Upload
lexuyen
View
245
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim. Dan
walaupun muslim menjadi mayoritas, namun indonesia bukan negara yang
berasaskan islam, namun seseorang muslim tentu harus memperhatikan cara
berpakaian yang berkaitan dengan nilai agama. Salah satu yang menjadi pusat
perhatian adalah cara mengguanakan busana muslimnya seperti kerudung atau
hijab. Hal ini berpengaruh dengan semakin banyak orang muslim yang
menggunakan busana seperti hijab, pemakaian jilbab atau yang dulunya hanya
untuk menutupi aurat, sekarang beralih menjadi trend fashion untuk tampil modis
dan trendy, namun tetap dalam syariat islam. Hal ini dibuktikan dengan
perkembangan gaya berbusana seseorang yang bervariasi dan model pun beragam.
Fenomena ini menjadikan peluang baru di Indonesia, diantaranya bisnis busana
muslim dan jilbab yang saat ini semakin berkembang dan muncul merk-merk
baru.
Produk fashion yang sekarang sedang naik daun yaitu seperti kerudung
atau biasa disebut dengan hijab dan busana muslim. Dan banyak sekali sekarang
kaum wanita yang tertarik untuk mengenakan kerudung atau hijab. Karena, selain
melaksanakan perintah Tuhan, juga untuk tampil lebih percaya diri dengan trendi,
stylish, dan juga syar’i atau tidak melanggar aturan-aturan dalam berpakaian
2
(Maia, 2015). Sudut pandang bisnis, fenomena hijabers memiliki potensi besar
dalam industri terutama pada industri fashion. Para produsen kerudung atau
produsen hijab otomatis berkompetisi dan berinovasi untuk dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumennya. Salah satu produsen yang memproduksi
kerudung atau hijab salah satunya adalah Rabbani. Pada Tabel 1.1 dibawah ini
merupakan populasi muslim yang ada di dunia adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Populasi Muslim Dunia
Rank Country Capital Estimated
2017 Muslim
Population
% Of World
Muslim
Population
1 Indonesia Jakarta 204.847.000 12.7
2 Pakistan Islamabad 178.000.000 11
3 India N. Delhi 183.000.000 9.6
4 Bangladesh Dhaka 145.607.000 9.2
5 Egypt Cairo 73.800.000 4.9
6 Nigeria Abuja 93.839.000 4.7
7 Iran Teheran 74.819.000 4.6
8 Turkey Ankara 74.660.000 4.6
9 Algeria Algiers 40.400.000 2.7
10 Morocco Rabat 32.381.000 2.0
(Sumber:Pew Research Center)
Berdasarkan pada Tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa negara Indonesia
menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di
dunia. Negara Indonesia ada sekitar 204.847.000 penduduk di Indonesia yang
memeluk agama islam. Sedangkan dibawah merupakan data pemeluk agama yang
ada di Kota Bandung pada tahun 2016 yang akan dijelaskan pada tabel 1.2 di
bawah ini yaitu :
3
Tabel 1.2
Data Pemeluk Agama di Kota Bandung 2016
AGAMA JUMLAH Persentase
Islam 2.195.994 92.02
Kristen 128.371 5.38
Khatolik 46.719 1.95
Budha 11.732 0.49
Hindu 2.146 0.08
Konghucu 622 0.02
Sumber : Sensus Penduduk 2016
Berdasarkan pada tabel 1.2 di atas menjukkan bahwa mayoritas agama
yang ada di Kota Bandung adalah agama islam. Besarnya jumlah penduduk di
Indonesia yang memeluk agama Islam berpengaruh terhadap seni dan budaya
yang ada di Indonesia. Tidak hanya seni dan budaya saja namun cara berpakaian
masyarakat pun dipengaruhi oleh jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas
beragama Islam. Hal ini juga sangat terlihat terutama di daerah perkotaan seperti
Bandung, dapat kita lihat pada tabel di atas berdasarkan data sensus penduduk
pada tahun 2016 jumlah penduduk yang menganut Islam ialah sebesar 2.195.994
jiwa , lebih dominan dari jumlah penganut agama lainnya.
Merupakan hal yang lazim bila trend fashion busana muslim atau hijab
disejajarkan dengan trend fashion lainnya. Hal itulah yang menyebabkan
penggunaan busana muslim sebagai trend dalam fashion. Pelaku industri
menyajikan busana muslim atau hijab terutama bagi wanita sebagai objek untuk
memberikan tuntutan berbusana muslim atau hijab yang modis namun sesuai
syariat. Rabbani berdiri sejak tahun 1994 yang bertempat di kawasan Sekeloa,
Bandung. Pada waktu itu Rabbani memiliki potensi yang besar untuk dapat
berkembang dan maju, karena outlet yang khusus menjual busana muslim atau
4
hijab masih jarang, sehingga belum ada pesaing dan persaingan yang belum tinggi
pada waktu itu. Namun sekarang yang menjadi pesaing terberat dari Rabbani
diantaranya ialah Elzatta, Mizora, Zoya dan lainnya.
Rabbani merupakan perusahaan garment dan perusahaan kerudung instan
pertama di Indonesia. Produk Rabbani memiliki beragam produk kerudung dan
busana muslim perusahaan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk
kepuasan pelanggannya, agar tidak pindah kepada kompetitornya seperti Zoya,
Elzatta, Mizora dan kompetitor lainnya yang juga semakin gencar
mempromosikan produknya.
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi untuk
dijadijadikan pasar akan baju muslim dan hijab tentunya. Karena, Kota Bandung
merupakan sebagai kota kreatif yang yang cukup besar. Sejak dulu kota Bandung
sudah dikenal sebagai pusat tekstil, mode, seni, budaya dan tak lupa daerah tujuan
wisatanya. Hal-hal ini mendukung misi kota Bandung sebagai kota kreatif.
Bahkan pada tahun 2014 lalu dikota Yohana Jepang, kota Bandung di canangkan
sebagai pilot project kota kreatif se-Asia timur, dimana kota bandung akan
menjadi titik sentral pada perkembangan ekonomi masa depan yang berbasis
industri kreatif (Disperindag Kota Bandung). Pemilihan Kota Bandung sebagai
kota percontohan bukanlah tanpa alasan, mengingat dalam sepuluh tahun terakhir
industri kreatif di kota Bandung menunjukan perkembangan signifikan dan sangat
berkontribusi pada kesejahteraan pendapatan daerah. Tabel di bawah ini
merupakan Tabel 1.3 yang menunjukan seberapa besar kontribusi subsektor
industri kreatif yang ada di Kota Bandung yaitu sebagai berikut :
5
Tabel 1.3
Kontribusi Subsektor Industri Kreatif di Kota Bandung
Pada Tahun 2016
No. Industri Kreatif Subsektor PDB Persentase (%)
1 Periklanan 8.305.034.367 9,87
2 Arsitektur 4.134.446.695 4,91
3 Pasar Barang Seni 685.870.805 0,81
4 Kerajinan 6.159.598.596 7,32
5 Desain 6.072.583.329 7,21
6 Fashion 45.803.769.843 54,40
7 Video, Film, Fotografi 250.431.983 0,29
8 Permainan Interaktif 337.392.321 0,40
9 Musik 3.824.179.411 4,54
10 Seni Pertunjukan 124.467.644 0,14
11 Penerbitan Dan Percetakan 4.283.989.793 5,09
12 Layanan Komputer dan
Piranti Lunak 1.040.637.861 1,23
13 Televisi dan Radio 2.136.827.023 2,35
14 Riset dan Pengembangan 969.493.823 1,15
Sumber : http:www.kompas.com
Berdasarkan data Tabel 1.3 diatas menurut sumber kompas menyebutkan
bahwa diantara 14 subsektor yang ada, PDB industri kreatif kota Bandung banyak
disumbangkan oleh industri fashion sebesar 54,40% karena fashion merupakan
jenis usaha yang beberapa tahun ini banyak di jadikan sebagai ladang usaha bagi
para pengusaha dan juga mempengaruhi trend anak muda di berbagai kota di
Indonesia, salah satunya di kota Bandung. Saat ini fashion merupakan bagian
paling penting bagi masyarakat modern, ini terbukti dengan banyak didirikannya
butik, FO, distro, dan clothing dikota bandung. Berikut pada tabel di bawah ini
merupakan banyaknya gerai industri kreatif yang ada di Kota Bandung mulai dari
jenis usaha Distro, Clothing dan FO (Factory Outlet), ini adalah perkembangan
fashion yang ada di Kota Bandung dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir
6
mulai pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2016 yang dapat dilihat pada tabel
1.4 dibawah ini sebagai berikut :
Tabel 1.4
Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung
Jenis Usaha Tahun 2006-2009 Tahun 2010-2013 Tahun 2013-2016
Distro 480 Gerai 512 Gerai 574 Gerai
Cloting 50 Gerai 75 Gerai 90 Gerai
FO 80 Gerai 115 Gerai 150 Gerai
Sumber : Http://bandungcreativecityblog.wordpress.com
Perkembangan dunia fashion terus melahirkan karya-karya baru dan semakin
mendorong berkembangnya industri kreatif, Perkembangan dunia fashion
dikalangan anak muda juga bukan lagi sekedar kesenangan yang ditekuni atas
dasar hobi semata. Fashion tumbuh menjadi industri, mulai dari skala kecil
sampai dengan skala yang cukup besar. Kini bisnis clothing pun semakin banyak.
Menurut data terbaru, Di Kota Bandung sendiri ada sekitar kurang lebih 90 gerai
yang semula pada tahun 2006 – 2009 sebanyak 50 gerai, lalu pada tahun 2010 –
2013 sebanyak 75 gerai dan akan terus semakin bertambah setiap tahunnya dan
hal tersebut menjadikan Kota Bandung ini sebagai pusat industri kreatif ekonomi
bidang fashion di Negara Indonesia.
Clothing atau Clothing Company merupakan produsen yang memproduksi
sendiri semua produk mereka dengan label sendiri atau dalam hal ini sebuah
7
istilah yang digunakan untuk sebuah perusahaan yang membuat atau
memproduksi suatu produk yang berada dibawah nama brand mereka sendiri. Jadi
istilah ini merujuk pada nama atau brand atau label produk suatu pakaian atau
barang sejenisnya.
Harga pun menjadi salah satu yang menjadi pertimbangan konsumen
dalam menarik minat beli sebuah produk. Perbedaan kemampuan daya beli pada
setiap orang membuat adanya kelompok konsumen sensitif terhadap harga. Oleh
karen itu harga seringkali menjadi bahan pertimbangan bagi sekelompok pembeli
tertentu dalam mempengaruhi minat beli konsumen dan akan berdampak pada
kepuasan pelanggan. Banyak faktor yng mempengaruhi konsumen, faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen adalah pelayanan fasilitas,
promosi, harga dan lokasi (Harminingtayas, 2012). Banyak teori yang
menyebutkan peranan harga sebagai petunjuk mutu suatu produk. Harga adalah
suatu moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan
jasa sehingga menimbulkan kepuasan konsumen (Alma, 2011:169).
Untuk menumbuhkan minat beli dan kepuasan pelanggan dan pada
akhirnya menentukan produk mana yang akan dibeli konsumen, tidak terlepas dari
pertimbangan karakteristik yang melekat pada produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhan konsumen atau tidak. Oleh karena itu, perusahaan juga harus
mempertimbangkan kualitas dari produk yang akan dipasrkan. Berdasarkanlatar
belakang masalah diatas dapat dilihat bahwa terdapat kaitan antara promosi, harga
terhadap kepuasan pelanggan pembelian produk busana muslim atau hijab di
8
Rabbani. Maka sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui perilaku
konsumennya, agar dapat menempatkan strategi pengembangan promosi dan
harga.
Faktor yang kedua ialah Promosi. Promosi adalah berbagai cara untuk
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung
maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual (Kotler dan
Keller ,2009:510), sedangka Suryadi (2011:8) berpendapat promosi adalah
serangkaian kegiatan untuk mengkomunikasikan, memberi pengetahuan dan
meyakinkan orang tentang suatu produk agar ia mengakui kehebatan produk
tersebut, juga mengikat pikiran dan perasaannya dalam suatu wujud kepuasan
pelanggan terhadap produk. Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu
arah yang dapat mengarahkan organisai atau seseorang untuk menciptakan
transaksi atntara pembeli dan penjual untuk mencapai kepuasan konsumen
(Daryanto, 2013:104). Suatu komunikasi penjual dan pembeli yang bertujuan
untuk merubah sikap dan tingkahlaku pembeli yang tadinya mengenal sehingga
menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.
Produk Rabbani memiliki beragam produk jilbab dan produk lainnya dan
perusahaan berusaha memberikan yang terbaik untuk konsumen dalam kepuasan
pelanggan. Agar tidak pindah kepada kompetitornya seperti Zoya dan Shamira
dan lainnya yang juga semakin gencar mempromosikan produknya. Pada
upayanya untuk mempertahankan konsumen perlu adanya upaya untuk
memperkenalkan produk melalui suatu komunikasi pemasaran yaitu promosi.
Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjualan dan pembeli yang
9
bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak
mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut. Pada
Tabel 1.5 dibawah ini merupakan Top Brand busan muslim pada tahun 2016:
Tabel 1.5
Top Brand Busana Muslim Bermerek pada Tahun 2016
No
2015
2016
Merek Top Brand
Merek Top Brand
1 Rabbani 15,9 % Zoya 25,3 %
2 Dannis 8,1 % Rabbani 17,9 %
3 Zoya 8,0 % Dannis 7,2 %
4 Elzatta 5,7 % Elzatta 7,1 %
Sumber : www.topband-award.com
Pada tabel 1.5 diatas menunjukan bahwa pada tahun 2015 Rabbani
merupakan top brand nomor satu pada kategori busana muslim dibandingkan
dengan pesaing lainnya. Pada tahun 2015 produk rabbani meraih top brand
sebesar 15,9%. Hal ini berarti bahwa rabbani sukses menarik minat dan
kepercayaan masyarakat muslim indonesia untuk menggunakan produk Rabbani.
Namun pada tahun 2016 terjadi perubahan posisi yang di alami Rabbani dimana
Rabbani turun menjadi top brand nomor dua pada Survey Top Brand Award
dengan presentase sebesar 25.3%. Hal ini menunjukan adanya penurunan
pencapaian Rabbani dimana Rabbani mengalami penurunan tingkat Top Brand
dari yang semula jadi nomor satu namun pada tahun 2016 berada pada posisi
nomor dua. Dulunya posisi Rabbani di Top Brand Award karena adanya
penurunan tingkat kepuasan di Rabbani. Dibawah ini merupakan Tabel 1.6 yang
menunjukan Top Brand dari beberapa produk seperti jilbab di bawah ini :
10
Tabel 1.6
Top Brand Jilbab Bermerek pada Tahun 2016
No Merek Top Brand Idonesia
1 Zoya 44,8 %
2 Rabbani 21,3 %
3 Elzatta 12,6 %
Sumber : www.topbrand-award.com
Data tabel 1.6 di atas menunjukkan bahwa kerudung Rabbani yang masih
di bawah rating merk Zoya, dimana hal tersebut bahwa dalam penjualan kerudung
merek Rabbani masih sedikit di bandingkan penjualan kerudung Merek Zoya di
pasaran. Pada tabel 1.6 di atas menunjukan bahwa merk zoya pada Top Brand
pada tahun 2016 ialah sebesar 44,8 % sedangkan merk Rabbani dibawahnya yaitu
sebesar 21,3% sedangkan untuk nomor ketiga yaitu Elzatta dengan Top Brand
pada tahun 2016 sebesar 12.6%. Maka dapat simpulkan bahwa produk merk
Rabbani masih ada dibawah dari produk merk Zoya menurut pilihan konsumen.
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, mengkomunikasikan dan nilai
pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih. Pemasaran baik itu bukan kebetulan,
melainkan hasil dari eksekusi dan perencanaan yang cermat. Praktik pemasaran
terus ditingkatkan dan diperbaharui diseluruh industri untuk meningkatkan
peluang keberhasilan (Kotler dan Keller, 2009: 170). Kepuasaan pelanggan
merupakan respon emosional terhadap pengalaman-pengalaman berkaitan dengan
11
produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan pola perilaku (seperti
perilaku berbelanja dan perilaku pembeli), serta pasar secara keseluruhan. Respon
emosional dipicu oleh proses evaluasi kognitif yang membandingkan persepsi
(atau keyakinan) terhadap objek, tindakan atau kondisi tertentu dengan nilai-nilai
(atau kebutuhan atau keinginan dan hasrat) individual. Tingkatan kepuasan dapat
mengacu pada fungsi dari perbedaan antara inerja yang dirasakan dengan harapan.
Apabila kinerja khususnya kinerja pelayanan dan lainnya sebagainya dibawah
harapan, maka pelanggan akan tidak puas. Bila kinerja sesuai harapan, maka
pelanggan akan memberikan ungkapan kepuasannya. Sedangkan bila kinerja
melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk
oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dari berbagai
media.
Kotler berpendapat bahwa kepuasan pelanggan merupakan perasaan
senang ataupun kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi
kesan pertama terhadap kinerja atau hasil produk dengan harapannya. Jika suatu
produk memenuhi harapan konsumen maka pelanggan akan sangat senang
terhadap produk tersebut dan menghasilkan kesetiaan konsumen atau pelanggan
yang tinggi. Sebagai faktor kedua, Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan
untuk suatu produk atau jasa. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, Harga akan mempengaruhi
keputusan pembelian apabila harga suatu produk tersebut terjangkau, memliki
daya saing, sesuai dengan kualitas dan menfaat yang ditawarkan (Beadowi dan
Lataruva,2012).
12
Persaingan yang semakin kompetitif ini terjadi hampir di semua
perusahaan masing-masing perusahaan menawarkan produk dengan ciri khas
masing-masing dan berusaha untuk membujuk masyarakat agar membeli produk
yang ditawarkan. Dalam persaingan yang semakin kompetitif, masyarakat
dihadapakan berbagai alternatif pilihan untuk memenuhi kebutuhan produk.
Dibawah ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak bagian
marketing di Outlet busana muslim Rabbani Bandung bahwa terdapat perubahan
permintaan akan produk atau jasa tertentu seperti barang-barang kebutuhan dasar
akibat dari semakin banyaknya usaha yang sama di Kota Bandung, khusunya
dengan munculnya outlet-outlet busana muslim lainnya. Dengan adanya hal-hal
tersebut manajemen Rabbani dituntut untuk agar dapat lebih mempertahankan
pelanggannya, selain itu harus lebih jauh lebih unggul dibandingkan dengan para
kompetitornya. Sedikit jumlah pengunjung yang bertransaksi pada tahun 2016 –
2017 dapat dilihat pada Tabel 1.7 berikut ini :
Tabel 1.7
Jumlah Pengunjung yang Bertransaksi di Rabbani pada Tahun 2016 - 2017
Jumlah Pengunjung
Bulan 2016 2017
Jan 2.456 2.246
Feb 2.788 2.572
Mar 2.785 2.569
Apr 2.486 2.386
Mei 2.539 2.632
Jun 2.751 2.547
Jul 2.190 2.680
Agst 2.760 2.647
Sept 2.348 2.540
Okt 2.942 2.864
Nov 2.859 2.758
Des 2.468 2.487
Jumlah 31.372 30.928
Sumber : Rabbani Bagian Pemasaran
13
Berdasarkan data pada Tabel 1.7 diatas menjukan bahwa telah terjadi
penurunan jumlah pengunjung dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 yang
datang ke outlet Rabbani di Dipatiukur Bandung. Pada tahun 2016 yaitu sebesar
31.372 pengunjung mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu sebesar 30.928
pengunjung. Hal ini diperkirakan karena persaingan yang semakin ketat dan
banyaknya toko atau outlet busana muslim yang baru sehingga kalah bersaing
dalam segi promosi dan harga sedangkan para kompetitor banyak yang menjual di
bawah harga Rabbani.
Tabel 1.8
Penjualan Jilbab di Outlet Rabbani Di Dipatiukur Tahun 2016 - 2017
Tahun 2016
Bulan Jenis Krudung
Total Krd Instan Krd Sekolah Krd Segi empat
Jan 550 400 62 1012
Feb 670 650 50 1370
Mar 650 700 80 1430
Apr 370 900 110 1360
Mei 700 1500 260 2460
Jun 2100 1200 500 3800
Jul 2000 1000 1300 4300
Agst 1500 1100 477 3077
Sept 900 1400 340 2640
Okt 1800 1300 170 3270
Nov 1700 1100 200 3000
Des 1100 990 130 2220
Tahun 2017
Bulan
Jenis Kerudung
Total Krd Instan Krd Sekoalh Krd Segi Empat
Jan 485 475 56 1016
Feb 570 650 54 1274
Mar 660 600 90 1350
Apr 420 800 120 1340
Mei 750 1500 270 2520
Jun 2200 1000 400 3600
Jul 1900 1000 1500 4400
Agst 1420 1100 480 3000
Sept 900 980 275 2155
Okt 1350 1000 160 2510
Nov 1500 1200 150 2850
Des 1000 970 120 2090
Sumber : Rabbani Dipatiukur
14
Berdasarkan pada tabel 1.8 di atas dapat disimpulkan bahwa penjualan
produk Rabanni mengalami suatu kondisi yang tidak stabil atau dalam hal ini
disebut fluktuasi.
Kepuasan Konsumen merupakan faktor kunci yang perlu diperhatikan
oleh suatu perusahaan agar dapat unggul dalam persaingan yang semakin
kompetitif, sudah dipastikan ada beberapa Factory Outlet yang tutup disebabkan
karena ketidak puasan konsumen akan produk yang dihasilkan. Konsumen yang
tidak puas akan melakukan pembelian ditempat lain yang mereka nilai lebih baik.
Keadaaan tersebut berdampak membuat tingkat penjualan yang berfluktuasi pada
Factory Outlet Rabbani. Untuk menguatkan dengan adanya permasalahan di
Outlet Rabbani, penulis juga melihat data penjualan produk selama tahun 2016 –
2017. Data yang disajikan adalah sebagai berikut
Dalam kondisi seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor masalah sperti
harga yang lumayan cukup mahal menurut konsumen, lalu adanya toko-toko baru
dari outlet lain yang berada di daerah tersebut. Selain itu ada beberapa faktor
masalah seperti brand pesaing melakukan promosi yang cukup sering dan dimana-
mana dan produk pesaing banyak mengeluarkan produk barunya.
Berdasarkan data penjualan ini penulis diperkuat dengan melakukan
sebuah survei pendahuluan terhadap 30 konsumen yang membeli produk di
Rabbani yang ada pada tabel 1.9 di bawah ini menunjukan bahwa sebnanyak
43.3% konsumen tidak setuju dengan pernyataan bahwa mereka senang
berbelanja di Outlet Rabbani. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan
konsumen. Selanjutnya menurut konsumen karyawan di outlet Rabbani kurang
15
begitu ramah dalam memberikan pelayanan kepada konsumen ini didapat dari
hasil survei pendahuluan (Pra-Survei) yang menunjukan bahwa 40% konsumen
kurang senang dengan pelayanan yang diberikan karyawan kepada konsumen.
Tabel 1.9
Hasil Kuesioner Pendahuluan Kepuasan Konsumen di Rabbani Tahun 2018 Pernyataan SS S KS TS STS
Saya senang berbelanja di outlet Rabbani 6,7%
16,7% 13,3% 43,3% 20%
Karyawan di outlet Rabbani ramah dan peduli
dalam memberikan pelayanan 13% 20% 40% 10% 17%
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner 2018
Berdasarkan penyebab fenomena-fenomena yang terjadi di atas, penulis
melakukan survey pendahuluan kepuasan konsumen yang tujuannya untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan menyebabkan
menurunnya kepuasan konsumen di Rabbani Di Dipatiukur Bandung pada tabel
1.10 dibawah ini yaitu :
Tabel 1.10
Hasil Kuesioner Pra Survei Tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Ketidakpuasaan Konsumen Di Rabbani Kota Bandung 2018 Bauran
Retail Pernyataan SS S KS TS STS
Saya Merasa Puas Membeli Produk Di Outlet Rabbani Karena :
Produk
1. Produk Outlet Rabbani memiliki
beragam desain
26,7% 40,0% 6,7% 26,7% 0,0%
2. Produk Outlet Rabbani memiliki
kualitas baik
26,7% 36,7% 16,7% 13,3% 6,7%
Harga
3. Harga sesuai dengan kualitas
produk
13,3% 13,3% 6,7% 53,3% 13,3%
4. Harga relatif lebih murah dibanding
pesaing
26,7% 13,3% 53,3% 6,7% 0,0%
Promosi
5. Sering mendengar rekomendasi
Outlet Rabbani dari orang lain
26,7% 10,0% 46,7% 16,7% 0,0%
6. Sering melakukan event untuk
menarik perhatian
6,7% 26,7% 10,0% 50,0% 6,7%
Pelayanan
7. Pelayanan yang cepat dari karyawan
apabil terjadi keluhan
50,0% 16,7% 13,3% 20,0% 0,0%
8. Karyawan berpenampilan rapi dan
sopan
43,3% 26,7% 20,0% 10,0% 0,0%
Suasana
Toko
9. Pengelompokan display pakaian
tersusun rapih
36,7% 46,7% 6,7% 10,0% 0,0%
10 Kebersihan saat belanja pakaian di
outlet Rabbani
10,0% 53,3% 13,3% 23,3% 0,0%
Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner 2018
16
Hasil penyebaran kuesioner pada pembahasan dari masalah-masalah
yang mempengaruhi ketidakpuasan konsumen di Rabbani Dipatiukur Bandung
adalah variabel harga dan promosi. pra-survei diatas menunjukan bahwa sebesar
53.3% menurut hasil observasi dengan para konsumen menyatakan bahwa harga
tidak sesuai dengan kualitas produknya, menurut konsumen kualitasnya biasanya
saja masih dibawah pesaing. lalu dari kualitas jahitan kerudung kurang memiliki
daya tahan dan keawetan bagi penggunanya Selanjutnya menurut konsumen dari
pra-survey diatas menunjukan sebanyak 53.3% menyatakan kurang seteju bahwa
harga yang ditetapkan oleh Rabbani relative lebih mahal dibanding pesaing.
Penulis mengambil contoh yaitu produk sama (sejenis) seperti kerudung instan di
Elzatta yang lebih murah dibandingkan dengan Rabbani.
Faktor promosi juga menjadi perhatian konsumen seperti Rabbani kurang
begitu sering mendengar/rekomendasi dari orang lain seperti apa produk rabbani,
dalam hal ini sebanyak 46,7% menyatakan konsumen tidak sering mendengar
rekomendasi dari orang lain, ini menjukan bahwa Rabbani kurang dikenal oleh
sebagian masyarakat, berbeda halnya dengan pesaing seperti Zoya yang lebih
dikenal oleh masyarakat karena dalam hal ini menurut konsumen Zoya sering
melakukan promosi-promosi melalui iklan, mengikuti event untuk lebih
mengenalkan produk ke para konsumen. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner
pendahuluan atau kuesioner pra survei yang menunjukan bahwa sebagian besar
konsumen yaitu sebesar 50% konsumen menyatakan konsumen Rabbani kurang
melakukan event untuk menarik perhatian konsumen Harga merupakan hal yang
penting untuk dapat bersaing dengan para pesaing, harga merupakan biaya
17
moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki,
memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Harga yang
ditentukan oleh produsen dapat memberikan kepuasan konsumen atau melakukan
pembelian ulang melakukan promosi yang baik oleh perusahaan
(Hasan,2013:521). Harga yang tinggi akan membuat konsumen cenderung
menjauh dan harga yang renda akan membuat konsumen mendekat.
Promosi merupakan usaha yang dilakukan pemasar untuk mempengaruhi
pihak lain agar berpartisipasi dalam kegiatan pertukaran atau pembelian
(Kismono, 2011:395). Dalam setiap perusahaan harus dapat mempromosikan
suatu produk agar produknya dapat dikenal oleh konsumen yang berdampak pada
ketertarikan konsumen untuk memiliki merek yang sudah dikenal dengan baik
oleh masyarakat.
Semakin ketatnya persaingan bisnis yang ada, terutama persaingan yang
berasal dari bisnis sejenis, membuat bisnis semakin dibentuk agar bergerak lebih
cepat dalam hal menarik konsumen. Bisnis yang menerapka konsep pemasaran
perlu mencermati perilku konsumen dan factor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembeliannya dalam usaha-usaha pemasaran sebuah produk yang
dilakukan serta memberikan kepuasasan yang diharapkan secara efektif dan
efisien dibandingkan para pesaing. Tingkat kepuasan konsumen trhadap suatu
barang akan memberikan cerminan keberhasilan produsen dalam memproduksi
suatu barang,sebab apabila suatu produk akan menjadi gagal apabila barang
tersebut tidak memberikan kepuasan bagi penggunanya. Maka produsen dengan
kemampuannya, bagaimana konsumen merasa puas dengan barang yang dibeli.
18
Kepuasan konsumen dapat dipengaruhi oleh harga yang ditawarkan pejual, karena
harga merupakan penentu seorang konsumen dalam melakukan pembelian dan
penetapan harga memiliki tujuan untuk bertahan hidup, memaksimalisasi laba
jangka pendek, memaksimumkan pendapatan jangka pendek, pertumbuhan
penjualn maksimum, menyaring pasar secara maksimum, unggul dalam suatu
produk (Kotler dan Armstrong, 2015 : 122).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas,peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana pengaruh promosi, harga, dan
kualitas produk dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan Kerudung Rabbani
dengan mengambil judul “Pengaruh Harga dan Promosi terhadap Kepuasan
Konsumen Di Outlet Rabbani Dipatiukur”.
1.2 Indentifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka penulis
akan mengidentifikasi dan merumuskan masalah dari penelitian.
1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka
terdapat beberapa permasalahan yang dapat di identifikasikan yaitu sebagai
berikut:
1. Harga tidak sesuai dengan kualitas produk
2. Harga relative lebih mahal dibandingkan pesaing
3. Top Brand busana Muslim bermerek Rabbani masih dibawah pesaing
4. Promosi jarang ada rekomendasi Outlet Rabbani dari orang lain
5. Promosi yang dilakukan jarang mengadakan event untuk menarik perhatian
19
6. Jumlah pengunjung yang bertransaksi di Rabbani yang mengalami fluktuasi
7. Penjualan jilbab rabbani pada tahun 2016-2017 mengalami fluktuasi
8. Kepuasan konsumen yang masih rendah dilihat dari tabel pra-survey
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut maka
pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Harga pada Outlet Rabbani Dipatiukur.
2. Bagaimana Promosi pada Outlet Rabbani Dipatiukur.
3. Bagaimana Kepuasan Pelanggan pada Outlet Rabbani Dipatiukur.
4. Seberapa besar pengaruh Harga dan Promosi terhadap Kepuasan Konsumen
di Outlet Rabbani Dipatiukur.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui, mengkaji, dan menganalisis :
1. Tanggapan konsumen mengenai harga pada Outlet Rabbani Dipatiukur
2. Tanggapan konsumen mengenai promosi pada Outlet Rabbani Dipatiukur
3. Kepuasan konsumen Outlet Rabbani Dipatiukur
4. Besarnya pengaruh harga dan promosi terhadap kepuasan konsumen jilbab
Rabbani baik secara simultan maupun parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan dan mendapat data
yang diperlukan dalam penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam
20
menempuh ujian skripsi di Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen di
Universitas Pasundan Bandung.
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis merupakan diharapkan menjadi referensi atau masukan
bagi perkembangan ilmu untuk kedepannya seperti :
1. Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki harapan agar penelitian ini
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis serta menambah
ilmu yang didapatkan selama melakukan proses perkuliahan.
2. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai dasar studi untuk perbandingan
dan referensi bagi penelitian lain yang sejenis dan diharapkan untuk penelitian
yang selanjutnya bias lebih baik dari penelitian yang telah dilakukan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi penulis
a. Peneliti mengetahui perkembangan industry fashion di Indonesia
khususnya di kota Bandung.
b. Dengan penelitian ini penulis lebih mengetahui harga dan promosi
yang ada di Rabbani Dipatiukur
c. Penelitian dapat mengetahui permasalahan yang terjadi di Rabbani
Dipatiukur
d. Peneliti dapat mengetahui hal-hal yang mempengaruhi kepuasan
konsumen Rabbani Dipatiukur
2. Bagi Outlet Rabbani
a. Agar perusahaan dapat meninjau kembali harga di Rabbani
21
b. Agar perusahaan dapat meninjau promosi produk Rabbani
c. Agar perusahaan dapat memberikan kepuasaan terhadap konsumen
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak lain dalam
penyajian informasi dan referensi untuk mengadakan penelitian serupa mengenai
topik-topik yang berkaitan dengn penelitian ini.