Upload
henni
View
11
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kilat
Citation preview
BAB 4METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang
menekankan waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen
hanya satu kali pada suatu saat (Nursalam, 2013, hal: 163).
Rancangan dalam penelitian untuk mengidentifikasi hubungan komunikasi
teraupetik perawat dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan
di ruang internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.
4.2. Populasi Dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya
manusia; pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013
hal: 169). Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruangan
Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Jumlah populasi tidak dapat di
tetapkan, di karenakan jumlah populasi diruangan internis dapat berubah-ubah
setiap saat.
4.2.2 Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling, sedangkan sampling adalah proses
38
39
menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,
2013 hal: 171). Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel berdasarkan
proporsi peneliti sebelumnya karena jumlah populasi di ruangan internis tidak
dapat di tentukan disebabkan jumlah pasien diruangan internis dapat berubah-
ubah setiap saat. Teknik sampling merupakan cara atau teknik-teknik tertentu,
sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
mennggunakan metode Quota sampling. Pengambilan sampel secara Quota
sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara menetapkan
sejumlah anggota sampel secara jatah. Teknik sampling ini dilakukan dengan
cara: pertama-tama menetapkan betapa besar jumlah sampel yang diperlukan atau
menetapkan, kemudian dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang
diperlukan. Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal,
yang penting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi (Notoadmojo,
2012).
Adapun besar sampel yang diperkirakan peneliti berdasarkan rumus
Lameshow berjumlah 55 orang responden dengan pengambilan jumlah sampel
dari masing-masing ruangan internis 8 responden (Supriadi, 2014 hal: 53)
n={Z
1−α2
√2 P (1−P )+Z1−β √P1 (1−P1 )+P2 (1−P2 ¿¿¿❑}
( P1 – P2)2
2
Keterangan:n = besar sampel minimumZ
1−∝2
=nilai distribusinormal baku(tabel Z) pada∝ tertentuP = harga proporsi dalam
populasid = kesalahan (absolut) yang dapat ditoleransi atau presisi
40
zβ=kekuatanuji( power od test)
P = rata- rata dua proporsi
Penyelesaian:
n={Z1−α /2 √2 P(1−P)+Z1−β √ P1 ( 1−P1 )+P2 ¿¿¿¿¿
n={1,96√2 (0,59 )(1−0,59)+0.84 √0,72 (1−0,72 )+0,46¿¿¿¿¿
n={1,96√ (1,18 )(0,41)+0.84√0,72 (1−0,72 )+0,46(1−0,46)}
(0,72−0,46)2
2
n=1,96 √(1,18 )(0,41)+0.84 √0,72 (0,28 )+0,46(0,54)
¿¿ ¿¿
n=1,96 √0,4838+0.84√(0,2016+0,2484)
¿¿ ¿¿
n=1,96 (0,69555733 )+0,84(0,670820393)
¿¿ ¿¿
n=1,363292367+0,56348913¿¿ ¿¿
n={1,926781497 }
¿¿ ¿¿
n=3,7124869370,0676
n=¿55 orang
Rumus P1
P1=a
a+b
P1=4151
=0 , 72
Rumus P2
P2=a
c+d
P2=1226
=0 , 46
Rumus P
P=P1+P2
2
P=0 ,71+0 , 462
=0 ,59
41
Jumlah sampel/ jumlah ruangan = 55/7 = 7, 85 dibulatkan 8. Jadi sampel
yang diinginkan dari masing-masing ruangan internis berjumlah 8 orang.
4.2.3 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi dalam penelitian
ini adalah:
a. Mampu membaca dan menulis
b. Tidak tuli dan bisu
c. Keadaaan sadar
d. Pasien dirawat diruangan internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
e. Usia 17-60 tahun
f. Bersedia menjadi responden (Nursalam, 2013 hal: 172).
Berdasarkan panduan teori maka penelitian ini menggunakan kriteria
inklusi yang ditentukan berdasarkan karakter responden yang diinginkan yaitu:
a. Mampu membaca dan menlis
b. Tidak memiliki gangguan pendengaran
c. Keadaan pasien sadar
d. Usia 17-60 tahun
e. Dirawat di ruangan internis rumah sakit santa elisabeth medan
f. Bersedia menjadi responden.
4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
Tabel 4.1.Variabel Dan Definisi Operasional Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dalam
42
Pelayanan Keprawatan Di Ruangan Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.
Variabel Definisi IndikatorAlat ukur
Skala skor
Independen.Komunikasi Teraupetik Perawat
Komunikasi teraupetik adalah suatu komunikasi antara perawat dengan klien dan keluarga klien yang bertujuan unuk menyelesaikan masalah klien.
Komunikasi terapeutik perawat meliputi:1. Perawat
mengenal dirinya sendiri
2. Komunikasi ditandai saling menerima
3. Harus memahami
4. Menyadari pentingnya kebutuhan pasien
5. Menciptakan suasana yang memotivasi
6. Mampu menguasai perasaan sendiri
7. Mampu menentukan batas waktu
8. Memahami arti simpati
9. Kejujuran10. Sebagai role
model11. Mengespresik
an perasaan12. Menciptakan
suasana yang berkembang
13. Alturisme14. Berpegang
pada etika15. Bertanggung
jawab
Kuesioner dengan pertanyaan 18 penilaian:4. Selalu
(S)2. Sering
(S)3. kadang-
kadang (KK)
1. Tidak Pernah (TP)
Ordinal Rentang penilaian Komunikasi teraupetik:1.Baik:55-722.Cukup:37-543.Kurang:18-36
43
Dependen.Kepuasan pelayanan keperawatan
Respon klien setelah menerima kinerja atau hasil yang didapatkan selama perawatan di rumah sakit
Kepuasan pelayanan keperawatan:1. Keandalan
(reliability)2. Ketanggapan
(responsiveness)
3. Empati (emphaty)
4. Jaminan (assurance)
5. Bukti langsung (tangibles)
Kuesioner dengan pertanyaan 25 penilaian:4. Sangat
puas (SP)
3. Puas (P)
2. Tidak puas (TP)
1. Sangat tidak puas (STP)
Ordinal Rentang penilaian Kepuasan pelayanan keperawatan1.Tinggi:76-1002.Cukup:51-753.Rendah:25-50
4.4. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelitian dengan
menggunakan suatu metode, diantaranya yaitu: tes, angket/kuesioner, interview,
observasi dan data dokumentasi (Notoatmodjo, 2012 hal:152-155). Pada
penelitian ini, bagian Instrumen pertama yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan pada
bagian komunikasi teraupetik perawat, dengan menggunakan skala ordinal,
dengan pilihan jawaban bernilai empat. Selalu bernilai 4, Sering bernilai 3,
Kadang-kadang bernilai 2, dan Tidak pernah bernilai 1. Jadi nilai tertinggi yang
diperoleh dari instrumen adalah 72 dan nilai terendah adalah 18.
Berdasarkan rumus statistika:
P = (nilai tertinggi-nilai terendah) Banyak kelas
= 72-18
3 = 18
44
Penilaian untuk komunikasi teraupeik keperawatan diruangan internis
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dikategorikan sebagai berikut:
Kurang = 18 + P= 18 + 18= 36
Jadi skor kurang = 18-36
Cukup = 36 + P= 36 + 18= 54
Jadi skor cukup = 37-54
Baik = 54 + P = 54 + 18 = 72Jadi skor baik = 55-72
Penilaian bagian kedua pada instrumen penelitian ini kepuasan pasien
dalam pelayanan keperawatan, dengan menggunakan alat ukur kuesioner yang
terdiri dari 25 pertanyaan. Dengan pilihan jawaban ada empat, yaitu: Sangat Puas
bernilai 4, Puas bernilai 3, Tidak Puas bernilai 2, dan Sangat Tidak Puas bernilai
1. Jadi nilai tertinggi yang diperoleh dari instrumen ini adalah 76-100 dan nilai
yang terendah adalah 25-50.
Penilaian untuk kepuasan pelayanan keperawatan di ruangan internis
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dikategorikansebagai berikut:
P = (nilai tertinggi-nilai terendah) Banyak kelas
= 100 - 25
3 = 25
Rendah = 25 + P= 25 + 25= 50
Jadi skor rendah = 25-50
45
Cukup = 50 + P= 50 + 25= 75
Jadi skor cukup =51-75
Tinggi = 75 + P= 75 + 25= 100
Jadi skor tinggi = 76-100
4.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian
4.5.1 Lokasi
Tempat penelitian dilaksanakan diruangan internis Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan yang berada di jalan Haji Misbah No 7, Medan, Sumatera Utara.
Sebab Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan saat ini terdapat pasien yang
memenuhi kriteria sebagai populasi dan sampel yang akan diteliti.
4.5.2 Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di ruangan internis
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.
4.6. Prosedur Pengambilan Dan Pengumpulan Data
4.6.1 Pengambilan data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil
pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain (Setiadi, 2007 hal:188).
Pengambilan data dalam rancangan penelitian ini diambil sendiri oleh peneliti
melalui pemberian kuesioner kepada anggota responden.
46
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, badan/instansi
yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2007 hal: 188). Data sekunder
pada penenelitian ini diperoleh dari data rekam medik, SDM Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan, jurnal dan buku.
4.6.2 Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Langkah-langkah pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian dan
instrumen yang. Cara pengumpulan data tersebut meliputi wawancara berstruktur,
observasi, angket/kuesioner, pengukuran atau melihat data statistik (data
sekunder) seperti dokumentasi (Sugiyono, 2013 hal: 193).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah melalui
penyebaran kuesioner kepada total seluruh responden yang di inginkan.
4.6.3 Uji validitas dan reliabilitas
1. Uji validitas
Instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu, instrumen dianggap valid
jika instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat untuk mengukur apa yang akan
di ukur. Dikatakan valid yaitu jika nilai r hitung > r tabel, sedangkan dikatakan
tidak valid jika r hitung < r tabel (Setiadi, 2007 hal: 204).
47
Telah dilakukan uji valid pada 25 responden di ruangan Internis Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan, untuk mengetahui hasil uji validitas soal yang tidak
valid maka dilakukan perbandingan antara r hitung dengan r tabel dengan taraf
signifikan 5%. Berdasarkan tabel r diperoleh r tabel N= 23 taraf signifikan 5%
sebesar 0,413, jika nilai r hitung > 0,413 maka butiran soal valid. Setelah
dilakukan uji valid dari kuesioner komunikasi terapeutik terdapat 18 pernyataan
dinyatakan valid, sedangkan dari kuesioner kepuasan pelayanan keperawatan
terdapat 25 pernyataan dinyatakan valid.
2. Uji realibitas
Uji reliabilitas merupakan alat ukur, dikatakan reliable jika alat ukur
tersebut memiliki sifat konstan, stabil, dan tepat. Jadi alat ukur ini dinyatakan
reliable apabila uji coba terhadap sekelompok subjek akan tetap sama hasilnya
walaupun dalam waktu yang berbeda atau jika dikenakan pada subjek yang
karakteristiknya sama maka hasilnya akan sama juga. Pengujian reliabilitas
dengan menggunakan cronbach alpha dalam menentukan reliable dan tidaknya
suatu instrument penelitian adalah perbandingan antara nilai r hitung dengan r
tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%. Apabila α > r tabel
dikatakan reliable dan dikatakan tidak reliable jika α < r tabel (Setiadi, 2007 hal:
207).
Setelah dilakukan uji reliabel pada kuesioner komunikasi terapeutik dan
kepuasan pasien dimana untuk mengetahui reliabel atau tidaknya kedua
instrument penelitian tersebut di mana taraf kepercayaan 95% atau tingkat
signifikan 5% apabila α > r tabel dikatakan reliabel. Pada uji reliabel kuesioner
48
komunikasi terapeutik dimana didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,928
(0,928 > r tabel) dan uji reliabel pada kuesioner tingkat kepuasan dimana
didapatkan nilai cronbach alpha sebesar 0,949 (0,949 > r tabel), kedua instrument
tersebut dinyatakan reliabel dikarenakan α > r tabel.
4.7. Kerangka Operasional
Bagan 4.2. Kerangka Operasional Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Di Ruangan Internis Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2015.
Pengajuan Judul
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Pengambilan Data Awal
Konsul Proposal
Pemberian Informed Consent Pada Calon Responden
Menarik Kesimpulan
Pengambilan Data
Pengolahan DataIzin Penelitian
Uji Instrumen (Validitas dan Reliabilitas
Analisa Data menggunakan uji chi-square
Penyajian Data
49
4.8. Analisa Data
Setelah data terkumpul maka analisa dilakukan melalui empat tahap yaitu
dimulai dari editing untuk memeriksa kembali kuesioner tersebut satu persatu,
apakah kuesioner telah diisi dengan petunjuk atau belum, dilakukan dengan
memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan tabulasi data, kemudian data diperoses melalui komputerisasi,
dengan program komputer dengan uji chi-square yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel independen (komuniasi teraupetik perawat)
dan variabel dependen (kepuasan pasien dalam pelayanan perawatan) yang
berskala ordinal (Hidayat, 2009 hal: 107).
Uji chi-square adalah uji statistik non parametrik yang digunakan untuk
melihat variabel tingkat kepuasan pasien terdiri dari empat kategori yaitu: Sangat
puas, Puas, Tidak puas, Sangat Tidak puas dan variabel komunikasi teraupetik
dengan kategori yaitu: Sering, Kadang-Kadang, Tidak Pernah dan Sama Sekali
Tidak Pernah. Tingkat kemaknaan atau nilai α sebesar 5 %, apabila p value <
0,05 maka H0 ditolak, dimana ada hubungan komunikasi terapeutik perawat
dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan (Hidayat, 2010
hal: 57).
Uji pada penelitian ini menggunakan uji chi square dikarenakan jenis tabel
yang digunakan adalah 3x3, setelah dilakukan pengolahan data dan dilakukan uji
chi square didapatkan hasil bahwa tabel 3x3 tidak memenuhi syarat untuk diuji
dengan chi square karena sel yang nilai expected kurang dari lima ada sebesar
55,6% jumlah sel. Langkah selanjutnya dilakukan penggabungan sel dimana
50
digabungkan dari masing-masing kelompok komunikasi terapeutik kurang sedikit
digabungkan dengan kelompok komunikasi terapeutik cukup. Pada kepuasan
jumlah subjek kelompok rendah sedikit maka digabungkan dengan kelompok
subjek kepuasan cukup. Maka pada penelitian ini digunakan tabel 2x2 sehingga
layak untuk diuji chi square karena tidak ada nilai expected yang kurang dari
lima.
4.9. Etika Penelitian
Etika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
dinilai dari segi baik buruknya. Masalah etika dalam penelitian yang
menggunakan subjek manusia menjadi isu sentral yang berkembang saat ini pada
penelitian ilmu keperawatan, karena hampir 90% subjek yang digunakan adalah
manusia, maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian.
Prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data data dapat dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu prinsip manfaat, prinsip menghargai hak-hak subjek,
dan prinsip keadilan.
4.9.1 Prinsip manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada
subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang
tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam
51
penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam
hal-hal yang dapat merugikan subjek dalam bentuk apapun.
c. Risiko (benefist ratio)
Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang
akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.
4.9.2 Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak
memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun tidak, tanpa
adanya sangsi apa pun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika
mereka seorang pasien.
b. Hak Untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
disclosure)
Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta
bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.
c. Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi
atau menolak menjadi responden. Pada informed consent juga perlu
dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk
pengembangan ilmu.
4.9.3 Prinsip keadilan (right to justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)
52
Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah
keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata
mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.
b. Hak dijaga kerahasiaanya (right to privacy)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonytmity) dan rahasia
(confidentiality) (Nursalam, 2013 hal: 194).