Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 TINJAUAN UMUM
2.1.1 Pengertian Sekolah
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa
atau murid dibawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem
pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa
mendapatkan kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk
sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara tetapi pada umumnya termasuk
sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja
yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.
Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin
memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah
pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah menyediakan sekolah
beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5
tahun). Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari
mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah mungkin juga
didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah ekonomi atau
sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode
Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah
swasta untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak
bisa memberi sekolah khusus bagi mereka yang memiliki standar pendidikan
yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan prestasi pribadi
lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-
lembaga pelatihan perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer. Ada juga
homeschooling dan sekolah online, pengajaran dan pembelajaran berlangsung
di luar gedung sekolah.
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola
yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu
sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah
kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk
8
menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu
adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal
tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam
kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti
tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-
besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui
berbagai pelajaran di atas.
Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi bangunan atau lembaga
untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.
Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh
wakil kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda,
tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan sekolah disusun meninggi untuk
memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain.
(sumber : wikipedia,2014)
2.1.2 Sarana dan Prasarana Sekolah
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas, ruang laboratorium, ruang kepala sekolah, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, halaman atau lapangan dan ruang lainnya
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
a. Ruang kelas
Ruang kelas atau ruang Tatap Muka, ruang ini berfungsi sebagai ruangan
tempat siswa menerima pelajaran melalui proses interaktif antara peserta
didik dengan pendidik, ruang belajar terdiri dari berbagai ukuran, dan fungsi.
9
b. Ruang Laboratorium
Ruang Praktik/Laboratorium ruang yang berfungsi sebagai ruang tempat
peserta didik menggali ilmu pengetahuan dan meningkatkan keahlian melalui
praktik, latihan, penelitian, percobaan.
c. Ruang Kantor
Ruang kantor adalah suatu tempat dimana tenaga kependidikan
melakukan proses administrasi sekolah tersebut. Dan terdiri dari beberapa
ruangan lagi seperti :
- Ruang Kepala Sekolah
Ruang khusus yang disediakan untuk pemimpin satuan pendidikan
sekolah atau sering disebut kepala sekolah
- Ruang Pendidik
Ruang ini dibangun untuk para pengajar atau pendidik sekolah.
- Ruang Tata Usaha
Ruang kerja untuk para staff tata usaha.
- Ruang Bimbingan Konseling
Ruang kerja untuk pendidik khususnya masalah psikology siswa
dan bimbingan lainnya.
d. Ruang Perpustakaan
Ruang yang digunakan sebagai sarana penyedia berbagai jenis buku yang
dapat menunjang proses pembagian ilmu. Untuk meminjam buku, murid
terlebih dahulu harus mempunyai kartu peminjaman agar dapat meminjam
sebuah buku.
e. Halaman / Lapangan
Merupakan area umum yang mempunyai berbagai fungsi diantaranya:
- Tempat upacara
- Tempat olahraga
- Tempat kegiatan luar ruangan
- Tempat latihan
- Tempat bermain/beristirahat
10
f. Ruang lain
- Kantin/cafeteria
- Ruang organisasi peserta didik (OSIS, Pramuka, Senat Mahasiswa,
dll)
- Ruang Komite
- Ruang keamanan
- Ruang produksi, penyiaran dll.
- Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
2.1.3 Sekolah Formal dan Nonformal
Berkaitan dengan pengertian pendidikan terdapat perbedaan yang
jelas antara pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan
nonformal. Sehubungan dengan hal ini Coombs (1973) membedakan
pengertian ketiga jenis pendidikan itu sebagai berikut:
- Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, bertingkat/berjenjang,
dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf
dengannya ; termasuk kedalamnya ialah kegiatan studi yang
berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan
professional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.
- Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga
sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari,
pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan
keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan,
pasar, perpustakaan, dan media massa.
- Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan teroganisasi dan sistematis, di
luar sistem persekolahan yang , dilakukan secara mandiri atau merupakan
bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk
melayani peserta didik tertentu di dalam mancapai tujuan belajarnya.
Ketiga pengertian di atas dapat digunakan untuk membedakan
program pendidikan yang termasuk ke dalam setiap jalur pendidikan
tersebut. Sebagai bahan untuk menganalisis berbagai program pendidikan
11
maka ketiga batasan pendidikan di atas perlu diperjelas lagi dengan kriteria
yang dapat membedakan antara pendidikan yang program-programnya
bersifat nonformal dengan pendidikan yang program-programnya bersifat
informal dan formal. Perbedaan antara pendidikan yang program-
programnya bersifat nonformal dan informal dapat dikemukakan sebagai
berikut. Pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal memiliki
tujuan dan kegiatan yang terorganisasi, diselenggarakan di lingkungan
masyarakat dan lembaga-lembaga, untuk melayani kebutuhan belajar
khusus para peserta didik. Sedangkan pendidikan yang program -
programnya bersifat informal tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan
belajar yang terorganisasi. Kegiatan pendidikan ini lebih umum ,
berjalan dengan sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan
keluarga, serta melalui media massa, tempat bermain, dan lain sebagainya.
Apabila kegiatan yang termasuk pendidikan yang program-programnya
bersifat informal ini diarahkan untuk mencapai tujuan belajar tertentu maka
kegiatan tersebut dikategorikan baik ke dalam pendidikan yang program-
programnya bersifat nonformal maupun pendidikan yang program-
programnya bersifat formal.
Kleis (1974) memberi batasan umum bahwa pendidikan adalah
sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau
kelompok orang dapat
Memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami pengalaman
itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan
lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada
manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan
perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam
lingkungannya.
Proses belajar itu akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif
(penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan
kompetensi (keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan
penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan,
12
serta kemauan untuk berbuat atau merespon suatu rangsangan. Proses
perubahan dapat terjadi dengan sengaja atau tidak sengaja.
Pandangan lain tentang pendidikan dikemukakan oleh Axiin (1974),
yang membuat penggolongan program-program kegiatan yang termasuk ke
dalam pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan menggunakan
kriteria adanya atau tidak adanya kesengajaan dari kedua pihak yang
berkomunikasi, yaitu pihak pendidik (sumber belajar atau fasilitator) dan
pihak peserta didik (siswa atau warga belajar).
Dengan membandingkan karakteristik pendidikan sekolah terhadap
karakteristik pendidikan luar sekolah (Ryan, 1972:11), sebagai ilustrasi, di
satu pihak, pendidikan sekolah memiliki program berurutan untuk setiap jenis
dan jenjang pendidikan dan dapat diterapkan secara seragam di semua tempat
yang memiliki kondisi sama. Di pihak lain,pendidikan luar sekolah
mempunyai program yang tidak selalu ketat dalam penyelenggaraan
programnya. Program pendidikan sekolah memiliki tingkat keseragaman
yang ketat, sedangkan program pendidikan luar sekolah lebih bervariasi dan
lebih luwes. (unnes,2011)
Berdasarkan perbandingan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sekolah
nonformal memiliki ciri sebagain berikut :
a. Sekolah nonfromal merupakan salah satu jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.
b. Sekolah nonformal memiliki fungsi pendidikan sebagai pengembang
potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan
dan keterampilan fungsional serta mengembangkan sikap dan kepribadian
professional.
c. Sekolah nonformal yang berbentuk lembaga kursus dan lembaga
pelatihan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang memuat
pendidikan kecakapan hidup dan keterampilan.
d. Sekolah nonformal memiliki beban belajar yang disampaikan dalam
bentuk tatap muka, praktek keterampilan, dan kegiatan mandiri yang
terstruktur sesuai kebutuhan.
13
e. Sekolah nonformal yang berbentuk lembaga kursus memiliki Nomor
Induk Lembaga Kursus (NILEK) sejak tahun 2009.
f. Sekolah nonformal yang berbentuk lembaga kursus dan lembaga
pelatihan keterampilan sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola atau
penyelenggara, teknisi, sumber belajar, pustakawan dan laboran.
g. Peserta didik pada sekolah nonformal berusia minimal 3 tahun di atas usia
sekolah, khusus untuk peserta didik PAUD berusia 0 – 6 tahun.
2.2 Fotografi
2.2.1 Pengertian Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata
Yunani yaitu "photos" yang berarti cahaya, dan "Grafo" yang berarti
melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan
media cahaya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fotografi adalah seni
menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yg dipekakan.
Fotografi juga diartikan sebagai proses pembuatan gambar dengan lensa atau
film, atau alat peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini
adalah kamera. (Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 5. 1989:371)
2.2.2 Prinsip Fotografi
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah
dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan
bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan
(selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan
gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat
ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas
cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed),
Diafragma (Aperture), dan Kecepatan Rana (Speed). Kombinasi antara ISO,
Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (Exposure). Di era fotografi
digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula
digunakan berkembang menjadi Digital ISO. (kelasfotografi,2013)
14
2.2.3 Sejarah Fotografi
Sejarah Fotografi dimulai pada abad ke-19. Tahun 1839 merupakan
tahun awal kelahiran fotografi. Pada saat itu, di Perancis dinyatakan secara
resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman
dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum
Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada
dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil(pinhole), maka di bagian
dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik
lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena
kamera obscura.
Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi
fenomena ini, sebut saja Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan
Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, yang berusaha untuk
menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai
kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta
menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis
menangkap bayangan gambar.
Nama kamera obscura diciptakan oleh Johannes Kepler pada tahun 1611.
Johannes Kepler membuat desain kamera portable yang dibuat seperti sebuah
tenda, dan memberi nama alat tersebut kamera obscura. Didalam tenda sangat
gelap kecuali sedikit cahaya yang ditangkap oleh lensa, yang membentuk
gambar keadaan di luar tenda di atas selembar kertas.
Gambar 2.1 seniman abad-19 menggunakan kamera obscura
Sumber : Google.com, 2014
15
Gambar 2.2 Gambar 3D Kamera Obscura
Sumber : Google.com, 2014
Berbagai penelitian dilakukan mulai pada awal abad ke-17 ,seorang
ilmuwan berkebangsaan Italia – Angelo Sala menggunakan cahaya matahari
untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak. Tapi ia gagal
mempertahankan gambar secara permanen. Sekitar tahun 1800, Thomas
Wedgwood, seorang berkebangsaan Inggris bereksperimen untuk merekam
gambar positif dari citra pada kamera obscura berlensa, hasilnya sangat
mengecewakan. Humphrey Davy melakukan percobaan lebih lanjut dengan
chlorida perak, tapi bernasib sama juga walaupun sudah berhasil menangkap
imaji melalui kamera obscura tanpa lensa.
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis,
Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed
pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebutnya
Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang
dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah gambar yang agak kabur, berhasil
pula mempertahankan gambar secara permanen. Ia melanjutkan
percobaannya hingga tahun 1826, inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal
fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di
University of Texas di Austin, AS.
Penelitian demi penelitian terus berlanjut hingga pata tanggal tanggal 19
Agustus 1839, desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques
Mande’ Daguerre (1787-1851) dinobatkan sebagai orang pertama yang
berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada
lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama
16
satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas merkuri (neon). Proses
ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci
larutan garam dapur dan asir suling. Januari 1839, Daguerre sebenarnya ingin
mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis berpikir bahwa
temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
Gambar 2.3 Gambar Boulevard du Temple dibuat oleh Louis Daguerre
Sumber : Google.com, 2014
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Melalui
perusahaan Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi
dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis,
sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa,
shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950, untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens
Reflex maka mulailah digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun mulai
memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera Nikon yang kemudian
disusul dengan Canon. Tahun 1972 kamera Polaroid temuan Edwin Land
mulai dipasarkan. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa
melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau
dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak
terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu
membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
17
2.2.4 Sejarah Fotografi Di Indonesia
Perkembangan fotografi di Indonesia selalu berkaitan dan mengalir
bersama momentum sosial-politik perjalanan bangsa ini, mulai dari
momentum perubahan kebijakan politik kolonial, revolusi kemerdekaan,
ledakan ekonomi di awal 1980-an, sampai Reformasi 1998.
Pada tahun 1841, seorang pegawai kesehatan Belanda bernama Juriaan
Munich mendapat perintah dari Kementerian Kolonial untuk mendarat di
Batavia dengan membawa dauguerreotype. Munich diberi tugas
mengabadikan tanaman-tanaman serta kondisi alam yang ada di Indonesia
sebagai cara untuk mendapatkan informasi seputar kondisi alam. Sejak saat
itu, kamera menjadi bagian dari teknologi modern yang dipakai Pemerintah
Belanda untuk menjalankan kebijakan barunya. Penguasaan dan kontrol
terhadap tanah jajahan tidak lagi dilakukan dengan membangun benteng
pertahanan atau penempatan pasukan dan meriam, melainkan dengan cara
menguasai teknologi transportasi dan komunikasi modern. Dalam kerangka
ini, fotografi menjalankan fungsinya lewat pekerja administratif kolonial,
pegawai pengadilan, opsir militer, dan misionaris.
Latar itulah yang menjelaskan mengapa selama 100 tahun keberadaan
fotografi di Indonesia (1841-1941) penguasaan alat ini secara eksklusif ada di
tangan orang Eropa, sedikit orang Cina, dan Jepang. Berdasarkan survei dan
hasil riset di studio foto-foto komersial di Hindia Belanda tentang foto-foto
yang ada sejak tahun 1850 hingga 1940, dari 540 studio foto di 75 kota besar
dan kecil, terdapat 315 nama orang Eropa, 186 orang Cina, 45 orang Jepang,
dan hanya empat orang lokal Indonesia, salah satunya adalah Kasian Cephas.
Kasian Cephas adalah warga lokal asli. Ia dilahirkan pada tanggal 15
Februari 1844 di Yogyakarta. Cephas sebenarnya adalah asli pribumi yang
kemudian diangkat sebagai anak oleh pasangan Adrianus Schalk dan Eta
philipina Kreeft, lalu disekolahkan ke Belanda. Cephas-lah yang pertama kali
mengenalkan dunia fotografi ke Indonesia. Meski demikian, literatur-literatur
sejarah Indonesia sangat jarang menyebut namanya sebagai pribumi pertama
18
yang berkarir sebagai fotografer profesional. Nama Kassian Cephas mulai
terlacak dengan karya fotografi tertuanya buatan tahun 1875.
Dibutuhkan waktu hampir seratus tahun bagi bangsa ini untuk benar-
benar mengenal dunia fotografi. Masuknya Jepang pada tahun 1942 telah
menciptakan kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menyerap teknologi
ini. Demi kebutuhan propagandanya, Jepang mulai melatih orang Indonesia
menjadi fotografer untuk bekerja di kantor berita mereka, Domei. Pada saat
itulah muncul nama Mendur Bersaudara. Merekalah yang membentuk imaji
baru tentang bangsa Indonesia.
Lewat fotografi, Mendur bersaudara berusaha menggiring mental bangsa
ini menjadi bermental sama tinggi dan sederajat. Frans Mendur bersama
kakaknya, Alex Mendur, juga menjadi icon bagi dunia fotografer nasional.
Mereka kerap merekam peristiwa-peristiwa penting bagi negeri ini, salah
satunya adalah mengabadikan detik-detik pembacaan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia. Inilah momentum ketika fotografi benar-
benar sampai ke Indonesia, ketika kamera berpindah tangan dan orang
Indonesia mulai merepresentasikan dirinya sendiri.
2.2.5 Cabang / Jenis Fotografi
a. Fotografi bentang alam ( Nature / Landscape)
Dalam fotografi bentang alam obyek yang di foto adalah biasanya
merupakan bentang alam, yang memiliki keindahan tersendiri atau digunakan
untuk menjelaskan keadaan profil alam pada suatu daerah, dalam dunia
industri foto landscape juga digunakan untuk dokumentasi pembangunan
profil area ( lansekap ) dan laporan penelitian, biasanya fotografer bentang
alam memiliki kemampuan dan hobi traveling dan menjelajah alam.
b. Fotografi Satwa dan flora
Fotografi ini memiliki obyek khusus satwa dan flora, dan menurut saya
merupakan object yang sulit dan terkadang menantang bahaya anda bisa
bayangkan anda me motret komodo atau buaya dalam komunitasnya,
19
fotografi satwa biasanya digunakan untuk menggali keindahan satwa dan
flora dan juga mengklasifikasi satwa dan flora.
c. Fotografi Dokumentasi
Fotografi ini untuk mendokumentasikan suatau event atau peristiwa,
biasanya setidaknya pada jaman dahulu fotografi ini tidak di tuntut dalam
keindahan foto komposisi warna ataupun seni, tapi hanaya untuk melengkapi
dan lebih menjelaskan suatu berita acara, akan tetapi dalam perkembangan
fotografi modern, fotografi dokumentasi, komposisi gambar dan sentuhan
seni sudah menjadi tuntutan, dan dikarenakan pada event modern time
linenya pendek maka fotografer dituntut untuk tidak ketinggalan moment
moment penting dalam acara tersebut
d. Fotografi Jurnalistik
Foto jurnalistik adalah foto yang merekam suatu berita, dan menjelaskan
suatu keadaan dan peristiwa yang biasanya besar, kekuatan foto berasal dari
kemapuan foto dalam menjelaskan suatu peristiwa biasanya foto jenis ini
digunakan sebagai penunjang berita teks di mediai koran atau majalah.
e. Fotografi Seni (Fine Art)
Sebuah karya foto yang mampu mendapatkan perhatian orang untuk
melihatnya. Tanpa proses ini, sebuah pesan dari karya foto juga karya seni
lainnya akan berhenti disitu saja. Kemudian setelah mampu mendapat
perhatian orang maka karya foto harus mampu menimbulkan ketertarikan
terhadap pesan yang akan disampaikan. Setelah tertarik pada karya foto yang
dibuat, maka dari situ proses tetap berlangsung dengan timbulnya keinginan
untuk mengetahui lebih jauh dari pesan yang disampaikan. Proses terakhir
adalah dengan timbulnya tindakan seperti yang diharapkan oleh
seniman/fotografer sesuai pesan yang disampaikan. Jika proses terakhir ini
berhasil, maka berhasil pulalah penyampaian pesan mengenai pengalaman
yang dimiliki seniman/fotografer pada orang lain dengan adanya tindakan
nyata yang dilakukan. Tindakan-tindakan itu bias beraneka macam tergantung
pesan apa yang disampaikan. Bias menimbulkan perasaan tertentu ( sedih,
gembira marah, takut, terharu dan lain lain ).
20
f. Fotografi Studio
Fotografi studio adalah jenis fotografi yang pada awalnya banyak
dilakukan di dalam ruangan untuk menciptakan gambar sesuai keinginan
fotografer. Fotografi jenis ini memerlukan banyak campur tangan teknis agar
gambar yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.
g. Fotografi Udara (Aerial)
Foto udara adalah salah satu produk dari bidang ilmu geografi dalam
mengambil obyek, daerah atau fenomena yang ada di permukaan bumi ini
menggunakan alat berupa kamera dengan proses perekaman secara fotografik
dengan bantuan detector atau alat pendeteksi berupa film. Film hasil
perekaman ini kemudian dicetak secara kimiawi dalam ruang gelap agar
mendapatkan hasil gambar yang sempurna.
h. Fotografi Komersial
Kategori fotografi dimana foto dihasilkan bertujuan untuk menjual suatu
produk secara komersil. Yang termasuk dalam kategori ini adalah fotografi
beauty shot, fotografi still life, fotografi wedding, fotografi food and
beverages, fotografi architechtural, dan advertisement.
i. Fotografi Interior
Kategori fotografi dimana foto dihasilkan bertujuan untuk memberikan
informasi jelas tentang interior sebuah bangunan.
j. Fotografi Fashion
Fotografi fashion adalah salah satu kategori dalam dunia fotografi yang
lebih diarahkan pada benda-benda fashion dan pakaian. Dalam
perkembangannya, fotografi fashion tidak lagi hanya sebagai media
dokumentasi benda-benda fashion yang bersifat statis melainkan telah
berkembang secara modern dan dinamis sebagai media komunikasi yang
lebih estetis dan sebagai karya seni dengan berbagai konsep-konsep yang
digunakan.
21
2.2.6 Peralatan Studio
Standart Reflector
Cable Release
Mono Flash
Memiliki karakter cahaya
yang keras dan bayangan
spot pada obyek
menyebabkan cahaya
dengan sudut yang lebar,
memiliki baytangan spot
pada obyek. Karakter
cahayanya yang keras,
menimbulkan bayangan
yang kuat dan tajam.
Honeycomb
Terdapat dalam tiga
variasi kerapatan : besar,
sedang dan kecil. Berguna
untuk meluruskan arah
cahaya dari lampu
elektronik. Karakter
cahaya yang dihasilkan
cukup keras.
22
P.soft dengan diffuser
Menghasilkan karakter
cahaya yang lembut dan
merata. Memberikan
bayangan spot pada
obyek. Sudut cahaya lebih
sempit, berpola lingkaran.
Narrow Angle Reflector
Reflectorre bersudut
sempit, menghasilkan
sudut cahaya yang lebih
sempit pula.
Striplight
Digunakan untuk
mendapatkan efek cahaya
yang memanjang dengan
penyebaran cahaya yang
sempit. Misalnya P pada
pemotretan botol, kontur
pada sisi tubuh model,
dsb.
Tripod
Softbox 80cm x 80cm
Karakter cahaya yang
lembut dari softbox
menghasilkan bayangan
yang lembut pula.
Payung Putih
Memiliki karakter cahaya
sedikit lebih keras dari
softbox.
23
Tabel 2.1 Peralatan-PeralatanStudio (Sumber : Giwandi, Griand, 2002: 21-32)
Kabel sinkronisasi
Slave units
Triger
Snoot
System Rail dan
Phantograph
24
2.3 TINJAUAN KHUSUS
2.3.1 Sejarah Singkat The Looop Akademie
Gambar 2.4 Peta Lokasi The Looop Gambar 2.5 Pintu Peta Lokasi The Looop
(Sumber : Google Maps, 2014) (Sumber : Penulis, 2014)
The Looop Akademie adalah suatu tempat pendidikan fotografi
nonformal, yang memberikan basic pengenalan tentang seni fotografi.
Dengan mempunyai berbagai kurikulum seperti kurikulum principal,
discovery, breakthrought, digital imaging, product / still life, dan Architec &
Interior. The Looop Akademie berlokasi di Jl. Daan Mogot No. 50b (Hotel
Ibis Budget) Jakarta Barat.
Sebelum menggunakan nama The Looop, The Looop menggunakan
nama Sam Nugroho Associate yang di dirikan sendiri oleh Sam Nugroho.
Akademie ini di dirikan dengan campur tangan 3 negara yaitu Shanghai,
Singapura, dan Indonesia.
The Looop Akademie ini sendiri didirikan dibawah naungan The Looop
Indonesia, The Looop akademie mengacu kepada pendidikan seni fotografi
sedangkan The Looop Indonesia merupakan salah satu comercial
photography agency yang dipercayai menangani pemotretan dengan berbagai
brand terkenal di dunia dengan standar kemampuan internasional fotografi
dan bidang – bidang lainnya. Berdasarkan kurikulum yang dibuat, siswa akan
mendapatkan sertifikat apabila siswa telah mengikuti final project.
25
a. Struktur Organisasi
Bagan 2.1 Struktur Organisasi The Looop Indonesia
(Sumber : Penulis, 2014)
b. Jumlah Karyawan
The Looop Akademie dikelola oleh beberapa staff yang di tetapkan
berdasarkan divisi masing masing, diantaranya :
1. General Manager : 1 Orang
2. Staff Pengajar : 8 Orang
3. Office Boy : 1 Orang
4. Marketing : 2 Orang
5. Jumlah siswa : 5 Orang / kelas
Total siswa : 30 Orang
c. Kurikulum
- Principal :
1. History of photography & Anatomy camera
2. Basic photography technique 1
3. Basic photography technique 2
4. Exposure treatment
5. Basic lighting
6. Composition
7. Nirmana Dasar ( introducing of color )
8. Visual thinking
9. Visual thinking 2
10. Practice / hunting
26
- Discovery :
1. Basic lighting of theory
2. Zona system
3. Basic principal of lighting theory
4. Basic principal of lighting theory 2
5. Basic lighting technique
6. Practice with model
7. Composition 1
8. Composition 2
9. Color theory
10. Conceptual
11. Basic lighting technique
12. Basic lighting technique 2
13. Basic lighting ethnic
14. Practice with model
15. Visual thinking 1
16. Visual thinking 2
- Breakthrough :
1. Large / Medium format camera
2. Basic principal of lighting theory
3. Model & fashion photography
4. Model & fashion photography 2
5. Photography management 1
6. Photography management 2
7. Still life & packshoot
8. Still life & packshoot 2
9. Visual thinking
10. Visual thinking 2
11. Food & baverge
12. Food & baverge 2
13. Interior & Architecture
14. Interior & Architecture 2
15. Conceptual
27
16. Conceptual practice for final project
- Digital Imaging :
1. Basic photoshop
2. Pentool practice
3. Adjustment, blending mode & filter
4. Composing image & adjusment
5. Transform image, patch tool & stamp tool layer FX
6. Black white image
7. Practice & final project
- Product / still life :
1. Gradient
2. Reflection
3. Highlight & shadow
4. Compose
5. Color correction based
- Architec & Interior :
1. Transform distorsi
2. CS 5 feature
3. Vanishing point & lens correction
4. Color adjustment
5. Additional
d. Waktu Operasional
Hari senin sampai sabtu, pukul 13.00 WIB – 21.00 WIB
- Principal : Senin & Rabu
Siang : 13.00 WIB – 15.00 WIB
Sore : 19.00 WIB – 21.00 WIB
- Discovery : Senin & Kamis
Siang : 13.00 WIB – 15.00 WIB
Sore : 19.00 WIB – 21.00 WIB
28
- Breakthrouht : Senin & Kamis
Siang : 13.00 WIB – 15.00 WIB
Sore : 19.00 WIB – 21.00 WIB
- Digital Imaging : Senin & Kamis
Siang : 13.00 WIB – 15.00 WIB
Sore : 19.00 WIB – 21.00 WIB
- Product / still life : Senin, kamis & sabtu
Siang : 13.00 WIB – 15.00 WIB
Sore : 19.00 WIB – 21.00 WIB
Sabtu : 10.00 WIB – 12.00 WIB
- Architec & Interior : Jumat & Sabtu
Siang : 14.00 WIB – 16.00 WIB
Sabtu : 10.00 WIB – 12.00 WIB
e. Fasilitas Ruang
Adapun beberapa fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar
yaitu antara lain :
1. Lobby (Receptionist, Administrasi & waiting Area)
Pada saat memasuki pintu utama dari sekolah, area yang pertama kali
dilihat adalah area administrasi/resepsionis dan area tunggu (menjadi satu
area). Pada area ini terdapat satu buah meja receptions dan dua buah stool
berwarna hitam, disampingnya terdapat satu buah meja bundar bewarna
merah dan empat buah stool masing masing berwarna hijau dan biru. Pada
dinding diolah dengan bata berwarna merah agar terlihat industrial.lantai
menggunakan ceramic tile yang berwarna cream.
Gambar 2.6 Receptionist, Administrasi & Waiting Area
(Sumber : Penulis, 2014)
29
2. Ruang Kelas
- Ruang Kelas A
Pada ruang kelas A terlihat satu buah meja diskusi dan enam buah kursi
yang disusun seperti meja rapat,agar suasana proses belajar mengajar lebih
terlihat sharing dan tidak kaku. Pada bagian sebelah kiri ada sebuah meja dan
kursi untuk pengajar yang memberikan arahan. Terlihat juga papan tulis
berukuran kecil yang digunakan untuk menjelaskan bagian bagian yang sulit
dipahami siswa karena proses belajar mengajar menggunakan mesin proyeksi.
Pada lantai menggunakan carpet tile berwarna cokelat.
Gambar 2.7 Ruang kelas A
(Sumber : Penulis, 2014)
- Ruang Kelas B
Pada ruang kelas B terlihat satu buah meja diskusi dan enam buah kursi
yang disusun tiga sisi meja dengan dua kursi kecuali satu sisi karena meja
dirapatkan kedinding.dibelakang tepatnya didekat jendela terdapat meja dan
kursi pengajar.dan di sebelah kanan terdapat credenza sebuah televisi yang
diantaranya terdapat berbagai macam piala penghargaan dan satu buah
telephone. Pada lantai menggunakan carpet tile berwarna cokelat.dan dinding
seblah kiri diolah dengan bata berwarna merah.
30
Gambar 2.8 Ruang kelas B
(Sumber : Penulis, 2014)
3. Ruang Studio
Studio adalah ruang praktek siswa yang disiapkan untuk mempelajari
fotografi dengan secara langsung mempraktekannya. Untuk ruangan ini bisa
dibilang terlalu kecil untuk ukuran studio karena ruang gerak fotografer
terhambat dan ditambah lagi dengan beberapa alat sehingga membuat suasana
sempit.
Gambar 2.9 Ruang Studio
(Sumber : Penulis, 2014)
31
4. Ruang penyimpanan barang ( Storage )
Karena kurangnya besaran ruang,pada tempat penyimpanan barang pun
tidak tertata dengan rapi bahkan bisa dibilang berantakan.
Gambar 2.10 Ruang Penyimpanan barang
(Sumber : Penulis, 2014)
f. Element Interior
1. Lantai
• Lantai pada ruang kelas A dan B menggunakan carpet tile yang
berukuran 40 x 40 cm berwarna cokelat,sedangkan receptions
administrasi & area tunggu menggunakan ceramic tile yang
berukuran 60 x 60 cm berwarna krem.untuk studio menggunakan
parquet pine wood.
Gambar 2.11 Lantai ceramic tile
(Sumber : Penulis, 2014)
32
• Lantai kelas A dan B
Lantai kelas menggunakan carpet tile yang berwarna cokelat dengan
campuran krem berukuran 40 x 40 cm dengan motif garis diagonal.
Gambar 2.12 Lantai carpet tile
(Sumber : Penulis, 2014)
• Lantai ruang studio
Pada lantai studio menggunakan parquet berwarna cokelat muda.
Gambar 2.13 Lantai parquet
(Sumber : Penulis, 2014)
2. Dinding
Dinding area receptions dan administrasi menggunakan pola desain
bata merah yang hanya terdapat pada bagian sebelah kanan saja dan
juga diterapkan di kelas A dan B dengan hanya satu sisi.untuk semua
area dinding lainnya hanya menggunakan cat yang berwarna putih ke
abu – abuan.
33
3. Ceiling
Pada keseluruhan bangunan, ceiling tidak diolah, hanya saja pada
ruang studio existing ceiling dibiarkan terbuka.
Gambar 2.14 ceiling The Looop Akademie
(Sumber : Penulis, 2014)
Gambar 2.15 Ceiling studio
(Sumber : Penulis, 2014)
4. Pencahayaan
Seluruh ruangan menggunakan sistem pencahyaan down – light dan
pada area tertentu, seperti kelas A dan B dibantu dengan pencahayaan
alami dikarenakan jendela kaca yang cukup besar sehingga membuat
cahaya alami masuk kedalam ruangan tersebut.
34
5. Penghawaan
Semua penghawaan menggunakan AC (Air conditioner).
6. Furniture
Ketika memasuki pintu masuk akan terlihat beberapa furniture seperti
meja receptionist yang didesain simple seperti meja bar dengan
ditambah dua buah stool. Untuk area tunggu terdapat meja bundar dan
empat buah stool berwarna hijau dan biru.
2.3.2 Sejarah Singkat Nikon School Indonesia
Gambar 2.16 Peta Lokasi Nikon School Gambar 2.17 Pintu masuk Nikon School
(Sumber : Google Maps, 2014) (Sumber : Penulis, 2014)
Nikon School Indonesia adalah salah satu lembaga pendidikan nonformal
resmi yang didirikan pada tahun 2008 dan didukung langsung oleh Nikon
Indonesia. Nikon school indonesia berlokasi di Rukan permata senayan Blok
D No.28 Jl. Tentara pelajar Jakarta Selatan.
Nikon school indonesia didirikan oleh tiga orang fotografer yaitu Johny
Hendarta, Agus Harjanto, dan Suboko. Dengan meningkatnya kemauan dan
potensi para peminat Nikon Indonesia telah membuka beberapa cabang
Nikon School di indonesia selain di Jakarta yaitu Yogyakarta, Batam, Bali,
Surabaya dan Makassar.
35
a. Struktur Organisasi
Bagan 2.2 Struktur Organisasi Nikon School Indonesia
(Sumber : Penulis, 2014)
b. Jumlah Karyawan
Nikon School Indonesia dikelola oleh beberapa karyawan yang di
tetapkan berdasarkan divisi masing masing, diantaranya :
• General Manager : 3 Orang
• Staff Pengajar : 4 Orang
• Asisten Pengajar : 1 Orang
• Office Boy : 1 Orang
• Receptionist : 1 Orang
• Finance : 1 Orang
• Jumlah siswa : 12 Orang / kelas
Total siswa : 25 Orang
c. Kurikulum
- Level 1 :
1. Picture as visual
2. How take a great picture
3. Diafragma & shutter speed
4. Composition
5. Basic lighting
6. Human interest & Landscape
7. Digital imaging
8. Studio & Model
9. Practice / hunting
36
- Level 2 :
1. Pendalaman level 1
2. Feeling take a pic (best angle)
3. Caracter light
4. Quality light & control contras
5. Cahaya alami, buatan dan mixed light
6. Composition color
7. Human (hight key & low key)
8. Beauty potrait & real potrait
9. Model fashion
10. Still life and black glass
11. Practice studio
d. Waktu Operasional
Hari senin sampai sabtu, pukul 19.00 WIB – 21.00 WIB
- Level 1 : Senin, Rabu & Jumat
19.00 WIB – 21.00 WIB
- Level 2 : Selasa & Kamis
19.00 WIB – 21.00 WIB
e. Fasilitas Ruang
Adapun beberapa fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar
yaitu antara lain :
1. Lobby (Receptionist, Administrasi & waiting Area)
Pada saat memasuki pintu utama dari sekolah, area yang pertama kali
dilihat adalah area administrasi/resepsionis, area display product dan area
tunggu (menjadi satu area). Pada area ini terdapat dua buah meja tunggu yang
masing – masing memilki empat buah kursi. Di sebelah kanan terdapat area
display product Elinchrom. meja receptionist diletakkan paling belakang
dengan dinding yang diberi kaca.
37
.
Gambar 2.18 Receptionist, Administrasi & Waiting Area
(Sumber : Penulis, 2014)
2. Ruang Kelas & Studio
Pada ruang kelas terlihat sangat luas dikarenakan ruang kelas
digabungkan dengan studio. Ketika memasuki ruangan terlihat meja pengajar
diletakkan ditengah dan kursi belajar siswa diletakkan di samping kiri dan
kanan. Di ujung kelas diletakkan sebuah background putih untuk digunakan
saat siswa praktek studio. Hasil karya siswa diletakkan didinding kiri dan
kanan sebagai apresiasi agar siswa yang lain termotivasi dalam proses belajar
mengajar.
Gambar 2.19 Ruang kelas & Studio
(Sumber : Penulis, 2014)
38
3. Ruang Karyawan
Ruang karyawan diletakkan di lantai 2 untuk para staff dan pengajar.
Gambar 2.20 Ruang karyawan
(Sumber : Penulis, 2014)
4. Ruang rapat
Ruang rapat diletakkan didalam ruang karyawan,tetapi ruangan ini juga
sering digunakan menjadi ruang serba bisa karena digunakan untuk proses
belajar mengajar Digital Imaging.
Gambar 2.21 Ruang rapat
(Sumber : Penulis, 2014)
39
5. Ruang service
Ruang service ini digunakan bukan untuk memperbaiki kamera ataupun
kerusakan barang lainnya yang bermerek Nikon, melainkan digunakan untuk
memperbaiki Elinchrom yaitu produk lighting yang menjadi display ditempat
Nikon School Indonesia.
Gambar 2.22 Ruang service
(Sumber : Penulis, 2014)
6. Ware House
Ware house adalah tempat penyimpanan stock barang dari Elinchrom.
Gambar 2.23 Ware House
(Sumber : Penulis, 2014)
40
f. Element Interior
1. Lantai
Semua lantai menggunakan lantai ceramic tile 30 x 30 cm berwarna putih
tetapi hanya pada bagian area display lantai di naikan beberapa centimeter
dengan material vinyl.
Gambar 2.24 Lantai ceramic tile & vinyl
(Sumber : Penulis, 2014)
2. Dinding
Dinding area receptions dan administrasi menggunakan warna putih dan
ditambah ornamen kayu pada beberapa bagian. Untuk dinding belakang area
receptionist menggunakan pola wave. Dengan material gypsum dan di lapisin
tempered glass.
Gambar 2.25 Dinding receptionist
(Sumber : Penulis, 2014)
41
3. Ceiling
Pada area lobby, ceiling diolah dengan up ceiling dan drop ceiling
dengan terapan yang berbentuk wave.
Gambar 2.26 Ceiling lobby
(Sumber : Penulis, 2014)
4. Pencahayaan
Seluruh ruangan menggunakan sistem pencahyaan down – light dan pada
area tertentu, seperti area display menggunakan spot light dan pencahayaan
alami dikarenakan jendela kaca yang cukup besar sehingga membuat cahaya
alami masuk kedalam ruangan tersebut.
5. Penghawaan
Semua penghawaan menggunakan AC (Air conditioner).
6. Furniture
Furniture yang digunakan rata – rata menggunakan material alumunium
dan diberikan sedikit olahan kayu.
42
2.3.3 Sejarah Singkat Neumatt Centre for Photography Studies
Gambar 2.27 Peta Lokasi Neumatt Gambar 2.28 Gedung Oktagon
(Sumber : Google Maps, 2014) (Sumber : Penulis, 2014)
Neumatt Centre for Photography Studies adalah lembaga pendidikan bagi
siapapun yang ingin meningkatkan pengetahuan fotografi yang berawal dari
rasa keingintahuan tentang kamera dan karya fotografi hingga akhirnya
berkecimpung di dunia fotografi secara professional. Pendidikan yang
sistematis menjadi bagian penting dari seluruh proses belajar.
Neummat Centre Photography studies berlokasi di Jalan Gunung Sahari
raya No.50a Jakarta Pusat, tepatnya di Gedung Oktagon. Dengan fasilitas
yang memadai Neumatt menawarkan pendidikan fotografi dalam bentuk
kursus, dengan penekanan pada teknik fotografi dan apresiasi. Workshop
yang diselenggarakan dalam rata-rata 6 kali pertemuan ini bertujuan mendidik
dalam waktu yang relatif singkat tentang pengertian, pengerjaan, serta
apresiasi pada fotografi.
Maka setelah menyelesaikan pendidikan di Neumatt, diharapkan para
fotografer baik pemula, hobi dan amatir dapat menguasai, memahami serta
mampu membuat karya foto secara tematik dan terkonsep dengan sistem
kerja profesional, melalui bimbingan para pengajar, pakar dalam bidang
fotografi baik sebagai akademisi maupun sebagai praktisi.
Sekolah fotografi Neumatt memiliki visi untuk memasyarakatkan
pengertian tentang fotografi secara ilmu. Dan hal tersebut dapat terjadi
melalui pendidikan yang dilakukan secara ilmiah dan etis.
43
Visi dan Misi
- Memenuhi kebutuhan pendidikan fotografi untuk fotografer
- Sebagai pusat kegiatan pendidikan melalui kursus, diskusi, workshop,
presentasi karya dan kegiatan lain yang berkaitan dengan dunia fotografi
- Mengembangkan potensi fotografi danmerekomendasikan untuk
mendapatkan program beasiswa.
a. Struktur Organisasi
Bagan 2.3 Struktur Organisasi Neumatt school
(Sumber : Penulis, 2014)
b. Jumlah Karyawan
Neumatt Centre for Photography Studies dikelola oleh beberapa
karyawan yang di tetapkan berdasarkan divisi masing masing, diantaranya :
• General Manager : 1 Orang
• Staff Pengajar : 5 Orang
• Office Boy : 1 Orang
• Receptionist : 1 Orang
• Finance : 1 Orang
• Jumlah siswa : 6 Orang / kelas
Total siswa : 20 Orang
c. Kurikulum
- Basic photorgaphy :
1. Camera system
2. Camera setting
3. Digital camera works
4. Practice
5. Evaluation
44
- Journalism photography :
1. General news
2. People in news
3. Portrait
4. Science and technology
5. Nature and environment
6. The art
7. Sport
8. Daily news
9. Spot news
- Model Fashion :
1. Komunikasi dengan model
2. Mengenali karakter model
3. Pengenalan alat
4. Metering
5. Created of light
6. Teknik pemotretan
- Low key
- Mid key
- High key
- Mix light
- Creative background
- Colour filter
- Group potrait
- Still life photography :
1. Introducing still life photography
2. Lens and camera
3. Teknik pemotretan
- Composition
- Packshoot
- Creative background
45
- Mix light
- Freezing
- Simple set
- Medium set
- Big set
d. Waktu Operasional
Hari senin sampai sabtu, pukul 10.00 WIB – 20.30 WIB
- Basic : Senin & Rabu
18.30 WIB – 20.30 WIB
Sabtu & Minggu
14.00 WIB – 17.00 WIB
- Still life photography : Jumat,Sabtu & Minggu
10.00 WIB – 14.00 WIB
- Model fashion : Jumat,Sabtu & Minggu
10.00 WIB – 14.00 WIB
e. Fasilitas Ruang
Adapun beberapa fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar
yaitu antara lain :
1. Lobby (Receptionist, Administrasi & waiting Area)
Pada saat memasuki pintu utama dari sekolah, terdapat sebuah lorong
yang menuju area tunggu, tidak jauh dari ruang tunngu terdapat area
resepsionis dan administrasi. Pada area lorong terdapat beberapa kursi kayu
yang di sediakan untuk menunggu atau bersantai sambil menunggu kelas di
mulai.
Gambar 2.29 Receptionist, Administrasi & Waiting Area
(Sumber : Penulis, 2014)
46
2. Ruang Kelas & Studio
Pada ruang kelas terdiri dari 3 ruangan dengan setiap kelas hanya diisi
dengan 6 siswa. Ruang kelas sangat terlihat simple hanya dengan
menggunakan 6 buah kursi dan 1 set meja pengajar. Keadaan jendela di tutupi
dengan certain berwarna hitam.
Gambar 2.30 Ruang kelas & Studio
(Sumber : Penulis, 2014)
3. Ruang Karyawan
Pintu ruang karyawan dibuat dengan menggunakan kaca, dan ada satu
bagian dibuat seperti counter untuk melayani tamu atau siswa.
Gambar 2.31 Area karywan
(Sumber : Penulis, 2014)
f. Element Interior
1. Lantai
Semua lantai menggunakan lantai ceramic tile 30 x 30 cm berwarna
putih.
2. Dinding
Dinding area lobby menggunakan cat berwarna abu – abu dan hijau yang
merupakan warna ciri khas logo neummat fotografi, sedangkan ruangan kelas
47
menggunakan cat berwarna cream. Semua dinding tidak terdapat olahan
khusus.
3. Ceiling
Ceiling tidak terlalu banyak olahan hanya saja penyusunan lampu yang secara
akustik sehingga membuat kesan rapi.
4. Pencahayaan
Seluruh ruangan menggunakan sistem Pencahayaan berdominan
menggunakan lampu TL dan lampu general lighting.
5. Penghawaan
Semua penghawaan menggunakan AC (Air conditioner).
6. Furniture
Furniture yang digunakan berdominan dengan material kayu dan hanya
menambahkan beberapa material seperti kaca dan stainless.
48
2.4 Perbandingan The Looop Akademie, Nikon school indonesia, Neumatt
Berikut adalah perbandingan ketiga hasil penelitian :
No Keterangan Neumatt Nikon The Looop
1 Lokasi
Jl. Gunung Sahari
raya No.50a
Jakarta Pusat
Rukan Permata
Senayan Blok D No.28
Jakarta Selatan
Jl. Daan Mogot
No.50b (Hotel ibis
budget), Jakarta
Barat
2 Tingkatan
Kelas
Basic photography Level 1 Principal
Model fashion Level 2 Discovery
Still life
photography
Product / Still life
Digital Imaging
Architec & Interior
3 Jumlah Siswa
20 orang 25 orang 30 orang
Setiap kelas terdiri
dari
Satu kelas terdiri dari
12 orang
Setiap kelas hanya
terdiri dari 5 orang
4 Jumlah
Pengajar 5 10 orang 8 orang
5 Jumlah Staff
3 orang staff, 1
orag receptionist
dan 1 orang office
boy
4 orang staff, 1 orang
receptionist dan 1
orang Office boy
2 orang staff
(termasuk
receptionist) dan 1
orang Office boy
6 Jumlah Kelas
Hanya tersedia 2
ruangan kelas dan
digabungkan
dengan studio
Hanya tersedia 1
ruangan kelas yang
digabungkan dengan
ruang studio
Tersedia 2 kelas dan
1 ruang studio
7 Jam
Operasional
Basic photography
14.00 – 17.00 WIB
18.30 – 20.30 WIB
Level 1
19.00 – 21.00 WIB
Principal, Discovery,
Breaktrough
13.00 – 15.00 WIB
19.00 – 21.00 WIB
Model Fashion
10.00 – 14.00 WIB
Level 2
19.00 – 21.00 WIB
Digital Imaging,
Product
13.00 – 15.00 WIB
19.00 – 21.00 WIB
Sabtu
49
10.00 – 12.00 WIB
Still life
photography
10.00 – 14.00 WIB
Architectur &
Interior
14.00 – 16.00 WIB
Sabtu
10.00 – 12.00 WIB
8
Fasilitas
Sekolah
Resepsionis Tersedia Tesedia Tersedia
Administrasi Tersedia (jadi satu
dengan resepsionis)
Tersedia (jadi satu
dengan resepsionis)
Tersedia (Jadi satu
dengan resepsionis)
Area Tunggu Tersedia Tersedia Tersedia
General
Manager Tersedia
Tersedia (jadi satu
dengan ruang
karyawan)
Tidak tersedia
R. Karyawan Tersedia
Tersedia (jadi satu
dengan ruang General
Manager)
Tidak tersedia
R. Kelas Tersedia
Tersedia ( Hanya ada 1
ruang kelas dan
digabungkan dengan
ruang studio)
Tersedia ( Hanya ada
2 ruang kelas)
R. Studio Tersedia Tersedia Tersedia
Area Tunggu Tersedia Tersedia Tersedia
Area Display Tidak Tersedia Tersedia Tidak tersedia
Galeri Tidak Tersedia Tidak Tersedia Tidak Tersedia
Lab Komputer Tidak Tersedia Tidak Tersedia Tidak Tersedia
Service centre Tidak Tersedia Tersedia Tidak Tersedia
Storage Tidak Tersedia Tersedia Tersedia
Toilet Tersedia Tersedia
Tersedia tetapi
menggunakan akses
Gedung Hotel IBIS
Pantry Tidak Tersedia Tidak Tersedia Tidak Tersedia
9 Interior
50
Lantai
Semua lantai
menggunakan
keramik berukuran
30 x 30 cm dan
berwarna putih.
Semua lantai
menggunakan lantai
ceramic tile 30 x 30
cm berwarna putih
tetapi hanya pada
bagian area display
lantai di naikan
beberapa centimeter
dengan material
vinyl.
Lantai pada ruang
kelas A dan B
menggunakan
carpet tile yang
berukuran 40 x 40
cm berwarna
cokelat,sedangkan
receptions
administrasi & area
tunggu
menggunakan
ceramic tile yang
berukuran 60 x 60
cm berwarna
krem.untuk studio
menggunakan
parquet pine wood.
Dinding
Dinding area lobby
menggunakan
warna abu – abu
dan di padukan
dengan warna hijau
yang merupakan
warna logo
neumatt.
Sedangkan kelas
menggunakan
warna cream.
Dinding area
receptions dan
administrasi
menggunakan warna
putih dan ditambah
ornamen kayu pada
beberapa bagian.
Untuk dinding
belakang area
receptionist
menggunakan pola
wave. Dengan
material gypsum dan
di lapisin tempered
glass.
Dinding area
receptions dan
administrasi
menggunakan pola
desain bata merah
yang hanya
terdapat pada
bagian sebelah
kanan saja dan juga
diterapkan di kelas
A dan B dengan
hanya satu
sisi.untuk semua
area dinding
lainnya hanya
51
menggunakan cat
yang berwarna
putih ke abu –
abuan.
Ceiling
Ceiling tidak terlalu
banyak olahan
hanya saja
penyusunan lampu
yang secara akustik
sehingga membuat
kesan rapi.
Pada area lobby,
ceiling diolah dengan
up ceiling dan drop
ceiling dengan
terapan yang
berbentuk wave.
Pada keseluruhan
bangunan, ceiling
tidak diolah, hanya
saja pada ruang
studio existing
ceiling dibiarkan
terbuka
11
Sistem
Interior
Pencahayaan
Pencahayaan berdominan
menggunakan lampu TL
dan lampu general
lighting
Menggunakan
lampu TL dan
fluorescent
(down-light)
serta dibeberapa
area
mendapatkan
pencahayaan
alami.
Menggunakan sistem
pencahayaan down-
light diare-area
tertentu dan
dibeberapa bagian
menggunakan
pencahayaan alami.
52
Penghawaan
Meggunakan AC Air
conditioner.
Meggunakan
AC Air
conditioner.
Meggunakan AC Air
conditioner.
12 Furniture
Furniture yang digunakan
berdominan dengan
material kayu dan hanya
menambahkan beberapa
material seperti kaca dan
stainless.
Furniture yang
digunakan rata
– rata
menggunakan
material
alumunium dan
diberikan
sedikit olahan
kayu.
Ketika memasuki
pintu masuk akan
terlihat beberapa
furniture seperti
meja receptionist
yang didesain simple
seperti meja bar
dengan ditambah
dua buah stool.
Untuk area tunggu
terdapat meja
bundar dan empat
buah stool berwarna
hijau dan biru.
Gambar Tabel 2.2 Tabel Perbandingan
(Sumber : Penulis, 2014)
2.4 Kesimpulan Hasil Penelitian
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau
murid dibawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem
pendidikan formal, yang umumnya wajib. Berkaitan dengan pendidikan,
53
pendidikan terbagi menjadi 3 yaitu pendidikan formal, informal dan nonformal.
Sekolah terbagi menjadi 2 kategori sekolah pemerintah atau sekolah negeri dan
sekolah non pemerintah atau sekolah swasta. Seperti yang diketahui sekolah
pemerintah adalah Suatu sarana yang diberikan pemerintah sebagai tempat
belajar untuk mendapatkan pendidikan . sedang sekolah swasta adalah sekolah
yang didirikan perorangan sebagai suatu sarana untuk mendapatkan pendidikan
baik itu secara formal at5aupun non formal. anak-anak dengan kebutuhan atau
kerampiloan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah khusus bagi
mereka yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk
mengembangkan prestasi pribadi, maka sekolah swasta memberikan alternatif
lain. . Sekolah Photography di indonesia didirikan oleh pemerintah maupun.
Tinggi nya minat mayarakat saat ini mengenai Fotografi memberikan peluang
kepada pihak swasta untuk mendirikan sekolah-sekolah photography.
Sekolah pemeriontah ataupun non pemerintah harus memiliki sarana dan
prasarana yang memadai. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
lancar serta menghasilkan lulusan yang bermutu. Setiap sekolah harus memiliki
Ruang kelas, ruang labor, ruang kantor, ruang perpustakaan, Halaman dan
lapangan serta Ruangan lain. Misalnya cafetaria, ruanga keamanan, UKS dll.
Hal ini didesign sedemikian baik nya agar sesuai dengan standar dan kebutuhan.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di Tiga tempat sekolah photograpy
dengan kriteria sekolah non pemerintah yaitu Sekolah fotografi The looop
Akademie, Nikon School, naumatt Center For Photography Studies. Ketiga
sekolah ini memiliki masing-masing perbedaan baik itu dari jumlah siswa, staf
pengajar, ruangan, kurikulum dan fasilitas pendukung.
Dengan melakukan berbagai penelitian,yang harus memiliki kelengkapan dan
perencanaan interior sebagai standar sekolah fotografi adalah sebagai berikut:
a. Setiap kelas harus tersedianya peralatan – peralatan yang menunjang proses
pembelajaran.
b. Luas kelas harus menggunakan ukuran yang ideal agar meningkatkan
kenyamanan siswa.
c. Ruang studio harus menggunakan standar studio fotografi dan mempunyai
tempat penyimpanan alat studio serta menambah ruang make up untuk model.
d. Ruang tunggu tidak digabungkan dengan ruang resepsionis.
54
e. Harus mempunyai tempat penyimpanan barang, baik itu barang display atau
pun peralatan lainnya.
f. Menambahkan beberapa ruangan yang dibutuhkan seperti ruang rapat, ruang
administrasi, workstation, Program studi, sekretaris, ruang general manager,
ruang technical service, display product, Gallery, ruang serbaguna atau aula,
pantry, toilet.
g. Ukuran furniture harus disesuaikan dengan standard penggunaan.
h. Para pengajar hanya sebagai mentor.
i. Kelas mempunyai masing – masing ruangan.
j. Pencahayaan menggunakan pencahayaan buatan dan alami.
k. Penghawaan menggunakan penghawaan buatan
l. Jendela merupakan jendela mati yang tidak dapat dibuka.
m. Kemanan dan kenyamanan sangat penting, baik dari pemilihan material
maupun bentuk furniture.
n. Terdapat fasilitas laboratorium komputer.
Sehingga dari tiga tempat ini yang perlu mendapatkan banyak perbaikan
mengenai desain interior adalah sekolah fotograpi The Looop Akademie
Indonesia.