28
31 BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan + Penyingkiran Hambatan / Barrier Removal) Kampanye Untuk mencapai sasaran-sasaran SMART yang telah dicanangkan di dalam rencana proyek dan agar dapat secara efektif menjangkau khalayak utama di kawasan target telah dilaksanakan serangkaian kegiatan selama periode implementasi. Seperti telah digambarkan di dalam Teori Perubahan Kampanye Pride di kawasan SM Sungai Lamandau, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi aktifitas pembukaan lahan pertanian dengan tebas bakar dan menjaga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SM Sungai Lamandau) dari ancaman kebakaran lahan (yang didukung oleh Program BKSDA Kalimantan Tengah SKW II dan Proyek Uni Eropa untuk Perlindungan dan Pelestarian SM Sungai Lamandau). Untuk itu, strategi penyingkiran hambatan yang telah dipilih adalah memperkenalkan pola pertanian menetap atau agroforestri dengan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mendorong adopsi pola pertanian ini oleh masyarakat sasaran di sini. Secara umum, tujuan dari bab ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dan hasil capaian Pemasaran Sosial dan Penyingkiran Hambatan yang telah dilakukan. Rangkaian kegiatan yang dijelaskan disini menyasar petani atau peladang di desa Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target utama dan masyarakat umum di kawasan target. Tentu saja akan terdapat tumpang tindih sejumlah materi antar khalayak petani target dan masyarakat petani sekitar kawasan secara umum. Semua yang dijelaskan dalam kegiatan kampanye merupakan catatan hasil laporan kemajuan Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau (Santoso, 2010). 1. Kegiatan terkait Materi dan Pemasaran Sosial Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau a. Khalayak Target Primer: Petani dan Peladang di Desa Tempayung dan Babual-Baboti Pengetahuan Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti) Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan) Kegiatan Pemasaran Pin + Stiker Buletin SUMPITAN Radio Spot (Iklan Layanan Masyarakat, Himbauan Bupati, Talkshow) Poster Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot Rantai Hasil Petani peladang berpindah menjadi sadar perladangan menetap itu bermanfaat Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan masyarakat petani desa Tempayung dan Babual Baboti tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon meningkat dari 22,2% menjadi 50% (Q21=P10).

BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan + Penyingkiran ... · khalayak petani target dan masyarakat petani sekitar kawasan secara umum. Semua yang dijelaskan dalam kegiatan kampanye

  • Upload
    lekhanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

31

BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan +

Penyingkiran Hambatan / Barrier Removal)

Kampanye

Untuk mencapai sasaran-sasaran SMART yang telah dicanangkan di dalam rencana

proyek dan agar dapat secara efektif menjangkau khalayak utama di kawasan target

telah dilaksanakan serangkaian kegiatan selama periode implementasi. Seperti telah

digambarkan di dalam Teori Perubahan Kampanye Pride di kawasan SM Sungai

Lamandau, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi aktifitas pembukaan lahan

pertanian dengan tebas bakar dan menjaga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SM

Sungai Lamandau) dari ancaman kebakaran lahan (yang didukung oleh Program BKSDA

Kalimantan Tengah SKW II dan Proyek Uni Eropa untuk Perlindungan dan Pelestarian SM

Sungai Lamandau). Untuk itu, strategi penyingkiran hambatan yang telah dipilih adalah

memperkenalkan pola pertanian menetap atau agroforestri dengan rangkaian kegiatan

yang bertujuan untuk mendorong adopsi pola pertanian ini oleh masyarakat sasaran di

sini.

Secara umum, tujuan dari bab ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dan

hasil capaian Pemasaran Sosial dan Penyingkiran Hambatan yang telah dilakukan.

Rangkaian kegiatan yang dijelaskan disini menyasar petani atau peladang di desa

Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target utama dan masyarakat umum di

kawasan target. Tentu saja akan terdapat tumpang tindih sejumlah materi antar

khalayak petani target dan masyarakat petani sekitar kawasan secara umum. Semua

yang dijelaskan dalam kegiatan kampanye merupakan catatan hasil laporan kemajuan

Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau (Santoso, 2010).

1. Kegiatan terkait Materi dan Pemasaran Sosial Kampanye Bangga Suaka

Margasatwa Sungai Lamandau

a. Khalayak Target Primer: Petani dan Peladang di Desa Tempayung dan

Babual-Baboti

§ Pengetahuan

Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Desa

Tempayung dan Desa Babual Baboti

Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa

Babual Baboti)

Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan

pengetahuan)

Kegiatan Pemasaran § Pin + Stiker

§ Buletin SUMPITAN

§ Radio Spot (Iklan Layanan Masyarakat, Himbauan

Bupati, Talkshow)

§ Poster

§ Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot

Rantai Hasil Petani peladang berpindah menjadi sadar perladangan

menetap itu bermanfaat

Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan

masyarakat petani desa Tempayung dan Babual Baboti

tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon meningkat dari 22,2% menjadi 50% (Q21=P10).

32

Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan petani

desa Tempayung dan Babual Baboti dari 44,4% tentang

hutan rusak dan masuknya air laut akan mempengaruhi

hasil pertanian meningkat menjadi 83% (Q28=P17).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan petani

tentang kaitan rusaknya hutan dengan masuknya air

laut mencemari air tanah dan sungai akan meningkat dari 77,8% menjadi 90% (Q29=P18).

Kegiatan 1: Menyebarkan Pin dan Stiker Logo Kampanye berisi Slogan

Kampanye

Alasan untuk kegiatan: Media ini mempunyai kedalaman rendah, jangkauannya cukup

(menengah) di khalayak umum, sehingga benda ini populer di masyarakat dan disukai

dalam kampanye politik, kegiatan perhimpunan (olahraga, sosial) dan efektif

menggalang dukungan. Pembelajarannya saat dikenakan mereka bangga dan akan

ditunjukan kepada orang lain (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Pin ini lalu dipilih

dengan menempatkan slogan Hemat di Lahan Sendiri dengan maksud agar masyarakat

mau mendukung perladangan menetap. Sedangkan stiker dipilih walau kedalaman

pesannya rendah tapi jangkauannya tinggi. Nilai pembelajarannya adalah stiker sebagai

pengingat pesan kunci kampanye yang spesifik (Buku Pegangan Rare Pride, 2008).

Dengan alasan tersebut maka korelasinya pada pesan melestarikan hutan dengan tidak

melakukan pembukaan lahan baru di hutan sangat sesuai.

Slogan kampanye bangga SM Sungai Lamandau yang digunakan sampai sekarang

adalah satu dari 5 slogan yang diusulkan. Adapun kelima slogan itu adalah:

Hemat Di Lahan Sendiri

Sejahterakan Hidupmu dari Kebun Sendiri

Petani menetap, Petani hebat

Tanpa Merusak; Sejahtera Di Lahan Sendiri

Apa yang kamu warisi untuk si kecil?

Dari kelima yang dikonsultasikan dengan Mentor Pride Rare, slogan Hemat di Lahan

Sendiri yang mempunyai arti spesifik. Karena bisa mewakili penjelasan arti berladang

menetap hemat waktu, biaya dan tenaga juga menjaga hutan karena tidak perlu

membuka ladang baru (artinya tidak perlu lagi berpindah) serta dapat mengurangi tebas

bakar. Artinya slogan ini cocok untuk tujuan kampanye, yaitu mengurangi perladangan

berpindah dan mengajak petani sekitar SM Sungai Lamandau berladang menetap tanpa

tebas bakar. Hasil pre testingnya di perwakilan tiga etnis menyatakan untuk slogan:

masyarakat tahu Hemat di Lahan Sendiri berarti berkaitan dengan mengolah lahan di

lahan tetap dan milik sendiri diikuti tanpa membakar dan berkebun campuran

masyarakat sudah memulai. Hanya pendampingan yang sangat minim. Perlu ada banyak

pendampingan dan pelatihan. Waktu ditanya mengapa logo gambarnya orangutan?,

kemudian kami menjawab: orangutan sebagai maskot yang dengan berladang menetap

hemat di lahan sendiri bisa membantu menjaga hutan sebagai habitatnya terutama di

SM Sungai Lamandau. Untuk alasan logo bisa dilihat di halaman Lampiran.

Gambar 11. Pin bergambar logo dan bertulisakan slogan kampanye dibagikan ke semua khalayak (pelajar, petani dan pemerintah daerah)

33

Gambar 12. Stiker bergambar logo dan bertulisakan slogan kampanye dibagikan ke semua khalayak (pelajar, petani dan pemerintah daerah)

Deskripsi Kegiatan: Pin ini digunakan sebagai media pemasaran pengingat pesan

kampanye. Pin yang bertuliskan slogan Hemat di Lahan Sendiri dengan gambar maskot

kampanye yang diproduksi sendiri oleh lembaga dengan dana kampanye. Alat cetak Pin

dibeli lengkap dengan perlengkapannya. Terdiri dari alat pencetak, lempeng pin dengan

peniti, plastik glossy dan dob juga lempeng seng putih untuk pelapis gambar. Ukuran pin

dicetak dengan ukuran molding 5,6 cm. Gambar pin dicetak dengan printer HP2200

dengan tinta HP. Pin ini mendapatkan jaminan tidak akan mengelupas dan pudar

warnanya, serta tahan terhadap panas dan hujan selama 2 tahun (selama kampanye).

Sedangkan stiker dicetak sebanyak 1500 lembar. Disebarkan ke seluruh khalayak dan

tingkatan umur.

Kegiatan 2: Menyebarkan Buletin SUMPITAN

Alasan untuk kegiatan: Media ini mempunyai kedalaman tinggi dan jangkauan yang

tinggi ke semua tingkatan kelompok khalayak sasaran. Berita yang dipaparkan

merupakan publisitas untuk membantu memaparkan pesan-pesan kampanye pada

masyarakat (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Ini sesuai dengan isi buletin ini yang

memuat berita diantaranya pendidikan dan penyadaran, pelestarian, pertanian

berkelanjutan, suara masyarakat, hasil pelatihan dan suara pertemuan. Karena dengan

melihat cerita di luar wilayah desa mereka atau keberhasilan orang lain di wilayah lain

atau di desanya sendiri mampu memacu semangat perubahan pengetahuan mengenai

pentingnya pelestarian alam/lingkungan dan bertani berkelanjutan ramah lingkungan.

Gambar 13. Empat edisi Buletin Sumpitan yang dicetak sebagian berisi kegiatan Kampanye Bangga SMSL

Deskripsi Kegiatan: Majalah/buletin ini di cetak di Jakarta yang diproduksi per tiga

bulan sekali dan telah dicetak sebanyak 4 edisi rentang Juli 2009-Juni 2010. Edisi

pertama untuk kampanye ini dimulai pada edisi nomor 24/Juli-September/2009 sampul

mukanya bergambar: peta SM Sungai Lamandau dari hasil potret citra sateli landsat 16

Oktober 2006. Kemudian di tiga bulan berikutnya edisi nomor 25/Oktober-

Desember/2009 sampul mukanya bergambar: petani dengan anak istrinya di lahan

pertanian menetapnya. Selanjutnya sampul muka edisi nomor 26/Januari-Maret/2010

bergambar: salah satu masyarakat petani desa target sekunder yang sedang memegang

34

poster berladang menetap dengan latar belakang hasil panen padinya. Lalu edisi terakhir

nomor 27/April-Juni/2010, sampul mukanya bergambar: hasil karya lomba juara

pertama menggambar bertema pelestarian hutan dari karya anak petani desa target

sekunder. Ke-empat edisi buletin SUMPITAN ini diproduksi dengan kertas A4 80 gram

dengan jilid jahit kawat berukuran L:8,2 cm dan P/T: 11,6 cm sebanyak 28 halaman (14

lembar: sudah termasuk sampul muka dan belakang). Buletin SUMPITAN ini

didistribusikan pada kegiatan kunjungan penyuluhan, pameran, peristiwa hari

lingkungan, tempat-tempat strategis (perkantoran dinas pemda, perusahaan

perkebunan sawit, kantor desa) dan pertemuan-pertemuan masyarakat.

Kegiatan 3: Menyiarkan Radio Spot (Iklan Layanan Masyarakat, Insert

Himbauan Bupati dan Talkshow Interaktif)

Alasan untuk kegiatan: Berdasarkan Buku Pegangan Rare Pride, 2008 dikatakan

bahwa radio merupakan media yang kedalaman dan jangkauannya tinggi di setiap

kelompok khalayak sasaran. Ini terbukti media saluran komunikasi yang sering

digunakan khalayak adalah radio. Ada 2 radio yang digunakan, yaitu Pakuba FM dan

Primadona FM. Nilai pembelajarnnya adalah masyarakat cenderung lebih senang

mendengarkan yang kemudian mendorong proses perenungan yang menggerakkan ke

arah proses persiapan dan aksi.

Gambar 14. Proses penawaran dan pembuatan ILM, Script ILM Kopi Asin

dan Naskah Himbauan Bupati dan Foto kegiatan Talkshow

35

Deskripsi Kegiatan: Dalam aplikasinya nanti ILM yang dibuat akan ditayangkan lebih

dahulu di Pakuba FM untuk sasaran target petani, kemudian setelah itu diteruskan

melalui radio Primadona FM dengan sasaran petani juga khalayak umum lainnya di

sekitar SM Sungai Lamandau. Alasan mengembangkan pesan pengetahuan yang juga

bisa digunakan untuk menumbuhkan sikap (A) dan Komunikasi Interpersonal (IC)

melalui ILM ini adalah bahwa dari hasil survey pra diperoleh masyarakat lebih sering

mendengar radio dan akan lebih efektif penjangkauan pesannya melalui siaran radio.

Dengan dijelaskan melalui radio melalui beberapa spot siaran, maka pengetahuan

masyarakat petani target (Tempayung dan Babual Baboti) mengenai pengaruh hutan

rusak pada pertanian, sumber air bersih, sumber pengairan pertanian, mengakibatkan

air tercemar karena air laut masuk (untuk daerah pesisir), teknik budidaya dan

pengelolaan lahan menetap tanpa bakar yang masih rendah dapat meningkat. Tiga spot

radio ini dibuat di dua radio lokal, masing-masing PSA Kopi Asin di Radio Pakuba FM =

364 spot ILM dan Primadona FM = 178 spot (2x per hari selama 89 hari)). Insert

Himbauan Bupati Berladang menetap tanpa bakar di Radio Pakuba FM = 120 spot dan di

Radio Primadona FM = 74 spot (2xper hari selama 37 hari); sedangkan Talkshow hanya

dilakukan di Radio di Pakuba FM = 6 block time (tiap hari minggu) dan di Radio

Primadona FM tidak ada Talkshow karena sudah ada talkshow dari kampanye perubahan

iklim yang membahas sebagian tema yang sama. Kegiatan pemasaran pesan kampanye

harapannya akan lebih sering didengar dan pengetahuan tentang berladang menetap

akan meningkat.

Kegiatan 4: Menyebarkan 4 Tema Poster Berladang Menetap

Alasan untuk kegiatan: Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, media ini dibuat

untuk sasaran visual yang langsung bisa dilihat dan dibaca khalayak sasaran. Nilai

pembelajarannya adalah poster dapat mengirimkan pesan-pesan pendidikan untuk

kepentingan lokal maupun global. Media ini mampu memberikan gambaran sebuah

proses ajakan, gagasan atau tindakan untuk menumbuhkan kesadaran. Kedalaman

materinya rendah dan jangkauannya menegah, namun dengan jumlah yang besar

mampu menjangkau khalayak tinggi. Alasan media ini dibuat juga berdasarkan hasil uji

kelayakan media di khalayak dan mendapat respon positif dari khalayak target sasaran

kampanye dari tiga perwakilan etnis (dayak, melayu dan transmigran jawa-campuran

etnis).

Gambar 15. Poster dan penyebaran di khalayak petani target primer

36

Deskripsi Kegiatan: Poster-poster ini didisain oleh vendor pelukis lokal di Pangkalan

Bun, yang kemudian diolah di percetakan lokal di Pangkalan Bun juga (Percetakan

Bipofatri). Kemudian setelah disain selesai, proses selanjutnya kirim file media poster ke

percetakan SMK Grafika Desa Putera di Jakarta untuk perbanyakan. Poster ada empat

tema:

§ Berladang Menetap Lebih Menguntungkan: alasan dikatakan kenapa berladang

menetap menguntungkan karena lebih dekat rumah, mudah perawatan

tanamannya, lebih hemat biaya, lebih mudah hasilnya dibawa pulang dan bisa

sering bertemu keluarga. Hasil bisa lebih maksimal, dan lahan pertanian tetap

subur dan terhindar dari hama karena hutan terjaga kelestariannya.

§ Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita

Alasannya dengan berladang menetap berarti kita tidak lagi membuka hutan lagi

dan menjaga hutan sebagai daerah sumber air bagi pertanian dan jika kemarau

hutan sebagai daerah resapan air sumber air bersih.

§ Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita: alasannnya berladang menetap tidak

membuka hutan, karena hutan yang utuh menyediakan udara bersih dan

mengatur suhu udara.

§ Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya, artinya dengan

menjaga hutan utuh maka kita masih bisa mendapatkan manfaat hutan lainnya

selain kayu, seperti getah jelutung, ikan, buah, sayuran, tanaman obat.

Disain poster ini akan segera naik cetak Desember dan akan didistribusikan secara

berseri dengan batasan waktu. Hal ini akan mengefektifkan pesan dan warga target

tidak cepat bosen melihat tema pesan poster.

Pesan poster telah di pretest-kan dan hasilnya sebagai berikut:

Untuk Pre Testing telah kami laksanakan kontens poster ke dua wilayah (desa etnis

Jawa: desa Tanjung Terantang di beberapa titik RT=RT 2, 3, 5, 8 dan etnis melayu di

RT. 23 Kelurahan Mendawai dan Tanjung Putri dengan membuat FGD 5-7. Semuanya

adalah petani (ada laki-laki dan perempuan) dan perwakilan etnis dayak juga

mengutarakan hal yang sama. Melihat gambar sesuai profil mereka dan pesannya sudah

jelas, mereka menyukai poster dan pesannya.

Masing-masing poster akan dicetak sebanyak 1200 lembar untuk dibagikan ke 12 desa

masing-masing 100 poster/desa target kampanye. Poater ini ditempel di tempat-tempat

umum di desa, seperti papan pengumuman desa, warung-warung yang telah diberi ijin

menempel sebelumnya, puskesmas pembantu dan pondok bersalin desa (polindes),

rumah-rumah warga yang tertarik, sekolah pos keamanan lingkungan desa. Poster

terbuat dari kertas glossy berukuran 60x80 penuh warna tahan pada kondisi cuaca hujan

panas dan baru pudar lebih dari kurang dari 3 bulan yang ditempel di luar ruangan.

Kegiatan 5: Kunjungan Penyuluhan Desa + Kostum Maskot

Alasan untuk kegiatan: Dipilihnya kegiatan media komunikasi pesan ini dikarenakan

tingkat kesadaran yang masih rendah masyarakat mengenai manfaat hutan SM Sungai

Lamandau dan pelestarian orangutan serta pertanian menetap tanpa bakar. Salah satu

cara pendekatan pemasaran pesan kampanye, yaitu dengan melakukan kunjungan desa

dan melakukan penyuluhan dengan materi penjelasan mengenai manfaat hutan dan

berladang menetap tanpa membakar. Penjelasan materi ini untuk lebih mempunyai daya

tarik, biasanya dalam setiap kunjungan selalu diikuti dengan tampilan maskot kostum

orangutan. Hal ini dilakukan juga untuk terus mengenalkan maskot kampanye dan

mengingatkan kampanye ini salah satunya untuk menyelamatkan orangutan dan

habitatnya. Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, bahwa kostum bukan media

untuk hiburan semata, melainkan tokoh yang memerankan bisa menjadi komunikator

langsung untuk menyampaikan pesan sehingga kedalaman media ini tinggi walau

jangkauannya terbilang menengah, karena interaksinya terbatas. Kostum juga

menggambarkan spesies yang hidup di kawasan kampanye.

37

Gambar 16. Kunjungan penyuluhan desa dengan kostum maskot kampanye

Deskripsi Kegiatan: Dalam kegiatan penyuluhan sebagai pelaksana kegiatan adalah

tim edukasi keliling Yayorin yang bekerja memberikan penyuluhan ke desa-desa target

kampanye (12 desa) selama 15 hari tiap bulannya. Dalam kegiatan ini tim pendidikan

menyiapkan materi-materi penyuluhan, yaitu saluran pesan kampanye dari media cetak

dan media elektronik (film tentang konservasi hutan dan orangutan, serta pertanian

berkelanjutan) dengan perangkat cinderamata berupa majalah SUMPITAN, buku tulis

informatif (berisi info orangutan dan hutan), poster, stiker, pin dan tentunya dalam satu

box bersama kostum maskot.

Untuk kostum yang diguanakan dalam tahapan kampanye kunjungan desa dan sekolah

dicetak di Rumah Hijau Yogyakarta. Kostum ini terbuat dari bahan kain flanel beludru,

dengan lapisan matras hitam diikat kawat tembaga membentuk perwajahan maskot

kampanye. Dibagian dadanya ada pengikat bagian dada untuk kuat melekat dengan

tubuh pemakai. Di bagian kepalanya dipasang sebuah helm dengan ukuran standar

kepala jadi nyaman dipakai tidak mudah lepas. Kostum orangutan; rangkong; rusa

masing-masing satu. Tidak panas karena dibuat dengan bukaan sirkulasi yang banyak,

sehingga si pemakai tidak mudah kepanasan dan bisa bertahan lebih dari dua jam.

Manajer kampanye dalam satu peristiwa pesta rakyat pernah memakai selama 7 jam

dan berjalan sejauh 9 Km. Biasanya digunakan saat kunjungan sekolah, even peringatan

hari lingkungan dan HUT kabupaten, pameran-pameran.

§ Sikap dan Komunikasi Interpersonal

Tabel 5. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpesonal

untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti

Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa

Babual Baboti)

Tahap Teori Perubahan A + IC = memberikan pesan emosional untuk

mengubah sikap dan mendorong percakapan

Kegiatan Pemasaran § Pertemuan+Pelatihan

§ Spanduk Berladang Menetap

§ T-Shirt bergambar logo kampanye

§ Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar

Rantai Hasil A= Petani lading berpindah memahami cara

perladangan menetap

KI= Adanya pembicaraan antar petani membahas

perladangan menetap sistem kebun campuran/kebun

campuran menetap

Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 44,4% petani yang tidak setuju membuka lahan dalam kawasan tidak menimbulkan

masalah meningkat menjadi 70% (Q44/G6=P24).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), 91,7% petani di desa

38

Babual Baboti yang menyikapi membuat kebun campuran di ladang sendiri bermanfaat akan meningkat menjadi 95%

(Q46/G7=P25).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), 83,3% petani di desa

Babual Baboti yang menyikapi pelatihan kebun campuran

bermanfaat akan meningkat menjadi 90% (Q47/G7=P25).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat Tempayung

dan Babual Baboti yang membicarakan teknologi

pengelolaan lahan untuk pertanian dari 25% dengan

saudara dan tetangganya meningkat menjadi 35%

(Q56=P28).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat desa

target (Tempayung dan Babual Baboti) membicarakan

pelestarian keanekaragaman hayati dan hutan dari

16,7% dengan saudara dan tetangganya meningkat

menjadi 20% (Q58=P30).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat desa target

(Tempayung dan Babual Baboti) untuk pembicaraan

manfaat kawasan SM Sungai Lamandau akan meningkat dari 25% menjadi 50% (Q58=P30).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), di Babual Baboti yang

membicarakan tentang batas desa dengan kawasan SM

Sungai Lamandau menurun dari 66,7% menjadi 16,7%

(Q58=P30).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat di dua desa

target (Tempayung dan Babual Baboti) yang

membicarakan teknologi pertanian menetap meningkat

dari 33,3% menjadi 16,7% atau = naik 16,6%

(Q60=P32).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat di dua desa

target (Tempayung dan Babual Baboti) yang

membicarakan teknologi pertanian menetap meningkat

dari 20,8% menjadi 40% (Q60=P32).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), untuk masyarakat 2

desa target primer akan membicarakan perladangan

menetap dan manfaatnya semakin meningkat dari 8,3%

menjadi 50% (Q60=P32).

Kegiatan 1: Mengadakan Pertemuan dan Pelatihan tiap Bulan

Alasan untuk kegiatan: Beberapa hal mengapa perlu sekali kegiatan ini dilakukan

untuk merangsang perubahan sikap dan komunikasi antar individu khalayak target

(masyarakat petani ladang desa Tempayung dan Babual Baboti), karena masyarakat

masih terbilang jarang untuk menyikapi dan membicarakan kepada keluarga/saudara,

tetangga, teman dan petugas penyuluh. Sehingga pengetahuan dan pernyataan

khalayak dalam menyikapi bahwa pelestarian hutan dan berladang menetap itu

bermanfaat dan bukan pekerjaan sia-sia masih rendah. Masyarakat yang dihadapi ini

sebenarnya masyarakat yang mudah berubah, walau secara perlahan perubahan itu

terlihat. Kehidupan mereka mengalir sampai pada titik mereka seperti kebingungan

dengan kondisi hutan mereka habis, mengapa perlu dijaga, lahan mereka habis sehingga

untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka terdorong untuk membuka lahan baru

dengan kebiasaan membakar. Dampak kebakaran lahan akibat perladangan bepindah

tebas bakar mengakibatkan hutan rusak, sumber air kering, begitu juga hidupan liar di

kawasan SM Sungai Lamandau menjadi hama pertanian untuk dibeberapa kelompok dan

individu petani masih rendah cara menyikapinya.

Untuk meningkatkan sikap dan mereka tertarik setiap saat membicarakannya pada

keluarga/saudara, tetangga, teman dan petugas yang mendampinginya, maka

39

diperlukan kegiatan untuk mempertemukan masyarakat petani yang dikombinasi dengan

pelatihan di tiap bulannya. Hal ini dilakukan untuk membiasakan mereka menjadi

terangsang berbicara pada saudara, teman, tetangga dan keluarganya di rumah yang

kemudian muncul sikap-sikap yang tumbuh menjadi sebuah komitmen bahwa hutan

bermanfaat, melestarikan hutan itu penting, bukan pekerjaan sia-sia dan tanggung

jawab bersama. Pertemuan dan Pelatihan juga sebagai media saluran pesan kampanye

untuk perubahan perilaku. Hal ini serupa yang dinyatakan dalam Buku Pegangan Rare

Pride, 2008 mengenai berkarya bersma orang dewasa. Kebanyakan kegiatan bersifat

penjangkauan secara partisipatif melalui banyak diskusi dalam pertemuan komunitas.

Gambar 17. Kegiatan pertemuan dan pelatihan petani di desa target primer membahas pertanian menentap dan keuntungannya

Deskripsi Kegiatan: Pertemuan dan pelatihan dilakukan tiap bulan sekali di desa target

dan dalam tiap kali pertemuan pada tiap bulannya mempunyai tujuan dan hasil yang

mau dicapai. Pada tiap kali akan melakukan pertemuan ini, pihak desa selalu dihubungi

untuk mengkoordinasikan akan ada kegiatan pertemuan sekaligus menyebutkan tema

bahasan pertemuan. Pihak desa selalu dilibatkan, yang harapannya pihak desa bisa turut

menjadi lembaga desa yang memotivator warga petaninya untuk aktif terlibat dan

menyikapi setiap capaian yang diharapkan pada kegiatan pertemuan.

Pertemuan dilakukan biasanya malam hari, dimana masyarakat lebih mudah diajak

untuk berkumpul bersama. Untuk pelatihan biasanya akan dilakukan berdasarkan

kesepakatan pada hasil pertemuan dan dilakukan pada pagi atau sore hari saat waktu

libur (basanya minggu). Berdasarkan waktu di agenda rencana operasional monitoring

kegiatan, biasanya kegiatan ini dilakukan di minggu pertengahan sampai akhir bulan

(12-15 hari). Pertemuan ini biasa dihadiri atau diikuti 10-25 orang di kelompok kecil

(petani), sedangkan di kelompok besar yang bercampur dan biasaya sampai lebih dari

30 orang yang hadir. Mereka diajak berdiskusi dalam setiap pertemuan dan pelatihan.

Mereka dirangsang untuk bertanya apa yang menjadi keinginan, harapan, tantangan

mereka, kendala mereka, rencana mereka untuk meningkatkatkan hasil dari bertani.

Pada kesempatan pertemuan di pertengahan tahun kampanye juga disisipkan

penyebaran media poster, dimana masing-masing tema poster di tiap bulannya menjadi

bahan berdiskusi.

Sebagian besar materi-materi yang diberikan secara teori maupun praktek kepada para

petani khalayak adalah sebagai berikut:

§ Apa manfaat hutan,

§ Mengapa perlu menanam pohon berkaitan perubahan iklim,

§ Berladang menetap itu menguntungkan, hemat di lahan sendiri, bisa

menyelamatkan sumber air, menjaga iklim dan menyediakan manfaat hutan lain

(madu, tanaman obat, ikan),

§ Cara mengolah lahan,

§ Tehnik budidaya (menyemai),

§ Membuat sekat bakar,

§ Membuat pupuk organik kompos,

§ Cara mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian

40

Pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

§ Bagaimana memahami budaya dan karakteristik sifat individu itu menjadi

penting. Mengenali bagaimana cara atau strategi untuk mengajak mereka

mendukung capaian di setiap kegiatan pertemuan dan capaian kampanye.

§ Menstrategikan tema pertemuan sesuai momentum yang akan terjadi kedepan.

Misalnya pada bulan Agustus musim masyarakat tebas bakar dan dua 1-2 bulan

sebelumnya.

§ Tiap pertemuan selalu mengingatkan untuk tidak membuka lahan dengan

membakar dan sekaligus memberikan bagaimana cara kelola lahan tanpa bakar.

Kegiatan 2: Pemasangan Spanduk Berladang Menetap

Alasan untuk kegiatan: Bersifat sama seperti stiker sebagai pengingat pesan kunci

kampanye yang spesifik (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Pemasangan spanduk yang

dibuat untuk menarik sikap masyarakat petani desa target untuk menyikapi

bahwasannya berladang menetap itu bermanfaat. Dengan alasan bahwa dengan

berladang menetap hutan tetap terjaga dan hasil produksi pertaniannya atau panen

dapat lebih maksimal. Spanduk bisa dipasang di tempat-tempat strategis dimana

masyarakat selalu dapat melihat disetiap aktifitas hariannya. Dengan alasan ini,

harapannya spanduk juga mempunyai fungsi meningkatkan peran sikap dan

menumbuhkan penasaran warga tani sehingga dibicarakan di lingkup sosial mereka.

Kemudian hasilnya mereka menyikapi bahwa berladang menetap penting dan

bermanfaat.

Gambar 18. Disain spanduk dan spanduk yang dipasang di desa Tempayung dan desa Babual Baboti

Deskripsi Kegiatan: Pada kesempatan kampanye ini, pembuatan spanduk dipesan

bulan sejak November 2010, hanya pemasangannya menunggu berbarengan dengan

poster dengan tema pertama yang sama, yaitu : Berladang Menetap Lebih

Menguntungkan hingga pemasangannya dilakukan pada bulan Januari 2010. Spanduk

diproduksi di percetakan lokal di Pangkalan Bun dengan ukuran 3x75 cm. Spanduk

didisain terstruktur. Pesan utama tulisan lebih besar berwarna hijau tertulis: Beladang

Menetap Lebih Menguntungkan, kemudian diikuti anak pesan berwarna biru tua

bertuliskan: Hutan Tetap Terjaga, Panen Lebih Maksimal. Kemudian di kanan spanduk

terdapat logo kampanye SM Sungai Lamandau. Urutan paling bawah adalah lembaga

/kelompok yang mendukung kegiatan kampanye.

Spanduk kampanye bangga SM Sungai Lamandau sudah disepakati dengan ajakan

bersikap bahwa Berladang Menetap Lebih Menguntungkan. Setelah dikonsultasikan

dengan supervisor dan mentor pride Rare dan mendapatkan rekomendasi naik cetak,

41

maka rencana spanduk akan dipasang di desa target Primer dan dibeberapa lokasi

strategis seperti pelabuhan speedboat, depan kantor atau balai desa dan dibawa saat

kunjungan penyuluhan ke desa. Rencana awal akan dicetak 3 spanduk dulu untuk desa

target primer, desa Tempayung dan desa Babual Baboti.

Karena beberapa kekhususan strategi maka dari hasil diskusi akhir dan fokus spanduk

hanya dipasang di desa target untuk lebih merangsang sikap dan pembicaraan di

kalangan warga yang khususnya bertani. Pemasangan spanduk ini yang pertama di

pasang di tepi Jalan Desa Tempayung, kedua di gerbang Desa Babual Baboti dan yang

ketiga di dusun Deper antara Dusun Deper dan Dusun Baboti-desa Babual Baboti.

Pesangan spanduk dilakukan oleh asisten demplot dari warga lokal desa Tempayung

atas petunjuk diskusi bersama tim kampanye.

Kegiatan 3: T-Shirt Hemat di Lahan Sendiri-Bangga

Alasan untuk kegiatan: Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, pakaian ini bersifat

sebagai aksesori atau bahkan cinderamata pada kegiatan penyuluhan dan diberikan

pada saat kuis pertanyaan hasil penyuluhan untuk mengukur apakah yang telah kita

sampaikan dapat diterima, dipahami dan bisa memotivasi sikap masyarakat target

kampanye. Nilai pembelajarannya sama dengan dengan stiker dan pin, yaitu untuk

menumbuhkan kebanggaan dan mengingatkan pesan. Orang lain yang melihat akan

melihat pesan yang ada dalam pakaian tersebut. Jangkauannya menengah karena

diberikan tidak kesemua orang dan kedalaman rendah. Hanya saja mereka menjadi

bangga mengenakan t-shirt ini, seakan mereka turut berpartisipatif. Alasan itu sesuai

dengan rencana dan alasan membuat pakaian ini.

Gambar 19. T-shirt bangga yang disebarkan kepada khalayak

Deskripsi Kegiatan: Sebanyak 150 t-shirt berlogi slogan kampanye bangga SM Sungai

Lamandau dan ajakan Lestarikan SM Sungai Lamandau dengan Berladang Menetap telah

dicetak. T-shirt ini akan dibagikan pada peserta kegiatan studi banding pertanian

menetap, relawan kampanye, tim kampanye dan kegiatan penyuluhan ke sekolah dan

desa sebagai cinderamata pada kegiatan penyuluhan pada saat kuis pertanyaan hasil

penyuluhan. Sampai dengan April 2010 ini telah tersebar 120 (termasuk untuk publikasi

di RARE dan manajer kampanye lain di 10 lokasi kampanye lainnya, selain SM Sungai

Lamandau). Sisanya 30 untuk hadiah kuis di kegiatan penyuluhan sekolah dan desa

serta pelatihan pertanian. T-shirt terbuat dari bahan katun, dipesan di percetakan di

Bandung selama satu bulan. Dalam prosesnya t-shirt ini dengan pembelian bahan katun

yang terbilang baik, kemudian dijahit menyesuaikan ukuran yang dipesan. Ukuran t-shirt

yang dicetak dengan ukuran XL sebanyak 20, L = 100 dan M = 30.

Sebelumnya ada proses diskusi pada warna, disain dna tulisan dengan supervisor

kampanye. Setelah mendapatkan persetujuan. Hasilnya disepakati warna t-shirt hijau

melon dengan gambar muka Logo Kampanye dan di bawahnya tertulis: Untuk

Kelestarian Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Sedangkan di belakang bertuliskan

Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau dengan logo-logo lembaga atau kelompok yang

mendukung. Menurut hasil monitoring dan tim pelaksana kampanye untuk penyuluhan

menggambarkan bahwa warga sangat senang dengan t-shirt ini, dan sebagian diminta

mitra proyek EC Lamandau dari OFUK untuk cinderamata disetiap kegiatan ekspose

kegiatan sosialisasi dan penguatan masyarakat mengenai SM Pelestarian SM Sungai

Lamandau di kabupaten Sukamara. T-shirt ini juga dibagikan di kegiatan talkshow pada

42

kegiatan Hari Ulang Tahun Yayorin ke-19 kepada Perwakilan Kerajaan Kutaringin dan

Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Barat.

Kegiatan 4: Studi Banding Kebun campuran Menetap Tanpa Bakar

Alasan untuk kegiatan: Studi banding itu untuk memberikan contoh kepada khalayak

target manfaat dan hal teknis lain berkenaan dengan berladang menetap, jadi tujuannya

agar pengambilan keputusan untuk mengadopsi agroforestri lebih mudah lagi karena

masyarakat target bisa melihat keberhasilan yang telah dilakukan oleh kelompok lain.

Tingkat kesadaran dalam bersikap dan berani untuk menyikapi berladang menetap itu

penting dan bermanfaat masih lemah atau kurang. Kegiatan yang dirancang dengan

banyak waktu berdiskusi ini harapannya mampu menumbuhkan sikap bahwasannya apa

yang dilihat dari hasil studi banding pertanian kebun menetap ini bermanfaat dan bisa

disampaikan kepada keluarga, saudara, teman-teman di desanya. Kegiatan ini juga

diberikan untuk memotivasi perubahan perilaku.

Gambar 20. Peserta kegiatan Studi Banding Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar di Desa Sintuk, Kecamatan Kumai 26-28 April 2010

Deskripsi Kegiatan: Studi Banding Kebun Campuran Menetap dilakukan sebagai tahap

studi petani membandingkan kegiatan pertanian yang dilakukannya dengan pertanian

yang dilakukan masyarakat desa lain. Kegiatan ini telah dilakukan 2 kali dan ini salah

satu strategi yang digunakan pada kegiatan adopsi penyingkiran hambatan. Pada tiap

kali kegiatan, selalu mempunyai waktu berdiskusi untuk saling berbagai pengalaman,

mendengar dan berkomentar. Pada kegiatan studi banding pertama yang dilaksanakan

pada tanggal 28 Maret 2010 di lahan demplot milik Staf Dinas Kehutanan Sukamara,

dalam waktu sehari mempunyai waktu diskusi 2 kali.

Kegiatan studi banding pertama fokus pada pengenalan jenis-jenis yang ditanam dan

keuntungannya. Kemudian di kegiatan studi banding kedua yang dilaksanakan 26-28

April 2010 di lahan kebun campuran menetap milik salah satu anggota kelompok tani di

wilayah desa Sintuk, mempunyai waktu diskusi selama 3 hari kegiatan ada 6 kali.

Kegiatan disini membahas mengenai hama penyakit, analisa keuntungan bertani

menetap tanpa bakar, teknik menyemai dan pengolahan lahan tanpa bakar dan tata

letak tanam. Efeknya masyarakat mulai berani bicara, bersikap dan menghasilkan

rencana tindak lanjut untuk bisa disosialisasikan kepada masyarakat petani di desa

mereka.

§ Perubahan Perilaku

Tabel 6. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Petani Desa

Tempayung dan Desa Babual Baboti

Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa

Babual Baboti)

Tahap Teori Perubahan Untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model

perubahan perilaku

Kegiatan Pemasaran § Demplot Pertanian

43

§ Pertemuan+Pelatihan

§ Lembar Fakta

§ Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar

Rantai Hasil Perilaku perladangan berpindah (tebas bakar) berubah

menetap

Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), sebanyak 50% (101

KK) petani peladang berpindah dari dua desa target

mengadopsi kegiatan demontrasi plot pertanian

menetap pola kebun campur (survei langsung).

1. Pada akhir kampanye (Juni 2010), praktek

2. pembakaran lahan pertanian di desa

3. Tempayung dan Babual Baboti menurun hingga

4. 50% dari 606 frekuensi (202 KK x

5. 3 kali bakar per bulan) praktek pembakaran

6. lahannya (survei langsung).

7. Pada akhir kampanye (Juni 2010), ada perubahan

8. perilaku dari 22,2% petani desa target yang tidak tahu

9. atau kadang-kadang melihat kegiatan

perladangan berpindah dengan sistem

tebas bakar dari meningkat menjadi 55%

(Q68=P38).

Kegiatan 1: Membuat Demonstrasi Plot (Demplot) Pertanian

Alasan untuk kegiatan: Kegiatan Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa

Bakar dipilih karena ini yang dinilai menurut penilaian BRAVO mampu berpeluang

mengatasi atau menekan perilaku pembukaan ladang berpindah tebas bakar. Karena

demplot ini bisa menjadi media atau wahana pembelajaran yang bisa diadopsi.

Hal ini seperti yang tertulis dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008 yang mengatakan

bahwa ada nilai pembelajaran dalam kegatan ini, yaitu sebagai panduan pembelajaran,

sebagai alat untuk mempertahankan perubahan perilaku dan sebagai wahana pameran

yang bisa dilihat dan menjadi daya tarik. Biasanya demplot akan ditempatkan dalam

komunitas yang dipilih khusus. Benar bahwa khalayak yang dipilih adalah khalayak yang

potensi perladang beprindahnya tinggi sehingga perlu membuat percontohan teknik

berladang menetap yang ramah lingkungan.

Dikatakan juga dalam Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa efek kegiatan ini kedalamannya

tingga walau penjangkauannya rendah. Karena khalayak yang disasar spesifik. Tapi

menurut kajian ini, jangkauan akan menjadi luas jika disertai promosi. Kegiatan ini

kapan dilakukan juga sesuai dengan aplikasi dalam penerapan pada kegiatan kampanye

ini, yaitu pada waktu hampir dipertengah kampanye. Jadi demplot ini selain sebagai

penyingkiran hambatan juga memang cocok dilakukan sebagai media pemasaran pesan.

Dengan adanya kegiatan di demplot yang dipromosikan untuk warga desa target primer

dan sekitarnya mampu membuat perubahan perilaku petani ladang berpindah menjadi

petani ladang menetap.

44

Gambar 21. Demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung

Deskripsi Kegiatan: Sebelumnya pada bulan Juni 2009 telah dilakukan pendekatan ke

dua desa target (desa Tempayung dan desa Babual Baboti) tentang tujuan kampanye

bangga yang salah satu strateginya untuk mengurangi perladangan berpindah dan

dapaknya akan membuat demplot kebun campuran. Dari hasil pendekatan ini, pada

bulan Juli 2009 diperoleh dukungan dari pemerintah desa Tempayung sebuah lahan

seluas 2 hektar yang status lahannya merupakan tanah desa. Lahan yang berada

tadinya merupakan hutan desa yang juga sempat terbakar saat musim perladangan

tebas bakar. Di lahan ini tumbuh bermacam tanaman bernilai, salah satunya jelutung

dan induk buah durian lokal (terotungan, pompaan), cempedak, mentawa, duku dan

langsat. Beberapa tegakannya masih ada dan bisa menjadi bakal indukan nantinya.

Lahan demplot kemudian diperluas berdasarkan perizinan Kepala Desa Tempayung pada

bulan Desember 2009 untuk diluaskan hingga 3 hektar. Sekaligus ke wilayah rawa yang

bisa menjadi daerah penanaman jelutung. Agar wilayah rawa di kedua desa terjaga

dengan adanya jelutung yang bisa kelak disadap getahnya.

Lahan Demplot Kebun Campuran saat dikunjungi bulan Oktober 2009 sedang

dibersihkan saat ini telah terbuka 1,25 ha. Pohon-pohon dengan batang berdiameter di

atas 15 cm tidak ditebang. Saat penebasan juga telah dibuat beberapa lubang untuk

tempat potongan dan selanjutnya untuk tujuan komposting. Potongan dahan dan ranting

serta semak dikumpulkan kemudian dilakukan pemotongan kecil-kecil dahan dan ranting

dan disimpuk atau dikumpulkan. Pengkomposan sudah dimulai sambil membersihkan

lahan agar lebih bersih, yang akan dilanjutkan secara berkala. Sebagian lahan telah

dikelola dengan dicangkul.

Kegiatan 2: Mengadakan Pertemuan dan Pelatihan tiap Bulan

Alasan untuk kegiatan: Pertemuan dan pelatihan tujuannya adalah untuk mengulang

pesan menambah kepercayaan diri khalayak target dan memfasilitasi peningkatan

pengetahuan dan pada akhirnya perubahan perilaku. Seperti yang dijelaskan dalam

Buku Pegangan Rare Pride, 2008, bahwa pelatihan menyediakan informasi untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain membantu perorangan atau

kelompok orang membuat keputusan dan solusi secara efektif dan mampu menciptakan

pengembangan diri dan percaya diri. Dalam rangka merubah perilaku lama dari

berladang berpindah dengan tebas bakar menjadi berladang menetap yang mengurangi

pembakaran/tidak sama sekali membakar diperlukan upaya peningkatan kapasitas

sumberdaya petani dalam bentuk pertemuan dan pelatihan agar bisa melakukan

kegiatan pengelolaan lahan pertanian menetap tanpa bakar dengan baik.

45

Berbagai pengertian yang diulas sebagai teori sampai analisa hasil pada lahan dan

produksi tanam disampaikan dalam pertemuan yang diikuti dengan pendampingan

pelatihan mengolah lahan, memetakan lahan, membuat kompos, teknik budidaya

(menyemai sampai perawatan dan menghitung panen dilakukan). Karena jika hal ini

tidak dilakukan, kemungkinan kebiasaan membakar yang dianggap sudah tradisi turun

temurun tidak akan berubah. Bahkan dampaknya akan sering muncul kasus perluasan

lahan karena kebutuhan lahan untuk pertanian sudah semakin sempit oleh karena

banyak dijual menjadi perkebunan sawit. Disadari oleh manajer kampanye dan

supervisor, bahwa ini perlu proses yang berkelanjutan dan tidak berhenti sampai proyek

kampanye ini selesai.

Deskripsi Kegiatan: Pertemuan mengenai upaya perubahan perilaku di masyarakat

target primer kampanye lebih mengarah pada penyampain pesan yang terangkum dalam

materi-materi teknis yang diikuti dengan praktek pelatihan, seperti cara membuat sekat

bakar, membuat peta pengelolaan lahan dan langkah-langkah mengelola kebun

campuran menetap tanpa membakar serta analisa hasilnya. Selain pertemuan dengan

masyarakat petani juga tim kampanye melakukan pertemuan-pertemuan yang bersifat

koordinasi dengan pihak pemerintah desa maupun tokoh tani. Dalam membantu

pembersihan lahan beberapa orang masyarakat sempat beberapa kali diajak membantu

kegiatan pembersihan lahan bersama. Dalam hal ini kami membuat komitmen bahwa ke

depannya demplot ini menjadi daya tarik desa lain untuk belajar ke desa Tempayung

dan bisa melihat pembelajaran dari masyarakat tempayung dan Babual Baboti yang mau

berubah.

Pada tahapan ini beberapa tokoh desa membantu dalam upaya mendukung pengawasan

lahan dan akan membantu mensosialisasikan fungsi demplot kebun campuran.

Komitmen ini dihasilkan setelah ada kegiatan Pelatihan Mengelola Lahan Tanpa

Membakar, dari mulai perencanaan, memulai penebasan, pembuatan lubang, wilayah

jalur penanaman tanaman utama dan tanaman sela dan rumah jaga serta bagaimana

pemanfaatan potongan tebasan. Sayangnya kegiatan ini masih diikuti oleh sedikit

peminat. Tapi hasil pelatihan ini membuahkan rencana tindak lanjut berupa kegiatan

rutin pelatihan tiap minggu ke-tiga per bulannya dan akan mengajak warga lainnya di

latihan berikutnya. Dalam pertemuan dan pelatihan juga mengundang salah satu

anggota Manggala Agni DAOP III Pangkalan Bun-BKSDA Kalimantan Tengah untuk

menyampaikan teori Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Selain itu juga dilakukan

koordinasi pertemuan dengan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kotawaringin Lama

untuk menjadi nara sumber dalam pelatihan pengelolaan lahan tebas tanpa bakar.

Pembelajaran yang diperoleh dari hasil kegiatan ini adalah bahwa kordinasi sangat

penting sehingga informasi bisa disampaikan secara berantai sehingga kegiatan dapat

diikuti dan informasi pesannya diterima dengan benar.

Kegiatan 3: Lembar Fakta

Alasan untuk kegiatan: Dipilihkan media ini karena berisi pesan dan penjelasan yang

singkat jelas diikuti gambar sebagai pemahaman yang dapat mudah dimengerti oleh

khalayak. Seperti yang dijelaskan Buku Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa lembar fakta

mampu memberi nilai pembelajaran sangat efektif untuk proses belajar mengajar karena

dilengkapai dengan gambar, pesan yang jelas-pendek dan berstruktur. Dalam hal ini

beberapa khalayak akan lebih bisa mengingat dengan adanya gambar yang menuntun

dibanding mendengarkan teori, dialog dan diskusi.

Dijelaskan juga dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa efek kegiatan ini mampu

menjangkau luas pada khalayak dewasa, khusunya petani. Secara umum kedalaman dan

jangkauan media ini menengah yang digunakan untuk menyalurkan pengetahuan dan

kesadaran juga pencerminan/refleksi bahkan sebagai jalan keluar. Maka dari itu tepat

sekali alasan media ini dibuat.

46

Gambar 22. Lembar Fakta Kampanye Pride+Teknik Kelola Lahan Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar

Deskripsi Kegiatan: Media ini memuat informasi kawasan SM Sungai Lamandau,

mengapa perlu melestarikan SM Sungai Lamandau dan apa yang mengancam

kelestarian kawasan serta kegiatan yang telah dilakukandan dan perlu dukungan dari

para pihak dalam hal ini mereka para petani ladang berpindah yang diminta melakukan

perubahan perilaku. Selain itu juga memuat langkah-langkah mengelola lahan kebun

campuran tanpa bakar dengan harapan mereka terpandu untuk mengelola lahannya

tanpa harus berpindah dan membakar. Lembar fakta ini kedalamannya tinggi karena

berisi materi yang bisa dipraktekkan petani. Sedangkan jangkauan materi pemasaran

pesan ini hanya terbatas dikalangan petani, namun bisa digunakan bagi petani lain

sehingga jangkauan media ini menjadi luas.

Lembar fakta dibuat dengan ukuran HVS A4 bahan art paper 120 gsm dan dicetak

sebanyak 500 eksemplar di percetakan SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dengan

harga 2000 rupiah per eksemplar. Tema lembar fakta adalah kampanye bangga SM

Sungai Lamandau dengan berladang menetap tanpa bakar mencegah kebakaran huatan

dan lahan sekitar kawasan SM Sungai Lamandau. Di sisi pertama menjelaskan tentang

kawasan SM Sungai Lamandau dengan penjelasan fakta kawasan bahwa benar telah

ditetapkan sebagai kawasan konservasi berstatus SM Sungai Lamandau, kawasan hutan

sebagai habitat penting orangutan Kalimantan, ancaman kebakaran akibat pembukaan

lahan dengan tebas bakar. Selain itu juga dukungan bahwa kawasan itu perlu

dilestarikan juga digambarkan dan potret masyarakat (petani dan anak petani) yang

sedang memegang poster berladang menetap untuk mendukung kelestarian Suaka

Margasatwa Sungai Lamandau. Di sisi baliknya ada 10 langkah melakukan pengolahan

lahan kebun campuran tanpa bakar. Pada sisi pertama dan kedua diikutkan logo

kampanye dan mitra pendukung kampanye ini.

Media pesan ini kemudian dibagikan dalam setiap pertemuan, pelatihan dan studi

banding pertanian. Lembar ini dibuat sebagai langkah untuk memandu masyarakat tidak

membakar saat datang musim kemarau yang jatuh pada bulan Juli/Agustus. Oleh sebab

itu media ini dibuat sejak April 2010 dan selesai Mei 2010. Media ini dibuat dan telah

dikoreksi tim fasilitator pertanian. Pengujian terhadap media ini hanya dibuat 40 lembar

dan dibagikan ke peserta studi banding. Responnya masyarakat tertarik untuk membaca

dan mengikuti langkah dalam mengelola lahan yang digambarkan di lembar fakta.

Berawal dari kegiatan ini, media ini dibagikan di pertemuan petani di Sukamara dan

beberapa pertemuan petani di wilayah Mendawai, Terantang dan Kumpai Batu Bawah.

Media ini menjadi bahan pembelajaran bahwa sebuah fakta itu penting diungkapkan

47

sehingga bisa menjadi penuntun untuk membuktikan kenyataan dari sebuah hal yang

kita tawarkan untuk diadopsi.

Kegiatan 4: Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar

Alasan untuk kegiatan: Alasan mengapa studi banding masuk dalam kegiatan yang

dapat memacu proses perubahan perilaku adalah karena biasanya masyarakat

memerlukan contoh keberhasilan orang lain atau daerah lain, sehingga keberhasilan itu

dapat menjadi daya tarik yang akhir diadopsi. Selain itu karena mereka bisa melihat

langsung bagaimana konsep yang telah dilakukan di wilayah lain yang telah berhasil

dengan berladang menetap pola kebun campuran tanpa bakar. Kondisi seperti apa

bentuk kelola lahan dan cara menanam di kebun campuran secara tertata dan

mnegsankan akan lebih meningkatkan proses adopsi yang menghasilkan dampak pada

perubahan perilaku.

Deskripsi Kegiatan: Studi Banding Kebun Campuran Menetap dilakukan sebagai tahap

studi petani membandingkan kegiatan pertanian yang dilakukannya dengan pertanian

yang dilakukan pihak lain. Kegiatan studi banding kali ini menjadi salah satu strategi

yang digunakan pada kegiatan adopsi penyingkiran hambatan. Di kegiatan ini

masyarakat melakukan pengamatan kebun campuran di lahan pertanian yang dikelola

tanpa membakar dengan berbagai konsep pengelolaan lahannya. Mereka diperlihatkan

cara memanfaatkan lahan dengan tanaman sayuran dan buah, sayuran dengan karet

dan sayuran dengan daerah kolam ikan dan fungsi beternak untuk menghasilkan stok

pupuk kandang. Kegiatan studi pertama dilakukan di lahan staf Dinas Kehutanan

Kabupaten Sukamara yang berada masuk wilayah administrasi Desa Tempayung,

sekaligus yang menjadi narasumber adalah pihak yang mempunyai lahan sebagai

perwakilan Dinas Kehutanan Kabupaten Sukamara dan perwakilan Balai Penyuluh

Pertanian kecamatan Kotawaringin Lama (BPP Kotawaringin Lama) dan Dinas

Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat. Harapannya masyarakat termotivasi bahwa

lahan desanya mampu diolah menjadi baik dan bermanfaat hasilnya. Pada kegiatan ini

diikuti 27 orang petani dari dua desa (Tempayung dan Babual Baboti).

Gambar 23. Studi Banding pertama di lahan kebun campuran milik Dinas Kehutanan Sukamara

Sedangkan di kegiatan kedua mereka diperlihatkan bahwa di tempat lain juga

melakukan hal yang sama, yaitu berkebun buah, karet yang diselingi dengan tanaman

hortikultura sebelum tanaman jangka panjang besar. Konsep lain sebagai lahan

perikanan air tawar dan beternak juga diperlihatkan. Masyarakat peserta dari desa

khalayak target primer diminta untuk melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal

yang perlu dipertanyakan saat diskusi. Efeknya masyarakat mulai berani bicara, bersikap

48

dan menghasilkan rencana tindak lanjut untuk bisa disosialisasikan kepada masyarakat

petani di desa mereka. Rencana tindak lanjut yang dibuat bersama Petugas Penyuluh

Lapangan desa mereka masing-masing dan atas motivasi nara sumber dari Dinas

Pertanian dan Peternakan Kotawaringin Barat, Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan

Pangan (KP2KP) Kotawaringin Barat, Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat. Untuk

kegiatan ini diikuti oleh 27 peserta dari desa Babual Baboti dan 2 perwakilan dari

Kelurahan Mendawai dan Mendawai Seberang serta anggota manggala agni Daop III-

BKSDA Kalimantan Tengah-SKW II Pangkalan Bun.

Gambar 24. Studi Banding kedua di lahan kebun campuran menetap salah satu anggota kelompok tani milik di wilayah desa Sintuk, Kecamatan Kumai

Hasil akhir kegiatan studi banding dihasilkan dari masing-masing desa (Tempayung dan

Babual Baboti) membuat RTL. Setelah mendapatkan tanggapan dari dinas, maka

tersusun sebuah Rumusan RTL hasil studi banding. Adapun rumusan yang dihasilkan ada

6 rumusan Rencana Tindak Lanjut Studi Banding yang akan dilakukan di desa mereka

masing-masing, yaitu:

Pembenahan Kelompok Tani yang akan dilakukan Mei 2010 dan didampingi KP2KP

dan Proyek EC Lamandau.

Penyusunan RDKK dan RDK yang akan dilakukan Juni 2010 dan didampingi KP2KP

dan Proyek EC Lamandau.

Penggarapan lahan ramah lingkungan (tanpa bakar) dan pertemuan rutin tiap bulan)

yang dilaksanakan pada bulan Mei 2010 didampingi oleh Proyek EC Lamandau,

KP2KP dan Distanak Kobar.

Sosialisasi Hasil Studi Banding dan Pengolahan Lahan Tanpa Bakar Mei 2010 dan

akan dilakukan bersama dinas terkait pada Juli 2010 didampingi Proyek EC

Lamandau, KP2KP dan Dishut Kobar.

Membuat/Menata Kebun Campuran Menetap menjadi Pertanian Menetap Terpadu

yang akan dilakukan Agustus 2010 dan didampingi Distanak Kobar, Dishut Kobar,

Dinas Perkebunan Kobar, Diskanla Kobar, KP2KP dan Proyek EC Lamandau.

Pelatihan Budidaya Karet yang akan dilaksanakan bulan November 2010 didampingi

oleh KP2KP, Dinas Perkebunan Kobar, Proyek EC Lamandau.

Implementasi dari RTL ini baru pada tahap pembenahan kelompok tani di bulan Mei

2010, sedangkan untuk implementasi RDKK dan RDK dilakukan fasilitasinya bersama

KP2KP, BPP Kolam pada pertemuan bulan Juli 2010.

49

b. Khalayak Target Sekunder: Masyarakat Petani di sekitar kawasan SM Sungai

Lamandau

§ Pengetahuan

Tabel 7. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Masyarakat Petani

di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau

Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM

Sungai Lamandau)

Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan

pengetahuan)

Kegiatan Pemasaran § Pin+Stiker

§ Radio Spot

§ Poster

§ Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot

§ Buletin SUMPITAN

§ Kalender 2010 bertema perubahan iklim

Rantai Hasil Petani peladang berpindah menjadi sadar perladangan

menetap itu bermanfaat

Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan masyarakat

petani sekitar kawasan SMSL tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon meningkat dari 14,4% menjadi 50%

(Q21=P10).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan masyarakat petani sekitar kawasan SMSL tentang kaitan rusaknya hutan

dengan masuknya air laut akan meningkat dari 40,7%

menjadi 65% (Q29=P18).

Keempat kegiatan yang dilakukan untuk kegiatan pemasaran pesan kampanye di

masyarakat petani target sekunder di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau untuk

membangun peningkatan pengetahuan, telah dijelaskan alasan kegiatan dan

deskripsinya di kegiatan untuk masyarakat petani target primer.

Kegiatan 5: Menyebarkan Kalender 2010 bertema perubahan iklim

Alasan untuk kegiatan: alasan kalender ini dibuat adalah menyesuaikan pesan dengan

momentum. Pergantian tahun merupakan momen yang tepat untuk mengemas media

pesan sampai ke masyarakat khlayak target kampanye di sekitar SM Sungai Lamandau.

Kalender ini berisi pesan kampanye fungsi hutan menjaga perubahan iklim dan

menyerap karbon, sehingga pesan ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat

mengenai manfaat hutan menjaga perubahan iklim dan membantu menyerap karbon

serta mencegah bencana yang mempengaruhi kesehatan dan hasil pertanian. Dasarnya

adalah masih rendahnya masyarakat mengenai pengetahuan hutan menyerap karbon

adalah diperoleh catatan analisa hasil survey awal bahwa masyarakat sekitar SM Sungai

Lamandau hanya 22,2 % yang mengetahui manfaat hutan sebagai penyerap karbon.

Gambar 25. Kalender dan penyebarannya di khalayak target Sekunder

50

Deskripsi Kegiatan: Kalender ini berukuran lebih kurang 30x45 cm, sebanyak 12

lembar, full color. Komposisi kalender tiap bulan berisi gambar yang menyatakan tiap

tema perbulan, tanggal kalender dan materi pengetahuan pesan yang akan

disampaikan. Kalender ini dicetak di percetakan di Bogor sebanyak 1500 eksemplar dan

merupakan media pesan kolaboratif dengan kampanye perubahan iklim dari tim

Community Forest Carbon Yayorin. Kalender ini akan dijadi media cinderamatan kuis

penyuluhan desa dan sekolah juga pada pertemuan-pertemuan masyarakat sebagai

bahan materi dan pelatihan. Kalender ini juga diberikan pada kegiatan sarasehan dan

seminar perubahan iklim yang diadakan tim Community Forest Carbon.

§ Sikap dan Komunikasi Interpersonal

Tabel 8. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal

untuk Masyarakat Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau

Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM

Sungai Lamandau)

Tahap Teori Perubahan A + IC = memberikan pesan emosional untuk

mengubah sikap dan mendorong percakapan

Kegiatan Pemasaran § Pertemuan+Pelatihan

Rantai Hasil A= Petani lading berpindah memahami cara

perladangan menetap

KI= Adanya pembicaraan antar petani membahas

perladangan menetap sistem kebun campuran/kebun

campuran menetap

Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 28,8% masyarakat petani

sekitar kawasan SMSL meningkat perubahan sikapnya dari yang tadinya tidak setuju membuka lahan dalam kawasan

tidak menimbulkan masalah menjadi 77,2% (Q44/G6=P24).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), sikap masyarakat petani

sekitar kawasan SMSL menyikapi manfaat dari adanya kebun campuran bermanfaat adalah 87,7% dan akan ditingkatkan

menjadi 95% (Q46/G7=P25).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), sikap masyarakat petani

sekitar kawasan SMSL yang menyatakan pelatihan kebun campuran bermanfaat adalah 84,6% dan akan ditingkatkan

menjadi 95% (Q47/G7=P25).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), 10 desa lainnya yang

berada disekitar SM Sungai Lamandau dari 23,5% yang

belum membicarakan tentang pengelolaan lahan dan

pelestarian hutan akan meningkat menjadi 59%

(Q56=P28).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), seluruh masyarakat

desa sekitar SM Sungai Lamandau yang membicarakan

tentang manfaat SM Sungai Lamandau dari 14,7%

(n=54) meningkat menjadi 31% (Q58=P30).

Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat 10 desa

sekitar SM Lamandau lainnya akan membicarakan

perladangan menetap dan manfaatnya semakin

meningkat dari 16% menjadi 20% (Q60=P32).

Kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan sikap dan komunikasi interpersonal di

kegiatan pemasaran pesan kampanye di masyarakat petani target sekunder di sekitar

kawasan SM Sungai Lamandau sama penjelasan alasan dan deskripsi kegiatannya yang

telah dijelaskan untuk kegiatan masyarakat petani target primer.

51

§ Perubahan Perilaku

Tabel 9. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Masyarakat

Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau

Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM

Sungai Lamandau)

Tahap Teori Perubahan Untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model

perubahan perilaku

Kegiatan Pemasaran § Poster

§ Pertemuan+Pelatihan

§ Lembar Fakta

§ Video Partisipatif

Rantai Hasil Perilaku perladangan berpindah (tebas bakar) berubah

menetap

Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), dari 4,8% masyarakat

petani sekitar kawasan SMSL yang terlibat dalam kegiatan pelestarian hutan (penanaman pohon) meningkat menjadi

14% (berdasarkan catatan event/aksi).

Pada akhir kampanye (Juni 2009), 62,1% masyarakat petani

sekitar kawasan SMSL yang mau terlibat mengaplikasikan program pengelolaan lahan dan pelestarian hutan meningkat

menjadi 65% (Q64=36).

Ketiga kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan perubahan perilaku khalayak

petani target sekunder di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau sama penjelasan alasan

dan deskripsi kegiatannya yang telah dijelaskan di kegiatan masyarakat petani target

primer. Berikut beberapa gambar sebaran media pemasaran pesan kampanye untuk

perubahan perilaku. Penjelasannya seperti telah dijelaskan sebelumnya di atas.

Gambar 26. Sebaran poster di desa khalayak target sekunder dari anak petani sampai ke petani

Kegiatan 4: Memutarkan Video Partisipatif

Alasan untuk kegiatan: Alasan dibuatnya film ini adalah untuk merangsang perubahan

perilaku dengan kedalaman pesan dan jangkauan yang tinggi. Karena bisa digandakan

(Buku Pegangan Pride, 2008). Visual dan audio yang jelas membuat media ini

mempunyai kekuatan pesan untuk mendorong perubahan perilaku dan pengetahuan

52

juga kesadarn. Hal ini sesuai dimana gambaran masyarakat yang sama telah melakukan

perubahan dalam film ini mampu mengajak masyarakat lain sekitar SM Sungai

Lamandau mengikuti jejak yang sama mengelola lahan secara menetap melalui tanaman

utama karet. Biasanya gambaran yang nyata dengan pelaku keberhasilan orang lain di

daerah yang sama akan lebih mudah dimengerti untuk bertindak mempraktekkan tujuan

kegiatan yang ingin dicapai pada akhir kampanye ini, yaitu berladang menetap.

Gambar 27. Sampul depan video partisipatif tentang budidaya karet

Deskripsi Kegiatan: Film ini diproduksi sederhana dari potongan-potongan rekaman

dari beberapa kamera yang dibuat dengan program movie maker dengan kapasitas pixel

yang tinggi. Film ini bertema tentang semangat warga desa Tempayung yang sudah

menglola lahan karet dan tanaman campuran lainnya dengan menetap. Durasi film ini

10:43 menit; berukuran file 83,5 MB tipe file Winamp Media File dan diproduksi oleh

salah satu edukator tim sub program pendidikan keliling Yayorin. Film ini biasanya

diputar pada kegiatan penyuluhan desa dan pertemuan masyarakat sebelum mengawali

topik pembicaraan yang akan disampaikan.

c. Target Tambahan

§ Pengetahuan

Tabel 10. Materi Kegiatan Pemasaran untuk sasaran anak-anak petani target (khlayak

primer dan sekunder) di sekitar SM Sungai Lamandau

Khalayak Sasaran- Anak-anak Petani target (khlayak primer dan sekunder) di

sekitar SM Sungai Lamandau

Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan

pengetahuan)

Kegiatan Pemasaran § Kunjungan Penyuluhan ke Sekolah

Kegiatan 1: Melakukan Kunjungan Penyuluhan ke Sekolah + Kostum Maskot

Alasan untuk kegiatan: Alasan kegiatan ini dilakukan adalah bahwa di sekolah tempat

belajar formal anak-anak yang sebagian orangtuanya adalah petani. Kegiatan

penyuluhan mengenai apa fungsinya hutan dan kawan SM Sungai Lamandau, mengenai

orangutan dan apa upaya yang perlu dilakukan untuk mendukung pelestarian orangutan

diharapkan bisa diceritakan kepada orangtuanya. Mereka yang masih anak-anak dan

remaja dapat memberikan informasi berguna bagi langkah kampanye dalam setiap

gerakan penyampaian pesannya. Mereka biasanya dengan semangat saat paham

dengan apa manfaat hutan dan mengapa perlu pelestarian orangutan, maka mereka

secara tidak sengaja sering memberi informasi dimana mereka melihat masih ada

masyarakat di desanya masih memelihara orangutan, masyarakat masih suka

mengambil kayu dan membuka ladang. Mereka khalayak yang berperan penting juga

53

dalam memberikan informasi penting pada bentuk penyadaran kepada orangtua mereka

secara emosional kekeluargaan. Dijelaskan dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008

bahwa kegiatan sekolah merangsang peningkatan pengetahuan menegnai masalah

khusus dan menimbulkan hasrat untuk mencegah. Efek kegiatan terbatas hanya pada

khalayak sasaran (siswa dan pendidik) dengan kedalaman tinggi dan jangkauan

menengah. Ada asumsi bahwa pesan yang diterima akan dibawa pulang dan

menimbulkan pengaruh pada orang dewasa di rumahnya. Untuk itu kegiatan ini sesuai.

Gambar 28. Maskot Kampanye berperan penting dalam memberikan rangsangan daya tarik siswa/siswi pelajar untuk dokus pada kegiatan penyuluhan sekolah

Deskripsi Kegiatan: Sekolah yang menjadi target kunjungan kampanye adalah

sebanyak 30 sekolah yang berada di tiap desa target kampanye. Tiap kunjungan

mempunyai frekuensi kunjungan yang bervariasi, yaitu 1-6 kali kunjungan. Artinya satu

sekolah dapat dikunjungi lebih dari satu kali kunjungan. Kunjungan penyuluhan ke

sekolah yang dikuti dengan kegiatan perpustakaan keliling ini menyampaikan materi di

kelas dalam bentuk presentasi menggunakan power point. Tema yang disampaikan

mengenai manfaat hutan, mengenalkan SM Sungai Lamandau dan orangutan. Sebelum

penyuluhan, dimulai pembukaan dengan koordinasi dengan pihak sekolah lalu

memperkenalkan tim pelaksana kampanye, kemudian mencairkan suasana lalu mulai

melakukan presentasi.

Pembukaan dilakukan selama 10 menit, kemudian mencairkan suasana dengan

permaianan selama 5-10 menit lalu melakukan penyampian materi ini bisanya rentang

waktu 30 menit dan kuis 10-15 menit yang diikuti dengan membagi cinderamata (baik

itu t-shirt bangga, pin dan stiker, kalender, bulletin SUMPITAN, dan buku tulis bertema

sampul konservasi hutan dan orangutan. Jika suasana kelas tidak kondusif, tim

pelaksana kampanye melakukan strategi ke-2 dengan membuat cerita melalui story

telling menggunakan bantuan boneka dan kostum maskot kampanye atau melakukan

game edukatif di luar kelas selama 30-60 menit.

Kemudian selang waktu satu jam siswa/siswi pelajar dipersilahkan mengunjungi koleksi

buku-buku perpustakaan keliling yang telah disiapkan di satu tempat dan merangsang

mereka membacanya. Buku-buku yang ditunjukkan diantaranya mengenai cerita

bergambar tentang satwa, cerita rakyat, majalah lingkungan dan buku pengetahuan

lingkungan. Selain melalui perpustakaan keliling juga dengan kunjungan Mobil Baca

yang mengunjungi setiap pagi khusus untuk siswa/siswi sekolah desa target kampanye

(khusunya yang terjnagkau saat ini yang berada di kecamatan Arut Selatan-kabupaten

Kotawaringin Barat).

Lepas kunjungan sekolah biasanya tim pendidikan keliling menawarkan untuk

berkegiatan di sore harinya. Kegiatan yang biasa dilakukan di sore harinya diantaranya

adalah sebagai berikut:

§ Media Kit Edukatif (diantaranya kertas mewarnai maskot kampanye, perlengkapan

mengamati biologi perairan, binokuler untuk pengamatan burung, perlengkapan

permainan paket indra). Kegiatan ini semua untuk merangsang pengetahuan

mereka mengenai lingkungan sekitar mereka, hutan sekitar mereka, kehidupan

sekitar mereka.

54

§ Lagu Konservasi, dimana lagu ini dinyanyikan bersama-sama yang dampaknya

mereka senang menyanyikan saat sekolah (khusunya di siswa sekolah dasar).

§ Game Edukatif. Game edukatif yang dimainkan mengenai kekompakan, kreatifitas

dan pengetahuan.

Gambar 29. Aktifitas kegiatan lain di sekolah dan di luar sekolah untuk anak-anak petani

Selain itu juga pesan-pesan kampanye untuk mengenalkan Suaka Margasatwa Sungai

Lamandau dan hubungan pertanian menetap berkelanjutan yang ramah lingkungan

dapat melestarikan hutan dan mendukung pertanian, tim edukasi keliling sebagai

pelaksana kampanye menyampaikannya pada kegiatan Muatan Lokal (Mulok) Pertanian

Berkelanjutan yang dilakukan di kabupaten Sukamara.

2. Kegiatan Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal)

Salah satu tahapan penting dalam fase pelaksanaan program Pride adalah membuat

media pemasaran kampanye. Media pemasaran kampanye yang dirancang sebagai alat

pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku sadar

untuk mencoba mempraktekkan hal yang baru dalam hal pertanian. Media-media

pemasaran yang dibuat untuk mendukung proses adopsi perladangan menetap oleh

khalayak target primer. Khalayak yang dimaksud adalah petani peladang berpindah di

desa Tempayung dan Babual Baboti yang sebelumnya pendataan bulan Juni 2009

mencatat ada 175 KK (45 KK di desa Tempayung dan 130 KK di desa Babual Baboti).

Kemudian pendataan dilakukan bulan Februari-Maret 2010 dengan melakukan

penelusuran informasi data kepada desa dan masyarakat langsung. Data terkumpul

bulan Maret 2010 dan tercatat ada sebanyak 202 KK (46 KK di desa Tempayung dan 176

KK di desa Babual Baboti).

Selain media pemasaran tahapan penting untuk mencapai perubahan perilaku yang

dituju perlu ada kegiatan penyingkiran hambatan. Penyingkiran hambatan yang

dibangun adalah Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar. Demplot ini akan

dirancang sebagai tempat pembelajaran pengelolaan lahan pertanian dan perawatan

tanamannya secara menetap tanpa membakar. Untuk menambah ketertarikan minat

masyarakat target dan mempermudah khlayak mengadopsi juga dibuat beberapa

pelatihan pertanian dan juga kegiatan studi banding. Dalam tiap proses pertemuan

dilakukan kesepakatan belajar bahwa setiap kegiatan pertemuan selalu diikuti dengan

tindak lanjut pelatihan di demplot atau di lahan warga petani yang disepakati bersama.

Tujuan Besar

Mengurangi aktifitas pembukaan lahan untuk pertanian ke dalam Suaka Masrgasatwa

Sungai Lamandau dari 202 KK petani ladang berpindah di dua desa target pada Juni

2010 menjadi 101 KK. Hasil konservasi yang diharapkan adalah habitat orangutan dan

satwa liar lainnya terjaga.

55

Tolak Ukur/Kejadian penting spesifik untuk adopsi kebun campur Sebagai

Hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Pada bulan Juli 2009, melakukan identifikasi lahan untuk tempat demonstrasi plot

kebun campuran dan ada kesepakatan tingkat lokal (pendekatan desa dan

kelompok).

2. Pada bulan Oktober 2009, memperoleh data tentang pemetaan lahan menyangkut

luas dan kepemilikan lahan, pengamatan unsur hara tanah dan inventarisasi jenis

tanaman yang biasa ditanam warga dan disain peta mobilisasi pemantauan

perawatan tanaman dari petani peladang berpindah dua desa target.

3. Menjelang akhir tahun 2009, 100% (202 KK) masyarakat kelompok petani di kedua

desa yang melakukan perladangan berpindah atau sistem bertani tebas bakar sudah

menerima pengetahuan pertanian ladang menetap sistem kebun campuran.

4. Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Balai Informasi Penyuluh

Pertanian dan dinas yang berkaitan dengan pengadaan bibit tanaman (Dinas

pertanian, Perkebunan dan Kehutanan) kabupaten berkomitmen memberikan

rekomendasi kelayakan demplot dan memberikan dukungan berkelanjutan berupa

bantuan teknis lapangan pada awal tahun 2010.

5. Pada akhir kampanye (Juni 2010), 33,3% masyarakat petani desa Babual Baboti

yang tadinya tidak peduli melestarikan hutan setelah mengetahui informasi

pentingnya melestarikan hutan menjadi peduli menurun menjadi 0% (Q70/G6).

6. Pada akhir kampanye (Juni 2010), ada perubahan perilaku dari 22,2% petani desa

target yang tidak tahu atau kadang-kadang melihat kegiatan perladangan berpindah

dengan sistem tebas bakar meningkat menjadi 55% (Q93).

7. Pada akhir kampanye pride (Juni 2010), 50% dari 202 KK (101 KK) petani ladang

berpindah melakukan perladangan menetap.

Capaian kegiatan Penyingkiran Hambatan

Dari hasil laporan kemajuan Santoso, 2010 tercatat rekam proses kegiatan penyingkiran

hambatan (demplot kebun campuran menetap tanpa bakar) sebagai berikut:

1. Melakukan sosialisasi rencana pembuatan Demplot Kebun Campuran

Menetap Tanpa Bakar

Dalam kegiatan ini sejak bulan Juni 2009 telah dilakukan sosialisasi dan koordinasi

dengan Kepala Desa Tempayung dan Babual Baboti untuk membuat kebun campuran

menetap tanpa bakar yang fungsinya untuk memberikan contoh pembelajaran

masyarakat petani yang masih berladang berpindah dan tebas. Sosialisasi ini

dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pertemuan masyarakat yang difasilitasi oleh

fasilitator pertanian dari tim edukasi keliling yang juga bekerja untuk proyek EC

Lamandau dan kegiatan-kegiatan pelatihan praktek pertanian. Selain itu sosialisasi di

tingkat pemerintah desa dengan melakukan koordinasi dengan Kepala Desa

Tempayung dan jajaran aparatnya sampai ke Ketua Rukun Tetangga (RT), juga

melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Babual Baboti dan jajaran aparat desanya

sampai ke Kepala Dusun.

2. Membuat permohonan pinjaman lahan untuk Kelola Demplot Kebun

Campuran Menetap Tanpa Bakar

Dalam rencana pembuatan demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa

bakar, manajer kampanye dan fasilitator pertanian berkoordinasi dengan pihak

kepala desa Tempayung dimana pihak desa pada sosialisasi sebelumnya siap

meminjamkan lahannya seluas 2 hektar di awal pertemuan. Dengan adanya tawaran

tersebut, proses peminjaman lahan dilanjutkan dengan koordinasi rencana

pembuatan dan rencana fungsi demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa

bakar kepada pihak pemerintah desa (Kepala Desa, Bendahara, Kepala Urusan

Pemerintahan dan Kepala Urusan Pembangunan desa Tempayung).

3. Mengelola Lahan Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar

Pada kesepakatan dengan desa Tempayung bahwa demplot ini selama setahun akan

dikelola oleh kegiatan Yayorin bekerjasama dengan Orangutan Foundation UK yang

mendapat dukungan dana dari dana Penyingkiran Hambatan program kampanye

56

bangga RARE dan proyek EC Lamandau dari Uni Eropa yang dimulai Juli 2009-Juni

2010.

Pada tahap awal pengelolaan dilakukan dengan membuka lahan dengan

membersihkan semak dan tumbuhan dengan batang diameter dibawah 5 cm. Proses

pembersihan lahan dengan cara tebas dan dilakukan proses penyimpukan.

Penyimpukan adalah pengumpulan potongan ranting dan batang yang dikumpulkan

membuat baris memanjang sehingga satu area denganarea lain dibatasi kumpulan

simpuk. Selain menyimpuk juga dilakukan pembuatan lubang dengan ukuran dalam

1 meter dan luas 1 meter persegi yang dibuat per dua meter dikeliling kiri, kanan,

depan dan belakang lahan. Lubang-lubang tadi mempunyai multi fungsi, yaitu selain

sebagai lubang pengomposan juga sebagai strategi agar masyarakat mempunyai

tempat mengumpulkan ranting selain sebagai batas simpuk. Ini juga sebagai strategi

untuk tidak membakar. Kemudian di sepanjang sisi kiri, kanan, depan dan belakang

di buat saluran air dan disisinya ditanami tanaman pisang dengan kerapatan tanam

satu meter yang berfungsi sebagai tanaman sekat bakar hidup. Parit air dan pohon

pisang yang berbatang basah karena mengandung konsentrasi air tinggi akan

berpeluang menghambat api keluar atau masuk merambat dari atau ke lahan lain.

Gambar 30. Kegiatan pengelolaan demplot kebun campuran dari mulai pembersihan lahan sampai ke perawatan tanaman

Setelah proses pembersihak selesai lahan kemudian dicangkul dan dibuat guludan

(gundukan) memanjang dengan lebar: satu meter dan panjang 3-4 meter. Guludan

ini disipakan untuk tanaman jangka pendek (hortikultura). Lepas melakukan

pengolahan di satu sisi, mulai bergerak melakukan pembersihan area sisi lainnya

secara bertahap. Pada pertengahan pengelolaan Kepala Desa Tempayung meminta

untuk memperluas lahan demplotnya di bagian utara yang merupakan daerah

berawa dan bekas area terbakar. Jadi keseluruhan dari area demplot menjadi 3

hektar. Alasan Kepala Desa Tempayung sekaligus menghijaukan kembali dan

rawanya bisa untuk tanama tumbuh jelutung, karena di area tersebut sempat banyak

tumbuh jelutung. Setelah selesai memastikan tidak ada penambahan lahan maka

dilakukan pembuatan peta lahan dan peruntukan lahannya. Secara umum satu

keluarga petani mengelola lahan 2-3 hektar. Dan ini sebuah lahan demplot pertanian

yang ideal dimana fasilitator pertanian dan asisten demplot dapat mengelola lahan

lebih maksimal sehingga memberi contoh pada masyarakat bagaimana pengelolaan

lahan pertanian menetap akan lebih hemat dan menguntungkan.

Lahan demplot kebun campuran akan menjadi lahan contoh tanaman campuran

(tanaman jangka pendek: hortikultura, tanaman jangka menengah: papaya, pisang

da tanaman jangka panjang: karet, buah-buahan dan jelutung). Intinya adalah

masyaralat mengetahui bagaimana cara menebas tanpa membakar dan mengelola

pengendalian api (dengan membuat beberapa strategi bentuk sekat bakar) dan

mengelola lahannya sampai rencana penempatan tanam tumbuhnya dengan harapan

tidak lagi melakukan perluasan lahan

4. Membangun Balai Belajar Tani di Lahan Demplot

Pada bulan November 2009, fasilitator Pertanian yang masuk dalam tim sub program

pendidikan dan perpustakaan keliling Yayorin melakukan koordinasi mengenai

57

kesiapan rencana pembangunan fasilitas Balai Belajar Tani di Lahan Demplot Kebun

Campuran Menetap Tanpa Bakar. Setelah mendapatkan persetujuan supervisor dan

dukungan oleh kepala Desa Tempayung dan Babual Baboti maka proses pembuatan

dirancang pada bulan Desember 2009. Tiap bulannya selama proses pembuatan

selalu melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Tempayung mengenai letak

bangunan dan mengetahui perkembangan pembangunan tiap bulan.

Gambar 31. Foto kegiatan membangun balai belajar tani yang terintegrasi dengan kegiatan demplot

Perencanaan pembangunan melalui berbagai proses. Mulai dari perencanaan bentuk

bangunan, biaya pembangunan, lokasi pembangunan dan rencana keberlanjutan

fasilitas bangunan dan demplot kebun campuran. Hasil kesepakatan bangunan

berukuran 5x10 meter persegi. Masing-masing balai belajar 3x5 meter persegi,

rumah jaga 3x4 meter persegi, dapur dan gudang satu bangunan 2x4 meter persegi.

Balai belajar dan rumah jaga akan dibuat satu atap 5x6 meter persegi sedang atas

dapur dan gudang menyesuaikan ukuran luas bangunan (Lihat lampiran). Tambahan

bangunan adalah kamar mandi dekat dapur dan tangki air. Pembelian bahan

bangunan dan mempersiapkan lahan letak bangunan bangunan disiapkan dan telah

dibuat peta lahan yang sudah dengan pembagian wilayah kelola. Kegiatan ini di

mandori oleh Kepala Desa Tempayung. Diperkirakan bangunan akan selesai Januari

2010, namun karena terkendala pekerja dan banyaknya kegiatan adat serta

ketakutan warga bahwa tempat demplot perlu diselamati dulu dengan ritual adat

mereka. Pembuatan terus dimonitor langsung Kepala Desa dan fasilitator pertanian

dan manajer kampanye. Dan akhirnya karena berbagai hal di atas, maka pembuatan

Balai Belajar Tani di Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar ini mulai tahap

pembangunannya mulai tanggal 2 Januari 2009. Balai belajar tani ini nantinya akan

menjadi balai pertemuan dan diskusi petani dalam belajar pertanian menetap tanpa

bakar pola kebun campuran. Balai belajar tani akan ditunggu oleh asisten demplot

dan penempatannya telah mengadakan selamatan dengan mengundang perwakilan

pemerintah dan dan petani. Pada acara itu hadir 10 orang dan manajer kampanye

dibantu fasilitator pertanian sekaligus meyosialisasikan dibuatnya balai belajar tani.

5. Mempromosikan Kegiatan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar

Pada tahap mempromosikan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar

dilakukan dengan melakukan sosialisasi diberbagai pertemuan desa, seminar tingkat

kabupaten dan kepada kepala bidang di Dinas Pertanian dan Peternakan

Kotawaringin Barat. Di awal pembuatan demplot juga dipromosikan kepada tim

58

evaluator independen untuk proyek Uni Eropa yang menyempatkan berkunjung ke

demplot. Saat kunjungan tim evaluator tersebut manajer kampanye menjelaskan

bahwa demplot ini adalah demplot kerjasama anatar proyek EC Lamandau dengan

proyek kampanye pride Yayorin yang bermitra dengan lembaga bernama RARE. Pada

tahapan pertengahan tahun sempat terjadi keraguan kerjasama pengelolaan di pihak

manajemen proyek EC Lamandau, sehingga berbagai kebutuhan yang seharusnya

mendapat dukungan perlu dihitung ulang agar mencukupi. Tapi pihak manajemen

kampanye, dalam hal ini manajer kampanye atas masukan supervisor untuk

memberikan kembali penjelasan bahwa demplot itu perlu pengelolaan bersama dan

tindak lanjut. Dengan negosiasi secara personal melalui tim edukasi yang bekerja

juga untuk proyek EC lamandau, maka diperoleh kesepakatan Proyek EC Lamandau

akan melanjutkan pengelolaan demplot sampai akhir Desember 2011. Bahkan di

akhir Juli 2010 didatangkan relawan OFUK untuk membuat tangki air untuk

mengantisipasi kekeringan pengairan tanaman dan membuat kolam ikan di lahan

demplot. Hasil dari berbagai promosi dan perkembangan dari demplot sendiri yang

telah beberapa kali memperlihatkan display keberhasilan panen banyak kunjungan

warga petani desa Tempayung dan Babual Baboti juga dari desa sekitarnya, seperti

Sakabulin dan Makartijaya (Despot = Desa Potensial), serta Kotawaringin Hilir.

Gambar 32. Foto kegiatan mempromosikan demplot. Terlihat Tim Evaluator Proyek Uni Eropa

dan wakil BPP Kotawaringin Lama saat melihat proses pengembangan lahan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung