Bab 2 Moh. Trisda R

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bab 2

Citation preview

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian E. Juarini, B. Wibowo dan Sumanto (2008) yang berjudul Profil Usaha Itik Potong Di Pantura Jawa Barat Dan Jawa Tengah dapat diketahui bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas itik potong masih diperoleh dari itik afkir hasil budidaya itik petelur dari Indramayu, Cirebon dan Breres untuk konsumen wilayah Jabodetabek. Itik potong yang berasal dari budidaya itik jantan tidak banyak ditemui karena budidaya itik ini tergantung dari musim dan kebanyakan hanya ada disekitar tempat penetasan. Sedangkan budidaya entok hanya merupakan usaha sambilan dan tidak ditemui budidaya khusus itik pedaging di wilayah penelitian. Hasil analisis finasial usaha menunjukkan bahwa budi daya itik jantan yang digembalakan adalah paling menguntungkan (R/C= 2,01) diikuti oleh itik afkir, (R/C = 1,69) dan entok (R/C = 1,44) sementara itik jantan yang dipelihara secara intensif hanya memberikan keuntungan yang rendah (R/C = 1.13).Menurut hasil penelitian Mito dan Johan (2011) yang berjudul Pembesaran Bebek 2 Bulan Panen dapat diketahui bahwa peluang usaha itik masih terus berkembang seiring dengan permintaan pasaryang terus meningkat. Prospek-prospek ini mampu memotivasi peternak atau calon peternak untuk beternak bebek. Usaha itik pedaging atau Entok mulai berkembang karena prospeknya yang masih terbuka lebar. Sekitar tiga sampai empat tahun yang lalu mulai terjadi pergeseran selera konsumsi masyarakat. Masyarakat mulai menggemari Entok sebagai konsumsi alternatif protein asal hewan. Permintaan daging Entok awalnya dipenuhi hanya dari itik jantan apkir atau itik betina yang sudah tidak produktif. Hal itu pun hanya dipenuhi ketika itik benar-benar akan diapkir. Padahal, sebelumnya itik jantan tidak laku dijual. Itik jantan hanya digunakan untuk pembibitan atau peramai kandang. Terlebih jika dalam pembibitan banyak menghasilkan anak itik jantan yang justru dipandang merugikan. Pasalnya, anak itik jantan hanya dijual sebagai peliharaan atau mainan anak-anak. Harga jualnyapun sangat murah, yakni Rpl.000 per ekor. Seiring dengan makin banyaknya permintaan daging bebek, harga anak itik jantan turut terdongkrak. Saat ini, harga anak itik jantan (DOD) mencapai Rp2.500 per ekor. Sementara itu, untuk harga itik apkir saat ini mencapai Rp30.000-35.000 per ekor. Itik apkir memiliki bobot 1,5-2 kg, tergantung dari jenis ltik. Itik tidak dijual dengan perhitungan harga per kilogram, melainkan dengan harga per ekor.

2.2 Tinjauan Pustaka2.2.1 PertanianPertanian merupakan kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta mengelola lingkungan hidup untuk memenuhi kebutuhannya. Soetriono (2006) menyatakan, sistem agribisnis merupakan konsep yang menelaah dan menjawab berbagai masalah, tantangan, dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan pertanian, dan untuk menilai keberhasilan pembangunan pertanian serta pengaruhnya terhadap pembangunan nasional secara lebih tepat. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Soekartawi (1995) menyatakan, hal ini terlihat dari peran sektor pertanian terhadap penyedia lapangan kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Dalam rangka pemerataan pembangunan dan pelaksanaan otonomi daerah diperlukan optimalisasi pengembangan sumber daya daerah melalui pengembangan usaha pertanian rakyat yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi, baik dari segi jenis maupun mutu produk tersebut.Lahan pertanian Indonesia sudah ratusan tahun berproduksi terus-menerus, walaupun pada akhir-akhir ini sudah tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan penduduk secara lokal maupun nasional. Hal ini diakibatkan oleh laju penduduk yang telah melampaui kecepatan dan kemampuan produksi pertanian. Pemerintah Indonesia terus-rnenerus berupaya agar pertanian Indonesia lebih produktif dengan mengembangkan berbagai macam subsektor pertanian yang unggul sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia.

2.2.2 Peternakan Ilmu usaha tani atau farm management berkembang di Amerika dan Eropa sejak permulaan abad ke XX. Perkembangan ini sejalan dengan perkembangan Ilmu Ekonomi Produksi. Ilmu usaha tani juga berkembang di negara-negara lain termasuk Australia dan Taiwan. Ilmu usaha tani di Asia telah mengalami perubahan disesuaikan dengan ukuran usaha petani-petani di Asia yang pada dasarnya berusaha dalam ukuran yang kecil (small size). Walaupun petani-petani Asia berukuran skala kecil, mereka telah menerapkan prinsip-prinsip bisnis pertanian. Pengembangan sub sektor peternakan sebagai bagian dari ilmu usaha tani dalam era globalisasi ekonomi dihadapkan pada persaingan yang semakin terbuka, kondisi tersebut seharusnya dijadikan momentum untuk memacu peningkatan sumberdaya lokal, daya saing serta antisipasi masa depan.

2.2.3 Usaha Peternakan ItikUsaha peternakan adalah suatu usaha produksi yang di dasarkan pada proses biologis dari pertumbuhan ternak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia, maka manusia melakukan campur tangan langsung untuk mengendalikan dan menguasai pertumbuhan hewan ternak (Cyrilla dan Ismail, 1988).Berdasarkan pola pemeliharaan usaha ternak di Indonesia. Mubyarto (1989) mengklasifikasikannya menjadi 3 kelompok yaitu: (1) peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional. Pemeliharaan cara ini dilakukan setiap hari oleh anggota keluarga peternak diminta keterampilan peternak masih sederhana dan menggunakan bibit lokal dalam jumlah dan mutu yang relatif terbatas. Tujuan utama pemeliharaan sebagai heawan kerja dalam membajak sawah atau tegalan, (2) Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semi komersil. Keterampilan yang dimiliki peternak dapat dikatakan lumayan. Penggunaan bibit unggul, obat-obatan dan makanan penguat cenderung meningkat. Jumlah ternak yang dimiliki 2-5 ekor ternak besar dan 5-100 ekor ternak kecil terutama ayam. Tujuan utama pemeliharaan untuk menambah pendapatan keluarga dan konsumsi sendiri. (3) Peternak komersil, usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, saran produksi dengan teknologi yang agak modern. Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak terutama dibeli dari luar dalam jumlah yang besar.

2.2.4 Komoditi Itik Manila Itik yang dimasyarakat lebih dikenal dengan nama bebek (bahasa Jawa) ini nenek moyangnya merupakan itik liar (Anas moscha) yang berasal dari Amerika Utara. Namun, seiring dengan perkembangan waktu, itik liar terus dijinakkan oleh manusia hingga terbentuklah beragam jenis itik seperti yang banyak yang dipelihara saat ini dan selanjutnya lebih dikenal sebagai itik ternak (Anas domesticus) dan itik manila/entok (Anas muscovy). Bila dibandingkan dengan jenis unggas lain, penyebaran itik tergolong sangat luas karena itik dapat hidup normal didaerah subtropis maupun daerah tropis. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila itik liar bisa berimigrasi sampai ke Afrika Utara dan Asia seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam (Supriyadi, 2009).Itik telah dibudidayakan dan dikembangkan ,masyarakat secara luas dengan bangsa serta jenis yang beragam. Setiap bangsa dan jenis itik memiliki bentuk,ukuran tubuh, warna bulu, dan sifat-sifat khas lain yang berbeda satu sama lain. Namun, pada hakekatnya bangsa itik digolongkan menjadi emapat, yaitu itik petelur,pedaging,petelur dan pedaging (dwiguna), serta hias. Itik pedaging adalah bangsa itik yang memiliki produktivitas daging (karkas) tinggi, sedangkan produksi telurnya rendah. Umumnya bangsa itik pedaging berbadan besar dengan daging yang tebal. Konversi pakan menjadi daging tinggi, sedangkan konversi pakan terhadap telur rendah. Beberapa bangsa itik pedaging antara lain peking ducks (Tiongkok),itik manila (Filipina), aylesbury,rouan,buff duck,dan cayuga (diperkirakan berasal dari Amerika Serikat) (Bambang, 2011).Itik pedaging merupakan ternak unggas penghasil daging yang sangat potensial di samping ayam. Selama ini jenis itik yang dikhususkan di Indonesia sebagai itik pedaging adalah Itik Manila, yang lebih populer dengan nama entok Kelebihan ternak ini adalah lebih tahan terhadap penayakit dibandingkan dengan ayam ras sehingga pemeliharaannya mudah dan tidak banyak mengandung resiko. Daging itik merupakan sumber protein yang bermutu tinggi dan itik mampu berproduksi dengan baik, oleh karena itu pengembangannya diarahkan kepada produksi yang cepat dan tinggi sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen (Ali dan Febrianti, 2009).2.2.5 Teori ProduksiProduksi adalah suatu kegiaran yang mengubah input men jadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyata kan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi tertentu. Secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut:Y = F (X1, X2, X3, , Xn)Y= Hasil ProduksiX1, Xn= Faktor-faktor produksi

2.2.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan indikator utama yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (BPS, Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008).Sedangkan dalam Pembangunan Berkelanjutan dengan Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk Membangun Perekonomian dengan Basis Pertanian di Kabupaten Musi Banyuasin menjelaskan pengertian PDRB adalah suatu indikator untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah secara sektoral, sehingga dapat dilihat penyebab pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut (Gatot Dwi Adiatmojo 2003).Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah/propinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga yang berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomis. Sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun.2.2.7 Analisis Shift Share Analisis Shift Share adalah analisis yang bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar (regional atau nasional). Teknik analisis shift share ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (D) suatu variabel wilayah, seperti tenaga kerja, nilai tambah, pendapatan atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh- pengaruh : pertumbuhan nasional (N), industri mix/bauran industri (M), dan keunggulan kompetitif ( C ).Menurut Prasetyo Soepomo (1993) bentuk umum persamaan dari analisis shift share dan komponen-komponennya adalah : D ij = N ij + M ij + C ij

2.2.8 Efisiensi BiayaMenurut Triana et al. (2007), perhitungan dalam menentukan suatu usaha layak atau tidak diusahakan dalam artian tingkat efisiensinya antara penerimaan dan pengeluan adalah sebagai berikut: R/C ratio = Keterangan:TR = Total PenerimaanTC = Total BiayaKriteria: Jika R/C > 1, maka usaha dapat dikatakan beruntungJika R/C = 1, maka usaha dapat dikatakan impas atau tidak untung dan tidak rugiJika R/C < 1, maka usaha dapat dikatakan merugi

2.2.9 AnalisisTimeSeries/TrendAnalisistimeseries/deretberkala(trend)digunakanuntukmelakukansuat estimasi/peramalanpadamasamendatang. Metode Analisis Time Series (Trend) antara lain FreeHandMethod, SemiAverageMethod, LeastSquareMethod, dan MovingAverageMethod.

2.2.10 Metode Semi Rata-Rata (Semi Average Method)Metode setengah rata-rata pada prinsipnya adalah membagi data dalam dua bagian yaitu kelompok pertama dan kelompok kedua. selanjutnya dua kelompok tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk perhitungan trend dan forecasting. persamaan untuk menghitung Metode setengah Rata-Rata (Semi Average Method) adalah : Y = a + bXdimana :a = Nilai rata-rata kelompok Ib = n = Jumlah Data per kelompok X = Jumlah tahun dihitung dari tahun dasar Langkah-langkah Metode setengah Rata-Rata (Semi Average Method)

2.3 Kerangka PemikiranIndonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan negara kepulauan memiliki potensi alam yang besar tidak hanya dalam bidang kelautan tapi juga dalam pengolahan pertanian. Potensi pertanian Indonesia yang tinggi salah satunya disebabkan wilayah indonesia yang memiliki wilayah daratan sepertiga dari luas keseluruhan ini dilewati barisan pengunungan dunia. Hal ini menyebabkan wilayah daratan Indonesia sangat subur. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Itulah mengapa selain disebut sebagai sebagai negara maritim, Indonesia juga disebut sebagai negara agraris.Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan. Berdasarkan karakteristik masing-masing komoditas, pertanian dapat dikelompokan ke dalam 5 sub sektor yaitu sub sektor tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan.Sub sektor peternakan memiliki kedudukan yang unik dan strategis dalam pembangunan nasional yaitu terkait dengan penyediaan pangan sumber protein sebagai faktor essensial dalam pencerdasan bangsa Indonesia. Perkembangan usaha peternakan unggas di Indonesia relatif lebih maju dibandingkan usaha ternak yang lain. Hal ini tercermin dari kontribusinya yang cukup luas dalam memperluas lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan terutama sekali dalam pemenuhan kebutuhan makanan bernilai gizi tinggi. Salah satu usaha perunggasan yang cukup berkembang di Indonesia adalah usaha ternak itik.Itik merupakan salah satu ternak unggas yang memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan sumber protein pada makanan manusia. Itik dipelihara terutama untuk penghasil telur. Namun akhir-akhir ini permintaan akan daging itik semakin meningkat. Beternak itik merupakan peluang bisnis yang sangat menguntung dan prospektif, karena belum terpenuhinya kebutuhan produk itik di pasaran oleh para peternak. Itik yang dikhususkan di Indonesia sebagai itik pedaging adalah itik manila, yang lebih populer dengan nama Entok.Kecenderungan permintaan produk itik terutama daging itik semakin meningkat baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Bila kita lihat lebih jeli, masyarakat sudah mulai jenuh dengan menu ayam ras dan beralih ke daging itik yang rasanya relatif lebih enak dan gurih. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin berkembangnya warung makan pinggir jalan sampai restoran yang menyajikan menu khusus daging itik dengan berbagai macam variasi masakan. Bahkan, di restoran-restoran cina dan hotel-hotel berbintang menyediakan menu khusus dari olahan daging dan telur itik seperti plum duck, duck balls, steam duck, tasty duck, pot cooked duck, dan bebek cina bumbu hong.Pengembangan peternakan Itik di Jawa Tengah merupakan salah satu aset nasional dan sekaligus komoditas yang bisa diandalkan sebagai sumber gizi dan sumber pendapatan masyarakat. Kabupaten Tegal memiliki potensi peternakan itik karena sejak dahulu telah dikenal secara luas merupakan salah satu sentra pengembangan usaha ternak itik. Dengan potensi ini diharapkan usaha ternak itik tidak saja mampu menjadi usaha sampingan, namun juga sebagai penghasil pendapatan tambahan bagi keluarga.

Sektor Pertanian

Subsektor PeternakanAspek Bahan Baku

Usaha Peternakan Itik di Kabupaten TegalAspek Produksi

PDRBUsaha Peternakan Entok di Kabupaten TegalAspek Pemasaran

Terpenuhinya kebutuhan produk itik di pasaranFree Hand MethodSemi Average MethodMoving Average MethodLeast Square MethodProspek pengembangan peternakan entokAnalisis ShareR/C RatioAnalisis TrendKontribusi usaha peternakan EntokEfisiensi biaya usaha peternakan Entok

2.4 Hipotesis1. Kontribusi usaha peternakan Entok terhadap sektor ekonomi Kabupaten Tegal cukup besar2. Faktor-faktor produksi usaha peternakan Entok berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan usaha peternakan Entok di Kabupaten Tegal3. Peminat daging Entok masih sedikit menyebabkan Entok kurang digemari masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sukoco. 2012. Analisa terhadap Kasus-Kasus Bisnis. Surabaya: Universitas Narotama.

Brahmantiyo. 2005. Ukuran Dan Bentuk Itik Pekin (Anas Platyrhynchos), Entok Impor Dan Entok Lokal (Cairina Moschata). Jurnal Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Surabaya: Cv Citra Praya.

Hasani, Akrom. 2010. Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan Pendekatan Shift Share Di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003 2008. Semarang: Universitas Diponegoro

Heri, Sismoro. 2011. Analisis Time Series / Trend. Yogyakarta: StmikAmikomYogyakarta

Juarini. 2008. Profil Usaha Itik Potong Di Pantura Jawa Barat Dan Jawa Tengah. Bogor: Balai Penelitian Ternak

Mulatsih, Sri. 2010. Intensifikasi Usaha Peternakan Itik Dalam Rangka Peningkatan Pendapatanrumah Tangga Pinggir Kota. Bogor: Pusat Studi Hewan Tropika (Centras) Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Pada Masyarakat Institut Pertanian Bogor.

Nena, Kharisma. 2013. Perbedaan Bobot Dan Persentase Bagian-Bagian Karkas Dan Non Karkas Pada Itik Lokal (Anas Plathyrincos) Dan Itik Manila (Cairina Moschata). Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094

Pearson, Scott. 2005. Paradigma baru pembangunan pertanian sebuah tinjauan sosiologis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Rohani. 2011. Pengelolaan Usaha Peternakan. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Redaksi Agromedia. 2003. Beternak Itik Tanpa Air. Tangerang: PT. Agromedia Pustaka

Supriyadi. 2009. Panen Itik Pedaging Dalam 6 Minggu. Depok: Penebar Swadaya

Suryana. 2008. Peluang Dan Kendala Pengembangan Itik Serati Sebagai Penghasil Daging. Jurnal Litbang Pertanian, 27(1)

Triana, Andi, Thamrin Salam, an Mufidah Muis. 2007. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Periode Layer di Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Jurnal Agrisistem 3(1): 11-25 ISSN: 1858-4330.

Wiwin, Tanwiriah. 2006. Pengaruh Tingkat Pemberian Ampas Tahu Dalam Ransum Terhadap Performan Entok (Muscovy Duck). Jurnal Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.