8
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi, baik oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara maju didunia. Masalah sampah merupakan masalah yang umum dan telah menjadi fenemena universal di berbagai negara belahan dunia manapun, dengan titik perbedaannya terletak pada seberapa banyak sampah yang dihasilkannya. Sampah, begitu mendengar kata tersebut pikiran kita akan langsung membayangkan pada sesuatu yang berserakan, kotor, menjijikan, bau tidak sedap, barang tidak berguna, dan lain sebagainya. Sehingga sampah menjadi sesuatu yang tidak menarik dan harus segera disingkirkan supaya tidak mengganggu kenyamanan lingkungan.Barang-barang yang sudah tidak dapat

bab 1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar belakangSampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi, baik oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara maju didunia. Masalah sampah merupakan masalah yang umum dan telah menjadi fenemena universal di berbagai negara belahan dunia manapun, dengan titik perbedaannya terletak pada seberapa banyak sampah yang dihasilkannya.Sampah, begitu mendengar kata tersebut pikiran kita akan langsung membayangkan pada sesuatu yang berserakan, kotor, menjijikan, bau tidak sedap, barang tidak berguna, dan lain sebagainya. Sehingga sampah menjadi sesuatu yang tidak menarik dan harus segera disingkirkan supaya tidak mengganggu kenyamanan lingkungan.Barang-barang yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi, maupun bahan sisa dari proses kegiatan sehari-hari adalah sumber sampah yang tidak dapat kita hindari, akhirnya kita sendirilah sebagai produsen utama sampah. Sampah yang kita hasilkan akan segera memenuhi tempat-tempat sampah yang berada di dalam rumah kita, setelah tempat sampah kita penuh, sampah tersebut kita buang ke tempat pembuangan sampah sementara, dari sini sampah di angkut menuju tempat pembuangan sampah akhir.Apabila kegiatan pruduksi sampah ini berlangsung setiap hari dan terus menerus, berapa jumlah sampah yang akan menggunung di tempat-tempat pembuangan akhir. Kita ketahui bahwa keberadaan kompos hanya merupakan salah satu alat bantu dalam optimalisasi pertumbuhan tanaman dan sekaligus memperbaiki tanah tempat tanaman tumbuh. (Alex S, 2011) Sampah yang berada di dalam Rutan kelas I Tanjungpinang kebanyakan adalah sampah organik yang di hasilkan dari hasil pengolahan atau sisa-sisa makanan untuk para narapidana dan sisa-sisa makananan yang dihasilkan di dalam Rutan tersebut tidak tersedia pengolahan sampah organik dan anorganik. Sampah-sampah tersebut di kumpulkan setiap harinya dan pada jam pukul 8 pagi sampah tersebut di angkut oleh petugas dinas kebersihan kota kedalam lori sampah dan kemudian dibuang ke TPA Ganet. Maka berdasarkan masalah diatas sampah-sampah sisa makanan dan kegiataan yang berada didalam Rutan tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu maka sebaiknya sampah anorganik dapat diolah dengan metode 3R dan untuk sampah organik dilakukan pengolahan dengan cara pengomposan.Kompos merupakan pupuk yang penting karena merupakan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik makin di utamakan karena mempunyai tiga keuntungan, yaitu keuntungan bagi lingkungan, bagi tanah, dan bagi tanaman. Kompos sangat membantu dalam penyelesaian masalah lingkungan, terutama sampah. Karena bahan baku pembuatan kompos adalah sampah maka permasalahan sampah rumah tangga dan sampah kota dapat diatasi. Bagi tanah, kompos memberi atau menambah unsur hara, dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, dan menyimpan air. Dengan semakin membaiknya kualitas tanah dan didukung dengan unsur hara yang mencukupi, tanaman yang tumbuh di atasnya jelas akan memberikan produksi yang optimal. Pembuatan kompos sebenarnya mudah sehingga dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat. Namun untuk skala besar, perlu dorongan pemerintah misalnya untuk pemisahan sampah organik dan sampah anorganik sehingga sampah kota yang organik dapat diolah menjadi kompos. Selain pemerintah, di perlukan juga adanya investor yang mau membiayai pembuatan kompos. Namun, umumnya investor kurang tertarik karena secara ekonomis keuntungannya kecil, tetapi disini di perlukan kesadaran akan lingkungan yang tinggi. Produk kompos akan tidak bermanfaat bila tidak diikuti dengan pemasyarakatan penggunan kompos. Mental petani perlu diarahkan ke pertanian hijau. Sikap mental yang sudah tidak tergantung pada pupuk buatan saja, tetapi juga dapat dengan pupuk organik, salah satunya kompos. Jadi, masih diperlukan upaya serius dan terus-menerus untuk mengubah kebiasan petani yang menggunakan pupuk kimia agar mereka mau mengganti pupuk organik. (L. Murbandono hs, 2000)Berdasarkan latar belakang diatas peniliti tertarik melakukan penelitian ini karena sampah merupakan salah satu masalah yang selalu ada lingkungan masyarakat dan juga dilingkungan Rumah Tahanan Negara (Rutan), maka dengan diadakan kegiataan penelitian yang berjudul perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan pembuatan pengetahuan kompos gantung di Rumah Tahanan Negara kelas I Kota Tanjungpinang tahun 2015 ini dapat mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan oleh Rutan tersebut dan pengetahuan tentang kompos gantung kemudian mengubah prilaku penghuni Rutan agar dapat melakukan kegiataan pengomposan.

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana proses pengolahan sampah organik di Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjungpinang ?2. Apakah efektif dilakukannya penyuluhan mengenai pengomposan di Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjungpinang ?3. Apakah ada perubahan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan tentang pembuatan kompos di Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjungpinang ?

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan pembuatan kompos gantung di Rumah Tahanan Kelas I di Tanjungpinang.1.3.2 Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui proses pengolahan sampah organik di Rumah Tahanan Kelas 1 Tanjungpinang.2. Untuk mengetahui sampah apa yang dihasilkan setiap harinya di Rumah Tahanan Kelas 1 Tanjungpinang.

3. Untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan tentang pembuatan kompos dari bahan organik di Rumah Tahanan Kelas I Tanjungpinang.

1.4 Manfaat PenelitianManfaat dalam penelitian yang berjudul perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan pembuatan kompos gantung di Rumah Tahanan Kelas I di Tanjungpinang.1.4.1 Aspek Teoritis- Akademik / pendidikanSebagai bahan informasi dalam kegiatan pengomposan yang bertujuan untuk mengurangi jumnlah sampah organik yang di hasilkan.- Peneliti / peneliti selanjutnyaSetelah membaca dan memahami isi penelitian ini hendaknya bagi peneiliti selanjutnya dapat menemukan metode penomposan yang lebih baik.1.4.2 Aspek Praktis- TahananSebagai cara melatih penalaran tahanan untuk mengurangi jumlah sampah dengan metode pengomposan salah satunya kompos gantung..- RutanUntuk Rutan, penelitian ini dapat digunakan sebagai perencanaan perbaikan pengolahan sampah organik dengan cara pengomposan salah satunya dengan menggunakan metode kompos gantung.

1.5 Ruang LingkupRuang lingkup dari penelitian ini untuk memberikan penyuluhan terhadap narapidana tentang pemanfaatan sampah organik menjadi kompos di Rumah tahanan Kelas 1 Tahun 2015.