Upload
nguyenhuong
View
253
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
23
BAB 4
ANALISA PERENCANAAN
IV. 1 ANALISA KEGIATAN DAN KEBUTUHAN RUANG
Berikut ini adalah analisa kegiatan yang dilakukan pada rumah sakit mata 16
:
Jenis Pengunjung Aktivitas Kebutuhan Ruang
Pasien bermata
dan fisik sehat
setengah buta (
lanjut usia,
dewasa, anak-
anak.)
• Parkir
• Masuk ke dalam gedung
• Menanyakan informasi
• Registrasi
• Menunggu
• Diperiksa
• Konsultasi dokter
• Menjalani tindakan medis
• Rawat Inap
• Membayar di Kasir
• Membeli obat
• Membeli kacamata
• Tempat parkir
• Lobby
• Informasi
• Resepsionis
• R. Tunggu, Area
bermain anak
• R. Pemeriksaan awal
(Basic diagnostic room
), R. Refraksi, R.
Pemeriksaan lanjut.
• R. Konsultasi dokter
• R. Laser
• R. Tindakan Operasi /
LASIK
• R. Rawat Inap
• Kasir
• Farmasi
16 Data : Jakarta Eye Center
24
• Sholat
• Buang air / membersihkan diri
• Mengambil uang
• Optik
• Musholla
• WC / Toilet
• ATM
Keluarga / teman
pasien • Parkir
• Masuk ke dalam gedung
• Menanyakan informasi
• Membantu Registrasi
• Menunggu
• Menemani pasien saat
pemeriksaan dan konsultasi
• Menemani pasien dirawat
(apabila dirawat )
• Membayar di kasir
• Membeli obat
• Sholat
• Buang air / membersihkan diri
• Tempat parkir
• Lobby
• Informasi
• Resepsionis
• R. Tunggu (sifatnya
lebih santai), area
internet, Area bermain
anak.
• R. Duduk dalam
ruangan rawat.
• Kasir
• Farmasi
• Mushola
• WC / Toilet
Karyawan instansi
tertentu • Parkir
• Masuk ke dalam gedung
• Menanyakan informasi
• Menunggu
• Rapat
• Sholat
• Tempat parkir
• Lobby
• Informasi
• R. Tunggu ( terpisah di
lt. dasar / office )
• R. Rapat
• Mushola
25
• Buang air / membersihkan diri • WC / Toilet
Peserta magang /
Seminar • Parkir
• Masuk ke dalam gedung
• Menanyakan informasi
• Menunggu
• Mengikuti seminar
• Sholat
• Buang air / membersihkan diri
• Tempat parkir
• Lobby
• Informasi
• R. Tunggu ( terpisah di
lt. dasar / office )
• R. Serbaguna (
Auditorium )
• Mushola
• WC / Toilet
Jenis Kebutuhan ruang pengelola
Uraian Aktivitas Kebutuhan ruang
Direktur dan staff • Parkir
• Masuk ke dalam gedung
• Bekerja
• Rapat
• Menerima tamu
• Makan, Istirahat
• Sholat
• Buang air / membersihkan diri
• Tempat parkir
• Lobby
• R. Kerja direktur
• R. rapat
• R. Staff
• Mushola
• WC / Toilet
Manager • Parkir
• Masuk ke dalam gedung
• Bekerja
• Rapat
• Menerima tamu
• Tempat parkir
• Lobby
• R. Kerja manager
• R. rapat
26
• Makan, Istirahat
• Sholat
• Buang air / membersihkan diri
• R. Staff
• Mushola
• WC / Toilet
Tenaga medis • Parkir
• Masuk ke dalam gedung
• Ganti pakaian
• Bekerja ( memeriksa pasien,
melakukan tindakan medis )
• Rapat
• Makan, Istirahat
• Sholat
• Buang air / membersihkan diri
• Tempat parkir
• Lobby
• R. Ganti
• R Kerja ( r. konsultasi ),
R. Laser, R. Operasi, R.
refraksi dan observasi
• R. rapat
• Doctor Lounge
• Mushola
• WC / Toilet
Tenaga Paramedis • Parkir
• Masuk ke dalam gedung
• Ganti pakaian
• Bekerja ( memeriksa pasien,
membantu tugas dokter,
pengawasan )
• Meracik obat
• Makan, Istirahat
• Sholat
• Buang air / membersihkan diri
• Tempat parkir
• Lobby
• R. Ganti
• Nurse station, R.
Laboratorium, R.
Pemeriksaan, R.
Konsultasi.
• R. kerja ( farmasi )
• R. Staff
• Mushola
• WC / Toilet
Tenaga Non
Medis • Parkir • Tempat parkir
27
• Masuk ke dalam gedung
• Ganti pakaian
• Bekerja
• Makan, Istirahat
• Sholat
• Buang air / membersihkan diri
• Lobby
• R. Ganti
• R Kerja ( kantor ),
pantry, R. servis,
gudang.
• R. Staff
• Mushola
• WC / Toilet
Skema kegiatan Pasien LASIK / Operasi mata
Skema kegiatan pemeriksaan pasien
Hari ke -1
Hari ke – 2 ( sesuai perjanjian dengan dokter )
Hari ke – 3
Datang Pendaftaran Pengisian
Form
Pemeriksaan mata
secara lengkap
Konsultasi dengan dokter mata Pulang
Datang Persiapan Tetes mata (untuk
lasik) atau anestesi
Tindakan operasi
Pemulihan Pulang
Datang Pemeriksaan pasca LASIK
atau operasi mata lain
Pulang
28
Skema kegiatan pengelola
Tindakan medis
( Operasi mata, LASIK,
Perawatan, dsb.)
Pemeriksaan Konsultasi
( Pemeriksaan mata awal,
refraksi, diagnosis, konsultasi
dokter.)
Pasien Menunggu Giliran
Membuat perjanjian
untuk kunjungan
berikut
Pendaftaran /
membuat perjanjian,
membeli obat dan
pulang.
Konfirmasi
kedatangan
ENTRANCE
DATANG Absensi kedatangan
Mulai bekerja sesuai
bidang masing-
masing
DATANG DATANG
PULANG Absensi pulang
29
30
31
IV. 1.1 ANALISA KEGIATAN RUANG DAN SKEMA ORGANISASI
Kegiatan – kegiatan yang terjadi pada elemen – elemen Rumah Sakit
Mata dibahas berdasarkan tuntutan fungsi serta persyaratan teknis dan non
teknis. Berikut penjelasannya beserta skema-skema organisasi di dalamnya17
.
Ruang Periksa
Tempat melaksanakan pelayanan pasien rawat jalan dan memiliki frekuensi
tertinggi yang bersifat umum dan menuntut kejelasan sirkulasi dan orientasi.
Persyaratan Ruang
• Ruang dengan system pencahayaan buatan yang mudah diatur karena
untuk pemeriksaan tertentu dibutuhkan keadaan gelap total.
• Poliklinik harus mudah dicapai dari zona public atau entrance.
• Pengkondisian ruangan sangat dibutuhkan karena peralatan optis harus
berada pada kelembaban rendah untuk menghindari jamur.
• Ruang harus fleksibel agar dapat memenuhi tuntutan perkembangan atau
perubahan yang mungkin terjadi.
Perhitungan perkiraan pasien Rawat Inap
• Asumsi Jumlah Kapasitas Tempat Tidur : 100 tempat tidur
• Bed Occupancy Rate ( DEPKES ) : 60 % - 80%
• Lama Hari Perawatan ( DEPKES ) : 4 hari
• Perkiraan Kapasitas pasien rawat inap per tahun
100 x 60 % x 365 = 5475 pasien per tahun
4 hari rawat
17 Studi banding Jakarta Eye Center
32
Perhitungan Perkiraan Jumlah Poliklinik18
• Jumlah perbandingan pasien rawat jalan dan rawat inap 25 : 1
• Jumlah Kapasitas Rawat Jalan 25 x 5475 = 136.875 pasien per tahun
• Hari praktek 6 hari/minggu, 8-10 jam/hari, 3-4 jam/pasien.
Jumlah ruang periksa 136.875 = 12 ruang periksa
300 x 10 x 4
Administrasi
Tempat kegiatan administrasi yang menunjang kelancaran kegiatan di Rumah
Sakit Mata.
Laboratorium
Tempat kegiatan pelayanan dan penelitian, yaitu mengadakan pemeriksaan yang
lebih teliti dan meneliti kasus penyakit untuk pengembangan ilmu kedokteran
dan observasi untuk pengobatan.
Persyaratan Ruang
• Laboratorium bersifat private
• Tidak terkena matahari secara langsung dan jauh dari tempat yang basah.
• Merupakan tempat yang dijamin steril.
• Bahan finishing harus mudah dibersihkan dan tidak banyak sambungan,
tidak mudah terbakar dan tidak bereaksi terhadap bahan kimia.
• Harus dilengkapi lampu ultraviolet untuk memudahkan pekerjaan dan
sewaktu-waktu dapat difungsikan.
• Pengaliran udara menggunakan exhauster untuk menghilangkan bau
asam pekat dan uap formalin.
18 Data Jakarta Eye Center
33
• Dilengkapi dengan lemari asam dengan bak cuci dan sistem pembuangan
khusus.
Ruang Perawatan
Tempat kegiatan pasien rawat inap yang membutuhkan perawatan intensif
karena kasus mata tertentu atau sebelum dan sesudah operasi.
Persyaratan Ruang
• Menuntut privasi yang cukup tinggi dan membutuhkan ketenangan.
• Berhubungan langsung dengan bagian bedah, pantry, pusat sterilisasi,
dan fasilitas diagnosa.
• Ruang perawatan diusahakan tidak mendapat sinar matahari secara
langsung dan memakai cahaya buatan yang tidak menyilaukan.
• Prosentase daya pantul rendah, warna-warna sejuk.
• Ruang gerak cukup untuk melakukan kegiatan.
• Kondisi ruang sejuk, berkisar 22-24 o
Celcius, RH 50 – 55
Bagian Bedah
Tempat Melaksanakan kegiatan pelayanan bagi pasien berupa kegiatan observasi
dan terapi melalui operasi.
Persyaratan Ruang
• Berhubungan erat dengan Emergency atau Gawat Darurat.
• Tingkat sterilisasi tinggi harus dilengkapi sinar ultraviolet untuk
membunuh bakteri.
• Pengkondisian ruang diusahakan 20 – 22o
C dengan RH 55 – 60
(seluruhnya harus dilengkapi dengan AC).
• Adanya pemisahan antara bagian steril dan semi steril.
34
• Dilengkapi dengan automatic emergency lighting agar kelangsungan
operasi tidak terganggu saat arus listrik terhenti dan dilengkapi dengan
mercury vapor lamp.
Perkiraan Jumlah Bagian Bedah / Operasi 19
• Anggapan Jumlah pasien yang harus dioperasi = pasien rawat inap
• 1 hari maksimal 3 kegiatan operasi / ruang.
• Kebutuhan R.Operasi 5475 = 6 kamar operasi
300 hari x 3
Bagian Radiologi
Tempat melakukan kegiatan pelayanan pasien berupa diagnose dengan foto
rontgen untuk bagian-bagian seluruh badan dan bagian kepala untuk
mengetahui besar dan lokasi kelainan jaringan yang mempengaruhi penglihatan.
Persyaratan Ruang
• Harus ada ruang perantara yang memisahkan ruang penyinaran dengan
ruangan lainnya untuk mencegah radiasi.
• Semua kusen dibawah ketinggian 210 cm harus diberi lapisan timah hitam
minimal 1 mm.
• Sirkulasi harus terjamin dengan AC atau fan exhauster dan membutuhkan
ruang kedap cahaya.
• Menuntut fleksibilitas ruang yang tinggi.
19 Data Jakarta Eye Center
35
Bagian Refraksi dan Observasi
Tempat melakukan kegiatan pelayanan pasien berupa diagnose lebih mendalam
khusus pada bagian mata dengan menggunakan peralatan refraksi, untuk
mengetahui besar dan lokasi kelainan jaringan yang mempengaruhi penglihatan.
Persyaratan Ruang :
• Berhubungan dengan ruang periksa
• Sirkulasi udara harus terjamin dengan AC, untuk menjaga kelembaban
alat di dalam ruangan
• Terdapat ruang linen untuk tempat baju.
Perkiraan Jumlah Bagian Bedah / Operasi 20
• 1 ruang refraksi dan observasi melayani 3-4 r.periksa
• Kebutuhan R.Operasi 12 = 3 r.refraksi ( 2 umum, 1 VIP )
4
Service
Membantu kelangsungan Rumah Sakit Mata.
Persyaratan Ruang :
• Berhubungan langsung dengan gudang penyimpanan makanan
• Sirkulasi udara dengan menggunakan exhauster untuk mengeluarkan
asap dari dapur serta panas yang ditimbulkan oleh alat-alat masak.
• Terdapat ruang linen untuk tempat baju.
20 Data Jakarta Eye Center
36
Penunjang
Menunjang kegiatan RS Mata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik bagi
pasien, pengunjung, dokter maupun perawat.
Persyaratan Ruang :
• Merupakan bagian public sehingga harus berada di tempat yang
intensitas kegiatan publiknya cukup tinggi.
• Mudah dilihat dan dicapai.
IV. 1.2 ANALISA KAPASITAS
Dalam menentukan kapasitas penderita adalah berdasarkan perhitungan sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil studi lapangan, didapat bahwa tidak terdapat data baku
mengenai standar jumlah tempat tidur pada rumah sakit mat, sehingga jumlah
perhitungan tempat tidur adalah perhitungan penduduk bersumber dari sensus
tahun 2000, BPS DKI Jakarta.
Jumlah total penduduk Jakarta Barat x backlog x tk. Kemampuan penduduk
Jumlah total penduduk Indonesia
1.904.191 x 130.000 x 41,4 % = 397,09
250.000.000
Jumlah total tempat tidur yang telah tersedia di wilayah DKI Jakarta Barat
sebanyak 300 tempat tidur. Maka jumlah tempat tidur pada rumah sakit mata
yang direncanakan adalah 397,09 – 300 = 97,09 ∞ 50 tempat tidur
• Jenis Kamar yang digunakan yaitu :
1. Ruang VIP dengan 1 tempat tidur
2. Ruang Kelas 1 dengan 1 tempat tidur
37
3. Ruang kelas 2 dengan 2 tempat tidur
4. Ruang kelas 3A dengan 3 tempat tidur
5. Ruang kelas 3B dengan 5 tempat tidur
• Perbandingan jenis kamar adalah21
:
1. Ruang VIP = 5 % x 50 = 2 tt
2. Ruang Kelas 1 = 15 % x 50 = 8 tt
3. Ruang Kelas 2 = 20 % x 50 = 10 tt
4. Ruang Kelas 3A = 30 % x 50 = 15 tt
5. Ruang Kelas 3B = 30 % x 50 = 15 tt
Kebutuhan luasan parker yang dibutuhkan digunakan standar dari
pedoman perencanaan tata bangunan, Dinas Tata Kota, DKI Jakarta.
Standar Rumah Sakit :
Kelas 1 : 5 tt : 1 mobil
Kelas 2 : 10 tt : 1 mobil
Maka dalam hal ini dipakai :
• VIP = 5 tt
Kelas 1 = 15 tt
Maka 20 tt : 5 = 4 mobil
• Kelas 2 = 20 tt
Kelas 3 A = 30 tt
Kelas 3B = 30 tt
Maka 80 tt : 10 = 8 mobil
• Kebutuhan parkir untuk pengunjung rawat inap berjumlah 12 mobil
21 Studi tentang RS di Indonesia, CIC. Consulting Group, 1990, hal 45
38
• Kebutuhan parkir untuk pengunjung rawat jalan berjumlah 18 mobil
136.875 pasien per tahun = 456,25 456,25 = 18
300 hari 12 r.periksa x 2
• Kebutuhan parkir bagi dokter dan paramedis berjumlah 20 mobil
12R. Periksa + 5 R.Operasi = 17 ≅ 20 mobil
• Diasumsikan kebutuhan parkir bagi pimpinan dan staff berjumlah 10
mobil.
• Diasumsikan kebutuhan parkir bagi kendaraan rumah sakit 10 mobil
• Diasumsikan kebutuhan parkir bagi peserta seminar 30 mobil
Kebutuhan Parkir Mobil = 90 mobil mobil biasa + 10 mobil service/RS
Standar untuk 1 mobil biasa adalah 12,5 m2
Luas yang dibutuhkan = 12,5 m2
/ mobil x 90 mobil = 1125 m2
Standar untuk 1 mobil service / RS adalah 12, 79 – 14, 56 m2
Luas yang dibutuhkan = 14, 5 m2
/ mobil x 10 mobil = 145 m2
Luas total parkir mobil = 1125 m2
+ 145 m2
= 1270 m2
• Diasumsikan parkir motor untuk tenaga medis dan karyawan = 50 motor
• Diasumsikan parkir motor bagi pengunjung = 100 motor
Total kebutuhan parkir motor = 150 motor
Standar untuk 1 motor = 2 m2
Luas yang dibutuhkan = 2 m2
/ motor x 150 motor = 300 m2
Total Kebutuhan Parkir
1270 m2
+ 300 m2
= 1570 m2
39
IV. 1.4 ANALISA PROGRAM RUANG
• Unit Rawat Jalan
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
Lobby + hall 80 1 1,5 120 m2 N
Loket Pendaftaran 6 1 2,5 15 m2 N
R.tunggu + kasir 80 1 1,5 120 m2 N
R.Periksa 12 20/rg 240 m2 N
Yag Laser + Dark room 1 30 m2 SL
Contact Lens Center 1 20 m2 SL
Refraksi dan Observasi 3 90 m2 270 m2 SL
Toilet dokter 4 1 1,5 6 m2 N
Medical Record 4 20 m2 80 m2 SL
total 901 m2
* standar satuan dalam m2
• Laboratorium
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
R. Adm 4 1 2,5 10 m2 N
R. Kerja LAB 4 org + alat 1 4 32 m2 N
R.Cuci alat 2 1 2,5 5 m2 N
Gudang 1 10 10 m2 AS
Toilet 2 4 8 m2 N
total 65 m2
* standar satuan dalam m2
• Radiology
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
40
Ruang ruang ruang ruang data
R. Periksa 2 2,5 5 m2 SL
R. Gelap 1 6 6 m2 DK
R.Foto X 1 4 4 m2 DK
R.operator foto 1 6 6 m2 SL
R. Baca film 1 4 4 m2 SL
Gudang 1 10 10 m2 AS
Toilet 2 4 8 m2 N
total 43 m2
* standar satuan dalam m2
• Unit Gawat Darurat
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
R. Diagnosa 1 12 m2 SL
R.observasi 1 20 m2 SL
R. Operasi Kecil 1 17,28/rg 17,28 m2 N
R.Tunggu 10 2 20 m2 N
R.Obat 1 10,2 - 18 14 m2 SL
Toilet 2 1 1,5 3 m2 N
total 86,28 m2
* standar satuan dalam m2
• Unit Rawat Inap
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
R. VIP 5% 5 20 100 m2 N
R. Kelas 1, 15 % 15 12 180 m2 N
41
R. kelas 2, 20 % 20 8,4 168 m2 N
R. Kelas 3 A, 30 % 30 8,4 252 m2 N
R. Kelas 3 B, 30 % 30 8,4 252 m2 N
R. penyimpanan baju 8-12 8 m2 N
R. Tindakan 17,28/rg 17,28/rg N
R. Perawat + obat 10 1 1,2 12 m2 AS
R. Isolasi 1 12 12 m2 N
Toilet Umum 8 1 1,5 12 m2 N
R. tunggu 20 1 1 20 m2 SL
total 1033,28 m2
* standar satuan dalam m2
• Farmasi
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
R. ADM 8 2,5 20 m2 N
R. Obat 5 1 6 30 m2 SL
R. Racik Obat 8 1 4 32 m2 SL
R. tunggu 10 1 1,5 30 m2 N
Gudang 1 10 10 m2 AS
Toilet 2 4 8 m2 N
total 130 m2
* standar satuan dalam m2
• Administrasi
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
42
Lobby 30 1,5 45 m2 N
Bagian Keuangan 20 1 0,875 18 m2 N
R. Ka. Staff 1 10 10 m2 SL
R. Staff + Logistic 1 1 20 60 m2 SL
R. Pimpinan Umum 1 15-25 20 m2 DK
R. Wk Direktur 1 15-25 20 m2 DK
R. Direktur Medik 1 15-25 20 m2 DK
R. Kepala Perawat 1 15-25 20 m2 DK
Marketing 20 0,875 17,5 m2 N
R. Rapat Kecil 15 1 0,9-1 15 m2 N
R. Rapat Besar 30 1 0,9-1 30 m2 N
Doctors Lounge 50 90 m2 SL
R. Arsip 1 7/rg 7 m2 N
Toilet 3 4 12 m2 N
total 384,5 m2
* standar satuan dalam m2
• Bagian Bedah
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
R. Tunggu / selasar 50 1 50 m2 N
R. Penerimaan 30 36/rg 36 m2 AS
R. Ganti Pasien 10 1 20 m2 AS
R. Persiapan 18-25/rg 25 m2 N
R. Anesthesi 12-25/rg 15 m2 N
R. Scrubb Up 10-15/rg 10 m2 N
R. Recovery 36-75/rg 50 m2 N
R. Ganti Dokter + toilet 10 1 20 m2 AS
R. Ganti staff + loker 20 1 30 m2 AS
43
R. Operasi besar 5 25-30/rg 150 m2 N
R. Operasi Kecil 1 25-30/rg 30 m2 N
Doctor Rest Area 20 1 1 40 m2 AS
R. CCSD (cuci & steril ) 1 10-12/rg 12 m2 DK
R. Linen 1 10-12 12 m2 N
R. Simpan Alat steril 1 10-12 12 m2 N
R. Pembuangan sampah & gas 12/rg 12 m2 DK
Gudang 1 10 10 m2 AS
Toilet 2 4 8 m2 N
total 542 m2
* standar satuan dalam m2
• Penunjang
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
R. ATM 10 5 20 m2 AS
Optik 30 1 50 m2 AS
Minimarket 20 1 50 m2 AS
Kafetaria + kitchen 100 1 100 m2 AS
Musholla 15 1 25 m2 AS
Patient Education Center 20 1 40 m2 SL
Mothers room 10 15 m2 AS
Ruang Konfrensi 200 2 400 m2 N
Ruang IT dan Multimedia 10 70 m2 SL
Area Bermain anak 30 50 m2 AS
total 820 m2
* standar satuan dalam m2
44
• Servis
Kebutuhan Kapasitas Jumlah Standar Kebutuhan Sumber
Ruang ruang ruang ruang data
Dapur & Pantry 100 1 100 m2 AS
Kamar jenazah 15 1 0,8 12 m2 N
Gudang service 12-20 20 m2 N
R. Penyimpanan kursi roda 12-20 14 m2 N
Laundry 30 1 0,8 24 m2 N
Gudang Linen 12-20 20 m2 N
Gudang Steril linen 12-20 20 m2 N
Gudang maintenance 12-20 20 m2 N
Genset room 60 m2 SL
Baterry room 60 m2 SL
Panel room 60 m2 SL
Pump + Hydrant room 60 m2 SL
Enginering office 10 1 10 m2 N
Security Office 20 1 20 m2 SL
Toilet 2 4 8 m2 N
Tempat sampah 30 m2 AS
total 538 m2
* standar satuan dalam m2
Ket : N : Data Arsitek
SL : Studi Lapangan
AS : Asumsi
DK : Departemen kesehatan
45
Perhitungan Luas Total
• Unit Rawat Jalan = 901 m2
• Unit Gawat Darurat = 86,28 m2
• Unit Rawat Inap = 1033,28 m2
• Laboratorium = 65 m2
• Radiology = 43 m2
• Farmasi = 130 m2
• Administrasi = 384,5 m2
• Unit Bedah = 542 m2
• Bagian Penunjang = 820 m2
• Bagian Servis = 538 m2
LUAS BANGUNAN = 4543,06
ASUMSI SIRKULASI 30 % = 1362,9
ASUMSI CORE 20 % = 908,6
TOTAL LUAS BANGUNAN = 6814,5 m2
46
IV. 2 ANALISA TAPAK DAN LINGKUNGAN
IV.2.1 Kriteria pemilihan Tapak.
Lokasi yang nantinya akan dipergunakan sebagai proyek pembangunan
Rumah Sakit Mata dipilih melalui beberapa tahapan proses, sehingga akhirnya
didapat lokasi yang tepat.
Secara makro dipilih DKI Jakarta sebagai awal pilihan. Pertimbangan-
pertimbangan adalah :
1. Sebagai Ibukota dan pusat aktifasi yang berskala nasional dan
international.
2. Satu wilayah administrasi dengan pusat pengelolaan kesehatan (
Departemen Kesehatan), sehingga dapat menunjang efisiensi kerja sama
dengan induk organisasi.
3. Kota dengan penduduk terpadat dan memungkinkan terjadinya masalah
penyakit mata.
Berdasarkan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia dan sistem rujukan
Rumah Sakit, maka dapat disimpulkan bahwa pasien penyakit mata yang tidak
dapat ditangani oleh puskesmas serta RS kelas B, akan dirujuk ke RS Kelas A atau
Rumah Sakit Mata.
Pertimbangan Pemilihan Tapak :
1. Penentuan tata guna lahan yang sesuai dengan RTK 2005 yaitu lahan
dengan kategori SSK (Suka Sarana kesehatan).
2. Persyaratan bangunan yaitu KDB (min 40 %), KLB ( min 3,5)
3. Daerah yang sudah tersedia sistem utilitas yang baik.
4. Memiliki jarak yang cukup dekat dengan pemukiman masyarakat
menengah ke atas yang nantinya sebagai sasaran pasar.
47
5. Berada pada daerah dengan tingkat aksebilitas tinggi, sehingga mudah
didapat dari berbagai tempat.
Dan untuk selanjutnya dipilih secara mikro beberapa tempat sebagai
alternative tapak beserta nilai positif dan negative masing-masing. Tempat yang
paling banyak
Perhitungan Luas Tapak
Luas Keseluruhan Tapak : 12.536 M2
Garis Sempadan Bangunan : 10 meter
Koefisiensi Dasar Bangunan : 40 % = 5014,4
Koefisiensi Luas Bangunan : 3,5 = 43.876 M2
IV.2.2 Kondisi Existing Lapangan
1. Kondisi Tapak
Lahan terisi oleh bangunan dengan peruntukan SSK (Asumsi Kosong)
2. Kondisi Jalan Puri Indah
Jl. Puri Indah, Jakarta
Barat
48
Lalu lintas dua arah dengan lebar jalan 25m dan terdapat bundaran
sebagai tempat memutar yang kemungkinan akan digunakan sebagai
main entrance.
3. Tingkat kepadatan lalu lintas dan kebisingan tinggi.
4. Terletak pada kawasan perbelanjaan dan bangunan pemerintahan.
IV.2.3 Potensi Lingkungan Tapak
1. Jalan tol memberikan akses kemudahan pencapaian yang cepat dan
efektif baik local maupun regional yang ingin menuju lokasi tapak.
2. Lahan tapak sangat strategis, mengingat letaknya dekat dengan JORR W 1
dan jalan tol Jakarta-Serang sehingga banyak akses menuju tapak.
3. Berada pada lingkungan peruntukan SSK, sehingga dapat saling
mendukung.
Kondisi Jl. Puri Indah Kawasan perbelanjaan dan
bangunan pemerintahan
JORR W 1 Kondisi Jalan Tol Jakarta -
Serang
49
IV.2.4 Analisa Pencapaian ke Dalam Tapak
1. Alternatif A sebagai main entrance karena dapat langsung di kases dari
dari jalan puri indah dan berada pada area dengan lalu lintas rendah.
2. Alternatif B, sebagai pintu masuk bagi pejalan kaki yang rencananya
terpisah dari jalur kendaraan.
3. Pencapaian C, sebagai pintu masuk kendaraan service.
IV.2.5 Kebisingan dan Polusi Udara
Kebisingan dan Polusi Udara Tanggapan
� Pada area Jl. No 1 tingkat kebisingan dan
polusi udara sangat tinggi karena padat
kendaraan setelah Perempatan
� Pada area Jl. No 2 & 3 tingkat kebisingan
tidak terlalu tinggi karena jalan dibuat
khusus untuk menuju ke site
Kebisingan dan Polusi Udara Kesimpulan
B
C
A
2
1
TAPAK 3
50
� Area (A) pada tapak akan dizoningkan
untuk area taman dengan fungsi sebagai
pengurangan kebisingan yang
diakibatkan oleh kendaraan dari Jl. Puri
Indah yang sangat padat.
� Area (B) pada tapak akan dizoningkan
untuk area kesehatan..
IV.2.6 Orientasi Bangunan Pada Tapak
Orientasi Bangunan pada Tapak Analisa dan Kesimpulan
� Area tapak yang dilalui sinar matahari
dari jam 06:00 sampai jam 12:00
� Area yang telah tergambar pada site
akan dizonongkan untuk area tanaman,
dengan ditanami pepohonan pada area
tersebut akan mengurangi efek sinar
matahari yang masuk mengenai
bangunan luar ataupun dalam.
� Bangunan yang menyesuaikan dengan
bentuk tapak
� Bangunan akan lebih terlihat menyatu
dengan kondisi tapak dengan sekitarnya
� Efek sinar matahari yang akan memasuki
ruang pada bangunan akan sedikit
terbias
S
B T
U
S
B T
U
A
B
51
� Arah orientasi mengikuti site yang
memanjang, oleh karena itu pada bagian
barat dan timur perlu diberikan buffer
sebagai pelindung dari sinar matahari.
IV.2.7 Analisa Eksterior
Dalam pengolahan ruang luar harus memperhatikan perencanaan tapak yang
akan mendukung daya dukung visual bagi para pengunjung dan kegiatan yang
berlangsung dalam tapak.
Ruang luar direncanakan antara lain :
• Pengolahan ruang hijau vegetasi
• Menata sirkulasi agar mempermudah dalam pencapaian ke lokasi
• Menciptakan ruang transisi dari lingkungan luar ke tapak perencanaan
sebagai penghubung tapak dengan lingkungan luar dan juga sebagai
gerbang masuk.
Adapun pengolahan ruang luar disini bertujuan untuk :
• Menunjang tampilan bangunan rumah sakit mata.
• Meredam kebisingan dari jalan raya
• Penyaring polusi
• Mengatur sirkulasi dalam tapak
Jenis bahan yang digunakan sebagai elemen eksterior adalah :
• Bahan Organik
52
Bahan ini merupakan unsure vegetasi. Disini diusahakan agar unsur ini
dapat menciptakan suasana sejuk dalam tapak, dengan penataan yang
disesuaikan dengan aspek manusia dan kendaraan dalam lingkungan.
• Bahan anorganik
Bahan ini berupa bangunan, perkerasan jalan, pagar massif dan
sebagainya, adapun fungsi dari bahan ini dapat digunakan sebagai :
• Sculpture
• Selasar
• Elemen pada Taman, seperti bangku dan lampu.
IV.3 ANALISA BANGUNAN
IV.3.1 ORIENTASI BANGUNAN
Orientasi bangunan di sepanjang Jl. Puri Indah diarahkan untuk
menghadap ke jalan utama tersebut. Jalan ini berpotensi untuk menunjukkan
keberadaan Rumah Sakit Mata pada masyarakat.
IV.3.2 PENCAPAIAN KE DALAM BANGUNAN
Adapun pencapaian ke dalam bangunan terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Pencapaian dari luar tapak menuju bangunan
53
Saat akan menuju bangunan, pengunjung akan bertemu dengan
beberapa macam ruang luar, seperti taman, selasar, atau pengadaan
plaza-plaza.
2. Pencapaian Ruang Luar menuju kelompok kegiatan
Direncanakan pencapaian ini tidak akan jauh berbeda dengan system
pada pencapaian pertama, untuk tetap menjaga suasana bangunan
sehingga lebih alami.
IV.3.3 ANALISA BENTUK MASSA BANGUNAN
Sesuai dengan fungsinya maka arsitektur Bangunan yang diterapkan pada
bangunan Rumah Sakit Mata adalah berusaha menterjemahkan proyek ini
sebagai konsep dasar dalam desain nanti.
1. Sirkulasi Vertikal
Terdiri dari tangga, escalator, elevator, sumb waiters, semua komponen
tersebut berada di dalam core.
Sirkulasi vertikal berfungsi :
� Kekuatan struktural
� Pelindung matahari
� Pelindung angin
� Zona darurat
� Hubungan antara setiap lantai
Penempatan core pada bangunan bertingkat harus pada sisi bangunan
untuk iklim tropis seperti di Jakarta, karena mempunyai banyak
keuntungan yaitu :
2. Ventilasi alami
Penggunaan ventilasi pada bangunan bioklimatik lebih
mengutamakan ventilasi alami terutama pada lobby,
54
Tertutup
elevator, tangga dan toilet area. Bukaan menghadap ke arah utara dan
selatan. Jika diperlukan pertimbangan estetika dapat menggunakan
curtain wall at north and south fasades.
3. Orientasi Bangunan Terhadap Matahari
Radiasi panas matahari tersebar berada di sisi barat dan bangunan
sebaiknya menghindari bukaan pada daerah yang terkena sinar matahari
langsung. Orientasi bangunan berhubungan dengan iklim luar, bukaan
yang luas dan utama menghadap kearah dan selatan untuk mengurangi
panas matahari masuk ke dalam bangunan
IV.3.4 SIRKULASI DALAM BANGUNAN
IV.3.4.1 SIRKULASI MANUSIA
Kondisi yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembuatan jalur
sirkulasi luar bangunan bagi manusia adalah22
:
• Merupakan jalan terpendek antara luar bangunan dengan bangunan
• Terpisah dari jalan-jalan sibuk
• Tanjakan atau undakan tidak menyulitkan
• Sebaiknya terlindung dari panas, angin dan hujan.
• Memiliki dimensi yang cukup
22 Data Arsitek, Ernst Neufert, jilid 1, hal 19
55
IV.3.4.2 SIRKULASI KENDARAAN
Jalur sirkulasi berada pada jalan raya dengan klasifikasi khusus jalan
lingkungan (lebar 6,706 m untuk 2 jalur). Sirkulasi terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Jalur sirkulasi untuk kendaraan rumah sakit.
2. Jalur sirkulasi untuk kendaraan pengunjung dan staff rumah sakit dengan
pemisahan tempat parkir.
3. Jalur sirkulasi bagi kendaraan service.
IV.3.5 ANALISA SISTEM STRUKTUR
Sistem struktur yang diterapkan pada bangunan Rumah Sakit Mata
adalah system struktur beton bertulang, pertimbangannya :
- Struktur beton bertulang memiliki sifat menyesuaikan kebutuhan,
yakni efisiensi dalam penyesuaian bentuk bangunan.
- Struktur beton bertulang bahannya mudah didapat serta teknik
pengerjaannya relative mudah.
IV.3.6 ANALISA INTERIOR BANGUNAN
Untuk penyesuaian terhadap tema, maka dalam penggunaannya
direncanakan bangunan memiliki sistem penunjuk arah yang baik,. Beberapa
pedoman aplikasi warna-warna komplimenter dan kontras untuk aksen sekaligus
meningkatkan organisasi visual. Warna-warna terang dan kontras tersebut dapat
diterapkan pada pegangan, kusen pintu, dan saklar, sehingga akan lebih mudah
dikenali.
56
Warna-warna kontras dipakai untuk mempermudah orang melihat batas
sadar antar bidang ataupun perabot. Misalnya kusen yang berwarna kontras
akan mempermudah orang berjalan menuju pintu.
Warna dengan Hue dan Value yang senada seperti warna biru-hijau atau
biru-violet, sebaiknya tidak diletakkan berdampingan pada fasilitas orang tua. Hal
ini disebabkan kondisi mata orang berusia lanjut yang sebagian mengalami
penguningan lensa mata yang menyebabkan warna-warna ini menjadi kabur.
Sistem penunjuk arah23
:
- Penunjuk arah jalan ke luar harus terpasang pada koridor, diatas pintu
tangga kebakaran dan tempat lain yang direncanakan untuk evakuasi.
- Penunjuk arah jalan ke luar harus memiliki kuat penerangan minimal
50 lux dan berwarna hijau, dan warna tulisan adalah putih ; tinggi
huruf 10 cm, tebal huruf 1 cm.
- Jarak antara 2 penunjuk arah ke luar minimal 15 m dan maksimal 20
m dengan tinggi 2 m dari lantai.
IV.3.7 ANALISA PERLENGKAPAN BANGUNAN
1. Penerangan
Jenis pencahayaan Kelebihan Kekurangan
Pencahayaan alami
Alternatif 1
Tidak memerlukan daya listrik / biaya
murah.
Memberi kesan alamiah pada bangunan.
Tidak membutuhkan perawatan.
Intensitas cahaya tidak stabil
tergantung kondisi cuaca.
Hanya dapat di dapat pada siang
Pencahayaan buatan
Alternatif 2
Intensitas cahaya dapat diatur sesuai
kebutuhan dan sifatnya
Dapat digunakan pada kapasitas ruang
yang besar dan banyak.
Tidak bergantung pada keadaan cuaca.
Biaya relatif sangat mahal.
Membutuhkan perawatan.
23 Kep. Menteri PU No. 378/KPTS/1987, Panduan Pemasangan Alat bantu Evakuai Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung.
57
Pada penerapan sistem pencahayaan mengunakan kedua
alternatif tersebut sehingga dapat menyesuaikan kegiatan yang dilakukan
dan lebih terkontrol dalam pengeluaran dan kenyamanan.
2. Pengudaraan
Jenis Pengudaraan Kelebihan Kekurangan
Pengudaraan alami
Alternatif 1
Tidak membutuhkan biaya besar dalam
pengadaannya.
Penghematan energi listrik
Tidak membutuhkan perawatan.
Untuk daerah jakarta banyak
debu masuk setiap ruang
Kenyamanan suhu bergantung
kecepatan angin.
Pengudaraan buatan
Alternatif 2
Temperatur suhu yang diinginkan
terkontrol
Suhu yang ada lebih stabil.
Tidak membawa partikel debu dari luar
bangunan.
Adanya biaya ekstra
Adanya biaya perawatan.
Pemakaian energi listrik yang
besar
Usia pemakaian yang terbatas.
Pada sistem pengudaraan menggunakan kedua alternatif tersebut
sehingga dapat menyesuaikan kegiatan yang dilakukan dan lebih
terkontrol dalam pengetahuan dan kenyamanan didalam ruangan
3. Pencegahan Kebakaran
Sistem Kelebihan Kekurangan
Hydrant pilar
Alternatif 1
Dapat memadamkan kobaran api yang besar.
Memiliki pasokan air yang besar, karena
terhubung dengan saluran PAM
Membutuhkan bantuan alat dari dinas
pemadam kebakaran.
Tidak efektif bila berada didalam
bangunan.
Sprinkler
Alternatif 2
Efisiensi dalam penempatan karena bentuknya
yang kecil.
Dapat bekerja otomatis bila sensor yang
dipasang mendeteksi kebakaran.
Berada pada ruangan di plafon
Kurang dapat memadamkan api yang
besar.
Bila sensor pecah maka mengakibatkan
ruangan akan menjadi basah.
Hydrant box
(CO2)
Alternatif 3
Berada di dalam bangunan tepatnya pada area
public.
Lebih efektif untuk memadamkan api yang
belum terlalu besar.
Membutuhkan tempat untuk
perletakannya.
Membutuhkan tenaga manusia untuk
mengoperasikannya
Ketiga system kebakaran tersebut dapat digunakan namun
dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan fungsi bangunan agar
dapat meminimalkan pengadaan dan perawatan
58
IV.3.7.3 JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Terdiri dari pengadaan pesawat sentral (PABX), pesawat telepon dan juga
dilengkapi dengan teknologi internet. Fasilitas komunikasi tersebut
didistribusikan pada ruang-ruang tertentu sesuai dengan kebutuhannya.
Pada saat-saat terjadi bahaya, system komunikasi darurat harus berfungsi
dengan baik, berikut adalah ketentuannya24
.:
• Sistem telepon darurat berupa telepon darurat atau sistem tata suara.
• Sistem ini harus terpisah dari system telepon biasa maupun peralatan
listrik lainnya, sehingga bila yang lain rusak, maka system ini masih dapat
bekerja.
IV.3.7.5 PLUMBING
Terbagi menjadi 2, yaitu :
1. Air bersih
Menggunakan sumber air PAM dan sumur artesis yang ditampung dalam
bak penampungan air kemudian dipompakan ke ruang-ruang.
2. Air Panas dan Uap
Fasilitas ini terdiri atas unit boiler, system pemipaan dan kelengkapannya
untuk didistribusikan ke daerah pelayanan, fasilitas air panas ini
dibutuhkan untuk kebutuhan ruang-ruang operasional dapur,
laboratorium dan bangsal perawatan.
24 Kep. Menteri PU No. 378/KPTS/1987, Panduan Pemasangan Alat bantu Evakuai Untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung.
59
IV.3.7.6 PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Secara umum limbah rumah sakit dibagi dua, yaitu :
- Limbah B# dan radioaktif
Limbah ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan semua makhluk hidup.
Limbah B# dan radioaktif yang dihasilkan dari rumah sakit biasanya berasal
dari : Antibiotik yang sudah kadaluarsa, peralatan medic yang
terkontaminasi, limbah infeksi, dan kemasan obat-obatan.
Limbah jenis ini harus diolah oleh badan tenaga atom nasional karena
instansi merupakan yang bertanggung jawab sesuai dengan undang-
undang No 31 tahun 1964 tentang ketentuan pokok tenaga atom.
- Limbah yang dihasilkan dari aktivitas ruang rawat, dapur, KM/WC misalnya
mandi, cuci dan lain-lain. Limbah jenis ini dapat dilakukan pengolahan
didalam rumah sakit, pengolahan limbah ini menggunakan system
komputerisasi sehingga kualitas hasil buangan limbah dapat lebih terjaga
adapun penanganannya adalah25
:
• Limbah ditampung dalam bak penampungan lau kemudian
dipompa, dipress dan dipisahkan antara air dan kotoran dengan
menggunakan mesin spiral screen.
• Air limbah dari spiral screen dipompa ke penampungan 1 kemudian
dip roses (mixing), aerasi, sendimentasi) kemudian menghasilkan
lumpur dan air, lalu air limbah yang telah jernih dialirkan ke
penampungan 2 lalu disterilisasi dengan menggunakan bahan kimia.
• Lumpur yang mengendap di tangki 1 dikeluarkan dan dapat
digunakan sebagai pupuk.
25 Studi banding RSU Tangerang
60
Skema penampungan air kotor.
Bak Penampung
Dipisahkan antara
air dan kotoran
Tengki 1
diproses
Air disterilisasi
di tangki 2
Air limbah
jernih
Dibuang di
reol kota Lumpur/pupuk