Upload
doanque
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
Berikut teori-teori yang digunakan untuk mendukung penulisan skripsi ini.
2.1. Teori Umum
2.1.1 Visi dan Misi
Menurut Gaspersz (2003, p4), visi (vission) adalah suatu pernyataan menyeluruh
tentang gambaran ideal yang ingin dicapai oleh organisasi di masa yang akan datang.
a. Diciptakan melalui kebijakan bersama.
b. Citraan-citraan ideal di masa yang akan datang, yang akan mempengaruhi
mental orang-orang agar berhasrat mencapainya.
c. Mempengaruhi orang-orang untuk menuju visi itu.
d. Tidak memiliki batas waktu
Misi (mission) adalah suatu pernyataan bisnis dari perusahaan
a. Menyatakan alasan-alasan bisnis tentang keberadaan perusahaan itu.
b. Tidak menyatakan suatu hasil.
c. Tidak ada batas waktu atau pengukuran.
d. Memberikan basis untuk pembuatan keputusan tentang alokasi sumber daya
dan penetapan tujuan yang tepat.
e. Mendefinisikan bisnis sekarang dan yang akan datang dalam bentuk produk,
skor, pelanggan, alasan-alasan, dan pasar.
7
2.1.2 Direct Access Storage Device (DASD)
Menurut O’Brien (2005), ada 2 (dua) jenis cara akses file yaitu akses langsung
(direct access) dan akses berurutan (sequential access).
Peralatan disk magnetis sering kali disebut sebagai penyimpanan akses langsung
(direct access storage devices / DASDs). Pada DASD, sebuah elemen data atau perintah
(seperti sebuah byte atau kata) dapat secara langsung disimpan dan ditarik kembali
dengan memilih serta menggunakan lokasi manapun di media
penyimpanan. Hal ini berarti, setiap posisi penyimpanan memiliki alamat yang unik dan
dapat secara individu diakses dalam waktu yang hampir sama tanpa harus mencari
melalui posisi penyimpanan lainnya. Selain itu, catatan data yang
disimpan dalam disk magnetis atau optikal dapat diakses secara langsung dalam
periode waktu yang hampir sama.
Disk magnetis adalah bentuk paling umum dari penyimpanan sekunder untuk
sistem komputer. Hal ini karena mereka menyediakan akses yang lebih cepat dan
kapasitas penyimpanan yang lebih tinggi dengan biaya yang wajar.
2.1.3 Transaction Processing System (TPS)
Menurut Raymond et al (2004, p9-10), model dari transaction processing
system terdiri dari input, transform, dan elemen output dari sistem fisik perusahaan yang
berada pada bagian bawah diagram seperti pada Gambar 2.1. Data dikumpulkan melalui
physical system dan lingkungan, kemudian masuk ke database. Data Processing
Software mentransformasikan data ke dalam informasi untuk kebutuhan menajemen
perusahaan, individu atau organisasi di lingkungan perusahaan untuk dipergunakan oleh
orang-orang yang berkepentingan.
8
Gambar 2. 1 Model Transaction Processing System
2.1.4 Media Online
Media online merupakan media massa yang dapat kita temukan di internet.
Sebagai media massa media online juga menggunakan kaidah – kaidah jurnalistik dalam
sistem kerja.
Media online tidak dibatasi oleh kapasitas atau pembatasan panjang naskah,
karena halaman web bisa menampung naskah yang sepanjang apapun. Namun demi
alasan kecepatan akses, keindahan desain dan alasan-alasan teknis lainnya, perlu
9
dihindarkan penulisan naskah yang terlalu panjang. Media online bisa di-edit dengan
leluasa. Tetapi biasanya, editing hanya mencakup masalah-masalah teknis, seperti
merevisi salah ketik, dan seterusnya.
Ada satu kemiripan antara media online dengan media elektronik seperti radio
dan televisi. Mereka selalu dituntut untuk menyajikan berita yang paling up to date
secepat mungkin. Mereka juga biasanya tidak perlu menunggu hingga seluruh data
terkumpul. Begitu ada data, walau hanya sedikit, mereka langsung melaporkannya. Jika
ada perkembangan baru mengenai peristiwa tersebut, mereka melaporkannya lagi,
demikian seterusnya. Karena itu, aturan penulisan di dalam media online cenderung
lebih bebas, tidak terlalu terpaku pada kaidah-kaidah bahasa dan jurnalistik yang berlaku
umum.
2.1.5 Teknologi Informasi
Menurut O'Brien (2003, G-10), teknologi informasi adalah hardware, software,
jaringan, manajemen database dan teknologi pengolah informasi lainnya yang digunakan
dalam sistem informasi berbasis komputer.
2.1.6 Investasi Teknologi Informasi
Investasi menurut Reily (1986, p708) adalah komitmen pendanaan untuk periode
waktu tertentu yang akan memberikan hasil sebagai kompensasi bagi investor selama
selang waktu tersebut, tingkat inflasi selama periode waktu tersebut dan resiko yang
termasuk di dalamnya.
Investasi (http://www.rms.net) adalah biaya yang jarang terjadi (misalnya
mendirikan gedung), dan menawarkan manfaat jangka panjang (misalnya meningkatkan
10
kepuasan pelanggan). Investasi Teknologi informasi adalah perangkat keras dan piranti
lunak yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk menyelesaikan fungsi bisnis terlepas
dari teknologi yang dilibatkan baik itu komputer, telekomunikasi, ataupun lain-lainnya.
Suatu investasi teknologi informasi (TI) merupakan pengeluaran yang dilakukan
organisasi berupa pengeluaran untuk sistem operasi, software, telekomunikasi, jaringan,
operasi dan pemeliharaan terhadap infrastruktur dan pusat data yang tersedia, yang dapat
mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai visi dan misi, meningkatkan
performa proses dan operasi bisnis, dukungan pengambilan keputusan bagi pihak
manajemen, dan mendukung berbagai strategi bisnis untuk mencapai keunggulan
kompetitif. Investasi TI bermanfaat untuk menekan biaya-biaya operasional bisnis dan
menyelesaikan masalah bisnis yang spesifik. Untuk menjustifikasi investasi TI yang
dibuat, salah satu pendekatan yang dilakukan adalah mengadopsi langkah logis dalam
kerangka yang berulang (reputable framework), yang sering disebut sebagai metodologi
valuasi. Pendekatan valuasi tersebut dapat dilihat dalam kerangka Justification Options
dan Merits yang ditawarkan oleh Gartner serta klasifikasi metodologi valuasi TI yang
tersedia (Ipung, 2004, p170).
Jadi dapat disimpulkan investasi teknologi informasi adalah cara penanaman
modal di bidang teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam memproses
dan menyimpan informasi, sehingga bisa didapatkan manfaat tertentu sebagai hasil
penanaman modal tersebut.
11
2.1.7 Hubungan Penggunaan TI dengan Dampak Ekonomis bagi
Perusahaan
Soh dan Markus dalam bukunya ”How IT create Business value : A Process
Theory Synthesis” (Devaraj, 2002, p45), menjelaskan bagaimana skema proses
penggunaan suatu proyek TI dan dampak bagi perusahaan yang menggunakannya dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Proses Penggunaan TI dan dampak ekonomisnya bagi perusahaan terdiri dari tiga
lingkaran yang saling berhubungan dan berpotongan satu sama lain. Pada lingkaran
proses konversi TI, digambarkan bahwa dalam suatu tahapan penggunaan TI pasti
dimulai dengan pengeluaran untuk memperoleh proyek TI yang diperlukan. Perolehan
ini dapat dilakukan dengan membuat sendiri suatu sistem khusus, atau membeli sistem
jadi, atau menyewa sistem vendor. Pada lingkaran ini terjadi proses koversi pengeluaran
teknologi informasi yang dimiliki akan digunakan sesuai fungsinya dalam operasional
perusahaan. Dampak yang dirasakan oleh perusahaan akan berpengaruh pada kinerja
perusahaan dalam dunia persahaan. Pada lingkaran proses persaingan, digambarkan
penyelarasan dampak teknologi informasi yang dapat diperoleh dari aset teknologi
informasi yang dimiliki dengan kebutuhan perusahaan dalam persaingan industri.
Sehingga bila dilihat secara keseluruhan maka Gambar 2.2 memiliki pengertian bahwa
pengeluaran yang dilakukan untuk implementasi aset teknologi informasi akan
membawa suatu dampak ekonomis bagi perusahaan yang menggunakannya.
12
Gambar 2. 2 Hubungan Penggunaan TI dengan Dampak Ekonomis Perusahaan
2.1.8 Evaluasi Investasi TI
Menurut Benson, Bugnitz, Walton (2004, p61), terdapat 3 (tiga) tipe utama dari
aplikasi yang dijadikan pertimbangan, yaitu:
1. Development: gambaran pada pengembangan strategi baru.
2. Enhancement: tools yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan aplikasi
yang ada, dan biasanya untuk skala menengah ke atas.
3. Maintenance: digunakan untuk mendukung aplikasi yang sudah berubah sesuai
dengan kebutuhan, biasanya berskala kecil.
2.1.9 Komponen Teknologi Informasi
Teknologi informasi mempunyai 3 (tiga) komponen yang mempunyai hubungan
yang sangat erat dan akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Komputer adalah suatu sistem elektronik yang dapat diprogram atau
diinstruksi untuk menerima, memproses, menyimpan dan menyajikan data
dan informasi. Komputer disini terdiri dari perangkat keras dan piranti lunak.
13
a. Perangkat keras, umumnya terdiri dari:
• Perangkat masukan (input) seperti keyboard, mouse, scanner,
dan berbagai jenis perangkat lainnya
• perangkat proses atau CPU (central processing unit)
• perangkat keluaran seperti monitor, printer, dan seterusnya
b. Piranti lunak, terdiri dari aplikasi, bahasa pemrograman dan
seterusnya
2. Jaringan komunikasi adalah suatu koneksi dari berbagai lokasi yang berbeda
melalui suatu media yang memungkinkan orang dapat mengirim dan
menerima data dan informasi
3. Pengetahuan (know-how), adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan baik, yang meliputi
a. mengenal dengan baik (familiar) dengan elemen-elemen teknologi
informasi
b. memiliki kemampuan (skill) yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah atau memanfaatkan peluang yang ada.
Beberapa keuntungan dari TI adalah kecepatan, konsistensi, ketepatan dan
kehandalan. Sedangkan tujuan dari TI adalah untuk memecahkan masalah, menciptakan
kreatifitas dan membuat manusia menjadi lebih efektif dalam melakukan kegiatannya
dibandingkan jika mereka tidak mengggunakan TI.
14
2.1.10 Definisi Data
Menurut Inmon (2002, p388), dijelaskan bahwa, “Data is a recording of fact,
concept or instructions on a storage medium for communication, retrieval, and
processing by automatic means and presentation as information that is understandable
by human being” dan dapat diartikan bahwa data ialah rekaman dari fakta, konsep atau
perintah pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pencarian dan pemrosesan
secara otomatis dan dapat memberi informasi yang dapat dimengerti.
Berdasarkan definisi yang dijelaskan di atas dapat dipahami bahwa data
merupakan fakta yang terekam dan belum diolah atau dimanipulasi. Data suatu
perusahaan biasanya diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan.
2.1.11 Definisi File
Menurut Wikipedia, file atau berkas adalah entitas dari data yang disimpan di
dalam sistem berkas yang dapat diakses dan diatur oleh pengguna. Sebuah berkas
memiliki nama yang unik dalam direktori di mana dia berada. Alamat direktori dimana
suatu berkas ditempatkan diistilahkan dengan path.
2.1.12 Access Log
Access log merupakan daftar dari semua permintaan file individu yang diminta
melalui sebuah website. Access log dapat dianalisa dan dirangkum oleh program lain
sehingga menghasilkan informasi. Jika dianalisa, access log dapat mengandung
informasi:
• Jumlah visitor homepage.
15
• Server domain name dari pengunjung seperti .edu, .com, dan .gov dan dari
online services yang lain)
• Berapa banyak request terhadap suatu halaman untuk mengetahui atau page
yang paling sering diakses (pageview).
• Hit, merupakan jumlah baris di file log (access log). Satu pageview dapat
terdiri dari satu atau beberapa hit.
16
2.2. Teori Khusus
2.2.1 Information Economics
Information Economics atau Economics of Information (http://en.wikipedia.org)
adalah cabang dari mikro ekonomi yang mempelajari bagaimana informasi
mempengaruhi ekonomi dan keputusan ekonomi.
Menurut Parker (1988, p5), Information Economics (IE) merupakan
sekumpulan alat hitung untuk mengukur manfaat dan biaya dari proyek teknologi
informasi. Dalam analisis information Economics digunakan analisa dua segi, yaitu segi
bisnis dan segi teknologi, sehingga dapat dibedakan dari justifikasi biaya tradisional
yang berangkat dari analisa biaya dan manfaat (Cost and Benefit Analysis).
Terdapat tiga komponen utama untuk menghitung score dari suatu proyek
investasi, yaitu:
1. Perhitungan ROI Enhanced
2. Penilaian pada domain bisnis.
3. Penilaian pada domain teknologi.
Faktor untuk mengkomputerisasi skor proyek
Tabel 2. 1 Faktor Perhitungan Skor Proyek
Weight simple ROI (quantification)
+ weighted business domain (assessment)
+ weight technology domain (assessment)
= PROJECT SCORE
Weight simple ROI merupakan justifikasi finansial yang menggunakan ketiga
lembar kerja yang diselesaikan sebelumnya. Ada 5 (lima) variabel yang
dipertimbangkan menurut Parker (1988, p102). Di dalam bukunya dia
17
mempertimbangkan dalam kalkulasi simple ROI, yaitu traditional cost benefit, value
linking, value accelaration, value restructuring, dan innovation valuation. Traditional
cost benefit adalah mutlak dilakukan sedangkan keempat faktor lainnya tergantung dari
sifat teknologi informasi yang diimplementasikan.
Tabel 2. 2 Hubungan Variabel Simple ROI
Untuk mendapatkan skor domain bisnis dan domain teknologi terdapat variabel
yang perlu dibobot, dievaluasi dan diformulasikan melalui beberapa lembar kuesioner
maupun tanya jawab langsung. Variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2. 3 Variabel Pembobotan Domain
Category Business domain Technology domain
Strategic value Strategic match Competitive advantage Competitive response Management information
Strategic IS architecture
Organization risk and uncertainty
Project is organization risk Definitional uncertainty Technical uncertainty IS infrastructure risk
Cost benefit
+ value linking
+ Value accelaration
+ Value restructuring
+ innovation valuation
= input simple ROI
18
Information Economics tools diaplikasikan untuk mendefinisikan value dan menciptakan
proses pengambilan keputusan Information Economics. Implementasi dari kedua hal
tersebut dapat divisualisasikan seperti pada Gambar 2.3 yang juga merupakan langkah-
langkah untuk mengevaluasi Information Economics.
Gambar 2. 3 Evaluasi Information Economics
Gambar 2.3 menjelaskan bagaimana proses evaluasi yang dilakukan oleh
beberapa group manajemen yang dipengaruhi oleh proyek. Proses bertujuan untuk
mengembangkan suatu ukuran nilai dan pengertian akan biaya dan sumber yang
potensial dari kegagalan atau resiko.Evaluasi juga mencakup kelayakan bisnis, nilai dan
pengaruh terhadap performansi bisnis dan identifikasi resiko. Pertama, tiap kesempatan
berinvestasi dievaluasi, baik itu infrastruktur atau aplikasi proyek. Kedua, proyek diberi
ranking oleh pihak manajemen. Hasilnya adalah sebuah pandangan kemungkinan
berinvestasi dengan pertimbangan nilai dari investasi yang diukur dengan Information
Economics.
19
Parker menglasifikasikan manfaat SI/TI ke dalam tiga bagian (Parker, 1988)
yaitu:
• Tangible benefit
Manfaat nyata atau yang berpengaruh secara langsung terhadap keuntungan
perusahaan. Contohnya meningkatkan produktivitas, mengurangi penggunaan
kertas, dan sebagainya. Analisis terhadap tangible benefit atau yang bersifat
kuantitatif menggunakan perhitungan dengan metode simple ROI- Traditional
Cost-Benefit Analysis (TCBA).
• Quasi benefit
Manfaat yang berada di ruang “abu-abu”, atau yang berpengaruh langsung
terhadap keuntungan tetapi susah dihitung ataupun sebaliknya, tidak berpengaruh
secara langsung terhadap keuntungan tetapi dapat dihitung. Contohnya
memperbaiki proses perencanaan, perbaikan pengambilan keputusan, dan
sebagainya. Analisis terhadap quasi benefit menggunakan perhitungan dengan:
a. Value acceleration (VA): percepatan perolehan manfaat dan
penghematan biaya karena hubungan dua fungsi dalam hubungan sebab
akibat, biasanya dipicu oleh suatu waktu atau perbaikan di bagian lain
(ripple effect).
b. Value linking (VL): sama dengan value acceleration tetapi tidak
bergantung pada waktu
c. Value restructuring (VR): mengacu pada nilai yang berhubungan
dengan suatu pekerjaan atau fungsi bagian; diukur dengan peningkatan
produktivitas yang didapat dari usaha pada suatu bagian dari aktivitas
dengan manfaat yang lebih rendah menjadi meningkat lebih tinggi.
20
d. Innovation valuation : aplikasi SI/TI yang inovatif menjadi penggerak
dalam perubahan strategi bisnis, produk dan layanan, serta domain
bisnis dari organisasi.
• Intangible benefit
Manfaat tidak nyata atau yang dapat dilihat mempunyai dampak positif bagi
perusahaan, tetapi tidak secara langsung berpengaruh pada keuntungan.
Contohnya meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan moral pegawai, dan
sebagainya. Analisis terhadap intangible benefit menggunakan dua penilaian
yaitu:
1. Business Domain
Komponen-komponen penilaian dari domain bisnis antara lain:
a. Strategic match : manfaat TI diukur melalui seberapa besar
dukungannya terhadap pencapaian tujuan strategis organisasi atau
besarnya kontribusi terhadap kegiatan-kegiatan operasional untuk
mecapai tujuan tersebut.
b. Competitive advantage: manfaat TI diukur melalui kontribusinya
terhadap pencapaian keuntungan kompetitif organisasi.
Penggunaan potensial TI adalah untuk menciptakan rintangan
persaingan. Dengan demikian, proyek-proyek teknologi yang
mendukung sistem antar organisasi (inter-organizational system)
memiliki manfaat yang lebih tinggi.
c. Management information support: kategori ini menilai kontribusi
proyek-proyek teknologi informasi terhadap kebutuhan
manajemen akan informasi dalam pengambilan keputusan.
21
d. Competitive response: manfaat proyek-proyek teknologi informasi
diukur melalui seberapa besar resiko persaingan jika proyek
tersebut tertunda atau tidak dilaksanakan. Semakin proyek tersebut
tidak dapat ditunda, maka manfaatnya semakin tinggi.
2. Technology Domain
Komponen-komponen penilaian dari domain ini antara lain:
a. Strategic IS Architecture : manfaat proyek SI/TI diukur melalui
tingkat kesesuaian proyek tersebut terhadap perencanaan SI/TI
secara keseluruhan.
b. Defitional Uncertainty: manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa
besar ketidakpastian akibat perubahan dari target.
c. Technical Uncertainty: manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa
besar ketergantungan proyek terhadap keahlian, perangkat keras,
perangkat lunak dan sistem.
d. IT Infrastructure Risk: manfaat proyek SI/TI diukur dari seberapa
pentingnya investasi nonproyek untuk mengakomodasi proyek ini.
Tabel 2. 4 Lembar Kerja Information Economics
Evaluator Business Domain Technology Domain Weight score
Factor ROI +
SM +
CA +
MI +
CR +
OR -
SA +
DU -
TU -
IR -
Business Domain
Technology Domain
Weight value
Measurement ROI: Enhanced simple Return on Investment score Business Domain Assessment
22
SM: Strategic Match CA: Competitive Advantages MI: Management Information CR: Competitive Response OR: Project or Organization Risk Technology Domain Assessment SA: Strategic IT Architecture DU: Definitional Uncertainty TU: Technical Uncertainty IR: IT Infrastructure Risk
2.2.2 Nilai
Information Economics juga mempertimbangkan nilai dari teknologi informasi.
Nilai adalah keuntungan yang diperoleh atas persaingan yang direfleksikan dari kinerja
bisnis sekarang dan di masa mendatang. Dimana nilai akan menambah keuntungan lebih
dari para perusahaan pesaingnya dimana nilai tersebut akan membuat manajemen akan
menginvestasikan dananya. Nilai akan dibedakan menjadi dua, yaitu nilai berdasarkan
bisnis dan nilai berdasarkan teknologi (Parker 1988, p64).
2.2.3 Biaya
Untuk melakukan investasi diperlukan biaya. Biaya merupakan pengukuran atas
jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk memperoleh sebuah produk. Biaya
dinyatakan dalam ukuran mata uang (misalnya, rupiah). Dalam Information Economics
terdapat 2 (dua) jenis biaya, yaitu biaya pengembangan (development cost) dan beban
berjalan (ongoing expense). Beban pemeliharaan (maintenance) termasuk dalam biaya
berjalan (Parker 1988, p90). Biaya menurut Hughes, et al (2006, p54) terdiri dari 3
kategori biaya berdasarkan daur hidup proyek, yaitu:
23
1. Biaya pengembangan, biaya ini meliputi gaji dan biaya pegawai lainnya dari
staff yang terlibat dalam pengembangan proyek dan seluruh biaya yang
berhubungan.
2. Biaya Implementasi, meliputi biaya menerapkan sistem baru tersebut tetapi
juga dapat meliputi biaya penggantian sistem, recruitment, dan pelatihan staf.
3. Biaya operasional, meliputi biaya operasi sistem yang terjadi setelah sistem
diinstal dan dijalankan.
Ketiga biaya tersebut sama dengan kategori biaya yang diuraikan oleh Parker.
Hanya saja Hughes dan Cotterell memisahkan biaya pengembangan dengan biaya
implementasi.
Sedangkan Schwalbe (2000, p 144) mengklasifikasikan biaya berdasarkan
proses manajemen biaya proyek yang meliputi :
1. Resource Planning, meliputi penjelasan sumber daya apa yang dibutuhkan
(SDM, peralatan dan material), dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan.
Hasil dari proses perencanaan sumber daya adalah daftar kebutuhan sumber
daya.
2. Cost Estimating, meliputi perkiraan pengembangan atau estimasi biaya
sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
3. Cost Budgeting, meliputi alokasi estimasi biaya keseluruhan untuk individual
work items untuk membangun dasar kepastian kinerja.
4. Cost Control, mengontrol perubahan yang terjadi untuk anggaran proyek.
Keputusan melibatkan pemilihan antar alternatif – alternatif yang ada. Dalam
keputusan bisnis setiap alternatif mempunyai biaya dan manfaat yang dibandingkan
dengan biaya dan manfaat dari alternatif lainnya.
24
Dengan demikian biaya adalah segala jenis pengeluaran yang dibebankan yang
akan digunakan untuk proses pengembangan, pemeliharaan, hingga akhir penggunaan
dari sesuatu yang akan diinvestasikan perusahaan.
2.2.4 Manfaat
Manfaat merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasikan suatu
keuntungan, laba atau sesuatu yang didapatkan oleh individu maupun organisasi. Suatu
pemikiran dasar atas manfaat bahwa manfaat dari investasi teknologi informasi harus
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Remenyi et al (1995, p40) mendefinisikan manfaat (benefit) dari teknologi
informasi adalah merupakan suatu keuntungan atau kebaikan yang diperoleh dengan
teknologi informasi terhadap suatu perusahaan yang bersedia untuk membayar atas
penggunaan teknologi informasi tersebut.
Ada 3 (tiga) macam manfaat menurut Parker (1988, p92) yaitu :
a. Tangible benefits, merupakan manfaat yang memiliki dampak rupiah yang
diketahui terhadap arus kas.
b. Quasi – tangible benefits, berfokus pada peningkatan efisiensi proses kerja
dalam perusahaan.
c. Intangible benefits, berfokus pada peningkatan efektivitas proses kerja dalam
perusahaan.
Sedangkan menurut Remenyi et al (1995, p41), manfaat teknologi informasi
dibagi menjadi 2 kategori yaitu, intangible benefits dan tangible benefits. Tangible
benefits merupakan manfaat yang secara langsung meningkatkan kinerja perusahaan,
seperti mengurangi biaya, sehingga dapat dilihat pada rekening perusahaan sebagai
25
peningkatan laba dan mungkin dalam pengembalian invetasi (ROI). Sedangkan
intangible benefits merupakan manfaat yang mempermudah pekerjaan dalam organisasi
tetapi tidak secara langsung dapat diidentifikasi dalam peningkatan kinerja sehingga
manfaat ini tidak dapat dilihat dengan mudah dalam rekening perusahaan.
Remenyi juga mengklasifikasi lebih lanjut kedua jenis manfaat tersebut ke
dalam IT benefit Matrix (1995, p42). Klasifikasi tersebut mengembangkan 2 jenis
manfaat di atas menjadi 4 jenis manfaat, yaitu :
a. Tangible Measurable, merupakan manfaat yang membawa dampak langsung
terhadap profitabilitas perusahaan dan dapat diukur secara objektif.
b. Tangible Unmeasurable, merupakan manfaat yang membawa dampak
langsung terhadap profitabilitas perusahaan tetapi sulit untuk langsung
diukur.
c. Intangible Measurable, merupakan manfaat yang tidak membawa dampak
langsung terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi manfaat tersebut dapat
diukur.
d. Intangible Unmeasurable, merupakan manfaat yang tidak membawa dampak
langsung terhadap profitabilitas perusahaan, dan manfaat tersebut sulit
diukur.
26
Gambar 2. 4 IT Benefit Matrix
Jika dikaitkan antara Remenyi dan Parker, maka akan didapatkan hubungan
seperti ini:
• Tangible measurable merupakan tangible benefits.
• Tangible unmeasurable dan intangible measurable merupakan quasi –
Tangible.
• Intangible unmeasurable merupakan intangible benefits.
2.2.5 Analisis Dua Domain
Aktivitas dalam suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi 2 bagian besar,
yaitu aktivitas - aktivitas bisnis dan aktivitas – aktivitas pendukung teknologi. Istilah
”Domain” digunakan untuk mengkarakteristikan perbedaan kedua aktivitas – aktivitas
tersebut. Domain Bisnis merupakan pemakai dari teknologi informasi sedangkan domain
teknologi adalah penyedia layanan teknologi informasi. Kedua domain inilah yang
membentuk Information Economics (Parker, 1988, p26).
Gambar 2.5 menekankan perbedaan antara biaya dan nilai dalam dua domain.
Dari sudut pandang domain bisnis, nilai diciptakan dengan penggunaan dari teknologi
informasi untuk menghasilkan pendapatan, mengurangi biaya, meningkatkan efektivitas
27
atau nilai. Dari sudut pandang domain teknologi, nilai dapat dilihat dari manfaat yang
didapat oleh domain bisnis atas penggunaan teknologi informasi.
Gambar 2. 5 Perbedaan Nilai dan Biaya
2.2.6 Cost Benefit Analysis
Teknik analisa manfaat dan biaya merupakan langkah awal memeriksa dampak
ekonomis yang mencapai Information Economics. Hughes dan Cotterell (2006, p53)
menyatakan cara yang paling umum untuk melakukan penilaian ekonomis dari sistem
informasi atau produk software yang akan dibuat, adalah dengan membandingkan biaya
yang dikeluarkan dari pengembangan dan operasi sistem dengan keuntungan yang
diperoleh dengan penempatan sistem informasi atau produk software tersebut.
Ada 2 standar untuk mengevaluasi keuntungan ekonomis dari beberapa proyek
dalam cost benefit analysis terdiri dari 2 langkah:
28
• Mengidentifikasi dan mengestimasikan seluruh biaya dan manfaat dari
aplikasi proyek dan operasi. Hal ini meliputi biaya pengembangan, biaya
operasi dan manfaat tambahan yang diharapkan dari sistem yang baru.
• Menyatakan biaya dan manfaat tersebut dalam unit umum. Perlu evaluasi
jumlah manfaat, dengan perbedaan antara total keuntungan dan total biaya
dari pembuatan dan operasi sistem.
Penganggaran modal digunakan untuk menjelaskan pengeluaran perencanaan
proyek yang penting yang memiliki keterlibatan jangka panjang. Manajer harus dengan
hati – hati memilih proyek yang menjanjikan pengembalian di masa depan yang besar.
Penganggaran modal melibatkan investasi. Perusahaan harus melakukan pendanaan saat
ini salam rangka menerima pengembalian di masa mendatang.
2.2.7 Justifikasi Finansial
Terdapat 5 (lima) teknik justifikasi finansial yang digunakan dalam Information
Economics untuk mengukur dan menilai aplikasi teknologi informasi yang potensial,
yaitu traditional cost-benefit analysis, value linking, value acceleration, value
restructuring, dan innovation valuation.
2.2.8 Teknik IE Menghitung ROI
Kalkulasi ROI (Return On Investment) sederhana diperoleh berdasarkan pada
perhitungan Cost-Benefit Analysis (CBA), value linking, value acceleration, value
restructuring, dan innovation valuation. Traditional cost benefit adalah mutlak
dilakukan sedangkan keempat faktor lainnya tergantung dari sifat teknologi informasi
yang akan diimplementasikan.
29
Gambar 2. 6 Teknik IE Untuk Menghitung Simple ROI
2.2.9 Faktor dalam Perhitungan Skor Proyek
Setelah nilai ROI diperoleh maka selanjutnya terdapat pembobotan dari tiga
faktor atau variabel, dimana variabel – variabel tersebut akan dijumlahkan untuk
mendapatkan skor proyek. Variabel – variabel tersebut adalah weighted simple ROI,
weighted Business Domain, dan weighted Technology domain (Parker,1988, p102).
Gambar 2. 7 Faktor- Faktor dalam perhitungan skor proyek
Weighted simple ROI merupakan justifikasi finansial yang menggunakan ketiga
lembar kertas kerja untuk mencari ROI investasi proyek yang diselesaikan sebelumnya.
Faktor Weighted Business Domain meliputi penilaian dari nilai dan resiko yang
berhubungan dengan strategic values, stakeholder values, business strategy risk, Project
or Business organizational risk. Faktor weighted Technology Domain meliputi penilaian
dari nilai dan resiko dari strategic IT architecture, IT Strategy Risk, Definitional
Uncertainty, Technical Uncertainty, dan IT Infrastructure Risk.
2.2.10 Tiga Kertas Kerja ROI
Untuk mengkalkulasi ROI sederhana, digunakan 3 (tiga) jenis kertas kerja, yaitu:
1. Development Cost Worksheet
30
Development Cost Worksheet terdiri dari 5 (lima) kategori, yaitu usaha
pengembangan (development effort), perangkat keras baru (new hardware),
perangkat lunak baru (new purchased software), pelatihan user, dan biaya-biaya
lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2. 8 Development Cost Worksheet
2. Ongoing Expense Worksheet
Ongoing Expense Worksheet dibagi menjadi 6 kategori, yaitu
pemeliharaan aplikasi perangkat lunak (application software maintenance),
beban – beban penyimpanan data (incremental data storage expenses),
komunikasi (incremental communication), penyewaan perangkat lunak dan
perangkat keras (new software and hardware lease), perlengkapan (supplies),
dan lain-lainnya pada Gambar 2.9.
31
Gambar 2. 9 Ongoing Expense Worksheet
3. Economics Impact Worksheet
Kertas kerja ini meringkas dampak ekonomis suatu proyek. Pemberian
skor dampak ekonomis didasarkan pada perhitungan ROI dari arus kas bersih
proyek yang diaplikasikan secara periodik selama 5 periode tahunan pada
umumnya. Pertama, investasi bersih yang dibutuhkan ditetapkan. Angka ini
diperoleh dari kertas kerja biaya pengembangan. Lalu arus kas tahunan
ditetapkan. Angka ini diperoleh dari manfaat ekonomis bersih dikurangi biaya
operasi. Selisihnya, pendapatan sebelum pajak, dikurangi dengan beban-beban
berjalan, menghasilkan arus kas bersih per tahun. ROI dihitung dengan membagi
rata - rata arus kas bersih dengan investasi yang dibutuhkan. Kemudian skor
dampak ekonomis dapat ditentukan.
32
Gambar 2. 10 Economics Impact Worksheet
2.2.11 Value Linking and Value Acceleration
Value linking adalah manfaat yang diperoleh berupa peningkatan kinerja satu
atau sejumlah fungsi bisnis atau organisasi karena adanya implementasi teknologi
informasi. Contohnya: fungsi back office yang sarat dengan pengeluaran untuk
keperluan alat-alat kantor dapat secara signifikan dikurangi karena
diimplementasikannya TI, atau semakin meningkatnya kompetensi sumber daya
manusia perusahaan karena organisasi menerapkan konsep computer based training.
Value acceleration adalah evaluasi secara financial setiap percepatan waktu
terciptanya manfaat bagi organisasi. Contohnya, fungsi ATM (Automated Teller
machine) dapat memberikan kinerja pelayanan jauh lebih cepat dibandingkan dengan
tradisional teller atau customer service dalam hal mentransfer dana, mengambil tunai,
menabung, atau membayar tagihan. Selain fungsi operasional, secara strategis pun
33
keberadaan teknologi informasi dalam memberikan manfaat dakan dimenci kecepatan
yang tinggi seperti dalam hal pembukaan cabang barus secara virtual, pengembangan
pasar secara international, peningkatan transaksi perdagangan, dan lain-lain.
Manfaat Value Linking dan Value Acceleration dapat berbentuk penghematan,
kinerja yang lebih baik, peningkatan keuntungan (Parker, 1988, p111). Value linking
mengikat efek – efek dari teknologi informasi hasil pengukuran sampai mencapai
peningkatan pendapatan, pengurangan biaya, dan atau rata – rata pertumbuhan. Value
acceleration mengikat faktor – faktor yang sama untuk pencapaian lebih awal dari sekali
manfaat (dan biaya).
2.2.12 Value Restructuring
Value restructuring mengevaluasi nilai (va1ue) yang terjadi karena
restrukturisasi sebuah fungsi pekerjaan atau departemen (proses bisnis). Value
restructuring mengukur nilai dan peningkatan produktivitas yang dihasilkan dan
perubahan organisasional. Restrukturisasi yang dimaksud terjadi ketika sejumlah
rangkaian proses yang terjadi di perusahaan didesain kembali secara lebih ramping
sebagai dampak dilibatkannya perangkat teknologi informasi dalam bisnis.
2.2.13 Innovation Valuation
Innovation Valuation merupakan kemampuan teknologi informasi dalam
menciptakan produk-produk dan jasa-jasa baru yang dapat ditawarkan ke pasar. Inovasi
mengubah pola atau cara bagaimana organisasi menjalankan bisnisnya. Contohnya:
SMS (Short Messaging Services) mampu mengembangkan beraagam pasar baru karena
kemampuannya melahirkan sejumlah produk dan jasa yang sebelumnya tidak pernah
34
terpikirkan seperti: membeli pulsa, pesan tiket, jajak pendapat. Hal ini memberikan
manfaat yang signifikan bagi perusahaan yang berhasil menerapkannya.
2.2.14 Analisis SWOT
Menurut Kotler (2002, p88-89), analisis SWOT merupakan evaluasi terharap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini dibagi ke dalam
dua bagian yaitu analisis lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan analisis
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan).
Menurut Pearce dan Robinson (2000, p202-204), analisis SWOT adalah analisis
yang berdasarkan pada anggapain bahwa suatu strategi yang efektif berasal dari sumber
daya internal suatu perusahaan (Strengths dan Weaknesses), dan sumber daya eksternal
suatu perusahaan (Opportunities dan Threats).
• Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari
pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing.
• Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan
yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Keterbatasan dalam
fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, keterampilan
pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
35
• Opportunity (Peluang)
Suatu daerah dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan dan
untuk merebut lebih banyak konsumen dibandingkan dengan para pesaing.
• Threats (Ancaman)
Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para pesaing
dalam merebut konsumen.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah
sebagai kerangka kerja/paduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi
alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
Menurut Rangkuti (2004, p18-32), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Alat yang dipakai untuk
menyusun factor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik
ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategis.
36
Tabel 2. 5 Matriks SWOT
IFAS EFAS
Strength (S) Faktor kekuatan internal
Weakness (W) Faktor kelemahan internal
Opportunity (O) Faktor peluang eksternal
Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats (S) Faktor ancaman eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
StrategiWT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghibdari ancaman
Keterangan:
• Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
• Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman
• Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
• Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.