Upload
phamkhue
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
51
BAB 4
PEMBAHASAN DAN ANALISIS PENELITIAN
4.1 Penerapan Pengendalian Internal
4.1.1 Prosedur Pencatatan Waktu Hadir
Pencatatan waktu hadir PT Pos Indonesia Jakarta Selatan dilakukan
dengan mesin tapping sidik jari. Setiap karyawan cukup melakukan
penempelan sidik jari pada mesin tapping hingga menghasilkan bunyi. Mesin
akan mencatat jam hadir, tanggal, bulan dan tahun.
Perawatan mesin akan di monitor langsung oleh bagian teknologi
informasi. Jika mesin mengalami kerusakan, absensi dilakukan secara manual
yaitu para karyawan yang hadir harus menandatangani daftar hadir
karyawan.Setiap melakukan absen karyawan, diawasi oleh para
pengawas.Dan daftar hadir karyawan secara manual tersebut, diberikan ke
bagian SDM setiap selesai melakukan absensi. Lalu data tersebut dibantu oleh
bagian IT untuk mengirim data tersebut ke kantor pos pusat. Tapi jika data
kehadiran melakukan tapping sidik jari, data yang ada di mesin langsung
tersambung ke web kantor pos pusat. Lalu dari data tersebut, barulah dikirim
ke kantor pos Jakarta Selatan. Manajer SDM setiap minggunya mendata
untuk mencocokkan data kehadiran karyawan yang dikirim oleh kantor pos
pusat dengan data master karyawan kantor pos Jakarta Selatan.Dan setiap
bulan, dirangkum dan dihitung jumlah kehadiran karyawan beserta waktu
lembur yang dijalankan.Prosedur penghitungan ini diperlukan untuk
menentukan apakah karyawan tersebut berhak mendapatkan tunjangan secara
penuh atau harus dipotong karena ketidakhadiran mereka.
52
4.1.2 Prosedur Lembur
Prosedur lembur yang diterapkan oleh PT Pos Indonesia Jakarta Selatan
adalah setelah jam pulang kerja atau pada saat libur nasional / tanggal merah.
Jika lembur pada hari kerja, dilakukan setelah jam pulang kerja. Karyawan
yang kerja shift 1, maka karyawan pulang jam 15.00 dan karyawan kerja shift
2, maka karyawan pulang jam 19.00. Karyawan yang melakukan lembur,
harus memiliki surat tugas lembur dari atasan. Kemudian surat tugas lembur,
diberikan ke bagian SDM untuk diotorisasi. Karyawan yang lembur, dapat
melakukan absensi pada mesin tapping yang diawasi oleh wakil kepala
kantor. Setelah selesai melakukan lembur, karyawan harus melakukan
tapping ulang agar mesin mencatat jam pulang karyawan.
4.1.3 Prosedur IjinTidak Kerja
Perusahaan telah menerapkan kebijakan ijin tidak kerja untuk karyawan
yang mempunyai alasan yang tepat untuk ijin.Karyawan yang diperbolehkan
untuk ijin tidak kerja adalah karyawan yang pergi haji, mengantar anak
berobat, sanak keluarga ada yang meninggal dunia (medical check up), sakit,
dll. Jika dilihat dari wawancara yang penulis lakukan dengan manajer SDM,
karyawan dapat dengan mudah meminta ijin tidak kerja dengan berbagai
macam alasan.
4.1.4 Prosedur Perhitungan Gaji
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, manajer SDM akan
membuat rincian gaji karyawan berdasarkan dari absen melalui data
kehadiran karyawan yang telah dirangkum diakhir bulan. Perhitungan data
53
kehadiran akan dilakukan dalam bentuk Microsoft Excel. Dalam kolom
Microsoft Excel manajer SDM akan menghitung besarnya gaji karyawan
berdasarkan :
1. Gaji pokok
Gaji pokok dihitung berdasarkan golongan (Grade) tiap karyawan.Golongan
(grade) di PT Pos Indonesia Jakarta Selatan, terdiri dari 3 golongan.Golongan
1 sampai dengan golongan 3. Di PT Pos Indonesia Jakarta Selatan, tidak ada
karyawan harian. Karyawan di PT Pos Indonesia terbagi atas 4golongan.
a) Karyawan outsourcing : karyawan yang diperkerjakan hanya selama 1
tahun.
b) Pekerja Kontrak Waktu Tertentu (PKWT)/ Pekerja Harian Lepas (PAL):
karyawan yang dipekerjakan selama 3 bulan dan dikontrak hanya diwaktu
tertentu.
c) Karyawan Transforable : karyawan yang memiliki jabatan di kantor pos
pusat atau dikantor pos lain, tetapi dipekerjakan di kantor pos yang
berbeda dan mendapatkan pendidikan. Dan biasanya, karyawan antara 3-5
tahun sekali selalu dipindah-pindahkan tempat kerja. Contohnya : salah
satu karyawan transforable memiliki jabatan Teknologi Informasi di
kantor pos pusat, tetapi dia bekerja di kantor pos cabang.
d) Karyawan tetap / lokal : karyawan yang telah bekerja lama dan menetap
di perusahaan atau kantor tersebut.
54
2. Upah lembur
Karyawan akan mendapatkan upah lembur jika karyawan mempunyai surat
penugasan lembur dari atasan. Dibawah ini adalah tarif untuk lembur tiap
golongan.
- Tarif lembur pada hari kerja :
a) Golongan I : Rp25.000,- / jam
b) Golongan II : Rp50.000,- / jam
c) Golongan III : Rp75.000,- / jam
- Tariff lembur pada hari libur nasional atau tanggal merah :
a) Golongan I : Rp40.000,- / jam
b) Golongan II : Rp50.000,- / jam
c) Golongan III : Rp60.000,- / jam
3. PPh 21
Perusahaan melakukan potongan PPh 21 dengan menggunakan pajak
progresif yang dikalikan dengan gaji yang sudah dipotong premi jamsostek.
Gaji dihitung setahun terlebih dahulu oleh perusahaan dikalikan PKP 5% dan
dibagikan 12 bulan. Dengan perhitungan ini maka karyawan akan menerima
gaji bersihnya.
Bagian SDM memiliki tugas untuk melakukan perhitungan gaji karyawan
berdasarkan tunjangan dan potongan yang telah ditetapkan. Dan jika karyawan
memiliki peminjaman uang, maka akan dikenakan pemotongan gaji pada saat
perhitungan gaji.
55
4.1.5 Prosedur Distribusi Pembayaran Gaji
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, prosedur distibusi pembayaran
gaji untuk penggajian pada PT Pos Indonesia Jakarta Selatan dilakukan setelah
perhitungan gaji yang dilakukan oleh bagian SDM.Lalu bagian keuangan mengecek
jumlah uang di bank apakah mencukupi untuk membayar gaji para karyawan.Setelah
uang yang tersedia sesuai, barulah bagian keuangan membuat cek ke bank untuk di
transfer ke rekening masing-masing karyawan. Namun karena keterbatasan informasi
penulis tidak dapat mengetahui dengan pasti data apa saja yang dikeluarkan mulai
dari perhitungan gaji karyawan sampai mentransfer uang ke rekening karyawan dari
bagian keuangan ke bank.
Setelah transfer selesai, barulah bagian keuangan memberikan bukti transfer
ke bagian akuntansi untuk pencocokkan data rekening yang ditransfer dengan daftar
perhitungan gaji karyawan. Setelah cocok, maka bagian akuntansi mengotorisasi dan
mencatat di pembukuan. Kemudian bagian SDM akan membuat dan mencetak 2
rangkap slip gaji, 1 untuk karyawan, dan 1 lagi untuk dokumentasi. Dari bagian
SDM, slip gaji akan dibagikan kepada karyawan.
Karyawan yang telah mengambil slip gaji, harus menandatangani daftar
pengambilan slip gaji yang telah disediakan oleh bagian SDM untuk bukti bahwa slip
gaji telah diambil oleh karyawan yang bersangkutan.
Namun dalam observasi yang penulis lakukan, penulis mendapatkan kendala
keterbatasan informasi untuk memastikan kebenaran atas hasil wawancara yang
didapat.
56
4.1.6 Sistem Penggajian
Menurut Saifuddin Bachrun (2011:10) terdapat tida sistem penggajian, yaitu :
1. Sistem penggajian berdasarkan posisi
2. Sistem penggajian berdasarkan kompetensi
3. Sistem penggajian berdasarkan kinerja
Berdasarkan ruang lingkup yang penulis angkat, target penggajian yang
diterapkan perusahaan jelas kepada karyawan.Karyawan pada PT Pos Indonesia
Jakarta Selatan ada empat jenis yaitu karyawan outsourcing, PKWT/PAL, karyawan
tetap/lokal dan karyawan transforable. Karyawan yang baru masuk di PT Pos
Indonesia disebut karyawan outsourcing, yaitu karyawan yang direkomendasi oleh
anak perusahaan PT Pos Indonesia yaitu DTU dan hanya dipekerjakan maksimal 1
tahun kerja. Gaji yang diterima karyawan outsourcing adalah minimal UMR yang
berlaku di tahun yang bersangkutan dan tidak mendapatkan tunjangan.Jika karyawan
melewati dari 3 tahun masa kerja dengan memiliki kinerja yang baik, barulah
karyawan bisa disebut sebagai karyawan tetap perusahaan / karyawan lokal.
4.2 Pengendalian Intern atas Sistem Penggajian PT Pos Indonesia Jakarta
Selatan berdasarkan komponen yang dikeluarkan oleh COSO
4.2.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian
Pengendalian internal yang efektif terdapat dari perilaku
manajemen.Manajemen puncak dapat mempengaruhi kinerja unit organisasi lain
salah satunya kebijakan yang dikeluarkan dapat mempengaruhi kinerja atau perilaku
dari organisasi secara keseluruhan. Lingkungan pengendalian merupakan komponen
57
pertama dari komponen pengendalian internal menurut COSO dan mencakup
beberapa sub komponen sebagai berikut :
1. Integritas dan nilai etika
a) Sikap manajer yang berkaitan dengan penggajian sudah cukup baik dalam
menanggapi keluhan dan menjelaskan kewajiban dan hak karyawan.
Jika karyawan memiliki keluhan terhadap kewajiban, pihak SDM akan
menjelaskan dan memberikan solusi agar kinerja dari karyawan tersebut menjadi
lebih baik. Manajemen akan bersikap professional jika ada pelanggaran-pelanggaran
yang terjadi dari karyawan.
b) Perusahaan telah menerapkan kebijakan sesuai dengan yang diharapkan.
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan pada proses penggajian yaitu
dengan mengharuskan adanya otorisasi oleh kepala kantor atau manajer SDM. Hal
ini dilakukan untuk menjamin keabsahan dan keakuratan dari proses penggajian dan
otorisasi dari manajer akuntansi, SDM dari hasil print-out perhitungan gaji, dan data
kehadiran karyawan.
Informasi ini didapat penulis berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan
manajer SDM.Namun penulis mengalami kesulitan kembali untuk membuktikan
validasi dari hasil wawancara tersebut.
2. Komitmen terhadap kompetensi
Yang dimaksud kompetensi adalah pengetahuan dan keterampilan
yangdiperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang mendefinisikan pekerjaan
individu.Setiap calon karyawan sebelum mulai bekerja untuk PT Pos Indonesia
Jakarta Selatan diberikan informasitentang hak dan kewajibannya dari manajer SDM.
Manajer SDMakan melakukaninterview kepada karyawan seputar keahlian dan
kesanggupannya dalam menjalankantugasnya. Jika dinilai calon karyawan tersebut
58
tidak dapat menjalankan tugas tertentu, bagian SDM akan memberikan pertanyaan
seputar tugas lain. Jika calon karyawan sudah memenuhi kriteria yang dibutuhkan,
pihak SDM akan meminta komitmen karyawan dalam bentuk kertas kontrak kerja.
Kertas kontrak kerja merupakan hal penting untuk menilai keabsahan karyawan
tersebut berkomitmen, dan loyalitas terhadap perusahaan sebelum memulai tugasnya.
3. Filosofi dan gaya operasi perusahaan
Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya
tidak dikerjakan oleh perusahaan. Filosofi PT Pos Indonesia Jakarta Selatan dalam
proses penggajian adalah memberikan hak karyawan secara profesional dan
proporsional. PT Pos Indonesia akan memberikan gaji kepada karyawannya sesuai
dengan perhitungan yang didasari oleh absensi karyawan itu sendiri.
4. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
a. Kebijakan merekrut karyawan
PT Pos Indonesia Jakarta Selatan mempunyai kebijakan dan praktik sumber
daya manusia untuk merekrut karyawan sampai dengan pembayaran gaji.Bagi calon
karyawan yang belum memiliki pengalaman pekerjaan di PT Pos Indonesia, melamar
pekerjaan melalui anak perusahaan PT Pos Indonesia yaitu DTU. Jika DTU telah
merekomendasikan calon karyawan tersebut, barulah calon karyawan ditempatkan di
kantor pos yang ditunjuk untuk masa kerja 1 tahun. Setelah mampu bekerja dengan
baik selama 1 tahun, barulah karyawan diberhentikan dan karyawan bisa melamar
pekerjaan di kantor pos yang membutuhkan tenaga kerja. Perekrutan karyawan yang
telah mempunyai pengalaman kerja tersebut dilakukan di kantor pos yang
bersangkutan dan manajer SDM akan melakukan wawancara kepada calon
karyawan. Calon karyawan akan diberikan penjelasan tentang gaji pokok, upah
59
lembur, dan tugas yang harus dilakukan. Penjelasan ini merupakan prosedur yang
harus disampaikan sebelum calon karyawan menandatangani kontrak kerja.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, proses perekrutan telah
menghasilkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya.
b. Kebijakan perubahan status kerja
Melalui wawancara yang penulis lakukan dengan manajer SDM, status kerja
pada karyawan dari status karyawan menjadi staf berdasarkan kinerja dan
pertimbangan setelah waktu kerja yang ditentukan. Melalui pertimbangan itu
manajer SDM akan melihat catatan kinerja karyawan tersebut. Jika sesuai yang
diharapkan, maka manajer SDM akan merekomendasikan kenaikan jabatan ke kantor
pos pusat. Jika kantor pos pusat telah memverifikasi karyawan tersebut naik pangkat
dengan melihat bukti kinerja yang dikirimkan oleh manajer SDM, maka karyawan
tersebut telah sah untuk naik pangkat dan gaji.
5. Struktur organisasi dan pelimpahan wewenang
Setelah melakukan studi dokumentasi dan wawancara atas struktur organisasi
perusahaan, penulis menemukan beberapa evaluasi yang diberikan terkait dengan
struktur organisasi secara umum :
Sebaiknya bagian pekerjaan yang dilakukan oleh bagian SDM yang membuat
perhitungan gaji dilakukan oleh 2 orang atau bagian SDM menggunakan payroll
software dan ada otorisasi atas data perhitungan tersebut dari kepala kantor atau
manajer SDM.
4.2.2 Evaluasi Penilaian Risiko
Risiko adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengekspresikan
ketidakpastian tentang kejadian dan atau dampaknya yang memiliki efek atas
pencapaian tujuan organisasi.Risiko merupakan kendala dalam pengoperasian
60
perusahaan dalam melakukan praktik bisnisnya.Perusahaan harus melakukan
tindakan yang tepat untuk meminimalisir risiko yang ada.
Penilaian risiko adalah suatu proses mengidentifikasi dan menganalisis risiko
yang relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi dan menentukan respon yang
sesuai dalam menghadapi risiko tersebut.
Penilaian risiko dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu:
a) Perumusan tujuan organisasi secara keseluruhan
b) Perumusan tujuan organisasi pada tingkat kegiatan
c) Identifikasi risiko
d) Analisis risiko
e) Mengelola risiko
Dari wawancara dan analisis yang dilakukan penulis, terdapat beberapa risiko pada
perusahaan, yaitu:
1. Overstated (Kelebihan catat pembebanan gaji karyawan)
Kelebihan catat beban gaji merupakan risiko yang sering ditemukan pada
perusahaan, ini disebabkan ketelitian dan pengendalian internal yang kurang
maksimal.
Bagian SDM telah mengidentifikasi risiko ini dan meminimalisirnya dengan
cara memeriksa berulang pada setiap pencatatan gaji karyawan. Pada saat
perhitungan gaji karyawan manajer SDM akan menghitung besar gaji yang akan
diterima karyawan sesuai dengan kehadiran/absensi karyawan tersebut. Tahap awal
yang dilakukan manajer SDM adalah membuat daftar nama karyawan, golongan
karyawan, jumlah kehadiran dalam bentuk Microsoft Excel sesuai dengan keterangan
kehadiran yang sudah masuk secara komputerisasi, lalu manajer SDM akan membuat
rincian gaji yang akan diterima setiap karyawan. Namun dalam wawancara yang
61
penulis lakukan, penulis menganalisa risiko dalam perhitungan penggajian pada PT
Pos Indonesia Jakarta Selatan rentan terjadi kesalahan, ini dikarenakan data
kehadiran yang masih di data ulang manual saat melakukan perhitungan penggajian.
2. Fictive Employee (Karyawan fiktif, untuk memperbesar beban gaji
danmengurangi keuntungan perusahaan)
Melalui wawancara dengan bagian SDM, risiko karyawan fiktif pada PT Pos
Indonesia Jakarta Selatan tidak ditemukan, hal ini terjadi karena kebijakan
perusahaan yang selalu membukukan dan memperbaharui nama-nama karyawan
yang masih bekerja dan memberitahukan ke kantor pos pusat jika ada karyawan
yang berhenti bekerja atau meninggal dunia. Bagian SDM juga memiliki catatan
nama-nama karyawan yang pernah bekerja di perusahaan. Ini dilakukan untuk
menghindari risiko karyawan fiktif.
3. Risiko karyawan dalam melakukan absensi dapat terjadi fraud dengan cara
menitip absen kepada karyawan lain.
Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan manajer SDM, risiko
karyawan menitipkan absen tidak ditemukan karena absen dilakukan dengan
menempelkan sidik jari ke mesin tapping. Akan tetapi penulis tidak bisa
memastikan adanya fraud atau tidak saat absen manual dilakukan ketika mesin
tapping tersebut mengalami kerusakan atau dalam perbaikan karena adanya
keterbatasan informasi yang diberikan.
4.2.3 Evaluasi Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu
untuk meyakinkan bahwa yang diperlukan telah dilaksanakan untuk menghadapi
risiko dalam mencapai tujuan perusahaan.
62
Evaluasi aktivitas pengendalian mencakup 4 tipe, yaitu :
1. Otorisasi
PT Pos Indonesia Jakarta Selatan menerapkan proses otorisasi oleh bagian
akuntansi setelah bagian keuangan mentransfer uang ke rekening masing-masing
karyawan. Jika sudah melalui manajer akuntansi, akan diberikan ke kepala kantor
untuk diperiksa ulang. Jika sudah sesuai prosedur, data tersebut akan diberikan ke
bagian SDM untuk membuatkan slip gaji tiap karyawan. Namun penulis hanya
mendapatkan informasi melalui wawancara.
2. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas memastikan bahwa seseorang tidak melaksanakan tugas
dengan tidak seimbang. Tugas yang tidak seimbang adalah jiika mungkin bagi
seorang karyawan untuk melakukan kecurangan dan mempunyai kemampuan untuk
menutupi kecurangan yang dilakukannya dalam tugas normal.
Melalui wawancara dan studi dokumentasi berdasarkan uraian tugas yang
penulis lakukan, terdapat beberapa fungsi penggajian yang sudah mendapat
pemisahan tugas yang baik dan memenuhi kriteria, yaitu:
a. Fungsi perhitungan absensi terpisah dengan pengeluaran kas.
Dari hasil wawancara dengan manajer SDM dan studi dokumentasi, penulis
menemukan pemisahan fungsi antara perhitungan absensi dengan
pengeluaran kas. Fungsi pencatatan dan perhitungan gaji karyawan dikelola
oleh manajer SDM dan yang mengelola pengeluaran kas adalah bagian
keuangan.
Hal ini untuk menghindari penggelapan kas yang keluar. Sebagai contoh jika
fungsi ini disatukan dapat terjadi pengeluaran kas yang tidak semestinya yang
dilakukan oleh salah satu manajer yang memegang fungsi tersebut.
63
b. Fungsi pencatatan beban gaji terpisah dengan fungsi pembayaran gaji
Fungsi pencatatan beban gaji terpisah dengan fungsi pembayaran gaji.Fungsi
pencatatan beban gaji dilakukan oleh bagian akuntansi.Sedangkan fungsi
pembayaran gaji dilakukan oleh bagian keuangan.
Hal ini menghindari kecurangan terhadap pembayaran beban gaji ke
karyawan, seperti contoh fungsi pencatatan beban gaji memasukkan jumlah
gaji yang tidak seharusnya dibayarkan ke karyawan.
3. Pengendalian Pengolahan Informasi
Pengendalian proses informasi merupakan risiko yang terkait dengan
otorisasi, kelengkapan dan akurasi transaksi. Kontrol ini sangat relevan dengan audit
laporan keuangan. Kebanyakan entitas, terlepas dari ukuran, sekarang menggunakan
komputer untuk memproses informasi secara umum dan untuk sistem akuntansi pada
khususnya. Hal ini berguna untuk lebih mengkategorikan kontrol pengolahan
informasi sebagai pengendalian umum dan pengendalian aplikasi yang dibahas
dibawah ini:
a) Pengendalian Umum (General Controls)
Tujuan pengendalian umum adalah untuk mengontrol pengembangan
program, perubahan program, operasi komputer, dan akses yang aman untuk
program dan data.
Melalui wawancara dan keterbatasan penulis untuk mengobservasi aplikasi
yang digunakan pada PT Pos Indonesia Jakarta Selatan, Pengendalian umum
atas software yang digunakan untuk data kehadiran karyawan di awasi oleh
bagian IT.Ketika software mengalami kerusakan atau terjadi masalah, selalu
diperiksa oleh bagian IT.Misalnya seperti mesin tapping sidik jari yang selalu
diperiksa atau mengadakan perbaikan setiap bulannya.
64
b) Pengendalian Aplikasi (Application Controls)
Tujuan pengendalian aplikasi adalah dengan menggunakan kekuatan
teknologi informasi untuk mengontrol transaksi dalam siklus transaksi secara
individual. Tiga kelompok berikut pengendalian aplikasi diakui secara luas :
1. Input Controls
Melalui hasil wawancara dan observasi, pengawasan input seperti
pengawasan terhadap verifikasi dilakukan oleh bagian IT jika data
kehadiran dilakukan manual untuk dimasukkan ke dalam web online
kantor pos pusat. Jika ada sidik jari karyawan yang tidak terbaca pada
mesin, maka bagian IT yang akan menangani hal tersebut.Dan
pengawasan untuk melakukan tapping sidik jari selalu diawasi oleh
kepala dan wakil pada tiap departemen.
2. Processing controls
Melalui hasil wawancara dan observasi, penulis menemukan data yang
diverifikasi dan diawasi oleh kepala kantor bagian SDM. Misalnya seperti
tanda tangan para pengawas kehadiran karyawan setelah melakukan
pengawasan terhadap tapping sidik jari. Data tanda tangan pengawas,
diverifikasi oleh kepala kantor bagian SDM setelah melakukan observasi
ke setiap departemen.
3. Output controls
Dari hasil wawancara, pengawasan keluaran (output controls) pada data
kehadiran karyawan yang telah masuk ke data kehadiran kantor pusat,
akan dicocokkan pada data yang masuk di bagian IT untuk memastikan
bahwa data yang masuk di kantor pusat dengan data yang ada di PT Pos
65
Indonesia Jakarta Selatan telah sesuai dan tidak dapat dirubah untuk
tindak kecurangan.
4. Dokumentasi dan catatan
Dokumen dan catatan merupakan hal penting dalam sebuah perusahaan.
Pengadaan dokumen yang memadai merupakan penunjang penting dalam perusahaan
untuk menjalankan bisnisnya dengan benar. Namun dalam hal ini penulis
menemukan kendala yang berarti, yaitu tidak dapat melihat langsung validitas dari
dokumen tertentu, penulis hanya mendapatkan informasi ini melalui wawancara.
a. Dokumen perhitungan gaji telah dibuat dengan informasi yang cukup
lengkap dan penetapan tanggung jawab yang jelas.
Pada setiap hasil perhitungan penggajian yang dibuat terdapat
tangggal (lokasi dan waktu), kepala surat (nama perusahaan, nomor
telepon, alamat dan kode pos) untuk isi dari dokumen tersebut setiap
kolom nama karyawan akan dilengkapi dengan nomor NIP. Ini
dilakukan untuk menghindari double entry dan untuk menunjukkan
bahwa dokumen perhitungan pengajian telah memiliki informasi yang
cukup lengkap.
b. Slip gaji karyawan yang dicetak dengan informasi yang cukup
lengkap.
Karyawan pada PT Pos Indonesia diwajibkan mengambil slip gaji
agar tidak ada kesalahpahaman yang mungkin akan terjadi antara
karyawan dengan bagian SDM. Hal ini dimaksudkan agar karyawan
mengetahui jumlah gaji yang diterima di rekening karyawan dan dapat
mencocokkannya.
66
Setiap karyawan yang mengambil slip gaji, manajer SDM
menyediakan daftar pengambilan slip gaji untuk ditandatangani
karyawan sebagai bukti bahwa slip gaji tersebut telah diambil.
Slip gaji tersebut berisikan nama perusahaan, nama bulan, NIP
karyawan / grade, nama karyawan, rincian total gaji kotor yang
didapat (seperti gaji pokok, gaji rapel dan upah lembur), rincian total
potongan yang ditanggung karyawan (bagi karyawan yang memiliki
pinjaman terhadap perusahaan dan beban lainnya)
Dokumen ini termasuk dokumen penting yang menjaga kerahasiaan
atas rincian gaji karyawan. Penulis mendapatkan dokumen tersebut
dari manajer SDM.
5. Pengendalian fisik atas asset dan catatan
PT Pos Indonesia Jakarta Selatan telah menerapkan pengendalian fisik
atas aset dan catatannya dengan baik. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan
dengan manajer SDM, ditemukan beberapa bentuk pengendalian fisik atas aset dan
catatan, yaitu:
a. Akses tanggung jawab memegang rekening koran perusahaan dari
pengecekan dana di bank sampai proses mentransfer gaji ke karyawan
yang dilakukan oleh bagian keuangan. Dan setiap melakukan
transaksi, harus ada persetujuan dari kepala kantor.
b. Perusahaan secara berkala membuat salinan atas data-data dari proses
penggajian.
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan, penulis menemukan
bahwa perusahaan telah menerapkan cara untuk mengantisipasi risiko
67
yang mungkin terjadi seperti kehilangan data atau bentuk kecelakaan
lainnya.
4.2.4 Evaluasi Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi yang harus tersampaikan dengan baik ke tiap
personel yang ada dalam perusahaan maupun diluar perusahaan. Ini sebagai elemen
penting untuk mendukung keberhasilan pengendalian internal dalam perusahaan.
Komunikasi berfungsi untuk memastikan bahwa setiap personel yang terlibat
dalam praktik bisnis pada perusahaan tersebut memahami setiap tugas dan
kewajibannya. Setiap perusahaan harus memiliki sistem informasi / dokumen yang
valid dan lengkap dalam kegiatan bisnisnya dan dikomunikasikan dengan baik
sehingga terhindar dari kesalahan dalam pengoperasian perusahaan.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan manajer SDM
perusahaan, penulis menemukan beberapa hal terkait dengan penerapan informasi
dan komunikasi pada perusahaan, yaitu:
1. Setiap karyawan perusahaan telah mendapat pemahaman yang jelas mengenai
hak dan kewajibannya. Karyawan akan diberikan informasi mengenai peran
dan tanggung jawabnya mengenai tugas-tugas yang akan dilakukan.
Manajer SDM akan memberikan informasi kepada karyawan mengenai
kewajibannya seperti lokasi kerja, waktu hadir, waktu lembur, jam pulang kerja dan
beberapa prosedur yang harus dilakukan saat berada di tempat kerja. Mengenai hak
karyawan, manajer SDM akan menginformasikan mengenai tunjangan, gaji pokok,
dan upah lembur.
2. Proses pencatatan telah menggunakan sistem komputerisasi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan, ditemukan
pelaksanaan pencatatan dalam proses penggajian dilakukan dengan sistem
68
komputerisasi. Ini dilakukan untuk memudahkan dalam pengoperasian perusahaan
dan menghindari adanya risiko kehilangan data. Penulis juga melakukan wawancara
dengan manajer SDM, dalam wawancaratersebut penulis mendapatkan contoh
komputerisasi yang dilakukan perusahaan, yaitu: manajer SDM akan melihat hasil
hadir karyawan yang telah dikirim dari kantor pos pusat. Lalu manajer SDM
melakukan peng-copy-an data ke Ms. Excel, lalu bagian SDM akan melakukan segala
perhitungan gaji karyawan dengan Ms. Excel.
4.2.5 Evaluasi Pemantauan
Melalui wawancara yang penulis lakukan dengan manajer akuntansi. penulis
menemukan beberapa bentuk pemantauan yang diterapkan oleh perusahaan untuk
menjaga praktik bisnisnya, yaitu:
1. Pemeriksaan atas keabsahan dokumen yang dilakukan secara berkala
Bentuk pemeriksaan atas keabsahan yang dilakukan perusahaan yaitu dalam
bentuk pengecekkan yang dilakukan manajer akuntansi dari manajer SDM
dan kepala kantor dari manajer akuntansi.
Sebelum diserahkan kepada kepala kantor pemeriksaan dokumen selalu
dilakukan, ini merupakan prosedur baku perusahaan. Dengan adanya
prosedur ini risiko kecurangan dapat dihindari. Namun informasi ini hanya
penulis dapatkan melalui wawancara dengan manajer SDM. Penulis tidak
dapat membuktikan validitas dari hasil wawancara tersebut disebabkan
keterbatasan akses.
2. Perusahaan akan memberikan sanksi bagi karyawan yang melakukan
pelanggaran baik disengaja ataupun tidak disengaja
69
Perusahaan secara profesional akan memberikan sanksi bagi karyawan yang
tidak taat pada peraturan. Ini dikarenakan perusahaan ingin membentuk
karakter kedisiplinan yang kuat dalam bekerja.
a. Sanksi tertulis
Karyawan yang menerima sanksi tertulis sampai 3 kali akan diberhentikan
oleh perusahaan. Namun perusahaan tidak selalu memberikan surat
peringatan secara berurut, tetapi dapat pula langsung memberikan sanksi
tertulis ke 2 atau ke 3 dinilai dari pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan.
b. Teguran lisan
Teguran lisan diberikan perusahaan bagi karyawan yang pelanggarannya
masih bersifat ringan atau dapat diperbaiki.
c. Pemotongan gaji
Sanksi ini diberikan perusahaan bagi karyawan yang dinilai melakukan
pelanggaran yang tidak seharusnya/melanggar peraturan yang ada. Karena
sebelum mulai bekerja untuk perusahaan, karyawan sudah diberikan
informasi mengenai peraturan perusahaan.
4.3 Kendala-Kendala yang Dialami Perusahaan dalam Penerapan Pengendalian
Internal atas Sistem Penggajian
4.3.1 Evaluasi Lingkungan Pengendalian
Dalam evaluasi lingkungan pengendalian, penulis menemukan beberapa
kelemahan yang digolongkan ke dalam subkomponen dari komponen tersebut, yaitu
sebagai berikut:
70
1. Integritas dan nilai etika
a. Terjadi nepotisme dalam penerimaan karyawan pada perusahaan.
Melalui wawancara dengan manajer SDM, penulis tidak menemukan
kelemahan dalam penerapan integritas dan nilai etika dalam penerimaan karyawan.
Karyawan yang diterima adalah calon karyawan yang benar-benar mempunyai
keahlian dibidangnya. Bukan karena masih kerabat dari salah satu kepala kantor atau
manajer yang menjabat diperusahaan tersebut. Ditambah lagi dengan karyawan
outsourcing, yaitu karyawan yang bekerja karena rekomendasi dari anak perusahaan
PT Pos Indonesia. Anak perusahaan tersebut merekomendasikan karena sebelumnya
ada pelatihan (training) terhadap calon karyawan tersebut.
Bagian SDM melakukan perekrutan dengan tetap mengikuti prosedur yang
ada yang dinilai dapat menghasilkan kinerja yang baik.
2. Kebijakan perubahan status kerja
Melalui wawancara yang penulis lakukan, penulis menganalisa
adanyakelemahan dalam kebijakan perubahan status kerja, yaitu:
Dalam perubahan status kerja seharusnya terdapat peraturan tertulis / baku yang
menyebutkan karyawan mendapatkan kenaikan status jika telah memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan perusahaan yaitu dengan melihat seberapa lama
masa kerja karyawan dan bagaimana kinerja dari karyawan tersebut.
Tetapi dalam praktiknya, prosedur itu telah dijalani namun yang memberikan
keputusan perubahan status kerja adalah kantor pusat yang kemungkinan besar tidak
sepenuhnya mengetahui kinerja karyawan yang ada di kantor cabang.
4.3.2 Evaluasi Penilaian Risiko
Penulis menemukan kelemahan dari evaluasi penilaian risiko yang ada dalam
perusahaan. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan manajer SDM
71
,penulis tidak menemukan kelemahan. Karena absensi telah dilakukan secara
komputerisasi. Yaitu dengan menempelkan sidik jari ke mesin tapping yang
kemudian data tersebut akan muncul di komputer. Dan kesalahan yang mungkin
akan terjadi sangat kecil karena data dari mesin tapping pun juga langsung masuk ke
data kehadiran yang ada di web kantor pos pusat.
Tapi jika pada saat mesin dalam masa perawatan atau diperbaiki,
kemungkinan atas kecurangan dalam proses absensi sangat besar. Karena karyawan
melakukan absensi secara manual yaitu dengan menandatangani daftar kehadiran
karyawan.
4.3.3 Evaluasi Aktivitas Pengendalian
Pada komponen aktivitas pengendalian penulis menemukan adanya
kelemahan dalam penerapan komponen ini, yang digolongkan ke dalam
subkomponen sebagai berikut:
1. Pemisahan tugas
Dalam studi dokumentasi dan wawancara yang penulis lakukan terdapat
kelemahan pada pemisahan tugas, yaitu:
Perusahaan seharusnya memisahkan antara fungsi pencatatan waktu untuk
perhitungan gaji dengan fungsi penyiapan daftar gaji.Karena hal ini dapat
menimbulkan kecurangan.
2. Dokumentasi dan catatan
Dalam wawancara yang penulis lakukan pada PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan
memiliki kelemahan dalam dokumen dan catatan yang memadai, yaitu:
PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan tidak memiliki dokumen atas otorisasi
pendistribusian biaya gaji dari pusat. Karena keterbatasan informasi yang penulis
terima, wawancara hanya menginformasikan bahwa biaya gaji yang telah
72
dihitung dan mendapat otorisasi dari bagian akuntansi dan kepala kantor, tidak
menemukan dokumen otorisasi dari pusat.
3. Pengendalian Pengolahan Informasi
Dalam wawancara yang penulis lakukan pada PT. Pos Indonesia Jakarta Selatan
memiliki kelemahan dikomponen pengendalian aplikasi, yaitu:
PT Pos Indonesia Jakarta Selatan melakukan perhitungan gaji tidak
menggunakan Payroll Software. Dalam hal ini yang menghitung gaji adalah
bagian SDM. Bagian SDM hanya menggunakan software yang ada pada
komputer yaitu Ms.Excel yang data penginputan gaji pokoknya di masukkan
secara manual atau diketik oleh bagian SDM.
4.3.4 Evaluasi Informasi dan Komunikasi
Dalam penerapan pengendalian internal dengan komponen informasi dan
komunikasi, penulis menyimpulkan sejauh ini perusahaan telah berhasil menerapkan
praktik bisnisnya dengan baik, yaitu:
Tidak terjadi komunikasi 2 arah mengenai rincian gaji karyawan. Yang
dimaksud adalah perusahaan mewajibkan karyawan untuk mengambil slip gaji.
Dengan begitu, karyawan dapat mengetahui jumlah gaji yang akan diterima pada
bulan yang bersangkutan tanpa ada kesalahpahaman yang mungkin terjadi karena
karyawan telah melihat perincian gajinya tersebut.
4.3.5 Evaluasi Pemantauan
Melalui analisa atas wawancara, pengamatan dan studi kasus yang penulis
lakukan, dalam evaluasi pemantauan. Penulis tidak menemukan kelemahan dalam
evaluasi pemantauan karena prosedur penggajian PT Pos Indonesia Jakarta Selatan
dapat dilakukan dengan baik.
73
PT Pos Indonesia Jakarta Selatan menggunakan absensi secara komputerisasi
dan selalu diawasi setiap karyawan yang melakukan absensi.Hal ini sangat kecil
kemungkinan untuk salah catat atau tindak kecurangan. Namun mengenai proses
penghitungan gaji karyawan, penulis menemukan kelemahan yaitu peng-input-an
atas gaji pokok dimasukkan ke Ms. Excel secara manual. Hal ini dapat menyebabkan
kecurangan (fraud). Proses pembayaran gaji ke karyawan telah dilakukan dengan
baik.Karena setiap transaksi tersebut, disertai dengan otorisasi dari pihak atau bagian
yang berbeda. Dengan begitu, dapat meminimalisir segala tindak curang (fraud).
4.4 Analisis Efektivitas Pengendalian Intern
4.4.1 Evaluasi atas Efektivitas Pengendalian Intern Perusahaan.
Pada tahap ini dilakukan evaluasi atas efektivitas pengendalian intern
perusahaan terutama yang berkaitan dengan sistem penggajian karyawan tetap/lokal.
Untuk melihat sejauh mana pengendalian intern diterapkan di dalam perusahaan,
maka penulis menggunakan Internal Control Questionnaires (ICQ) dengan jawaban
“Ya” dan “Tidak”. Apabila jawaban “Ya” lebih banyak berarti perusahaan memiliki
pengendalian intern yang cukup baik. Sebaliknya, jika jawaban “Tidak” lebih banyak
berarti pengendalian intern yang dimiliki oleh perusahaan memerlukan analisa lebih
lanjut untuk mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan yang terjadi. Kelemahan-
kelemahan tersebut merupakan temuan pemeriksaan yang perlu ditelaah lebih lanjut
guna menemukan cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.
Pengendalian intern dapat dikatakan efektif jika pengendalian intern tersebut
dapat memenuhi sasaran yang telah ditentukan sebelumnya oleh manajemen
perusahaan.
Sasarannya adalah dapat meningkatkan kedisiplinan karyawan khususnya
untuk waktu kerja karyawan, dengan menggunakan mesin absensi tapping sidik jari.
74
Evaluasi atas efektivitas pengendalian intern perusahaan bersifat analisis kualitatif
yaitu dengan membandingkan pelaksanaan kegiatan penggajian dengan pengendalian
intern terhadap sasaran yang ingin dicapai. Isi tentang Internal Control
Questionnaire ada pada halaman lampiran beserta jawaban yang diisi oleh manajer
SDM.
Dari jawaban dalam Internal Control Questionnaire penulis menemukan
kekuatan dan kelemahan dalam pengendalian intern penggajian perusahaan, yaitu:
a. Kekuatan yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaan
1. Perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang tersusun secara layak
dengan disertai uraian tugas dan wewenang dari masing-masing fungsi
secara terperinci.
2. Secara umum, pegawai telah mengetahui dengan baik mengenai sistem dan
prosedur penggajian yang dijalankan oleh perusahaan.
3. Setiap hal yang menyangkut kehadiran, baik izin, sakit, cuti dan lainnya
harus selalu dicatat dengan lengkap oleh pegawai atau dilengkapi oleh
personalia melalui informasi yang diperolehnya.
4. Perusahaan telah mengontrol kehadiran karyawan dengan baik melalui
fungsi pengawasannya setiap hari di tiap departemen.
5. Setiap hal yang menyangkut kenaikan gaji harus diotorisasi oleh pejabat
pegawai selain personalia, dalam hal ini kepala kantor ataupun manajer
keuangan.
6. Untuk lembur, harus mendapatkan perintah dari manajer yang kemudian
akan dicatat oleh personalia karyawan mana saja yang akan lembur.
75
7. Pada saat lembur, selalu ada fungsi yang mengontrol khususnya untuk jam
dimulainya dan selesainya lembur. Dalam hal ini yang menjadi fungsi yang
mengontrol absen lembur adalah wakil kepala kantor.
8. Perusahaan selalu menerbitkan dokumen penggajian untuk pembayaran
gaji.
9. Pendistribusian dokumen telah dilakukan tepat waktu untuk menghindari
kemacetan dalam operasi perusahaan.
10. Setiap pembayaran gaji harus disertai dengan dokumen penggajian yang
telah diotorisasi secara memadai. Ketidakcukupan dalam otorisasi membuat
dokumen tidak sah dan proses tidak dapat dilanjutkan.
b. Kelemahan yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaan
1. Jika ada kenaikan gaji atau perubahan status kerja, seharusnya perusahaan
melakukan pertimbangan menurut karyawan yang memiliki kinerja yang
bagus. Karena karyawan PT Pos Indonesia Jakarta Selatan dapat
mengetahui karyawan tersebut berubah status kerja atau kenaikan gaji
diputuskan oleh kantor pos pusat yang berada di Bandung.
2. Perusahaan tidak mengadakan rotasi pegawai dalam jangka waktu tertentu
termasuk untuk fungsi personalianya.
3. Perusahaan belum memiliki pemisahan fungsi yang memadai antara fungsi
pembuatan daftar gaji dengan fungsi perhitungan gaji karyawan. Dimana
semua kegiatan tersebut menjadi wewenang dari bagian SDM.
4. Perusahaan tidak menggunakan payroll software untuk perhitungan gaji
karena perusahaan hanya memanfaatkan software yang ada di komputer
yaitu Microsoft Office.
76
Melalui jawaban Internal Control Questionnaire dan wawancara kepada
manajer SDM, dapat disimpulkan bahwa secara umum perusahaan telah memiliki
pengendalian intern penggajian yang cukup baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya kekuatan yang dimiliki
pengendalian intern daripada kelemahan yang ditimbulkan dari pengendalian inter
tersebut. Selain itu sasaran untuk karyawan dapat memiliki kedisiplinan dalam
ketepatan waktu kerja juga telah tercapai. Karena adanya penggunaan mesin absensi
tapping sidik jari. Karyawan tidak dapat lagi melakukan kecurangan seperti titip
absen kepada karyawan lain, sehingga karyawan jadi lebih memiliki rasa tanggung
jawab terhadap ketepatan waktu kerja.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern perusahaan sudah cukup
efektif. Walaupun masih ada beberapa kelemahan yang memerlukan perhatian lebih
lanjut. Namun dari kelemahan-kelemahan yang ditemukan, maka perusahaan dapat
menindak lanjuti dengan mencari cara yang baik untuk memperbaiki kelemahan
tersebut, sehingga perusahaan dapat memiliki pengedalian intern yang lebih baik lagi
khususnya dalam sistem penggajian karyawan.