13
NUR CHAYATI PENGAUDITAN I / F0311088 RANGKUMAN MATA KULIAH BAB 11 FRAUDS AUDITING (AUDITING KECURANGAN) JENIS-JENIS KECURANGAN Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji laporan keuangan yang disengaja. Dua kategori kecurangan yang utama, yaitu: 1. Pelaporan keuangan yang curang adalahsalah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu. Kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya melebihsajikan laba ataupun merendahsajikan laba. Pengaturan laba menyangkut tindakan manajemen yang disengaja untuk memenuhi tujuan laba. Perataan laba merupakan salah satu bentuk pengaturan laba di mana pendapatan dan beban ditukar- tukar di antara periode-periode untuk mengurangi fluktuasi laba. 2. Penyalahgunaan aktiva adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Istilah penyalahgunaan aktiva FRAUDS AUDITING 1

BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

NUR CHAYATI

PENGAUDITAN I / F0311088

RANGKUMAN MATA KULIAH

BAB 11

FRAUDS AUDITING

(AUDITING KECURANGAN)

JENIS-JENIS KECURANGAN

Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan yang

disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak orang atau pihak lain. Dalam

konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji laporan

keuangan yang disengaja. Dua kategori kecurangan yang utama, yaitu:

1. Pelaporan keuangan yang curang adalahsalah saji atau pengabaian jumlah atau

pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan itu.

Kebanyakan kasus pelaporan keuangan yang curang melibatkan upaya melebihsajikan

laba ataupun merendahsajikan laba. Pengaturan laba menyangkut tindakan manajemen

yang disengaja untuk memenuhi tujuan laba. Perataan laba merupakan salah satu bentuk

pengaturan laba di mana pendapatan dan beban ditukar-tukar di antara periode-periode

untuk mengurangi fluktuasi laba.

2. Penyalahgunaan aktiva adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas.

Istilah penyalahgunaan aktiva biasanya digunakan untuk mengacu pada pencurian yang

melibatan pegawai dan orang lain dalam lain organisasi. Penyalahgunaan aktiva biasanya

dilakukan pada tingkat hierarki organisasi yang lebih rendah. Namun, tidak menutup

kemungkinan hal itu terjadi pada manajemen puncak.

KONDISI – KONDISI PENYEBAB KECURANGAN

Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari laporan keuangan yang curang dan

penyalahgunaan aktiva diuraikan dalam SAS 99 (AU 316). Ketiga kondisi tersebut ini disebut

sebagai segitiga kecurangan (triangle frauds)

FRAUDS AUDITING 1

Page 2: BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

1. Insentif / Tekanan

Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk melakukan

kecurangan.

2. Kesempatan

Situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen atau pegawai untuk melakukan

kecurangan.

3. Sikap / Rasionalisasi

Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai – nilai etis yang membolehkan manajemen

atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur atau mereka berada dalam

lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan yang

tidak jujur.

Faktor Risiko untuk Pelaporan Keuangan yang Curang

1. Insentif

Insentif yang umum bagi perusahaan adalah untuk memanipulasi laporan keuangan

adalah menurunnya prospek keuangan perusahaan.

2. Kesempatan

Meskipun laporan keuangan semua perusahaan mungkin saja menjadi sasaran manipulasi,

risiko bagi perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan pertimbangan

dan estimasi yang signifikan jauh lebih besar.

3. Sikap atau rasionalisasi

Sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan faktor risiko yang

sangat penting dalam menilai kemungkinan laporan keuangan yang curang.

Faktor Risiko untuk Penyalahgunaan Aktiva

1. Insentif

Tekanan keuangan adalah dorongan atau insentif yang umum bagi pegawai yang

menyalahgunakan aktiva.

2. Kesempatan

Kesempatan untuk mencuri ada di semua perusahaan.Akan tetapi, kesempatan itu jauh

lebih besar di perusahaan yang memiliki kas yang bisa diakses atau persediaan atau aktiva

yang bernilai lainnya, terutama jika aktiva itu kecil atau mudah dibawa.

FRAUDS AUDITING 2

Page 3: BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

3. Sikap atau Rasionalisasi

Sikap manajemen terhadap pengendalian dan perilaku etis dapat membuat pegawai serta

manajer merasionalisasi pencurian aktiva.

MENILAI RESIKO KECURANGAN

Auditor memikul tanggung jawab untuk menanggapi risiko kecurangan dengan

merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah

saji yang material, apakah akibat kekeliruan atau kecurangan, akan terdeteksi.

Skeptisisme Profesional

SAS 1 menyatakan bahwa dalam melaksanakan skeptisisme profesional, auditor “tidak

mengasumsikan bahwa manajemen tidak jujur tetapi juga tidak mengasumsikan kejujuran

absolut”.

1. Pikiran yang selalu mempertanyakan : SAS 99 menekankan agar mempertimbangkan

kerentanan klien terhadap kecurangan tanpa memperdulikan bagaimana keyakinan

auditor tentang kemungkinan kecurangan serta kejujuran dan integritas manajemen.

2. Evaluasi kritis atas bukti audit : Ketika mengungkapkan informasi atau kondisi lain yang

mengindikasikan bahwa mungkin telah terjadi salah saji yang material akibat kecurangan,

auditor harus menyelidiki permasalahannya secara mendalam, memperoleh bukti

tambahan sebagaimana yang diperlukan, dan berkonsultasi dengan anggota tim lainnya.

Sumber Informasi yang dikumpulkan untuk Menilai Risiko

Lima sumber informasi yang digunakan untuk menilai risiko, antara lain :

1. Komunikasi di antara tim audit : SAS 99 mewajibkan tim audit mengadakan diskusi

untuk berbagi wawasan di antara anggota tim audit yang lebih berpengalaman serta untuk

“curah pendapat”.

2. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen : SAS 99 mengharuskan auditor untuk

mengajukan pertanyaan spesifik tentang kecurangan dalam setiap audit.

3. Faktor-faktor risiko : SAS 99 mengharuskan auditor mengevaluasi apakah faktor-faktor

risiko kecuragan mengindikasikan adanya insentif atau tekanan untuk melakukan

kecurangan, kesempatan untuk berbuat curang, atau sikap atau rasionalisasi yang

digunakan untuk membenarkan tindakan yang curang.

FRAUDS AUDITING 3

Page 4: BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

4. Prosedur analitis : Auditor harus melaksanakan prosedur analitis selama tahap

perencanaan dan penyelesaian audit untuk membantu mengidentifikasi transaksi atau

peristiwa tidak biasa yang mungkin mengindikasikan adanya salah saji yang material

dalam laporan keuangan.

5. Informasi lain : Auditor harus mempertimbangkan semua informasi yang sudah diperoleh

dalam setiap tahap atau bagian audit ketika menilai risisko kecurangan.

Mendokumentasikan Penilaian Kecurangan.

SAS 99 mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berikut ini yang berhubungan

dengan pertimbangan auditor mengenai salah saji yang material akibat kecurangan :

1. Diskusi antara personel tim penugasan selama tahap perencanaan audit tentang

kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan yang material.

2. Prosedur yang ditempuh untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk

mengidentifikasi dan menilai resiko kecurangan yang material.

3. Resiko khusus tentang kecurangan yang material yang sudah teridentifikasi, serta uraian

tentang respon auditor terhadap resiko tersebut.

4. Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada resiko yang signifikan atas

pengakuan pendapatan yang tidak tepat secara material.

5. Hasil dari prosedur yang ditempuh untuk menghadapi resiko pengabaian pengendalian

oleh manajemen.

6. Kondisi dan hubungan analitis lainnya yang menunjukkan bahwa diperlukan prosedur

auditing tambahan atau respons lainnya, serta tindakan yang diambil oleh auditor.

7. Sifat komunikasi tentang kecurangan yang disampaikan kepada manajemen, komite audit,

atau pihak lainnya.

MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK MEGURANGI RISIKO

KECURANGAN

Untuk membantu manajemen dan dewan direksi dalam upaya memerangi kecurangan,

AICPA, bersama dengan beberapa organisasi professional menerbitkan Manajement

Antifraud Programs and Controls: Guidance to Help Prevent, Deter, and Detect Fraud.

Pedoman inimengidentifikasi tiga unsur untuk mencegah, menghalangi, dan mendeteksi

kecurangan. Ketiga unsur tersebut yaitu :

FRAUDS AUDITING 4

Page 5: BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

1. Budaya jujur dan etika yang tinggi

Penciptaan budaya jujur dan etika yang tinggi meliputi unsur :

a. Menetapkan tone at the top

Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk menetapkan “tone at the top”

terhadap perilaku etis dalam perusahaan.

b. Menciptakan lingungan kerja yang postif

Tempat kerja yang positif dapat mendongkrak semangat kerja karyawan, dan dapat

mengurangi kemungkinan karyawan melakukan kecurangan terhadap perusahaan.

c. Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat

Agar berhasil mencegah kekurangan, perusahaan yang dikelola dengan baik

mengimplementasikan kebijakan penyaringan yang efektif untuk mengurangi

kemungkinan mempekerjakan dan mempromosikan orang-orang yang tingkat

kejujurannya rendah, terutama yang akan yang bertanggung jawab atau penting.

d. Pelatihan

Semua pegawai baru harus dilatih tentang ekspektasi perusahaan menyangkut

perilaku etis pegawai. Pegawai harus diberitahu tentang tugasnya untuk

menyampaikan kecurangan yang aktual.

e. Konfirmasi

Sebagian besar perusahaan mengharuskan pegawainya untuk secara periodik

mengonfirmasikan tanggung jawabnya mematuhi kode perilaku.

f. Displin

Pegawai harus mengetahui bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban jika

tidak mengikuti kode perilaku perusahaan.

2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan

a. Mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan

Pengawasan yang efektif atas kecurangan mungkin terjadi dan hampir semua pegawai

sanggup melakukan perbuatan yang tidak jujur bila situasinya memungkinkan.

b. Mengurangi risiko kecurangan

Manajemen bertanggungjawab untuk merancang dan mengimplementasikan program

serta pengendalian untuk mengurangi resiko kecurangan, dan dapat mengubah

aktivitas serta proses bisnis yang rentan terhadap kecurangan untuk mengurangi

insentif dan kesempatan untuk melakukan kecurangan.

c. Memantau program dan pengendalian pencegahan kecurangan

FRAUDS AUDITING 5

Page 6: BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

Untuk bidang-bidang yang resiko kecurangannya tinggi, manajemen harus

mengevaluasi secara periodik apakah program dan pengendalian anti kecurangan

yang tepat telah diimplementasikan serta berjalan efektif.

3. Pengawasan oleh komite audit

a. Pelaporan langsung temuan-temuan penting oleh audit internal kepada komite audit

b. Laporan periodik oleh pejabat etika tentang whistle-blowing

c. Laporan maintentang tidak adanya perilaku etis atau kecurangan yang dicurigai

MERESPON RISIKO KECURANGAN

Apabila risiko salah saji yang material akibat kecurangan sudah teridentifikasi, pertama

auditor harus membahas temuan tersebut dengan manajemen dan minta pandangan

manajemen mengenai potensi kecurangan serta pengendalian yang ada yang dirancang untuk

mencegah atau mendeteksi salah saji. Selanjutnya, auditor harus mempertimbangkan apakah

program dan pengendalian antikecurangan seperti itu dapat mengurangi risiko salah saji yang

material akibat kecurangan atau apakah ada defisiensi pengendalian yang meningkatkan

risiko kecurangan. Respon auditor terhadap risoko kecurangan meliputi hal-hal berikut ini :

1. Mengubah pelaksanaan audit secara keseluruhan

Auditor dapat memilih di antara beberapa respon secara keseluruhan bila risiko

kecurangan meningkat. Jika risiko salah saji akibat kecurangan meningkat, personil yang

lebih berpengalaman dapat ditugaskan dalam audit itu.

2. Merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk menangani risiko kecurangan

Prosedur audit yang tepat yang digunakan untuk menagani risiko kecurangan tertentu

tergantung pada akun yang diaudit dan jenis risiko kecurangan yang diidentifikasi.

3. Merancang dan melaksanakan prosedur untuk menangani pengabaian pengendalian oleh

manajemen.

Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen selalu ada dalam hampir semua

audit. Ada 3 prosedur yang harus dilaksanakn dalam setiap audit :

a. Memeriksa ayat jurnal dan penyesuaian lainnya untuk mencari bukti salah saji yang

mungkin akibat kecurangan.

b. Mereview estimasi akuntansi untuk mengetahui adanya bias.

c. Mengevaluasi dasar pemikiran bisnis untuk transaksi tidak biasa yang signifikan.

FRAUDS AUDITING 6

Page 7: BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

Memutakhirkan Proses Penilaian Risiko

Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi berikut ketika melakukan audit :

1. Perbedaan dalam catatan akuntansi.

2. Bukti audit yang bertentangan atau hilang.

3. Hubungan yang serba salah atau tidak biasa antara auditor dan manajemen.

4. Hasil dari prosedur subtantif atau prosedur analitis pada tahap review akhir yang

mengindikasikan risiko kecurangan, yang sebelumnya tidak diketahui.

5. Jawaban yang tidak jelas atau tidak masuk akal atas pertanyaan yang diajukan selama

audit atau yang menghasilkan bukti yang tidak konsisten dengan bukti lainnya.

BIDANG-BIDANG RISIKO KECURANGAN YANG SPESIFIK

Tergantung pada industri klien, akun-akun tertentu sangat rentan terhadap manipulasi

atau pencurian .

Risiko Kecurangan dalam Pendapatan dan Piutang Usaha

1. Risiko pelaporan keuangan yang curang atas pendapatan

Tiga jenis utama manipulasi pendapatan adalah :

a. Pendapatan fiktif

Pendapatan fiktif merupakan bentuk kecurangan yang paling menyolok. Kasus yang

pernah terjadi terkait dengan pendapatan fiktif adalah Kasus Ultramares pada tahun

1931. Pendapatan fiktif adalah pendapatan yang direkayasa.

b. Pengakuan pendapatan premature

Pengakuan pendapatan prematur adalah pengakuan pendapatan sebelum persyaratan

GAAP untuk mencatat pendapatan dipenuhi harus dibedakan dari kekeliruan pisah

batas atau cutoff error dimana transaksi secara sengaja dicatat dalam periode yang

salah.

c. Manipulasi atas penyesuaian pendapatan

Penyesuaian yang paling umum dilakukan terhadap pendapatan menyangkut retur

penjualan dan pengurangan harga. Suatu perusahaan mungkin menyembunyikan retur

penjualan dari auditor untuk melebihsajikan penjualan dan laba bersih.

2. Tanda- tanda peringatan kecurangan pendapatan

a. Prosedur analitis

b. Perbedaan dokumenter

FRAUDS AUDITING 7

Page 8: BAB 11 FRAUD AUDIT.docx

3. Penyalahgunaan penerimaan yang melibatkan pendapatan

a. Kelalaian mencatat penjualan

b. Pencurian peneriman kas setelah penjualan dicatat

Tanda-tanda peringatan atas penyalahgunaan pendapatan dan penerimaan kas

Pengendalian internal untuk yang nilainya relatif kecil

Prosedur analitis dan perbandingan lainnya untuk kecurangan besar

Risiko Kecurangan Persediaan

1. Risiko pelaporan keuangan yang curang untuk persediaan

Persediaan fiktif telah menjadi pusat dari beberapa kasus besar pelaporan keuangan yang

curang.

2. Tanda-tanda peringatan kecurangan persediaan

3. Prosedur analitis

4. Risiko pelaporan keuangan yang curang untuk utang usaha

Penyalahgunaan dalam siklus akuisisi dan pembayaran

a. Aktiva tetap

b. Beban gaji

TANGGUNG JAWAB BILA DICURIGAI ADA KECURANGAN

Merespon Salah Saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh Kecurangan

1. Teknik Pengajuan Pertanyaan :

a. Pengajuan pertanyaan informasional

b. Pengajuan pertanyaan penilaian

c. Pengajuan pertanyaan intogratif

2. Mengevaluasi respons atau pengajuan pertanyaan

a. Teknik menyimak

b. Mengganti petunjuk perilaku

3. Tanggung jawab lain apabila dicurigai ada kecurangan

FRAUDS AUDITING 8