Upload
ryanzz-petersburgh
View
173
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
1/56
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangMewujudkan kesehatan yang optimal bagi masyarakat
merupakan salah satu tujuan untuk membangun dalam bidang
kesehatan. Berdasarkan undang undang kesehatan No. 36 Tahun
200 pasal !" menyatakan bahwa untuk mewujudkan derajad
kesehatan yang setinggi#tingginya bagi masyarakat
diselenggarakan upaya kesehatan masyarakat. $paya kesehatan
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan
promoti%& kurati%& pre'enti%& dan berkesinambungan ()epkes *+&
200,.-alah satu indikator yang mendukung derajat kesehatan
masyarakat adalah menurunkan angka kesakitan& baik penyakit
in%eksi maupun penyakit degenerati%. -atu dari sekian banyak
penyakit in%eksi kronis menular yang berkembangnya ukup
mengkhawatirkan dan menjadi masalah kesehatan yang menjadi
perhatian masyarakat di seluruh dunia adalah tuberkulosis paru
(-a%rida& 20/0,.TB paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (mycobacterium tuberculosis,. -ebagian besar
kuman TB menyerang paru& tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya. enyakit ini menyerang sebagian besar kelompok
usia produkti%& yang merupakan sumber daya manusia yang
penting dalam pembangunan bangsa. )i samping itu kebanyakan
/
/
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
2/56
penderita berasal dari sosial ekonomi yang rendah yang sangat
perlu mendapat perhatian dalam rangka penuntasan rantai
kemiskinan (1emenkes *+& 20//,.
Berdasarkan sur'ey kesehatan rumah tangga (-1*T, di
+ndonesia estimasi pre'alensi angka kesakitan sebesar per /000
penduduk berdasarkan gejala tanpa pemeriksaan laboratorium. TB
paru menduduki rangking ketiga sebagai penyebab kematian (&!
dari total kematian setelah penyakit system sirkulasi dan system
perna%asan. 4asil sur'ey pre'alensi TB di +ndonesia menunjukkan
bahwa angka pre'alensi Tuberulosis Basil Tahan 5sam (BT5, positi%
seara nasional /0/00 penduduk. re'alensi TB di +ndonesia pada
tahun 20/3 adalah 2"/00.000 penduduk dengan kasus baru
setiap tahun menapai !60.000 kasus. -aat ini baru "&6
penderita tuberkulosis di +ndonesia yang berhasil disembuhkan
(kemenkes *+& 20/3,.
ersentase suspek TB berdasarkan alasannya tidak ke
%asilitas kesehatan yang paling besar dapat diobati dan sembuh
sendiri (3&2,& tidak ada biaya (26&!,& anggapan penyakit tidak
berat (/6&3,& akses ke %asilitas kesehatan sulit (!&!,& tidak ada
waktu (7&", dan lainnya (&0, (*iskesdas& 20/0,.
Besar dan luasnya permasalahan akibat TB aru BT5 (8,
mengharuskan semua pihak untuk dapat berkomitmen dan
bekerjasama dalam melakukan penanggulangan TB aru BT5 (8,.
$ntuk menurunkan angka kesakitan penyakit TB serta menegah
terjadinya resistensi obat telah dilaksanakan program nasional
2
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
3/56
penanggulangan tuberkulosis. -ejak Tahun /7& program
pemberantasan penyakit TB aru BT5 (8, telah dilaksanakan
dengan strategi )9T- (Directly Observed Treatment Shortcourse,
yang direkomendasikan oleh :49 yang terdiri atas lima komponen
yaitu ; (a, 1omitmen politis dari pemerintah untuk bersungguh#
sungguh menanggulangi TB aru BT5 (8,& (b, )iagnosis penyakit
TB aru BT5 (8, melalui pemeriksaan dahak seara mikroskopis& (,
engobatan TB aru BT5 (8, dengan paduan 9bat 5nti Tuberkulosis
(95T, jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh engawas
Minum 9bat (M9,& (d, 1esinambungan persediaan 95T jangka
pendek untuk penderita dan (e, enatatan dan pelaporan seara
baku untuk memudahkan pemantauan dan e'aluasi program
penanggulangan TB aru BT5 (8, ()epkes *+& 200,.
enyakit TB aru BT5 (8, merupakan masalah utama
kesehatan masyarakat di +ndonesia. )iperkirakan setiap tahun
terjadi 72&063 kasus baru TB aru BT5 (8, dengan kematian
sekitar /!0.000 seara kasar. )i ro'insi 5eh& semua kasus TB
aru BT5 (8, meningkat dari /7.7/" kasus pada Tahun 2007
menjadi /"./33 kasus pada Tahun 200& dengan jumlah penderita
TB aru BT5 (8, sebesar /!./7 kasus ()epkes *+& 200,.)ata yang diperoleh dari )inas 1esehatan 5eh& jumlah kasus
penderita TB paru di aeh pada tahun 20/0 ditemukan suspek TB
aru 3&/"! kasus dan pre'alensi TB aru BT5 (8, sebesar .70
kasus& dengan insiden !.77 kasus. ada Tahun 20// jumlah
tersangka TB paru yang ditemukan sebanyak 2".2/ kasus melalui
3
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
4/56
pemeriksaan dahak seara sewaktu& pagi& sewaktu (--,
didapatkan sebanyak 3.6/6 kasus BT5 (8, kasus baru dengan
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
5/56
1.2 Rumusan Masalah
ada saat ini TB paru masih merupakan masalah besar di
+ndonesia& dan salah satu %aktor yang mempengaruhi
meningkatnya jumlah penderita TB paru BT5 positi% disebabkan
karena kegagalan pengobatan atau ketidakpatuhan penderita
dalam berobat. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti
tertarik untuk meneliti hubungan lebih lanjut tentang tingkat
kepatuhan berobat penderita TB paru BT5 (8, dalam melakukan
pengobatan di uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh -elatan
Tahun 20/! yang meliputi %aktor pengetahuan penderita& pengawas
minum obat (M9,& keterjangkauan& dukungan keluarga dan peran
petugas kesehatan.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian1arena keterbatasan waktu dan kurangnya dana serta tenaga
maka peneliti melakukan penelitian ini hanya di batasi pada tingkat
kepatuhan berobat penderita Tuberkulosis aru BT5 (8, di
uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh -elatan& meliputi;
pengetahuan& pengawas minum obat (M9,& keterjangkauan&
dukungan keluarga dan peran petugas kesehatan.
1. !u"uan Penelitian/.!./ Tujuan $mum
$ntuk mengetahui tingkat kepatuhan berobat penderita
Tuberkulosis aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan Tahun 20/!./.!.2 Tujuan 1husus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh beberapa hal yang berkaitan dengan ;
7
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
6/56
/. $ntuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan
tingkat kepatuhan berobat penderita Tuberkulosis aru
BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh
-elatan Tahun 20/!.2. $ntuk mengetahui hubungan pengawas minum obat
(M9, dengan tingkat kepatuhan berobat penderita
Tuberkulosis aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan Tahun 20/!.3. $ntuk mengetahui hubungan keterjangkauan tingkat
kepatuhan berobat penderita Tuberkulosis aru BT5 (8, di
uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh -elatan Tahun
20/!.!. $ntuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat kepatuhan berobat penderita Tuberkulosis aru
BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh
-elatan Tahun 20/!.7. $ntuk mengetahui hubungan peran petugas kesehatan
dengan tingkat kepatuhan berobat penderita Tuberkulosis
aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh
-elatan Tahun 20/!.
1.. Man#aat Penelitian/.!./. Tioritis
/. )apat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dibangku
kuliah dan dapat membandingkan teori teori dan praktek di
lapangan khususnya tentang %aktor %aktor penunjang
tingkat kesembuhan pengobatan penyakit TB paru.
6
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
7/56
2. Menambah kha@anah perpustakaan >akultas 1esehatan
Masyarakat $ni'ersitas Muhammadiyah 5eh
/.!.2. raktis5plikati%
/. )apat membantu dalam pengelolaan penyakit TB paru dalam
perenanaan kesehatan guna menyusun alternati%
penanggulangan penyakit TB paru2. -ebagai bahan masukan bagi )inas 1esehatan dalam upaya
peningkatan keberhasilan program pemberantasan TB paru di
ro'insi 5eh3. Masukan bagi petugas kesehatan dalam upaya pemberian
penyuluhan kesehatan masyarakat.
BAB II!IN$AUAN PU%!A&A
2.1 !u'erkul(sis2.1.1. Pengertian !u'erk(l(sis
"
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
8/56
)engan adanya peningkatan kasus penularan in%eksi
tuberkulosis paru (TB aru, yang telah dilaporkan saat ini maka
perlu adanya kajian teoritis terkait penentuan batasan de%enisi dan
'ariabel#'ariabel yang berpengaruh terhadap angka kejadian TB
aru& hal ini dimaksudkan agar jumlah penderita TB aru di
+ndonesia dapat diminimalkan. -aat ini penyakit in%eksi TB aru
menjadi salah satu prioritas nasional untuk program pengendalian
penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan
ekonomi& serta sering mengakibatkan kematian.
Banyak para ahli memberikan deAnisi mengenai
Tuberkulosis& berikut ini merupakan beberapa deAnisi oleh para
ahli ;Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Tuberkulosis (mycobacterium tuberculosa)
yang ditularkan melalui udara (droplet nuclei, saat seorang pasien
Tuberkulosis batuk dan perikan ludah yang mengandung bakteri
tersebut terhirup oleh orang lain saat berna%as (:idoyono& 200,.Tuberkulosis paru (TB paru, merupakan suatu penyakit in%eksi
yang dapat menyerang berbagai organ& terutama parenkim paru#
paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis dengan
gejala yang ber'ariasi (=unaidi& 20/0,.Tuberulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis (TB,. Meskipun dapat
menyerang hampir semua organ tubuh& namun bakteri TB lebih
sering menyerang organ paru (0#7, ()epkes& 200,.
2.1.2. Pen)e'a' !u'erkul(sis
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
9/56
enyebab TB paru BT5 (8, adalah bakteri yang disebut
Mycobacterium tuberkulosis. Bakteri ini ditemukan oleh *obert
1oh yang kemudian disampaikan pada Berlin phtisiological
Societypada tanggal 2! Maret /2 di Berlin (>ahmi& 2007,.TB paru merupakan penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang dapat
menyerang paru tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lain.
Bakteri ini berbentuk batang dengan si%at khusus yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan (Basil Tahan 5sam,& dapat mati
akibat matahari langsung dan dapat bertahan hidup beberapa jam
ditempat yang lembab dan gelap. )alam jaringan tubuh dapat
tertidurC beberapa tahun baru setelah itu mengin%eksi target
organ terutama paru ()epkes *+& 200",.Menurut Bahar dalam %ahmi (2007, menjelaskan bahwa
Mycobakterium tuberculosisberbentuk batang& berukuran panjang
/#! mikron dan tebal 0&3# 0&6 mikron& tahan terhadap pewarnaan
yang asam sehingga dikenal sebagai Bakteri Tahan 5sam (BT5,.
-ebagian kuman terdiri dari asam lemak dan lipid& yang membuat
lebih tahan asam.Bisa bertahan hidup bertahun# tahun. -i%at lain
adalah bersi%at aerob& lebih menyukai jaringan kaya oksigen&
terutama bagianApical posterior.2.1.3. *ara Penularan !B paru B!A +,-
enularan TB dikenal melalui udara& terutama pada udara
tertutup seperti udara dalam rumah yang pengap dan lembab&
udara dalam pesawat terbang antarbenua& gedung pertemuan& dan
kereta api berpendingin. -umber penularan adalah penderita TB
paru BT5 (8,. 5pabila batuk& berbiara& atau bersin& maka ribuan
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
10/56
bakteri Tuberkulosis berhamburan bersama droplet na%as
penderita yang bersangkutan& khususnya pada penderita TB paru
BT5 (8, akti% dan luka parunya (>ahmi& 2007,.
Bakteri ini bila sering masuk dan berkumpul di dalam paru#
paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada organ
dengan daya tahan tubuh yang rendah,& dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. 9leh sebab itu
in%eksi TB paru BT5 (8, dapat mengin%eksi hampir seluruh organ
tubuh seperti paru#paru& otak& ginjal& saluran penernaan& tulang&
kelenjar getah bening& dan lain#lain. Meskipun demikian& organ
tubuh yang paling sering terkena yaitu aru#aru. -aat
Micobacterium tuberculosaberhasil mengin%eksi paru#paru& maka
dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk
globular (bulat,. Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis
bakteri TB paru BT5 (8, ini akan berusaha dihambat melalui
pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel#sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di
sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TB paru BT5 (8,
akan menjadi dormant (istirahat,. Bentuk#bentuk dormant inilah
yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan %oto
rontgen (Bahar& 2006,.>ahmi (2007, menjelaskan bahwa daya penularan dari
seseorang ke orang lain ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan serta patogenesitas kuman yang bersangkutan. -erta
lamanya seseorang menghirup udara yang mengandung kuman
tersebut.
/0
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
11/56
Meningkatnya penularan in%eksi yang telah dilaporkan saat
ini& banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan& antara lain
memburuknya kondisi sosial ekonomi& belum optimalnya %asilitas
pelayanan kesehatan masyarakat& meningkatnya jumlah penduduk
yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari
in%eksi 4+D (!uman "mmunode#ciency $irus,. )isamping itu daya
tahan tubuh yang lemahmenurun& 'irulensi dan jumlah kuman
merupakan %aktor yang memegang peranan penting dalam
terjadinya in%eksi TB paru BT5 (8, (Bahar& 2006,.
2.1.. e"ala !u'erkul(sis
Eejala penyakit TB paru dapat dibagi menjadi gejala umum
dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.
Eambaran seara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus
baru& sehingga ukup sulit untuk menegakkan diagnosa seara
klinik (-uryo& 20/0,.
2.1..1 e"ala %istemik/ Umum
a. )emam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama& biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam. 1adang#
kadang serangan demam seperti inFuen@a dan bersi%at hilang
timbul.b. enurunan na%su makan dan berat badan.. Batuk#batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai
dengan darah,.d. erasaan tidak enak (malaise, dan lemah.
Menurut Gunus dan 4arrisons dalam >ahmi (2007,
menegaskan bahwa seara sistemik pada umumnya penderita akan
//
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
12/56
mengalami demam. )emam berlangsung pada waktu sore dan
malam hari& disertai keringat dingin meskipun tanpa kegiatan&
kemudian kadang hilang. Eejala ini akan timbul kembali beberapa
bulan seperti demam inFuen@a biasa dan kemudian juga seolah#
olah sembuhC tidak ada demam.Eejala lain adalah malaise (seperti perasaan lesu, bersi%at
berkepanjangan kronik& disertai rasa tidak At& tidak enak badan&
lemah lesu& pegal# pegal& na%su makan berkurang& badan semakin
kurus& pusing& serta mudah lelah (>ahmi& 2007,.
2.1..2 e"ala &husus/. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena& bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru#
paru, akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar& akan menimbulkan suara HmengiH& suara na%as
melemah yang disertai sesak.2. 1alau ada airan dirongga pleura (pembungkus paru#paru,&
dapat disertai dengan keluhan sakit dada.3. Bila mengenai tulang& maka akan terjadi gejala seperti in%eksi
tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan
bermuara pada kulit di atasnya& pada muara ini akan keluar
airan nanah.
!. ada anak#anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus
otak, dan disebut sebagai meningitis(radang selaput otak,&
gejalanya adalah demam tinggi& adanya penurunan
kesadaran dan kejang#kejang.
2.1.0. !ipe Penerita !B ParuIdi purwanto (200", menyebutkan tipe penderita TB paru
ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya& yaitu;
/2
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
13/56
/. 1asus baruenderita yang belum pernah diobati dengan 95T atau sudah
pernah diobati dengan 95T kurang dari satu bulan (>)< 2
dosis harian,.2. 1ambuh%relaps)
enderita tuberculosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberulosis dan telah dinyatakan sembuh&
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BT5 positi%.3. indahan %trans&er in)
enderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu
kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten
ini. enderita pindahan tersebut harus membawa surat
rujukan pindah.!. -etelah lalai (pengobatan setelah de&ault' drop(out,
enderita yang sudah berobat paling kurang / bulan& dan
berhenti 2 bulan atau lebih& kemudian datang kembali
berobat. $mumnya penderita tersebut kembali dengan hasil
pemeriksaan dahak BT5 positi%.7. ?ain#lain
a. Eagal& yaitu penderita BT5 positi% yang masih tetap positi%
atau kembali menjadi positi% pada akhir bulan ke 7 (satu
bulan sebelum akhir pengobatan, atau lebih dan penderita
dengan BT5 negati% *ontgen positi% menjadi BT5 positi%
pada akhir bulan ke 2 pengobatan.b. 1asus kronis penderita dengan hasil pemeriksaan masih
BT5 positi% setelah selesai pengobatan ulang kategori 2.
2.1.. Penegakan Diagn(saTuberkulosis sering mendapat julukan the great imitator yaitu
suatu penyakit yang mempunyai banyak kemiripan dengan
/3
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
14/56
penyakit#penyakit paru lain dan juga memberikan gejala#gejala
umum& seperti lemas atau panas (5lsagaJ& 200,.)iagnosis TB paru BT5 (8, pada orang dewasa dapat
ditegakkan dengan ditemukannya BT5 pada pemeriksaan dahak
seara mikroskopis. 4asil pemeriksaan dinyatakan positi% apabila
sedikitnya dua dari tiga -- BT5 hasilnya positi%. Bila hanya /
spesimen yang positi% perlu diadakan pemeriksaan lanjut yaitu %oto
rontgen dada atau pemeriksaan spesimen -- diulang (>ahmi&
2007,.=ika hasil rontgen tidak mendukung TB paru BT5 (8,& apabila
%asilitas memungkinkan maka dilakukan pemeriksaan lain& misalnya
biakan ()epkes& 200",.Bila tiga kali pemeriksaan spesimen dahak negati%& diberikan
antibiotik spektrum luas misalnya amoksisilin dan konstrimoksasol
selama /#2 minggu. Bila tidak ada perubahan& namun gejala klinis
dapat menurigakan TB& ulangi pemeriksaan dahak --. 1alau hasil
-- positi%& didiagnosis sebagai penderita TB aru BT5 (8, =ika hasil
-- tetap negati%& perlu dilakukan pemeriksaan %oto rontgen dada
untuk mendukung diagnosis TB paru BT5 (8, (>ahmi& 2007,.
2.1.7. &lasikasi !B Paru5ditama& dkk (200, mengemukakan ada beberapa klasiAkasi
TB paru& yaitu dikatakan tuberkulosis aru BT5 ositi%& apabila
ditandai dengan hasil pemeriksaan sekurang# kurangnya 2 dari 3
spesimen dahak menunjukkan hasil BT5 positi%& hasil pemeriksaan
satu spesimen dahak menunjukkan BT5 positi% dan kelainan
radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis akti% dan hasil
/!
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
15/56
pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BT5 positi% dan
biakan positi%. -edangkan dikatakan tuberkulosis paru BT5 (#,&
apabila ditandai dengan hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan
dahak 3 kali menunjukkan BT5 negati%& gambaran klinis dan
kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis akti% dan hasil
pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BT5 negati%& dan biakan
Mycobacterium tuberculosispositi%.Menurut >ahmi (2007, menyebutkan bahwa berdasarkan
pemeriksaan& TB paru BT5 (8, dapat diklasiAkasikan menjadi 3&
yaitu ;a. TB paru BT5 (8,
)ikatakanTB paru BT5 (8, BT5 positi% apabila ditemui hasil
pemeriksaan sekurang# kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak
-- (-ewaktu agi -ewaktu, hasilnya positi%& atau/ spesimen
dahak -- positi% disertai pemeriksaan radiologi aru
menunjukkan gambaran TB paru BT5 (8, akti%.b. TB paru BT5 (#,
5pabila ditemui pemeriksaan 3 spesimen dahak -- BT5
negati% dan %oto radiologi dada menunjukkan gambaran TB
paru BT5 (#, akti%.TBparu dengan BT5 negati% dan gambaran
radiologi positi% dibagi berdasar tingkat keparahan yakni
kerusakan luas dianggap berat.. Tuberkulosis Ikstra aru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh di luar paru&
termasuk pleura yakni yang menyelimuti paru& serta organ
lain seperti selaput jantung periarditis& kelenjar limpa& kulit&
persendian& ginjal& saluran kening& dan lain# lain.2.1.4Pemeriksaan Dahak
/7
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
16/56
Menurut )epkes *+ (2002,& diagnosis ditegakkan melalui
pemeriksaan dahak seara mikroskopis langsung. emeriksaan tiga
spesimen -ewaktu agi -ewaktuC (--, dalak seara mikroskopis
langsung merupakan pemeriksaan yang paling eAsien& mudah dan
murah dan hampir semua unit laboratorium dapat melaksanakan.
5dapun tujuan dari pemeriksaan dahak pada program
penanggulangan TB paru BT5 (8, adalah untukmenegakkan
diagnosis dan menentukan tipeklasiAkasi& menilai kemajuan
pengobatan dan menentukan tingkat penularan.$ntuk mamantau kemajuan pengobatan dilakukan
pemeriksaan ulang sputum pada 3 tahap& yaitu pada akhir tahap
intensi% dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke#2& sebulan
sebelum akhir pengobatan dan akhir pengobatan yang dilakukan
seminggu sebelum akhir bulan ke#6. $ntuk menilai hasil
pengobatan (sembuh atau gagal, dilakukan pemeriksaan dahak
pada sebulan sebelum akhir pengobatan.
2.1.5. Peng('atan !u'erkul(sis5dapun tujuan dari pengobatan TB paru BT5 (8, adalah untuk
menyembuhkan penderita& menegah kematian& menegah
kekambuhan& dan menurunkan tingkat penularan. 9bat yang
diberikan dalam bentuk kombinasi dari dari beberapa jenis& dalam
jumlah ukup dan dosis tepat selama 6# bulan& supaya semua
kuman (termasuk kuman persisten, dapat dibunuh. )osis tahap
intensi% dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal&
/6
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
17/56
sebaiknya pada saat perut kosong. 5pabila paduan obat yang
digunakan tidak adekuat (jenis& dosis dan jangka waktu
pengobatan,& kuman TB paru BT5 (8, akan berkembang menjadi
kuman kebal obat. $ntuk menjamin kepatuhan penderita minum
obat& pengobatan perlu dilakukan dengan pengawasan langsung
%DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse)oleh seorang
engawas Minum 9bat (M9,.Menurut )epkes *+ (2002,& pengobatan TB paru BT5 (8,
perlu diberikan dalam dua tahap& yaitu;/. Tahap +ntensi%
ada tahap intensi% (awal, penderita mendapat obat setiap
hari dan diawasi langsung untuk menegah terjadinya
kekebalan terhadap semua 95T& terutama ripamAsin. Bila
pengobatan tahap intensi% tersebut diberikan seara tepat&
biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam
kurun waktu 2 (dua, minggu. -ebagian besar penderita TB
paru BT5 (8, menjadi BT5 negati% (kon'ersi, pada akhir
pengobatan intensi%.2. Tahap ?anjutan
ada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih
sedikit& namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap
lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten
sehingga menegah terjadinya kekambuhan.anduan 95T disediakan dalam paket kombipak& dengan
tujuan untuk memudahkan pemberian obat dan menjamin
kelangsungan pengobatan sampai selesai. -atu paket untuk satu
penderita dalam satu masa pengobatan. 1alau diurai dari kata#
katanya& pengertian )9T- dapat dimulai dengan keharusan setiap
/"
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
18/56
pengelola program TB untuk memberdirectattention dalam usaha
menemukan penderita. )alam bahasa lain diterjemahkan menjadi
deteksi kasus dengan pemeriksaan mikroskopik& kendati
sebenarnya pengertiannya dapat diperluas dengan keharusan
untuk mendeteksi kasus seara baik dan akurat. 1emudian& setiap
pasien harus di observed dalam memakan obatnya& setiap obat
yang ditelan pasien harus di depan seorang pengawas. -elain itu&
tentunya pasien harus menerima treatment yang tertera dalam
system pengelolaan& distribusi dan penyediaan obat seara
baik.1emudian setiap pasien harus mendapat obat yang baik&
artinya pengobatan short course standar yang telah terbukti
ampuh seara klinik. 5khirnya& harus ada dukungan dari
pemerintah yang membuat program penanggulangan TB mendapat
prioritas yang tinggi dalam pelayanan kesehatan (5ditama& 2002,.
2.2 &epatuhan 'er('at Penerita !B Paru Basil !ahan Asam
+,-
1epatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan ara
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau
oleh orang lain. 1epatuhan terhadap pengobatan membutuhkan
partisipasi akti% pasien dalam manajemen perawatan diri dan
kerjasama antara pasien dan petugas kesehatan ()epkes *+& 200,
atuh dan tuntas minum obat adalah salah satu kuni
membebaskan diri dari penyakit TB paru. )iperlukan kesabaran dan
/
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
19/56
ketelatenan& mengingat pengobatan pasien TB paru BT5 (8,
si%atnya jangka panjang. Minimal enam bulan& dengan kombinasi
obat yang lebih dari ! jenis yaitu +sonia@id& *i%ampisin& irasinamid&
dan Itambutol. 4al ini juga menjadi kendala dan perlu
pengawasan. 5da pasien yang dua bulan berobat dan merasa
sudah sembuh& lalu obatnya tidak diminum lagi. 5kibatnya& ketika
dua tahun kemudian dia berobat lagi& namun kumannya sudah
resisten ()iantika& 200",.enderita yang patuh berobat adalah yang menyelesaikan
pengobatan seara teratur dan lengkap tanpa terputus selama
minimal 6 bulan sampai dengan bulan. enderita dikatakan lalai
apabila tidak datang lebih dari 3 hari sampai 2 bulan dari tanggal
perjanjian dan dikatakan drop out apabila lebih dari 2 bulan
berturut# turut tidak datang berobat setelah dikunjungi petugas
kesehatan ()epkes *+& 2006,.Menurut -ujayanto dalam Kuliana (200, menyatakan&
ketidakdisiplinan minum obat atau pengobatan yang tidak tuntas&
bisa berakibat kuman TB (BT5 Basil Tahan 5sam, resisten atau
kebal dengan obat#obatan TB paru BT5 (8, yang dikonsumsi. Biasa
disebut dengan multi(drugs resisten (M)*,. =ika pasien M)* masih
tidak patuh juga& tidak mustahil ia akan menjadi pasien L)*#TB
alias resistensi obat yang sudah tahap ekstrem. Biasanya kuman
sudah resisten dengan dua jenis obat atau lebih. Biaya pengobatan
pun bisa 27 kali lipat dari pengobatan TB paru BT5 (8, biasa.enderita TB paru BT5 (8, dapat dikatakan patuh dalam
berobat apabila penderita melakukan pengobatan yang sesuai
/
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
20/56
dengan anjuran petugas kesehatan. engobatan dilakukan 2 tahap&
yaitu;/. Tahap awal& yaitu penderita minum satu papan obat (blister,
sekaligus setiap hari. ?ama pengobatan tahap awal diberikan
2 atau 3 bulan& tertergantung berat ringannya penyakit.2. Tahap lanjutan& yaitu penderita minum satu papan obat
(blister, sekaligus 3 kali seminggu. ?ama pengobatan
diberikan ! sampai 6 bulan tergantung berat ringannya
penyakit ()epkes& 2006,.aktor obat yang mempengaruhi kepatuhan adalah
pengobatan yang sulit dilakukan tidak menunjukkan kearah
penyembuhan& waktuyang lama& adanya e%ek samping obat. >aktor
penderita yang menyebabkan tidak patuhan antara lain adalah
umur& jenis kelamin& pekerjaan& anggota keluarga& saudara atau
teman khusus.emakaian 9bat 5nti Tuberkulosis (95T, jangka pendek sesuai
rekomendasi :49& yaitu berdasarkan kategori dan klasiAkasi
20
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
21/56
penyakit sangat penting. 95T yang digunakan sesuai program
pemerintah guna menegah kegagalan pengobatan. )engan
keteraturan minum obat penderita dijamin dapat sembuh ()epkes&
2006,.-ebagian besar penderita TB paru BT5 (8, dapat
menyelesaikan pengobatan tanpa e%ek samping. Namun sebagian
keil dapat mengalami e%ek samping seperti tidak ada na%su
makan& mual& sakit perut& nyeri sendi& kesemutan sampai dengan
rasa terbakar di kaki& dan warna kemerahan pada air seni. I%ek
samping berat dari 95T misalnya gatal dan kemerahan kulit& tuli&
ikretus tanpa penyebab lain& bingung dan muntah# muntah&
gangguan penglihatan& purpura dan syok. 9leh karena itu&
pemantauan kemungkinan terjadinya e%ek samping sangat penting
dilakukan selama pengobatan. emantauan dilakukan dengan ara
menjelaskan kepada penderita tanda#tanda e%ek samping pada
waktu penderita mengambil 95T ()epkes *+& 200,.
2.3 6akt(r 7 6akt(r 8ang Berhu'ungan Dengan !ingkat&epatuhan Ber('at Penerita !u'erkul(sis Paru
2.3.1. Hu'ungan Pengetahuan Dengan &epatuhan Ber('at
Penerita
engetahuan seseorang erat kaitannya dengan prilaku yang
diambilnya& karena dengan pengetahuan tersebut seseorang
memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan.
1ekurangan pengetahuan tentang suatu penyakit yang diderita
akan mengakibatkan tidak terkendalinya proses perkembangan
2/
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
22/56
penyakit termasuk deteksi dini adanya komplikasi penyakit (-mith&
2002,.-ebagian besar penderita TB paru berasal dari kelompok usia
produkti% dengan tingkat pengetahuan yang relati% rendah& hal ini
dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan sehingga
menyebabkan pengetahuan tentang penyakit TB paru menjadi
kurang& kesadaran untuk menjalani pengobatan seara teratur dan
lengkap juga relati% rendah. engaruh lain dari tingkat pengetahuan
yang rendah terermin dalam hal menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungan yaitu perilaku dalam membuang dahak dan
meludah di sembarang tempat (-uarni& 200,.Menurut Notoatmodjo dalam Muhsin (2006, pengetahuan
seorang penderita TB paru mempengaruhi kepatuhan minum obat
pada pasien TB paru. -emakin baik tingkat pengetahuan
seseorang& maka semakin baik penerimaan in%ormasi tentang
penegahan dan pengobatan penyakitnya sehingga akan semakin
teratur proses pengobatan pasien.?ulu& M (200", menyebutkan pengetahuan masyarakat yang
rendah mengenai penyakit in%eksi paru ini terutama tingkat
keberhasilan pengobatan meyebabkan kurangnya keinginan untuk
mengobati penyakitnya seara teratur sehingga kuman
myobaterium tuberulosis tetap akti%. engetahuan masyarakat
tentang penyakit menular seperti TB paru akan mengubah pola
piker serta tindakan untuk mengobati penyakit tersebut sesuai
dengan prosedur pengobatan& oleh sebab itu penderita yang
kurang memahami hal tersebut akan sulit untuk disembuhkan
22
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
23/56
2.3.2. Hu'ungan Penga9as Minum :'at +PM:- Dengan
&epatuhan Ber('at Penerita
engawasan minum obat merupakan salah satu terapi e%ekti%
dalam pengobatan TB paru BT5 (8, dan telah direkomendasikan
sebagai salah satu ara penanggulangan TB paru BT5 (8, yang di
5merika disebut dengan system )9T dan di +ndonesia di adopsi
menjadi system )9T- %Directly Observed Treatment Short Course).
engawasan tersebut menakup pemantauan kepatuhan penderita
TB paru BT5 (8, dalam mengkonsumsi (Muhsin& 2006,.)alam pedoman Eerakan Terpadu Nasional emberantasan
TB paru BT5 (8, ()epkes& 2007, disebutkan bahwa untuk
menjamin kepatuhan penderita& maka pengobatan perlu diawasi
seara langsung atau dikenal sebagai Direct Observe Treatment
()9T, oleh seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi jalannya
pengobatan& yaitu yang disebut sebagai engawas Minum 9bat
(M9,. -eorang M9 adalah yang diperaya dan disetujui baik oleh
petugas kesehatan maupun pasien& selain itu harus disegani&
tinggal dekat dengan pasien& bersedia membantu pasien dengan
sukarela& dan bersedia dilatih dan mendapat penyuluhan bersama#
sama dengan pasien.1eluarga berperan dalam mendukung penderita TB paru BT5
(8, agar tidak merasa bosan karena penyembuhan TB paru BT5
(8, sangat sulit& memakan waktu lama sekitar 3#6 bulan. asien TB
paru BT5 (8, dilarang keras merasa bosan karena dapat
menyebabkan resistensi kuman dengan pengobatan kon'ersional
dan kombinasi. -ebaiknya M9 adalah petugas kesehatan&
23
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
24/56
misalnya bidan di desa& perawat& sanitarian& juru imunisasi& dan
lain#lain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan&
M9 dapat berasal dari kader kesehatan& guru& atau tokoh
masyarakat lainnya atau anggota keluarga (:idowati& 2007,.Menurut )epkes *+ (2002, tugas seorang M9 adalah untuk
mengawasi penderita TB paru BT5 (8, agar Minum obat seara
teratur sampai selesai pengobatan& memberi dorongan kepada
penderita agar mau berobat seara teratur& &engingatkan penderita
untuk periksa ulang dahak pada waktu# waktu yang telah
ditentukan. Tugas M9 bukanlah untuk menggantikan kewajiban
penderita mengambil obat dari $1. +n%ormasi penting lain yang
perlu dipahami M9 untuk disampaikan kepada pasien dan
keluarganya adalah TB paru BT5 (8, dapat disembuhkan dengan
berobat seara teratur& TB paru BT5 (8, bukan penyakit keturunan
atau kutukan& ara penularan TB& gejala# gejala yang menurigakan
dan ara penegahannya& ara pemberian pengobatan pasien
(tahap intensi% dan lanjutan,& pentingnya pengawasan supaya
pasien berobat seara teratur dan kemungkinan terjadinya e%ek
samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan ke $1
()epkes *+& 200",.
2.3.3. Hu'ungan &eter"angkauan Dengan &epatuhan
Ber('at Penerita
1eterjangkauan adalah jarak yang ditempuh dari rumah ke
tempat pelayanan kesehatan& menurut )epkes *+ (200, terdapat
hubungan antara kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan
2!
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
25/56
diantaranya adalah %aktor jarak rumah ke tempat pelayanan
kesehatan. Masyarakat akan menari pelayanan kesehatan yang
terdekat dengan rumahnya karena pertimbangan akti'itas lain
yang harus diselesaikan dan tidak dapat di tunda ()epkes. *+&
200,.-elain %asilitas kesehatan lokasijarak tempat tinggal sangat
mempengaruhi kepatuhan penderita dalam melakukan
pengobatan. ada umumnya yang terserang penyakit tuberkulosis
adalah golongan masyarakat yang tingkat ekonominya rendah&
kemiskinan dan jauhnya jangkauang pelayanan kesehatan dapat
menyebabkan penderita tidak mampu membiayai penganggkutan
ke puskesmas (Bahar& 200,.5ksesjarak tempuh dikatakan terjangakau bila jarak 3 1M
dalam waktu tempuh minimal perjam. $ntuk menapai daerah#
daerah yang sulit ditempuh dengan berjalan kaki perlu disediakan
transportasi (kendaraan, agar dapat memudahka masyarakat untuk
datang ke puskesmas (pelayanan kesehatan, sehingga dengan
tersedianya transportasi masyarakat lebih teratur melakukan
pengobatan (Muhsin& 2006,.5kses pelayanan kesehatan memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk menuju ke tempat pelayanan kesehatan. 5kses
ke tempat pelayanan kesehatan sangat penting& dengan adanya
akses komunikasi dan transportasi maka pasien akan lebih mudah
menuju ke tempat pelayanan kesehatan dan dengan adanya akses
ini pasien akan lebih termoti'asi untuk melakukan pengobatan ke
27
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
26/56
tempat pelayanan kesehatan dari pada harus menggunakan obat#
obat tradisional ()epkes *+& 200,.
2.3.. Hu'ungan Dukungan &eluarga Dengan &epatuhan
Ber('at1eluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan& adopsi& kelahiran yang bertujuan meniptakan
dan mempertahankan budaya yang umum& meningkatkan
perkembangan Asik& mental& emesional dan sosial dari tiap anggota
keluarga (Bahar& 2006,.
-esuai dengan %ungsi pemeliharaan kesehatan& keluarga
mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan. >reedman (/, membagi 7 tugas keluarga dalam
bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu;
/. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
bagi keluarga.3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena aat atau
usianya yang terlalu muda.
!.Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.7. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemen%aatan %asilitas kesehatan yang
ada,.)ukungan keluarga agar seorang pasien mau minum obat
sangat diperlukan karena dengan adanya dukungan dari keluarga
26
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
27/56
maka pasien akan merasa diperdulikan sehingga hal ini akan
memoti'asi dirinya untuk sembuh dan mau mengkonsumsi obat
hingga habis dan ia sembuh total dari sakitnya (Bahar& 2006,.
2.3.0. Hu'ungan Peran Petugas &esehatan Dengan
&epatuhan Ber('atetugas kesehatan mempunyai peran untuk sering
berinteraksi dan memiliki tanggung jawab dalam proses
penyampaian in%ormasi mengenai penyakit TB paru serta berperan
akti% dalam pelaksanaanya bagi pasien dalam membantu proses
pengobatan. I%ekti'itas program pada -- akan menjadi lebih baik
dengan keterlibatan petugas kesehatan sehingga pasien TB yang
ditemukan -- dapat diobati dengan ketentuan yang benar
()epkes *+& 200,.1eterlibatan petugas kesehatan juga termasuk dalam %aktor
penguat dalam kepatuhan berobat pasien TB paru serta dalam
meningkatkan angka kesembuhan sehingga program pengobatan
berjalan tuntas.etugas kesehatan pemerintah maupun swasta pada semua
tingkat harus memiliki ketrampilan& pengetahuan& sikap dan
kompetensi yang diperlukan agar melaksanakan dan
mengoptimalkan kegiatan yang meliputi penegahan& perawatan
dan pengendalian tuberkulosis.
2"
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
28/56
)epkes *+ (200,
=arak Tempuheran etugas1esehatanengawas Minum 9bat(M9,
Tingkat 1epatuhan Berobat enderita
TB paru BT5 (8,
Muhsin (2006,
engetahuanengawasMinum 9bat(M9,
Bahar (2006,
)ukungan1eluarga
=arak tempuh
2. &erangka !e(ritis
Eambar 2./ 1erangka Toiritis
BAB III&ERAN&A &:N%EP%I:NAL
3./. &(nsep PemikiranBerdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas menurut
)epkes *+ (200,& muhsin (2006, dan bahar (2006, maka kerangka
konsepsional dalam penelitian ini dapat dibuat sebagai berikut ;
;aria'el Inepenen ;aria'el Depenen
2
2
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
29/56
Eambar 3./ 1erangka 1onsep
3.2 ;aria'el Penelitian3.2./.Dariabel dependen meliputi ; 1epatuhan berobat penderita
TB paruBT5 (8,.
3.2.2.Dariabel independen meliputi ; engetahuan& pengawas
minum obat (M9,& keterjangkauan& dukungan keluarga
dan peran petugas kesehatan.3.3 Denisi :perasi(nalNo
Dariabel)eAnisi9perasional
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
30/56
3 engawasMinum9bat(M9,
andanganrespondenterhadap %ungsi-eorang M9&meliputi;
penyuluhan&pemberidorongan&mengingatkanjadwalpemeriksaandahak& danmengawasipenderita Minum9bat
:awanara
1uesioner
Baik 1urangBaik
9rdinal
! 1eterjangkauan
5kses atau jarakdari rumahpenderita menujutempat pelayanankesehatanuskesmas
:awanara
1uesioner
TerjangkauTidakterjangkau
9rdinal
7 )ukungan1eluarga
)orongan daripihak keluargapenderita yangmeliputi nasehat&pengawasan dan
kepedulian
:awanara
1uesioner
Baik 1urangBaik
9rdinal
6 eranetugas1esehatan
5danya peranpetugaskesehatanterhadap pasienTB paru dalamkepatuhan minumobat meliputipenyuluhan& gunapengobatan danmoti'asi
:awanara
1uesioner
Baik 1urangBaik
9rdinal
3. Pengukuran ;aria'el
3..1. &epatuhan 'er('at !B paru B!A +,-- atuh& =ika responden berobat selama 6 bulan tanpa terputus- Tidak patuh& =ika responden berobat seara terputus#putus
selama 6 bulan
3..2. Pengetahuan- Baik& jika responden menjawab benar 2!&7 (nilai median,
30
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
31/56
- 1urang baik& jika responden menjawab benar 2!&7 (nilai
median,3..3. Penga9as Minum :'at
- Baik& jika responden menjawab benar "&7 (nilai median,
- 1urang baik& jika responden menjawab benar "&7 (nilai
median,3..0. &eter"angkauan
- Terjangkau& jika responden menjawab benar /0&7 (nilai
median,- Tidak terjangkau& jika responden menjawab benar /0&7
(nilai median,3... Dukungan &eluarga
- Baik& jika responden menjawab benar "&7 (nilai median,- 1urang baik& jika responden menjawab benar "&7 (nilai
median,3..
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
32/56
Tuberkulosis aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan Tahun 20/!.4o ; tidak ada hubungan antara pengawas minum obat (M9,
dengan tingkat kepatuhan penderita dalam pengobatan
Tuberkulosis aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan Tahun 20/!.3. 4a ; 5da hubungan antara jarak tempuh dengan tingkat
kepatuhan penderita dalam pengobatan Tuberkulosis
aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh
-elatan Tahun 20/!.4o ; Tidak ada hubungan antara jarak tempuh dengan tingkat
kepatuhan penderita dalam pengobatan Tuberkulosis
aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh
-elatan Tahun 20/!.!. 4a ; 5da hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat
kepatuhan penderita dalam pengobatan Tuberkulosis
aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh
-elatan Tahun 20/!.4o ; Tidak ada hubungan antara dukungan kelarga dengan
tingkat kepatuhan penderita dalam pengobatan
Tuberkulosis aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan Tahun 20/!.7. 4a ; 5da hubungan antara peran petugas kesehatan dengan
tingkat kepatuhan penderita dalam pengobatan
Tuberkulosis aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan Tahun 20/!.4o ; Tidak ada hubungan antara peran petugas kesehatan
dengan tingkat kepatuhan penderita dalam pengobatan
32
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
33/56
Tuberkulosis aru BT5 (8, di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan Tahun 20/!.
BAB I;
ME!:D:L:I PENELI!IAN
.1$enis Penelitian
=enis penelitian ini bersi%at deskripti% analitik dan
menggunakan ranangan penelitian cross sectional yaitu 'ariabel
dependen dan independen diteliti seara bersamaan pada saat
penelitian dilakukan bertujuan untuk mengukur derajat pengaruh
antara 'ariabel independen (%aktor risiko, dengan 'ariabel
dependen (kepatuhan berobat, sebagai akibat.
.2 L(kasi an 9aktu Penelitian
33
3!
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
34/56
enelitian ini akan dilakukan di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan pada bulan 9ktober tahun 20/!.
.3 P(pulasi Dan %ampel
.3.1 P(pulasi
opulasi dalam penelitian ini adalah semua penderita TB aru
BT5 (8, yang terdiagnosa dan melakukan pengobatan di
uskesmas 1luet Timur mulai bulan =anuari 20/3 sd >ebruari 20/!
sebanyak !/ orang.
.3.2%ampel-ampel dalam penelitian ini adalah semua populasi %total
population) yaitu seluruh penderita TB aru BT5 (8, yang
melakukan pengobatan di uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh
-elatan& jadi jumlah sampel yang diambil sebanyak !/ responden.
)imana sampel pada penelitian ini adalah penderita pada saat
dilakukan wawanarapenelitian seharusnya masa pengobatannya
sudah selesai dengan kriteria sebagai berikut;/. asien TB aru yang telah dinyatakan sembuh2. asien TB aru yang dinyatakan Drop Out
.Pengumpulan Data..1Data Primer
)ata primer ini diperoleh seara langsung melalui wawanara
dan pengamatan yang meliputi 'ariabel independen.
..2Data %ekuner
)ata yang diperoleh dari )inas 1esehatan 5eh yang& dan
uskesmas 1luet Timur 1abupaten 5eh -elatan serta literatur#
3!
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
35/56
literatur yang berhubungan dengan kepatuhan penderita TB aru
dalam pegobatan sebagai data dari 'ariabel dependen.
.0Peng(lahan Data/. *diting (memeriksa,& yaitu data yang telah di dapatkan
kemudian di edit untuk mengeekulang mengoreksi untuk
mengetahui kebenaran& dan kesesuaian.2. Coding+ dimana data yang telah didapati dari hasil penelitian
dikumpulkan dan di beri kode.3. Tabulating+ data yang telah dikoreksi kemudian diikelompokkan
dalam bentuk tabel.
. Analisa Data)ata yang diperoleh dari hasil kuesioner akan dianalisa
dengan menggunakan ;/. 5nalisis $ni'ariat
)ata dianalisis seara deskripti& untuk mengetahui distribusi
%rekuensi dari 'ariabel#'ariabel yang diteliti.
2. 5nalisis Bi'ariat
5nalisis bi'ariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap
dua 'ariabel yang diduga berhubungan atau memiliki korelasi
untuk mendapat gambaran hubungan seara statisti antara
'ariabel independen dengan 'ariabel dependen. )alam analisis ini
dilakukan pengujian statistik chi s,uare(4astono& 200",
Menurut -upiyono (200,& aturan yang berlaku pada Chi S,uare
adalah ;
37
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
36/56
/. -emua hipotesis untuk kategorik tidak berpasangan
menggunakan uji
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
37/56
BAB ;AMBARAN UMUM
0.1. e(grasuskesmas 1luet Timur merupakan puskesmas yang berada
di )esa aya )apur 1eamatan 1luet Timur 1abupaten 5eh
-elatan dengan luas wilayah kerja Q "2".0 1m2& 5dapun letak
geograAs uskesmas 1luet Timur adalah sebagai berikut;
a, -ebelah $tara berbatasan dengan ; 1abupaten 5eh
Tenggara
3"
3
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
38/56
b,-ebelah Barat berbatasan dengan ; 1eamatan
1luet Tengah, -ebelah Timur berbatasan dengan ; Eampong 5laid,-ebelah -elatan berbatasan dengan ; 1eamatan 1luet
$tara
0.2 Data Dem(gra=umlah penduduk di wilayah kerja uskesmas 1luet Timur
adalah sebanyak 7.2!" jiwa dengan perinian laki#laki sebanyak
2.76! jiwa dan perempuan sebanyak 2.63 jiwa. Mengenai jumlah
penduduk di wilayah kerja uskesmas 1luet timur lebih jelasnya
dapat terlihat seperti tabel dibawah ini ;!ABEL 0.1
$UMLAH PENDUDU& MENURU! $ENI% &ELAMIN DI =ILA8AH&ER$A
PU%&E%MA% &LUE! !IMUR &ABUPA!EN A*EH %ELA!AN!AHUN 2>1
N:
$enis &elamin $umlah ?
/2 ?aki#lakierempuan 2.76!2.63 !.7/./
=umlah 7.2!" /00
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012
0.3. &eaaan %arana an Prasarana
/. uskesmas +nduk ; / unit
2. uskesmas embantu ; / unit
!. olindes ; 3 $nit
7. osyandu ; 7 $nit
3
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
39/56
BAB ;I
HA%IL PENELI!IAN DAN PEMBAHA%AN
.1.Hasil Penelitian
enelitian ini dilakukan pada tanggal /6 9ktober sd 27
9ktober 20/! di uskesmas 1luet Timur setelah mendapat
persetujuan dari kepala uskesmas tersebut. )alam melakukan
penelitian ini peneliti dibantu oleh seorang teman yang kebetulan
bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas tersebut. ada saat
3
!0
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
40/56
melakukan penelitian terdapat kendala#kendala yang sedikit
menghambat jalannya penelitian& seperti pada saat peneliti
berkunjung ke rumah responden peneliti banyak mendapati
responden yang ingin di wawanara sedang berada di sawahkebun
yang memang mayoritas pekerjaan masyarakat disana adalah
sebagai petani sehingga membuat peneliti harus kembali ke rumah
responden beberapa jam setelahnya. enelitian dimulai dari desa
yang berada paling dekat ( 3 1M, dengan puskesmas yaitu )esa
aya )apur& )esa ?awe Buluh )idi& dan )esa ?awe -awah serta
)esa ?awe 1
No Nama )esa
Tingkat 1epatuhan
Totalatuh
Tidakatuh
n n N
/ aya )apur 3 # # 3 "&!23
!
?awe Buluh )idi?awe -awah
?awe
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
41/56
7 uuk ?embang 6 /&/ # 3"&7#
6 /!&6
Total 33 /00 /00 !/ /00
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012
)ari tabel 6./ diketahui bahwa responden penderita TB paru
BT5 (8, paling banyak ditemui dari )esa ?awe 1
No1epatuhan Berobat TB aru
BT5 (8, >rekuensi
/ atuh 33 0.7
2 Tidak atuh /.7Total !/ /00
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012
)ari tabel 6.2 dapat diketahui responden yang patuh berobat
TB aru BT5 (8, terdapat 33 responden (0&!, dan responden
yang tidak patuh berobat TB paru BT5 (8, terdapat responden
(/&7,.
!ABEL .3
!/
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
42/56
DI%!RIBU%I !IN&A! PENE!AHUAN RE%P:NDEN !B PARUBA%IL !AHAN A%AM+,- DI PU%&E%MA% &LUE! !IMUR
&ABUPA!EN A*EH %ELA!AN !AHUN 2>1
No engetahuan >rekuensi
/ Baik 3! 2.
2 1urang Baik " /"./
Total !/ /00
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012
Tabel 6.3 dapat diketahui responden yang berpengetahuan
baik sebanyak 3! responden (2., dan responden yang
berpengetahuan kurang baik sebanyak " responden (/"./,.
!ABEL .DI%!RIBU%I PENA=A% MINUM :BA! +PM:- RE%P:NDEN !B
PARUBA%IL !AHAN A%AM +,- DI PU%&E%MA% &LUE! !IMUR
&ABUPA!EN A*EH %ELA!AN !AHUN 2>1
No engawas Minum 9bat (M9, >rekuensi
/ Baik 33 0.7
2 1urang Baik /.7
Total !/ /00
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012
)ari tabel 6.! dapat diketahui responden yang mempunyai
dukungan keluarga baik terdapat 33 responden (0&7, dan
responden dengan dukungan keluarga kurang baik terdapat
responden (/&7,.
!ABEL .0DI%!RIBU%I &E!ER$AN&AUAN RE%P:NDEN !B PARU BA%IL
!AHAN A%AM +,-DI PU%&E%MA% &LUE! !IMUR &ABUPA!EN A*EH %ELA!AN
!AHUN 2>1
No 1eterjangkauan >rekuensi
/ Terjangkau 3/ "7.6
2 Tidak Terjangkau /0 2!.!
Total !/ /00
!2
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
43/56
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012
)ari Tabel 6.7 diketahui responden yang menyatakan
keterjangkauan menuju uskesmas 1luet Timur terjangkau
sebanyak 3/ responden ("7.6, dan yang menyatakan tidak
terjangkau sebanyak /0 responden (2!.!,.
!ABEL .DI%!RIBU%I DU&UNAN &ELUARA RE%P:NDEN !B PARU
BA%IL !AHAN A%AM +,-DI PU%&E%MA% &LUE! !IMUR &ABUPA!EN A*EH %ELA!AN
!AHUN 2>1
No )ukungan 1eluarga >rekuensi
/ Baik 3/ "7.62 1urang Baik /0 2!.!
Total !/ /00
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012)ari tabel 6.6 dapat diketahui responden dengan dukungan
keluarga baik sebanyak 3/ responden ("7.7, dan responden
dengan dukungan keluarga kurang baik sebanyak /0 (2!.!,.!ABEL .1
No eran etugas 1esehatan >rekuensi
/ Baik 37 7.!2 1urang Baik 6 /!.6
Total !/ /00
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012)ari tabel 6." dapat diketahui responden yang menyatakan
peran petugas kesehatan baik sebanyak 37 responden (7.!, dan
yang menyatakan peran petugas kesehatan kurang baik sebanyak
6 responden (/!.6,.
!3
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
44/56
.1.2. Analisis Bi@ariat
!ABEL .
DENAN &EPA!UHAN BER:BA! !B PARU BA%IL !AHAN A%AM+,- DI PU%&E%MA% &LUE! !IMUR
&ABUPA!EN A*EH %ELA!AN !AHUN 2>1
No
engetahuan
1epatuhan Berobat TB aruBT5 (8, Total .
valueatuh Tidak atuh
n N N
/ Baik 32 !&/ 2 7& 3! /000&0002 1urang
baik/ /!&3 6 7&6 " /00
=umlah 33 " !/
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012)ari tabel 6." dapat dilihat bahwa hampir semua responden
yang berpengetahuan baik mempunyai tingkat kepatuhan berobat
yang baik. )engan persentase yang patuh sebesar !./ orang
dan hanya 7. responden yang tidak patuh. -elanjutnya&
responden dengan berpengetahuan kurang baik dan tidak patuh&
mempunyai persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan
responden yang berpengetahuan kurang baik namun patuh
terhadap pengobatan TB aru BT5 (8, dengan persentase
keduanya berturut#turut adalah 7.6 dan /!.3. dengan hasil .
$alue0.000 0.007 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signiAkan antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat
pasien TB aru BT5 (8,.!ABEL .4
!ABULA%I %ILAN AN!ARA PENA=A% MINUM :BA! +PM:-RE%P:NDEN DENAN &EPA!UHAN BER:BA! !B PARU BA%IL!AHAN A%AM +,- DI PU%&E%MA% &LUE! !IMUR &ABUPA!EN
A*EH %ELA!AN !AHUN 2>1
N
o
engawas
Minum
1epatuhan Berobat TB aru
BT5 (8,
Total .
value
!!
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
45/56
9bat (M9,atuh Tidak atuh
n n N
/ Baik 30 0. 3 ./ 33 /000.0032 1urang
Baik3 3".7 7 62.7 /00
=umlah 33 !/
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012)ari tabel 6. dapat dilihat bahwa hampir semua responden
dengan pengawasan minum obat (M9, yang baik& memiliki tingkat
kepatuhan yang baik pula. Teratat sebesar 0& responden
dengan M9 baik serta patuh dalam menjalani pengobatan TB aru
BT5 (8, sedangkan responden dengan M9 baik namun tidak patuh
dalam pengobatan TB aru BT5 (8, hanya sebesar ./
responden. -elanjutnya& responden dengan M9 tidak baik dan
tidak patuh dalam berobat& persentasenya hampir dua kali lipat
dari responden dengan M9 kurang baik namun patuh terhadap
pengobatan TB aru BT5 (8,. ersentasenya masing#masing adalah
sebesar 62.7 dan 32.7. )engan . value0&003 0&007 maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara engawasan
Minum 9bat (M9, dengan kepatuhan berobat penderita TB aru
BT5 (8,.
!ABEL .5!ABULA%I %ILAN AN!ARA &E!ER$AN&AUAN DENAN&EPA!UHAN BER:BA! !B PARU BA%IL !AHAN A%AM +,- DI
PU%&E%MA% &LUE! !IMUR&ABUPA!EN A*EH %ELA!AN !AHUN 2>1
No
1eterjangkauan
1epatuhan Berobat TB aruBT5 (8, Total .
valueatuh Tidak atuh
n n N
/ Terjangkau 2 0.3 3 ." 3/ /00 0.0/3
2 Tidak 7 70.0 7 70.0 /0 /00
!7
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
46/56
Terjangkau
=umlah 33 !/
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012Tabel 6. menjelaskan bahwa hampir seluruhnya responden
dengan keterjangkauan tempat berobat patuh dalam menjalani
proses pengobatan TB aru BT5 (8, dengan persentase 0&3.
-edangkan yang tidak patuh hanya menapai &". -elanjutnya&
responden yang tidak terjangkau dengan %asilitas pelayanan
kesehatan dan tidak patuh persentasenya sama dengan responden
yang tidak terjangkau dengan %asilitas kesehatan namun patuh
dalam berobat& dengan persentase keduanya adalah 70. )engan
nilai . value 0&0/3 0&07 maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan
dengan tingkat kepatuhan berobat pada responden dengan
penyakit TB aru BT5 (8,.
!ABEL .1>!ABULA%I %ILAN AN!ARA DU&UNAN &ELUARA
RE%P:NDEN DENAN &EPA!UHAN BER:BA! !B PARU BA%IL!AHAN A%AM +,- DI PU%&E%MA%
&LUE! !IMUR &ABUPA!EN A*EH %ELA!AN !AHUN 2>1
No
)ukungan1eluarga
1epatuhan Berobat TB aruBT5 (8, Total .
valueatuh Tidak atuh
n n N / Baik 2 0.3 3 ." 3/ /00
0.0/32 1urang Baik 7 70.0 7 70.0 /0 /00
=umlah 33 !/
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012Tabel 6./0 menjelaskan bahwa persentase responden dengan
dukungan keluarga baik dan patuh dalam berobat memiliki
persentase yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan responden
!6
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
47/56
dengan dukungan keluarga baik namun tidak patuh dalam
melakukan pengobatan. )imana& persentase yang patuh berobat
sebanyak 0.3& hampir menapai keseluruhan responden yang
mempunyai dukungan keluarga baik. -edangkan responden dengan
dukungan keluarga baik namun tidak patuh berobat yang hanya
menapai .". -elanjutnya& dari keseluruhan responden dengan
dukungan keluarga yang kurang baik dan tidak patuh&
persentasenya menapai 70 dan sama dengan responden dengan
dukungan keluarga kurang baik namun patuh. )engan nilai p value
0.0/3 0.007 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang
signiAkan antara dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan
responden dalam melakukan pengobatan TB aru BT5 (8,.!ABEL .11
!ABULA%I %ILAN AN!ARA PE!UA% &E%EHA!ANRE%P:NDEN DENAN &EPA!UHAN BER:BA! !B PARU BA%IL
!AHAN A%AM +,- DI PU%&E%MA%&LUE! !IMUR &ABUPA!EN A*EH %ELA!AN !AHUN 2>1
No
eranetugas
1esehatan
1epatuhan Berobat TB aruBT5 (8, Total
.valu
eatuh Tidak atuh
n n N
/ Baik 30 7." 7 /!.3 37 /00 0.0!"2 1urang Baik 3 70.0 3 70.0 6 /00
=umlah 33 !/
Sumber - Data .rimer %diolah) Tahun /012)ari tabel 6.// dapat dilihat responden yang mengatakan
peran petugas baik dan patuh dalam berobat persentasenya jauh
lebih tinggi daripada responden yang mengatakan peran petugas
baik namun tidak patuh dalam melakukan pengobatan& bahkan
hampir menapai tujuh kali lipat. )engan persentase keduanya
seara berturut#turut adalah 7." dan /!.3. -elanjutnya&
!"
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
48/56
responden yang berpendapat bahwa peran petugas kurang baik
dan tidak patuh berobat persentasenya sama dengan responden
yang berpendapat peran petugas kurang baik namun patuh dalam
berobat. )imana& persentase keduanya sebesar 70. )engan nilai
p value 0.0!" 0.07 maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara peran petugas kesehatan dengan tingkat
kepatuhan responden dalam menjalani pengobatan TB aru BT5
(8,.
.2. pem'ahasan
.2.1. Pengetahuan
enelitian ini sejalan dengan pendapat -umaryadi (2000,
yang menyatakan bahwa ada dimensi yang saling mempengaruhi
kepatuhan tersebut& yaitu %aktor yang berhubungan dengan
penderita& seperti pengetahuan dan keperayaan tentang penyakit&
kemampuan menerima in%ormasi& dorongan kemauan pribadi.
Menurut Notoatmodjo dalam Muhsin dkk (2006,&
pengetahuan seorang penderita TB paru tentang penyakitnya
dapat mempengaruhi kepatuhan pengobatan. -emakin baik tingkat
pengetahuan seorang penderita TB paru& maka semakin baik
kemampuan penerimaan in%ormasi tentang pengobatan
penyakitnya sehingga semakin teratur pula proses pengobatan dan
penyembuhannya. Notoatmodjo (200",& juga menambahkan bahwa
!
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
49/56
perubahan perilaku itu mengikuti tahap#tahap yakni melalui proses
perubahan; pengetahuan (kno3ledge)(sikap %attitude)( praktek
%practice) atau 15C.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan seorang penderita
TB paru tentang penyakit TB paru maka akan semakin patuh pula
penderita TB paru tersebut dalam menjalani pengobatannya dan
sebaliknya semakin rendah pengetahuan seorang penderita TB
paru tentang penyakitnya maka tingkat kepatuhan berobatnya
akan semakin buruk.
.2.2. Penga9as Minum :'at4asil enelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh 5stuti (200, di 5eh =aya& yang menyimpulkan bahwa untuk
meningkatkan kepatuhan berobat penderita maka diperlukan peran
seorang pengawas minum obat (M9,. )engan adanya pengawas
minum obat maka penderita akan dengan teratur mengkomnsumsi
obat dan melakukan pengobatan.
engawasan minum obat merupakan salah satu terapi e%ekti%
dalam pengobatan TB paru BT5 (8, dan telah direkomendasikan
sebagai salah satu ara penanggulangan TB paru BT5 (8, yang di
5merika disebut dengan system )9T dan di +ndonesia di adopsi
menjadi system )9T- %Directly Observed Treatment Short Course).
!
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
50/56
engawasan tersebut menakup pemantauan kepatuhan penderita
TB paru BT5 (8, dalam mengkonsumsi (Muhsin& 2006,.Menurut )epkes *+ (200, tugas seorang M9 adalah untuk
mengawasi penderita TB paru BT5 (8, agar Minum obat seara
teratur sampai selesai pengobatan& memberi dorongan kepada
penderita agar mau berobat seara teratur& &engingatkan penderita
untuk periksa ulang dahak pada waktu# waktu yang telah
ditentukan. Tugas M9 bukanlah untuk menggantikan kewajiban
penderita mengambil obat dari $1. +n%ormasi penting lain yang
perlu dipahami M9 untuk disampaikan kepada pasien dan
keluarganya adalah TB paru BT5 (8, dapat disembuhkan dengan
berobat seara teratur& TB paru BT5 (8, bukan penyakit keturunan
atau kutukan& ara penularan TB& gejala# gejala yang menurigakan
dan ara penegahannya& ara pemberian pengobatan pasien
(tahap intensi% dan lanjutan,& pentingnya pengawasan supaya
pasien berobat seara teratur dan kemungkinan terjadinya e%ek
samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan ke $1
( )epkes *+& 200",.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa semakin baik seorang engawas Minum 9bat
(M9, dalam mengawasi penderita TB paru maka akan
meningkatkan kepatuhan berobat penderita tersebut dan
sebaliknya semakin kurang baik seorang M9 maka penderita akan
semakin tidak patuh dalam melakukan pengobatan.
.2.. &eter"angkauan
70
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
51/56
enelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
$sman (200, di =awa Barat& ia mengemukakan bahwa
keterjangkauanaskes sarana kesehatan yang mudah didapat dan
terjangkau akan meningkatkan kepatuhan penderita TB paru untuk
melakukan pengobatan.1eterjangkauan=arak pelayanan kesehatan adalah jarak yang
ditempuh dari rumah ke tempat pelayanan kesehatan& menurut
)epkes *+ (200, terdapat hubungan antara kunjungan masyarakat
ke pelayanan kesehatan diantaranya adalah %aktor jarak rumah ke
tempat pelayanan kesehatan. Masyarakat akan menari pelayanan
kesehatan yang terdekat dengan rumahnya karena pertimbangan
akti'itas lain yang harus diselesaikan dan tidak dapat di tunda
()epkes. *+& 200,.-elain %asilitas kesehatan lokasijarak tempat tinggal sangat
mempengaruhi kepatuhan penderita dalam melakukan
pengobatan. ada umumnya yang terserang penyakit tuberulosis
adalah golongan masyarakat yang tingkat ekonominya rendah&
kemiskinan dan jauhnya jangkauang pelayanan kesehatan dapat
menyebabkan penderita tidak mampu membiayai penganggkutan
ke puskesmas (Bahar& 200,.
5ksesjarak tempuh dikatakan terjangakau bila jarak 3 1M
dalam waktu tempuh minimal perjam. $ntuk menapai daerah#
daerah yang sulit ditempuh dengan berjalan kaki perlu disediakan
transportasi (kendaraan, agar dapat memudahka masyarakat untuk
datang ke puskesmas (pelayanan kesehatan, sehingga dengan
7/
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
52/56
tersedianya transportasi masyarakat lebih teratur melakukan
pengobatan (Muhsin& 2006,.5kses pelayanan kesehatan memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk menuju ke tempat pelayanan kesehatan. 5kses
ke tempat pelayanan kesehatan sangat penting& dengan adanya
akses komunikasi dan transportasi maka pasien akan lebih mudah
menuju ke tempat pelayanan kesehatan dan dengan adanya akses
ini pasien akan lebih termoti'asi untuk melakukan pengobatan ke
tempat pelayanan kesehatan dari pada harus menggunakan obat#
obat tradisional ()epkes *+& 200,.Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa keterjangkauanakses sarana kesehatan yang
terjangkau akan meningkatkan kepatuhan berobat penderita TB
paru dan sebaliknya keterjangkauanakses sarana kesehatan yang
kurang terjangkau akan mengakibatkan kurang patuhnya penderita
dalam menjalani pengobatannya.
.2.2. Dukungan &eluargaenelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
5stuti (200, di 1abupaten 5eh =aya ia menyimpulkan bahwa agar
penderita patuh dalam melakukan pengobatan sangat dibutuhkan
dukungan dari keluaraga. 9leh karena itu& jika penderita
mendapatkan dukungan dari keluarga maka penderita akan
enderung patuh untuk melakukan pengobatan TB aru.)engan adanya dukungan keluarga maka diharapkan
moti'asi penderita TB paru untuk melakukan pengobatan& sehingga
kesempatan untuk pulih dari penyakit akan lebih besar. )ukungan
72
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
53/56
keluarga akan mempengaruhi emosional penderita sehingga
dengan adanya dukungan maka penderita akan merasa dirinya
diperhatikan atau dipedulikan oleh orang sekelilingnya (4ery&
200,.)ukungan keluarga agar seorang pasien mau minum obat
sangat diperlukan karena dengan adanya dukungan dari keluarga
maka pasien akan merasa diperdulikan sehingga hal ini akan
memoti'asi dirinya untuk sembuh dan mau mengkonsumsi obat
hingga habis dan ia sembuh total dari sakitnya (Bahar& 2006,.Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa semakin baik dukungan keluarga terhadap
penderita TB paru maka akan meningkatkan kepatuhan berobat
penderita TB paru tersebut dan sebaliknya semakin buruk
dukungan keluarga terhadap penderita TB paru maka akan
membuat kepatuhan berobat penderita TB paru semakin buruk.
.2.3. Peran Petugas &esehatanenelitian ini sejalan dengan penelitian +stiawan dkk (2006,
yang menunjukkan bahwa agar penderita TB paru patuh dalam
melakukan pengobatan maka petugas kesehatan harus berperan
akti% dalam melakukan tugasnya.
etugas kesehatan mempunyai peran untuk sering
berinteraksi dan memiliki tanggung jawab dalam proses
penyampaian in%ormasi mengenai penyakit TB paru serta berperan
akti% dalam pelaksanaanya bagi pasien dalam membantu proses
pengobatan. I%ekti'itas program pada -- akan menjadi lebih baik
dengan keterlibatan petugas kesehatan sehingga pasien TB yang
73
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
54/56
ditemukan -- dapat diobati dengan ketentuan yang benar
()epkes *+& 200,.1eterlibatan petugas kesehatan juga termasuk dalam %aktor
penguat dalam kepatuhan berobat pasien TB paru serta dalam
meningkatkan angka kesembuhan sehingga program pengobatan
berjalan tuntas.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat
disimpilkan bahwa semakin baik peran petugas kesehatan maka
akan meningkatkan kepatuhan berobat penderita TB paru dan
sebaliknya semakin kurang baik peran petugas kesehatan maka
akan semakin mengurangi kepatuhan penderita TB paru dalam
menjalani pengobatannya.
BAB ;II
&E%IMPULAN DAN %ARAN
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
55/56
timur 1abupaten 5eh -elatan tahun 20/! dengan p4value
R 0&003.3. 5da hubungan antara 1eterjangkauan dengan kepatuhan
berobat penderita TB aru (8, di uskesmas 1luet Timur
1abupaten 5eh -elatan tahun 20/! dengan p4 value R
0&0/3.!. 5da hubungan antara )ukungan 1eluarga responden dengan
kepatuhan berobat penderita TB aru (8, di uskesmas 1luet
Timur 1abupaten 5eh -elatan tahun 20/! denganp4valueR
0&003.7. eran etugas 1esehatan
Tidak ada hubungan antara eran etugas 1esehatan dengan
kepatuhan berobat penderita TB paru BT5 (8, di uskesmas
1luet Timur 1abupaten 5eh -elatan tahun 20/! denganp4
value 0&0!"4
7/17/2019 BAB 1 sampai 7
56/56
akti% dalam mewujudkan pengawasan terhadap kepatuhan
minum obat TB paru sehingga TB paru dapat disembuhkan.
3. )iharapkan kepada petugas kesehatan uskesmas 1luet
Timur dan )inas 1esehatan 5eh -elatan untuk
mempermudah penderita yang keterjangkaunnya atau akses
jarak sarana kesehatan tidak terjangkau dengan ara
membuat program puskesmas keliling khususnya untuk
penderita tuberkulosis paru.
!. )iharapkan kepada petugas kesehatan uskesmas 1luet
timur agar lebih meningkatkan lagi pelayanan kesehatan
dengan pelayanan yang lebih baik sehingga pasien TB paru
lebih semangat lagi dalam melakukan pengobatan.
7. )iharapkan kepada petugas TB paru di uskesmas 1luet
Timur supaya lebih berperan akti% dalam meningkatkan
program#program penanggulangan penyakit TB paru.
6. )iharapkan 1epada )inas 1esehatan 5eh -elatan agar rutin
melakukan skrining deteksi awal setiap beberapa bulan
sekali di puskesmas#puskesmas dan melakukan sur'eilen
tuberkulosis.