Upload
buithu
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Umum
2.1.1 Pengertian Proses
Menurut Harrington, Esseling, dan Nimwegen (1997, p1):
1. Proses merupakan sekelompok aktivitas yang logis, berhubungan, dan
berurutan dimana masukan untuknya berasal dari supplier, melalui proses
penambahan nilai, dan menghasilkan keluaran berupa produk atau jasa untuk
pelanggan.
2. Proses Mayor (Proses besar) merupakan proses yang biasanya melibatkan
lebih dari satu fungsi yang ada di dalam struktur organisasi, dan operasinya
berdampak secara signifikan terhadap fungsi organisasi. Proses mayor yang
terlalu kompleks untuk digambarkan dalam bentuk flowchart, akan dibagi
menjadi subproses-subproses.
3. Subproses merupakan sebagian dari proses mayor, dimana dilakukan
penyelesaian suatu objek tertentu untuk mendukung proses mayor.
4. Aktivitas merupakan hal-hal yang terjadi atau dilakukan pada suatu proses
ataupun subproses. Biasanya dilakukan oleh satu unit saja (satu orang atau
satu departemen). Aktivitas biasanya didokumentasikan pada sebuah
instruksi. Instruksi mendokumentasikan tugas-tugas yang dilakukan dalam
aktivitas.
9
5. Tugas merupakan elemen individu dan/atau subset dari suatu aktivitas.
Proses merupakan urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara
alami atau dirancang, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau
sumber daya lainnya, yang dapat menghasilkan suatu hasil. Suatu proses
mungkin dikenal dengan perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu
atau lebih objek di bawah pengaruhnya.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Proses).
2.1.2 Pengertian Proses Bisnis
Menurut Hammer dan Champy (1994, p35), Proses Bisnis merupakan
sekumpulan aktivitas yang memerlukan satu atau lebih masukan (input) dan
membentuk suatu keluaran (output) yang memiliki nilai yang diinginkan oleh
pelanggan.
Menurut Indrajit (2002, p3), proses bisnis adalah sejumlah aktivitas yang
mengubah sejumlah input menjadi sejumlah output (barang dan jasa) untuk
orang lain atau proses yang menggunakan orang dan alat.
Menurut Indrajit (2002, p16), di dalam proses bisnis terdapat empat
aliran entitas yang harus dikelola dengan baik, yaitu:
1. Flow of goods (aliran produk)
2. Flow of information (aliran informasi)
3. Flow of money (aliran uang)
4. Flow of documents (aliran dokumen).
10
Menurut El Sawy (2001, p108), sebuah proses bisnis adalah suatu
perangkat koordinasi dari aktivitas kerja dan kesatuan sumber daya yang
memproduksi sesuatu yang bernilai untuk seorang pelanggan.
Menurut El Sawy (2001, p16), proses bisnis memiliki properti-properti
berikut ini:
1. Customer-facing: proses bisnis harus menyediakan beberapa nilai untuk
seorang penerima (orang, organisasi, proses) yang dipandang sebagai
pelanggan dari proses itu. Hasil dari suatu proses dapat digunakan oleh
pelanggan eksternal atau pelanggan internal. Pelanggan eksternal adalah
orang-orang atau entiti luar organisasi yang membeli produk atau menerima
layanan dari organisasi. Pelanggan internal adalah para pekerja dalam suatu
organisasi yang menambah lebih banyak nilai untuk produk atau layanan
untuk pelanggan akhir. Pelanggan dapat juga melakukan beberapa tugas
dalam proses bisnis ketika teknik layanan-sendiri digunakan.
2. Cross-functional, cross-departmental, dan cross-enterprise: suatu proses
bisnis secara khas cross-functional dan melintasi banyak perbedaan
departemen. Contohnya, suatu proses penjualan dapat merupakan beberapa
subproses seperti menghubungi pelanggan, pemenuhan pesanan, pengiriman,
invoicing, dan pengumpulan. Masing-masing proses tersebut dapat
dilakukan oleh satu atau lebih unit organisasi. Suatu proses bisnis tidak dapat
dibatasi untuk satu bagian dari hirarki fungsi organisasi (penjualan, R&D,
teknik mesin, pabrik) tetapi secara horizontal melintasi mereka.
11
3. Hand-offs: terjadi ketika suatu tugas selesai ditangani orang lain dan
kemudian dilanjutkan untuk melakukan tugas urutan berikutnya. Hand-offs
merupakan elemen kunci dari proses bisnis dan merupakan alat koordinasi
antara tugas-tugas yang berbeda. Hal ini dapat juga menyebabkan kesalahan,
keterlambatan serta kesulitan dalam mengelolanya. Keefektifan manajemen
hand-offs adalah kritis untuk keefektifan rekayasa ulang proses.
4. Aliran informasi di sekitar proses: ini merupakan aliran informasi yang
dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran dari proses, dan informasi juga
penting untuk memonitor proses. Penyusunan aliran informasi dinamik
merupakan satu cara dari rekayasa ulang proses bisnis.
5. Knowledge diciptakan di sekitar proses: termasuk knowledge untuk
keperluan bersama mengenai proses dimana pengikutnya telah mampu untuk
melakukan proses secara efektif di bawah berbagai kondisi. Hal ini juga
termasuk knowledge mengenai proses (trends, pengecualian baru,
pertanyaan yang sering kali ditanyakan, ide peningkatan) yang dapat diteliti
melalui waktu dengan pengumpulan informasi dari yang berinteraksi dengan
proses (pekerja, pelanggan, supplier). Perluasan kapasitas proses pembuatan
knowledge merupakan cara lain dari rekayasa ulang suatu proses melalui
kemampuan proses untuk belajar dan menjadi sumber daya ”smarts” untuk
pengikutnya.
6. Multiple versions rather than one-size-fits all: suatu proses bisnis memiliki
berbagai versi (juga disebut kasus), masing-masing versi dilakukan
12
berdasarkan pada kondisi tertentu (pemicu, tipe pelanggan). Setiap versi
dilakukan sesering mungkin.
7. Gabungan proses-proses penambahan nilai: suatu proses bisnis dibuat untuk
pekerjaan yang menambah nilai (secara langsung menambah nilai untuk
pelanggan), ataupun pekerjaan yang tidak menambah nilai (mampu
menambah nilai tetapi tidak menambahnya secara langsung, seperti proses
manajemen, akuntansi). Keseimbangan antara penggabungan 2 elemen
(penambahan nilai dan tidak menambah nilai) ini rumit. Hal ini merupakan
parameter rancangan yang harus dipertimbangkan antara menjual biaya dan
nilai dari kontrol manajemen.
8. Struktur tingkatan suatu proses: beberapa tipe proses bisnis distrukturkan
dalam proses.
Menurut Hollander, Denna dan Cherrigton (2000, p4), proses bisnis
adalah suatu urutan kegiatan yang menyelesaikan suatu tujuan bisnis. Suatu
proses bisnis yang baik tidak hanya merupakan suatu proses bisnis yang
menghasilkan biaya yang lebih murah, proses yang lebih cepat, dan hasil yang
lebih terpercaya. Afiliasi perusahaan dengan pihak lain juga memegang peranan
dalam proses bisnis, afiliasi yang baik akan menunjang proses bisnis yang
semakin baik, afiliasi yang buruk akan memberikan nilai negatif terhadap proses
bisnis yang bernilai positif.
13
2.1.2.1 Pengertian Proses Bisnis Produk
Menurut Harrington, Esseling, dan Nimwegen (1997, p3), Proses bisnis
produk adalah proses-proses yang mencakup proses menghasilkan barang atau
jasa yang akan didistribusikan ke pelanggan.
2.1.2.2 Pengertian Proses Bisnis Administratif
Menurut Harrington, Esseling, dan Nimwegen (1997, p3), Proses bisnis
administratif merupakan sekelompok aktivitas yang berurutan dimana tugas-
tugas administratif dilakukan. Proses bisnis administratif menyatukan database
dan organisasi itu sendiri.
2.1.3 Rekayasa ulang
2.1.3.1 Pengertian Rekayasa Ulang
Menurut Hammer dan Champy (1994, p32), Business Process
Reengineering adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan
ulang secara radikal atas proses bisnis untuk mencapai perbaikan-perbaikan
dramatis dalam ukuran kritis dari performance, seperti biaya, kualitas, layanan,
dan kecepatan.
Menurut Indrajit (2002, p69), rekayasa ulang adalah pemikiran dasar dan
rancangan proses bisnis yang radikal untuk mencapai peningkatan yang dramatis
dalam kondisi kritis, seperti biaya, kualitas, kecepatan pelayanan.
Banyak persepsi salah yang beredar di masyarakat, khususnya kalangan
bisnis mengenai rekayasa ulang. Seringkali suatu organisasi atau perusahaan
14
melakukan perombakan organisasi secara besar-besaran dan menyebutnya
sebagai rekayasa ulang atau kesalahan lainnya adalah pengurangan sumber daya
manusia secara besar-besaran sering juga disebut sebagai rekayasa ulang.
Menurut Indrajit (2002, p71-72), konsep rekayasa ulang tidak sama
dengan berbagai konsep seperti:
1. Rekayasa ulang bisnis tidak sama dengan automation, karena automation
sekedar berarti menggunakan peralatan yang lebih canggih yang digerakkan
oleh komputer, menggantikan cara kerja yang sudah kuno yang digerakkan
oleh tenaga manusia.
2. Rekayasa ulang bisnis tidak sama dengan downsizing, karena downsizing
sekedar pengurangan kapasitas karena dipaksa oleh pasar atau permintaan.
Downsizing adalah melakukan hal yang lebih sedikit dengan peralatan atau
organisasi yang lebih sedikit (doing less with less).
3. Rekayasa ulang bisnis tidak sama dengan reorganizing, karena ini hanya
mengenai pengaturan kembali organisasi, pengelompokan kembali pekerjaan,
dan penataan kembali rentang kendali.
4. Rekayasa ulang bisnis tidak sama dengan Total Quality Management (TQM).
Karena TQM hanya merupakan perbaikan mutu dalam menggunakan proses
yang sekarang.
15
2.1.3.2 Tujuan Rekayasa ulang
Tujuan rekayasa ulang adalah untuk membentuk infrastruktur
perusahaan yang efisien, sehat dan produktif. Proses dalam organisasi sifatnya
tidak statis, seirama dengan perubahan perilaku bisnis. Apalagi, terjadi revolusi
besar-besaran di sektor teknologi. Rekayasa ulang ditujukan pada perbaikan
terhadap proses organisasi dengan menggunakan fasilitas–fasilitas atau enabler
yang mendukung.
(Sumber:http://www.swa.co.id/sekunder/kolom/manajemen/sdm/details.php?cid
=2&id=4&)
2.1.3.3 Faktor Kunci Keberhasilan Rekayasa Ulang Proses Bisnis
Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2002, p64-68), faktor-faktor kunci
keberhasilan rekayasa ulang proses bisnis adalah sebagai berikut:
1. Visi
Visi diperlukan agar semua orang dapat dan akan menuju serta mengarah
pada tujuan yang sama. Visi adalah gambaran tentang apa yang dikehendaki
dimana menyangkut orang, produk, layanan, proses, fasilitas, budaya, dan
pelanggan.
Semua orang dalam organisasi perusahaan harus mampu mengerti,
memahami, menjiwai, serta menggambarkan visi tersebut sehingga semua
tindakan dan keputusan penting selalu membawa perusahaan semakin dekat
pada visi yang dimaksud. Tanpa visi, perusahaan akan mengalami
kebingungan dan tidak memiliki suatu fokus.
16
2. Skills
Skills atau keterampilan diperlukan agar orang mampu melakukan tugas-
tugas yang perlu pada proses yang baru. Keterampilan tersebut dapat bersifat
teknis, dapat mengenai kepemimpinan atau hubungan interpersonal. Tanpa
kemampuan dan keterampilan tersebut, orang mungkin menginginkan
perubahan tetapi tidak mampu melaksanakannya sampai tingkat yang
dibutuhkan.
3. Incentives
Incentives biasanya adalah elemen yang paling akhir mengalami
perubahan. Tanpa incentives, orang tidak mau berubah atau mungkin hanya
mau berubah sedikit saja. Incentives disini termasuk penghargaan dan
pengakuan. Apabila seseorang dapat memahami dan merasakan bahwa
perubahan perusahaan yang begitu drastis membawa perbaikan yang cukup
besar bagi mereka, maka mereka yang berada dalam organisasi perusahaan
dapat melakukan perubahan yang direncanakan secara lebih serius.
4. Resources
Resources atau sumber daya yang dimaksud disini adalah orang, dana,
informasi, data, fasilitas, dan setiap peralatan yang diperlukan untuk
melakukan perubahan. Tanpa sumber daya yang cukup, orang dapat frustasi
dan menganggap bahwa rencana perubahan mungkin dilakukan kurang
serius atau perubahan tidak akan dapat dilakukan dengan baik.
17
5. Action Plan
Action plan adalah perencanaan dari serangkaian aktivitas, penanggung
jawab, jadwal waktu serta target yang dibuat secara cukup terperinci. Tanpa
action plan, perubahan dilakukan seolah-olah atas dasar permulaan yang
semu, tidak tahu menuju ke arah mana, dan orang tidak mengetahui apa yang
seharusnya dilakukan kemudian, serta tidak mengetahui bagaimana
tindakan-tindakan yang berbeda dapat menuju ke arah dan tujuan yang sama.
2.2 Teori- Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Peningkatan Kinerja Proses Bisnis (Business Process
Improvement)
Menurut Harrington, Esseling, dan Nimwegen (1997, p5), Business
Process Improvement (BPI) merupakan suatu metodologi yang dirancang untuk
membahas mengenai perbaikan secara bertahap pada proses-proses administrasi
dan proses pendukung lainnya dengan menggunakan pendekatan seperti FAST,
process benchmarking, process redesign, dan process reengineering.
Business Process Improvement (BPI) merupakan suatu pendekatan
sistematis yang bertujuan untuk membantu perusahaan melakukan perubahan
yang signifikan dalam caranya menjalankan bisnis.
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Business_process_improvement)
18
2.2.2 Karakteristik Peningkatan Kinerja Proses Bisnis (Business Process
Improvement)
Proyek BPI memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Yang digerakkan adalah proses bukan perangkat lunak.
2. Terdiri dari organization-wide teams.
3. Mengikuti metode yang umum.
4. Sasarannya adalah menentukan best business practice.
5. Hasilnya adalah seperangkat rekomendasi.
(Sumber : http://asg.nebraska.edu/projects/businessProcessImprovement.shtml)
Karakteristik BPI lainnya adalah sebagai berikut:
1. BPI bukanlah Total Quality Management (TQM), dimana mengacu kepada
program dan prakarsa yang menekankan pada peningkatan secara
inkremental terhadap proses yang bekerja dan output yang dihasilkan selama
waktu awal sampai akhirnya. BPI, berbeda dengan perujukan prakarsa
dimana diharapkan untuk mencapai rancangan ulang yang radikal dan proses
yang fundamental dalam batasan waktu yang ada.
2. BPI bukanlah Organizational Transformation (OT), dimana merujuk pada
isu-isu terhadap strategi organisasi, struktural dan perubahan bisnis. BPI
dapat memfasilitasi dan memberikan kontribusi kepada Organizational
Transformation.
3. BPI bukanlah Change Management, dimana merujuk pada sesuatu yang
direncanakan, dimanajemen, dan perubahan kondisi yang sistematis-sering
19
kali merujuk kepada perubahan eksternal di sekitar penggunaan kecil
organisasi atau tanpa kendali. BPI menggambarkan variasi strategi Change
Management dan teknik yang bertujuan untuk mengimplementasikan hasil-
hasilnya.
(Sumber:http://www.une.edu.au/unesis/pdfs/bpi_methodology.pdf)
2.2.3 Prinsip Peningkatan Kinerja Proses Bisnis (Business Process Improvement)
Prinsip-prinsip BPI adalah sebagai berikut:
1. Penyelarasan antara proses dan business goals
Goal dari suatu organisasi harus menjadi kunci penggerak untuk setiap
proses bisnis. Keseluruhan proses, orang-orang, dan sumber daya harus
diselaraskan dengan business goals. Hal ini akan menfasilitasi perubahan-
perubahan terhadap proses sejalan dengan tujuan organisasi.
2. Fokus terhadap pelanggan
Kebutuhan pelanggan yang berubah merupakan penekanan terhadap betapa
pentingnya proses bisnis harus diselaraskan untuk mencapai kepuasan
pelanggan yang lebih tinggi.
3. Proses merupakan yang utama
Proses BPI dapat menghasilkan perbaikan teknologi, otomatisasi ataupun
pengurangan staff. Tetapi hal ini bukan berarti BPI selalu menuju terhadap
otomatisasi atau IT budgeting.
20
4. Benchmarks secara teratur
Suatu organisasi yang melakukan BPI harus secara terus-menerus dan
sesering mungkin menentukan apakah biaya-biaya dalam melakukan proses
bisnis melebihi keuntungan yang diperoleh untuk itu organisasi harus
membangun benchmarks, atau seperangkat standar yang ditentukan untuk
mengukur proses. Benchmarks tersebut harus bersifat kuantitatif, dapat
dicapai dan realistis.
5. Menetapkan siapa yang memiliki proses bisnis
Orang tertentu, pemilik proses, harus ditempatkan di dalam mengelola
proses bisnis, bertanggung jawab terhadap kinerja dan perubahan proses-
proses tersebut, dan bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan
proses tersebut. Tanpa tanggung jawab personal maka proses akan gagal.
6. Membangun titik kendali terhadap proses
Harus ada terdapat point-point kontrol yang dilakukan sesering mungkin
dimana pemilik proses dan pelanggan atau stakeholders memutuskan apakah
proses tersebut mencapai benchmarks yang telah ditentukan dan apakah
yang harus mereka lakukan dengan proses tersebut. Hal ini termasuk
menghentikan proses yang bersangkutan apabila proses tersebut gagal
mencapai benchmarks yang realistik.
7. Membakukan proses yang sama
Banyak organisasi menggunakan pendekatan ad hoc dalam proses bisnis.
Mereka membuat proses tersebut sejalan dengan waktu dan mengubah
21
proses tanpa perencanaan yang matang. Sistem yang terstandarisasi dalam
mempersiapkan proses dapat menghemat waktu, usaha, jam kerja dan uang.
8. Buatlah perubahan sekarang
Proses yang berubah seharusnya dilakukan berulang-ulang, tidak cukup
hanya sekali. Menunggu solusi yang sempurna berarti tidak ada solusi.
9. Gunakan ukuran yang tepat
Jangan membuang waktu dalam pengukuran proses apabila kita tidak ingin
menggunakannya dalam peningkatkan kinerja proses. Slogan proses adalah
berharga mengingat: “Tidak ada proses tanpa pengukuran, tidak ada
pengukuran tanpa analisa, tidak ada analisa tanpa tindakan“.
(Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Business_process_improvement)
2.2.4 Hal-hal yang mendukung dilakukannya BPI
Menurut Gaspersz (2007, p141), ada beberapa jenis pemborosan yang
dapat timbul dalam perusahaan. Berikut adalah jenis-jenis pemborosan yang
diidentifikasi dan dirangkum olehnya dari berbagai sumber, termasuk diskusi
dengan para manajer:
1. Pemborosan pada input
a. Kelebihan persediaan (overstocking)
b. Material-material yang tidak terpakai (cacat atau usang)
2. Pemborosan pada proses
a. Scrap dan pekerjaan ulang
b. Proses yang tidak efisien
22
c. Proses yang kuno atau usang
d. Proses yang tidak handal
3. Pemborosan pada output
a. Kelebihan produksi yang tidak terjual (overproduction)
b. Produk cacat
c. Produk usang
4. Pemborosan pada lini produksi
a. Pengerjaan ulang (rework)
b. Scrap
c. Inventori untuk pengaman
d. Lini produksi terhenti karena kegagalan mesin dan atau peralatan
e. Lini produksi terhenti karena kekurangan material
f. Tata letak pabrik yang tidak baik
g. Waktu setup mesin yang lama
h. Tingkat absensi karyawan bagian produksi yang tinggi
5. Pemborosan yang terkait dengan Supplier
a. Kualitas parts yang jelek
b. Keterlambatan pengiriman
c. Pengiriman dalam jumlah besar
d. Kesalahan-kesalahan dalam pengiriman
6. Pemborosan dalam Departemen Akuntansi dan Keuangan
a. Keterlambatan pembuatan laporan-laporan keuangan
b. Kesalahan pemasukan data ke komputer
23
c. Ketiadaan laporan biaya kualitas (cost of quality) perusahaan
d. Kesalahan melakukan penagihan kepada pelanggan
e. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi anggaran
7. Pemborosan dalam Kantor
a. Menghasilkan laporan-laporan yang tidak diperlukan
b. Membuat extra copies dari laporan
c. Pencetakan, e-mail, pengiriman, atau faks dokumen yang sama
d. Pemasukan informasi berulang pada dokumen kerja atau formulir
e. Persetujuan atau tanda tangan dari banyak orang (berlebihan)
f. Ketergantungan pada bagian lain untuk menyelesaikan tugas-tugas
g. Penyerahan dokumen kerja ke proses yang lain
h. Penyerahan dokumen yang tidak dibutuhkan
i. Pengarsipan dokumen-dokumen kerja yang berlebihan
j. Dokumen yang menunggu persetujuan atau TTD
k. Dokumen-dokumen yang tidak dipakai lagi (usang)
l. Kehilangan dokumen atau catatan-catatan
2.2.5 Metodologi BPI
Metodologi di bawah ini merupakan metodologi yang disarankan oleh
Harrington, Esseling, dan Nimwegen (1997, p31). Metodologi perbaikan proses
bisnis:
24
1. Organisasi: mengorganisasikan untuk perbaikan proses
Pada tahap ini, anggota tim proyek diorganisasikan dan terdiri dari beberapa
tim, antara lain:
a. Project Management Team (PMT), dibentuk untuk mengkoordinasikan
dan mengatur aktivitas perbaikan proses bisnis yang berlangsung di
perusahaan tersebut. PMT merupakan unit tertinggi dimana eksekutif
manajemen mendelegasikan tanggung jawab dalam manajemen proyek
BPI kepada PMT serta memiliki otoritas penuh dalam mengambil
keputusan. Tugas-tugas penting PMT, antara lain:
1) Mengorganisasikan proyek.
2) Merencanakan tahapan-tahapan proyek.
3) Membuat keputusan akhir terhadap proposal yang dihasilkan oleh
PIT pada tahap-tahap proyek yang berbeda.
4) Menyetujui proposal proyek akhir.
5) Mendistribusikan informasi mengenai proyek ke dalam organisasi.
6) Menginstalasi dan mengatur PIT dan contact group.
7) Memonitor jalannya proyek.
8) Mengatur ketersediaan anggota staff untuk proyek.
9) Menentukan budget dan melakukan audit budget.
10) Menyetujui solusi proses bisnis baru yang direkomendasikan.
11) Menjadikan proyek sebagai aktivitas operasional setiap hari dan
proyek-proyek lain dalam organisasi.
25
b. Process Improvement Team (PIT), adalah tim proyek yang ditugaskan
untuk memperbaiki suatu proses yang spesifik. Anggota-anggota tim ini
biasanya terdiri dari orang-orang yang mewakili sejumlah departemen
yang berbeda dan yang terlibat dalam proses bisnis administratif. Jumlah
anggota tim PIT tergantung pada ukuran perusahaan serta waktu
penyelesaian proyek. Tugas-tugas PIT, antara lain:
1) Mentabulasi proses bisnis dan dokumentasi yang terasosiasi sesuai
dengan teknik dokumentasi dan standar dokumentasi yang dipilih.
2) Melakukan analisa dan riset lebih jauh serta melaporkan hasil dari
analisa dan riset.
3) Membuat naskah proposal yang mendefinisikan solusi proses bisnis
yang baru dan mengimplementasikan proposal-proposal proses yang
telah disetujui.
c. Contact group, bukan merupakan tim dari BPI tetapi membantu anggota
tim PIT. Contact group akan mengulas solusi bisnis baru yang
dikembangkan oleh PIT serta membantu memberikan nasehat teknis
terhadap enabler khusus. Tugas-tugas Contact group:
1) Memberikan informasi kepada anggota PIT sebagai bagian dari
prosedur identifikasi.
2) Menyetujui dokumentasi proses bisnis yang dibuat oleh anggota PIT.
3) Mendiskusikan dan memberikan komentar terhadap proses-proses
yang dianalisa oleh PIT.
26
4) Mendiskusikan dan memberi komentar terhadap proposal yang
dibuat oleh anggota PIT untuk kepentingan modifikasi dan
perancangan proses yang baru.
5) Mengatur modifikasi proses yang sedang berlangsung sekarang dan
memperkenalkan proses baru yang akan dikembangkan.
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Peningkatan Proses Bisnis Administratif
(Sumber: Harrington, Esseling, dan Nimwegen (1997, p32))
2. Dokumentasi: memilih pendekatan dokumentasi.
Teknik dokumentasi merupakan metode dimana deskripsi mengenai sistem
informasi, proses atau organisasi diberikan, umumnya dalam bentuk diagram.
Contoh : diagram proses, diagram struktur organisasi dan lain sebagainya.
BPI Project Management Team
Etc.
PIT # 1 (Project Team 1)
PIT # 2 (Project Team 2)
PIT # 3 (Project Team 3)
Contact group 3.2
Contact group3.3
Contact group 3.1
Executive Management Team
27
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam mendeskripsikan proses bisnis yang
sedang berjalan:
a. inventorying the existing documentation. Pada tahap ini segala sesuatu
material yang berhubungan dengan proses bisnis dikumpulkan. Material
seperti sistem akuntansi, fungsi dan deskripsi tugas-tugas, instruksi,
formulir-formulir, dokumentasi proses harus dipertimbangkan.
b. Examining the current procedures. Pada awal tahap analisa, perhatian
dicurahkan pada area-area yang bermasalah dan permasalahan-
permasalahan di berbagai proses seperti waktu yang dihabiskan pada
setiap proses. Prosedur awal diidentifikasi dengan cara wawancara.
c. Documenting according to the selected techniques.
Memilih teknik dokumentasi yang tepat, direkomendasikan agar
menggunakan teknik yang umum, setelah dokumentasi disetujui
(approved), perinciannya dapat ditentukan.
d. Giving feedback to the involved individuals and getting approval by the
involved individuals.
Dokumentasi yang telah disetujui akan dipresentasikan kepada setiap
departemen untuk persetujuan lebih lanjut dan juga kepada contact
group. Dokumentasi akan dimodifikasi apabila terdapat komentar dari
pihak-pihak tersebut.
e. Recording the process descriptions in the documentation set.
Dokumentasi proses akhir akan diberikan penomoran dokumen dan
direkam dalam documentation sets. Perangkat dokumentasi ini akan
28
dibedakan berdasarkan proses-prosesnya ataupun departemen-
departemen yang terasosiasi.
f. Definitively choosing the processes to be analyzed in the next phase.
Pada tahap ini, masalah-masalah proses administratif yang telah
dispesifikasikan dalam proposal proyek, akan didefinisikan lebih lanjut.
g. Choosing the final analysis objectives and the analysis techniques.
Memilih teknik analisa yang tepat sesuai dengan masalah yang akan
diinvestigasi.
h. Planning the analysis phase.
Setelah menentukan proses yang akan dianalisa dan memilih teknik
analisa, maka individu-individu yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas
tersebut ditentukan dan kemudian rencana pelaksanaan aktivitas analisa
dapat ditulis.
i. Reporting to the project management team.
Proses dokumentasi diakhiri dengan laporan yang ditujukan kepada tim
manajemen proyek.
Sebelum mendokumentasikan proses bisnis administratif perlu
diketahui untuk apa informasi-informasi tersebut digunakan, setiap tujuan
atau goal yang ingin dicapai memerlukan isi dari dokumentasi yang berbeda
satu sama lainnya, untuk itu pemilihan kombinasi teknik dokumentasi harus
disesuaikan dengan tujuan atau goal yang hendak dicapai.
Karakteristik umum dari teknik dokumentasi antara lain dapat
berupa konsep diagram. Konsep diagram merupakan representasi visual
29
yang menggambarkan organisasi secara keseluruhan yang terdiri dari
komposisi, proses-proses, sistem dan prosedur serta hubungan eksternal dari
item yang dianalisa. Diagram terdiri dari simbol-simbol yang mengandung
bentuk, garis, tanda dan anotasi.
Terdapat 2 macam diagram antara lain :
1. Free diagrams
Pada free diagrams tidak ada batasan maupun peraturan dalam format
diagram. Free diagram biasa digunakan karena sugestif, compact dan
dapat mentransfer knowledge secara cepat, biasanya pada free diagrams
terdapat sedikit simbol. Klasifikasi dan penggunaan simbol ditentukan
oleh pengguna. Kekurangan diagram ini adalah ketika diagram ini tidak
dimengerti oleh pembaca karena simbol-simbol yang tidak
terstandarisasi. Diagram jenis ini cocok digunakan untuk
mengilustrasikan atau mengklarifikasi teks atau penjelasan-penjelasan.
2. Bound diagrams
Pada bound diagrams format, klasifikasi dan simbol yang digunakan
telah dideskripsikan terlebih dahulu di awal. Konstruksi dari bound
diagrams terdiri dari sejumlah kolom vertikal dan horizontal dimana
merupakan representasi dari departemen, dokumen, alur data dan
prosedur.
Contoh dari bound diagrams antara lain : bentuk dari diagram alir,
bentuk dari diagram manajemen, diagram sistem akuntansi.
30
Teknik dokumentasi dapat dibedakan menjadi 3 macam antara lain :
a. Overview techniques, terdiri dari:
1. Hierarchical overview diagram
Diagram ini memberikan gambaran jelas mengenai struktur dan
komposisi dari keseluruhan sistem administratif. Struktur hirarki
dari proses bisnis administratif dapat dilihat secara jelas pada
diagram ini. Konstruksi diagram ini dimulai dari atas ke bawah
dan dari general ke bagian yang spesifik sehingga subdivisi dapat
dikembangkan.
2. Global overview diagram
Diagram ini memperlihatkan hubungan dari keseluruhan proses
bisnis administratif yang akan dianalisa beserta unit-unit
organisasinya. Keterlibatan divisi-divisi dari setiap proses bisnis
administratif serta data-data dipresentasikan dalam bentuk umum.
Diagram ini dipresentasikan dalam bentuk matriks dimana kolom
vertikalnya merupakan proses dan kolom horizontalnya
merupakan unit-unit organisasi. Diagram ini sangat membantu
dalam analisa, pengelompokan aktivitas-aktivitas, routing dan
control internal dalam organisasi.
3. Global process diagram
Diagram ini digunakan untuk mempresentasikan bentuk umum
dari proses bisnis administratif dan tidak cocok untuk
mempresentasikan prosedur, alur data tetapi dapat digunakan
31
untuk mendeskripsikan komponen-komponen dari proses bisnis
administratif. Diagram ini menggambarkan pola utama
hubungan berbagai komponen dalam proses bisnis administratif.
Diagram ini memegang peran penting dalam menganalisa control
internal, routing dan pengelompokan aktivitas, tetapi tidak
menggambarkan hubungan antar prosedur dan divisi.
b. Detail techniques, terdiri dari:
1. Form management diagram
Diagram ini menggambarkan penggunaan dan peralihan
dokumen-dokumen pada proses bisnis adminstratif. Diagram ini
menggambarkan sirkulasi dokumen dalam organisasi.
2. Form circulation diagram
Diagram ini memberikan informasi mengenai penggunaan dan
peralihan dokumen pada proses bisnis administrartif. Susunan
diagram ini berupa simbol-simbol dan bentuk-bentuk yang
dikategorikan perkolom berdasarkan departemen dan anggota
staff. Diagram ini memegang peranan penting dalam analisa
peralihan, fungsi organisasi administratif dan struktur tugas serta
akurasi dari pemrosesan data dalam organisasi. Penekanan
diagram ini adalah pada sirkulasi dokumen dan pendistribusian
dokumen ke berbagai departemen.
32
3. Detailed process diagram
Diagram ini memberi gambaran akurat mengenai urutan dari
instruksi kerja dan alur dokumen dalam proses bisnis
administratif. Diagram ini cocok digunakan pada analisa proses
bisnis administratif, peralihan serta pengelompokan aktivitas-
aktivitas.
4. Instruction diagram
Diagram ini digunakan untuk memberikan gambaran jelas kepada
anggota staff organisasi mengenai aktivitas-aktivitas organisasi
dan instruksi-instruksi yang harus diikuti dan dilaksanakan.
Diagram ini merupakan knowledge transfer enabler.
c. Help techniques
1. Accounting system diagram
Diagram ini digunakan untuk mendapatkan informasi rinci secara
cepat mengenai sistem pencatatan akuntansi dalam organisasi.
Diagram ini digambarkan dalam bentuk tabel.
2. Organizational structure diagram
Diagram ini menggambarkan struktur organisasi perusahaan.
Diagram ini berfokus pada hubungan-hubungan formal antar
departemen yang dapat berupa hubungan secara hirarki maupun
fungsional.
3. Diagram of administrative business process principles
33
Diagram ini dirancang untuk mempresentasikan proses bisnis
administratif utama, sistem maupun entitas lainnya.
Pada praktiknya, teknik–teknik dokumentasi di atas biasanya
dikombinasikan satu dengan lainnya. Kombinasi teknik-teknik yang
biasanya digunakan adalah sebagai berikut:
Overview techniques Detail
techniques
Help
techniques
Hierarchical
overview
techniques
Global over view
techniques
Global process
diagram
Form
management
diagram
Form
circulatiom
diagram
Detailed
process diagram
Instruction
diagram
Accounting
system
diagram
Organizational
structure
diagram
Diagram of
administrative
process
principle
Gambar 2.2 Kombinasi Teknik Dokumentasi
(Sumber: Harrington, Esseling, dan Nimwegen (1997, p106))
34
3. Analisa: mendefinisikan kesempatan-kesempatan perbaikan.
Pada tahap sebelumnya telah dilakukan dokumentasi proses bisnis
yang ditujukan untuk keperluan pada tahap analisa terhadap proses bisnis
administratif. Pemilihan teknik dokumentasi tidak dapat dipisahkan dari
alasan menganalisa proses dan teknik analisanya. Kedua faktor tersebut
merupakan pertimbangan yang sangat penting untuk memperoleh hasil
analisa yang baik.
Tiga langkah dalam tahap analisa :
a. Melakukan analisa
Analisa dilakukan dengan keterlibatan anggota staff, mereka adalah
orang-orang yang terlibat secara langsung terhadap proses yang sedang
berlangsung dan dapat memberikan saran-saran yang membantu. Pada
tahap ini, anggota PIT membuat point-point yang akan didiskusikan
dengan anggota staff, hasil dari diskusi kemudian akan
didokumentasikan.
b. Mendiskusikan hasil analisa dengan anggota staff yang terlibat.
Hasil analisa didiskusikan dengan anggota staff dan manager
departemen. Setiap anggota berhak memberikan komentar dan membuat
kesimpulan.
c. Melaporkan kepada PMT
Setelah diskusi dilakukan, PIT akan memberikan laporan akhir kepada
PMT. Hasil analisa tersebut berisi pengajuan bagaimana proses baru
35
yang seharusnya dibuat dan mengindikasikan bagaimana proses yang
berlangsung sekarang diubah.
4. Perancangan: merancang proses bisnis yang baru
Pada tahap ini proses bisnis administratif yang baru akan dirancang
dan juga meliputi bagaimana proses sebelumnya diperbaiki. Dengan hasil
analisa dari proses sebelumnya, deskripsi mengenai area-area bermasalah
dalam organisasi dapat mengindikasi apakah organisasi tersebut perlu
melakukan perubahan secara keseluruhan (reengineering) atau hanya
memperbaiki kinerja proses yang sedang berjalan sekarang (improvement).
Dalam perancangan proses yang baru perlu pemahaman mengenai
proses yang sedang berjalan sekarang beserta dokumentasi yang mendukung
proses-proses tersebut sehingga aktivitas-aktivitas berikut dapat
dikembangkan:
a. Pengembangan terhadap proses-proses yang akan diubah sesuai dengan
metode dokumentasi.
b. Spesifikasi mengenai persyaratan-persyaratan dalam organisasi tersebut
yang harus dipenuhi dan perubahan-perubahan organisasional yang
perlu dilakukan.
c. Spesifikasi mengenai perubahan antara proses yang sedang berjalan
sekarang dan proses baru yang diusulkan.
36
Perancangan proses yang baru harus dilakukan secara analitis.
Starting point dari perancangan diperoleh dari tujuan yang telah
diformulasikan dalam tahap analisa.
Pendekatan yang digunakan dalam merancang proses bisnis baru
terdiri dari 4 aktivitas, antara lain :
a. Menentukan organizational starting point.
Pada tahap ini, prinsip-prinsip dasar organisasi dispesifikasikan,
yang meliputi bagaimana informasi-informasi digunakan dalam
aktivitas-aktivitas perusahaan sehari-hari, penggunaan informasi
tergantung pada: proses-proses utama yang merupakan proses yang
sangat kritis terhadap keberhasilan operasional dan performa dari
keseluruhan organisasi, metode manajemen yang meliputi bagaimana
proses-proses utama diatur, serta struktur organisasi yang harus dijadikan
pertimbangan dimana dalam struktur ini digambarkan bagaimana
pendelegasian otoritas dan peraturan-peraturan diberlakukan.
b. Spesifikasikan aplikasi dari informasi.
Manajemen sistem informasi dapat dispesifikasikan berdasarkan
pilihan dari manajemen, struktur organisasi dan metode manajemen serta
operasional. Hal ini meliputi:
a) Aplikasi informasi meliputi informasi yang digunakan untuk operasi,
pemenuhan dan manajemen dari aktivitas sehari-hari.
b) Kriteria kualitas dari informasi.
c) Serangkaian tools yang digunakan untuk kontrol internal.
37
Informasi-informasi yang diperlukan dalam setiap fungsi sangat
penting dalam pengambilan keputusan strategik, taktis , dan operasional.
Untuk itu sangat penting aspek dimana informasi dibutuhkan
didefinisikan dengan baik. Untuk menentukan informasi-informasi yang
dibutuhkan dapat dilakukan metode yang terdiri dari 5 aktivitas sebagai
berikut:
a) Identifikasi critical success factor (CSF)
b) Identifikasi proses bisnis
c) Tentukan hubungan antara proses bisnis dan CSF
d) Spesifikasikan dan buat variabel kontrol operasional
e) Menentukan form dan frekuensi pelaporan terhadap manajemen
38
Gambar 2.3 Lima Langkah Metode Menspesifikasikan Aplikasi Informasi
(Sumber: Harrington, Esseling, dan Nimwegen (1997, p175))
Dalam membuat perubahan terhadap proses bisnis perusahaan,
dokumentasi global dalam proses tidak perlu dimodifikasi. Modifikasi
hanya dilakukan pada dokumentasi rinci (detailed documentation),
Strategy Structure
1 Identity Critical Success Factor
2 Identity Business Processes
3 Compare CSFs to business processes
4 Make control variables operational
5 Determine form of management reports
39
perubahan yang terjadi tergantung pada bagaimana proses tersebut
dimodifikasi.
c. Merancang struktur logikal.
Pada tahap ini, model data konseptual dirancang, yang meliputi
bagaimana definisi data dibuat serta atribut-atribut yang diperlukan dan
juga struktur hirarki dari proses bisnis administratif yang meliputi
komposisi dari sistem administratif dimana struktur hirarki internal
ditunjukan dari proses bisnis administratif. Hubungan antara model data
dan proses bisnis administratif membentuk sistem informasi secara
keseluruhan. Pada tahap perancangan logikal hubungan antara keduanya
harus jelas dispesifikasikan. Proses terdiri dari input dari data mentah
menjadi output berupa data yang telah diproses. Proses ini dapat
digambarkan pada diagram alir yang memperlihatkan secara jelas
bagaimana data output dihasilkan dari data dasar yang dihasilkan oleh
proses sebelumnya.
d. Merancang struktur fisik
Rancangan struktur fisik dari proses bisnis administratif meliputi :
1) Unit-unit organisasi mana saja yang melakukan aktivitas-aktivitas
data processing. Di dalam struktur organisasi telah digambarkan
unit-unit organisasi secara hirarki. Hal-hal yang harus diperhatikan
antara lain:
a) Di dalam proses bisnis administratif terdapat aktivitas tertentu
yang melibatkan lebih dari satu unit organisasi.
40
b) Terdapat aktivitas-aktivitas tertentu yang harus dikombinasikan
satu sama lainnya di dalam satu depatermen.
c) Terdapat proses bisnis administratif yang memerlukan
sekumpulan data yang harus selalu diupdate.
2) Aktivitas-aktivitas apa saja yang termasuk dalam proses bisnis
administratif serta urutan dari aktivitas-aktivitas tersebut yang telah
dispesifikasikan pada rancangan logikal.
3) Menspesifikasikan data-data dan formulir apa saja yang penting.
4) Deskripsi rinci dari setiap proses dapat digambarkan dalam diagram
alir serta layout dari form dan data dibangun secara lebih rinci pada
tahap ini.
5) Biaya dan cycle time dari proses yang dirancang.
Estimasi waktu terdiri dari:
a) Waktu yang diperlukan dalam penyelesaian aktivitas tertentu.
b) Penundaan-penundaan yang mungkin muncul akibat kerja lembur.
c) Waktu yang diperlukan untuk komunikasi antara dua aktivitas.
Hal ini termasuk waktu yang diperlukan dalam komunikasi
internal serta otorisasi dari pihak eksternal.
Dari estimasi-estimasi tersebut dapat ditentukan durasi cycle time
dari proses-proses.
41
5. Implementasi: Installation of future state solution
Tahap ini merupakan tahap dimana semua hasil analisa data dan ide-
ide kreatif yang termasuk dalam pengembangan future state solution
ditransformasikan dalam bentuk yang nyata. Tahap ini merupakan tahap
yang paling rawan yang sering menyebabkan kegagalan proyek BPI. Faktor
lain yang menyebabkan proyek BPI gagal selama aktivitas implementasi
adalah individu yang terlibat pada proses yang sedang berjalan tidak benar-
benar dipersiapkan untuk mengikuti perubahan yang direncanakan.
Proses baru atau proses yang dimodifikasi akan diperkenalkan oleh
manajer departemen yang dipercaya atau contact groups. Kepala proyek
akan berperan sebagai pendukung selama tahap ini.
Aktivitas-aktivitas pada tahap implementasi :
a. Aktivitas 1: membentuk tim implementasi future state solution
Tim implementasi future state solution mungkin saja sama
ataupun berbeda dari individu-individu yang merancang future state
solution. Seringkali diperlukan spesialis-spesialis dalam tim ini.
Tim implementasi future state solution bertanggung jawab atas 3 tugas:
1) Mengimplementasikan future state solution.
2) Mengimplementasikan rencana organizational change management
(OCM).
3) Mengukur dampak perubahan.
42
b. Aktivitas 2: mengembangkan rencana implementasi
Tim implementasi harus fokus pada pengembangan detil rencana
untuk 90 hari pertama. Perencanaan implementasi dan detil rencana dari
OCM harus saling terintegrasi dan dikoordinasikan dengan baik dalam
setiap lintas fungsional dalam organisasi.
c. Aktivitas 3: implementasi rencana 90-hari pertama
Aktivitas ini merupakan bagian yang paling penting pada proyek
implementasi, karena akan membentuk langkah pertama untuk proses
implementasi selanjutnya. Biasanya perbaikan yang diimplementasikan
selama 90 hari pertama merupakan hal yang dapat dengan cepat
diperbaiki dan solusi peningkatan dengan tingkat kerumitan rendah
sedangkan untuk pengimplementasian perubahan teknologi jarang
dilakukan dalam 90 hari karena perubahan teknologi memerlukan
perencanaan ekstensif, penjadwalan, dan pemodelan.
d. Aktivitas 4: implementasi perbaikan jangka panjang
Rencana implementasi peningkatan jangka panjang
menitikberatkan pada bagian teknis dari future state solution dimana
peralatan baru dan perangkat lunak baru diperkenalkan dalam proses
bisnis. Aplikasi IT baru, aplikasi komputer lainnya, dan teknik
otomatisasi membutuhkan evaluasi dan permodelan yang sangat teliti
sebelum diadaptasikan untuk memastikan kompabilitas dengan aktivitas
yang ada sebelumnya serta budaya organisasi.
43
e. Aktivitas 5: pengukuran dan hasil laporan
Tim implementasi harus mengeluarkan laporan dalam jangka
waktu atau interval yang dijadwalkan (biasanya sekali dalam sebulan).
Laporan tersebut meliputi:
1) Bagaimana progress yang telah berjalan sekarang dibandingkan
dengan jadwal rencana pelaksanaan.
2) Rencana implementasi 90 hari yang telah diupdate.
3) Hasil peningkatan yang diimplementasikan.
4) Pengeluaran-pengeluaran dibandingkan dengan budget.
5) Hasil dari beberapa survei OCM.
6) Masalah-masalah yang tidak diharapkan.
Laporan status-status di atas kemudian didistribusikan pada tim eksekutif
dan sustaining sponsor.
f. Aktivitas 6: hold periodic reviews
Tim implementasi harus mengadakan rapat yang membahas short
periodic progress review dengan para anggota tim eksekutif dan
sustaining sponsor. Pada awal proses implementasi, review seharusnya
dilakukan setiap bulan. Setelah 90 hari pertama, review dilakukan
minimal setiap 90 hari. Rapat-rapat ini difokuskan pada kemajuan yang
terjadi dalam implementasi future state solution berdasarkan hasil
pengukurannya.
44
g. Aktivitas 7: compare result to goals
Pada penyelesaian proses implementasi, hasil yang dicapai
dibandingkan ke sasaran dan tujuan peningkatan proyek. Ini juga
merupakan waktu untuk PIT dan tim implementasi melakukan
postmortem pada proyek BPI. Postmortem dikonsentrasikan pada
pendefinisian pendekatan-pendekatan kreatif yang digunakan oleh tim
yang dapat diaplikasikan pada proses bisnis administratif lain serta
kesalahan yang dibuat selama proses implementasi. Hasil dari
postmortem tersebut harus didokumentasikan.
h. Aktivitas 8: memberi penghargaan anggota tim
Pemberian penghargaan terhadap desired behaviour yang telah
dicapai organisasi sangatlah penting, jika manajemen ingin melihat pola
behavior yang sama. Kebanyakan buku-buku TQM berbicara mengenai
memberi penghargaan ke orang-orang menggunakan 3 P, yaitu:
1) Plaques on the wall
2) Pats on the back
3) Presentation to management
Pada proyek BPI, seharusnya ditambahkan P yang keempat- Pat on the
wallet (pemeberian penghargaan secara financial kepada pihak-pihak
yang berkecimpung dalam proyek BPI).
45
6. Manajemen: Mengatur proses bisnis administratif organisasi untuk
peningkatan yang berkelanjutan.
Tahap ini berfokus pada cara-cara bagaimana keseluruhan proses
bisnis administratif diatur. Empat elemen yang penting untuk
dipertimbangkan agar menjadi well-managed administrative organization,
yaitu:
a. Pembentukan dari sistem dokumentasi.
b. Pemeliharaan terhadap dokumentasi tersebut.
c. Prosedur-prosedur untuk perkenalan perubahan.
d. Kejelasan tanggung jawab dalam manajemen administratif organisasi
bagi anggota karyawan yang terlibat.
46
2.2.6 BPI vs BPR
Imperative Radical High IT- Degree Based Risk of Need change Low Small Minor Low Expectation of result Dramatic Short/Low Time and cost to Long/High Improvement Low Executive involvement Very high
Gambar 2.4 Perbedaan BPI, Process Redesign, BPR. John MacDonald,
TQM Magazine.
Menurut Davenport (1993, p 11) perbedaan BPI dan BPR adalah sebagai berikut
Tabel 2.1 Perbedaan BPI dan BPR
Karakteristik Business Process
Improvement
Business Process
Reengineering
Tingkat
Perubahan
Perubahan secara bertahap Perubahan secara radikal
Titik Permulaan
Perancangan
Merancang dari proses
yang sedang berjalan
Merancang dari awal
Process Re-engineering
Process Re-design
Process improvement
47
Frekuensi
Perubahan
Berkelanjutan Sekali
Waktu yang
dibutuhkan
Pendek (kurang lebih dua
tahun)
Panjang (kurang lebih 5 –
10 tahun)
Partisipasi Bottom – Up Top – Down
Keahlian yang
dibutuhkan
Membutuhkan tim atau
group kerja yang efektif
Membutuhkan pemimpin
yang inovatif
Dampak pada
Karyawan
Mendukung dan
membangun keahlian
karyawan
Perubahan secara dramatis
pada keahlian karyawan
Dampak
Perubahan
Kecil Besar
Tipe Perubahan Perubahan disesuaikan
dengan budaya perusahaan
Perubahan disesuaikan
dengan budaya dan
struktural perusahaan
Ruang Lingkup Sempit Luas
Investasi Kecil Besar
Resiko Rendah, umumnya tidak
terjadi kesalahan besar
Tinggi, jika terjadi
kesalahan besar
(Sumber : http://www.kmbook.com/bpr.htm)
48
2.2.7 Teknologi Informasi dalam Peningkatan Kinerja Proses Bisnis (Business
Process Improvement)
Teknologi informasi merupakan salah satu enabler yang potensial dalam
peningkatan kinerja proses bisnis. Teknologi informasi memegang peranan
penting dalam peningkatan kinerja proses bisnis baik sebagai enabler atau
mendukung keberhasilan pengimplementasian. Teknologi informasi
memungkinkan organisasi untuk melakukan proses bisnis yang lebih efisien
(Sumber: http://www.ebizzasia.com/0111-2003/focus,0111,06.htm)
2.2.8 Pengertian Pemenuhan Pesanan Pelanggan (Order Fulfilment)
Pemenuhan pesanan pelanggan merupakan suatu proses yang dimulai
dari titik penjualan (penerimaan pesanan) sampai pengiriman pesanan ke
pelanggan.
Penelitian pertama terhadap pengertian strategi pemenuhan pesanan
pelanggan didasarkan pada rasio P:D, dimana P didefinisikan sebagai waktu
tunggu produksi (berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu
produk), dan D adalah waktu tunggu permintaan (berapa lama pelanggan
bersedia menunggu).
(Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Order_fulfillment)
49
2.2.9 Pengertian Simulasi
Menurut Kakiay (2004, p1-2), simulasi dapat diartikan sebagai suatu
sistem yang digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-
persoalan dalam kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian dengan
tidak atau menggunakan model tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian
komputer untuk mendapatkan solusinya.
Menurut Kelton dan Law (2000, p1), simulasi adalah teknik
menggunakan komputer untuk menggambarkan atau menirukan operasi dari
berbagai macam fasilitas atau proses yang sebenarnya. Fasilitas atau proses yang
disebut sebagai suatu sistem, dan di dalam simulasi adalah bagaimana cara
untuk mempelajari secara khusus sistem tersebut. Dimana simulasi membuat
suatu asumsi tentang bagaimana suatu sistem bekerja.
Gambar 2.5 Cara Untuk Mempelajari Suatu Sistem
(Sumber: Kelton dan Law (2000, p1))
Percobaan dengan sistem sebenarnya
Model secara fisik
Percobaan dengan model dari sistem
Model matematis
Solusi secara analitikal Simulasi
Sistem
50
1. Percobaan dengan sistem sebenarnya vs Percobaan dengan model dari
sistem
Adalah sangat menguntungkan jika membuat percobaan dengan
menggunakan model dari sistem, dimana tidak mengeluarkan biaya
berlebihan. Membuat model dari sistem sebagai representasi dari sistem
sebenarnya dan mempelajari seperti halnya mengalami kesamaan dengan
sistem sebenarnya.
2. Model secara fisik vs Model secara matematis
Model secara fisik sebagai contoh adalah model dari pelatihan pilot. Model
secara fisik adalah mempelajari sistem atau manajemen sistem; tetapi
sebagian besar model dibangun untuk suatu tujuan secara matematis.
Mempresentasikan sistem dalam istilah logikal dan hubungan yang
kuantitatif dimana kemudian dimanipulasi dan diubah untuk dilihat
bagaimana model bereaksi, dan kemudian bagaimana sistem akan bereaksi
jika model matematis adalah valid.
Contoh: d = r.t
d = jarak perjalanan
r = kecepatan perjalanan
t = waktu selama perjalanan
3. Solusi secara analitikal vs Simulasi
Saat membangun model matematis, adalah harus melihat bagaimana model
bisa digunakan dalam menjawab pertanyaan mengenai sistem yang
seharusnya diperlihatkan. Jika terdapat model sederhana, adalah sangat
51
mudah untuk model bekerja dengan hubungan dan kuantitas yang ada
dalam mendapatkan hasilnya.
Contoh: d = r.t, dengan solusi secara analitikal kita bisa membuat model
analitikal t = d/r, dimana waktu dibutuhkan. Tetapi beberapa solusi secara
analitikal menjadi sangat rumit, dimana membutuhkan sumber perhitungan
yang cepat; maka model harus dipelajari dengan menggunakan simulasi.
Contoh: Pelatihan dengan model perhitungan untuk menginput pertanyaan
dan melihat bagaimana mereka mempengaruhi ukuran keluaran kinerja
dari suatu sistem.
Menurut Kelton dan Sadonovski (1998, p3), simulasi adalah teknik
untuk menggambarkan dan mempelajari perilaku suatu sistem dengan bantuan
suatu model dari sistem tersebut. Simulasi mengacu pada penampilan koleksi
metode dan aplikasi untuk meniru tingkah dari sistem nyata. Biasanya simulasi
dilakukan pada komputer dengan software yang tepat.
2.2.9.1 Kelebihan Simulasi
Dengan penekanan pada persaingan berbasis waktu, zaman sekarang ini,
pengambilan keputusan berdasarkan metode tradisional Trial-and-Error tidak
lagi mencukupi. Dengan menggunakan simulasi, perubahan yang biasanya
memakan waktu bulanan dan bahkan tahunan untuk dapat berjalan dengan baik,
dapat dicapai dalam hitungan hari bahkan jam. Karakteristik simulasi yang
membuatnya menjadi alat bantu perencanaan dan pengambilan keputusan yang
sangat berguna, yaitu:
52
1. Dapat mengetahui keterkaitan antar sistem.
2. Serbaguna untuk mensimulasikan sistem apapun.
3. Menghitung faktor ketidaktetapan dalam sistem.
4. Menunjukan tingkah laku sistem dalam satu satuan waktu.
5. Memakan biaya dan waktu yang lebih kecil daripada penerapan dalam
sistem nyata.
6. Menghasilkan informasi dalam pengukuran multi performa.
7. Secara visual menarik perhatian orang.
8. Menghasilkan hasil yang mudah dimengerti dan dikomunikasikan.
9. Berjalan di waktu padat, waktu nyata dan waktu tunda.
10. Memperhatikan detil rancangan.
Karena simulasi memperhatikan saling ketergantungan dan keragaman,
maka disediakan pengamatan untuk sistem yang dinamis dan kompleks yang
tidak dapat dilakukan oleh teknik analisa yang lain.
Simulasi memberikan perencanaan sistem kebebasan yang tidak terbatas
untuk mencoba berbagai ide berbeda dalam melakukan peningkatan, bebas
resiko, tanpa biaya, tanpa membuang waktu, dan tanpa gangguan terhadap
sistem yang sedang berjalan. Lebih jauh lagi, hasilnya berupa visual dan
kuantitatif dengan statistik unjuk kerja yang secara otomatis tercatat pada semua
bidang yang diuji.
53
Menurut Kakiay (2004, p3-4), keuntungan yang dapat diperoleh dari
menggunakan simulasi adalah:
1. Menghemat waktu (compressed time)
Kemampuan di dalam menghemat waktu ini dapat dilihat dari pekerjaan
yang bila dilakukan akan memakan waktu tahunan tetapi dapat
disimulasikan hanya dalam beberapa menit, bahkan dalam beberapa kasus
hanya dalam hitungan detik.
Kemampuan ini dapat dipakai oleh para peneliti untuk melakukan berbagai
pekerjaan rancangan operasi dimana juga memperhatikan bagian terkecil
dari waktu untuk kemudian dibandingkan dengan yang terdapat pada sistem
nyata yang berjalan.
2. Dapat memperluas waktu (expand time)
Hal ini terlihat terutama dalam dunia statistik dimana hasil yang diinginkan
dapat disajikan dengan cepat. Simulasi dapat digunakan untuk menunjukkan
perubahan struktur dari suatu sistem yang nyata (real system) yang tidak
dapat diteliti pada waktu yang seharusnya (realtime). Dengan demikian
simulasi dapat membantu mengubah real sistem hanya dengan memasukkan
sedikit data.
3. Dapat mengawasi sumber-sumber yang bervariasi (control source of
variation)
Kemampuan pengawasan dalam simulasi ini terlihat terutama apabila analisa
statistik digunakan untuk meninjau hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terkait dimana merupakan faktor-faktor yang akan dibentuk dalam
54
percobaan. Hal ini dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu kegiatan
yang harus dipelajari, ditangani dan tidak dapat diperoleh dengan cepat.
4. Mengoreksi kesalahan-kesalahan perhitungan (error of measurement
correction)
Pada prakteknya, suatu kegiatan ataupun percobaan dapat terjadi kesalahan
dalam mencatat hasil-hasilnya. Sebaliknya, pada simulasi komputer jarang
ditemukan kesalahan perhitungan terutama nilai angka-angka diambil dari
komputer secara teratur dan bebas. Komputer mempunyai kemampuan untuk
melakukan perhitungan dengan akurat.
5. Dapat dihentikan dan dijalankan kembali (stop simulation and restart)
Simulasi komputer dapat dihentikan untuk kepentingan peninjauan ataupun
pencatatan semua keadaan yang relevan tanpa berakibat buruk terhadap
program simulasi tersebut. Pada dunia nyata, percobaan tidak dapat
dihentikan begitu saja. Pada simulasi komputer, setelah dilakukan
penghentian kemudian dapat dijalankan kembali dengan cepat (restart).
6. Mudah diperbanyak (easy to replicate)
Dengan simulasi komputer, percobaan dapat dilakukan setiap saat dan dapat
diulang-ulang. Pengulangan dilakukan terutama untuk mengubah komponen
dan variabel-variabelnya, seperti dengan perubahan pada parameter,
perubahan pada kondisi operasi, ataupun dengan memperbanyak keluaran.
55
2.2.9.2 Kapan Simulasi Digunakan
Tidak semua permasalahan sistem harus dipecahkan dengan
menggunakan simulasi. Penting untuk memilih alat bantu yang tepat untuk
memecahkan suatu masalah. Untuk beberapa masalah, simulasi mungkin saja
berlebihan.
Simulasi memiliki beberapa keterbatasan yang harus diketahui sebelum
seseorang membuat keputusan untuk menerapkannya pada situasi tertentu.
Simulasi sesuai untuk beberapa kriteria berikut:
1. Keputusan operasional (yang bersifat logis atau kuantitatif) sedang dibuat.
2. Proses yang sedang dianalisa telah terdefinisi dengan baik dan berulang.
3. Aktivitas dan kejadian (event) menunjukkan ketergantungan dan keragaman.
4. Biaya yang disebabkan dari keputusan lebih besar dibandingkan dengan
biaya untuk melakukan simulasi.
5. Biaya untuk melakukan percobaan pada sistem yang sebenarnya lebih besar
dibandingkan biaya untuk melakukan simulasi.
2.2.10 Perangkat Lunak IGrafx Process 2006
Dalam menggambarkan dan mensimulasikan proses bisnis yang baru dan
membandingkannya dengan proses bisnis yang lama, penulis menggunakan
perangkat lunak yaitu iGrafx Process 2006 untuk mendekati data atau fakta
yang terjadi di dunia nyata dengan menggunakan blok dan waktu proses serta
memperlihatkan pendekatan data kejadian yang sebenarnya.
56
Menurut IGrafx System (2005, p21) iGrafx Process 2006 menyediakan
arus aliran data dan kemampuan permodelan untuk membantu dalam
menggambar, menganalisa, dan meningkatkan proses. Hasil dari iGrafx Process
2006 adalah data statistik dalam analisa aliran kerja sebuah organisasi. iGrafx
Process 2006 memberikan tipe diagram yang optimis untuk menciptakan
diagram yang unik, charts, dan maps.
Menurut IGrafx System (2005, p147), komponen yang dapat digunakan
secara bersama dalam menciptakan model, diantaranya:
1. Basic diagram berisi bentuk, konektor, departemen, grafik, dan teks untuk
menggambarkan ide.
2. Process diagram menampilkan fungsi seperti menambah aktivitas informasi,
menempatkan aktivitas ke dalam departemen untuk menunjukkan siapa yang
bertanggung jawab terhadap tiap aktivitas dan menghubungkan aktivitas
dengan arus aliran yang ada di dalam proses bisnis. Dengan process diagram
dapat dilakukan permodelan data dan simulasi proses.
3. Scenario berisi informasi untuk mensimulasikan model dari proses yang
dibuat dengan menggunakan iGrafx Process.
4. Report berisi hasil dari simulasi menggunakan iGrafx Process.
57
Tabel 2.2 Simbol-simbol pada iGrafx Process
START
Memulai sebuah aktivitas dalam suatu proses.
STOP atau CANCEL
Mengakhiri suatu aktivitas pada sebuah proses.
ACTIVITY
atau SUB PROCESS
Menunjukan suatu aktivitas atau suatu Subproses.
DECISION
Menunjukan aktivitas pemilihan atau pengambilan keputusan.
MANUAL
OPERATION
Menunjukan suatu aktivitas yang pengoperasiannya dilakukan secara manual.
DATABASE
Untuk menyimpan data–data.
CONNECTOR
LINE
Untuk menunjukan arus atau alur proses.
DEPARTMENT
Untuk memisahkan area operasi dengan area proses
(Sumber : iGrafx system 2006 user guides)
Start
Stop
58
2.2.10.1 Atribut iGrafx Flowcharter
Berdasarkan iGrafx flowcharter user’s guide 2006 Atribut iGrafx Flowcharter
terdiri dari:
1. Aktivitas
Aktivitas yang diwakilkan ketika membentuk diagram proses
adalah langkah-langkah pada waktu proses berlangsung. Bentuk
penghubung yang diarahkan pada aktivitas menghadirkan aliran transaksi.
Oleh karena itu, dibuat berbagai langkah dari aktivitas selama simulasi
berlangsung. Pada waktu simulasi dilakukan, kita menguraikan bagaimana
transaksi suatu aktivitas proses berlangsung pada masing-masing aktivitas.
Bagian dari suatu aktivitas adalah:
a. Tugas
Merupakan perilaku dasar di dalam suatu aktivitas. Aktivitas dapat
melakukan pekerjaan, memasukkan atau menyisipkan penundaan pada
proses, atau menghadirkan proses yang lain. Kita dapat juga
menetapkan bagaimana suatu tugas ditangani ketika akan
meninggalkan suatu aktivitas.
b. Sumber daya
Tenaga kerja, peralatan, atau sumber daya lain yang diperlukan dalam
menunjang aktivitas yang berjalan.
c. Masukan
59
Kondisi-kondisi apa yang diperlukan pada transaksi sebelum masuk
pada suatu aktivitas.
d. Komplit
Suatu tindakan berupa aktivitas, yang dapat terlengkapi dan
mengakhiri proses transaksi.
e. Keluaran
Menggambarkan bagaimana transaksi dapat mempengaruhi suatu
aktivitas dan menetapkan arus keluaran pengecualian.
2. Transaksi
Transaksi yang utama dari suatu proses model adalah suatu
model aktivitas dalam melaksanakan suatu transaksi pekerjaan. Transaksi
mengalir dari satu aktivitas ke aktivitas lain sepanjang alur yang diwakili
oleh penghubung.
Transaksi adalah suatu proses masukan dan keluaran dari suatu
aktivitas. Keluaran dari suatu aktivitas adalah transaksi masukan bagi
aktivitas berikutnya. Ketika transaksi mengalir pada suatu proses, mereka
mungkin diubah oleh aktivitas dari proses itu. Sebagai contoh, pada
perakitan mobil, diproses suatu kegiatan transaksi, seperti: memasang
mesin. Aktivitas adalah kemampuan yang diperlukan untuk memasang
mesin. Hasil dari aktivitas adalah mesin yang dirakit. Mesin yang dirakit
kemudian bertindak sebagai suatu tranksaksi masukan pada suatu aktivitas.
Aktivitas memerlukan banyak waktu untuk memproses suatu
transaksi. Waktu, uang, dan biaya-biaya adalah salah satu sasaran pokok
60
dari proses yang memperagakan dan simulasi adalah alat untuk mengukur
waktu dan biaya yang dihubungkan dengan suatu proses. Dengan
menggunakan iGrafx 2006, kita dapat menggambarkan waktu (jangka
waktu) dari masing-masing aktivitas pada proses, transaksi dan
menghitung biaya-biaya pada aktivitas serta sumber daya yang digunakan
pada aktivitas tersebut.
Kita dapat juga menetapkan pengecualian pada keluaran, seperti
melemparkan suatu kesalahan pada kondisi-kondisi yang tidak diduga.
Ketika suatu aktivitas dilengkapi secara normal, transaksi bergerak dari
satu aktivitas ke aktivitas yang berikutnya sepanjang satu atau lebih alur
keluaran yang normal, tergantung pada keputusan.
3. Waktu
Waktu merupakan salah satu dari sasaran hasil yang paling
umum dari proses yang diperagakan, simulasi digunakan untuk mengukur
waktu pelaksanaan suatu proses. Waktu pada umumnya diperlukan pada
suatu transaksi untuk berpindah atau bergerak melalui suatu proses.
Pengukuran waktu ini secara khas, meliputi waktu yang diperlukan pada
masing-masing aktivitas untuk memproses suatu transaksi. Waktu pada
suatu transaksi antri untuk masuk aktivitas, atau suatu sumber daya yang
perlu disediakan. Pada umumnya dikenal sebagai tahapan waktu. Dengan
iGrafx 2006, kita dapat menirukan suatu proses untuk menentukan hasil
keseluruhan dari tahapan waktu. Kita kemudian dapat membuat perubahan
61
model dan membuat simulasi tambahan untuk menentukan dampak dari
perubahan proses.
4. Biaya
Penilaian lain dari simulasi adalah untuk mengukur proses yang
berjalan dan biaya. Transaksi dapat menentukan biaya-biaya pada aktivitas
dan sumber daya. Biaya aktivitas umumnya adalah biaya tetap. Biaya
sumber daya dapat diterapkan, diperbaiki per jam bila akan digunakan,
atau pada suatu kombinasi dari keseluruhannya. Pada simulasi yang
berjalan, biaya-biaya dikumpulkan dan dilaporkan pada transaksi, dengan
aktivitas atau kelompok aktivitas serta oleh sumber daya. Waktu dan biaya
berhubungan erat. Sebagai contoh, jika kita ingin mengurangi waktu
proses, kita dapat menambahkan sumber daya tambahan, tetapi ini dapat
memberikan pengaruh pada peningkatan proses biaya. Pada sisi lain, kita
boleh mengurangi biaya dengan mengurangi sumber daya, tetapi ini boleh
meningkatkan waktu proses. Salah satu keuntungan iGrafx 2006 adalah
dapat dengan mudah membuat perhitungan dan menentukan akibatnya
bagi perusahaan.
62
2.2.10.2 Tracing Colors
Berdasarkan iGrafx help 2006 tracing colors dalam iGrafx terdiri dari:
Gambar 2.6 Tracing Color
(Sumber: iGrafx help 2006)
1. Warna Hijau (Moving)
Transaksi bergerak atau berpindah ke transaksi selanjutnya setelah
transaksi tersebut selesai atau lengkap. Warna hijau adalah warna default
dari state ini.
2. Warna Biru (Working)
Transaksi sedang bekerja. Warna biru adalah warna default dari state ini.
Sebagai contoh, transaksi yang ada di suatu aktivitas yang mempunyai
suatu jangka waktu pekerjaan berhubungan dengan suatu proses.
3. Warna Merah (Block)
Transaksi dihalangi atau ditahan sebab menunggu suatu kondisi untuk
berubah (selain ketersediaan sumberdaya). Warna merah adalah warna
default dari state ini.
63
4. Warna Kuning (Waiting Resource)
Transaksi sedang menunggu sumber daya. Warna kuning adalah warna
default dari state ini..
5. Warna Abu-Abu (Waiting Schedule)
Transaksi sedang menunggu karena jadwalnya non aktif. Warna abu
adalah warna default dari state ini.
2.2.10.3 Statistik Transaksi
Berdasarkan iGrafx 2006 Help statistik transaksi digunakan untuk
menganalisa waktu dan biaya dari sebuah transaksi dalam sebuah model.
Statistik transaksi hanya menghitung transaksi yang sudah mencapai proses
akhir, juga melengkapi aliran atau flow melalui peta atau gambaran proses atau
dengan mencapai aktivitas dimana tidak berhubungan lebih lanjut. Statistik
transaksi hanya dapat dihitung jika transaksi tersebut lengkap.
Jika model menggunakan 2 atau lebih proses untuk menciptakan hierarki,
statistik transaksi, secara umum mengkombinasikan hasil dari semua proses.
Sebagai contoh, hitungan transaksi adalah sama dengan jumlah dari transaksi
dalam semua proses.
Perhitungan tersedia dalam beberapa bentuk statistik transaksi
1. Total (Tot) adalah kombinasi dari keseluruhan statistik transaksi yang
lengkap.
2. Average (Avg) adalah pemisahan atau pembagian secara spesifik total
terhadap jumlah transaksi yang lengkap.
64
Perhitungan transaksi diantaranya :
a. Total#Transactions (#Trans) adalah jumlah dari transaksi yang
melengkapi proses.
2.2.10.3.1 Statistik Waktu Transaksi
Adalah waktu yang dihabiskan untuk sebuah transaksi dalam prosesnya
dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Working Time (Avg Work, Tot Work) merupakan durasi waktu yang
dihabiskan oleh sebuah aktivitas yang sedang bekerja.
2. Waiting for Resource Time (Avg Res Wait, Tot Res Wait) merupakan
durasi waktu yang dihabiskan oleh sebuah aktivitas untuk menunggu
sumber dari aktivitas berikutnya.
3. Blocked Time (Avg Block, Tot Block) merupakan durasi waktu yang
dihabiskan untuk memblokade suatu aktivitas. Ini dapat terjadi saat
aktivitas ditunda atau mengalami durasi keterlambatan, atau kapasitas
terbatas.
4. Inactive Time (Avg Inact, Tot Inact) merupakan durasi waktu yang
dihabiskan untuk menunggu aktivitas karena kebutuhan sumber atau
aktivitas tidak terjadwal.
5. Cycle Time (Avg Cycle, Tot Cycle) merupakan waktu yang dipakai oleh
transaksi untuk saling terlengkapi dan merupakan kombinasi antara
working time dan waiting time.
65
= +
Gambar 2.7 Cycle time
(Sumber: iGrafx help 2006)
Sebagai contoh, terdapat sebuah transaksi dimulai pukul 4 p.m,
dibutuhkan durasi waktu 2 jam untuk melengkapi transaksi. Kemudian
transaksi menunggu 1 jam untuk melanjutkan ke aktivitas berikutnya.
Karena aktivitas tidak terjadwal maka aktivitas dimulai lagi pukul 8 a.m.
Jadi cycle time adalah 18 jam (2 jam working, 1 jam waiting, 15 jam
inactive).
Tabel 2.3 Transaction statistics (hours)
# Trans Tot
cycle
Tot
serve
Tot
work
Tot rest
wait
Tot
block
Tot
inact
1 18.00 3.00 2.00 1.00 0.00 15.00
(Sumber: iGrafx help 2006)
6. Service Time (Avg Serv, Tot Serv) merupakan jumlah waktu secara tepat
dimana transaksi diproses. Ini merupakan kombinasi dari working time,
waiting for resource time, dan blocked time, tetapi tidak termasuk
inactive time. Di dalam contoh service time adalah 3 jam (2 jam working
dan 1 jam waiting).
Waiting Time Waiting for Resource
Time + Blocked Time + Inactive
Working
Time
Cycle Time
66
Gambar 2.8 Service time
(Sumber: iGrafx help 2006)
7. Waiting Time (Avg Wait, Tot Wait) merupakan tembok waktu dimana
transaksi menunggu untuk diproses.
Tot Wait = Tot Res Wait + Tot Block + Tot Inact
8. Service Waiting Time (Avg Serv Wait, Tot Serv Wait) merupakan durasi
waktu dimana transaksi menunggu sementara sedang diproses.
Tot Serv Wait = Tot Res Wait + Tot Block
Pada contoh, service waiting time adalah 1 jam (1 jam waiting for
resource).
2.2.10.3.2 Statistik Biaya Transaksi
Biaya transaksi diakumulasikan dari setiap transaksi yang melewati
aktivitas-aktivitas Biaya tersebut adalah kombinasi dari biaya tetap dan
sumber daya untuk aktivitas.
Transaksi biaya dapat dikategorikan dalam beberapa cara, diantaranya:
1. Value type costs
a. VA (Avg VA Cost, Tot VA Cost) merupakan aktivitas yang
memberikan nilai tambah.
b. BVA (Avg BVA Cost, Tot BVA Cost) merupakan aktivitas yang
memberikan nilai tambah pada bisnis (tidak pada proses).
= + +Service Time
Working Time
Waiting for Resource Time
Blocked Time
67
c. NVA (Avg NVA Cost, Tot NVA Cost) merupakan aktivitas yang
tidak memberikan nilai tambah.
Gambar 2.9 Value types cost
(Sumber: iGrafx help 2006)
2. Resource type costs
a. Labor Cost (Avg Lbr Cost, Tot Lbr Cost) merupakan biaya dari
sumber daya manusia yang melakukan transaksi.
b. Equipment Cost (Avg Eq Cost, Tot Eq Cost) merupakan biaya dari
peralatan yang digunakan untuk menjalankan transaksi.
c. Other Cost (Avg Oth Cost, Tot Oth Cost) merupakan biaya lain yang
merupakn biaya aktivitas.
Gambar 2.10 Resource types cost
(Sumber: iGrafx help 2006)
3. Time type costs
a. Standard (Avg Std Cost, Tot Std Cost) merupakan biaya standar
yang ditetapkan dari sumber biaya pekerjaan dengan jadwal waktu
yang normal.
Cost Value Added + Business Value Added + Non Value Added =
= Cost Labor + equipment + other
68
b. Overtime (Avg OT Cost, Tot OT Cost) merupakan biaya untuk
sumber pekerjaan yang berlebihan.
Gambar 2.11 Time types cost
(Sumber: iGrafx help 2006)
2.2.10.4 Statistik Aktivitas
Berdasarkan iGrafx 2006 Help statistik aktivitas digunakan untuk menganalisa
behaviour transaksi yang diproses dalam aktivitas.
Perhitungan waktu aktivitas dalam statistik terdiri dari::
1. Total (Tot) untuk statistik waktu atau biaya, total adalah jumlah dari waktu
atau biaya yang diakumulasikan oleh transaksi yang lengkap dari setiap
aktivitas. Sedangkan statistik count, total adalah jumlah dari transaksi yang
telah dihitung pada setiap aktivitas.
2. Average (Avg) untuk statistik waktu dan biaya, average adalah total waktu
atau biaya dibagi jumlah dari transaksi yang lengkap untuk setiap aktivitas.
2.2.10.4.1 Statistik Waktu Aktivitas
Adalah sama dengan waktu transaksi, kecuali waktu yang dihitung
untuk setiap aktivitas dari sebuah transaksi. Contoh:
=Cost Standard + Overtime
69
Tabel 2.4 Activity statistics (hours)
Count Avg
Cycle
Avg
Serv
Pelanggan-1-Generate Order 20 0.00 0.00
Pelanggan-4-Cancel 2 24.00 8.00
Credit & Invoicing-2-Receive Order 20 0.88 0.08
Credit & Invoicing-3-OK? 20 0.00 0.00
Credit & Invoicing-5-Prepare Order 18 0.00 0.00
Credit & Invoicing-6-Ship 17 29.65 8.00
(Sumber: iGrafx help 2006)
2.2.10.4.2 Statistik Biaya Aktivitas
Adalah sama dengan biaya transaksi, kecuali biaya dihitung untuk setiap
aktivitas individual dari transaksi yang diproses.
2.2.10.4.3 Statistik Antrian Aktivitas
Statistik antrian aktivitas terdiri dari:
1. Tot#Waiting Transactions (Tot#Wait) merupakan jumlah dari transaksi
yang akan diproses.
2. Time-weighted Average Wait Count (Tavg#Wait) merupakan jumlah
rata-rata aktivitas transaksi menungggu tergantung pada jumlah waktu
yang diamati saat transaksi terjadi atau transaksi dimulai.
70
3. Maximum#Waiting Transactions (Max#Wait) merupakan jumlah
tertinggi dari durasi waktu menunggu transaksi untuk diproses di setiap
aktivitasnya.
4. Transaction Completed Count (Count) merupakan jumlah dari transaksi
yang harus dilengkapi dalam proses.
5. Total#Transactions that Waited for Resources (Tot#Res Wait)
merupakan jumlah total transaksi yang harus diproses oleh setiap sumber.
6. Time-Weighted Average#Transactions Waiting for Resources (Tavg Res
Wait) merupakan jumlah rata-rata transaksi yang harus menunggu
sumber yang telah diberikan waktu.
7. Average Resource Waiting Time (Avg Res Wait) merupakan jumlah rata-
rata durasi waktu untuk transaksi yang menunggu sumber dari aktivitas
berikutnya.
2.2.10.5 Statistik Resource
Berdasarkan iGrafx 2006 Help Merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisa data yang sudah dikumpulkan mengenai sumber daya dari
aktivitas yang dibutuhkan, termasuk pekerja dan sumber lainnya yang telah
didefinisikan.
Perhitungan yang tersedia di dalam beberapa statistik resource
1. Total (Tot) pada statistik biaya atau waktu, total adalah jumlah waktu atau
biaya dari resource, pada statistik count, total adalah jumlah dari transaksi
yang telah dihitung.
71
2. Average (Avg atau Tavg) pada statistik biaya atau waktu, Average adalah
jumlah total waktu atau biaya dibagi dengan jumlah count dari resource.
3. Workers (Count) adalah jumlah dari pekerja untuk satu atau semua
departemen.
Selama simulasi, resource bisa diklasifikasikan busy, out of service,
idle, dan inactive. Jumlah dari durasi waktu yang dihabiskan resource adalah
sama dengan waktu yang dihabiskan di dalam simulasi.
Gambar 2.12 Resource time
(Sumber: iGrafx help 2006)
1. Busy Time (Avg Busy, Tot Busy) merupakan durasi waktu dimana
resource sedang bekerja, atau memproses transaksi. Durasi waktu ini
membutuhkan pengeluaran. Resource busy time dapat dibedakan:
a. Resource Waiting Time and Non-Waiting Time (Avg Res Wait, Tot
Res Wait) adalah durasi waktu yang dihabiskan resource untuk
menunggu. Ini terjadi saat memproses aktivitas transaksi. Hal ini
terjadi karena transaksi tersebut juga harus menunggu (contoh:
menunggu resource lainnya atau transaksi diblokade atau termasuk
inactive time).
b. Resource Standard Time and Resource Overtime (Avg OT, Tot OT)
adalah durasi waktu dimana resource harus memilih jadwal standard
Resource Busy Time
Resource Out of
Service Time
Resource Idle
Time
Resource Inactive
Time
Resource Time
72
atau overtime. Resource berada pada overtime jika aktivitas
membutuhkan resource dan perlu menyelesaikan pemrosesan
transaksi secepatnya, walaupun resource harus keluar dari jadwal.
2. Out of Service Time (Avg OOS, Tot OOS) merupakan durasi waktu
dimana resource aktif tetapi tidak terpakai untuk pemrosesan transaksi.
Out of service time dapat membutuhkan pengeluaran atau tidak, tergantung
dari definisi jadwal resource sendiri. Contoh out of service: lunch break.
3. Idle Time (Avg Idle, Tot Idle) merupakan durasi waktu dimana resource
dihabiskan tetapi tidak termasuk dalam pemrosesan transaksi. Idle time
juga membutuhkan pengeluaran.
4. Inactive Time merupakan durasi waktu dimana resource tidak terdapat
dalam jadwal.
2.2.10.5.1 Kombinasi dari Resource Time
Resource Utilization (Res Util%) adalah persentase dari jadwal kerja yang
aktif (dimana resource harus berada dalam jadwal), resource menjadi busy
tetapi tidak out of service.
Non-Waiting Resource Utilization (NW Util%) adalah persentase dari
jadwal kerja yang aktif, dimana resource harus ada dalam jadwal, dan
resource menjadi busy tetapi tidak menunggu dan out of service.
73
2.2.10.5.2 Statistik Biaya Resource
Biaya resource atau resource yang harus dibayar dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Resource Standard Paid Time adalah resource yang secara normal
terjadwal dan dibayar. Biaya ini termasuk bagian busy time, out of
service time, dan idle time.
2. Resource Overtime (Avg OT, Tot OT) adalah resource yang bekerja
dan dibayar secara tidak terjadwalkan. Biaya untuk resource ini
sudah termasuk kombinasi dari standard cost, overtime cost, dan
setiap pengeluaran lainnya.
Gambar 2.13 Resource cost
(Sumber: iGrafx help 2006)
3. Standard Cost (Avg Std Cost, Tot std Cost)- Adalah biaya dari resource
yang bekerja selama waktu yang terjadwal.
4. Overtime Cost (Avg OT Cost, Tot OT Cost)- Adalah biaya dari resource
yang bekerja selama lebih dari waktu yang telah terjadwal.
5. Use Cost (Avg Use Cost, Tot Use Cost)- Adalah biaya dari resource yang
ditentukan dari jumlah transaksi yang diproses dalam resource overtime.
Resource Cost
Standard Cost + Overtime Cost + Per Use Cost =
74
2.2.10.5.3 Statistik Antrian Resource
Statistik antrian resource terdiri dari:
1. Total#Trans (Count)- Adalah nomor atau jumlah berapa banyak
permintaan resource dari transaksi.
2. Total#Waiting Trans (Tot#Wait)- Adalah jumlah berapa banyak
permintaan resource yang tidak bisa dilayani (contohnya: resource
sibuk) sehingga menyebabkan transaksi harus menunggu.
3. Maximum Number of Waiting Transactions (MaxWait#)- Adalah
jumlah antrian tertinggi dalam permintaan resource.
4. Average and Time-Weighted Average Number of Waiting Transactions
(AvgWait#, Tavg#Wait) adalah rata-rata sebuah transaksi harus
menunggu untuk diproses dalam hitungan waktu.
5. Transaction Waiting Time (Avg Wait, Tot Wait) adalah durasi total
waktu dimana transaksi menunggu atau tidak menunggu untuk diproses.
6. Average Non-Zero Transaction Waiting Time (Avg NZ Wait) adalah
jumlah rata-rata hitungan waktu transaksi menunggu resource untuk
diproses, yaitu tidak termasuk transaksi yang tidak menunggu resource.
2.2.11 Pengertian electronic mail (e-mail)
Electronic mail (e-mail) merupakan metode penyimpanan dan penerusan
dalam membuat, mengirim, menyimpan dan menerima pesan-pesan melalui
sistem komunikasi elektronik. Konteks e-mail diaplikasikan dengan
menggunakan sistem e-mail berbasis internet pada simple mail transfer protocol
75
(SMTP) dan pada sistem-sistem X4.00, serta dalam sistem intranet yang
memungkinkan para pengguna dalam suatu organisasi mengirim dan menerima
e-mail. Intranet dapat menggunakan protokol-protokol internet dan protocol-
protokol X4.00 untuk layanan e-mail internal yang mendukung workgroup
collaboration.
(Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Email)
2.2.12 Microsoft outlook
Menurut Tim divisi penelitian dan pengembangan MADCOMS (2005,
p3), Microsoft outlook merupakan program aplikasi e-mail yang disertakan
dalam Internet Explorer 6.0 dan merupakan salah satu media untuk
berkomunikasi secara online melalui jaringan internet atau berkomunikasi secara
offline. Aplikasi pada Microsoft outlook meliputi:
1. Mengirim dan menerima pesan e-mail
2. Membuat task
3. Membuat kalender
4. Membuat jurnal
5. Menbuat catatan (note) sebagai reminder tugas-tugas tertentu
2.2.13 Pengertian SMS (Short Message Service)
Menurut Zakaria dan Josef Widiadhi (2006, p2), SMS atau layanan pesan
singkat merupakan revolusi dalam layanan telekomunikasi, dimana layanan
tidak berbasis suara melainkan layanan berupa pengiriman pesan teks singkat
76
antar perangkat telepon selular. Layanan ini merupakan layanan tambahan
terhadap dua layanan utama (voice dan switched data) dalam sistem jaringan
komunikasi GSM. Namun, karena keberhasilan SMS yang tidak terduga
menjadikannya sebagai bagian integral dari layanan sistem standar-standar
komunikasi lainnya, seperti CDMA, UMTS bahkan jaringan telepon rumah juga
mulai mengadopsi teknologi ini.
Keberhasilan dan popularitas SMS antara lain disebabkan oleh:
1. Harga per kiriman tetap atau konstan
Apabila beban biaya telepon atau percakapan bervariasi maka beban biaya
kiriman SMS tetap.
2. Keamanan dan kesopanan
Apabila kita hendak menggunakan telepon selular di tempat umum, maka
berbicara menggunakan telepon dirasakan kurang sopan dan kurang aman.
Namun, sebaliknya mengirim pesan dengan menggunakan SMS adalah lebih
sopan dan privacy lebih terjaga.
3. Tidak menggangu penerima
Seperti halnya e-mail, SMS sebagai alat komunikasi tidak menggangu
penerima, karena penerima bisa memutuskan kapan dan dimana dia
menjawab pesan tersebut.
4. Handal (reliable)
Jaringan GSM secara umum diakui kehandalannya dalam mengirim data,
dan SMS mewarisi kehandalan tersebut.
77
SMS umumnya disukai karena 4 alasan:
1. Kepastian bahwa pesan pasti dikirimkan.
2. Kepastian bahwa pesan telah dikirimkan (Status report).
3. Mobilitas dan portabilitas.
4. Kecepatan.
Secara singkat, selain sebagai media layanan penyampaian pesan singkat,
SMS secara umum telah dikembangkan untuk:
1. Sistem pemilihan (polling) dan jajak pendapat (voting)
2. Pengiriman dalam jumlah banyak dan serentak (broadcasting)
a. Pengumuman (announcer)
b. Peringatan (warning)
c. Pengingat (reminder)
d. Penerus pesan (forwarder)
3. Alat kontrol aktivasi (remote controlled activator)
4. Penjawab umpan balik otomatis (auto respond )
a. Informasi (info)
b. Pendaftaran bertingkat (cascading digital sign)
c. Pendaftaran tersusun (smart tag digital sign)
5. Perangkat penguji jaringan (tester)
a. Flood SMS atau SMS bomb
b. Floating SMS, dan lain-lain.
78
2.2.13.1 Layanan aplikasi SMS
Menurut Zakaria dan Josef Widiadhi (2006, p10), Layanan aplikasi
SMS pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda dengan aplikasi
internet dan internet bergerak pada umumnya, yaitu: layar monitor yang
berukuran kecil, keterbatasan tombol karakter pada handset yang hanya
berjumlah 12 untuk pengoperasian aplikasi.
Tiga karakteristik tersebut selalu menjadi fokus yang mendasari pada
pengembangan aplikasi ini, sehingga informasi yang disediakan pun singkat
dan jelas dengan pengoperasian aplikasi mudah dan sederhana yang
meminimalisir penggunaan tombol handset. Dengan demikian, akan dapat
dikenali aplikasi yang cocok untuk dikembangkan menjadi aplikasi berbasis
SMS. Berdasarkan mekanisme distribusi pesan SMS oleh aplikasi SMS,
terdapat 4 macam mekanisme penghantaran pesan, yaitu:
a. Pull, yaitu pesan yang dikirimkan ke pengguna berdasarkan permintaan
pengguna.
b. Push (Event based), yaitu pesan yang diaktivasi oleh aplikasi
berdasarkan kejadian yang berlangsung.
c. Push (scheduled), yaitu pesan yang diaktivasi oleh aplikasi berdasarkan
waktu yang telah terjadwal.
d. Push (personal profile), yaitu pesan yang diaktivasi oleh aplikasi
berdasarkan profil dan preference dari pengguna.
79
Telah terdapat banyak sekali layanan SMS pada saat ini, aplikasi di
pasaran pada dasarnya dibagi 2 macam :
a. Aplikasi untuk konsumen personal antara lain
1) Pesan SMS antar pengguna (person to person messaging)
2) Notifikasi suara dan fax mail
3) Notifikasi e-mail internet
4) Unified messaging
5) Pusat informasi
b. Aplikasi SMS untuk korporat
Aplikasi SMS untuk korporat adalah aplikasi SMS yang dikustomisasi
berdasarkan kebutuhan terhadap pelayanan informasi dan komunikasi
dalam sebuah perusahaan atau kelompok orang. Aplikasi ini dapat
dikembangkan berdasarkan kreatifitas pengembang berdasarkan manfaat
sepenuhnya yang dapat diberikan kepada pelanggan perusahaan yang
membutuhkannya. Aplikasi yang dapat dikembangkan antara lain :
1) E-mail korporat
2) Program Afinity
3) Mobile Banking
4) Pelayanan Pelanggan (Customer Service)
5) Penentuan lokasi (positioning)
6) Pemantauan pekerjaan (job dispatch)
7) E-Commerce
8) Remote Monitoring
80
9) Pelelangan
10) Jajak pendapat
2.2.13.2 Kemampuan jelajah SMS (SMS roaming)
Menurut Zakaria dan Josef Widiadhi (2006, p19), Kunci sukses SMS
juga terletak pada kemampuannya untuk melakukan jelajah atau roaming ke
segala penjuru daerah dan dunia. Pelanggan merasa bahwa jika mereka
mampu melakukan komunikasi suara yang menjelajah jaringan dunia, maka
komunikasi menggunakan SMS, seharusnya dapat juga dilakukan. Untuk itu,
operator jaringan dunia telah membuat berbagai kesepakatan untuk
mengeluarkan kebijaksanaan mengenai interkoneksi SMS ke seluruh negara
pemilik jaringan wireless.
2.2.13.3 SMS messaging server
SMS messaging server merupakan kerangka kerja messaging yang
memungkinkan perusahaan mengirim, menerima dan memproses SMS dan
pesan e-mail. Kerangka kerja ini dirancang untuk mendukung skenario virtual
dimana volume SMS messaging rendah dan tinggi diperlukan.
Skenario-skenario dalam SMS Messaging Server:
1. Pengguna dapat meng-query database untuk informasi mengenai
kuantitas stok, pesanan baru ataupun informasi mengenai pelanggan.
2. Pengguna dapat menerima informasi kritis ketika berada di luar kantor.
81
3. Pengguna dapat menerima notifikasi ketika terdapat pesan e-mail yang
penting.
4. Perusahaan dapat merutekan panggilan-panggilan penting kepada
personilnya.
5. Perusahaan dapat mengirim harga-harga stok harian kepada
pelanggannya.
Database pesan dan konfigurasi database memegang peranan utama
dalam SMS messaging server. Database pesan berisi pesan masuk dan pesan
keluar, biasanya berupa OLE/DB compliant database (MS Access, MS SQL
dan MySQL). Konfigurasi database berisi semua parameter-parameter
konfigurasi yang terdiri dari peralatan komunikasi, script, setting-setting
umum.
(Sumber : http://www.activexperts.com/asmssrvr/)
2.2.14 Pengertian Production Planning
Production Planning dapat didefinisikan sebagai suatu teknik untuk
melihat jangka panjang kedepan dari operasi-operasi yang berbeda, waktu dan
tempat untuk setiap operasi telah di tentukan, dan setiap operasi harus dilakukan
dengan efisiensi yang maksimum, hal ini membantu perusahaan untuk
mengelola kuantitas sumber daya, kekuasaan, mesin dan uang yang digunakan
untuk memproduksi sejumlah output yang telah ditentukan di awal dalam jangka
waktu tertentu.
82
Tahapan pada production planning:
1. Planning
Perencanaan dari setiap operasi-operasi yang berbeda dan penentuan
hasil output yang ingin dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.
2. Routing
Dengan routing di tentukan alur dan sequence dari setiap operasi , tujuan
utama dari routing adalah untuk menentukan alur dan sequence termurah
dan terbaik serta memastikan bahwa sequence ini benar-benar diikuti.
3. Scheduling
Waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi setiap operasi serta waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian operasi yang telah
dirutekan, aktivitas ini erat hubungannya dengan elemen waktu dan
prioritas dari pekerjaan.
4. Loading
Menentukan siapa yang akan melakukan operasi-operasi tersebut.
(Sumber: http://www.du.ac.in/course/material/ug/ba/esb/Lesson_8.pdf)