Upload
lamlien
View
222
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Data Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. GODANG TUA JAYA.
Alamat Perusahaan
- Kantor Pusat : Jl.Berlian no.35, RT 001/011
Cawang Atas, Kel. Bidara Cina,
Jakarta Timur.
Telp : (021) 850 6831.
Email : [email protected].
- Kantor Cabang : Central Niaga Kalimalang,
Jl. Ahmad Yani Blok A4/12-14,
Bekasi.
Telp : (021) 8894677.
Fax : (021) 88961204.
- Factory / Landfil : TPST Bantargebang Jl. Raya
Narogong Pangkalan V
Bantargebang, Kota Bekasi.
Telp : (021) 8250844.
Fax : (021) 8250844.
- Pool Armada dan Alat Berat : Jl. Raya Norogong Pangkalan X
Cileungsi, Kab. Bogor.
Telp: (021) 8230817.
- Contact Person : Ir. Douglas J. Manurung, MBA, M.Si.
Telp: 08121219678.
Email : [email protected].
2.2 Sejarah Perusahaan
PT. Godang Tua Jaya adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1993 dan
mempunyai berbagai kegiatan dibidang kontraktor, baik konstruksi, pengurukan
tanah maupun berbagai kegiatan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas
4
pemborongan. Usaha pemborongan ini digeluti sejak tahun 1990-an, sehingga pada
akhirnya saat dibutuhkan sebuah badan usaha untuk menaungi kegiatan-kegiatan
yang dimaksud, lahirlah PT.Godang Tua Jaya.
PT. Godang Tua Jaya telah berpengalaman dalam kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan sampah antara lain pengolahan sampah organik menjadi kompos
(industri kompos di sekitar TPST Bantargebang), penutupan sampah dengan tanah
merah (cover soil), konstruksi sanitary landfill, produksi alat-alat pengolah kompos,
pengangkutan sampah. Perusahaan PT Godang Tua Jaya memiliki beberapa titik
pengurukan tanah yang terletak di kawasan TPST Bantargebang, antara lain Desa
Ciketing Udik, Sumur Batu dan Desa Cikiwul yang mengelilingi kawasan TPST
Bantargebang. Tanah yang ada digali lalu diangkut ke daerah-daerah yang
membutuhkan, seperti DKI Jakarta, Bekasi dan sekitarnya termasuk kebutuhan
sanitary landfill sampah di TPST.
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa keterlibatan PT. Godang Tua Jaya
dalam mengelola sampah bukanlah semata-mata mencari keuntungan akan tetapi
merupakan suatu kepedulian terhadap lingkungan disekitar TPST, baik dari segi
kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, ekonomi dan sosial. Disamping PT.
Godang Tua Jaya sebagai mitra kerja masyarakat di lingkungan TPST Bantargebang,
perusahaan pun selalu melakukan studi dan pengamatan terhadap sampah yang ada.
Tentu saja ilmu dan pengalaman tersebut menjadi bekal untuk melakukan kegiatan
pengelolaan dan pengolahan sampah di TPST Bantargebang .
Perlu digaris bawahi bahwa teknologi tinggi untuk mengolah sampah tidak
merupakan suatu jaminan tapi yang pasti adalah niat dan kemauan untuk
beradaptasi hingga ada rasa kebersamaan dengan kehidupan di atas
sampah. Disamping itu pengalaman mengelola sampah untuk skala besar seperti di
TPST Bantargebang sangat penting artinya karena metode mengolah sampah untuk
skala Kabupaten, Kota sangat jauh berbeda dengan mengelola sampah Kota
Metropolitan. Perbedaan yang sangat menonjol adalah masalah waktu jam buang
(operasional), volume sampah, sosial dan penerapan sistem, teknis maupun
manajemen. Jadi tidaklah segampang apa yang disebut para ahli di dalam tulisannya
tentang teori-teori pengelolaan sampah kota, karena tempat saja sudah beda maka
sistem pengelolaan pun sudah pasti berbeda.
Salah satu wujud dari ketekunan dan keinginan mengolah sampah adalah
PT. Godang Tua Jaya melakukan investasi lahan disekitar TPST hingga puluhan Ha,
5
memiliki pabrik pengolahan sampah organik menjadi kompos, memiliki sejumlah
alat berat yang dipekerjaan di TPST, memiliki tenaga ahli yang handal untuk
melakukan sanitary landfill. Sejak diterapkannya sistem sanitary landfill oleh
pemerintah DKI Jakarta dalam rangka pengolahan sampah DKI di TPST
Bantargebang, PT. Godang Tua Jaya adalah salah satu pihak kontraktor
yang mendukung Pemda DKI Jakarta untuk melaksanakan program tersebut. Hal
ini disebabkan karena PT. Godang Tua Jaya merupakan perusahaan satu-satunya
yang dekat dengan sumber tanah pengurukan, memiliki peralatan yang memadai,
serta didukung oleh masyarakat sekitar.
2.3 Kebijakan Mutu
” Seluruh jajaran PT Godang Tua Jaya bertekad untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan persyaratan melalui pengendalian pada setiap
tahapan kegiatan dan selalu melakukan perbaikan secara berkelanjutan
melalui peningkatan sumber daya dan pembinaan mitra kerja sehingga
tercipta peningkatan kepuasan pelanggan”.
2.4 Visi dan Misi
Visi
Menjadi perusahaan yang kuat dan profesional berbasis pada pengelolaan
sampah dan lingkungan dengan memiliki beberapa divisi unit usaha lain.
Misi
1. Memiliki personal yang profesional pada bidang pengelolaan sampah.
2. Mitra pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah baik dalam
negeri maupun luar negeri.
3. Mengembangkan bisnis dengan mendirikan unit – unit usaha lain.
4. Pemanfaatan sampah menjadi bahan baju industri.
5. Memberikan pembelajaran pengolahan sampah kepada instansi
pemerintah (PEMDA) maupun masyarakat.
2.5 Kegiatan Perusahaan
PT Godang Tua Jaya terbagi atas 2 divisi besar yang masing-masing
mengelola bidang industri yang berbeda. Divisi tersebut adalah divisi alat berat dan
divisi pengolahan sampah. Namun selama beberapa tahun terakhir ini, PT Godang
6
Tua Jaya memfokuskan diri untuk mengelola divisi pengolahan sampah.
2.5.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan
biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya
bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).
2.5.2 Jenis – Jenis Sampah
Sampah terdiri dari berbagai jenis. Jenis – jenis sampah dapat dibagi
menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk gas.
a. Sampah Padat
1. Organik
Sampah organik merupakan sampah yang masih bisa dipakai atau
dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik berasal dari
bahan – bahan organik yang dapat didaur ulang seperti sisa sayuran,
hewan, kertas, potongan kayu, potongan ranting, rumput, dan
sebagainya.
2. Anorganik
Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang
sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan
waktu yang sangat lama. Sampah anorganik berasal dari sumber daya
alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik
dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
b. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
Sampah cair berasal dari limbah yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
7
- Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
- Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian.
c. Sampah Gas
Sampah gas dapat dikatakan sebagai emisi, dan emisi biasa dikaitkan
dengan polusi. Sampah gas seringkali berasal dari berbagai kegiatan
industri yang dalam prosesnya seringkali mengeluarkan zat dan bau
tidak sedap yang menyebabkan terkontaminasinya udara dengan polusi.
2.5.3 Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan, dan penanganan
sampah. Dalam proses pengolahannya, sampah diperoleh melalui beberapa
tahap pendistribusian dari berbagai lokasi yang kemudian akhirnya dikumpul
di suatu tempat khusus yang mengelola sampah. Tempat tersebut dibagi
menjadi tiga, yaitu :
1. TPS atau tempat penampungan sementara. TPS adalah tempat sebelum
sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau
tempat pengolahan sampah terpadu.
2. Tempat pengolahan sampah terpadu, yang selanjutnya disingkat TPST,
adalah tempat dilaksanakannya kegiatan penggunaan ulang, pendauran
ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir
sampah.
3. Tempat pemrosesan akhir, yang selanjutnya disingkat TPA, adalah tempat
untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan
secara aman bagi manusia dan lingkungan.
2.5.4 Pengembangan Sarana dan Prasana Perusahaan
a. Pengembangan Sarana dan Prasarana Eksisting
Optimalisasi zona TPST Bantargebang dapat dilakukan dengan
peninggian TPST dan penggabungan zona yang bertujuan untuk
8
memperpanjang usia pakai TPST. Peninggian dan penggabungan zona
akan diuraikan di bawah ini. Penggabungan zona dilakukan dengan
menggunakan jalan kerja antar zona sebagai tempat pembuangan
sampah setelah dilakukan konstruksi lapisan kedap air (liner) terlebih
dahulu dengan mengacu pada kondisi zona dan sub zona yang masih
dapat digabung.
Peninggian zona dilaksanakan dengan membuang sampah baru di
atas sampah lama yang sudah ditutup dengan lapisan tanah serta
mempertimbangkan daya dukung tanah serta kemungkinan terjadinya
longsor. Jalan operasional di TPST Bantargebang sebagian sudah
mengalami kerusakan, sehingga sudah tidak dapat digunakan sebagai
jalan kerja. Jalan yang sudah rusak tersebut harus diperbaiki supaya lalu
lintas truk angkutan sampah berjalan dengan baik.
Penerangan jalan umum merupakan bagian sarana pendukung untuk
pekerjaan pengolahan sampah pada malam hari, karena jam operasi
TPST Bantargebang adalah 24 jam setiap hari, sehingga prasarana PJU
tersebut harus diperbaiki. Pagar pengaman di sekeliling TPST akan
diperbaiki dan dibangun yang baru, sehingga seluruh lokasi TPST dapat
terhindar dari gangguan luar.
b. Pengembangan Sarana Prasarana Baru
• Sanitary Landfill
Fasilitas sanitary landfill akan dibangun pada area seluas 47 Ha
diatas lahan TPST. Tujuannya adalah untuk mengolah sampah organik
sekaligus menangkap gas methan yang akan digunakan sebagai
pembangkit tenaga listrik. Fasilitas sanitary landfill ini terdiri dari unit-
unit :
- Pemasangan lapisan kedap air geomembrane (liner)
- Pemasangan perpipaan pengumpul lindi (leachate)
- Pemasangan Perpipaan Pengumpul Gas
- Fasilitas Pemilahan Sampah
• Fasilitas Pengomposan
Pengembangan TPA Bantargerbang menjadi TPST PT. Godang Tua
9
Jaya telah memiliki “modal awal” yang sangat besar , antara lain karena
telah memiliki fasilitas pengomposan yang beroperasi sejak tahun 2004
dan saat ini dapat mengolah sampah organik sebanyak 200 ton/hari
dengan produksi kompos rata-rata 40 ton/hari. Kapasitas pengomposan
akan ditingkatkan menjadi 1000 ton/hari sampah kota atau 550 ton/hari
sampah organik (terpilah) di atas tanah 10.5 Ha milik PT. Godang Tua
Jaya.
Gambar 2.5.4.1 Fasilitas Pengomposan
Proses pengomposan yang dilakukan adalah metode Aerobic (Open
Windrows) yaitu dengan mekanisme, pemilahan, pencacahan,
pembalikan, pengayakan, penyimpanan sementara dan pengemasan.
Sistem tersebut dikembangkan dengan cara menyuntikkan mikro
organisme (bioactivator). Kompos yang dihasilkan dari proses
pengomposan tersebut berupa kompos serbuk (powder), granul dan
organic soil treatment (OST) dengan kualitas yang telah bersertifikat
uji perlakuan dan efektivitas kompos, terdaftar sebagai produsen pupuk
kompos dan memiliki hak paten dengan merk “Green Botane”.
Pemasaran kompos yang dihasilkan oleh PT. Godang Tua Jaya telah
didstribusikan ke:
10
- PT. Panca Kokoh untuk Tanaman Jati.
- PT. Biozyme untuk tambak udang dan kelapa sawit di Kalimantan.
- PT. PERTANI (Sedang proses kontrak produksi granul 20,000 ton
dengan tahapan Tahap I: 10,000 ton dan tahap II 10,000 ton).
• Pembangunan Fasilitas Daur Ulang Plastik
Sampah plastik hasil pemilahan diolah pada fasilitas daur ulang
plastik. Plastik hasil pemilahan terlebih dahulu dibersihkan pada bak
pencucian yang kemudian dikeringkan. Setelah plastik bersih dan
kering kemudian dipilah sesuai dengan jenis-jenis plastik, palstik yang
dapat diaur ulang dicacah dan dimasukkan kemesin pengolah plastik
yang menghasilkan pellet plastik, sedangkan plastik yang tidak dapat
didaur ulang dikemas untuk dijual.
• Pembangunan Fasilitas GALFAD
Gasification (Pirolysis)
Gasification adalah proses konversi sampah non organik dan organik
kering menjadi gas melalui suatu proses pemanasan tertutup (pirolysis).
Gas yang diproduksi adalah karbon monoksida, methan dan hidrogen.
Sebesar 85% energi yang didapat dari gas maupun energi panas
dimanfaatkan menjadi listrik. Sisa limbah padat dari proses ini hanya
6% dari volume awal dapat digunakan untuk pembuatan bata. Kapasitas
pengolahan pirolysis adalah sebesar 290 ton/hari sampah kering.
Sampah yang dapat digunakan dalam proses gasification adalah sampah
plastik, sampah kayu, sampah karton, kompos hasil proses, dan sampah
kering.
Gambar 2.5.4.2 Gambaran Proses dan Fasilitas GALFAD
11
Mesin yang digunakan dalam proses pirolysis adalah Structure
Landfill Cells, yang merupakan mesin pengolahan sampah organik
yang terbuat dari bak beton besar, dimana terjadi proses biologi untuk
merubah bahan organik menjadi gas yang bisa digunakan sebagai bahan
bakar pembangkit listrik. Sampah ditampung dalam bak sampah besar
12.000m3 (20m x 58m x 12m), kemudian ditutup dengan membran dan
diberi sirkulasi air sehingga terjadi proses fermentasi yang
menghasilkan gas. Materi organik dipecah untuk menghasilkan metan
dan karbondioksida, berlangsung dilingkungan basah dan hampa udara.
Sampah yang akan diproses di dalam Structure Landfill Cell adalah
sampah organik seperti sampah pasar, sampah buah dan sayur, sampah
restoran, sampah kebun, serta sampah organik basah.
• Diagram Alir aur Ulang Plastik (POWER PLANT)
Pembangkit listrik (powerplant) yang akan dibangun terdiri dari 2
jenis yang dihasilkan dari pemanfaatan gas metan dari sanitary landfill
dan panas dari pirolysis. Powerplant untuk pirolysis akan menghasilkan
listrik sebesar 7 MW, yang komponen utamanya terdiri dari Boiler,
Turbin, Generator Set. Powerplant untuk gas metan menghasilkan
listrik sebesar 19 MW, yang komponen utamanya terdiri dari Fuel Skid,
Gas Engine, Transformator.
Gambar 2.5.4.3 Gambaran Proses dan Fasilitas Powerplant
• Penambangan / Penggalian Sampah Lama (LANDFILL MINING)
Landfill mining dilakukan dengan menggali dan memindahkan
12
sampah lama untuk mendapatkan lahan baru yang akan digunakan
untuk fasilitas sanitary landfill dan lokasi pembangunan GALFAD.
Penambangan sampah lama akan dilakukan di Zona III-C, III-B dan
Zona I. sampah lama pada zona tersebut akan dipindah ke Zona II.
Hasil landfill mining dapat digunakan untuk cover soil dan kompos,
sehingga dapat mengurangi tumpukan landfill yang ada.
2.5.5 Metode Pengolahan Sampah
• Proses pengoperasian pengolahan sampah dengan metode
Sanitary Landfill
1. Pemeriksaan dan Penimbangan
Sebelum melakukan tahap-tahap operasional penimbunan, setiap
kendaraan pengangkut harus melalui tahap berikut:
Gambar 2.5.5.1 Proses Penimbangan Truk Sampah
- Pemeriksaan izin masuk ke TPST. Di dalam surat izin tercantum
seperti nomor polisi, nomor daftar kendaraan pengangkut, jenis
kendaraan pengangkut, berat kosong pengangkut, nama
pengemudi.
- Penimbangan kendaraan pengangkut sampah. Penimbangan
bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah yang masuk ke
dalam TPST berdasarkan satuan waktu tertentu (bulan, tahun).
- Setiap kendaraan yang masuk harus memiliki izin penimbangan
dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Surat Izin ini bertujuan
13
untuk mencegah adanya kendaraan pengangkutan liar yang ingin
melakukan pembuangan di dalam lahan TPST.
2. Pembuangan Sampah
Kegiatan pembuangan sampah selanjutnya terbagi ke dalam 4
(empat) tahapan utama yaitu:
Gambar 2.5.5.2 Proses Unloading di Titik Buang
� Operasi penurunan sampah (unloading), yang dilakukan dilokasi
penurunan (titik buang). Untuk menghindari antrian truk
pengangkut sampah pada lokasi penurunan (titik buang) maka
harus disediakan titik lokasi penurunan (titik buang) lebih dari
satu. Dari hasil pengamatan di lapangan rata-rata truk sampah
masuk 500 truk. Waktu unloading sampah rata-rata 5 menit, satu
hari dengan asumsi efisiensi kerja 20 jam, satu lokasi penurunan
samah melayani 200 truk sampah, sehingga untuk melayani 500
truk sampah harus disediakan 3 lokasi penurunan sampah.
� Operasi penimbunan sampah, merupakan operasi yang bertujuan
memindahkan sampah menuju ke dalam lokasi kerja
penimbunan. Operasi ini meliputi pengambilan dan penyebaran
sampah serta pemadatan.
� Operasi pemadatan sampah, yang bertujuan untuk memadatkan
sampah sehingga tumpukan sampah menjadi lebih kecil.
Pemadatan sampah ini juga bertujuan untuk perkerasan pondasi
14
landfill. Pekerjaan ini harus menggunakan alat berat (bulldozer)
untuk meratakan sampah. Pekerjaan membentuk terasering
sampah dengan kemiringan maksimum 30o dengan
menggunakan excavator. Selain untuk meratakan sampah
bulldozer juga sebagai alat untuk memadatkan sampah lapis
demi lapis sampai mencapai ketinggian 2 - 2,5 meter sehingga
pekerjaan penutupan sampah dengan tanah merah dapat
dilaksanakan dengan sempurna.
3. Penutupan Tanah (Cover Soil)
Gambar 2.5.5.3 Proses Penutupan Tanah
a. Harian
Sesuai dengan syarat sanitary landfill dimana sampah yang
telah ditimbun dan dipadatkan setiap harinya harus ditutup
dengan material penutup dan dipadatkan paling sedikit setebal 20
cm.
b. Antara
Penutup antara dilakukan setiap ketinggian sampah 5 m
dengan ketebalan tanah penutup antara 30 cm.
c. Akhir
Jika telah mencapai tinggi timbunan yang direncanakan
dilakukan penutupan akhir (final coversoil) dengan ketebalan 50
cm. Penutup akhir selain mempunyai fungsi yang sama dengan
penutup harian dan penutup intermediate, berfungsi pula sebagai
15
tempat untuk tumbuhnya tanaman. Pada penutup akhir harus
dicegah adanya cekungan-cekungan pada permukaan dan pada
permukaannya dibentuk kemiringan sedemikian rupa sehingga
tidak terjadi erosi (kemiringan 1-2 %). Jika terjadi keretakan
maka harus segera dilakukan penutupan kembali.
• Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS)
Gambar 2.5.5.4 Proses Pengolahan Air Sampah
Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS) yang terdapat di TPST
Bantargebang saat ini adalah 4 (empat) unit pada lokasi yang
berbeda. Tujuan utama pengolahan air sampah ialah untuk mengurai
kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik,
padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam.
Pengolahan air sampah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan
untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam
aliran air sampah. Proses pengolahan yang berlangsung pada
tahap ini ialah equalization.
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki
16
tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya
ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada
pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition
and coagulation, flotation, sedimentation.
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat
terlarut dari air sampah yang tidak dapat dihilangkan dengan
proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan
pada pengolahan tahap ini ialah rotating biological contactor.
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air sampah tahap
ketiga ialah coagulation and sedimentation dan membrane
separation.
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan
sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses pressure
filtration atau landfill.
2.6 Analisa
Strength :
• Inovatif dalam mengembangkan teknologi untuk kesejahteraan
lingkungan.
• Mengubah sampah yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai.
• Memiliki pengalaman dan teknologi yang maju dalam hal mengolah
sampah.
Weakness :
• Teknologi yang dimiliki ketinggalan jika dibandingkan dengan teknologi
pengembangan sampah yang ada di luar negeri.
• Cara dan teknologi pengolahan sampah yang diterapkan masih baru di
Indonesia.
Opportunity :
• Dapat menjadi terobosan baru bagi manusia untuk memanfaatkan hal
yang negatif menjadi suatu hal yang berguna.
17
• Pasar bisnis dalam hal mengolah sampah masih terbuka luas.
• Masyarakat luas sedang menerapkan tren recycling.
Thread :
• Masih sedikit orang yang sadar akan pentingnya pemanfaatan sampah.
• Masyarakat yang berada di dekat lokasi lingkungan TPST Bantargerbang
merasa terganggu.
2.7 Target Pasar
2.7.1 Target Primer
1. Demografi
Dewasa, usia 18 – 25 tahun ke atas.
Masyarakat peduli lingkungan.
2. Geografi
Wilayah sekitar Bantargerbang.
Wilayah perkotaan, khususnya DKI Jakarta dan Bekasi.
3. Psikografi
Memiliki pikiran terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru.
Memiliki tujuan dan kemauan yang sama untuk mengubah hal – hal
negatif sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna.
2.7.2 Target Sekunder
1. Demografi
Dewasa, usia 21 – 30 tahun.
BtoB, perusahaan peduli lingkungan.
2. Geografi
Wilayah perkotaan, khususnya DKI Jakarta dan Bekasi.
3. Psikografi
Prihatin dengan kondisi lingkungan.
Memiliki tujuan dan kemauan yang sama untuk mengurangi
dampak buruk sampah.