Upload
doque
View
226
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa teori umum yang digunakan
sebagai landasan teori.di bawah ini merupakan teori-teori tersebut.
2.1.1. Sistem Informasi
Untuk pengertian dan teori Sistem Informasi akan ditulis tentang definisi
menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 6) Sistem adalah kumpulan
komponen yang saling berhubungan dan mempunyai fungsi yang sama untuk
mencapai beberapa hasil yang dituju.
Menurut O’Brien (2005: 29), sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan sekumpulan
komponen yang saling berhubungan dan mempunyai fungsi dan tujuan yang
sama untuk menghasilkan dan menerima dari proses yang berjalan.
2.1.1.1. Pengertian Informasi
Berikut adalah pendapat yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian
informasi :
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 6), Informasi merupakan data
yang telah diubah atau dimanipulasi menjadi konteks yang berarti dan
berguna bagi pemakai pemakainya.
Berikut adalah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
pengertian Sistem Informasi :
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 7), Sistem Informasi adalah
kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan yang berfungsi
10
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menghasilkan output
informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis.
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 7-8), Sistem informasi terdiri
dari komponen-komponen penting, antara lain sebagai berikut :
1. Database (basis data)
Adalah basis data yang berisikan dari sekumpulan file atau table yang
berkaitan dan berhubungan antara satu sama lain, dan di dalam file atau
table tersebut berisikan data.
2. Procedures (prosedur)
Adalah sebuah instruksi, aturan, dan prosedur yang berisikan cara
bagaimana menggabungkan komponen-komponen diatas dalam rangka
memproses informasi dan menghasilkan apa yang diinginkan.
3. People (orang)
Adalah sumber daya manusia yang akan mengoperasikan hardware dan
software, berhubungan dengan mereka dan menggunakan hasil dari
pemrosesan tersebut.
4. Software (perangkat lunak)
Adalah koleksi atau sekumpulan program yang dapat memerintah
hardware-hardware yang ada untuk memproses data.
5. Hardware (perangkat keras)
Adalah sekumpulan perangkat keras yang digunakan untuk menerima
data dan informasi, memprosesnya, dan menampilkannya kembali.
6. Network (jaringan computer)
Adalah sebuah sistem jembatan perhubungan, baik menggunakan kabel
(wireline) maupun tanpa menggunakan kabel (wireless) yang memiliki
peranan penting dalam menghubungkan beberapa computer yang berbeda
untuk berbagi sumber daya yang mereka miliki.
11
Gambar 2.1. Information Systems and Component Parts
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 8)
2.1.2. Pengertian Akuntansi
Menurut Warren, Reeve and Duchac (2011: 3), akuntansi adalah sebuah
sistem informasi yang memberikan laporan kepada pengguna mengenai
kegiatan ekonomi dan kondisi dari sebuah bisnis.
Menurut Weygandt, Kimmel, and Kieso (2011: 5), akuntansi adalah
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kegiatan ekonomi suatu
organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sebuah
ilmu yang dapat mengidentifikasi, mencatat serta melaporkan kegiatan
ekonomi untuk digunakan kepada para pengguna yang berkepentingan.
2.1.3. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Rama dan Jones (2006: 5) sistem Informasi Akuntansi adalah
subsistem dari Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan informasi
akuntansi dan keuangan seperti informasi-informasi lainnya yang didapatkan
dari proses transaksi akuntansi rutin.
12
Menurut Romney dan Steinbart (2015: 10), SIA merupakan sistem yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk
menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. SIA dapat merupakan
proses sederhana secara manual, proses yang rumit menggunakan komputer
dan TI, atau proses keduanya bila digabungkan. Apapun cara yang
digunakan, prosesnya sama. SIA dan orang-orang yang menggunakannya,
harus tetap mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, dan
melaporkan data dan informasi.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, SIA adalah sistem
yang mengumpulkan, mencatat, mengolah, menyimpan dan melaporkan
informasi bagi pengambil keputusan terkait dengan aspek keuangan atas
transaksi akuntansi rutin.
2.1.3.1. Subsistem pada Sistem Informasi Akuntansi
Berdasarkan pendapat Romney dan Steinbart (2015: 11) ada enam komponen
yang terdapat dari sistem informasi akuntansi, yaitu:
a. Individu yang mengoperasikan sistem dan menjalankan fungsi yang
bervariasi.
b. Prosedur dan instruksi, baik manual maupun otomatis yang terlibat di
dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktifitas
organisasi.
c. Data tentang organisasi beserta proses bisnisnya.
d. Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses data organisasi.
e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer beserta alat di
sekelilingnya, dan alat jaringan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data serta
informasi.
f. Pengendalian internal dan jaminan keamanan yang membantu menjaga
keamanan data di dalam sistem informasi akuntansi.
13
2.1.3.2. Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi
Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menurut Rama dan Jones (2006:
6-7), antara lain:
1. Producing External Reports
Perusahaan menggunakan system informasi akuntansi untuk
menghasilkan laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
investor, kreditor, petugas pajak, agen pengatur, dan lain-lain.
2. Supporting Routine Activities
Manajer membutuhkan suatu sistem informasi akuntansi untuk
menangani aktivitas operasi rutin dalam siklus operasi perusahaan.
3. Decision Support
Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan
yang tidak berjalan rutin pada seluruh tingkat organisasi, seperti termasuk
mengetahui produk mana yang terjual dengan baik dan mana yang paling
banyak dibeli oleh konsumen.
4. Planning and Control
Sistem informasi dibutuhkan pula bagi aktivitas perencanaan dan
pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan
oleh sistem informasi, dan laporan-laporan dirancang untuk
menbandingkan anggaran dengan yang jumlah yang sesungguhnya.
5. Implementing Internal Control
Pengendalian internal termasuk kebijakan, prosedur, dan sistem informasi
yang digunakan untuk melindungi harta perusahaan dari kerugian atau
pencurian untuk memelihara akurasi data keuangan. Membangun
pengendalian ke dalam sebuah sistem informasi akuntansi yang
terkomputerisasi membantu untuk mencapai tujuan tersebut.
14
Terdapat beberapa unsur-unsur dalam sistem akuntansi, yaitu:
1. Formulir
Formulir merupakan secarik kertas yang memiliki ruang untuk disajikan dan
formulir yang merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama, yang
digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan.
3. Buku Besar dan Buku Pembantu
Buku Besar (General ledger) merupakan kumpulan rekening-rekening yang
digunakan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat
dalam jurnal.
4. Laporan
Laporan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat berupa neraca,
laporan laba ditahan atau laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan
arus kas laporan penjualan barang, laporan harga pokok produksi, laporan
biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar
utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya
dan sebagainya. (Mulyadi, 2008: 3-5)
15
2.2. Teori Khusus
Dalam teori khusus, akan dibahas teori-teori yang berkaitan dengan topik dalam
penulisan skripsi ini sebagai landasan teori. Di bawah ini merupakan teori-teori
tersebut.
2.2.1. Pengertian Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan menurut Romney & Steinbart (2015: 413) adalah
serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang
terus-menerus dengan menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan
menerima kas sebagai pembayaran atas penjualan tersebut. Tujuan dari siklus
pendapatan adalah menyediakan produk dan jasa yang tepat di tempat yang
tepat pada saat yang tepat untuk harga yang sesuai.
2.2.2. Penjualan
Sistem penjualan menurut Mulyadi (2010: 202) terdiri dari transaksi
penjualan barang atau jasa, dalam bentuk kredit ataupun tunai. Bila transaksi
terjadi secara tunai, maka barang ataupun jasa akan diberikan setelah
perusahaan menerima kas dari pelanggannya. Bila transaksi terjadi secara
kredit maka bila perusahaan telah mengirimkan barang atau menyelesaikan
jasanya maka perusahaan memiliki piutang pada pelanggannya. Dalam
penjualan secara kredit perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli
tersebut. Untuk menghindari piutang yang tidak tertagih, maka perusahaan
dapat melakukan analisis terlebih dahulu pada pembeli agar dapat menilai
kemampuan pembeli tersebut. Dalam melakukan penjualan secara kredit
berikut bagian pada perusahaan yang terkait :
a. Bagian Penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas
penerimaan order dari pelanggan. Fungsi ini juga dapat
melakukan perubahan-perubahan pada order pelanggan serta
menambahkan informasi tentang pelanggan bila diperlukan.
Namun, fungsi ini tidak dapat membatalkan penjualan atau
kontrak yang sudah disepakati ataupun merubah nomor faktur
kontrak atau penjualan.
16
b. Bagian Kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan
penilaian dan penelusuran rekam jejak dari pelanggan. Hal ini
diperlukan untuk menentukan apakah pelanggan dapat
melunasi kreditnya atau tidak, sehingga dapat ditentukan
apakah perusahaan akan menjual barangnya kepada pelanggan
tersebut atau tidak.
c. Bagian Gudang, fungsi ini pada perusahaan jasa tidak terkait.
Namun, pada perusahaan barang terkait menyiapkan barang
dan menyerahkan kepada bagian pengiriman.
d. Bagian Pengiriman, fungsi ini bertanggung jawab atas
pengiriman barang sampai kepada tangan pelanggan. Namun,
pada perusahaan jasa tidak selalu terkait.
e. Bagian Pengerjaan, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menyelesaikan jasa yang disepakati pada kontrak. Seperti,
kontrak konstruksi, kontrak peminjaman alat berat, kontrak
pengiriman suplai barang.
f. Bagian Penagihan, fungsi ini bertanggung jawab dalam
membuat serta mengirimkan tagihan atau faktur atas kontrak
atau brang yang selesai dikirmkan atau dikerjakan. Selain itu
bagian ini bertanggung jawab untuk membuat salinan tagihan
atau faktur untuk kepentingan pencatatan bagian akuntansi.
g. Bagian Akuntansi, fungsi ini bertanggung jawab dalam
mencatat segala piutang yang timbul atas penjualan secara
kredit, mengirimkan pernyataan piutang pada debitur, serta
membuat laporan atas penjualan yang terjadi pada periode
tertentu.
17
2.2.3. Pengertian Piutang
Piutang adalah jumlah yang dapat ditagih dalam bentuk tunai dari seseorang
atau perusahaan lain. Menurut Weygandt, Kieso, & Kimmel (2012: 416),
"Piutang sering kali digolongkan menjadi 3 macam yaitu :
1. Piutang usaha : Piutang yang timbul akibat dari penjualan barang atau
jasa. Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30
sampai 60 hari. Secara umum, jenis piutang ini merupakan piutang
terbesar yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Wesel Tagih : Surat utang formal yang diterbitkan sebagai bentik
pengakuan utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara
60-90 hari atau lebih lama serta mewajibkan pihak yang berutang
untuk membayar bunga.
3. Piutang Lain-lain : Merupakan piutang yang tidak termasuk dari
kedua jenis piutang diatas. Contoh dari piutang lain-lain adalah
piutang bunga, piutang karyawan, uang muka karyawan, dan restitusi
pajak penghasilan."
2.2.4. Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal. (IAI, 2010: 23.2)
Pendapatan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :
a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.
b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif
atas barang yang dijual
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal
d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan
transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut
e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan
transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. (IAI, 2010 : 23.3)
18
2.2.5. Pengakuan Pendapatan
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: 954), prinsip pengakuan
pendapatan di dalam akuntansi adalah pendapatan dapat diakui apabila
pendapatan tersebut memiliki kemungkinan dapat memberikan keuntungan
ekonomis bagi perusahaan dan keuntungan tersebut dapat diukur dengan
handal atau wajar. Terdapat empat jenis pengakuan pendapatan tergantung
dari jenis transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Setiap jenis transaksi
tentunya mempunyai prinsip pengakuan pendapatan yang berbeda. Berikut
jenis dari prinsip pengakuan pendapatan :
1. Perusahaan mengakui pendapatan dari hasil penjualan produk pada saat
tanggal penjualan barang.
2. Perusahaan mengakui pendapatan dari jasa yang diberikan, ketika jasa
tersebut sudah dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Perusahaan mengakui pendapatan dari penggunaan pihak ketiga dalam
penggunaan aset mereka, seperti bunga, sewa, dan royalti, ketika pihak
ketiga tersebut telah selesai menggunakan aset tersebut atau pada saat aset
tersebut digunakan.
4. Perusahaan mengakui pendapatan pada tanggal penjualan aset ketika
mendapatkan keuntungan atas penjualan aset diluar kegiatan bisnis utama
perusahaan.
2.2.6. Pengakuan Pendapatan Atas Jasa
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: 977), pengakuan
pendapatan atas jasa sedikit memiliki perbedaan atas pengakuan pendapat
lain. Pengakuan pendapatan atas kegiatan jasa harus memiliki 4 kriteria
utama sehingga dapat diakui sebagai pendapatan. Kriteria pengakuan
pendapatan tersebut adalah :
1. Pendapatan tersebut harus dapat diukur.
2. Memungkinkan timbulnya keuntungan ekonomis bagi perusahaan.
3. Urutan langkah penyelesaian suatu jasa harus dapat diukur.
4. Biaya yang timbul selama pengerjaan jasa harus dapat diukur.
19
Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011: 980), kegiatan proses
bisnis pada perusahaan jasa merupakan kejadian yang perlu diperhatikan
dalam pengakuan pendapatan atas jasa. Suatu transaksi jasa hanya terdiri
dari satu langkah pengerjaan saja, maka pendapatan dapat diakui pada saat
pengerjaan jasa tersebut dilakukan. Ketika suatu jasa mempunyai beberapa
langkah dalam pengerjaannya, maka pendapatan harus diakui tergantung
pada saat waktu terjadinya sebuah langkah pengerjaan tersebut dilakukan.
Metode ini dapat diterapkan di dalam tiga kondisi yang berbeda yaitu :
1. Specified number of identical or similar acts
Jumlah pendapatan yang sama dicatat pada saat tindakan yang
diharapkan menghasilkan pendapatan tersebut dilakukan.
2. Specified number of defined but not identical acts
Pendapatan diakui dengan menggunakan metode percentage-of-
completion basis menggunakan beberapa aturan tambahan yang
disesuaikan seperti biaya yang telah dikeluarkan untuk pengerjaan suatu
jasa dengan total biaya untuk menetukan presentasi penyelesaian.
3. Unspecified number of identical acts or similar acts with a fixed period
for performance
Pendapatan diakui dengan menggunakan metode straight-line basis
dalam periode tertentu atau bisa saja menggunakan metode lain jika
ditemukan bukti yang lebih pas untuk menangani pola ini.
2.2.7. Penerimaan Kas
Kas adalah alat pertukaran yang dimiliki oleh perusahaan dan siap untuk
digunakan dalam transaksi perusahaan setiap dibutuhkan dan diinginkan.
(Rudianto, 2012)
Kas dan setara kas dapat diartikan bersifat jangka pendek, investasi, dengan
tingkat likuiditas yang tinggi, siap diubah menjadi sejumlah kas yang
diketahui jumlahnya dan sangat dekat dengan maturitas mereka yang
memrepresentasikan resiko tidak signifikan dari perubahan tingkat suku
bunga. (Kieso, Weygandt & Kimmel, 2010)
20
Terdapat lima prosedur didalam system penerimaan kas yang meliputi:
1. Remmitance Entry
Pada tahap ini kasir akan mengumpulkan semua cek dan mencocokan
dengan remmitance advice yang diterima, kemudian menjumlahkan semua
cek yang diterima. Kemudian remmitance list yang berisi remmitance
advice secara keseluruhan yang telah dibuat.
2. Depositing Receipt
Salah satu salinan dari remmitance list dikirimkan kekasir yang akan
membandingkan dan merekonsiliasi. Kemudian, kasir akan membuat
deposit slip cash receipt transaction listing (jurnal). Setelah itu barulah
semua akan disetorkan ke bank.
3. Update Account Receivable
Remmitance advice digunakan untuk mengirimkan ke rekening nasabah
dalam buku besar pembantu piutang. Secara berkala, perubahan saldo
rekening dirangkum dan diteruskan ke fungsi buku besar.
4. Update General Ledger
Setelah menerima voucher jurnal dan ringkasan akun, fungsi buku besar
umum dituliskan ke rekening kas dan rekening control piutang, dan file
jurnal voucher.
5. Reconcile Cash Receipt and Deposits
Secara berkala (mingguan atau bulanan) seorang pegawai dari kantor
pengawas (atau karyawan tidak terlibat dengan prosedur penerimaan kas)
menyatukan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen-dokumen
sebagai berikut:
i. Salinan prelist yang terkait
ii. Slip penyetoran yang diterima oleh bank
iii. Jurnal voucher yang terkait. (Hall, 2008:173)
Jurnal disebut sebagai buku entry asli. Untuk setiap transaksi jurnal
menujukkan efek debit dan kredit pada akun tertentu. Dengan kata lain, jurnal
merupakan catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi
dimana terdapat debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun spesifik.
Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan, piutang usaha
dan penerimaan kas serta retur penjualan adalah sebagai berikut :
21
1. Jurnal penjualan tunai
Dr. Kas xxxx
Cr. Penjualan xxxx
Cr. PPN keluaran xxxx
2. Jurnal Penjualan kredit
Dr. Piutang Usaha xxxx
Cr. Penjualan xxxx
Cr. PPN keluaran xxxx
3. Jurnal Penerimaan kas
Dr. Kas xxxx
Cr. Piutang usaha xxxx
Cr. PPN keluaran xxxx
4. Jurnal retur penjualan
Dr. Retur dan potongan penjualan xxxx
Dr. PPN keluaran xxxx
Cr. Piutang usaha xxxx
2.2.8. Pengendalian Internal
pengendalian internal adalah suatu proses-yang dijalankan oleh dewan
komisaris manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi
operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
(Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar
Profesional Akuntan Publik”, 2011:319.2)
Tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut :
1. Keandalan Laporan Keuangan
Umumya, pengendalian yang relevan dengan suatu audit adalah
berkaitan dengan tujuan entitas dalam membuat laporan keuangan
bagi pihak luar yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
22
2. Efektivitas dan Efisiensi Operasi
Pengendalian yang berkaitan dengan tujuan operasi dan kepatuhan
mungkin relevan dengan suatu audit jika kedua tujuan tersebut
berkaitan dengan data yang dievaluasi dan digunakan auditor dalam
prosedur audit. Sebagai contoh, pengendalian yang berkaitan dengan
data non keuangan yang digunakan oleh auditor dalam prosedur
analitik.
3. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang Berlaku
Suatu entitas umumnya mempunyai pengendalian yang berkaitan
dengan tujuan yang tidak relevan dengan suatu audit dan oleh karena
itu tidak perlu dipertimbangkan. (Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) dalam bukunya “Standar Profesional Akuntan Publik”,
2011,319.3)
Pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut
ini:
1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern, menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko
yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan
4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan
orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu.
23
Menurut Rama dan Jones (2008: 133), Laporan COSO mengidentifikasi lima
komponen pengendalian internal yang saling berkaitan :
1. lingkungan pengendalian
2. penentuan risiko
3. aktivitas pengendalian
4. informasi dan akuntansi
5. pengawasan
Menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2003: 379), laporan COSO dan AU
319 mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling
berhubungan sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2. Penilaian Risiko (Risk Assestment)
3. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
5. Pemantauan (Monitoring)
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi,
yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen
pengendalian internal lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur.
Sejumlah faktor membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Integritas dan nilai etika
b) Komitmen terhadap kompetensi
c) Dewan direksi dan komite audit
d) Filosofi dan gaya operasi manajemen
e) Struktur organisasi
f) Penetapan wewenang dan tanggung jawab
g) Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia.
24
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
identifikasi, analisis, dan manajemen terhadap risiko yang relevan dengan
penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Penilaian risiko oleh manajemen juga harus mencakup pertimbangan
khusus atas risiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti :
1) Perubahan dalam lingkungan operasi
2) Personel baru
3) Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi
4) Pertumbuhan yang cepat
5) Teknologi baru
6) Lini, produk, atau aktivitas baru
7) Restrukturisasi perusahaan
8) Operasi di luar negeri
9) Pernyataan akuntansi
3. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)
Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan
keuangan, yang memasukkan sistem akuntansi, terdiri dari metode-
metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan
transaksi-transaksi entitas (dan juga kejadian-kejadian serta kondisi-
kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan
kewajiban-kewajiban yang berhubungan. Komunikasi melibatkan
penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan
tanggungjawab individu berkenaan dengan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan berkenaan dengan risiko telah diambil untuk pencapaian
25
tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional.
Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan
dapat dikategorikan dalam berbagai cara, yaitu :
a) Pemisahan tugas
b) Pengendalian pemrosesan informasi
i. Pengendalian umum
ii. Pengendalian aplikasi
c) Pengendalian fisik
d) Review kinerja
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja
pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan
penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar
waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. (IAPI
(2011:319.2)
2.2.9. Perusahaan Jasa
Menurut Yulius (2012: 3), "Perusahaan jasa adalah sebuah badan usaha yg
bergerak secara utama dalam penyampaian jasa pada konsumen dan tidak
memproduksi atau menjual barang secara langsung terhadap konsumen”
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan dagang umumnya terletak
pada bidang usahanya. Perusahaan jasa tidak menjual barang secara langsung
pada konsumen, sementara perusahaan dagang sebaliknya. Perusahaan
dagang memiliki persediaan barang dagang awal dan akhir yang akan dijual
pada konsumen, sementara perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang
dagang tersebut.
2.2.10. Manajemen Proyek
“Manajemen proyek adalah penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan,
dan teknik untuk kegiatan proyek untuk memenuhi atau melampaui
kebutuhan dan harapan stakholder dari proyek” (Marchewka, 2008: 9).
26
Marchewka (2008: 11) menyebutkan 4 bagian utama yang terlibat secara
langsung dalam manajemen proyek, yaitu:
1. Project Manajer, manajer proyek merupakan ketua tim dan bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa seluruh manajemen proyek dan proses
pengembangan teknis dijalankan dan mengikuti perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya.
2. Project Sponsor, sponsor proyek dapat berupa klien, pelanggan maupun
manajer perusahaan yang akan menyediakan seluruh sumber daya yang
dibutuhkan.
3. Subject Matter Experts (SME), ahli pembelajaran yang dibutuhkan untuk
mendukung proyek.
4.Technical Experts (TE), ahli teknis dibutuhkan untuk memberikan solusi
teknis terhadap masalah perusahaan.
2.2.10.1. Resiko
Suatu kejadian atau peristiwa yang yang tidak menentu, jika terjadi memiliki
dampak positif atau negatif terhadap tujuan dari pelaksana proyek tersebut.
2.2.10.2. Sub-contractor
Kontraktor-kontraktor baik skala besar maupun kecil di bawah naungan main
contractor. Jadwal kerja dan instruksi, sub-contractor selalu mengikuti main
contractor. Sub-contractor ada yang dibawah main contractor juga ada yang
di bawah langsung owner. Yang di bawah langsung owner biasanya nego
harga biaya proyek lebih rendah dari yang ditawarkan main contractor.
2.2.11. Chart Of Account
Menurut Weygandt (2011:60), chart of account adalah daftar akun dan nomor
akun yang diidentfikasi dalam buku besar. Menurut Purcell, Melanie (2014,
51), chart of account mencerminkan:
1. Sumber dan pengguna uang.
2. Struktur akuntansi.
3. Kegiatan dan tanggung jawab unit dalam struktur.
27
2.2.12. Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 yang terdapat pada buku
karangan Mardiasmo (2010: 273), “Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
merupakan pajak tidak langsung yang dikenakan atas konsumsi dalam
negeri.”
Masih menurut Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 yang terdapat pada
buku karangan Mardiasmo (2010: 274, 278) berikut ini adalah hal-hal yang
berkaitan dengan pajak pertambahan nilai, yaitu:
a. Pajak masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah
dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena perolehan Barang
Kena Pajak (BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP) dan atau
pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah Pabean dan atau
pemanfaatan JKP dari luar daerah Pabean dan atau impor BKP.
b. Pajak keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib
dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP,
atau ekspor BKP.
c. Masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan satu
bulantekwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri Keuangan paling lama tiga bulan tekwim.
Menurut peraturan pemerintah, terdapat tiga kategori perhitungan tarif
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) antara lain:
a) Tarif umum – 10%
b) Tarif 0% untuk ekspor BKP Berwujud; ekspor BKP Tidak Berwujud
dan ekspor Jasa Kena Pajak
c) Tarif PPN umum lain dapat berkisar antara 5-15%
28
2.3. Teori Diagram
Dalam teori diagram akan dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan topik dalam penulisan skripsi ini, meliputi Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi, dan Unified Model Process (UML) beserta
pengertian dari tiap diagram.
2.3.1. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010: 4) System Analysis is the
process of understanding and specifying in detail what the information
system should accomplish.
Analisis sistem adalah proses pemahaman dan menetapkan apa yang
seharusnya dicapai oleh sistem secara detail.
Menurut Shelly, Rosenblatt (2012: 142) analisis sistem terdiri dari 4
aktivitas utama :
1) Requirements Modeling
Aktivitas yang dilakukan disini meliputi pencarian fakta-fakta yang
menggambarkan sistem berjalan dan mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan untuk pembuatan sistem baru seperti input, output, proses,
kinerja, dan keamanan sistem.
2) Data and Process Modeling
Aktivitas yang dilakukan disini adalah melanjutkan pembuatan model
proses dengan mempelajari bagaimana data dan proses sistem
digambarkan secara grafis dengan menggunakan teknik analisis
terstruktur yang mengidentifikasi bagaimana aliran data dalam sebuah
proses, aturan bisnis yang mengubah data, dan output hasil aliran data.
3) Object Modeling
Pada aktivitas ini dilakukan pembuatan model proses yang
mengkombinasikan data dan proses pengolahan data yang disebut
dengan objek. Objek-objek ini menggambarkan manusia, benda,
transaksi, dan peristiwa yang mempengaruhi sistem.
29
4) Considerations of Development Strategies
Pada aktivitas ini dilakukan pertimbangan dari berbagai macam
pilihan pengembangan sistem dan melakukan persiapan untuk transisi
ke fase perancangan sistem.
Object Oriented Analysis (OOA) mendefinisikan semua jenis objek yang melakukan
pekerjaan dalam system dan menunjukkan apa yang dibutuhkan oleh usecase, yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas. (Satzinger, Jackson & Burd, 2010)
Object Oriented Design (OOD) mendefinisikan semua jenis objek yang diperlukan
untuk mengkomunikasikan dengan user dan perangkat didalam sistem, yang
menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan
menyempurnakan definisi setiap jenis objek sehingga dapat diimplementasikan
dengan bahasa atau kondisi spesifik. Dan Object Oriented Programming (OOP)
berarti menulis pernyataan dalam bahasa pemrograman untuk mendefinisikan apa
yang setiap jenis objek lakukan, termasuk pesan bahwa objek mengirim satu sama
lain. (Satzinger, Jackson & Burd, 2010)
2.3.2. Unified Modeling Language (UML)
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 48), Unified Modeling Language
(UML) merupakan suatu set standar konstruksi model dan notasi dikembangkan
secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek.
2.3.2.1. Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 141) activity diagram adalah sebuah
bentuk workflow diagram yang menjelaskan tentang kegiatan pengguna dan urutan
alirannya. Simbol yang digunakan yaitu:
a. Starting Activity (pseudo)
Merupakan simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas.
b. Transition Arrow
Merupakan garis penunujuk arah urutan aktivitas yang menggambarkan
transisi dari suatu aktivitas.
30
c. Activity
Merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas.
d. Ending Activity (pseudo)
Merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas.
e. Swimlane
Merupakan area persegi dalam activity diagram yang menunjukkan
aktivitas diselesaikan single agent.
f. Synchronization bar
Merupakan simbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau
penyatuan dari jalur berurutan.
g. Diamond
Merupakan simbol poin keputusan dalam alur proses mengikuti satu jalur
atau jalur lainnya.
Gambar 2.2. Activity diagram symbols
Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 142)
31
2.3.2.2 Event Table
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 168) Event table merupakan sebuah
katalog dari use case yang menyusun peristiwa pada barisnya dan kunci informasi
dari setiap kejadian pada kolomnya.
Komponen dari sebuah event table yaitu:
a. Event: Suatu peristiwa yang menjadi penyebab bagi sistem untuk melakukan
sesuatu.
b. Trigger: Suatu pertanda atau sinyal yang mennginformasikan sistem bahwa
suatu peristiwa telah terjadi, baik suatu data yang memerlukan pengolahan
atau titik waktu.
c. Source: Agen eksternal yang menyediakan data untuk sistem.
d. Use case: Kegiatan yang dilakukan sistem ketika peristiwa (event) terjadi.
e. Response: Output yang diproduksi oleh system dan memiliki tujuan.
f. Destination: Agen eksternal atau aktor yang menerima data dari sistem.
Gambar 2.3. Event Table
Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 169)
32
2.3.2.3. Use Case Diagram
Usecase diagram adalah diagram yang menunjukkan pengguna dengan
berbagai peran dan cara para pengguna berinteraksi dengan sistem.
(Satzinger, Jackson, & Burd, 2010:242)
Gambar 2.4. Simple use case with an actor.
Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010 : 243)
Otomatisasi batasan dan organisasi yang ditunjukkan di dalam usecase
diagram memperluas pengguna diagram sama halnya dengan aktor-aktor lain
dan menggunakan kasus.
Gambar 2.5. Use Case Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 244)
33
2.3.2.4. Use Case Description
Fully developed description merupakan metode yang paling formal
mendokumentasikan sebuah use case. Meskipun memerlukan waktu lebih untuk
mengerjakan, jenis dari use case description ini dapat meningkatkan kemungkinan
akan pemahaman mengenai proses bisnis.
Gambar 2.6. Use Case Descriptions
Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 174)
34
2.3.2.5. Domain Class Diagram
Domain class diagram adalah kelas diagram UML yang menunjukkan hal-hal
yang penting dalam pekerjaan pengguna: kelas masalah domain, asosiasi
mereka, dan atribut mereka.
.
Gambar 2.7. Domain Class Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 193)
2.3.2.6. Firstcut Class Diagram
Firstcut class diagram adalah Class Diagram yang dikembangkan dengan
cara memperluas diagram kelas dari domain model. Hal ini membutuhkan
dua langkah:
1). Menguraikan jenis atribut dan informasi dari nilai awal.
2). Menambahkan panah navigasi visibilitas.
35
Gambar 2.8. Firstcut Class Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 419)
2.3.2.7. System Sequence Diagram
System Sequence diagram digunakan untuk menjelaskan interaksi beberapa objek
pada waktu tertentu secara berurutan. Menurut pendapat Satzinger, Jackson, & Burd
(2010: 229-230), notasi di dalam sequence diagram adalah sebagai berikut:
1. Actor
Merupakan pengguna yang berinteraksi secara langsung dengan sistem.
2. Input message
Merupakan pesan input dari pengguna ke dalam suatu sistem.
3. Returned value
Merupakan pesan output dari suatu sistem ke pengguna, hasil dari pemrosesan input.
4. Object
Merupakan objek-objek yang berinteraksi di dalam sequence diagram.
5. Object lifeline
Menggambarkan urutan pesan dari atas ke bawah.
36
Gambar 2.9. System Sequence Diagram
Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 229)
37
2.3.2.8. Completed Three Layer Sequence Diagram
Completed three-layer sequence diagram atau yang biasa disebut data access
sequence diagram merupakan sequence diagram yang telah dikembangkan
dan dilengkapi hingga menampilkan hubungan antar sampai
database
Gambar 2.10. Completed Three-Layer Design Sequence Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 445)
38
2.3.2.9. Updated Design Class Diagram
Updated class diagram merupakan mengembangan dari setiap layer. Dalam
view data access layer di sequence diagram, harus ditambahkan beberapa
class baru sebagai use case controller. Pada updated design class diagram,
method dapat ditambahkan untuk setiap class.
Gambar 2.11. Updated Design Class Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 458)
39
2.3.2.10. Package Diagram
Package diagram adalah suatu diagram tingkat tinggi yang sederhana yang
memungkinkan perancang untuk menghubungkan kelas-kelas dengan grup yang
terelasi. Diagram ini mengilustrasikan three-design layer, yaitu view layer, domain
layer, dan data access layer dan memperlihatkan setiap lapisan sebagai paket yang
terpisah. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010)
Gambar 2.12. Package Diagram
Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2010: 341)
40
2.3.2.11. User Interface
User interface merupakan bagian dari sistem informasi yang perlu interaksi
dari pengguna untuk membuat input dan output. Menjelaskan bahwa sebuah
sistem informasi baru mempengaruhi banyak dari sistem informasi yang ada
lainnya, dan analisis harus memastikan bahwa semua bekerja bersama-sama.
Analisis harus memiliki informasi tentang setiap sistem yang akan menyentuh
sistem baru. Sistem juga harus berinteraksi dengan pengguna baik di dalam
maupun di luar organisasi. User interface yang lebih dari sekedar layar, itu
adalah merupakan pengguna yang datang dengan menggunakan sistem,
konseptual dan fisik. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2010: 442)
2.3.3. Deployment Environtment & Software Architecture
Menurut Satzinger et al. (2010: 291), Deployment Environment merupakan
perangkat keras, sistem perangkat lunak dan lingkungan jaringan dimana
sistem akan beroperasi. Pada bagian ini, menggambarkan lingkungan
penyebaran umum secara detail, dan bagian yang selanjutnya akan
mengeksplorasi pola desain terkait dan arsitektur untuk aplikasi perangkat
lunak. Dari sisi perangkat keras terdiri dari :
1). Single computer architecture
Merupakan arsitektur yang menggunakan satu sistem komputer untuk
mengeksekusi semua aplikasi perangkat lunak.
2). Multitier Architecture
Arsitektur yang mendistribusikan aplikasi yang berhubungan dengan
perangkat lunak di beberapa sistem komputer. Multitier architecture dibagi
menjadi 2 jenis :
a. Clustered Architecture: sekelompok komputer yang sama yang berbagi
beban processing dan bertindak sebagai sistem komputer tunggal yang besar.
41
b. Multi Computer: beberapa komputer yang berbeda, yang berbagi beban
pengolahan melalui spesialisasi fungsi.
c. Selain itu menurut Satzinger et al. (2010: 341) dari sisi perangkat lunak terdiri
dari:
1). Centralized Architecture, merupakan arsitektur yang menempatkan semua sumber
daya komputasi di lokasi kontrol.
2). Distributed Architecture, merupakan arsitektur yang menyebarkan sumber daya
komputasi dibeberapa tempat yang terhubung oleh sebuah jaringan komputer.
Menurut Satzinger et al. (2010: 342) Software Architecture terbagi menjadi 2 jenis
yaitu client dan server. Server yang berarti sebuah proses, modul, objek atau
komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. Sedangkan client adalah
sebuah proses, modul, objek atau komputer yang meminta layanan dari satu atau
lebih server. Contohnya: Three Tier, karena pada saat data update semua bagian
dapat melihat perubahan tersebut karena sistem antara bagian-bagian yang
mengakses terkomputerisasi sehingga dapat dilihat oleh bagian-bagian yang
mengaksesnya.
Menurut Satzinger et al. (2010: 344), Software Architecture memiliki beberapa
bagian yaitu:
1.Client/ Server Architecture, merupakan model umum perangkat lunak organisasi
dan dapat diimplementasikan dengan berbagai cara. Ada 2 jenis yaitu:
1). Server: proses, modul, objek, atau komputer yang menyediakan layanan
melalui jaringan.
2). Client: Modul, proses, objek, atau komputer yang permintaan jasa dari
satu atau lebih server.
2. Three layer architecture server architecture, merupakan arsitektur client/server
yang membagi aplikasi ke dalam data layer, business logic layer, dan view layer.
3. Data Layer: bagian dari tiga lapis arsitektur yang berinteraksi dengan database.
42
4. Business Logic: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi program-program
yang mengimplementasikan aturan bisnis aplikasi.
5. View Layer: bagian dari tiga arsitektur layer yang berisi user interface.
2.3.4. Website
Menurut Connolly dan Begg (2010: 1028) Website adalah sistem yang
menyediakan sarana informasi browsing di Internet dengan cara non-
sequential menggunakan hyperlink. Website membentuk rangkaian bangunan
yang saling terkait satu dengan lainnya dimana masing-masing dihubungkan
dengan jaringan-jaringan halaman.
2.3.5. PHP
Menurut Connolly dan Begg (2010: 1043) PHP merupakan salah satu bahasa
script dengan sumber terbuka yang cukup populer dan disertai dukungan dari
banyak web server lainnya, termasuk dukungan dari Apache HTTP Server
dan Internet Information Server Microsoft. Pengembangan dari PHP itu
sendiri juga dipengaruhi oleh sejumlah bahasa lain seperti Perl, C, dan Java
maupun juga untuk sebagian halaman extend dari server yang aktif.
2.3.6. XAMPP
XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem
operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah
sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program
Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis
dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.
43
2.4. Kerangka Pikir
Gambar 2.13. Kerangka Pikir
Fase inception yaitu melakukan studi kepustakaan terkait siklus pendapatan.
Mengumpulkan data-data terkait dengan cara wawancara dan pengamatan langsung
guna memperoleh data mengenai gambaran umum PT. Matrica Consulting seperti
visi dan misi, tugas dan wewenang serta proses bisnis yang berkaitan dengan siklus
pendapatan PT. Matrica Consulting.
Kerangka Berpikir Inception
Perencanaan Awal 1. Latar Belakang 2. Ruang Lingkup 3. Tujuan dan Manfaat 4. Metodologi Penelitan
Metodologi Penelitian 1. Penelitian Kepustakaan 2. Penelitian Lapangan, terdiri dari : o Pengamatan o Wawancara o Documentation review
Elaboration Data yang dibutuhkan dalam
melakukan analisis : o Profil Perusahaan o Struktur organisasi, tugas
dan wewenang o Proses bisnis sistem yang
berjalan o Data dan dokumen
sistem yang berjalan
Teori yang digunakan : o Sistem informasi akuntansi siklus
pendapatan o Object oriented analysis and
design (OOAD)
Menganalisis dan mengidentifikasi masalah pada sistem berjalan
Rekomendasi solusi terhadap permasalahan yang diemukan
Construction & Transition perancangan dengan metode object oriented analysis design(OOAD)
Perancangan meliputi : 1. Merancang usecase realization architecture 2. Merancang database 3. Merancang system user interface 4. Merancang system security and internal control 5. Merancang system deployment environment & software architecture
44
Setelah data terkumpul maka dilanjutkan dengan data tersebut akan
dianalisis menggunakan activity diagram guna mengidentifikasi proses
bisnis, tugas, dan wewenang terkait proses proses penjualan dan penerimaan
kas. Setelah itu, mengidentifikasi masalah terkait dengan proses penjualan
dan penerimaan kas serta memberikan rekomendasi solusi kepada perusahaan
untuk mengatasi masalah tersebut.
Setelah fase inception, kemudian akan dilanjutkan kedalam fase elaboration
dan construction dengan menggunakan metode Object Oriented Analysis and
Design pendekatan Unified Process pendekatan Satzinger. Perancangan ini
dimulai dari activity diagram yang diusulkan yang kemudian dilanjutkan
dengan event table, use case diagram, use case description, domain class
diagram, first cut class diagram, system sequence diagram, completed three
layer design sequence diagram, update design class diagram, database, dan
user interface, serta rancangan dokumen dan laporan yang akan dihasilkan.
Setelah fase elaboration dan construction selesai dilakukan, maka
dilanjutkan ke fase transition yang terdiri dari deployment environment &
software architecture, dan system security and internal control.