Upload
vuquynh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 3
ANALISIS STRATEGI SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PERUSAHAAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
Gambaran umum perusahaan menjelaskan mengenai semua informasi
yang berkaitan dengan perusahaan yang di teliti secara umum. Seperti latar
belakang perusahaan, bisnis apa yang dijalankan perusahaan, produk apa yang
ditawarkan kepada konsumen, dimana lokasi perusahaan (kantor pusat dan
kantor-kantor cabangnya).
3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Asuransi Jasa Indonesia berdiri pada 2 Juni 1973 sebagai hasil
penggabungan antara PT.Asuransi Bendasraya dengan PT.Umum Internasional
Underwriters. PT.Asuransi Jasa Indonesia adalah satu-satunya Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha asuransi kerugian umum.
Serta tampil sebagai maskapai asuransi kerugian umum terbesar nasional.
PT. Asuransi Jasa Indonesia biasa disebut dengan Jasindo. Asuransi Jasindo
memiliki jaringan pelayanan yang terdiri dari 74 kantor cabang yang berlokasi
diseluruh Indonesia dan satu kantor cabang diluar negeri.
Produk-produk yang dikembangkan Jasindo saat ini adalah terdiri dari
dua kategori, yaitu: jenis produk korporasi dan jenis produk unggulan ritel.
Produk korporasi disini digunakan untuk menghadapi resiko-resiko yang muncul
dalam berbagai bentuk dari kegiatan pembangunan yang ada di Indonesia, seperti
49
kerusakan alat-alat, terganggunya transportasi, rusaknya hasil proyek
pembangunan, dan lain-lain. Jenis produk korporasi yang ditawarkan Jasindo
adalah jasa perlindungan seperti: Asuransi Kebakaran, Asuransi Gangguan
Usaha Akibat Kebakaran, Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Kecelakaan
Diri, Asuransi Marine Cargo, Asuransi Rangka Kapal, Asuransi Pesawat
Terbang, Asuransi Konstruksi, Asuransi Alat - Alat Berat, Asuransi Pemasangan
Mesin, Asuransi Peralatan Elektronik, Asuransi Gangguan Usaha Akibat
Kerusakan Mesin, Asuransi Pembusukan Stock, Asuransi Uang Dalam
Pengangkutan, Asuransi Uang Dalam Lemari Besi, Asuransi Uang Di Ruang
Kasir, Asuransi Mesin, Asuransi Kebongkaran, Asuransi Pesawat/Antena
Televisi, Asuransi Tanggung Gugat, Asuransi Jaminan Kejujuran, Asuransi Atas
Barang Milik Pribadi, Boiler Pressure Insure, Freight Forwarder's Liability
Insurance, Asuransi Wisatawan, Asuransi Kaca, Asuransi Golf, Asuransi
Deposan, Asuransi Mubaligh, Asuransi Keluarga, dan Asuransi Haji. Sedangkan
untuk adanya Produk Unggulan Ritel, Jasindo ingin juga memberikan pelayanan
jasa terhadap objek asuransi perseorangan bagi masyarakat umum, selain untuk
objek asuransi yang kompleks dan berskala besar. Jenis produk yang dimaksud
diposisikan Jasindo sebagai produk-produk unggulan, diantaranya adalah:
Asuransi JASINDO OTO, Asuransi JASINDO GRAHA, Asuransi KELUARGA,
Asuransi KARISMA, Asuransi LINTASAN, Asuransi AVIATION, Asuransi
PELANGI, Asuransi ANAK SEKOLAH, Asuransi TAKAFUL, Inbound Travel
Insurance, Asuransi Haji & Umroh.
50
3.1.2 Lokasi Perusahaan
Jasindo berkantor pusat di:
Jl.Let.Jend. MT Haryono Kav.61 Jakarta 12041.
Phone : (021) 7987908, Facs: (021) 7995364
URL : www.jasindo.co.id
Dan memiliki kantor cabang (dimana proses bisnis Asuransi Pelangi
kebanyakan dilakukan) di:
Gd.Samudra Indonesia Lt.II
Jl.Let Jend.S.Parman Kav.35 Jakarta 11480
Phone : (021) 5307570/1/2
3.1.3 Produk Perusahaan
Asuransi pelangi sendiri adalah produk unggulan ritel Jasindo dibawah
pengawasan Direktur Operasi ritel. Asuransi pelangi adalah asuransi
penerbangan dan pelayaran yang memberikan proteksi dalam penerbangan dan
pelayaran konsumen:
Dimulai sejak penumpang berada diruang tunggu pemberangkatan
Selama penerbangan/pelayaran
Berakhir diruang bandara/pelabuhan tujuan
Jasindo pelangi memberikan jaminan atas risiko yang timbul akibat
kecelakaan seperti kematian, cacat tetap sebagian atau seluruh tubuh serta biaya
perawatan/pengobatan yang konsumen perlukan sesuai dengan ketentuan
jaminan.
51
Tabel 3.1 Harga Pertanggungan Asuransi Pelangi JasindoJaminan Harga pertanggungan Premi
Meninggal Dunia Cacat Tetap (Max) Biaya Perawatan
(Max)Kel.I 100.000.000 100.000.000 2.500.000 10.000Kel.II 25.000.000 25.000.000 625.000 2.500Kel.IV 50.000.000 50.000.000 1.250.000 5.000Kel.V 250.000.000 250.000.000 6.250.000 25.000
Produk Asuransi Pelangi diterbitkan dalam polis induk yaitu Polis Induk
Asuransi Kecelakaan Diri Risiko Penerbangan No.100.255.000.86.003,
berdasarkan Akte Depot untuk Akte No.3 Notaris Muhammah Ali tanggal 1
April 1986, pengertian polis induk adalah 1 (satu) polis penutupan untuk kondisi
se-Indonesia. Sedangkan untuk operasi penjualannya dilakukan oleh kantor
cabang dalam bentuk derivasi dari polis induk berupa Kupon Asuransi Pelangi.
Penjualan dilakukan dalam bandara pada lokasi yang ditentukan dan sesuai
dengan ijin otoritas bandara setempat. Penjualan dapat pula dilakukan pada
tempat-tempat lainnya yang dianggap memiliki potensi penjualan kupon pelangi.
Penempatan counter penjualan di bandara-bandara yang secara langsung petugas
counter menawarkan kepada calon penumpang pesawat.
Penjualan kupon Asuransi Pelangi dapat dilakukan secara langsung
kepada biro travel, agen penjualan tiket penerbangan, asosiasi penyelenggaraan
haji, dst, dimana penjualan melalui cara ini dapat dilakukan melalui pendekatan-
pendekatan yang bersifat personal antara petugas penjualan dikantor cabang,
agen/kopkar.Badan Usaha lainnya dengan pemilik/pengurus/petugas penjualan di
biro travel, agen penjualan tiket penerbangan, asosiasi penyelenggaraan haji, dst.
52
Penjualan melalui cara ini harus berdasarkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dari
kedua belah pihak.
Transaksi (pengisian kupon) diproses dengan menggunakan dua
alternatif:
Jika memungkinkan, menggunakan sistem yang telah terkomputerisasi
Jika belum, masih menggunakan proses secara manual.
Semua kolom informasi pada kupon harus diisi secara lengkap dan jelas dan
dibagikan dengan rincian:
Kupon Asli diberikan kepada penumpang
Kupon Duplikat I, untuk laporan
Kupon Duplikat II, untuk file produksi
Kupon Duplikat III, untuk dikirim kealamat tertanggung
3.2 Komponen Perencanaan Strategi Informasi Perusahaan
Visi dan misi PT.Jasindo adalah seperti dibawah ini:
3.2.1 Visi
Menjadi perusahaan asuransi yang tangguh dalam persaingan global dan
menjadi market leader dipasar domestik.
3.2.2 Misi
Menyelenggarakan usaha asuransi kerugian dengan reputasi internasional
melalui peningkatan pangsa pasar, pelayanan prima dan tetap menjaga tingkat
mampu labaan serta memenuhi harapan stakeholder.
53
3.2.3 Tujuan (Goal)
Turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah
dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya
dibidang penyelenggaraan usaha asuransi kerugian dan sejenisnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip
kewajaran sebagai perseroan terbatas.
3.2.4 Strategi
Strategi pokok pemasaran bisnis ritel (karena Asuransi Pelangi adalah produk
dari Bisnis Ritel Jasindo) meliputi:
Memperluas jalur distribusi yang meliputi pembukaan kantor-kantor
penjualan baru, merekrut secara selektif agen-agen baru, mengikat kerjasama
penutupan asuransi dengan sebanyak mungkin bank, broker asuransi,
perusahaan asuransi lain sebagai mitra usaha, perusahaan-perusahaan
pembiayaan seperti leasing dsb.
Meningkatkan kualitas pelayanan secara komprehensif, mulai dari ketepatan
proses akseptasi, kemudahan pembayaran premi sampai pada kecepatan
penyelesaian klaim sehingga keluhan kekurang puasan nasabah dapat sejauh
mungkin diminimalisir.
Melakukan riset dan development dalam rangka memodifikasi produk-produk
ritel agar seoptimal mungkin memenuhi tuntutan kebutuhan nasabah (pasar).
Melakukan promosi secara intensif serta membangun brand awareness atas
produk ritel unggulan Jasindo.
54
3.2.5 Kebijakan
Kebijakan umum pemasaran produk ritel mencakup perumusan dua
langkah penting bidang pemasaran yaitu penetapan strategi pemasaran (seperti
yang telah disebutkan dalam point 3.2.4 diatas) dan program kerja pemasaran
sebagai langkah implementasinya, seperti meliputi:
Pengembangan kualitas produk unggulan melalui riset dan pengembangan
(research and development)
Promosi intensif produk ritel unggulan
Melaksanakan program promosi dalam rangka membangun brand awareness
produk ritel perusahaan, baik secara above line (media cetak dan elektronik)
maupun below the line (kontak langsung dengan calon konsumen misal road
show, dll)
Meningkatkan kualitas pelayanan
Penyempurnaan prosedur penyelesaian klaim produk-produk ritel
Mempercepat pelayanan dan penyelesaian klaim
Pendelegasian penyelesaian klaim untuk mendukung percepatan
pelayanan dan penyelesaian klaim
Memperluas jalur distribusi
Memperluas serta mensosialisasikan PKS baik dengan bank BUMN
maupun bank-bank swasta dan juga perusahaan-perusahaan pembiayaan
(leasing)
Pembentukan marketing executive perbankan
55
Rekrutmen agen berkualitas, program pembinaan yang lebih efektif
serta pemberian penghargaan kepada agen berprestasi
Penajaman fungsi supervisi serta peningkatan pelayanan administratif
dan operasional kantor-kantor cabang dibawah supervisi direktorat ritel.
3.3 Analisis Strategi
Analisis strategi melibatkan faktor-faktor yang harus dipahami, yaitu:
Lingkungan
Nilai dan tujuan
Sumber daya
3.3.1 Analisis Lingkungan Perusahaan
Pada analisis ini, organisasi mengidentifikasikan ancaman, peluang, dan
berbagai faktor yang mungkin membantu dalam mencapai sasaran, dan juga yang
berkemungkinan menghambat dalam pencapaian sasaran tersebut. Jenis analisis
yang akan dilakukan diantaranya adalah berikut ini.
3.3.1.1 Analisis Model Kompetitif Lima Kekuatan Porter
Kekuatan tawar-menawar pembeli
Perusahaan pesaing mungkin saja menawarkan garansi/jangka waktu yang
lebih lama dalam jasanya atau jasa khusus lainnya untuk mendapatkan
kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar-menawar konsumen cukup besar.
Untuk mengantisipasi hal ini Jasindo hanya mencoba memaksimalkan
penjualan terhadap konsumen dengan kemampuan menjual yang dimiliki
tenaga penjual di bandara dan memberikan harga premi yang kompetitif.
Karena sebenarnya Jasindo kurang memiliki konsep pemasaran di bidang
56
promosi yang baik. Akan tetapi ini memacu Jasindo untuk lebih
meningkatkan promosi dan membuat konsep pemasaran yang lebih baik lagi.
Peran TI sangat penting dalam aktivitas promosi, seperti dengan menjaga
hubungan baik antara perusahaan dengan konsumen (nasabah). Misal dengan
memberikan informasi terbaru yang berkaitan dengan produk Asuransi
Pelangi kepada konsumen melalui email atau jadwal penerbangan ke kota
tertentu yang biasa didatangi oleh nasabah. Maka dari itu, database
pelanggan sangat penting untuk menjaga hubungan baik tersebut.
Ancaman dari pesaing sejenis.
Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika
mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang
dijalankan perusahaan pesaing. Sampai saat ini kualitas jasa yang diberikan
Jasindo masih diakui. Ini ditandai dengan Jasindo (tahun 2007) yang berada
di posisi ketiga teratas, berdasarkan Indonesian Service Satisfaction Index
2007. (www.mediakonsumen.com, 3/3/2008). Pesaing sejenis Jasindo adalah
PT.Asuransi Bumi Asih Jaya. Karena perusahaan ini termasuk pendatang
baru, teknik penjualan yang mereka lakukan mirip dengan yang Jasindo
selama ini lakukan. Walaupun demikian, premi yang ditawarkan lebih
variatif, dari segi harga maupun waktu berlaku premi, yaitu dengan harga
Rp10.000, dan masa berlaku 3 hari, memiliki harga penanggungan sebesar
Rp50.000.000,- (Sriwijaya Post, 1/9/2007). Oleh karena itu strategi Jasindo
adalah dengan memperbaharui teknik penjualan (meningkatkan selling skill
para tenaga penjual), dan meningkatkan kecepatan penanganan transaksi
pada counter, yaitu dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi.
57
Peran TI disini dengan mendukung pengumpulan data yang berkaitan dengan
analisis pasar dan juga pesaing, sehingga dapat membantu membentuk
strategi bersaing.
Kekuatan tawar-menawar pemasok.
PT. Jasindo telah memiliki pemasok tetap untuk semua produknya, yang
berkenaan dengan pencetakan, baik untuk produk korporasi maupun ritel.
Pemasoknya yaitu PT. Sapta Wigatha, yang berlokasi di Jl.Pariaman No.3
Jakarta 12970, yang mencetak kupon-kupon/premi yang digunakan Jasindo
sebagai bentuk derivasi dari polis induk yang akan diberikan kepada
konsumen yang mendaftarkan dirinya diasuransi tersebut sebagai bukti untuk
penanganan klaim nantinya. Agar distribusi kupon tidak terlambat/terhambat
diperlukan komunikasi yang lancar diantara Jasindo dengan perusahaan
pemasok tersebut. Begitu juga dengan pemasok sumber daya manusia untuk
Asuransi Pelangi. Jasindo outsource SDM untuk dibandara dari Koperasi
Pegawai PT Angkasa Pura II “Satya Ardhia” (KSA). Oleh karena itu
dibutuhkan peran TI dalam memperlancar komunikasi tersebut misal dengan
extranet yang menghubungkan antara Jasindo dengan para pemasok tersebut.
Pemasok perangkat TI adalah PT. Asando Karya dimana perusahaan ini
adalah merupakan anak perusahaan dari PT. Jasindo sendiri.
Ancaman produk pengganti.
Ancaman produk pengganti untuk Asuransi Pelangi adalah tabungan rencana
dari bank. Masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak percaya dengan
asuransi atau merasa dengan tabungan rencana mereka lebih diuntungkan.
Oleh karena itu mereka kebanyakan memilih menyisihkan uangnya untuk
58
hal-hal tak terduga dengan menabung secara berkala di bank, yang biasanya
dinamakan Tabungan Rencana dari Bank. Tabungan rencana merupakan
tabungan yang diperuntukkan bagi seseorang guna memenuhi keperluan yang
akan datang dengan jumlah setoran tetap setiap bulannya, dan tabungan
tersebut hanya bisa diambil pada waktu yang sesuai dengan perjanjian. (
www.radarlampung.co.id, 20/07/2007). Karena memang masih belum
banyak masyarakat yang mengenali produk Asuransi penerbangan sukarela
semacam Asuransi Pelangi (www.bumnonline.com, 2/3/2008), maka
biasanya masyarakat menggunakan produk pengganti tersebut. Peran IT
disini adalah memasarkan dan memperkenalkan produk Asuransi Pelangi
kemasyarakat luas dengan memanfaatkan fasilitas teknologi yang ada. Misal
melalui website atau SMS.
Ancaman Pendatang Baru.
Pendatang baru adalah perusahaan yang baru berdiri dan bergerak di bidang
usaha yang sama ataupun perusahaan yang sudah lama berdiri yang ingin
memperluas usahanya ke bidang yang sama. Ketika perusahaan baru dapat
dengan mudah masuk kedalam industri tertentu, intensitas persaingan
antarperusahaan meningkat. Yang menjadi ancaman pendatang baru Asuransi
Pelangi PT. Jasindo adalah PT.Bumi Asih Jaya yang juga telah mendirikan
counter di lounge bandara Soekarno-Hatta tepat berseberangan dengan
counter milik PT.Jasindo, sehingga potensi teralihnya target pasar ke produk
pesaing menjadi lebih besar. Strategi yang diterapkan oleh Jasindo untuk
menghadapi datangnya pendatang baru ini adalah dengan memberikan
training kembali kepada tenaga penjual berupa selling skill dan beauty class.
59
Training untuk selling skill diberikan agar kemampuan menjual tenaga
penjual menjadi lebih terasah dan dapat mengetahui cara-cara baru dalam
menyampaikan keuntungan-keuntungan dari produk yang dijual sehingga
dapat lebih meyakinkan konsumen. Sedangkan beauty class diberikan agar
tenaga penjual itu sendiri dapat menarik perhatian konsumen yang berada
disekitar counter sehingga lebih mudah untuk mendekati dan melakukan
penjualan kepada calon-calon konsumen yang ada. Ancaman dari pendatang
baru ini juga mendorong TI untuk lebih memaksimalkan sistem yang
terkomputerisasi yang telah ada, dan meningkatkan lagi performa sistem
tersebut sehingga dapat memiliki keunggulan kompetitif dibanding
pendatang baru.
60
Pendatang baru-PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jayayang baru-baru ini memiliki counter
Asuransi di lounge bandara.dengan adanya pendatang baru ini,
mendorong Jasindo untuk lebihmemaksimalkan pemasaran dan
meningkatkan kinerja SPG. peran ITdisini adalah dengan mempermudahpemasaran melalui web/internet danmemudahkan pendaftaran Asuransi
secara online.
Pemasok- PT.Sapta Wigatha. Dimana
perusahaan tersebut memberikansupply untuk kupon-kupon/brosur
yang berkaitan dengan produkJasindo.
- PT. KSA. koperasi pegawaiyang menyediakan SDM penjual
untuk dicounter Bandaraperan IT disini adalah
memperlancar komunikasi denganpemasok, bisa melalui extranet.-PT. Asando Karya. Pemasok
Peralatan komputer yangmerupakan anak perusahaan PT.
Jasindo.
Pembeli
- Masyarakat berbagaikalangan yang inginmelakukan perjalanan
dengan pesawat terbang
Pesaing industri
Perusahaan pesaing adalahperusahaan yang bergerak dibidangyang sama dan tingkatannya diatas
atau sama dengan perusahaan.selama 7 tahun Asuransi Pelangi
telah menjadi pemain tunggal dalambisnis asuransi penerbangan
sukarela ini. akan tetapi beberapatahun belakangan, PT Bumi Asih
Jaya muncul di industri yang sama,dan telah menjadi pesaing utamaAsuransi Pelangi. Peran IT disini
dibutuhkan untuk berinovasi dalammenawarkan barang dagangan dan
menarik pelanggan agarmengetahui keunggulan yangdimiliki produk Jasindo lalu
menggunakannya.
Produk pengganti
-Tabungan Rencana Bank. Masihbanyak terdapat masyarakat yang
tidak percaya pada asuransi,sehingga untuk memberikan
proteksi atas dirinya sendiri merekamenyiapkan tabungan rencana yang
diberikan oleh bank.
- PT Bumi Asih Jaya
Gambar 3.1 Model 5 Kekuatan Porter PT. Jasindo
3.3.1.2 Analisis SWOT
Pada analisis ini, akan dilakukan analisa terhadap dua lingkungan. Yaitu
lingkungan internal dan eksternal, dimana lingkungan internal itu terdiri dari
61
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini. Sedangkan
lingkungan eksternal adalah peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan saat
ini. Data yang diperlukan untuk mendukung analisis ini diperoleh dengan cara
wawancara dengan bawahan langsung Kepala Divisi dan staff khusus Asuransi
Pelangi.
Analisa Lingkungan Internal
Untuk menganalisa lingkungan internal, perlu dianalisa faktor-faktor
internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan saat ini.
Berikut ini adalah faktor-faktor internal perusahaan yang telah dipertimbangkan.
Tabel 3.2 Tabel Kekuatan Asuransi Pelangi JasindoStrength (Kekuatan)
S1 Secara bisnis penghasilannya menguntungkan Jasindo (premi yang
terjual lebih banyak dari klaim yang diterima)
S2 Penjualan premi terus meningkat
S3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo
S4 Biaya pemasaran yang disediakan perusahaan lebih banyak dibanding
untuk produk ritel lainnya
S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
Tabel 3.3 Tabel Kelemahan Asuransi Pelangi Jasindoweaknesses (Kelemahan)
W1 Logistik sering mengalami keterlambatan karena prosedur permintaan
persediaan yang cukup rumit (harus melalui kantor pusat)
W2 Promosi kurang terencana dengan baik
W3 SDM kurang terlatih
W4 Counter penjualan yang menggunakan PC masih terbatas
W5 Jaringan komunikasi antara bandara-kantor pusat-kantor cabang masih
manual
62
Keterangan:
S1: Secara bisnis penghasilannya menguntungkan Jasindo (premi yang terjual
lebih banyak dari klaim yang diterima).
Dengan jumlah penumpang pesawat di Indonesia meningkat, maka potensi
penjualan Asuransi Pelangi pun ikut meningkat. Ditahun 2007 (sampai
dengan bulan Juli), diperkirakan dari jumlah penumpang pesawat Bandara
Soekarno-Hatta sebanyak 11.742.815 orang, premi yang terjual adalah
sebanyak 284.734 lembar. (sumber: PT Angkasa Pura II dan Divisi Non
KBM Jasindo). Jumlah ini terbilang cukup baik dibandingkan dengan
pesaing, PT. Bumi Asih Jaya yang berdasarkan peringkat Rating Perusahaan
Asuransi 2007 yang diterbitkan oleh Majalah Investor
(www.wikipedia.com), bahkan premi bruto ditahun 2007 tidak masuk
peringkat 88 besar. (Jasindo berada diperingkat ke-14).
S2 : Penjualan premi terus meningkat. Dengan peningkatan jumlah penumpang
pesawat, maka premi yang terjual pun ikut meningkat. Asuransi Pelangi
memiliki potensi jumlah kupon yang terjual di tahun 2008 di Bandara
Soekarno-Hatta sebanyak 6.849.976 lembar, yang sebelumnya hanya
284.734 lembar. (sumber: data penjualan asuransi pelangi dari divisi non
KBM Jasindo).
S3 : Merupakan produk unggulan ritel Jasindo.
Produk unggulan disini artinya Jasindo sendiri merasa penghasilannya dari
produk tersebut sudah baik, dan prospek kedepannya juga cerah dilihat dari
kondisi eksternal yang ada.
63
S4 : Biaya pemasaran yang disediakan perusahaan lebih banyak dibanding untuk
produk ritel lainnya.
Jasindo termasuk perusahaan yang tidak banyak mengeluarkan biaya untuk
pemasaran. Akan tetapi untuk produk Asuransi Pelangi ini Jasindo
memutuskan untuk memberikan biaya pemasaran yang lebih dikarenakan
prospek yang cerah untuk bisnis ini.
S5 : Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi. SDM yang bersemangat
kerja tinggi disini artinya adalah kebanyakan SDM selalu bisa memberikan
ide-ide inovatif untuk kemajuan perusahaan itu sendiri, dan selalu ingin
mengembangkan keahlian yang dimiliki dengan mengikuti training yang
diberikan oleh perusahaan.
W1 : Logistik sering mengalami keterlambatan karena prosedur permintaan
persediaan yang cukup rumit (harus melalui kantor pusat).
Karena proses permintaan stok yang terlalu panjang dan tidak adanya
perencanaan persediaan, maka tidak jarang terjadi counter penjualan
kehabisan buku kupon (premi) sehingga proses penjualan menjadi terhenti.
W2 : Promosi kurang terencana dengan baik.
Dengan biaya pemasaran yang telah disediakan, tidak ada pengaturan atau
perencanaan pemasaran yang ingin dilakukan. Jadi proses pemasaran tidak
berjalan dengan baik.
W3 : SDM kurang terlatih.
SDM penjual yang ada saat ini belum sesuai kualifikasi yang diinginkan
Jasindo. kebanyakan hanya lulusan SMA yang tidak terbiasa menggunakan
64
komputer, atau wanita paruh baya yang juga tidak memiliki banyak
pengalaman.
W4 : Counter penjualan yang menggunakan PC masih terbatas.
Diantara 4 gate di Bandara Soekarno-Hatta yang terdapat counter penjualan
Asuransi Pelangi, hanya gate untuk penerbangan internasional yang
memiliki PC untuk mencatat data pembelian secara komputerisasi.
W5 :Jaringan komunikasi antara bandara-kantor pusat-kantor cabang masih
manual.
Sehingga tidak efisien karena banyak menghabiskan waktu (untuk
pengiriman data/laporan saja), menghabiskan biaya (untuk transportasi), dan
tentunya tenaga.
Sedangkan untuk lingkungan eksternal, dibawah ini adalah tabel faktor
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan.
Tabel 3.4 Tabel PeluangAsuransi Pelangi Jasindo
Opportunity (Peluang)
O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo
O2 Hampir tidak ada pesaing sejenis
O3 Target pasar luas
O4 Kecelakaan pesawat yang terjadi belakangan ini di Indonesia (antara
tahun 2002-2007, telah terjadi 9 kecelakaan pesawat, berdasarkan data
Departemen Perhubungan) membuat masyarakat gamang menggunakan
transportasi udara sehingga memunculkan kebutuhan asuransi
05 Dukungan dari PT.Angkasa Pura untuk kemudahan Jasindo akses ke
Bandara (dibanding pesaing yang ingin akses ke Bandara juga)
65
Tabel 3.5 Tabel Ancaman Asuransi Pelangi JasindoThreat (Ancaman)
T1 Mulai muncul pesaing baru
T2 Pengetahuan terhadap adanya asuransi sukarela masih minim dimasyarakat
T3 Adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
T4 Adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
T5 Masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif tentang asuransi
penerbangan sebagai tambahan asuransi yang bersifat sukarela
Keterangan:
O1: Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo. Berdasarkan Indonesian
Service Satisfaction Index 2007, yang penilaiannya didasarkan atas dua
dimensi yaitu Perceived Service Quality dan Perceived Service Value,
Jasindo berada diperingkat ketiga. (www.mediakonsumen.com, 3/3/2008)
O2: Hampir tidak ada pesaing sejenis. Pesaing yang ada saat ini hanya PT. Bumi
Asih Jaya, yang memiliki counter di bandara tepat berseberangan dengan
counter Asuransi Pelangi.
O3: Target pasar luas. Target pasar Asuransi Pelangi adalah semua masyarakat di
Indonesia yang mengunakan layanan transportasi udara.
O4: Kecelakaan pesawat yang terjadi belakangan ini di Indonesia (antara tahun
2002-2007, telah terjadi 9 kecelakaan pesawat, berdasarkan data
Departemen Perhubungan) membuat masyarakat gamang menggunakan
transportasi udara sehingga memunculkan kebutuhan asuransi.
O5: Dukungan dari PT.Angkasa Pura untuk kemudahan Jasindo akses ke
Bandara (dibanding pesaing yang ingin akses ke Bandara juga). Ini
dikarenakan PT. Angkasa Pura dan Jasindo merupakan BUMN, sehingga
66
lebih mudah menjalin kerjasama diantara keduanya dibanding dengan
pesaing (PT. Bumi Asih Jaya) yang bukan BUMN.
T1: Mulai muncul pesaing baru. Setelah lebih dari tujuh tahun menjadi pemain
tunggal dalam bisnis ini, muncul satu pesaing, yaitu PT. Bumi Asih Jaya
yang pada awal kemunculannya sempat membuat Jasindo resah dan
berusaha untuk meningkatkan layanannya agar tidak kehilangan konsumen.
T2: Pengetahuan terhadap adanya asuransi sukarela masih minim dimasyarakat. (
www.bumn-online.com, 3/3/2008)
T3: Adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan. Penjualan
yang dilakukan hanya boleh dari counter, tidak boleh sampai mengganggu
penumpang pesawat yang sedang melewati area tersebut.
T4: Adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela.
Karena masih ada pro dan kontra akan bisnis ini, potensi adanya perubahan
peraturan mengenai asuransi penerbangan sukarela semakin meningkat.
T5: Masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif tentang asuransi
penerbangan sebagai tambahan asuransi yang bersifat sukarela. (
www.detik.com, 3/3/2008)
Hasil Kuisioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
Setelah melakukan analisa terhadap faktor internal dan eksternal,
maka berikutnya dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner
pembobotan faktor internal dan eksternal untuk menentukan bobot terhadap hasil
yang telah dilakukan sebelumnya. Bobot tersebut akan digunakan untuk
67
mengatur relatif kemungkinan dengan metode perbandingan berpasangan
(pairwise comparison).
Tabel 3.6 Tabel Pembobotan Faktor Internal
no PILIHANDominan
a/b? Bobot
1 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dari)klaim yang diterima A 1
S2 Penjualan premi terus meningkat beberapawaktu belakangan ini
2 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dari A 2klaim yang diterima)
S3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo
3 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dariklaim yang diterima) A 2
S4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindolebih banyak dibanding produk ritel lainnya
4 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dari) A 3klaim yang diterima
S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
5 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dari)klaim yang diterima A 2
W1 Logistik sering terlambat karena prosedur permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
6 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dari) A 2klaim yang diterima
W2 Promosi kurang terencana dengan baik
7 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dari) A 3klaim yang diterima
W3 SDM kurang terlatih
68
8 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dari)klaim yang diterima A 3
W4Counter penjualan yang masih menggunakanPC masih terbatas
9 S1Secara bisnis penghasilannya menguntungkanJasindo (premi yang terjual lebih banyak dari)klaim yang diterima A 2
W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandaradengan kantor pusat dan cabang masih Manual
10 S2 Penjualan premi terus meningkat beberapawaktu belakangan ini A 2
S3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo11 S2 Penjualan premi terus meningkat beberapa
waktu belakangan ini A 2S4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindo
lebih banyak dibanding produk ritel lainnya12 S2 Penjualan premi terus meningkat beberapa
waktu belakangan ini A 2S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
13 S2 Penjualan premi terus meningkat beberapawaktu belakangan ini
W1 Logistik sering terlambat karena prosedur B 1permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
14 S2 Penjualan premi terus meningkat beberapawaktu belakangan ini A 1
W2 Promosi kurang terencana dengan baik15 S2 Penjualan premi terus meningkat beberapa
waktu belakangan ini A 2W3 SDM kurang terlatih
16 S2 Penjualan premi terus meningkat beberapawaktu belakangan ini A 2
W4Counter penjualan yang masih menggunakanPC masih terbatas
17 S2 Penjualan premi terus meningkat beberapawaktu belakangan ini
W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandara A 2dengan kantor pusat dan cabang masih Manual
18 S3 Merupakan produk unggulan ritel JasindoS4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindo A 3
lebih banyak dibanding produk ritel lainnya
69
19 S3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo A 3S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
20 S3 Merupakan produk unggulan ritel JasindoW1 Logistik sering terlambat karena prosedur B 1
permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
21 S3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo B 1W2 Promosi kurang terencana dengan baik
22 S3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo A 1W3 SDM kurang terlatih
23 S3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo
W4Counter penjualan yang masih menggunakan A 2PC masih terbatas
24 S3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo
W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandaradengan kantor pusat dan cabang masih A 1Manual
25 S4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindo B 2lebih banyak dibanding produk ritel lainnya
S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi26 S4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindo
lebih banyak dibanding produk ritel lainnyaW1 Logistik suka terlambat karena prosedur B 2
permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
27 S4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindolebih banyak dibanding produk ritel lainnya B 2
W2 Promosi kurang terencana dengan baik28 S4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindo
lebih banyak dibanding produk ritel lainnya B 1W3 SDM kurang terlatih
29 S4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindolebih banyak dibanding produk ritel lainnya A 1
W4Counter penjualan yang masih menggunakanPC masih terbatas
30 S4 Biaya pemasaran yang disediakan Jasindolebih banyak dibanding produk ritel lainnya
W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandara A 1dengan kantor pusat dan cabang masih Manual
31 W1 Logistik sering terlambat karena prosedur A 3permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
32 W2Konsep pemasaran kurang baik dan terencana A 2
S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
70
33 W3 SDM kurang terlatih A 1S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
34 W4Counter penjualan yang masih menggunakan A 1PC masih terbatas
S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
35 W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandara A 1dengan kantor pusat dan cabang masih Manual
S5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi36 W1 Logistik suka terlambat karena prosedur A 2
permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
W2 Promosi kurang terencana dengan baik37 W1 Logistik sering terlambat karena prosedur A 2
permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
W3 SDM kurang terlatih38 W1 Logistik sering terlambat karena prosedur A 2
permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
W4Counter penjualan yang masih menggunakanPC masih terbatas
39 W1 Logistik sering terlambat karena prosedur A 3permintaan persediaan yang agak rumit(harus melalui kantor pusat)
W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandaradengan kantor pusat dan cabang masih manual
40 W2 Promosi kurang terencana dengan baik B 1W3 SDM kurang terlatih
41 W2 Promosi kurang terencana dengan baik A 2
W4Counter penjualan yang masih menggunakanPC masih terbatas
42 W2 Promosi kurang terencana dengan baik B 1
W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandaradengan kantor pusat dan cabang masih Manual
43 W3 SDM kurang terlatih A 1
W4Counter penjualan yang masih menggunakanPC masih terbatas
44 W3 SDM kurang terlatih A 1
W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandaradengan kantor pusat dan cabang masih Manual
71
45 W4Counter penjualan yang masih menggunakan B 1PC masih terbatas
W5Jaringan komunikasi antar counter di Bandaradengan kantor pusat dan cabang masih Manual
72
Tabel 3.7 Tabel Pembobotan Faktor Eksternal
no PILIHAN dominan bobot a/b ?
1 O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo A 1
O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela)
2 O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo A 1 O3 target pasar yang luas
3 O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo A 1 O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia
4 O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo A 2
O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara
5 O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) A 2
O3 target pasar yang luas
6 O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) A 2
O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia
7 O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) A 2
O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara
8 O3 target pasar yang luas B 2 O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia
9 O3 target pasar yang luas B 3
O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara
10 O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia A 1
O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara
11 T1 mulai muncul pesaing baru A 2
T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela
12 T1 mulai muncul pesaing baru A 1
T3adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
13 T1 mulai muncul pesaing baru A 1
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
14 T1 mulai muncul pesaing baru A 2
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
73
15 T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela B 3
T3 adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
16 T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela B 1
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
17 T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela A 1
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
18 T3 adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan A 3
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
19 T3 adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan A 2
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
20 T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela A 2
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
21 O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo B 2 T1 mulai muncul pesaing baru
22 O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo A 1
T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela
23 O1 masyarakat sudah mengenal nama Jasindo B 2 T3 adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
24 O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo B 1
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
25 O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo A 1
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
26 O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) B 1
T1 mulai muncul pesaing baru
27 O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) A 2
T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela
28 O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) B 1
T3 adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
29 O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) B 1
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
74
30 O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) B 1
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
31 O3 target pasar yang luas B 1 T1 mulai muncul pesaing baru
32 O3 target pasar yang luas A 1
T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela
33 O3 target pasar yang luas B 1 T3 adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
34 O3 target pasar yang luas B 1
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
35 O3 target pasar yang luas A 1
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
36 O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia B 2 T1 mulai muncul pesaing baru
37 O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia A 1
T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela
38 O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia) B 2 T3 adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
39 O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia B 1
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
40 O4 banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia B 1
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
41 O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara B 1
T1 mulai muncul pesaing baru
42 O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara A 2
T2pengetahuan masyarakat yang masih minim terhadap asuransi penerbangan sukarela
43 O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara B 1
T3 adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
44 O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara A 1
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
45 O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi Jasindo ke Bandara A 1
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
75
Hasil Kuisioner Penilaian Skor Faktor Internal dan Eksternal
Tahapan berikutnya adalah melakukan pengolahan terhadap hasil
kuisioner penilaian skor. Hasil dari penilaian ini dapat dilihat pada tabel 3.8
dan 3.9 dibawah ini.
Tabel 3.8 Hasil Kuisioner Penilaian Skor Faktor Internalno Faktor internal Perusahaan Bobot
1 Secara bisnis penghasilannya menguntungkan Jasindo (premi yang
terjual lebih banyak dari klaim yang diterima)4
2 Penjualan premi terus meningkat 4
3 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo 4
4 Biaya pemasaran yang disediakan perusahaan lebih banyak
dibanding untuk produk ritel lainnya3
5 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi 3
6Logistik sering mengalami keterlambatan karena prosedur
permintaan persediaan yang cukup rumit (harus melalui kantor
pusat)
1
7 Promosi yang kurang terencana dengan baik 1
8 SDM kurang terlatih 2
9 Counter penjualan yang menggunakan PC masih terbatas 2
10 Jaringan komunikasi antara bandara-kantor pusat-kantor cabang
masih manual 2
Tabel 3.9 Hasil Kuisioner Penilaian Skor Faktor Eksternal no Faktor Eksternal Perusahaan Bobot
1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo 3
2 Hampir tidak ada pesaing sejenis 3
3 Target pasar luas 3
4 kecelakaan pesawat yang terjadi belakangan ini di Indonesia 3
76
(antara tahun 2002-2007, telah terjadi 9 kecelakaan pesawat,
berdasarkan data Departemen Perhubungan), membuat masyarakat
gamang menggunakan transportasi udara sehingga memunculkan
kebutuhan asuransi
5Dukungan dari PT. Angkasa Pura untuk kemudahan akses bagi
Jasindo ke Bandara (dibanding pesaing yang ingin akses ke
bandara juga)
3
6 Mulai muncul pesaing baru 3
7 Pengetahuan terhadap adanya asuransi sukarela masih minim di
masyarakat2
8 Adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan 2
9 Adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan
sukarela2
10 Masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif tentang
asuransi penerbangan yang bersifat sukarela2
Setelah langkah pengumpulan data dilakukan, selanjutnya adalah
memasukkan data ini untuk diolah kedalam tabel penentuan bobot dengan
perbandingan berpasangan untuk faktor internal (tabel 3.10) dan eksternal
(tabel 3.11)
Selanjutnya, hasil dari tabel penentuan bobot akan dinormalisasi
untuk memperoleh bobot akhir yang akan digunakan pada matriks IFE (tabel
3.12) dan matriks EFE (tabel 3.13).
77
Tabel 3.10 Penentuan Bobot dengan Pairwise Comparison Faktor Internal
S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TOTAL
S1secara bisnis penghasilannya menguntungkan Jasindo (premi yang terjual > klaim yang diterima) 1.00 1.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00 3.00 2.00 23.00
S2penjualan premi terus meningkat beberapa waktu belakangan ini 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 18.00
S3 merupakan produk unggulan ritel Jasindo 0.50 0.50 1.00 3.00 3.00 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 14.00
S4biaya pemasaran yang disediakan perusahaan lebih banyak dibanding produk lain diJasindo 0.50 0.50 0.33 1.00 0.50 0.50 0.50 1.00 1.00 1.00 6.83
S5 memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi 0.33 0.50 0.33 2.00 1.00 0.33 0.50 1.00 1.00 1.00 7.99
W1logistik sering mengalami terlambat karena prosedur permintaan persediaan yang agak rumit 0.50 1.00 1.00 2.00 3.00 1.00 2.00 2.00 2.00 3.00 17.50
W2 promosi yang kurang terencana dengan baik 0.50 1.00 1.00 2.00 2.00 0.50 1.00 1.00 2.00 1.00 12.00
W3 SDM kurang terlatih 0.33 0.50 1.00 1.00 1.00 0.50 1.00 1.00 1.00 1.00 8.33
W4 counter penjualan yang menggunakan PC masih terbatas 0.33 0.50 0.50 1.00 1.00 0.50 0.50 1.00 1.00 1.00 7.33
W5jaringan komunikasi antar counter dibandara dengan kantor cabang masih manual 0.50 0.50 1.00 1.00 1.00 0.33 1.00 1.00 1.00 1.00 8.33
TOTAL 5.49 7.00 10.16 17.00 17.50 7.66 10.50 14.00 16.00 14.00 123.31
78
Tabel 3.11 Penentuan Bobot dengan Pairwise Comparison Faktor Eksternal
O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL
O1 Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00 0.50 1.00 0.50 1.00 1.00 10.00
O2hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) 1.00 1.00 2.00 2.00 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00 14.00
O3 target pasar yang luas 1.00 0.50 1.00 0.50 0.33 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 8.33
O4kecelakaan pesawat di Indonesia belakangan ini, sehingga menimbulkan kebutuhan asuransi 1.00 0.50 2.00 1.00 1.00 0.50 1.00 0.50 1.00 1.00 9.50
O5dukungan PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses ke Bandara bagi Jasindo 0.50 0.50 3.00 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00 12.00
T1 mulai muncul pesaing baru 2.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 2.00 14.00
T2pengetahuan terhadap asuransi penerbangan sukarela masih minim di masyarakat 1.00 0.50 1.00 1.00 0.50 0.50 1.00 0.33 1.00 1.00 7.83
T3adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan 2.00 1.00 1.00 2.00 1.00 1.00 3.00 1.00 3.00 2.00 17.00
T4adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.33 1.00 2.00 10.33
T5masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.50 1.00 0.50 0.50 1.00 8.50
TOTAL 11.50 8.00 14.00 12.50 10.83 8.00 15.00 7.16 11.50 13.00 111.49
79
Tabel 3.12 Tabel Normalisasi Bobot Faktor Internal
S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TOTAL BOBOT
S1
penghasilannya menguntungkan Jasindo (premi yang terjual > klaim yang diterima) 0.18 0.14 0.20 0.12 0.17 0.26 0.20 0.21 0.19 0.14 1.80 0.18
S2penjualan premi terus meningkat beberapa waktu belakangan ini 0.18 0.14 0.20 0.12 0.11 0.13 0.10 0.14 0.13 0.14 1.39 0.14
S3merupakan produk unggulan ritel Jasindo 0.18 0.07 0.10 0.18 0.17 0.13 0.10 0.07 0.13 0.07 1.20 0.12
S4
biaya pemasaran yang disediakan perusahaan lebih banyak dibanding produk lain 0.09 0.07 0.03 0.06 0.03 0.07 0.05 0.07 0.06 0.07 0.60 0.06
S5memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi 0.06 0.07 0.03 0.12 0.06 0.04 0.05 0.07 0.06 0.07 0.63 0.06
W1
logistik sering terlambat karena prosedur permintaan persediaan yang agak rumit 0.09 0.14 0.10 0.12 0.17 0.13 0.20 0.14 0.13 0.21 1.43 0.14
W2promosi kurang terencana dengan baik 0.09 0.14 0.10 0.02 0.11 0.07 0.10 0.07 0.13 0.07 1.00 0.10
W3 SDM kurang terlatih 0.06 0.07 0.10 0.06 0.06 0.07 0.10 0.07 0.06 0.07 0.72 0.07
W4counter penjualan yang menggunakan PC masih terbatas 0.06 0.07 0.05 0.06 0.06 0.07 0.05 0.07 0.06 0.07 0.62 0.06
W5
jaringan komunikasi antar counter dibandara dengan kantor cabang masih manual 0.09 0.07 0.10 0.06 0.06 0.04 0.10 0.07 0.06 0.07 0.72 0.07
Total Bobot 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 10.00 1.00
80
Tabel 3.13 Tabel Normalisasi Bobot Faktor Eksternal
O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL BOBOT
O1Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo 0.09 0.13 0.07 0.08 0.18 0.06 0.07 0.07 0.09 0.08 0.91 0.09
O2
hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) 0.09 0.13 0.14 0.16 0.18 0.13 0.13 0.14 0.09 0.08 1.27 0.13
O3 target pasar yang luas 0.09 0.06 0.07 0.04 0.03 0.13 0.07 0.14 0.09 0.08 0.80 0.08
O4banyak terjadi kecelakaan pesawat di Indonesia 0.09 0.06 0.14 0.08 0.09 0.06 0.07 0.07 0.09 0.08 0.83 0.08
O5
dukungan dari PT.Angkasa Pura untuk kemudahan akses ke Bandara Bagi Jasindo 0.04 0.06 0.21 0.08 0.09 0.13 0.13 0.14 0.09 0.08 1.05 0.11
T1 mulai muncul pesaing baru 0.17 0.13 0.07 0.16 0.09 0.13 0.13 0.14 0.09 0.15 1.26 0.13
T2
pengetahuan terhadap adanya asuransi penerbangan sukarela masih minim di masyarakat 0.09 0.06 0.07 0.08 0.05 0.06 0.07 0.05 0.09 0.08 0.69 0.07
T3
adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan 0.17 0.13 0.07 0.16 0.09 0.13 0.20 0.14 0.26 0.15 1.50 0.15
T4
adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela 0.09 0.13 0.07 0.08 0.09 0.13 0.07 0.05 0.09 0.15 0.95 0.10
T5
masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela 0.09 0.13 0.07 0.08 0.09 0.06 0.07 0.07 0.04 0.08 0.78 0.08
Total Bobot 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 10.00 1.00
81
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Berikut ini, dijabarkan matriks IFE yang dalam penyusunannya menggunakan data–data hasil analisis lingkup internal.
Tabel 3.14 Matriks IFE
Strengths bobot peringkat bobot * peringkatSecara bisnis penghasilannya menguntungkan Jasindo (premi yang terjual > klaim yang diterima) 0.18 4 0.72 Penjualan premi terus meningkat beberapa waktu belakangan ini 0.14 4 0.56 Merupakan produk unggulan ritel Jasindo 0.12 4 0.48 Biaya pemasaran yang disediakan perusahaan lebih banyak dibanding produk lain diJasindo 0.06 3 0.18 Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi 0.06 3 0.18 total strengths 2.12
Weaknesses bobot peringkat bobot * peringkatLogistik sering mengalami terlambat karena prosedur permintaan persediaan yang agak rumit 0.14 1 0.14 Konsep pemasaran kurang terencana dengan baik 0.10 1 0.10SDM kurang terlatih 0.07 2 0.14 Counter penjualan yang menggunakan PC masih terbatas 0.06 2 0.12 Jaringan komunikasi antar counter dibandara dengan kantor cabang masih manual 0.07 2 0.14 total weaknesses 0.64total IFE 2.75
82
Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Berikut ini, dijabarkan matriks EFE yang dalam penyusunannya menggunakan data–data hasil analisis lingkup eksternal.
Tabel 3.15 Matriks EFE
Opportunities bobot peringkat bobot*peringkat
Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo 0.09 3 0.27 Hampir tidak ada pesaing sejenis (sesama asuransi penerbangan sukarela) 0.13 3 0.39
Target pasar yang luas 0.08 3 0.24 Kecelakaan pesawat di Indonesia yang terjadi belakangan ini sehingga menimbulkan kebutuhan 0.08 3 0.24 Dukungan dari PT.Angkasa Pura yang mendukung akses ke Bandara bagi Jasindo 0.11 3 0.33 total opportunities 1.47
Threats bobot peringkat bobot*peringkat
Mulai muncul pesaing baru 0.13 3 0.39 Pengetahuan tentang asuransi sukarela masih minim di masyarakat 0.07 2 0.14 Adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan 0.15 2 0.30 Adanya perubahan peraturan mengenai asuransi sukarela 0.09 2 0.18 Masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela 0.08 2 0.16 total threats 1.17 total EFE 2.64
83
Nilai total yang didapatkan dari tabel – tabel diatas yaitu: 2,75 (IFE) dan 2,64
(EFE). Nilai total IFE sebesar 2,75 menggambarkan bahwa Jasindo memiliki
posisi internal yang kuat. Dan total nilai EFE sebesar 2,64 mengindikasikan
bahwa Jasindo telah merespon dengan cukup baik terhadap peluang dan
ancaman yang ada di industrinya (diatas rata-rata). Berdasarkan nilai total,
baik IFE maupun EFE, yang berada diatas rata-rata, dapat ditarik kesimpulan
bahwa arahan strategi yang tepat adalah strategi yang terdapat dalam kuadran
SO (Strength-Opportunity). Dan di bawah ini adalah gambar Matriks SWOT
PT. Jasindo yang digunakan untuk menghasilkan alternatif strategi yang
layak.
STRENGTH (S)
1) Secara bisnis penghasilannya menguntungkan Jasindo
2) Penjualan premi terus meningkat
3) Merupakan produk unggulan ritel Jasindo
4) Biaya pemasaran yang disediakan perusahaan lebih banyak dibanding untuk produk ritel lainnya
5) Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
WEAKNESSES (W)
1) Logistik sering mengalamiketerlambatankarena prosedur permintaan persediaan yang cukup rumit (harus melalui kantor pusat)
2) promosi kurang terencana dengan baik
3) SDM kurang terlatih
4) Counter penjualan yang menggunakan PC masih terbatas
5) Jaringan komunikasi antara bandara-kantor cabang-kantor pusat masih manual
84
OPPORTUNITIES (O)
1) Persepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo
2) Hampir tidak ada pesaing sejenis
3) Target pasar luas4) Banyak terjadi
kecelakaan pesawat di Indonesia belakangan ini (antara tahun 2002-2007, telah terjadi 9 kecelakaan pesawat, berdasarkan data Departemen Perhubungan)sehingga menimbulkan kebutuhan asuransi
5) Dukungan dari PT. Angkasa Pura untuk kemudahan Jasindo akses ke Bandara
STRATEGI SO
Menyusun konsep pemasaran bagian promosi yang lebih bagus dan terencana (misal dengan memasang iklan billboarddisekitar jalan menuju bandara) (S3,S4,03,05)
Meningkatkan perkenalan akan asuransi penerbangan sukarela ke masyarakat luas yang masih awam (misal dengan mengadakan seminar pengenalan/ pameran, atau dengan informasi yang disebar dimedia) (S4,01,02,03,04)
Memberikan layanan pemesanan premi secara online untuk memudahkan konsumen (S4,01,O2,03)
STRATEGI WO
Memberikan pelatihan pada SDM penjual (W3,01)
Memasang iklan dimedia cetak dan media dilingkungan bandara (W2,01,03,04)
Investasi lebih banyak untuk TI dan menggunakannya untuk mempermudah dan mempercepat proses bisnis (W4,W5,01,03)
Melakukan integrasi kebelakang agar lebih mudah mengontrol stok (W1,03)
THREATS (T)
1) Mulai muncul pesaing baru
2) Pengetahuan terhadap adanya asuransi sukarela masih minim di masyarakat
3) Adanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
4) Adanya perubahan peraturan
STRATEGI ST
Membangun imej sebagai perusahaan asuransi yang kompeten di bidangnya, khususnya asuransi penerbangan, karena ini merupakan produk unggulan ritel dari Jasindo, satu-satunya BUMN yang bergerak dibidang asuransi kerugian umum dan telah diakui keberhasilannya. (S3,T4)
STRATEGI WT
Melakukan negosiasi dengan PT. Angkasapura untuk bantu memudahkan alur komunikasi dan mempercepat alur data dari counter kekantor pusat
Menerapkan sistem online antara kantor cabang dengan kantor pusat (T1,T3,W5)
85
terhadap asuransi penerbangan sukarela
5) Masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif mengenai asuransi sukarela
Memberikan inovasi terbaru dengan kemudahan pemesanan premi secara online (T1,W2)
Memilih SDM (khususnyapenjual) yang berpenampilan menarik dan sesuai dengan imej perusahaan (T1,W3)
Memberitakan mengenai laporan pendapatan dan prosedur transaksi bisnis dengan klien (misal diwebsite) agar tidak terjadi kesalahpahaman akan bisnis asuransi sukarela ini dan menghilangkan opini negatif yang ada. (T5,W2)
Gambar 3.2 Matriks SWOT
3.3.2 Analisis Nilai dan Tujuan
Analisis nilai dan tujuan terdiri dari analisis strategi dan budaya, dan
analisis strategi dan sasaran. Strategi yang dirumuskan harus disesuaikan
dengan budaya perusahaan sehingga strategi tersebut dapat
diimplementasikan keperusahaan agar sasaran perusahaan dapat tercapai.
3.3.2.1 Analisis strategi dan budaya
PT. Jasindo memiliki budaya perusahaan yaitu pelayanan profesional
yang senantiasa dijiwai dengan karakter Cepat, Akurat, Ramah, dan Efisien
(CARE).
C: kecepatan pelayanan yang akan memberikan kepastian dan ketenangan
kepada tertanggung
86
A: kecermatan dalam menjamin kepuasan tertanggung dalam memperoleh
kepastian berasuransi
R: keramahan dalam memberikan pelayanan, kenyamanan, dan keakraban
dalam kemitraan
E: efisiensi akan menjamin nilai produk yang ditawarkan serta layanan yang
akan diberikan setara dengan kualitas yang diharapkan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap objek penelitian, dapat
disimpulkan bahwa budaya yang disebutkan diatas sudah cukup diterapkan
dengan baik oleh perusahaan.
3.3.2.2 Analisis strategi dan sasaran
Berdasarkan analisa SWOT dan SPACE yang telah dilakukan,
diperoleh sasaran dari Asuransi Pelangi PT. Jasindo yaitu:
Memasarkan dan memperkenalkan produk ke masyarakat luas khususnya
target pasar yang masih belum mengenali produk ini dan apa keuntungan
yang dapat diperoleh
Memberikan layanan dan kualitas produk yang sesuai dengan harapan
konsumen
Mencapai target penjualan yang telah ditentukan
Menjadikan Asuransi Pelangi sebagai kebutuhan utama masyarakat dalam
melakukan perjalanan melalui udara dan laut.
3.3.3 Analisis Sumber Daya
Analisis ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan
perusahaan dalam menangani sumber daya yang dimiliki.
87
3.3.3.1 Analisis Value Network
Hasil analisis value network Asuransi Pelangi PT. Jasindo adalah:
Primary activities:
Network promotion and contract management.
Memperkenalkan Asuransi Pelangi kepada masyarakat yang
kebanyakan masih asing dengan adanya asuransi penerbangan
sukarela dengan menyebarkan flyer/brosur sehingga produk dikenal
masyarakat, menjalin kerjasama dengan pihak bandara yaitu PT.
Angkasapura sehingga mendapat kemudahan akses untuk penjualan di
Bandara, mempunyai kupon sebagai bukti terikatnya perjanjian polis
antara Jasindo dengan konsumen dalam jangka waktu berlaku untuk
satu kali penerbangan sampai konsumen sampai keruang tunggu
bandara tujuan agar dapat dengan mudah mengakses data konsumen
apabila ada pengajuan klaim.
Service provisioning.
Memberitahukan ahli waris konsumen secepatnya setelah mengetahui
bahwa sang ahli waris mendapatkan santunan sehingga memudahkan
proses pengajuan klaim ahli waris dari konsumen, memberikan acara
penyerahan santunan yang layak kepada para ahli waris dengan saksi-
saksi dari pihak yang terkait sehingga dapat mempublikasikan
mengenai jaminan yang diberikan asuransi secara sungguh-sungguh.
Infrastructure operation.
Memiliki counter di lounge bandara yang disesuaikan dengan imej
perusahaan dan warna sekitar bandara untuk memudahkan melakukan
penawaran polis, mempermudah dalam pengisian polis dengan
88
menggunakan komputer dan sistem pengisian yang mudah
diaplikasikan.
Sedangkan support activities:
Infrastructure:
Dapat melakukan pengisian premi dengan efisien melalui sistem yang
terkomputerisasi dibeberapa counter, memiliki tempat pelayanan nasabah
dibandara yang bersih, rapi, dan merepresentasikan imej Jasindo, bisa
melakukan pencetakan premi yang diketik dengan komputer sehingga
proses pembelian dapat dilakukan secara cepat.
Human resource management:
Menjadwal kegiatan pelatihan sehingga keahlian SDM terus terasah dan
sesuai dengan imej perusahaan.
Tecnology development:
Network infrastructure development: memiliki desain counter
penjualan yang lebih menarik.
Services development: konsumen lebih mudah membeli premi
dengan memesan lewat telepon ke kantor-kantor cabang Asuransi
terdekat dengan memberikan nama lengkap, alamat, no telepon/HP
ahli waris.
Procurement:
memilih dan mengkordinir partner bisnis sehingga memiliki kerjasama
yang baik dan menguntungkan (reasuradur yang memiliki nama baik,
agen travel, percetakan).
89
INFRASTRUCTURE: pengisian premi lebih efisien, memiliki tempat pelayanan nasabah yangbersih, rapi, dan sesuai dengan imej Jasindo, bisa mencetak premi dengan cepat
HUMAN RESOURCE MANAGEMENT: mengontrol kinerja SDM untuk penggajian dan tunjangan,jadwal kegiatan yang lebih teratur
TECHNOLOGY DEVELOPMENT:-- NETWORK INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT: counter yang menarik perhatian
pengunjung bandara--SERVICE DEVELOPMENT: kemudahan konsumen melakukan pembelian
PROCUREMENT: memiliki kerjasama dengan partner bisnis yang memiliki reputasi baik dansaling menguntungkan
NETWOK PROMOTION AND CONTRACTMANAGEMENT:memperkenalkan produkkepada masyarakat yangkebanyakan masih asingdengan adanya asuransipenerbangan sukareladengan menyebarkanflyer/brosur, memiliki akseskerjasama dengan pihakbandara yaitu PT. Angkasapura,mempunyai kupon sebagaibukti terikatnya perjanjian polis ,antara perusahaan dengankonsumen dengan jangka waktusatu kali penerbangansampai konsumen tibadiruang tunggu bandara tujuan.
NETWORK PROMOTION ANDCONTRACT MANAGEMENT:produk lebih dikenalmasyarakat,mendapat kemudahanakses ke Bandara,kemudahan dalammengakses datakonsumen denganduplikat kupon/databasekonsumen.
SERVICE PROVISIONING:mempermudah danmempercepat ahliwaris dalam mengajukanklaim,mempublikasikanpemberian santunanagar dapat memberikanimej baik perusahaan
INFRASTRUCTUREOPERATION:memiliki counter di loungebandara yang menarikperhatian pengunjung,konsumen dilayani dengancepat
Gambar 3.3 Value Network Asuransi Pelangi PT. Jasindo
3.4 Analisis GAP
Analisis Gap dilakukan untuk mengetahui seberapa baik kinerja
tenaga penjual selama ini (karena baik/buruknya kinerja tenaga penjual
sangat mempengaruhi tingkat penjualan yang didapat), apakah lingkungan
pekerjaan disekitar mereka cukup memotivasi agar lebih giat, dan seberapa
perlu mereka diberikan fasilitas sistem informasi untuk menyempurnakan
pekerjaan mereka dalam memberikan layanan terbaik bagi konsumen.
90
Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan kebeberapa responden, yaitu
karyawan jasa lini depan, maka dapat disimpulkan analisis dari Gap ke-3,
yaitu gap kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa
(delivery gaps), adalah sebagai berikut.
Tingkat Kepentingan
Ket: (SP = sangat penting = 5, P = penting = 4, RR = ragu-ragu = 3, KP =
kurang penting = 2, TP = tidak penting = 1)
Tabel 3.16 Tingkat Kepentingan Analisis GapVariabel Kualitas Jasa SP P RR KP TP Nilai Indeks
Kinerja*A. Kesesuaian antara karyawan
dengan pekerjaan1. Saya merasa nyaman dengan
pekerjaan saya karena saya mampu melakukan tugas dengan baik
6 3 8.4
2. Perusahaan saya mempekerjakan orang-orang yang qualified untuk melaksanakan pekerjaannya
6 3 8.4
3. Saya memahami jasa yang ditawarkan perusahaan ke konsumen
3 6 7.8
B. Kesesuaian antara teknologi dengan pekerjaan
1. Perusahaan saya memberikan fasilitas (peralatan) yang saya butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan saya dengan baik
5 4 8.2
2. Fasilitas yang diberikan perusahaan berpengaruh besar pada kinerja saya
4 4 1 7.8
3. Peralatan/fasilitas yang ada sering mengalami kerusakan
1 6 2 7
4. Kinerja saya sangat didukung oleh adanya peralatan yang berkondisi baik
7 2 4.2
C. Persepsi terhadap kendali1. Saya memiliki kebebasan dalam
pekerjaan saya untuk benar-benar memuaskan kebutuhan para pelanggan saya
5 4 8.2
2. Saya merasa tetap bisa mengendalikan pekerjaan saya
4 5 8
91
walaupun ada terlalu banyak tuntutan dari konsumen pada waktu bersamaan
D. Sistem pengendalian penyelia1. Penilaian penyelia saya atas
kinerja pekerjaan saya mencakup seberapa baik saya berinteraksi dengan konsumen
6 3 8
2. Dalam perusahaan kami para karyawan yang mampu melayani pelanggan dengan baik akan dihargai lebih besar daripada karyawan lainnya
5 4 8.2
E. Konflik peran1. Perusahaan terlalu menekankan
pentingnya menjual kepada para konsumen, sehingga sulit melayani pelanggan dengan baik
1 8 7.4
2. Apa yang diinginkan para pelanggan untuk saya kerjakan dan apa yang diinginkan pihak manajemen untuk saya kerjakan biasanya sama
9 7.2
F. Kemampuan dalam berperan1. Saya diberikan pelatihan yang
cukup oleh perusahaan berkenaan dengan cara berinteraksi secara efektif dengan konsumen
8 1 8.8
2. Saya diberikan pelatihan yang cukup oleh perusahaan berkenaan dengan cara menggunakan fasilitas sistem informasi untuk keefektifan melayani konsumen
7 2 8.6
Nilai Rata-Rata 7.13*Nilai Indeks Kinerja = misal untuk pertanyaan pertama =
(6 x 5) + (3 x 4) / 5 = 8.4
92
Tingkat Performance
Ket: (SS = sangat setuju = 5, S = setuju = 4, C = cukup = 3, TS = tidak setuju
= 2, STS = sangat tidak setuju = 1)
Tabel 3.17 Tingkat Performance Analisis GapVariabel Kualitas Jasa SS S C TS STS Nilai Indeks
Kinerja*A. Kesesuaian antara karyawan
dengan pekerjaan1. Saya merasa nyaman dengan
pekerjaan saya karena saya mampu melakukan tugas dengan baik
3 5 1 7.6
2. Perusahaan saya mempekerjakan orang-orang yang qualified untuk melaksanakan pekerjaannya
1 6 2 3
3. Saya memahami jasa yang ditawarkan perusahaan ke konsumen
6 2 1 8.2
B. Kesesuaian antara teknologi dengan pekerjaan
1. Perusahaan saya memberikan fasilitas (peralatan) yang saya butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan saya dengan baik
1 4 1 3 4.8
2. Fasilitas yang diberikan perusahaan berpengaruh besar pada kinerja saya
3 6 7
3. Peralatan/fasilitas yang ada sering mengalami kerusakan
4 3 2 7.6
4. Kinerja saya sangat didukung oleh adanya peralatan yang berkondisi baik
6 1 1 7.4
C. Persepsi terhadap kendali1. Saya memiliki kebebasan dalam
pekerjaan saya untuk benar-benar memuaskan kebutuhan para pelanggan saya
3 3 3 7.2
2. Saya merasa tetap bisa mengendalikan pekerjaan saya walaupun ada terlalu banyak tuntutan dari konsumen pada waktu bersamaan
3 5.4
D. Sistem pengendalian penyelia1. Penilaian penyelia saya atas
kinerja pekerjaan saya mencakup seberapa baik saya berinteraksi dengan konsumen
3 4 2 7.4
93
2. Dalam perusahaan kami para karyawan yang mampu melayani pelanggan dengan baik akan dihargai lebih besar daripada karyawan lainnya
1 2 4 2 5.8
E. Konflik peran1. Perusahaan terlalu menekankan
pentingnya menjual kepada para konsumen, sehingga sulit melayani pelanggan dengan baik
3 1 5 6.8
2. Apa yang diinginkan para pelanggan untuk saya kerjakan dan apa yang diinginkan pihak manajemen untuk saya kerjakan biasanya sama
3 4 2 5.6
F. Kemampuan dalam berperan1. Saya diberikan pelatihan yang
cukup oleh perusahaan berkenaan dengan cara berinteraksi secara efektif dengan konsumen
4 4 1 7.4
2. Saya diberikan pelatihan yang cukup oleh perusahaan berkenaan dengan cara menggunakan fasilitas sistem informasi untuk keefektifan melayani konsumen
4 3 2 5.8
Nilai Rata-Rata 6.47
Tabel Gap
Tabel 3.18 Tabel Analisis GapVariabel Kepentingan Performance Gap
Saya merasa nyaman dengan pekerjaan saya karena saya mampu melakukan tugas dengan baik
8.4 7.6 0.8
Perusahaan saya mempekerjakan orang-orang yang qualified untuk melaksanakan pekerjaannya
8.4 3 5.4
Saya memahami jasa yang ditawarkan perusahaan ke konsumen
7.8 8.2 -0.4
Perusahaan saya memberikan fasilitas (peralatan hardware, software) yang saya butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
8.2 4.8 3.4
94
saya dengan baikFasilitas yang diberikan perusahaan berpengaruh besar pada kinerja saya
7.8 7 0.8
Peralatan/fasilitas yang ada sering mengalami kerusakan
7 7.6 0.6
Kinerja saya sangat didukung oleh adanya peralatan yang berkondisi baik
4.2 7.4 -3.2
Saya memiliki kebebasan dalam pekerjaan saya untuk benar-benar memuaskan kebutuhan para pelanggan saya
8.2 7.2 1
Saya merasa tetap bisa mengendalikan pekerjaan saya walaupun ada terlalu banyak tuntutan dari konsumen pada waktu bersamaan
8 5.4 2.6
Penilaian penyelia saya atas kinerja pekerjaan saya mencakup seberapa baik saya berinteraksi dengan konsumen
8 7.4 0.6
Dalam perusahaan kami para karyawan yang mampu melayani pelanggan dengan baik akan dihargai lebih besar daripada karyawan lainnya
8.2 5.8 2.4
Perusahaan terlalu menekankan pentingnya menjual kepada para konsumen, sehingga sulit melayani pelanggan dengan baik
7.4 6.8 0.6
Apa yang diinginkan para pelanggan untuk saya kerjakan dan apa yang diinginkan pihak manajemen untuk sayakerjakan biasanya sama
7.2 5.6 1.6
Saya diberikan pelatihan yang cukup oleh perusahaan berkenaan dengan cara berinteraksi secara efektif dengan konsumen
8.8 7.4 1.4
Saya diberikan pelatihan 8.6 5.8 2.8
95
yang cukup oleh perusahaan berkenaan dengan cara menggunakan fasilitas sistem informasi untuk keefektifan melayani konsumenRata-rata 7.75 6.47
1
2
3
4
6
7
10
9
8
5
2 31 4 5 6 7 8 9 10
12
IMPORTANCE
PERFORMANCE
3
45
6
7
8910
11
1213
1415
I II
III IV
7.75
6.47
Gambar 3.4 Diagram Importance and Performance Matrix
Variabel-variabel yang terdapat pada kuadran 1, adalah termasuk
faktor-faktor yang dianggap penting oleh karyawan akan tetapi pada
kenyataannya kinerja akan faktor-faktor ini belum sesuai dengan yang
diharapkan. Faktor-faktor tersebut adalah :
96
SDM yang qualified (perusahaan sebaiknya menyaring kembali SDM yang
memiliki keahlian sesuai dengan bidang pekerjaannya, termasuk keahlian
dalam menggunakan sistem informasi)
Fasilitas (software dan hardware) yang dibutuhkan yang lebih uptodate
(yang sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini dan dirasa dapat
memberikan manfaat untuk waktu kedepannya) agar kinerja dapat lebih
maksimal
SDM dapat mengendalikan pekerjaan walaupun ada banyak tuntutan dari
konsumen diwaktu yang bersamaan (sampai saat ini kebanyakan SDM
kurang bisa mengendalikan pekerjaan apabila konsumen yang ada pada
saat itu terlalu banyak)
SDM yang mampu melayani pelanggan akan dihargai lebih besar (SDM
merasa lebih termotivasi dengan adanya imbalan atas hasil kerjanya)
Diberinya pelatihan yang cukup berkenaan dengan sistem informasi yang
digunakan untuk keefektifan melayani konsumen (agar bisa mengikuti
perkembangan teknologi yang ada dan dapat memanfaatkan teknologi
tersebut sehingga menghasilkan suatu nilai tambah dimata konsumen
dibanding pesaingnya)
Variabel-variabel ini harus ditingkatkan lagi dengan cara melakukan
perbaikan terus-menerus sampai kinerja yang ada saat ini bisa sesuai dengan
harapan.
Yang berada di kuadran II, adalah faktor-faktor yang dianggap
penting oleh SDM dan kinerja saat ini pun sudah sesuai dengan yang
diharapkan. Variabel tersebut adalah:
97
SDM merasa nyaman dengan pekerjaan karena SDM dapat melakukan
pekerjaan dengan baik (SDM sudah merasa nyaman dengan lingkungan
kerja dan budaya yang ada saat ini)
SDM memahami jasa yang ditawarkan ke konsumen (SDM sangat paham
mengenai apa yang harus mereka jual ke konsumen)
Fasilitas yang diberikan perusahaan berpengaruh besar pada kinerja SDM
(adanya fasilitas yang sekarang membuat SDM bekerja lebih baik
dibanding pada waktu tidak adanya fasilitas. Dan fasilitas sekarang sangat
membantu SDM agar bekerja lebih cepat)
SDM memiliki kebebasan untuk benar-benar memuaskan kebutuhan
(sehingga SDM merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya)
Penilaian penyelia mencakup seberapa baik SDM berinteraksi dengan
konsumen (sehingga SDM merasa termotivasi untuk bekerja lebih giat
dalam melayani konsumen, karena mengharapkan diberi penilaian yang
baik oleh penyelia)
Diberinya pelatihan yang cukup berkenaan dengan cara berinteraksi secara
efektif dengan konsumen
Variabel diatas harus dipertahankan, karena variabel inilah yang unggul dan
sudah memberi nilai lebih dimata SDM.
Kuadran III berisi faktor-faktor yang dianggap kurang penting dan
kinerja yang diberikan pun tidak terlalu istimewa. Variabel tersebut adalah:
Keinginan konsumen dan manajemen akan pekerjaan SDM biasanya sama.
Variabel ini sebaiknya dipertahankan saja.
Kuadran IV berisi faktor-faktor yang dianggap kurang penting dan
kinerjanya dirasa sudah berlebih. Variabel tersebut adalah:
98
Peralatan jarang rusak dan berkondisi baik, sehingga mendukung kinerja
SDM
Penekanan perusahaaan akan pentingnya menjual sehingga sulit melayani
pelanggan dengan baik.
Meskipun variabel tersebut dianggap kurang penting sehingga dirasa sudah
berlebih namun faktor penekanan perusahaan pada penjualan (selling) yang
berpengaruh pada pelayanan akan lebih baik bila diarahkan pada marketing
sehingga mengurangi hambatan dalam pelayanan.
Hasil analisis diatas bisa dijadikan dasar bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan tentang tindakan apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki kinerja perusahaan demi meningkatkan kualitas jasa yang
diberikan.
3.5 Tahapan Perumusan Strategi
Selain tahap input (SWOT dan Model Kompetitif 5 Kekuatan Porter),
terdapat tahap lain agar dapat merumuskan suatu strategi, yaitu:
Tahap pencocokan (menggunakan matriks SPACE)
Tahap keputusan (menggunakan matriks QSPM)
3.5.1 Analisis Strategic Position and Action Evaluation (SPACE)
Analisis SPACE dapat ditemukan dengan cara mengidentifikasi
faktor-faktor eksternal dan internal, seperti kekuatan keuangan (Financial
Strength-FS), keunggulan kompetitif (Competitive Advantage-CA), kekuatan
industri (industrial Strength-IS), stabilitas lingkungan (Environmental
Stability-ES). Dibawah ini adalah hasil analisis yang didapat dari wawancara
dan analisa dengan Account Officer Asuransi Pelangi.
99
Tabel 3.19 Tabel Matriks SPACEKekuatan keuangan peringkat
1) Jumlah produksi terus meningkat beberapa waktu belakangan
ini.
Produksi Juni 2007: Rp 4.069.964.000
Produksi Juli 2007: Rp 6.180.429.000
Produksi Agustus 2007: Rp 8.237.749.000
5
2) Persen rasio pembeli Pelangi terhadap penumpang ditahun
2007 untuk wilayah Padang (diantara semua Bandara
diwilayah Barat) memiliki nilai paling tinggi, yaitu sebesar
8.36%
4
Total FS 9
Kekuatan industri peringkat
1) Belum adanya peraturan baru dari pemerintah yang
membatasi prosedur penjualan asuransi Pelangi
3
2) Potensi produksi tahun 2008 mendatang lebih besar (potensi
jumlah kupon yang terjual sampai dengan Juli 2008 terhitung
besar diukur dari prediksi peningkatan jumlah penumpang
keberangkatan yaitu menjadi sebesar 18.929.842 untuk
wilayah Barat Indonesia, yang sebelumnya 17.318.074)
4
Total IS 7
Keunggulan Kompetitif peringkat
1) Menjadi pemain tunggal dalam industri asuransi penerbangan
sukarela selama 7 tahun
-1
2) Target pasar yang luas (masyarakat yang menggunakan
perjalanan udara)
-2
Total CA -3
Stabilitas Lingkungan peringkat
1) Dunia internasional sedang menganggap bahwa kualitas
pesawat Indonesia meragukan (sumber: cyberMQ.com)
-3
2) Pesaing utama, Asuransi Bumi Asih Jaya memberikan harga
pertanggungan yang lebih kecil tetapi dengan jangka waktu
berlaku premi lebih lama
-2
100
Total ES -5
Kesimpulan:
Rata-rata FS = 9 / 2 = 4.5 Rata-rata IS = 7 / 2 = 3.5
Rata-rata CA = -3 / 2 = -1.5 Rata-rata ES = -5 / 2 = -2.5
Koordinat vektor arah:sumbu x = -1.5 + (+3.5) = 2
Sumbu y = -2.5 + (+4.5) = 2
FS
ES
IS
2
2 (+2,+2)
CA
Gambar 3.5 Matriks SPACE PT. Jasindo
Hasil dari matriks SPACE diatas adalah posisi perusahaan berada
pada kuadran agresif, dimana strategi yang layak digunakan diantaranya
adalah intensif, diversifikasi, dan integrasi. Akan tetapi tidak semua harus
digunakan, tergantung kondisi spesifik yang dihadapi perusahaan. Dan
strategi yang sebaiknya dijalankan oleh Jasindo adalah strategi intensif, yaitu
penetrasi pasar: meningkatkan pangsa pasar untuk produk/jasa saat ini dipasar
melalui usaha pemasaran yang lebih besar. Misal dengan memasang iklan di
billboard bandara, meningkatkan perkenalan akan asuransi penerbangan
sukarela ke masyarakat awam, atau meningkatkan penjualan melalui layanan
online atau promosi lewat internet dan media cetak.
101
3.5.2 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Matriks QSPM adalah analisis perumusan strategi. Dibawah ini
adalah matriks QSPM Asuransi Pelangi Jasindo, yang akan menghasilkan
pilihan strategi yang paling layak untuk diimplementasikan.
Tabel 3.20 Tabel Matriks QSPM
Alternatif StrategiMemasang billboard di
bandara
Meningkatkan perkenalan
akan asuransi penerbangan
sukarela melalui seminar
pengenalan
Memberikan layanan
pemesanan online
(e-commerce)
Faktor Kunci Bobot AS TAS AS TAS AS TASKekuatanSecara bisnis penghasilannya menguntungkan Jasindo (premi yang terjual lebih banyak dari klaim yang diterima)
0.18 1 0.18 2 0.36 3 0.54
Penjualan premi terus meningkat beberapa waktu belakangan ini
0.14 2 0.28 1 0.14 3 0.42
Merupakan produk unggulan ritel Jasindo
0.12 3 0.36 4 0.48 2 0.24
Biaya pemasaran yang disediakan perusahaan lebih banyak dibanding untuk produk ritel lainnya
0.06 4 0.24 1 0.06 3 0.18
Memiliki SDM yang bersemangat kerja tinggi
0.06 - - - - - -
Kelemahan
Logistik sering mengalami keterlambatan karena prosedur permintaan persediaan yang cukup rumit (harus melalui
0.14 1 0.14 2 0.28 4 0.56
102
kantor pusat)Konsep pemasaran (promosi) kurang terencana dengan baik
0.09 4 0.36 3 0.27 2 0.18
SDM kurang terlatih 0.07 1 0.07 2 0.14 3 0.21
Counter penjualan yang menggunakan PC masih terbatas
0.06 1 0.06 2 0.12 3 0.18
Jaringan komunikasi
antara bandara-kantor
pusat-kantor cabang
masih manual
0.07 1 0.07 2 0.14 3 0.21
PeluangPersepsi masyarakat sudah mengenal nama Jasindo
0.09 2 0.18 4 0.36 3 0.27
Hampir tidak ada pesaing sejenis
0.13 3 0.39 4 0.52 2 0.26
Target pasar luas 0.08 4 0.32 2 0.16 3 0.24
Kecelakaan pesawat yang terjadi belakangan ini di Indoenesia (antara tahun 2002-2007, telah terjadi 9 kecelakaan pesawat, berdasarkan data Departemen Perhubungan) membuat masyarakat gamang menggunakan transportasi udara sehingga memunculkan kebutuhan asuransi
0.08 3 0.24 4 0.32 1 0.08
Dukungan dari PT.Angkasa Pura untuk kemudahan Jasindo akses ke Bandara (dibanding pesaing yang ingin akses ke Bandara juga)
0.11 3 0.33 2 0.22 1 0.11
Ancaman
Mulai muncul pesaing baru
0.13 4 0.52 2 0.26 3 0.39
Pengetahuan terhadap adanya asuransi sukarela masih minim
0.07 3 0.21 4 0.28 2 0.42
103
dimasyarakatAdanya prosedur dari bandara yang membatasi lokasi penjualan
0.15 2 0.30 1 0.15 4 0.60
Adanya perubahan peraturan terhadap asuransi penerbangan sukarela
0.09 - - - - - -
Masih adanya beberapa pihak yang memiliki opini negatif tentang asuransi ini
0.08 3 0.24 4 0.32 1 0.08
Total Nilai Daya Tarik (TAS)
4.49 4.58 5.17
Kesimpulan dari matriks QSPM ini adalah strategi yang memiliki
nilai TAS lebih besar adalah strategi yang lebih layak untuk
diimplementasikan. Dan diantara dua alternatif yang dianalisa, strategi
dengan memberikan layanan pemesanan secara online memiliki nilai TAS
yang lebih besar. Oleh karena itu, strategi yang lebih layak untuk
diimplementasikan adalah strategi tersebut, yaitu memberikan layanan
pemesanan secara online. Dengan memberikan layanan pemesanan online
berarti sistem dan teknologi informasi PT. Jasindo juga harus memenuhi
kualifikasi dari kebutuhan untuk layanan ini agar strategi dapat dijalankan
dengan sempurna dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Strategi ini
mencerminkan adanya dukungan sistem dan teknologi informasi dalam
melakukan peningkatan kinerja bisnis perusahaan untuk mencapai sasaran
strategi tersebut.
3.6 Analisis Sistem Informasi
Analisis sistem informasi yang akan digunakan adalah analisis
Critical Success Factor.
104
3.6.1 Analisis Critical Success Factor (CSF )
Berdasarkan analisa hasil wawancara dengan account officer Asuransi
Pelangi, telah didapat Critical Success Factor Asuransi Pelangi PT. Jasindo
yang meliputi:
Memaksimalkan semua sumber daya yang ada diperusahaan, baik dari
sumber daya manusia maupun teknologinya agar dapat mencapai
sasaran jangka pendek dan panjang
Memiliki anggaran dan konsep pemasaran (promosi) yang terencana
Melakukan dan memanfaatkan kerjasama dengan pihak lain yang
mendukung proses bisnis Asuransi Pelangi dalam mencapai target
penjualannya.
3.7 Tahapan Perencanaan Strategi Sistem Informasi
Tahapan perencanaan strategi sistem informasi menurut Tozer (1996,
p.41-67) terdapat lima fase (fase 0-fase 4). Akan tetapi yang akan dijabarkan
disini hanyalah fase 0 sampai dengan fase 3. Ini dikarenakan Penulis hanya
mengevaluasi sistem yang ada saat ini dan memberikan usulan solusi
stratejik, baik dari sisi bisnis maupun sistem informasi, yang dapat diterapkan
oleh perusahaan agar lebih baik lagi kedepannya.
3.7.1 Fase 0 Menentukan Ruang Lingkup dan Konteks
Pada fase ini ditetapkan konteks dan ruang lingkup dari rencana dan
strategi sistem informasi. Seperti menentukan komitmen manajemen,
kebutuhan, dan ruang lingkup yang berhubungan bisnis dan strategi sistem
informasi.
105
3.7.1.1 Tahap 1.1 Menentukan Ruang Lingkup dan Konteks
Tujuan tahapan ini adalah memulai studi yang paling sesuai dengan
waktu yang tepat, dengan pengawasan yang benar, dengan referensi yang
benar, komitmen manajemen, dan harapan-harapan.
3.7.1.1.1 Pembahasan Ruang Lingkup Proyek
Sasaran dan strategi dari PT. Jasindo :
Memasarkan dan memperkenalkan produk ke masyarakat luas
khususnya target pasar yang masih belum mengenali produk ini dan
apa keuntungan yang dapat diperoleh
Memberikan layanan dan kualitas produk yang sesuai dengan harapan
konsumen
Mencapai target penjualan yang telah ditentukan
Menjadikan Asuransi Pelangi sebagai kebutuhan utama masyarakat
dalam melakukan perjalanan melalui udara dan laut.
3.7.1.1.2 Konteks dan Ruang Lingkup Perencanaan Strategi Informasi
Strategi sistem informasi PT. Jasindo:
Pembentukan database yang tersentralisasi di kantor pusat
Penggunaan teknologi VPN-IP/MPLS untuk komunikasi online.
PT. Jasindo sudah memiliki sistem informasi yang cukup baik yang
membantu proses bisnis dan secara online, khususnya di kantor pusat.
Antara kantor pusat dengan kantor cabang belum memiliki koneksi
jaringan internet, sehingga alur informasi masih dilakukan secara manual.
Kebanyakan proses bisnis asuransi pelangi dilakukan dikantor cabang.
Aplikasi yang digunakan dikantor cabang memungkinkan user untuk
memasukkan, mengakses, dan menyimpan data-data penjualan/produksi.
106
Data-data tersebut lalu disimpan dalam cartridge lalu cartridge tersebut
dikirim secara manual ke kantor pusat untuk diproses datanya secara lebih
lanjut oleh divisi yang bersangkutan (divisi non KBM dan divisi
pemasaran khusus).
3.7.1.1.3 Analisis problem dan goals
Masalah yang ada pada Asuransi Pelangi PT. Jasindo adalah:
a) Bagaimana cara memaksimalkan sumber daya manusia dan teknologi
yang sudah ada saat ini agar membantu mencapai target penjualan
yang sudah ditentukan, dan sasaran jangka pendek dan panjangnya
b) Bagaimana meningkatkan kinerja SDM saat ini yang kurang ahli
dalam menggunakan aplikasi yang tersedia
c) Lambannya alur informasi dan komunikasi yang diakibatkan tidak
tersedianya sistem yang terintegrasi atau jaringan internet antara
kantor cabang dan kantor pusat atau bandara dengan kantor cabang
dan kantor pusat
d) Kurangnya promosi yang lebih memperkenalkan produk Asuransi
Pelangi kemasyarakat luas karena beberapa pihak internal Jasindo
sendiri belum merasa perlunya dilakukan kegiatan promosi yang lebih
besar
e) Seringnya terjadi keterlambatan logistik (kupon) sehingga
menghambat penjualan
Solusi untuk masalah yang ada pada Asuransi Pelangi PT. Jasindo adalah:
a) Membuat aplikasi pengisian form yang lebih mudah untuk petugas
counter dibandara, dan memberikan training selling skill kepada
tenaga penjual agar lebih ahli dan persuasif dalam memperkenalkan
107
dan menawarkan produk kepada penumpang pesawat yang berada
disekitar counter
b) Memberikan pelatihan (training) untuk penggunaan komputer dan
aplikasi yang disediakan, sehingga sistem yang tersedia dapat
digunakan secara efektif dan efisien dan melakukan penyaringan
karyawan baru dengan memberikan syarat penerimaan (kualifikasi)
yang lebih memfokuskan pada orang-orang yang biasa menggunakan
dan mengerti komputer
c) Menyediakan jaringan internet yang menghubungkan bandara dengan
kantor cabang dan kantor pusat
d) Meningkatkan teknik promosi Asuransi Pelangi melalui media yang
disediakan sehingga produk ini tidak asing lagi dimata masyarakat,
khususnya yang mulai terbiasa melakukan perjalanan dengan pesawat
e) Mempunyai sistem yang mengatur jadwal pemesanan untuk bagian
logistik, dan memiliki jaringan koneksi yang menghubungi
perusahaan dengan supplier.
Tabel 3.21 analisis problem dan goalsMasalah Solusi Rating kritikal
memaksimalkan sumber
daya manusia dan
teknologi agar mampu
membantu mencapai
target penjualan dan
sasaran jangka pendek dan
panjang
Membuat aplikasi yang
lebih mudah digunakan
untuk membantu kinerja
seluruh SDM baik
karyawan di kantor
maupun penjual,
memberikan training
selling skill kepada tenaga
penjual, memperbaharui
perangkat keras yang
3
108
sudah lama
SDM penjual kurang
mengerti komputer dan
aplikasi yang sudah
disediakan
Memberikan training
komputer, menyaring
kembali tenaga penjual
dan menerima yang
terbiasa menggunakan
komputer
3
Tidak tersedia jaringan
internet antara bandara,
kantor cabang dan kantor
pusat
Menghubungkan jaringan
internet antara bandara,
kantor cabang, dan kantor
pusat
3
Kurangnya promosi Meningkatkan tehnik
pemasaran (promosi) yang
lebih baik, melalui media
cetak, elektronik, atau
media yang tersedia
lainnya
3
Seringnya terjadi
keterlambatan logistik
Mengaplikasikan sistem
pengaturan jadwal
pemesanan kupon,
memiliki jaringan extranet
yang menghubungkan
dengan supplier
4
Keterangan rating kritikal:
1 = Tidak mutlak dibutuhkan untuk mendukung bisnis.
2 = Dibutuhkan untuk mendukung bisnis namun kepentingan
= dan jadwal aktivitas lebih rendah dibandingkan dengan 3.
3 = Dibutuhkan untuk mendukung bisnis.
4 = Kritikal terhadap gangguan operasi bisnis.
5 = Kritikal terhadap operasi bisnis, kepentingannya tinggi dan
= jadwal yang ketat.
109
3.7.1.1.4 Struktur Organisasi dan Tanggung Jawab
Dibawah ini adalah struktur organisasi kantor pusat PT. Jasindo
berdasarkan addendum XII SK.No.014.DMA/99 tanggal 30 Oktober 1999:
Gambar 3.6 Struktur Organisasi Kantor Pusat PT. Jasindo
110
KEPALA UNITTEHNIK
KEPALA UNITPENJUALAN
KEPALA UNITKEUANGAN
KEPALACABANG
Gambar 3.7 Struktur Organisasi Kantor Cabang Ritel
Tugas dan tanggung jawab
1. Dewan komisaris
Komisaris utama: koordinasi kegiatan dan pelaksanaan tugas
anggota komisaris serta bertugas dan bertanggungjawab dalam
bidang organisasi, umum, dan sekretariat.
Komisaris: bertanggungjawab dalam bidang keuangan, teknologi
informasi, administrasi, pemasaran korporasi, administrasi
operasional ritel.
2. Dewan direksi
Direktur utama:
Supervisi dan koordinasi terhadap kegiatan dan tugas-tugas
anggota direksi
Melakukan supervisi terhadap Satuan Pengawas Intern
(SPI), divisi Sumber Daya Manusia, sekretaris perusahaan
dan biro manajemen mutu pelayanan serta biro risk
management.
Direktur teknik dan luar negeri: melakukan supervisi terhadap
divisi underwriting marine/aviation, divisi underwriting non
111
marine, divisi klaim, divisi reasuransi, divisi oil&gas. Direktur
teknik luar negeri juga bertanggung jawab untuk membina
kompetensi dibidang underwriting guna meningkatkan kinerja
perusahaan.
Direktur pemasaran korporasi: melakukan supervisi terhadap
divisi pemasaran dan pembangunan usaha korporasi, kantor-
kantor cabang korporasi dan kantor-kantor cabang bauran.
Direktur pemasaran korporasi juga bertanggung jawab untuk
melakukan pembinaan profesi dibidang pemasaran korporasi.
Direktur keuangan: melakukan supervisi terhadap divisi akuntansi
dan anggaran, divisi pendanaan dan investasi, divisi teknologi
informasi, serta divisi asuransi keuangan. Dalam meningkatkan
kinerja dibidang keuangan, direktur keuangan juga bertanggung
jawab untuk melakukan pembinaan profesi dibidang keuangan,
akuntasi, dan teknologi informasi.
Direktur operasi ritel: melakukan supervisi terhadap divisi
kendaraan bermotor, divisi non kendaraan bermotor, divisi
pemasaran khusus, kantor cabang takaful, kantor-kantor cabang
ritel dan kantor-kantor cabang bauran serta pembinaan profesi
bidang pemasaran ritel.
3. Komite Audit:
Menilai pelaksanaan kegiatan dan hasil audit SPI maupun audit
eksternal sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang
tidak memenuhi standar
112
Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem
pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya
Memastikan bahwa prosedur review terhadap segala informasi
yang dikeluarkan oleh BUMN telah berjalan dengan baik
Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris
Melaksanakan tugas lain yang diberikan komisaris sepanjang
masih dalam lingkup tugas dan kewajiban komisaris
4. Divisi Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Berfungsi sebagai pengawas kegiatan operasional perusahaan yang
hasilnya kemudian dituangkan kedalam bentuk laporan untuk
diserahkan kepada dewan direksi.
Tanggung jawab divisi SPI:
Melakukan kajian dan analisis terhadap rencana investasi
perusahaan. Studi kelayakan terutama pada aspek pengkajian dan
pengelolaan resiko, untuk pelaksanaannya oleh divisi yang
bersangkutan.
Melakukan evaluasi dan validasi terhadap sistem yang berjalan
maupun yang baru akan diimplementasikan mengenai
pengendalian, pengelolaan, pemantauan efektivitas serta efisiensi
sistem dan prosedur untuk setiap unit perusahaan.
Melakukan penilaian dan pemantauan mengenai sistem
pengendalian informasi dan komunikasi untuk memastikan bahwa
informasi penting perusahaan terjamin keamanannya dan
penyajian segala laporan dan kegiatan perusahaan memenuhi
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
113
Melaksanakan tugas khusus dalam lingkup pengendalian intern
yang ditugaskan oleh direktur utama.
5. Sekretaris Perusahaan:
Sebagai fasilitator dan mediator yang menjembatani kepentingan
perusahaan dengan pihak eksternal maupun internal.
6. Tim Pengadaan Aktiva/Barang dan Jasa Perusahaan:
Bertujuan untuk memberikan pengawasan atas proses
pengadaan barang dan jasa agar sesuai dengan prosedur dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Tim ini mempunyai anggota yang
berasal dari pejabat diluar unit kerja yang mengelola pengadaan
barang dan jasa.
Membuat konsep sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa
perusahaan untuk ditetapkan oleh direksi
Melakukan penilaian atas setiap permintaam pengadaan barang
dan jasa perusahaan dari unit kerja
Bertanggung jawab kepada direksi dan wajib membuat laporan
tertulis secara berkala atas perkembangan tugasnya.
7. Tim Tetap Penelitian Karyawan:
Memberikan pendapat, saran, ataupun usul kepada direksi
mengenai sanksi administratif kepada karyawan yang melakukan
pelanggaran peraturan dengan ancaman hukuman serendah-
rendahnya penundaan kenaikan pangkat.
Memberikan pendapat, saran, ataupun usul kepada dewan direksi
untuk proses keputusan pemberian sanksi administratif pada
tingkat banding yang merupakan wewenang dewan direksi
114
sepenuhnya bagi karyawan yang sebelumnya telah diputus sanksi
administratif berupa demosi/pemberhentian.
8. Divisi KBM
Secara khusus bertanggung jawab atas pengelolaan bisnis asuransi
kendaraan bermotor.
9. Divisi Non KBM (yang menangani Asuransi Pelangi)
Bertanggung jawab atas seluruh produk ritel diluar bisnis asuransi
kendaraan bermotor.
10. Divisi Pemasaran Khusus (yang menangani Asuransi Pelangi)
Bertanggung jawab atas tugas-tugas operasional sebagai berikut:
Membantu kantor-kantor cabang dalam pengembangan jaringan
bisnis dan pemasaran pada segmen perbankan melalui
Membangun ikatan kerjasama bisnis dalam bentuk PKS
sebanyak mungkin bank
Bertindak asebagai fasilitator dalam membangun hubungan
personal dan bisnis lebih intensif antara pejabat bank
berkompeten dengan petugas pemasaran kantor cabang.
Membantu kantor cabang dalam program perekrutan serta
pembinaan sektor keagenan sebagai salah satu jalur distribusi
penting dalam pemasaran produk-produk ritel perusahaan.
Melakukan evaluasi atas permasalahan-permasalahan
administratif maupun operasional dalam rangka meningkatkan
kinerja 28 kantor cabang dibawah supervisi direktorat ritel.
Melakukan penilaian atas kinerja kantor cabang secara periodik
115
Melakukan evaluasi dalam rangka pembukaan kantor-kantor
penjualan baru didaerah potensial serta kemungkinan peningkatan
kelas kantor penjualan berprestasi menjadi kantor cabang penuh.
Secara khusus mengelola kerjasama penutupan secara ko asuransi
atas pos-pos bank BNI.
Senantiasa mencari terobosan baru khususnya dibidang
operasional dan pemasaran produk-produk asuransi dalam rangka
membantu manajemen mencapai sasaran kerja.
11. Divisi Teknologi Informasi
Tugas dan fungsi divisi teknologi informasi adalah:
Melakukan pengelolaan dan pengembangan seluruh sistem
komputerisasi baik dikantor cabang maupun dikantor pusat
Melakukan pengelolaan dan pengembangan perangkat keras dan
jaringan komputer
Melakukan pengelolaan dan riset paket-paket perangkat lunak
Mengawasi dan monitoring peralatan baik perangkat keras
maupun perangkat lunak yang digunakan di Jasindo
Melakukan analisa dan evaluasi terhadap seluruh sistem
komputerisasi
Melakukan dan mengadakan training and gathering serta
guidance terhadap user-user di Jasindo
12 . Kepala Cabang
Membantu Direktur Operasi Ritel dalam rangka pencapaian target
direktorat ritel, memberikan masukan terhadap kebijakan ritel serta
116
menjadi penanggungjawab operasional dan pengembangan SDM di
kantor cabang.
13. Kepala Unit Penjualan
Membantu kepala cabang dalam pencapaian target produksi dan
mengelola kegiatan operasional unit penjualan.
14. Kepala Unit Teknik
Membantu kepala cabang dalam melakukan koordinasi dan
pengawasan semua kegiatan bidang akseptasi/ underwriting dan klaim
untuk mendukung pencapaian target kantor cabang.
15. Kepala Keuangan
Membantu kepala cabang dalam mengelola keuangan, inventaris
perusahaan, dan SDM kantor cabang, sehingga dapat mendukung
jalannya operasional kantor cabang.
3.7.1.1.5 Proses Bisnis
Proses bisnis (proses penjualan) Asuransi Pelangi PT. Jasindo adalah
sebagai berikut:
117
Pemasok Kupon Premi(PT.Sapta Wigatha)
Kantor Pusat
Kantor CabangSupervisi
Counter Bandara KantorCabangAgen
Konsumen (Nasabah)
kupon premi
kupon premi
kuponpremi
klaim klaim klaimkuponpremi
kuponpremi
kuponpremi
klaim klaim
klaim
pembayaranklaim
Gambar 3.8 Proses Penjualan Asuransi Pelangi PT. Jasindo
3.7.2 Fase 1 Menentukan Informasi Bisnis dan Kebutuhan Pendukung
Dalam fase ini menentukan informasi bisnis dan kebutuhan
pendukung yang membantu dalam merumuskan sebuah strategi.
3.7.2.1 Tahap 1.2 Persiapan Pengumpulan Informasi
Tujuan dari tahapan ini adalah memastikan fakta-fakta dasar yang
nantikan akan dibutuhkan untuk analisis/penaksiran yang akan dilakukan.
3.7.2.1.1 Perencanaan Bisnis
PT. Jasindo membuat perencanaan bisnis yang terdiri dari strategi
jangka panjang, strategi jangka pendek, dan strategi umum yang perlu
dilaksanakan.
118
Sasaran Jangka Panjang
Membuat asuransi penerbangan sukarela, khususnya Asuransi Pelangi
menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia, seperti layaknya
perbankan.
Sasaran Jangka Pendek
Mencapai target penjualan tahun 2007 sebesar Rp20.000.000.000,-
(untuk Jakarta saja)
Strategi Umum Asuransi Pelangi
a. Meningkatkan penjualan dengan memberikan pelatihan
periodik kepada tenaga penjual mengenai selling skill dan cara
menggunakan aplikasi yang telah disediakan
b. Meningkatkan promosi agar lebih dikenal dimata masyarakat,
khususnya target pasar yang telah ditentukan
c. Terus meningkatkan pelayanan sehingga konsumen puas dan
menjadi loyal
d. Menggunakan sistem informasi yang telah disediakan untuk
hasil dari proses bisnis yang lebih cepat, tepat, dan akurat.
3.7.2.1.2 Aplikasi pada PT. Jasindo
Aplikasi yang digunakan pada PT. Jasindo, khususnya yang berkaitan
dengan proses bisnis produk Asuransi Pelangi (kantor pusat, kantor
cabang, dan counter dibandara) adalah:
Modul produksi, modul keuangan, modul klaim, dan aplikasi pelangi.
119
Tabel 3.22 Tabel Persediaan dan Penilaian Sistem yang Ada pada PT. JasindoApplication Status
P – PlanD –
Dev’tL - Live
Date First Live
Hardware & software
environment
User interface
mode
Comments
Modul produksi
L 1996 Windows XP; Pentium 4;3.06GHz
Interactive
Membuku besarkan transaksi yang terjadi,mencatat semua polis/endorsement, kartu piutang premi, dan kartu hutang komisi.Membuat laporan produksi; tidak mudah terkontaminasi virus; security terjamin; mudah digunakan; kuantitas hardware kurang; kurangnya tenaga ahli yang mengawasi secara periodik jalannya modul; mudah untuk entry data; sering ‘crash’ apabila ada program yang dijalankan bersamaan
Modul keuangan
L 1996 Windows XP; Pentium 4;3.06GHz
Interactive
mencatat semua transaksi keuangan dan membuat laporan keuangan;mudah untuk digunakan; kapasitas database besar dan mudah diakses karena terkelompok; tidak online; hanya ada satu server apabila rusak akan menghambat pekerjaan
Modul klaim
L 1996 Windows XP; Pentium 4;3.06GHz
Interactive
Mencatat dan mengumpulkan semua data klaim, baik itu biaya ataupun nota kerugian. Dan membuat laporan biaya dan informasi yang terkait dengan klaim; mempercepat pencarian informasi; mendukung
120
langkah-langkah pengambilan keputusan; kecepatan dan akurasi perlu ditinjau ulang; pengambilan keputusan memakan waktu cukup lama karena keterbatasan sistem; data terkadang kurang uptodate
Aplikasi Pelangi
L 2000 Java; database access 2003; jasperreport; Windows XP; Pentium 4 ; 3.06GHz;
Interactive
Mengumpulkan dan menyimpan semua data pembeli premi pada counter di Bandara, mencetak kupon, membuat laporan penjualan harian/mingguan/bulanan
3.7.2.2 Tahap 1.3 Menentukan Informasi Bisnis, Dukungan yang Diperlukan,
dan Prioritas
Tahapan ini memiliki tujuan sebagai berikut:
Mengembangkan pemahaman yang jelas dan sempurna akan tujuan status
bisnis, arahan, lingkungan, rencana, informasi dan kebutuhan pendukung.
3.7.2.2.1 Analisis Strategi Sistem Informasi
Analisis strategi sistem informasi terdiri dari:
Fungsi bisnis
Tabel dibawah ini menjelaskan tentang area fungsi, fungsi bisnis, dan
proses bisnis yang ada pada PT. Jasindo Asuransi Pelangi:
121
Tabel 3.23 Tabel Area Fungsi, Fungsi Bisnis, dan Proses Bisnis pada PT. JasindoArea Fungsi Fungsi Bisnis Proses Bisnis
Penjualan Menentukan
strategi pemasaran
Merundingkan
konsep pemasaran
yang lebih unggul
dibanding pesaing
Menentukan
metode penjualan
yang baik agar
tercapai target
penjualan
Tanggung jawab
atas target
penjualan yang
didapat
Melakukan
perekrutan SDM
penjual
(outsourcing
dengan KSA)
Memberikan
kualifikasi SDM ke
KSA (Koperasi
Pegawai Satya
Ardhia)
Mengurus logistik Melakukan
pemesanan stok
kupon kekantor
pusat
Memberikan
arahan kepada
SDM penjual
(sales)
Memberikan
motivasi agar SDM
lebih gigih dan
disiplin dalam
bekerja sehingga
bisa mencapai
target penjualan
Memberikan
training selling
skill (memberikan
122
beauty class)
Memberikan
training
penggunaan
aplikasi yang
disediakan
Memantau
kegiatan penjualan
di counter Bandara
Melakukan
pengawasan
terhadap kinerja
SDM
Memperbaharui
desain counter dan
seragam SDM
secara periodik
agar menciptakan
suasana baru
Memelihara
infrastruktur
perusahaan di
bandara (PC,
printer)
Teknik Mencatat transaksi
penjualan
Meminta laporan
penjualan
mingguan dari
counter
Mengumpulkan
semua laporan
penjualan untuk
diberikan ke kantor
pusat
Membuat buku
produksi
Mengatasi dan
123
menyelesaikan
pengajuan klaim
Keuangan Membuat laporan
keuangan
Mencatat
pendapatan yang
diterima secara
periodik
Mencatat hutang
klaim, piutang
premi, hutang
komisi
Membuat buku
produksi
Sasaran
Menjelaskan setiap sasaran yang telah dicapai perusahaan maupun
area fungsi yang spesifik
CSF ( Critical Success Factor)
Menjelaskan pengaruh kritikal terhadap kesuksesan atau kegagalan
manajemen suatu fungsi atau dalam mencapai suatu sasaran.
Internal / eksternal: mengidentifikasi apakah CSF hanya
berhubungan dengan bagian internal perusahaan atau tidak
Able to influence: menjelaskan apakah masing-masing direktur
atau manajer dapat mempengaruhi CSF tersebut atau hanya
mampu mengawasi saja.
Pengukuran kinerja (performance measures)
Ukuran atau indikator yang membantu dalam menilai kinerja fungsi
bisnis secara langsung, tingkat kesuksesan dalam mencapai sasaran,
respon terhadap CSF.
124
Kebutuhan informasi bisnis pendukung (business information and
support needs)
Menampilkan semua hal yang berkaitan dengan informasi bisnis dan
dukungan yang dibutuhkan.
125
Tabel 3.24 Analisa Strategi Sistem Informasi Asuransi Pelangi PT.JasindoFunction Objective/ Goal Critical Success Factor Ext/
IntAble
toInfl
Performance Measures
Business Information& Support Needs
Prty
Menentukan strategi pemasaran
Mencapai target penjualan
Memperkenalkan produk lebih mendalam ketargetpasar yang masih belum mengenali
Mengetahui teknik penjualan yang persuasif
Memiliki anggaran dan teknik pemasaran(promosi) yang terencana dengan baik
I
I
Y
Y
Tercapainya target penjualan
Penjualan premi meningkat
Informasi tentang jumlah penumpang pesawat, keinginan target pasar, dan tehnik penjualan pesaingInformasi mengenai keadaan pasar, keinginan konsumen, kepuasan konsumen, kritik/saran
H
M
Memberikan arahan kepada SDM penjual
SDM lebih gigih dalam mencapai target penjualan
Motivasi, skill yang dimiliki oleh SDM
I N Angka penjualan yang semakin baik dari setiap penjual
Informasi mengenaikualifikasi penerimaan SDM, pelatihan apa yang diperlukan, tingkat pendapatan, tunjangan, serta komisi yang diberikan
M
Melakukan perekrutan SDM
Memiliki SDM yang kompeten dan representatif
SDM yang memenuhi kualifikasi
I Y SDM menangani bidang yang dikuasai
Informasi mengenai kinerja SDM per periode (harian/mingguan/bulanan)
M
Mengurus bagian logistik
Jumlah kupon yang selalu mencukupi penjualan
Adanya jalur komunikasi antara supplier dengan perusahaan
E Y Buku kupon premi selalu tersedia
Informasi mengenai jumlah buku yang diminta dan dikirim, jadwal pengiriman
H
Memantau Aktivitas penjualan SOP diberitahukan I Y Aktivitas yang Informasi mengenai proses H
126
kegiatan penjualan dibandara dan kantor cabang
berjalan lancar dan sesuai prosedur
kesemua pihak yang terkait dalam aktivitas penjualan
berjalan sesuai SOP penjualan, peraturan pemerintah, peraturan pihak bandara
Mencatat transaksi penjualan
Memiliki laporan mengenai semua penjualan
Mencatat semua penjualan yang terjadi
I Y Pendapatan yang diterima sesuai dengan pendapatan yang tercantum dilaporan
Informasi mengenai jumlah pendapatan, jumlah premi yang terjual, klaim yang diajukan, biaya klaim yang dikeluarkan
H
Membuat laporan keuangan
Dapat mengevaluasi penjualan untuk motivasi dimasa mendatang
Mengelola data keuangan dengan yang baik dan konsisten
I Y Informasi keuangan yang akurat
Informasi mengenai data-data keuangan yang terjadi, baik penerimaan maupun pengeluaran
H
127
3.7.2.2.2 Konsolidasi Kebutuhan Informasi dan Pendukung Bisnis
Konsolidasi diperoleh dengan mengkategorikan fungsi bisnis dan
membandingkannya dengan lapisan Anthony Triangle yang
menggambarkan tingkatan level untuk kebutuhan informasi, yaitu
strategic, planning and analysis, operational control, transaction systems,
administrative support systems. Dibawah ini adalah tabel ringkasan
konsolidasi informasi bisnis yang didapat dari hasil wawancara dan
analisa.
Tabel 3.25 Ringkasan Konsolidasi Informasi dan Pendukung Bisnis PT.Jasindo
Information/ Support Need Source Joint prty
Potential Business
Benefits Sources and Basis
Short Title Description Initial PrtySTRATEGIC SUPPORTStrategi Pemasaran
Strategi penjualan
Strategi keuangan
Menentukan teknik pemasaran yang baik agar menguasai pangsa pasar yang lebih luas
Menentukan pilihan strategi pemasaran apadan tehnik penjualan yang bagaimana yang paling layak diimplementasikan, dari sisi harga produk yang sesuai, biaya yang dikeluarkan,dan manfaat
Menentukan pilihan terbaik agar bisa terus memanfaatkan anggaran yang ada untuk kelancaran proses bisnis
MM
SM
FM
H
H
H
H
H
H
PLANNING AND ANALYSISPerencanaan keuangan
Menentukan pendapatan yang akan diterima dan anggaran yang akan dikeluarkan
FM H M
128
Analisis keuangan
Analisis pasar dan pesaing
Analisa mengenai aktivitas keuangan perusahaan (arus kas, hutang-piutang,dll)
Analisa mengenai target pasar yang sesuai (dilihat berdasarkan demografi,dll)
Melakukan perbandingan dengan pesaing (dari sisi harga, pelayanan, keunggulanproduk,dll)
AM
MM
H
H
M
H
MONITORING&CONTROL NEEDSMonitor logistik
Monitor pemasaran
Laporan Polis
Laporan KlaimSementara
Laporan Penyelesaian Kerugian
Laporan Keuangan
Memantau jadwal waktu pemesanan dan pengiriman stok, jumlah yang dipesan dan jumlah yang diterima
Memantau kegiatan promosi yang dilakukan agar sesuai dengan rencana dan anggaran
Memantau tingkat penjualan yang didapatoleh tiap SDM penjual atau Agen
Memantau jumlah klaim yang diterima dan biaya klaim yang dikeluarkan
Memantau semua transaksi klaim yang dibayar
Memantau kegiatan finansial perusahaan
SM
MM
AM
FM
FM
FM
H
H
H
H
H
H
H
M
H
M
M
H
TRANSACTIONSNotaProduksi
Polis
Mencatat laporan pendapatan
Mencatat data penjualan dan transaksi
AM
FM
H
H
M
M
129
Bukti kas/bank/memorial
Mencatat bukti pengiriman/penerimaan kas penjualan per periode tertentu
FM H H
OPERATION SUPPORTDatabase konsumen
Data transaksi
Data stok
Informasi seputar data pelanggan (identitas diri), history pembelian, jalur penerbangan yang biasa dilewati
Mencatat data transaksi secara jelas
Mencatat jumlah stok yang ada dan harus dipesan
MM
AM
AM
M
H
H
M
H
H
Keterangan initial:
FM = Finance Manager
MM = Marketing Manager
AM = Accounting Manager
SM = Sales Manager
Keterangan priority:
VH = Very High
H = High
M = Medium
L = Low
3.7.3 Fase 2 Menentukan Arsitek Informasi serta Pilihan untuk Solusi
Tujuan dari fase kedua ini adalah menentukan sasaran strategis dari
Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, dan menentukan sejumlah pilihan
untuk mencapai sasaran tersebut.
3.7.3.1 Tahap 2.1 Menentukan Aplikasi yang Sedang Berjalan dan Status
Teknologi Informasi yang Sesuai Kebutuhan
130
Tujuan dari tahapan ini adalah memperkirakan status SI/TI
perusahaan saat ini, dan mengidentifikasi kebutuhan bisnis yang diperlukan.
3.7.3.1.1 Menilai Aplikasi yang Digunakan PT. Jasindo
Untuk menilai aplikasi yang sedang digunakan digunakan analisis
pendekatan Audit Grid yang akan mengevaluasi sistem atau aplikasi yang
ada dalam perusahaan dan menentukan apakah sistem yang sudah ada
harus dikaji ulang, dipelihara, dikembangkan, diperbaharui, atau dihapus.
Pendekatan ini dibentuk berdasarkan hasil kuisioner terhadap sistem
informasi yang ada baik dari segi bisnis maupun tehnik. Dibawah ini
adalah hasil dari kuisioner yang dibagikan kepada beberapa responden
pengguna sistem informasi. Dimana skala yang digunakan pada Audit Grid
adalah 1 = rendah (tidak), 2 = sedang (ragu-ragu), 3 = tinggi (ya).
A. Modul Produksi
Nilai Bisnis3 2 1 Jumlah
aktivitas responden
NilaiYa Ragu-
RaguTidak
Apakah pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu?
5 4 0 9 23
Apakah aplikasi menunjang kegiatan operasional?
8 0 1 9 25
Apakah informasi dapat diakses dengan mudah?
9 0 0 9 27
Apakah informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan?
3 5 1 9 20
Apakah informasi yang tersedia akurat?
3 5 1 9 20
Apakah prosedur kerja saat ini sudah memuaskan?
2 5 2 9 18
Total 133Rata-rata 2.46
Nilai Teknis3 2 1 Jumlah
aktivitas responden
NilaiYa Ragu-
RaguTidak
131
Apakah aplikasi mudah digunakan?
6 3 0 9 24
Apakah aplikasi jarang mengalami gangguan teknis?
2 6 1 9 19
Apakah aplikasi mampu memproses dengan cepat saat melakukan perintah secara bersamaan?
3 4 2 9 19
Apakah dukungan hardwaredan teknologi yang ada saat ini sudah memuaskan?
4 1 4 9 18
Apakah security untuk data sudah ada dan berguna?
5 4 0 9 23
Apakah aplikasi perlu diperbaharui dan dikembangkan?
9 0 0 9 27
Total 130Rata-rata 2.41
B. Modul Keuangan
Nilai Bisnis3 2 1 Jumlah
aktivitas responden
NilaiYa Ragu-
RaguTidak
Apakah pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu?
7 1 0 8 23
Apakah aplikasi menunjang kegiatan operasional?
7 1 0 8 23
Apakah informasi dapat diakses dengan mudah?
5 3 0 8 21
Apakah informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan?
3 4 1 8 18
Apakah informasi yang tersedia akurat?
4 4 0 8 20
Apakah prosedur kerja saat ini sudah memuaskan?
3 3 2 8 17.
Total 122Rata-rata 2.54
Nilai Teknis3 2 1 Jumlah
aktivitas responden
NilaiYa Ragu-
RaguTidak
132
Apakah aplikasi mudah digunakan?
6 1 1 8 21
Apakah aplikasi jarang mengalami gangguan teknis?
4 3 1 8 19
Apakah aplikasi mampu memproses dengan cepat saat melakukan perintah secara bersamaan?
3 3 2 8 17
Apakah dukungan hardwaredan teknologi yang ada saat ini sudah memuaskan?
2 3 3 8 15
Apakah security untuk data sudah ada dan berguna?
3 4 1 8 18
Apakah aplikasi perlu diperbaharui dan dikembangkan?
8 0 0 8 24
Total 114Rata-rata 2.38
C. Modul Klaim
Nilai Bisnis3 2 1 Jumlah
aktivitas responden
NilaiYa Ragu-
RaguTidak
Apakah pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu?
1 2 0 3 7
Apakah aplikasi menunjang kegiatan operasional?
3 0 0 3 9
Apakah informasi dapat diakses dengan mudah?
1 1 1 3 6
Apakah informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan?
1 2 0 3 7
Apakah informasi yang tersedia akurat?
0 3 0 3 6
Apakah prosedur kerja saat ini sudah memuaskan?
1 2 0 3 7
Total 42Rata-rata 2.33
Nilai Teknis3 2 1 Jumlah
aktivitas responden
NilaiYa Ragu-
RaguTidak
133
Apakah aplikasi mudah digunakan?
2 1 1 3 8
Apakah aplikasi jarang mengalami gangguan teknis?
1 2 0 3 7
Apakah aplikasi mampu memproses dengan cepat saat melakukan perintah secara bersamaan?
0 2 1 3 5
Apakah dukungan hardwaredan teknologi yang ada saat ini sudah memuaskan?
0 2 1 3 5
Apakah security untuk data sudah ada dan berguna?
1 2 0 3 7
Apakah aplikasi perlu diperbaharui dan dikembangkan?
3 0 0 3 9
Total 41Rata-rata 2.28
D. Aplikasi Pelangi
Nilai Bisnis3 2 1 Jumlah
aktivitas responden
NilaiYa Ragu-
RaguTidak
Apakah pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu?
7 2 1 10 26
Apakah aplikasi menunjang kegiatan operasional?
8 1 1 10 27
Apakah informasi dapat diakses dengan mudah?
9 1 0 10 29
Apakah informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan?
3 3 4 10 19
Apakah informasi yang tersedia akurat?
3 5 2 10 21
Apakah prosedur kerja saat ini sudah memuaskan?
4 4 2 10 22
Total 144Rata-rata 2.4
Nilai Teknis3 2 1 Jumlah
aktivitas responden
NilaiYa Ragu-
RaguTidak
134
Apakah aplikasi mudah digunakan?
3 6 1 10 22
Apakah aplikasi jarang mengalami gangguan teknis?
4 6 0 10 24
Apakah aplikasi mampu memproses dengan cepat saat melakukan perintah secara bersamaan?
0 6 4 10 16
Apakah dukungan hardwaredan teknologi yang ada saat ini sudah memuaskan?
4 4 2 10 22
Apakah security untuk data sudah ada dan berguna?
6 2 2 10 24
Apakah aplikasi perlu diperbaharui dan dikembangkan?
9 1 0 10 29
Total 137Rata-rata 2.28
2
3
2H apus Kaji kembali
Perbaharui Pelihara dan kembangkan
AB
C
Nilai Teknik
NilaiBisnis
1 3
D
gambar 3.9 Analisis Audit Grid pada Asuransi Pelangi PT.Jasindo
Berdasarkan hasil Audit Grid, diperoleh hasil bahwa sistem informasi
yang ada pada Asuransi Pelangi PT. Jasindo adalah pelihara dan
kembangkan.
135
3.7.3.1.2 Status Sistem Informasi pada PT. Jasindo
PT. Jasindo telah menerapkan sistem informasi. Sistem ini
memudahkan karyawan dalam menginput, mengakses data. Sehingga
pekerjaan dapat dilakukan dan diselesaikan dengan lebih cepat. Sistem
yang ada saat ini sederhana, sehingga user dapat menggunakannya dengan
mudah. Sistem yang ada menggunakan bahasa pemrograman COBOL.
Akan tetapi sistem informasi yang telah ada saat ini masih belum
terintegrasi (dengan kantor pusat) sehingga terkadang sulit untuk
mendapatkan informasi dari bagian lain yang diperlukan. Semua sistem
berpusat pada Divisi TI sehingga apabila ingin meminta informasi, harus
melalui divisi TI. Ini menyulitkan karyawannya.
3.7.3.1.2 Status Teknologi Informasi pada PT. Jasindo
Sistem informasi yang sudah diterapkan di PT.Jasindo didukung
dengan teknologi yang mencukupi. PT. Jasindo selalu memperbaharui
hardware setiap periode 5 tahun. Ini dilakukan agar teknologi yang ada
selalu mendukung kinerja bisnis perusahaan. Antara kantor pusat dan
kantor cabang belum terintegrasi (offline). Akan tetapi dikantor pusat
sudah menggunakan LAN sebagai sarana komunikasi data. Spesifikasi
hardware yang digunakan kantor pusat dan kantor cabang hampir 90%
sama. Spesifikasi hardware dan jaringan komunikasi PT. Jasindo adalah
sebagai berikut:
136
Tabel 3.26 Tabel Spesifikasi Hardware PT. JasindoKeterangan Spesifikasi
Server Pentium 4; 3.06 GHz
dengan memory 512 MB
IBM AS/400 iSeries model 800, VSR2
Client Pentium 4; 3.06 GHz
Memory 256 MB
asuransi keuangan(20 Unit PC)
Divisi TI(30 Unit PC)
Divisi SDM(25 Unit PC)
Pemasaran Khusus(20 unit PC)
non KBM(40 Unit PC)
oil and gas(25 Unit PC)
reasuransi(20 Unit PC)
undrwrt marine/aviation(25 Unit PC)
undrwrt non marine(30 Unit PC)
klaim(30 Unit PC)
Internet
A B C D E F G HSELECTEDON-LINE
hub
A B C D E F G HSELECTEDON-LINE
hub
A B C D E F G HSELECTEDON-LINE
Switch
A B C D E F G HSELECTEDON-LINE
A B C D E F G HSELECTEDON-LINE hub
hub
serverIBM AS/400
web serverDNS Server
A B C D E F G HSELECTEDON-LINE
hub
akuntansi&anggaran(30 Unit PC)
SPI(20 Unit PC)
pendanaan& investasi(20 Unit PC)
A B C D E F G HSELECTEDON-LINE
hub
PPUK(30 Unit PC)
KBM(35 Unit PC)
Dewan Direksi
Gambar 3.10 Jaringan Komunikasi Kantor Pusat Jasindo
137
Bagian Penjualan(10 Unit)
Bagian Teknik(10 Unit)
Bagian Keuangan(10 Unit)
serverIBM AS/400
A B C D E F G HSELECTEDON-LINE
Switch
Gambar 3.11 Jaringan Komunikasi Kantor Cabang
Gambar 3.12 Komunikasi Offline Kantor Pusat dengan Kantor Cabang Jasindo
138
3.7.3.2 Tahap 2.2 Mengembangkan Arsitektur Informasi
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan arsitektur informasi
sebagai dasar pengembangan jangka panjang. Tahap ini meliputi mengetahui
subjek data yang ada saat ini, skema proses bisnis, peta aplikasi perusahaan,
dan matriks fungsional data perusahaan saat ini.
3.7.3.2.1 Arsitektur Data
Subjek data yang ada pada PT. Jasindo adalah sebagai berikut:
Polis
Nota Produksi
Klaim
Laporan Keuangan
POLIS LAPORANKEUANGAN
NOTAPRODUKSIKLAIM
Gambar 3.13 Entity Relationship Diagram Asuransi Pelangi PT. Jasindo
3.7.3.2.2 Skema Proses Bisnis
Skema proses bisnis Asuransi Pelangi PT. Jasindo saat ini adalah
seperti yang tertera ditabel dibawah ini.
139
Tabel 3.27 Skema Proses Bisnis Asuransi Pelangi PT. JasindoKeuangan Teknik Penjualan
Finance Marketing SalesStrategyPlanning & AnalysisMonitor & Control Needs
Klaim (Laporan Penyelesaian kerugian)
Laporan Keuangan
Laporan klaimsementara
Laporan polis
Transaction Bukti kas/bank/memorial
Polis Nota produksi
Operational Support
Data Transaksi Data transaksi
Data pembeli
Data stok Data
pembeli Data
transaksi
3.7.3.2.3 Peta Sistem Aplikasi pada PT. Jasindo
Peta sistem aplikasi Asuransi Pelangi PT. Jasindo saat ini adalah
sebagai berikut.
140
Keuangan Unit Penjualan Unit Teknik
laporan keuangan
Klaim(laporan penyelesaian
kerugian)
bukti kas/bank/memorial
Data Pemasaran,Penjualan, distribusi
Office Automation , Komunikasi, E-mail, Dukungan Keputusan Operasional
laporan polis
polisnota produksi
laporan klaim sementara
StrategyPlanning&
Analysis
Monitor&
Control
Needs
TransactionO
perationalSupport
: prioritas “Low” (kurang penting)
: prioritas “Medium” (cukup penting)
: prioritas “High” (sangat penting)
3.7.3.2.4 Matriks Fungsional vs Subjek Data
Matriks fungsi bisnis vs subjek data berikut ini adalah
menghubungkan fungsi bisnis perusahaan dengan subjek data sehingga
menggambarkan keterkaitan antar keduanya.
141
Tabel 3.28 Matrix Fungsi Bisnis vs Subjek Data (tahap 1)
Subjek Data
Fungsi Bisnis
Polis
Kla
im
Not
aPr
oduk
si
Lapo
ran
Keu
anga
n
Melakukan perekrutan SDM/Agen penjual
C
Mengurus bagian logistik R CMemberikan arahan kepada SDM penjual
R R
Memantau kegiatan penjualan R CMencatat transaksi penjualan C C RMembuat laporan keuangan R C R C
Tabel 3.29 Matrix Fungsi Bisnis vs Subjek Data (tahap 2)
Subjek Data
Fungsi BisnisPo
lis
Not
aPr
oduk
si
Lapo
ran
Keu
anga
n
Kla
im
Melakukan perekrutan SDM/Agen penjual
C
Memberikan arahan kepada SDM penjual
R R
Mengurus bagian logistik R CMemantau kegiatan penjualan R CMencatat transaksi penjualan C C RMembuat laporan keuangan R R C C
Tabel 3.30 Matrix Fungsi Bisnis vs Subjek Data (tahap 3)
Subjek Data
Fungsi Bisnis
Polis
Not
aPr
oduk
si
Lapo
ran
Keu
anga
n
Kla
im
Melakukan perekrutan SDM/Agen penjual
C
Memberikan arahan kepada SDM penjual
R R
Mengurus bagian logistik R CMemantau kegiatan penjualan R CMencatat transaksi penjualan C C RMembuat laporan keuangan R R C C
142
Tabel 3.31 Matrix Fungsi Bisnis vs Subjek Data (tahap 4)
3.8 Kesimpulan Analisis
Setelah melakukan berbagai analisis terhadap sistem informasi dan
proses bisnis yang ada pada PT. Jasindo saat ini, maka didapatkan hasil dari
tiap analisis yang dapat membantu dalam pemberian usulan lebih lanjut untuk
kemajuan PT.Jasindo sendiri. Hasil analisis tersebut diantaranya seperti
dibawah ini.
Berdasarkan model kompetitif lima kekuatan Porter, diketahui posisi
PT. Jasindo di lima kekuatan tersebut masih unggul. Artinya kekuatan tawar
menawar pembeli rendah, kekuatan tawar menawar pemasok rendah,
kemungkinan masuknya pesaing baru tidak terlalu besar, produk pun bersaing
dengan produk substitusi dalam persaingan yang wajar (tidak menyulitkan
PT. Jasindo dalam penetapan harga dan sebagainya.), PT. Jasindo pun telah
jadi pemain tunggal dalam bisnis ini dalam waktu yang cukup lama sehingga
persaingan antar perusahaan sejenis yang ada saat ini pun tetap dapat
dimanfaatkan untuk perusahaan lebih meningkatkan lagi sumber daya yang
dimiliki.
Berdasarkan analisis SWOT, telah didapatkan beberapa arahan
strategi berdasarkan kuadran SO (Strength-Opportunity) yang dapat
143
diimplementasikan oleh perusahaan yang dibuat berdasarkan analisis
lingkungan internal dan eksternal yang telah dibuat. Strategi tersebut adalah:
Menyusun konsep pemasaran bagian promosi yang lebih bagus dan
terencana (misal dengan memasang iklan billboard disekitar jalan menuju
bandara)
Meningkatkan perkenalan akan asuransi penerbangan sukarela ke
masyarakat luas yang masih awam (misal dengan mengadakan seminar
pengenalan, atau dengan memberikan informasi yang disebarkan melalui
media)
Memberikan layanan pemesanan premi secara online untuk memberikan
kemudahan terhadap konsumen.
Berdasarkan analisis SPACE, telah diketahui arahan strategi penetrasi
pasar-lah yang cocok diimplementasi oleh perusahaan. Yaitu
mempromosikan produk lebih lanjut dengan teknik yang lebih besar lagi agar
masyarakat lebih mengenal apa produk yang ditawarkan perusahaan tersebut.
Hasil analisis SPACE tersebut mendukung hasil analisis SWOT.
Berdasarkan analisis QSPM, didapatkan alternatif strategi yang ditarik
dari hasil analisis SPACE dan arahan strategi SO dari SWOT, dan diketahui
strategi memberikan layanan pemesanan online (e-commerce) adalah strategi
yang paling layak diimplementasikan perusahaan.
Berdasarkan analisis strategi dan budaya dan analisis strategi dan
tujuan, budaya dan sasaran yang ada sudah diterapkan dengan baik dan sesuai
dengan kondisi perusahaan saat ini.
Berdasarkan analisis value network, dapat dianalisa sistem dan
teknologi informasi apa yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dari
144
perusahaan, khususnya untuk primary activities. Primary activities tersebut
adalah network promotion and contract management, service provisioning,
infrastructure operation. Kegiatan-kegiatan ini dapat didukung dengan
adanya teknik promosi untuk memasarkan produk secara lebih luas,
memberikan layanan unik dan beda dari pesaing kepada konsumen, dan
memiliki infrastruktur, khususnya hardware yang layak yang dapat
meningkatkan kinerja SDM.
Berdasarkan analisis gap, tingkat gap tertinggi dimiliki oleh kualitas
dari SDM penjual yang sesuai dengan kriteria perusahaan. Dan juga sistem
dan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan untuk membantu
meningkatkan kinerja SDM. Artinya perusahaan perlu membenahi faktor-
faktor ini lagi agar gap yang ada dapat dihilangkan. Hasil analisis gap
mendukung hasil analisis sebelumnya bahwa diperlukan manajemen
terintegrasi melalui strategi pemasaran yakni strategi penetrasi pasar yang
didukung oleh kemampuan SDM dalam memasarkan dan dengan dukungan
layanan online.
Berdasarkan analisis CSF dan analisis problems and goals, diketahui
sistem informasi perusahaan belum terintegrasi sehingga mengakibatkan
lambannya alur data dan komunikasi antara kantor pusat dan kantor cabang,
dan juga dengan pemasok. Hal ini menegaskan hasil analisis sebelumnya,
yakni penting adanya manajemen terintegrasi.
Berdasarkan analisis audit grid, diketahui semua modul dan aplikasi
yang digunakan saat ini termasuk kedalam kriteria “dipelihara dan
dikembangkan”.