Upload
hoangkiet
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
59
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Define Phase
4.1.1 Pareto Diagram
Penentuan masalah didasarkan atas data market claim yang diperoleh
selama periode bulan Juni 2006-Juni 2007. Kemudian data tersebut disajikan
menggunakan diagram pareto (gambar 4.1). Dari diagram pareto tersebut tampak
bahwa masalah terbesar atau dominan terjadi dalam kurun waktu Juni 2006-Juni
2007 pada area Produksi 1.2.A adalah kasus cover handle rear tipe KVL
pecah/retak pada area lubang screw center.
Jumlah kasus cover handle rear tipe KVL pecah/retak sebanyak 12 pcs atau
menyumbang 44,44 % dari keseluruhan 5 besar kasus market claim di Produksi
1.2.A. Sehingga kasus tersebut perlu mendapat perhatian dan prioritas utama
dalam penanganan masalah.
60
Gambar 4. 1 Diagram Pareto 5 Besar Kasus Market Claim Produksi 1.2.A Periode Juni 2006 – Juni 2007
4.1.2 Matrix Correlation Diagram
Matrix correlation diagram digunakan untuk mencari korelasi atau
hubungan antara aspek yang menjadi poin kritis terhadap kualitas (CTQ) bagi
konsumen, seperti hubungan antara jenis kasus market claim yang diterima oleh
perusahaan, dengan proses internal di PT. Astra Honda Motor Departemen
Produksi 1.2.A yang menjadi tempat sumber masalah. Dimana Departemen
Produksi 1.2.A meliputi proses : plastic injection, packing, material handling,
painting plastic, stripping, gensub assy, unit assy, shipping.
12
64
32
44.44
66.67
81.48
92.59100.00
0
5
10
15
20
25
CoverHandle Rear
Pecah
Stripe tidakterpasang
FrontFenderBintik
Cover FrontTop Bintik
Cover FrontTop Pecah
Qty
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
%
Cover Handle Rear (KVL) Crack is the Biggest Market Claim In Jun'06-Jun'07 for Prod 1.2.A
61
Gambar 4. 2Matrix Correlation Diagram
Pemberian nilai pada matrix correlation diagram (gambar 4.2) diperoleh
melalui hasil brainstorming/diskusi diantara anggota tim proyek. Kriteria
pemberian nilainya adalah :
1. Nilai 9, jika hubungannya/korelasinya kuat.
2. Nilai 3, jika hubungan/korelasinya sedang.
3. Nilai 1, jika hubungan/korelasinya lemah.
Pada matrix correlation diagram, tampak bahwa kasus cover handle rear
dan cover front top pecah memiliki bobot/porsi terbesar dibandingkan dengan
kasus lainnya, sedangkan internal proses yang memiliki bobot terbesar adalah
proses plastic injection, painting plastic dan unit assy. Namun jika melihat
korelasinya terhadap cover handle rear pecah (digram pareto), maka proses
62
Plastic Injection memiliki korelasi yang paling kuat terhadap terjadinya pecah
pada cover handle rear. Karena cover handle rear merupakan komponen plastik
yang tidak mengalami proses lanjut berupa pelapisan cat (painting) dan cover
handle rear juga tidak langsung assembling di seksi Assy Unit namun terlebih
dahulu assembling di seksi Gensub.
4.1.3 Problem Statement
Berdasarkan pareto diagram dan matrix correlation diagram yang telah
dibahas sebelumnya, maka ditetapkan bahwa masalah yang dipilih dan diangkat
untuk menjadi obyek pemecahan masalah adalah “improvement cover handle rear
tipe KVL crack di area Plastik Injeksi”.
4.1.4 Team Charter
Setelah masalah didefinisikan dan diangkat untuk menjadi proyek
improvement, maka perlu dibentuk tim untuk menjalankan proyek tersebut. Tim
yang terbentuk, seperti yang terlihat pada gambar 4.3, terdiri atas individu dari
perwakilan beberapa bagian terkait. Masing-masing anggota memiliki kompetensi
khusus sesuai dengan bagiannya. Sehingga diharapkan akan tercipta kolaborasi
dan cross function antar bagian dalam upaya memecahkan masalah. Disamping itu
dalam struktur tersebut terbagi atas personil-personil yang memiliki fungsi
berbeda sesuai peran dan tanggung jawabnya.
63
Gambar 4. 3 Team Charter Proyek Six Sigma
4.1.5 Project Timeline
Setelah terbentuk tim untuk melaksanakan poyek improvement cover handle
rear tipe KVL, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan jadwal rencana
aktivitas perbaikan (gambar 4.4). Hal ini dimaksudkan agar pelaksaanaan proyek
dapat berlangsung secara tertib dan tepat waktu sesuai dengan batasan waktu yang
telah ditetapkan.
Gambar 4. 4 Jadwal Rencana Aktivitas Perbaikan
64
4.1.6 Process Mapping
Pemetaan proses (process mapping) dilakukan untuk mengetahui alur proses
secara keseluruhan. Pemetaan secara detil akan memudahkan menganalisa sebuah
proses. Tujuan dilakukan pemetaan proses cover handle rear adalah untuk
mengetahui di proses apa saja yang dapat berpotensi terhadap timbulnya
keretakan atau pecah pada komponen plastik cover handle rear.
Pada gambar 4.5 pemetaan proses dilakukan dengan menggunakan SIPOC
diagram yang terdiri atas supplier, input, process, output, customer (next process).
Gambar 4. 5 Process Mapping Cover Handle Rear Tipe KVL
65
Keterangan :
1. Supplier
Bagian yang men-supply kebutuhan bahan baku bijih plastik. Dalam
hal ini bagian yang bertanggung jawab terhadap penyediaan bahan baku
bijih plastik adalah seksi warehouse.
2. Input
Bahan baku yang akan diproses berupa bijih plastik. Jenis bijih
plastik yang diproses adalah ABS compound, yang merupakan paduan
antara ABS natural dengan masterbatch black.
3. Process
Melalui proses plastik injeksi, ABS compound akan diubah menjadi
komponen plastik cover handle rear menggunakan mesin plastic injeksi,
dengan melalui tahapan proses :
a. Material preparation, yaitu proses penyiapan material (ABS
compound) yang akan diproduksi. Material yang telah disiapkan
ditempatkan pada suatu wadah (bin).
b. Material loading, yaitu proses pemasukan material ke dalam hopper
yang merupakan tempat penampungan bijih plastik di dalam mesin
plastik injeksi.
c. Drying, yaitu proses pemanasan awal material ABS compound pada
temperature 80±10°C selama 3 jam di dalam hopper. Pemanasan ini
bertujuan untuk menghilangkan kadar air pada material ABS
compound, karena sifat material ABS bersifat higroskopis yaitu
66
memiliki kemampuan untuk menyerap uap air. Jika pemanasan awal
tidak dilakukan maka hasil produk injeksi akan mengalami cacat silver
streak.
d. Injection, yaitu proses injeksi material plastik kedalam mould
(cetakan).
e. Unloading, yaitu proses pengambilan produk hasil injeksi.
f. Visual check, yaitu proses pengecekan produk plastik hasil injeksi
secara visual sesuai point pengecekan (standar kualitas). Pengecekan
terhadap produk dilakukan secara 100% atau keseluruhan produk yang
dihasilkan.
g. Finishing dan marking. Finishing merupakan proses menghilangkan
bagian produk yang tidak diperlukan seperti gate dan perapihan pada
area tepi produk (parting line) terhadap flash. Selesai finishing, proses
selanjutnya adalah pemberian marking yaitu dengan memberikan tanda
dengan pensil warna (dermatograph) berupa tanggal produksi.
Ketentuan warna pensil adalah, merah untuk shift 1, warna putih untuk
shift 2, dan warna kuning untuk shift 3.
h. Labelling, yaitu proses pemasangan label/sticker pada cover handle
rear.
i. Packing, yaitu proses pengemasan cover handle rear kedalam box
yang telah ditentukan.
67
4. Output
Hasil proses plastik injeksi adalah berupa komponen plastik cover
handle rear tipe KVL.
5. Customer
Cover handle rear yang sudah OK, selanjutnya akan dikirim ke
konsumen/proses selanjutnya yaitu seksi Gensub Assy untuk dilakukan
proses assembling.
4.1.7 Part Identification
Cover handle rear merupakan komponen plastik yang berfungsi sebagai
penutup (cover) bagian belakang steering handle unit. Pada steering handle unit,
cover handle rear di-assembling bersama-sama dengan cover handle front
(gambar 4.6) .
Gambar 4. 6 Posisi Pemasangan Cover Handle Rear Pada Steering Handle Unit
Cover Handle Front Cover Handle Rear Steering Handle
68
Untuk keperluan mampu telusur (traceability) jika terjadi masalah di waktu
mendatang, maka setiap komponen harus memiliki identitas berupa sejumlah
keterangan atau informasi mengenai komponen yang di produksi, termasuk salah
satunya adalah komponen plastik cover handle rear tipe KVL.
Identifikasi komponen cover handle rear tipe KVL dapat dilihat pada
bagian belakang/balik komponen, dimana keterangan atau informasi yang
diberikan meliputi:
1. Nama komponen plastik.
2. Tipe/model komponen plastik.
3. Nomor mould.
4. Nama perusahaan yang memproduksi komponen plastik.
5. Jenis material plastik yang digunakan.
6. Informasi bulan dan tahun produksi komponen plastik.
Pada gambar 4.7 tampak bahwa komponen plastik tersebut memliki
sejumlah keterangan atau informasi, diantaranya :
1. Nama komponen plastik tersebut adalah cover handle rear.
2. Tipenya adalah KPHZ yang juga digunakan untuk tipe KVL (common
part).
3. Nomor mould #1. Hal tersebut menunjukkan bahwa mould tersebut
digunakan untuk produksi di AHM1.
4. Pemilik mould atau yang memproduksi komponen plastik tersebut adalah
PT Astra Honda Motor.
5. Material yang digunakan adalah ABS (Acronitryl Butadiene Styrene).
69
6. Untuk lot produksi atau bulan produksi komponen plastik tersebut sesuai
dengan tanda titik terakhir yang tertera pada kotak-kotak didalamnya.
Gambar 4. 7 Identifikasi Komponen Cover Handle Rear
4.2 Measure Phase
4.2.1 Sigma Level
Data yang digunakan dalam perhitungan merupakan data diskrit, karena data
yang diperoleh merupakan data jumlah market claim. (tabel 4.1). Sehingga
pengukuran untuk mengetahui kemampuan proses (performance) cover handle
rear adalah melalui sigma quality level.
70
Tabel 4. 1Data Market Claim Cover Handle Rear Bulan Juni 2006-Juni 2007
Disamping itu pengukuran sigma quality level juga dapat digunakan untuk
melakukan pembandingan (benchmark) terhadap proses terbaik (world classs) dan
juga sebagai data terukur untuk menetapkan target perbaikan. Dengan adanya
ukuran / metrik yang telah diketahui, maka kita akan dapat melihat besarnya
progress yang dicapai setelah dilakukan improvement dan hasilnya apakah telah
sesuai dengan target atau tidak.
Pengukuran sigma quality level dapat dilakukan melalui hasil konversi dari
jumlah cacat dalam satuan DPMO mengunakan tabel konversi (lampiran 2).
Dengan jumlah market claim sebesar 12 pcs selama bulan Juni 2006-Juni 2007,
DPMO = 12 X 1.000.000 262796
= 45,66 ppm
MARKET CLAIM COV. HANDLE RR, KVLCRACK
Produksi Bulan Masuk Claim
Qty Jumlah Lot Produksi
Tahun Bulan
2005 6 Jun-06 1 40848
2005 12 Feb-07 1 8459
2006 1 Nov-'06 1 17365
2006 4 Nov-'06 1 19026
2006 4 Mar-07 2 19026
2006 5 Feb-07 1 14082
2006 5 Mar-07 1 14082
2006 8 Mar-07 1 44295
2006 9 Feb-07 1 39043
2006 10 Mei-07 1 25588
2007 1 Apr-07 1 20982
TOTAL 12 262796
Sigma Level = 5,41σ
71
maka DPMO (Defect Per Million Opportunity) adalah sebesar 45,66 ppm.
Sehingga jika 45,66 ppm dikonversikan menjadi sigma qulity level menggunakan
tabel hasilnya adalah 5,41σ.
Jika dilakukan benchmarking dapat diketahui bahwa kemampuan proses
cover handle rear yang dicapai berdasarkan sigma quality level adalah menempati
kualitas perusahaan dengan level operational excellences (gambar 4.8).
Gambar 4. 8 Penetapan Target Proyek
Dengan melihat kemampuan perusahaan tersebut yang berada pada level
operational excellence, maka target perbaikan yang akan dicapai adalah dengan
mengurangi tingkat cacat (jumlah market claim) sebesar 50% atau meningkatkan
sigma quality level menjadi 5,58σ. Dimana besarnya target tersebut juga
merupakan target dari bagian top management.
World Class Company
Operational Excellences
Good Company
Average Company
Poor Company
Dead Company
72
4.3 Analyze Phase
4.3.1 Fishbone Diagram
Analisa faktor-faktor yang menjadi akar penyebab masalah keretakan atau
pecah pada cover handle rear dapat menggunakan fishbone diagram. Pembuatan
fishbone diagram dilakukan dengan memasukkan semua faktor yang mungkin
menjadi penyebab masalah dengan cara brainstorming dan diskusi dari para
anggota proyek. Hasil brainstorming adalah seperti yang tampak pada gambar 4.9.
Faktor penyebab dalam fishbone diagram secara umum digolongkan atas faktor
manusia (man), metode (method), mesin (machine), dan bahan baku (material).
Gambar 4. 9 Fish Bone Diagram Cover Handle Rear Pecah
Dari faktor manusia, penyebabnya dapat berasal dari operator kurang
terampil. Kemudian penyebab dari operator kurang terampil diantaranya adalah
MethodMan
Machine Material
Cover Handle Rear Crack
Setting assy part NG
Operator Kurang terampil
Operator baru/ pergantian
Terdapat weldline pada
CHR
Dimensi Steering Pipe NG
Dimensi Stay Rear NG
Tipe & Jenis Tdk Standar
Operator kurang terampil
Operator kurang pelatihan
Pengencangan terlalu lama
Dimensi Stay A&B NG
Tekanan Angin Impact Over
Posisi lubang steering
i
Variasi kondisi mesin
Setting mesin tidak optimal
Disain part/mould
Operator baru/ pergantian operator
Torsi Impact Over
73
karena operator baru bekerja atau terjadi pergantian operator (rolling) dan
operator kurang mendapat pelatihan.
Dari faktor metode kerja, penyebabnya dapat berasal dari setting cover
handle rear dengan steering pipe yang tidak tepat pada saat proses assembling.
Kemudian setting assy. tidak tepat disebabkan oleh posisi lubang steering pipe
tidak tepat atau tidak satu sumbu (center) dan operator yang kurang terampil.
Kemudian penyebab operator kurang terampil adalah karena operator baru bekerja
atau terjadi pergantian operator (rolling).
Dari faktor mesin, penyebabnya dapat berasal dari impact yang digunakan
untuk proses assembing torsi yang bekerja over. Kemudian peyebab torsi impact
over adalah karena jenis dan tipe impact tidak sesuai dengan peruntukannya,
pengaturan tekanan angin impact over, dan waktu pengencangan yang terlalu
lama.
Dari faktor material, penyebabnya dapat berasal dari dimensi steering pipe
NG (not good) dan terdapat cacat weldline lubang screw center cover handle rear.
Kemudian penyebab steering pipe NG adalah karena stay (penopang) A- B dan
stay rear yang kontak dengan cover handle rear dimensinya NG. Kemudian cacat
weldline pada cover handle rear adalah karena disain komponen atau mould dan
setting parameter mesin plastik injeksi tidak optimal. Kemudian penyebab dari
setting parameter mesin tidak optimal adalah karena variasi kondisi mesin.
Dari beberapa hasil verifikasi terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya
pecah atau keretakan pada cover handle rear diantaranya adalah :
74
1. Faktor penggunaan impact yang over torsi tidak significant. Hal tersebut
dibuktikan dengan capability process torsi impact sebesar 0,7 dan
penyebaran datanya yang justu kearah standar minimum (gambar 4.10).
6056524844
LSL USLProcess Data
Sample N 25StDev (Within) 3.58304StDev (O v erall) 4.2279
LSL 45Target *USL 60Sample Mean 50.56
Potential (Within) C apability
O v erall C apability
Pp 0.59PPL 0.44PPU 0.74Ppk 0.44C pm
C p
*
0.70C PL 0.52C PU 0.88C pk 0.52
O bserv ed PerformancePPM < LSL 80000.00PPM > USL 0.00PPM Total 80000.00
Exp. Within PerformancePPM < LSL 60360.32PPM > USL 4211.38PPM Total 64571.70
Exp. O v erall PerformancePPM < LSL 94242.38PPM > USL 12781.43PPM Total 107023.81
WithinOverall
Capability Process of Torque Screw M5
Gambar 4. 10 Capability Process Torsi Impact Pada Proses Assy Screw M5.
2. Faktor stay rear dan stay A-B pada steering pipe tidak ada, karena dari
hasil verifikasi terhadap steering pipe yang diassembling bersama-sama
dengan cover handle rear yang pecah menunjukan data ukur yang
standar/OK (Lampiran 3)
3. Faktor operator pun tidak significant, karena operator yang bekerja telah
diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum masuk ke proses produksi,
termasuk pengetahuan standar kualitas visual part hasil injeksi dan proses
assembling.
75
4. Begitu pula dengan setting assy part tidak signifikan, karena hal ini terkait
dengan operator produksi.
Sehingga penanganan masalah cover handle rear tipe KVL difokuskan
terhadap faktor penyebab utama berupa: ”disain Part/mould yang
memungkinkan terjadinya cacat weldline pada cover handle rear.”
4.4 Improve Phase
4.4.1 FMEA (Failure Mode Effect Analysis)
Pembuatan FMEA ditujukan untuk mengetahui besarnya potensi masalah
berdasarkan tingkat kepelikan masalah (severity), frekuensi terjadinya masalah
(occurance), dan tingkat kontrol yang ada (detection). Dengan menemukan
proses/faktor apa yang paling beresiko menimbulkan kegagalan, maka
penyelesaian masalah akan lebih terfokus dan terarah. Pemberian nilai severity,
Occurance, dan detection dilakukan berdasarkan tabel (lampiran 4).
Hasil analisa fisbone diagram menunjukkan bahwa penyebab utama
terjadinya pecah atau retak pada cover handle rear adalah adanya cacat weldline.
Untuk itu pembuatan FMEA ditujukan terhadap faktor cacat weldline (gambar
4.11).
76
Gambar 4. 11 FMEA Cacat Weldline Pada Cover Handle Rear
Seperti yang terlihat pada gambar 4.11, bahwa beberapa upaya perbaikan telah
dilakukan selama masa proyek pembuatan komponen cover handle rear tipe KVL
(KTM awal masspro) diantaranya :
1. Setting parameter mesin injeksi.
2. Dibuatkan airvent /overflow pada area yang diindikasikan terjadi weldline.
3. Penghalusan bagian core mould.
4. Penggunaan satu buah gate (gate atas ditutup).
5. Memperbesar gate bawah.
Namun seluruh upaya tersebut belum maksimal karena masih muncul market
claim berupa cover handle rear retak/pecah.
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya perbaikan lainnya atau improvement
terhadap komponen cover handle rear untuk meminimumkan resiko terjadinya
pecah yang diakibatkan oleh cacat weldline.
77
4.4.2 Alternative Solution
Perbaikan lain yang dapat dilakukan untuk menangulangi permasalahan
cacat weldline pada area lubang screw center, yaitu dengan membuat rib
(penguat) tambahan pada area yang sering timbul weldline (gambar 4.12), agar
area yang terindikasi weldline menjadi lebih kuat dan tahan terhadap keretakan
ataupun pecah. Karena dengan membuat ketebalan lebih, maka akan memperbesar
area yang terjadi good cohesion, yang merupakan ikatan antar partikel yang paling
kuat.
Gambar 4. 12 Modifikasi Rib Hole Center, Cover Handle Rear
4.4.3 Improvement Activity
Setelah rencana perbaikan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah
menetapkan jadwal rencana perbaikan, sebagaimana yang disajikan melalui
gambar 4.13.
78
Gambar 4. 13 Rencana Pelaksanaan Perbaikan Cover Handle Rear
Untuk pelaksanaan awal proyek, mould yang akan digunakan adalah mould
cover handle rear #4. Karena status mould tersebut sudah tidak digunakan
kembali atau statusnya sebagai back up terhadap mould cover handle rear yang
lain. Pada gambar 4.11 tampak hasil perbaikan yang telah dilakukan dan
perbandingannya dengan kondisi komponen sebelum perbaikan.
Gambar 4. 14 Perbandingan Cover Handle Rear Sebelum dan Sesudah Perbaikan
79
Setelah perbaikan dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
percobaan (trial) terhadap cover handle rear yang meliputi :
1. Pengukuran dimensi cover handle rear #4.
2. Matching part atau keterkaitan fungsi dengan komponen lainnya seperti
cover handle front, cover speedometer, Semua switch, dan
sebagainya.(lampiran.5)
3. Tes getar atau endurance terhadap pengaruh luar yang merusak (tes
HFST).
4.5 Control Phase
4.5.1 Monitoring and Evaluation
Setelah trial dilaksanakan dan hasilnya OK, maka cover handle rear yang
telah di improve dapat segera diproduksi massal. Pada masa awal produksi cover
handle rear yang telah di improve, harus dilakukan monitoring. Hal tersebut
bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari hasil perbaikan yang telah dilakukan
dan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh.
Pada gambar 4.15 disajikan histogram yang menggambarkan jumlah data
market claim yang masuk selama masa monitoring (setelah improvement), dimana
selama kurun waktu Desember 2007-Mei 2008 tidak timbul market claim atau
kasus serupa berulang, sehingga dapat dinyatakan bahwa perbaikan yang telah
dilakukan berhasil. Bahkan hasilnya pun melampaui target yang telah ditetapkan
semula.
80
Gambar 4. 15 Monitoring Market Claim Cover Handle Rear Setelah Perbaikan
4.5.2 Review QCDSM
Dengan melihat hasil perbaikan yang telah dilakukan, maka ada beberapa
keuntungan yang diperoleh dari aspek kualitas (quality), biaya (cost), moral
(morale).
Dari aspek kualitas keuntungan yang diperoleh adalah berupa peningkatan
kualitas dan performa komponen cover handle rear, yang ditandai dengan
menurunnya jumlah kasus market claim dari 45,66 ppm menjadi 0 ppm.
Dari aspek kualitas terjadi penghematan biaya, yang disebabkan oleh
komponen yang mengalami penggantian akibat claim dari konsumen, sebesar Rp.
790.236.
Dari segi moral adalah peningkatan kepuasan pelanggan terhadap unit motor
Honda secara umum dan komponen cover handle rear secara khusus, sehingga
citra perusahaan di mata konsumen akan dikenal baik.
81
Gambar 4. 16 QCDSM
4.5.3 Standardization
Jika hasil improvement yang dilakukan telah berhasil, maka perlu untuk
menstandarisasikan hasil improvement yang telah dilakukan, diantaranya adalah
dengan melakukan perubahan drawing, yang merupakan acuan dalam pembuatan
komponen/produk. Sehingga setiap komponen/produk yang dibuat sesuai dengan
drawing yang telah direvisi.
Perubahan drawing ditandai dengan tambahan keterangan “C1” pada akhir
tulisan drawing no pada bagian kepala gambar . Artinya drawing tersebut telah
mengalami sekali perubahan.
82
Gambar 4. 17 Perubahan Drawing