Upload
lekhanh
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
31
BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan +
Penyingkiran Hambatan / Barrier Removal)
Kampanye
Untuk mencapai sasaran-sasaran SMART yang telah dicanangkan di dalam rencana
proyek dan agar dapat secara efektif menjangkau khalayak utama di kawasan target
telah dilaksanakan serangkaian kegiatan selama periode implementasi. Seperti telah
digambarkan di dalam Teori Perubahan Kampanye Pride di kawasan SM Sungai
Lamandau, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi aktifitas pembukaan lahan
pertanian dengan tebas bakar dan menjaga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SM
Sungai Lamandau) dari ancaman kebakaran lahan (yang didukung oleh Program BKSDA
Kalimantan Tengah SKW II dan Proyek Uni Eropa untuk Perlindungan dan Pelestarian SM
Sungai Lamandau). Untuk itu, strategi penyingkiran hambatan yang telah dipilih adalah
memperkenalkan pola pertanian menetap atau agroforestri dengan rangkaian kegiatan
yang bertujuan untuk mendorong adopsi pola pertanian ini oleh masyarakat sasaran di
sini.
Secara umum, tujuan dari bab ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dan
hasil capaian Pemasaran Sosial dan Penyingkiran Hambatan yang telah dilakukan.
Rangkaian kegiatan yang dijelaskan disini menyasar petani atau peladang di desa
Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target utama dan masyarakat umum di
kawasan target. Tentu saja akan terdapat tumpang tindih sejumlah materi antar
khalayak petani target dan masyarakat petani sekitar kawasan secara umum. Semua
yang dijelaskan dalam kegiatan kampanye merupakan catatan hasil laporan kemajuan
Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau (Santoso, 2010).
1. Kegiatan terkait Materi dan Pemasaran Sosial Kampanye Bangga Suaka
Margasatwa Sungai Lamandau
a. Khalayak Target Primer: Petani dan Peladang di Desa Tempayung dan
Babual-Baboti
§ Pengetahuan
Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Desa
Tempayung dan Desa Babual Baboti
Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa
Babual Baboti)
Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan)
Kegiatan Pemasaran § Pin + Stiker
§ Buletin SUMPITAN
§ Radio Spot (Iklan Layanan Masyarakat, Himbauan
Bupati, Talkshow)
§ Poster
§ Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot
Rantai Hasil Petani peladang berpindah menjadi sadar perladangan
menetap itu bermanfaat
Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan
masyarakat petani desa Tempayung dan Babual Baboti
tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon meningkat dari 22,2% menjadi 50% (Q21=P10).
32
Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan petani
desa Tempayung dan Babual Baboti dari 44,4% tentang
hutan rusak dan masuknya air laut akan mempengaruhi
hasil pertanian meningkat menjadi 83% (Q28=P17).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan petani
tentang kaitan rusaknya hutan dengan masuknya air
laut mencemari air tanah dan sungai akan meningkat dari 77,8% menjadi 90% (Q29=P18).
Kegiatan 1: Menyebarkan Pin dan Stiker Logo Kampanye berisi Slogan
Kampanye
Alasan untuk kegiatan: Media ini mempunyai kedalaman rendah, jangkauannya cukup
(menengah) di khalayak umum, sehingga benda ini populer di masyarakat dan disukai
dalam kampanye politik, kegiatan perhimpunan (olahraga, sosial) dan efektif
menggalang dukungan. Pembelajarannya saat dikenakan mereka bangga dan akan
ditunjukan kepada orang lain (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Pin ini lalu dipilih
dengan menempatkan slogan Hemat di Lahan Sendiri dengan maksud agar masyarakat
mau mendukung perladangan menetap. Sedangkan stiker dipilih walau kedalaman
pesannya rendah tapi jangkauannya tinggi. Nilai pembelajarannya adalah stiker sebagai
pengingat pesan kunci kampanye yang spesifik (Buku Pegangan Rare Pride, 2008).
Dengan alasan tersebut maka korelasinya pada pesan melestarikan hutan dengan tidak
melakukan pembukaan lahan baru di hutan sangat sesuai.
Slogan kampanye bangga SM Sungai Lamandau yang digunakan sampai sekarang
adalah satu dari 5 slogan yang diusulkan. Adapun kelima slogan itu adalah:
Hemat Di Lahan Sendiri
Sejahterakan Hidupmu dari Kebun Sendiri
Petani menetap, Petani hebat
Tanpa Merusak; Sejahtera Di Lahan Sendiri
Apa yang kamu warisi untuk si kecil?
Dari kelima yang dikonsultasikan dengan Mentor Pride Rare, slogan Hemat di Lahan
Sendiri yang mempunyai arti spesifik. Karena bisa mewakili penjelasan arti berladang
menetap hemat waktu, biaya dan tenaga juga menjaga hutan karena tidak perlu
membuka ladang baru (artinya tidak perlu lagi berpindah) serta dapat mengurangi tebas
bakar. Artinya slogan ini cocok untuk tujuan kampanye, yaitu mengurangi perladangan
berpindah dan mengajak petani sekitar SM Sungai Lamandau berladang menetap tanpa
tebas bakar. Hasil pre testingnya di perwakilan tiga etnis menyatakan untuk slogan:
masyarakat tahu Hemat di Lahan Sendiri berarti berkaitan dengan mengolah lahan di
lahan tetap dan milik sendiri diikuti tanpa membakar dan berkebun campuran
masyarakat sudah memulai. Hanya pendampingan yang sangat minim. Perlu ada banyak
pendampingan dan pelatihan. Waktu ditanya mengapa logo gambarnya orangutan?,
kemudian kami menjawab: orangutan sebagai maskot yang dengan berladang menetap
hemat di lahan sendiri bisa membantu menjaga hutan sebagai habitatnya terutama di
SM Sungai Lamandau. Untuk alasan logo bisa dilihat di halaman Lampiran.
Gambar 11. Pin bergambar logo dan bertulisakan slogan kampanye dibagikan ke semua khalayak (pelajar, petani dan pemerintah daerah)
33
Gambar 12. Stiker bergambar logo dan bertulisakan slogan kampanye dibagikan ke semua khalayak (pelajar, petani dan pemerintah daerah)
Deskripsi Kegiatan: Pin ini digunakan sebagai media pemasaran pengingat pesan
kampanye. Pin yang bertuliskan slogan Hemat di Lahan Sendiri dengan gambar maskot
kampanye yang diproduksi sendiri oleh lembaga dengan dana kampanye. Alat cetak Pin
dibeli lengkap dengan perlengkapannya. Terdiri dari alat pencetak, lempeng pin dengan
peniti, plastik glossy dan dob juga lempeng seng putih untuk pelapis gambar. Ukuran pin
dicetak dengan ukuran molding 5,6 cm. Gambar pin dicetak dengan printer HP2200
dengan tinta HP. Pin ini mendapatkan jaminan tidak akan mengelupas dan pudar
warnanya, serta tahan terhadap panas dan hujan selama 2 tahun (selama kampanye).
Sedangkan stiker dicetak sebanyak 1500 lembar. Disebarkan ke seluruh khalayak dan
tingkatan umur.
Kegiatan 2: Menyebarkan Buletin SUMPITAN
Alasan untuk kegiatan: Media ini mempunyai kedalaman tinggi dan jangkauan yang
tinggi ke semua tingkatan kelompok khalayak sasaran. Berita yang dipaparkan
merupakan publisitas untuk membantu memaparkan pesan-pesan kampanye pada
masyarakat (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Ini sesuai dengan isi buletin ini yang
memuat berita diantaranya pendidikan dan penyadaran, pelestarian, pertanian
berkelanjutan, suara masyarakat, hasil pelatihan dan suara pertemuan. Karena dengan
melihat cerita di luar wilayah desa mereka atau keberhasilan orang lain di wilayah lain
atau di desanya sendiri mampu memacu semangat perubahan pengetahuan mengenai
pentingnya pelestarian alam/lingkungan dan bertani berkelanjutan ramah lingkungan.
Gambar 13. Empat edisi Buletin Sumpitan yang dicetak sebagian berisi kegiatan Kampanye Bangga SMSL
Deskripsi Kegiatan: Majalah/buletin ini di cetak di Jakarta yang diproduksi per tiga
bulan sekali dan telah dicetak sebanyak 4 edisi rentang Juli 2009-Juni 2010. Edisi
pertama untuk kampanye ini dimulai pada edisi nomor 24/Juli-September/2009 sampul
mukanya bergambar: peta SM Sungai Lamandau dari hasil potret citra sateli landsat 16
Oktober 2006. Kemudian di tiga bulan berikutnya edisi nomor 25/Oktober-
Desember/2009 sampul mukanya bergambar: petani dengan anak istrinya di lahan
pertanian menetapnya. Selanjutnya sampul muka edisi nomor 26/Januari-Maret/2010
bergambar: salah satu masyarakat petani desa target sekunder yang sedang memegang
34
poster berladang menetap dengan latar belakang hasil panen padinya. Lalu edisi terakhir
nomor 27/April-Juni/2010, sampul mukanya bergambar: hasil karya lomba juara
pertama menggambar bertema pelestarian hutan dari karya anak petani desa target
sekunder. Ke-empat edisi buletin SUMPITAN ini diproduksi dengan kertas A4 80 gram
dengan jilid jahit kawat berukuran L:8,2 cm dan P/T: 11,6 cm sebanyak 28 halaman (14
lembar: sudah termasuk sampul muka dan belakang). Buletin SUMPITAN ini
didistribusikan pada kegiatan kunjungan penyuluhan, pameran, peristiwa hari
lingkungan, tempat-tempat strategis (perkantoran dinas pemda, perusahaan
perkebunan sawit, kantor desa) dan pertemuan-pertemuan masyarakat.
Kegiatan 3: Menyiarkan Radio Spot (Iklan Layanan Masyarakat, Insert
Himbauan Bupati dan Talkshow Interaktif)
Alasan untuk kegiatan: Berdasarkan Buku Pegangan Rare Pride, 2008 dikatakan
bahwa radio merupakan media yang kedalaman dan jangkauannya tinggi di setiap
kelompok khalayak sasaran. Ini terbukti media saluran komunikasi yang sering
digunakan khalayak adalah radio. Ada 2 radio yang digunakan, yaitu Pakuba FM dan
Primadona FM. Nilai pembelajarnnya adalah masyarakat cenderung lebih senang
mendengarkan yang kemudian mendorong proses perenungan yang menggerakkan ke
arah proses persiapan dan aksi.
Gambar 14. Proses penawaran dan pembuatan ILM, Script ILM Kopi Asin
dan Naskah Himbauan Bupati dan Foto kegiatan Talkshow
35
Deskripsi Kegiatan: Dalam aplikasinya nanti ILM yang dibuat akan ditayangkan lebih
dahulu di Pakuba FM untuk sasaran target petani, kemudian setelah itu diteruskan
melalui radio Primadona FM dengan sasaran petani juga khalayak umum lainnya di
sekitar SM Sungai Lamandau. Alasan mengembangkan pesan pengetahuan yang juga
bisa digunakan untuk menumbuhkan sikap (A) dan Komunikasi Interpersonal (IC)
melalui ILM ini adalah bahwa dari hasil survey pra diperoleh masyarakat lebih sering
mendengar radio dan akan lebih efektif penjangkauan pesannya melalui siaran radio.
Dengan dijelaskan melalui radio melalui beberapa spot siaran, maka pengetahuan
masyarakat petani target (Tempayung dan Babual Baboti) mengenai pengaruh hutan
rusak pada pertanian, sumber air bersih, sumber pengairan pertanian, mengakibatkan
air tercemar karena air laut masuk (untuk daerah pesisir), teknik budidaya dan
pengelolaan lahan menetap tanpa bakar yang masih rendah dapat meningkat. Tiga spot
radio ini dibuat di dua radio lokal, masing-masing PSA Kopi Asin di Radio Pakuba FM =
364 spot ILM dan Primadona FM = 178 spot (2x per hari selama 89 hari)). Insert
Himbauan Bupati Berladang menetap tanpa bakar di Radio Pakuba FM = 120 spot dan di
Radio Primadona FM = 74 spot (2xper hari selama 37 hari); sedangkan Talkshow hanya
dilakukan di Radio di Pakuba FM = 6 block time (tiap hari minggu) dan di Radio
Primadona FM tidak ada Talkshow karena sudah ada talkshow dari kampanye perubahan
iklim yang membahas sebagian tema yang sama. Kegiatan pemasaran pesan kampanye
harapannya akan lebih sering didengar dan pengetahuan tentang berladang menetap
akan meningkat.
Kegiatan 4: Menyebarkan 4 Tema Poster Berladang Menetap
Alasan untuk kegiatan: Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, media ini dibuat
untuk sasaran visual yang langsung bisa dilihat dan dibaca khalayak sasaran. Nilai
pembelajarannya adalah poster dapat mengirimkan pesan-pesan pendidikan untuk
kepentingan lokal maupun global. Media ini mampu memberikan gambaran sebuah
proses ajakan, gagasan atau tindakan untuk menumbuhkan kesadaran. Kedalaman
materinya rendah dan jangkauannya menegah, namun dengan jumlah yang besar
mampu menjangkau khalayak tinggi. Alasan media ini dibuat juga berdasarkan hasil uji
kelayakan media di khalayak dan mendapat respon positif dari khalayak target sasaran
kampanye dari tiga perwakilan etnis (dayak, melayu dan transmigran jawa-campuran
etnis).
Gambar 15. Poster dan penyebaran di khalayak petani target primer
36
Deskripsi Kegiatan: Poster-poster ini didisain oleh vendor pelukis lokal di Pangkalan
Bun, yang kemudian diolah di percetakan lokal di Pangkalan Bun juga (Percetakan
Bipofatri). Kemudian setelah disain selesai, proses selanjutnya kirim file media poster ke
percetakan SMK Grafika Desa Putera di Jakarta untuk perbanyakan. Poster ada empat
tema:
§ Berladang Menetap Lebih Menguntungkan: alasan dikatakan kenapa berladang
menetap menguntungkan karena lebih dekat rumah, mudah perawatan
tanamannya, lebih hemat biaya, lebih mudah hasilnya dibawa pulang dan bisa
sering bertemu keluarga. Hasil bisa lebih maksimal, dan lahan pertanian tetap
subur dan terhindar dari hama karena hutan terjaga kelestariannya.
§ Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita
Alasannya dengan berladang menetap berarti kita tidak lagi membuka hutan lagi
dan menjaga hutan sebagai daerah sumber air bagi pertanian dan jika kemarau
hutan sebagai daerah resapan air sumber air bersih.
§ Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita: alasannnya berladang menetap tidak
membuka hutan, karena hutan yang utuh menyediakan udara bersih dan
mengatur suhu udara.
§ Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya, artinya dengan
menjaga hutan utuh maka kita masih bisa mendapatkan manfaat hutan lainnya
selain kayu, seperti getah jelutung, ikan, buah, sayuran, tanaman obat.
Disain poster ini akan segera naik cetak Desember dan akan didistribusikan secara
berseri dengan batasan waktu. Hal ini akan mengefektifkan pesan dan warga target
tidak cepat bosen melihat tema pesan poster.
Pesan poster telah di pretest-kan dan hasilnya sebagai berikut:
Untuk Pre Testing telah kami laksanakan kontens poster ke dua wilayah (desa etnis
Jawa: desa Tanjung Terantang di beberapa titik RT=RT 2, 3, 5, 8 dan etnis melayu di
RT. 23 Kelurahan Mendawai dan Tanjung Putri dengan membuat FGD 5-7. Semuanya
adalah petani (ada laki-laki dan perempuan) dan perwakilan etnis dayak juga
mengutarakan hal yang sama. Melihat gambar sesuai profil mereka dan pesannya sudah
jelas, mereka menyukai poster dan pesannya.
Masing-masing poster akan dicetak sebanyak 1200 lembar untuk dibagikan ke 12 desa
masing-masing 100 poster/desa target kampanye. Poater ini ditempel di tempat-tempat
umum di desa, seperti papan pengumuman desa, warung-warung yang telah diberi ijin
menempel sebelumnya, puskesmas pembantu dan pondok bersalin desa (polindes),
rumah-rumah warga yang tertarik, sekolah pos keamanan lingkungan desa. Poster
terbuat dari kertas glossy berukuran 60x80 penuh warna tahan pada kondisi cuaca hujan
panas dan baru pudar lebih dari kurang dari 3 bulan yang ditempel di luar ruangan.
Kegiatan 5: Kunjungan Penyuluhan Desa + Kostum Maskot
Alasan untuk kegiatan: Dipilihnya kegiatan media komunikasi pesan ini dikarenakan
tingkat kesadaran yang masih rendah masyarakat mengenai manfaat hutan SM Sungai
Lamandau dan pelestarian orangutan serta pertanian menetap tanpa bakar. Salah satu
cara pendekatan pemasaran pesan kampanye, yaitu dengan melakukan kunjungan desa
dan melakukan penyuluhan dengan materi penjelasan mengenai manfaat hutan dan
berladang menetap tanpa membakar. Penjelasan materi ini untuk lebih mempunyai daya
tarik, biasanya dalam setiap kunjungan selalu diikuti dengan tampilan maskot kostum
orangutan. Hal ini dilakukan juga untuk terus mengenalkan maskot kampanye dan
mengingatkan kampanye ini salah satunya untuk menyelamatkan orangutan dan
habitatnya. Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, bahwa kostum bukan media
untuk hiburan semata, melainkan tokoh yang memerankan bisa menjadi komunikator
langsung untuk menyampaikan pesan sehingga kedalaman media ini tinggi walau
jangkauannya terbilang menengah, karena interaksinya terbatas. Kostum juga
menggambarkan spesies yang hidup di kawasan kampanye.
37
Gambar 16. Kunjungan penyuluhan desa dengan kostum maskot kampanye
Deskripsi Kegiatan: Dalam kegiatan penyuluhan sebagai pelaksana kegiatan adalah
tim edukasi keliling Yayorin yang bekerja memberikan penyuluhan ke desa-desa target
kampanye (12 desa) selama 15 hari tiap bulannya. Dalam kegiatan ini tim pendidikan
menyiapkan materi-materi penyuluhan, yaitu saluran pesan kampanye dari media cetak
dan media elektronik (film tentang konservasi hutan dan orangutan, serta pertanian
berkelanjutan) dengan perangkat cinderamata berupa majalah SUMPITAN, buku tulis
informatif (berisi info orangutan dan hutan), poster, stiker, pin dan tentunya dalam satu
box bersama kostum maskot.
Untuk kostum yang diguanakan dalam tahapan kampanye kunjungan desa dan sekolah
dicetak di Rumah Hijau Yogyakarta. Kostum ini terbuat dari bahan kain flanel beludru,
dengan lapisan matras hitam diikat kawat tembaga membentuk perwajahan maskot
kampanye. Dibagian dadanya ada pengikat bagian dada untuk kuat melekat dengan
tubuh pemakai. Di bagian kepalanya dipasang sebuah helm dengan ukuran standar
kepala jadi nyaman dipakai tidak mudah lepas. Kostum orangutan; rangkong; rusa
masing-masing satu. Tidak panas karena dibuat dengan bukaan sirkulasi yang banyak,
sehingga si pemakai tidak mudah kepanasan dan bisa bertahan lebih dari dua jam.
Manajer kampanye dalam satu peristiwa pesta rakyat pernah memakai selama 7 jam
dan berjalan sejauh 9 Km. Biasanya digunakan saat kunjungan sekolah, even peringatan
hari lingkungan dan HUT kabupaten, pameran-pameran.
§ Sikap dan Komunikasi Interpersonal
Tabel 5. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpesonal
untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti
Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa
Babual Baboti)
Tahap Teori Perubahan A + IC = memberikan pesan emosional untuk
mengubah sikap dan mendorong percakapan
Kegiatan Pemasaran § Pertemuan+Pelatihan
§ Spanduk Berladang Menetap
§ T-Shirt bergambar logo kampanye
§ Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar
Rantai Hasil A= Petani lading berpindah memahami cara
perladangan menetap
KI= Adanya pembicaraan antar petani membahas
perladangan menetap sistem kebun campuran/kebun
campuran menetap
Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 44,4% petani yang tidak setuju membuka lahan dalam kawasan tidak menimbulkan
masalah meningkat menjadi 70% (Q44/G6=P24).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), 91,7% petani di desa
38
Babual Baboti yang menyikapi membuat kebun campuran di ladang sendiri bermanfaat akan meningkat menjadi 95%
(Q46/G7=P25).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), 83,3% petani di desa
Babual Baboti yang menyikapi pelatihan kebun campuran
bermanfaat akan meningkat menjadi 90% (Q47/G7=P25).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat Tempayung
dan Babual Baboti yang membicarakan teknologi
pengelolaan lahan untuk pertanian dari 25% dengan
saudara dan tetangganya meningkat menjadi 35%
(Q56=P28).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat desa
target (Tempayung dan Babual Baboti) membicarakan
pelestarian keanekaragaman hayati dan hutan dari
16,7% dengan saudara dan tetangganya meningkat
menjadi 20% (Q58=P30).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat desa target
(Tempayung dan Babual Baboti) untuk pembicaraan
manfaat kawasan SM Sungai Lamandau akan meningkat dari 25% menjadi 50% (Q58=P30).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), di Babual Baboti yang
membicarakan tentang batas desa dengan kawasan SM
Sungai Lamandau menurun dari 66,7% menjadi 16,7%
(Q58=P30).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat di dua desa
target (Tempayung dan Babual Baboti) yang
membicarakan teknologi pertanian menetap meningkat
dari 33,3% menjadi 16,7% atau = naik 16,6%
(Q60=P32).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat di dua desa
target (Tempayung dan Babual Baboti) yang
membicarakan teknologi pertanian menetap meningkat
dari 20,8% menjadi 40% (Q60=P32).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), untuk masyarakat 2
desa target primer akan membicarakan perladangan
menetap dan manfaatnya semakin meningkat dari 8,3%
menjadi 50% (Q60=P32).
Kegiatan 1: Mengadakan Pertemuan dan Pelatihan tiap Bulan
Alasan untuk kegiatan: Beberapa hal mengapa perlu sekali kegiatan ini dilakukan
untuk merangsang perubahan sikap dan komunikasi antar individu khalayak target
(masyarakat petani ladang desa Tempayung dan Babual Baboti), karena masyarakat
masih terbilang jarang untuk menyikapi dan membicarakan kepada keluarga/saudara,
tetangga, teman dan petugas penyuluh. Sehingga pengetahuan dan pernyataan
khalayak dalam menyikapi bahwa pelestarian hutan dan berladang menetap itu
bermanfaat dan bukan pekerjaan sia-sia masih rendah. Masyarakat yang dihadapi ini
sebenarnya masyarakat yang mudah berubah, walau secara perlahan perubahan itu
terlihat. Kehidupan mereka mengalir sampai pada titik mereka seperti kebingungan
dengan kondisi hutan mereka habis, mengapa perlu dijaga, lahan mereka habis sehingga
untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka terdorong untuk membuka lahan baru
dengan kebiasaan membakar. Dampak kebakaran lahan akibat perladangan bepindah
tebas bakar mengakibatkan hutan rusak, sumber air kering, begitu juga hidupan liar di
kawasan SM Sungai Lamandau menjadi hama pertanian untuk dibeberapa kelompok dan
individu petani masih rendah cara menyikapinya.
Untuk meningkatkan sikap dan mereka tertarik setiap saat membicarakannya pada
keluarga/saudara, tetangga, teman dan petugas yang mendampinginya, maka
39
diperlukan kegiatan untuk mempertemukan masyarakat petani yang dikombinasi dengan
pelatihan di tiap bulannya. Hal ini dilakukan untuk membiasakan mereka menjadi
terangsang berbicara pada saudara, teman, tetangga dan keluarganya di rumah yang
kemudian muncul sikap-sikap yang tumbuh menjadi sebuah komitmen bahwa hutan
bermanfaat, melestarikan hutan itu penting, bukan pekerjaan sia-sia dan tanggung
jawab bersama. Pertemuan dan Pelatihan juga sebagai media saluran pesan kampanye
untuk perubahan perilaku. Hal ini serupa yang dinyatakan dalam Buku Pegangan Rare
Pride, 2008 mengenai berkarya bersma orang dewasa. Kebanyakan kegiatan bersifat
penjangkauan secara partisipatif melalui banyak diskusi dalam pertemuan komunitas.
Gambar 17. Kegiatan pertemuan dan pelatihan petani di desa target primer membahas pertanian menentap dan keuntungannya
Deskripsi Kegiatan: Pertemuan dan pelatihan dilakukan tiap bulan sekali di desa target
dan dalam tiap kali pertemuan pada tiap bulannya mempunyai tujuan dan hasil yang
mau dicapai. Pada tiap kali akan melakukan pertemuan ini, pihak desa selalu dihubungi
untuk mengkoordinasikan akan ada kegiatan pertemuan sekaligus menyebutkan tema
bahasan pertemuan. Pihak desa selalu dilibatkan, yang harapannya pihak desa bisa turut
menjadi lembaga desa yang memotivator warga petaninya untuk aktif terlibat dan
menyikapi setiap capaian yang diharapkan pada kegiatan pertemuan.
Pertemuan dilakukan biasanya malam hari, dimana masyarakat lebih mudah diajak
untuk berkumpul bersama. Untuk pelatihan biasanya akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan pada hasil pertemuan dan dilakukan pada pagi atau sore hari saat waktu
libur (basanya minggu). Berdasarkan waktu di agenda rencana operasional monitoring
kegiatan, biasanya kegiatan ini dilakukan di minggu pertengahan sampai akhir bulan
(12-15 hari). Pertemuan ini biasa dihadiri atau diikuti 10-25 orang di kelompok kecil
(petani), sedangkan di kelompok besar yang bercampur dan biasaya sampai lebih dari
30 orang yang hadir. Mereka diajak berdiskusi dalam setiap pertemuan dan pelatihan.
Mereka dirangsang untuk bertanya apa yang menjadi keinginan, harapan, tantangan
mereka, kendala mereka, rencana mereka untuk meningkatkatkan hasil dari bertani.
Pada kesempatan pertemuan di pertengahan tahun kampanye juga disisipkan
penyebaran media poster, dimana masing-masing tema poster di tiap bulannya menjadi
bahan berdiskusi.
Sebagian besar materi-materi yang diberikan secara teori maupun praktek kepada para
petani khalayak adalah sebagai berikut:
§ Apa manfaat hutan,
§ Mengapa perlu menanam pohon berkaitan perubahan iklim,
§ Berladang menetap itu menguntungkan, hemat di lahan sendiri, bisa
menyelamatkan sumber air, menjaga iklim dan menyediakan manfaat hutan lain
(madu, tanaman obat, ikan),
§ Cara mengolah lahan,
§ Tehnik budidaya (menyemai),
§ Membuat sekat bakar,
§ Membuat pupuk organik kompos,
§ Cara mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian
40
Pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
§ Bagaimana memahami budaya dan karakteristik sifat individu itu menjadi
penting. Mengenali bagaimana cara atau strategi untuk mengajak mereka
mendukung capaian di setiap kegiatan pertemuan dan capaian kampanye.
§ Menstrategikan tema pertemuan sesuai momentum yang akan terjadi kedepan.
Misalnya pada bulan Agustus musim masyarakat tebas bakar dan dua 1-2 bulan
sebelumnya.
§ Tiap pertemuan selalu mengingatkan untuk tidak membuka lahan dengan
membakar dan sekaligus memberikan bagaimana cara kelola lahan tanpa bakar.
Kegiatan 2: Pemasangan Spanduk Berladang Menetap
Alasan untuk kegiatan: Bersifat sama seperti stiker sebagai pengingat pesan kunci
kampanye yang spesifik (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Pemasangan spanduk yang
dibuat untuk menarik sikap masyarakat petani desa target untuk menyikapi
bahwasannya berladang menetap itu bermanfaat. Dengan alasan bahwa dengan
berladang menetap hutan tetap terjaga dan hasil produksi pertaniannya atau panen
dapat lebih maksimal. Spanduk bisa dipasang di tempat-tempat strategis dimana
masyarakat selalu dapat melihat disetiap aktifitas hariannya. Dengan alasan ini,
harapannya spanduk juga mempunyai fungsi meningkatkan peran sikap dan
menumbuhkan penasaran warga tani sehingga dibicarakan di lingkup sosial mereka.
Kemudian hasilnya mereka menyikapi bahwa berladang menetap penting dan
bermanfaat.
Gambar 18. Disain spanduk dan spanduk yang dipasang di desa Tempayung dan desa Babual Baboti
Deskripsi Kegiatan: Pada kesempatan kampanye ini, pembuatan spanduk dipesan
bulan sejak November 2010, hanya pemasangannya menunggu berbarengan dengan
poster dengan tema pertama yang sama, yaitu : Berladang Menetap Lebih
Menguntungkan hingga pemasangannya dilakukan pada bulan Januari 2010. Spanduk
diproduksi di percetakan lokal di Pangkalan Bun dengan ukuran 3x75 cm. Spanduk
didisain terstruktur. Pesan utama tulisan lebih besar berwarna hijau tertulis: Beladang
Menetap Lebih Menguntungkan, kemudian diikuti anak pesan berwarna biru tua
bertuliskan: Hutan Tetap Terjaga, Panen Lebih Maksimal. Kemudian di kanan spanduk
terdapat logo kampanye SM Sungai Lamandau. Urutan paling bawah adalah lembaga
/kelompok yang mendukung kegiatan kampanye.
Spanduk kampanye bangga SM Sungai Lamandau sudah disepakati dengan ajakan
bersikap bahwa Berladang Menetap Lebih Menguntungkan. Setelah dikonsultasikan
dengan supervisor dan mentor pride Rare dan mendapatkan rekomendasi naik cetak,
41
maka rencana spanduk akan dipasang di desa target Primer dan dibeberapa lokasi
strategis seperti pelabuhan speedboat, depan kantor atau balai desa dan dibawa saat
kunjungan penyuluhan ke desa. Rencana awal akan dicetak 3 spanduk dulu untuk desa
target primer, desa Tempayung dan desa Babual Baboti.
Karena beberapa kekhususan strategi maka dari hasil diskusi akhir dan fokus spanduk
hanya dipasang di desa target untuk lebih merangsang sikap dan pembicaraan di
kalangan warga yang khususnya bertani. Pemasangan spanduk ini yang pertama di
pasang di tepi Jalan Desa Tempayung, kedua di gerbang Desa Babual Baboti dan yang
ketiga di dusun Deper antara Dusun Deper dan Dusun Baboti-desa Babual Baboti.
Pesangan spanduk dilakukan oleh asisten demplot dari warga lokal desa Tempayung
atas petunjuk diskusi bersama tim kampanye.
Kegiatan 3: T-Shirt Hemat di Lahan Sendiri-Bangga
Alasan untuk kegiatan: Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, pakaian ini bersifat
sebagai aksesori atau bahkan cinderamata pada kegiatan penyuluhan dan diberikan
pada saat kuis pertanyaan hasil penyuluhan untuk mengukur apakah yang telah kita
sampaikan dapat diterima, dipahami dan bisa memotivasi sikap masyarakat target
kampanye. Nilai pembelajarannya sama dengan dengan stiker dan pin, yaitu untuk
menumbuhkan kebanggaan dan mengingatkan pesan. Orang lain yang melihat akan
melihat pesan yang ada dalam pakaian tersebut. Jangkauannya menengah karena
diberikan tidak kesemua orang dan kedalaman rendah. Hanya saja mereka menjadi
bangga mengenakan t-shirt ini, seakan mereka turut berpartisipatif. Alasan itu sesuai
dengan rencana dan alasan membuat pakaian ini.
Gambar 19. T-shirt bangga yang disebarkan kepada khalayak
Deskripsi Kegiatan: Sebanyak 150 t-shirt berlogi slogan kampanye bangga SM Sungai
Lamandau dan ajakan Lestarikan SM Sungai Lamandau dengan Berladang Menetap telah
dicetak. T-shirt ini akan dibagikan pada peserta kegiatan studi banding pertanian
menetap, relawan kampanye, tim kampanye dan kegiatan penyuluhan ke sekolah dan
desa sebagai cinderamata pada kegiatan penyuluhan pada saat kuis pertanyaan hasil
penyuluhan. Sampai dengan April 2010 ini telah tersebar 120 (termasuk untuk publikasi
di RARE dan manajer kampanye lain di 10 lokasi kampanye lainnya, selain SM Sungai
Lamandau). Sisanya 30 untuk hadiah kuis di kegiatan penyuluhan sekolah dan desa
serta pelatihan pertanian. T-shirt terbuat dari bahan katun, dipesan di percetakan di
Bandung selama satu bulan. Dalam prosesnya t-shirt ini dengan pembelian bahan katun
yang terbilang baik, kemudian dijahit menyesuaikan ukuran yang dipesan. Ukuran t-shirt
yang dicetak dengan ukuran XL sebanyak 20, L = 100 dan M = 30.
Sebelumnya ada proses diskusi pada warna, disain dna tulisan dengan supervisor
kampanye. Setelah mendapatkan persetujuan. Hasilnya disepakati warna t-shirt hijau
melon dengan gambar muka Logo Kampanye dan di bawahnya tertulis: Untuk
Kelestarian Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Sedangkan di belakang bertuliskan
Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau dengan logo-logo lembaga atau kelompok yang
mendukung. Menurut hasil monitoring dan tim pelaksana kampanye untuk penyuluhan
menggambarkan bahwa warga sangat senang dengan t-shirt ini, dan sebagian diminta
mitra proyek EC Lamandau dari OFUK untuk cinderamata disetiap kegiatan ekspose
kegiatan sosialisasi dan penguatan masyarakat mengenai SM Pelestarian SM Sungai
Lamandau di kabupaten Sukamara. T-shirt ini juga dibagikan di kegiatan talkshow pada
42
kegiatan Hari Ulang Tahun Yayorin ke-19 kepada Perwakilan Kerajaan Kutaringin dan
Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kegiatan 4: Studi Banding Kebun campuran Menetap Tanpa Bakar
Alasan untuk kegiatan: Studi banding itu untuk memberikan contoh kepada khalayak
target manfaat dan hal teknis lain berkenaan dengan berladang menetap, jadi tujuannya
agar pengambilan keputusan untuk mengadopsi agroforestri lebih mudah lagi karena
masyarakat target bisa melihat keberhasilan yang telah dilakukan oleh kelompok lain.
Tingkat kesadaran dalam bersikap dan berani untuk menyikapi berladang menetap itu
penting dan bermanfaat masih lemah atau kurang. Kegiatan yang dirancang dengan
banyak waktu berdiskusi ini harapannya mampu menumbuhkan sikap bahwasannya apa
yang dilihat dari hasil studi banding pertanian kebun menetap ini bermanfaat dan bisa
disampaikan kepada keluarga, saudara, teman-teman di desanya. Kegiatan ini juga
diberikan untuk memotivasi perubahan perilaku.
Gambar 20. Peserta kegiatan Studi Banding Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar di Desa Sintuk, Kecamatan Kumai 26-28 April 2010
Deskripsi Kegiatan: Studi Banding Kebun Campuran Menetap dilakukan sebagai tahap
studi petani membandingkan kegiatan pertanian yang dilakukannya dengan pertanian
yang dilakukan masyarakat desa lain. Kegiatan ini telah dilakukan 2 kali dan ini salah
satu strategi yang digunakan pada kegiatan adopsi penyingkiran hambatan. Pada tiap
kali kegiatan, selalu mempunyai waktu berdiskusi untuk saling berbagai pengalaman,
mendengar dan berkomentar. Pada kegiatan studi banding pertama yang dilaksanakan
pada tanggal 28 Maret 2010 di lahan demplot milik Staf Dinas Kehutanan Sukamara,
dalam waktu sehari mempunyai waktu diskusi 2 kali.
Kegiatan studi banding pertama fokus pada pengenalan jenis-jenis yang ditanam dan
keuntungannya. Kemudian di kegiatan studi banding kedua yang dilaksanakan 26-28
April 2010 di lahan kebun campuran menetap milik salah satu anggota kelompok tani di
wilayah desa Sintuk, mempunyai waktu diskusi selama 3 hari kegiatan ada 6 kali.
Kegiatan disini membahas mengenai hama penyakit, analisa keuntungan bertani
menetap tanpa bakar, teknik menyemai dan pengolahan lahan tanpa bakar dan tata
letak tanam. Efeknya masyarakat mulai berani bicara, bersikap dan menghasilkan
rencana tindak lanjut untuk bisa disosialisasikan kepada masyarakat petani di desa
mereka.
§ Perubahan Perilaku
Tabel 6. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Petani Desa
Tempayung dan Desa Babual Baboti
Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa
Babual Baboti)
Tahap Teori Perubahan Untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model
perubahan perilaku
Kegiatan Pemasaran § Demplot Pertanian
43
§ Pertemuan+Pelatihan
§ Lembar Fakta
§ Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar
Rantai Hasil Perilaku perladangan berpindah (tebas bakar) berubah
menetap
Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), sebanyak 50% (101
KK) petani peladang berpindah dari dua desa target
mengadopsi kegiatan demontrasi plot pertanian
menetap pola kebun campur (survei langsung).
1. Pada akhir kampanye (Juni 2010), praktek
2. pembakaran lahan pertanian di desa
3. Tempayung dan Babual Baboti menurun hingga
4. 50% dari 606 frekuensi (202 KK x
5. 3 kali bakar per bulan) praktek pembakaran
6. lahannya (survei langsung).
7. Pada akhir kampanye (Juni 2010), ada perubahan
8. perilaku dari 22,2% petani desa target yang tidak tahu
9. atau kadang-kadang melihat kegiatan
perladangan berpindah dengan sistem
tebas bakar dari meningkat menjadi 55%
(Q68=P38).
Kegiatan 1: Membuat Demonstrasi Plot (Demplot) Pertanian
Alasan untuk kegiatan: Kegiatan Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa
Bakar dipilih karena ini yang dinilai menurut penilaian BRAVO mampu berpeluang
mengatasi atau menekan perilaku pembukaan ladang berpindah tebas bakar. Karena
demplot ini bisa menjadi media atau wahana pembelajaran yang bisa diadopsi.
Hal ini seperti yang tertulis dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008 yang mengatakan
bahwa ada nilai pembelajaran dalam kegatan ini, yaitu sebagai panduan pembelajaran,
sebagai alat untuk mempertahankan perubahan perilaku dan sebagai wahana pameran
yang bisa dilihat dan menjadi daya tarik. Biasanya demplot akan ditempatkan dalam
komunitas yang dipilih khusus. Benar bahwa khalayak yang dipilih adalah khalayak yang
potensi perladang beprindahnya tinggi sehingga perlu membuat percontohan teknik
berladang menetap yang ramah lingkungan.
Dikatakan juga dalam Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa efek kegiatan ini kedalamannya
tingga walau penjangkauannya rendah. Karena khalayak yang disasar spesifik. Tapi
menurut kajian ini, jangkauan akan menjadi luas jika disertai promosi. Kegiatan ini
kapan dilakukan juga sesuai dengan aplikasi dalam penerapan pada kegiatan kampanye
ini, yaitu pada waktu hampir dipertengah kampanye. Jadi demplot ini selain sebagai
penyingkiran hambatan juga memang cocok dilakukan sebagai media pemasaran pesan.
Dengan adanya kegiatan di demplot yang dipromosikan untuk warga desa target primer
dan sekitarnya mampu membuat perubahan perilaku petani ladang berpindah menjadi
petani ladang menetap.
44
Gambar 21. Demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung
Deskripsi Kegiatan: Sebelumnya pada bulan Juni 2009 telah dilakukan pendekatan ke
dua desa target (desa Tempayung dan desa Babual Baboti) tentang tujuan kampanye
bangga yang salah satu strateginya untuk mengurangi perladangan berpindah dan
dapaknya akan membuat demplot kebun campuran. Dari hasil pendekatan ini, pada
bulan Juli 2009 diperoleh dukungan dari pemerintah desa Tempayung sebuah lahan
seluas 2 hektar yang status lahannya merupakan tanah desa. Lahan yang berada
tadinya merupakan hutan desa yang juga sempat terbakar saat musim perladangan
tebas bakar. Di lahan ini tumbuh bermacam tanaman bernilai, salah satunya jelutung
dan induk buah durian lokal (terotungan, pompaan), cempedak, mentawa, duku dan
langsat. Beberapa tegakannya masih ada dan bisa menjadi bakal indukan nantinya.
Lahan demplot kemudian diperluas berdasarkan perizinan Kepala Desa Tempayung pada
bulan Desember 2009 untuk diluaskan hingga 3 hektar. Sekaligus ke wilayah rawa yang
bisa menjadi daerah penanaman jelutung. Agar wilayah rawa di kedua desa terjaga
dengan adanya jelutung yang bisa kelak disadap getahnya.
Lahan Demplot Kebun Campuran saat dikunjungi bulan Oktober 2009 sedang
dibersihkan saat ini telah terbuka 1,25 ha. Pohon-pohon dengan batang berdiameter di
atas 15 cm tidak ditebang. Saat penebasan juga telah dibuat beberapa lubang untuk
tempat potongan dan selanjutnya untuk tujuan komposting. Potongan dahan dan ranting
serta semak dikumpulkan kemudian dilakukan pemotongan kecil-kecil dahan dan ranting
dan disimpuk atau dikumpulkan. Pengkomposan sudah dimulai sambil membersihkan
lahan agar lebih bersih, yang akan dilanjutkan secara berkala. Sebagian lahan telah
dikelola dengan dicangkul.
Kegiatan 2: Mengadakan Pertemuan dan Pelatihan tiap Bulan
Alasan untuk kegiatan: Pertemuan dan pelatihan tujuannya adalah untuk mengulang
pesan menambah kepercayaan diri khalayak target dan memfasilitasi peningkatan
pengetahuan dan pada akhirnya perubahan perilaku. Seperti yang dijelaskan dalam
Buku Pegangan Rare Pride, 2008, bahwa pelatihan menyediakan informasi untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain membantu perorangan atau
kelompok orang membuat keputusan dan solusi secara efektif dan mampu menciptakan
pengembangan diri dan percaya diri. Dalam rangka merubah perilaku lama dari
berladang berpindah dengan tebas bakar menjadi berladang menetap yang mengurangi
pembakaran/tidak sama sekali membakar diperlukan upaya peningkatan kapasitas
sumberdaya petani dalam bentuk pertemuan dan pelatihan agar bisa melakukan
kegiatan pengelolaan lahan pertanian menetap tanpa bakar dengan baik.
45
Berbagai pengertian yang diulas sebagai teori sampai analisa hasil pada lahan dan
produksi tanam disampaikan dalam pertemuan yang diikuti dengan pendampingan
pelatihan mengolah lahan, memetakan lahan, membuat kompos, teknik budidaya
(menyemai sampai perawatan dan menghitung panen dilakukan). Karena jika hal ini
tidak dilakukan, kemungkinan kebiasaan membakar yang dianggap sudah tradisi turun
temurun tidak akan berubah. Bahkan dampaknya akan sering muncul kasus perluasan
lahan karena kebutuhan lahan untuk pertanian sudah semakin sempit oleh karena
banyak dijual menjadi perkebunan sawit. Disadari oleh manajer kampanye dan
supervisor, bahwa ini perlu proses yang berkelanjutan dan tidak berhenti sampai proyek
kampanye ini selesai.
Deskripsi Kegiatan: Pertemuan mengenai upaya perubahan perilaku di masyarakat
target primer kampanye lebih mengarah pada penyampain pesan yang terangkum dalam
materi-materi teknis yang diikuti dengan praktek pelatihan, seperti cara membuat sekat
bakar, membuat peta pengelolaan lahan dan langkah-langkah mengelola kebun
campuran menetap tanpa membakar serta analisa hasilnya. Selain pertemuan dengan
masyarakat petani juga tim kampanye melakukan pertemuan-pertemuan yang bersifat
koordinasi dengan pihak pemerintah desa maupun tokoh tani. Dalam membantu
pembersihan lahan beberapa orang masyarakat sempat beberapa kali diajak membantu
kegiatan pembersihan lahan bersama. Dalam hal ini kami membuat komitmen bahwa ke
depannya demplot ini menjadi daya tarik desa lain untuk belajar ke desa Tempayung
dan bisa melihat pembelajaran dari masyarakat tempayung dan Babual Baboti yang mau
berubah.
Pada tahapan ini beberapa tokoh desa membantu dalam upaya mendukung pengawasan
lahan dan akan membantu mensosialisasikan fungsi demplot kebun campuran.
Komitmen ini dihasilkan setelah ada kegiatan Pelatihan Mengelola Lahan Tanpa
Membakar, dari mulai perencanaan, memulai penebasan, pembuatan lubang, wilayah
jalur penanaman tanaman utama dan tanaman sela dan rumah jaga serta bagaimana
pemanfaatan potongan tebasan. Sayangnya kegiatan ini masih diikuti oleh sedikit
peminat. Tapi hasil pelatihan ini membuahkan rencana tindak lanjut berupa kegiatan
rutin pelatihan tiap minggu ke-tiga per bulannya dan akan mengajak warga lainnya di
latihan berikutnya. Dalam pertemuan dan pelatihan juga mengundang salah satu
anggota Manggala Agni DAOP III Pangkalan Bun-BKSDA Kalimantan Tengah untuk
menyampaikan teori Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Selain itu juga dilakukan
koordinasi pertemuan dengan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kotawaringin Lama
untuk menjadi nara sumber dalam pelatihan pengelolaan lahan tebas tanpa bakar.
Pembelajaran yang diperoleh dari hasil kegiatan ini adalah bahwa kordinasi sangat
penting sehingga informasi bisa disampaikan secara berantai sehingga kegiatan dapat
diikuti dan informasi pesannya diterima dengan benar.
Kegiatan 3: Lembar Fakta
Alasan untuk kegiatan: Dipilihkan media ini karena berisi pesan dan penjelasan yang
singkat jelas diikuti gambar sebagai pemahaman yang dapat mudah dimengerti oleh
khalayak. Seperti yang dijelaskan Buku Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa lembar fakta
mampu memberi nilai pembelajaran sangat efektif untuk proses belajar mengajar karena
dilengkapai dengan gambar, pesan yang jelas-pendek dan berstruktur. Dalam hal ini
beberapa khalayak akan lebih bisa mengingat dengan adanya gambar yang menuntun
dibanding mendengarkan teori, dialog dan diskusi.
Dijelaskan juga dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa efek kegiatan ini mampu
menjangkau luas pada khalayak dewasa, khusunya petani. Secara umum kedalaman dan
jangkauan media ini menengah yang digunakan untuk menyalurkan pengetahuan dan
kesadaran juga pencerminan/refleksi bahkan sebagai jalan keluar. Maka dari itu tepat
sekali alasan media ini dibuat.
46
Gambar 22. Lembar Fakta Kampanye Pride+Teknik Kelola Lahan Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar
Deskripsi Kegiatan: Media ini memuat informasi kawasan SM Sungai Lamandau,
mengapa perlu melestarikan SM Sungai Lamandau dan apa yang mengancam
kelestarian kawasan serta kegiatan yang telah dilakukandan dan perlu dukungan dari
para pihak dalam hal ini mereka para petani ladang berpindah yang diminta melakukan
perubahan perilaku. Selain itu juga memuat langkah-langkah mengelola lahan kebun
campuran tanpa bakar dengan harapan mereka terpandu untuk mengelola lahannya
tanpa harus berpindah dan membakar. Lembar fakta ini kedalamannya tinggi karena
berisi materi yang bisa dipraktekkan petani. Sedangkan jangkauan materi pemasaran
pesan ini hanya terbatas dikalangan petani, namun bisa digunakan bagi petani lain
sehingga jangkauan media ini menjadi luas.
Lembar fakta dibuat dengan ukuran HVS A4 bahan art paper 120 gsm dan dicetak
sebanyak 500 eksemplar di percetakan SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dengan
harga 2000 rupiah per eksemplar. Tema lembar fakta adalah kampanye bangga SM
Sungai Lamandau dengan berladang menetap tanpa bakar mencegah kebakaran huatan
dan lahan sekitar kawasan SM Sungai Lamandau. Di sisi pertama menjelaskan tentang
kawasan SM Sungai Lamandau dengan penjelasan fakta kawasan bahwa benar telah
ditetapkan sebagai kawasan konservasi berstatus SM Sungai Lamandau, kawasan hutan
sebagai habitat penting orangutan Kalimantan, ancaman kebakaran akibat pembukaan
lahan dengan tebas bakar. Selain itu juga dukungan bahwa kawasan itu perlu
dilestarikan juga digambarkan dan potret masyarakat (petani dan anak petani) yang
sedang memegang poster berladang menetap untuk mendukung kelestarian Suaka
Margasatwa Sungai Lamandau. Di sisi baliknya ada 10 langkah melakukan pengolahan
lahan kebun campuran tanpa bakar. Pada sisi pertama dan kedua diikutkan logo
kampanye dan mitra pendukung kampanye ini.
Media pesan ini kemudian dibagikan dalam setiap pertemuan, pelatihan dan studi
banding pertanian. Lembar ini dibuat sebagai langkah untuk memandu masyarakat tidak
membakar saat datang musim kemarau yang jatuh pada bulan Juli/Agustus. Oleh sebab
itu media ini dibuat sejak April 2010 dan selesai Mei 2010. Media ini dibuat dan telah
dikoreksi tim fasilitator pertanian. Pengujian terhadap media ini hanya dibuat 40 lembar
dan dibagikan ke peserta studi banding. Responnya masyarakat tertarik untuk membaca
dan mengikuti langkah dalam mengelola lahan yang digambarkan di lembar fakta.
Berawal dari kegiatan ini, media ini dibagikan di pertemuan petani di Sukamara dan
beberapa pertemuan petani di wilayah Mendawai, Terantang dan Kumpai Batu Bawah.
Media ini menjadi bahan pembelajaran bahwa sebuah fakta itu penting diungkapkan
47
sehingga bisa menjadi penuntun untuk membuktikan kenyataan dari sebuah hal yang
kita tawarkan untuk diadopsi.
Kegiatan 4: Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar
Alasan untuk kegiatan: Alasan mengapa studi banding masuk dalam kegiatan yang
dapat memacu proses perubahan perilaku adalah karena biasanya masyarakat
memerlukan contoh keberhasilan orang lain atau daerah lain, sehingga keberhasilan itu
dapat menjadi daya tarik yang akhir diadopsi. Selain itu karena mereka bisa melihat
langsung bagaimana konsep yang telah dilakukan di wilayah lain yang telah berhasil
dengan berladang menetap pola kebun campuran tanpa bakar. Kondisi seperti apa
bentuk kelola lahan dan cara menanam di kebun campuran secara tertata dan
mnegsankan akan lebih meningkatkan proses adopsi yang menghasilkan dampak pada
perubahan perilaku.
Deskripsi Kegiatan: Studi Banding Kebun Campuran Menetap dilakukan sebagai tahap
studi petani membandingkan kegiatan pertanian yang dilakukannya dengan pertanian
yang dilakukan pihak lain. Kegiatan studi banding kali ini menjadi salah satu strategi
yang digunakan pada kegiatan adopsi penyingkiran hambatan. Di kegiatan ini
masyarakat melakukan pengamatan kebun campuran di lahan pertanian yang dikelola
tanpa membakar dengan berbagai konsep pengelolaan lahannya. Mereka diperlihatkan
cara memanfaatkan lahan dengan tanaman sayuran dan buah, sayuran dengan karet
dan sayuran dengan daerah kolam ikan dan fungsi beternak untuk menghasilkan stok
pupuk kandang. Kegiatan studi pertama dilakukan di lahan staf Dinas Kehutanan
Kabupaten Sukamara yang berada masuk wilayah administrasi Desa Tempayung,
sekaligus yang menjadi narasumber adalah pihak yang mempunyai lahan sebagai
perwakilan Dinas Kehutanan Kabupaten Sukamara dan perwakilan Balai Penyuluh
Pertanian kecamatan Kotawaringin Lama (BPP Kotawaringin Lama) dan Dinas
Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat. Harapannya masyarakat termotivasi bahwa
lahan desanya mampu diolah menjadi baik dan bermanfaat hasilnya. Pada kegiatan ini
diikuti 27 orang petani dari dua desa (Tempayung dan Babual Baboti).
Gambar 23. Studi Banding pertama di lahan kebun campuran milik Dinas Kehutanan Sukamara
Sedangkan di kegiatan kedua mereka diperlihatkan bahwa di tempat lain juga
melakukan hal yang sama, yaitu berkebun buah, karet yang diselingi dengan tanaman
hortikultura sebelum tanaman jangka panjang besar. Konsep lain sebagai lahan
perikanan air tawar dan beternak juga diperlihatkan. Masyarakat peserta dari desa
khalayak target primer diminta untuk melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal
yang perlu dipertanyakan saat diskusi. Efeknya masyarakat mulai berani bicara, bersikap
48
dan menghasilkan rencana tindak lanjut untuk bisa disosialisasikan kepada masyarakat
petani di desa mereka. Rencana tindak lanjut yang dibuat bersama Petugas Penyuluh
Lapangan desa mereka masing-masing dan atas motivasi nara sumber dari Dinas
Pertanian dan Peternakan Kotawaringin Barat, Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan
Pangan (KP2KP) Kotawaringin Barat, Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat. Untuk
kegiatan ini diikuti oleh 27 peserta dari desa Babual Baboti dan 2 perwakilan dari
Kelurahan Mendawai dan Mendawai Seberang serta anggota manggala agni Daop III-
BKSDA Kalimantan Tengah-SKW II Pangkalan Bun.
Gambar 24. Studi Banding kedua di lahan kebun campuran menetap salah satu anggota kelompok tani milik di wilayah desa Sintuk, Kecamatan Kumai
Hasil akhir kegiatan studi banding dihasilkan dari masing-masing desa (Tempayung dan
Babual Baboti) membuat RTL. Setelah mendapatkan tanggapan dari dinas, maka
tersusun sebuah Rumusan RTL hasil studi banding. Adapun rumusan yang dihasilkan ada
6 rumusan Rencana Tindak Lanjut Studi Banding yang akan dilakukan di desa mereka
masing-masing, yaitu:
Pembenahan Kelompok Tani yang akan dilakukan Mei 2010 dan didampingi KP2KP
dan Proyek EC Lamandau.
Penyusunan RDKK dan RDK yang akan dilakukan Juni 2010 dan didampingi KP2KP
dan Proyek EC Lamandau.
Penggarapan lahan ramah lingkungan (tanpa bakar) dan pertemuan rutin tiap bulan)
yang dilaksanakan pada bulan Mei 2010 didampingi oleh Proyek EC Lamandau,
KP2KP dan Distanak Kobar.
Sosialisasi Hasil Studi Banding dan Pengolahan Lahan Tanpa Bakar Mei 2010 dan
akan dilakukan bersama dinas terkait pada Juli 2010 didampingi Proyek EC
Lamandau, KP2KP dan Dishut Kobar.
Membuat/Menata Kebun Campuran Menetap menjadi Pertanian Menetap Terpadu
yang akan dilakukan Agustus 2010 dan didampingi Distanak Kobar, Dishut Kobar,
Dinas Perkebunan Kobar, Diskanla Kobar, KP2KP dan Proyek EC Lamandau.
Pelatihan Budidaya Karet yang akan dilaksanakan bulan November 2010 didampingi
oleh KP2KP, Dinas Perkebunan Kobar, Proyek EC Lamandau.
Implementasi dari RTL ini baru pada tahap pembenahan kelompok tani di bulan Mei
2010, sedangkan untuk implementasi RDKK dan RDK dilakukan fasilitasinya bersama
KP2KP, BPP Kolam pada pertemuan bulan Juli 2010.
49
b. Khalayak Target Sekunder: Masyarakat Petani di sekitar kawasan SM Sungai
Lamandau
§ Pengetahuan
Tabel 7. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Masyarakat Petani
di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau
Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM
Sungai Lamandau)
Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan)
Kegiatan Pemasaran § Pin+Stiker
§ Radio Spot
§ Poster
§ Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot
§ Buletin SUMPITAN
§ Kalender 2010 bertema perubahan iklim
Rantai Hasil Petani peladang berpindah menjadi sadar perladangan
menetap itu bermanfaat
Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan masyarakat
petani sekitar kawasan SMSL tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon meningkat dari 14,4% menjadi 50%
(Q21=P10).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan masyarakat petani sekitar kawasan SMSL tentang kaitan rusaknya hutan
dengan masuknya air laut akan meningkat dari 40,7%
menjadi 65% (Q29=P18).
Keempat kegiatan yang dilakukan untuk kegiatan pemasaran pesan kampanye di
masyarakat petani target sekunder di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau untuk
membangun peningkatan pengetahuan, telah dijelaskan alasan kegiatan dan
deskripsinya di kegiatan untuk masyarakat petani target primer.
Kegiatan 5: Menyebarkan Kalender 2010 bertema perubahan iklim
Alasan untuk kegiatan: alasan kalender ini dibuat adalah menyesuaikan pesan dengan
momentum. Pergantian tahun merupakan momen yang tepat untuk mengemas media
pesan sampai ke masyarakat khlayak target kampanye di sekitar SM Sungai Lamandau.
Kalender ini berisi pesan kampanye fungsi hutan menjaga perubahan iklim dan
menyerap karbon, sehingga pesan ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai manfaat hutan menjaga perubahan iklim dan membantu menyerap karbon
serta mencegah bencana yang mempengaruhi kesehatan dan hasil pertanian. Dasarnya
adalah masih rendahnya masyarakat mengenai pengetahuan hutan menyerap karbon
adalah diperoleh catatan analisa hasil survey awal bahwa masyarakat sekitar SM Sungai
Lamandau hanya 22,2 % yang mengetahui manfaat hutan sebagai penyerap karbon.
Gambar 25. Kalender dan penyebarannya di khalayak target Sekunder
50
Deskripsi Kegiatan: Kalender ini berukuran lebih kurang 30x45 cm, sebanyak 12
lembar, full color. Komposisi kalender tiap bulan berisi gambar yang menyatakan tiap
tema perbulan, tanggal kalender dan materi pengetahuan pesan yang akan
disampaikan. Kalender ini dicetak di percetakan di Bogor sebanyak 1500 eksemplar dan
merupakan media pesan kolaboratif dengan kampanye perubahan iklim dari tim
Community Forest Carbon Yayorin. Kalender ini akan dijadi media cinderamatan kuis
penyuluhan desa dan sekolah juga pada pertemuan-pertemuan masyarakat sebagai
bahan materi dan pelatihan. Kalender ini juga diberikan pada kegiatan sarasehan dan
seminar perubahan iklim yang diadakan tim Community Forest Carbon.
§ Sikap dan Komunikasi Interpersonal
Tabel 8. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal
untuk Masyarakat Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau
Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM
Sungai Lamandau)
Tahap Teori Perubahan A + IC = memberikan pesan emosional untuk
mengubah sikap dan mendorong percakapan
Kegiatan Pemasaran § Pertemuan+Pelatihan
Rantai Hasil A= Petani lading berpindah memahami cara
perladangan menetap
KI= Adanya pembicaraan antar petani membahas
perladangan menetap sistem kebun campuran/kebun
campuran menetap
Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 28,8% masyarakat petani
sekitar kawasan SMSL meningkat perubahan sikapnya dari yang tadinya tidak setuju membuka lahan dalam kawasan
tidak menimbulkan masalah menjadi 77,2% (Q44/G6=P24).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), sikap masyarakat petani
sekitar kawasan SMSL menyikapi manfaat dari adanya kebun campuran bermanfaat adalah 87,7% dan akan ditingkatkan
menjadi 95% (Q46/G7=P25).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), sikap masyarakat petani
sekitar kawasan SMSL yang menyatakan pelatihan kebun campuran bermanfaat adalah 84,6% dan akan ditingkatkan
menjadi 95% (Q47/G7=P25).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), 10 desa lainnya yang
berada disekitar SM Sungai Lamandau dari 23,5% yang
belum membicarakan tentang pengelolaan lahan dan
pelestarian hutan akan meningkat menjadi 59%
(Q56=P28).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), seluruh masyarakat
desa sekitar SM Sungai Lamandau yang membicarakan
tentang manfaat SM Sungai Lamandau dari 14,7%
(n=54) meningkat menjadi 31% (Q58=P30).
Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat 10 desa
sekitar SM Lamandau lainnya akan membicarakan
perladangan menetap dan manfaatnya semakin
meningkat dari 16% menjadi 20% (Q60=P32).
Kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan sikap dan komunikasi interpersonal di
kegiatan pemasaran pesan kampanye di masyarakat petani target sekunder di sekitar
kawasan SM Sungai Lamandau sama penjelasan alasan dan deskripsi kegiatannya yang
telah dijelaskan untuk kegiatan masyarakat petani target primer.
51
§ Perubahan Perilaku
Tabel 9. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Masyarakat
Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau
Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM
Sungai Lamandau)
Tahap Teori Perubahan Untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model
perubahan perilaku
Kegiatan Pemasaran § Poster
§ Pertemuan+Pelatihan
§ Lembar Fakta
§ Video Partisipatif
Rantai Hasil Perilaku perladangan berpindah (tebas bakar) berubah
menetap
Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), dari 4,8% masyarakat
petani sekitar kawasan SMSL yang terlibat dalam kegiatan pelestarian hutan (penanaman pohon) meningkat menjadi
14% (berdasarkan catatan event/aksi).
Pada akhir kampanye (Juni 2009), 62,1% masyarakat petani
sekitar kawasan SMSL yang mau terlibat mengaplikasikan program pengelolaan lahan dan pelestarian hutan meningkat
menjadi 65% (Q64=36).
Ketiga kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan perubahan perilaku khalayak
petani target sekunder di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau sama penjelasan alasan
dan deskripsi kegiatannya yang telah dijelaskan di kegiatan masyarakat petani target
primer. Berikut beberapa gambar sebaran media pemasaran pesan kampanye untuk
perubahan perilaku. Penjelasannya seperti telah dijelaskan sebelumnya di atas.
Gambar 26. Sebaran poster di desa khalayak target sekunder dari anak petani sampai ke petani
Kegiatan 4: Memutarkan Video Partisipatif
Alasan untuk kegiatan: Alasan dibuatnya film ini adalah untuk merangsang perubahan
perilaku dengan kedalaman pesan dan jangkauan yang tinggi. Karena bisa digandakan
(Buku Pegangan Pride, 2008). Visual dan audio yang jelas membuat media ini
mempunyai kekuatan pesan untuk mendorong perubahan perilaku dan pengetahuan
52
juga kesadarn. Hal ini sesuai dimana gambaran masyarakat yang sama telah melakukan
perubahan dalam film ini mampu mengajak masyarakat lain sekitar SM Sungai
Lamandau mengikuti jejak yang sama mengelola lahan secara menetap melalui tanaman
utama karet. Biasanya gambaran yang nyata dengan pelaku keberhasilan orang lain di
daerah yang sama akan lebih mudah dimengerti untuk bertindak mempraktekkan tujuan
kegiatan yang ingin dicapai pada akhir kampanye ini, yaitu berladang menetap.
Gambar 27. Sampul depan video partisipatif tentang budidaya karet
Deskripsi Kegiatan: Film ini diproduksi sederhana dari potongan-potongan rekaman
dari beberapa kamera yang dibuat dengan program movie maker dengan kapasitas pixel
yang tinggi. Film ini bertema tentang semangat warga desa Tempayung yang sudah
menglola lahan karet dan tanaman campuran lainnya dengan menetap. Durasi film ini
10:43 menit; berukuran file 83,5 MB tipe file Winamp Media File dan diproduksi oleh
salah satu edukator tim sub program pendidikan keliling Yayorin. Film ini biasanya
diputar pada kegiatan penyuluhan desa dan pertemuan masyarakat sebelum mengawali
topik pembicaraan yang akan disampaikan.
c. Target Tambahan
§ Pengetahuan
Tabel 10. Materi Kegiatan Pemasaran untuk sasaran anak-anak petani target (khlayak
primer dan sekunder) di sekitar SM Sungai Lamandau
Khalayak Sasaran- Anak-anak Petani target (khlayak primer dan sekunder) di
sekitar SM Sungai Lamandau
Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan)
Kegiatan Pemasaran § Kunjungan Penyuluhan ke Sekolah
Kegiatan 1: Melakukan Kunjungan Penyuluhan ke Sekolah + Kostum Maskot
Alasan untuk kegiatan: Alasan kegiatan ini dilakukan adalah bahwa di sekolah tempat
belajar formal anak-anak yang sebagian orangtuanya adalah petani. Kegiatan
penyuluhan mengenai apa fungsinya hutan dan kawan SM Sungai Lamandau, mengenai
orangutan dan apa upaya yang perlu dilakukan untuk mendukung pelestarian orangutan
diharapkan bisa diceritakan kepada orangtuanya. Mereka yang masih anak-anak dan
remaja dapat memberikan informasi berguna bagi langkah kampanye dalam setiap
gerakan penyampaian pesannya. Mereka biasanya dengan semangat saat paham
dengan apa manfaat hutan dan mengapa perlu pelestarian orangutan, maka mereka
secara tidak sengaja sering memberi informasi dimana mereka melihat masih ada
masyarakat di desanya masih memelihara orangutan, masyarakat masih suka
mengambil kayu dan membuka ladang. Mereka khalayak yang berperan penting juga
53
dalam memberikan informasi penting pada bentuk penyadaran kepada orangtua mereka
secara emosional kekeluargaan. Dijelaskan dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008
bahwa kegiatan sekolah merangsang peningkatan pengetahuan menegnai masalah
khusus dan menimbulkan hasrat untuk mencegah. Efek kegiatan terbatas hanya pada
khalayak sasaran (siswa dan pendidik) dengan kedalaman tinggi dan jangkauan
menengah. Ada asumsi bahwa pesan yang diterima akan dibawa pulang dan
menimbulkan pengaruh pada orang dewasa di rumahnya. Untuk itu kegiatan ini sesuai.
Gambar 28. Maskot Kampanye berperan penting dalam memberikan rangsangan daya tarik siswa/siswi pelajar untuk dokus pada kegiatan penyuluhan sekolah
Deskripsi Kegiatan: Sekolah yang menjadi target kunjungan kampanye adalah
sebanyak 30 sekolah yang berada di tiap desa target kampanye. Tiap kunjungan
mempunyai frekuensi kunjungan yang bervariasi, yaitu 1-6 kali kunjungan. Artinya satu
sekolah dapat dikunjungi lebih dari satu kali kunjungan. Kunjungan penyuluhan ke
sekolah yang dikuti dengan kegiatan perpustakaan keliling ini menyampaikan materi di
kelas dalam bentuk presentasi menggunakan power point. Tema yang disampaikan
mengenai manfaat hutan, mengenalkan SM Sungai Lamandau dan orangutan. Sebelum
penyuluhan, dimulai pembukaan dengan koordinasi dengan pihak sekolah lalu
memperkenalkan tim pelaksana kampanye, kemudian mencairkan suasana lalu mulai
melakukan presentasi.
Pembukaan dilakukan selama 10 menit, kemudian mencairkan suasana dengan
permaianan selama 5-10 menit lalu melakukan penyampian materi ini bisanya rentang
waktu 30 menit dan kuis 10-15 menit yang diikuti dengan membagi cinderamata (baik
itu t-shirt bangga, pin dan stiker, kalender, bulletin SUMPITAN, dan buku tulis bertema
sampul konservasi hutan dan orangutan. Jika suasana kelas tidak kondusif, tim
pelaksana kampanye melakukan strategi ke-2 dengan membuat cerita melalui story
telling menggunakan bantuan boneka dan kostum maskot kampanye atau melakukan
game edukatif di luar kelas selama 30-60 menit.
Kemudian selang waktu satu jam siswa/siswi pelajar dipersilahkan mengunjungi koleksi
buku-buku perpustakaan keliling yang telah disiapkan di satu tempat dan merangsang
mereka membacanya. Buku-buku yang ditunjukkan diantaranya mengenai cerita
bergambar tentang satwa, cerita rakyat, majalah lingkungan dan buku pengetahuan
lingkungan. Selain melalui perpustakaan keliling juga dengan kunjungan Mobil Baca
yang mengunjungi setiap pagi khusus untuk siswa/siswi sekolah desa target kampanye
(khusunya yang terjnagkau saat ini yang berada di kecamatan Arut Selatan-kabupaten
Kotawaringin Barat).
Lepas kunjungan sekolah biasanya tim pendidikan keliling menawarkan untuk
berkegiatan di sore harinya. Kegiatan yang biasa dilakukan di sore harinya diantaranya
adalah sebagai berikut:
§ Media Kit Edukatif (diantaranya kertas mewarnai maskot kampanye, perlengkapan
mengamati biologi perairan, binokuler untuk pengamatan burung, perlengkapan
permainan paket indra). Kegiatan ini semua untuk merangsang pengetahuan
mereka mengenai lingkungan sekitar mereka, hutan sekitar mereka, kehidupan
sekitar mereka.
54
§ Lagu Konservasi, dimana lagu ini dinyanyikan bersama-sama yang dampaknya
mereka senang menyanyikan saat sekolah (khusunya di siswa sekolah dasar).
§ Game Edukatif. Game edukatif yang dimainkan mengenai kekompakan, kreatifitas
dan pengetahuan.
Gambar 29. Aktifitas kegiatan lain di sekolah dan di luar sekolah untuk anak-anak petani
Selain itu juga pesan-pesan kampanye untuk mengenalkan Suaka Margasatwa Sungai
Lamandau dan hubungan pertanian menetap berkelanjutan yang ramah lingkungan
dapat melestarikan hutan dan mendukung pertanian, tim edukasi keliling sebagai
pelaksana kampanye menyampaikannya pada kegiatan Muatan Lokal (Mulok) Pertanian
Berkelanjutan yang dilakukan di kabupaten Sukamara.
2. Kegiatan Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal)
Salah satu tahapan penting dalam fase pelaksanaan program Pride adalah membuat
media pemasaran kampanye. Media pemasaran kampanye yang dirancang sebagai alat
pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku sadar
untuk mencoba mempraktekkan hal yang baru dalam hal pertanian. Media-media
pemasaran yang dibuat untuk mendukung proses adopsi perladangan menetap oleh
khalayak target primer. Khalayak yang dimaksud adalah petani peladang berpindah di
desa Tempayung dan Babual Baboti yang sebelumnya pendataan bulan Juni 2009
mencatat ada 175 KK (45 KK di desa Tempayung dan 130 KK di desa Babual Baboti).
Kemudian pendataan dilakukan bulan Februari-Maret 2010 dengan melakukan
penelusuran informasi data kepada desa dan masyarakat langsung. Data terkumpul
bulan Maret 2010 dan tercatat ada sebanyak 202 KK (46 KK di desa Tempayung dan 176
KK di desa Babual Baboti).
Selain media pemasaran tahapan penting untuk mencapai perubahan perilaku yang
dituju perlu ada kegiatan penyingkiran hambatan. Penyingkiran hambatan yang
dibangun adalah Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar. Demplot ini akan
dirancang sebagai tempat pembelajaran pengelolaan lahan pertanian dan perawatan
tanamannya secara menetap tanpa membakar. Untuk menambah ketertarikan minat
masyarakat target dan mempermudah khlayak mengadopsi juga dibuat beberapa
pelatihan pertanian dan juga kegiatan studi banding. Dalam tiap proses pertemuan
dilakukan kesepakatan belajar bahwa setiap kegiatan pertemuan selalu diikuti dengan
tindak lanjut pelatihan di demplot atau di lahan warga petani yang disepakati bersama.
Tujuan Besar
Mengurangi aktifitas pembukaan lahan untuk pertanian ke dalam Suaka Masrgasatwa
Sungai Lamandau dari 202 KK petani ladang berpindah di dua desa target pada Juni
2010 menjadi 101 KK. Hasil konservasi yang diharapkan adalah habitat orangutan dan
satwa liar lainnya terjaga.
55
Tolak Ukur/Kejadian penting spesifik untuk adopsi kebun campur Sebagai
Hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Pada bulan Juli 2009, melakukan identifikasi lahan untuk tempat demonstrasi plot
kebun campuran dan ada kesepakatan tingkat lokal (pendekatan desa dan
kelompok).
2. Pada bulan Oktober 2009, memperoleh data tentang pemetaan lahan menyangkut
luas dan kepemilikan lahan, pengamatan unsur hara tanah dan inventarisasi jenis
tanaman yang biasa ditanam warga dan disain peta mobilisasi pemantauan
perawatan tanaman dari petani peladang berpindah dua desa target.
3. Menjelang akhir tahun 2009, 100% (202 KK) masyarakat kelompok petani di kedua
desa yang melakukan perladangan berpindah atau sistem bertani tebas bakar sudah
menerima pengetahuan pertanian ladang menetap sistem kebun campuran.
4. Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Balai Informasi Penyuluh
Pertanian dan dinas yang berkaitan dengan pengadaan bibit tanaman (Dinas
pertanian, Perkebunan dan Kehutanan) kabupaten berkomitmen memberikan
rekomendasi kelayakan demplot dan memberikan dukungan berkelanjutan berupa
bantuan teknis lapangan pada awal tahun 2010.
5. Pada akhir kampanye (Juni 2010), 33,3% masyarakat petani desa Babual Baboti
yang tadinya tidak peduli melestarikan hutan setelah mengetahui informasi
pentingnya melestarikan hutan menjadi peduli menurun menjadi 0% (Q70/G6).
6. Pada akhir kampanye (Juni 2010), ada perubahan perilaku dari 22,2% petani desa
target yang tidak tahu atau kadang-kadang melihat kegiatan perladangan berpindah
dengan sistem tebas bakar meningkat menjadi 55% (Q93).
7. Pada akhir kampanye pride (Juni 2010), 50% dari 202 KK (101 KK) petani ladang
berpindah melakukan perladangan menetap.
Capaian kegiatan Penyingkiran Hambatan
Dari hasil laporan kemajuan Santoso, 2010 tercatat rekam proses kegiatan penyingkiran
hambatan (demplot kebun campuran menetap tanpa bakar) sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi rencana pembuatan Demplot Kebun Campuran
Menetap Tanpa Bakar
Dalam kegiatan ini sejak bulan Juni 2009 telah dilakukan sosialisasi dan koordinasi
dengan Kepala Desa Tempayung dan Babual Baboti untuk membuat kebun campuran
menetap tanpa bakar yang fungsinya untuk memberikan contoh pembelajaran
masyarakat petani yang masih berladang berpindah dan tebas. Sosialisasi ini
dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pertemuan masyarakat yang difasilitasi oleh
fasilitator pertanian dari tim edukasi keliling yang juga bekerja untuk proyek EC
Lamandau dan kegiatan-kegiatan pelatihan praktek pertanian. Selain itu sosialisasi di
tingkat pemerintah desa dengan melakukan koordinasi dengan Kepala Desa
Tempayung dan jajaran aparatnya sampai ke Ketua Rukun Tetangga (RT), juga
melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Babual Baboti dan jajaran aparat desanya
sampai ke Kepala Dusun.
2. Membuat permohonan pinjaman lahan untuk Kelola Demplot Kebun
Campuran Menetap Tanpa Bakar
Dalam rencana pembuatan demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa
bakar, manajer kampanye dan fasilitator pertanian berkoordinasi dengan pihak
kepala desa Tempayung dimana pihak desa pada sosialisasi sebelumnya siap
meminjamkan lahannya seluas 2 hektar di awal pertemuan. Dengan adanya tawaran
tersebut, proses peminjaman lahan dilanjutkan dengan koordinasi rencana
pembuatan dan rencana fungsi demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa
bakar kepada pihak pemerintah desa (Kepala Desa, Bendahara, Kepala Urusan
Pemerintahan dan Kepala Urusan Pembangunan desa Tempayung).
3. Mengelola Lahan Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar
Pada kesepakatan dengan desa Tempayung bahwa demplot ini selama setahun akan
dikelola oleh kegiatan Yayorin bekerjasama dengan Orangutan Foundation UK yang
mendapat dukungan dana dari dana Penyingkiran Hambatan program kampanye
56
bangga RARE dan proyek EC Lamandau dari Uni Eropa yang dimulai Juli 2009-Juni
2010.
Pada tahap awal pengelolaan dilakukan dengan membuka lahan dengan
membersihkan semak dan tumbuhan dengan batang diameter dibawah 5 cm. Proses
pembersihan lahan dengan cara tebas dan dilakukan proses penyimpukan.
Penyimpukan adalah pengumpulan potongan ranting dan batang yang dikumpulkan
membuat baris memanjang sehingga satu area denganarea lain dibatasi kumpulan
simpuk. Selain menyimpuk juga dilakukan pembuatan lubang dengan ukuran dalam
1 meter dan luas 1 meter persegi yang dibuat per dua meter dikeliling kiri, kanan,
depan dan belakang lahan. Lubang-lubang tadi mempunyai multi fungsi, yaitu selain
sebagai lubang pengomposan juga sebagai strategi agar masyarakat mempunyai
tempat mengumpulkan ranting selain sebagai batas simpuk. Ini juga sebagai strategi
untuk tidak membakar. Kemudian di sepanjang sisi kiri, kanan, depan dan belakang
di buat saluran air dan disisinya ditanami tanaman pisang dengan kerapatan tanam
satu meter yang berfungsi sebagai tanaman sekat bakar hidup. Parit air dan pohon
pisang yang berbatang basah karena mengandung konsentrasi air tinggi akan
berpeluang menghambat api keluar atau masuk merambat dari atau ke lahan lain.
Gambar 30. Kegiatan pengelolaan demplot kebun campuran dari mulai pembersihan lahan sampai ke perawatan tanaman
Setelah proses pembersihak selesai lahan kemudian dicangkul dan dibuat guludan
(gundukan) memanjang dengan lebar: satu meter dan panjang 3-4 meter. Guludan
ini disipakan untuk tanaman jangka pendek (hortikultura). Lepas melakukan
pengolahan di satu sisi, mulai bergerak melakukan pembersihan area sisi lainnya
secara bertahap. Pada pertengahan pengelolaan Kepala Desa Tempayung meminta
untuk memperluas lahan demplotnya di bagian utara yang merupakan daerah
berawa dan bekas area terbakar. Jadi keseluruhan dari area demplot menjadi 3
hektar. Alasan Kepala Desa Tempayung sekaligus menghijaukan kembali dan
rawanya bisa untuk tanama tumbuh jelutung, karena di area tersebut sempat banyak
tumbuh jelutung. Setelah selesai memastikan tidak ada penambahan lahan maka
dilakukan pembuatan peta lahan dan peruntukan lahannya. Secara umum satu
keluarga petani mengelola lahan 2-3 hektar. Dan ini sebuah lahan demplot pertanian
yang ideal dimana fasilitator pertanian dan asisten demplot dapat mengelola lahan
lebih maksimal sehingga memberi contoh pada masyarakat bagaimana pengelolaan
lahan pertanian menetap akan lebih hemat dan menguntungkan.
Lahan demplot kebun campuran akan menjadi lahan contoh tanaman campuran
(tanaman jangka pendek: hortikultura, tanaman jangka menengah: papaya, pisang
da tanaman jangka panjang: karet, buah-buahan dan jelutung). Intinya adalah
masyaralat mengetahui bagaimana cara menebas tanpa membakar dan mengelola
pengendalian api (dengan membuat beberapa strategi bentuk sekat bakar) dan
mengelola lahannya sampai rencana penempatan tanam tumbuhnya dengan harapan
tidak lagi melakukan perluasan lahan
4. Membangun Balai Belajar Tani di Lahan Demplot
Pada bulan November 2009, fasilitator Pertanian yang masuk dalam tim sub program
pendidikan dan perpustakaan keliling Yayorin melakukan koordinasi mengenai
57
kesiapan rencana pembangunan fasilitas Balai Belajar Tani di Lahan Demplot Kebun
Campuran Menetap Tanpa Bakar. Setelah mendapatkan persetujuan supervisor dan
dukungan oleh kepala Desa Tempayung dan Babual Baboti maka proses pembuatan
dirancang pada bulan Desember 2009. Tiap bulannya selama proses pembuatan
selalu melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Tempayung mengenai letak
bangunan dan mengetahui perkembangan pembangunan tiap bulan.
Gambar 31. Foto kegiatan membangun balai belajar tani yang terintegrasi dengan kegiatan demplot
Perencanaan pembangunan melalui berbagai proses. Mulai dari perencanaan bentuk
bangunan, biaya pembangunan, lokasi pembangunan dan rencana keberlanjutan
fasilitas bangunan dan demplot kebun campuran. Hasil kesepakatan bangunan
berukuran 5x10 meter persegi. Masing-masing balai belajar 3x5 meter persegi,
rumah jaga 3x4 meter persegi, dapur dan gudang satu bangunan 2x4 meter persegi.
Balai belajar dan rumah jaga akan dibuat satu atap 5x6 meter persegi sedang atas
dapur dan gudang menyesuaikan ukuran luas bangunan (Lihat lampiran). Tambahan
bangunan adalah kamar mandi dekat dapur dan tangki air. Pembelian bahan
bangunan dan mempersiapkan lahan letak bangunan bangunan disiapkan dan telah
dibuat peta lahan yang sudah dengan pembagian wilayah kelola. Kegiatan ini di
mandori oleh Kepala Desa Tempayung. Diperkirakan bangunan akan selesai Januari
2010, namun karena terkendala pekerja dan banyaknya kegiatan adat serta
ketakutan warga bahwa tempat demplot perlu diselamati dulu dengan ritual adat
mereka. Pembuatan terus dimonitor langsung Kepala Desa dan fasilitator pertanian
dan manajer kampanye. Dan akhirnya karena berbagai hal di atas, maka pembuatan
Balai Belajar Tani di Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar ini mulai tahap
pembangunannya mulai tanggal 2 Januari 2009. Balai belajar tani ini nantinya akan
menjadi balai pertemuan dan diskusi petani dalam belajar pertanian menetap tanpa
bakar pola kebun campuran. Balai belajar tani akan ditunggu oleh asisten demplot
dan penempatannya telah mengadakan selamatan dengan mengundang perwakilan
pemerintah dan dan petani. Pada acara itu hadir 10 orang dan manajer kampanye
dibantu fasilitator pertanian sekaligus meyosialisasikan dibuatnya balai belajar tani.
5. Mempromosikan Kegiatan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar
Pada tahap mempromosikan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar
dilakukan dengan melakukan sosialisasi diberbagai pertemuan desa, seminar tingkat
kabupaten dan kepada kepala bidang di Dinas Pertanian dan Peternakan
Kotawaringin Barat. Di awal pembuatan demplot juga dipromosikan kepada tim
58
evaluator independen untuk proyek Uni Eropa yang menyempatkan berkunjung ke
demplot. Saat kunjungan tim evaluator tersebut manajer kampanye menjelaskan
bahwa demplot ini adalah demplot kerjasama anatar proyek EC Lamandau dengan
proyek kampanye pride Yayorin yang bermitra dengan lembaga bernama RARE. Pada
tahapan pertengahan tahun sempat terjadi keraguan kerjasama pengelolaan di pihak
manajemen proyek EC Lamandau, sehingga berbagai kebutuhan yang seharusnya
mendapat dukungan perlu dihitung ulang agar mencukupi. Tapi pihak manajemen
kampanye, dalam hal ini manajer kampanye atas masukan supervisor untuk
memberikan kembali penjelasan bahwa demplot itu perlu pengelolaan bersama dan
tindak lanjut. Dengan negosiasi secara personal melalui tim edukasi yang bekerja
juga untuk proyek EC lamandau, maka diperoleh kesepakatan Proyek EC Lamandau
akan melanjutkan pengelolaan demplot sampai akhir Desember 2011. Bahkan di
akhir Juli 2010 didatangkan relawan OFUK untuk membuat tangki air untuk
mengantisipasi kekeringan pengairan tanaman dan membuat kolam ikan di lahan
demplot. Hasil dari berbagai promosi dan perkembangan dari demplot sendiri yang
telah beberapa kali memperlihatkan display keberhasilan panen banyak kunjungan
warga petani desa Tempayung dan Babual Baboti juga dari desa sekitarnya, seperti
Sakabulin dan Makartijaya (Despot = Desa Potensial), serta Kotawaringin Hilir.
Gambar 32. Foto kegiatan mempromosikan demplot. Terlihat Tim Evaluator Proyek Uni Eropa
dan wakil BPP Kotawaringin Lama saat melihat proses pengembangan lahan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung