22
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam, 2013, hal: 163). Rancangan dalam penelitian untuk mengidentifikasi hubungan komunikasi teraupetik perawat dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan di ruang internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015. 4.2. Populasi Dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya 38

Bab 4 Metode Penelitian

  • Upload
    henni

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kilat

Citation preview

Page 1: Bab 4 Metode Penelitian

BAB 4METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen

hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam, 2013, hal: 163).

Rancangan dalam penelitian untuk mengidentifikasi hubungan komunikasi

teraupetik perawat dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan

di ruang internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.

4.2. Populasi Dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya

manusia; pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013

hal: 169). Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruangan

Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Jumlah populasi tidak dapat di

tetapkan, di karenakan jumlah populasi diruangan internis dapat berubah-ubah

setiap saat.

4.2.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling, sedangkan sampling adalah proses

38

Page 2: Bab 4 Metode Penelitian

39

menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,

2013 hal: 171). Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel berdasarkan

proporsi peneliti sebelumnya karena jumlah populasi di ruangan internis tidak

dapat di tentukan disebabkan jumlah pasien diruangan internis dapat berubah-

ubah setiap saat. Teknik sampling merupakan cara atau teknik-teknik tertentu,

sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan

mennggunakan metode Quota sampling. Pengambilan sampel secara Quota

sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara menetapkan

sejumlah anggota sampel secara jatah. Teknik sampling ini dilakukan dengan

cara: pertama-tama menetapkan betapa besar jumlah sampel yang diperlukan atau

menetapkan, kemudian dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang

diperlukan. Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal,

yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi (Notoadmojo,

2012).

Adapun besar sampel yang diperkirakan peneliti berdasarkan rumus

Lameshow berjumlah 55 orang responden dengan pengambilan jumlah sampel

dari masing-masing ruangan internis 8 responden (Supriadi, 2014 hal: 53)

n={Z

1−α2

√2 P (1−P )+Z1−β √P1 (1−P1 )+P2 (1−P2 ¿¿¿❑}

( P1 – P2)2

2

Keterangan:n = besar sampel minimumZ

1−∝2

=nilai distribusinormal baku(tabel Z) pada∝ tertentuP = harga proporsi dalam

populasid = kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi atau presisi

Page 3: Bab 4 Metode Penelitian

40

zβ=kekuatanuji( power od test)

P = rata- rata dua proporsi

Penyelesaian:

n={Z1−α /2 √2 P(1−P)+Z1−β √ P1 ( 1−P1 )+P2 ¿¿¿¿¿

n={1,96√2 (0,59 )(1−0,59)+0.84 √0,72 (1−0,72 )+0,46¿¿¿¿¿

n={1,96√ (1,18 )(0,41)+0.84√0,72 (1−0,72 )+0,46(1−0,46)}

(0,72−0,46)2

2

n=1,96 √(1,18 )(0,41)+0.84 √0,72 (0,28 )+0,46(0,54)

¿¿ ¿¿

n=1,96 √0,4838+0.84√(0,2016+0,2484)

¿¿ ¿¿

n=1,96 (0,69555733 )+0,84(0,670820393)

¿¿ ¿¿

n=1,363292367+0,56348913¿¿ ¿¿

n={1,926781497 }

¿¿ ¿¿

n=3,7124869370,0676

n=¿55 orang

Rumus P1

P1=a

a+b

P1=4151

=0 , 72

Rumus P2

P2=a

c+d

P2=1226

=0 , 46

Rumus P

P=P1+P2

2

P=0 ,71+0 , 462

=0 ,59

Page 4: Bab 4 Metode Penelitian

41

Jumlah sampel/ jumlah ruangan = 55/7 = 7, 85 dibulatkan 8. Jadi sampel

yang diinginkan dari masing-masing ruangan internis berjumlah 8 orang.

4.2.3 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian

ini adalah:

a. Mampu membaca dan menulis

b. Tidak tuli dan bisu

c. Keadaaan sadar

d. Pasien dirawat diruangan internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

e. Usia 17-60 tahun

f. Bersedia menjadi responden (Nursalam, 2013 hal: 172).

Berdasarkan panduan teori maka penelitian ini menggunakan kriteria

inklusi yang ditentukan berdasarkan karakter responden yang diinginkan yaitu:

a. Mampu membaca dan menlis

b. Tidak memiliki gangguan pendengaran

c. Keadaan pasien sadar

d. Usia 17-60 tahun

e. Dirawat di ruangan internis rumah sakit santa elisabeth medan

f. Bersedia menjadi responden.

4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Tabel 4.1.Variabel Dan Definisi Operasional Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dalam

Page 5: Bab 4 Metode Penelitian

42

Pelayanan Keprawatan Di Ruangan Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.

Variabel Definisi IndikatorAlat ukur

Skala skor

Independen.Komunikasi Teraupetik Perawat

Komunikasi teraupetik adalah suatu komunikasi antara perawat dengan klien dan keluarga klien yang bertujuan unuk menyelesaikan masalah klien.

Komunikasi terapeutik perawat meliputi:1. Perawat

mengenal dirinya sendiri

2. Komunikasi ditandai saling menerima

3. Harus memahami

4. Menyadari pentingnya kebutuhan pasien

5. Menciptakan suasana yang memotivasi

6. Mampu menguasai perasaan sendiri

7. Mampu menentukan batas waktu

8. Memahami arti simpati

9. Kejujuran10. Sebagai role

model11. Mengespresik

an perasaan12. Menciptakan

suasana yang berkembang

13. Alturisme14. Berpegang

pada etika15. Bertanggung

jawab

Kuesioner dengan pertanyaan 18 penilaian:4. Selalu

(S)2. Sering

(S)3. kadang-

kadang (KK)

1. Tidak Pernah (TP)

Ordinal Rentang penilaian Komunikasi teraupetik:1.Baik:55-722.Cukup:37-543.Kurang:18-36

Page 6: Bab 4 Metode Penelitian

43

Dependen.Kepuasan pelayanan keperawatan

Respon klien setelah menerima kinerja atau hasil yang didapatkan selama perawatan di rumah sakit

Kepuasan pelayanan keperawatan:1. Keandalan

(reliability)2. Ketanggapan

(responsiveness)

3. Empati (emphaty)

4. Jaminan (assurance)

5. Bukti langsung (tangibles)

Kuesioner dengan pertanyaan 25 penilaian:4. Sangat

puas (SP)

3. Puas (P)

2. Tidak puas (TP)

1. Sangat tidak puas (STP)

Ordinal Rentang penilaian Kepuasan pelayanan keperawatan1.Tinggi:76-1002.Cukup:51-753.Rendah:25-50

4.4. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelitian dengan

menggunakan suatu metode, diantaranya yaitu: tes, angket/kuesioner, interview,

observasi dan data dokumentasi (Notoatmodjo, 2012 hal:152-155). Pada

penelitian ini, bagian Instrumen pertama yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan pada

bagian komunikasi teraupetik perawat, dengan menggunakan skala ordinal,

dengan pilihan jawaban bernilai empat. Selalu bernilai 4, Sering bernilai 3,

Kadang-kadang bernilai 2, dan Tidak pernah bernilai 1. Jadi nilai tertinggi yang

diperoleh dari instrumen adalah 72 dan nilai terendah adalah 18.

Berdasarkan rumus statistika:

P = (nilai tertinggi-nilai terendah) Banyak kelas

= 72-18

3 = 18

Page 7: Bab 4 Metode Penelitian

44

Penilaian untuk komunikasi teraupeik keperawatan diruangan internis

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dikategorikan sebagai berikut:

Kurang = 18 + P= 18 + 18= 36

Jadi skor kurang = 18-36

Cukup = 36 + P= 36 + 18= 54

Jadi skor cukup = 37-54

Baik = 54 + P = 54 + 18 = 72Jadi skor baik = 55-72

Penilaian bagian kedua pada instrumen penelitian ini kepuasan pasien

dalam pelayanan keperawatan, dengan menggunakan alat ukur kuesioner yang

terdiri dari 25 pertanyaan. Dengan pilihan jawaban ada empat, yaitu: Sangat Puas

bernilai 4, Puas bernilai 3, Tidak Puas bernilai 2, dan Sangat Tidak Puas bernilai

1. Jadi nilai tertinggi yang diperoleh dari instrumen ini adalah 76-100 dan nilai

yang terendah adalah 25-50.

Penilaian untuk kepuasan pelayanan keperawatan di ruangan internis

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dikategorikansebagai berikut:

P = (nilai tertinggi-nilai terendah) Banyak kelas

= 100 - 25

3 = 25

Rendah = 25 + P= 25 + 25= 50

Jadi skor rendah = 25-50

Page 8: Bab 4 Metode Penelitian

45

Cukup = 50 + P= 50 + 25= 75

Jadi skor cukup =51-75

Tinggi = 75 + P= 75 + 25= 100

Jadi skor tinggi = 76-100

4.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.5.1 Lokasi

Tempat penelitian dilaksanakan diruangan internis Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan yang berada di jalan Haji Misbah No 7, Medan, Sumatera Utara.

Sebab Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan saat ini terdapat pasien yang

memenuhi kriteria sebagai populasi dan sampel yang akan diteliti.

4.5.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di ruangan internis

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.

4.6. Prosedur Pengambilan Dan Pengumpulan Data

4.6.1 Pengambilan data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil

pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain (Setiadi, 2007 hal:188).

Pengambilan data dalam rancangan penelitian ini diambil sendiri oleh peneliti

melalui pemberian kuesioner kepada anggota responden.

Page 9: Bab 4 Metode Penelitian

46

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/instansi

yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2007 hal: 188). Data sekunder

pada penenelitian ini diperoleh dari data rekam medik, SDM Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan, jurnal dan buku.

4.6.2 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Langkah-langkah pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan

instrumen yang. Cara pengumpulan data tersebut meliputi wawancara berstruktur,

observasi, angket/kuesioner, pengukuran atau melihat data statistik (data

sekunder) seperti dokumentasi (Sugiyono, 2013 hal: 193).

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah melalui

penyebaran kuesioner kepada total seluruh responden yang di inginkan.

4.6.3 Uji validitas dan reliabilitas

1. Uji validitas

Instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu, instrumen dianggap valid

jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan

di ukur. Dikatakan valid yaitu jika nilai r hitung > r tabel, sedangkan dikatakan

tidak valid jika r hitung < r tabel (Setiadi, 2007 hal: 204).

Page 10: Bab 4 Metode Penelitian

47

Telah dilakukan uji valid pada 25 responden di ruangan Internis Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan, untuk mengetahui hasil uji validitas soal yang tidak

valid maka dilakukan perbandingan antara r hitung dengan r tabel dengan taraf

signifikan 5%. Berdasarkan tabel r diperoleh r tabel N= 23 taraf signifikan 5%

sebesar 0,413, jika nilai r hitung > 0,413 maka butiran soal valid. Setelah

dilakukan uji valid dari kuesioner komunikasi terapeutik terdapat 18 pernyataan

dinyatakan valid, sedangkan dari kuesioner kepuasan pelayanan keperawatan

terdapat 25 pernyataan dinyatakan valid.

2. Uji realibitas

Uji reliabilitas merupakan alat ukur, dikatakan reliable jika alat ukur

tersebut memiliki sifat konstan, stabil, dan tepat. Jadi alat ukur ini dinyatakan

reliable apabila uji coba terhadap sekelompok subjek akan tetap sama hasilnya

walaupun dalam waktu yang berbeda atau jika dikenakan pada subjek yang

karakteristiknya sama maka hasilnya akan sama juga. Pengujian reliabilitas

dengan menggunakan cronbach alpha dalam menentukan reliable dan tidaknya

suatu instrument penelitian adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r

tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%. Apabila α > r tabel

dikatakan reliable dan dikatakan tidak reliable jika α < r tabel (Setiadi, 2007 hal:

207).

Setelah dilakukan uji reliabel pada kuesioner komunikasi terapeutik dan

kepuasan pasien dimana untuk mengetahui reliabel atau tidaknya kedua

instrument penelitian tersebut di mana taraf kepercayaan 95% atau tingkat

signifikan 5% apabila α > r tabel dikatakan reliabel. Pada uji reliabel kuesioner

Page 11: Bab 4 Metode Penelitian

48

komunikasi terapeutik dimana didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,928

(0,928 > r tabel) dan uji reliabel pada kuesioner tingkat kepuasan dimana

didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,949 (0,949 > r tabel), kedua instrument

tersebut dinyatakan reliabel dikarenakan α > r tabel.

4.7. Kerangka Operasional

Bagan 4.2. Kerangka Operasional Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Di Ruangan Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.

Pengajuan Judul

Seminar Proposal

Revisi Proposal

Pengambilan Data Awal

Konsul Proposal

Pemberian Informed Consent Pada Calon Responden

Menarik Kesimpulan

Pengambilan Data

Pengolahan DataIzin Penelitian

Uji Instrumen (Validitas dan Reliabilitas

Analisa Data menggunakan uji chi-square

Penyajian Data

Page 12: Bab 4 Metode Penelitian

49

4.8. Analisa Data

Setelah data terkumpul maka analisa dilakukan melalui empat tahap yaitu

dimulai dari editing untuk memeriksa kembali kuesioner tersebut satu persatu,

apakah kuesioner telah diisi dengan petunjuk atau belum, dilakukan dengan

memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti

dalam melakukan tabulasi data, kemudian data diperoses melalui komputerisasi,

dengan program komputer dengan uji chi-square yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antara variabel independen (komuniasi teraupetik perawat)

dan variabel dependen (kepuasan pasien dalam pelayanan perawatan) yang

berskala ordinal (Hidayat, 2009 hal: 107).

Uji chi-square adalah uji statistik non parametrik yang digunakan untuk

melihat variabel tingkat kepuasan pasien terdiri dari empat kategori yaitu: Sangat

puas, Puas, Tidak puas, Sangat Tidak puas dan variabel komunikasi teraupetik

dengan kategori yaitu: Sering, Kadang-Kadang, Tidak Pernah dan Sama Sekali

Tidak Pernah. Tingkat kemaknaan atau nilai α sebesar 5 %, apabila p value <

0,05 maka H0 ditolak, dimana ada hubungan komunikasi terapeutik perawat

dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan (Hidayat, 2010

hal: 57).

Uji pada penelitian ini menggunakan uji chi square dikarenakan jenis tabel

yang digunakan adalah 3x3, setelah dilakukan pengolahan data dan dilakukan uji

chi square didapatkan hasil bahwa tabel 3x3 tidak memenuhi syarat untuk diuji

dengan chi square karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada sebesar

55,6% jumlah sel. Langkah selanjutnya dilakukan penggabungan sel dimana

Page 13: Bab 4 Metode Penelitian

50

digabungkan dari masing-masing kelompok komunikasi terapeutik kurang sedikit

digabungkan dengan kelompok komunikasi terapeutik cukup. Pada kepuasan

jumlah subjek kelompok rendah sedikit maka digabungkan dengan kelompok

subjek kepuasan cukup. Maka pada penelitian ini digunakan tabel 2x2 sehingga

layak untuk diuji chi square karena tidak ada nilai expected yang kurang dari

lima.

4.9. Etika Penelitian

Etika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia

dinilai dari segi baik buruknya. Masalah etika dalam penelitian yang

menggunakan subjek manusia menjadi isu sentral yang berkembang saat ini pada

penelitian ilmu keperawatan, karena hampir 90% subjek yang digunakan adalah

manusia, maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian.

Prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data data dapat dibedakan

menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek,

dan prinsip keadilan.

4.9.1 Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam

Page 14: Bab 4 Metode Penelitian

51

penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam

hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.

c. Risiko (benefist ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

4.9.2 Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa

adanya sangsi apa pun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika

mereka seorang pasien.

b. Hak Untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full

disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

c. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi

atau menolak menjadi responden. Pada informed consent juga perlu

dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk

pengembangan ilmu.

4.9.3 Prinsip keadilan (right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Page 15: Bab 4 Metode Penelitian

52

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata

mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaanya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonytmity) dan rahasia

(confidentiality) (Nursalam, 2013 hal: 194).