21
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dengan judul Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru ini berlokasi di kota Surakarta dan kawasan Solobaru sebagai wilayah yang perkembangannya dipengaruhi oleh perkembangan kota Surakarta. Penentuan lokasi penelitian ini, didasarkan pada pertimbangan bahwa perkembangan kawasan Solobaru dipandang relatif dipengaruhi oleh kota Surakarta. Banyak penduduk kawasan Solobaru yang memilih tinggal di kawasan Solobaru karena dekat dengan kota Surakarta. Penduduk di kawasan Solobaru juga tidak sedikit yang menggunakan fasilitas di kota Surakarta. Tahun penelitian ditentukan tahun 1975 – 2005 karena kurun waktu 30 tahun tersebut digunakan untuk mencari pengaruh dari perkembangan kota Surakarta terhadap permukiman di kawasan Solobaru. Tahun 1975 dipilih sebagai awal penelitian karena pada tahun 1970 terjadi industrialisasi dan 3 - 1

BAB 3 Metodologi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 3 Metodologi

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dengan judul Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta

terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru ini berlokasi di kota

Surakarta dan kawasan Solobaru sebagai wilayah yang

perkembangannya dipengaruhi oleh perkembangan kota Surakarta.

Penentuan lokasi penelitian ini, didasarkan pada pertimbangan

bahwa perkembangan kawasan Solobaru dipandang relatif

dipengaruhi oleh kota Surakarta. Banyak penduduk kawasan

Solobaru yang memilih tinggal di kawasan Solobaru karena dekat

dengan kota Surakarta. Penduduk di kawasan Solobaru juga tidak

sedikit yang menggunakan fasilitas di kota Surakarta.

Tahun penelitian ditentukan tahun 1975 – 2005 karena kurun

waktu 30 tahun tersebut digunakan untuk mencari pengaruh dari

perkembangan kota Surakarta terhadap permukiman di kawasan

Solobaru. Tahun 1975 dipilih sebagai awal penelitian karena pada

tahun 1970 terjadi industrialisasi dan urbanisasi di kota Surakarta

hingga menyebabkan pemekaran kota pada tahun 1980. Kemudian

pada tahun 1984 merupakan awal mula perkembangan kawasan

Solobaru yang dimulai dengan pembangunan perumahan di kawasan

Solobaru oleh PT. PSP.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dengan judul Pengaruh Perkembangan Kota

Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru ini adalah 6

bulan yakni dari bulan februari sampai bulan juli.

3 - 1

Page 2: BAB 3 Metodologi

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dengan judul Pengaruh Perkembangan Kota

Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru ini adalah

penelitian deskriptif – eksplanatory. Menurut Sugiyono (2003),

penelitian deskriptif eksplanatory adalah penelitian yang bermaksud

menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

hubungan antara satu variable dengan variable yang lain. Penelitian

deskriptif eksplanatory yang dilakukan dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang

berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai

dengan apa adanya (Best,1982:119). Penelitian ini juga sering

disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian

tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.

Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk

melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis,

mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang

memiliki validitas universal (west, 1982).

Dalam penelitian ini, pendekatan deskriptif digunakan untuk

memaparkan perkembangan kota Surakarta dan kawasan

Solobaru dalam kurun waktu 30 tahun yakni tahun 1975 sampai

2005. Deskriptif perkembangan kota yang dipaparkan adalah

perkembangan fisik, ekonomi dan sosial.

b. Penelitian eksplanatory

Penelitian eksplanatory merupakan penelitian yang bertujuan

untuk menjelaskan bagaimana sebuah fenomena sosial terjadi.

Dalam penelitian ini, pendekatan eksplanatory digunakan dalam

pembahasan yakni dalam menganalisis variabel perkembangan

kota Surakarta yang berpengaruh terhadap permukiman di

3 - 2

Page 3: BAB 3 Metodologi

kawasan Solobaru. Analisis tersebut dilakukan dengan path

analisys untuk menemukan besaran pengaruh dari setiap

indikator perkembangan kota Surakarta yang berpengaruh

terhadap permukiman di kawasan Solobaru.

3.2.2 Populasi dan Sample

Menurut Husein (2002), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri dari obyek atau subyek yang memunyai karakteristik

tertentu dan kesempatan sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Sedangkan Singarimbun (1989), berpendapat populasi ialah jumlah

keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi

yang akan dijadikan dasar pengambilan sample dalam penelitian ini

adalah penduduk yang ada di kota Surakarta dan kawasan Solobaru.

Menurut Suharsimi (1993), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Sedangkan Husein (2002), berpendapat bahwa

sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi. Perhitungan

sample menurut Gay dan Diehl, 1992 dalam penelitian perbandingan

kausal, sample yang digunakan adalah 30 elemen. Karena penelitian

ini merupakan penelitian yang bersifat kausalitas, maka dalam

penelitian ini sampel yang diambil adalah 30 elemen yakni 30

responden dengan pertanyaan yang mewakili kondisi 30 tahun

(1975-2005).

3.2.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer

dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Data

primer ini diperoleh dari hasil pengamatan lapangan pada waktu

studi dilakukan, angket (kuesioner) dan wawancara dengan

3 - 3

Page 4: BAB 3 Metodologi

informan yang terkait. Instrument yang digunakan adalah

pedoman wawancara, angket (kuesioner) bagi sejumlah

responden.

b. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung. Data

ini diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini.

Berikut ini adalah tabel kebutuhan data primer dan data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini :

Tabel 3.1Data yang Digunakan dalam Penelitian

Aspek Data Sifat Jenis Data Sumber

Fisik

a. Literatur mengenai sejarah perkembangan kota Surakarta dan Solobaru.

Kualitatif Sekunder

BAPEDA, BPN, BPS, Developer Perumahan di

Solobaru

b. Kebijakan penggunaan lahan di kota Surakarta dan Solobaru (RTRW Surakarta, RTRW kabupaten Sukoharjo, dan RUTR kawasan Solobaru).

Kualitatif Sekunder

c. RTRW provinsi Jawa Tengah Kualitatif Sekunderd. Data dan peta penggunaan lahan

di kota Surakarta dan Solobaru.Kuantitatif

dan Kualitatif

Sekunder

e. Data jumlah rumah dan luas permukiman di kota Surakarta dan kawasan Solobaru.

Kuantitatif Sekunder

f. Data jumlah sarana perkotaan (pendidikan, kesehatan, perdagangan) di kota Surakarta dan Solobaru.

Kuantitatif Sekunder

Ekonomia. Penghasilan penduduk. Kualitatif Primer Kecamatan,

Penduduk (wawancara, kuesioner)

b. PDRB Kota Surakarta Kualitatif Primer

Sosial

a. Jumlah penduduk tahun 1975-2005

Kuantitatif SekunderBPS, Kecamatan,

Penduduk (wawancara, kuesioner), observasi.

b. Interaksi Sosial Budaya Kualitatif Primer

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

3 - 4

Page 5: BAB 3 Metodologi

Wawancara merupakan suatu teknik mendekati sumber

informasi dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan

secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian. Wawancara

merupakan percakapan dengan tujuan tertentu dan dilakukan oleh

pewawancara dan informan (Moleong, Metodologi Penelitian

Kualitatif 2001 : 135).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan pendekatan

menggunakan petunjuk umum wawancara yaitu pewawancara

membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan

dalam proses wawancara kepada informan yang bertindak

sebagai responden yang terdiri dari sejumlah penduduk yang

tinggal di kawasan Solobaru serta instansi pemerintah. Dalam

penelitian ini digunakan teknik wawancara terbuka yaitu

wawancara yang dilakukan secara terbuka, akrab dan penuh

kekeluargaan. Wawancara terbuka ini terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan yang menuntut jawaban dari informan yang tidak

terbatas dalam jawaban-jawabannya kepada beberapa kata atau

hanya pada jawaban “ya” atau “tidak” saja, tetapi dapat

memberikan keterangan dan cerita yang panjang. Wawancara ini

dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang sifatnya

mendalam terhadap masalah-masalah yang diajukan.

b. Observasi Langsung

Menurut Sutrisno Hadi (Metode Research.1984 : 136),

observasi adalah suatu proses pengumpulan data dengan cara

mengadakan pengamatan kemudian melakukan pencataan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang

apa yang dilihat dan diperhatikan pada saat dilapangan. Kegiatan

ini tidak hanya dilakukan sekali melainkan berulang-ulang.

Sebab dengan pengulangan diharapkan data yang diperoleh akan

lebih valid dan akan diperoleh hasil yang nyata dan mendalam.

3 - 5

Page 6: BAB 3 Metodologi

Dalam penelitian ini, data hasil observasi digunakan untuk

mengetahui interaksi penduduk kawasan Solobaru dengan kota

Surakarta sehingga dapat digunakan untuk mendukung data yang

lain.

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data

guna mendukung penelitian. Teknik dokumentasi bertujuan

untuk memperoleh data berdasarkan sumber-sumber yang berasal

dari buku-buku, literatur, laporan serta dokumen-dokumen lain

yang berkaitan dengan penulisan. Dokumen ini dapat diperoleh

dari lembaga pemerintah dan arsip serta dokumen pribadi. Hal ini

sesuai dengan pendapat H.B Sutopo (Metode Penelitian

Kualitatif.2002 :54), yaitu bahwa dokumen dan arsip adalah

sumber informasi tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa

atau kegiatan. Sedangkan Koentjaraningrat (1991:63)

menyatakan dokumentasi adalah kumpulan data verbal dalam

bentuk tulisan disebut dokumen dalam arti sempit, sedangkan

dalam arti luas meliputi monumen, artefact, foto dan sebagainya.

Dari kedua pendapat tadi dapat disimpulkan bahwa metode

dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang dibutuhkan

sebagai bukti dan keterangan dalam bentuk tulisan maupun yang

tampak. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah berupa arsip yang berkaitan dengan perkembangan kota

Surakarta dan kawasan Solobaru.

d. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah disiapkan

terlebih dahulu untuk dijawab oleh responden. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan teknik kuesioner untuk mengetahui

sikap responden terhadap pengaruh perkembangan kota

Surakarta terhadap permukiman di kawasan Solobaru.

3 - 6

Page 7: BAB 3 Metodologi

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka, yaitu

kuesioner yang memberi kesempatan penuh memberi jawaban

menurut apa yang dirasa perlu oleh responden.

Dalam penelitian ini diusahakan memperoleh validitas data yang

dapat dipertanggung jawabkan. Validitas merupakan keakuratan data

yang telah dikumpulkan yang nantinya akan dianalisa dan ditarik

kesimpulannya pada akhir penelitian. Usaha meningkatkan validitas

data dilakukan dengan :

a. Trianggulasi

Menurut Lexy J Moleong (Metodologi Penelitian Kualitatif,

1995:1978), Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan menggunakan sesuatu yang lain selain

data tersebut untuk memeriksa atau untuk membandingkan data

yang telah ada tersebut.

Untuk menjamin kesahan data yang diperoleh dalam

penelitian ini maka dilakukan dengan trianggulasi data.

Trianggulasi dilakukan dengan trianggulasi data sumber.

Trianggulasi data sumber dalam penelitian ini diperoleh dengan

cara mengumpulkan beberapa data dari berbagai sumber yang

berbeda baik dari hasil wawancara, observasi, kuesioner maupun

dokumentasi yang telah diperoleh untuk mendapatkan data yang

sama jenis, memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan

membandingkan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda

sehingga data yang satu akan dikontrol dengan data yang lain.

b. Review Informan

Selain teknik pemeriksaan data dengan trianggulasi data,

digunakan pula review informan. Review informan merupakan

pencocokan data atau informasi yang sama kepada informan

yang berbeda. Menurut H.B Sutopo (Metode Peneltian

Kualitataif, 1990:9), review informan adalah laporan yang

3 - 7

Page 8: BAB 3 Metodologi

diperiksa kembali key informan untuk mengetahui apakah yang

ditulis merupakan sesuatu yang disetujui oleh mereka.

3.2.4 Metode Analisis

Analisis data yang dipergunakan dalam mengolah data atau

informasi yang diperoleh baik data yang berupa hasil wawancara,

kuesioner maupun data hasil observasi disinkronkan dengan teori

yang mendasari dan kemudian dilakukan analisis. Sedang yang

dimaksud dengan analisis sendiri adalah proses penyusunan data

agar dapat ditafsirkan yaitu dengan menggolongkan, mengurutkan,

menstrukturisasikan sampai dengan mengumpulkan data sehingga

mempunyai arti.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data yang

bersifat deskriptif eksplanatory. Pengaruh perkembangan kota

Surakarta terhadap permukiman di kawasan Solobaru dapat

dijelaskan dengan menganalisis variable perkembangan kota

Surakarta yang dipandang relatif berpengaruh terhadap permukiman

di kawasan Solobaru.

Analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Analisis perkembangan kota

Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif untuk

mengetahui perkembangan kota Surakarta dan perkembangan

kawasan Solobaru dengan kurun waktu 30 tahun yakni dari tahun

1975 sampai 2005. Analisis ini dilakukan dengan dasar data

(tahun 1975-2005) mengenai perkembangan kota Surakarta dan

perkembangan kawasan Solobaru serta peta penggunaan lahan

yang dioverlay dari tahun ke tahun untuk mengetahui

perkembangan fisik kota. Perkembangan kota yang dianalisis

secara deskriptif ini meliputi perkembangan fisik, ekonomi, dan

sosial kedua kota.

3 - 8

Page 9: BAB 3 Metodologi

b. Analisis Jalur (Path Analysis)

Menurut Robert D. Retherford (1993), analisis jalur ialah

suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang

tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya

mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung

tetapi juga secara tidak langsung. Analisis jalur (path analysis)

dikembangkan oleh Sewall Wright (1934). Analisis jalur

digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak

langsung, secara serempak atau mandiri beberapa variabel

penyebab terhadap sebuah variabel akibat. Analisis jalur

merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi

beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Lebih lanjut,

analisis jalur mempunyai kedekatan dengan regresi berganda,

atau dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus

dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab-

akibat (causing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan

bahwa analisis jalur memungkinkan pengguna dapat menguji

proposisi teoritis mengenai hubungan sebab dan akibat tanpa

memanipulasi variabel-variabel.

Dalam penelitian ini, analisis jalur (path analysis) digunakan

untuk mengetahui besaran pengaruh variabel perkembangan kota

Surakarta terhadap variabel perkembangan permukiman di

kawasan Solobaru baik secara bersama-sama maupun secara

parsial.

Dalam analisis ini digunakan program SPSS dengan

menggunakan data yang terdiri dari dua jenis data yakni data

kuantitatif yang diperoleh dari instansi dan data kualitatif yang

diperoleh dari kuesioner. Data kualitatif yang digunakan untuk

analisis terlebih dahulu diberikan skoring dengan skala Likert.

c. Pembobotan dan skoring

3 - 9

Page 10: BAB 3 Metodologi

Pembobotan dan skoring dilakukan terhadap jawaban dari

responden terhadap item pertanyaan dalam kuesioner. Dalam

pemberian bobot dan skoring digunakan skala Likert yaitu skala

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang terhadap fenomena sosial (Sugiyono,

2004:107). Pembobotan dan skoring pada jawaban kuesioner

didasarkan pada kriteria jawaban berikut :

Skoring Jawaban Kuesioner

Kriteria JawabanJumlah

SkorSangat berpengaruh sekali 5Sangat berpengaruh 4Berpengaruh 3Tidak berpengaruh 2Tidak berpengaruh sekali 1

d. Transformasi Data Ordinal ke Data Interval

Skala data yang digunakan dalam analisis jalur sekurang-

kurangnya adalah skala interval. Oleh karena itu, skala yang

digunakan dalam analisis harus lah skala interval maupun rasio.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

yang memiliki skala ordinal (hasil kuesioner) dan skala rasio

(data sekunder). Sehingga sebelum melakukan analisis, data

ordinal hasil kuesioner harus ditransformasikan ke skala interval

terlebih dahulu. Teknik transformasi data ordinal ke data interval

yang dilakukan menggunakan MSI (Method of Successive

Interval).

e. Model Analisis Jalur

Model merupakan representasi dari suatu sistem yang sedang

diamati. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah

model skematis dan matematis. Model skematis dibuat dalam

suatu diagram jalur yang digunakan untuk menggambarkan

kerangka hubungan kausal antar jalur (satu variabel terhadap

3 - 10

Page 11: BAB 3 Metodologi

variabel lainnya). Sedangkan model matematisnya merupakan

model persamaan regresi yang juga menjelaskan hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam analisis jalur

terdapat banyak model jalur yaitu model satu persamaan jalur,

model dua persamaan jalur, model tiga persamaan jalur, model

empat persamaan jalur, dan seterusnya. Semakin kompleks

hubungan struktural maka semakin kompleks diagram jalurnya,

dan makin banyak pula substruktur yang membangun. Dalam

penelitian ini menggunakan model empat persamaan jalur dengan

empat persamaan subtruktur.

Adapun variabel penelitian yang akan diuji yaitu :

1. Variabel bebas (eksogen atau penyebab) yaitu faktor

perkembangan kota Surkarta yang meliputi :

a. Jumlah Penduduk (X1)

b. Luas Permukiman (X2)

c. Jumlah Rumah (X3)

d. Jumlah Sarana (X4)

e. Prasarana Kota Surakarta (X5)

f. Peningkatan PDRB Kota Surakarta (X6)

2. Variabel terikat (endogen atau akibat) yaitu beberapa elemen

dari permukiman kawasan Solobaru yang meliputi :

a. Jumlah Penduduk (X7)

b. Jumlah Rumah (X8)

c. Luas Permukiman (X9)

d. Jumlah Sarana (Y)

Karena dalam penelitian ini menggunakan model empat

persamaan jalur, maka model persamaan jalurnya dapat

digambarkan sebagai berikut :

3 - 11

Page 12: BAB 3 Metodologi

Dimana :

X1 = Jumlah Penduduk Kota Surakarta

X2 = Jumlah Rumah Kota Surakarta

X3 = Luas Permukiman Kota Surakarta

X4 = Jumlah Sarana Kota Surakarta

X5 = Prasarana Kota Surakarta

X6 = Peningkatan PDRB Kota Surakarta

X7 = Jumlah Penduduk Kawasan Solobaru

X8 = Jumlah Rumah Kawasan Solobaru

X9 = Luas Permukiman Kawasan Solobaru

Y = Jumlah Sarana Kawasan Solobaru

Adapun persamaan regresi yang digunakan untuk

menunjukkan hubungan kausal di atas adalah :

1. Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan kota

Surakarta terhadap jumlah penduduk di kawasan Solobaru.

X7 = B + pyx1 X1 + … + pyxk Xk + py€

2. Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan kota

Surakarta melalui jumlah penduduk kawasan Solobaru

terhadap jumlah rumah di kawasan Solobaru.

X8 = B + pyx1 X1 + … + pyxk Xk + py€

3. Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan kota

Surakarta melalui jumlah penduduk kawasan Solobaru dan

jumlah rumah di kawasan Solobaru terhadap luas permukiman

di kawasan Solobaru.

3 - 12

Page 13: BAB 3 Metodologi

X9 = B + pyx1 X1 + … + pyxk Xk + py€

4. Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan kota

Surakarta melalui jumlah penduduk kawasan Solobaru, jumlah

rumah di kawasan Solobaru, dan luas permukiman di kawasan

Solobaru terhadap jumlah sarana di kawasan Solobaru.

Y = B + pyx1 X1 + … + pyxk Xk + py€

Adapun uji statistic yang digunakan adalah uji F, uji R, dan uji

t (uji hipotesis)

f. Interpretasi pengaruh perkembangan kota Surakarta terhadap

permukiman di kawasan Solobaru.

Tahap ini akan membahas mengenai hasil dari analisis yakni

pengaruh dari perkembangan kota Surakarta terhadap

permukiman di kawasan Solobaru. Dalam interpretasi ini

dilakukan secara deskritif dengan menggunakan kajian pengaruh

antar variabel berdasarkan teori-teori yang terkait.

3 - 13