Upload
riska-riya-wati
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan
yang dimurnikan banyak mengandung asam lemak tak jenuh berbentuk cair dalam
suhu kamar dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan Minyak goreng
dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa sawit kelapa biji-
bijian dan kacang-kacangan Sedangkan yang berasal dari hewan adalah minyak ikan
Hampir semua minyak murni mengandung tidak kurang dari 98 trigliserida dan 2
komponen non trigliserida (02 digliserida 01 asam lemak bebas 03 sterol
01 tokoferol dan fosfolipid) serta sejumlah komponen zat warna dalam jumlah
hanya beberapa ppm (Ketaren 1986)
Minyak goreng yang ada di Indonesia lebih dari 70 terbuat dari minyak
sawit Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 perikarp (daging buah) dan 20
buah yang dilapisi kulit yang tipis kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 ndash 40
Minyak kelapa sawit adalah minyak semi padat yang mempunyai komposisi yang
tetap (Sudarmadji 1996) Rata-rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit
dapat dilihat pada Tabel 21
Tabel 21 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawitAsam Lemak Minyak kelapa sawit () Minyak inti sawit ()
Asam kaprilat - 3 ndash 4
Asam kapoat - 3 ndash 7
Asam laurat - 46 ndash 52
Asam miristat 11 ndash 25 14 ndash 17
Asam palmitat 40 ndash 46 65 ndash 9
Asam stearat 36 ndash 47 1 ndash 25
Asam oleat 39 ndash 45 13 ndash 19
Asam linoleat 7 ndash 11 05 ndash 2
(Sumber Ketaren 1986)
Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap) asam lemak dikelompokkan
menjadi 2 bagian yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh Contoh-
contoh jenis asam lemak jenuh tersebut dapat dilihat pada Tabel 22 di bawah ini
Tabel 22 Contoh-contoh dari asam lemak jenuhNama asam Struktur Sumber
Butirat CH3(CH2)2COOH Lemak susu
Palmitat CH3(CH2)14COOH Lemak hewani dan nabati
Stearat CH3(CH2)16COOH Lemak hewani dan nabati
(Sumber Ketaren 1986)
Sedangkan untuk contoh-contoh jenis asam lemak tidak jenuh dapat dilihat pada
Tabel 23 di bawah ini
Tabel 23 Contoh-contoh dari asam lemak tidak jenuhNama asam Struktur Sumber
Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOHLemak hewani dan
nabati
Linoleat CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH Minyak nabati
LinolenatCH3CH2CH=CHCH2CH=
CHCH2=CH(CH2)7COOHMinyak biji rami
(Sumber Ketaren 1986)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal
pada rantai hidrokarbonnya Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zag yang dapat
cocok satu sam lain sehingga gaya tarik vanderwills tinggi sehingga biasanya
berwujud padat Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokabonnya (Ketaren 1986)
Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram minyak dapat menghasilkan
9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkalgram
(Winarno 2002) Minyak yang berasal dari minyak nabati mengandung asam-asam
lemak esensial seperti asam linoleat linolenat dan arakidonat yang dapat mencegah
terjadinya penumpukan kolestrol (Ketaren 1986)
Minyak adalah suatu trigliserida campuran yaitu ester dari gliserol dan asam
lemak rantai panjang Minyak (trigliserida) yang diperoleh dari berbagai sumber
mempunyai sifat fisiko-kimia berbeda satu sama lain karena perbedaan jumlah dan
jenis ester yang berasa di dalamnya (Ketaren 1986) Trigliserida dengan tiga radikal
asam lemak yang sama disebut trigliserida sederhana sedangkan trigliserida dengan
dua atau tiga asam lemak berbeda disebut trigliserida campuran (mixed triglyceride)
Umumnya minyak adalah trigliserida campuran (Sudarmadji 1996)
Minyak pangan di Indonesia pada umumnya bersumber dari bahan nabati
yaitu dari kelapa dan kelapa sawit Bentuk produk yang diperoleh adalah minyak
(crude oil) minyak yang dimurnikan (refined oil) minyak goreng margarin
shortening dan lain-lain Produk-produk lanjutan dari minyak adalah oleochemical
yang berupa emulsifier serta bahan-bahan kimia lain yang mempunyai kegunaan
yang luas dalam industri-industri non pangan seperti produk-produk farmasi
kosmetik dan sebagainya Minyak berperan sangat penting dalam gizi karena
merupakan sumber energi cita rasa makanan yang paling padat energi serta sumber
vitamin A D E dan K (Ketaren 1986)
Secara umum minyak goreng yang digunakan masyarakat terdiri dari 2 jenis
yaitu minyak goreng bermerek dan minyak goreng curah Minyak goreng sawit yang
dikenal dengan minyak goreng curah umumnya hanya satu kali proses fraksinasi
sehingga masih mengandung fraksi padat stearin yang relatif lebih banyak Minyak
goreng bermerek menggunakan dua kali proses fraksinasi sehingga penampakan
minyak goreng bermerek lebih jernih dari minyak goreng curah
Proses dasar pembuatan minyak goreng dari minyak sawit terdiri dari dua
tahap yakni pemurnian dan fraksinasi (pemisahan) Proses pemurnian dilakukan
untuk menghilangkan kotoran air asam lemak bebas (refining) dan warna
(bleaching) serta bau (deodorizing) yang tidak diinginkan Minyak sawit murni
(refined bleached and deodorized palm oil atau RBDPO) kemudian diolah lebih
lanjut dengan proses fraksinasi untuk memisahkan fraksi cair (olein) dan fraksi padat
(stearin) Fraksi olein inilah yang digunakan sebagai minyak goreng sedangkan
fraksi stearin biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin dan
mentega putih atau shortening
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas stabil pada cahaya
matahari tidak merusak rasa hasil gorengan menghasilkan produk dengan tekstur
dan rasa yang bagus asapnya sedikit setelah dipakai berulang-ulang dan
menghasilkan warna keemasan pada produk
Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI-3741-2013 dan
dapat dilihat pada Tabel 24 sebagai berikut
Tabel 24 Syarat mutu minyak goreng berdasarkan SNINo Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
Bau - Normal
Warna - Normal
2 Kadar air dan bahan menguap (bb) Maksimal 015
3 Bilangan asam mg KOHg Maksimal 06
4 Bilangan peroksida mek O2kg Maksimal 10
5 Minyak pelikan - Negatif
6Asam linolenat (C183) dalam
komposisi asam lemak minyak Maksimal 2
7 Cemaran logam
Kadmium (Cd) mgkg Maksimal 02
Timbal (Pb) mgkg Maksimal 01
Timah (Sn) mgkgMaksimal
4002500
Merkuri (Hg) mgkg Maksimal 005
8 Cemaran arsen (As) mgkg Maksimal 01
CATATAN - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik
- dalam kemasan kaleng
(Sumber Badan Standardisasi Nasional 2013)
22 Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak bekas penggorengan yang telah dipakai
berulang kali Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah rusak Ciri-
cirinya adalah warnanya sudah berubah dari kunig bening menjadi coklat tua sampai
hitam kotor kental dan berbau tidak sedap Secara kimia minyak jelantah sangat
berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan untuk menggoreng
Pada minyak jelantah angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada
asam lemak tidak jenuhnya Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena
dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit jantung dan
stroke
Pada proses penggorengan pertama minyak memiliki kandungan asam lemak
tidak jenuh yang tinggi Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun
dengan semakin seringnya minyak dipakai secara berulang sedangkan kadar asam
lemak jenuhnya meningkat Proses menggoreng yang dilakukan pada suhu tinggi
menyebabkan kerusakan minyak goreng lebih cepat Kerusakan minyak selama
proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan makanan
yang diolah Kerusakan minyak pada suhu tinggi umumnya merupakan akibat dari
reaksi
1 Reaksi oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak atau lemak Oksidasi biasanya dimulai dengan adanya
pembentukan peroksida dan hidroperoksida Tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas Ketengikan terbentuk oleh aldehid bukan oleh
peroksida Jadi kenaikan bilangan peroksida hanya sebagai indikator dan peringatan
bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik
Reaksi oksidasi dari minyak atau lemak sebagai berikut
Sisi aktif
H H H
R1 ndash C ndash C = C ndash C ndash COOH
H H H
Asam lemak tak jenuh
1) Inisiasi
H Energi (panas) H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + H
H H H H
Asam lemak Radikal bebas
2) Propagasi
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Tabel 21 Komposisi asam lemak minyak kelapa sawitAsam Lemak Minyak kelapa sawit () Minyak inti sawit ()
Asam kaprilat - 3 ndash 4
Asam kapoat - 3 ndash 7
Asam laurat - 46 ndash 52
Asam miristat 11 ndash 25 14 ndash 17
Asam palmitat 40 ndash 46 65 ndash 9
Asam stearat 36 ndash 47 1 ndash 25
Asam oleat 39 ndash 45 13 ndash 19
Asam linoleat 7 ndash 11 05 ndash 2
(Sumber Ketaren 1986)
Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap) asam lemak dikelompokkan
menjadi 2 bagian yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh Contoh-
contoh jenis asam lemak jenuh tersebut dapat dilihat pada Tabel 22 di bawah ini
Tabel 22 Contoh-contoh dari asam lemak jenuhNama asam Struktur Sumber
Butirat CH3(CH2)2COOH Lemak susu
Palmitat CH3(CH2)14COOH Lemak hewani dan nabati
Stearat CH3(CH2)16COOH Lemak hewani dan nabati
(Sumber Ketaren 1986)
Sedangkan untuk contoh-contoh jenis asam lemak tidak jenuh dapat dilihat pada
Tabel 23 di bawah ini
Tabel 23 Contoh-contoh dari asam lemak tidak jenuhNama asam Struktur Sumber
Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOHLemak hewani dan
nabati
Linoleat CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH Minyak nabati
LinolenatCH3CH2CH=CHCH2CH=
CHCH2=CH(CH2)7COOHMinyak biji rami
(Sumber Ketaren 1986)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal
pada rantai hidrokarbonnya Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zag yang dapat
cocok satu sam lain sehingga gaya tarik vanderwills tinggi sehingga biasanya
berwujud padat Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokabonnya (Ketaren 1986)
Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram minyak dapat menghasilkan
9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkalgram
(Winarno 2002) Minyak yang berasal dari minyak nabati mengandung asam-asam
lemak esensial seperti asam linoleat linolenat dan arakidonat yang dapat mencegah
terjadinya penumpukan kolestrol (Ketaren 1986)
Minyak adalah suatu trigliserida campuran yaitu ester dari gliserol dan asam
lemak rantai panjang Minyak (trigliserida) yang diperoleh dari berbagai sumber
mempunyai sifat fisiko-kimia berbeda satu sama lain karena perbedaan jumlah dan
jenis ester yang berasa di dalamnya (Ketaren 1986) Trigliserida dengan tiga radikal
asam lemak yang sama disebut trigliserida sederhana sedangkan trigliserida dengan
dua atau tiga asam lemak berbeda disebut trigliserida campuran (mixed triglyceride)
Umumnya minyak adalah trigliserida campuran (Sudarmadji 1996)
Minyak pangan di Indonesia pada umumnya bersumber dari bahan nabati
yaitu dari kelapa dan kelapa sawit Bentuk produk yang diperoleh adalah minyak
(crude oil) minyak yang dimurnikan (refined oil) minyak goreng margarin
shortening dan lain-lain Produk-produk lanjutan dari minyak adalah oleochemical
yang berupa emulsifier serta bahan-bahan kimia lain yang mempunyai kegunaan
yang luas dalam industri-industri non pangan seperti produk-produk farmasi
kosmetik dan sebagainya Minyak berperan sangat penting dalam gizi karena
merupakan sumber energi cita rasa makanan yang paling padat energi serta sumber
vitamin A D E dan K (Ketaren 1986)
Secara umum minyak goreng yang digunakan masyarakat terdiri dari 2 jenis
yaitu minyak goreng bermerek dan minyak goreng curah Minyak goreng sawit yang
dikenal dengan minyak goreng curah umumnya hanya satu kali proses fraksinasi
sehingga masih mengandung fraksi padat stearin yang relatif lebih banyak Minyak
goreng bermerek menggunakan dua kali proses fraksinasi sehingga penampakan
minyak goreng bermerek lebih jernih dari minyak goreng curah
Proses dasar pembuatan minyak goreng dari minyak sawit terdiri dari dua
tahap yakni pemurnian dan fraksinasi (pemisahan) Proses pemurnian dilakukan
untuk menghilangkan kotoran air asam lemak bebas (refining) dan warna
(bleaching) serta bau (deodorizing) yang tidak diinginkan Minyak sawit murni
(refined bleached and deodorized palm oil atau RBDPO) kemudian diolah lebih
lanjut dengan proses fraksinasi untuk memisahkan fraksi cair (olein) dan fraksi padat
(stearin) Fraksi olein inilah yang digunakan sebagai minyak goreng sedangkan
fraksi stearin biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin dan
mentega putih atau shortening
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas stabil pada cahaya
matahari tidak merusak rasa hasil gorengan menghasilkan produk dengan tekstur
dan rasa yang bagus asapnya sedikit setelah dipakai berulang-ulang dan
menghasilkan warna keemasan pada produk
Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI-3741-2013 dan
dapat dilihat pada Tabel 24 sebagai berikut
Tabel 24 Syarat mutu minyak goreng berdasarkan SNINo Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
Bau - Normal
Warna - Normal
2 Kadar air dan bahan menguap (bb) Maksimal 015
3 Bilangan asam mg KOHg Maksimal 06
4 Bilangan peroksida mek O2kg Maksimal 10
5 Minyak pelikan - Negatif
6Asam linolenat (C183) dalam
komposisi asam lemak minyak Maksimal 2
7 Cemaran logam
Kadmium (Cd) mgkg Maksimal 02
Timbal (Pb) mgkg Maksimal 01
Timah (Sn) mgkgMaksimal
4002500
Merkuri (Hg) mgkg Maksimal 005
8 Cemaran arsen (As) mgkg Maksimal 01
CATATAN - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik
- dalam kemasan kaleng
(Sumber Badan Standardisasi Nasional 2013)
22 Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak bekas penggorengan yang telah dipakai
berulang kali Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah rusak Ciri-
cirinya adalah warnanya sudah berubah dari kunig bening menjadi coklat tua sampai
hitam kotor kental dan berbau tidak sedap Secara kimia minyak jelantah sangat
berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan untuk menggoreng
Pada minyak jelantah angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada
asam lemak tidak jenuhnya Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena
dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit jantung dan
stroke
Pada proses penggorengan pertama minyak memiliki kandungan asam lemak
tidak jenuh yang tinggi Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun
dengan semakin seringnya minyak dipakai secara berulang sedangkan kadar asam
lemak jenuhnya meningkat Proses menggoreng yang dilakukan pada suhu tinggi
menyebabkan kerusakan minyak goreng lebih cepat Kerusakan minyak selama
proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan makanan
yang diolah Kerusakan minyak pada suhu tinggi umumnya merupakan akibat dari
reaksi
1 Reaksi oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak atau lemak Oksidasi biasanya dimulai dengan adanya
pembentukan peroksida dan hidroperoksida Tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas Ketengikan terbentuk oleh aldehid bukan oleh
peroksida Jadi kenaikan bilangan peroksida hanya sebagai indikator dan peringatan
bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik
Reaksi oksidasi dari minyak atau lemak sebagai berikut
Sisi aktif
H H H
R1 ndash C ndash C = C ndash C ndash COOH
H H H
Asam lemak tak jenuh
1) Inisiasi
H Energi (panas) H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + H
H H H H
Asam lemak Radikal bebas
2) Propagasi
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Sedangkan untuk contoh-contoh jenis asam lemak tidak jenuh dapat dilihat pada
Tabel 23 di bawah ini
Tabel 23 Contoh-contoh dari asam lemak tidak jenuhNama asam Struktur Sumber
Oleat CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOHLemak hewani dan
nabati
Linoleat CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH Minyak nabati
LinolenatCH3CH2CH=CHCH2CH=
CHCH2=CH(CH2)7COOHMinyak biji rami
(Sumber Ketaren 1986)
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal
pada rantai hidrokarbonnya Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zag yang dapat
cocok satu sam lain sehingga gaya tarik vanderwills tinggi sehingga biasanya
berwujud padat Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokabonnya (Ketaren 1986)
Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram minyak dapat menghasilkan
9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkalgram
(Winarno 2002) Minyak yang berasal dari minyak nabati mengandung asam-asam
lemak esensial seperti asam linoleat linolenat dan arakidonat yang dapat mencegah
terjadinya penumpukan kolestrol (Ketaren 1986)
Minyak adalah suatu trigliserida campuran yaitu ester dari gliserol dan asam
lemak rantai panjang Minyak (trigliserida) yang diperoleh dari berbagai sumber
mempunyai sifat fisiko-kimia berbeda satu sama lain karena perbedaan jumlah dan
jenis ester yang berasa di dalamnya (Ketaren 1986) Trigliserida dengan tiga radikal
asam lemak yang sama disebut trigliserida sederhana sedangkan trigliserida dengan
dua atau tiga asam lemak berbeda disebut trigliserida campuran (mixed triglyceride)
Umumnya minyak adalah trigliserida campuran (Sudarmadji 1996)
Minyak pangan di Indonesia pada umumnya bersumber dari bahan nabati
yaitu dari kelapa dan kelapa sawit Bentuk produk yang diperoleh adalah minyak
(crude oil) minyak yang dimurnikan (refined oil) minyak goreng margarin
shortening dan lain-lain Produk-produk lanjutan dari minyak adalah oleochemical
yang berupa emulsifier serta bahan-bahan kimia lain yang mempunyai kegunaan
yang luas dalam industri-industri non pangan seperti produk-produk farmasi
kosmetik dan sebagainya Minyak berperan sangat penting dalam gizi karena
merupakan sumber energi cita rasa makanan yang paling padat energi serta sumber
vitamin A D E dan K (Ketaren 1986)
Secara umum minyak goreng yang digunakan masyarakat terdiri dari 2 jenis
yaitu minyak goreng bermerek dan minyak goreng curah Minyak goreng sawit yang
dikenal dengan minyak goreng curah umumnya hanya satu kali proses fraksinasi
sehingga masih mengandung fraksi padat stearin yang relatif lebih banyak Minyak
goreng bermerek menggunakan dua kali proses fraksinasi sehingga penampakan
minyak goreng bermerek lebih jernih dari minyak goreng curah
Proses dasar pembuatan minyak goreng dari minyak sawit terdiri dari dua
tahap yakni pemurnian dan fraksinasi (pemisahan) Proses pemurnian dilakukan
untuk menghilangkan kotoran air asam lemak bebas (refining) dan warna
(bleaching) serta bau (deodorizing) yang tidak diinginkan Minyak sawit murni
(refined bleached and deodorized palm oil atau RBDPO) kemudian diolah lebih
lanjut dengan proses fraksinasi untuk memisahkan fraksi cair (olein) dan fraksi padat
(stearin) Fraksi olein inilah yang digunakan sebagai minyak goreng sedangkan
fraksi stearin biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin dan
mentega putih atau shortening
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas stabil pada cahaya
matahari tidak merusak rasa hasil gorengan menghasilkan produk dengan tekstur
dan rasa yang bagus asapnya sedikit setelah dipakai berulang-ulang dan
menghasilkan warna keemasan pada produk
Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI-3741-2013 dan
dapat dilihat pada Tabel 24 sebagai berikut
Tabel 24 Syarat mutu minyak goreng berdasarkan SNINo Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
Bau - Normal
Warna - Normal
2 Kadar air dan bahan menguap (bb) Maksimal 015
3 Bilangan asam mg KOHg Maksimal 06
4 Bilangan peroksida mek O2kg Maksimal 10
5 Minyak pelikan - Negatif
6Asam linolenat (C183) dalam
komposisi asam lemak minyak Maksimal 2
7 Cemaran logam
Kadmium (Cd) mgkg Maksimal 02
Timbal (Pb) mgkg Maksimal 01
Timah (Sn) mgkgMaksimal
4002500
Merkuri (Hg) mgkg Maksimal 005
8 Cemaran arsen (As) mgkg Maksimal 01
CATATAN - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik
- dalam kemasan kaleng
(Sumber Badan Standardisasi Nasional 2013)
22 Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak bekas penggorengan yang telah dipakai
berulang kali Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah rusak Ciri-
cirinya adalah warnanya sudah berubah dari kunig bening menjadi coklat tua sampai
hitam kotor kental dan berbau tidak sedap Secara kimia minyak jelantah sangat
berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan untuk menggoreng
Pada minyak jelantah angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada
asam lemak tidak jenuhnya Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena
dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit jantung dan
stroke
Pada proses penggorengan pertama minyak memiliki kandungan asam lemak
tidak jenuh yang tinggi Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun
dengan semakin seringnya minyak dipakai secara berulang sedangkan kadar asam
lemak jenuhnya meningkat Proses menggoreng yang dilakukan pada suhu tinggi
menyebabkan kerusakan minyak goreng lebih cepat Kerusakan minyak selama
proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan makanan
yang diolah Kerusakan minyak pada suhu tinggi umumnya merupakan akibat dari
reaksi
1 Reaksi oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak atau lemak Oksidasi biasanya dimulai dengan adanya
pembentukan peroksida dan hidroperoksida Tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas Ketengikan terbentuk oleh aldehid bukan oleh
peroksida Jadi kenaikan bilangan peroksida hanya sebagai indikator dan peringatan
bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik
Reaksi oksidasi dari minyak atau lemak sebagai berikut
Sisi aktif
H H H
R1 ndash C ndash C = C ndash C ndash COOH
H H H
Asam lemak tak jenuh
1) Inisiasi
H Energi (panas) H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + H
H H H H
Asam lemak Radikal bebas
2) Propagasi
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
lemak esensial seperti asam linoleat linolenat dan arakidonat yang dapat mencegah
terjadinya penumpukan kolestrol (Ketaren 1986)
Minyak adalah suatu trigliserida campuran yaitu ester dari gliserol dan asam
lemak rantai panjang Minyak (trigliserida) yang diperoleh dari berbagai sumber
mempunyai sifat fisiko-kimia berbeda satu sama lain karena perbedaan jumlah dan
jenis ester yang berasa di dalamnya (Ketaren 1986) Trigliserida dengan tiga radikal
asam lemak yang sama disebut trigliserida sederhana sedangkan trigliserida dengan
dua atau tiga asam lemak berbeda disebut trigliserida campuran (mixed triglyceride)
Umumnya minyak adalah trigliserida campuran (Sudarmadji 1996)
Minyak pangan di Indonesia pada umumnya bersumber dari bahan nabati
yaitu dari kelapa dan kelapa sawit Bentuk produk yang diperoleh adalah minyak
(crude oil) minyak yang dimurnikan (refined oil) minyak goreng margarin
shortening dan lain-lain Produk-produk lanjutan dari minyak adalah oleochemical
yang berupa emulsifier serta bahan-bahan kimia lain yang mempunyai kegunaan
yang luas dalam industri-industri non pangan seperti produk-produk farmasi
kosmetik dan sebagainya Minyak berperan sangat penting dalam gizi karena
merupakan sumber energi cita rasa makanan yang paling padat energi serta sumber
vitamin A D E dan K (Ketaren 1986)
Secara umum minyak goreng yang digunakan masyarakat terdiri dari 2 jenis
yaitu minyak goreng bermerek dan minyak goreng curah Minyak goreng sawit yang
dikenal dengan minyak goreng curah umumnya hanya satu kali proses fraksinasi
sehingga masih mengandung fraksi padat stearin yang relatif lebih banyak Minyak
goreng bermerek menggunakan dua kali proses fraksinasi sehingga penampakan
minyak goreng bermerek lebih jernih dari minyak goreng curah
Proses dasar pembuatan minyak goreng dari minyak sawit terdiri dari dua
tahap yakni pemurnian dan fraksinasi (pemisahan) Proses pemurnian dilakukan
untuk menghilangkan kotoran air asam lemak bebas (refining) dan warna
(bleaching) serta bau (deodorizing) yang tidak diinginkan Minyak sawit murni
(refined bleached and deodorized palm oil atau RBDPO) kemudian diolah lebih
lanjut dengan proses fraksinasi untuk memisahkan fraksi cair (olein) dan fraksi padat
(stearin) Fraksi olein inilah yang digunakan sebagai minyak goreng sedangkan
fraksi stearin biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin dan
mentega putih atau shortening
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas stabil pada cahaya
matahari tidak merusak rasa hasil gorengan menghasilkan produk dengan tekstur
dan rasa yang bagus asapnya sedikit setelah dipakai berulang-ulang dan
menghasilkan warna keemasan pada produk
Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI-3741-2013 dan
dapat dilihat pada Tabel 24 sebagai berikut
Tabel 24 Syarat mutu minyak goreng berdasarkan SNINo Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
Bau - Normal
Warna - Normal
2 Kadar air dan bahan menguap (bb) Maksimal 015
3 Bilangan asam mg KOHg Maksimal 06
4 Bilangan peroksida mek O2kg Maksimal 10
5 Minyak pelikan - Negatif
6Asam linolenat (C183) dalam
komposisi asam lemak minyak Maksimal 2
7 Cemaran logam
Kadmium (Cd) mgkg Maksimal 02
Timbal (Pb) mgkg Maksimal 01
Timah (Sn) mgkgMaksimal
4002500
Merkuri (Hg) mgkg Maksimal 005
8 Cemaran arsen (As) mgkg Maksimal 01
CATATAN - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik
- dalam kemasan kaleng
(Sumber Badan Standardisasi Nasional 2013)
22 Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak bekas penggorengan yang telah dipakai
berulang kali Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah rusak Ciri-
cirinya adalah warnanya sudah berubah dari kunig bening menjadi coklat tua sampai
hitam kotor kental dan berbau tidak sedap Secara kimia minyak jelantah sangat
berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan untuk menggoreng
Pada minyak jelantah angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada
asam lemak tidak jenuhnya Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena
dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit jantung dan
stroke
Pada proses penggorengan pertama minyak memiliki kandungan asam lemak
tidak jenuh yang tinggi Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun
dengan semakin seringnya minyak dipakai secara berulang sedangkan kadar asam
lemak jenuhnya meningkat Proses menggoreng yang dilakukan pada suhu tinggi
menyebabkan kerusakan minyak goreng lebih cepat Kerusakan minyak selama
proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan makanan
yang diolah Kerusakan minyak pada suhu tinggi umumnya merupakan akibat dari
reaksi
1 Reaksi oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak atau lemak Oksidasi biasanya dimulai dengan adanya
pembentukan peroksida dan hidroperoksida Tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas Ketengikan terbentuk oleh aldehid bukan oleh
peroksida Jadi kenaikan bilangan peroksida hanya sebagai indikator dan peringatan
bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik
Reaksi oksidasi dari minyak atau lemak sebagai berikut
Sisi aktif
H H H
R1 ndash C ndash C = C ndash C ndash COOH
H H H
Asam lemak tak jenuh
1) Inisiasi
H Energi (panas) H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + H
H H H H
Asam lemak Radikal bebas
2) Propagasi
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
goreng bermerek menggunakan dua kali proses fraksinasi sehingga penampakan
minyak goreng bermerek lebih jernih dari minyak goreng curah
Proses dasar pembuatan minyak goreng dari minyak sawit terdiri dari dua
tahap yakni pemurnian dan fraksinasi (pemisahan) Proses pemurnian dilakukan
untuk menghilangkan kotoran air asam lemak bebas (refining) dan warna
(bleaching) serta bau (deodorizing) yang tidak diinginkan Minyak sawit murni
(refined bleached and deodorized palm oil atau RBDPO) kemudian diolah lebih
lanjut dengan proses fraksinasi untuk memisahkan fraksi cair (olein) dan fraksi padat
(stearin) Fraksi olein inilah yang digunakan sebagai minyak goreng sedangkan
fraksi stearin biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan margarin dan
mentega putih atau shortening
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas stabil pada cahaya
matahari tidak merusak rasa hasil gorengan menghasilkan produk dengan tekstur
dan rasa yang bagus asapnya sedikit setelah dipakai berulang-ulang dan
menghasilkan warna keemasan pada produk
Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI-3741-2013 dan
dapat dilihat pada Tabel 24 sebagai berikut
Tabel 24 Syarat mutu minyak goreng berdasarkan SNINo Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
Bau - Normal
Warna - Normal
2 Kadar air dan bahan menguap (bb) Maksimal 015
3 Bilangan asam mg KOHg Maksimal 06
4 Bilangan peroksida mek O2kg Maksimal 10
5 Minyak pelikan - Negatif
6Asam linolenat (C183) dalam
komposisi asam lemak minyak Maksimal 2
7 Cemaran logam
Kadmium (Cd) mgkg Maksimal 02
Timbal (Pb) mgkg Maksimal 01
Timah (Sn) mgkgMaksimal
4002500
Merkuri (Hg) mgkg Maksimal 005
8 Cemaran arsen (As) mgkg Maksimal 01
CATATAN - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik
- dalam kemasan kaleng
(Sumber Badan Standardisasi Nasional 2013)
22 Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak bekas penggorengan yang telah dipakai
berulang kali Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah rusak Ciri-
cirinya adalah warnanya sudah berubah dari kunig bening menjadi coklat tua sampai
hitam kotor kental dan berbau tidak sedap Secara kimia minyak jelantah sangat
berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan untuk menggoreng
Pada minyak jelantah angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada
asam lemak tidak jenuhnya Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena
dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit jantung dan
stroke
Pada proses penggorengan pertama minyak memiliki kandungan asam lemak
tidak jenuh yang tinggi Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun
dengan semakin seringnya minyak dipakai secara berulang sedangkan kadar asam
lemak jenuhnya meningkat Proses menggoreng yang dilakukan pada suhu tinggi
menyebabkan kerusakan minyak goreng lebih cepat Kerusakan minyak selama
proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan makanan
yang diolah Kerusakan minyak pada suhu tinggi umumnya merupakan akibat dari
reaksi
1 Reaksi oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak atau lemak Oksidasi biasanya dimulai dengan adanya
pembentukan peroksida dan hidroperoksida Tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas Ketengikan terbentuk oleh aldehid bukan oleh
peroksida Jadi kenaikan bilangan peroksida hanya sebagai indikator dan peringatan
bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik
Reaksi oksidasi dari minyak atau lemak sebagai berikut
Sisi aktif
H H H
R1 ndash C ndash C = C ndash C ndash COOH
H H H
Asam lemak tak jenuh
1) Inisiasi
H Energi (panas) H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + H
H H H H
Asam lemak Radikal bebas
2) Propagasi
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI-3741-2013 dan
dapat dilihat pada Tabel 24 sebagai berikut
Tabel 24 Syarat mutu minyak goreng berdasarkan SNINo Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
Bau - Normal
Warna - Normal
2 Kadar air dan bahan menguap (bb) Maksimal 015
3 Bilangan asam mg KOHg Maksimal 06
4 Bilangan peroksida mek O2kg Maksimal 10
5 Minyak pelikan - Negatif
6Asam linolenat (C183) dalam
komposisi asam lemak minyak Maksimal 2
7 Cemaran logam
Kadmium (Cd) mgkg Maksimal 02
Timbal (Pb) mgkg Maksimal 01
Timah (Sn) mgkgMaksimal
4002500
Merkuri (Hg) mgkg Maksimal 005
8 Cemaran arsen (As) mgkg Maksimal 01
CATATAN - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik
- dalam kemasan kaleng
(Sumber Badan Standardisasi Nasional 2013)
22 Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak bekas penggorengan yang telah dipakai
berulang kali Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah rusak Ciri-
cirinya adalah warnanya sudah berubah dari kunig bening menjadi coklat tua sampai
hitam kotor kental dan berbau tidak sedap Secara kimia minyak jelantah sangat
berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan untuk menggoreng
Pada minyak jelantah angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada
asam lemak tidak jenuhnya Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena
dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit jantung dan
stroke
Pada proses penggorengan pertama minyak memiliki kandungan asam lemak
tidak jenuh yang tinggi Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun
dengan semakin seringnya minyak dipakai secara berulang sedangkan kadar asam
lemak jenuhnya meningkat Proses menggoreng yang dilakukan pada suhu tinggi
menyebabkan kerusakan minyak goreng lebih cepat Kerusakan minyak selama
proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan makanan
yang diolah Kerusakan minyak pada suhu tinggi umumnya merupakan akibat dari
reaksi
1 Reaksi oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak atau lemak Oksidasi biasanya dimulai dengan adanya
pembentukan peroksida dan hidroperoksida Tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas Ketengikan terbentuk oleh aldehid bukan oleh
peroksida Jadi kenaikan bilangan peroksida hanya sebagai indikator dan peringatan
bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik
Reaksi oksidasi dari minyak atau lemak sebagai berikut
Sisi aktif
H H H
R1 ndash C ndash C = C ndash C ndash COOH
H H H
Asam lemak tak jenuh
1) Inisiasi
H Energi (panas) H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + H
H H H H
Asam lemak Radikal bebas
2) Propagasi
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
(Sumber Badan Standardisasi Nasional 2013)
22 Minyak Jelantah
Minyak jelantah adalah minyak bekas penggorengan yang telah dipakai
berulang kali Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah rusak Ciri-
cirinya adalah warnanya sudah berubah dari kunig bening menjadi coklat tua sampai
hitam kotor kental dan berbau tidak sedap Secara kimia minyak jelantah sangat
berbeda dengan minyak sawit yang belum digunakan untuk menggoreng
Pada minyak jelantah angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi dari pada
asam lemak tidak jenuhnya Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena
dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian seperti penyakit jantung dan
stroke
Pada proses penggorengan pertama minyak memiliki kandungan asam lemak
tidak jenuh yang tinggi Kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun
dengan semakin seringnya minyak dipakai secara berulang sedangkan kadar asam
lemak jenuhnya meningkat Proses menggoreng yang dilakukan pada suhu tinggi
menyebabkan kerusakan minyak goreng lebih cepat Kerusakan minyak selama
proses penggorengan akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan makanan
yang diolah Kerusakan minyak pada suhu tinggi umumnya merupakan akibat dari
reaksi
1 Reaksi oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak atau lemak Oksidasi biasanya dimulai dengan adanya
pembentukan peroksida dan hidroperoksida Tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas Ketengikan terbentuk oleh aldehid bukan oleh
peroksida Jadi kenaikan bilangan peroksida hanya sebagai indikator dan peringatan
bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik
Reaksi oksidasi dari minyak atau lemak sebagai berikut
Sisi aktif
H H H
R1 ndash C ndash C = C ndash C ndash COOH
H H H
Asam lemak tak jenuh
1) Inisiasi
H Energi (panas) H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + H
H H H H
Asam lemak Radikal bebas
2) Propagasi
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Proses oksidasi dapat berlangsung jika terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak atau lemak Oksidasi biasanya dimulai dengan adanya
pembentukan peroksida dan hidroperoksida Tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas Ketengikan terbentuk oleh aldehid bukan oleh
peroksida Jadi kenaikan bilangan peroksida hanya sebagai indikator dan peringatan
bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik
Reaksi oksidasi dari minyak atau lemak sebagai berikut
Sisi aktif
H H H
R1 ndash C ndash C = C ndash C ndash COOH
H H H
Asam lemak tak jenuh
1) Inisiasi
H Energi (panas) H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + H
H H H H
Asam lemak Radikal bebas
2) Propagasi
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
ndash C ndash C = C ndash + O2 ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O ndash O
Peroksida
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash O H H H
Peroksida Asam lemak
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O ndash OH Radikal bebas
Hidroperoksida
H H H H H H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash C = C ndash + OH-
O ndash OH O H
Hidroperoksida Radikal alkoksi
H H O H
ndash C ndash C = C ndash ndash C ndash H + C = C ndash
O H H
Radikal alkoksi Aldehid Radikal bebas
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Radikal alkoksi Asam lemak
H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
OH H H H
Persenyawaan alkohol Radikal bebas
3) Terminasi
H H H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
Radikal bebas O H H
Radikal alkoksi
H H
ndash C ndash C = C ndash + ndash C ndash C = C ndash
O H H H H
Persenyawaan keton Asam lemak tak jenuhGambar 21 Reaksi kerusakan minyak akibat oksidasi
2 Reaksi polimerisasi
Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng terjadi karena
reaksi polimerisasi adisi dari asam lemak tak jenuh Hal ini dibuktikan dengan
terbentuknya bahan menyerupai gum yang mengendap di dasar tempat penggorengan
Kerusakan minyak akibat pemanasan pada suhu tinggi akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit Bahan makanan yang
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
mengandung minyak dengan angka peroksida yang tinggi akan mempercepat
ketengikan dan keracunan
Reaksi polimerisasi dapat dilihat pada Gambar 22 di bawah ini
Panas
R ndash O ndash O ndash R 2 RO
Peroksida Radikal oksida
RO + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash CH
R R
H
R ndash O ndash CH2 ndash CH + H2C = CH R ndash O ndash CH2 ndash C ndash CH2 ndash CH
R R R RGambar 22 Reaksi kerusakan minyak akibat polimerisasi
3 Reaksi hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas (ALB) dan gliserol Reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kerusakan minyak terjadi karena adanya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan yang menghasilkan flavor dan
bau tengik pada minyak tersebut Reaksinya sebagai berikut
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
O O
CH ndash O ndash C ndash R + H2O 3 R ndash C ndash O ndash H + CH ndash OH
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
O
CH2 ndash O ndash C ndash R CH2 ndash OH
Trigliserida Air Asam lemak bebas GliserolGambar 23 Reaksi hidrolisis minyaklemak (trigliserida)
23 Tanaman Sirsak
Tanaman sirsak memiliki nama spesies Annona muricata L merupakan salah
satu tanaman dari kelas Dicotyledonae keluarga Annonaceae dan genus Annona
Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda (Zuurzak) yang berarti kantong
asam Tanaman buah tropis ini didatangkan ke Nusantara oleh pemerintah Kolonial
Hindia Belanda pada abad ke-19
Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya Tanaman
ini berasal dari daerah tropis di benua Amerika yaitu hutan Amazon (Amerika
Selatan) Karibia dan Amerika Tengah Di tempat asalnya sirsak merupakan buah
penting dan bergengsi Di Indonesia tanaman sirsak menyebar dan tumbuh baik mulai
dari daratan rendah beriklim kering sampai daerah basah dengan ketinggian 1000
meter dari permukaan laut Karena itu tanaman sirsak semakin banyak populasinya
di Indonesia (Zuhud 2011)
Terbukti dengan meningkatnya produksi sirsak setiap tahunnya di Indonesia
dapat dilihat seperti tabel di bawah ini
Tabel 25 Produksi Buah Sirsak di IndonesiaTahun Sirsak (Ton)
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
1997 39976
1998 40358
1999 44195
2000 40115
2001 46951
2002 52974
2003 68426
2004 82338
2005 75767
2006 84373
2007 55798
2008 55042
2009 65359
2010 60754
2011 59844
2012 51809
(Sumber Badan Pusat Statistik 2012)
Tanaman sirsak memiliki sistematik sebagai berikut
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Sub Divisio Angiospermae
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Class Dicotyledonae
Ordo Polycarpiceae
Famili Annonaceae
Genus Annona
Species Annona muricata L
231 Daun Sirsak
Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6-18 cm
lebar 3-7 cm bertekstur kasar berbentuk bulat telur ujungnya lancip pendek daun
bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun
berbentuk lateral saraf Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai
daun pendek sekitar 3-10 mm Seperti dapat dilihat pada Gambar 24
Gambar 24 Daun SirsakDaun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang
tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari
pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi Daun sirsak yang bagus adalah daun
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
sirsak yang berjejer bukan yang menggerombol dan memiliki ranting yang panjang
Daun sirsak sebaiknya dipetik pada pagi hari sebelum matahari terik dan dipetik pada
urutan ke 5 dari pucuk daun ke-6 dan seterusnya boleh dipetik Daun berada pada
posisi paling belakang sebaiknya jangan dipetik karena sudah terlalu tua tandanya
terdapat bintik-bintik di bawah daun Daun sirsak yang bagus adalah daun sirsak yang
banyak terkena sinar matahari cirinya adalah daging daun tebal warna hijau tua
daun agak melengkung ke dalam kaku dan tidak bintik-bintik Sedangkan daun sirsak
yang kurang terkena sinar matahari tidak sebagus yang terkena matahari walaupun
masih bisa digunakan Ukuran daun sirsak tidak terlalu penting yang paling penting
adalah umur dan banyaknya sinar matahari yang didapat
Secara kuantitatif kandungan daun sirsak terlampir seperti di bawah ini
Tabel 26 Kandungan Daun SirsakParameter Jumlah Satuan
Protein 86 mg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Fenol 13428 mg
Flavonoid 275027 μgml
Vitamin C 666 mg
Vitamin E 668 mg
Posfor 128 mg
Besi 107 mg
Kalsium 3 mg
Karbohidrat 731 mg
(Sumber Vijayameena et al 2013)
232 Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzoal adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil
Gambar 25 Struktur fenol
Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik
yang berikatan dengan gugus hidroksil Fenol memiliki sifat fisika diantaranya mudah
terbakar beracun korosif dan berbenuk cair Sedangkan untuk sifat kimia fenol
adalah titik beku 42oC titik didih 182oC berat molekul 9411 gmol berat jenis 1057
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
gL serta larut dalam bensol air dingin dan aseton Mudah larut dalam metanol dietil
eter dan sangat larut dalam alkohol gliserin minyak bumi obat bius dan karbon
disulfide
233 Flavonoid
Flavonoid adalah senyawa fenol alam yang terdapat dalam hampir semua
tumbuhan Sejumlah tanaman obat yang mengandung flavonoid telah dilaporkan
memiliki aktivitas antioksidan antibakteri antivirus anti radang anti alergi dan anti
kanker Efek antioksidan senyawa ini disebabkan oleh penangkapan radikal bebas
melalui donor atom hidrogen dari gugus hidroksil flavonoid Beberapa penyakit
seperti arterosklerosis kanker diabetes parkinson alzheimer dan penurunan
kekebalan tubuh telah diketahui dipengaruhi oleh radikal bebas dalam tubuh manusia
Flavonoid menjadi perhatian karena peranannya bersifat obat dalam pencegahan
kanker dan penyakit kardiovaskular (Neldawati dkk 2013)
Gambar 26 Struktur Flavonoid
24 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda
memperlambat dan mencegah proses oksidasi minyak atau lemak Oksidasi
merupakan suatu reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu zat ke oksidator
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas dan memicu reaksi rantai
Sedangkan radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang tidak stabil karena
memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan Radikal bebas ini
berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektronnya Radikal bebas yang
telah terbentuk akan mengahasilkan radikal bebas baru melalui reaksi berantai yang
akhirnya jumlahnya terus bertambah Antioksidan ini berfungsi untuk menghentikan
reaksi berantai dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki oleh radikal
bebas dan menghambat reaksi oksidasi lainnya Contoh antioksidan tersebut seperti
senyawa tiol asam askorbat dan polifenol
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia)
dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi bahan alami)
Beberapa contoh antioksidan sintetik yang sering digunakan yaitu Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluene (BHT) Propil Galat Tert-Butil
Hidroksi Quinon (TBHQ) dan Tokoferol Antioksidan tersebut merupakan
antioksidan alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari
1 Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen
makanan
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
2 Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses
pengolahan
3 Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan
ke makanan sebagai bahan tambahan pangan
Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah yang berasal
dari tumbuhan Kingdom tumbuhan Angiosperm memiliki kira-kira 250 ribu sampai
300 ribu spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal dapat
menjadi bahan pangan manusia Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan
Antioksidan alami tersebar dibeberapa bagian tanaman seperti pada kayu kulit kayu
akar daun buah bunga biji dan serbuk sari
Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau
polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid turunan asam sinamat kumarin
tokoferol dan asam-asam organik polifungsional Golongan flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan meliputi flavon flavonol isoflavon kateksin dan kalkon
Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat asam ferulat asam
klorogenat dan lain-lain
Mekanisme kerja antioksidan memiliki dua fungsi Fungsi pertama merupakan
fungsi utama dari antioksidan yaitu sebagai pemberi atom hidrogen Antioksidan
(AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering disebut sebagai antioksidan
primer Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
(R ROO) atau mengubahnya ke bentuk lebih stabil sementara turunan radikal
antioksidan (A) tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal lipida
Fungsi kedua merupakan fungsi sekunder antioksidan yaitu memperlambat
laju auto oksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
auto oksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih stabil
Penambahan antioksida (AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida
dapat menghambat atau mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak
Penambahan tersebut dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun
propagasi Radikal-radikal antioksidan (A) yang terbentuk pada reaksi tersebut relatif
stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida
lain membentuk radikal lipida baru Reaksinya adalah sebagai berikut
Inisiasi R + AH RH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Propagasi ROO + AH ROOH + A
radikal lipida antioksidan radikal antioksidan
Besar konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju
oksidasi Pada konsentrasi tinggi aktivitas antioksidan grup fenolik sering lenyap
bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan Pengaruh jumlah konsentrasi pada
laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan kondisi dan sampel yang akan
diuji
Reaksinya adalah sebagai berikut
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
AH + O2 A + HOO
antioksidan radikal antioksidan
AH + ROOH RO + H2O + A
antioksidan radikal antioksidan
25 Etanol
Etanol merupakan salah satu jenis alkohol yang terpenting memiliki nama
lain etil alkohol dengan titik didih 785degC Juga disebut alkohol fermentasi bebijian
karena sebagian besar etanol masih diproduksi melalui fermentasi Etanol bisa
digunakan sebagai tambahan dalam minuman keras misalnya bier 3 ndash 4 anggur 8 ndash
10 dan brandy 40 ndash 50 sebagai obat perangsang tidur atau hipnotik sebagai
bahan bakar dan bahan untuk pembuatan asam asetat dan campuran minuman keras
Etanol adalah senyawa yang mempunyai rumus struktur C2H5OH dimana
C2H5 adalah gugus alkil Etanol mempunyai bagian yang larut dalam air (hidrofilik =
suka air) yaitu gugus (-OH) dan yang tidak larut dalam air (hidrofobik = takut air)
yaitu rantai hidrokarbon (CH3CH2-)
Kebanyakan etanol yang dihasilkan atau digunakan dalam industri berasal dari
fermentasi pati Etanol merupakan suatu cairan mudah menguap yang biasa
digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa organik Etil alkohol adalah
bahan yang relatif murah sehingga banyak digunakan sebagai pelarut Umumnya
etanol dibuat dengan jalan fermentasi dari glukosa dengan pertolongan suatu
mikroorganisme (Saccharomyces cerevisiae)
Reaksi overall dapat ditulis
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jalan reaksinya sangat panjang banyak sekali hasil-hasil antaranya Dalam
industri bukan glukosa yang dipakai sebagai bahan dasar (mahal) tetapi zat yang
mengandung pati (kentang padi-padian jagung) atau melasse (tetes) Contoh
pembuatan etanol dari hasil fermentasi disakarida (gula tebu) dengan ragi
C12H22O11 4 CH3-CH2-OH + 4 CO2
Zat pati (C6H10O5)n dapat dihidrolisa menjadi glukosa Fermentasi dilakukan
pada temperature 27 - 30degC Hasil fermentasi mengandung alkohol 18 kemudian
dilakukan destilasi bertingkat sehingga diperoleh alkohol 956 dan sisanya air
campuran ini mempunyai titik didih minimum 7815degC sehingga tidak dapat
dipekatkan lagi dengan jalan destilasi
Untuk memperoleh alkohol absolut maka alkohol 956 ini ditambah CaO
yang akan mengikat airnya kemudian sekali lagi dilakukan destilasi Etanol dibuat
pula dengan mereaksikan etena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisa dari etil
hidro sulfat yang terjadi
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi
dan sebagainya Pemilihan etanol sebagai pelarut didasarkan atas beberapa
pertimbangan diantaranya selektivitas kelarutan kerapatan reaktivitas dan titik
didih Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar beda kerapatan yang signifikan sehingga
mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan Etanol tidak bersifat racun tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara tidak korosif dan mudah didapatkan
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
Senyawa etanol mengandung ikatan hidrogen pada gugus hidroksilnya (-OH)
Semua senyawa yang memiliki ikatan hidrogen (yaitu ikatan anrata H dengan F O
dan N) bersifat polar Kepolaran berhubungan dengan perbedaan muatan pada ujung2
molekulnya Molekul yang geometrinya asimetris (tidak simetris) akan mempunyai
perbedaan kepolaran pada ujung-ujungnya sehingga bersifat polar dan dapat
melarutkan metabolit sekunder seperti senyawa fenolik
26 Metode ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara pemisahan satu atau beberapa zat dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut Pemisahannya berdasarkan perbedaan
kelarutan Biasanya ekstraksi memiliki tujuan untuk mengambil zat tertentu dalam
suatu bahan alam Terdapat beberapa cara-cara ekstraksi yaitu dengan pelarut dingin
pelarut panas destilasi uap ultrasonik dan lain-lain
261 Maserasi
Maserasi adalah satu cara ekstraksi dengan pelarut dingin tanpa perlu adanya
pemanasan Maserasi adalah cara perendaman yaitu proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu kamar Maserasi digunakan untuk mencari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam pelarut Metode ini merupakan ekstraksi
paling sederhana
262 Rotary Vakum Evaporator
Evaporasi adalah suatu metode untuk menguapkan pelarut yang kuantitasnya
relatif banyak dalam suatu larutancampuran Rotary vakum evaporator merupakan
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
alat yang menggunakan prinsip vakum destilasi Prinsip utama alat ini terletak pada
penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik
didihnya Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang ada di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang
tinggi Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh
putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan Dengan bantuan
pompa vakum uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami
kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang akan ditampung
dalam labu alas bulat penampung
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan kedalam labu alas
bulat dengan volume 23 bagian labu alas bulat yang digunakan kemudian waterbath
dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan Setelah suhu tercapai labu
alas bulat yang telah terisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung
rotor yang menghubungkan kondensor Aliran air pendingin dan pompa vakum
dijalankan kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8 putaran)
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada
permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas
bulat penampung (Firdaus 2011)
27 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah bilangan yang menyatakan terjadinya oksidasi dari
minyak Bilangan peroksida berguna untuk penentuan kualitas minyak setelah
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
pengolahan dan penyimpanan Pada pengolahan minyak dengan cepat dan tepat dari
minyak yang berkualitas baik bilangan peroksidanya hampir mendekati nol
Peroksida akan meningkat sampai pada tingkat tertentu selama penyimpanan sebelum
penggunaan yang jumlahnya tergantung pada waktu suhu dan kontaknya dengan
cahaya dan udara
Selama oksidasi nilai peroksida meningkat secara lambat-laun yang
kemudian dengan cepat mencapai puncak Tingginya bilangan peroksida menandakan
oksidasi yang berkelanjutan tetapi rendahnya bilangan peroksida bukan berarti bebas
dari oksidasi Asam lemak tidak jenuh yang terkandung dalam minyak dapat
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida Minyak
atau lemak tidak dapat di konsumsi lagi apabila bilangan peroksida telah mencapai
10100 gram sampel
Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas
sehingga lemak atau minyak yang dipanaskan hanya mengandung sejumlah kecil
peroksida Dalam jangka waktu yang cukup lama peroksida dapat mengakibatkan
destruksi beberapa macam vitamin dalam bahan pangan berlemak Peroksida dapat
pula mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki
dalam bahan makanan Jika jumlah peroksida dalam bahan pangan lebih besar dari
100 meqKg akan bersifat sangat beracun dan tidak dapat dikonsumsi Bergabungnya
peroksida dalam suatu sistem peredaran darah dapat mengakibatkan kebutuhan akan
vitamin E lebih banyak Peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida
secara non enzimatis dalam otot dan usus serta mitokondria Lipoperoksida dalam
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang memiliki kerapatan yang
rendah Berdasarkan standar SNI bilangan peroksida minyak dapat dibilang
menggunakan rumus
Bilangan peroksida (mek O2kg) = 1000 x N x (V1ndashV0)
W
Keterangan
N = normalitas larutan standar natrium tiosulfat (N)
V1 = volume larutan natrium tiosulfat yang digunakan
pada penitaran sampel minyak goreng (mL)
V0 = volume awal natrium tiosulfat (mL)
W = massa sampel minyak goreng (g)
Bilangan peroksida = miliekuivalen per 1000 g = mekkg (Badan
Standardisasi Nasional 2013)
28 Bilangan Asam
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak Bilangan
asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang digunakan untuk menetralkan
asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak Asam lemak
bebas merupakan hasil degradasi deesterifikasi hidrolisis lemak yang dapat
menunjukkan kualitas bahan makanan mulai menurun Bilangan asam yang besar
menunjukkan asam lemak bebas yang besar pula yang berasal dari hidrolisa minyak
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
atau lemak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik Makin tinggi
bilangan asam maka makin rendah kualitasnya
Penetapan bilangan asam dilakukan dengan cara melarutkan ekstrak lemak dalam
alkohol netral panas dan ditambahkan beberapa tetes fenolftalein sebagai indikator
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak mempengaruhi
pH karena titrasi ini merupakan titrasi asam basa Alkohol dipanaskan untuk
meningkatkan kelarutan asam lemak Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam
dengan basa yang menghasilkan garam Reaksinya adalah sebagai berikut
C17H29COOH + NaOH C17H29COONa + H2O
Berdasarkan standar SNI kadar bilangan asam dapat dihitung dengan
menggunakan rumus
Bilangan Asam (mgNaOHg) = 561 x V x N
W
Keterangan
V = volume larutan NaOH yang digunakan (mL)
N = normalitas NaOH (N)
W = massa sampel minyak goreng (g) (Badan Standardisasi Nasional 2013)
29 Penelitian Terdahulu
Tabel 27 Daftar penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
No Judul PenelitianNama
PenelitiTahapan Proses Produk
1 Pengaruh Paranta Sampel dicuci dikeringkan didestilasi Optimal
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg
penambahan minyak atsiri daun sirih hutan terhadap minyak goreng yang teroksidasi secara termal
Cunha Lulan ndash Univ Nusa Cendana Kupang (2013)
uap dipisahkan dengan corong pisah ditambah natrium anhidrat untuk mengurangi air uji kualitas minyak ditambah antioksidan50 gram minyak dipanaskan suhu 180oC 15 menit Variasi penambahan minyak atsiri 05 1 dan 2 dari berat sampel minyak
pada 2
2
Pemanfaatan ekstrak daun sirih untuk menurunkan nilai bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak jelantah
Payung N ndash Politeknik Negeri Samarinda (2010)
Sampel dicuci dikeringkan diekstraksi didestilasi dioven didinginkan uji kualias minyak variasi berat sampel 10 mg 20 mg 30 mg 40 mg 50 mg dan lamanya waktu penyimpanan 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 7 hari
Optimal pada
10 mg dan 4 hari
3
Ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol
Hermawan G dan Laksono H ndash Universitas Diponegoro (2013)
Sampel dikeringkan variasi berat 4 gram dan 7 gram variasi maserasi 1 dan 2 hari jenis pelarut n-heksan dan etanol uji spektrofotometer
Optimal pada 7 gram
maserasi 2 hari dan
jenis pelarut etanol
4
Ekstrak daun sirsak sebagai antioksidan pada penurunan kadar asam urat tikus wistar
Artini Wahjuni dan Sulihingtyas ndash Universitas Udayana (2012)
Sampel dicuci dikeringkan dimaserasi diuapkan menggunakan rotavapor uji aktivitas antioksidan variasi dosis 100 mgkg 200 mgkg 400 mgkg
Optimal pada 200
mgkg