15
II. ANALISIS SITUASI I.Gambaran Umum 1. Keadaan Geografis Kecamatan Jatilawang merupakan salah satu bagian wilayah kabupaten Banyumas dengan luas wilayah kurang lebih 43,23 km 2 dan berada pada ketinggian 18 – 21 m dari permukaan laut dengan curah hujan 2.272 mm/tahun dengan batas wilayah sebagai berikut: A. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Purwojati B. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wangon C. Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Cilacap D. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Rawalo Kecamatan Jatilawang terdiri dari 11 desa, 46 dukuh, 56 RW dan 323 RT. Desa terluas adalah desa Tunjung yaitu 8,32 km 2 dan desa tersempit adalah Margasana dengan luas 1,82 km 2 . Bila dilihat dari jaraknya maka desa Gunungwetan adalah desa terjauh dengan jarak 5 km dari pusat kota Jatilawang dan desa Tunjung merupakan desa terdekat dengan jarak 0,15 km. 2. Keadaan Demografi Jumlah penduduk Kecamatan Jatilawang pada tahun 2011 adalah 57.286 jiwa yang terdiri dari laki-laki 28.461 jiwa (49,66%) dan perempuan 28.938 jiwa (50,34%) dengan jumlah kepala keluarga 17.437 KK dan sex ratio sebesar 1080,99. Jumlah penduduk terbanyak ada di desa Tinggarjaya yaitu sebesar 9294 jiwa atau sebesar 16,17% dari keseluruhan jumlah penduduk Kecamatan Jatilawang,

bab 3 diare

Embed Size (px)

DESCRIPTION

khk

Citation preview

Page 1: bab 3 diare

II. ANALISIS SITUASI

I.Gambaran Umum

1. Keadaan Geografis

Kecamatan Jatilawang merupakan salah satu bagian wilayah kabupaten

Banyumas dengan luas wilayah kurang lebih 43,23 km2 dan berada pada ketinggian

18 – 21 m dari permukaan laut dengan curah hujan 2.272 mm/tahun dengan batas

wilayah sebagai berikut:

A. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Purwojati

B. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wangon

C. Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Cilacap

D. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Rawalo

Kecamatan Jatilawang terdiri dari 11 desa, 46 dukuh, 56 RW dan 323 RT. Desa

terluas adalah desa Tunjung yaitu 8,32 km2 dan desa tersempit adalah Margasana

dengan luas 1,82 km2. Bila dilihat dari jaraknya maka desa Gunungwetan adalah desa

terjauh dengan jarak 5 km dari pusat kota Jatilawang dan desa Tunjung merupakan

desa terdekat dengan jarak 0,15 km.

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Jatilawang pada tahun 2011 adalah 57.286 jiwa

yang terdiri dari laki-laki 28.461 jiwa (49,66%) dan perempuan 28.938 jiwa (50,34%)

dengan jumlah kepala keluarga 17.437 KK dan sex ratio sebesar 1080,99. Jumlah

penduduk terbanyak ada di desa Tinggarjaya yaitu sebesar 9294 jiwa atau sebesar

16,17% dari keseluruhan jumlah penduduk Kecamatan Jatilawang, sedangkan desa

Margasana merupakan desa dengan jumlah penduduk terkecil yaitu 2100 atau hanya

sebesar 3,82%.

Jumlah penduduk menurut golongan umur di Kecamatan Jatilawang dibagi

menjadi 16 kelompok umur dengan variasi yang tidak begitu besar. Penduduk

terbanyak ada di kelompok umur 10-14 tahun yaitu sebesar 5.851 jiwa (10,18%) dan

sebagian besar penduduk berada pada usia produktif, hal ini merupakan aset sumber

daya manusia yang besar.

Page 2: bab 3 diare

Tabel 1.1. Jumlah penduduk menurut golongan umurKelompok Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 2897 2771 56505 – 9 2913 2815 572810 – 14 3002 2849 585115 – 19 2736 2369 510520 – 24 1943 1921 386425 – 29 1922 2213 413530 – 34 1993 2320 431335 – 39 1994 2335 432940 – 44 1999 2095 409045 – 49 1663 1584 326750 – 54 1337 1302 253955 – 59 1052 1127 217960 – 64 1086 1135 222165 – 69 821 892 171370 – 74 636 654 1290> 75 550 556 1106Jumlah 28.564 28.938 57.485

Sumber: Profil Kesehatan Kecamatan Jatilawang Tahun 2011

Kepadatan penduduk di Kecamatan Jatilawang pada tahun 2011 sebesar

14.278 jiwa/km2. Desa terdapat adalah desa Gentawangi (1912 jiwa/km2) dan desa

Karanglewas merupakan desa dengan kepadatan penduduk terendah (577 jiwa/km2).

Sebagian besar masyarakat Jatilawang adalah pemeluk Agama Islam yaitu

sebesar 62.627 orang ( 99,467%), sisanya adalah pemeluk agama Katolik, Protestan<

Budha dan Hindu.

Mata pencaharian sebagian besar penduduk Kecamatan Jatilawang adalah

petani, baik petani sendiri maupun hanya sebagai buruh tani, yaitu sebanyak 33.367

orang (58,04%). Mata pencaharian yang lain adalah sebagai pengusaha, buruh

industri, buruh bangunan, pedagang, pengangkutan, PNS dan ABRI. Mata

pencaharian yang paling sedikit adalah sebagai nelayan yaitu 10 orang.

Pendidikan penduduk Kecamatan Jatilawang paling banyak adalah tamat

Sekolah Dasar (SD) sebanyak 21.986 orang. Penduduk Kecamatan Jatilawang yang

melanjutkan pendidikan hingga tingkat SLTP berjumlah 6752 orang, SLTA berjumlah

7432 orang, dan Universitas berjumlah 605 orang. Penduduk yang tidak atau belum

tamat SD sebesar 12.635 orang. Penduduk yang tidak pernah menjalani pendidikan

berjumlah 1411 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa keinginan atau kesadaran

masyarakat akan pentingnya pendidikan masih kurang.

Jumlah tenaga puskesmas jatilawang yang ada menurut data tahun 2011

berjumlah 53 orang dengan rincian sebagai berikut:

Page 3: bab 3 diare

Tabel 1.2. Jenis Ketenagaan di Puskesmas Jatilawang Tahun 2011No Jenis Tenaga PNS PTT Honor

DaerahHonor

PuskesmasJml Keterangan

1.2.3.

4.5.

6.7.8.9.10.11.12.

13.14.15.

Dokter UmumDokter GigiPerawat Umum

Perawat GigiBidan

ApotekerPelaksana GiziPelaksana keslingAnalisPekarya Kes.Juru Imunisasi

TUJuru masak Cleaning serviceSopir

215

110

111---9

---

---

-14

-------

---

---

--

-------

---

--4

--

------1

111

219

124

111---

10

111

2 S1-

2 SPK, 7 AKPER

DIII7 DI, 15 DIII,

2DIVDIIIDIII

SPPH---

3 SI, 6 SMA, 2 SDSD

SMPSMA

Jumlah 31 14 - 7 53Sumber: Profil Kesehatan Kecamatan Jatilawang Tahun 2011

Tabel 1.2. menunjukkan bahwa ketenagaan yang terdapat di puksesmas

Jatilawang berjumlah 53 orang yang terdiri dari dokter umum 2 orang, dokter gigi 1

orang, perawat umum 9 orang, perawat gigi 1 orang, bidan 24 orang, apoteker 1

orang, pelaksan gizi 1 orang, pelaksana kesling 1 orang, bagian tata usaha 10 orang,

juru masak 1 orang, cleaning service 1 orang, dan sopir 1 orang. Puskesmas

Jatilawang tidak memiliki analis, pekarya kesehatan, dan juru imunisasi.

Program kerja puskesmas jatilawang meliputi kegiatan sebagai berikut:

a. Program Umum (Basic Six) yaitu Promosi Kesehatan, KIA/KB, Perbaikan Gizi,

Kesehatan Lingkungan, P2M, dan Pengobatan.

b. Program Pengembangan (meliputi konsultasi gigi, laboraturium dan klinik

sanitasi)

c. Puskesmas dengan Tempat Perawatan (Puskesmas DTP)

II. Pencapaian Program dan Derajat Kesehatan Masyarakat

Angka kematian bayi baru lahir, berdasarkan laporan kegiatan program KIA

selama tahun 2011 tercatat tidak ada dari 1.050 kelahiran hidup. Bila dibandingkan

dengan Indikator Indonesia Sehat terhitung masih rendah ( IIS 2010 = 40 per 1.000

Page 4: bab 3 diare

kelahiran hidup ). Pada tahun 2011 tidak terdapat kematian ibu nifas. Angka kematian

ibu ( AKI ) adalah 86,65 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan IIS

2010 ( AKI = 150/100.000 kelahiran hidup ), AKI di Kecamatan Jatilawang di bawah

IIS.

Berdasarkan data laboratorium pada tahun 2011 tidak terdapat kasus malaria

klinis dan malaria dengan klarifikasi pemeriksaan mikroskopik atau sebesar 0% kasus

per 1.000 penduduk. Pada tahun 2010 juga tidak terdapat kasus malaria klinis. Kasus TB

Paru Positip pada tahun 2011 tercatat 28 kasus CDR sebesar 42,5%. Bila dibandingkan

dengan tahun 2010 ( 13 kasus CDR= 19,66%) berarti terjadi kenaikan CDR namun

dibawah target SPM 2010 yaitu CDR sebesar 70%.

Kasus diare pada tahun 2011 tercatat 555 kasus dengan angka kesakitan

sebesar 9,68 per 1.000 penduduk. Angka ini sebenarnya jauh sekali dari kenyataan

karena angka ini diambil dari kasus yang berobat di puskesmas dan jaringannya ( pustu,

polindes / PKD, posyandu ) saja. Sedangkan kasus diare yang berobat di paramedis,

bidan, atau dokter praktek swasta tidak terlaporkan.

Di tahun 2011 terdapat 4 kasus DBD dengan Incidence Rate 0,69% yang

terjadi di desa Tunjung. Hal ini terjadi karena mobilitas masyarakat yang cukup

tinggi,higiene sanitasi masyarakat yang masih kurang dan kegiatan PSN yang tidak rutin

dilaksanakan. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 ( 1 kasus Incidence Rate 0,17% ),

berarti terjadi kenaikan kasus sebesar 300 %.

Pada tahun 2011 di Kecamatan Jatilawang tidak ditemukan kasus AFP,

Campak, HIV dan Hepatitis (angka kesakitan sebesar 0 per 1.000 penduduk). Lain

halnya dengan Tetanus dan Diphteri ditemukan 1 kasus pada penderita dewasa.

Untuk penyakit tidak menular yang diamati dan dicatat selama tahun 2011

terdiri dari Ca Servik 2 kasus, Ca Mammae 2 kasus, Ca Hepar 1 kasus, Ca Colon 1

kasus, Non Insulin Dependent DM 210 kasus, Angina Pektoris 7 kasus, Decomp Cordis

81 kasus, Hipertensi Essensial 720 kasus, Stroke Hemoragik 12 kasus, Stroke Non

Hemoragik 18 kasus, Asthma Bronchial 87 kasus, PPOK 36 kasus, KLL 144 kasus dan

Psikosis 89 kasus. Kasus – kasus penyakit tidak menular ini di dapatkan dari register

Rawat Jalan dan Laboratorium Tahun 2011.

Page 5: bab 3 diare

Berdasarkan hasil kegiatan program gizi, pada tahun 2011 tercatat 68 bayi

dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dari 1.050 bayi lahir hidup atau sebesar 6,47 %.

Desa dengan BBLR tertinggi adalah desa Tinggarjaya 1,7% dan Bantar yaitu 1,3% dari

seluruh BBLR di Kecamatan Jatilawang. Pada tahun 2011 tercatat ada 4.667 balita, yang

ditimbang sebanyak 3.257 balita atau sebesar 69,8%. Ini berarti masih di bawah target

SPM Kabupaten Banyumas 2011 yaitu sebesar 80 %. Untuk balita yang ditimbang dan

naik berat badannya sebanyak 2.119 atau sebesar 65,1 %, berarti masih di bawah target

SPM 2010 yang sebesar 80 %. Untuk balita bawah garis merah ( BGM ) ditemukan

kasus sebanyak 48 balita atau sebesar 1,5 % dari seluruh balita yang ditimbang, berarti

sudah sesuai dengan target SPM tahun 2011 yaitu sebesar <5%.

Dari penyelenggaraan program puskesmas serta kesesuaian dengan SPM tahun

2010, akan dipilih beberapa permasalahan yang dapat dijadikan alternatif prioritas di

Puskesmas Jatilawang dengan alasan karena masih terdapat gapantara data primer

dengan target SPM Puskesmas tahun 2010.

III. Gambaran Umum Desa Tinggarjaya

Desa Tinggarjaya merupakan salah satu bagian wilayah kecamatan Jatilawang

dengan luas wilayah kurang lebih 598,750 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Tunjung

b. Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Gerduren (Sungai Tajum)

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Bantar

d. Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Klapagading

Jumlah Penduduk desa Tinggarjaya berjumlah 10.307 orang dengan laki – laki

5.142 orang, perempuan 5.165 orang. Menurut golongan umur :

- < 15 Th : 3.124 Orang

- 15 - 30 Th : 2.990 Orang

- 30 keatas : 4.193 Orang

Mata Pencaharian penduduk berupa pemilik sawah berjumlah 1.836 orang,

penyewa/penggarap 1.836 orang, buruh tani 3.297 orang, PNS 135 orang TNI/POLRI

16 orang, pensiunan/ Purnawirawan 256 orang, warung 360 orang, kios 37 orang,

toko 56 orang, tukang ojek 79 orang, pedagang kecil 284 orang, tukang batu/kayu 145

orang, tukang jahit 32 orang, jasa 375 orang.

Page 6: bab 3 diare

Jumlah balita di Desa Tinggarjaya berjumlah 743 anak dengan balita gizi baik

berjumlah 698 anak, balita gizi sedang 34 anak dan balita gizi buruk berjumlah 11 anak.

Prasarana kesehatan terdiri dari 17 posyandu dan 2 polindes dengan tenaga kesehatan

berjumlah 2 kader kesehatan dan 4 orang bidan desa.

Rumah yang memiliki sumber air dari sumur berjumlah 2329 unit, memiliki kamar

mandi berjumlah 1852 unit, memiliki WC 637 unit dan memiliki SPAL berjumlah 826

unit.

Pendidikan penduduk di Desa Tinggarjaya yang tidak tamat SD berjumlah 1067

orang, tamat SD berjumlah 3587 orang, tamat SLTP 2162 orang, tamat SLTA 2362

orang, tamat akademi/sederajat berjumlah 219 orang dan tamat perguruan tinggi

berjumlah 126 orang.

Page 7: bab 3 diare

III. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PRIORITAS MASALAH

I. Daftar Permasalahan Kesehatan

10 Besar Penyakit Puskesmas Jatilawang (Berdasar Data Sekunder)No. Penyakit Jumlah Presentase

1 Hipertensi 720 39,07%2 Diare 555 30,11%3 Diabetes Mellitus 210 11,39%4 Psikosis 89 4,83%5 Asma Bronkial 87 4,7%6 Decomp cordis 81 4,39%7 PPOK 36 1,95%8 Stroke 30 1,63%9 TB Paru 28 1,52%10 Angina Pectoris 141 0,37%

Jumlah 1843 100%

II. Penentuan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah di Puskesmas Jatilawang dilakukan menggunakan

metode Hanlon Kuantitatif. Kriteria yang digunakan dalam penetapan prioritas masalah

menggunakan metode Hanlon kuantitatif diantaranya:

1. Kelompok kriteria A: besarnya masalah

2. Kelompok kriteria B: kegawatan masalah

3. Kelompok kriteria C: kemudahan dalam penanggulangan

4. Kelompok kriteria D: faktor PEARL (Property, Economic, Acceptability, Resources

availability, and Legality).

Perincian penentuan prioritas masalah menggunakan metode Hanlon Kuantitatif

dari masing – masing kriteria adalah sebagai berikut:

1. Kriteria A

Kriteria A digunakan untuk menentukan besarnya masalah dan diukur dari

jumlah penduduk yang terkena efek langsung.

Page 8: bab 3 diare

Tabel 3.3. Nilai Kriteria A metode Hanlon Kuantitatif

Masalah Kesehatan

Besarnya Masalah Berdasar Presentase

Nilai0-20%(1)

21-40%(2)

41-60%(3)

61-80%(4)

81-100%

(5)Hipertensi x 2Diare x 2Diabetes Mellitus x 1Psikosis x 1Asma Bronkial x 1Decomp Cordis x 1PPOK x 1Stroke x 1TB Paru x 1Angina Pectoris x 1

2. Kriteria B

Kriteria B digunakan untuk menentukan kegawatan masalah. Skor yang

digunakan adalah 1 untuk yang paling ringan sampai skor 5 untuk masalah yang

paling gawat. Dari diskusi kelompok, didapatkan nilai kriteria B untuk masing-masing

masalah kesehatan.

Tabel 3.4. Nilai Kriteria B metode Hanlon KuantitatifMasalah Kesehatan Keganasan Tingkat

UrgensiBiaya yangDikeluarkan

Nilai

Hipertensi 4 4 3 11Diare 3 4 3 10Diabetes Mellitus 3 4 4 11Psikosis 3 3 4 10Asma 3 4 3 10Decomp Cordis 4 4 4 12PPOK 3 3 3 9Stroke 4 4 4 12TB Paru 3 3 2 8Angina Pectoris 4 4 4 12

3. Kriteria C

Kriteria C digunakan untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan

masalah, maka dinilai apakan sumber daya dan teknologi yang ada dapat

menyelesaikan masalah. Skor yang digunakan dari skala 1 sampai 5. Semakin sulit

penanggulangan, skor yang diberikan semakin kecil.

Page 9: bab 3 diare

Tabel 3.5. Nilai Kriteria C metode Hanlon KuantitatifMasalah Kesehatan R S I V A Jml N

Hipertensi 4 4 3 4 4 19 3,8Diare 4 4 4 4 4 20 4Diabetes Mellitus 3 4 3 3 3 16 3,2Psikosis 3 3 2 3 3 15 3Asma Bronkial 3 3 4 3 3 16 3,2Decomp Cordis 2 3 2 2 2 10 2,2PPOK 3 3 2 3 3 15 3Stroke 3 3 2 3 2 16 3,2TB Paru 4 4 4 4 4 20 4Angina Pectoris 3 2 2 2 2 11 2,2Keterangan: R: Rica, S: Sigit, I: Ida, V: Vera, A: Amma Jml: Jumlah, N: Nilai rata rata

4. Kriteria D (Faktor PEARL)

Kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat tidaknya

suatu program dilaksanakan. Faktor – faktor tersebut adalah:

A. Kesesuaian (Propriety)

B. Murah (Economic)

C. Dapat diterima (Acceptability)

D. Tersedianya sumber daya (Resources Availability)

E. Legalitas terjamin (Legality)

Dari diskusi kelompok, didapatkan nilai PEARL untuk masing-masing

permasalahan kesehatan adalah:

Tabel 3.6. Nilai Kriteria D metode Hanlon KuantitatifMasalah Kesehatan P E A R L Hasil

PerkalianHipertensi 1 1 1 1 1 1Diare 1 1 1 1 1 1Diabetes Mellitus 1 1 1 1 1 1Psikosis 1 1 1 1 1 1Asma Bronkial 1 1 1 1 1 1Decomp Cordis 1 0 1 1 0 0PPOK 1 1 1 1 1 1Stroke 1 0 1 1 0 0TB Paru 1 1 1 1 1 1Angina Pectoris 1 0 1 1 0 0

5. Penetapan nilai

Setelah kriteria kriteria A, B, C dan D didapatkan kemudian nilai tersebut

dimasukkan ke dalam formula sebagai berikut :

Page 10: bab 3 diare

Nilai Prioritas Dasar (NPD) = (A + B) C

Nilai Prioritas Total (NPT) = (A + B) C x D

Tabel 3.7. Nilai Prioritas Dasar (NPD) dan Nilai Prioritas Total (NPT)Masalah Kesehatan A B C NPD D NPT Prioritas

Hipertensi 4 11 3,8 57 1 57 1Diare 3 10 4 52 1 52 2Diabetes Mellitus 2 11 3,2 41,6 1 41,6 3Psikosis 1 10 3 33 1 33 6Asma 1 10 3,2 35,2 1 35,2 5Decomp cordis 1 12 2,2 28,6 0 0 9PPOK 1 9 3 30 1 30 7Stroke 1 12 3,2 41,6 0 0 8TB Paru 1 8 4 36 1 36 4Angina Pectoris 1 12 2,2 28,6 0 0 10

Berdasarkan hasil pemilihan prioritas masalah dengan menggunakan metode

Hanlon Kuantitatif didapatkan permasalahan Hipertensi, Diare, dan Diabetes Mellitus

menempati priorotas masalah 1, 2, dan 3. Kelompok ini akan membahas

permasalahan Hipertensi.