32
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.620), Sistem adalah sebuah kumpulan dari komponen yang berinteraksi satu sama lainnya yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.6), informasi adalah sesuatu yang berarti dan berguna bagi orang lain. Menurut Volonino (2010, p.41), informasi adalah data yang telah disusun atau diolah sehingga memiliki arti dan harga kepada penerima, Si penerima menafsirkan apa artinya dan mengambil kesimpulan dan keterlibatan dari informasi tersebut. Sebuah video yang dipasang pada website lain juga bisa dianggap informasi. Data benda biasanya diproses menjadi suatu informasi dengan menggunakan aplikasi. Seperti mewakilkan proses dari penggunaan yang lebih spesifik dan harga nilai yang lebih tinggi daripada pengambilan dan penyimpulan yang sederhana dari database. 2.1.3 Sistem Informasi Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.620), system informasi adalah kumpulan dari perangkat keras, prangkat lunak, data, orang, dan prosedur yang bekerja sama untuk memproduksi informasi yang berkualitas. Menurut Volonino (2010 p.11), sistem informasi mengumpulkan, memproses, menganalisa, dan menybarkan informasi dengan tujuan spesifik. Seperti sitem lainnya,sebuah sitem informasi mencakup input (data, intruksi) dan outpu (laporan, kalkulasi). Sitem informasi memproses memproses input dengan menggunakan teknologi dan memproduksi output yang kemudian dikirim kepada user atau sitem lainnya melalui media jaringan. Sebuah

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Sistem

Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.620), Sistem adalah

sebuah kumpulan dari komponen yang berinteraksi satu sama lainnya yang

bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama.

2.1.2 Informasi

Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.6), informasi adalah

sesuatu yang berarti dan berguna bagi orang lain.

Menurut Volonino (2010, p.41), informasi adalah data yang telah

disusun atau diolah sehingga memiliki arti dan harga kepada penerima, Si

penerima menafsirkan apa artinya dan mengambil kesimpulan dan

keterlibatan dari informasi tersebut. Sebuah video yang dipasang pada

website lain juga bisa dianggap informasi. Data benda biasanya diproses

menjadi suatu informasi dengan menggunakan aplikasi. Seperti mewakilkan

proses dari penggunaan yang lebih spesifik dan harga nilai yang lebih tinggi

daripada pengambilan dan penyimpulan yang sederhana dari database.

2.1.3 Sistem Informasi

Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.620), system informasi

adalah kumpulan dari perangkat keras, prangkat lunak, data, orang, dan

prosedur yang bekerja sama untuk memproduksi informasi yang berkualitas.

Menurut Volonino (2010 p.11), sistem informasi mengumpulkan,

memproses, menganalisa, dan menybarkan informasi dengan tujuan spesifik.

Seperti sitem lainnya,sebuah sitem informasi mencakup input (data, intruksi)

dan outpu (laporan, kalkulasi). Sitem informasi memproses memproses input

dengan menggunakan teknologi dan memproduksi output yang kemudian

dikirim kepada user atau sitem lainnya melalui media jaringan. Sebuah

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

8

mekanisme umpan balik yang mengatur operasi atau proses juga berkaitan

dengan orang, prosedur, dan fasilitas berbentuk fisik dan beroperasi pada

suatu lingkungan.

2.1.4 Data

Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.6), data adalah sebuah

kumpulan dari benda yang belum diproses dan dapat berbentuk tulisan,

angka, gambar, suara, dan film.

2.1.5 Internet

Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.10), Internat adalah

sebuah kumpulan dari jaringan yang menduniadan terhubung dengan jutaan

bisnis, agen pemerintahan, institusi pendidikan, dan individual.

2.1.6 Website

Menurut Quasney, Sebok, & Freund (2011, p.13), website adalah

sebuah kumpulan dari halaman web yang berhubungan. Beberapa website

mengizinkan pengguna untuk mengakses musik dan video yang bisa diunduh

atau diownload, atau ditransfer ke media penyimpanan didalam sebuah

komputer. Banyak orang menggunakan website dengan maksud untuk

berbagi informasi pribadi, foto, dan video dengan dunia.

2.1.7 Pengertian E – Business

Laudon, Kenneth C., dan Traver, Carol Guercio yang diterjemahkan

oleh Robby (2009, p10) Menyatakan “E – Business adalah definisi e –

commerce yang lebih luas mencakup lebih dari sekedar jual beli barang dan

jasa, E – business mencakup pelayanan pelanggan, kolaborasi antara partner

bisnis dan pengguna transaksi elektronik di sebuah organisasi”.

2.1.8 Personal Home Page (PHP): Hypertext Pre-processor

Menurut Welling dan Thomson (2008, p.4), PHP adalah bahasa

pemograman berbasis server yang dirancang khusus untuk web, dalam

halaman HTML, dapat dimasukkan kode PHP yang akan dieksekusi setiap

kali halaman web tersebut diakses. Kode PHP ini akan diterjemahkan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

9

oleh web server dan akan dijalankan bersamaan dengan HTML atau output

lainnya, yang akan dilihat oleh pengunjung situs web.

Beberapa kelebihan PHP dibandingkan dengan bahasa pemograman

sejenis seperti Perl, Microsoft Active Server Pages (ASP), Java

Server Pages (JSP), dan Allaire Cold Fusion adalah:

• Kemanpuan yang tinggi

• Tidak dibutuhkan biaya untuk mendapatkan PHP

• Kemampuan untuk dapat terhubung dengan banyak sistem basis data,

seperti: MySQL, mSQL, Oracle, dbm, filepro, Hyperwave Informix,

dan Interbase.

• Mudah dipelajari dan digunakan karena PHP dibuat berdasarkan

bahasa pemograman dasar, yaitu bahasa C dan Perl.

• Dapat berjalan pada berbagai sistem operasi, seperti Linux, Solaris,

dan berbagai versi Microsoft Windows.

2.1.9 Database

• Database adalah kumpulan koleksi data-data yang berhubungan

secara logis, dan deskripsi dari data, dirancang untuk memenuhi

kebutuhan akan informasi suatu organisasi (Connolly,2005, p.15).

• Database merupakan tempat penyimpanan kumpulan data yang besar

dan tunggal yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak

departemen dan pengguna. Semua data telah terintegrasi dengan

jumlah duplikasi yang minimum. Database tidak hanya dimiliki oleh

satu departemen tetapi merupakan sumber daya bersama satu

perusahaan. Database tidak hanya memegang data operasional

organisasi, tetapi juga menyimpan deskripsi data.

2.1.10 Pengertian Analisa Sistem

Menurut Laudon (2007, p.128), analisa sistem adalah memeriksa

sebuah masalah yang ada yang akan diselesaikan oleh perusahaan

menggunakan sistem informasi.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

10

Sedangkan analisa sistem menurut Satzinger (2005, p.4), analisa

sistem adalah suatu proses untuk memahami dan mengerti sistem informasi

secara detail untuk merekomendasikan sistem informasi bagaimana

seharusnya.

Jadi, berdasarkan dua pernyataan diatas pengertian analisa sistem

dapat diambil kesimpulan bahwa analisa sistem adalah sebuah pembelajaran

mengenai sistem yang sedang berjalan dengan tujuan mencari permasalahan

yang sering muncul pada suatu sistem dan mengerti sistem informasi secara

detail dengan memberi solusi terhadap permasalahan yang ada pada sistem.

2.1.11 Analisis Strength, Weaknesses, Opportunity, Threats (SWOT)

Menurut Kurtz (2008) analisis SWOT adalah analisis yang

berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang berasal dari sumber

daya internal suatu perusahaan (Strength and Weakness) dan sumber daya

perusahaan (Opportunity and Threats).Menurut Nouri et al dalam Ommani

(Ommani, 2011) “analisis strengths, weaknesses, opportunities and threats

(SWOT) merupakan sebuah perangkat yang membantu manajer bisnis untuk

mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terlibat dalam

perusahaan bisnis.” Analisis SWOT dapat membantu manajer untuk

mendapatkan wawasan dari masa lalu dan memikirkan solusi yang mungkin

untuk masalah yang ada atau masalah yang memiliki potensi dapat terjadi, baik

untuk bisnis yang sudah ada ataupun untuk usaha baru.

Menurut Muchlisin Riadi (Riadi, 2013), Analisis SWOT memiliki

fungsi untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya

dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok

persoalan eksternal (peluang dan ancaman).

Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut

berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau

memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau

diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT

dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam

usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai

kerangka atau panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi

altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

11

� Matriks TOWS

TOWS

Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

Peluang (O)

Strategi SO

Strategi WO

Ancaman (T)

Strategi ST

Strategi WT

Gambar 2.1 Matriks TOWS

Sumber: Rangkuti, 2011

Matriks TOWS (Threat, Opportunities, Weakness, Strenght) atau yang

biasa juga disebut Matriks SWOT merupakan alat yang penting untuk membantu

manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (strengths-opportunities),

WO (weaknesess-opportunities), ST (strengths-threats), dan WT (weaknesess-

threats).

i) Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan

peluang eksternal.

ii) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal.

iii) Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal.

iv) Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan

kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Penyajian yang

sistematis dari matriks SWOT.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

12

Untuk membuat matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus

dilakukan, yaitu :

1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan

2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan

3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan

4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat

strategi SO dalam sel yang ditentukan

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan

catatstrategi WO dalam sel yang ditentukan

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan

catatstrategi ST dalam sel yang ditentukan

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan

catatstrategi WT dalam sel yang ditentukan

2.1.12 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Lonnie D. Bentley dan Jeffrey L.Whitten (2007, p.160),

perancangan sistem adalah suatu teknik menggabungkan kembali bagian-

bagian informasi yang telah dipisahkan oleh suatu sistem.

Menurut Satzinger et al. (2005, p.4), perancangan sistem adalah

proses menentukan secara rinci bagaimana komponen-komponen dari sistem

informasi harus diimplementasikan secara fisik.

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan

bahwa perancangan sistem adalah suatu proses penggabungan informasi yang

dipisah oleh sistem dan menentukan komponen sistem informasi yang

diimplementasikan

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

13

2.1.13 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Satzinger et al. (2009, p.60), object oriented analysis (OOA)

mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem

dan menunjukakkan interaksi pengguna yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas. Sedangkan object oriented design (OOD)

mendefinisikan semua jenis objek yang diperlukan untuk berkomunikasi

dengan orang dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek

berinteraksi untuk menyelesaikan tugas.

2.1.14 Unified Modeling Language (UML)

Satzinger, Jackson, & Burd (2011, p.46), menyatakan Unified

Modeling Language (UML) adalah suatu rangkaian standar konstruksi model

dan notasi yang di definisikan oleh Object Management Group (OMG).

2.1.15 Unified Process (UP)

Unified Process (UP) menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005,

p.50), adalah suatu pengembangan sistem objek orientasi metodologi yang

awal nya di kembangkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivar

Jacobson.

Gambar 2.3 Design activities in the UP life cycle

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

14

2.1.16 Activity Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.144), Activity Diagram adalah jenis

diagram alur kerja yang menggambarkan kegiatan pengguna dan aliran

sekuensial mereka. Simbol Activity Diagram:

• Synchronization Bar: sebuah simbol yang digunakan dalam

sebuah aktivitas diagram untuk mengendalikan pemisahan

atau penyatuan jalur sekuensial

• Swimlane: daerah persegi panjang pada diagram aktivitas yang

mewakili kegiatan yang dilakukan oleh agen tunggal.

Gambar 2.4 Notasi Activity Diagram

Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

15

2.1.17 Event Table

Menurut Satzinger (2005, p.169, 170, 174), Event Tabel adalah

katalog dari usecase yang menggunakan daftar peristiwa dalam baris dan

potongan kunci informasi tentang setiap peristiwa dalam kolom. Tipe dari

event:

• External event adalah suatu peristiwa yang terjadi di luar sistem,

biasanya dilakukan oleh eksternal agen atau actor.

• Temporal event adalah suatu peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari

mencapai sesuatu dalam waktu tertentu.

• State event adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika sesuatu terjadi di

dalam system yang memicu kebutuhan untuk pemrosesan.

Event table dibagi menjadi 6 bagian yaitu:

• Event : peristiwa yang menyebabkan sistem untuk melakukan

sesuatu.

• Trigger : sinyal yang memberitahu system bahwa suatu peristiwa telah

terjadi, baik kedatangan data membutuhkan pemrosesan atau titik

waktu.

• Source : agen eksternal yang memasukkan data ke sistem.

• Usecase : untuk mendefinisikan persyaratan fungsional.

• Response : output, yang dihasilkan oleh sistem, yang berjalan

ketujuannya.

• Destination : agen eksternal yang menerima data dari sistem.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

16

Gambar 2.6 Notasi Event Table

2.1.18 Use Case Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.213), Use Case Diagram adalah sebuah

diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara para pengguna

berinteraksi dengan sistem. Dalam use case diagram terdiri dari:

-Use Case adalah proses bisnis yang sedang berjalan.

-Actor adalah orang atau hal yang benar-benar berhubungan atau

berinteraksi dengan sistem.

Hubungan <<includes>> didalam usecase diagram yaitu hubungan

antara use cases dilambangkan dengan garis yang menghubungkan dengan

panah. Arah panah menunjukkan use case mana yang dimasukkan sebagai

bagian dari use case utama Proses untuk bergerak dari peristiwa bisnis untuk

mendefinisikan use case memerlukan dua langkah, dilakukan dalam iterasi:

- Identifikasi actor untuk setiap use case

- Pada saat peran actor telah diidentifikasi, ekstrak informasi dari business

event yang menggambarkan respon system untuk business event.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

17

Gambar 2.7 Notasi Use Case

2.1.19 Use Case Detailed Description

Menurut Satzinger (2005, p.220), Use Case Detailed Diagram adalah

urutan tertentu langkah-langkah dalam use case; use case mempunyai

beberapa scenario berbeda. Biasanya, use case description yang ditulis dibagi

menjadi 3 tingkat yaitu:

• Brief description: dapat digunakan untuk use case yang sederhana,

terutama ketika sistem yang dikembangkan juga kecil, aplikasi yang

mudah dimengerti.

• Intermediate Description: memperluas brief description untuk

memasukkan aktivitas internal ke dalam use case.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

18

Gambar 2.8 Intermediate Description

• Fully Developed Description : metode paling formal untuk

mendokumentasikan use case

Gambar 2.9 Fully Developed Description

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

19

Ada 2 kondisi didalam Use Case Detail Desciption yaitu:

• Precondition adalah seperangkat criteria yang harus benar sebelum awal

dari sebuah use case.

Precondition biasanya termasuk berikut ini:

• Obyek apa yang harus ada dalam sistem.

• Hubungan spesifik apa yang harus ada antara obyek, dan yang mana yang

penting

• Nilai spesifik apa yang harus diidentifikasi.

• Postcondition: seperangkat criteria yang harus benar setelah selesainya

eksekusi suatu use case.

2.1.20 Class Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.184), Domain Class Diagram adalah

diagram kelas UML yang menunjukkan hal-hal yang penting dalam pekerjaan

pengguna : masalah domain kelas, asosiasi mereka dan atribut mereka.

Hierarki di notasi class diagram adalah

-Generalisasi : penilaian bahwa kelompok mempunyai jenis yg serupa/sama

Gambar 2.10 Notasi Generalisasi pada Class Diagram

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

20

-Spesialisasi : penilaian yang mengkategorikan berbagai jenis hal

-Keseluruhan – bagian: struktur hierarki yang kelas sesuai dengan komponen

yang terkait

Keseluruhan – bagian dibagi menjadi 2:

-Agregasi: seluruh bagian hubungan antara obyek dan bagian, dimana bagian-

bagian bisa tampil secara terpisah

-Composite: seluruh bagian hubungan di mana bagian tidak dapat dipisahkan

dari obyek

Assosiation Class adalah sebuah kelas yang mewakili banyak hubungan

banyak antara dua kelas lain. Account class dibagi menjadi dua:

- Abstract Class: kelas yang tidak dapat

- dibuat (tidak ada obyek yg dapat diciptakan), yang ada hanya untuk

memungkinkan subclass mewarisi atribut, metode dan asosiasi.

- Concrete Class : kelas yg dapat dibuat obyeknya

Gambar 2.11 Contoh class diagram

2.1.21 Statechart Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.237), merupakan susunan state yang

mewakili status dari object dan panah yang mewakili transisinya.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

21

Tabel 2.1 Komponen State Chart

Pseudostate/Initial state : menggambarkan

keadaan awal dari suatu proses berupa notasi

awal dari statechart.

State : menggambarkan keadaan tertentu suatu

obejct selama masa hidupnya memenuhi suatu

syarat atau kondisi tertentu atau menunggu

suatu event.

Transition : Menggambarkan alur transisi dari

suatu transisi ke transisi dalam suatu object.

Final State : Menggambarkan kondisi akhir

dari suatu proses berupa notasi akhir dari

statechart.

Gambar 2.12 Contoh Statechart

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

22

2.1.22 First Cut Design Class Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.309), First Cut Design Class Diagram

adalah class diagram yang dikembangkan dengan memperluas diagram

domain model kelas.

Berikut ini adalah panduan dalam relationship/hubungan antar first

cut design class diagram:

• One-to-many relationships yang menunjukkan yang menunjukkan

hubungan atasan/bawahan biasanya dinavigasikan dari atasan kebawahan.

• Mandatory Relationship, di mana obyek dalam satu kelas tidak bisa ada

tanpa obyek dari kelas lain, biasanya dari independent class ke dependent

class.

• Ketika sebuah obyek dari kebutuhan informasi obyek lain, maka

mungkin diperlukan suatu navigation arrow, menunjuk baik untuk obyek itu

sendiri atau induknya dalam hierarki.

• Panah navigasi juga dapat dua arah.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

23

Gambar 2.13 First Cut Design Class Diagram

2.1.23 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.316), diagram yang menunjukan

eksekusi operasi disebuah obyek yang melibatkan pemanggilan operations

diobyek lain.

Gambar 2.14 Notasi System Sequence Diagram

Menurut Satzinger Sequence Diagram dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu :

• First Cut Sequence Diagram

• View Layer

• Data Access Layer

Use case: Availability Handler. Kemudian menambahkan obyek lain yang

perlu untuk dimasukkan pada use case. Langkah berikutnya adalah untuk

menentukan pesan lainnya harus dikirim, termasuk yang obyek harus menjadi

sumber dan tujuan dari setiap pesan, untuk mengumpulkan semua informasi

yang diperlukan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

24

Gambar 2.15 First Cut Sequence Diagram

- View Layer, melibatkan interaksi manusia-komputer dan membutuhkan

perancangan user interface untuk setiap use case. Pendesain interface

mengambil langkah-langkah dalam deskripsi use case dan mulai

mengembangkan desain dialog untuk use case, biasanya mendefinisikan satu

atau lebih bentuk-bentuk jendela atau web pengguna akan gunakan untuk

berinteraksi dengan sistem.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

25

Gambar 2.16 View Layer

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

26

- Data Layer, sistem yang lebih kompleks, yang masuk akal untuk

menciptakan kelas yang satu-satunya tanggung jawab untuk mengeksekusi

pernyataan SQL database, mendapatkan hasil dari query, dan memberikan

informasi untuk lapisan utama

Gambar 2.17 Data Layer

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

27

2.1.24 Communication Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.334), Communication Diagram dan

Sequence Diagram keduanya merupakan diagram interaksi yang mencatat,

merekam informasi yang sama. Proses perancangannya juga sama dalam

penggunaan Communication Diagram dan Sequence Diagram.

Communication Diagram berguna untuk menunjukan pandangan yang

berbeda pada use case yang menekankan hubungan.

Gambar 2.18 Communication Diagram

2.1.25 Package Diagram

Menurut Satzinger (2010, p.339), package diagram adalah sebuah

diagram high-level yang memungkinkan perancang untuk menghubungkan

semua class dalam grup terkait. Notasi pada package diagram berbentuk tab

persegi panjang dan nama package ditampilkan dalam tab.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

28

Gambar 2.19 Package Diagram

2.1.26 Update Design Class Diagram

Menurut Satzinger (2005, p.302), Design Class Diagram dan detail

interaction diagram menggunakan satu sama lain sebagai pemasukan untuk

perancangan dan dikembangkan pada waktu yang sama interaksi pertama

pada design class diagram dilakukan berdasarkan model domain dan pada

prinsip desain reenginering. Design Class Diagram sekarang dapat

dikembangkan untuk masing-masing layernya. Dalam tampilan view layer

dan data access layer, beberapa kelas harus dispesifikasikan. Domain layer

juga memiliki beberapa kelas yang ditambahkan untuk use case controllers.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

29

Gambar 2.20 Update Design Class Diagram

2.1.27 User Interface

User Interface menurut Satzinger (2005, p.442), adalah bagian dari

sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk membuat input

dan output. Menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi baru mempengaruhi

banyak sistem informasi yang ada lainnya, dan analisis harus memastikan

bahwa mereka semua bekerja bersama-sama. Beberapa interface sistem link

sistem organisasi internal, merupakan sistem lain antarmuka dengan sistem

eksternal, seperti pemasok atau rumah pelanggan. Dalam kasus lain, sistem

baru perlu berkomunikasi dengan aplikasi bahwa organisasi telah dibeli dan

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

30

diinstall. Dalam setiap kasus hanya terdaftar, analisis harus memiliki

informasi tentang setiap sistem yang akan menyentuh sistem baru.

Sistem juga harus berinteraksi dengan pengguna baik didalam maupun

diluar organisasi. User interface yang lebih dari sekedar layar, itu adalah

merupakan pengguna yang datang ke dalam kontrak dengan saat

menggunakan sistem, komseptual, dan fisik.

2.1.28 Storyboard

Storyboard menurut Satzinger (2005, p.460), adalah sebuah teknik

untuk menggambarkan serangkaian urutan tampilan layar dalam sebuah

dialog atau skenario. Gambaran tidak harus sangat detail, gambaran

hanya diperlukan untuk menjelaskan konsep dasar.

Gambar 2.21 Contoh Storyboard

2.1.29 Persistent Object

Persistent object menurut Satzinger (2005, p.66), adalah obyek yang

tersedia untuk dapat digunakan sepanjang waktu. Persistent object disebut

juga relational database yang digunakan dalam bentuk tabel yang diisi atribut

beserta dengan masing–masing nilai dari atribut tersebut. Di tiap tabel

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

31

tersebut memiliki primary key, dimana primary key tersebut merupakan

sebuah atribut yang unik.

2.1.30 Software Architecture

Menurut Satzinger et al. (2010, p.344), Software Architecture

memiliki 2 bagian yaitu:

1. Client/ Server Architecture, merupakan model umum perangkat

lunak organisasi dan dapat diimplementasikan dengan berbagai

cara. Ada 2 jenis yaitu:

a. Server: proses, modul, objek, atau komputer yang

menyediakan layanan melalui jaringan.

b. Client: Modul, proses, objek, atau komputer yang

permintaan jasa dari satu atau lebih server.

2. Three layer architecture/ server architecture, merupakan

arsitektur client/server yang membagi aplikasi ke dalam

datalayer, business logic layer, dan view layer.

3. Data Layer: bagian dari tiga lapis arsitektur yang berinteraksi

dengan database.

4. Business Logic: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi

program-program yang mengimplementasikan aturan bisnis

aplikasi.

5. View Layer: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi user

interface.

2.1.31 Pengertian Navigation Diagram

Satzinger Satzinger, Jackson dan Burd ( 2009, p504 ), navigation

diagram adalah proses mengeluarkan sebuah objek pengenal dari satu objek

dan menggunakannya untuk akses objek lain.

Christian dan Azzahra ( 2011, p42 ), “Sistem Informasi Akutansi

Pembelian Material Pada Perusahaan Kontraktor” Seminar Aplikasi

Teknologi Informasi A 41-46, navigation diagram adalah jenis khusus dari

statechart diagram yang berfokus pada dinamika keseluruhan tampilan layar.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

32

Kesimpulan dari navigation diagram adalah proses yang berfokus

pada dinamika keseluruhan tampilan layar yang mengeluarkan sebuah objek

pengenal dari satu objek dan menggunakan untuk mengakses objek lain.

2.1.32 Pengertian Penjualan

Elidjen, Gandi Cahyadi, dan Mario Andika (2011, p.2),

mendefinisikan penjualan sebagai hubungan timbal balik antara pembeli

potensial dan penjua yang memenuhi tiga tugas, yaitu mengidentifikasikan

kebutuhan dari pembeli potensial, mencocokan kebutuhan dengan satu atau

lebih barang atau layanan yang dimiliki perusahaan dan meyakinkan pembeli

membayar produk atau layanan tersebut. Penjualan merupakan sasaran akhir

dari kegiatan pemasaran karena pada bagian ini ada penetapan harga.,

diadakan perundingan dan perjanjian serah terima barang maupun cara

pembayaran yang disepakati oelh kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu

titik kepuasan. Menurut Suhendra (2007, p.2), penjualan terbagi menjadi dua

berdasarkan bentuknya yaitu:

• Penjualan Tunai

Penjualan Tunai adalah penjualan atas barang dagangan atau

jasa yang dilakukan oleh penjual kepada konsumen atau pembeli yang

pembayarannya dilakuan secara tunai/cash.

• Penjualan Kredit

Penjualan Kredit adalah penjualan barang dagangan atau jasa

yang pembayarannya dilakukan dengan memakai jangka waktu atau

batas waktu yang disepakati oleh pihak penjual dan pihak pembeli.

2.1.33 E – Commerce

Menurut Wong (2010, p.33), e-commerce adalah pembelian,

penjualan, dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. E-

commerce meliputi transfer dana secara elektronik, pertukaran dan

pengumpulan data. Semua diatur dalam sistem manajemen inventori

otomatis.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

33

2.1.34 Jenis–jenis E- Commerce

Menurut Turban et al (2008, p.168), transaksi e-commerce dapat

dilakukan antara berbagai pihak. Jenis-jenis e-commerce yang umum

dilakukan :

a) Business-to-business (B2B), dalam transaksi B2B, kedua penjual

dan pembeli adalah organisasi bisnis.

b) Collabirative commerce (C-commerce), partner bisnis

berkolaborasi secara elektronik (daripada membeli atau menjual).

c) Business-to-consumer (B2C), dalam B2C penjual adalah organisasi

bisnis dan pembelinya adalah individu.

d) Consumer-to-consumer (C2C), individu menjual produk atau jasa

kepada individu lain.

e) Business-to-business-to-consumer (B2B2C), dalam hal ini business

menjual produk atau jasa kepada business tapi mengirim jasa atau produk

kepada individu.

f) Consumers-to-business (C2B), pelanggan membuat kebutuhan akan

produk atau jasa, dan supplier yang menyediakan kebutuhan tersebut.

2.2 TEORI KHUSUS

2.2.1 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono(2010, p.2), metode penelitian diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,

yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu

dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaean

manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakuan itu dapat diamati oleh

indera manusiam sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah misalnya, mencari

barang yang ilang datang ke dukun, supaya usaha dagangnya sukses datang

ke Gunung Kawi, dan sebagainya). Sistematis artinya, proses yang digunakan

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

34

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat

logis.

2.2.2 Teknik Pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2010, p.193), pengumpulan data dapat dilakukan

dalam berbagai setting, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data

dapat dikumpulkan dengan setting alamiah (natural setting), pada

laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai

responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dll. Bila dilihat dari sumber

datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan

sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Selanjutnya bila dilihat

dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data

dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi

(pengamatan), dan gabungan ketiganya.

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribdadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun

tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face)

maupun dengan menggunakan telepon.

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan isntrumen

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

35

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative

jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawncara terstruktur ini,

setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data

mencatatnya.

b. Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur

atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau

bahkan untuk penelitian yang lebih mendalam tentan responden.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataantertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga

cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah

yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau

terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim

melalui pos atau internet.

3. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden

yang diamati tidak terlalu besar.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

36

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan

menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non

participant observation selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan,

maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak

terstruktur.

a. Observasi Berperanserta (participant Observation)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data

penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh

akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat

makna dari setiap perilaku yang nampak.

b. Observasi Non Participant

Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan

aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi

nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat

independen. Misalnya dalam suatu pusat belanja, peneliti dapat

mengamati bagaimana perilaku pembeli terhadap barang-barang apa

saja yang paling diminati pembeli saat itu.

c. Observasi terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, dimana tempatnya. Jadi

observasi terstrukur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti

tentang variabel apa yang akan diamati.

d. Observasi tidak terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

secara sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini

dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang

akan diamati.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

37

2.2.3 Variabel Penelitian

2.2.3.1 Pengertian Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010, p58), variabel penelitian pada

dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Selain itu, dapat dirumuskan juga bahwa variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

2.2.3.2 Macam-macam Variabel

Menurut Sugiyono (2010, p59), macam-macam variabel dalam

penelitian dapat dibedakan menjadi:

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, dan antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhu atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya

variabel dependen (terikat)

2. Variabel Dependen

Sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekuen,

dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

3. Variabel Moderator

Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi

(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel

independen dengan dependen.

Variabel disebut juga sebagai variabel independen kedua.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00229-SI Bab2001.pdfbertujuan untuk mencapai tujuan yang sama. 2.1.2 Informasi Menurut Quasney,

38

4. Variabel Intervening

Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis

mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan

dependen tetapi tidak dapat diamati dan diukur.

5. Variabel Kontrol

Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi

oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan

oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat

membandingkan, melalui penelitian eksperimen.