Upload
ngolien
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 E-Bisnis
E-bisnis mengacu pada definisi yang lebih luas dari e-commerce, tidak hanya
pembelian dan penjualan barang dan jasa, tetapi juga melayani pelanggan, kolaborasi
dengan mitra bisnis, melakukan e-learning, dan melakukan transaksi elektronik
dalam suatu organisasi (Turban, 2012:38).
Menurut Chaffey (2011:12) e-bisnis adalah semua pertukaran informasi
melalui media elektronik, baik di dalam organisasi maupun dengan pemangku
kepentingan eksternal yang mendukung berbagai proses bisnis.
E-bisnis didefinisikan di sini sebagai penggunaan sarana elektronik untuk
melakukan kegiatan bisnis pada sebuah organisasion secara internal dan / atau
eksternal. Kegiatan e-bisnis internal meliputi menghubungkan karyawan organisasi
satu sama lain melalui internet untuk mempermudah berbagi informasi, fasilitas
penyebaran pengetahuan dan mendukung pembuatan laporan manajemen. Kegiatan
E-bisnisjuga mencakup mendukung layanan purna jual dan berkolaborasi dengan
mitra bisnis (Jellasi, 2008:4)
Menurut O’Brien dan Marakas (2013:287), e-business merupakan
penggunaan jaringan komputer (internet, intranet, ekstranet, dan jaringan lainnya)
serta teknologi infomasi untuk mendukung e-commerce, komunikasi perusahaan dan
proses bisnisnya.
Jadi, dapat dikatakan e-business memiliki ruang lingkup dan makna yang
lebih luas dari sekedar e-commerce. e-business tidak hanya mencakup kegiatan
transaksi pembelian jual-beli saja tetapi juga membantu keseluruhan proses bisnis
yang ada dengan bantuan elektronik.
8
2.2 E-commerce
2.2.1 Konsep e-commerce
E-commerce adalah proses membeli, menjual, mengirim, atau menukan
produk, jasa, dan/atau informasi melalui jaringan komputer, yang sebagian besar
adalah internet dan intranet (Turban, 2012:38).
Sedangkan menurut Jellasi (2008:4) e-commerce adalah bagian bisnis yang
memfasilitasi transaksi dan penjualan produk dan jasa secara online yang seringkali
menyangkut perdagangan barang secara fisik ataupun digital, dan berbagai hal lain
seperti pemasaran secara online (onlinemarketing), pemesanan secara online (online
odering), pembayaran secara online (e-payment), dan distribusi produk.
E-commerce sering dianggap hanya mengacu pada membeli dan menjual
menggunakan internet, orang langsung berpikir pembelian eceran konsumen dari
perusahaan. Tapi e-commerce melibatkan lebih dari transaksi keuangan secara
elektronik antara organisasi dan pelanggan. Banyak komentator bahwa e-commerce
adalah semua transaksi elektronik antara organisasi dan pihak ketiga yang
berhubungan. Dengan definisi ini, transaksi non finansial seperti permintaan
pelanggan untuk informasi lebih lanjut juga menjadi bagian dari e-commerce
(Chaffey, 2011:10).
Menurut Joko (2011:45) e-commerce menggambarkan proses pembelian,
penjualan, transfer atau pertukaran barang dan atau informasi melalui jaringan
computer termasuk internet.
2.2.2 Pembagian e-commerce
Turban (2012:42) membagi E-commerce berdasarkan jenis transaksi nya, yaitu:
a. Business to Business (B2B)
Partisipan pada B2B adalah perusahaan dengan perusahaan lainnya.
b. Business to Consumer (B2C)
Merupakan transaksi retail produk dan jasa dari bisnis ke customer individu.
E-tailing (electronic retailing) merupakan salah satu jenis B2C E-commerce.
c. Business to Business to Consumer (B2B2C)
9
Pada B2B2C sebuah perusahaan menyediakan produk atau jasa pada
perusahaan klien yang memiliki customer sendiri untuk didistribusikan
produk atau jasa tersebut (umumnya karyawannya).
d. Consumer to Business (C2B)
Merupakan kategori dimana individu yang menggunakan internet menjual
produk atau jasa untuk perusahaan, atau individu yang mencari vendor untuk
menawarkan produk atau jasa nya.
e. Intrabusiness EC
Merupakan kategori yang mencakup semua aktivitas E-commerce dalam
suatu perusahaan yang menyangkut pertukaran barang, jasa, ataupun
informasi antar unit, individu, ataupun bagian.
f. Business to Employees (B2E)
Merupakan kategori bagian dari Intrabusiness EC dimana perusahaan
membagikan jasa, informasi, atau produk pada tiap karyawan.
g. Consumer to Consumer
Pada kategori ini, sesama customer saling bertransaksi.
h. Collaborative Commerce
Terjadi saat individu atau perusahaan melakukan komunikasi, kolaborasi,
ataupun kerjasama dengan memanfaatkan jaringan komputer.
i. E-Government
Terdiri dari Government to Business (G2B), Government to Citizen (G2C),
dan Government to Government (G2G).
2.2.3 Keuntungan E-commerce
Menurut Turban (2012:66) e-commerce memberikan keuntungan bagi
organisasi, pelanggan dan masyarakat. Keuntungannya di rangkum sebagai berikut :
10
Table 2.1 Keuntungan E-Commerce
Keuntungan Penjelasan
Bagi Organisasi
Jangkauan global Mencari pelanggan dan / atau pemasok di
seluruh dunia, dengan biaya murah dan cepat
Pengurangan biaya Biaya yang lebih rendah dari pengolahan
informasi, penyimpanan, distributor
Menyelesaikan masalah fasilitas Menyelesaikan masalah yg kompleks yang
belum terselesaikan
Meningkatkan supply chain Mengurangi waktu tunggu, persediaan dan biaya
Bisnis selalu buka Buka 24/7/365, tidak ada lembur dan tambahan
baya
Kustomisasi/ personalisasi Membuat sesuai keinginan pelanggan dengan
cepat dan harga yang wajar
Spesialisasi penjualan Penjual dapat mengkhususkan menjual dalam
segmen yang sempit, namun menghasilkan uang
Kemampuan berinovasi,
menggunakan bisnis model baru
Memfasilitasi inovasi dan memungkinkan
model bisnis yang unik
Waktu yang cepat ke pasar dan
meningkatkan kecepatan
Mempercepat proses, kecepatan tinggi dan
produktivitas
Biaya komunikasi lebih rendah Internet lebih murah dari pada VAN private line
Pengadaan barang lebih rendah Menghemat waktu dan mengurangi biaya
dengan e-procurement
Meningkatkan pelayanan pelanggan Komunikasi langgsung dengan pelanggan
Sedikit ijin dan pajak lebih rendah Mungkin perlu izin lebih sedikit dan dapat
menghindari pajak penjualan
Inventory lebih rendah Persediaan barang untuk kustomisasi dapat
diminimalkan
Biaya pendistribusian produk lebih
rendah
Pengiriman online bisa 90 persen lebih murah
Memiliki keuntungan bersaing Bisnis model yang inovatif
Bagi Pelanggan
Inventory Banyak pilihanuntuk memilih (vendor, produk,
varian)
11
Ubiquity Bisa berbelanja diamana saja dan kapan saja
Kustomisasi produk/jasa Dapat menyesuaikan berbagai produk dan / atau
jasa
Produk/jasa yang lebih murah Bisa membandingkan dan membeli harga
terendah
Pengiriman cepat Produk digital bisa di unduh segera setelah
pembayaran
Ketersediaan informasi Mudah mencari apa yang dibutuhkan, dengan
detil dan demo
Peserta lelang nyaman Melakukan lelang kapan saja dan dimana saja
Tidak ada pajak penjualan Kadang-kadang
Memungkinkan komunikasi Bisa bekerja dan belajar di rumah
Sosialisasi secara elektronik Bisa bersosialisasi dalam komunitas walaupun
sedang dirumah
Menemukan barang unik Dengan lelang secara online, bisa menemukan
barang koleksi
Kenyamanan berbelanja Berbelanja di waktu luang tanpa pegawai
menganggu dan memaksa anda
Bagi Masyarakat
Memungkinkan komunikasi Memungkinkan bekera dirumah ; mengurangi
macet dan polusi
Layanan umum yang lebih baik Membuat pendidikan, kesehatan, dll, tersedia
untuk lebih banyak orang
Meningkatkan keamanan tanah air Memfasilitasi keamanan domestik
Meningkatkan standar hidup Bisa membeli produk / jasa lebih banyak dan
murah
Menututup kesenjangan digital Memungkinkan orang di negara berkembang
dan daerah pedesaan untuk menerima lebih
banyak layanan dan membeli apa yang benar-
benar mereka sukai
12
2.2.4 E-commerce Framework
Menurut Turban (2012:40) e-commerce framework terdiri dari :
a. People
Penjual, perantara, system informasi, dan spesialis teknologi, dan
karyawan lainnya.
b. Public Policy
Hukum, kebijakan lainnya dan masalah regulasi seperti perlindungan
privasi dan pajak yang ditentukan oleh pemerintah.
c. Marketing and Advertisement
E-commercebiasanya membutuhkan bantuan pemasaran. Halini
khususnya penting dalam jenis e-commerce B to Cdimanapenjual dan
pembeli biasanya tidak mengenal satu sama lain.
d. Support Service
Banyak pelayanan yang dibutuhkan untuk membantu e-commerce
e. Business Partnership
Usaha bersama, pertukaran dan kerjasama bisnis pada beberapa tipe e-
commerce yang umum. Hal ini terjadi secara berkala melalui rantai
persediaan.
Gambar 2.1 E-Comerce Framework
Sumber : Turban (2012:41)
13
2.2.5 Strategi E-Commerce
Gambar 2.2 Strategi E-commerce
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:11)
2.2.5.1 Analisis Peluang Pasar
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:73), analisis peluang pasar adalah alat yang
sangat penting baik untuk pengusaha maupun manajer senior yang ingin
meningkatkan bisnisnya yang sekarang atau membuat bisnis baru.
Tujuan dari analisis peluang pasar adalah mengidentifikasi peluang yang
berpotensi tinggi dan memulai ide tentang elemen yang diperlukan di dalam bisnis.
Kerangka kerja untuk menganalisis kesempatan pasar yang mana dapat memberikan
perhatian pada investasi tingkat awal dari membuat ide-ide, termasuk di dalamnya
terdapat 7 tahapan, yaitu:
14
Gambar 2.3 Framework for Market Opportunity
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:83)
2.2.5.1.1 Mengidentifikasi apa yang dibutuhkan oleh pelanggan
Mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi oleh sistem yang
sedang berjalan, maka manajer perlu memeriksa 4 kunci lingkungan dan analisis
kesempatan, yaitu konsumen, teknologi, perusahaan, dan persaingan. Pertemuan
dari 4 kunci tersebut digunakan untuk inovasi e-business dimana merupakan
konfigurasi, sistem sumber daya perusahaan, dan perusahaan, dan kesempatan
bersaing yang terus menerus yang memberikan nilai konsumen yang khusus dan
masuk kedalam lingkungan baru dari peningkatan kenyaman pelanggan,
produktivitas, dan kepuasan pelanggan.
15
2.2.5.1.2 Mengidentifikasi pelanggan tertentu yang akan dituju oleh perusahaan
Untuk menganalisa hasil dari proses pengambilan keputusan konsumen,
perusahaan harus mengelompokkan konsumen atau melakukan segmentasi pasar.
Segmentasi adalah proses pengelompokan konsumen berdasarkan persamaan
mereka. Jika perbedaan segmentasi telah ditemukan, maka perusahaan harus
menentukan segmen yang ingin dikuasai dengan tujuan untuk menyaring peluang
yang ingin diambil alih oleh perusahaan kedepannya. Ada beberapa acuan yang
dapat digunakan untuk menentukan segmentasi pasar:
� Geografis
Pembagian segmentasi pasar berdasarkan negara, propinsi, atau kota.
� Demografis
Membagi pasar berdasarkan variabel demografis, seperti jenis kelamin,
umur, atau pendapat.
� Firmografis
Membagi pasar berdasarkan variabel spesifik dari perusahaan, seperti
jumlah pegawai atau ukuran perusahaan.
� Perilaku
Membagi pasar berdasarkan bagaimana pelanggan biasa membeli dan
menggunakan produk.
� Berdasarkan situasi
Membagi pasar berdasarkan situasi yang menyebabkan produk
dibutuhkan, dibeli, atau digunakan.
� Psikografis
Membagi pasar berdasarkan gaya hidup atau kepribadian.
� Keuntungan
Membagi pasar berdasarkan keuntungan atau kualitas dari suatu produk.
2.2.5.1.3 Menilai keuntungan yang berkaitan dengan kompetisi
Untuk memperkirakan keuntungan yang relative para manajer harus
mengerti persaingan pada tingkat industri dan mengerti para pesaing yang khusus
pada tingkat perusahaan individu. Keuntungan bersaing merupakan bagian dasar
dari nilai pelanggan dimana perusahaan membuat suatu yang bernilai dan
menarik. Ada 2 tipe dasar dari keuntungan persaingan, yaitu kepemimpinan dari
16
biaya dan perbedaan. Nilai tidak ditentukan dari perusahaan tapi dari para
pembeli yang menunggu untuk membayar. Ada dua jenis persaing, yaitu:
1. Pesaing langsung
Merupakan pesaing langsung yang membahayakan perusahaan karena
memiliki segmentasi pasar yang sama.
2. Pesaing tidak langusng
Merupakan pesaing tidak langsung yang membahayakan perusaha karena
memiliki segmentasi pasar yang berbeda atau sejenis usaha yang beda.
Terdapat dua jenis pesaing tidak langsung, yaitu:
a. Produsen pengganti
Perusahaan yang meskipun bergerak di bidang industri yang berbeda
akan tetapi memproduksi barang dan jasa yang memiliki fungsi yang
sama.
b. Pesaing berdekatan
Perusahaan yang tidak menawarkan barang dan jasa yang merupakan
barang pengganti langsung akan tetapi memiliki potensi untuk
melakukan hal tersebut.
2.2.5.1.4 Menilai sumber daya perusahaan untuk memberikan penawaran
Pada tahap ini, perusahaan harus menjaga pengalaman dan keuntungan
memberikan penawaran dalam menyediakan sumber daya dan teknologi yang
diperlukan untuk mengirimkan penawaran dari perusahaan. Tim manajemen
harus dapat mengidentifikasikan paling sedikit 3 atau 4 perkiraan dalam
memenangkan sistem sumber daya yang dapat dibuat atau diberikan melalui
mitra bisnis. Perusahaan memerlukan bantuan atau kerjasama dengan perusahaan
lain sebagai penyedia jasa untuk menyampaikan penawaran kepada pelanggan.
2.2.5.1.5 Menilai kesiapan pasar akan teknologi
Pada tahap ini perusahaan perlu menilai kesiapan pasar dengan teknologi
yang akan diterapkan oleh perusahaan. Hal-hal yang perlu dinilai oleh
perusahaan, yaitu:
� Kepekaan teknologi
17
Diluar persaingan dan pelanggan, perusahaan harus membuat penilaian
yang tinggi mengenai kepekaan kesempatan tersebut dengan melihat
trend teknologi, baik dalam masa penerapan teknologi baru dan efek dari
teknologi baru tersebut.
� Adopsi teknologi
Tim manajemen juga harus mampu memberikan penilaian yang tinggi
terhadap perpindahan teknologi dan tingkat adopsi dari teknologi yang
berhubungan.
� Pengaruh teknologi baru
Perusahaan harus memahami teknologi baru apa yang dapat secara radikal
mengubah tingkat ekonomis dari pengiriman penawaran atau
membutuhkan penyesuaian.
2.2.5.1.6 Menentukan peluang yang ada jika menggunakan internet
Untuk menjelaskan kesempatan itu dalam langkah konkrit, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu:
� Menjelaskan dengan jelas segmen yang ditargetkan di dalam sistem yang
dipilih.
� Mengartikan nilai perencanaan pada tingkat yang tinggi.
� Menerangkan elemen yang diharapkan dapat member keuntungan bagi
pelanggan.
� Mengidentifikasi kemampuan kritis dan sumber daya yang dibutuhkan
perusahaan dalam memberikan keuntungan bagi pelanggan.
� Memetakan “alasan untuk mempercayai” yang kritis yang
kemampuannya dan sumber daya yang akan menjadi sumber yang
relative menguntungkan didalam kompetisi.
� Mengkategorikan kemampuan kritis.
� Menjelaskan bagaimana perusahaan memaksimalkan kesempatan
tersebut.
� Menyediakan suatu awal penting yang menyangkut kesempatan keuangan
untuk perusahaan.
18
2.2.5.1.7 Menilai ketertarikan perusahaan terhadap peluang
Menilai peluang yang menarik merupakan dasar dari pelaksanaan
perkiraan untuk keuntungan jangka panjang dalam industri yang khusus sebagai
mana posisi persaingan perusahaan yang relative dengan industri tersebut.
Untuk membuat penilaian “maju atau tidak maju” dalam penerapan
aplikasi e-commerce yaitu dengan menggunakan 8 acuan. Jika dari 8 acuan
tersebut lebuh banyak positif ketimbang negatif, maka kemungkinan besar
perusahaan tersebut memiliki kemungkinan positif untuk menerapkan e-
commerce atau “maju”. 8 acuan yang menentukan maju atau tidaknya perusahaan
dalam menerapkan aplikasi e-commerce, yaitu:
a. Kerentanan kompetisi
Faktor ini ditentukan dengan melihat kuantitas pesaing yang ada, serta
bebarapa banyak pesaing yang telah menerapakan e-commerce. Semakin
sedikit pesaing yang memenuhi criteria diatas berarti nilainya semakin
positif.
b. Kerentanan teknis
Faktor ini ditentukan dengan melihat ketersediaan dan kemampuan
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan
aplikasi e-commerce.
c. Besarnya kebutuhan yang belum terpenuhi
Faktor ini ditentukan dari kemampuan aplikasi e-commerce untuk dapat
menjawab kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi oleh perusahaan
secara offline. Jika ternyata e-commerce dapat memenuhinya nilainya
positif.
d. Interaksi antar segmen
Faktor ini ditentukan berdasarkan interaksi antar segmen yang ada.
Semakin baik interaksi yang tercipta berarti semakin positif pula nilainya.
e. Kemungkinan tingkat pertumbuhan.
Faktor ini ditentukan dari persentase pertumbuhan tahunan perusahaan itu
sendiri. Semakin besar pertumbuhan sebuah perusahaan, maka semakin
positif nilainya.
f. Kerentanan teknologi
19
Perusahaa juga harus memiliki kemampuan dengan level yang tinggi pada
perkembangan teknologinya baik dari segi teknologi yang ada maupun
dampak dari penggunaan teknologi baru.
g. Ukuran pasar
Faktor ini ditentukan besar kecilnya pasar perusahaan. Semakin besar
ukuran pasarnya berarti semakin positif nilainya.
h. Tingkat profitabilitas
Faktor ini ditentukan dari tingkat keuntungan perusahaan. Semakin tinggi
keuntungan perusahaan berarti semakin mendukung aplikasi e-commerce
dan semakin positif nilainya.
2.2.5.2 Model Bisnis
Model Bisnis adalah representasi dari bagaimana perusahaan akan
menghasilkan uang.
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:11), tanpa menghiraukan tujuan
dari berbisnis, semua bisnis harus menentukan bisnis modelnya terlebih dahulu.
Sebuah bisnis model online memerlukan empat tahapan dalam bagian
manajemen senior yang terdiri dari value proposition or value cluster for
targeted customer; an online offering; a unique, defendable resource system; dan
a revenue model.
Gambar 2.4 Components of a Business Model
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:111)
20
2.2.5.2.1 Perencanaan nilai dan pengelompokan nilai
Langkah awal dalam pembangunan model bisnis online adalah
menspesifikasikan dengan jelas perencanaan nilai untuk bisnis. Konstruksi dari
perencanaan nilai membutuhkan manajemen untuk menspesifikasi tiga nilai:
� Pemilihan segmen
Keputusan awal dalam konstruksi untuk mengelompokan nilai adalah
memilih target segmen. Untuk melakukannya ada beberapa variabel yang
harus diperhatikan, yaitu:
o Ukuran pasar dan tingkat pertumbuhan.
o Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi atau kurang
terpenuhi.
o Pesaing yang lemah atau tidak ada pesaing.
� Pemilihan untuk fokus kepada manfaat konsumen
Langkah kedua dalam artikulasi pengelompokan nilai adalah
menspesifikasi manfaat utama yang akan diberikan kepada target segmen.
Manfaat yang dimaksud disini tidak berupa harga yang murah. Bebarapa
toko online yang memberikan manfaat berbeda mempengaruhi keputusan
pelanggan untuk membeli. Termasuk diantaranya pelayanan kepada
pelanggan, pengiriman yang tepat waktu, pengiriman dan pengurusan,
dan perlindungan privasi.
� Pemilihan sumber daya yang unik dan berbeda
Komponen ketiga dari perencanaan nilai adalah memikirkan kenapa
perusahaan online tertentu dapat menyediakan satu atau lebih manfaat
dibandingkan pesaingnya. Komponen ini fokus pada faktor di dalam
perusahaan atau rekan bisnis yang mengarah kepada penyampaian
manfaat yang lebih baik.
2.2.5.2.2 Penawaran online
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:117), setelah value proposition
ditentukan, langkah berikutnya adalah menentukan penawaran produk, jasa, atau
informasi. Dalam hal ini bukanlah merancang isi dari website melainkan
menyediakan rincian yang jelas dari produk atau jasa yang akan disediakan
21
secara online. Khususnya, tim manajemen senior harus melengkapi tiga tugas
yang berurutan, yaitu:
a. Mengidentifikasikan ruang lingkup dari penawaran tersebut
o Category-Specific Dominance
Berfokus pada penjualan satu kategori produk.
o Cross-Category Dominance
Menjual lebih dari satu kategori produk.
b. Mengidentifikasikan proses pengambilan keputusan oleh pelanggan
Langkah kedua adalah mengartikulasi proses pengambilan keputusan
pelanggan untuk berbagai jenis kategori produk.
Gambar 2.5 Diagram Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:119)
Pada tahap pre-purchase pelanggan melewati beberapa langkah, termasuk
mengenali masalah dan kebutuhan mencari ide dan penawaran, serta
mengevaluasi alternatif. Tahap purchase merupakan tahap di mana
pelanggan memutuskan untuk membeli dan melewati proses pembelian.
Tahap post-purchase termasuk mengevaluasi tingkat kepuasan dan
akhirnya mempertimbangkan untuk menjadi pelanggan yang setia.
22
c. Memetakan proses pengambilan keputusan oleh pelanggan
Langkah ketiga dalam membangun penawaran melibatkan pemetaan
pengambilan keputusan oleh pelanggan untuk membeli barang atau jasa.
Ide ini adalah bahwa website tersebut mampu menuntun pelanggan untuk
melalui semua siklus keputusan pembelian dan meyakinkan pelanggan
untuk secara terus menerus mengikuti siklus tersebut. Siklus ini
dinamakan Egg Diagram.
Gambar 2.6 Egg Diagram
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:120)
2.2.5.2.3 Sistem Sumber Daya
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:122), sistem sumber daya
menunjukkan bagaimana perusahaan harus memilih dan meluruskan sumber
dayanya untuk menghasilkan keuntungan dari value proposition atau value
cluster.
1. Menspesifikasi sistem sumber daya
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:123), ada empat langkah
menspesifikasikan sistem sumber daya, yaitu:
o Langkah 1: Indentify core it the value cluster
Keuntungan ini diidentifikasikan pada pembuatan value
proposition atau cluster.
23
o Langkah 2: Indentify resource that relate to its benefit
Menghubungkan sumber daya yang diperlukan untuk memberikan
keuntungan kepada pelanggan tertentu tanpa memperhatikan
apakah perusahaan memiliki sumber daya tersebut, hanya
menghubungkan saja.
o Langkah 3: Identify to what degree the firm can deliver each
benefit
Mengidentifikasikan pada tingkat apa perusahaan dapat
memberikan tiap keuntungan. Melihat ke dalam perusahaan
apakah perusahaan memiliki sumber daya atau harus outsourcing
atau bekerja sama.
o Langkah 4: Identified partnes who can complete resource
Mengidentifikasi pemain kunci yang dapat melengkapi sistem
sumber daya. Kita juga haus menyesuaikan model sistem sumber
daya untuk menghubungkan aktifitas offline atau online dan aset
dalam beberapa kombinasi.
2. Kriteria penilaian kualitas sistem sumber daya
Menurutkan Rayport dan Jaworski (2003:124), kriteria yang dapat
digunakan untuk menilai kualitas sistem sumber daya, yaitu:
o Keunikan sistem
Menunjukkan pada sumber daya yang membedakan perusahaan
dari pesaingnya.
o Hubungan sumber daya dan keuntungan
Apakah tiap sumber daya mendukung pemberian keuntungan bagi
konsumen?
o Hubungan antara sistem bisnis dunia virtual dan dunia fisikal
Apakah sistem sumber daya online mendukung atau bermasalah
dengan sistem offline?
o Keuntungan yang dapat dipertahankan
Apakah sumber daya mudah ditiru?
24
2.2.5.2.4 Model Pendapatan
Tujuan dari model pendapatan sudah jelas, yaitu memperoleh
keuntungan. Sering sekali sulit untuk menggabungkan model pendapatan dengan
nilai penawaran dan rencana perusahaan.
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:128), ada beberapa sumber
pendapatan yang utama, yaitu:
� Advertising. Situs tertentu dapat menghasilkan pendapatan dari iklan
melalui penjualan iklan (banner), sponsor, dll.
� Produc, Services or Information Sales. Maksudnya adalah pendapatan
dari penjualan barang pada situs.
� Transaction. Maksudnya adalah pendapatan dari komisi.
� Subscription. Maksudnya adalah pendapatan yang diterima dari biaya
berlangganan majalah, koran, atau informasi lainnya.
� License fess. Ini adalah biaya yang diperoleh lisensi sebuah produk.
2.2.5.2.5 Model Bisnis Online
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:128), setelah menentukan value
proposition, penawaran online, sistem sumber daya dan model pendapatan, maka
dapat ditentukan model bisnis perusahaan. Ada tujuh altenatif bisnis model
online, yaitu:
1. Metamarket Switchboard Model
Menyatukan pembeli dan penjual berdasarkan aktifitas yang digunakan
konsumen untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Traditional and Reverse Auction Model
Didesain untuk menyatukan banyak pembeli dan penjual. Pembeli
menawar hingga tidak ada lagi tawaran yang diberikan. Pembeli dengan
harga tertinggi memenangkan barang. Reverse auction memungkinkan
pemasok menawarkan harga terendah hingga tidak ada lagi tawaran yang
diterima. Pemasok dengan harga terendah mengantarkan barang kepada
pembeli.
3. Freshest Information Model
Saat ini pengguna dapat mencari informasi tentang apapun segera.
4. Highest Quality Model
25
Perusahaan dengan bisnis model ini umumnya menetapkan harga tinggi
untuk produk, jasa, atau informasinya.
5. Widest Assortment Model
Perusahaan juga dapat bersaing pada kedalaman dan keleluasaan produk
campuran dalam satu kategori atau antar kategori.
6. Lowest Price Model
Model ini menjanjikan pelanggan dengan harga online terendah.
7. Most Persoalized Business Model
Inti bisnis ini adalah menyediakan pengalaman unik bagi pelanggan.
2.2.5.3 Market Communication and Branding
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:194), branding adalah persepsi
pelanggan mengenai penawaran. Persepsi ini dijaga oleh kombinasi dari
komunikasi pasar. Pada dunia offline, komunikasi sering terjadi secara satu arah
dari perusahaan kepada pelanggan. Sedangkan pada dunia online, komunikasi
lebih bersifat interaktif dan dua arah.
Terdapat empat komunikasi pasar yang dilakukan perusahaan online
untuk menarik pelanggan baru, yaitu:
1. Komunikasi online umum
Berikut adalah pendekatan tidak pribadi yang dilakukan perusahaan untuk
berkomunikasi dengan penggunanya:
� Iklan banner
� Kemitraan
� Informasi pelanggan
� Transaksi online
2. Komunikasi online personal
Perusahaan online memiliki peluang untuk mengurangi biaya pemasaran
massal atau menaikkan tingkat respon dengan mempersonalisasikan
pemasaran untuk setiap pelanggan. Komunikasi online personal dapat
dikategorikan menjadi lima bentuk, yaitu:
� Email personal
� Rekomendasi personal
26
� Iklan personal
� Halaman web personal
� Toko e-commerce personal
3. Pemasaran missal tradisional
Pemasaran online bertanggung jawab untuk pengembangan tetapi masih
sebagian kecil dari total pengeluaran periklanan. Komunikasi tradisional
yang masih banyak digunakan saat ini seperti radio, koran, dan televisi.
4. Komunikasi langsung
Komunikasi langsung dapat menggunakan banyak cara dari sales
penjualan, penjualan retail, dan penjualan melalui telepon atau
telemarketing.
Gambar 2.7 Communication Media
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:197)
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:214), ada sepuluh tahap untuk melakukan
proses branding, yaitu:
1. Clearly define the brand audience
Mendiskusikan dengan spesifik target pasar dari penawaran.
2. Understand the target customer
27
Setelah menentukan target pasar akan sangat berguna untuk
mendeskripsikan tipe pelanggan yang dapat membawa target segmen
menjadi kenyataan. Baik lingkungan online dan offline memerlukan
pemahaman dalam mengenali perilaku pelanggan.
3. Identify key leverage point in customer experience
Meneliti kesamaan karakteristik pada target pelanggan karena langkah ini
memaksa perusahaan mempertimbangkan hal-hal utama dalam organisasi,
seperti harga produk, tampilan layar.
4. Continually monitor competitors
Membangun brand sangat sulit meskipun tidak ada pesaing lain. Tetapi
persaingan pada dunia online lebih kuat. Sangat tidak biasa bagi
perusahaan untuk mengembangkan rencana bisnis hanya untuk
memunculkan pesaing bisnis. Perusahaan harus selalu memonitor pesaing
yang sudah ada dan aka nada, baik pada lingkungan online dan offline.
5. Design compelling and complete brand intent
Tujuannya adalah mendeskripsikan bersahabat dengan pelanggan dan
bagaimana brand seharusnya diinterpretasikan dari sudut pandang
pelanggan.
6. Execute with integrity
Langkah ini mengarah kepada kualitas dari pilihan dan luas
implementasikan dimana perusahaan menyediakan sesuatu yang jelas dan
pesan yang terpercaya.
7. Be consistent over time
Brand yang kuat diperlukan waktu. Tentunya di internet juga
membutuhkan waktu untuk mendapatkan brand. Oleh karena itu kuncinya
adalah pesan yang konsisten, sehingga setiap pelangan dapat memiliki
pengalaman dengan brand.
8. Establish feedback system
Menyediakan alat yang dapat menanggapi dan memberikan reaksi kepada
pelanggan.
9. Beopportunistic
Peluang membangun brand adalah dengan menggunakan cara yang tidak
biasa yang jarang digunakan sehingga perusahaan dapat menjadi yang
pertama dan dapat berkomunikasi dengan cara yang baru.
28
10. Invest and be patient
Dalam hal ini brand perlu untuk dijaga dan diatur setiap waktu. Waspada
terhadap investasi, kesabaran jangka panjang, dan kemampuan untuk
terus fokus pada perjalanan jangka panjang yang penting. Banyak
invertasi membutuhkan investasi jangka panjang yang signifikan.
2.2.5.4 Implementasi
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:236), setelah perusahaan dapat
menarik pelanggan ke website, maka website tersebut harus dapat memberikan
pengalaman kepada konsumen seperti apa yang telah dijanjikan.
Gambar 2.8 Framework for Implementation
(Sumber: Rayport dan Jaworski, 2003:237)
Gambar 2.8 di atas merupakan kerangka implementasi dimana ada tujuh
faktor yang diperlukan untuk membangun sistem sumber daya yang kuat dan
bertahan.
1. Aset Manusia
Terdapat empat bagian utama dalam aset manusia yang biasa dilakukan
oleh semua perusahaan, yaitu perekrutan, pemilihan, pengembangan, dan
mempertahankan pekerja.
i) Perekrutan merupakan tugas untuk mencari pekerja yang tepat.
29
ii) Pemilihan merupakan proses membuat keputusan menyewa dan
penawaran kerja formal.
iii) Pengembangan merupakan pelatihan yang diberikan kepada pekerja
untuk menonjolkan kelebihannya.
iv) Mempertahankan merupakan usaha untuk menjaga pekerja yang
bertalenta untuk tetap setia pada perusahaan.
2. Proses
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:243), proses merupakan pola dari
interaksi, koordinasi, komunikasi, dan pembuatan keputusan yang
digunakan pekerja sebagai patokan bagaimana pekerjaan dilakukan.
Berikut adalah proses yang harus diterapkan perusahaan online selama
implementasi:
i) Proses mengalokasikan sumber daya.
ii) Proses pengaturan sumber daya manusia.
iii) Proses penyaluran dan manufaktur.
iv) Proses pembayaran.
v) Proses dukungan atau penangan pelanggan.
3. Sistem
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:248), sistem adalah rutinitas atau
prosedur yang dibangun untuk organisasi dan dapat dihubungkan dengan
berbagai aspek dalam organisasi.
i) Sistem teknologi informasi.
ii) Sistem evaluasi dan kompensasi.
iii) Manajemen rantai pasokan.
4. Budaya
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:256), budaya organisasi adalah
konteks sosial yang menjelaskan bagaimana suatu dilakukan dan cara
orang bekerja di dalam organisasi. Budaya mempengaruhi bagaimana
keputusan dibuat dan apa yang berharga. Dihubungkan dengan sistem,
budaya berperan sebagai pengatur pekerja yang tidak formal yang dapat
mengurangi kebutuhan biokrasi dan prosedur.
5. Kepemimpinan
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:259), kepemimpinan
mempengaruhi performa sesuatu organisasi dalam segala aspek.
30
Pemimpin memainkan peranan penting dalam menjalankan strategi.
Pemimpin memastikan strategi diterjemahkan dalam rencana kerja dan
target performa. Pemimpin harus mempunyai pandangan ke depan dan
menyaipkan organisasi untuk menghadapi kesulitan dan perusahan yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang.
6. Partnership
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:261), partnership adalah
persetujuan antara dua atau lebih perusahaan yang mendatangkan
keuntungan untuk keduanya. Partnership meliputi strategi aliansi formal,
afiliasi, joint product offering, persetujuan pemasaran, lisensi produk,
penyedia, dan penelitian dan pengembangan partnership.
7. Struktur Organisasi
Selain peruahaan online dan offline murni, terdapat juga perusahaan
campuran. Perusahaan campuran menggambungkan sistem online dan
offline. Terdapat dua jenis dari perusahaan campuran, yaitu:
� Single organization
Single organization adalah perusahaan dimana aktifitas bisnis
online dan offline terdapat pada bisnis unit yang sama.
� Dual organization
Pada dual organization, aktifitas bisnis online dan offline terpisah
pada suatu perusahaan yang sama.
2.2.5.5 Metrics
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:273) kegunaan metrics adalah:
� Strategi perusahaan berubah dengan cepat sehingga metrics dibutuhkan
untuk mengevaluasi strategi perusahaan harus berubah secara terus
menerus agara dapat digunakan.
� Ukuran adalah sumber daya yang intensif tidak ada orang yang punya
waktu untuk menganalisisnya dan mengimplementasi apa yang dipelajari.
Dengan memastikan apa yang diukur sejalan dengan strategi. Data yang
diperoleh lebih relevan dan lebih mudah dimengerti.
31
� Hasil dari pengukuran dapat dibesar-besarkan sehingga perusahaan
kelihatan lebih baik bagi investor. Oleh karena komunitas keuangan
sudah tidak menggunakan tipe metrics ini untuk menilai investasi,
perusahaan tidak lagi mempunyai alasan untuk meninggikan jumlahnya.
� Metrics yang bermakna berubah pada waktu internet. Perusahaan
menjalankan metrics untuk mengetahui sebaik apa mereka menjalan
strategi perusahaan.
Perusahaan online yang baik dapat diwujudkan dengan menggunakan
balanced scorecard yang dapat menghasilkan bisnis yang baik dengan
menggunakan 4 kategori metrics, yaitu: keuangan, pelanggan, proses bisnis
internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Ada 3 kelemahan balanced
scorecard dalam bisnis online, yaitu: tidak menyediakan definisi strategi, tidak
menjelaskan kemampuan perusahaan, dan tidak mengikutsertakan kerjasama.
Dalam metrics terdapat pelaksanaan dashboard yang di dalamnya
terdapat 5 langkah:
1. Menggambarkan strategi bisnis.
2. Mengambil tindakan untuk menjalankan strategi.
3. Memilih metrics.
4. Menentukan indikasi awal dan indikasi metrics yang dipilih.
5. Menghitung tingkatan pada saat ini dan tingkat target kinerja.
2.3 Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu merumuskan,
melaksanakan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang memungkinkan
organisasi untuk mencapai tujuannya. Definisi ini menyiratkan manajemen strategis
berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan / akuntansi,
produksi / operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk
mencapai sukses organisasi.
32
2.3.1 Jenis – jenis Strategi
Strategi-strategi alternatif yang dapat diambil oleh perusahaan menurut David
(2013:165) adalah:
1. Strategi Integrasi
a. Integrasi ke Depan (Forward Integration)
Integrasi ke depan (forward integration) adalah upaya
memiliki atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer.
Saat ini semakin banyak perusahaan manufaktur (pemasok) yang
menjalankan strategi integrasi ke depan dengan cara mendirikan situs
web untuk menjual produk-produk mereka secara langsung kepada
konsumen. Strategi tersebut menyebabkan gejolak di sejumlah
industri.
b. Integrasi ke Belakang (Backward Integration)
Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencoba memiliki
atau meningkatkan kontrol terhadap perusahaan pemasok. Strategi ini
sangat tepat digunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat
diandalkan, terlalu mahal, atau tidak dapat memenuhi kebutuhan
mereka.
c. Integrasi Horizontal (Horizontal Integration)
Integrasi Horizontal adalah strategi mencoba memiliki atau
meningkatkan kendali perusahaan pesaing. Salah satu tren yang paling
penting dalam manajemen strategis dewasa ini adalah banyaknya
pengguna integrasi horisontal sebagai strategi pertumbuhan.
2. Strategi Intensif
a. Penetrasi Pasar (Market Penetration)
Strategi penetrasi pasar (market penetration) berusaha
meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di
pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Strategi ini sering
digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan strategi lainnya.
Strategi penetrasi pasar dapat terdiri dari upaya menambah jumlah
pramuniaga, menambah belanja iklan, melakukan promosi penjualan
ekstensif, atau meningkatkan upaya publisitas.
b. Pengembangan Pasar (Market Development)
33
Pengembangan pasar (market development) terdiri dari upaya
memperkenalkan produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis
baru.
c. Pengembangan Produk (Product Development)
Pengembangan produk (product development) adalah strategi
yang berupaya meningkatkan penjualan dengan memperbaiki atau
memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Pengembangan
produk biasanya memerlukan biaya yang besar untuk penelitian dan
pengembangan.
3. Strategi Diversifikasi
a. Diversifikasi Berhubungan (Related Diversification)
Strategi diversifikasi konsentris biasanya dilakukan dengan
menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait.
b. Diversifikasi Tidak Berhubungan (Unrelated Diversification)
Menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait. Strategi
ini dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan lain yang
memiliki line of business yang sama sekali berbeda.
4. Strategi Defensif
a. Rasionalisasi Biaya (Retrenchment)
Rasionalisasi biaya terjadi ketika suatu organisasi melakukan
restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk
meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.
Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turn-around) atau
reorganisasi (reorganization), rasionalisasi biaya dirancang untuk
memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi.
b. Divestasi (Divestiture)
Menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi disebut
divestasi (divestiture). Divestasi sering digunakan untuk
meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi
atau investigasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian
dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan
organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan
modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam
perusahaan.
34
c. Likuidasi (Liquidation)
Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah perusahaan secara
bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi merupakan
pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang
secara emosional sulit dilakukan.
2.3.2 Tahap Input
Menurut David (2013:205), pada tahap ini informasi yang diperoleh
berdasarkan dari 3 (tiga) matriks, yaitu Matrik IFE, Matrik EFE, Matrik CPM dan
akan menjadi informasi dasar untuk matrik-matrik pada tahap pencocokan dan tahap
keputusan.
2.3.2.1 Matrik Evaluasi Faktor Internal (Internal Faktor Evaluation – IFE)
Menurut David (2013:152) Matrik Evaluasi Faktor Internal (IFE) adalah
sebuah alat yang merumuskan strategi dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahanutama dalamarea-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk
mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan diantara area tersebut. Matrik
Evaluasi Faktor Internal (IFE) dapat dikembangkan dalam 5(lima) langkah:
a. Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan
dalam proses audit internal. Masukkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan danindustrinya. Kemudian daftar terlebih dulu
kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin
dengan menggunakan presentase, rasio, dan perbandingan jika
memungkinkan.
b. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Terlepas dari apakah faktor
utama itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor-faktor
yang dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap
kinerjaorganisasional harus diberi bobot tinggi. Jumlah seluruh
bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0.
c. Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor internal
utamauntuk mengidentifikasi apakah faktor tersebut sangat lemah
35
(peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), atau
sangatkuat(peringkat=4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat
peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau
2.
d. Kalikanbobotsetiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
skor bobot.
e. Jumlahkanskor bobot untuk setiap variabel guna menentukan skor
bobot total untuk organisasi.
Terlepas dari beberapa banyak faktor yang dimasukkan ke dalam matriks
IFE, skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik
tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 mencirikan
organisasi yang lemah secara internal, sedangkan skor yang secara signifikan berada
di atas 2,5 mengindifikasikan posisi internal yang kuat. Seperti matriks EFE, matriks
IFE harus memasukkan antara 10 sampai 20 faktor. Jumlah faktor tidak
memengaruhi kisaran skor bobot total karena bobot selalu berjumlah 1,0.
2.3.2.2 Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (External Faktor Evaluation – EFE)
Menurut David (2013:110)Matrik Evaluasi FaktorEksternal (EFE)
memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi
ekonomi, sosial,budaya,demografis,lingkungan, politik, pemerintahan, hukum,
teknologi, dan kompetitif.Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dapat
dikembangkandalam 5(lima) langkah:
a. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagimana yang disebutkan
dalam proses audit eksternal. Masukkan peluang dan ancaman yang
mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar terlebih dulu
peluangnya, kemudian ancamannya. Buat sespesifik mungkin dengan
menggunakan presentase, rasio, dan perbandingan jika dimungkinkan.
b. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak
penting) sampai 1,0 (sangat penting). Peluang seringkali mendapatkan
bobot yang lebih tinggi daripada ancaman, tetapi ancaman bisa diberi
36
bobot tinggi apabila mereka sangat parah atau mengancam. Jumlah
seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0.
c. Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama
untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saatini dalam
merespon faktor tersebut, dimana 4 = respon sangat bagus, 3 = respon
diatas rata-rata, 2 = responnya rata-rata, dan 1 = responnya dibawah
rata-rata.
d. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
skor bobot.
e. Jumlahkan skor bobot untuk setiap variabel guna menentukan skor
bobot total untuk organisasi.
Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam
Matriks EFE, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai untuk sebuah
organisasi adalah 4,0 dan skor bobot terendah adalah 1,0. Rata-rata skor bobot total
adalah 2,5. Skor bobot total sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa sebuah organisasi
merespons secara sangat baik peluang dan ancaman yang ada di industrinya. Dengan
kata lain, strategi perusahaan secara efektif mampu menarik keuntungan dari peluang
yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal. Skor
total sebesar 1,0 menandakan bahwa strategi perusahaan tidak mampu memanfaatkan
peluang yang ada atau menghindari ancaman yang muncul.
2.3.2.3 Matrik Profile Kompetitif ( Competitive Profile Matrix - CPM)
Menurut David (2013:113) Matrik Profil Kompetitif (Competitive Profile
Matrix - CPM) adalah mengidentifikasi pesaing – pesaing utama suatu perusahaan
serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi
strategis perusahaan sampel. Bobotdan skor bobot total, baik dalam Matrik Profil
Kompetitif maupun Matrik Evaluasi Faktor Eksternal, memiliki arti yang sama.
Namun demikian, faktor keberhasilan penting (critical success) dalam Matrik Profil
Kompetitif mencakup baik isu-isu internal maupun eksternal, karenanya,
peringkatnya mengacupada kekuatan dan kelemahan, dimana4 = sangat kuat, 3 =
kuat, 2 = lemah, 1 = sangat lemah. Terdapat beberapa perbedaaan utama antara
matriks EFE dan matriks CPM. Pertama, faktor-faktor keberhasilan penting dalam
Matriks CPM lebih luas, karena tidak mencakup data spesifik atau faktual dan
37
mungkin bahkan berfokus pada isu-isu internal. Faktor-faktor keberhasilan penting
dalam matriks CPM kiga tidak dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman
sebagaimana dalam matriks EFE. Dalam matriks CPM, peringkat dan skor bobot
total perusahaan-perusahaan pesaing sangat dapat dibandingkan dengan perusahaan
sampel. Analisis perbandingan ini memberikan informasi strategis internal yang
penting.
2.3.3 Tahap Pencocokan
Menurut David (2013:205), pada tahap pencocokan dari kerangka kerja
perumusan strategi, terdapat beberapa alat teknik yang dapat digunakan, yaitu
Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Grand Strategy. Dimana teknik tersebut
mengandalkan informasi yang didapat dari tahapan input dan digunakan untuk
mencocokan peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal.
Dengan mencocokan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal dapat menjadi
kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layakdan efektif bagi perusahaan.
2.3.3.1 Matriks SWOT
Menurut David (2013:206), matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman
(SWOT) adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu manajer
mengembangkan empat jenis strategi, yaitu:
- Strategi SO (Strenghts-Opportunities) memanfaatkan kekuatan internal
perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.
- Strategi WO (Weakness-Opportunities) bertujuan untuk memperbaiki
kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang
eksternal.
- Strategi ST (Strenghts-Threats) menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
- Strategi WT (Weakness-Threats) disebut sebagai taktik defensive yang
diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal dan menghindari
ancaman eksternal.
38
2.3.3.2 Matrik Internal Eksternal (IE)
Menurut David (2013:218), Matriks Internal Eksternal (IE) didasarkan pada 2
(dua) dimensi kunci, yakni skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE
total pada sumbu y. Matriks IE sendiri dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar
yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda-beda. Pertama,ketentuan untuk
divisi-divisi yang masuk ke dalamsel I, II, atau IVdapat digambarkan sebagai tumbuh
dan membangun. Strategi yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau integratif (integrasi kebelakang, integrasi ke depan, dan
integrasi horizontal). Kedua, divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V, VII dapat
ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan.Strategi yang
cocok adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.Ketiga, ketentuan umum
untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, IX adalah panen dan divestasi.Strategi
yang cocok adalah penciutan dan divestasi.
Gambar 2.9The Internal-External (IE) Matrix
Sumber : David (2013:217)
39
Keterangan
- Sel I, II, IV : Pertumbuhan dan Membangun.
- Sel III, V, VII : Menjaga dan Mempertahankan.
- Sel VI, VIII, IX : Panen atau Divestasi
2.3.3.3 MatrikGrand Strategy
Menurut David (2013:219) Matrik Grand Strategy telah menjadi alat populer
untuk merumuskan strategi alternatif. Semua organisasi dapat diposisikan di salah
satu dari 4 (empat) kuadran strategi pada Matrik Grand Strategy. Matrik Grand
Strategy didasarkan pada dua dimensi evaluatif, yakni posisi kompetitif dan
pertumbuhan pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan penjualan tahunan
melebihi 5 (lima) persen dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. Strategi
yang tepat bagi suatu organisasi sebagai bahan pertimbangan tercantum dalam urutan
daya tarik di masing-masing kuadran dari matriks.
Perusahaan yang terletak di Kuadran I pada Matrik Grand Strategy berada
dalam posisi strategis yang sangat baik. Untuk perusahaan-perusahaan ini,
konsentrasi terus di pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar) dan
produk (pengembangan produk) merupakan strategi yang tepat. Tidaklah bijaksana
untuk perusahaan yang berada pada kuadran I bergeser terutama dari keuntungan
kompetitif yang mapan.
Ketika perusahaan berada di kuadran I memiliki sumber daya yang
berlebihan, maka integrasi mundur, maju, atau horizontal mungkin menjadi strategi
yang efektif. Ketika perusahaan di kuadran I terlalu berat berkomitmen untuk satu
produk, maka diversifikasi terkait dapat mengurangi risiko yang terkait dengan lini
produk yang sempit. Perusahaan pada kuadran I mampu memanfaatkan peluang
eksternal di beberapa daerah. Mereka bisa mengambil risiko agresif bila diperlukan.
Perusahaan diposisikan di kuadran II perlu mengevaluasi pendekatan mereka
hadir untuk pasar serius. Meskipun industri mereka tumbuh, mereka tidak dapat
bersaing secara efektif, dan mereka perlu menentukan mengapa pendekatan
perusahaan saat ini tidak efektif dan bagaimana perusahaan yang terbaik dapat
mengubah untuk meningkatkan daya saingnya. Hal ini dikarenakan pada kuadran II
perusahaan berada dalam pertumbuhan pasaryang cepat industri, strategi intensif
40
(sebagai lawan dari integratif atau diversifikasi) biasanya merupakan pilihan pertama
bagi perusahaan yang harus dipertimbangkan.
Namun, jika perusahaan yang kurang kompetensi khusus atau keunggulan
kompetitif, maka integrasi horizontal sering merupakan alternatif yang
diinginkan.Sebagai usaha terakhir, divestasi atau likuidasi harus dipertimbangkan.
Divestasi dapat menyediakan dana yang dibutuhkan untuk mengakuisisi bisnis lain
atau membeli kembali saham.
Pada kuadran III, perusahaan bersaing dalam industri pertumbuhan lambat
dan memiliki daya saing yang lemah. Perusahaan-perusahaan ini harus membuat
beberapa perubahan drastis dengan cepat untuk menghindari penurunan lebih lanjut
dan kemungkinan likuidasi. Biaya ekstensif dan pengurangan aset (penghematan)
harus dikejar terlebih dahulu. Strategi alternatif adalah untuk memindahkan sumber
daya dari bisnis saat ini ke daerah yang berbeda (diversifikasi). Jika semuanya gagal,
pilihan akhir untuk bisnis kuadran III adalah divestasi atau likuidasi.
Terakhir, perusahaan yang berada dalam kuadran IV memiliki posisi
kompetitif yang kuat namun berada dalam industri pertumbuhan yang lambat.
Perusahaan-perusahaan ini memiliki kekuatan untuk meluncurkan program
diversifikasi ke area pertumbuhan yang menjanjikan. Perusahaan di kuadran IV
memiliki tingkat arus kas khas tinggi dan kebutuhan pertumbuhan internal yang
terbatas dan sering dapat melakukan diversifikasi terkait atau tidak terkait dengan
sukses. Perusahaan di kuadran IV juga dapat menjalin usaha patungan (joint
ventures).
41
Gambar 2.10The Grand Strategy Matrix
Sumber : David (2013:220)
2.3.4 Tahap Keputusan
Selain strategi peringkat untuk mencapai daftar prioritas, hanya ada satu
teknik analisis dalam literatur dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari
tindakan alternatif yang layak.Teknik ini adalah Matrik Perencanaan Strategi
Kuantitatif (QSPM), yang merupakan tahap 3(tiga) dari kerangka analisis strategi
formulasi.
Teknik ini obyektif menunjukkan strategi alternatif mana yang terbaik.QSPM
menggunakan masukan dari analisis tahap 1 (satu) dan hasil pencocokan dari analisis
tahap 2 (dua) untuk memutuskan secara objektif di antara alternatif strategi. Artinya,
EFE Matrix, IFE Matrix, dan Kompetitif Profile Matrix (CPM) yang terdapat pada
Tahap 1 (satu), ditambah dengan SWOT Matrix, SPACE Matrix, BCG Matrix, IE
Matrix, dan Grand Strategy Matrix yang terdapat pada tahap 2 (dua), memberikan
informasi yang diperlukan untuk menyiapkan QSPM di tahap 3 (tiga) ini.
42
2.3.4.1 Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
QSPM adalah alat yang memungkinkan strategi untuk mengevaluasi strategi
alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor penentu keberhasilan sebelumnya
diidentifikasi eksternal dan internal. Seperti alat-alat analisis strategi formulasi lain,
QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Format dasar QSPM yakni :kolom
kiri QSPM terdiri dari faktor kunci eksternal dan internal (dari Tahap 1), dan baris
atas terdiri dari strategi alternatif yang layak (dari Tahap 2). Secara khusus, kolom
kiri QSPM terdiri dari informasi yang diperoleh langsung dari EFE Matrix dan IFE
Matrix. Dalam sebuah kolom yang berdekatan dengan faktor penentu keberhasilan,
masing-masing bobot yang diterima oleh masing-masing faktor dalam EFE Matrix
dan IFE Matrix yang sebelumya telah dilakukan. Secara konseptual, QSPM
menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan
faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Daya tarik relatif dari setiap
strategi di dalam serangkaian alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, ada berapa
pun rangkaian strategi alternatif dapat dimasukkan dalam QSPM, dan berapa pun
strategi dapat dimasukkan dalam setiap rangkaian tersebut, tetapi hanya strategi-
strategi di dalam rangkaian tertentu yang dievaluasi relatif satu terhadap yang lain.
Contoh, rangkaian strategi pertama mungkin mencakup divestasi, sementara
rangkaian yang lain mencakup diversifikasi, sementara rangkaian yang lain
mencakup penerbitan saham dan penjualan divisi untuk mengumpulkan modal yang
dibutuhkan.
Pada baris atas QSPM terdiri dari strategi-strategi alternatif yang berasal dari
SWOT Matrix, SPACE Matrix, BCG Matrix, IE Matrix, dan Grand Strategy Matrix.
Alat-alat yang cocok biasanya menghasilkan alternatif yang layak sama. Namun,
tidak setiap strategi yang disarankan oleh teknik pencocokan harus dievaluasi dalam
QSPM. Strategi harus menggunakan penilaian intuitif yang baik dalam memilih
strategi yang akan disertakan dalam sebuah QSPM. Pada kolom berikutnya
merupakan kolom Bobot, kolom Nilai Daya Tarik (Attractiveness Score – AS) dan
kolom Total Nilai Data Tarik (Total Attractiveness Score – TAS) serta Penjumlahan
total Nilai Daya Tarik (Sum Total Attractiveness Score– STAS). Berikut 6 (enam)
langkah dalam penyusunan QSPM menurut David (2013, p221) :
1. Buatlah daftar berbagai peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan
atau kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM. Informasi ini harus
diambil langsung dari matriks EFE dan matriks IFE. Minimal 10 faktor
43
keberhasilan utama eksternal dan 10 faktor keberhasilan utama internal
perlu dimasukkan dalam QSPM.
2. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut.
Bobot ini sama dengan bobot yang ada dalam matriks EFE dan matriks
IFE. Bobot ditampilkan dalam kolom kecil terdapat di kanan faktor-faktor
keberhasilan penting eksternal dan internal.
3. Cermatilah matriks Tahap 2, dan mengidentifikasi berbagai strategi
alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan oleh organisasi.
Catat strategi-strategi ini di baris teratas QSPM. Kelompokkan berbagai
strategi tersebut dalam satu rangkaian eksklusif, sebisa mungkin.
4. Tentukanlah Skor Daya Tarik. Didefinisikan sebagai nilai numeric yang
mengindikasikan daya tarik relative dari setiap strategi di rangkaian
alternatif tertentu. Skor Daya Tarik ditentukan dengan cara mengamati
setiap faktor eksternal atau internal utama, pada suatu waktu tertentu,
sembari mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor ini mempengaruhi
pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawaban atas pertanyaan ini adalah iya,
strategi kemudian perlu dibandingkan relatif terhadap faktor utama
tersebut. Secara khusus, Skor Daya Tarik harus diberikan pada setiap
strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif satu strategi atas strategi
yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran Skor Daya
Tarik adalah 1 = tidak memiliki daya tarik, 2 = daya tariknya rendah, 3 =
daya tariknya sedang, 4 = daya tariknya tinggi, dan tanda minus (-) untuk
menindikasikan bahwa factor tersebut tidak mempengaruhi pemilihan
pilihan startegi yang dibuat. Kerjakanlah baris demi baris dalam
menggembangkan QSPM. Jika jawaban atas pertanyaan di atas adalah
tidak, yang mengindikasikan bahwa faktor utama yang bersangkutan tidak
memiliki pengaruh terhadap pilihan spesifik yang dibuat, jangan
memberikan Skor Daya Tarik pada strategi dalam rangkaian tersebut.
Gunakan tanda hubung untuk menunjukkan bahwa suatu faktor utama
tidak memengaruhi pilihan yang dibuat. Cacatan: jika Anda memberikan
skor daya tarik pada suatu strategi, berikanlah pula skor daya tarik pada
strategi yang lain. Dengan kata lain, jika Anda memberi tanda hubung
pada suatu strategi, maka semua strategi yang lain harus memperoleh
tanda yang sama di baris tertentu.
44
5. Hitunglah Skor Daya Tarik Total. Skor Daya Tarik Total didefinisikan
sebagai hasil kali antara bobot (Langka 2) dengan Skor Daya Tarik
(Langkah 4) di setiap baris. Skor Daya Tarik Total mengindikasikan daya
tarik relative dari setiap strategi alternatif, dengan hanya
mempertimbangkan dampak faktor keberhasilan penting eksternal atau
internal yang berdekatan. Semakin tinggi Skor Daya Tarik Totalnya,
semakin menarik pula strategi alternatif tersebut (hanya dengan
mempertimbangkan faktor keberhasilan penting yang berdekatan).
6. Hitunglah jumlah keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlahkan skor daya
tarik total di setiap kolom strategi dari QSPM. Jumlah keseluruhan Daya
Tarik Total menunjukkan strategi yang paling menarik di setiap rangkaian
alternatif. Skor yang lebih tinggi mengindifikasikan strategi yang lebih
menarik, mengingat semua faktor eksternal dan internal relevan yang
dapat memengaruhi keputusan strategis. Besarnya selisih antara jumlah
keseluruhan Daya Tarik Total di rangkaian alternatif strategi tertentu
menunjukkan ketertarikan relatif satu strategi terhadap strategi yang lain.
2.4 7C Framework
Menurut Rayport dan Jaworski (2003:151), terdapat tujuh elemen dalam
perancangan customer interface:
1. Context
Konteks berfokus pada bagaimana sebuah website dirancang. Konteks
sebuah website harus mencakup keindahan (aesthethic) dan berfungsi dengan
baik (function).
o Function
Function mempengaruhi penampilan sebuah website seperti kecepatan
dan keandalan. Walaupun ini mempengaruhi penampilan dari
halaman website secara keseluruhan, akan tetapi pembukaan halaman
yang lambat akan mempengaruhi pengguna. Berikut adalah elemen
kritikal dari penampilan dan desain function:
� Section Breakdown
Ini lebih mengarah ke subkomponen dari sebuah website,
seperti halaman product, shopping cart, help, sitemap, dll.
45
� Linking Structure
Ini memudahkan pengguna bergerak dari satu halaman ke
halaman yang lain, juga agar pengguna tidak kebingungan
dalam mencari apa yang diinginkan.
� Navigation tools
Memfasilitasi pengguna untuk dapat menelusuri keseluruhan
dari website tersebut.
� Speed
Menggunakan desain dan gambar-gambar yang sederhana
untuk mengurangi waktu dalam mengakses website tersebut.
� Reliability
Kehandalan suatu website dinilai dari kinerjanya, seberapa
sering website tersebut mengalami error atau down.
� Platform independence
Mengacu pada sebuah tindakan bagaimana agar suatu website
dapat dijalankan atau diakses menggunakan semua browser,
baik versi terbaru atau versi lama, baik internet dengan
koneksi cepat maupun lambat.
� Media accessibility
Bagaimana agar suatu website dapat diakses ke berbagai
platform, sebaiknya suatu website dirancang sesederhana
mungkin agar dapat memenuhi kriteria ini.
o Aesthetic
Sebuah website diciptakan berdasarkan pilihan visual, seperti warna,
grafik, gambar, jenis dan ukuran huruf. Beberapa hal yang penting
mengenai aesthethic:
� Color scheme
Penggunaan warna yang konsisten dalam merancan suatu
website sangat diperlukan agar pengguna merasa nyaman.
� Visual theme
Tema disesuaikan dengan isi website agar pengguna bisa
mengetahui secara praktis apa isi dari website.
46
2. Content
Content berfokus kepada apa yang akan ditampilkan dalam website,
seperti text, audio, video, graphic. Ada empat cara mengevaluasi content,
yaitu:
o Offering mix
� Product-Dominant
Website tujuan utamanya menjual barang.
� Information-Dominant
Website yang menjual informasi, dan biasanya
menyediakan tools
untuk pencarian topik.
� Service-Dominant
Website yang menyediakan pelayanan kepada pengguna
dengan tidak memungut biaya.
o Appeal mix
Menggambarkan pesan promosi dari perusahaan.
o Multimedia mix
Multimedia mix dari website adalah pilihan perancang tentang
bagaimana cara menggabungkan text,audio,video,dan graphic.
o Timeliness mix
Menggambarkan pilihan website tersebut untuk peka terhadap waktu.
3. Community
Community adalah interaksi antar sesama pengguna website. Baik komunikasi
secara one-to-one antar sesama pengguna maupun one-to-many dengan
banyak pengguna. Ada tiga tipe community.
o Nonexistent
Website tidak memfasilitasi adanya interaksi antar pengguna,
baik one-to-one maupun one-to-many.
o Limited
Website yang hanya menawarkan fasilitas untuk membaca dan
mengirimkan informasi, tetapi tidak memiliki fasilitas untuk
berinteraksi antar penggunanya.
o Strong
47
Website yang memfasilitasi penawaran komunitas yang kuat,
seperti chatroom.
4. Customization
Customization adalah kemampuan dari website untuk menyesuaikan dirinya
dengan pengguna. Customization yang diterima dan diatur oleh perusahaan
disebut tailoring, sedangkan customization yang diterima dan diatur oleh
pengguna disebut personalisation. Customization terdiri dari 3 bagian:
o Generic
Website mempunyai kemampuan rendah untuk melakukan
customized.
o Moderately customized
Setiap kebiasaan dari user disimpan untuk ditampilkan kembali ketika
user online.
o Highly customized
Membuat tampilan yang berbeda untuk setiap user, sesuai dengan
keinginan masing-masing user.
5. Communication
Communication merupakan dialog antara website dengan
penggunanya.Klasifikasi komunikasi terbagi menjadi empat, yaitu:
o One to Many, non Responding User
Situs ini mengirim komunikasi secara luas ke pengguna yang
telahterdaftar, biasanya melalui e-mail, pesan ini biasanya bersifat
informasi,tidak dimaksudkan bagi pelanggan untuk membalas.
o One to Many, Responding User
Situs ini mengirim pesan kepada pelanggan yang telah terdaftar
danmengundang mereka untuk memberikan komentar dan respon.
o One to One, non Responding User
Situs ini mengirim pesan individu kepada pelanggan tertentu
untukmengetahui ketertarikan dan kebutuhan pelanggan. Biasanya
berupapesan pengingat.
o One to One, Responding User
Situs ini mengirim informasi individu seperti pengingat, tetapi pada
kasusini pelanggan dapat merespon, baik dengan cara mengirim
informasimelalui e-mailatau interaksi langsung. Tujuannya untuk
48
menawarkan individu, suatu pengalaman berbelanja yang sama seperti
berbelanja di pasar tradisional.
6. Connection
Klasifikasi koneksi terbagi menjadi tiga, yaitu:
o Destination Site
Website yang isinya dibuat sendiri oleh pemilik website, dan link yang
sedikit ke website lain.
o Hub Site
Kombinasi antara isi yang dapat dihasilkan sendiri dan link dengan
website yang sejenis.
o Portal Site
Terdiri dari hampir semua informasi dari luar dan link ke website lain.
7. Commerce
Dalam e-commerce terdapat beberapa alat-alat fungsional,yaitu:
a. Pendaftaran / Registration
b. Keranjang belanja / Shopping Cart
c. Keamanan / Security
d. Persetujuan kartu kredit / Credit Card Approval
e. One-click shopping
f. Pemesanan melalui penggabungan / Orders through affiliate
g. Configuration technology
h. Pelacakan pesanan / Order Tracking
i. Pilihan pengiriman / Delivery Option
Klasifikasi commerce dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Low
Website ini memiliki kemampuan untuk memproses transaksi, tetapi
hanya memiliki sedikit fitur commerce.
b. Medium
Website ini tidak mempunyai semua fitur commerce, transaksi keuangan
adalah fitur yang diperlukan, tetapi bukan tujuan utama mereka.
c. High
49
Website ini memiliki semua fitur commerce yang lengkap, biasanya
dimiliki oleh perusahaan offline yang besar atau perusahaan online yang
baru didirikan dengan penjualan yang banyak.
50
2.5 Kerangka pemikiran
Topik
Tahap Pengumpulan Data
Tahap Analisis
Tahap Perancangan
Komunikasi Pasar dan Branding
Implementasi
Metric
Pengumpulan Data:
- Wawancara
- Kuesioner
- Studi Pustaka
Analisis SWOT
Model Bisnis
Perancangan 7C Framework Database
Analisis Peluang Pasar
Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran