Upload
vuquynh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
52
Bab 4
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Dahulu keraton merupakan kiblat budaya dan sumber ilmu pengetahuan
masyarakat. Pada perkembangannya, keraton tetap memiliki pamor yang kuat dan tak
terhapuskan di tengah arus kemajuan masyarakat Indonesia modern. Dibalik
peranannya yang dominan, keraton ternyata juga menyimpan misteri dan falsafah
yang memiliki arti simbolis bagi masyarakat luas, yang belum sepenuhnya terungkap.
Misalnya tradisi perawatan kesehatan dan kecantikan puteri keraton yang telah
menjadi legenda itu. Ibu Mooryati, salah seorang puteri keraton yang menguasai
tradisi ini, telah membagi tradisi ini kepada jutaan konsumen melalui PT. Mustika Ratu.
Pada tahun 1973 BRA Mooryati Soedibyo mulai berkonsentrasi membuat jamu di
rumah seperti ramuan beras kencur yang kemudian dapat menarik pelanggan tetap
yang mengambilnya sendiri ke rumah secara teratur. Dengan berlogokan sepasang
pengantin menyiratkan bahwa kebahagiaan masyarakat berawal dari kehidupan
keluarga harmonis, dimana seluruh anggotanya hidup berdampingan dengan alam dan
sosial budaya secara seimbang. Sementara itu, keharmonisan dapat diciptakan malalui
perawatan kesehatan dan kecantikan paripurna dimana kecantikan fisik sama
pentingnya dengan kecantikan batin.
Untuk mengembangkan usahanya lebih lanjut, maka pada tahun 1975 didirikan
PT. Mustika Ratu. Pada awalnya jamu yang diproduksi hanya lima macam, yaitu
Perawatan Wanita, Perawatan Remaja, Putri ”Sedet Saliro” (Pelangsing tubuh),
”Sepetan Sari” (Keputihan), ”Kesepuhan” (Menopause), dan beberapa macam kosmetik
53
tradisional seperti Lulur, Mangir, Bedak Dingin dan Air Mawar. Pada tahun yang sama,
beliau mengajarkan ilmu kecantikan secara tradisional kepada para ahli kecantikan,
pemilik salon dan sanggar.
Pada tahun 1978 produk-produk Mustika Ratu mulai didistribusikan ke toko-toko
melalui salon-salon kecantikan yang meminta menjadi agen. Dimulai dari Jakarta,
Semarang, Surabaya, Bandung, Medan. Masyarakat makin mengenal produk-produk
kecantikan Mustika Ratu melalui artikel dan konsultasi kecantikan di majalah, serta
melalui kegiatan periklanan di media cetak dan elektronik. Pengerjaan jamu yang
semula dengan tangan, dirasakan sudah tidak lagi memenuhi peningkatan jumlah
pesanan (permintaan pasar). Mesin sederhana untuk pembuatan pil dari Taiwan
menandai mulainya ekspansi perusahaan. Melihat keadaan itu, akhirnya diputuskan
untuk memindahkan usaha dari industri rumah tangga ke industri manufaktur. Dalam
waktu singkat berdirilah bangunan semi permanen dari kayu di Ciracas, Pasar Rebo,
Jakarta Timur yang sampai saat ini digunakan sebagai lokasi pabrik. Kemudian, modal
yang terkumpul dari keuntungan usaha digunakan untuk mendirikan dua jalur produksi
baru dengan luas masing-masing 2000 meter persegi. Tanggal 8 April 1981 pabrik PT.
Mustika Ratu diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu Bapak Dr.
Soewardjono Soeryaningrat, dengan jumlah karyawan 150 orang.
Perusahaan memproduksi lebih dari 500 produk kosmetik, yang memberi
kontribusi terbesar dalam omset penjualan dan keuntungan perusahaan, terdiri dari
beberapa kategori produk, yaitu produk perawatan wajah, tata rias dasar, tata rias
dekoratif, perawatan rambut dan perawatan tubuh. Produk kosmetik terdiri dari
beberapa merek untuk segmen pasar yang berbeda.
1. Seri Mustika Ratu ditujukan untuk pangsa pasar usia dewasa dengan tingkat
ekonomi menengah, untuk :
54
a. Perawatan kulit wajah Mustika Ratu.
b. Tata rias dasar Mutika Ratu.
c. Tata rias dekoratif Mustika Ratu.
d. Perawatan rambut Mustika Ratu.
e. Perawatan tubuh Mustika Ratu.
2. Seri Sari Aloe ditujukan untuk pangsa pasar usia dewasa dengan tingkat ekonomi
menengah atas, untuk perawatan kulit wajah Sari Aloe.
3. Pada tahun 1992 diperkenalkan produk yang ditujukan bagi pangsa pasar remaja,
untuk :
a. Perawatan wajah Mustika Putri.
b. Tata rias dasar Mustika Putri.
c. Tata rias dekoratif Mustika Putri.
d. Perawatan tubuh Mustika Putri.
e. Perawatan rambut Mustika Putri.
4. Pada tahun 1994 diperkenalkan produk yang ditujukan pada pangsa pasar balita,
untuk :
a. Perawatan tubuh Ananda.
b. Perawatan rambut Ananda.
c. Minyak Telon Ananda.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan minuman segar tradisional (jamu)
dari bahan-bahan alami, Mustika Ratu menciptakan berbagai jenis minuman ”Siap
minum” dalam kemasan tetrapack yang higienis dan praktis, yang terdiri dari minuman
tradisional Gula Asam, Beras Kencur dan Serbat.
Setelah memasyarakat dan mendapat tanggapan positif di dalam negeri, Mustika
Ratu mencoba melangkah ke manca negara. Di tengah persaingan yang semakin ketat
55
dan kompetitif untuk menembus pasar internasional, Mustika Ratu melakukan ekspor
ke sejumlah negara. Pasar terbesar Mustika Ratu di luar negeri adalah Malaysia,
menyusul Brunei dan Singapura. Selain itu, produk Mustika Ratu juga sudah diekspor
ke Filipina, Taiwan, Korea, Jepang, Timur Tengah, Rusia dan Belanda. Dengan ekspor
bernilai 15% dari total penjualan perusahaan, Mustika Ratu makin mengukuhkan diri
sebagai pemasok jamu dan kosmetika tradisional yang leluasa untuk membuka
jaringan distribusi baru keseluruh penjuru dunia.
4.1.2 Competitive Advantage
Analisis lingkungan industri merupakan analisis yang menekankan pada kondisi
bisnis perusahaan saat ini. Analisis lima elemen kekuatan porter merupakan metode
yang sangat bermanfaat dalam mendiagnosis pola tekanan persaingan di pasar untuk
menilai kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan agar dapat mengantisipasi dan
menerapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan penjualan. Sesuai dengan konsep
Porter’s Five Forces Model, kondisi bisnis PT. Mustika Ratu Tbk yakni:
56
Sumber : PT. Mustika Ratu Tbk
Gambar 4.1 Lima Kekuatan Porter
4.1.3 Struktur Organisasi
Untuk dapat menjalankan usahanya dengan baik, perusahaan menetapkan suatu
struktur organisasi yang akan dapat memperjelas deskripsi jabatan bagi perusahaan.
Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan belum tentu baik bagi
perusahaan lain. Penyusunan struktur organisasi harus dilaksanakan sesuai dengan
sifat perusahaan, besarnya perusahaan dan kepentingan serta aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan oleh masing-masing perusahaan. Penyusunan struktur organisasi harus
fleksibel, dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus
mengadakan perubahan total.
Persaingan antar perusahaan sejenis
PT. Matina Berto PT. Sara Lee Body Care Indonesia Tbk
PT. Mandom Indonesia Tbk
Potensi pengembangan produk substitusi
Tidak ada
Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen
SLTA
Mahasiswi
Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok
PT. Asmelia
PT. Lognis Indo PT. Merpati Mahartika
Kemungkinan masuknya pesaing baru
Tidak ada
57
Keberhasilan organisasi suatu perusahaan dapat dilihat dari struktur organisasi
karena struktur organisasi merupakan visual mengenai manajemen dari peusahaan
yang bersangkutan.
Struktur organisasi penting bagi perusahaan terutama membantu dalam hal
sebagai berikut :
1. Memperjelas wewenang dan tanggung jawab atasan dan bawahan.
2. Memperjelas hubungan kerja antar bagian yang satu dengan yang lain.
3. Mempermudah control setiap bagian.
4. Pedoman dalam menyusun prosedur-prosedur tertulis aktivitas perusahaan.
5. Menjelaskan tingkatan-tingkatan manajemen dan posisi masing-masing bagian.
58
Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Mustika Ratu :
Sumber : PT. Mustika Ratu
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. Mustika Ratu
4.1.4 Tugas, Wewenang, Dan Tanggung jawab
Berikut ini akan diuraikan tugas dan wewenang dan masing-masing bagian
(struktur organisasi) PT. Mustika Ratu, yaitu sebagai berikut :
Komisaris Utama
Komisaris
Direktur Utama
Direktur
Manajer Keuangan
Manajer Produksi
Manajer Pemasaran
Manajer Personalia
Kepala Bagian
Pelaksana
59
1. Komisaris Utama dan Komisaris
• Menciptakan garis-garis besar kebijaksanaan perusahaan.
• Mengawasi jalannya perkembangan perusahaan.
• Mengawasi pelaksanaan tugas direksi.
2. Direktur Utama
• Menetapkan kebijaksanaan perusahaan ke dalam maupun keluar.
• Bertindak mewakili dewan dalam mengendalikan hubungan dengan
perusahaan lain.
• Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kegiatan perusahaan kepada
pemegang saham melalui Dewan Komisaris yang dilaporkan dalam bentuk
laporan tahunan dan laporan keuangan serta laporan lain.
• Mengkoordinir dan mendelegasikan tugas kepada Direktur.
• Menyusun rencana operasional secara menyeluruh.
3. Direktur
• Menjalankan kebijaksanaan tugas pokok yang diberikan oleh Direktur Utama.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kerja dan aktivitas
perusahaan.
• Mengkoordinasi dan mendelegasikan tugaas yang telah didelegasikan
kepada Manajer.
• Menyampaikan kegiatan operasi perusahaan kepada Direktur Utama secara
berkala.
60
4. Departemen Pemasaran
• Menjalankan kebijaksanaan tugas pokok yang diberikan oleh Direktur.
• Menyusun rencana pemasaran tiap tahunnya.
• Menjalin hubungan yang baik dengan pembeli, agen dan pemasok bahan
pembantu.
• Memantau dan menganalisa permintaan pasar yang lebih luas untuk
mancapai kesempatan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri.
5. Departemen Produksi
• Menjalankan kebijaksanaan tugas pokok yang diberikan Direktur.
• Menyusun rencana kerja produksi tiap tahun.
• Menjalankan usaha pengembangan dalam rangka meningkatkan mutu dan
jumlah produksi.
• Memproduksi sesuai permintaan pasar baik mengenai model maupun mutu
produksi.
6. Departemen Keuangan dan Akuntansi
• Menyusun perencanaan kebijaksanaan umum dalam bidang akuntansi dan
keuangan.
• Mengendalikan laba rugi dengan perhitungan biaya-biaya penentuan harga
serta perencanaan harga.
• Mengendalikan perencanaan aliran kas dan dana, baik dari dalam maupun
dari luar perusahaan.
• Mengkoordinir unit-unit lainnya yang mewakilinya.
61
7. Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi
• Menyebarkan dan melaksanakan kebijaksanaan dalam bidang keuangan dan
akuntansi yang ditetapkan Direksi.
• Mengelola keuangan perusahaan dan membuat proyeksi penerimaan dan
pengeluaran uang.
• Mengkoordinir penyusunan perencanaan dan program kerja serta anggaran
perusahaan.
• Mengendalikan perencanaan kas dan dana, baik dari dalam maupun luar
perusahaan.
• Mengkoordinir penyusunan rencana dan program kerja, anggaran
perusahaan dan mengevaluasi antara anggaran dan realisasinya.
• Menyusun laporan keuangan secara berkala dalam bentuk neraca dan
laporan keuangan laba rugi perusahaan.
• Menyampaikan laporan kepada pemimpin secara berkala.
• Mengadakan penilaian kerja kepada bawahannya.
8. Kepala Bagian Pemasaran
• Menjabarkan kebijaksanaan umum dalam bidang pemasaran dan
mengkoordinasi penyusunan program kerja bidang pemasaran serta
pelaksanaanya.
• Mengevaluasi hasil kerja pemasaran untuk mengetahui apakah sudah
sesuai dengan rencana atau belum.
• Melaporkan semua kegiatan pemasaran yang menjadi tanggung jawab
kepada Direktur.
62
9. Kepala Pabrik
• Menjalankan kebijaksanaan dan tugas pokok yang diberikan oleh Manajer.
• Mengusahakan dan memperlancar kegiatan usaha dalam menunjang
keberhasilan pencapaian tugas pada khususnya, dan memprogram jangka
panjang perusahaan secara keseluruhan.
• Mengkoordinir rencana bahan baku yang dibutuhkan dan bahan pembantu
serta kebutuhan lainnya sehubungan dengan kebutuhan produksi dan
kebutuhan lainnya.
• Mengkoordinir dan mendelegasikan tugas kepada staf produksi yang
dibawahinya.
10. Kepala Bagian Teknik dan Pemeliharaan
• Melaksanakan penjabaran umum mengenai teknik.
• Menyusun masalah teknik sehubungan dengan masalah produksi.
• Menyampaikan laporan kegiatan teknik kepada pimpinan secara berkala.
11. Pelaksana
Pihak manajemen akan menentukan kebijaksanaan dalam penerimaan
pengawas baru. Tenaga pengalaman mempunyai keahlian dan keterampilan cukup
menjadi pertimbangan utama dalam penerimaan pengawas, terutama yang
memegang posisi penting.
Pengelola operasional perusahaan akan dipimpin oleh Direktur Utama yang
dibantu oleh salah seorang Direktur dan lima orang Manajer dan Kepala Bagian
yang masing-masing akan membidangi tugas yang berkaitan yang satu dengan
63
Manajer-manajer tersebut akan mengkoordinasikan semua tenaga kerja yang
dibawahinya, dengan memberi pengarahan demi kemajuan perusahaannya.
4.1.5 Strategi Pemasaran pada PT. Mustika Ratu Tbk
a. Dalam Negeri
Semua wanita Indonesia yang mendambakan kecantikan paripurna
melalui perawatan dari dalam denga jamu dan dari luar dengan kosmetika
alamiah, saat ini tidak lagi menghadapi kesulitan seperti masa lampau. Dengan
sangat mudah produk-produk Mustika Ratu dapat diperoleh karena
terdistribusi secara merata di 30 propinsi di Indonesia. Perseroan juga
membuka counter-counter ekslusif di pusat-pusat perbelanjaan, selain itu
perseroan secara berkesinambungan juga berpartisipasi dalam membuka stand
dalam pameran-pameran.
1. Promosi
Oleh karena produk yang dihasilkan perseroan sangat erat kaitannya
dengan perkembangan kebutuhan konsumen, seperti model, warna, teknik
tata rias, maka perseroan selalu melakukan promosi atas produknya secara
berkesinambungan. Berbagai kegiatan promosi yang dilakukan oleh perseroan
melalui anak perusahaannya. PT. Mustika Ratubuana International, bertujuan
memperkenalkan rahasia kecantikan dan kesehatan yang berasal dari keraton
melalui produk-produk jamu dan kosmetik Tradisional yang dihasilkan, antara
lain dengan :
• Mengadakan lomba Ngadi Saliro dan Ngadi Busono tingkat Daerah
/ Propinsi / Nasional secara berkala sejak tahun 1984.
64
• Mengadakan berbagai seminar dan lokakarya yang berhubungan
dengan kesehatan dan kecantikan.
• Mengadakan pemilihan Putri Indonesia setiap tahun sejak tahun
1992.
Selain melakukan kegiatan promosi di atas, perusahaan juga mendirikan
Pusat Perawatan dan Pendidikan Kecantikan Tradisional ”Mustika Ratu”, yang
secara rutin menyelenggarakan kursus seperti :
• Kursus perawatan kecantikan tradisional
• Kursus Ngadi Saliro dan Ngadi Busono
• Kursus merias pengantin berbagai daerah
• Kursus tradisional keraton
• Kursus instruktur senam
• Kursus pranata cara (Master of Ceremony)
2. Jaringan Penjualan dan Distribusi
Sistem distribusi dilakukan dengan mengadakan kerjasama dengan pihak
distributor. Pada saat ini perusahaan memiliki 21 distributor yang mencakup
seluruh propinsi Indonesia. Sebagai distribusi utama telah ditunjuk PT. Mustika
Ratubuana International yang merupakan anak perusahaan perseroan yang
kemudian menunjuk PT. Tira Fashion dengan dukungan 16 kantor
kontribusinya. Selain PT. Tira Fashion, distributor lainnya dilakukan oleh 5
perusahaan dengan daerah pemasaran masing-masing adalah :
• PT. Multi Rukendi Jaya Sakti untuk daerah pemasaran Jawa Timur
• PT. Lasara Raya untuk daerah pemasaran Sumatera Utara
• PT. Mahmud Distindo untuk daerah pemasaran Jawa Barat
65
• PT. Permata Mustika Utama untuk daerah pemasaran Sulawesi
Selatan
• PT. Laut Timur untuk daerah pemasaran Kalimantan Timur
Sumber : PT. Mustika Ratu
Gambar 4.3 Sistem Distribusi Jamu dan Kosmetika di Dalam Negeri
b. Luar Negeri
Kendati telah berhasil memasyarakatkan dan menguasai pangsa pasar
tersebar di Indonesia, perseroan tidak hanya menghentikan langkahnya di
situ. Pasar ekspor kemudian menjadi perhatiannya, terutama negara-
negara di kawasan ASEAN.
Produsen
PT. Mustika Ratu
Distributor Utama
PT. Mustika Ratubuana International
Distributor Jamu dan Kosmetika
Grosir Eceran : • Supermarket • Departement Store • Toko • Warung
66
4.1.6 Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk meningkatkan produktivitas karyawan secara berkala mereka diharuskan
untuk menempuh program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenjang pendidikan
dan jabatan masing-masing. Untuk dapat menghasilkan karyawan yang berpotensi PT.
Mustika Ratu menggunakan proses seleksi untuk mengambil keputusan penerimaan
karyawan baru. Langkah-langkah dalam proses seleksei, yaitu :
1. Penerimaan Pendahuluan
Seleksi dimulai dengan kunjungan calon pelamar ke kantor personalia atau dengan
permintaan tertulis untuk aplikasi.
2. Tes-tes Penerimaan
Tes-tes penerimaan merupakan berbagai peralatan bantu yang menilai
kemungkinan padunya antara kemampuan, pengalaman dan kepribadian pelamar
dan persyaratan jabatan. Berbagai peralatan tes yang digunakan PT. Mustika Ratu
adalah sebagai berikut :
a. Tes-tes Psikologi (Psychological test)
Yaitu berbagai peralatan test yang mengukur atau menguji kepribadian
atau temperamen, bakat, minat kecerdasan dan keinginan berprestasi.
b. Tes Pengetahuan (Knowledge test)
Yaitu bentuk tes yang menguji informasi atau pengetahuan yang dimiliki
para pelamar.
c. Performance Test
Yaitu bentuk tes yang mengukur kemampuan para pelamar untuk
melaksanakan beberapa bagian pekerjaan.
67
3. Wawancara Seleksi
Yaitu percakapan formal yang dilakukan untuk mengevaluasikan hal dapat diterima
atau tidaknya seorang pelamar.
4. Evaluasi Medis
Yaitu proses seleksi ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar sebelum
keputusan penerimaan karyawan dibuat.
5. Keputusan Penerimaan
Keputusan penerimaan ini diputuskan oleh atasan langsung atau departemen
personalia, keputusan penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi.
Setelah proses seleksi dilakukan, maka seorang pegawai baru dilatih dalam
organisasi untuk suatu jabatan tertentu. Pelatihan biasanya dilakukan pada pekerja
operasional dan para manajer. Pelatihan ini ditujukan untuk dapat meningkatkan
produktivitas, mengurangi biaya, mempertinggi moral dan memajukan stabilitas
organisasi.
4.1.7 Aspek Keuangan
Pada tahun 1995, perusahaan melaukan penawaran usaha sebanyak 27 lembar
saham kepada publik dengan nominal Rp. 500 per lembar saham melalui bursa efek di
Indonesia dengan harga penawaran Rp. 2600 per lembar saham. Pada tanggal 27 Juli
1995, perusahaan telah mencatatkan seluruh saham yang ditempatkan dan disektor
penuh dibursa efek Jakarta. Sejak penawaran umum 27 Juli 1995, perseroan telah
mencatatkan 107.000.000 sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Tabel berikut ini
menunjukkan jumlah saham serta tanggal pencatatan di Bursa.
68
Jumlah saham dan tanggal pencatatan di Bursa Efek Jakarta
Keterangan Jumlah Saham Tanggal pencatatan dibursa efek jakarta Remarks
Penawaran saham perdana Pencatatan saham pendiri Jumlah saham
27.000.000
80.000.000
107.000.000
27 Juli 1995
27 Juli 1995 -
Initial Public Offering
Company Listing
Total Shares Sumber : PT. Mustika Ratu
Tabel 4.1 Jumlah Saham dan Tanggal Pencatatan BEJ
Pada bulan Mei 2001 Perseroan membagikan deviden tunai sebesar Rp. 16
Milyar, yang merupakan 50% dari keuntungan bersih perseroan selama tahun 2000.
Perseroan merencanakan pembagian deviden untuk tahun 2001 minimal sebesar 35%
dari keuntungan bersihnya. Pembayaran deviden perseroan dapat dilihat dari tabel
berikut :
Pembayaran Deviden PT. Mustika Ratu
Keterangan 1997 1998 1999 2000 2001 Remarks Laba Bersih (Juta Rp) 19.629 25.422 21.07 31.447 36.364 Net Profit (Million Rp) Jumlah saham 107.000.000 Number of Shared Laba bersih per saham 183 237 197 294 340 Net Income per Share Sumber : PT. Mustika Ratu
Tabel 4.2 Pembayaran Deviden
69
4.2 Pembahasan SWOT
Matriks SWOT
Biarkan selalu kosong
KEKUATAN (STRENGTHS-S)
1. Konsep manajemen strategis
efektif
2. Uraian dan spesifikasi
pekerjaan jelas dan
dilaksanakan scr baik
3. Sifat kekeluargaan dan
keharmonisan dg karyawan
4. Jaringan distribusi yg dimiliki
perusahaan sudah cukup luas
5. Mutu dan kualitas produk
perusahaan sangat baik
6. Brand image perusahaan telah
dikenal baik oleh pasar
7. Inovasi produk-produk yang
ditawarkan cukup banyak
8. Modal jangka pendek dan
jangka panjang memadai
9. Kegiatan operasional efektif
dan terarah
10. Berteknologi tinggi dan
mengikuti perkembangan
KELEMAHAN
(WEAKNESSES-W)
1. Target pasar untuk
golongan tertentu
2. Harga relatif sama dengan
perusahaan lain
3. Promosi yang dilakukan
tidak cukup gencar
4. Strategi pemasaran tidak
bervariasi
5. Biaya produksi yang cukup
tinggi
70
PELUANG
(OPPORTUNITIES-O)
1. Hubungan yang baik
antara PT. Mustika Ratu
Tbk dengan para pemasok
2. Menciptakan inovasi
produk-produk baru
3. Kebiasaan para wanita
untuk menggunakan
kosmetik sebagai gaya
hidup
4. Daya beli masyarakat yang
tinggi, membuka peluang
bagi perusahaan untuk
mengembangkan produk-
produknya sehingga
menaikkan penjualan
5. Tidak adanya produk
substitusi
STRATEGI SO
1. Consentric Diversification (S1,
S5, S6, S8, S10, O2, O3, O5)
2. Market penetration (S1, S5,
S6, S8, S10, O1, O2, O3, O4,
O5)
STRATEGI WO
1. Product development (W1,
O2, O4)
2. Market penetration (W1,
W3, W4, O1, O2, O3, O4,
O5)
3. Backward integration (W1,
W2, W3, W4, O1, O2)
ANCAMAN (THREATS-T)
1. Semakin banyaknya
perusahaan-perusahaan
baru yang memasuki pasar
yang sama dengan PT.
Mustika Ratu Tbk
STRATEGI ST
1. Horizontal diversification (S8,
S10, T1, T3, T4)
STRATEGI WT
1. Melakukan usaha
penghematan dengan
mengurangi berbagai
biaya-biaya yang tidak
penting (biaya umum dan
71
2. Strategi bisnis yang
dijalankan oleh
perusahaan mudah ditiru
3. Pelanggan yang semakin
sensitif terhadap harga
4. PT. Mustika Ratu Tbk
memiliki pesaing yang
utama yang juga memiliki
brand image yg baik
5. Terjadinya inflasi
menyebabkan perusahaan
sulit menentukan harga
jual
biaya administratsi) (W1,
W3, W4, W5, T1, T2, T3,
T4, T5)
Sumber : PT. Mustika Ratu Tbk
Tabel 4.3 Matriks SWOT
Kesimpulan:
Hasil dari matriks SWOT menunjukkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh
perusahaan PT. Mustika Ratu Tbk dalam memanfaatkan peluang dan kekuatan, serta
mengatasi ancaman dan kelemahan. Berbagai alternatif strategi yang muncul dari hasil
analisis SWOT dapat berupa :
72
• Concentric Divercification (strategi SO)
Concentric Divercification (diversifikasi konsentrik) merupakan strategi dengan cara
menambah produk perusahaan, tetapi berkaitan dengan produk yang sudah ditawarkan
oleh perusahaan sekarang. Penambahan produk tersebut dapat dilihat pada top of mind
produk PUTERI. Akan tetapi perusahaan memerlukan biaya produksi yang cukup tinggi,
sebab tanpa menambahkan produk tsb maka hasilnya tidak akan mencapai tujuan yang
diinginkan. Produk baru yang dapat ditawarkan oleh perusahaan antara lain cat
kuku(kutek), kapas, tisu minyak, dll.
• Product Development (startegi WO)
Product Development (pengembangan produk) merupakan strategi dengan cara
mengembangkan produk perusahaan seperti menambah produk untuk golongan anak-
anak dibawah 17 tahun, yang belum ada ditawarkan oleh perusahaan sekarang.
Dikarenakan pada brand association terhadap merek PUTERI. Pengembangan produk tsb
akan membuka peluang untuk perusahaan agar dapat meningkatkan penjualan.
• Backward Integration (Strategi WO)
Strategi Backward Integration (integrasi ke depan) merupakan strategi dalam
mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Perusahaan
dapat menerapkan strategi ini dengan cara:
o pertama; perusahaan dapat mempertahankan pemasok unggulan dengan ikatan
kontrak jangka panjang dengan memperhatikan produk-produk perusahaan yang
dibutuhkan oleh distributor.
o kedua; perusahaan dapat menciptakan inovasi produk-produk barunya,
mengingat saat ini kebiasaan para wanita dalam menggunakan kosmetik sebagai
73
gaya hidup. Untuk menciptakan produk-produk barunya diperlukan suatu modal
yang besar dan sumber daya yang berkualitas, memadai, dan cepat.
o ketiga; perusahaan dapat menggunakan analisis brand association yang ada
pada produk PUTERI
• Market Penetration (startegi SO, strategi WO)
Staregi Market Penetration (penetrasi pasar) yang dilakukan untuk mempesatkan
pangsa pasar yang sudah ada sekarang melalui suatu usaha pemasaran yang lebih
gencar. Perusahaan dapat melakukan usaha pemasaran dengan cara, yaitu:
o Strategi promosi
Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak cukup gencar sehingga
strategi pemasarannya tidak efektif. Agar strategi promosi efektif, maka perusahaan
dapat memakai analisis commited buyer yang dipakai kadang-kadang oleh responden
untuk menyarankan atau mempromosikan merek PUTERI kepada orang lain dan
perusahaan dapat juga bekerjasama dengan para distributor besar seperti carrefour,
giant, hero, dll. Dan untuk lebih memperkenalkan brand image Mustika Ratu Tbk, maka
dapat dilakukan dengan cara media massa, iklan di tv, majalah remaja. Dari segi promosi
perusahaan juga dapat bekerjasama dengan distributor agar dapat memberikan
potongan harga atau diskon untuk tingkat pembelian tertentu bagi para pembeli dan
juga memberikan sampel untuk dicoba pada produk yang baru.
• Horizontal Divercification (Strategi ST)
Strategi Horizontal Divercification yaitu strategi untuk menambahkan produk baru
yang tidak berkaitan kepada pelanggan saat ini. Perusahaan dapat meningkatkan
74
penjualan dan brand image lebih baik dari pesaingnya. Dan sebaiknya perusahaan
menawarkan harga yang sesuai dengan produk yang ditawarkan tersebut.
• Penghematan (Strategi ST, Strategi WT)
Strategi penghematan atau pengciutan dilakukan dengan cara menghemat biaya
produksi. Penghematan dilakukan bila perusahaan gagal memperoleh penjualan yang
diinginkan dan laba yang didapatkan tidak sesuai dengan goal perusahaan. Penghematan
dapat dilakukan dengan mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu seperti pembelian
mesin dan peralatan.
4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam pengujian validitas dan reliabilitas, metode yang akan digunakan adalah
dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan
secara keseluruhan. Pengukuran validitas dan reliabilitas dilakukan dengan
menggunakan software SPSS 16.0 for windows.
4.3.1 Hasil Uji Validitas
Untuk menguji suatu pertanyaan valid atau tidak valid yaitu dengan
membandingkan antara nilai r hitung dengan r tabel. Suatu pertanyaan dinyatakan
valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel) sedangkan tidak valid
apabila nilai r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung < r tabel). Berdasarkan taraf
signifikan 5% dan jumlah sampel ( n ) = 152, maka diperoleh nilai r tabel = 0,31.
Berikut ini adalah hasil perhitungan uji validitas untuk tiga variabel yaitu
penciptaan pasar baru, penciptaan nilai baru pada produk, dan pandangan terhadap
persaingan dengan menggunakan SPSS 16.00, dimana jumlah pernyataan yang ada
75
untuk variabel pertama adalah 6 butir, variabel kedua adalah 14 butir dan variabel
ketiga adalah 20 butir.
Tabel 4.4 Uji Validitas Untuk Variabel Penciptaan Pasar Baru
Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation
r-tabel Keterangan
P1 0.651 0.31 Valid
P2 0.573 0.31 Valid
P3 0.652 0.31 Valid
P4 0.663 0.31 Valid
P5 0.500 0.31 Valid
P6 0.683 0.31 Valid
Sumber : (Data pengolahan dengan SPSS 16.0 for windows)
Tabel 4.5 Uji Validitas Untuk Variabel Penciptaan Nilai Baru Pada Produk
Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation
r-tabel Keterangan
P1 0.581 0.31 Valid
P2 0.538 0.31 Valid
P3 0.495 0.31 Valid
P4 0.540 0.31 Valid
P5 0.560 0.31 Valid
P6 0.451 0.31 Valid
P7 0.621 0.31 Valid
P8 0.569 0.31 Valid
P9 0.410 0.31 Valid
76
P10 0.549 0.31 Valid
P11 0.397 0.31 Valid
P12 0.597 0.31 Valid
P13 0.529 0.31 Valid
P14 0.555 0.31 Valid
Tabel 4.6 Uji Validitas Untuk Variabel Pandangan Terhadap Persaingan
Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation
r-tabel Keterangan
P1 0.488 0.31 Valid
P2 0.571 0.31 Valid
P3 0.586 0.31 Valid
P4 0.657 0.31 Valid
P5 0.592 0.31 Valid
P6 0.545 0.31 Valid
P7 0.593 0.31 Valid
P8 0.523 0.31 Valid
P9 0.582 0.31 Valid
P10 0.536 0.31 Valid
Kesimpulan dari perhitungan uji validitas diatas adalah bahwa pernyataan dari
tiap-tiap variabel semuanya valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total
Correlation (r-hitung) yang lebih besar dari r-tabel. Selanjutnya semua pernyataan
yang valid tersebut akan diproses untuk uji reliabilitas kuesioner.
4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas
77
Untuk melihat sejauh mana konsistensi responden dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel maka dilakukan uji reliabilitas
dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Reliabilitas suatu konstruk variabel
dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.5. Berikut ini adalah
perhitungan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 16.00 :
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas
4.4 Analisis Faktor
Untuk dapat melakukan analisis faktor, persyaratan pokok yang harus dipenuhi
ialah angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) harus diatas 0,5 (MSA > 0,5).
Ketentuan tersebut di atas didasarkan pada kriteria sebagai berikut :
1) jika probabilitas (sig) < 0,05 maka variabel dapat dianalisis lebih lanjut.
2) Jika probabilitas (sig) > 0,05 maka variabel tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
Besarnya angka MSA ialah angka antara 0 – 1. jika digunakan dalam
menentukan penggabungan variabel maka ketentuan sebagai berikut :
1) Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan.
2) Jika MSA => 0,05 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat
dianalisis lebih lanjut.
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
Penciptaan Pasar Baru 0.841 Reliabel
Penciptaan Nilai Baru Pada Produk 0.870 Reliabel Pandangan Terhadap Persaingan 0.859 Reliabel
78
3) Jika MSA < 0,05 maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat di
analisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan atau dibuang.
Dan untuk mengetahui hasil pada Total Variance Explained, dapat dilihat bahwa
pada kolom/label initial eigen value menunjukkan nilai eigen value untuk setiap faktor,
yang pada awalnya terdiri dari x faktor yaitu sebanyak variabel aslinya. Kemudian di
dalam proses berikutnya dipilih faktor-faktor yang eigen value-nya, minimal 1. oleh
karena tidak semua faktor mempunyai eigen value lebih besar atau sama dengan 1,
maka akan terjadi banyak faktor yang berguguran, karena tidak memenuhi
persyaratan untuk menjadi faktor yang eigen value-nya besar yaitu 1 atau lebih.
Seperti yang diketahui eigen value merupakan total variance yang dijelaskan oleh
setiap faktor atau merupakan sumbangan (share) dari faktor tertentu terhadap seluruh
variance dari variabel awal atau variabel asli. Oleh karena ada x variabel dan setiap
variabel variancenya sebesar 1 maka jumlah variance sebesar x.
4.4.1 Faktor Reduksi
• Faktor Reduksi Penciptaan Pasar Baru
Tabel 4.8 Correlation Matrix
Correlation Matrix
p1 p2 p3 p4 p5 p6
Correlation p1 1.000 .493 .656 .424 .429 .443
p2 .493 1.000 .463 .390 .469 .376
p3 .656 .463 1.000 .478 .362 .503
p4 .424 .390 .478 1.000 .329 .900
p5 .429 .469 .362 .329 1.000 .355
p6 .443 .376 .503 .900 .355 1.000 Sumber : (Data pengolahan dengan SPSS 16.0 for windows)
79
Berdasarkan data di atas, dapat diperoleh bahwa antara p1, p2, p3, p4, p5, p6
saling berkorelasi, jadi analisis faktor bisa menjadi tepat. Dan analisis dapat
dilanjutkan.
Tabel 4.9 KMO and Bartlett's Test
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .753
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 798.737
df 15
Sig. .000 Sumber : (Data pengolahan dengan SPSS 16.0 for windows)
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.6 di atas angka KMO Measure of
Sampling Adequancy adalah 0.753 dengan signifikansi sebesar 0.000. Angka
0.753 berada di atas 0.5 dan signifikansi 0.00 lebih kecil dari 0.05 sehingga
variabel dan data di atas dapat di analisis lebih lanjut.
Tabel 4.10 Anti-Image Matrices
Anti-image Matrices
p1 p2 p3 p4 p5 p6
Anti-image Covariance p1 .500 -.108 -.241 -.003 -.103 -.013
p2 -.108 .639 -.083 -.038 -.199 .015
p3 -.241 -.083 .500 -.007 -.007 -.037
p4 -.003 -.038 -.007 .187 .012 -.158
p5 -.103 -.199 -.007 .012 .711 -.036
p6 -.013 .015 -.037 -.158 -.036 .181
Anti-image Correlation p1 .804a -.190 -.482 -.010 -.173 -.042
p2 -.190 .859a -.147 -.110 -.295 .045
80
p3 -.482 -.147 .823a -.023 -.011 -.122
p4 -.010 -.110 -.023 .663a .033 -.860
p5 -.173 -.295 -.011 .033 .857a -.100
p6 -.042 .045 -.122 -.860 -.100 .665a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Jika dilihat dari hasil analisis di atas maka variabel yang dinyatakan valid adalah
yakni mempunyai MSA > 0.5, yaitu sebagai berikut:
• p1 = 0.804 valid
• p2 = 0.859 valid
• p3 = 0.823 valid
• p4 = 0.663 valid
• p5 = 0.857 valid
• p6 = 0.665 valid
Tabel 4.11 Communalities
Communalities
Initial Extraction
p1 1.000 .588
p2 1.000 .483
p3 1.000 .603
p5 1.000 .644
p4 1.000 .393
p6 1.000 .664
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Tabel 4.12 Total Variance Explained
81
Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 3.376 56.263 56.263 3.376 56.263 56.263
2 .988 16.464 72.727
3 .691 11.517 84.244
4 .513 8.545 92.789
5 .334 5.563 98.353
6 .099 1.647 100.000
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Berdasarkan hasil data diatas, maka dapat dilihat bahwa ternyata hanya ada 1
faktor atau komponen yang eigen value-nya lebih dari satu, yaitu faktor 1 yakni
dengan eigen value 3.376 maka persentasenya, sebesar (3.376/6)100% = 56.263%
(dilihat pada berikutnya / Extraction Sums of Squared Loadings).
82
Tabel 4.13 Component Matrix
Dari hasil data diatas, hanya terdapat 1 komponen yang terbentuk yaitu komponen
1 yang berkorelasi dengan variabel p1, p2, p3, p4, p5, p6.
Component Matrixa
Component
1
p1 .767
p2 .695
p3 .777
p4 .803
p5 .627
p6 .815
Extraction Method:
Principal Component
Analysis.
a. 1 components extracted.
83
• Faktor Reduksi Penciptaan Nilai Baru Pada Produk
Tabel 4.14 Correlation Matrix
Correlation Matrix
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14
C
o
r
r
e
l
a
t
i
o
n
p1 1.000 .379 .256 .332 .380 .209 .431 .414 .316 .404 .252 .409 .366 .417
p2 .379 1.000 .233 .284 .277 .191 .479 .356 .218 .338 .238 .438 .481 .328
p3 .256 .233 1.000 .268 .312 .490 .374 .276 .344 .295 .396 .313 .223 .243
p4 .332 .284 .268 1.000 .535 .243 .391 .408 .208 .381 .105 .361 .349 .390
p5 .380 .277 .312 .535 1.000 .302 .404 .404 .287 .346 .139 .416 .289 .355
p6 .209 .191 .490 .243 .302 1.000 .327 .298 .452 .214 .412 .194 .162 .188
p7 .431 .479 .374 .391 .404 .327 1.000 .378 .247 .351 .207 .465 .353 .450
p8 .414 .356 .276 .408 .404 .298 .378 1.000 .231 .352 .202 .452 .380 .340
p9 .316 .218 .344 .208 .287 .452 .247 .231 1.000 .229 .249 .198 .179 .201
p10 .404 .338 .295 .381 .346 .214 .351 .352 .229 1.000 .346 .361 .365 .357
p11 .252 .238 .396 .105 .139 .412 .207 .202 .249 .346 1.000 .230 .204 .288
p12 .409 .438 .313 .361 .416 .194 .465 .452 .198 .361 .230 1.000 .405 .412
p13 .366 .481 .223 .349 .289 .162 .353 .380 .179 .365 .204 .405 1.000 .399
p14 .417 .328 .243 .390 .355 .188 .450 .340 .201 .357 .288 .412 .399 1.000Sumber : (Data pengolahan dengan SPSS 16.0 for windows)
Berdasarkan data di atas, dapat diperoleh bahwa antara p1, p2, p3, p4, p5, p6,
p7, p8, p9, p10, p11, p12, p13, p14 saling berkorelasi, jadi analisis faktor bisa menjadi
tepat. Dan analisis dapat dilanjutkan.
84
Tabel 4.15 KMO and Bartlett's Test
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .894
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 1081.037
df 91
Sig. .000 Sumber : (Data pengolahan dengan SPSS 16.0 for windows)
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.12 di atas angka KMO Measure of
Sampling Adequancy adalah sebesar 0.894 dengan signifikansi sebesar 0.000.
Angka 0.894 berada di atas 0.5 dan signifikansi 0.00 lebih kecil dari 0.05
sehingga variabel dan data di atas dapat terus di analisis lebih lanjut.
Tabel 4.16 Anti-Image Matrices
Anti-image Matrices
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14
Anti-image
Covariance
p1 .625 -.041 .013 .004 -.056 .045 -.076 -.090 -.114 -.085 -.039 -.042 -.037 -.082
p2 -.041 .617 .023 .005 .015 .020 -.151 -.035 -.038 -.030 -.052 -.089 -.178 .022
p3 .013 .023 .642 -.024 -.035 -.160 -.086 .001 -.069 -.032 -.133 -.060 -.011 .022
p4 .004 .005 -.024 .603 -.195 -.030 -.039 -.078 .009 -.095 .079 -.004 -.058 -.085
p5 -.056 .015 -.035 -.195 .595 -.053 -.037 -.053 -.054 -.038 .056 -.085 .013 -.031
p6 .045 .020 -.160 -.030 -.053 .586 -.083 -.083 -.200 .041 -.175 .049 .012 .038
p7 -.076 -.151 -.086 -.039 -.037 -.083 .557 -.006 .023 -.022 .064 -.079 .014 -.118
p8 -.090 -.035 .001 -.078 -.053 -.083 -.006 .641 .010 -.039 .014 -.113 -.067 -.010
p9 -.114 -.038 -.069 .009 -.054 -.200 .023 .010 .725 -.020 .002 .015 .002 -.008
p10 -.085 -.030 -.032 -.095 -.038 .041 -.022 -.039 -.020 .666 -.146 -.024 -.066 -.024
p11 -.039 -.052 -.133 .079 .056 -.175 .064 .014 .002 -.146 .678 -.025 .000 -.112
p12 -.042 -.089 -.060 -.004 -.085 .049 -.079 -.113 .015 -.024 -.025 .595 -.056 -.062
85
p13 -.037 -.178 -.011 -.058 .013 .012 .014 -.067 .002 -.066 .000 -.056 .647 -.097
p14 -.082 .022 .022 -.085 -.031 .038 -.118 -.010 -.008 -.024 -.112 -.062 -.097 .638
Anti-image
Correlation
p1 .927a -.067 .021 .007 -.091 .075 -.129 -.143 -.170 -.132 -.061 -.069 -.058 -.130
p2 -.067 .887a .036 .008 .025 .033 -.258 -.056 -.056 -.047 -.081 -.147 -.282 .035
p3 .021 .036 .892a -.039 -.056 -.261 -.144 .001 -.102 -.048 -.202 -.097 -.018 .034
p4 .007 .008 -.039 .886a -.326 -.050 -.068 -.126 .014 -.151 .124 -.007 -.093 -.136
p5 -.091 .025 -.056 -.326 .901a -.090 -.065 -.086 -.083 -.060 .088 -.143 .021 -.050
p6 .075 .033 -.261 -.050 -.090 .792a -.144 -.135 -.306 .065 -.277 .083 .020 .062
p7 -.129 -.258 -.144 -.068 -.065 -.144 .902a -.010 .037 -.036 .104 -.138 .024 -.198
p8 -.143 -.056 .001 -.126 -.086 -.135 -.010 .934a .015 -.060 .021 -.182 -.104 -.016
p9 -.170 -.056 -.102 .014 -.083 -.306 .037 .015 .865a -.029 .002 .022 .003 -.012
p10 -.132 -.047 -.048 -.151 -.060 .065 -.036 -.060 -.029 .926a -.217 -.039 -.100 -.037
p11 -.061 -.081 -.202 .124 .088 -.277 .104 .021 .002 -.217 .793a -.039 .000 -.170
p12 -.069 -.147 -.097 -.007 -.143 .083 -.138 -.182 .022 -.039 -.039 .928a -.091 -.101
p13 -.058 -.282 -.018 -.093 .021 .020 .024 -.104 .003 -.100 .000 -.091 .909a -.151
p14 -.130 .035 .034 -.136 -.050 .062 -.198 -.016 -.012 -.037 -.170 -.101 -.151 .913a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Jika dilihat dari hasil analisis di atas maka variabel yang dinyatakan valid adalah
yakni mempunyai MSA > 0.5, yaitu sebagai berikut:
• p1 = 0.927 valid
• p2 = 0.887 valid
• p3 = 0.892 valid
• p4 = 0.886 valid
• p5 = 0.901 valid
• p6 = 0.792 valid
• p7 = 0.902 valid
86
• p8 = 0.934 valid
• p9 = 0.865 valid
• p10 = 0.926 valid
• p11 = 0.793 valid
• p12 = 0.928 valid
• p13 = 0.909 valid
• p14 = 0.913 valid
Tabel 4.17 Communalities
Communalities
Initial Extraction
p1 1.000 .462
p2 1.000 .555
p3 1.000 .570
p4 1.000 .647
p5 1.000 .686
p6 1.000 .706
p7 1.000 .501
p8 1.000 .465
p9 1.000 .488
p10 1.000 .423
p11 1.000 .690
p12 1.000 .521
p13 1.000 .539
p14 1.000 .460
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Tabel 4.18 Total Variance Explained
87
Total Variance Explained
Compone
nt
Initial Eigen Values
Extraction Sums of Squared
Loadings
Rotation Sums of Squared
Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 5.244 37.459 37.459 5.244 37.459 37.459 3.478 24.841 24.841
2 1.455 10.392 47.851 1.455 10.392 47.851 2.313 16.519 41.360
3 1.013 7.234 55.086 1.013 7.234 55.086 1.922 13.726 55.086
4 .803 5.734 60.820
5 .751 5.362 66.181
6 .694 4.961 71.142
7 .652 4.659 75.801
8 .619 4.423 80.224
9 .550 3.927 84.151
10 .524 3.746 87.897
11 .494 3.526 91.423
12 .434 3.099 94.522
13 .411 2.933 97.455
14 .356 2.545 100.000
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Berdasarkan hasil data diatas, maka dapat dilihat bahwa ternyata ada 3 faktor
atau komponen yang eigen value-nya lebih dari satu, yaitu faktor 1, 2, dan 3 masing-
masing dengan eigen value 5.244; 1.455; 1.013; maka persentasenya, masing-masing
sebesar (5.244/14)100% = 37.459%; (1.455/14)100% = 10.392% dan
(1.013/14)100% = 7.234% (dilihat pada berikutnya / Extraction Sums of Squared
Loadings).
88
Tabel 4.19 Component Matrix
Component Matrixa
Component
1 2 3
p1 .662 -.135 .070
p2 .622 -.224 .343
p3 .571 .493 -.018
p4 .627 -.209 -.458
p5 .648 -.086 -.509
p6 .520 .646 -.136
p7 .702 -.095 -.005
P8 .654 -.136 -.138
p9 .483 .474 -.172
p10 .628 -.055 .162
p11 .469 .485 .484
p12 .679 -.236 .062
p13 .612 -.299 .275
p14 .638 -.197 .119
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
a. 3 components extracted.
Dari hasil data diatas, komponen/faktor 1 berkorelasi dengan variabel p1, p2, p3,
p4, p5, p6, p7, p8, p10, p12, p13, dan p14. untuk komponen/faktor 2 berkorelasi
dengan variabel p6. Dan untuk komponen/faktor 3 tidak berkorelasi dengan variabel.
Namun, yang harus diketahui yakni koefisien korelasi yang diwakili factor loading kalau
nilainya di atas 0,30 dianggap cukup kuat. Seperti halnya komponen/faktor 1 yang
berkorelasi dengan banyak variabel, begitu juga dengan faktor 2 dan faktor 3.
Tabel 4.20 Rotated Component Matrix
89
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3
p1 .589 .197 .275
p2 .737 .101 .044
p3 .218 .705 .157
p4 .320 .112 .729
p5 .259 .230 .752
p6 .056 .815 .197
p7 .564 .251 .347
P8 .476 .191 .449
p9 .080 .646 .254
p10 .578 .251 .162
p11 .404 .653 -.317
p12 .639 .116 .314
p13 .724 .029 .117
p14 .622 .131 .237
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
a. Rotation converged in 5 iterations.
Dan dari hasil data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 3 komponen
yang terbentuk, yaitu:
• p1 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p2 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p3 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
• p4 terbentuk ke dalam faktor/komponen 3
• p5 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
90
• p6 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
• p7 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p8 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p9 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
• p10 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p11 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
• p12 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p13 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p14 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
Tabel 4.21 Component Transformation Matrix
Component Transformation Matrix
Component 1 2 3
1 .752 .476 .457
2 -.410 .880 -.242
3 .517 .006 -.856
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
91
• Pandangan Terhadap Persaingan
Tabel 4.22 Correlation Matrix
Correlation Matrix
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10
Correlation p1 1.000 .169 .760 .278 .258 .464 .223 .496 .264 .148
p2 .169 1.000 .205 .669 .400 .277 .542 .209 .422 .497
p3 .760 .205 1.000 .342 .334 .565 .271 .573 .339 .182
p4 .278 .669 .342 1.000 .398 .254 .596 .250 .458 .604
P5 .258 .400 .334 .398 1.000 .332 .409 .333 .666 .408
P6 .464 .277 .565 .254 .332 1.000 .302 .596 .298 .254
p7 .223 .542 .271 .596 .409 .302 1.000 .247 .373 .558
p8 .496 .209 .573 .250 .333 .596 .247 1.000 .325 .199
p9 .264 .422 .339 .458 .666 .298 .373 .325 1.000 .350
p10 .148 .497 .182 .604 .408 .254 .558 .199 .350 1.000Sumber : (Data pengolahan dengan SPSS 16.0 for windows)
Berdasarkan data di atas, dapat diperoleh bahwa antara p1, p2, p3, p4, p5, p6,
p7, p8, p9, p10 saling berkorelasi, jadi analisis faktor bisa menjadi tepat. Dan analisis
dapat dilanjutkan.
Tabel 4.23 KMO and Bartlett's Test
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .829
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 1164.921
df 45
Sig. .000 Sumber : (Data pengolahan dengan SPSS 16.0 for windows)
92
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.19 di atas angka KMO Measure of
Sampling Adequancy adalah 0.829 dengan signifikansi sebesar 0.000. Angka
0.829 berada di atas 0.5 dan signifikansi 0.00 lebih kecil dari 0.05 sehingga
variabel dan data di atas dapat di analisis lebih lanjut. Tabel 4.24 Anti-Image Matrices
Anti-image Matrices
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10
Anti-image
Covariance
p1 .417 .003 -.231 -.010 .007 -.011 -.004 -.046 .003 .006
p2 .003 .490 .042 -.191 -.034 -.068 -.089 .008 -.042 -.024
p3 -.231 .042 .331 -.061 -.024 -.103 -.006 -.079 -.021 .038
p4 -.010 -.191 -.061 .385 .034 .060 -.100 .003 -.069 -.151
P5 .007 -.034 -.024 .034 .496 -.022 -.052 -.030 -.269 -.083
P6 -.011 -.068 -.103 .060 -.022 .538 -.040 -.200 .005 -.049
p7 -.004 -.089 -.006 -.100 -.052 -.040 .539 -.003 .005 -.135
p8 -.046 .008 -.079 .003 -.030 -.200 -.003 .546 -.035 -.003
p9 .003 -.042 -.021 -.069 -.269 .005 .005 -.035 .500 .021
p10 .006 -.024 .038 -.151 -.083 -.049 -.135 -.003 .021 .544
Anti-image
Correlation
p1 .772a .006 -.622 -.026 .014 -.024 -.008 -.097 .007 .012
p2 .006 .851a .104 -.439 -.069 -.132 -.172 .015 -.086 -.046
p3 -.622 .104 .762a -.171 -.058 -.244 -.013 -.185 -.051 .090
p4 -.026 -.439 -.171 .812a .078 .131 -.220 .007 -.158 -.331
P5 .014 -.069 -.058 .078 .812a -.043 -.100 -.057 -.539 -.160
P6 -.024 -.132 -.244 .131 -.043 .849a -.074 -.369 .009 -.090
p7 -.008 -.172 -.013 -.220 -.100 -.074 .908a -.006 .010 -.249
p8 -.097 .015 -.185 .007 -.057 -.369 -.006 .878a -.068 -.005
p9 .007 -.086 -.051 -.158 -.539 .009 .010 -.068 .816a .040
p10 .012 -.046 .090 -.331 -.160 -.090 -.249 -.005 .040 .863a
a. Measures of Sampling
Adequacy(MSA)
93
Jika dilihat dari hasil analisis di atas maka variabel yang dinyatakan valid adalah
yakni mempunyai MSA > 0.5, yaitu sebagai berikut:
• p1 = 0.772 valid
• p2 = 0.851 valid
• p3 = 0.762 valid
• p4 = 0.812 valid
• p5 = 0.812 valid
• p6 = 0.849 valid
• p7 = 0.908 valid
• p8 = 0.878 valid
• p9 = 0.816 valid
• p10 = 0.863 valid
Tabel 4.25 Communalities
Communalities
Initial Extraction
p1 1.000 .691
p2 1.000 .644
p3 1.000 .785
p4 1.000 .702
P5 1.000 .492
P6 1.000 .598
p7 1.000 .607
p8 1.000 .636
p9 1.000 .486
p10 1.000 .609
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
94
Tabel 4.26 Total Variance Explained
Total Variance Explained
Compone
nt
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared
Loadings
Rotation Sums of Squared
Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 4.432 44.320 44.320 4.432 44.320 44.320 3.387 33.874 33.874
2 1.818 18.180 62.500 1.818 18.180 62.500 2.863 28.627 62.500
3 .908 9.075 71.575
4 .658 6.583 78.158
5 .524 5.240 83.398
6 .439 4.388 87.786
7 .406 4.062 91.849
8 .331 3.315 95.164
9 .272 2.717 97.881
10 .212 2.119 100.000
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Berdasarkan hasil data diatas, maka dapat dilihat bahwa ternyata ada 2 faktor
atau komponen yang eigen value-nya lebih dari satu, yaitu faktor 1, dan 2 masing-
masing dengan eigen value 4.432; 1.818; maka persentasenya, masing-masing
sebesar (4.432/10)100% = 44.320%; dan (1.818/10)100% = 18.180% (dilihat pada
berikutnya / Extraction Sums of Squared Loadings).
95
Tabel 4.27 Component Matrix
Component Matrixa
Component
1 2
p1 .596 .579
p2 .669 -.443
p3 .678 .570
p4 .742 -.390
P5 .687 -.139
P6 .643 .429
p7 .688 -.366
p8 .624 .497
p9 .682 -.143
p10 .636 -.452
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
a. 2 components extracted.
Dari hasil data diatas, komponen/faktor 1 berkorelasi dengan variabel p1, p2, p3,
p4, p5, p6, p7, p8, p9, dan p10. dan untuk komponen/faktor 2 berkorelasi dengan
variabel p1, p3. Namun, yang harus diketahui yakni koefisien korelasi yang diwakili
factor loading kalau nilainya di atas 0,30 dianggap cukup kuat. Seperti halnya
komponen/faktor 1 yang berkorelasi dengan banyak variabel, begitu juga dengan
faktor 2.
Tabel 4.28 Rotated Component Matrix
96
Rotated Component Matrixa
Component
1 2
p1 .096 .826
p2 .799 .079
p3 .165 .871
p4 .821 .167
P5 .621 .327
P6 .227 .739
p7 .764 .151
p8 .169 .779
p9 .619 .321
p10 .778 .052
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3
iterations.
Dan dari hasil data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hanya ada 2
komponen yang terbentuk, yaitu:
• p1 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
• p2 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p3 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
• p4 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p5 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p6 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
• p7 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
97
• p8 terbentuk ke dalam faktor/komponen 2
• p9 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
• p10 terbentuk ke dalam faktor/komponen 1
Tabel 4.29 Component Transformation Matrix
Component Transformation Matrix
Component 1 2
1 .775 .632
2 -.632 .775
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser
Normalization.
Berdasarkan Uji Reduksi (dilakukan sebanyak tiga kali) terhadap setiap atribut dari
masing-masing variabel hingga menghasilkan nilai yang optimal, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dari 30 atribut pernyataan ternyata semuanya adalah mewakili
variabel yang diteliti dengan komposisi sebagai berikut: Variabel Pertama = 6 butir
pernyataan, Variabel Kedua = 14 butir pernyataan, dan Variabel Ketiga = 10 butir
pernyataan.
Selanjutnya, akan dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan
deskriptif analisis untuk memperoleh bagaimana respon dari konsumen terhadap masing-
masing variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk memberikan masukan bagi pihak
manajemen dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif produk.
4.5 Analisis Deskriptif / Implikasi Hasil Penelitian
98
Dari uraian hasil analisis penelitian diatas yang dilakukan dengan analisis faktor
yang diambil dari sudut pandang konsumen yakni dengan bantuan software SPSS versi
16.0, maka dapat diperoleh hasil penelitian sebagai berikut :
1. Nilai MSA (Measures of Sampling Advantage) pada variabel penciptaan pasar
baru adalah 0.753 yaitu lebih besar dari 0.50; Hal ini berarti (0.753 > 0.50),
maka analisis faktor memang tepat untuk menganalisis data dalam bentuk
matriks korelasi. Dan disamping itu Bartlett’s Test of Sphericity dengan Chi-
Square 798.737 (df=15) dan nilai sig = 0.000 < 0.05. Hal ini berarti bahwa
variabel tidak saling berkorelasi (bahwa populasi matriks korelasi berupa identity
matrix dengan nilai 1 pada diagonal dan nol diluar diagonal) ditolak, berarti
p1(pelaksanaan promosi), p2(saluran distribusi baru), p3(pengetahuan
konsumen), p4(lokasi strategis), p5(perluasan pada ruang pasar),
p6(pelaksanaan pasar baru) tersebut memang berkorelasi dengan variabel
penciptaan pasar baru pada perusahaan.
Dan pada variabel penciptaan pasar baru, nilai loading yang tinggi yaitu 3.376 >
1.000. Hal ini berarti variabel-variabel tersebut dapat mengilhami atau
memberikan inspirasi / pendapat yang tepat bahwa adanya korelasi pada faktor
yang bersangkutan.
2. Nilai MSA (Measures of Sampling Advantage) pada variabel penciptaan nilai baru
pada produk adalah 0.894 yaitu lebih besar dari 0.50; Hal ini berarti (0.894 >
0.50), maka analisis faktor memang tepat untuk menganalisis data dalam bentuk
matriks korelasi. Dan disamping itu Bartlett’s Test of Sphericity dengan Chi-
Square 1081.037 (df=91) dan nilai sig = 0.000 < 0.05. Hal ini berarti bahwa
variabel tidak saling berkorelasi (bahwa populasi matriks korelasi berupa identity
matrix dengan nilai 1 pada diagonal dan nol diluar diagonal) ditolak, berarti
99
p1(diferensiasi produk), p2(produk yang telah menyebar luas), p3(produk yang
diminati konsumen), p4(produk bermanfaat), p5(produk yang bervariasi),
p6(inovasi pada produk), p7(hambatan pada penciptaan produk), p8(adanya
nilai baru pada produk), p9(perpaduan inovasi dengan utilitas dan harga
produk), p10(inovasi melalui faktor teknologi), p11(brand image produk),
p12(produk yang unggul), p13(tingkat kualitas pada produk), p14(kualitas pada
produk) tersebut memang berkorelasi dengan variabel penciptaan nilai baru
produk pada perusahaan.
Dan pada variabel penciptaan nilai baru pada produk, nilai loading yang tinggi
yaitu 5.244 > 1.000, 1.455 > 1.000, dan 1.013 > 1.000. Hal ini berarti variabel-
variabel tersebut dapat mengilhami atau memberikan inspirasi / pendapat yang
tepat bahwa adanya korelasi pada faktor yang bersangkutan.
3. Nilai MSA (Measures of Sampling Advantage) pada variabel pandangan terhadap
persaingan adalah 0.829 yaitu lebih besar dari 0.50; Hal ini berarti (0.829 >
0.50), maka analisis faktor memang tepat untuk menganalisis data dalam bentuk
matriks korelasi. Dan disamping itu Bartlett’s Test of Sphericity dengan Chi-
Square 1164.921 (df=45) dan nilai sig = 0.000 < 0.05. Hal ini berarti bahwa
variabel tidak saling berkorelasi (bahwa populasi matriks korelasi berupa identity
matrix dengan nilai 1 pada diagonal dan nol diluar diagonal) ditolak, berarti
p1(loyalitas konsumen), p2(pengenalan produk kepada konsumen), p3(kepuasan
akan konsumen), p4(pemahaman akan kebutuhan konsumen), p5(tidak terdapat
efek samping bagi konsumen), p6(produk bermanfaat bagi konsumen), p7(harga
terjangkau), p8(good service), p9(tanggapan terhadap konsumen),
p10(penawaran menarik untuk konsumen) tersebut memang berkorelasi dengan
variabel pandangan terhadap persaingan pada perusahaan.
100
Dan pada variabel penciptaan pasar baru, nilai loading yang tinggi yaitu 4.432 >
1.000, 1.818 > 1.000. Hal ini berarti variabel-variabel tersebut dapat mengilhami
atau memberikan inspirasi / pendapat yang tepat bahwa adanya korelasi pada
faktor yang bersangkutan.