12
15 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari bahaya kecelakaan kerja. Kondisi-kondisi K3 yang tercipta. juga ditunjang oleh kesadaran dari setiap pekerja. Berikut ini merupakan gambaran dari hasil penelitian mengenai K3. 4.2 Kondisi/Statistik K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia, dapat digolongkan berada di tingkat ringan. Berdasarkan data kecelakaan pada tahun 2013, tercatat kecelakaan-kecelakaan kerja yang pernah terjadi PT.Coca-Cola Bottling Indonesia.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

15

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah

satu upaya perusahaan untuk menciptakan kondisi lingkungan kerja yang

aman dan sehat, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari bahaya

kecelakaan kerja. Kondisi-kondisi K3 yang tercipta. juga ditunjang oleh

kesadaran dari setiap pekerja. Berikut ini merupakan gambaran dari hasil

penelitian mengenai K3.

4.2 Kondisi/Statistik K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia

Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi di PT.Coca-Cola Bottling

Indonesia, dapat digolongkan berada di tingkat ringan. Berdasarkan data

kecelakaan pada tahun 2013, tercatat kecelakaan-kecelakaan kerja yang

pernah terjadi PT.Coca-Cola Bottling Indonesia.

Page 2: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

16

Formulir Pelaporan Investigasi Kejadian Tahun 2013

Tanggal Kecelakaan Jenis Kecelakaan

19 Februari 2013 Tergores Pecahan Botol

1 April 2013 Bersentuhan Dengan Plate Pemanas

25 April 2013 Tergores Karena Bersentuhan

Dengan Mesin

17 Desember 2013 Menginjak Paku Bekas

Gambaran di atas bersifat sangat terbatas untuk menjelaskan

keseluruhan kondisi K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia. Peneliti pun

mengalami keterbatasan dalam mendapatkan akses dokumen yang lebih

lengkap. Oleh karena itu untuk memperkaya data, peneliti mengumpulkan

dari setiap informan.

Wawancara kepada 10 (sepuluh) informan diperoleh keterangan

behwa kecelakaan kerja yang terjadi merupakan kecelakaan ringan. Peneliti

mengambil beberapa pernyataan dari informan. Misalnya dari CCA1 yang

menyatakan:

“Kecelakaan yang terjadi hanyalah kecelakaan ringan seperti tergores pecahan

botol maupun kejepit pintu dan selama ini disinipun jarang sekali terjadi kecelakaan

”.

Page 3: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

17

Begitu juga dengan hasil wawancara kepada CCA3 yang menyatakan

demikian:

“selama saya bekerja di perusahaan coca-cola ini, tidak pernah terjadi kecelakaan

kerja, yang sering terjadi kecelakaan itu di jalan depan perusahaan biasanya

kecelakaan tabrakan”

Pernyataan mengenai kecelakaan kerja juga diperoleh dari pernyataan CCA6

demikian:

“seingat saya, disini belum pernah terjadi kecelakaan, namun kalau karyawan yang

sakit karena penyakit itu pernah ada, dan dibawa ke klinik kesehatan”

Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa memang benar

kecelakaan-kecelakaan yang pernah terjadi merupakan kecelakaan ringan,

dan jumlahnya memang sedikit sama dengan hasil yang ditemukan didalam

laporan investigasi kecelakaan.

4.3 Perilaku kerja dan kesadaran K3 pekerja

Bagan sebelumnya telah menunjukkan kejadian kondisi K3 di

PT.Coca-Cola Bottling Indonesia. Kondisi yang demikian hendak dipahami

sebagai hasil dari sikap-sikap perilaku kerja yang dipengaruhi oleh

kesadaran mereka. Kondisi K3 yang baik juga disebabkan karena perilaku.

Dari hasil wawancara terhadap informan CCA2 menyatakan demikian:

Page 4: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

18

“Bagi saya dengan adanya K3 di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, maka

perilaku saya akan semakin berhati-hati pada saat bekerja. Sehingga buat

saya sendiri dapat meminimalisasi setiap resiko kecelakaan”.

Perilaku tersebut menggambarkan bahwa karyawan memiliki

kesadaran yang baik akan K3. Kesadaran karyawan terhadap penerapan K3

juga diperoleh dari hasil wawancara kepada CCA1 yang menyatakan:

“Dalam bekerja karyawan membuat kelompok-kelompok kecil yang bertujuan

untuk saling membantu khususnya mengingatkan apabila terdapat bahaya-

bahaya dalam bekerja”.

Pernyataan tersebut didukung oleh CCA6 dan CCA7 yang menyatakan:

“Kami sadar bahwa K3 itu penting, sebab K3 dapat melindungi kami dari

berbagai resiko kecelakaan kerja seperti tergores pecahan botol, kejepit,

bersentuhan dengan mesin-mesin yang panas dan menunjang terhadap

karyawan yang sakit agar tetap terus bekerja. Dalam bekerja kami selalu

memakai topi, masker, sepatu boot, baju kimia, kacamata, sarung tangan”.

Pihak perusahaanpun menyadari bahwa penerapan K3 menjadi penting.

Berikut ini merupakan pernyataan dari CCA5 tentang pentingnya penerapan

K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia:

Pentingnya K3 untuk perusahaan itu sendiri sebagai tanggung jawab terhadap

karyawannya dan kepada pemerintah”.

Page 5: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

19

dengan adanya K3 di PT.Coca-Cola Bottling Indonesia sangat

menolong karyawan dan pihak perusahaan itu sendiri dalam aktivitas kerja

setiap hari. Oleh karena itu semua hal yang berkaitan dengan K3 harus

menjadi tanggung jawab dari semua elemen yang ada didalam perusahaan.

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan kesadaran

terhadap K3 dapat membawa pengaruh positif kepada karyawan.

4.4 Kebijakan, Peraturan, dan Program K3

Dalam rangka tanggung jawab kepada pemerintah, pengusaha, tenaga

kerja, dan masyarakat. PT.Coca-Cola Bottling Indonesia berkomitmen untuk

membuat berbagai kebijakan yang berkaitan dengan K3, diantara membuat

peraturan dan berbagai program K3. Dari hasil penelitian, menunjukkan

terdapat berbagai peraturan mengenai K3 di PT.Coca-Cola Bottling

Indonesia. Dimana CCA5, CCA7, CCA9, dan CCA10 menyatakan

demikian:

“Dalam bekerja, aturannya semua karyawan harus memakai peralatan K3

yang lengkap seperti kaca mata yang melindungi pekerja dari serpihan

pecahan botol, Helm melindungi dari benda yang sekiranya dapat jatuh dari

tempat yang tinggi, sepatu both melindungi dari pecahan botol dan sarung

tangan. Karyawan yang tidak memakai peralatan K3 maka tidak di izinkan

untuk bekerja. Sanksi-sanksi yang diberikan untuk karyawan yang tidak

Page 6: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

20

mematuhi aturan K3 atau yang melanggar maka akan ada teguran dahulu,

apabila tetap tidak menjalankan K3 di perusahaan akan di beri SP 1 sampai SP

3”.

Berdasarkan hasil penelitian, maka peraturan mengenai K3 sudah

sangat baik. Disamping kebijakan mengenai peraturan K3, terdapat upaya

perusahaan dalam memajukan K3, yang salah satunya melalui program K3.

Program K3 yang dilakukan oleh perusahaan meliputi pelatihan-pelatihan

dan sosialisasi. Pernyataan mengenai program K3 tersebut dapat dilihat dari

CCA4,CCA5, CCA9:

“Pelatihan-pelatihan yang diberikan berupa materi mengenai K3 yang

terdiri atas peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan K3

dan pemberian materi pengantar mengenai K3. Disamping itu ada juga

praktik-praktik yang diberikan kepada kami untuk mencoba

mengidentifikasi setiap bahaya yang ada di lingkungan kerja dengan

menggunakan alat pelindung diri (APD). Terus karyawan diberikan

pelatihan tentang simulasi apabila terjadi kecelakaan pada saat bekerja”.

Dalam pelatihan ini, PT.Coca-Cola Bottling Indonesia mendatangkan

pengajar khususnya yang ahli di dalam bidang K3 atau dari pihak

perusahaan sendiri. Pelatihan dapat dilakukan 3 (tiga) kali dalam setahun

bahkan lebih dan lokasinya dapat berada didalam perusahaan maupun

diluar perusahaan, serta setiap karyawan yang mengikuti pelatihan-

pelatihan mengenai K3 akan mendapatkan sertifikat.

Page 7: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

21

Selain pelatihan, terdapat juga upaya lainnya yang berkaitan dengan

program K3 ialah dengan sosialisasi. Dari hasil wawancara kepada CCA3

dan CCA9, mereka mengatakan perusahaan melakukan sosialisasi.

Sosialisasi tersebut berupa:

“ Sosialisasi yang diberikan oleh perusahaan berupa spanduk yang berisi

tentang pentingnya K3. Bukan hanya spanduk tetapi juga terdapat poster-

poster dan tulisan mengenai peringatan K3, misalnya poster larangan merokok

dan area merokok, pemakaian alat pelindung diri, cara untuk mengatasi

potensi bahaya dan bahaya-bahaya yang ada ditempat kerja”.

Dari kondisi-kondisi K3 yang telah dijelaskan, maka hal-hal tersebut

berkaitan dengan pembentukan kesadaran karyawan akan penerapan K3 di

PT.Coca-Cola Bottling Indonesia.

4.5 Pembahasan

Dari temuan penelitian ini, menunjukkan pembentukkan kesadaran

karyawan akan K3 tidak terjadi dengan sendirinya dan dalam waktu yang

singkat. Terbentuknya kesadaran akan K3 karena adanya berbagai kebijakan,

peraturan dan program K3 dari pihak perusahaan. Kebijakan-kebijakan yang

dilakukan oleh perusahaan CCBI dalam membentuk kesadaran akan K3 berupa

memberikan pelatihan-pelatihan serta sosialisasi kepada karyawan khususnya

Page 8: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

22

mengenai K3. Berdasarkan hasil penelitian, menjelaskan bahwa pelatihan-

pelatihan seperti materi-materi mengenai K3, adanya praktik-praktik mengenai

penggunaan peralatan K3 dan cara mengatasi bahaya apabila terjadi kecelakaan

pada saat bekerja. Jumlah dilaksanakan pelatihan-pelatihan tersebut biasanya 3

(tiga) kali dalam setahun, dan dilatih oleh orang yang berkompoten dibidang

K3. Dari pelatihan-pelatihan tersebut, karyawan akan memiliki kesadaran yang

baik mengenai K3. Disamping pelatihan tersebut, terdapat juga sosialisasi

mengenai K3 yang dilakukan oleh perusahaan. Sosialisasi tersebut meliputi

ketersediannya spanduk yang bertuliskan tentang pentingnya K3, terdapatnya

poster-poster yang bertuliskan peringatan mengenai K3. Berdasarkan upaya

pelatihan dan sosialisasi tersebut, karyawan akan semakin mengerti akan K3.

Kebijakan CCBI untuk membentuk kesadaran karyawannya akan K3,

dapat juga dilihat dari segi peraturan. Aturan dan sanksi akan membuat

karyawan semakin berhati-hati dalam bekerja khususnya dalam menggunakan

peralatan K3. aturan mengenai K3 berupa pemakaian alat pelindung diri yang

lengkap seperti sepatu boot, kacamata, topi, masker, baju kimia, dan sarung

tangan. Aturan yang ada dibuat oleh perusahaan, juga diiringi dengan sanksi-

sanksi yang diberikan. Sanksi-sanksi tersebut berupa pemberian surat

peringatan sampai pemecatan. Dapat dikatakan CCBI begitu sangat ketat dalam

Page 9: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

23

menjalakan peraturan mengenai K3. Dengan peraturan yang ketat seperti itu,

kesadaran karyawan akan K3 juga akan semakin lebih baik. Berdasarkan hasil

penelitian di atas, menghasilkan model penelitian sebagai berikut.

Gambar I model hasil penelitian

Penelitian-penelitian mengenai kesadaran akan K3, selama ini

menemukan terdapat pengaruh antara kesadaran dengan dimensi dari K3.

Kondisi K3 di PT. Coca-

Cola Bottling Indonesia

Pelatihan

Sosialisasi

Aturan dan

Sanksi

Kesadaran

K3

Perilaku

Kerja

Page 10: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

24

Misalnya penelitian dari Asnawi & Bachroni (1999) yang menemukan adanya

hubungan antara kesadaran dan peraturan K3, serta Mallapiang & Nurfadihillah

(2013) yang menemukan dalam penelitian mereka terdapat hubungan antara

kesadaran dengan penggunaan peralatan K3. Pembentukkan kesadaran dapat

dilihat dari berbagai aktivitas manusia (Ponty, 2004). Beberapa penelitian

mengenai kesadaran K3 juga dilihat dari berbagai aktivitas yang berkaitan

dengan dimensi K3 itu sendiri, seperti peralatan kerja, peraturan dalam

perusahaan, dan undang-undang K3 (Asnawi & Bachroni, 1999; Mallaping &

Nurfadhillah, 2013; Silaban et al, 2009). Berbeda dengan penelitian

sebelumnya, penelitian ini melihat bahwa pembentukkan kesadaran terjadi

karena fenomena yang ada di sekitar individu baik secara langsung maupun

tidak langsung, sehingga individu memperoleh pengalaman, nilai-nilai,

pendidikan (formal dan tidak formal), sejarah, yang akhirnya membentuk

kesadaran dari individu dalam rangka aktivitas hidup setiap hari (Moran, 2000;

Miller, 2002). Hal ini berarti adanya kebijakan peraturan dan program K3

merupakan salah satu upaya dalam membentuk kesadaran, khususnya kesadaran

akan K3. Kebijakan tersebut berupa pelatihan-pelatihan, sosialisasi, dan

peraturan.

Page 11: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

25

Pada akhirnya terbentuknya kesadaran dalam penelitian dapat dimulai

dari kondisi K3 yang meliputi kecelakaan kerja yang jarang terjadi di

perusahaan, perilaku dari karyawan, serta adanya peraturan dan program K3.

Kesadaran akan K3 akan diwujudkan dari perilaku karyawan dalam bekerja.

pekerja yang pernah mengalami suatu kecelakaan pada saat bekerja maka

mereka akan cenderung berhati-hati dalam bekerja dan memperhatikan segala

sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan dirinya saat bekerja. Namun

sebaliknya pekerja yang tidak pernah mengalami kecelakaan pada saat bekerja

maka mereka akan kurang memperhatikan/tidak sadar akan hal-hal yang

beresiko kecelakaan dalam bekerja, dan perilakunya tidak akan berhati-hati

dalam bekerja seperti mereka yang pernah mengalami kecelakaan

(Simanjuntak, 2003: King, 2010: Akpan, 2011: Rockers et al, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan karyawan berperilaku baik sesuai

kesadaran mereka terhadap K3.

Teori mengenai pembentukkan kesadaran juga menguatkan pernyataan

mengenai pelatihan-pelatihan, sosialisasi, dan peraturan sebagai faktor yang

membentuk kesadaran karyawan akan K3. Pembentukan kesadaran didasarkan

atas berbagai fenomena yang terjadi di sekitar individu baik secara langsung

maupun tidak langsung, sehingga individu memperoleh pengalaman, nilai-nilai,

Page 12: BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6116/4/T2_912012009_BAB IV.pdfyang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan

26

pendidikan (formal dan tidak formal), sejarah, yang akhirnya membentuk

kesadaran dari individu dalam rangka aktivitas hidup setiap hari (Moran, 2000;

Miller, 2002). Dapat dikatakan bahwa pelatihan dan sosialisasi merupakan

sebuah pendidikan, dan peraturan sebagai nilai-nilai.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa kesadaran karyawan akan K3 di PT. Coca-Cola Bottling

Indonesia sudah baik. Akan tetapi dari kondisi statistik kecelakaan kerja yang

terjadi masih terdapat kecelakaan-kecelakaan. Berdasarkan penelitian-penelitian

yang ada, kecelakaan seperti tergores pecahan botol, bersentuhan dengan plate

pemanas, dan menginjak paku bekas, dapat juga disebabkan oleh kurang

pengetahuan dari pekerja dan kemampuan fisik dari pekerja (Takala, 2000;

Irwanto 2002). Hal ini tidak berkaitan dengan kesadaran.