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 14 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi
Papua tahun 2013-2018;
29. Peraturan Daerah Kabupaten Supiori Nomor 32 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang dan Wilayah;
30. Peraturan Daerah Kabupaten Supiori Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Supiori;
1.3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Perubahan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-
2021 dimaksudkan sebagai pedoman bagi seluruh komponen daerah
(pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan pemangku kepentingan
lainnya) dalam penyelenggaraan pembangunan dan penyusunan Renstra
SKPD Tahun 2016-2021 dan RKPD Kabupaten Supiori dalam periode
tahun 2016-2021, sesuai dengan visi, misi, dan program pembangunan
dari Bupati/Wakil Bupati terpilih masa bakti tahun 2016-2021.
Berpijak dari maksud tersebut maka tujuan penyusunan
Perubahan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 adalah sebagai
berikut:
1. Merumuskan gambaran umum kondisi daerah sebagai dasar
perumusan permasalahan dan isu strategis daerah, dan sebagai
dasar prioritas penanganan pembangunan daerah 5 (lima) tahun
kedepan. Sebagai pedoman bagi seluruh SKPD dilingkungan
pemerintah Kabupaten Supiori dalam menyusun Renstra SKPD
periode 2016-2021;
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 8
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
2. Merumuskan gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka
pendanaan sebagai dasar penentuan kemampuan kapasitas
pendanaan 5 (lima) tahun kedepan;
3. Menerjemahkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Supiori kedalam
tujuan dan sasaran pembangunan daerah Tahun 2016-2021, yang
disertai dengan program prioritas untuk masing-masing untuk masing
masing SKPD Tahun 2016-2021;
4. Menetapkan berbagai program prioritas yang disertai dengan indikasi
pagu anggaran dan target indikator kinerja yang akan dilaksanakan
pada Tahun 2016-2021;
5. Menetapkan indikator kinerja daerah Kabupaten Supiori sebagai dasar
penilaian keberhasilan pemerintah Supiori dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan daerah periode 2016-2021.
1.4. Hubungan Antar Dokumen
Perubahan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 sebagai
dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah untuk
kurun waktu lima tahun memiliki keterkaitan dengan beberapa dokumen
lain sebagai berikut.
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah (RPJPD)
RPJMD merupakan penjabaran dari RPJPD Provinsi Papua tahun
2005-2025. Penyusunan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021
ini memperhatikan visi, misi, sasaran pokok RPJPD, serta prioritas
pembangunan pada periodesasi ke-3 RPJPD (2005-2025).
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Penyusunan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021
memperhatikan RPJMN tahun 2015-2019 terutama visi, misi, tujuan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 9
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
dan sasaran pokok RPJMN, sembilan agenda prioritas (nawacita), dan
arah pengembangan wilayah Pulau Papua.
3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Papua
Penyusunan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 juga tidak
lepas dari visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah
provinsi Papua yang tertuang dalam dokumen RPJMD Provinsi Papua
Tahun 2013-2018. Visi pembangunan jangka menengah daerah
provinsi Papua Tahun 2013-2018 adalah: Papua Bangkit, Mandiri dan
Sejahtera.
4. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Penyusunan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021
memperhatikan dan mempertimbangkan pola ruang dan struktur
ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Nasional, RTRW Provinsi
Papua dan Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW Kabupaten
Supiori, sebagai dasar dalam penetapan lokasi program dan kegiatan
pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di
Kabupaten Supiori. RTRW Kabupaten Supiori ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
5. Dokumen Perencanaan Daerah Sekitar
RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 juga disusun dengan
memperhatikan RPJMD dan RTRW kabupaten sekitar lainnya
(Kabupaten Biak, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Waropen,
dan Kabupaten Sarmi).
6. Dokumen Perencanaan Multi Sektor
RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 juga disusun dengan
memperhatikan dokumen perencanaan multi sektor, seperti Strategi
Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD), Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS), dan hasil kajian seperti Perencanaan Bidang
Pendidikan, dan Perencanaan Bidang Kesehatan.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 10
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
7. Rencana Strategis Perangkat Daerah
RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 menjadi pedoman
dalam penyusunan Rencana Strategis Perangkat Daerah(Renstra-PD)
yang berwawasan 5 tahunan. Rencana PD merupakan penjabaran
teknis yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis
operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program
dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan
untuk jangka waktu 5 tahunan, yang disusun setiap satuan perangkat
daerah dbawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda Kabupaten Supiori).
8. Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Pelaksnaan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 setiap
tahun dijabarkan ke dalam rencana kerja Pemerinah daerah sebagai
suatu dokumen rencana pembangunan pemrintah Kabupaten Supiori
memuat prioitas program dan kegiatan dari rencana kerja SKPD.
RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan musenbang daerah
Kabupaten Supiori yang diaksanakan secara berjenjang mulai dari
tingkat desa, kecamatan dan kabupaten hingga provinsi.
9. RPJMD Kabupaten Supiori dengan Beberapa Dokumen Lainnya
Dalam rangka sinergitas pembangunan kewilayahan dan sektoral,
maka Penyusunan dan penetapan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun
2016-2021 juga memperhatikan keberadaan dokumen-dokumen lain
diluar komponen perencanan. Pada bagian lain, dokumen berupa
perencanaan sektoral dan bersifat mikro juga perlu mengacu pada
RPJMD. Adapun contoh dari dokumen-dokumen lain yang dimaksud
meliputi (1) Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan
Kemiskinan di Indonesia (MP3KI), (2) Rencana Aksi Pengurangan
Dampak Perubahan Iklim, Pemberlakuan MEA, Keberlanjutan
Program SDGs.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 11
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Secara ringkas keterkaitan RPJMD Kabupaten Supiori Tahun
2016-2021 dengan beberapa dokumen lain sebagai berikut:
Gambar 1.1. Keterkaitan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan lainnya
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika RPJMD Kabupaten Supiori Tahun 2016-2021 disusun
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, dasar hukum,
hubungan antar dokumen, sistematika penulisan, maksud dan
tujuan RPJMD Kabupaten Supiori.
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, berisi tentang gambaran
kondisi daerah dilihat dari Aspek Geografis dan Demografis,
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 12
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum,
dan Aspek Daya Saing.
Bab III Gambaran Keuangan Daerah, berisi tentang gambaran hasil
pengolahan data dan analisis terhadap pengelolaan keuangan
daerah.
Bab IV Permasalahan dan isu-isu strategis Daerah, berisi tentang
analisis lingkungan strategis, permasalahan pembangunan
daerah, dan isu strategis yang akan memberikan pengaruh
terhadap pencapaian pembangunan jangka menengah daerah
5 (lima) tahun mendatang.
Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, berisi tentang rumusan, misi,
tujuan dan sasaran beserta target kinerja sasaran
pembangunan jangka menengah.
Bab VI Strategi, Arah Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
berisi tentang 1) Strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan
dan sasaran; serta (2) Arah kebijakan Program pembangunan
daerah dirumuskan dari masing-masing strategi untuk
mendapatkan program prioritas dari setiap strategi terpilih untuk
menggambarkan fokus pembangunan setiap tahun selama 5
(lima) tahun.
Bab VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program
Pembangunan Daerah, memuat program prioritas dalam
pencapaian visi dan misi serta seluruh program yang
dirumuskan dalam renstra Perangkat Daerah beserta indikator
kinerja, pagu indikatif target, Perangkat Daerah penanggung
jawab berdasarkan bidang urusan.
Bab VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, berisi tentang
gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan
misi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan
menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) daerah dan indikator
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 1 - 13
PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan
menjadi Indikator Kinerja Kunci (IKK) pada akhir periode masa
jabatan.
Bab IX Penutup.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 1
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Bab 2. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Gambaran umum dan kondisi daerah di Kabupaten Supiori tercermin dari
uraian beberapa aspek yang meliputi aspek geografi dan demografi, aspek
kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah
berikut penjelasan gambaran umum dari keseluruhan aspek diatas.
2.1. Aspek Geografis dan Demografis
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Supiori terletak di bagian Barat Daya merupakan salah
satu wilayah di Provinsi Papua yang Ibukota kabupaten terletak di
Sorendiweri. Dengan luas wilayah 634,25 Km2(Sumber data: Kabupaten
Supiori Dalam Angka 2016) Kabupaten Supiori merupakan wilayah
pemekaran dari Kabupaten Biak Numfor berdasarkan UU Nomor 35
Tahun 2003, tanggal 18 Desember 2003 dan terdiri dari 5 (lima)
distrik/kecamatan, yaitu Distrik Supiori Timur, Distrik Supiori Utara, Distrik
Supiori Barat, Distrik Supiori Selatan dan Distrik Kepulauan Aruri.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Gambar 2.1. Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Supiori
Batas-batas wilayah Kabupaten Supiori dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Sebelah Utara : Samudera Pasifik
b. Sebelah Selatan : Selat Yapen
c. Sebelah Timur : Kabupaten Biak Numfor
d. Sebelah Barat : Selat Aruri
Pada awal berdirinya, Kabupaten Supiori hanya memiliki 3 distrik
dan kemudian berkembang menjadi 5 Distrik yaitu Distrik Supiori Timur,
Distrik Supiori Utara, Distrik Supiori Barat, Distrik Supiori Selatan dan
Distrik Kepulauan Aruri. Gambaran pembagian wilayah Kabupaten Supiori
berdasarkan distrik seperti dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 3
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: Kabupaten Supiori dalam Angka Tahun 2016
Gambar 2.1. Pembagian wilayah Kabupaten Supiori menurut Distrik, 2016
Lebih jelas mengenai kondisi administrasi Kabupaten Supiori
dapat disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kabupaten Supiori Tahun 2016 (km2)berdasarkan Distrik
No Distrik Kelurahan Ibukota ∑ Desa
Luas Total (Km²)
1 Distrik Kepulauan Aruri
1. Desa Aruri 2. Desa Yamnaisu 3. Desa Ineki 4. Desa Insumbrei 5. Desa Rayori 6. Desa Mbrurwandi 7. Desa manggoswan 8. Desa Wongkeina 9. Desa Inbirsbari
Desa Mbrurwandi (9 Desa)
119,75 Km²
2 Distrik Supiori Barat
1. Desa Mapia 2. Desa Masyai 3. Desa Napisdi 4. Desa Amyas 5. Desa Wayori 6. Desa Koryakam 7. Desa Waryei
Desa Koryakam (7 Desa)
150,80 Km²
3 Supiori Selatan 1. Biniki 2. Maryaidori 3. Warbefondi 4. Fanindi 5. Awaki 6. Odori 7. Didiabolo
Desa Fanindi (7 Desa)
87,60 Km²
4 Supiori Utara 1. Warsa Desa Puweri 79,83 Km²
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 4
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
No Distrik Kelurahan Ibukota ∑ Desa
Luas Total (Km²)
2. Puweri 3. Warbor 4. Kobarijaya 5. Fanjur
(5 Desa)
5 Supiori Timur 1. Yawerma 2. Wombonda 3. Marsram 4. Duber 5. Sauyas 6. Wafor 7. Sorendiweri 8. Waryesi 9. Doubo 10. Syurdori
Desa Sorendiweri (10 Desa)
196,26 Km²
Luas Total 634,24 Km² Sumber: Sakernas 2015
2.1.1.2. Letak dan Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Supiori berada pada 134o47’-
136o30’ Bujur Timur dan antara 0o55’ - 1o31’ Lintang Selatan.
2.1.1.3. Topografi
Topografi Kabupaten Supiori berupa perbukitan, daratan
bergelombang, dataran rendah dan daerah kepulauan, dengan ketinggian
berkisar 0-1.030 meter di atas permukaan laut (dpl). Adapun pembagian
wilayah menurut ketinggian wilayah dari permukaan laut dan
kelerengannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2. Luas WiIayah berdasarkan Ketinggian Wilayah
Ketinggian Wilayah (Mdpl)
Distrik Jumlah
Kep.Aruri Sup.Barat Sup. Selatan Sup.Timur Sup.Utara
0-10 1.400,29 325,42 566,29 840,43 158,67 3.291,10
10-25 1.321,19 987,07 839,33 1.526,72 748,68 5.422,98
25-50 438,97 1.080,80 333,25 1.642,82 1.006,89 4.502,73
50-100 1.201,30 1.538,07 573,99 2.357,74 1.640,40 7.311,51
100-200 2.487,97 2.339,81 1.089,92 4.585,58 1.745,40 12.248,57
200-500 3.141,00 2.970,56 3.554,79 6.885,09 1.057,24 17.608,69
500-750 - 498,97 4.212,90 380,90 112,44 5.205,21
750-950 - 26,93 1.582,28 - - 1.609,21
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 5
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: Peta Dasar Kabupaten Supiori, 2010
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa wilayah Kabupaten
Supiori dapat dijelaskan ke dalam tiga kriteria yaitu:
a. Wilayah dengan ketinggian 0-300 meter di atas permukaan laut
Wilayah dengan kondisi lahan yang cukup datar dan tingkat
kelerengan antara 0-300 dpl di Kabupaten Supiori, sebagian besar
berada di wilayah utara, yaitu Distrik Supiori Timur, Distrik Supiori
Utara serta Distrik Supiori Barat. Di wilayah ini telah berkembang
pemukiman, dan perladangan, tegalan, dan kebun penduduk, serta
kebun kelapa.
b. Wilayah dengan ketinggian 300-400 meter di atas permukaan laut
Kelompok berikutnya adalah wilayah yang bergelombang dengan
kelerengan yang berkisar 300-400.Daerah ini tersebar hampir di
seluruh wilayah Kabupaten Supiori. Pada kelompok ini sebagian besar
wilayah berada di Distrik Supiori Timur yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Biak Numfor (Doubo, Syurdori,Waryesi serta
Duber), kemudian kawasan pesisir pantai pada distrik Supiori Utara
serta Supiori Barat.
Pada wilayah pesisir dengan kontur bergelombang banyak ditumbuhi
tanaman bakau atau mangrove serta tanaman sagu yang
dimanfaatkan oleh penduduk lokal sebagai makanan pokok.
Sementara itu wilayah daratan yang bergelombang banyak dijumpai
semak belukar dan tanaman pertanian yang dibudidayakan oleh
penduduk.
c. Wilayah dengan ketinggian >1000 meter diatas permukaan laut
Wilayah dengan karakter topografi demikian adalah wilayah
perbukitan dengan kelerengan lahan sebesar >1000 mdpl dan banyak
dijumpai pada bagian tengah wilayah Kabupaten Supiori. Wilayah
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 6
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
tersebut merupakan kawasan lindung cagar alam Supiori. Topografi
membentuk barisan gunung yang disebut juga Pegunungan Supiori
dengan puncak Wombonda sebagai puncak tertinggi yang mencapai
1.034 meter di atas permukaan air laut.
2.1.1.4. Klimatologi
Kabupaten Supiori beriklim tropis dengan suhu rata-rata berkisar
antara23,20º-30,50ºC. Keadaan iklim ini sangat dipengaruhi oleh
keberadaan Samudera Pasifik yang mengelilingi sebagian besar wilayah
Kabupaten Supiori. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 85,6%
sampai dengan 88%. Kecepatan angin rata-rata 5 m/detik, tertinggi terjadi
pada bulan Oktober sampai dengan Desember dengan kecepatan
maksimum mencapai 22-23 m/detik.
Tabel 2.3. Rata-rata Kelembaban Udara Setiap Bulan di Kabupaten Biak dan Sekitarnya, Tahun 2013-2016
Bulan Rata-rata Kelembaban Udara (%)
2013 2014 2015 2016
Januari 87 87 87 89
Februari 87 87 87 90
Maret 87 86 86 89
April 89 87 87 89
Mei 88 89 87 90
Juni 88 88 87 89
Juli 88 86 87 86
Agustus 86 89 85 86
September 85 87 86 87
Oktober 84 85 87 88
November 87 87 88 86
Desember 88 88 88 86
Rata-rata 87 87 87 88
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Klasi I Frans Kaisepo Biak
Curah hujan yang yang cukup tinggi terjadi sepanjang tahun, yaitu
antara 2.100 sampai dengan 3.500 mm/tahun. Periode bulan kering terjadi
antar bulan Oktober sampai dengan November dan bulan basah terjadi
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 7
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
pada bulan Januari sampai bulan Maret. Catatan klimatologi secara
lengkap di di Kabupaten Supiori dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.4. Rata-rata Suhu Udara Setiap Bulan di Kabupaten Biak dan Sekitarnya, Tahun 2013-2016
Bulan Rata-rata Suhu Udara (°C)
2013 2014 2015 2016
Januari 27,3 27,1 27,1 27,0
Februari 27,2 27,1 26,8 26,8
Maret 27,4 27,3 26,9 27,1
April 27,2 27,7 27,3 27,5
Mei 27,5 27,3 27,3 27,5
Juni 26,9 27,3 27,3 27,3
Juli 26,6 27,5 27,0 26,8
Agustus 26,5 26,5 27,5 26,8
September 27,2 27,0 27,5 27,2
Oktober 27,3 27,8 27,6 27,2
November 27,0 27,0 27,3 27,4
Desember 27,2 27,2 27,3 27,4
Rata-rata 27,1 27,2 27,2 27,2 Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Klasi I Frans Kaisepo Biak
Dikarenakan posisi geografis Kabupaten Supiori yang berada
pada daerah Khatulistiwa, maka dipengaruhi juga dengan angin Muson
Tenggara (dari arah benua Australia) dan angin Muson Barat Laut (dari
arah benua Asia), sehingga angin yang sepanjang tahun bertiup di
wilayah Kabupaten Supiori dapat dikategorikan dalam 2 (dua) jenis musim
angin, yaitu:
a. Musim Angin Timur (dalam bahasa penduduk lokal Biak dan Supiori
disebut dengan Angin Wamires), yang bertiup sekitar bulan April
hingga September. Keberadaan angin ini dapat menguntungkan
transportasi laut dan kegiatan penangkapan ikan karena keadaan air
laut relatif tenang (kurang berombak dan kurang bergelombang). Pada
waktu-waktu tertentu (biasanya pada bulan April-Juli) keadaan air laut
mengalami surut terendah. Musim angin pada waktu itu disebut
dengan “Wampasi”.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 8
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
b. Musim Angin Barat (dalam bahasa penduduk lokal Biak dan Supiori
disebut dengan Angin Wambrauw), yaitu bertiup sekitar bulan
September hingga Maret. Keberadaan angin ini sangat mengganggu
transportasi laut dan aktifitas penangkapan ikan, karena ombak dan
gelombang laut cukup besar, serta curah hujan biasanya terjadi relatif
tinggi.
Secara umum masyarakat lokal Biak (Supiori) mengenal 4 (empat)
jenis angin, yaitu:
a. Angin Wambarek. Angin ini terjadi pada pagi hingga sore hari, dan
paling sering terjadi pada bulan September hingga Desember.
Biasanya pada bulan-bulan tersebut angin Wambarek terjadi selama
tiga hari berturut-turut, sehingga nelayan tidak bisa melakukan
aktivitas penangkapan ikan.
b. Angin Wamires. Angin sepoi-sepoi dan biasanya bertiup pada sore
hari dan berlangsung selama 3-4 jam dalam sehari (pukul 15.00-
18.00). Pada saat terjadinya angin Wamires, biasanya dijumpai
banyak ikan cakalang (hampir terjadi setiap hari sepanjang tahun).
c. Angin Wambrur. Angin ini menguntungkan untuk kegiatan melaut
bagi nelayan yang tinggal di daratan Pulau Supiori, tetapi merugikan
nelayan-nelayan yang tinggal di pulau-pulau kecil. Biasanya angin ini
bertiup pada sore hari dengan kecepatan yang lebih kencang
daripada angin Wamires.
d. Angin Wambrauw. Angin ini paling sering terjadi pada bulan Mei dan
bertiup dari pagi hingga sore hari, biasanya terjadi kurang dari
seminggu lamanya. Bagi masyarakat Supiori, angin ini dikenal paling
jahat sehingga bila datang angin ini maka jarang ada aktivitas
penangkapan ikan yang dilakukan oleh para nelayan.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 9
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah Kabupaten Supiori
Kabupaten Supiori mempunyai potensi daerah yang sangat besar,
seperti sumber daya alam, sumber daya pariwisata, dan lain-lain. Sumber
daya alam ini tercermin dari luas lahan hutan, perairan laut, pantai yang
belum seluruhnya tergarap dengan baik dan optimal. Dengan demikian,
potensi daerah yang sangat besar itu belum dimanfaatkan secara
maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sumber
pendapatan daerah.
2.1.2.1. Kawasan Suaka Alam
Sekitar 92% dari luas lahan yang dimiliki Kabupaten Supiori di
Provinsi Papua, merupakan kawasan hutan. Dari besaran tersebut
sebagian besar merupkan cagar alam dan sisnya adalah tanaman
industri. Pada dasarnya pemantapan kawasan cagar alam bertujuan untuk
melestarikan lingkungan dan melindungi keanekaragaman hayati,
ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan keberlangsungan
plasma nutfah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya.
Kawasan hutan Pulau Supiori telah ditetapkan sebagai kawasan
cagar alam dengan luas kawasan sebesar 41.990 Ha. Kawasan hutan
suaka terletak di wilayah Distrik Supiori Timur. Penetapan kawasan ini
sebagai cagar alam karena merupakan hutan hujan tropis yang masih asri
dan perlu untuk di lindungi, guna menjaga keseimbangan iklim global,
sekaligus sebagai paru-paru dunia. Selain itu, di kabupaten ini juga
terdapat kawasan hutan konservasi mangrove yang berlokasi di
sepanjang pantai distrik Supiori Timur.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 10
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
2.1.2.2. Kawasan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi merupakan kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan berupa kayu dan non
kayu (damar,jati, mahoni, pinus, rotan dan hasil hutan lainnya). Kawasan
hutan produksi juga memiliki fungsi perlindungan sebagai daerah resapan
air, berarti bahwa kawasan ini tidak boleh dialih fungsikan untuk kegiatan
lain, dan harus dikendalikan secara ketat. Berdasarkan jenisnya, hutan
produksi terbagi 4 (empat) yaitu hutan produksi terbatas, hutan produksi
tetap, hutan produksi konversi dan hutan rakyat.
Penetapan sebagian kawasan sebagai kawasan konservasi
dilakukan menyusul bencana tsunami pada tahun 1996 yang
menyebabkan abrasi pantai sampai sejauh ratusan meter ke darat.
Maksud dari penetapan tersebut adalah untuk melindungi pulau-pulau
kecil di Kabupaten Supiori dari abrasi lanjutan yang lebih
parah.Sebagaimana kita ketahui Kabupaten Supiori merupakan
kabupaten kepulauan yang memiliki puluhan pulau-pulau kecil yang
dikelililngi Samudra Pasifik.
Tabel 2.5. Luas Hutan di Kabupaten Supiori, Tahun 2009 (km²)
No Fungsi Hutan Luas Area
Ha %
1 Hutan Lindung (HL) 6.514 9,1
2 Hutan Produksi - -
- Tetap - -
- Terbatas 373 0,5
- Yang Dapat konversi - -
- APL 23.855,52 33.42
3 Hutan Suaka Alam
- Cagar Alam Supiori 41.900 56,9
4 Kawasan Lainnya - -
Jumlah/Total 71.380 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Supiori,Tahun 2016
Sebagaimana tersebut dalam tabel di atas, dapat diketahui
besarnya luasan di Kabupaten Supiori didominasi oleh kawasan cagar
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 11
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
alam (CA) seluas 41.900 ha atau 56,9% dan hutan lindung (HL) seluas
6.514 ha atau 9,1%, sementara untuk kawasan areal penggunaan lain
yang dimanfaatkan seluas 23.855ha atau 33.42%.
2.1.2.3. Kawasan Lindung Setempat
Kawasan ini berfungsi untuk melindungi fungsi kelestarian suatu
manfaat atau suatu fungsi tertentu, baik yang merupakan bentukan alami
maupun buatan.
Untuk jenis kawasan sempadan pantai di Kabupaten Supiori
terdapat di seluruh wilayah karena wilayahnya yang dikelilingi oleh lautan.
Sedangkan untuk sempadan sungai di Kabupaten Supiori terdapat pada
perlindungan sungai besar di luar permukiman yang ditetapkan 100 meter.
Perlindungan terhadap anak sungai di luar permukiman ditetapkan
sebesar 15 meter.
2.1.2.4. Kawasan Pertanian
Pada umumnya kegiatan pertanian di Kabupaten Supiori
didominasi oleh pertanian lahan kering yang berupa tegalan dan
perkebunan, sedangkan untuk pertanian lahan basah belum berkembang
di daerah ini. Sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Supiori
merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan, hal ini dapat
dilihat dari perkembangan luasan lahan kawasan pertanian setiap distrik
dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 12
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.6. Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian menurut Distrik dan Jenis Lahan Tahun 2013 (m2) di Kabupaten Supiori Tahun 2013
Kecamatan
Lahan Pertanian Lahan Bukan
Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan
Sawah Jumlah
Supiori Selatan 0,00 2.341,63 2.341,63 2.666,40
Kepulauan Aruri 0,00 1.640,03 1.640,03 1.871,75
Supiori Utara 0,00 2.143,10 2.143,10 2.214,64
Supiori Barat 0,00 7.161,79 7.161,79 7.475,91
Supiori Timur 0,00 1.201,54 1.201,54 1.393,98
SUPIORI 0,00 2.422,03 2.422,03 2.649,62
Sumber: Sensus Pertanian 2013, BPS Kabupaten
*) Pembagi adalah jumlah rumah tangga pertanian
Berdasarkan data dalam tabel diatas memperlihatkan distrik
terluas adalah Distrik Supiori Barat, dan distrik tersempit adalah Distrik
Supiori Timur. Selain itu, perkembangan hasil produksinya menunjukkan
perkembangan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Tabel 2.7. Hasil ProduksiKomoditas Tanaman Pangandi Kabupaten Supiori, Tahun 2010-2013
No. Komoditi Produksi (Ton)
2010 2011 2012 2013
1 Jagung NA NA 51,60 77,30
2 Ketela Pohon NA NA 87,20 142,20
3 Ketela Rambat NA NA 79,00 136,50
4 Keladi NA NA 82,00 156,00
Total - - 299,80 512,00
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
Sebagaimana tabel di atas, dapat diketaui bahwa produksi
tanaman pangan menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan.
Kenaikan produksi yang signifikan dari tahun 2012 dan tahun 2013
menunjukkan produktivitas Jagung, Ketela Pohon, Ketela Rambat dan
Keladi di Kabupaten Supiori cukup tinggi. Artinya keempat bahan
karbohidrat tersebut sangat cocok untuk dikembangkan di Kabupaten
Supiori.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 13
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Alasan mengapa sangat cocok dikembangkan di wilayah ini
ditunjukkan dengan luasan lahan yang tersedia untuk areal penanaman
dari komoditas tersebut di atas. Tabel berikut menunjukkan luasan areal
tanam untuk komoditas jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang
tanah, dan keladi.
Tabel 2.8. Luas LahanKomoditas Tanaman Pangandi Kabupaten Supiori Tahun2010-2013
No. Komoditi Luas Tanam (Ha)
2010 2011 2012 2013
1 Jagung 0,00 5,50 10,00 10,00
2 Ketela Pohon 2,33 1,50 9,00 15,00
3 Ketela Rambat 4,53 1,80 10,00 13,00
4 Kacang Tanah 0,00 2,20 NA 2,00
5 Keladi 2,47 0,30 14,00 19,00
Total 9,33 12,60 43,00 59,00
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
Meskipun secara statistik menunjukkan perkembangan yang baik,
pengembangan komoditas tersebut di atas masih terdapat kendala yang
perlu diperhatikan. Secara umum kendala yang perlu di antisipasi dalam
pengembangan semberdaya pertanian di Kabupaten Supiori adalah faktor
iklim yang basah dengan tingkat curah hujan yang tinggi (2000-4000)
mm/th, suhu udara rata-rata satu tahun sekitar 25ºC-30ºC dan tingkat
kelembaban udara berkisar 75%-95% dan jumlah hari hujan dalam satu
tahun lebih dari 216 hari. Meskipun membutuhkan air yang cukup, tetapi
dengan iklim basah (lembab)tersebut dapatmenyebabkan jenis tanaman
tertentu menjadi rawan terhadaphama dan penyakit, sehingga potensi
gagal panen tetap ada.
Oleh karena itu diperlukan pemikiran yang serius untuk
pengembangan dan pengelolaan lahan pertanian di Kabupaten Supiori
terutama mengenai jenis tanaman yang akan dikembangkan serta pola
tanam yang akan diterapkan. Ragam tanaman yang cocok dengan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 14
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
pertanian lahan kering yang dapat diusahakan dan sedang dijalankan
masyarakat adalah jagung, ketela pohon, ubi jalar (keladi), kacang tanah,
kacang kedele, kacang hijau, sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Selain tanaman tegalan, masyarakat juga membudidayakan
tanaman hortikultura yang menyumbang pendapatan bagi masyarakat
seperti bayam, buncis, cabe, kacang panjang, kangkung, sawi/petsai, dan
lain-lain. Sebagai gambaran areal tanam tanaman hortikultura, dapat
dilihat dalam tabel tersebut di bawah ini.
Tabel 2.9. Luas Lahan Hortikultura Kabupaten Supiori, Tahun 2010-2013
No. Komoditi Luas Tanam
2010 2011 2012 2013
1 Bayam 0,02 0,18 1,00 2,00
2 Buncis 0,04 0,58 5,00 5,00
3 Cabe 0,03 0,09 1,00 NA
4 Kacang Panjang 0,48 0,69 11,00 10,00
5 Kangkung 0,13 1,59 27,00 25,00
6 Ketimun 0,10 1,07 3,00 3,00
7 Sawi/Petsai 0,08 1,30 12,00 10,00
8 Terung 0,02 0,20 1,00 1,00
9 Tomat 0,14 0,91 14,00 8,00
10 Cabe Rawit 0,29 1,60 13,00 13,00
11 Labu Siam 0,02 0,09 NA NA
Total 1,35 8,30 88,00 77,00
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
Namun demikian, tidak semua wilayah Kabupaten Supiori di
usahakan sebagai lahan pertanian, terutama di wilayah Kecamatan
Supiori Timur, dengan adanya Kota Sorendiweri yang merupakan ibukota
kabupaten. Kondisi ini tidak terlepas dari melimpahnya potensi ikan di
wilayah-wilayah tersebut. Di samping itu juga kondisi topografi di Daerah
Supiori Selatan yang sebagian besar berupa tebing-tebing terjal dan
curam, terbatasnya lahan pertanian serta pola pertanian masyarakat
hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga,
bukan untuk dipasarkan.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 15
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Berdasarkan data Kabupaten Supiori, produksi ubi jalar, talas dan
sayuran hijau menjadi unggulan di Kabupaten Supiori dengan jumlah
produksi masing-masing komoditi adalah 325 kwintal, 526 kwintal dan
2.561 kwintal untuk sayuran hijau. Persebaran penggunaan lahan untuk
kegiatan pertanian sebagian besar berada di Distrik Supiori Timur, Supiori
Selatan dan Kepulauan Aruri. Dengan luas 142 Ha, 115 Ha dan 113 Ha
untuk Kepulauan Aruri.
2.1.2.5. Kawasan Perkebunan
Berdasarkan data yang ada, komoditi perkebunan sebagai bagian
hasil pertanian yang dihasilkan di Kabupaten Supiori, antara lain adalah
vanili, pinang, kelapa, cengkeh, kopi,salak, pisang, rambutan dan pala.
Lahan perkebunan di Kabupaten Supiori meliputi areal tanam seluas
1237,38 ha. Hasil perkebunan kelapa tersebut diseluruh wilayah
Kabupaten Supiori, begitu pula dengan perkebunan kopi yang hampir
tesebar diseluruh wilayah Kabupaten Supiori. Hasil yang mengembirakan
dari perkebunan tersebut menunjukan bahwa perkebunan kelapa perlu
untuk lebih di kembangkan baik mengenai hasil panen maupun
pengelolaan dan pemasarannya. Hasil perkebunan yang lain kurang dapat
dikembangkan mengingat produktivitas yang dihasilkan dari tahun ke
tahun kurang menggembirakan.
Tabel 2.10. Produksi Tanaman dan Jenis Komoditas Perkebunan Menurut Distrik di Kabupaten Supiori, Tahun 2010-2013
No. Komoditi Luas Tanam
2010 2011 2012 2013
1 Cengkeh 0,00 0,00
2 Jahe 0,00 0,00
3 Jambu Mete 0,00 0,00
4 Jarak 0,00 0,00 17,00 15,00
5 Kakao 6,00 30,00 12,00 30,50
6 Kapas 0,00 0,00
7 Kapuk 0,00 0,00
8 Karet 0,00 0,00
9 Kayu Manis 0,00 0,00
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 16
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
No. Komoditi Luas Tanam
2010 2011 2012 2013
10 Kelapa 355,63 98,70 743,40
11 Kelapa Sawit 0,00 0,00 3,50
12 Kemiri 0,00 0,00
13 Kina 0,00 0,00
14 Kopi 5,00 0,00 4,00
15 Lada 0,00 0,00
16 Pala 0,00 0,00
17 Panili 0,00 0,00
18 Rami 0,00 0,00
19 Pinang 56,75 0,00 66,75
20 Sagu
Total 423,38 128,70 846,65 45,50
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
Meskipun luas area perkebunan kakao, pinang dan kelapa dari
tahun 2010 s/d 2013 terus mengalami peningkatan, namun hasil panen
yang diperoleh dari tahun ke tahun tersebut mengalami penurunan.
Budidaya pinang merupakan salah satu yang banyak diusahakan
oleh masyarakat. Jumlah produksi pinang pada tahun 2012 mencapai
66,75 ton. Usaha perkebunan pinang ini dilakukan oleh masyarakat tidak
dengan menempati areal tanam sendiri (terlokalisasi) seperti budidaya
perkebunan yang lain melainkan menempati lahan yang sempit dan hanya
dikelola secara perorangan. Budidaya perkebunan tanaman pinang ini
perlu untuk terus dikembangkan mengingat besarnya konsumsi
masyarakat Kabupaten Supiori khususnya dan Masyarakat Papua
umumnya terhadap buah pinang. Besarnya konsumsi masyarakat tersebut
adalah di asumsikan dari hasil produksi pinang di Kabupaten Supiori yang
mencapai 66,75 ton tersebut tidak dipasarkan untuk industri melainkan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan data-data tersebut
diatas, maka diketahui bahwa produk pertanian unggulan dan dapat
dikembangkan lebihjauh di Kabupaten Supiori adalah kelapa, keladi, ubi
jalar, ketela pohon, kacang hijau, sayur-sayuran, serta pinang.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 17
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
2.1.2.6. Kawasan Perikanan
Sektor perikanan di Kabupaten Supiori yang sangat potensial dan
bias disebut sebagai lumbung pangan, namun sebenarnya kabupaten ini
belum tergarap dengan baik karena keterbatasan sarana dan prasarana.
Jenis produksi perikanan di Kabupaten Supiori meliputi Ikan Ekor Kuning,
Ikan Cakalang, Udang, Teripang dan lain-lain.
Ada dua jenis kegiatan perikanan yang dapat dikembangkan di
Kabupaten Supiori, yaitu perikanan tangkap (laut) dan perikanan tambak.
Perikanan tambak masih mempunyai peluang besar untuk dikembangkan.
Untuk mengembangkan kegiatan tambak ini masih diperlukan bantuan
pemerintah lebih banyak, khususnya dalam hal penyuluhan, penyediaan
lahan, modal, peralatan dan pemasaran. Dalam penyediaan modal dapat
pula diikutsertakan pihak swasta ataupun koperasi.
Wilayah Kabupaten Supiori terdiri atas kepulauan dan sebagian
besar terdiri atas lautan, sehingga sebagian besar mata pencaharian
penduduk tergantung pada hasil laut yaitu sebagai nelayan. Penyebaran
pemukiman nelayan tersebar hampir diseluruh wilayah Kabupaten Supiori.
Teknologi penangkapan ikan yang digunakan relatif masih sederhana
yaitu sebagian besar masih menggunakan perahu tanpa motor, sebagian
menggunakan perahu motor dan sedikit menggunakan kapal motor
dengan menggunakan alat penangkapan yang lain.
Jumlah nelayan terbanyak terdapat di Kecamatan Supiori Selatan.
Namun jenis alat penangkap ikan yang digunakan oleh nelayan pada
daerah tersebut lebih banyak dari alat penangkap ikan yang digunakan
oleh nelayan di Kecamatan Supiori Timur dan Supiori Utara.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
2.1.2.7. Kawasan Permukiman
Penggunaan tanah untuk permukiman terbesar berada di Distrik
Supiori Timur dan Kepulauan Aruri. Permukiman berkembang secara linier
hanya pada beberapa ruas jalan saja.
Kawasan permukiman perdesaan lebih besar dibandingkan
dengan permukiman perkotaan, hal ini dikarenakan mayoritas wilayah
Kabupaten Supiori adalah hutan cagar alam, kampung-kampung dan
sejumlah besar gugus pulau-pulau kecil. Sedangkan untuk kawasan
permukiman perkotaan berada di Distrik Supiori Timur yaitu di
Sorendoweri sebagai Ibukota Kabupaten Supiori.
2.1.2.8. Kawasan Pariwisata
Kabupaten Supiori merupakan salah satu kawaasan wisata bahari
andalan dengan karakteristik pantai yang jernih, landai dan dangkal
dengan hamparan pulau-pulau yang kecil dan ekosistem terumbukarang
dan ikan hias yang beragam. Selain itu kawasan taman Nasional laut
Teluk Cendrawasihjuga menjadi andalan. Secara khusus wisata ini juga
dapat dikembangkan menjadi wisata sekaligus wilayah penelitian
khususnya untuk kelompok-kelompok ilmuwan dan ahli biologi
internasional.
Kabupaten Supiori kaya akan obyek wisata alam dan religius. Di
dalam pengembangan sektor kepariwisataan, obyek wisata merupakan
komponen penting sebagai sarana daya tarik pengunjung. Ditinjau dari
karakteristik dan potensi obyek-obyek wisatanya, pola pengembangan
kepariwisataan di Kabupaten Supiori dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian yang meliputi wisata yang telah dikembangkan dan belum
dikembangkan, sebagai berikut:
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 19
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
1. Obyek wisata Distrik Kepulauan Aruri adalah sebagai berikut :
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor di Distrik Kepulauan
Aruri yang sangat berpotensi namun belum dikembangkan secara
optimal. Terdapat beberapa obyek wisata di Distrik Kepulauan Aruri
yaitu:
a) Pasir putih di sepanjang Pantai Kepulauan Aruri Di kampong
Aruri, dan Gugus Karang Pulau Prap.
b) Pulau Prap.
c) Taman Laut Pulau Rani.
d) Kampung Rayori dan Kampung Manggoswan serta Kampung
Rayori Selat Sowek yang menyuguhkan keindahan alam
pantai.
e) Hutan Mangrove Kepulauan Sowek.
2. Obyek wisata Distrik Supiori Selatan dan Supiori Utara serta distrik
Supiori Timur adalah sebagai berikut :
a. Sektor pariwisata di Distrik Supiori Selatan dibedakan menjadi
3 kelompok yaitu:
b. Wisata alam:(Distrik Supiori Selatan) Wisata air terjun (Waryesi
dan Korido), Pantai dan Pelabuhan Korido, Matahari terbit dan
senja di Teluk Korido, dan rumah nelayan terapung; (Distrik
Supiori Utara) wisata pantai dan pemandangan alam; Supiori
Timur (Pantai Sorendoweri dan rumah apung nelayan).
c. Wisata sejarah: Gereja korido menjadi salah satu bukti sejarah
bahwa Supiori adalah Pulau Injil, dan salah satu situs tengkorak
Jepang.
d. Wisata Budaya: Rumah adat Rum Son dan Rum Sram, perahu
tradisional (Wai Kabasa, Wai Papa, Wai Bok, Sababer, Wai
Ron dan Wai Wansusu), pesta adat/upacara adat (Munara
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 20
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Famarmar, Kapapknik, Kaborinsos, Karindan Auw, Yakyeker
Farbakbuk, Kofkefer Afer, Wor Koreri, dan Manura Sabsider).
e. Seni musik tradisional Wor.
f. Seni ukir tradisional seperti krwar, kerang-kerangan dan
anyam-anyaman.
g. Atraksi wisata: apen Bayeren, munura yekyeker farbakbuk, tari
yosim pancar, tari mapia, tari kreasi baru, pesta bumi, festival
perahu tradisional dan pancing tangkap lepas.
Sektor pertanian mempunyai potensi yang besar, karena sektor ini
memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap struktur
perekonomian Kabupaten Supiori. Adapun potensi tersebut antara lain:
1. Pertanian Tanaman Pangan
Penggunaan lahan pertanian di Kabupaten Supiori didominasi oleh
pertanian lahan kering berupa tegalan dan perkebunan, sedangkan
pertanian lahan basah belum berkembang di Kabupaten Supiori.
Sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Supiori merupakan
sektor yang potensial untuk dikembangkan, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan hasil produksinya yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun.
Tabel 2.11. Produksi Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan dan Jenis Sayuran di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
No Kecamatan Cabai Petsai Lainnya
1 Supiori Selatan 138,00 160,00 345,00
2 Kepulauan Aruri 35,00
279,00
3 Supiori Utara 78,00 85,00 444,00
4 Supiori Barat 97,00
197,00
5 Supiori Timur 99,00 75,00 178,00
Supiori 447,00 320,00 1 443,00
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 21
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Jika melihat data diatas bahwa Kabupaten Supiori memiliki potensi
produksi tanaman jagung di 4 Wilayah Distrik dengan jumlah lahan
seluruhnya sekitar 4,9 Ha dan jumlah produksi rata-rata tiap hektar
sebesar 1,67 Ton. Selain itu, potensi lainnya yang dimiliki oleh
Kabupaten Supiori adalah tanaman ubijalar, kacang tanah, talas,dan
sayur hijau. Selengkapnya mengenai luas panen dan jumlah produksi
tanaman-tanaman tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.12. Luas Tanam, Luas Panen, dan Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Supiori
Komoditi Luas Tanam Luas Panen Produksi (Ton)
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013
Padi 0,00 0,80 0,00 0,50 0,00 0,00
Jagung 0,00 5,50 10,00 10,00 0,00 4,97 6,30 8,00 0,00 0,00 51,60 77,30
Ketela Pohon 2,33 1,50 9,00 15,00 1,94 1,37 7,00 11,00 0,00 0,00 87,20 142,20
Ketela Rambat 4,53 1,80 10,00 13,00 2,85 1,61 4,00 9,00 0,00 0,00 79,00 136,50
Kacang Tanah 0,00 2,20 2,00 0,00 2,05 0,25 0,00 0,00
Kacang Kedelai
Kacang Hijau 0,00 0,50 0,00 0,45 0,00 0,00
Kentang
Keladi 2,47 0,30 14,00 19,00 2,11 0,25 3,00 10,00 0,00 0,00 82,00 156,00
Total 9,33 12,60 43,00 59,00 6,90 11,20 20,55 38,00 0,00 0,00 299,80 512,00
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
Secara umum kendala yang perlu di antisipasi dalam pengembangan
sumberdaya pertanian di Kabupaten Supiori adalah faktor iklim yang
basah dengan tingkat curah hujan yang tinggi (2000-4000) mm/thn,
suhu udara rata-rata satu tahun sekitar 25oC-30oC dan tingkat
kelembaban udara berkisar 75%-95% dan jumlah hari hujan dalam
satu tahun lebih dari 126 hari. Meskipun iklim basah (lembab) tersebut
baik untuk pertanian dan perkebunan akan tetapi iklim yang demikian
menyebabkan jenis tanaman tertentu menjadi rawan terhadap hama
dan penyakit sehingga diperlukan pemikiran serius untuk
pengembangan dan pengelolaan lahan pertanian di Kabupaten
Supiori terutama mengenai jenis tanaman yang akan dikembangkan
serta pola cocok tanam yang diterapkan. Jenis pertanian lahan kering
yang diusahakan masyarakat berupa jagung, ketela pohon, ubi jalar
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 22
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
(keladi), kacang tanah, kacang kedele, kacang hijau, sayur-sayuran
dan lain sebagainya.
Tabel 2.13. Luas Panen dan ProduksiSayur Mayur di Kabupaten Supiori
Komoditi Luas Tanam Luas Panen Produksi (Ton)
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013
Bawang Merah 0,00 0,00 0,00 0,00
Bawang Putih 0,00 0,00 0,00 0,00
Bawang Daun 0,00 0,00 0,00 0,00
Bayam 0,02 0,18 1,00 2,00 0,01 0,09 1 3 8 26,8
Buncis 0,04 0,58 5,00 5,00 0,02 0,40 4 5 36 46,5
Cabe 0,03 0,09 1,00 0,01 0,06 1,00 11,5
Kacang Panjang 0,48 0,69 11,00 10,00 0,29 0,50 11,00 12,00 91,5 70
Kangkung 0,13 1,59 27,00 25,00 0,11 1,30 23,00 28,00 227,5 210,7
Ketimun 0,10 1,07 3,00 3,00 0,06 1,00 3 2 120 120
Kubis 0,00 0,00 0,00 0,00
Lobak 0,00 0,00 0,00 0,00
Pare 0,00 0,00 0,00 0,00
Sawi/Petsai 0,08 1,30 12,00 10,00 0,05 1,00 12 7 109,1 46,6
Terung 0,02 0,20 1,00 1,00 5,00 0,05 1 2 12 32
Tomat 0,14 0,91 14,00 8,00 0,08 0,70 12 8 125 53,8
Wortel 0,00 0,00 0,00 0,00
Kacang Merah 0,00 0,00 0,00 0,00
Cabe Rawit 0,29 1,60 13,00 13,00 0,12 1,30 10 14 60,8 85,4
Labu Siam 0,02 0,09 6,00 0,05
Total 1,35 8,30 88,00 77,00 11,75 6,45 78,00 81,00 0,00 0,00 801,40 691,80
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
Tidak semua wilayah Kabupaten Supiori diusahakan sebagai lahan
pertanian, terutama di wilayah Distrik Supiori Timur, dimana dengan
adanya Kota Sorendiweri yang merupakan ibukota kabupaten. Kondisi
ini tidak terlepas dari melimpahnya potensi ikan diwilayah-wilayah
tersebut. Disampingitujuga kondisi topografi di Daerah Supiori Selatan
yang sebagian besar berupa tebing- tebing terjal dan curam,
terbatasnya lahan pertanian serta pola pertanian masyarakat yang
hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rumah
tangga, bukan untuk dipasarkan.
Berdasarkan data yang di dapat dari Dinas pertanian Kabupaten
Supiori, bahwa produksi ubi jalar, talas dan sayuran hijau menjadi
uggulan di Kabupaten Supiori dengan jumlah produksi masing-masing
komoditi adalah 325 kwintal untuk Ubi jalar, 526 kwintal untuk talas,
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 23
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
dan 2561 kwintal untuk sayuran hijau. Persebaran penggunaan lahan
untuk kegiatan pertanian sebagian besar di Distrik Supiori Timur yaitu
sekitar 142 Ha, Distrik Supiori Selatan sekitar 115 Ha, dan Distrik
Kepulauan Aruri sekitar 113 Ha. Tanaman umbi-umbian dan
merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk.
Perkembanganluas tanam dan produksi tanaman pangan pada setiap
distrik di Kabupaten Supiori berupa jagung, ketela pohon, ubi jalar,
kacang tanah, talas, kacang hijau, sayur-sayuran.
2. Perkebunan
Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat petani di Kabupaten Supiori, pemerintah telah
merealisasikan program yang berwawasan perkebunan rakyat dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pemberian bimbingan, penyuluhan teknis budidaya perkebunan.
b. Pemberian bantuan sarana peningkatan produksi perkebunan.
c. Pembangunan unit pengolahan hasil tanaman perkebunan.
d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam
bentuk kegiatan kursus dan magang.
e. Pembangunan kebun-kebun petani.
f. Pembangunan sarana penunjang penyuluhan.
Berdasarkan data yang ada, bahwa komoditi perkebunan yang
dikembangkan di Kabupaten Supiori antara lain, perkebunan vanili,
pinang, kelapa, cengkeh, kopi, salak, pisang, rambutan dan pala.
Lahan perkebunan di Kabupaten Supiori meliputi area tanam seluas
1237,38 Ha. Hasil perkebunan kelapa di seluruh wilayah Kabupaten
Supiori hampir sama dengan perkebunan kopi, dimana dalam hal
pengelolaan dan pemasarannya, hasil perkebunan kopi dan
perkebunan kelapa perlu perlakuan khusus, agar hasil produksi dari
dua sektor perkebunan ini dalam komposisi banyak, dapat dibantu
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 24
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
dalam tahap pembelian dan pemasarannya oleh pemerintah, sehingga
petani di Kabupaten Supiori menjadi maju dengan harapan dapat
meningkatkan daya beli masyarakat.
Tabel 2.14. Luas Panen dan Produksi Tanaman PerkebunanKelapa, Kopi, Kakao, Sagu, dan Pinangdi Kabupaten Supiori
Komoditi Luas Tanam Luas Panen Produksi (Ton)
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013
Cengkeh 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jahe 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jambu Mete 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Jarak 0,00 0,00 17,00 15,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kakao 6,00 30,00 12,00 30,50 0,00 0,00 0,00 0,00 5,60
Kapas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kapuk 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kayu Manis 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kelapa 355,63 98,70 743,40 0,00 0,00 678,40 62,10 0,00
Kelapa Sawit 0,00 0,00 3,50 0,00 0,00 0,00 0,00 1,40
Kemiri 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kina 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kopi 5,00 0,00 4,00 0,00 0,00 0,12 0,00
Lada 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pala 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Panili 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Rami 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Pinang 56,75 0,00 66,75 0,00 0,00 11,75 49,00 0,00 49,00
Sagu
Total 423,38 128,70 846,65 45,50 0,00 0,00 690,15 0,00 111,22 0,00 56,00 0,00
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
Budidaya pinang juga merupakan salah satu komiditi perkebunan
yang perlu diperhatikan karena menjadi salah satu sector yang
penting untuk di kembangkan. Jumlah produksi pinang pada tahun
2013 berkisar 49 ton pertahun dan usaha perkebunan ini dilakukan
oleh masyarakat tidak dengan menempati areal tanaman sendiri
(terlokalisasi) seperti budidaya perkebunan yang lain, melainkanhanya
dengan menempati lahan yang sempit dan hanya dikelola oleh
perorangan.
Budidaya perkebunan tanaman pinang ini perlu untuk terus
dikembangkan mengingat besarnya konsumsi masyarakat Kabupaten
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 25
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Supiori khususnya dan masyarakat Papua umumnya terhadap buah
pinang. Besarnya konsumsi masyarakat tersebut diasumsikan dari
hasil produksi pinang di Kabupaten Supiori yang mencapai 49 ton
tersebut tidak dipasarkan untuk industri melainkan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Potensi Lahan Perkebunan lainnya yang bias
dikembangkan Supiori adalah kakao, pala, cengkeh dan sukun.
3. Perikanan
Sektor perikanan di Kabupaten Supiori yang sangat potensial dan bisa
disebut sebagai lumbung pangan, namun sebenarnya kabupaten ini
belum tergarap dengan baik karena keterbatasan sarana dan
prasarana. Jenis produksi perikanan di Kabupaten Supiori meliputi
ikan ekor kuning, ikan napoleon, ikan cakalang, ikan tuna, udang,
teripang dan lain sebagainya.
Ada dua jenis kegiatan perikanan yang dapat dikembangkan di
Kabupaten Supiori, yaitu perikanan tangkap (Laut) dan perikanan
tambak (darat). Perikanan tambak masih mempunyai peluang besar
untuk dikembangkan.Untuk mengembangkan kegiatan tambak ini
perlu bantuan lebih banyak dari pemerintah, dalam hal penyuluhan,
penyediaan lahan, modal, peralatan, dan pemasaran.Dalam
penyediaan modal dapat pula diikutsertakan pihak swasta ataupun
koperasi.
Kabupaten Supiori memiliki potensi perikanan yang besar untuk
dikembangkan.Potensi perikanan tersebut meliputi potensi perikanan
tangkap, budidaya, pengolahan hasil perikanan dan daerah
konservasi alam. Lokasi penangkapan ikan di wilayah perairan Supiori
antara lain berada di perairan Ineki, Rani, Insumbabi, dan
Meosbefondi, Mapia, dan lain-lain. Namun teknologi penangkapan
ikan yang digunakan relatif masih sangat sederhana yaitu sebagian
besar nelayan masih menggunakan perahu tanpa motor, dan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 26
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
sebagian lagi menggunakan perahu motor dan kapal motor yang lebih
besar.
Tabel 2.15. Rumah Tangga Perikanan (RTP) berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015
Distrik RTP 2011 RTP 2012 RTP 2013 RTP 2014 RTP 2015
Supiori Selatan 597 597 739 Na 482
Kepulauan Aruri 518 518 578 Na 497
Supiori Utara 513 513 593 Na 284
Supiori Barat 515 515 575 Na 388
Supiori Timur 460 460 520 Na 294
Jumlah 2603 2603 3005 Na 1945 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas memperlihatkan perkembangan
RTP mengalami penurunan hampir 25%, dengan jumlah RTP
terbanyak di distrik Kepulauan Aruri dan jumlah RTP terkecil ada di
Distrik Supiori Utara.
Ditinjau dari produksi ikan dan hasil laut lainnya dalam rentang tahun
2011-2015 memperlihatkan gambaran seperti dalam gambar berikut
ini.
Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Gambar 2.2.Produksi Ikan dan Hasil Laut lainnya berdasarkan Distrik tahun 2011 dan 2015
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 27
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Berdasarkan data data dalam grafik diatas, produksi perikanan dan
hasil laut terbesar ada di Distrik Kepulauan Aruri, diikuti oleh Distrik
Supiori Selatan, dan produksi terkecil ada di Distrik Supiori Utara.
Sementara dilihat dari armada motor tempel dari rumah tangga
perikanan di Kabupaten Supiori menunjukkan gambaran seperti dalam
tabel dibawah ini.
Tabel 2.16. Rumah Tangga Perikanan berdasarkan Armada Motor Tempel
Distrik RTP 2011 2012 2013 2014 2015
Supiori Selatan 597 79 79 149 Na 373
Kepulauan Aruri 518 72 72 102 Na 234
Supiori Utara 513 71 71 111 Na 263
Supiori Barat 515 67 67 97 Na 267
Supiori Timur 460 62 62 92 Na 275
Jumlah 2603 351 351 551 Na 1412 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas, menunjukkan terjadinya
peningkatan jumlah armada motor tempel RTP yang sangat signifikan
di tahun 2015, dimana distrik yang terbesar memiliki armada motor
tempel adalah Distrik Supiori Selatan, dan Distrik terkecil armada
motor tempelnya adalah Distrik Kepulauan Aruri.
Dilihat dari keberadaan RTP tanpa perahu di Kabupaten Supiori
menunjukkan gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.17. Rumah Tangga Perikanan (RTP) Tanpa Perahu, Tahun 2011-2015
Distrik RTP 2011 2012 2013 2014 2015
Supiori Selatan 597 73 73 73 Na 153
Kepulauan Aruri 518 56 56 56 Na 167
Supiori Utara 513 66 66 66 Na 127
Supiori Barat 515 53 53 53 Na 174
Supiori Timur 460 64 64 64 Na 163
Jumlah 2603 312 312 312 Na 784 Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 28
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan bahwa rumah
tangga perikanan tanpa perahu menunjukkan terjadinya peningkan
hampir 100% dari tahun 2013 ke tahun 2015. Dari sisi distribusi RTP
tanpa perahu menunjukkan jumlah terbesar ada di Distrik Supiori
Barat, diikuti oleh Distrik Kepulauan Aruri, sementara distrik terkecil
RTP tanpa perahu adalah Distrik Supiori Utara.
Dan, apabila dilihat dari armada penangkapan berdasarkan distrik di
Kabupaten Supiori menunjukkan gambaran seperti dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 2.18. Armada Penangkapan Ikan berdasarkan Distrik
Distrik RTP
2011 2013 2015
Jukung Perahu Papan Jukung Perahu Papan Jukung Perahu Papan
Kecil Sedang Besar
Kecil Sedang Besar
Kecil Sedang Besar
Supiori Selatan 597 73 372 69 4 372 69 4 - 176 168 283 83
Kepulauan Aruri 518 56 327 61 2 327 61 2 - 163 174 276 74
Supiori Utara 513 66 315 58 3 315 58 3 - 128 138 119 56
Supiori Barat 515 53 332 63 - 332 63 - - 173 149 249 63
Supiori Timur 460 64 269 64 1 269 64 1 - 139 118 192 67
Jumlah 2603 312 1615 315 10 1615 315 10 0 779 747 1119 343
Sumber: Kabupaten Supiori Dalam Angka, 2016
Berkenaan dengan perikanan budidaya, sebenarnya produksi
perikanan budidaya jumlahnya jauh lebih kecil jika dibanding dengan
perikanan tangkap. Potensi perikanan budidaya yang sudah
dikembangkan antara lain budidaya rumput laut, budidaya teripang,
budidaya air tawar (udang galah). Sedangkan potensi yang saat ini
masih perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah budidaya air
tawar, budidaya air laut, keramba dan budidaya air payau.
Selain potensi perikanan tangkap dan budidaya, perairan Supiori juga
mempunyai potensi daerah konservasi alam yang terdiri dari kawasan
terumbu karang di perairan Insumbabi, Rani, Tanjung Bimoni dan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 29
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
hutan bakau. Sebagai daerah konservasi alam terumbu karang
mempunyai peranan penting antara lain sebagai sumber makanan,
perikanan tangkap, dan budidaya, pariwisata, bahan baku industri,
pelindung pantai, dan tumbuhan laut.
Pengembangan potensi perikanan tergantung kepada pengembangan
kapasitas nelayan yang ada di Kabupaten Supiori, jika diamati dari
data yang ada bahwa jumlah nelayan terbanyak sebenarnya berada di
Distrik Supiori Selatan,tetapi jika dilihat banyaknya penyediaan alat
untuk para nelayan ternyata banyak disiapkan oleh nelayan-nelayan
yang ada di Distrik Supiori Timur dan Distrik Supiori Utara.
4. Peternakan
Kabupaten Supiori memiliki potensi peternakan berupa ternak sapi,
ternak kambing, ternak babi dan Ayam Kampung yang tersebar di
berbagai Distrik yang ada di Kabupaten Supiori.
Tabel 2.19. Jumlah Ternak di KabupatenSupiori
No. Komoditi Produksi (Kg)
2010 2011 2012 2013
1 Sapi 1.109,00 1.236,80 3.104,00 3.492,00
2 Kerbau - -
3 Kambing 620,00 130,00 870,32 1.022,00
4 Kuda - -
5 Babi 7.243,00 7.296,00 7.730,00 9.088,00
6 Entok 92,00 358,88 107,35 112,10
7 Ayam Kampung 2.976,00 1.239,26 4.469,00 4.561,00
8 Ayam Ras Pedaging - -
9 Ayam Ras Petelur - -
10 Produksi Lainnya:
Telur Entok 120,00 90,00 6.687,00 6.927,00
Telur Ayam Kampung 14,00 68,00 8.377,00 8.545,00
Telur Ayam Ras - - Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas memperlihatkan sampai tahun
2013, jumlah ternak di Kabupaten Supiori mengalami peningkatan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 30
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
yang signifikan, dengan komposisi jumlah ternak babi yang paling
besar diikuti dengan ternak sapi, sedangkan jumlah ternak terkecil
adalah ternak entok, sementara produk ternak lainnya yang terbesar
adalah telur ayam kampung.
Dilihat dari perkembangan harga komoditas ternak di Kabupaten
Supiori, dapat dilihat gambarannya seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.20. Rata-Rata Harga/kg
No. Komoditi Rata-rata Harga/Kg
2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp)
1 Sapi 85.000,00 85.000,00 85.000,00 85.000,00
2 Kerbau - - - -
3 Kambing 50.000,00 50.000,00 50.000,00 50.000,00
4 Kuda - - - -
5 Babi 60.000,00 60.000,00 60.000,00 60.000,00
6 Entok 24.000,00 24.000,00 27.000,00 27.000,00
7 Ayam Kampung 27.000,00 27.000,00 27.000,00 27.000,00
8 Ayam Ras Pedaging - - 23.000,00 23.000,00
9 Ayam Ras Petelur - -
10 Produksi Lainnya:
Telur Entok 15.000,00 15.000,00 15.000,00 15.000,00
Telur Ayam Kampung 32.500,00 32.500,00 32.000,00 32.000,00
Telur Ayam Ras - - Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan perkembangan
harga ternak dan produk ternak lainnya dalam rentang tahun 2011-
2013 menunjukkan kecenderungan yang stabil, tidak ada lonjakan
harga yang signifikan.
Dilihat dari produksi peternakan per ekor di Kabupaten Supiori
menunjukkan gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 31
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.21. Rata Produksi per Ekor
No. Komoditi Produksi (Ekor)
2011 2012 2013
1 Sapi 23 16 18
2 Kerbau -
3 Kambing 20 86 101
4 Kuda -
5 Babi 15 148 174
6 Entok - 113 118
7 Ayam Kampung 258 4.063 4.147
8 Ayam Ras Pedaging -
9 Ayam Ras Petelur -
10 Produksi Lainnya:
Telur Entok
Telur Ayam Kampung
Telur Ayam Ras Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan bahwa produksi
peternakan per ekor di Kabupaten Supiori sampai dengan tahun
2013terlihat masih sangat kecil,dan mungkin hanya baru pada tingkat
pemenuhan kebutuhan Kabupaten Supiori sendiri
Dilihat dari perkembangan harga ternak per ekor dalam rentang tahun
2010-2013 menunjukkan gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.22. Rata-Rata Harga perEkor
No. Komoditi 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp)
1 Sapi 7.700.000,- .7.700.000,- 10.000.000,- 10.000.000,-
2 Kerbau - -
3 Kambing 1.500.000,- 1.500.000,- 2.000.000,- 2.000.000,-
4 Kuda - -
5 Babi 2.500.000,- 2.500.000,- 1.500.000,- 1.500.000,-
6 Entok 120.000,- 120.000,- 200.000,- 200.000,-
7 Ayam Kampung 125.000,- 125.000,- 200.000,- 200.000,-
8 Ayam Ras Pedaging
9 Ayam Ras Petelur
10 Produksi Lainnya:
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 32
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
No. Komoditi 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) 2013 (Rp)
Telur Entok
Telur Ayam Kampung
Telur Ayam Ras Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas memberikan gambaran bahwa
harga ternak per ekor di Kabupaten Supiori menunjukkan
kecenderungan yang stabil, hanya untuk ternak sapi menunjukkan
peningkatan harga yang signifikan dalam rentang tahun tersebut.
Apabila pengelolaan potensi ternak di Kabupaten Supiori dikelola
dengan baik maka akan dapat memberikan kontribusi pada daerah
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Perkembangan populasi
ternak terus ditingkatkan seiring dengan perbaikan tata laksana
pemeliharaan sampai dengan pemasaran.
5. Industri
Industri yang tersebar hampir di semua distrik, 60% didominasi oleh
industri sedang dan rumah tangga. Kawasan peruntukan industri
ditetapkan dengan kriteria :
a. Berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri.
b. Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup.
c. Tidak mengubah lahan produktif.
Di Supiori terdapat kelompok non sentra industri yang juga tersebar di
seluruh distrik, 83% adalah industri rumah tangga. Jenis industri di
Kabupaten Supiori adalah industri pangan dan kulit, industri kimia dan
bahan bangunan, industri kerajinan tangan,industri logam, industri
kapal rakyat, dan industri pengolahan pertanian dan perikanan.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 33
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.23. Jumlah Perusahaan, Tenaga Kerja, dan Nilai Produksi Menurut Klasifikasi Industri di Kabupaten Supiori, Tahun 2014
Klasifikasi Industri Perusahaan Tenaga Kerja
1 Makanan 2 4
2 Minuman 1 5
3 Furnitur 2 6
4 Bahan Bangunan 21 44
5 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
5 8
Supiori 31 67 Sumber: Survei Perusahaan Manufaktur Tahunan, BPS Kabupaten Supiori, 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan sampai tahun 2014
perusahaan terbanyak adalah perusahaan bahan bangunan disusul
perusahaan reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan. Demikian
halnya dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan
selaras dengan jumlah perusahaannya.
6. Pariwisata
Alam Supiori dan Objek Wisata Kabupaten Supiori memiliki berbagai
objek wisata mulai dari wisata alam, wisata sejarah dan wisata
budaya. Dari ketigaobjek tersebut, wisata alam khususnya wisata
bahari adalah objek wisata yang sangat menarik. Panorama pantai di
laut yang indah serta keanekaragaman hayati laut yang kaya akan
berbagai jenis ikan serta berbagai warna-warni terumbu karang
menjadi salah satu andalan pariwisata daerah ini.
Secara umum wisata di Kabupaten Supiori berbasis pada wisata alam.
Wisata alam ini berlokasi baik di daratan maupun lautan
(wisatabahari). Ini mengingat kondisi sebagian besar alam di wilayah
ini masih belum terjamah aktivitas manusia. Kondisi ini merupakan
modal utama untuk menarik wisatawan, khususnya wisatawan
pencinta olahraga alam, wisata yang memiliki minat tinggi terhadap
keunikan, serta wisatawan yang berorientasi pada penemuan-
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 34
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
penemuan. Sisa-sisa peninggalan perang dunia ke-II juga merupakan
objek wisata yang menarik, mengingat lokasi Supiori (dan pulau biak)
dan daerah- daerah yang lainnya di Provinsi Papua merupakan
kawasan pertahanan yang strategis,sehingga diperebutkan oleh pihak
sekutu dan pihak jepang pada masa perang dunia ke II. Sisa-sisa
perang seperti gua-gua persembunyian dan sisa- sisa peralatan
perang milik tentara sekutu maupun tentara jepang sangat penting
sekali untuk dikembangkan sebagai objek wisata.
Walaupun wisata bahari di Kabupaten Supiori cukup prospektif,
namun dari banyaknya potensi wisata bahari tersebut belum dapat
dimanfaatkan secara optimal baik oleh masyarakat, Pemerintah
Daerah maupun investor. Pengembangan wisata bahari tidak hanya
tergantung dari faktor sumberdaya alam saja, tetapi perlu
memperhitungkan faktor lain yang tidak kalah pentingnya, seperti
penyediaan fasilitas, aksebilitas, keamanan dan sikap masyarakat
sekitarnya dalam menerima kedatangan para pengunjung.
Arahan pariwisata bahari di Kabupaten Supiori dikembangkan untuk
kegiatan menyelam, memancing dan boating. Lokasi wisata bahari
tersebut tersebar di seluruh pesisir pantai supiori dan pulau-pulau kecil
di Kabupaten Supiori. Wilayah Kabupaten Supiori yang dikelilingi
lautan dengan pulau-pulau kecil yang kaya akan berbagai jenis dan
warna-warni ikan serta terumbu karang, saat ini menawarkan
panorama alam bawa laut yang sangat menakjubkan. Spot-spot selam
berada disepanjang Pulau Rani dan Meosbefondi, serta pulau-pulau
kecil lainnya; sebagian besar pulau-pulau tersebut memiliki pantai
dengan hamparan pasir putih yang luas dan bersih.
Kawasan pesisir di pulau Supiori dan pulau-pulau kecil lainnya
memiliki pantai yang cukup panjang. Secara umum, tipe pantai di
pulau-pulau kecil Kabupaten Supiori terdiri atas:
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 35
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
a. Tipe pantai yang memiliki daerah intertidal yang pendek,selain itu
jarang ditemukan komunitas pantai seperti mangrove.
b. Tipe pantai berpasir, dengan substrat dasar pasir berlumpur,pasir,
patahan karang mati, dan cangkang moluska. Ciri utama dari
pantai ini adalah memiliki daerah teritorial yang panjang, profil
pantai yang landai, dan kadang dijumpai komunitas bakau,
lamun,serta alga yang cukup banyak.
Objek-objek wisata yang terdapat di Kabupaten Supiori antaral ain
sebagai berikut:
a. Wisata Alam
Obyek wisata alam yang terdapat di Kabupaten Supiori antara
lain:
Habitat flora dan fauna khusus dan keindahan alam laut,
habitat karang laut dan ikan.
Hutan primer dan habitat burung di cagar alam.
Keindahanpantai-pantai dengan pasir putih, serta panorama
ketika sunset dan sunrise.
Air terjun dan panorama alamnya.
b. Wisata Alam Buatan
Obyek wisata buatan yang terdapat di Kabupaten Supiori, yakni:
Wisata sejarah, yang meliputi peninggalan sejarah
keagamaan, tempat ziarah makam tua, dan peninggalan
jaman perang Dunia II baik dari pasukan Jepang dan Sekutu.
Seni dan budaya, yang terdiri dari pusat kerajinan tradisional
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 36
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
7. Perdagangan
Sektor perdagangan di Kabupaten Supiori mampu memberikan
sumbangan/berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Supiori setelah
sektor pertanian, jasa, dan pengangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa
sektor perdagangan ke depan diharapkan mampu menjadi motor
penggerak perekonomian masyarakat. Posisi Kabupaten Supiori yang
terletak pada gerbang masuknya Provinsi Papua merupakan posisi
strategis untuk berkembang menjadi pusat perdagangan.
Fasilitas perdagangan yang mendukung kegiatan perekonomian di
Kabupaten Supiori antara lain pasar Sentral, kios serta koperasi.
Fasilitas pasar terdapat di setiap ibukota distrik (kecamatan), selain itu
terdapat kios-kios di setiap ibukota distrik untuk melayani kebutuhan
pokok penduduk. Fasilitas jasa seperti bank dan wartel hanya terdapat
di beberapa distrik di Kabupaten Supiori sedangkan di distrik lain
masih terbatas.
8. Potensi Kawasan
Dikaitkan dengan fungsi strategis, struktur dan pola ruang, kawasan
prioritas yang akan dikembangkan dalam beberapa kebijakan yaitu:
1). Kebijakan Struktur Tata Ruang Wilayah
Peningkatan peran dan fungsi perkotaan sebagai pusat
kegiatan permukiman penduduk, kegiatan sosial, dan kegiatan
pelayanan pemerintah secara berimbang dan berjenjang
sesuai dengan daya dukung daya tamping;
Pemantapan sistem kawasan produksi perikanan di kawasan
perkampungan untuk peningkatan komoditi perikanan disertai
pengelolaan hasil dan peningkatan peran dalam kegiatan
kepariwisataan;
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 37
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Pengembangan kelengkapan prasarana wilayah meliputi
transportasi, energi, sumberdaya air, telekomunikasi, dan
prasarana lingkungan lainnya dalam mendukung
pengembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata
dengan permukiman.
2). Kebijakan Pola Tata Ruang Wilayah
Pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung
untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan ekosistemnya,
meminimalkan resiko dan mengurangi kerentanan bencana,
mengurangi efek pemanasan global yang berprinsip
partisipasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang
pariwisata, penelitian, dan edukasi.
3). Kebijakan Pola Ruang Kawasan Budidaya
Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung
pemantapan produksi pertanian, serta industri berbasis
perikanandan pariwisata.
4). Kebijakan Kawasan Strategis
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan
strategis ekonomi di Kabupaten Supiori.
Meningkatkan dan memantapkan fungsi dan peran kawasan
strategis perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.
Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
negara.
Peningkatan fungsi kawasan untuk mempertahankan
ketersediaan sumber energi.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 38
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
2.1.3. Wilayah Rawan Bencana
Morfologi wilayahnya terdiri atas: wilayah datar/landai, perbukitan
dan pegunungan dengan kemiringan lereng antara 0%-8%; 8%-15%;
hingga di atas 45%. Kondisi alam tersebut, membuat Kabupaten Supiori
rentan dengan bencana alam, baik itu bencana banjir,bencana
longsor,bencana erosi dan lain sebagainya, wilayah yang berpotensi
bencana di kabupaten dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.2. Peta Wilayah dengan Potensi Bencana di Kabupaten Supiori
Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
2.1.4. Wilayah Perbatasan Negara
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor : 78/2005 Kabupaten
Supiori memiliki 3 pulau kecil terluar yang terletak di Samudera Pasifik
yaitu Pulau Fanildo, Pulau Bras, digugusan kepulauan Mapia dan Pulau
Bepondi.
Bagian barat gugusan Kepulauan Mapia berbatasan dengan
negara Kepulauan Palau sementara bagian utara berbatasan dengan
negara Philipina. Kepulauan Mapia terdiri dari Pulau Mapia atau Pegun
(332 Ha), Pulau Bras atau Berasi (309 Ha), Pulau Bras kecil (6 Ha), Pulau
Fanildo (50 Ha) dan Fanildo kecil (4 Ha).
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 39
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Kelima pulau ini merupakan satu kesatuan yang terhubungkan
oleh hamparan pantai pasir putih yang dilingkari karang seluas 37.760 Ha
dengan laguna di tengahnya seluas 3.000 Ha. Kedalaman lagoon berkisar
antara 5-22 meter dengan kanal atau alur yang berada di sisi barat,
dimana kanal tersebut merupakan akses masuk dan keluar lagoon. Pulau
Mapia secara administratif termasuk kedalam Kecamatan Supiori Barat.
Dilihat dari letaknya Gugus Pulau Mapia di tengah Samudra Pasifik sangat
strategis dan potensial karena memiliki potensi sumber daya perkebunan
kelapa dan laut yang besar, yaitu wisata bahari, perikanan.
Pulau Bepondi ditempuh dengan motor tempel 40 PK dari
Sabarmoikre dengan waktu tempuh 2 jam. Di Pulau Fanildo terdapat
markas Marinir dari satgas pulau-pulau terluar yang beranggotakan 20-30
orang. Terdapat juga penduduk yang berasal dari Morotai, Maluku Utara,
Buton dan Biak sendiri. Sebagian berprofesi sebagai petani kopra.
Kepulauan Mapia berjarak sekitar 400 km dari kota Biak, dapat ditempuh
lama waktu selama kurang lebih 15 jam perjalanan dengan menggunakan
kapal perintis Pelni Papua Lima. Secara garis besar gambaran umum dari
masing-masing pulau adalah sebagai berikut:
a. Pulau Bras
Pulau Bras merupakan salah satu dari Gugus Pulau Mapia. Pulau ini
berpenduduk, dengan mata pencahariaan utama pembuat kopra dan
nelayan. Pulau Bras merupakan pusat pemerintahan desa Pulau-
pulau Mapia. Pulau Bras dikelilingi oleh pantai berpasir yang landai
selebar 30-40 m. Bila air surut penduduk di Pulau Bras dapat berjalan
kaki ke Pulau Pegun (Mapia) dan Pulau Fanildo. Pulau Bras di kelilingi
oleh terumbu karang yang cukup luas. Pulau Bras secara astrononis
berada pada posisi 00 55 57 N dan 134 20 30 E.
Melihat potensi alamnya, pulau Bras merupakan salah satu pulau dari
gugusan pulau Mapia yang potensi alamnya kaya akan ikan
tangkapan, ikan hias, serta terumbu karang yang masih belum
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 40
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
terjamah oleh dunia luar. Dengan potensi yang dimilikinya, nelayan
pulau Brass membutuhkan pengetahuan yang lebih untuk
mengoptimalkan potensi alam tersebut.
b. Pulau Fanildo
Salah satu pulau kecil terluar yang berbatasan dengan Republik Palau
adalah Pulau Fanildo yang merupakan gugusan dari Kepulauan
Mapia. Jarak antara Pulau Fanildo dengan Pulau Babelthuap adalah
sejauh 390 mil.Pulau Babelthuap adalah salah satu pulau milik Negara
Palau. Posisi Pulau Fanildo ini menjadi salah satu pulau yang sangat
strategis bagi NKRI. Pulau Fanildo berada pada posisi 00 56 22 N dan
134 18 14 E .
c. Pulau Pegun (Mapia)
Pulau Mapia juga disebut Pulau Panjang karena bentuknya yang
panjang. Penduduk di Pulau ini bermata pencaharian utama sebagai
pembuat Kopra. Sumber air tawar adalah sumur gali dengan
kedalaman 1 meter dan diameter sumur 1 m. Pantai berpasir putih
dikelilingi pulau dan landai kecuali bagian barat yang agak dalam
sebagai tempat berlabuh kapal perintis dan navigasi. Tidak ada
sarana berlabuh seperti pelabuhan. Bila air surut, pasir putih terlihat
memanjang sampai ke Pulau Bras.
Gugus Pulau Mapia dapat dicapai dari Jakarta dengan menggunakan
Pesawat Udara dan kapal laut, dengan Rute Jakarta-Biak-
Fanildo/Mapia/Bras. Kepulauan Mapia dapat diakses dengan
menggunakan perahu motor (spead boat) dari Kabupaten Biak
Numfor. Jarak Kepulauan Mapia dengan Kota Biak adalah 150 mil dan
dapat dicapai dengan kapal motor. Lamanya waktu perjalanan dari
Kota Biak dengan menggunakan perahu motor carteran berkekuatan
320 PK menuju Pulau Fanildo kurang lebih sekitar 6 jam.
Pembangunan di wilayah perbatasan negara yang ada di
Kabupaten Supiori terus dipacu pemerintah. Untuk pembangunan wilayah
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 41
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
perbatasan negara yang ada di Kabupaten Supiori, sejak tahun 2014
pemerintah pusat menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk
membangun kawasan perbatasan khususnya kecamatan lokasi prioritas
(Lokpri).
Anggaran tersebut dialokasikan untuk meningkatkan dan memacu
pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan, perikanan dan kelautan
termasuk pengembangan sektor infratruktur yang ada di wilayah
kepulauan terpencil atau masuk dalam kategori wilayah perbatasan.
Program tersebut beberapa diantaranya seperti pembangunan
sarana dan prasana sekolah berpola asrama, pembangunan rumah guru,
pembangunan usaha perikanan, pembangunan sarana dan prasana
pariwisata, peningkatan kualitas SDM, pembangunan infrastruktur jalan
lingkungan dan sejumlah lainnya.
2.1.5. Aspek Demografi
1. Kependudukan
Kabupaten Supiori adalah salah satu Kabupaten yang berada di
Provinsi Papua dan merupakan suatu kesatuan wilayah pemerintahan,
sehingga dalam pelaksanaan pembangunan memiliki arah dan tujuan
yang harus dicapai di segala bidang. Dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Kabupaten Supiori masih ditemukan masalah-
masalah antara lain: pendataan kependudukan berdasarkan ratio,
pendidikan, pekerjaan dan usia penduduk.
Jumlah penduduk Kabupaten Supiori di tahun 2011 mencapai 16,759
jiwa, meningkat menjadi 18,186 jiwa di tahun 2015, dengan penduduk
laki-laki sebanyak 8,806 jiwa dan perempuan 7,953 jiwa di tahun 2011
meningkat menjadi 9,121 jiwa dan 9,065 jiwa di tahun 2015.
Kepadatan penduduk meningkat dari 26,42 di tahun 2011 menjadi
28,67 di tahun 2015. Sex ratio berubah dari 110,73 di tahun 2011
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 42
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
menjadi 110,62 di tahun 2015. Berarti di tahun 2011 dan 2015,
penduduk masih didominasi oleh laki-laki, yaitu diantara 100 wanita
terdapat 110 lelaki.Jumlah rumah tangga pada rentang tahun yang
sama meningkat dari 3,044 di tahun 2011 menjadi 4,174, dengan
jumlah anggota keluarga menurun dari 5,5 orang menjadi 5,19.
Pertumbuhan penduduk relatif sama dalam rentang waktu yang sama,
yaitu 5,58 persen di tahun 2011 menjadi 5,19 persen di tahun 2015.
Pada tahun 2016 jumlah penduduk supiori meningkatnya menjadi
18.486 jiwa, dimana terdiri dari 50,29 persen perempuan dan 49,71
persen laki-laki. Hal ini memperlihatakan adanya pertumbuhan
penduduk dimana pada tahun 2016 sebesar 1,65 persen.
Tabel 2.24. Kependudukan Kabupaten Supiori, Tahun 2016
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Rumah Tangga 3.044 3.033 3.211 3.764 4.174 4.338
Jumlah Penduduk 16.759 16.894 16.976 17.288 18.186 18.486
Laki-laki 8.806 8.803 8.875 9.040 9.121 9.189
Perempuan 7.953 8.091 8.101 8.248 9.065 9.297
Seks Rasio 110,73 108,80 109,55 109,60 100,62 98.84
Pertumbuhan Penduduk 5,58 0,81 0,49 1,84 5,19 1,62
Rata-rata Anggota Keluarga 5,50 5,57 5,28 4,59 4,35 4,26
Kepadatan Penduduk (Km²) 26,42 26,64 26,77 27,26 28,67 29,15 Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2017
Perkembangan penduduk menurut kelompok umur mengalami
perubahan yang cukup berarti. Di tahun 2011 jumlah penduduk usia
14 tahun sebesar 7063 jiwa dan usia 65 keatas sebesar 404 jiwa,
sedangkann usia 15-64 tahun sebesar 9292 jiwa. Dengan demikian
angka dependency ratio di tahun 2011 adalah 80,3.Di tahun 2015,
penduduk berusia 0-14 tahun mencapai 6610 jiwa dan diatas 65 tahun
sebesar 692 jiwa, sedangkan kelompok usia 15-64 tahun sebanyak
10884 jiwa, Dengan demikian angka dependency ratio menurun
menjadi 67,1 di tahun 2015. Dengan demikian di tahun 2011 rata-rata
100 orang berusia produktif (15-64 tahun) harus menanggung hidup
80 orang.Beban ini berkurang menjadi 67 orang di tahun 2015.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 43
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.25. Data Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Supiori, Tahun
2011-2016
Kelompok Umur
2012 2013 2014 2015 2016
Jenis Kelamin Jumlah
Jenis Kelamin Jumlah
Jenis Kelamin Jumlah
Jenis Kelamin
Jumlah Jenis
Kelamin Jumlah L P L P L P L P
L P
(1) (2) (3) (4) (2) (3) (4) (2) (3) (4) (2) (3) (4) (2) (3) (4)
0-4 1.379 1.232 2.611 1.301 1.227 2.528 1.336 1.257 2.593 1.289 1.319 2.608 1.289 1.319 2.608
5-9 1.226 1.200 2.426 1.016 1.039 2.055 1.040 1.060 2.100 999 1.123 2.122 983 1.131 2.114
10-14 1.116 984 2.100 957 876 1.833 976 886 1.862 936 944 1.880 919 952 1.871
15-19 871 792 1.663 905 820 1.725 925 838 1.763 899 881 1.780 892 884 1.776
20-24 785 649 1.434 881 654 1.535 898 667 1.565 902 709 1.611 901 714 1.615
25-29 645 669 1.314 649 587 1.236 667 597 1.264 666 646 1.312 671 657 1.328
30-34 514 495 1.009 488 444 932 498 453 951 489 480 969 489 484 973
35-39 432 426 858 430 425 855 438 434 872 432 461 893 428 464 892
40-44 427 408 835 447 457 904 455 467 922 466 533 999 470 555 1.025
45-49 447 374 821 508 433 941 518 437 955 554 534 1.088 571 571 1.142
50-54 352 329 681 444 409 853 427 414 841 513 524 1.037 541 569 1.110
55-59 239 210 449 318 267 585 322 272 594 382 352 734 415 393 808
60-64 177 126 303 217 151 368 221 152 373 261 200 461 285 223 508
65 + 193 197 390 314 312 626 319 314 633 333 359 692 344 374 718
Jumlah 8.803 8.091 16.894 8.875 8.101 16.976 9.040 8.248 17.288 9.121 9.065 18.186 9.189 9.297 18.486
Sumber: BPS Kabupaten Supiori Tahun 2017
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 44
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2017
Data yang digambarkan dalam kedua piramida diatas menunjukkan
ada kecenderungan perubahan struktur penduduk menurut umur dari
tahun 2011 ke 2015, yaitu adanya kecenderungan mengecilnya usia
25 sampai 39 tahun, dan kemudian terjadinya peningkatan di usia 40
sampai 65 tahun. Ini menunjukkan meningkatnya penduduk usia tua,
yang dapat memberikan gambaran peningkatan angka harapan hidup,
atau perbaikan tingkat kesehatan.
Tabel 2.26. Data Kependudukan berdasarkan Distrik dan Jenis Kelamin di Kabupaten Supiori, Tahun 2012-2016
Distrik 2012 2013 2014 2015 2016
L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml
Supiori Selatan
1.510 1.409 2.919 1.525 1.416 2.941 1.557 1.448 3.005 1.571 1.593 3.164 1.578 1.631 3.209
Kep. Aruri
2.440 2.264 4.704 2.455 2.263 4.718 2.486 2.319 4.805 2.510 2.524 5.034 2.555 2.594 5.149
Supiori Utara
913 836 1.749 918 839 1.757 934 838 1.772 951 927 1.878 950 960 1.910
Supiori Barat
1.178 1.108 2.286 1.183 1.097 2.280 1.205 1.119 2.324 1.217 1.231 2.448 1.1231 1.269 2.500
Supiori Timur
2.762 2.474 5.236 2.794 2.486 5.280 2.858 2.524 5.382 2.872 2.790 5.662 2.875 2.843 5.718
8.803 8.091 16.894 8.875 8.101 16976 9.040 8.248 17.288 9.121 9.065 18.186 9.189 9.297 18.486
1,294 1,184
1,086 864
756 639
511 419 399 428
359 248
186 210
1238 1144
959 775
620 629
497 405 384 355
317 215 131 198
2000 1000 0 1000 2000
0 – 4
10 – 14
20 – 24
30 – 34
40 – 44
50 – 54
60 – 64
Gambar/ Figure 3.2. Piramida Penduduk Kabupaten
Supiori, 2011 Supiori Regency Population
pyramid, 2011
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 45
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
Apabila dilihat dari distribusi rumah tangga menurut distrik, maka di
tahun 2011 paling kecil terdapati di distrik Supiori Utara dengan jumlah
rumah tangga sebanyak 334, dan kepadatan 21,73 atau 22 jiwa per
kilometer. Di tahun 2015, jumlah distrik tersebut meningkat jumlah
rumah tangganya yaitu sebanyak 449, dengan kepadatan 23,52. Di
tahun 2015 jumlah rumah tangga terbesar terdapat paling banyak di
distrik Supiori Timur, dengan kepadatan penduduk sebesar 28,85 atau
29 orang per km2, yang terkecil jumlah rumah tangga terdapat di
Supiori Utara, dan kepadatan terkecil di Supiori Barat. Sedangkan
pada tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga terbesar
terdapat paling banyak di Distrik Supiori Timur sebesar 1.526
sedangkan yang terkecil Distrik Supiori Utara sebesar Data ini
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2.27. Data Luas, Kepadatan, dan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatandi Kabupaten Supiori, Tahun 2012-2016
Kecamatan Luas (Km²)
2012 2013 2014 2015 2016
RT Kepa Datan
RT Kepa datan
RT Kepa datan
RT Kepa datan
RT Kepa datan
Supiori Selatan
87,60 528 33,32 571 33,57 659 34,30 636 36,12 654 36,63
Kepulauan Aruri
119,75 834 39,28 873 39,40 1.004 40,12 1.077 42,04 1.087 43,00
Supiori Utara 79,83 333 21,91 353 22,01 413 22,20 449 23,52 469 23,93
Supiori Barat 150,80 420 15,16 447 15,12 518 15,41 578 16,23 602 16,58
Supiori Timur 196,26 918 26,68 967 26,90 1.170 27,42 1.434 28,85 1.526 29,13
Total 634,24 3.033 26,64 3.211 26,77 3.764 27,26 4.174 28,67 4.338 29,15
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2017
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 46
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.28. Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Distrik Luas (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan per(Km2)
Supiori Selatan 133,87 3.209 36,63
Supiori Utara 122,00 1.910 23,93
Supiori Timur 299,93 5.718 29,13
Kepulauan Aruri 183,01 5.149 43,00
Supiori Barat 230,45 2.500 16,58
Jumlah 969,26 18.486 29,15
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Supiori, 2017
Tabel 2.29. JumlahPenduduk Menurut Agama
No Kecamatan Uraian
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Lainnya
1. 2010 203 15.655 13 3 0 0 0
2. 2011 164 16.582 12 1 0 0 0
3. 2012 199 16.676 18 1 0 0 0
4. 2013 382 16.466 117 11 0 0 0
5. 2014 382 16.778 117 11 0 0 0
6. 2015 513 17.544 119 10 0 0 0
TOTAL 1.843 99.701 396 37 0 0 0 Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
Data diatas menunjukkan bahwa, komposisi penduduk beragama di
dominasi oleh agama Kristen, dimana Perkembangan penduduk
menurut agama Kristen di Supiori sebanyak 99.701 jiwa pada tahun
2015. Beragama Islam sebanyak 1.843 Jiwa (data Tahun 2015), diikuti
oleh penduduk beragama Katolik sebanyak 396 Jiwa (data Tahun
2015).
2. Daya Beli (Purchasing Power Parity/PPP)
Indikator daya beli yang digunakan sebagai acuan untuk mengukur
kemajuan pembangunan manusia adalahkonsumsi/pengeluaran
riilperkapita berdasarkan paritas daya beli dalam rupiah.
Kemampuan daya beli penduduk Kabupaten Supiori tahun 2015
mengalami peningkatan sebesar Rp. 254.000,- dibanding tahun 2011.
Intervensi strategis yang dilakukan pemerintah cukup membantu
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 47
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
meningkatkan kemampuan daya beli yang berada pada kisaran
sebesar Rp 5.180.111 (lima juta seratus delapan puluh ribu seratus
sebelas rupiah).
2.1.6. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Salah satu alat yangdigunakan untuk mengetahui keberhasilan
pembangunan ekonomi adalah melalui pengukuran pencapaian indikator
makro ekonomi, yang masing-masingindikatornya terdiri dari beberapa
komponen. Komponen-komponen Indikator makro tersebut diantaranya
adalah: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE), PDRB perkapita dan tingkat inflasi.
a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Kabupaten Supiori 2016 berdasarkan harga berlaku mencapai
Rp. 830.384.000.000,- dan PDRB berdasarkan harga konstan
mencapai Rp.673.171.000.000,-
Perkembangan PDRB Kabupaten Supiori atas dasar harga berlaku
dan harga konstan serta kontribusi masing masing sektor dalam
pembentukan PDRB dalam rentang tahun 2011-2016 dapat dilihat
dalam grafik dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 48
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2017
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2017
Sektor Lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar yaitu
sektor lapangan usaha, sector pertanian khususnya perikanan
berperan paling besar bagi PDRB Kabupaten Supiori (27,59 persen).
Sektor lainnya yang mempunyai peranan cukup besar adalah sektor
Konstruksi sebesar 26,54 persen serta sektor Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; sebesar 22,13
persen.
0
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016
517,698 587,724 630,378
689,058 761,171
830,385
PDRB atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Supiori Tahun 2011 - 2016 (Juta Rupiah)
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
2011 2012 2013 2014 2015 2016
505,729 557,123 580,840
610,889 642,309
673,172
PDRB atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Supiori Tahun 2011 - 2016 (Juta Rupiah)
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 49
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
b. Pertumbuhan Ekonomi Agregat
Kondisi makro ekonomi yang kondusif dicerminkan dengan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Supiori sebesar 10,47 persen yang
mengalami peningkatan dibanding pada tahun 2011 yang sebesar
10,73 persen.
Tabel 2.29. Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Supiori,Tahun 2011-2016
Uraian
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016
HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK HK
PDRB 10,73 8,17 13,53 10,16 7,26 4,26 9,31 5,17 10,47 5,14 4,43
PDRB tanpa Migas
10,73 8,17 13,53 10,16 7,26 4,26 9,31 5,17 10,47 5,14
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
Untuk memudahkan memahami perkembangan pertumbuhan
ekonomi agregat, dapat dilihat seperti dalam grafik dibawah ini.
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Supiori mengalami fluktuasi yang
cukup tajam dari tumbuh signifikan pada tahun 2011-2012 mengalami
8.17
10.16
4.26 5.17
5.14
0
2
4
6
8
10
12
2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Supiori Tahun 2011 - 2015 (Juta Rupiah)
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 50
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
penurunan tajam pada periode 2012-2013 dan mengalami kenaikan
pertumbuhan tipis pada tahun 2014 dan 2015.
c. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral
Selama tahun 2015 semua sector ekonomi memberikan sumbangan
bagi pertumbuhan yang positif sebesar 10,47 persen, meningkat dari
tahun 2014 yakni 9,31 persen. Sumbangan sektor-sektor bervariasi.
Sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi
tahun 2015 adalah sector jasa perusahaan sebesar 97,21 persen.
Pertumbuhan sektor ini lebih besar dibanding tahun 2014 yang
sebesar 35,66 persen. Hal ini dikarenakan subsektor pengadaan listrik
dan gas yang merupakan sub sector penyumbang pertumbuhan yang
signifikan pada tahun 2015 sebesar 571,87 mengalami penurunan
jumlah yang signifikan dibanding tahun 2014 menjadi sebesar -2.43.
Sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi kedua pada
tahun ini mengalami perubahan. Pada tahun 2014 sektor yang
mengalami pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor jasa
perusahaan sebesar 35,66 persen. Namun pada tahun 2015 sektor
yang mengalami pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor Industri
pengolahan yang tumbuh sebesar13,59 persen, mengalami
peningkatan berlipat lipat dibanding tahun 2014 yang sebesar -0,77.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada tahun 2015 jumlah
pengusaha subsektoral industri pengolahan bertambah.Ditambah lagi
Pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan pada tahun 2015 yang
menyebabkan permintaan produk di kedua subsektor cukup besar.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 51
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.30. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral di Kabupaten Supiori,Tahun 2011-2015
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
Sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan tertinggi ketiga pada
tahun ini adalah Akomodasi dan Makan Minum. Pada Tahun 2014
sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi ketiga adalah sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yaitu sebesar 7,46 persen.
Dan, pada tahun 2015 sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi
ketiga adalah tetap sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
yang tumbuh sebesar 7,66 persen, meningkat tipis dari tahun 2014
yang sebesar 0,20 persen.
Kate gori
Uraian
Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk
% % % % % % % % % %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
A Pertanian, Kehu tanan, dan Perikanan -5,95 -4,80 -1,83 -0,44 -3,93 -2,63 -2,17 -2,50 -5,69 -2,39
B Pertambangan dan Penggalian 8,30 0,09 -5,95 -6,86 3,27 0,80 -1,69 -2,72 0,51
C Industri Pengolahan -2,97 -1,98 -7,49 -5,55 10,04 10,26 -2,32 -0,77 14,22 13,59
D Pengadaan Listrik dan Gas 199,76 153,94 29,62 21,38 38,28 39,72 708,78 571,87 12,31 -2,43
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
F Konstruksi 2,68 2,16 1,66 2,32 -0,47 -0,83 0,44 1,46 3,12 1,24
G
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -4,41 -0,18 14,54 3,99 2,58 1,86 -2,78 -2,30 0,37 0,09
H Transportasi dan Pergudangan -5,02 -6,70 -5,65 -7,00 0,32 -2,51 -0,49 -3,31 -0,58 2,06
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,13 0,33 0,68 -4,11 23,11 15,98 16,79 7,52 7,88 7,66
J Informasi dan Komunikasi -6,74 -6,58 -10,07 -8,09 -3,52 -1,00 5,97 7,46 -3,29 -3,86
K Jasa Keuangan dan Asuransi 6,19 -2,83 4,55 3,55 13,83 10,68 3,15 -1,30 -0,87 1,01
L Real Estate 5,15 0,34 6,15 4,63 23,62 12,98 -1,33 -0,33 -0,64 -0,28
M,N Jasa Perusahaan 5,07 -1,05 -6,25 -6,15 -2,11 -1,90 41,02 35,66 92,14 97,21
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,75 5,52 -1,52 -2,22 -1,96 -1,32 0,53 -0,16 2,74 0,19
P Jasa Pendidikan 0,51 0,79 -1,04 0,58 8,33 10,42 3,00 3,37 -1,30 2,27
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,91 2,22 -1,17 0,16 6,38 3,62 -0,44 -0,59 1,46 -0,29
R,S,T,U Jasa lainnya -10,06 -5,31 -1,72 -6,91 5,77 3,61 1,92 4,35 2,10 3,21
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 52
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Bila dilihat dari tren laju pertumbuhannya, terdapat dua sektor yang
mengalami pertumbuhan yang cukup besar dalam periode 2011-2015.
Kedua sektor tersebut adalah sektor Jasa Perusahaan pada tahun
dan sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
Pada tahun 2011, sektor pengadaan listrik dan gas mengalami
pertumbuhan yang cukup besar yaitu 30,86 persen dibandingkan
tahun 2005 yang laju pertumbuhannya sebesar 9,28 persen. Hal ini
kemungkinan dikarenakan dimulainya pembangunan infrastruktur
besar-besaran mengingat kabupaten ini baru dimekarkan dan
membutuhkan banyak pembangunan dan perbaikan infrastruktur.
Pada 2011, sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang sangat
tinggi yaitu 199,76 persen lebih besar dari tahun 2012 yang sebesar
153,94 persen. Sub sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib merupakan penyumbang kurang signifikan.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh pejabat dan Pegawai
Negeri Sipil dan Honorer Daerah kebanyakan masih bertempat tinggal
di Kabupaten Induk Biak, sehingga konsumsinya lebih banyak
dilakukan di Kota Biak.
Perkembangan PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (Juta Rupiah) dan PDRB Seri 2010 Atas Dasar
Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) antara tahun
2011-2015 dapat dilihat berdasarkan data yang ada pada tabel
dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 53
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.31. PDRB Seri 2011-2015 Atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2011 -2015
Kategori 2011 2012 2013 2014 2015
A 158.365,48 176.497,28 181.869,00 194.481,92 202.607,86
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 13.914,75 15.369,07 17.375,17 19.326,74 21.171,18
a. Tanaman Pangan 5.336,33 5.710,25 6.247,31 6.667,20 7.087,80
b. Tanaman Hortikultura Semusim 765,44 868,00 993,88 1.065,66 1.159,22
c. Perkebunan Semusim 8,38 9,11 10,10 11,13 13,16
d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya 2.033,53 2.236,89 2.460,58 2.706,63 2.951,22
e. Perkebunan Tahunan 3.324,16 3.853,22 4.702,54 5.619,27 6.346,46
f. Peternakan 2.446,91 2.691,60 2.960,76 3.256,84 3.613,33
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 3.766,54 4.143,19 4.557,51 5.013,26 5.398,91
3 Perikanan 140.684,20 156.985,02 159.936,33 170.141,93 176.037,77
B 1.811,83 1.934,57 2.142,80 2.302,65 2.556,67
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1.811,83 1.934,57 2.142,80 2.302,65 2.556,67
C 2.704,17 2.840,11 3.352,03 3.579,22 4.516,14
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
a. Industri Batu Bara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Industri Makanan dan Minuman 451,61 479,38 505,75 517,66 666,67
3 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 756,00 781,02 809,89 832,88 997,93
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan
Reproduksi Media Rekaman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Industri Barang Galian bukan Logam 840,00 904,16 976,80 1.076,90 1.451,12
11 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang
Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik0,00 0,00 333,33 412,41 489,65
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
14 Industri Alat Angkutan 656,56 675,56 681,81 686,81 777,89
15 Industri Furnitur 0,00 0,00 44,45 52,56 132,88
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan
pemasangan mesin dan peralatan0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
D 107,51 158,20 234,64 2.074,41 2.573,58
1 Ketenagalistrikan 57,97 92,41 123,94 1.962,92 2.440,90
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 49,54 65,80 110,70 111,49 132,68
E 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
F 138.723,96 160.104,28 170.923,93 187.653,46 213.754,75
G 19.623,47 25.517,59 28.074,60 29.833,54 33.078,01
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 60,14 82,28 113,59 157,14 666,90
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor19.563,33 25.435,31 27.961,01 29.676,40 32.411,11
H 1.831,14 1.961,30 2.110,32 2.295,48 2.520,95
1 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Angkutan Darat 555,31 573,25 608,98 640,83 821,82
3 Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1.275,83 1.388,04 1.501,35 1.654,65 1.699,12
5 Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan
Kurir0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
I 825,15 943,14 1.245,38 1.589,83 1.894,52
1 Penyediaan Akomodasi 48,88 81,45 242,46 386,91 515,90
2 Penyediaan Makan Minum 776,28 861,69 1.002,92 1.202,92 1.378,62
J 3.457,12 3.529,54 3.652,32 4.230,48 4.519,32
K 4.550,17 5.400,58 6.593,83 7.434,37 8.140,64
1 Jasa Perantara Keuangan 4.550,17 5.400,58 6.593,83 7.434,37 8.140,64
2 Asuransi dan Dana Pensiun 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Jasa Keuangan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
L 11.875,30 14.311,08 18.976,05 20.466,84 22.464,12
M,N 165,25 175,89 184,67 284,67 604,21
O 112.697,69 126.000,21 132.495,38 145.594,81 165.244,15
P 27.118,85 30.468,13 35.400,32 39.855,73 43.453,19
Q 19.988,64 22.427,28 25.590,78 27.848,64 31.212,20
R,S,T,U 13.852,06 15.454,50 17.532,20 19.532,20 22.030,20
517.697,79 587.723,67 630.378,25 689.058,25 761.170,52
Jasa lainnya
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Uraian
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 54
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.32. PDRB Seri 2011-2015 Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2011 -2015
Kategori 2011 2012 2013 2014 2015
A 156.604,00 171.759,15 174.352,66 178.785,30 183.496,65
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 13.608,42 14.798,92 15.845,80 16.902,73 17.815,81
a. Tanaman Pangan 5.321,25 5.622,40 5.845,68 6.039,44 6.194,75
b. Tanaman Hortikultura Semusim 753,03 806,00 892,88 934,32 970,23
c. Perkebunan Semusim 7,38 7,89 8,29 9,13 10,62
d. Tanaman Hortikultura Tahunan dan Lainnya 2.015,05 2.176,25 2.328,59 2.468,30 2.618,43
e. Perkebunan Tahunan 3.109,29 3.579,75 3.955,21 4.383,01 4.753,14
f. Peternakan 2.402,42 2.606,63 2.815,16 3.068,52 3.268,63
g. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 3.732,30 4.030,88 4.313,04 4.571,82 4.771,82
3 Perikanan 139.263,28 152.929,35 154.193,81 157.310,75 160.909,02
B 1.635,72 1.678,37 1.763,85 1.804,55 1.868,89
1 Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Pertambangan Batubara dan Lignit 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Pertambangan Bijih Logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Pertambangan dan Penggalian Lainnya 1.635,72 1.678,37 1.763,85 1.804,55 1.868,89
C 2.668,59 2.776,71 3.191,82 3.331,01 3.978,13
1 Industri Batubara dan Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
a. Industri Batu Bara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pengilangan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Industri Makanan dan Minuman 441,51 459,18 475,55 481,33 521,34
3 Pengolahan Tembakau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang
Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 746,24 768,79 780,62 792,58 913,24
7 Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan
Reproduksi Media Rekaman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Industri Barang Galian bukan Logam 830,78 886,43 934,74 997,13 1.297,96
11 Industri Logam Dasar 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
12 Industri Barang dari Logam, Komputer, Barang
Elektronik, Optik dan Peralatan Listrik0,00 0,00 293,82 343,12 394,75
13 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
14 Industri Alat Angkutan 650,06 662,31 663,95 666,80 729,98
15 Industri Furnitur 0,00 0,00 43,16 50,04 120,86
16 Industri pengolahan lainnya, jasa reparasi dan
pemasangan mesin dan peralatan0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
D 88,97 118,97 173,31 1.224,65 1.256,33
1 Ketenagalistrikan 41,59 56,64 75,17 1.124,48 1.144,61
2 Pengadaan Gas dan Produksi Es 47,39 62,33 98,14 100,17 111,72
E 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
F 134.836,43 151.979,44 157.131,58 167.665,66 178.472,52
G 20.016,64 22.931,20 24.353,10 25.024,87 26.335,34
1 Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya 55,19 67,27 85,63 109,54 419,48
2 Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan
Sepeda Motor19.961,45 22.863,93 24.267,47 24.915,33 25.915,85
H 1.757,12 1.800,14 1.829,75 1.860,64 1.996,62
1 Angkutan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2 Angkutan Darat 549,17 571,74 578,09 590,30 717,28
3 Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan 1.207,95 1.228,40 1.251,65 1.270,34 1.279,34
5 Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6 Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan
Kurir0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
I 791,81 836,42 1.011,41 1.143,68 1.294,58
1 Penyediaan Akomodasi 41,88 61,45 142,46 204,54 255,44
2 Penyediaan Makan Minum 749,94 774,97 868,95 939,14 1.039,14
J 3.382,77 3.424,89 3.535,11 3.995,36 4.038,57
K 4.067,33 4.639,70 5.353,85 5.557,90 5.902,49
1 Jasa Perantara Keuangan 4.067,33 4.639,70 5.353,85 5.557,90 5.902,49
2 Asuransi dan Dana Pensiun 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3 Jasa Keuangan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
L 11.070,46 12.759,79 15.029,68 15.755,49 16.520,16
M,N 152,03 157,18 160,76 229,38 475,63
O 108.817,72 117.220,00 120.601,20 126.633,63 133.400,47
P 26.566,31 29.436,52 33.887,96 36.841,23 39.614,94
Q 19.025,60 20.993,22 22.680,06 23.712,45 24.858,80
R,S,T,U 14.247,25 14.611,32 15.783,94 17.323,34 18.798,75
505.728,75 557.123,04 580.840,03 610.889,14 642.308,88
Jasa Pendidikan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Jasa lainnya
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate
Jasa Perusahaan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik dan Gas
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Transportasi dan Pergudangan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Uraian
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 55
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sementara apabila dilihat dari PDRB per kapita Kabupaten Supiori
menunjukkan gambaran seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.33. PDRB per Kapita di Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2011 -2015
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan perkembangan
PDRB per kapita dari tahun 2011-2015 menunjukkan perkembangan
yang signifikan baik menggunakan acuan harga dasar berlaku
maupun harga dasar konstan.
d. Indeks Gini Ratio
Indeks Gini atau Koefisien Gini merupakan indikator yang
menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh.
Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai
0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau
setiap orang memiliki pendapatan yang sama. Sedangkan, Koefisien
Gini bernilai 1 menunjukkan ketimpangan yang sempurna, atau satu
orang memiliki segalanya sementara orang-orang lainnya tidak
memiliki apa-apa. Dengan kata lain, Koefisien Gini diupayakan agar
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta) 517.697,79 587.723,67 630.378,25 689.058,25 761.170,52
Jumlah Penduduk 16.759 16.894 16.976 17.288 18.186
PDRB per Kapita ADHB (Juta) 30,89 34,79 37,13 39,86 41,85
Pertumbuhan PDRB per Kapita (persen) 4,88 12,62 6,74 7,34 5,01
PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta) 505.728,75 557.123,04 580.840,03 610.889,14 642.308,88
Jumlah Penduduk 16.759 16.894 16.976 17.288 18.186
PDRB per Kapita ADHK (Juta) 30,18 32,98 34,22 35,34 35,32
Pertumbuhan PDRB per Kapita (persen) 2,46 9,28 3,75 3,28 -0,05
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 56
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
mendekati 0 untuk menunjukkan adanya pemerataan distribusi
pendapatan antar penduduk.
Kesenjangan/ketimpangan pendapatan antar penduduk di Kabupaten
Supiori dalam rentang tahun 2011-2015 menunjukkan gambaran
seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.34. Indeks Gini Ratio di Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015
Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015
Supiori 0,23 0,293 0,280 0,240 0,280
Prov. Papua (data gabungan) 0,39 0,440 0,411 0,410 0,422 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas, maka diketahui bahwa trend
kesenjangan pendapatan antar penduduk Kabupaten Supiori
menunjukkan trend yang naik secara fluktuatif, meskipun dalam
rentang angka 23-29. Kecenderungan tersebut menunjukkan
kecenderungan ketimpangan antar penduduk tidak begitu tajam,
dibandingkan dengan indeks gini ratio Provinsi Papua yang
menunjukkan kecenderungan ketimpangan yang sangat lebar.
e. Struktur Perekonomian
Struktur perekonomian suatu daerah sangat dipengaruhi oleh
besarnya sumbangan atau peranan masing-masing sektor ekonomi
dalam membentuk nilai tambah di suatu daerah. Dengan mengetahui
struktur perekonomian suatu daerah dapat diketahui corak
perekonomian daerah tersebut.
Struktur perekonomian Kabupaten Supiori masih didominasi oleh
sektor pertanian sebesar 43,94 persen. Hal ini dikarenakan kultur
masyarakat di Kabupaten Supiori yang agraris sehingga sektor
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 57
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
pertanian menjadi salah satu sumber penghasilan terutama dari sub
sektor perikanan. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi
kontributor terbesar kedua sebesar 19,35 persen, dan sektor jasa-jasa
menjadi kontributor terbesar ketiga selama tahun 2009 sebesar 11,34
persen.
Selama tahun 2007-2009 struktur perekonomian Kabupaten Supiori
mengalami perubahan, sektor pertanian selalu menjadi yang paling
dominan, diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran ditempat
kedua, namun tempat ketiga terjadi perubahan. Pada 2007 dan 2008
penyumbang PDRB urutan ketiga adalah sektor bangunan, namum
pada 2009 penyumbang ketiga adalah sektor jasa-jasa.
Tabel 2.35. Struktur Ekonomi di Kabupaten Supiori,Tahun 2011-2015
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2015
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 58
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
f. Analisis Share Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh gerak laju
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi terutama sektor yang memiliki
peranan dominan, sedikit saja pergeseran dari sektor yang
memberikan kontribusi terbesar akan sangat berpengaruh terhadap
laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing sektor
ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, maka
analisis yang digunakan adalah "analisis share" yang diperoleh
dengan cara mengalikan distribusi persentase atas dasar harga
konstan tahun sebelumnya (tn-1) dengan laju pertumbuhan ekonomi
atas dasar harga konstan masing-masing sektor pada tahun yang
bersangkutan (tn).
Pertumbuhan ekonomi Supiori tahun 2009 yang sebesar 9,97 persen
tersebut disumbangkan oleh sembilan sektor ekonomi dengan
besaran yang bervariasi. Penyumbang terbesar adalah sektor
ekonomi pertanian sebesar 4,10 persen, kedua adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 2,81 persen dan ketiga
adalah sektor jasa-jasa sebesar1,70 persen. Sedangkan keenam
sektor lainnya memberikan sumbangan terhadap laju pertumbuhan
dibawah satu persen.
Sumbangan sektor pertanian terlihat begitu dominan. Hal ini
dikarenakan memang struktur perekonomian Kabupaten Supiori yang
berorientasi pada sektor pertanian terutama subsektor perikanan.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 59
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.36. Analisis Share Terhadap Pertumbuhan Ekonomidi Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015
Kontribusi 2011 2012 2013 2014 2015
Kontribusi Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan 30,59 30,03 28,85 28,22 26,62
Kontribusi Pertambangan Dan Penggalian 0,35 0,33 0,34 0,33 0,34
Kontribusi Industri Pengolahan 0,52 0,48 0,53 0,52 0,59
Kontribusi Pengadaan Listrik dan Gas 0,02 0,03 0,04 0,30 0,34
Kontribusi Konstruksi 26,80 27,24 27,11 27,23 28,08
Kontribusi Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil Dan Seperti Motor
3,79 4,34 4,45 4,33 4,35
Kontribusi Transportasi dan Pergudangan 0,35 0,33 0,33 0,33 0,33
Kontribusi Penyediaan Akomodasi Dan Makan minum 0,16 0,16 0,20 0,23 0,25
Kontribusi Informasi dan Komunikasi 0,67 0,60 0,58 0,61 0,59
Kontribusi Jasa Keuangan dan Asuransi 0,88 0,92 1,05 1,08 1,07
Kontribusi Real Estate 2,29 2,44 3,01 2,97 2,95
Kontribusi Jasa Perusahaan 0,03 0,03 0,03 0,04 0,08
Kontribusi Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib
21,77 21,44 21,02 21,13 21,71
Kontribusi Jasa Pendidikan 5,24 5,18 5,62 5,78 5,71
Kontribusi Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,03 3,82 4,06 4,04 4,10
Kontribusi Jasa Lainnya 2,68 2,63 2,78 2,83 2,89 Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2010
g. PDRB Perkapita
PDRB Perkapita merupakan salah satu indikator ekonomi untuk
membandingkan tingkat kemakmuran suatu daerah dengan daerah
lainnya. PDRB Perkapita diperoleh dengan cara membagi besaran
nilai PDRB atas dasar harga berlaku suatu tahun tertentu dengan
penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama. Jadi besar
kecilnya nilai PDRB Perkapita sangat tergantung dari besaran PDRB
yang terbentuk dan jumlah penduduk pada suatu tahun.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 60
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.37. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011-2015 Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Kabupaten Supiori
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
Selama 2004 hingga 2005, PDRB Kabupaten Supiori menunjukan
pertumbuhan yang wajar. Namun pada tahun 2006, PDRB per kapita
mengalami pertumbuhan hampir dua kali lipat dibanding tahun 2005.
Hal ini dikarenakan pada tahun 2006pembangunan infrastruktur
secara besar-besaran mulai terjadi di kabupaten. Pembangunan
kantor-kantor pemerintah, rumah-rumah dinas, jalan dan jembatan
dan pembangunan Pasar Sentral Supiori yang menyebabkan lonjakan
yang sangat besar di sektor bangunan. Tahun 2007 hingga 2009,
PDRB kabupaten ini tetap bertumbuh, namun pertumbuhannya tidak
lagi sedrastis tahun 2006.
h. PDRB Menurut Kelompok Sektor
Pengelompokkan PDRB menurut kelompok sektor yaitu sektor
primer,sekunder dan tersier didasarkan atas output maupun input
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 61
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
menurut asal terjadinya proses produksi masing-masing produsen.
Suatu unit dikelompokkan atas kelompok primer apabila output yang
dihasilkan merupakan proses tingkat awal (dasar), sektor yang masuk
dalam kategori ini adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan
penggalian. Kelompok sekunder adalah unit-unit kegiatan ekonomi
yang biaya produksinya (inputnya) sebagian besar berasal dari sektor
primer, sektor-sektor yang termasuk kelompok ini adalah sektor
industri pengolahan, sektor listrik dan air bersih serta sektor
bangunan. Sedangkan sisanya masuk kelompok sektor tersier.
Tabel 2.38. PDRB Kabupaten Supiori menurut Kelompok Sektor,Tahun 2008-2009
Kelompok Sektor
Adh. Berlaku(JutaRp) Pertumbuhan(%)
Adh. Konstan2000 (JutaRp) Pertumbuhan(%)
2008 2009 2008 2009
1 2 3 4 5 6 7
Primer Sekunder Tersier
76.532,91 116.758,66 110.380,89
89.512,70 125.422,33 119.779,64
16,96 7,42 8,51
50.415,00 16.248,87 44.189,16
55.106,03 16.887,52 49.906,53
9,30 3,93
12,95
PDRB 303.672,46 334.714,67 10,22 110.850,06 121.900,08 9,97
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2010
PDRB tahun 2009 mengalami peningkatan nilai tambah,dari 303,67
miliar tahun 2008 menjadi 334,71 miliar pada tahun ini. Nilai tambah
PDRB tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 10,22 persen
dibandingkan tahun 2008. Pertumbuhan ini disumbangkan oleh tiga
kelompok sektor yang juga mengalami pertumbuhan yang positif pada
tahun ini. Dilihat dari harga konstantahun 2000, hal ini mencerminkan
peningkatan produksi sebesar 9,97 persen yang disebabkan oleh
peningkatan produksi di semua kelompok sektor. Kelompok sektor
primer mengalami peningkatan produksi sebesar 9,30 persen,
kelompok sekunder 3,93 persen dan kelompok tersier sebesar 12,95
persen.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 62
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sektor Primer memberikan nilai tambah sebesar 89,51 miliar rupiah
dari total nilai PDRB sebesar 334,71 miliar rupiah. Bila dibandingkan
dengan tahun 2008, kelompok sektor ini mengalami pertumbuhan
terbesar yaitu 16,96 persen. Kelompok sektor tersier memberikan nilai
tambah sebesar 119,78 miliar. Nilai ini mengalami pertumbuhan
sebesar 8,51 persen. Nilai tambah kelompok sektor sekunder adalah
sebesar 125,42 miliar meningkat dari tahun 2008 yaitu sebesar 116,76
miliar. Kelompok sektor sekunder bertumbuh sebesar 7,42 persen.
Dilihat dari peranannya, pada tahun 2009 seluruh kelompok sektor
tidak memberikan perubahan urutan peranan. Kelompok sektor
sekunder tetap memberikan peranan terbesar dalam pembentukan
PDRB Supiori yaitu sebesar 37,47 persen. Kelompok sektor tersier
tetap berada di urutan kedua yaitu sebesar 35,79 persen dan
kelompok sektor primer memberikan peranan sebesar 26,74 persen.
Tabel 2.39. Peranan Kelompok Sektor terhadap Pembentukan PDRB Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015 (Persen)
Kelompok Sektor 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian, Kehutanan, Perikanan 30,59 30,03 28,85 28,22 26,62
Total Manufaktur 34,11 35,16 35,78 35,72 36,64
Total Service 31,47 34,81 35,36 36,06 36,74
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016 diolah
i. Kontribusi Sektor dalam Pembentukan PDRB dan Peranannya
dalam Penyerapan Tenaga Kerja antara Tahun 2012-2015
Kontribusi Distribusi PDRB dan pekerjaan di subsektor pertanian
tanaman pangan di Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2012-
2015, menunjukkan gambaran seperti dalamgrafik dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 63
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa laju
kontribusi subsektor pertanian tanaman pangan dalam pembentukan
PDRB cenderung tetap, dari 2,62% pada tahun 2012 menjadi 2,78%
pada tahun 2015. Sementara penyerapan tenaga kerjanya mengalami
penurunan secara drastis, dari 39,88 pada tahun 2012 menjadi 26,18,
meskipun ada fluktuasi dalam perjalanannya.
Kontribusi Distribusi PDRB dan pekerjaan di subsektor kehutanan di
Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2012-2015, menunjukkan
gambaran seperti dalam grafik dibawah ini.
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
2012 2013 2014 2015
Grafik Distribusi PDRB dan Pekerjaan di Subsektor Kehutanan
Distribusi PDRB Pekerjaan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 64
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa laju
kontribusi sub sektor kehutanan dalam pembentukan PDRB
cenderung tetap, dari 0,70 % pada tahun 2012 menjadi 0,71 % pada
tahun 2015. Sementara penyerapan tenaga kerjanya mengalami
penurunan secara drastis, dari 2,97 pada tahun 2012 menjadi 1,70%.
Kontribusi Distribusi PDRB dan pekerjaan di subsektor Perikanan di
Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2012-2015, menunjukkan
gambaran seperti dalam grafik dibawah ini.
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa laju
kontribusi sub sektor perikanan dalam pembentukan PDRB cenderung
menurun, dari 26,71% pada tahun 2012 menjadi 23,13 % pada tahun
2015. Sementara laju penyerapan tenaga kerjanya dalam rentang
waktu yang sama mengalami kenaikan tipis, dari 21,10 pada tahun
2012 menjadi 25,54 %, pada tahun 2015.
Kontribusi Distribusi PDRB dan pekerjaan di sektor konstruksi di
Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2012-2015, menunjukkan
gambaran seperti dalam grafik dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 65
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa laju
kontribusi sektor konstruksi dalam pembentukan PDRB cenderung
menurun, dari 27, 24% pada tahun 2012 menjadi 28,08 % pada tahun
2015. Sementara laju penyerapan tenaga kerja dalam rentang waktu
yang sama mengalami kenaikan tipis, dari 3,85% pada tahun 2012
menjadi 6,59%, pada tahun 2015.
Kontribusi Distribusi PDRB dan pekerjaan di sektor perdagangan di
Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2012-2015, menunjukkan
gambaran seperti dalam grafik dibawah ini.
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 66
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa laju
kontribusi sektor perdagangan dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Supiori cenderung tetap, dari 4, 34% pada tahun 2012 menjadi 4,35 %
pada tahun 2015. sementara laju penyerapan tenaga kerjanya dalam
rentang waktu yang sama mengalami kenqaikan tipis, dari 2,49%
pada tahun 2012 menjadi 4,91%, pada tahun 2015.
Kontribusi Distribusi PDRB dan pekerjaan di sektor transportasi di
Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2012-2015, menunjukkan
gambaran seperti dalam grafik dibawah ini.
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa laju
kontribusi sektor transportasi dalam pembentukan PDRB tetap pada
angka 0,33% pada tahun 2012 dan tahun 2015. sementara laju
penyerapan tenaga kerjanya dalam rentang waktu yang sama
mengalami kenaikan tipis, dari 1,10% pada tahun 2012 menjadi
2,43%, pada tahun 2015, meskipun dalam rentang waktu tersebut
terjadi fluktuasi yang cukup tajam pada tahun 2014.
Kontribusi Distribusi PDRB dan pekerjaan di sektoradministrasi
pemerintahan di Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2012-2015,
menunjukkan gambaran seperti dalam grafik dibawah ini.
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
2012 2013 2014 2015
Grafik Distribusi PDRB dan Pekerjaan di Sektor Transportasi
Distribusi PDRB Pekerjaan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 67
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa laju
kontribusi sektor administrasi pemerintahan dalam pembentukan
PDRB cenderung tetap dengan kenaikan yang sangat kecil pada
angka 21,44% pada tahun 2012 menjadi 21,71% tahun 2015.
sementara laju penyerapan tenaga kerjanya dalam rentang waktu
yang sama mengalami kenaikan 13,04, pada tahun 2012 menjadi
18,54%, pada tahun 2015, meskipun dalam rentang waktu tersebut
terjadi fluktuasi tipis pada tahun 2014.
Kontribusi Distribusi PDRB dan pekerjaan di sektor jasa pendidikan di
Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2012-2015, menunjukkan
gambaran seperti dalam grafik dibawah ini.
Sumber: PDRB Kabupaten Supiori 2016
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
2012 2013 2014 2015
Grafik Distribusi PDRB dan Pekerjaan di Sektor Administrasi Pemerintahan
Distribusi PDRB Pekerjaan
0.00
5.00
10.00
2012 2013 2014 2015
Grafik Distribusi PDRB dan Pekerjaan di Sektor Jasa Pendidikan
Distribusi PDRB Pekerjaan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 68
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Berdasarkan data dalam grafik diatas, menunjukkan bahwa laju
kontribusi sektor jasa pendidikan dalam pembentukan PDRB
cenderung tetap dengan kenaikan yang sangat kecil , dari angka
5,18% pada tahun 2012 menjadi 5,71% tahun 2015. Sementaralaju
penyerapan tenaga kerjanya dalam rentang waktu yang sama
mengalami kenaikan 6,38, pada tahun 2012 menjadi 8,45%, pada
tahun 2015, meskipun dalam rentang waktu tersebut terjadi fluktuasi
pada tahun 2014.
2.1.7. Kesejahteraan Sosial
2.1.7.1. Kemiskinan
1. Presentase penduduk diatas garis kemiskinan.
Penduduk miskin Kabupaten Supioristagnan, dimana pada tahun 2011
sebesar 7,2 persen, sedangkan pada tahun 2014 penduduk miskin
menurun menjadi 6,4 persen dan pada Tahun 2015 meningkat menjadi
7,2 persen, hal ini berarti selama kurun waktu 2011-2015 penduduk
miskin di Kabupaten Supiori mengalami stagnansi, pada angka 7,2
persen.
Tabel 2.39 Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Supiori Tahun 2011 - 2015
Tahun
Jml Penduduk
Miskin (Dlm 000)
Persentase P1/
Kedalaman Kemiskinan
P2/ Keparahan Kemiskinan
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Perubahan P0
Kenaikan Garis
Kemiskinan (%)
2011 7,2 45,82 18,28 9,43 249.340
2012 7,0 41,58 7,51 2,17 301.605 -4,24 20,96
2013 7,1 41,50 7,55 1,93 325.385 -0,07 7,88
2014 6,4 36,65 7,39 2,10 338.029 -4,85 3,89
2015 7,2 39,25 11,44 4,21 381.346 2,60 12,81
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 69
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
2) Angka Kriminalitas yang tertangani.
Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh
aparat penegak hukum (polisi). Angka kriminalitas yang ditangani
merupakan jumlah tindak kriminal yang ditangani selama 1 tahun terhadap
10.000 penduduk. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Supiori, angka
kriminalitas di Kabupaten Supiori dalam kurun waktu 5 tahun tergambar
dari tabel 2.40 di bawah ini :
Tabel 2.40.Presentase banyaknya perkara yang diterima dan diselesaikan Tahun 2011 – 2015 Kabupaten Supiori
No Jenis Kriminal 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah kasus penghinaan 0 0 1 1 0
2 Jumlah kasus penggelapan 2 2 3 3 2
3 Jumlah kasus penganiyayaan 7 7 7 7 8
4 Jumlah kasus pengancaman 0 0 1 1 3
5 Jumlah kasus pengrusakan 5 5 4 4 1
6 Jumlah kasus penipuan 8 8 2 2 3
7 Jumlah kasus dugaan penganiyayaan 0 0 1 1 0
8 Jumlah kasus pengroyokan 0 0 2 2 1
9 Jumlah kasus perbuatan tidak menyenangkan 0 0 5 5 0
10 Jumlah kasus mengganggu ketertiban umum 0 0 1 1 0
11 Jumlah kasus korupsi 0 0 1 1 2
12 Jumlah kasus pencurian 11 11 0 0 6
13 Jumlah kasus pencemaran nama baik 0 0 0 0 2
14 Jumlah kasus pemalsuan 0 0 0 0 1
15 Jumlah kasus perzinahan 1 1 0 0 0
16 Jumlah kasus percabulan 2 2 0 0 0
17 Jumlah kasus temu mayat 1 1 0 0 0
18 Jumlah tindak kriminal selama 1 tahun 37 37 28 28 29
19 Jumlah penduduk 16.759 16.894 16.976 17.288 18.186
20 Angka kriminalitas per 1000 penduduk ((8)/(9)*1.000)
2,21 2,19 1,65 1,62 1,59
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
2.1.7.2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Gambaran keberhasilan pembangunan manusia/kualitas sumber
daya manusia baik fisik maupun non fisik dapat terlihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). IPM mencakup 3 (tiga) komponen dasar
yang digunakan untuk merefleksikan upaya pembangunan manusia.
Ketiga komponen dasar tersebut berkaitan dengan pengetahuan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 70
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
(pendidikan), peluang hidup (kesehatan) dan hidup layak (kemampuan
daya beli/Purchasing Power Parity). Kesehatan dan kemampuan daya beli
dapat mencerminkan kondisi fisik manusia, sedangkan pendidikan dapat
mencerminkan kondisi non fisik manusia. Untuk mengetahui nilai IPM
digunakan indeks pendidikan, indeks kesehatan dan indeks daya beli
sebagai acuan untuk mengukur indeks pembangunan manusia
(IPM).Tahun 2015 IPM Kabupaten Supiori mencapai 60,09.
Tabel 2.41. IPM Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015
No Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015
1 Angka Harapan Hidup (Tahun) 65,10 65,15 65,15 65,15 65,25
2 Rata-rata-Lama Sekolah (Tahun) 7,52 7,78 8,06 8,11 8,12
3 Angka Melek Huruf 96’68 96,69 96,76 98,02 92,11
4 Harapan Lama Sekolah (Tahun) 12,03 12,19 12,36 12,52 12,69
5 Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Setahun (Juta) 4.985 5.023 5.060 5.098 5.180
6 IPM 58,31 58,86 59,40 59,70 60,09
7 Ranking IPM 10 11 11 11 11 Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
a. Pendidikan
Indikator pendidikan yang digunakan untuk mengukur kemajuan
pembangunan manusia (IPM) adalah Angka Melek Huruf (AMH) dan
Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Indikator-indikator tersebut dapat
menggambarkan mutu Sumber Daya Manusia/SDM dan jumlah tahun
yang dihabiskan dalam menempuh semua jenis pendidikan formal.
Persentase penduduk dewasa (usia 15 tahun keatas) yang melek
huruf mencapai 96,68%, dengan rata-rata lama sekolah mencapai
8,12 tahun.
Data series dari 2010-2015 juga menunjukkan perkembangan RLS
mengalami perkembangan secara konstan sebesar 0,26 setiap tahun
antaratahun 2010-2013, dan mengalami pelambatan perkembangan
pada tahun 2014 dan 2015.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 71
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sementara untuk komponen harapan lama sekolah (tahun)
menunjukkan perkembangan yang relatif konstan, dan pada tahun
2015 memiliki harapan lama sekolah sebesar 12,69, atau setingkat
dengan lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP)/terputus ketika kelas
1 Sekolah Menengah Umum (SMU).
a.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Kondisi pendidikan di Kabupaten Supiori, seperti halnya kondisi
pendidikan pada umumnya di Provinsi Papua dimana masih
rendahnya kesadaran sebagian warga masyarakat akan
pentingnya arti pendidikan bagi anak-anak mereka. Menyadari
pentingnya pendidikan sebagai upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia di Kabupaten Supiori yang pada akhirnya
bermuara pada peningkatan kesejahtaraan masyarakat, maka
pemerintah bersama masyarakat telah memposisikan program
peningkatan kualitas SDM sebagai salah satu agenda prioritas
pembangunan di Kabupaten Supiori.
Program pembangunan sebagaimana dimaksud dalam paragraf
di atas telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan di
Kabupaten Supiori baik dalam Dokumen Perencanaan Jangka
menengah maupun Jangka Pendek Kabupaten Supiori, dimana
program tersebut dimaksudkan untuk memberikan arah dalam
penyelenggaraan pembangunan dengan tujuan mewujudkan
kehidupan masyarakat yang demokratis,berkeadilan sosial,
maju, mandiri, menghargai supremasi hukum dan hak asasi
manusia dalam tatanan masyarakat dan lingkungan yang
beradab, berkualitas dan sejahtera.
Salah satu modal dalam membangun Kabupaten Supiori adalah
sumber daya manusia. Kondisi sumber daya manusia sangat
bervariasi dari mulai pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan tinggi. Jumlah penduduk dengan latar belakang
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 72
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
pendidikan yang berbeda ini menjadi modal dasar dalam
pembangunan daerah Kabupaten Supiori. Data penduduk
menurut pendidikan di Kabupaten Supiori dapat dilihat di dalam
tabel berikut ini.
Tabel 2.42. Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan
PENDIDIKAN
Jumlah Penduduk berdasarkan Pendidikan
TOTAL Supiori Selatan
Supiori Utara
Supiori Timur
Kepulauan Aruri
Supiori Barat
Belum Sekolah 540 306 1.005 1.000 416 3.267
SD 510 318 967 910 389 3.094
SLTP 1882 1175 3732 3043 1346 11.178
SLTA 229 140 417 396 166 1.348
Perguruan Tinggi 222 138 417 370 172 1.319
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Supiori, 2011
Jika diperhatikan data diatas terlihat bahwa rata-rata tingkat
pendidikan masyarakat Kabupaten Supiori berada di posisi
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Meskipun
masyarakat Kabupaten Supiori juga sudah ada yang mencapai
tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta, namun masih perlu dilakukan program khusus untuk
meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Kabupaten Supiori.
Kondisi yang dominan masih di Tingkat Pendidikan Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) perlu ditingkatkan lagi menjadi
sekurang-kurangnya berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA) baik tingkat pendidikan SMA umum maupun SMK
kejuruan.
Jika dilihat dari rasio antara jumlah sekolah dan kelompok usia
sekolah di Kabupaten Supiori menunjukkan gambaran seperti
tabel dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 73
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.43. Rasio Jumlah Sekolah dan Penduduk Kelompok Usia Sekolah, Tahun 2011-2015
No Jenjang Pendidikan Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 SD/MI
1.1 Jumlah Gedung Sekolah 40 40 40 40 40
1.2 Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 2.783 2.727 2.360 2.458 2.470
1.3 Rasio 69,58 68,18 59,00 61,45 61,75
2 SMP/MTS
2.1 Jumlah Gedung Sekolah 11 11 11 11 11
2.2 Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 1.142 1.115 1.226 1.011 1.145
2.3 Rasio 103,82 101,36 111,45 91,91 104,09
3 SMA/SMK
3.1 Jumlah Gedung Sekolah 7 7 7 7 8
3.2 Jumlah penduduk kelompok usia 16-18 912 1.047 1.054 1.006 1.112
3.3 Rasio 130,29 149,57 150,57 143,71 139,00 Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Supiori, 2011
Berdasarkan perbandingan/rasio antara jumlah sekolah dan
jumlah penduduk kelompok usia sekolah di Kabupaten Supiori
tahun 2011-2015 menunjukkan gambaran jumlah sekolah SD,
SMP, dan SMA tetap, dimana jumlah siswa SD-nya mengalami
penurunan dengan rasio yang semakin tahun menurun, dan
jumlah dan rasio nya mengalami sedikit peningkatan. Dan,
jumlah dan rasio untuk jenjang SMA mengalami peningkatan
tipis.
Jika dilihat dari perbandingan Jumlah Guru dan Murid Jenjang
Pendidikan Dasar Tahun 2011-2015 menunjukkan gambaran
seperti dalam tabel dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 74
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.44. Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar, Tahun 2011-2015
No Jenjang Pendidikan Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
1 SD/MI
1.1 Jumlah Guru 197 215 215 215 245
1.2 Jumlah Murid 3.542 3.544 3.544 3.702 3.610
1.3 Rasio 17,98 16,48 16,48 17,22 14,73
2 SMP/MTS
2.1 Jumlah Guru 104 112 112 113 123
2.2 Jumlah Murid 1.135 1.219 1.219 1.296 1.418
2.3 Rasio 10,91 10,88 10,88 11,47 11,53
3 SMA/SMK
3.1 Jumlah Guru 97 98 93 106 1.084
3.2 Jumlah Murid 717 815 907 947 135
3.3 Rasio 7,39 8,32 9,75 8,93 8,03
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Supiori, 2011
Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat diketahui,
perbandingan antara guru dan siswa untuk jenjang pendidikan
SD di Kabupaten Supiori adalah 1: 14,73, dan untuk jenjang
pendidikan SMP menunjukkan komposisi 1: 11,53, dan untuk
jenjang pendidikan SMA menunjukkan rasio perbandingan 1:
8,03. Kondisi ini secara agregat menunjukkan gambaran yang
sangat ideal untuk terjadinya proses belajar dan mengajar yang
baik. Kondisi ini harus tetap dipertahankan, dan bila perlu
ditingkatkan.
Meskipun kondisi di atas memperkuat daya saing Kabupaten
Supiori, namun demikian belum menjadi jaminan hasil kelulusan
siswa di daerah ini dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
selanjutnya, atau dapat masuk ke dunia kerja.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 75
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.45. Indikator Pendidikan Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015
Tahun Angka Partipasi Kasar (APK) Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Sekolah (APS)
SD SMP SMA SD SMP SMA 7-12 13-15 16-18
2011 110,01 90,92 60,48 83,29 58,97 34,75 90,39 92,31 52,71
2012 108,33 95,67 54,32 82,82 49,21 25,38 88,89 79,75 61,44
2013 119,91 82,00 99,26 93,29 54,93 50,21 99,00 97,53 70,45
2014 111,91 93,36 132,36 94,17 62,37 63,74 99,74 100,00 83,70
2015 107,74 127,83 75,65 90,36 70,10 42,47 96,57 100,00 84,91
Jumlah Penduduk yang bersekolah di SD/Jumlah Penduduk 7-12 tahun *100 Jumlah Penduduk usia 7-12 yang bersekolah di SD/Jumlah Penduduk usia 7-12 tahun *100 Jumlah Penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah / Jumlah penduduk usia 7-12 tahun * 100
Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi
penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan
jenjang pendidikannya. Angka Partisipasi Kasar (APK)
merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya)
terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan
jenjang pendidikan tersebut.
APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program
pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka
memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam
pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana
untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-
masing jenjang pendidikan.
Berdasarkan data dalam tabel diatas, dalam rentang 2010-2015
Nilai APK SD rata-rata diatas 100% dengan kecenderungan
menurun pada tahun 2015 sebesar 107,74, hal itu berarti 7,74%
siswa yang mengikuti pendidikan SD di Kabupaten Supiori
berada pada usia diatas rata rata usia siswa yang seharusnya
mengikuti pendidikan jenjang SD (7-12 tahun).
Dan untuk APKSMPdalam rentang tahun 2011 -2014 berada
dibawah angka 100, tetapi mengalami lonjakan pada tahun 2015
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 76
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
menjadi diatas angka 100 secara signifikan dengan angka
127,83, artinya 27,88 siswa SMP yang bersekolah di SMP di
Kabupaten Supiori usianya lebih tinggi dibandingkan dengan
usia yang semestinya siswa bersekolah di tingkat SMP (13-15
tahun).
Untuk APK SMA dalam rentang tahun 2010-2013 secara
konsisten berada dibawah angka 100, sementara pada tahun
2014 mengalami pelonjakan signifikan diatas angka 100, yaitu
pada angka 132,36, dan pada tahun 2015 mengalami penurunan
secara signifikan menjadi dibawah 100 pada angka 75,65. Data
pada tahun 2014 menunjukkan 32,36% siswa yang mengikuti
pendidikan SMA di Kabupaten Supiori berada pada usia diatas
usia siswa yang seharusnya mengikuti pendidikan SMA (16-18
tahun).
Adanya siswa dengan usia lebih tua dibanding usia standar di
jenjang pendidikan tertentu menunjukkan terjadinya kasus
tinggal kelas atau terlambat masuk sekolah. Sebaliknya, siswa
yang lebih muda dibanding usia standar yang duduk di suatu
jenjang pendidikan menunjukkan siswa tersebut masuk sekolah
di usia yang lebih muda.
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak
pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah
pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap
jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang
bersangkutan. Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa
banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan
fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa
melihat berapa usianya, maka Angka Partisipasi Murni (APM)
mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 77
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu,
maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM
akan selalu lebih rendah dari APK karena nilai APK mencakup
anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang
bersangkutan. Selisih antara APK dan APM menunjukkan
proporsi siswa yang terlambat atau terlalu cepat bersekolah.
Keterbatasan APM adalah kemungkinan adanya under estimate
karena adanya siswa diluar kelompok usia yang standar di
tingkat pendidikan tertentu.
Berdasarkan data dalam tabel diatas, memperlihatkandalam
rentang tahun 2010-2015 menunjukkan APM SD berada
dikisaran angka 83,29-90,36, data itu menunjukkan bahwa siswa
yang bersekolah di SD di Kabupaten Supiori berada pada
jenjang usia 7-12 tahun.
Sementara APM SMP Kabupaten Supiori menunjukkan dalam
rentang tahun 2010-2015 rentang angka APM berfluktuasi mulai
dari 49,21-70,10. Data tersebut menunjukkan bahwa 49,21-70,10
% dari jumlah penduduk yang berusia 13-15 tahun siswa yang
sedang menempuh pendidikan di SMP. Data tersebut juga
menunjukkan bahwa pada tahun 2015, penduduk berusia 13 -15
tahun yang tidak bersekolah di SMP sebesar 29,90%.
Dan, APM SMA Kabupaten Supiori dalam rentang tahun 2010 -
2015 menunjukkan fluktuasi yangsangat tajam dari 34,75%
ditahun 2010 menjadi 63,74 ditahun 2014 dan turun lagi menjadi
42,47 ditahun 2015. Data tersebut menunjukkan bahwa
pendudukusia 16-18 tahun di Kabupaten Supiori yang sedang
menjalani pendidikan SMA sebesar 42,47%, dan 57,53% berusia
diluar usia 16-18 tahun.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya serap
lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 78
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
merupakan indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses
penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk
usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah semakin
besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam
pendidikan. Namun demikian meningkatnya APS tidak selalu
dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan
masyarakat untuk mengenyam pendidikan.
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan untuk
kelompok usia 7-12 tahun prosentase menunjukkan konsisten
dikisaran 90% dengan pengecualian tahun 2012 sebesar 88,89
dan puncaknya pada tahun 2014 sebesar 99,74. Data tersebut
menunjukkan hampir seluruh anak usia 7-12 mendapatkan
kesempatan besar untuk mendapatkan pendidikan.
Dan, untuk kelompok penduduk usia 13-15 tahun memiliki angka
partisipasi yang sangat tinggi, terkecuali pada tahun 2013 yang
memiliki APS sebesar 79,75, dan kembali naik ditahun tahun
berikutnya secara signifikan yaitu sebesar 100 ditahun 2014 dan
2015. Data ini menunjukkan apabila penduduk Kabupaten
Supioripada usia 13-15 tahun memiliki kesempatan penuh untuk
mengenyam pendidikan.
Untuk penduduk kelompok usia 16-18 tahunmemiliki angka APS
mulai 52,71 pada tahun 2010 menjadi 84,91, suatu kenaikan
angka APS yang mengesankan, dengan lompatan kenaikan APS
yang signifikan. Data itu menunjukkan kondisi bahwa semakin
tahun semakin banyak masyarakat yang berkesempatan untuk
mengenyam pendidikan sesuai kelompok usianya.
a.2. Penduduk berdasarkan Usia
Dalam menjalankan pemerintahan, pemerintah juga perlu
mendata jumlah penduduk agar pemerintah bisa mengetahui
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 79
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
jumlah penduduk di wilayahnya. Hal ini dilaksanakan
untukmembantu jalannya administrasi pemerintahan di bidang
kependudukanKabupaten Supiori yang merupakan salah satu
penyelenggara pemerintahtelah melaksanakan tugas
pemerintahan dengan melaksanakan pendataan penduduk
berdasarkan jenjang usia di berbagai distrik di Kabupaten
Supiori. Data penduduk berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.46. Jumlah Penduduk berdasarkan Usia
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Supiori, 2011-2015
Dari data diatas terlihat bahwa komposisi penduduk terbanyak di
Kabupaten Supiori adalah penduduk di usia 0-4 tahun dan
komposisi penduduk terkecil adalah penduduk dengan usia 60–
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 80
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
64 tahun. Jika melihat usia produktif di Kabupaten Supiori antara
usia 20-59 tahun, bahwa usia produktif terbanyak adalah diusia
20-24 tahun dan terkecil adalah di usia 35-39 tahun.
b. Kesehatan
Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan salah satunya dapat
dilihat dari indikator : Angka Harapan Hidup saat dilahirkan (AHH),
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Kasar (AKK) dan status
gizi. AHH merupakan salah satu indikator kesehatan yang digunakan
sebagai acuan untuk mengukur kemajuan pembangunan manusia
(IPM). AHH berbanding terbalik dengan angka kematian (bayi lahir
mati, kematian bayi di bawah 1 tahun, kematian anak di bawah 5
tahun dan kematian ibu). Makin tinggi kualitas kesehatan, makin
rendahnya angka kematian sehingga meningkatnya harapan untuk
hidup.
AHH Kabupaten Supiori tahun 2015 mencapai 65,25 artinyaperkiraan
lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan
pola mortalitas menurut umur adalah selama ± 65-70 tahun.
Sedangkan AKB mencapai 34,75 artinya rata-rata dari setiap 1000
kelahiran hidup terdapat 34-35 bayi diperkirakan meninggal. Kematian
bayi tersebut lebih banyak dialami oleh ibu yang mengidap
infeksi/penyakit, berat bayi lahir rendah, pertolongan kelahiran yang
kurang aman dan perawatan bayi yang kurang baik.
Dari sisi ketersediaan fasilitas prasarana kesehatan, menunjukkan
gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 81
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.47. Jumlah Fasilitas Kesehatan menurut Kecamatan di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
No Kecamatan Rumah Sakit
Rumah Bersalin
Puskesmas Posyandu Klinik/Balai Kesehatan
Polindes
1 Supiori Selatan 1 7 1
2 Kepulauan Aruri 1 11
3 Supiori Utara 1 5
4 Supiori Barat 1 8
5 Supiori Timur 1 1 11 2
Supiori 1 0 5 42 0 3
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data yang ada dalam tabel tersebut menunjukkan
bahwakualifikasi rumah sakit perlu ditingkatkan, polindes perlu
diperbanyak dan klinik/balai kesehatan perlu di tingkatkan
kuantitasnya. Implikasi lanjutannya perlu diperbanyak tenaga
kesehatan yang berkualitas di Kabupaten Supiori.
Dilihat dari keberadaan tenaga kesehatan di Kabupaten Supiori
menunjukkan keadaan seperti dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.48. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
Kecamatan
Tenaga Kesehatan
Tenaga Medis
Tenaga Keperawatan
Tenaga Kebidanan
Tenaga Kefarmasian
Tenaga Kesehatan
Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Supiori Selatan 2 16 7 2 5
2 Kepulauan Aruri 14 15 1 5
3 Supiori Utara 1 13 4 1 5
4 Supiori Barat 1 17 7 5
5 Supiori Timur 1 24 7 2 6
Supiori 5 84 33 6 26
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan jumlah tenaga
medis tersebar di ke 5 (lima) distrik, dengan komposisi distrik yang
terbanyak tenaga kesehatannya ada di distrik Supiori Timur (40 orang,
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 82
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
sementara distrik paling kecil jumlah tenaga kesehatannya adalah
Distrik Supiori Utara (24 orang). Sementara dari sisi kelengkapan
tenaga medis menunjukkan Distrik Kepulauan Aruri tidak memiliki
tenaga medis dan Distrik Supiori Barat tidak memiliki tenaga
kefarmasian.
Dari sisi ketersediaan Dokter Spesialis, Dokter Umum, dan Dokter Gigi
Menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Supiori,
menunjukkan gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.49. Jumlah Dokter Spesialis, Dokter Umum, dan Dokter Gigi menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
Unit Kerja Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi
(1) (2) (3) (4)
Puskesmas 5
Rumah Sakit 6 2
Jumlah 0 11 2
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan ketersediaan
dokter di Kabupaten Supiori masih sangat terbatas, meskipun
demikian di setiap puskesmas yang ada telah tersedia Dokter Umum,
sementara di rumah sakit tersedia 6 (enam) dokter umum dan 2 (dua)
dokter gigi.
Ditinjau dari sisi ketersediaan Persentase Perempuan Pernah Kawin
Berumur 15-49 Tahun yang Melahirkan Anak Lahir Hidup (ALH)
Menurut Penolong Proses Kelahiran di Kabupaten Supiori,
menunjukkan gambaran seperti terlihat dalam tabel dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 83
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.50. Persentase Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-49 Tahun yang Melahirkan Anak Lahir Hidup (ALH) menurut Penolong Proses Kelahiran di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
No Penolong Proses Kelahiran Persentase
(1) (2)
1 Dokter Kandungan 16,86
2 Dokter Umum 15,01
3 Bidan 33,38
4 Tenaga Kesehatan Lainnya 6,84
5 Tenaga Non Medis 27,92
Supiori 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan gambaran
Persentase terbesar Perempuan Pernah Kawin Berumur 15-49 Tahun
Yang Melahirkan Anak Lahir Hidup (ALH) Menurut Penolong Proses
Kelahiran di Kabupaten Supiori ditangani oleh Bidan dan diikuti oleh
tenaga non medis, sementara persentase terkecil ditangani tenaga
kesehatan lainnya.
Dilihat dari Banyaknya Imunisasi Menurut Jenis Menurut Kecamatan
dan Jenis Imunisasi di Kabupaten Supiori, menunjukkan gambaran
seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.51. Banyaknya Imunisasi menurut Jenis menurut Kecamatan dan Jenis Imunisasi di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
Kecamatan BCG DPTHB
Campak Polio
HB-0 1 2 3 1 2 3 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1 Supiori Selatan 54 60 49 56 73 56 56 52 52 41
2 Kepulauan Aruri 97 132 87 82 53 114 114 104 53 19
3 Supiori Utara 57 59 57 59 61 57 57 59 56 46
4 Supiori Barat 45 55 52 50 49 41 41 52 42 29
5 Supiori Timur 116 140 91 56 91 147 147 129 86 24
Supiori 369 446 336 303 327 415 415 396 289 159
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 84
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas, jumlah imunisasiyang dilakukan
berdasarkan kecamatan menunjukkan kondisi dari 3.455 orang anak
yang diimunisasi, jumlah terbesar yang diimunisasi atau sejumlah
1.027 orang (29,73%) ada di Distrik Supiori Timur, Distrik Kepulauan
Aruri sebanyak 855 orang (24,75%), Distrik Supiori utara sebanyak568
orang (16,44%), Supiori Selatan sebanyak 549 orang (15,89%), dan
Distrik Supiori Barat sebanyak 456 orang (13,20).
Sementara dari sisi jenis imunisasi yang dilakukan menunjukkan
kondisi imunisasi DPT HB 1 yang paling banyak dilakukan sebesar
446 orang (12,9%), imunisasi polio 1 dan 2 sebanyak 415 orang
(12,0%), polio 3 sebanyak 396 orang (11,5%), BCG sebanyak 369
orang (10,7%), imunisasi DPT HB 2 sebanyak 336 (9,7%), imunisasi
campak sebanyak 327 orang (9,5%), imunisasi DPT HB 3 sebanyak
303 orang (8,8%), imunisasi polio 4 sebanyak 289 orang (8,4%),
sementara yang terkecil adalah imunisasi jenis HB-0 sebanyak 159
orang (4,6%)
Dilihat dari 10 (sepuluh) besar jenis penyakit yang diderita masyarakat
Kabupaten Supiori menunjukkan gambaran seperti dalam tabel
dibawah ini.
Tabel 2.52. Jumlah Kasus 10 Penyakit Terbanyak di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 85
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat diketahui bahwa kasus
penyakit tertinggi adalah ISPA sebanyak 5265 kasus (42,15%), dan
kasus penyakit terkecil di Kabupaten Supiori pada tahun 2015 adalah
kasus penyakit Malaria Klinis dengan kasus sebanyak 173 (1,39%).
Dilihat dari kasus penyakit HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB, dan
Malaria Menurut Kecamatan di Kabupaten Supiori, tahun 2015
menunjukkan gambaran seperti yang ada dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.53. Jumlah Kasus HIV/AIDS, IMS, DBD, Diare, TB, dan Malaria Menurut Kecamatan di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
Kecamatan HIV/AIDS IMS DBD Diare TB Malaria
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Supiori Selatan 2 - 142 11 248
2 Kepulauan Aruri 0 - 338 2 36
3 Supiori Utara 2 - 51 3 67
4 Supiori Barat 0 - 29 4 267
5 Supiori Timur 7 - 121 62 576
Supiori 11 0 0 681 82 1194
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan bahwa kasus
penyakit HIV/AIDs pada tahun 2015 terdapat 11 kasus, sementara itu
sampai dengan November 2016 terdapat 16 kasus baru yang
terlaporkan (Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Supiori, 2016). Data
perkembangan kasus penyakit menular dapat dilihat dalam diagram
berikut.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 86
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sedangkan untuk IMS dan DBD menunjukkan ketiadaan data kasus,
sementara kasus malaria menunjukkan posisi tertinggi 1.194 kasus
dan diikuti dengan kasus diare 681 kasus, serta terakhir kasus TB
sebanyak 82 kasus.
Dilihat dari Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif
Menurut Kecamatan di Kabupaten Supiori, tahun 2015 menunjukkan
gambaran seperti dalam tabel yang ada dibawah ini.
Tabel 2.54. Jumlah Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif menurut Kecamatan di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat diketahuijumlah pasangan
usia subur terbesar ada di distrik Supiori timur sebanyak 1267 orang,
dan jumlah pasangan usia subur terkecil ada di distrik Supiori Barat
dengan jumlah 664 orang. Sementara dari 1354 orang peserta KB
aktif yang ada di Kabupaten Supiori, pengguna alat kontrasepsi
terbesar adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi Suntikan, dan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 87
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
diikuti dengan penggunaan alat kontrasepsi implan, sementara
penggunaan alat kontrasepsi terkecil adalah IUD sebanyak 0 orang.
Dilihat dari distrik yang memiliki peserta KB aktif terbesar adalah
Distrik Supiori Timur (306 orang) dan distrik dengan peserta KB aktif
terkecil adalah Distrik Supiori Barat dengan jumlah 220 orang.
Dilihat dari alat kontrasepsi yang diterima, didistribusikan dan stok
akhir tahun di Kabupaten Supiori, tahun 2015, menunjukkan
gambaran seperti dalam tabel yang ada dibawah ini.
Tabel 2.55. Alat Kontrasepsi yang Diterima, Didistribusikan dan Stok Akhir Tahun di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
Alat Kontrasepsi Satuan Diterima Distribusi Stok Akhir Tahun
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Pil Strip 25 0 25
2 Suntik Vial 5900 800 5100
3 IUD Set 4560 1640 2920
4 Kondom Lusin 120 82 38
5 Implan Set 184 6 178
Supiori 10789 2528 8261 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas, menunjukkan kondisi apabila
stok alat kontrasepsimencukupi dan jumlah alat kontrasepsi terbesar
yang diterima adalah alat kontrasepsi suntik sebanyak 5.900 vial, dan
sudah didistribusikan sebanyak 800 vial dan tersisa stok sebanyak
5.100 vial.
Dan, apabila dilihat dari 10 Besar Keluhan Rawat Jalan menurut
Kelompok Umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Supiori,
tahun 2015, menunjukkan gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.56. 10 Besar Keluhan Rawat Jalan menurut Kelompok Umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Supiori, Tahun 2015
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 88
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan kondisi 10 besar
keluhan rawat jalan adalah penderita penyakit ISPA (1.587 keluhan),
dan terendah adalah penderita penyakit Ascariasis sebesar 142
keluhan. Dilihat dari kelompok umur penderita menunjukkan
gambaran penderita yang melakukan keluhan adalah penderita pada
kelompok umur 44-65 tahun sebesar 1.078 keluhan, sementara yang
terkecil adalah pada penderita dengan kelompok umur 0-28 hari (2
keluhan).
Dilihat dari 10 Besar Keluhan Rawat Inap menurut Kelompok Umur di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Supiori, Tahun 2015,
menunjukkan gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.57. 10 Besar Keluhan Rawat Inap menurut Kelompok Umur di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Supiori, Tahun 2015
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Supiori 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas, menunjukkan kondisi 10 besar
keluhan rawat inap berdasarkan kelompok umum di rumah sakit
umum daerahberjumlah 368 keluhan dengan posisi terbanyak adalah
penderita penyakit Dispepsia sebanyak 94 keluhan, dan jumlah
0-28 Hari28 hari
< 1 ThJan-14 15-24 25-44 44-65 >65 Jumlah
1 Dispepsia 1 4 21 32 28 8 94
2 Malaria Tersiana 2 4 24 5 7 4 3 49
3 Diare 1 15 17 6 5 2 46
4 ISPA 4 2 23 4 3 1 2 39
5 Malaria Tropika 2 12 6 14 2 1 37
6 TB Paru 3 4 11 12 6 36
7 Asma 2 2 2 8 4 2 20
8 Obs. Febris 1 3 7 3 5 19
9 Gastritis 3 2 7 4 16
10 Anemia 4 3 3 2 12
7 27 91 55 94 68 26 368Supiori
Keluhan
Kelompok Umur Kelompok Umur
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 89
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
terkecil adalah penderita penyakit Anemia sebanyak 12 keluhan.
Sementara apabila dilihat dari kelompok umur menunjukkan penderita
pada kelompok umur 25-44 tahun adalah yang menduduki posisi
terbesar dengan jumlah keluhan sebanyak 94 keluhan.
c. Kemiskinan
Rincian jumlah penduduk miskin dan Garis Kemiskinan di Kabupaten
Supiori.
Tabel 2.58. Kemiskinan Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015
Upaya penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Supiori selama 5
(lima) tahun mengalami fluktuasi, dimana pada periode 2011-2012
mengalami penurunan prosentase kemiskinan sebesar 4,24%, tahun
2012-2013 mengalami penurunan sebesar 0,08%, tahun 2013-2014
mengalami penurunan signifikan sebesar 4,85 dan tahun 2014-2015
mengalami kenaikan sebesar 2,60. Kenaikan prosentase kemiskinan
pada tahun terakhir banyak dipengaruhi oleh peningkatan garis
kemiskinan sebesar 12,81% dari Rp. 338.029,- menjadi Rp. 381.346,-.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan
ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk
miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks,
semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan indeks kedalaman
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 90
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
kemiskinan secara agregat mengalami penurunan selama 5 (lima)
tahun terakhir, dari 18,28 menjadi 11,44 atau menurun sebesar 6,84.
Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2)
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara
penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.. Indeks
keparahan kemiskinan di Kabupaten Supiori selama 5 tahun
menunjukkan kondisi mengalami penurunan dari 9,43 menjadi 4,21,
meskipun dalam perjalanannya mengalami fluktuasi, tapi secara
umum mengalami penurunan sebesar 5,22.
Berdasarkan kedua penjelasan diatas menujukkan indek kedalaman
kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan mengalami penurunan
artinya kondisi penduduk miskin selama 5 tahun terakhir semakin
membaik. Meskipun demikian yang perlu dicermati bahwa indeks
kedalaman dan keparahan kemiskinan di kabupaten masuk kategori
tinggi dibandingkan dengan indeks kedalaman dan keparahan
kemiskinan secara nasional.
d. Ketenagakerjaan
Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Supiori cukup tinggi, dan
menunjukkan kecenderungan meningkat yang sangat tajam. Sampai
dengan tahun 2015, angka pengangguran terbuka di kabupaten ini
mencapai 10,15%. Angka pengangguran tertinggi dicapai pada tahun
2014 yang mencapai 19,24 persen dari angkatan kerja yang ada.
Pengangguran yang tinggi memungkinkan munculnya penyakit sosial
di masyarakat. Oleh karena itu antisipasi terhadap ledakan
pengangguran perlu mendapat perhatian yang serius sehingga tidak
berdampak pada permasalahan sosial.
Rincian tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Supiori dapat
dilihat dalam tabel berikut.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 91
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.59. Tingkat Pengangguran Terbukadi Kabupaten Supiori
Tahun %
BekerjaTerhadapAngkatanKerja TingkatPengangguran Terbuka (TPT)
2010 94,27 5,73
2011 94,96 5,04
2012 87,11 12,89
2013 88,02 11,98
2014 80,76 19,24
2015 89,25 10,75
Sumber: BPS diolah
Selanjutnya bila dilihat dari rasio penduduk yang bekerja, maka
kesempatan kerja yang tersedia belum dapat menampung seluruh
angkatan kerja. Angka kesempatan kerja di Kabupaten Supiori dapat
dilihat dari tabel berikut.
Tabel 2.60. Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk yang Bekerja)di Kabupaten Supiori
TAHUN
ANGKATAN KERJA BUKAN ANGKATAN KERJA
BEKERJA
PENGANGGURAN TERBUKA JUMLAH
ANGKATAN KERJA
PERNAH BEKERJA
TDK PERNAH BEKERJA
JML SEKOLAH MENGURUS
RUMAH TANGGA
LAINNYA JML JML BUKAN ANGKATAN
KERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
2010 1.908 17 99 116 2.024 561 1.525 195 2.281 4.305
2011 8.358 444 444 8.802 751 1.423 509 2.683 11.485
2012 5.615 30 801 831 6.446 1.392 1.799 589 3.780 10.226
2013 5.120 697 697 5.817 1874 2342 563 4.779 10.596
2014 4.793 1142 1.142 5.935 2.193 1.944 645 4.782 10.717
2015 6.013 63 661 724 6.737 1.444 2.342 1.094 4.880 11.617
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016 diolah
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 92
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.61. Jenis Pekerjaan Berdasarkan KLUI 1990 dan Jenis Kelamin Tahun 2015 di Kabupaten Supiori
No
Uraian
Jenis Kelamin Total Persentase
1. Laki-laki 2. Perempuan
1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan 2.263 943 3.206 53,32
2 Pertambangan dan Penggalian 0 23 23 0,38
3 Industri 124 37 161 2,68
4 Listrik, Gas dan Air Minum 26 0 26 0,43
5 Konstruksi 396 0 396 6,59
6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 123 172 295 4,91
7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 146 0 146 2,43
8 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 924 836 1.760 29,27
Total 4.002 2.011 6.013 100,00
Sumber: Survei Angkatan Kerja Tahun 2015
2.2. Capaian Kinerja Urusan Wajib Pelayanan Dasar (SPM)
A. BIDANG URUSAN KESEHATAN
Akses terhadap pelayanan kesehatan masih menjadi masalah bagi
sebagian masyarakat, hal ini disebabkan oleh permasalahan
pemerataan dan ketidakterjangkauan keberadaan sarana pelayanan
baik sarana pelayanan kesehatan dasar maupun kesehatan lanjutan
meskipun puskesmas dan jaringannya telah terdapat diseluruh distrik
di Kabupaten Supiori, namun bagi sebagian masyarakat
keberadannya masih sulit dijangkau. Selain itu untuk pelayanan
kesehatan rujukan seperti Rumah Sakit Umum Daerah, ketersediaan
pelayanan kesehatan masih belum berjalan. Sebagaimana
tergambar pada tabel capaian kinerja urusan bidang kesehatan di
bawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 93
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.61. Capaian Kinerja Kesehatan Pelayanan Dasar dan Pelayanan Rujukan Tahun 2011-2013 di Kabupaten Supiori
B. BIDANG PENDIDIKAN
Pembangunan pendidikan merupakan investasi SDM yang di
harapkan pada masa depan akan menjadi aset strategis dalam
pelaksanaan pembangunan. Untuk itu perencanaan pembangunan
perlu diarahkan pada upaya menjawab kebutuhan atau kondisi nyata
2011 2012 2013 2014 2015
1 Cakupan ibu Hamil k4 39, 66 31,49 33,60 95
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang di tangani 42,63 48,5 139,23 80
3Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan55,34 59,57 46,14 90
4 Cakupan Pelayanan Nifas 45,05 65,79 43,06 90
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang di tangani 24,69 90,91 89,33 80
6 Cakupan kunjungan bayi 87,65 74,55 67,99 90
7 Cakupan desa/kelurahan UCI 73,66 68,42 55,26 100
8 Cakupan pelayanan anak balita 23,21 92,12 82,04 90
9Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak
usia 6-24 bulan keluarga miskin15,28 100 23,53 100
10 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 100 23,53 100
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 6,14 5,34 4,32 100
12 Cakupan peserta KB aktif 46,91 39,57 39,85 70
Cakupan penemuan dan penangan penyakit: 100
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) Rate per 100.000 penduduk
< 15 tahun100 86,06 100
b. Penemuan penderita pneumonia Balita 2,24 4,17 3,16 100
c. Penemuan Pasien Baru TB BTA positif 86,84 33,33 46,67 100
d. Penderita DBD yang di tangani 100 na na 100
e. Penemuan Penderita Diare 77,21 68,36 90,10 100
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 171,76 118,51 81,25 100
15Cakupan Pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin171,76 118,51 81,25 100
16Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus
ditangani sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota0,00 0,00 0,00 100
17Cakupan desa/kampung mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan < 24 jamna na na 100
18 Cakupan kelurahan siaga aktif 39,47 39,47 39,47 80
NO INDIKATORCAPAIAN (%) TARGET
Nasional
(%)
13
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 94
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
termasuk di dalamnya persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
kondisi penyelenggaraan pendidikan.
Berdasarkan beberapa kondisi sarana dan prasarana pendidikan
sebagaimana dikemukakan diatas, menunjukkan bahwa
perkembangan pendidikan di Kabupaten Supiori menuju pada tahap
yang cukup baik, namun berdasarkan kondisi terkini masih dijumpai
permasalahan koordinasi ditingkat sekolah dan dilingkungan dinas
pendidkan pemuda dan olah raga yang mana hal ini telah
berpoengaruh signifikan terhadap penyelenggaraan pendidikan
Menyimak bidang urusan diatas ini, dapat di simpulkan secara
ringkas bahwa akses sarana prasarana, data, informasi terkini serta
koordinasi terkini antar instansi terkait masih menjadi
masalah/kendala utama dalam proses pelayanan dasar yang secara
teknis berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan di
Kabupaten Supiori.
Tabel 2.62. Capaian Kinerja Pendidikan Pelayanan Dasar Tahun 2011-2013 di Kabupaten Supiori
No Indikator Tingkat Capaian (%) Target
Nasional(%) 2011 2012 2013
Pendidikan Dasar
1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 28,95 29,00 28,95 Belum Tercapai
2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tifdak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang
SD 92,50 93,00 92,50 Belum tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapai dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
3. Di setiap SMP/MTs tersedia ruang laboraturium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta pendidik
SMP 0 0 0 Belum tercapai
Di setiap SMP/MTs tersedia minimal 1 set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik
SMP 100 100 100 Tercapai
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 95
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
No Indikator Tingkat Capaian (%) Target
Nasional(%) 2011 2012 2013
4. Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia 1 ruang guru yang dilengkapai dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf pendidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;
SD 97,50 98,00 97,50 Belum tercapai
SMP 54,55 55,00 54,44 Belum tercapai
5. Di setiap 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 pesert didik dan 6 9enam orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 9empat) orang guru setiap satuan pendidikan
SD 60,00 60,00 60,00 Belum tercapai
6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu0 orang guru untuk setiap mata pelajaran dan untuk daerah khusus tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran;
SMP 54,55 82,00 90,91 Belum tercapai
7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik SI dn D-IV
SD 55,00 55,00 72,50 Belum tercapai
Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik SI dn D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikasi pendidik.
SD 17,50 23,00 25,00 Belum tercapai
8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasiakademik S-1 atau D-IV sebanyak 70% untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40%;
SMP 100 100 100 Tercapai
9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru kualifikasi akademik s-1 atau D-IV dan memiliki sertifikasi pendidik masing-masing atau 1 (orang) untuk mapel matematika, IPA, bahasa Indonesia, bahasa inggris dan PKN;
SMP 27,27 27,00 27,27 Belum tercapai
10. Di setiap Kabupaten/kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
SD 20,00 20,00 20,00 Belum tercapai
11. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkulifikasi akademik S-1 atau D-3 dan telah memiliki sertifkat pendidik
SMP 72,73 73,00 72,73 Belum tercapai
12. Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/madrasah memiliki kualifikasi akademi s-1 atau D3 dan telah memiliki sertifikat pendidik
SD 10,00 10,00 10,00 Belum tercapai
13. Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
100-> bila kab/kota memiliki rencana dan telah melaksanakan kegiatan untuk membantu sekolah mengembangkan kuruikulum dan proses pembelajaran yang efektif 50-> bila memiliki rencana tetapi belum melaksanakan 0-> bila tidak meiliki rencana untuk membantu sekolah dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif
14. Kunjungan pengawas kesatuan pendidik di lakukan 1 kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan
SD 0 0 0 Belum tercapai
SMP 0 0 0 Belum tercapai
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 96
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
No Indikator Tingkat Capaian (%) Target
Nasional(%) 2011 2012 2013
15. Setiap SD/MI menyedsiakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya
SD 56,00 86,00 84,00 Belum tercapai
SD 100 100 100 tercapai
16. Setiap SMP/MTsmenyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan 1 set untuk setiap peserta didik;
SMP 57,00 98,00 74,00 Belum tercapai
Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah mencakup semua mata opelajaran dan perbandingan 1 set untuk setiap peserta pendidik
SMP 100 100 100 Tercapai
17. Setiap SD/MI menyediakan 1 set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model Tubuh mnanusia, bola dunia (globe), contoh poeralatan optik,kit IPA untuk eksperimen dasar dan poster/carta IPA
SD 100 100 100 Tercapai
18. Setpa SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku represnsi, dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku refrensi;
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
19. Setapa guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan dan melaksanan pembelajaran,menilai hasil pembelajaran,membimbing atau melatih peserta pendidik, dan melaksnakaan tugas tambahan;
SD 60 60 60 Belum tercapai
SMP 55 82 91 Belum tercapai
20. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut; a). Kelas I-II=18 jamper minggu, b). Kelas III=24 jam per minggu, c). Kelas IV-VI=27 per minggu atau kelas VII-IX=27 jam per minggu;
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
21. Setiap satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai ketentuan yang berlaku;
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
22. Setiap guru yang menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disususn berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang di ampuhnya;
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
23. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta didik;
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
24. Kepala sekolah melakukan sepervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru 2 kali dalam setiap semester;
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
25. Setiap guru menyampaiakan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akir semester dalam bentuk laporan hasil presentasi belajar peserta didik;
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 97
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
No Indikator Tingkat Capaian (%) Target
Nasional(%) 2011 2012 2013
26. Kepala sekolah atau madrasah menyampaiakn lapoiran hasil ulangan akhir semester (UAS) dan ulangan kenaikan kelas (UKK) serta ujian akhir (US atau UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasi kepada dinas pendidikkan kab/kotaatau kantor kemenag kab/kota pada setiap akhir semester.
SD 100 100 100 Tercapai
SMP 100 100 100 Tercapai
CATATAN: BIDANG URUSAN INFRASTRUKTUR DLL BELUM ADA
C. MODAL DASAR
Modal dasar pembangunan Kabupaten Supiori adalah keseluruhan
kekuatan daerah yang dimiliki dan dapat didayagunakan untuk
mendukung pembangunan Kabupaten Supiori yang dicita-citakan:
1. Membuka dan mengembangkan potensi kawasan strategis
Kabupaten Supiori yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi wilayah seperti pengembangan kawasan argopolitan,
pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan kawasan
pertambangan panas bumi, dan pengembangan kawasan
pariwisata. Mata rantai pengelohan hasil produk unggulan di
Kabupaten Supiori di atas harus dapat diperpanjang sehingga
dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh masyarakat
Kabupaten Supiori baik dalam proses pengolahan hasil
pertanian, pemanfaatan hasil pertambangan dengan harapan
masyarakat Kabupaten Supiori bukan menjadi penonton
terhadap pengelolaan hasil bumi di wilayah mereka.
2. Kabupaten Supiori memiliki wilayah yang luas terdiri dari 5
Kecamatan/Distrik, dan 38 Desa dengan luas wilayah 92.926 ha.
Sebagai counter magnet, aktivitas yang tumbuh dan berkembang
di Kabupaten Supiori cenderung merupakan kegiatan perkotaan
yang memiliki daya tarik bagi kegiatan pariwisata, dan kelautan
dan perikanan.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 98
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
3. Membuka dan mengembangkan kawasan perbatasan, tertinggal
dan terisolir dengan pengembangan sistem jaringan jalan yang
dapat menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan wilayah,
perkotaan dan pedesaan.
4. Sumber daya alam dan sumber daya energi yang tersedia
menjadi potensi yang dapat memberikan nilai tambah untuk
dikelola secara berkelanjutan guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
5. Komposisi penduduk di Kabupaten Supiori yang rata-rata
penduduk produktif, adalah potensi yang besar untuk mensuport
tersedianya angkatan kerjapada sektor unggulan yang akan
dikembangkan oleh Kabupaten Supiori.
D. Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
a) Jalan dan Jembatan
Jalan merupakan salah satu prasarana penting dalam
pengembangan suatuwilayah, jalan yang baik akan
memudahkan aksesibilitas manusia, barang dan jasa. Kondisi
jalan baik di Kabupaten Supiori sampai tahun 2015 menunjukan
kondisi jalan kabupaten Supiori ruas jalan yang ada sepanjang
171.790 Km. Sementara untuk jumlah jembatan, sampai dengan
tahun 2015terdapat 74 unit. Jembatan ini berfungsi sebagai
penunjang untuk menjangkau daerah yang satu dengan daerah
yang lain lebih efisien dan efektif.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 99
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.63. Ruas Jalan, Lokasi Distrik, Panjang dan Status Jalan di Kabupaten Supiori,Tahun 2016
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Supiori, tahun 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas menunjukkan status jalan
yang ada di Kabupaten Supiori adalah jalan dengan panjang
ruas jalan sepanjang 171.790 km.
Dilihat dari Kondisi jalan di Kabupaten Supiori menunjukkan
gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 100
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.64. Kondisi Jalan, Lokasi Distrik di Kabupaten Supiori, Tahun 2015
NO Ruas Jalan Distrik Yang
Dilalui
KONDISI (%)
Baik Sedang RusakRingan RusakBerat
% KM % KM % KM % KM
001 Sorendiweri - Pasar Sentral Sup Timur 100 2,7 0 0 0
002 Psr Sentral - Masram Sup Timur 10 0,5 30 1 30 1,35 30 1,35
003 Masram - Wakre Sup Timur 20 0,6 30 1 20 0,6 30 0,9
004 Wakre - Yendoker Sup Timur 100 10 0 0 0
005 Yendoker - Korido Sup Timur-Selatan
100 9,8 0 0 0
006 Korido - Ababiadi Sup Selatan 10 0,3 20 1 30 0,84 40 1,12
007 Ababiadi - Kp. Kasihan Sup Selatan 100 2,5 0 0 0
008 Kampung Kasihan
- Kunef Sup Selatan 10 0,6 20 1 30 1,8 40 2,4
009 Mbrurwandi - Manggonswan Kep. Aruri 20 0,3 30 0 10 0,16 40 0,69
010 Sorendiweri - Duber Sup Timur 20 1,1 30 2 10 0,57 40 2,26
011 Sorendiweri - Wandos Sup Timur 10 0,8 30 3 20 1,70 40 3,39
012 Sorendiweri - Paryem (ktr Bawasada)
Sup Timur 100 3,1 0 0 0
013 Paryem - Wafor Sup Timur-Utara
20 1,8 20 2 30 2,7 30 2,7
014 Wafor - Warbor Sup Timur-Utara
10 0,9 30 3 30 2,7 30 2,7
015 Warbor - Kpudori Sup Utara 20 0,6 20 1 30 0,9 30 0,9
016 Kpudori - Warsa Sup Utara-Barat
20 0,8 20 1 20 0,8 40 1,6
017 Wabudori - Sabarmiokre Sup Barat 20 1,5 20 2 30 2,25 30 2,25
018 Sabarmiokre - Koryakam Sup Barat 10 0,5 30 1 30 1,35 30 1,35
019 Koryalkam - Rusweri Porisa Sup Barat 5 2,5 30 15 30 15 35 17,5
021 Sapondi - Sowek Kap. Aruri 20 0,5 20 1 30 0,75 30 0,75
022 Ababiadi - Kunef Sup. Selatan 30 2,6 0 0 0 0 70 6,09
024 Wabudori - PLTA Sup Barat 0 0 0 0 0 0 100 3,2
025 Sawendi - Aidiru Kep. Aruri 0 5 0 5 0,25 90 4,5
027 Manggonswan - Sawendi Kep. Aruri 50 1,2 0 0 0 0 50 1,23
028 Mbrurwandi - Samna Darat Kep. Aruri 100 0,5 0 0 0 0 0 0
029 Samna Darat - SamnaPantai Kep. Aruri 100 0,9 0 0 0 0 0 0
030 Manggonswan - Famili Kep. Aruri 100 0,2 0 0 0 0 0 0
031 Manggonswan - Dermaga Kep.Aruri 100 0,1 0 0 0 0 0 0
032 Gereja Sowek - Mbrurwandi Kep. Aruri 100 1 0 0 0 0 0 0
A. Total Panjang Jalan (Km)
48 33 33,71 56,87
B.Persentase Jalan (%)
28 19,34 19,62 33
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, Kabupaten Supiori, tahun 2016
Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat diketahui bahwa
jalan di Kabupaten Supiori yang dalam kondisi baik sepanjang 48
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 101
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
km (28%), Kondisi Sedang 33 km (19,34%), Rusak
Ringansepanjang 33,71 km(19,62%) dan, kondisi jalan Rusak
Berat sepanjang 56,87 km (33 %).
Dilihat dari jumlah jembatan yang ada di Kabupaten Supiori
menunjukkan gambaran seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.65. Nama Jembatan, Nama Ruas, Panjang dan Dimensi Jembatan di Kabupaten Supiori, Tahun 2016
NAMA JEMBATAN NO
RUAS NAMA RUAS
DIMENSI
PANJANG JEMBATAN
LEBAR JALUR
JUMLAH BENT
1) Jembatan Beli Kali Wandos 011 Sorendiweri - Wandos 60,00 4,00 2,0
2) Jembatan box culvert binfur 011 Sorendiweri - Wandos 7,00 6,00 1,0
3) Jembatan Beton Kali Srodwe 011 Sorendiweri - Wandos 20,00 6,00 1,0
4) Jembatan beton Kali yardido 011 Sorendiweri - Wandos 10,00 6,00 1,0
5) Jembatan Rangka Baja Kali Syurdori 011 Sorendiweri - Wandos 60,00 6,00 1,0
6) Jembatan Beton Kali Waryesi I 010 Sorendiweri - Duber 10,00 6,00 1,0
7) Jembatan Beton Kali Waryesi II 010 Sorendiweri - Duber 10,00 6,00 1,0
8) Jembatan Beton Kali Duber 010 Sorendiweri - Duber 10,00 6,00 1,0
9) Jembatan Beton Kali Sorendiweri kembar
012 Sorendiweri - Paryem (ktr Bawasada)
55,00 6,00 1,0
012 Sorendiweri - Paryem (ktr Bawasada)
55,00 6,00 1,0
10) Jembatan Beton Kali Warmusnondi Kembar
001 Sorendiweri - Pasar Sentral 13,00 6,00 1,0
001 Sorendiweri - Pasar Sentral 13,00 6,00 1,0
11) Jembatan BetonKali Warparaidi Kembar
001 Sorendiweri - Pasar Sentral 11,00 6,00 1,0
001 Sorendiweri - Pasar Sentral 11,00 6,00 1,0
12) Jembatan Beton Kali warba/10 002 Pasar Sentral - Masram 10,00 6,00 1,0
13) Jembatan Box Culvert Yamnaidori/7 m 1` Pasar Sentral - Masram 7,00 6,00 1,0
14) Jembatan Beton Kai Warbindi ii/10/ 002 Pasar Sentral - Masram 10,00 6,00 1,0
15) Jembatan Beton Kali Warbindi i/15/ 002 Pasar Sentral - Masram 15,00 6,00 1,0
16) Jembatan Beton Kali Naperdori 15 002 Pasar Sentral - Masram 15,00 6,00 1,0
17) JembatanBeton Kali Wakre/25 m/ky 003 Masram - Wakre 30,00 4,00 1,0
18) Jembatan Beton Kali Aminweri III/bonwaf
004 Wakre - Yendoker 10,00 6,00 1,0
19) Jembatan Beton Kali Aminweri II/bonwaf i/16
004 Wakre - Yendoker 16,00 6,00 1,0
20) Jembatan Beton Kali Aminweri I/amindori
004 Wakre - Yendoker 18,00 6,00 1,0
21) Jembatan Beton Kali Yendoker V 004 Wakre - Yendoker 15,00 4,00 1,0
22) Jembatan Beton Kali Yendoker IV 004 Wakre - Yendoker 15,00 4,00 1,0
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 102
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
NAMA JEMBATAN NO
RUAS NAMA RUAS
DIMENSI
PANJANG JEMBATAN
LEBAR JALUR
JUMLAH BENT
23) Jembatan Beton Kali Yendoker III 004 Wakre - Yendoker 10,00 4,00 1,0
24) Jembatan Beton Kali Yendoker II 004 Wakre - Yendoker 10,00 4,00 1,0
25) Jembatan Beton Kali Yendoker I 004 Wakre - Yendoker 17,00 6,00 1,0
26) Jembatan Beton Kali Ramardori 005 Yendoker - Korido 10,00 4,00 1,0
27) Jembatan Beton Kali Kayendi 005 Yendoker - Korido 10,00 4,00 1,0
28) Jembatan Beton Kali Maryaidori 005 Yendoker - Korido 10,00 4,00 1,0
29) Jembatan Beton Kali Wasem 005 Yendoker - Korido 15,00 4,00 1,0
30) Jembatan Beton Kali Waranai 005 Yendoker - Korido 10,00 4,00 1,0
31) Jembatan Beton Kali Warsam 005 Yendoker - Korido 7,00 4,00 1,0
32) Jembatan Beton Kali Warbefondi II 005 Yendoker - Korido 15,00 4,00 1,0
33) Jembatan Beton Kali Warbefondi I 005 Yendoker - Korido 7,00 4,00 1,0
34) Jembatan Beton Kali Ramkardori 005 Yendoker - Korido 25,00 4,00 1,0
35) Jembatan Beton Kali Awaki 006 Korido - Ababiadi 7,00 4,00 1,0
36) Jembatan Beton Kali Kasian I 006 Korido - Ababiadi 25,00 4,00 1,0
37) Jembatan Beton Kali Kasian II 006 Korido - Ababiadi 10,00 4,00 1,0
38) Jembatan Beton Kali Ababiadi III 006 Korido - Ababiadi 15,00 4,00 1,0
39) Jembatan Beton Kali Ababiadi I 007 Ababiadi - Kampung Kasihan
10,00 4,00 1,0
40) Jembatan Beton Kali Ababiadi II 007 Ababiadi - Kampung Kasihan
10,00 4,00 1,0
41) Jembatan Beton Kali Masriv I 008 Kampung Kasihan
- Kunef 30,00 4,00 1,0
42) Jembatan Beton Kali Masriv II 008 Kampung Kasihan
- Kunef 20,00 4,00 1,0
43) Jembatan Beton Kali Masriv III 008 Kampung Kasihan
- Kunef 18,00 4,00 1,0
44) Jembatan Beton Kali Masriv IV/20 M 008 Kampung Kasihan
- Kunef 20,00 4,00 1,0
45) Jembatan Beton Kali Pariem/10 M 013 Paryem - Wafor 10,00 6,00 1,0
46) Jembatan Beton Kali Waremkop/10 M 013 Paryem - Wafor 10,00 6,00 1,0
47) Jembatan Beton Kali Niben/10 M 013 Paryem - Wafor 10,00 6,00 1,0
48) Jembatan Rangka Baja Kali Wafor 013 Paryem - Wafor 60,00 6,00 1,0
49) Jembatan Beton Kali Wargam 014 Wafor - Warbor 7,00 4,00 1,0
50) Jembatan Beton Kali Wariyapen 014 Wafor - Warbor 7,00 4,00 1,0
51) Jembatan Beton Kali Yosem 014 Wafor - Warbor 10,00 6,00 1,0
52) Jembatan Beton Kali Yardori/10 M 014 Wafor - Warbor 10,00 6,00 1,0
53) Jembatan Kayu Kali Nansfori/10 M 014 Wafor - Warbor 10,00 4,00 1,0
54) Jembatan Rangka Baja Kali Yanem/60 M
015 Warbor - Kpudori 60,00 6,00 1,0
55) Jembatan Beton Kali Warkamnam 015 Warbor - Kpudori 12,00 4,00 1,0
56) Jembatan Rangka Baja Kali Warkamnam/60 M
015 Warbor - Kpudori 60,00 6,00 1,0
57) Jembatan Beton Kali Kpudori 015 Warbor - Kpudori 7,00 4,00 1,0
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 103
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
NAMA JEMBATAN NO
RUAS NAMA RUAS
DIMENSI
PANJANG JEMBATAN
LEBAR JALUR
JUMLAH BENT
58) Jembatan Beton Kali Yenggarbun I 016 Kpudori - Warsa 15,00 4,00 1,0
59) Jembatan Beton Kali Warmgam 016 Kpudori - Warsa 10,00 4,00 1,0
60) Jembatan Beton Kali Urbowi 016 Kpudori - Warsa 8,50 4,00 1,0
61) Jembatan Beton Kali Wasdo 016 Kpudori - Warsa 10,00 4,00 1,0
62) Jembatan Beton Kali Warsnombin 017 Wabudori - Sabarmiokre 20,00 4,00 1,0
63) Jembatan Beton Kali Amioref 017 Wabudori - Sabarmiokre 25,00 4,00 1,0
64) Jembatan Beton Kali Wabudori 017 Wabudori - Sabarmiokre 60,00 6,00 1,0
65) Jembatan Beton Kali Araudo 018 Sabarmiokre - Koryakam 10,00 4,00 1,0
66) Jembatan Beton Kali Imakdo 018 Sabarmiokre - Koryakam 12,00 4,00 1,0
67) Jembatan Beton Kali Sroido 018 Sabarmiokre - Koryakam 7,00 4,00 1,0
68) Jembatan Beton Kali Miokredo 018 Sabarmiokre - Koryakam 20,00 4,00 1,0
69) Jembatan Beton Kali Samarbu 019 Koryalkam - Rusweri Porisa 12,00 4,00 1,0
70) Jembatan Beton Kali Wapurdo 019 Koryalkam - Rusweri Porisa 10,00 4,00 1,0
71) Jembatan Beton Kali Auriri 019 Koryalkam - Rusweri Porisa 10,00 4,00 1,0
72) Jembatan Baja Kali Rusweri 019 Koryalkam - Rusweri Porisa 60,00 6,00 1,0
73) Jembatan Beton Kali Rusweri II 019 Koryalkam - Rusweri Porisa 15,00 4,00 1,0
74) Jembatan Beton Kali Sansane 019 Koryalkam - Rusweri Porisa 15,00 4,00 1,0
Total Panjang Jembatan 1410 Meter
b) Air Baku
Kabupaten Supiori merupakan kawasan yang mengalami
kesulitan dalam pemenuhan air bersih. Hal ini disebabkan oleh
belum tersedianya suatu jaringan pipa transmisi yang dapat
mendistribusikan air dari sumber mata air ke pemukiman
penduduk. Beberapa daerah yang mengalami kesulitan dalam
pemenuhan kebutuhan air bersih terdapat di Distrik Supiori Timur
yakni DesaYawerma, Desa Marsram, Desa Waryesi, dan Desa
Sorendiweri. Terdapat suatu mata air yang berpotensi untuk
dijadikan sumber pemenuhan kebutuhan air baku untuk desa-
desa tersebut, yaitu mata air Aminweri yang berada di Desa
Yawerma.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 104
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Sistem pengaliran air dimulai dari mata air Aminweri yang berada
padaelevasi +54 m dan memiliki debit sebesar 1,37 m3/s. Dalam
sistem transmisi ini dibutuhkan 3 buah pompa, hal ini
dikarenakan jalur pipa transmisi melewati 3 daerah perbukitan
yang memiliki elevasi lebih tinggi dari elevasi mata air dan desa
layanan. Air ditarik oleh ketiga pompa secara bersamaan selama
2 x 6 jam dalam 1 hari menuju daerah perbukitan tersebut.
Kemudian air dialirkan menuju ke bak penampung di setiap desa
layanan secara gravitasi. Volume bak penampung di setiap desa
layanan sebesar 25% dari kebutuhan harian yang dibutuhkan
setiap desa layanan. Besarnya debit pada semua pipa didesain
untuk memenuhi volume setiap bak penampung tersebut selama
pompa hidup dalam 6\jam. Pipa menggunakan bahan galvanis,
yang mempunyai diameter sebesar 2 inci sampai 4 inci. Setelah
air masuk ke bak penampung, kemudian air dialirkan menuju ke
hidran umum di setiap desa secara gravitasi. Hidran umum
mengalirkan kebutuhan air di setiap desa layanan dalam 24 jam.
c) Air Minum
Air minum merupakan kebutuhan pokok penduduk Kabupaten
Supiori. Persentase penduduk yang mendapatkan akses air
minum yang aman di Kabupaten Supiori selama tahun 2011-
2015 sebesar 0,00% menjadi 13,99% (Akses air minum melalui
jaringan perpipaan yaitu Sambungan Langsung / Sambungan
Rumah (SR).
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 105
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.66. Jumlah Penduduk di Kabupaten Supiori,Tahun2011-2015
No Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1. Persentasi pelayanan akses
airbersih/minum yangaman(%) Jiwa 16.318 16.714 16.976 17.288 18.186
Sumber: BPS Kabupaten Supiori 2016
Tabel 2.67. Jumlah Sambungan Rumah (SR)diKabupaten Supiori,Tahun 2011-2015
No Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah Sambungan Rumah (SR)
Terpasang Unit 0 0 175 403 509
Sumber: Hasil Perhitungan DPUP Kabupaten Supiori2016
Tabel 2.68. Jumlah Penduduk Terlayani Air Minum (Terlayani SR)diKabupaten Supiori,Tahun 2011-2015
No Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1. Jumlah Penduduk Terlayani
airminum yangaman Jiwa 0 0 875 2.015 2.545
Sumber: Hasil Perhitungan DPUP Kabupaten Supiori 2016
Tabel 2.69. Persentase Pelayanan Akses Air Bersih/Minum yang Amandi Kabupaten Supiori,Tahun 2011-2015
No Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1. Persentasi pelayanan akses
airbersih/minum yangaman % 0,00 0,00 5,15 11,66 13,99
Sumber: Hasil Perhitungan DPUP Kabupaten Supiori 2016
Air minum merupakan kebutuhan pokok penduduk Kabupaten
Supiori. Persentase penduduk yang mendapatkan akses air
minum yang aman di Kabupaten Supiori selama tahun 2011-
2015 menunjukkan peningkatan dari sebesar 63,96% menjadi
70,21%.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 106
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
d) Sanitasi
Sanitasi mencakup air limbah domestik, drainase, dan
persampahan. Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
Sementara itu pengurangan sampah meliputi kegiatan
pembatasan timbunan sampah, pendaurulangan sampah
dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Drainase merupakan
prasarana yang berfungsi mengelola atau mengendalikan air
permukaan sehingga tidak menyebabkan banjir. Pemenuhan
kebutuhan sanitasi yang layak bagi penduduk perlu ada
peningkatan.
e) Penataan Ruang
Penataan ruang di daerah sangat penting untuk mewujudkan
keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota maupun
keserasian dengan wilayah disekitarnya. Pengaturan mengenai
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Supiori telah
ditetapkan dengan Perda Nomor 32 tahun 2012.
Dalam rangka implementasi kebijakan tata ruang dan sebagai
perangkat operasional RTRW sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
serta mengacu Peraturan Pemerintah nomor 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),
Kabupaten/Kota yang telah memiliki RTRW wajib menyusun
rencana teknis yang dimuat dalam RDTRK.
Secara rinci kinerja urusan pekerjaan umum dan penataan ruang
dapatdilihat pada tabel dibawah ini.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 107
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.70. Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,Tahun 2011-2015
No Indikator Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1.
PersentaseTersedianya airirigasiuntukpertanianrakyatpada sistemirigasiyangsudahada(%)
% 25,91 22,59 30,64 30,64 30,64
2. PersentaseTersedianya airbakuuntukmemenuhikebutuhanpenduduk(%)
% 36,09 51,21 54,02 55,94 60,60
3. Jumlahtitikrawanbanjiryangdiatasi(titik)
% 10,00 16,00 22,00 28,00 34,00
4. Persentasi pelayanan akses airbersih/minum yangaman(%)
% 63,96 64,78 65,50 67,10 70,21
5.
CakupanpelayananSanit
asi(AirLimbah domestik,drainase, persampahan)(%)
% 73,01 69,20 71,35 71,50 71,80
6. Persentasiluaskawasan kumuh/lingkunganpermukiman/perumahan yangditangani(%)
% 20,00 30,00 40,00 45,00 50,00
7. Persentasejalan berkondisibaik(%)
% 69,44 68,90 71,27 71,57 71,97
8. Rasio PanjangJalan perJumlah Kendaraan
0,0010 0,0010 0,0009 0,0008 0,0008
9.
CakupanlayananPrimaPembina
anJasa Konstruksidan PengujianPeralatan Laboratorium
% 50,00 50,00 50,00 50,00 50,00
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Pertambangan
E. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman, menyebutkan bahwa perumahan adalah kelompok
rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan (pasal 1 ayat 2). Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
Nomor 22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota, disebutkan dalam pasal 2 pemerintah memberikan
pelayanan dalam bidang perumahan rakyat agar masyarakat mampu
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 108
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
menghuni rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan
yang sehat dan aman yang didukung dengan sarana, prasarana dan
utilitas umum (PSU).
Pemerintah Kabupaten Supiori berupaya untuk meningkatkan
penyedianperumahan layak huni bagi masyarakat melalui
peningkatan penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi
masyarakat berpenghasilan rendah melalui pembangunan rumah
susun sederhana sewa (rusunawa); Peningkatan aksesibilitas
masyarakat berpenghasilan rendah terhadap hunian yang layak dan
terjangkau; Peningkatan kualitas lingkungan permukiman melalui
penyediaan prasarana, sarana dasar (PSD) dan utilitas umum yang
memadai dan terpadu dengan pengembangan kawasan perumahan
dalam rangka mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh;
peningkatan kualitas perencanaan dan penyelenggaraan
pembangunan perumahan dan permukiman melalui peningkatan
kapasitas dan koordinasi pemangku kepentingan pembangunan
perumahan dan permukiman serta penyusunan rencana tindak
penanganan kawasan kumuh. Tabel-tabel berikut menyajikan luas
kawasan kumuh per kabupaten/kota, dan rincian lokasi kawasan
kumuh di Kabupaten Supiori.
Meskipun telah banyak dilakukan kegiatan peningkatan kualitas
hunian dan penyediaan rumah namun masih belum menunjukkan
hasil yang optimal, hal ini dapat dilihat dari capaian kinerja bidang
perumahan tahun 2011-2015, menunjukkan persentase kawasan
kumuh perkotaan yang tertangani dari sebesar 39,72% pada tahun
2011 menjadi sebesar 52,71% pada tahun 2015.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 109
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.71. Persentase Rumah Tangga menurut Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal, Tahun 2011-2015
Tahun Milik Sendiri Kontrak/sewa Dinas Lainnya Jumlah
2011 88,90 1,60 8,60 0,90 100,00
2012 88,54 0,00 7,82 3,64 100,00
2013 80,10 1,30 10,20 8,40 100,00
2014 90,72 1,51 6,53 1,24 100,00
2015 88,49 0,92 8,73 1,86 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Tabel 2.72. Persentase Rumah Tangga menurut Atap Terluas, Tahun 2011-2015
Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Tabel 2.73. Persentase Rumah Tangga menurut Lantai Terluas, Tahun 2011-2015
Tahun Marmer/Keramik/G
ranit Tegel/Tera
so Semen Kayu
Tanah/Lainnya
Jumlah
2011 1,49 3,26 66,19 25,26 3,81 100,00
2012 1,65 2,95 61,04 31,09 3,27 100,00
2013 3,29 3,76 72,38 19,80 0,77 100,00
2014 3,15 3,20 69,99 21,25 2,41 100,00
2015 4,00 9,74 81,98 3,65 0,63 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Tabel 2.74. Persentase Rumah Tangga menurut Dinding Terluas, Tahun 2011-2015
Tahun Tembok Kayu Lainnya Jumlah
2011 55,33 40,12 4,56 100,00
2012 54,46 40,82 4,72 100,00
2013 67,97 30,45 1,57 100,00
2014 67,81 29,08 3,11 100,00
2015 85,96 10,11 3,93 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Tahun Beton/Genteng Sirap/Seng/Asbes Ijuk/Rumbia/Lainnya Jumlah
2011
100,00
100,00
2012 0,36 94,91 4,73 100,00
2013
99,60 0,40 100,00
2014 0,52 98,38 1,10 100,00
2015 0,72 96,77 2,51 100,00
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 110
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.75. Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Utama, Tahun 2011-2015
Tahun Air
Kemasan/Isi Ulang
Sumur bor/Pomp
a
Sumur/Mata Air
Terlindung
Sumur/Mata Air Tak
Terlindung
Sungai/Air Hujan/ Lainnya
Jumlah
2011 1,00 45,36 26,71 26,93 100,00
2012 41,00 22,06 36,94 100,00
2013 4,49 26,71 54,80 111,17 197,18
2014 1,29 47,63 8,77 42,31 100,00
2015 7,96 3,73 26,66 25,39 36,27 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Tabel 2.76. Persentase Rumah Tangga menurut Kloset, Tahun 2011-2015
Tahun Leher Angsa Lainnya Tidak Ada Jumlah
2011 92,53 2,65 4,83 100,00
2012 80,16 10,44 9,40 100,00
2013 95,72 4,28
100,00
2014 95,93 4,07
100,00
2015 94,51 4,81 0,68 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
Tabel 2.77. Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Akhir Tinja, Tahun 2011-2015
Tahun Tanki
Septik/SPAL Sungai/Danau/Laut Lobang Tanah Pantai/Kebun/Lainnya Jumlah
2011 74,17 5,49 1,99 18,35 100,00
2012 56,62 10,62 12,85 19,91 100,00
2013 59,67 12,79 18,92 8,62 100,00
2014 6,28 14,33 62,84 16,55 100,00
2015 60,41 3,41 30,15 6,03 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016 Catatan: Tahun 2011,2012,2013 Lubang Tanah yang disemen bagian samping, atas dan diberi
lubang udara didefenisikan sebagai tanki septik Tahun 2014 tanki septik dirubah defenisinya dengan semen harus dibagian atas,
samping dan alas Tahun 2015 tanki septik defenisinya kembali ke konsep 2011-2013
Tabel 2.78. Persentase Rumah Tangga menurut Sumber
Penerangan Utama, Tahun 2011-2015
Tahun Listrik PLN Listrik Non PLN Bukan Listrik Jumlah
2011 8,58 27,53 63,88 100,00
2012 18,22 1,49 80,29 100,00
2013 39,97
60,03 100,00
2014 37,64 11,22 51,14 100,00
2015 42,78 2,82 54,40 100,00 Sumber: BPS Kabupaten Supiori, 2016
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 111
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
2.3. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan tujuan
pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi
dan berkelanjutan.
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
a. Panjang Jalan dan Jumlah Kendaraan
Di Kabupaten Supiori, jumlah kendaraan mencapai sebanyak 2.053
unit, terdiri dari 1.159 mobil plat hitam,45 plat kuning, 849 plat merah
dan 1.721 sepeda motor. Jumlah kendaran terbanyak di Kabupaten
Supiori, sebagaimana tercantum pada tabel berikut.
Tabel 2.79. Jumlah Kendaraan Bermotor Jenis dan Plat NomorKendaraan di Kabupaten Supiori, Tahun Tahun 2015
Jenis Kendaraan Plat Hitam Plat Kuning Plat Merah Jumlah
Jeep 1 0 3 4
Minibus 38 28 116 182
Mikrobus 0 8 12 20
Bus 0 1 5 6
Pick up 17 0 72 89
Light Truck 4 4 6 14
Light Truck Bus 0 0 0 0
Dump Truck 0 4 1 5
Ambulance 0 0 2 2
Ransus 0 0 2 2
Sepeda Motor 1098 0 623 1721
Sepeda Motor Roda 3 1 0 7 8
Supiori 1159 45 849 2053 Sumber: Kabupaten Supiori dalam Angka 2016
b. Jumlah Bank dan KantorCabang
Keberadaan lembaga keuangan sangat penting dalam menjaga
kelangsungan ketersediaan dana bagi pembangunan disegala bidang.
Tidak saja sebagai sarana penyaluran dana tetapi juga berfungsi
sebagai salah satu faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 112
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
adanya perbankan yang sehat, maka pergerakan finansial untuk
mendukung kegiatan ekonomi masyarakat dapat terpantau dan
terkontrol dengan berbagai jasa yang disediakan. Terdapat 419 Bank
Umum di Kabupaten Supiori pada tahun 2015, dengan perincian
tercantum pada tabel berikut.
Tabel 2.80. Jumlah Kantor Bank Umum menurut Jenisnya di Kabupaten Supiori,Tahun 2015
No Jenis KantorPusat Kantor
Unit CabangPemb
antu KantorKas Jumlah
1. BankRakyat Indonesia 0 1 1
2. BankPembangunanDaerah Papua
0 1 1 2
Jumlah /Total 42 86 168 123 419
Sumber: Kabupaten Supiori dalam Angka 2016
c. Jumlah Penginapan/hotel
Pengembangan pariwisata belum didukung oleh sarana dan
prasarana yang memadai, seperti hotel, tempat hiburan, dan
pendukung pariwisata lain. Yang utama, hotel terdiri dari hotel
berbintang dan hotel non-bintang. Belum ada hotel/penginapan di
Kabupaten Supiori.
d. Jumlah Sarana Perdagangan Menurut Jenisnya di Kabupaten
Supiori, 2011‒2015
Sarana Perdagangan menjadi salah satu sarana pendukung ekonomi
Kabupaten Supiori dan pariwisata. Jumlah rumah makan
menunjukkan peningkatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2015, dengan perincian tercantum pada tabel berikut.
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 113
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Tabel 2.81. Jumlah Sarana Perdagangandi Kabupaten Supiori, Tahun 2011-2015
Sarana Perdagangan
2011 2012 2013 2014 2015
Pasar 2 2 2 2 2
Toko
5 7 10
Kios
50 55 63
Warung
10 15 17
Jumlah 2 67 79 92 2 Sumber: Kabupaten Supiori dalam Angka 2016
e. Ketersediaan Daya Listrik
Pembangunan suatu wilayah yang cukup pesat seperti di Kabupaten
Supiori tentu membutuhkan sarana pendukung seperti ketersediaan
sumber energi. Kebutuhan energi di Kabupaten Supiori selama ini
dipenuhi dari Pembangkit listrik yang ada di kabupaten Biak Numfor,
khususnya pada gardu di distrik Biak Barat, PLTS Terkonsentrasi,
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), dan sedang proses
pembangunan Pembangkit Listrik Mini Hydro.
Berdasarkan data yang diperoleh dari PLN, di tahun Produksi
listriknya sendiri sebesar 6.385.920,00 KWh dengan listrik terjual
sebanyak 5.943.144,00 KWh. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.82. Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik PT. PLN (Persero) Cabang/Ranting PLN di Kabupaten Supiori, Tahun
2015
Tahun Daya
Terpasang (KW)
Produksi Listrik (KWh)
Listrik Terjual KWh)
Dipakai Sendiri(K
Wh)
Susut/Hilang
(KWh)
2011 104 830,00 72 053,00 652,00 32 125,00
2012 76 122,00 76 122,00 - -
2013 91 283,00 91 283,00 - -
2014 6 385 920,00 5 943 144,00 - 442 776,00
2015
Sumber: Kabupaten Supiori dalam Angka 2016
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 114
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Selain dipasok dari pembangkit listrik di Kabupaten Biak Numfor,
Kabupaten Supiori sudah membangun pembangkit listrik tenaga surya
terkonsentrasi, Pembangkit listrik tenaga diesel dan sedang proses
penyelesaian pembangkit listrik tenaga Mini Hydro.
Sumber pendanaan pembangunan PLT di Kabupaten Supiori berasal
dari bantuan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral dan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
Dilihat dari sebaran PLTS terkonsentrasi di Kabupaten Supiori,
menunjukkan kondisi seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.83. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terkonsentrasi, Lokasi dan Kapasitas Listrik yang Dihasilkan,
Tahun 2016
No Kampung Distrik Kapasitas
1 Masyai Supiori Barat 50 KWP
2 Mappia Supiori Barat 30 KWP
3 Mappia Supiori Barat 5 KWP
4 Insumbrei Kep. Aruri 50 KWP
5 Aidiru Kep. Aruri 30 KWP
6 Napido Kep. Aruri 15 KWP
Total
180 KWP
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Supiori, 2016
Dilihat dari sebaran lokasi PLTD di Kabupaten Supiori, menunjukkan
kondisi seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.84. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Sebaran Lokasi dan
Kapasitas Listrik yang Dihasilkan, Tahun 2016
No Kampung Distrik Kapasitas
1 Sowek Kep. Aruri 2 X 40 KVA
2 Sowek Kep. Aruri 1 X 210 KVA
3 Insumbabi Kep. Aruri 65 KVA
4 aiburambondi Kep. Aruri 30 KVA
5 Sawendi Kep. Aruri 30 KVA
6 Ineki Kep. Aruri 2 X 30 KVA
7 Amias Supiori Barat 40 KVA
8 Yamaisu Kep. Aruri 50 KVA
Total 565 KVA
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Supiori, 2016
2016-2021
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Supiori 2 - 115
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUPIORI
Dilihat dari sebaran PLT di Kabupaten Supiori, menunjukkan kondisi
seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2.85. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), SebaranLokasi dan Kapasitas Listrik yang Dihasilkan, Tahun
2016
Nama Distrik Kapasitas
PLTM Wabudori Supiori Barat 2X1,5 MAW
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Supiori, 2016
Kinerja pembangunan kelistrikan secara umum sangat baik, karena
hanya tinggal 3 kampung yang belum teraliri dengan listrik, karena
lokasinya yang sangat terpencil, dan pada saat ini sedang dilakukan
kajian untuk pengembangan PLTS terkonsentrasi di kampung
kampung tersebut. Dan, apabila PLTM Wabudori terbangun maka
kebutuhan listrik tercukupi bahkan lebih kebutuhan rumah tangga dan
industri kecil, meskipun memerlukan dana yang cukup besar untuk
Pembangunan Jaringan Supiori Barat dari Supiori Utara.
Produksi PLTM Wabudori yang besar akanmemungkinan Kabupaten
Supiori bisa menjual produksi listriknya ke kabupaten tetangga,
apabila kebutuhan konsumsi listrik yang besar olehindustri belum
terealisasi. Potensi Air Terjun Wabudori yang sangat besar, yang
memiliki air terjun sebanyak (7) tujuh tingkat memungkinkan dibangun
PLTM baru di masing masing tingkat, apabila ada kebutuhan listrik
baru dari industri dan hotel yang akan dibangun di Kabupaten Supiori.