Upload
danial-stanley
View
220
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
4.1 Deskripsi Proyek
Mengenai gambaran tentang Proyek Pembangunan Gedung Perkuliahan
Akbid – Akper Pamenang yang didapatkan dari hasil Praktek Kerja Lapangan
(PKL) adalah sebagai berikut:
1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Akbid – Akper Pamenang
Pare – Kediri Jawa Timur
2. Objek : Gedung Perkuliahan
3. Lokasi : Jl. Soekarno Hatta Kec. Bendo, Pare - Kediri
4. Data Teknis : - Status tanah : SHM Yayasan Dharma
Wanita
- Luas bangunan : 945 m2
- Jumlah lantai : 3 lantai
- Jenis fondasi : Foot Plate
- Struktur bangunan : Beton Bertulang
4.2 Layout Plan Proyek
Layout Plan atau peta lokasi adalah suatu gambar tampak atas suatu
bangunan dan situasi sekitarnya dengan skala tertentu yang berfungsi sebagai
memperjelas letak suatu tempat atau lokasi dan pada prinsipnya Layout dibuat
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan untuk memudahkan didalam
pelaksanaan, pengawasan, pembongkaran, luas kebutuhan rancangan yang
diperlukan dan langsung berhubungan dengan kebutuhan lapangan.
Lokasi pada proyek Gedung Perkuliahan Akbid – Akper Pamenang
terletak di Jl. Soekarno Hatta Kec. Bendo, Pare - Kediri. Adapun letak lokasi
Gedung Perkuliahan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
49
Gambar 3.1 Layout Plan
4.3 Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan proyek adalah lingku atau item-item pekerjaan yang
dibahas atau dikerjakan.
1. Pekerjaaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur Bawah
3. Pekerjaan Struktur Atas
4. Pekerjaan Arsitektur
5. Pekerjaan Mekanikal
6. Pekerjaan Elektrikal
6. Pekerjaan Atap
Sesuai dengan konsentrasi penyusun yang merupakan bangunan gedung (3BG),
maka penyusun mengambil objek Gedung Perkuliahan Akbid –Akper Pamenang
Pare – Kediri.Diharapkan dengan dibangunnya fasilitas Gedung Perkuliahan ini,
maka masyarakat bisa mendapat sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik.
4.4 Macam Pekerjaan
Metode pelaksanaan merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dari awal sampai selesai. Secara umum
Pembangunan Gedung Perkuliahan Akbid – Akper Pamenang Jl. Soekarno Hatta
Kec. Bendo, Pare-Kediri tidak berbeda dengan bangunan-bangunan lain sehingga
50
Gedung C
Cn
metode pelaksanaanya dilakukan sesuai dengan standart-standart yang ada.
Pekerjaan dimulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pengukuran, pekerjaan
struktur, arsitektur, dan pekerjaan ME.
4.4.1 Pekerjaan Pendahuluan
1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan ini adalah pekerjaan awal untuk menyiapkan prasarana kerja,
seperti: pembersihan areal dari pohon-pohon dan semak, direksi keet,
gudang, Pekerjaan persiapan terdiri dari:
a. Pengukuran tapak kembali dan Pembersihan Lapangan
Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan diamankan dari bangunan-
bangunan, fasilitas yang mengganggu. Sebelum pekerjaan lain dimulai,
lapangan selalu dijaga tetap bersih dan rata. Diadakan pengukuran dan
gambar kembali. Lokasi pembangunan dilengkapi dengan keterangan-
keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya. Ketidakcocokan yang
mungkin terjadi antar gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk diminta
keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya
dilakukan dengan alat water pass/theodolite yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan.
b. Kantor Sementara (direksi keet)
Kantor proyek harus direncanakan mampu menampung semua
karyawan dengan leluasa sesuai organisasi yang ditentukan, dilengkapi
pendingin ruangan, musholla dan sistem sanitari yang memadai. Direksi
Keet berupa bangunan sementara yang berukuran minimal 3.00 x 5.00
m2. Penataan ruangan dan furniture direncanakan untuk kenyamanan
bekerja dan kokoh. Menampung aktifitas personil kontraktor maupun
konsultan pengawas dalam suatu ruang kerja, akan dibuatkan bangunan
sementara (directie keet) yang juga akan digunakan untuk menyimpan
arsip proyek dan menerima tamu yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
51
c. Gudang Proyek
Gudang proyek didirikan dengan tujuan untuk menampung material dan
peralatan kerja. Gudang diperuntukkan untuk menyimpan sementara
bahan/stocking dan juga penyimpanan peralatan bantu. keamanan dan
keselamatan guharus direncanakan tertutup rapat dengan jumlah pintu
terbatas, terlindung dari cuaca langsung dan hujan. Pembuatan gudang
perlu memperhatikan agar gudang tidak lembab dan dipasang kunci
yang dipegang oleh logistik kontraktor. Keberadaan gudang harus
didukung sistem pengamanan dan juga keselamatan kerja (pemadam
kebakaran dan batasan-batasan lain).
d. Pekerjaan pengukuran
Bersama pengawas, kontraktor menentukan elevasi lantai + 0.00
(finishing). Titik-titik bantu elevasi diletakkan pada tempat yang aman
dan dibuat permanen untuk menghindari adanya perubahan dan
kerusakan yang mungkin terjadi. Peralatan yang digunakan adalah
theodolith/waterpass 1 unit (Gambar 3.2), yang dilengkapi dengan
meteran 50 M dan 5 M. Tenaga kerja yang digunakan untuk pekerjaan
ini berjumlah minimal 2 orang (1 kepala pengukuran dan 1 asisten
pengukuran). Pengukuran sudut siku dengan prisma atau segitiga
“phytagoras” hanya dilakukan untuk bagian-bagian kecil saja.
Tahapan pelaksanaannya:.
Setting Out
Setting out dilakukan harus menggunakan alat Theodolite.
Marking Konstruksi
Terdiri dari marking elevasi slab dan as, marking bangunan
secara vertikal.
Pemindahan As Bangunan
Pemindahan as bangunan harus menggunakan referensi
pinjaman yang dibuat sebelumnya di lantai di bawahnya dengan
menggunakan theodolite.
Pemindahan Elevasi dilakukan dengan menarik meteran dari
marking lantai di bawahnya ke lantai diatasnya.
52
Adapun alat Theodolite dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Penggunaan Theodolith di Lapangan
2. Pekerjaaan Tanah
Tahapan pelaksaannya:
Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pondasi Foot Plate, dan
struktur lainnya yang terletak didalam atau diatas tanah, sesuai
gambar rencana.
Air Pada Galian.
Mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian maka
disediakan pompa air, tetapi di daerah proyek jarang sekali kita
temui kejadian seperti terdapat genangan air pada waktu
penggalian tanah untuk pondasi. ini karena daerah disana yang
sangat panas, kering dan tanahnya yang keras
Pekerjaan Urugan Pasir Padat
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan diatas dasar galian tanah,
di bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk struktur beton
yang berhubungan dengan tanah seperti Pondasi Foot Plate, dan
pekerjaan beton yang lain yang berhubungan langsung dengan
tanah. Pasir yang digunakan adalah pasir yang mengandung
butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur,
tanah lempung dan organis dan yang telah mendapatkan
53
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Begitupun air yang
digunakan adalah air bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali dan bahan organis lainnya.
Cara Pengurugan dan Pemadatan.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan pemadatan dilakukan
sampai mencapai kepadatan maximum pada kadar air optimum
yang ditentukan.
4.4.2. Pekerjaan Sub Struktur
1. Pekerjaan Pondasi
Berikut ini merupakan uraian penjelasaan mengenai tahapan-tahapan
pekerjaan pondasi:
Pondasi Foot Plate ini adalah sejenis pondasi telapak atau pondasi
setempat. Pada Pondasi Foot Plat dilakukan penggalian, jenis ini
menggunakan beton bertulang dengan ukuran dan detail penulangan tertentu.
Pondasi telapak (Foot Plat) direncanakan menggunakan pondasi telapak
beton setempat. Pondasi telapak beton diletakkan dengan kedalaman seperti
yang ditunjukan pada gambar rencana.. Dalam menetukan kedalaman dasar
pondasi di lapangan, kontraktor harus meminta persetujuan pihak
Pengawas/Konsultan Perencana. Proses pelaksanaan pondasi foot plat ini
dilakukan setelah pengurugan pasir dan pasangan batu kali. Pada pondasi
setempat (Foot Plat) menggunakan mutu beton K-300 dan mutu besi tulangan
Φ 10 mm dan Φ 16 mm. Alat-alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan pondasi Foot Plate adalah sebagai berikut :
1. Unting – unting atau bandul.
2. Kakak tua (Gegep).
3. Ember
4. Mesin Kompresor.
5. Roskam atau Bilah perata.
6. Lori.
Pelaksanaan pekerjaan pondasi foot plat adalah sebagai berikut :
1. pada pelaksanaan pekerjaan pondasi foot plat ini dilakukan setelah
pengurugan pasir agar permukaan atas galian tanah rata.Pertama kita
54
menentukan as pekerjaan pondasi menggunakan benangan dan alat
unting – unting untuk menahan benangan agar tidak tergeser.
2. Lalu dilakukan pembesian atau pemasangan besi tulangan untuk
pondasi foot plat ini menggunakan kakak tua untuk membengkokan
besi yang akan digunakan untuk penulangan besi pada pondasi. yang
dilakukan secara bersamaan dengan pembesian sloop dan kolom
seperti pada gambar3.3.
3. setelah permukaannya rata, baru dipasang bekisting (papan cetakan
dari bahan multiplek) dengan ketebalan ± 1 cm, supaya tidak terjadi
perubahan pada waktu pengecoran dan samping bekesting diberi
pasangan batu kali untuk menahan gaya dari samping tanah agar lebih
kuat, selain itu untuk menghindari geser dari bekesting pada saat
waktu pengecoran.
Gambar
3.3 Pondasi Foot Plate
4. Setelah proses pembesian selesai, baru dilakukan pembersihan
bekisting yang sudah dipasang tulangan dengan menggunakan
compressor, supaya tidak ada bahan-bahan yang dapat mengganggu
pada proses pengecoran.
5. Kemudian dilakukan pengecoran dengan menggunakan coran beton
manual K-300 yang penyuplaiannya dilakukan secara manual dengan
menggunakan roda angkut atau lori, setelah itu tukang mengambil
adukan beton dari lori lalu dituangkan menggunakan ember, lalu
coran diratakan dengan menggunakan roskam/bilah perata supaya
didapat hasil permukaan coran yang baik dan rata.
55
4.4.3 Pekerjaan Stuktur
Pekerjaan struktur adalah pekerjaan yang terdiri dari pekerjaan struktur
bawah sampai struktur atas. Jadi dapat dikatakan bahwa pekerjaan struktur
termasuk pekerjaan pokok dalam pelaksanaan pembangunan.
Aplikasi pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan struktur digunakan
dalam struktur utama di bawah ini:
a. Beton Sloof Struktur
Sloof berfungsi sebagai ikatan pada rangkaian pondasi bangunan. Sloof
dapat meminimalisir penurunan bangunan yang tidak merata dan memikul
beban dinding lantai dasar . Urutan pelaksanaan sebegai berikut:
Tahapan pelaksanaannya:
Penentuan as sloof dengan benangan.
Pembuatan bekisting.
Pengerjaan pembesian dengan tulangan ○ D 16 dan sengkang ○ 8.
Pengecoran menggunakan ready mix.
Pemadatan beton dengan vibrator.
Pemeliharaan/curing.
Adapun Sloof dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Sloof
b. Beton Kolom Struktur
Kolom berfungsi sebagai penahan beban vertikal konstruksi bangunan,
pengerjaan kolom struktur dilaksanakan setelah sloof selesai.
Tahapan pelaksanaannya:
Penentuan as kolom dengan benangan.
56
Pembuatan bekisting.
Pengerjaan pembesian.
Pengecoran site mix dengan bantuan concrete mixer agar campuran
spesi dapat memenuhi mutu yang diinginkan.
Pemadatan beton dengan concrete vibrator.
Pemeliharaan/curing.
Berikut penjelasannya:
Mobilisasi alat–alat bantu dan material/bahan di lokasi sesuai
kebutuhan rencana dalam gambar.
Setelah pekerjaan pengecoran Foot plate dan sloof telah selesai (beton
telah kering) maka segera dilakukan pengukuran as-as kolom dan
pembesian pada kolom struktur.
Pemasangan besi kolom struktur dipasang setelah as-as kolom selesai
dilaksanakan (pekerjaan BBS / fabrikasi terlebih dahulu dikerjakan).
Pada saat yang bersamaan bekisting kolom dapat difabrikasi dan segera
dipasang pada lokasi pembesian kolom.
Bahan bekisting terdiri dari multiplek 9 mm dengan rangka kayu
kombinasi ukuran 5/7 dan 6/12.
Bekisting diberi lapisan oli pelumas untuk mempermudah pembukaan
pada saat pembongkaran bekisting kolom.
Support dapat digunakan balok kayu ukuran 6/12.
Pengecoran kolom beton jadi dituang secara bertahap sesuai kebutuhan
volume beton
Setelah selesai dicor baru dilanjutkan dengan pekerjaan bekisting dan
besi pada tangga, balok dan plat lantai.
Adapun Kolom dapat dilihat pada Gambar 3.5.
57
Gambar 3.5 Kolom
c. Beton Balok Struktur
Balok berfungsi sebagai penahan beban horizontal konstruksi bangunan,
pengerjaan balok dilaksanakan setelah kolom selesai dan pekerjaan balok
dapat diikuti bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan plat lantai apabila
terdapat pekerjaan lantai 2 dan seterusnya.
Tahapan pelaksanaannya:
Penentuan as balok dengan benangan.
Pembersihan lokasi di bawah untuk penempatan scaffolding.
Penempatan bekisting balok menggunankan multiplek 9 mm dengan
penguat kayu 5/7. Penempatan bekisting disangga oleh
perancah/scaffolding.
Pengecoran site mix dengan bantuan concrete mixer agar campuran
spesi dapat memenuhi mutu yang diinginkan.
Pemadatan beton dengan concrete vibrator.
Pemeliharaan/curing.
Berikut penjelasannya:
Pekerjaan balok beton dan plat lantai 2 dilakukan secara simultan
setelah seluruh acuan / bekisting kolom selesai dibuka.
Pekerjaan ini dimulai dengan pemasangan steiger (perancah) dari
schaffolding (U head jack, Mainframe, Cross base, Joint pen, Base jack)
sebagai penunjang pelaksanaan bekisting balok dan plat lantai beton.
(Gambar 3.6 – 3.8)
Selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting menggunakan sistem
konvensional dari bahan kayu yang terdiri dari multiplex 9 mm, balok
5/10, 6/12 dan kaso 5/7.
58
Berikut Contoh gambar ilustrasi dari Form work balok & plat lantai:
Gambar 3.6 Denah Formwork Balok & Pelat Lantai
Gambar 3.7 Penampang Formwork Balok & Plat Lantai
Gambar 3.8 Penampang Formwork Balok & Plat Lantai
Setelah pekerjaan bekisting selesai, maka dilakukan pembesian pada
balok, dan plat (pekerjaan BBS / fabrikasi terlebih dahulu dikerjakan).
Di antara permukaan dalam bekisting dan besi diberi jarak kosong
minimal 2,5 cm agar besi tertutup cor beton dan diberi tahu beton.
Melakukan pengecoran menggunakan mutu beton sesuai rencana,
dengan lantai 2 menggunakan alat concrete pump untuk didorong
59
keatas, lalu beton ditarik dengan cangkul / sekop, lalu diratakan
dengan balok kayu, dan pemadatan memakai bantuan vibrator (untuk
pengecoran balok dan plat lantai), dimulai dari balok dan dilanjutkan
ke plat lantai.
Selama pengeringan beton dilakukan sesudah pengecoran selesai,
untuk pemeliharaan curing beton dilakukan dengan pemakaian
geotextile / karung dibasahi air sampai pengeringan beton cukup dan
agar terhindar dari retak rambut, kemudian dilanjutkan pembongkaran
schaffolding dan bekisting kayu secara bertahap, mulai dari plat
lantai, balok dan tangga, untuk dapat memulai pekerjaan tahap
selanjutnya.
Adapun Balok dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Balok
d. Cor Beton Balok dan Plat
Pekerjaan beton bertulang mempunyai bobot fisik paling besar dan beton
bertulang merupakan struktur utama bangunan. Asumsi di atas maka
disimpulkan pelaksanaan pekerjaan beton bertulang menuntut pelaksanaan
pembuatan secara baik dan benar.
Tahapan pelaksanaannya:
Pembersihan lahan kerja dari kotoran dan material lain yang
mengganggu atau dapat mengurangi mutu beton.
Penempatan bahan pokok dan peralatan kerja agar mudah dijangkau.
Perancah/staiger yang digunakan adalah scaffolding yang digunakan
sebagai penopang bekisting/cetakan beton. Perancah disusun secara
60
bertingkat untuk mencapai level plat dan balok yang ditentukan
dengan ukuran yang telah ditentukan.
Adapun Scaffolding dapat dilihat pada Gambar 3.10
Gambar 3.10 Scaffolding 3. Pembesian
Pabrikasi besi beton dilakukan di tempat pabrikasi, setelah bekisting
siap, besi beton yang sudah di pabrikasi siap untuk dipasang/distel di
lokasi sesuai dengan kebutuhan besi pada struktur balok dan plat.
Adapun lokasi Pabrikasi Pembesian dapat dilihat pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Pabrikasi Pembesian Masing-masing sambungan besi diberi pengait. Pembesian pada balok
dilakukan terlebih dahulu sebelum pembesian plat beton, setelah besi
balok terangkai dengan benar, lalu diikuti pembesian plat lantai
dengan mengaitkan besi balok, kolom dan plat secara bersamaan.
4. Pembuatan Bekisting
Tahapan pelaksaannya:
Perlu ditekankan bahwa bentuk dan dimensi beton bertulang akan
mengikuti dari pada bentuk cetakan (bekisting), maka di dalam
membuat bekisting harus sesuai dengan rencana bentuk dan dimensi
beton tersebut.
61
Menggunakan bekisting pabrikasi agar kedudukan bekisting stabil
sebelum dan sesudah pengecoran diberi paku pada papan agar kuat,
untuk pengecoran balok maka penulangan dilakukan terlebih dahulu.
Adapun proses pembuatan Bekisting dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Gambar 3.12 Bekisting5. Pengecoran
Tahapan pelaksanaanya:
Karena dalam pekerjaan ini, pengecoran beton dalam volume cukup
besar, maka perlu dipastikan bekisting dan tulangan harus sudah
benar dan stabil. Sebelum pengecoran dipastikan juga semua
persiapan pekerjaan dengan baik.
Pengecoran menggunakan ready mix.
Kesiapan peralatan pendukung (air compressor, concrete
mixer,concrete pump,concrete vibrator) dan alat bantu lainnya.
Penempatan beton decking (beton tahu) yang tebalnya sesuai tebal
rencana selimut beton dan ditempatkan secara merata agar tidak
tereser waktu terinjak pekerja.
Panjang penyaluran besi sesuai dokumen proyek.
Check ulang ukuran tebal balok dan plat.
Pendistribusian campuran beton harus dijatuhkan secara vertikal agar
tidak segregasi atau penumpukan agregat.
Lokasi pengecoran yang sulit seperti pada sudut atau tempat yang
banyak tulangan berjajar harus menggunakan vibrator lebih lama
agar campuran masuk merata dan tidak keropos.
6. Pemeliharaan/curing, meliputi:
62
Pasca pengecoran, beton yang terpasang tidak boleh ditinggalkan begitu
saja, beton akan mengalami proses pengerasan sampai dengan titik
jenuh (kekuatan maksimal). Agar proses pengerasan berjalan baik dan
optimal, maka selama proses tersebut harus dilakukan
perawatan/curing/pemeliharaan minimal 1 x 12 jam setelah pengecoran.
Tahapan pelaksanaannya:
Pada lantai beton, permukaan ditutup karung basah dan dipastikan
kondisinya selalu jenuh air.
Pada kolom, ditutup plastic agar kandungan air tidak cepat menguap.
Hindari kondisi beton terkena sinar matahari langsung supaya tidak
cepat mengering.
Dilakukan penyiraman rutin.
63
3.4.4 Pekerjaan Arsitektural
Pekerjaan arsitektur adalah pekerjaan yang terdiri dari pekerjaan finishing.
Jadi dapat dikatakan bahwa pekerjaan arsitektural termasuk pekerjaan
penyelesaian atau terakhir dalam pelaksanaan pembangunan. Adapun pekerjaan
Arsitektural pada Gedung C Akbid – Akper Pamenang adalah sebagai berikut:
1. Pasangan Batu Bata
Tahapan pelaksanaannya: (Gambar 3.13)
Pemasangan pemandu kelurusan (tegak) dan kerataan menggunakan
bahan kaso 5/7 dan benang.
Kaso dipasang tegak lurus dan dipastikan tidak mudah bergeser dengan
di paku ke struktur bangunan.
Pekerjaan pemasangan dilakukan waterpass (horizontal) dengan
menggunakan benang dan tiap kali di cek kerataannya. Lapisan satu
dengan lapisan yang di atasnya dipasang secara zig zag (berselang-
seling dengan perbedaan separuh panjang).
Pekerjaan pemasangan pipa/ alat-alat yang tertanam di dalam dinding
dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan dinding
sebelum diplester. Pada saat pekerjaan plesteran, pahatan tersebut harus
diplester bersamaan dengan plesteran seluruh bidang.
Pemasangan bata dilakukan secara manual sebagaimana umumnya.
Pada pasangan dinding dengan ketinggian lebih dari 3 meter, maka
dibuatkan perancah/stager menggunakan schaffolding untuk
pekerjaannya.
64
Gambar 3.13 Isometri Alur Pelaksanaan Pemasangan Dinding Bata
2. Pekerjaan Plesteran dam Acian
Pasangan plesteran dan acian dikerjakan setelah pemasangan dinding
batu bata selesai secara keseluruhan. Jenis plesteran dan acian yang
akan dikerjakan terdiri dari:
Plesteran dan acian kedap air (1 : 2).
Jenis ini digunakan pada area dinding-dinding kedap air, seperti
dinding toilet dan dinding di atas permukaan lantai.
Plesteran dan acian biasa (1 : 5).
Jenis ini di gunakan pada area dinding dalam dan luar bangunan
selain dinding toilet.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan: (Gambar 3.14 - 3.17)
Permukaan yang akan diplester dan aci terlebih dahulu dibersihkan
dari kotoran-kotoran dan disiram terlebih dahulu.
Permukaan kolom beton yang akan diplester dan aci dikerik
terlebih dahulu agar plesteran dapat mengikat beton lebih baik.
Pada setiap dinding yang akan diplester, dibuat kepalaan plesteran
menggunakan kepingan dari plywood 10 mm untuk patokan
kerataan bidang pada tiap-tiap jarak 1 meter secara vertikal, setelah
selesai barulah plesteran dilakukan dengan cara vertikal dan
horizontal (menyilang) menggunakan jidar dengan mengikuti alur
65
kepalaan yang sudah dibuat sebelumnya untuk meratakan alur
kepalaannya.
Setelah plesteran selesai, setelah berumur + 1 minggu maka
dilakukan pengacian menggunakan bahan semen yang sudah
dicampur dengan air dengan catatan permukaan plesteran sudah
rata / tidak bergelombang.
Permukaan plesteran yang sudah kering harus disiram air terlebih
dahulu sebelum di aci untuk menghindari terjadinya retak rambut
pada dinding setelah di aci.
Gambar 3.14 Pembuatan Kepalaan Plesteran Pada Area Tepi Bata
Gambar 3.15 Pembuatan Kepalaan Plesteran Pada Tiap Jarak 1 M
Gambar 3.16 Pembuatan Kepalaan Plesteran Pada Bidang Vertikal
66
Gambar 3.17 Pembuatan Plesteran Menggunakan Jidar Panjang
3. Pekerjaan Lantai
a. Pekerjaan Lantai Keramik
Sebelum pemasangan keramik dimulai, didahulukan pekerjaan
plester + acian telah selesai untuk menghindari kotoran yang bisa
menempel pada keramik.
Tahapan pelaksanaannya:
Pembersihan permukaan lantai yang akan dipasang dari
kotoran–kotoran.
Keramik direndam terlebih dahulu didalam air selama + 30
menit / sampai jenuh.
Seleksi volume den jenis keramik yang akan dipasang.
Cek terhadap elevasi lantai pada saat membuat kepalaan
awal.
Adukan menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir. Pasir adukan
harus diayak terlebih dahulu agar mendapatkan gradasi
material yang seragam dan air yang dipakai memenuhi
syarat / bersih dari limbah.
Pemasangan keramik harus dipastikan bahwa spesi/adukan
dibawah keramik benar-benar padat / tidak berongga dengan
cara dipukul pelan-pelan dengan palu kepala karet.
Cek kerataan pasangan keramik dengan jidar atau dengan
waterpass.
Adapun tahapan pemasangan lantai keramik dapat dilihat pada
Gambar 3.18.
67
Gambar 3.18 Pemasangan Lantai Keramik Ruangan
a. Setelah pemasangan keramik selesai, dilakukan pengisian
nat/grouting dengan semen pengisi nat. Dilakukan setelah
umur pemasangan keramik di atas 3 hari untuk memberi
kesempatan spesi dibawah keramik mengering dahulu.
4. Pekerjaan Finishing
a. Pekerjaan Pengecatan
Tahapan pelaksanaannya:
Pembersihan area bidang yang akan dilakukan pengecatan dari
debu dan kotoran.
Jika didapatkan lubang-lubang di dinding, plafond dan daun pintu,
maka lubang tersebut diisi dan diratakan dengan filler/dempul.
Seluruh permukaan diamplas dan dibersihkan dari debu-debu yang
menempel.
Bila terdapat retak-retak pada bidang cat akan diperbaiki dengan
plamur, diamplas kemudian di cat kembali sampai baik.
Sebelumnya permukaan diamplas, debu dibersihkan dan didempul
untuk meratakan permukaan dan diamplas lagi sampai rata.
Pengecatan dinding exterior diperlukan alat bantu berupa rangkaian
schaffolding mengingat volume yang besar pada bidang catnya.
68
Proses pengecatan bisa dimulai setelah pekerjaan finish acian telah
selesai.
b. Pekerjaan Kusen, Pintu
Tahapan pelaksanaannya:
Menyiapkan alat-alat kerja yang diperlukan di lokasi / proyek.
Dimulai dengan pemasangan frame/kusen aluminium pintu dan
jendela pada posisi dan jenis yang sudah ditentukan dalam shop
drawing.
Dilakukan pengecekan terhadap sudutan/kesikuan dan kelurusan
kusen terhadap dinding menggunakan waterpass/lotting dan
benang.
Penginstallan/pemasangan kusen dengan menggunakan fisher dan
sekrup yang ditanam ke dinding untuk memperkuat pasangan kusen
terhadap dinding.
Dilanjutkan dengan pemasangan daun pintu beserta
hardware/komponennya.
5. .Pekerjaan Atap
a. Rangka atap baja ringan
b. Penutup Atap
Tahapan pelaksanaanya:
Segera setelah pengadaan material baja, maka pabrikasi joint-joint
baja, dimana dibuat harus benar-benar tepat lubang bautnya dan
tepi-tepi platnya, dan diusahakan tidak boleh ada tumpuan baja,
yang dipaksakan terhadap beban gaya.
Pemasangan ikatan angina, jarum keras, trekstang, dan regelan
segera setelah selesainya rafter dan konso serta gording, dengan
mengaitkan ke lubang-lubang yang telah disiapkan pada plat-plat
kupingan, dimana dipasang harus rapih dan jaraknya sesuai dengan
gambar kerja.
Jumlah baut dan mur pada setiap joint-joint konstruksi baja akan
dicek dan harus sesuai gambar kerja.
69
Setelah pemasangan rangka atap selesai, maka dilakukan
pembersihan pada area rangka atap yang akan ditutup dengan atap
genteng fibercement gelombang.
Material atap genteng fibercement gelombang, pengerjaan
modulnya di lakukan langsung dilokasi / proyek
Pada pemasangan atap genteng fibercement gelombang, dimulai
dari lapisan bawah keatas, sehingga pemasangannya bisa rapi.
70
1 1 m2 Direksi keet
Tenaga 0,2 oh Pekerja0,2 oh Tukang kayu0.0500 oh mandor0.3000 oh Kepala Tukang
3.5 Perhitungan Durasi
Durasi merupakan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan.
Menentukan durasi pekerjaan biasanya berhubungan dengan volume pekerjaan
dan pekerja. Waktu kerja pada pelaksanaan proyek ini menggunakan waktu 7 hari
kerja dalam 1 minggu dengan waktu: 08.00 – 12.00 dan 13.00 - 17.00, dengan jam
istirahat: 12.00 – 13.00.
Berikut akan disajikan perhitungan durasi pekerjaan kolom sebagai contoh:
a. Pekerjaan direksi keet per m2
0,2000 Oh Pekerja
Volume = 15,00 m2
Apabila menggunakan pekerja 2 orang
Prestasi =(1/0.2000)x 2 pekerja = 10 m2hari
Durasi = (15,00/10) = 1,5 hari ≈ 2 hari
3.6 Perhitungan Volume Pekerjaan
Perhitungan volume pekerjaan ini merupakan perhitungan jumlah
kuantitas pekerjaan dalam satuan pekerjaan. Urutan perhitungan volume
disesuaikan dengan urutan pekerjaan. Perhitungan volume ini berdasarkan shop
drawing struktur dan arsitektur proyek.
Rekapitulasi volume pekerjaan
71
GEDUNG C AKBID - AKPER PAMENANGA Pekerjaan uitset,galian& urugan Volume Satuan1 Pembuatan direksi keet 15.00 m22 Pembuatan gudang penyimpanan 12.00 m23 Pembersihan lahan 315.00 m24 Uitzet dan Bowplank 62.00 m1
JUMLAH PEKERJAAN PERSIAPAN5 Galian tanah pondasi batu kali 206.40 m36 Urugan pasir 206.40 m37 Urugan tanah peninggian lantai 252.00 m38 Pasangan batu kali 152.01 m3
JUMLAH PEKERJAAN PONDASIB Pekerjaan Pembesian9 Pondasi telapak 1618.31 Kg
10 Sloof 2,214.83 Kg11 Kolom 9,487.94 Kg12 Balok 16,486.47 Kg13 Plat 14,721.72 Kg14 Tangga 944.25 Kg
JUMLAH PEKERJAAN PEMBESIANC Pekerjaan bekesting15 Bekesting Pondasi 32.28 m216 Bekesting sloof 109.93 m217 Bekesting kolom 364.38 m218 Bekesting balok 833.38 m219 Bekesting plat 791.35 m220 Bekesting tangga 40.98 m2
72
D Pekerjaan pengecoran21 Pengecoran Pondasi telapak 8.23 m322 Pengecoran sloof 23.72 m323 Pengecoran kolom 55.00 m324 Pengecoran balok 92.27 m325 Pengecoran Plat 109.39 m326 Pengecoran Tangga 7.00 m3
JUMLAH PEKERAAN PENGECORANE Pekerjaan Pasangan dan finishing
27 Bata merah 1/2 bata 1pc:3kp:10pp 1,550.62 m228 Acian 1,550.62 m229 Plesteran 1pc:8pp 1,550.62 m230 Benangan Tali Air 1,897.35 m'
JUMLAH PEKERJAAN PASANGANG Pekerjaan Pintu dan jendela35 Kusen pintu alumunium 30 bh36 Daun pintu tarung kayu 30 bh37
36 bhJUMLAH PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
H
38 Plafon GRC board 937.02 m239 rangka atap baja L 2x70x70x7 16,902.20 kg40 rangka atap baja L 2x60x60 764.02 kg41 Gording C 125x50x20x2,3 947.98 kg42 Ikatan angin f 16 102.96 kg43 Trekstang f 12 47.52 kg44 Anker f 16 60.00 bh45 Pipa hollow 504.35 kg46 atap Fiber semen Gelombang t = 5mm 405.38 m247 Bubungan fiber semen Gelombang t = 5m 75.07 m'48 List-Plank GRC t = 9 mm 89.06 m'49JUMLAH PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP ATAP
I Pekerjaan lantai50 Keramik lantai 40x40 836.38 m251 Keramik lantai 20x20 100.7 m2
Daun jendela kaca dan Bv rangka alumunium
Pekerjaan Konstruksi atap dan penutup atap
73
J Pekerjaan Sanitasi52 Saluran air bersih 1 ls53 Saluran air kotor 1 ls54 saluran air hujan 1 ls55 Ball valve 1 m56 Kloset Jongkok ex.Ina 6 unit57 Kloset duduk ex.Ina 3 unit58 Urinoir ex.Toto 9 unit59 Wastafel ex.Toto 3 unit60 Kran dinding ex.wasser 9 unit61 kran wastafel ex.wasser 3 unit62 Floordrain 12 unit
JUMLAH PEKERJAAN SANITASIK Pekerjaan elektrikal63 Instalasi penerangan 144 titik64 Saklar Ganda + Tunggal 51 bh65 Sekring 9 bh66 Lampu Baret 9 bh67 MCB 27 bh
JUMLAH PEKERJAAN ELEKTRIKALL PEKERJAAN FINISHING
68 Pengecatan Dinding dalam 1389.65 m269 Pengecatan dinding luar 1524.06 m270 Pengecatan Plafond 937.02 m271 Waterproofing 687.95 m272 Pengectan rangka atap baja 195.92 m2
JUMLAH PEKERJAAN FINISHINGM Pekerjaan lain - lain73 Engsel pintu 60 bh74 Handle 30 bh75 kunci tanam lokal 30 bh
Table 4.2 Bill Of Quantity
74
3.7 Rencana Anggaran Biaya
Perhitungan anggaran biaya, dilakukan dengan menyesuaikan volume
pekerjaan dilapangan yang dapat diperoleh dari gambar dan juga disesuaikan
dengan speks. Selanjutnya, dengan melihat harga satuan pekerjaan yang telah
ditentukan SNI. Maka, akan didapatkan perhitungan Anggaran Biaya Pelaksanaan
Proyek secara keseluruhan. Berikut contoh tabel perhitungan anggaran biaya
pelaksanaan proyek.
Volume Pekerjaan
1 Pembuatan direksi keet 15.00 m2###2 Pembuatan gudang penyimpan 12.00 m2###3 Pembersihan lahan 315.00 m2###4 Uitzet dan Bowplank 62.00 m1###
JUMLAH PEKERJAAN PERSIAPAN
Analisa harga satuan pekerjaan
1 Pembuatan direksi keet 15.00 m2 674,563 2 Pembuatan gudang penyimpan 12.00 m2 834,229 3 Pembersihan lahan 315.00 m2 7,000 4 Uitzet dan Bowplank 62.00 m1 34,435
JUMLAH PEKERJAAN PERSIAPAN
Rencana Anggaran Biaya
1 Pembuatan direksi keet 15.00 m2 674,563 10,118,445 2 Pembuatan gudang 12.00 m2 834,229 10,010,748 3 Pembersihan lahan 315.00 m2 7,000 2,205,000 4 Uitzet dan Bowplank 62.00 m1 34,435 2,134,970
JUMLAH PEKERJAAN PERSIAPAN 24,469,163
75
3.8 Perhitungan Rekapitulasi Anggaran Biaya
Merupakan penjumlahan Rencana Anggaran Biaya per-item pekerjaan,
sehingga didapatkan total biaya proyek.
ITEM PEKERJAAN BIAYA BOBOTPEKERJAAN PERSIAPAN 24,469,997 1.024PEKERJAAN TOTAL 2,387,673,688 100.000
Table 4.5 Rekapitulasi Anggara Biaya
Secara keseluruhan tabel Analisa Harga Satuan Pekerjaan dapat dilihat pada
3.9 Kurva “S”
Pada kurva “S” ditentukan juga prosentase bobot pekerjaaan yang
merupakan besarnya prosentase dimana setiap subtotal setiap pekerjaan dibanding
dengan pekerjaan seluruhnya.
Sebagai contoh perhitungan pekerjaan pendahuluan:
Bobot =subtotal setiap pekerjaan
total bangunan x 100 %
= Rp 24.469 .9972.387 .673.688
x 100 %
= 1,024 %
Secara keseluruhan tabel Analisa Harga Satuan Pekerjaan dapat dilihat pada
lampiran 6.
76
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa penjadwalan dan rencana anggaran biaya proyek
pembangunan gedung C Proyek perkuliahan Akbid – Akper Pamenang Pare –
Kediri diperoleh :
1. Total biaya rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah sebesar Rp.
Rp2,626,441,057 ( Dua milyar enam ratus dua puluh enam juta empat ratus
empat puluh satu ribu lima puluh tujuh rupiah ). Total rekapitulasi RAB
tersebut sudah termasuk penambahan pajak sebesar 10% dari total
perhitungan Rencana Anggaran Biaya awal.
2. Dari hasil penjadwalan didapatkan total waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pembangunan gedung G Proyek SKT gudang tembakau
PT.Gudang Garam Purwosari tersebut adalah 177 hari kalender (26 minggu).
3. Dari total rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) didapatkan harga
bangunan per m2 adalah (Luas gedung G Proyek SKT gudang tembakau
9990 m2) : Rp38,716,300,000 = 3,875,505.51 m2
9990 m2
I.1 Saran
Setelah mengerjakan laporan akhir ini penulis dapat menguraikan beberapa poin
saran dalam perhitungan Rencana Anggran Biaya :
1. Dalam membuat penjadwalan sebaiknya kita mengetahui urut-urutan jenis-
jenis pekerjaan yang berlangsung pada proyek tersebut dari awal sampai
selesai.
2. Dalam menghitung sebuah RAB sebaiknya kita mengetahui bagaimana cara
menghitung HSP (Harga Satuan Pekerjaan), daftar harga upah, daftar harga
bahan, dan dalam hal menentukan volume.
77