If you can't read please download the document
Upload
phamliem
View
225
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
25
BAB 3 DESKRIPSI PROYEK
3.1. Umum
Judul Proyek : Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami)
Lebak Siliwangi
Sifat Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Bandung
Sumber Dana : Pemerintah Daerah
Lokasi Lahan : RW 6 Kelurahan Lebak Siliwangi (lihat
Gambar 3)
Batas Lahan
Batas utara : Permukiman
Batas selatan : Jalan Pelesiran
Batas timur
Batas barat
:
:
Permukiman
Sungai Cikapundung
Luas Lahan
Luas Bangunan
:
:
1,5 Ha
9.000 m2
Persyaratan Teknis
KDB : 60%30
KLB : 1,231
Ketinggian Lantai Maks. : 3 lantai32
GSS : 20 m33
GSB : 2-4 m
3.2. Program Ruang
Unit hunian
Kebutuhan
ruang
Kapasitas/
Standard Luas
aktivitas Persyaratan Perabotan
30 Pemda Kota Bandung, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2013. 31 Ibid. 32 Ibid. 33 Pemda Kota Bandung Dati II, RUTRK Kodya Dati II Bandung (Revisi RIK Kota Bandung 2005), 1991
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
26
- Teras Dapat memuat
meja display
dengan ukuran
50x1.2 meter.
Mempunyai
pagar pembatas
hunian selebar
30 meter dan
tinggi 50 meter
yang berfungsi
ganda sebagai
tempat duduk.
Berusaha
Duduk-
duduk
mengobrol
Mudah
diakses dari
jalur sirkulasi
Mudah
diawasi dari
dalam unit
hunian
Meja display
- Ruang
Utama
Minimal dapat
memuat sofa
dengan ukuran
luas 0.75 mx
1.75 serta meja
rendah dengan
ukuran minimal
85x 85 cm
Ukuran Luas
ruang utama
minimal 3x 3.1
meter
Jika ruang utama
difungsikan
sebagai ruang
tidur pada malam
hari, maka
ukuran minimal
tempat tidur
untuk 1 orang
adalah 0.9 x 2m.
Menerima
tamu,
Makan,
Tidur,
Mengobrol,
bersantai,
istirahat,
mengerjakan
tugas,
menyetrika,
berusaha
Bersifat
serbaguna,
sebagai
pusat
aktivitas
sosial
keluarga
Mudah
diakses,
sirkulasi
udara dan
pencahayaan
baik
Kursi, Meja,
Lemari simpan,
TV
- K. Tidur
Tempat tidur
untuk 2 orang
minimal 1.8x2m
dengan ruang
Tidur,
mengerjakan
tugas,
beristirahat
Letak jendela
sejajar
dengan
tempat tidur
Tempat Tidur,
Lemari pakaian,
meja rias
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
27
gerak di kiri/
kanannya
sebesar 0.4 m.
Jarak tempat
tidur ke pintu
minimal 1.25
meter (Jadi
Ukuran ruang
tidur minimal
untuk 2 orang
min 2.5 x3
meter )
Tidak
berdekatan
dengan
ruang servis,
(mencegah
ruang yang
lembab dan
antisipasi
kebocoran)
sirkulasi
udara dan
pencahayaan
baik
Tidak terlalu
dekat dengan
jalur sirkulasi
yang dapat
membuat
bising
- Ruang
Belakang
Dapur
R. Jemur
Ruang gerak
minimal 1.20 m
Kedalaman tiap
sisi minimal 60
cm
Lebar Dapur
Minimal 2.4 m
Ukuran minimal
1.25m x 2.5 m
Tinggi kawat
jemur 1.850m
Memasak,
mencuci
Menjemur
pakaian,
memelihara
tanaman,
menyimpan
kandang
burung
Penghematan
jalan,
keleluasaan
gerak cukup,
pekerjaan
dapat
dilakukan
sambil berdiri
Ekonomis
dalam
pemasangan
pipa
Mudah
Berurutan dari kiri
ke kanan: Tempat
menyimpan,
kompor gas,
tempat
membersihkan
sayurn, bak cuci
piring, rak
pengering
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
28
diawasi dari
dapur
Memiliki
akses sendiri
K. Mandi Ukuran minimal
kamar mandi 2x
1.5m
Yang terdiri atas
bak mandi
0.6x0.6m dan
kloset jongkok
Lebar ukuran
pintu minimal 46
cm membuka ke
dalam
Mandi,
kakus
Memenuhi
persyaratan
standard
pencahayaan
dan sirkulasi
udara baik
Ekonomis
dalam
pemasangan
pipa
Monoblock, bak
mandi
Fasilitas Umum & Fasilitas Sosial Kebutuhan
ruang
Kapasitas/
Standard Luas
Kegiatan Persyaratan Perabotan
Masjid 100 orang Sholat,
pengajian
ibu-ibu, TPA
Lapangan
olahraga
0.5m2/ jiwa
Voli: 18x 9 m
Lebar sisi sekeliling
2-3 m
Olahraga
Bermain
Mengobrol
Duduk-duduk
Berjualan
Dapat
menjadi
ruang positif
antar blok
hunian
Mudah
diakses dari
tiap blok
hunian
Jaring/ net
Bangku penonton
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
29
Dapat
menjadi
prasarana
berkumpul,
beraktivitas
informal antar
penghuni
Poliklinik
Melayani
segala hal
yang
berhubungan
dengan
kesehatan
Alat-alat medis
sesuai dengan
standar ruang
dalam pelayanan
kesehatan
Kantor RW
Berkaitan
dengan
masalah
administrasi
Mudah di
akses
Meja, kursi, lemari
penyimpanan
Balai
pertemuan
0.2 m2 jumlah jiwa Hajatan,
pertemuan
Luas
memadai
Sirkulasi baik
(mudah
diakses)
Koperasi
Mengurus
administrasi
koperasi
Meja, kursi, lemari
penyimpanan
Parkir Kebutuhan
ruang
Kapasitas/
Standard Luas
Kegiatan Persyaratan Perabotan
Parkir mobil Parkir parallel jalur
2 arah :2.5x 5.5m
lebar jalan 6 m
Parkir miring 45o:
2.4x 5.5m
Lebar Jalan 3 m
Parkir Mobil
Pada siang
hari dapat
dimanfaatkan
sebagai
lahan
bengkel
Ada
peneduhan
Ada jarak
untuk
pedestrian di
belakang
parkir
Lampu Parkir
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
30
Parkir Motor Ukuran 1x 2m
Lebar Jalan 2.4 m
Parkir Motor
Pada siang
hari dapat
dimanfaatkan
sebagai
lahan
bengkel
Tertutup
Dekat dengan
blok hunian
Mudah
diawasi
Utilitas Kebutuhan
ruang
Kapasitas/ Standard
Luas
Kegiatan Persyaratan Perabotan
TPS Tempat
pembuangan
sampah
sementara
Septic tank
Aktifitas yang dilaksanakan terbagi atas :
Hunian
Kapasitas : 200 KK (Kepala Keluarga) penduduk pribumi dan 200 KK peduduk
pendatang
Persentase Perbandingan Penghuni :
No Tipe Hunian
Luas (m)
Komposisi Keluarga
Keterangan %
1 T-18 18 1 Single 13
2 T-27 21 2 Pasangan muda /
Dua pekerja
13
3 T-36 36 3 - 5 Satu atau dua orang anak 67
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
31
4 T-45 45 > 5 Dua orang anak atau lebih
( ditambah extended family
)
7
Jenis Ruang Jumlah Luas (m)
Kapasitas
T-18 (kemungkinan tumbuh
menjadi T-21, dst.)
- R. Utama
- R. Belakang
- Teras
1 buah
1 buah
1 buah
18 m2
3x2,5
1x1.5
0.7x 3.6
1 orang
T-27 (kemungkinan tumbuh
menjadi T-36, dst.)
- R. Utama
- K. Mandi
- K. Tidur
- R. Belakang
- Teras
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
27 m2
3x4.5
1.5x1.5
3 x 2
3x1.5
0.7x 3.6
2 orang
T-36 (kemungkinan tumbuh
menjadi T-39, dst.)
- R. Utama
- K. Tidur
- K. Mandi
- R. Belakang
- Teras
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
36 m2
3 x 4
3 x 3
1.5x 1.5
3x1.5
0.7x 3.6
3 - 5
orang
T-45 (kemungkinan tumbuh
menjadi T-63, dst.)
-R Utama
-K Tidur
- K. Mandi
- R. Belakang
- Teras
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
45 m2
3x4
3x3
3x2
1.5x 1.5
3x1.5
0.7x 3.6
> 5 orang
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
32
Tipe Hunian Jumlah
Unit Luas unit
m2 Luas Lantai
m2
Tipe 18 80 18 1440
Tipe 27 80 27 2160
Tipe 36 200 36 7200
Tipe 45 40 45 1800
SIRKULASI 2520
TOTAL LUAS 15120
FASOS DAN FASUM
Fungsi
Luas Lt. Dasar
m2
Masjid 177
Lapangan Olahraga 300
Poliklinik 20
Balai Pertemuan 200
Koperasi dan Kantor RW 30
TOTAL LUAS 872
UTILITAS
Luas Ruang Fungsi (m2)
TPS 325
Septic tank 895
TOTAL LUAS 1080
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
33
PARKIR
Luas Ruang
Fungsi (m2)
Parkir Motor dan
Gerobak
(400 buah) 470
Parkir Mobil
(20 buah) 370
TOTAL LUAS 840
RTH (Ruang Terbuka Hijau)
Luas Ruang Fungsi (m2)
Sempadan
Bangunan 1350
Sempadan
Sungai 1250
Taman Hijau 1760
TOTAL LUAS 4360
REKAPITULASI
FUNGSI LUAS (m2) PERSENTASE
Hunian 5040 31 %
Fasum & Fasos 872 5 %
Utilitas 1080 7 %
Parkir 840 5 %
RTH 8677 53 %
TOTAL 16509 100%
3.3. Studi Banding
3.3.1. Rumah Susun Kemayoran
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
34
Latar belakang pembangunan dikarenakan meremajakan hunian perkampungan
kota ke perumahan yang berkepadatan tinggi. Luas areal rumah susun ini
sebesar 30 ha.Harga Jenis Rumah susun pada awal pembangunan T-21 adalah
Rp. 19.120.000. Semakin besar tipenya semakin mahal harganya.
Rumah susun ini direncanakan akan dibangun sebanyak 8252 buah yang
didalamnya terdapat 4902 KK yang terkena program peremajaan ditambah
dengan unit yang dijual bebas kepada masyarakat lain.
Alokasi rumah susun berdasarkan kebutuhan ruang keluarga yang bersangkutan,
dengan standar 7-9 m2 per jiwa. Jadi, bila anggota keluarga 5 orang, maka yang
bersangkutan akan mendapat sebuah unit F-42 atau 2 buah unit F-21.
Kesempatan ini hanya diberikan kepada warga yang memiliki tanah dan
bangunan. Sedangkan penggarap, pengontrak, dan penyewa diberi kesempatan
untuk menyewa unit rumah susun F-18 (sewa rata-rata pada tahun 1994
Rp.1000 per hari).
Gambar 3.1 Rencana tapak.(Sumber : dokumen pribadi)
Foto 3.1 Kondisi rumah susun. (Sumber : dokumen pribadi)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
35
Semua rumah susun memiliki 5 lantai dengan tangga. Berikut ini merupakan
fasilitas-fasilitas yang tersedia :
Fasilitas Pendukung Fasilitas Pra Sarana Dasar
Ruang Bermain Air PDAM
Kantor Pos dan Giro Jaringan Telepon
Bank Jaringan Air Kotor dan Pengolahannya
Musholla Jaringan Gas
Puskesmas TPS
RSG
Berikut adalah tipe-tipe yang ada :
TIPE F-18
Gambar 3.2 Denah unit hunian tipe F-18.
(Sumber : dokumen pribadi)
TIPE F-21
TIPE F-36
Gambar 3.3 Denah unit hunian tipe F-21 dan F-36
(Sumber : dokumen pribadi)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
36
Hal / aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan, yaitu:
Dari segi fungsi :
Pembagian zoning publik dan privat secara vertikal
Double loaded namun selasar yang berada di tengah-tengah deretan hunian
tidak terlalu gelap dan tidak pengap, dikarenakan terdapat selasar yang
langsung berhubungan dengan pencahayaan alami udara luar
Untuk tipe 18, MCK dan dapur dipisahkan agar fleksibilitas ruang tercapai
mengingat luasan yang terlampau kecil
Dari segi arsitektural :
Denah bangunan terlihat organik.
Menggunakan tangga kebakaran sebagai elemen estetika tampak bangunan
dengan memberi warna yang kontras (merah).
3.3.2. Rumah Susun Sarijadi
Kawasan Sarijadi dahulu merupakan sebidang tanah kosong yang dimiliki oleh
perorangan. Tanah tersebut digunakan sebagai sumber mata pencaharian oleh
sebagian orang untuk bertani, berkebun dan memelihara ikan. Pembangunannya
dimulai dengan pembangunan rumah sederhana tipe 36. Jumlah penghuni dalam
satu unit hunian merupakan komposisi dari 4-5 orang (berupa keluarga kecil atau
pasangan yang belum menikah). Rumah susun ini hanya diminati oleh keluarga
muda (di bawah 40 tahun). Pola hidup di rumah susun yang turun naik tangga
dirasakan berat oleh seseorang yang lebih dari 40 tahun.
Foto 3.2 Kondisi blok hunian rumah susun (Sumber : dokumen pribadi)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
37
Listrik dari PLN tiap unit hunian adalah 450 watt. Kenyamanan thermal dalam
unit berkisar 25-27C. Aksesibilitas ke lingkungan rumah susun karena langsung
berhadapan dengan tempat parkir yang berada di samping Jalan Sarijadi.
Penghasilan penghuni rumah susun rata-rata Rp 500.000,00. Tingkat pendidikan
terakhir penghuni rumah susun adalah SD 8%, SLTP 67% dan Sarjana 25%.
Unit hunian terdiri dari dua jenis yaitu tipe F 36 A sebanyak 11 blok dengan
masing-masing blok terdiri dari 64 unit hunian. Tiap blok terdiri dari 4 lantai
dengan tiap lantainya terdiri dari 8 unit hunian. Jenis kedua adalah tipe F 36 B
sebanyak 5 blok. Tiap blok terdiri dari 4 lantai dengan tiap lantainya terdiri dari 8
unit hunian. Dinding pada rumah susun ini menggunakan beton ringan pracetak
dengan penutup atap berupa asbes gelombang.
Pola perilaku :
Interaksi di RSG
- Beribadah bersama
- Mengikuti perayaan keagamaan
Interaksi di Warung ( dalam unit rumah susun)
- Melakukan jual beli
- Mengobrol
Interaksi di Lapangan Olah raga
- Berolahraga
- Bermain
Foto 3.3 Kondisi blok hunian rumah susun (Sumber : dokumen pribadi)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
38
- Menonton pertandingan
- Menonton pertunjukan secara residental
Interaksi di Lapangan Bersama
- Bermain
- Memarkir kendaraan
Interaksi di depan Rumah susun (di tangga)
- Duduk-duduk
- Bermain
Interaksi di warung (luar kompleks)
- Melakukan jual beli
- Mengobrol
- Bermain
Kebiasaan yang selalu dilakukan : menjemur pakaian di ralling tangga.
3.3.3. Rumah Susun Kebon Pisang (Pemenang 1 Sayembara Rusunawa 2002)
Latar belakang pemilihan lokasi Kebon Kacang adalah letaknya yang berbatasan
langsung dengan jalan utama kota yang membentuk koridor komersial dan
menyisakan lahan di belakangnya tanpa arahan yang jelas. Hal ini menimbulkan
kantong-kantong hunian dengan kondisi yang kurang baik. Pemukiman
cenderung tidak teratur, kepadatan bangunan tinggi, jarak antar bangunan terlalu
sempit sehingga rawan terhadap kebakaran, serta kondisi hunian yang tidak
layak dan rentan terhadap masalah-masalah kesehatan.
Tujuan perancangan rumah susun ini yaitu:
menjadikan rumah susun sebagai support system jalur komersial utama
menyediakan hunian masyarakat yang bekerja di daerah sekitar lokasi
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan secara arsitektural adalah:
Membuat tampak dengan billboard iklan pada daerah yang menghadap jalan
utama.
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
39
Menggunakan modul yang teratur untuk keefektifan struktur dan kecepatan
pembangunan.
Bentuk massanya persegi panjang denngan orientasi ke dalam ruang terbuka.
Ruang jemur berukuran 1,8 x 1,2 m diletakkan di bagian belakang hunian dan
dikamuflase dengan besi hollow sehingga secara visual terhalang namun sinar
matahari tetap masuk
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam perancangannya dari segi fungsi :
Konsep tumbuh spasial Konsep ini merespon kecenderungan masyarakat untuk mengembangkan
huniannya seiring dengan peningkatan pendapatan ekonominya. Langit-langit
dibuat setinggi 5 meter agar unit hunian dapat tumbuh ke atas. Unit tipe 18 dapat
tumbuh menjadi tipe 21, tipe 27, dan maksimal tipe 36.
Gambar 3.4 Rencana tapak dan perspektif suasana rumah susun. (Sumber : Rusunawa 2002)
Gambar 3.5 Perspektif suasana rumah susun. (Sumber : Rusunawa 2002)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
40
Konsep tumbuh sosial Upaya menumbuhkan nilai-nilai komunal dengan pengolahan ruang melalui:
membagi orientasi blok menjadi 2 yaitu ruang terbuka hunian dan komersial. Hal
ini dapat meningkatkan privasi penghuni. Upaya menjaga ketinggian bangunan
agar masih bisa diapresiasi dengan skala manusia sehingga penghuni tingkat
teratas tidak merasa terasing dengan lingkungannya.
Konsep tumbuh finansial Bangunan yang mempunyai 2 orientasi memungkinkan fungsi hunian dan
komersial berjalan bersamaan tanpa saling mengganggu. Ruang terbuka
komersial ini memungkinkan terciptanya tingkat permeabilitas fisik tinggi antara
ruang luar kompleks rusun dengan ruang kota di sekitarnya. Hal ini
menguntungkan karena dengan akses yang baik akan meningkatkan daya jual
ruang lantai 1 tersebut.
Gambar 3.6 Potongan dan denah blok unit hunian. (Sumber : Rusunawa 2002)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
41
3.3.4. Malabar Cements
Merupakan permukiman untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang terletak
di Kerala, India. Setiap blok hunian terdiri dari dua unit hunian (1 di atas dan 1 di
bawah) dan setiap unit hunian tersebut mempunyai akses ke sebuah halaman
yang dijadikan sebagai dapur. Rancangan ini mempertimbangkan akses ke
udara terbuka (langit) karena secara psikologis dan metafisik baik bagi para
penghuninya. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah cara mendefinisikan
ruang komunitas dengan adanya over-bridging unit. Unit hunian ini (over-bridging
unit) merupakan sebuah unit hunian yang membentuk semacam gerbang.
Gambar 3.7 Perspektif mata burung blok unit hunian. (Sumber : Rusunawa 2002)
Foto 3.4 Kondisi unit hunian dan over-bridging unit yang dirancang. (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
42
3.3.5. MHDA
Merupakan pengembangan desain dari permukiman CCMB yang dikembangkan
di pusat kota Bombay atas permintaan Maharashtra Housing Development
Board. Bangunan ini terdiri dari 8 lantai. Unit huniannya merupakan unit
sementara yang diperuntukkan bagi keluarga kecil. Rancangannya berusaha
menghindari hancurnya daerah privat dengan tidak menggunakan koridor
panjang. Selain itu, pertimbangan ini pun didasarkan pada hancurnya ventilasi
silang pada bangunan dan juga penghematan pada penggunaan lift.
Setiap 3 lantai terdapat semacam lobi lift yang bisa juga digunakan sebagai
ruang bersama untuk anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah dan menonton
TV di sore hari, ibu-ibu yang bekerja sambilan atau bahkan dalam ilustrasinya
bisa digunakan oleh anak-anak untuk bermain layangan karena tingginya langit-
langit ruangan.
Gambar 3.8 Potongan bangunan dan sketas tampak MHDA. (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999)
Gambar 3.9 Sketsa suasana ruang bersama blok unit hunian (Sumber : Housing and Urbanisation, 1999)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
43
Foto 3.5 Suasana ruang bersama dan rencana tapak. (Sumber : Cohousing : A Contemporary Approach To Housing Ourselves)
3.3.6. Drejerbanken
Merupakan permukiman co-housing yang dikembangkan di Skalbjerg, Denmark.
Terdiri dari 20 unit hunian yang selesai didirikan pada tahun 1978 dengan luas
474 m2. Permukiman co-housing merupakan tempat tinggal yang
mengsandarkan diri pada rasa kebersamaan. Rasa bersama ini diwujudkan
dalam bentuk ruang makan dan dapurnya atau ruang keluarganya yang hanya
satu (hampir mirip dengan asrama) tetapi perbedaannya yang menghuni adalah
orang-orang yang sudah berkeluarga. Tanggung jawab pengelolaannya
dilakukan secara bersama-sama. Unit huniannya menjadi lebih kecil karena
hanya dipakai untuk kegiatan tidur atau bekerja saja. Para penghuni sebuah co-
housing bahkan memasak makanan untuk semua penghuni secara bersama-
sama seperti sebuah keluarga besar. Padahal kenyataannya mereka berasal dari
tempat yang berbeda dan uniknya co-housing di Skalbjerg adalah setengah dari
penghuninya adalah penyewa dan setengahnya lagi merupakan penghuni tetap.
3.3.7. Breisgau
Dibangun di Freiburg (Breisgau,Jerman). Rancangannya untuk menjawab
kebutuhan 16 keluarga yang menginginkan tempat kerja dan tempat tinggalnya
disatukan dalam satu tempat. Bangunan ini menggunakan biogas dan tenaga
surya untuk menghasilkan energi bagi kebutuhan penghuninya sendiri. Dengan
pertimbangan keoptimalan energi yang dapat dihasilkan oleh panel surya maka
bangunan ini dirancang agar berbentuk blok panjang yang tidak terlalu lebar
dengan sisi panjangnya menghadap selatan. Air dari dapur dan kamar mandi
digunakan lagi untuk air cuci toilet. Kotoran yang terkumpul di septic tank diolah
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
44
sehingga menghasilkan biogas yang digunakan sebagai pengganti gas elpiji
untuk memasak dan sisa dari kotoran yang terendap digunakan sebagai pupuk.
3.3.8. Proposal Harmen Van De Wal untuk Kampung Tunjungan, Surabaya
Dalam proposal ini Van De Wal menerangkan peremajaan Kampung Kumuh di
Tunjungan, Surabaya, dengan membangun rumah susun. Rumah susun sebagai
pengganti hunian kumuh dalam kawasan ini diterjemahkan dalam konsep desain
yang mengangkat kembali kehidupan kampung sebelum dirusunkan. Van De Wal
berusaha menghargai kehidupan kampung yang telah ada dengan
menghadirkannya di lantai-lantai atas rumah susun malalui :
Sebuah wujud arsitekur bernama gallery yang merupakan perwujudan gang-
gang kampung
Penghuni lantai atas tetap diperbolehkan untuk membuat warung dengan
memberikan ruangan khusus di depan hunian
Sirkulasi vertikal menggunakan ramp agar gerobak dan sepeda motor dapat
tetap mencapai lantai atas.
Foto 3.6 Kondisi rumah susun. (Sumber : dokumen pribadi)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
45
Desain memperhatikan pencahayaan dan penghawaan alami dengan
pemilihan jalur sirkulasi single loaded
Denah open lay out sehingga penghuni dapat mengatur lay out sesuai dengan
kebutuhan.
Memikirkan pengembangan hunian sesuai dengan perkembangan
kemampuan penghuni. Untuk penghuni lantai bawah dikonsepkan
pengembangan hunian secara horizontal sedangkan untuk hunian lantai atas
dipikirkan pengembangan hunian secara vertikal.
Dari studi banding yang dilakukan ada beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai
referensi rancangan rumah susun di Kelurahan Lebak Siliwangi yaitu :
Penggunaan open layout sebagai jawaban pada karakter pengguna yang
merupakan kalangan berpendapatan rendah
Pertimbangan penghuni rumah susun yang berusia di atas 40 tahun dalam
rancangan
Rancangan bangunan yang mampu menghasilkan energi sendiri untuk
kebutuhan penghuninya sendiri
Rancangan bangunan yang mampu mempertahankan dan menunjukkan
identitas dari penghuninya
Gambar 3.10 Desain rumah susun Kampung Tunjungan. (Sumber : dokumen pribadi)
AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung
46
Rancangan bangunan yang mempertimbangkan keberlajutannya di masa
mendatang yaitu dengan tidak merusak lingkungan sekitar dan bisa tetap
bertahan dengan perubahan yang terjadi di masa mendatang bahkan mampu
memperbaiki kualitas lingkungan sekitarnya.
Konsep tumbuh (ruang, keuangan dan sosial) yang merupakan yang
merupakan salah satu karakter dari penggunanya (golongan menengah ke
bawah) harus dipertimbangkan.
2012-01-26T09:48:55+0700Digital Content