41
BAB IV METODE PELAKSANAAN 4.1 Deskripsi Proyek Mengenai gambaran tentang Proyek Pembangunan Gedung Perkuliahan Akbid – Akper Pamenang yang didapatkan dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut: 1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Akbid – Akper Pamenang Pare – Kediri Jawa Timur 2. Objek : Gedung Perkuliahan 3. Lokasi : Jl. Soekarno Hatta Kec. Bendo, Pare - Kediri 4. Data Teknis : - Status tanah : SHM Yayasan Dharma Wanita - Luas bangunan : 945 m 2 - Jumlah lantai : 3 lantai - Jenis fondasi : Foot Plate - Struktur bangunan : Beton Bertulang 4.2 Layout Plan Proyek Layout Plan atau peta lokasi adalah suatu gambar tampak atas suatu bangunan dan situasi sekitarnya dengan skala tertentu yang berfungsi sebagai memperjelas letak suatu tempat atau lokasi dan pada prinsipnya Layout dibuat berdasarkan pertimbangan- 49

Bab 4 Danial Alternatip

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 4 Danial Alternatip

BAB IV

METODE PELAKSANAAN

4.1 Deskripsi Proyek

Mengenai gambaran tentang Proyek Pembangunan Gedung Perkuliahan

Akbid – Akper Pamenang yang didapatkan dari hasil Praktek Kerja Lapangan

(PKL) adalah sebagai berikut:

1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Akbid – Akper Pamenang

Pare – Kediri Jawa Timur

2. Objek : Gedung Perkuliahan

3. Lokasi : Jl. Soekarno Hatta Kec. Bendo, Pare - Kediri

4. Data Teknis : - Status tanah : SHM Yayasan Dharma

Wanita

- Luas bangunan : 945 m2

- Jumlah lantai : 3 lantai

- Jenis fondasi : Foot Plate

- Struktur bangunan : Beton Bertulang

4.2 Layout Plan Proyek

Layout Plan atau peta lokasi adalah suatu gambar tampak atas suatu

bangunan dan situasi sekitarnya dengan skala tertentu yang berfungsi sebagai

memperjelas letak suatu tempat atau lokasi dan pada prinsipnya Layout dibuat

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan untuk memudahkan didalam

pelaksanaan, pengawasan, pembongkaran, luas kebutuhan rancangan yang

diperlukan dan langsung berhubungan dengan kebutuhan lapangan.

Lokasi pada proyek Gedung Perkuliahan Akbid – Akper Pamenang

terletak di Jl. Soekarno Hatta Kec. Bendo, Pare - Kediri. Adapun letak lokasi

Gedung Perkuliahan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

49

Page 2: Bab 4 Danial Alternatip

Gambar 3.1 Layout Plan

4.3 Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan proyek adalah lingku atau item-item pekerjaan yang

dibahas atau dikerjakan.

1. Pekerjaaan Persiapan

2. Pekerjaan Struktur Bawah

3. Pekerjaan Struktur Atas

4. Pekerjaan Arsitektur

5. Pekerjaan Mekanikal

6. Pekerjaan Elektrikal

6. Pekerjaan Atap

Sesuai dengan konsentrasi penyusun yang merupakan bangunan gedung (3BG),

maka penyusun mengambil objek Gedung Perkuliahan Akbid –Akper Pamenang

Pare – Kediri.Diharapkan dengan dibangunnya fasilitas Gedung Perkuliahan ini,

maka masyarakat bisa mendapat sarana dan prasarana pendidikan yang lebih baik.

4.4 Macam Pekerjaan

Metode pelaksanaan merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik

pelaksanaan pekerjaan di lapangan dari awal sampai selesai. Secara umum

Pembangunan Gedung Perkuliahan Akbid – Akper Pamenang Jl. Soekarno Hatta

Kec. Bendo, Pare-Kediri tidak berbeda dengan bangunan-bangunan lain sehingga

50

Gedung C

Cn

Page 3: Bab 4 Danial Alternatip

metode pelaksanaanya dilakukan sesuai dengan standart-standart yang ada.

Pekerjaan dimulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pengukuran, pekerjaan

struktur, arsitektur, dan pekerjaan ME.

4.4.1 Pekerjaan Pendahuluan

1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan ini adalah pekerjaan awal untuk menyiapkan prasarana kerja,

seperti: pembersihan areal dari pohon-pohon dan semak, direksi keet,

gudang, Pekerjaan persiapan terdiri dari:

a. Pengukuran tapak kembali dan Pembersihan Lapangan

Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan diamankan dari bangunan-

bangunan, fasilitas yang mengganggu. Sebelum pekerjaan lain dimulai,

lapangan selalu dijaga tetap bersih dan rata. Diadakan pengukuran dan

gambar kembali. Lokasi pembangunan dilengkapi dengan keterangan-

keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah

dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya. Ketidakcocokan yang

mungkin terjadi antar gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya

segera dilaporkan kepada Perencana/Pengawas untuk diminta

keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya

dilakukan dengan alat water pass/theodolite yang ketepatannya dapat

dipertanggung jawabkan.

b. Kantor Sementara (direksi keet)

Kantor proyek harus direncanakan mampu menampung semua

karyawan dengan leluasa sesuai organisasi yang ditentukan, dilengkapi

pendingin ruangan, musholla dan sistem sanitari yang memadai. Direksi

Keet berupa bangunan sementara yang berukuran minimal 3.00 x 5.00

m2. Penataan ruangan dan furniture direncanakan untuk kenyamanan

bekerja dan kokoh. Menampung aktifitas personil kontraktor maupun

konsultan pengawas dalam suatu ruang kerja, akan dibuatkan bangunan

sementara (directie keet) yang juga akan digunakan untuk menyimpan

arsip proyek dan menerima tamu yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan.

51

Page 4: Bab 4 Danial Alternatip

c. Gudang Proyek

Gudang proyek didirikan dengan tujuan untuk menampung material dan

peralatan kerja. Gudang diperuntukkan untuk menyimpan sementara

bahan/stocking dan juga penyimpanan peralatan bantu. keamanan dan

keselamatan guharus direncanakan tertutup rapat dengan jumlah pintu

terbatas, terlindung dari cuaca langsung dan hujan. Pembuatan gudang

perlu memperhatikan agar gudang tidak lembab dan dipasang kunci

yang dipegang oleh logistik kontraktor. Keberadaan gudang harus

didukung sistem pengamanan dan juga keselamatan kerja (pemadam

kebakaran dan batasan-batasan lain).

d. Pekerjaan pengukuran

Bersama pengawas, kontraktor menentukan elevasi lantai + 0.00

(finishing). Titik-titik bantu elevasi diletakkan pada tempat yang aman

dan dibuat permanen untuk menghindari adanya perubahan dan

kerusakan yang mungkin terjadi. Peralatan yang digunakan adalah

theodolith/waterpass 1 unit (Gambar 3.2), yang dilengkapi dengan

meteran 50 M dan 5 M. Tenaga kerja yang digunakan untuk pekerjaan

ini berjumlah minimal 2 orang (1 kepala pengukuran dan 1 asisten

pengukuran). Pengukuran sudut siku dengan prisma atau segitiga

“phytagoras” hanya dilakukan untuk bagian-bagian kecil saja.

Tahapan pelaksanaannya:.

Setting Out

Setting out dilakukan harus menggunakan alat Theodolite.

Marking Konstruksi

Terdiri dari marking elevasi slab dan as, marking bangunan

secara vertikal.

Pemindahan As Bangunan

Pemindahan as bangunan harus menggunakan referensi

pinjaman yang dibuat sebelumnya di lantai di bawahnya dengan

menggunakan theodolite.

Pemindahan Elevasi dilakukan dengan menarik meteran dari

marking lantai di bawahnya ke lantai diatasnya.

52

Page 5: Bab 4 Danial Alternatip

Adapun alat Theodolite dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Penggunaan Theodolith di Lapangan

2. Pekerjaaan Tanah

Tahapan pelaksaannya:

Galian Tanah Pondasi

Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pondasi Foot Plate, dan

struktur lainnya yang terletak didalam atau diatas tanah, sesuai

gambar rencana.

Air Pada Galian.

Mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian maka

disediakan pompa air, tetapi di daerah proyek jarang sekali kita

temui kejadian seperti terdapat genangan air pada waktu

penggalian tanah untuk pondasi. ini karena daerah disana yang

sangat panas, kering dan tanahnya yang keras

Pekerjaan Urugan Pasir Padat

Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan diatas dasar galian tanah,

di bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk struktur beton

yang berhubungan dengan tanah seperti Pondasi Foot Plate, dan

pekerjaan beton yang lain yang berhubungan langsung dengan

tanah. Pasir yang digunakan adalah pasir yang mengandung

butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur,

tanah lempung dan organis dan yang telah mendapatkan

53

Page 6: Bab 4 Danial Alternatip

persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Begitupun air yang

digunakan adalah air bersih dan tidak mengandung minyak,

asam alkali dan bahan organis lainnya.

Cara Pengurugan dan Pemadatan.

Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan pemadatan dilakukan

sampai mencapai kepadatan maximum pada kadar air optimum

yang ditentukan.

4.4.2. Pekerjaan Sub Struktur

1. Pekerjaan Pondasi

Berikut ini merupakan uraian penjelasaan mengenai tahapan-tahapan

pekerjaan pondasi:

Pondasi Foot Plate ini adalah sejenis pondasi telapak atau pondasi

setempat. Pada Pondasi Foot Plat dilakukan penggalian, jenis ini

menggunakan beton bertulang dengan ukuran dan detail penulangan tertentu.

Pondasi telapak (Foot Plat) direncanakan menggunakan pondasi telapak

beton setempat. Pondasi telapak beton diletakkan dengan kedalaman seperti

yang ditunjukan pada gambar rencana.. Dalam menetukan kedalaman dasar

pondasi di lapangan, kontraktor harus meminta persetujuan pihak

Pengawas/Konsultan Perencana. Proses pelaksanaan pondasi foot plat ini

dilakukan setelah pengurugan pasir dan pasangan batu kali. Pada pondasi

setempat (Foot Plat) menggunakan mutu beton K-300 dan mutu besi tulangan

Φ 10 mm dan Φ 16 mm. Alat-alat Bantu yang digunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan pondasi Foot Plate adalah sebagai berikut :

1. Unting – unting atau bandul.

2. Kakak tua (Gegep).

3. Ember

4. Mesin Kompresor.

5. Roskam atau Bilah perata.

6. Lori.

Pelaksanaan pekerjaan pondasi foot plat adalah sebagai berikut :

1. pada pelaksanaan pekerjaan pondasi foot plat ini dilakukan setelah

pengurugan pasir agar permukaan atas galian tanah rata.Pertama kita

54

Page 7: Bab 4 Danial Alternatip

menentukan as pekerjaan pondasi menggunakan benangan dan alat

unting – unting untuk menahan benangan agar tidak tergeser.

2. Lalu dilakukan pembesian atau pemasangan besi tulangan untuk

pondasi foot plat ini menggunakan kakak tua untuk membengkokan

besi yang akan digunakan untuk penulangan besi pada pondasi. yang

dilakukan secara bersamaan dengan pembesian sloop dan kolom

seperti pada gambar3.3.

3. setelah permukaannya rata, baru dipasang bekisting (papan cetakan

dari bahan multiplek) dengan ketebalan ± 1 cm, supaya tidak terjadi

perubahan pada waktu pengecoran dan samping bekesting diberi

pasangan batu kali untuk menahan gaya dari samping tanah agar lebih

kuat, selain itu untuk menghindari geser dari bekesting pada saat

waktu pengecoran.

Gambar

3.3 Pondasi Foot Plate

4. Setelah proses pembesian selesai, baru dilakukan pembersihan

bekisting yang sudah dipasang tulangan dengan menggunakan

compressor, supaya tidak ada bahan-bahan yang dapat mengganggu

pada proses pengecoran.

5. Kemudian dilakukan pengecoran dengan menggunakan coran beton

manual K-300 yang penyuplaiannya dilakukan secara manual dengan

menggunakan roda angkut atau lori, setelah itu tukang mengambil

adukan beton dari lori lalu dituangkan menggunakan ember, lalu

coran diratakan dengan menggunakan roskam/bilah perata supaya

didapat hasil permukaan coran yang baik dan rata.

55

Page 8: Bab 4 Danial Alternatip

4.4.3 Pekerjaan Stuktur

Pekerjaan struktur adalah pekerjaan yang terdiri dari pekerjaan struktur

bawah sampai struktur atas. Jadi dapat dikatakan bahwa pekerjaan struktur

termasuk pekerjaan pokok dalam pelaksanaan pembangunan.

Aplikasi pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan struktur digunakan

dalam struktur utama di bawah ini:

a. Beton Sloof Struktur

Sloof berfungsi sebagai ikatan pada rangkaian pondasi bangunan. Sloof

dapat meminimalisir penurunan bangunan yang tidak merata dan memikul

beban dinding lantai dasar . Urutan pelaksanaan sebegai berikut:

Tahapan pelaksanaannya:

Penentuan as sloof dengan benangan.

Pembuatan bekisting.

Pengerjaan pembesian dengan tulangan ○ D 16 dan sengkang ○ 8.

Pengecoran menggunakan ready mix.

Pemadatan beton dengan vibrator.

Pemeliharaan/curing.

Adapun Sloof dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Sloof

b. Beton Kolom Struktur

Kolom berfungsi sebagai penahan beban vertikal konstruksi bangunan,

pengerjaan kolom struktur dilaksanakan setelah sloof selesai.

Tahapan pelaksanaannya:

Penentuan as kolom dengan benangan.

56

Page 9: Bab 4 Danial Alternatip

Pembuatan bekisting.

Pengerjaan pembesian.

Pengecoran site mix dengan bantuan concrete mixer agar campuran

spesi dapat memenuhi mutu yang diinginkan.

Pemadatan beton dengan concrete vibrator.

Pemeliharaan/curing.

Berikut penjelasannya:

Mobilisasi alat–alat bantu dan material/bahan di lokasi sesuai

kebutuhan rencana dalam gambar.

Setelah pekerjaan pengecoran Foot plate dan sloof telah selesai (beton

telah kering) maka segera dilakukan pengukuran as-as kolom dan

pembesian pada kolom struktur.

Pemasangan besi kolom struktur dipasang setelah as-as kolom selesai

dilaksanakan (pekerjaan BBS / fabrikasi terlebih dahulu dikerjakan).

Pada saat yang bersamaan bekisting kolom dapat difabrikasi dan segera

dipasang pada lokasi pembesian kolom.

Bahan bekisting terdiri dari multiplek 9 mm dengan rangka kayu

kombinasi ukuran 5/7 dan 6/12.

Bekisting diberi lapisan oli pelumas untuk mempermudah pembukaan

pada saat pembongkaran bekisting kolom.

Support dapat digunakan balok kayu ukuran 6/12.

Pengecoran kolom beton jadi dituang secara bertahap sesuai kebutuhan

volume beton

Setelah selesai dicor baru dilanjutkan dengan pekerjaan bekisting dan

besi pada tangga, balok dan plat lantai.

Adapun Kolom dapat dilihat pada Gambar 3.5.

57

Page 10: Bab 4 Danial Alternatip

Gambar 3.5 Kolom

c. Beton Balok Struktur

Balok berfungsi sebagai penahan beban horizontal konstruksi bangunan,

pengerjaan balok dilaksanakan setelah kolom selesai dan pekerjaan balok

dapat diikuti bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan plat lantai apabila

terdapat pekerjaan lantai 2 dan seterusnya.

Tahapan pelaksanaannya:

Penentuan as balok dengan benangan.

Pembersihan lokasi di bawah untuk penempatan scaffolding.

Penempatan bekisting balok menggunankan multiplek 9 mm dengan

penguat kayu 5/7. Penempatan bekisting disangga oleh

perancah/scaffolding.

Pengecoran site mix dengan bantuan concrete mixer agar campuran

spesi dapat memenuhi mutu yang diinginkan.

Pemadatan beton dengan concrete vibrator.

Pemeliharaan/curing.

Berikut penjelasannya:

Pekerjaan balok beton dan plat lantai 2 dilakukan secara simultan

setelah seluruh acuan / bekisting kolom selesai dibuka.

Pekerjaan ini dimulai dengan pemasangan steiger (perancah) dari

schaffolding (U head jack, Mainframe, Cross base, Joint pen, Base jack)

sebagai penunjang pelaksanaan bekisting balok dan plat lantai beton.

(Gambar 3.6 – 3.8)

Selanjutnya dilakukan pemasangan bekisting menggunakan sistem

konvensional dari bahan kayu yang terdiri dari multiplex 9 mm, balok

5/10, 6/12 dan kaso 5/7.

58

Page 11: Bab 4 Danial Alternatip

Berikut Contoh gambar ilustrasi dari Form work balok & plat lantai:

Gambar 3.6 Denah Formwork Balok & Pelat Lantai

Gambar 3.7 Penampang Formwork Balok & Plat Lantai

Gambar 3.8 Penampang Formwork Balok & Plat Lantai

Setelah pekerjaan bekisting selesai, maka dilakukan pembesian pada

balok, dan plat (pekerjaan BBS / fabrikasi terlebih dahulu dikerjakan).

Di antara permukaan dalam bekisting dan besi diberi jarak kosong

minimal 2,5 cm agar besi tertutup cor beton dan diberi tahu beton.

Melakukan pengecoran menggunakan mutu beton sesuai rencana,

dengan lantai 2 menggunakan alat concrete pump untuk didorong

59

Page 12: Bab 4 Danial Alternatip

keatas, lalu beton ditarik dengan cangkul / sekop, lalu diratakan

dengan balok kayu, dan pemadatan memakai bantuan vibrator (untuk

pengecoran balok dan plat lantai), dimulai dari balok dan dilanjutkan

ke plat lantai.

Selama pengeringan beton dilakukan sesudah pengecoran selesai,

untuk pemeliharaan curing beton dilakukan dengan pemakaian

geotextile / karung dibasahi air sampai pengeringan beton cukup dan

agar terhindar dari retak rambut, kemudian dilanjutkan pembongkaran

schaffolding dan bekisting kayu secara bertahap, mulai dari plat

lantai, balok dan tangga, untuk dapat memulai pekerjaan tahap

selanjutnya.

Adapun Balok dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Balok

d. Cor Beton Balok dan Plat

Pekerjaan beton bertulang mempunyai bobot fisik paling besar dan beton

bertulang merupakan struktur utama bangunan. Asumsi di atas maka

disimpulkan pelaksanaan pekerjaan beton bertulang menuntut pelaksanaan

pembuatan secara baik dan benar.

Tahapan pelaksanaannya:

Pembersihan lahan kerja dari kotoran dan material lain yang

mengganggu atau dapat mengurangi mutu beton.

Penempatan bahan pokok dan peralatan kerja agar mudah dijangkau.

Perancah/staiger yang digunakan adalah scaffolding yang digunakan

sebagai penopang bekisting/cetakan beton. Perancah disusun secara

60

Page 13: Bab 4 Danial Alternatip

bertingkat untuk mencapai level plat dan balok yang ditentukan

dengan ukuran yang telah ditentukan.

Adapun Scaffolding dapat dilihat pada Gambar 3.10

Gambar 3.10 Scaffolding 3. Pembesian

Pabrikasi besi beton dilakukan di tempat pabrikasi, setelah bekisting

siap, besi beton yang sudah di pabrikasi siap untuk dipasang/distel di

lokasi sesuai dengan kebutuhan besi pada struktur balok dan plat.

Adapun lokasi Pabrikasi Pembesian dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Pabrikasi Pembesian Masing-masing sambungan besi diberi pengait. Pembesian pada balok

dilakukan terlebih dahulu sebelum pembesian plat beton, setelah besi

balok terangkai dengan benar, lalu diikuti pembesian plat lantai

dengan mengaitkan besi balok, kolom dan plat secara bersamaan.

4. Pembuatan Bekisting

Tahapan pelaksaannya:

Perlu ditekankan bahwa bentuk dan dimensi beton bertulang akan

mengikuti dari pada bentuk cetakan (bekisting), maka di dalam

membuat bekisting harus sesuai dengan rencana bentuk dan dimensi

beton tersebut.

61

Page 14: Bab 4 Danial Alternatip

Menggunakan bekisting pabrikasi agar kedudukan bekisting stabil

sebelum dan sesudah pengecoran diberi paku pada papan agar kuat,

untuk pengecoran balok maka penulangan dilakukan terlebih dahulu.

Adapun proses pembuatan Bekisting dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.12 Bekisting5. Pengecoran

Tahapan pelaksanaanya:

Karena dalam pekerjaan ini, pengecoran beton dalam volume cukup

besar, maka perlu dipastikan bekisting dan tulangan harus sudah

benar dan stabil. Sebelum pengecoran dipastikan juga semua

persiapan pekerjaan dengan baik.

Pengecoran menggunakan ready mix.

Kesiapan peralatan pendukung (air compressor, concrete

mixer,concrete pump,concrete vibrator) dan alat bantu lainnya.

Penempatan beton decking (beton tahu) yang tebalnya sesuai tebal

rencana selimut beton dan ditempatkan secara merata agar tidak

tereser waktu terinjak pekerja.

Panjang penyaluran besi sesuai dokumen proyek.

Check ulang ukuran tebal balok dan plat.

Pendistribusian campuran beton harus dijatuhkan secara vertikal agar

tidak segregasi atau penumpukan agregat.

Lokasi pengecoran yang sulit seperti pada sudut atau tempat yang

banyak tulangan berjajar harus menggunakan vibrator lebih lama

agar campuran masuk merata dan tidak keropos.

6. Pemeliharaan/curing, meliputi:

62

Page 15: Bab 4 Danial Alternatip

Pasca pengecoran, beton yang terpasang tidak boleh ditinggalkan begitu

saja, beton akan mengalami proses pengerasan sampai dengan titik

jenuh (kekuatan maksimal). Agar proses pengerasan berjalan baik dan

optimal, maka selama proses tersebut harus dilakukan

perawatan/curing/pemeliharaan minimal 1 x 12 jam setelah pengecoran.

Tahapan pelaksanaannya:

Pada lantai beton, permukaan ditutup karung basah dan dipastikan

kondisinya selalu jenuh air.

Pada kolom, ditutup plastic agar kandungan air tidak cepat menguap.

Hindari kondisi beton terkena sinar matahari langsung supaya tidak

cepat mengering.

Dilakukan penyiraman rutin.

63

Page 16: Bab 4 Danial Alternatip

3.4.4 Pekerjaan Arsitektural

Pekerjaan arsitektur adalah pekerjaan yang terdiri dari pekerjaan finishing.

Jadi dapat dikatakan bahwa pekerjaan arsitektural termasuk pekerjaan

penyelesaian atau terakhir dalam pelaksanaan pembangunan. Adapun pekerjaan

Arsitektural pada Gedung C Akbid – Akper Pamenang adalah sebagai berikut:

1. Pasangan Batu Bata

Tahapan pelaksanaannya: (Gambar 3.13)

Pemasangan pemandu kelurusan (tegak) dan kerataan menggunakan

bahan kaso 5/7 dan benang.

Kaso dipasang tegak lurus dan dipastikan tidak mudah bergeser dengan

di paku ke struktur bangunan.

Pekerjaan pemasangan dilakukan waterpass (horizontal) dengan

menggunakan benang dan tiap kali di cek kerataannya. Lapisan satu

dengan lapisan yang di atasnya dipasang secara zig zag (berselang-

seling dengan perbedaan separuh panjang).

Pekerjaan pemasangan pipa/ alat-alat yang tertanam di dalam dinding

dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan dinding

sebelum diplester. Pada saat pekerjaan plesteran, pahatan tersebut harus

diplester bersamaan dengan plesteran seluruh bidang.

Pemasangan bata dilakukan secara manual sebagaimana umumnya.

Pada pasangan dinding dengan ketinggian lebih dari 3 meter, maka

dibuatkan perancah/stager menggunakan schaffolding untuk

pekerjaannya.

64

Page 17: Bab 4 Danial Alternatip

Gambar 3.13 Isometri Alur Pelaksanaan Pemasangan Dinding Bata

2. Pekerjaan Plesteran dam Acian

Pasangan plesteran dan acian dikerjakan setelah pemasangan dinding

batu bata selesai secara keseluruhan. Jenis plesteran dan acian yang

akan dikerjakan terdiri dari:

Plesteran dan acian kedap air (1 : 2).

Jenis ini digunakan pada area dinding-dinding kedap air, seperti

dinding toilet dan dinding di atas permukaan lantai.

Plesteran dan acian biasa (1 : 5).

Jenis ini di gunakan pada area dinding dalam dan luar bangunan

selain dinding toilet.

Tahapan pelaksanaan pekerjaan: (Gambar 3.14 - 3.17)

Permukaan yang akan diplester dan aci terlebih dahulu dibersihkan

dari kotoran-kotoran dan disiram terlebih dahulu.

Permukaan kolom beton yang akan diplester dan aci dikerik

terlebih dahulu agar plesteran dapat mengikat beton lebih baik.

Pada setiap dinding yang akan diplester, dibuat kepalaan plesteran

menggunakan kepingan dari plywood 10 mm untuk patokan

kerataan bidang pada tiap-tiap jarak 1 meter secara vertikal, setelah

selesai barulah plesteran dilakukan dengan cara vertikal dan

horizontal (menyilang) menggunakan jidar dengan mengikuti alur

65

Page 18: Bab 4 Danial Alternatip

kepalaan yang sudah dibuat sebelumnya untuk meratakan alur

kepalaannya.

Setelah plesteran selesai, setelah berumur + 1 minggu maka

dilakukan pengacian menggunakan bahan semen yang sudah

dicampur dengan air dengan catatan permukaan plesteran sudah

rata / tidak bergelombang.

Permukaan plesteran yang sudah kering harus disiram air terlebih

dahulu sebelum di aci untuk menghindari terjadinya retak rambut

pada dinding setelah di aci.

Gambar 3.14 Pembuatan Kepalaan Plesteran Pada Area Tepi Bata

Gambar 3.15 Pembuatan Kepalaan Plesteran Pada Tiap Jarak 1 M

Gambar 3.16 Pembuatan Kepalaan Plesteran Pada Bidang Vertikal

66

Page 19: Bab 4 Danial Alternatip

Gambar 3.17 Pembuatan Plesteran Menggunakan Jidar Panjang

3. Pekerjaan Lantai

a. Pekerjaan Lantai Keramik

Sebelum pemasangan keramik dimulai, didahulukan pekerjaan

plester + acian telah selesai untuk menghindari kotoran yang bisa

menempel pada keramik.

Tahapan pelaksanaannya:

Pembersihan permukaan lantai yang akan dipasang dari

kotoran–kotoran.

Keramik direndam terlebih dahulu didalam air selama + 30

menit / sampai jenuh.

Seleksi volume den jenis keramik yang akan dipasang.

Cek terhadap elevasi lantai pada saat membuat kepalaan

awal.

Adukan menggunakan campuran 1 pc : 3 pasir. Pasir adukan

harus diayak terlebih dahulu agar mendapatkan gradasi

material yang seragam dan air yang dipakai memenuhi

syarat / bersih dari limbah.

Pemasangan keramik harus dipastikan bahwa spesi/adukan

dibawah keramik benar-benar padat / tidak berongga dengan

cara dipukul pelan-pelan dengan palu kepala karet.

Cek kerataan pasangan keramik dengan jidar atau dengan

waterpass.

Adapun tahapan pemasangan lantai keramik dapat dilihat pada

Gambar 3.18.

67

Page 20: Bab 4 Danial Alternatip

Gambar 3.18 Pemasangan Lantai Keramik Ruangan

a. Setelah pemasangan keramik selesai, dilakukan pengisian

nat/grouting dengan semen pengisi nat. Dilakukan setelah

umur pemasangan keramik di atas 3 hari untuk memberi

kesempatan spesi dibawah keramik mengering dahulu.

4. Pekerjaan Finishing

a. Pekerjaan Pengecatan

Tahapan pelaksanaannya:

Pembersihan area bidang yang akan dilakukan pengecatan dari

debu dan kotoran.

Jika didapatkan lubang-lubang di dinding, plafond dan daun pintu,

maka lubang tersebut diisi dan diratakan dengan filler/dempul.

Seluruh permukaan diamplas dan dibersihkan dari debu-debu yang

menempel.

Bila terdapat retak-retak pada bidang cat akan diperbaiki dengan

plamur, diamplas kemudian di cat kembali sampai baik.

Sebelumnya permukaan diamplas, debu dibersihkan dan didempul

untuk meratakan permukaan dan diamplas lagi sampai rata.

Pengecatan dinding exterior diperlukan alat bantu berupa rangkaian

schaffolding mengingat volume yang besar pada bidang catnya.

68

Page 21: Bab 4 Danial Alternatip

Proses pengecatan bisa dimulai setelah pekerjaan finish acian telah

selesai.

b. Pekerjaan Kusen, Pintu

Tahapan pelaksanaannya:

Menyiapkan alat-alat kerja yang diperlukan di lokasi / proyek.

Dimulai dengan pemasangan frame/kusen aluminium pintu dan

jendela pada posisi dan jenis yang sudah ditentukan dalam shop

drawing.

Dilakukan pengecekan terhadap sudutan/kesikuan dan kelurusan

kusen terhadap dinding menggunakan waterpass/lotting dan

benang.

Penginstallan/pemasangan kusen dengan menggunakan fisher dan

sekrup yang ditanam ke dinding untuk memperkuat pasangan kusen

terhadap dinding.

Dilanjutkan dengan pemasangan daun pintu beserta

hardware/komponennya.

5. .Pekerjaan Atap

a. Rangka atap baja ringan

b. Penutup Atap

Tahapan pelaksanaanya:

Segera setelah pengadaan material baja, maka pabrikasi joint-joint

baja, dimana dibuat harus benar-benar tepat lubang bautnya dan

tepi-tepi platnya, dan diusahakan tidak boleh ada tumpuan baja,

yang dipaksakan terhadap beban gaya.

Pemasangan ikatan angina, jarum keras, trekstang, dan regelan

segera setelah selesainya rafter dan konso serta gording, dengan

mengaitkan ke lubang-lubang yang telah disiapkan pada plat-plat

kupingan, dimana dipasang harus rapih dan jaraknya sesuai dengan

gambar kerja.

Jumlah baut dan mur pada setiap joint-joint konstruksi baja akan

dicek dan harus sesuai gambar kerja.

69

Page 22: Bab 4 Danial Alternatip

Setelah pemasangan rangka atap selesai, maka dilakukan

pembersihan pada area rangka atap yang akan ditutup dengan atap

genteng fibercement gelombang.

Material atap genteng fibercement gelombang, pengerjaan

modulnya di lakukan langsung dilokasi / proyek

Pada pemasangan atap genteng fibercement gelombang, dimulai

dari lapisan bawah keatas, sehingga pemasangannya bisa rapi.

70

Page 23: Bab 4 Danial Alternatip

1 1 m2 Direksi keet

Tenaga 0,2 oh Pekerja0,2 oh Tukang kayu0.0500 oh mandor0.3000 oh Kepala Tukang

3.5 Perhitungan Durasi

Durasi merupakan waktu yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan.

Menentukan durasi pekerjaan biasanya berhubungan dengan volume pekerjaan

dan pekerja. Waktu kerja pada pelaksanaan proyek ini menggunakan waktu 7 hari

kerja dalam 1 minggu dengan waktu: 08.00 – 12.00 dan 13.00 - 17.00, dengan jam

istirahat: 12.00 – 13.00.

Berikut akan disajikan perhitungan durasi pekerjaan kolom sebagai contoh:

a. Pekerjaan direksi keet per m2

0,2000 Oh Pekerja

Volume = 15,00 m2

Apabila menggunakan pekerja 2 orang

Prestasi =(1/0.2000)x 2 pekerja = 10 m2hari

Durasi = (15,00/10) = 1,5 hari ≈ 2 hari

3.6 Perhitungan Volume Pekerjaan

Perhitungan volume pekerjaan ini merupakan perhitungan jumlah

kuantitas pekerjaan dalam satuan pekerjaan. Urutan perhitungan volume

disesuaikan dengan urutan pekerjaan. Perhitungan volume ini berdasarkan shop

drawing struktur dan arsitektur proyek.

Rekapitulasi volume pekerjaan

71

Page 24: Bab 4 Danial Alternatip

GEDUNG C AKBID - AKPER PAMENANGA Pekerjaan uitset,galian& urugan Volume Satuan1 Pembuatan direksi keet 15.00 m22 Pembuatan gudang penyimpanan 12.00 m23 Pembersihan lahan 315.00 m24 Uitzet dan Bowplank 62.00 m1

JUMLAH PEKERJAAN PERSIAPAN5 Galian tanah pondasi batu kali 206.40 m36 Urugan pasir 206.40 m37 Urugan tanah peninggian lantai 252.00 m38 Pasangan batu kali 152.01 m3

JUMLAH PEKERJAAN PONDASIB Pekerjaan Pembesian9 Pondasi telapak 1618.31 Kg

10 Sloof 2,214.83 Kg11 Kolom 9,487.94 Kg12 Balok 16,486.47 Kg13 Plat 14,721.72 Kg14 Tangga 944.25 Kg

JUMLAH PEKERJAAN PEMBESIANC Pekerjaan bekesting15 Bekesting Pondasi 32.28 m216 Bekesting sloof 109.93 m217 Bekesting kolom 364.38 m218 Bekesting balok 833.38 m219 Bekesting plat 791.35 m220 Bekesting tangga 40.98 m2

72

Page 25: Bab 4 Danial Alternatip

D Pekerjaan pengecoran21 Pengecoran Pondasi telapak 8.23 m322 Pengecoran sloof 23.72 m323 Pengecoran kolom 55.00 m324 Pengecoran balok 92.27 m325 Pengecoran Plat 109.39 m326 Pengecoran Tangga 7.00 m3

JUMLAH PEKERAAN PENGECORANE Pekerjaan Pasangan dan finishing

27 Bata merah 1/2 bata 1pc:3kp:10pp 1,550.62 m228 Acian 1,550.62 m229 Plesteran 1pc:8pp 1,550.62 m230 Benangan Tali Air 1,897.35 m'

JUMLAH PEKERJAAN PASANGANG Pekerjaan Pintu dan jendela35 Kusen pintu alumunium 30 bh36 Daun pintu tarung kayu 30 bh37

36 bhJUMLAH PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

H

38 Plafon GRC board 937.02 m239 rangka atap baja L 2x70x70x7 16,902.20 kg40 rangka atap baja L 2x60x60 764.02 kg41 Gording C 125x50x20x2,3 947.98 kg42 Ikatan angin f 16 102.96 kg43 Trekstang f 12 47.52 kg44 Anker f 16 60.00 bh45 Pipa hollow 504.35 kg46 atap Fiber semen Gelombang t = 5mm 405.38 m247 Bubungan fiber semen Gelombang t = 5m 75.07 m'48 List-Plank GRC t = 9 mm 89.06 m'49JUMLAH PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP ATAP

I Pekerjaan lantai50 Keramik lantai 40x40 836.38 m251 Keramik lantai 20x20 100.7 m2

Daun jendela kaca dan Bv rangka alumunium

Pekerjaan Konstruksi atap dan penutup atap

73

Page 26: Bab 4 Danial Alternatip

J Pekerjaan Sanitasi52 Saluran air bersih 1 ls53 Saluran air kotor 1 ls54 saluran air hujan 1 ls55 Ball valve 1 m56 Kloset Jongkok ex.Ina 6 unit57 Kloset duduk ex.Ina 3 unit58 Urinoir ex.Toto 9 unit59 Wastafel ex.Toto 3 unit60 Kran dinding ex.wasser 9 unit61 kran wastafel ex.wasser 3 unit62 Floordrain 12 unit

JUMLAH PEKERJAAN SANITASIK Pekerjaan elektrikal63 Instalasi penerangan 144 titik64 Saklar Ganda + Tunggal 51 bh65 Sekring 9 bh66 Lampu Baret 9 bh67 MCB 27 bh

JUMLAH PEKERJAAN ELEKTRIKALL PEKERJAAN FINISHING

68 Pengecatan Dinding dalam 1389.65 m269 Pengecatan dinding luar 1524.06 m270 Pengecatan Plafond 937.02 m271 Waterproofing 687.95 m272 Pengectan rangka atap baja 195.92 m2

JUMLAH PEKERJAAN FINISHINGM Pekerjaan lain - lain73 Engsel pintu 60 bh74 Handle 30 bh75 kunci tanam lokal 30 bh

Table 4.2 Bill Of Quantity

74

Page 27: Bab 4 Danial Alternatip

3.7 Rencana Anggaran Biaya

Perhitungan anggaran biaya, dilakukan dengan menyesuaikan volume

pekerjaan dilapangan yang dapat diperoleh dari gambar dan juga disesuaikan

dengan speks. Selanjutnya, dengan melihat harga satuan pekerjaan yang telah

ditentukan SNI. Maka, akan didapatkan perhitungan Anggaran Biaya Pelaksanaan

Proyek secara keseluruhan. Berikut contoh tabel perhitungan anggaran biaya

pelaksanaan proyek.

Volume Pekerjaan

1 Pembuatan direksi keet 15.00 m2###2 Pembuatan gudang penyimpan 12.00 m2###3 Pembersihan lahan 315.00 m2###4 Uitzet dan Bowplank 62.00 m1###

JUMLAH PEKERJAAN PERSIAPAN

Analisa harga satuan pekerjaan

1 Pembuatan direksi keet 15.00 m2 674,563 2 Pembuatan gudang penyimpan 12.00 m2 834,229 3 Pembersihan lahan 315.00 m2 7,000 4 Uitzet dan Bowplank 62.00 m1 34,435

JUMLAH PEKERJAAN PERSIAPAN

Rencana Anggaran Biaya

1 Pembuatan direksi keet 15.00 m2 674,563 10,118,445 2 Pembuatan gudang 12.00 m2 834,229 10,010,748 3 Pembersihan lahan 315.00 m2 7,000 2,205,000 4 Uitzet dan Bowplank 62.00 m1 34,435 2,134,970

JUMLAH PEKERJAAN PERSIAPAN 24,469,163

75

Page 28: Bab 4 Danial Alternatip

3.8 Perhitungan Rekapitulasi Anggaran Biaya

Merupakan penjumlahan Rencana Anggaran Biaya per-item pekerjaan,

sehingga didapatkan total biaya proyek.

ITEM PEKERJAAN BIAYA BOBOTPEKERJAAN PERSIAPAN 24,469,997 1.024PEKERJAAN TOTAL 2,387,673,688 100.000

Table 4.5 Rekapitulasi Anggara Biaya

Secara keseluruhan tabel Analisa Harga Satuan Pekerjaan dapat dilihat pada

3.9 Kurva “S”

Pada kurva “S” ditentukan juga prosentase bobot pekerjaaan yang

merupakan besarnya prosentase dimana setiap subtotal setiap pekerjaan dibanding

dengan pekerjaan seluruhnya.

Sebagai contoh perhitungan pekerjaan pendahuluan:

Bobot =subtotal setiap pekerjaan

total bangunan x 100 %

= Rp 24.469 .9972.387 .673.688

x 100 %

= 1,024 %

Secara keseluruhan tabel Analisa Harga Satuan Pekerjaan dapat dilihat pada

lampiran 6.

76

Page 29: Bab 4 Danial Alternatip

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa penjadwalan dan rencana anggaran biaya proyek

pembangunan gedung C Proyek perkuliahan Akbid – Akper Pamenang Pare –

Kediri diperoleh :

1. Total biaya rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah sebesar Rp.

Rp2,626,441,057 ( Dua milyar enam ratus dua puluh enam juta empat ratus

empat puluh satu ribu lima puluh tujuh rupiah ). Total rekapitulasi RAB

tersebut sudah termasuk penambahan pajak sebesar 10% dari total

perhitungan Rencana Anggaran Biaya awal.

2. Dari hasil penjadwalan didapatkan total waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan pembangunan gedung G Proyek SKT gudang tembakau

PT.Gudang Garam Purwosari tersebut adalah 177 hari kalender (26 minggu).

3. Dari total rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) didapatkan harga

bangunan per m2 adalah (Luas gedung G Proyek SKT gudang tembakau

9990 m2) : Rp38,716,300,000 = 3,875,505.51 m2

9990 m2

I.1 Saran

Setelah mengerjakan laporan akhir ini penulis dapat menguraikan beberapa poin

saran dalam perhitungan Rencana Anggran Biaya :

1. Dalam membuat penjadwalan sebaiknya kita mengetahui urut-urutan jenis-

jenis pekerjaan yang berlangsung pada proyek tersebut dari awal sampai

selesai.

2. Dalam menghitung sebuah RAB sebaiknya kita mengetahui bagaimana cara

menghitung HSP (Harga Satuan Pekerjaan), daftar harga upah, daftar harga

bahan, dan dalam hal menentukan volume.

77