25
BAB 1 PERKEMBANGAN SEKTOR JASA FINANSIAL Lizar Alfansi

Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

B

Citation preview

Page 1: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

BAB 1

PERKEMBANGAN SEKTOR JASA FINANSIAL

Lizar Alfansi

Page 2: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

PENGANTAR

Bab ini membahas perkembangan sektor jasa dalam perekonomian Indonesia di masa lampau, sejak dari perbankan di masa kolonial hingga kondisi perbankan sebelum Oktober 1988. Perkembangan perbankan Indonesia modern yang dimulai dengan kebijakan pemerintah melalui paket Oktober 1988 juga didiskusikan. Kemudian, perkembangan perbankan pada saat krisis moneter dan perkembangan perbankan di masa kini juga disajikan.

Page 3: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

PERKEMBANGAN SEKTOR JASA DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

•Perkembangan sektor jasa yang sangat pesat setelah Indonesia mengalami krisis moneter adalah sektor transportasi dan komunikasi.•Pertumbuhan yang cukup baik walaupun fluktuatif terjadi di sektor jasa keuangan dan real estat, sektor perdagangan, hotel-restoran, dan sektor jasa konstruksi.

Page 4: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Sektor 2007 2008 2009

2010

Pertanian 3,5 4,8 4,1 2,9

Pertambangan dan Penggalian

1,9 0,7 4,4 3,5

Industri Manufaktur 4,7 3,7 2,2 4,5

Listrik, Gas, dan Air Bersih

10,3 10,9 14,3 5,3

Konstruksi 8,5 7,5 7,1 7,0

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

8,9 6,9 1,3 8,7

Transportasi dan Komunikasi

14,0 16,6 15,5 13,5

Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan

8,0 8,2 5,1 5,7

Jasa-jasa Lainnya 6,4 6,2 6,4 6,0

Sumber: BPS, 2011. Berdasarkan Harga Pasar Konstan Tahun 2000

Page 5: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Tabel Sumber Pertumbuhan PDB per Sektoral Tahun 2007-2010

Sektor 2007 2008 2009 2010

Pertanian 0,5 0,6 0,5 0,4

Pertambangan dan Penggalian 0,2 0,1 0,4 0,3

Industri Manufaktur 1,2 0,9 0,6 1,1

Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,1 0,1 0,1 0,0

Konstruksi 0,5 0,4 0,4 0,4

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,4 1,1 0,2 1,4

Transportasi dan Komunikasi 0,9 1, 1 1,2 1,1

Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan

0,7 0,7 0,5 0,5

Jasa-jasa Lainnya 0,6 0,5 0,6 0,5

Sumber: BPS, 2011 (data diolah).

Page 6: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

PERKEMBANGAN PERBANKAN INDONESIA SEBELUM 1988

• Bank pertama di Indonesia berdiri tahun 1746 yaitu De Bank Van, dan berubah menjadi De Bank Courant en Bank van Leening pada tahun 1752.

• Nederlandsche Handel Maatschapij berdiri tahun 1824, De Javasche Bank berdiri tahun 1828 (yang berganti nama menjadi De Javasche Bankwet tahun 1922).

• Escomptobank tahun berdiri 1857, dan Nederlandsche Indische Handelsbank berdiri tahun 1864.

• Bank asing lain yaitu The Chartered Bank of India, Australia, dan China tahun 1859, Hong Kong dan Shanghai Banking Corporation tahun 1884, Bank of China tahun 1915, Yokohama Specie Bank tahun 1919, dan Mitsui Bank tahun 1925. Pada tahun 1906,

Page 7: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Bank lokal pertama, Bank Vereeniging Oey Tiong Ham, berdiri di kota Semarang. Beberapa tahun berikutnya, pengusaha lokal lainnya turut mendirikan bank-bank lokal seperti Chung Hwa Shangieh Maatschapij tahun 1913 di Medan, Batavia Bank tahun 1918 di Batavia, Bank Nasional Indonesia tahun 1928 di Surabaya dan Spaarbank atau Bank Tabungan di berbagai kota.

Page 8: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

PERKEMBANGAN PERBANKAN INDONESIA PASCA PAKTO 1988

Pemerintah mengenalkan strategi reformasi finansial untuk menanggapi perubahan lingkungan ekonomi yang begitu cepat. Reformasi finansial dimulai pada Juni 1983 ketika Bank Indonesia membebaskan tingkat bunga, yang dilanjutkan dengan reformasi kelembagaan perbankan pada Oktober 1988, dan reformasi sistem perkreditan pada Januari 1990. Berbagai peraturan tersebut diperbaiki pada Februari 1991 dan Mei 1993, dan akhirnya kerangka legal peraturan tersebut dilakukan pada Maret 1992. Tujuan reformasi finansial adalah untuk mencapai efisien yang lebih baik dalam mobilisasi dan penyaluran dana pada berbagai projek investasi yang layak (Djiwandono, 1995a).

Page 9: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Setelah Pakto, jumlah bank nasional dan bank swasta meningkat secara signifikan dari 124 di tahun 1988 menjadi 240 di tahun 1996, sementara jumlah kantor cabang meningkat dengan drastis, yakni dari 1.900 menjadi lebih dari 6.000. Pada periode tersebut, mobilisasi dana meningkat dari US$21 milyar di 1988 menjadi US$ 85 milyar di 1994, dan jumlah kredit yang disalurkan meningkat dari US$ 28 milyar 1988 to US$ 99 milyar 1994

Page 10: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Jenis Bank 90/91 91/92 92/93 93/94 94/95 95/96

Bank pemerintah1. Jumlah bank2. Jumlah kantor

71030

71045

71066

71088

71252

71305

Bank Pembangunan Daerah1. Jumlah bank2. Jumlah kantor cabang

27376

27412

27426

27429

27432

27451

Bank Swasta1. Jumlah bank2. Jumlah kantor

1142256

1332775

1472881

1633093

1663265

1653531

Bank Asing dan Patungan 1. Jumlah bank2. Jumlah kantor

2848

2954

3975

3978

4084

4183

Total1. Jumlah bank2. Jumlah kantor

1763710

1964286

2204448

2364688

2405033

2405370

Page 11: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Profil Perbankan Berdasarkan Kelompok Bank 1995 (jutaan Rupiah)

UraianBank swasta

devisa

Bank swasta

non-devisa

Bank asing dan patungan

Bank daerah

Bank BUMN

Total

Aset 150,139,697 20,246,398 35,027,387 11,063,264 162,459,978

378,936,724

Kredit 106,587,508 13,710,672 25,212,444 5,673,639 113,109,963

264,294,226

Fund 110,078,130 15,054,957 13,282,738 8,012,277 87,466,232

233,894,334

Modal 13,722,476 2,576,672 4,260,321 984,411 13,674,623

35,218,503

Laba 1,522,740 125,546 679,969 152,540 941,359 3,421,880

Sumber: Infobank, 1996.

Page 12: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Persentase Pertumbuhan Industri Perbankan, 1995.

Uraian

Bank swasta devisa

Bank swasta

non-devisa

Bank asing dan

patungan

Bank daerah

Bank BUMN

Total

Aset 33.64 39.58 27.99 27.92 16.77 25,48

Kredit 31.95 32.03 34.96 28.24 15.49 24,54

Dana pihak ketiga

31.44 40.69 25.48 27.09 16.62 25,52

Modal 23.93 28.26 34.27 23.63 7.54 18,31

Profit 31.41 27.90 71.00 84.96 39.05 41,76

Sumber: Infobank, 1996

Page 13: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Perekonomian Indonesia mengalami krisis panjang ketika kekacauan finansial dan kejatuhan mata uang yang bermula di Thailand pada bulan Juli 1997 dan menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Pasifik. Ketika kejatuhan rupiah melanda negeri ini di bulan Juli 1997, perekonomian Indonesia menjadi lumpuh. Pada akhir Januari 1998, rupiah telah kehilangan nilai sebesar 80% sejak mata uang ini diambangkan oleh Bank Indonesia pada Agustus 1997. Dengan jatuhnya rupiah, kenaikan harga yang terus-menerus, dan kerusuhan di berbagai kota di Indonesia, pemerintah akhirnya menyetujui paket penyelamatan yang ditawarkan oleh IMF sebesar US$43 milyar pada November 1997 untuk menyelamatkan negara dari reruntuhan perekonomian (Banker, 1998).

PERBANKAN DI MASA TURMOIL

Page 14: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Pemerintah memulai menata perbankan nasional dengan kombinasi penutupan bank, merger, dan pengambilalihan. Pemerintah mengumumkan penggabungan 4 bank negara (BBD, BDN, Bapindo, dan Bank Exim). Pada 13 Maret 1999 pemerintah menutup 38 bank tidak sehat dan mengambil alih 7 bank (Kompas, 1999). Pada saat yang sama pemerintah melakukan rekapitalisasi industri perbankan. Lehman Brothers (Far Eastern Economic Review, 1998) memperkirakan Indonesia membutuhkan US$17 billion atau 31% GDP untuk menyehatkan sektor perbankan.

Page 15: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

PERKEMBANGAN PERBANKAN PASCA KRISIS MONETER

Untuk memulihkan perekonomian nasional, pemerintah melimpahkan kewenangan yang lebih luas dan tegas kepada Bank Indonesia sebagai Bank Sentral untuk menjalankan fungsinya selaku otoritas moneter. Ditegaskan dalam UU No.23 tahun 1999 yang mengandung dua hal penting, yakni (1) independensi Bank Indonesia tanpa campur

tangan pemerintah maupun pihak-pihak lainnya dalam menetapkan kebijakan moneter dan keuangan,

(2) Tujuan Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah

Page 16: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Bank Indonesia menetapkan tiga pilar utama yang mencakup(1)menetapkan dan melaksanakan

kebijakan moneter, (2)mengatur dan menjaga kelancaran

sistem pembayaran, dan (3)mengatur dan mengawasi bank (Bank

Indonesia, 2010).

Page 17: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Upaya untuk menata kembali sistem perbankan dan keuangan yang sehat agar dapat menopang perekonomian nasional sebagaimana dijelaskan oleh Abdullah (2003) ditempuh melalui empat kelompok:

1. Rekapitalisasi bank-bank. 2. Restrukturisasi kredit perbankan. 3. Pengembangan infrastruktur perbankan. 4. Penyempurnaan pelaksanaan fungsi

pengawasan bank.

Page 18: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Perkembangan indikator perbankan 2002-2004

Sumber: Purwanto, 2005.

Indikator 2002 2003 2004

Loan to Deposit Ratio (LDR) 38,24 43,52 49,95

Return On Asset (ROA) 1,96 2,63 3,46

Non Performing Loan (NPL) 7,50 6,78 4,50

Capital Adequacy Ratio (CAR) 22,44 19,43 19,42

Biaya operasional/Pendapatan operasional 94,76 88,10 76.42

Page 19: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Indikator Perbankan Indonesia Tahun 2001-2009 (Trilyunan Rupiah)

Indikator 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008* 2009*

Penghimpunan dana

849,2 925,6 924,6 969,9 1057,6 1237,5 1428,6 1939,2 2144,1

Penyaluran dana

551,7 645,4 679,7 781,8 894,8 1063,2 1284,1 1824,3 2042,5

Aset 1042,1 1094,9 1117,8 1157,2 1258,4 1465,6 1690,5 2310,6 2534,1

Jumlah bank 151 145 141 138 132 131 130 124 121

Jumlah kantor bank

6513 6824 7726 7759 7993 8283 9153 10936 12971

*Sampai Desember 2009Sumber: Bank Indonesia, 2012.

Page 20: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

0

500

1000

1500

2000

2500

Penghimpunan Penyaluran

Gambar Penghimpunan dan penyaluran dana tahun 2001-2009 (trilyun) Sumber: Diolah dari Bank Indonesia, 2012.

Page 21: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

TANTANGAN PEMASARAN JASA FINANSIAL

Faktor – faktor yg mempengaruhi industri jasa finansial.

• Faktor eksternal seperti sosial-ekonomi• Peraturan pemerintah • Perubahan teknologi

Page 22: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Persaingan dalam dunia perbankan, berasal dari :

1. Penyedia jasa finansial lainnya seperti perusahaan pembiayaan dan asuransi

2. Perubahan dalam trend teknologi informasi3. Demografi 4. Perilaku konsumen5. Pertumbuhan ekonomi makro6. Peningkatan pendapatan konsumen

Page 23: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

2005 2006 2007 2008 2009 20100

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Gambar 1.2 Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2005-2010 (US$)Sumber: www.bps.go.id tahun 2011

Page 24: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Dalam perspektif strategik, perubahan yang terjadi pada lingkungan eksternal telah mengubah trend persaingan pada industri jasa finansial. Harrison (2000) menyebutkan trend persaingan umum pada sektor jasa finansial, yakni:

1. Pergeseran dari kompetisi bukan harga menjadi persaingan berbasis harga

2. Hambatan masuk pada sektor perbankan menjadi lebih rendah

3. Biaya investasi di sektor perbankan relatif menurun

4. Tidak ada lagi batasan dalam produk finansial yang dihasilkan oleh sesama bank

5. Berkembangnya outsourcing dalam produksi layanan jasa finansial.

Page 25: Bab 1 perkembangan sektor jasa finansial

Thank You