Upload
momo-orion
View
878
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB VANALISA
V.1. Analisa Kondisi Site
Gambar 5.1. Peta lokasi penataan dan foto lokasi penataan pasar tradisional dan terminal Pancur Batu
Site penataan merupakan sebuah pasar tradisional dan terminal angkutan kota yang telah lama berdiri
atau beroperasi untuk melayani kebutuhan atau melancarkan aktifitas masyarakat, khususnya masyarakat
kecamatan Pancur batu. Namun pada saat ini pasar dan terminal tidak dapat beroperasi dengan baik, hal ini
diakibatkan oleh keadaan fisik, struktur bangunan maupun sirkulasi pada pasar dan terminal telah banyak
yang rusak karena termakan usia, dan juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran dari pihak Dinas Pasar
dan Perhubungan akan keselamatan, kenyamanan dan keindahan. Hai ini juga tidak terlepas dari pelaku
kegiatan di dalam pasar maupun terminal, yaitu para pedagang dan para angkutan kota.
Lokasi penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota berada di jalan Letjend. Jamin Ginting,
Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Lokasi penataan
tepat berada di tepi jalan lintas antara kota Medan menuju kota Brastagi atau Kabupaten Karo.
V.2. Analisa Batasan Site Penataan Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu
25
UU
Sebelah Timur site berbatasan dengan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang dan jalan Lau Buatan.
Sebelah Selatan site berbatasan dengan jalan pelita I, dan rumah penduduk (Bangunan Tua) yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk atau masyarakat.
Sebelah Barat site berbatasan dengan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk atau masyarakat dan lahan kosong yang dimanfaatkan sebagai lahan parkir liar.
Gambar 5.2. Batasan Site Penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu.
SITEPASAR TRADISIONAL
SITETERMINAL
Sebelah Utara site berbatasan dengan jalan pelita III, dan rumah penduduk (Bangunan Tua) yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk atau masyarakat.
Setelah mengetahui batasan site penataan berdasarkan survey lapangan dilakukan maka dalam
penataan nantinya, sebelah utara site akan direncanakan menjadi pintu masuk terminal, dimana
nantinya kemacetan yang terjadi pada jalan utama atau jalan Letjend Jamin Ginting dapat diatasi.
Pada batasan sebelah selatan penataan yang akan direncanakan adalah pintu keluar terminal, kerena
pada sebelah selatan site berbatas dengan jalan Pelita I, sehingga akses keluar terminal tidak lagi
semrawut seperti sekarang ini.
Pada penataan, perencanaan lahan parkir angkutan kota dan kantor pengelola terminal pada
sebelah timur site tidak menjadi terganggu karena aktifitas pada batasan site ini, karena jalan Lau
Buatan bisa menjadi jalan alternatif bagi masyarakat, agar penumpukan tidak terjadi. Batasan site
sebelah barat yaitu lahan kosong yang dijadikan sebagai lahan parkir liar, nantinya tidak akan bisa
dimanfaatkan lagi, sebab dalam penataan nantinya, lahan kosong ini akan ditata menjadi pasar untuk
pedagang basah, sebab lahan ini adalah lahan milik pasar.
5.3. Exsisting Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu
Gambar 5.3. Exsisting Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu
Exsisting pada site penataan merupakan kawasan atau area dimana aktivitas atau kegiatan masyarakat
selalu ramai setiap harinya. Mulai dari aktivitas perdagangan, transportasi sampai aktifitas rumahan. Selain
berhubungan langsung jalan negara, site juga berhubungan langsung dengan beberapa jalan lingkungan
sehingga membuat jalur sirkulasi selalu dipadati oleh kendaraan yang otomatis menciptakan suasana yang
ramai dan sibuk.
Keterangan
Gambar 5.4. ruas jalan yang berhubungan langsung dengan Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu
26
= Jl. Lau Buatan
= Jl. Deli Tua
= Jl. Pelita III
= Jl. Pelita II
= Jl. Pelita I
= Jl. Lingkungan
= Bangunan Tua= Jl. Letjen Jamin Ginting
5.4. Analisa Pencapaian atau Entrance
Analisa pencapaian atau entrance pada site penataan, jalan utama untuk menuju site penataan
pasar tetap dipertahankan yaitu jalan Letjend Jamin Ginting. Hal ini dilakukan agar pencapaian
menuju site mudah dilakukan. Pintu masuk menuju site dan pintu keluar berada tepat disekitar jalan
utama.
Sedangkan pada penataan terminal, pintu masuk berada di jalan Pelita II, dan pintu keluar pada
jalan Pelita I, hal ini dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang terjadi pada jalan utama
atau jalan Letjend Jamin Ginting. Sebelumnya pintu masuk menuju terminal berada pada jalan Letjen
Jamin Ginting, namun karena menimbulkan kemacetan, maka dalam penataan terminal ini pintu
keluar di rencanakan melalui jalan Pelita I.
5.5. Analisa Radius Pelayanan Pasar Tradisional dan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu
Jika ditinjau dari segi jangkauan pelayanan berdasarkan analisa, jangkauan pasar tradisonal Pancur
Batu yang akan ditata kembali sangat luas. Selain pelayanan pada wilayah atau jalan – jalan yang berada
tidak jauh dari pasar yaitu Jln. Delitua, Jln Pelita I sampai Pelita III dan Jln. Lau Buatan, radius pelayan
pasar tradisional Pancur Batu juga sampai ke Kecamatan Sibolangit. Karena pasar Pancur Batu bisa
dikatakan pasar tradisional yang melayani dua kecamatan yaitu Kecamatan tempat pasar berada dan
Kecamatan Sibolangit yang berada tidak jauh dari pasar tradisional Pancur Batu.
Sedangkan radius pelayanan terminal angkutan kota Pancur Batu adalah menurut rute atau trayek
angkutan yang telah diatur oleh Dinas Perhubungan dan perusahaan angkutan yaitu : Pancur Batu –
Tuntungan dan Pancur Batu – Bandar Baru
27
Gambar 5.6. lingkungan radius pelayanan pasar dan terminal angkutan kota Pancur Batu
Gambar 5.5. Analisa Pencapaian atau Entrance
5.6. Analisa Lingkungan
5.6.1. Analisa kebisingan
Sumber kebisingan yang terdapat pada site penataan berasal dari pintu masuk dan pintu keluar
Site dimana Pintu masuk dan Pintu keluar yang ditata langsung berhubungan dengan jalan utama
menuju site. Jalan Letjend. Jamin Ginting yang merupakan jalan yang selalu ramai dilalui kendaraan
setiap hari karena jalan tersebut merupakan salah satu jalan yang menghubungkan Kec. Pancur Batu
dengan Kec. Sibolangit.
Selain kebisingan yang timbul dari jalan utama, kebisingan juga berasal dari jalan lau buatan
yang berada disebelah timur site, dan pertokoan yang berada disekitar site penataan. Untuk mengatasi
kebisingan tersebut maka direncanakan beberapa alternatif yang dapat mengatasi kebisingan
tersebut:
Adapun alternatif yang akan menjadi pilihan untuk penataan pasar tradisional dan terminal
angkutan kota Pancur Batu ini adalah sebagai berikut :
Alternatif I :
Alternatif II :
Kelebihan Kekurangan
Mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam pasar.
Biaya agak mahal. Biaya perawatan tidak
terlalu mahal.
Dapat mengurangi estetika pada bangunan pasar, karena tembok yang terlalu tinggi.
Membutuhkan struktur dan konstruksi yang kokoh.
Tidak dapat menyaring debu yang masuk ke dalam pasar.
28
Di sekeliling lokasi pasar didirikan tembok tinggi sehingga mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam pasar
Di sekeliling lokasi pasar didirikan tembok yang tidak terlalu tinggi.
Dan ditanami dengan pohon dan tanaman semak agar dapat memfilter kebisingan dan debu yang masuk ke pasar. Dapat juga berfungsi sebagai peneduh dan pemecah angin.
Gambar 5.9. alternatif II, mengatasi kebisingan
Gambar 5.8. alternatif I, mengatasi kebisingan
5.7. analisa kebisingan Tabel 5.1. alternatif I analisa kebisingan
Kelebihan Kekurangan
Mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam Pasar.
Dapat menyaring debu. Dapat melindungi bangunan
dari sinar matahari.
Membutuhkan struktur dan konstruksi yang kokoh.
Biaya agak mahal.
Berdasarkan dari kriteria pemilihan di atas, maka alternatif yang dipilih untuk mengatasi
kebisingan dalam penataan pasar tradisional Pancur Batu, adalah alternatif II.
Sedangkan kebisingan yang terjadi pada terminal angkutan kota pancur batu berasal dari jalan
utama yaitu jalan Letjend. Jamin Ginting dan dari arah utara dan selatan, dimana pada arah utara dan
selatan terdapat jalan lingkungan yang setiap hari dilalui oleh kendaraan roda empat maupun roda
tiga. Sedangkan kebisingan yang ditimbulkan pasar mingguan yang disekitar site tidak terlalu besar
karena pasar tersebut hanya beroperasi dalam satu hari per seminggu, yaitu tepatnya hari sabtu.
Untuk mengatasi kebisingan yang ada disekitar site, maka berdasarkan alternatif diatas, alternatif yang
dipilih untuk mengatasi kebisingan dalam penataan terminal angkutan kota Pancur Batu juga
memilih atau menerapkan alternatif II.
5.6.2. Analisa view kedalam dari luar site dan view keluar dari dalam site
Dari hasil analisa data dilapangan atau lokasi penataan tentang view kedalam dari luar site dibuat
suatu alternatif pilihan untuk mengatasi atau menyempurnakan view dari luar ke dalam site, setelah
mengetahui situsi dari lokasi penataan, adapun alternatif yang menjadi pilihan adalah sebagai berikut :
Alternatif I
29
Tabel 5.2. alternatif II analisa kebisingan
View keluar dari dalam site pada arah utara adalah jalan Pelita II dan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah utara kan direncanakan parkir roda dua. Dan pada terminal direncanakan pintu masuk terminal
View keluar dari dalam site pada arah barat adalah rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk dan lahan kosong. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah barat kan direncanakan area bongkar muat dan parkir roda empat dan pada terminal direncanakan halte.
View keluar dari dalam site pada arah selatan adalah jalan Pelita I dan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah selatan kan direncanakan area parkir roda empat dan pada penataan terminal akan direncanakan pintu keluar terminal.
View keluar dari dalam site pada arah timur adalah rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk dan jalan Lau Buatan. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah timur akan direncanakan tampak depan pasar dan taman semenarik mungkin. Dan pada terminal direncanakan kantor pengelola dan parkir angkutan kota.
Alternatif II
Untuk menyempurnakan view dari luar kedalam site maka dibuat beberapa alternatif pilihan
untuk diterapkan pada site penataan. Setelah mengnalisa penjelasan mengenai view maka alternatif
view yang akan diterapkan pada atau yang dipilih adalah alternatif I.
5.7. Analisa Luasan site dan GSB
Ukuran luasan tapak penataan pasar Tradisional Pancur BatuPerhitungan luasan tapak adalah sebagai berikut:
Panjang tapak = 65 m
Lebar tapak = 265 m
Luas tapak seluruhnya = 65 m x 265 m = 17225 m2 = 1.7 Ha
Luasan tapak yang dapat dibangun = 65 % X 17225 m2 = 1119625 = 1.1 Ha
Luasan tapak untuk ruang terbuka = 35 % X 17225 m2 = 602875 = 0.6 Ha
Ukuran luasan tapak penataan Terminal Angkutan Kota Pancur Batu
Perhitungan luasan tapak adalah sebagai berikut:
Panjang tapak = 65 m
Lebar tapak = 30 m
Luas tapak seluruhnya = 30 m x 65 m = 1950 m2
Luasan tapak yang dapat dibangun = 65 % X 1950 m2 = 126750 m2
Luasan tapak untuk ruang terbuka = 35 % X 1950 m2 = 68250 m2
30
Gambar 5.10. alternatif View kedalam dari luar site dan view keluar dari dalam site
265 M
65 M
12 M
30M
65 MSite Pasar Tradisional Site Terminal
Gambar 5.11. luasan site pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu
View keluar dari dalam site pada arah utara adalah jalan Pelita II dan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah utara akan direncanakan parkir roda dua dan roda empat. Dan pada terminal direncanakan toilet umum.
View keluar dari dalam site pada arah barat adalah rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk dan lahan kosong. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah barat akan direncanakan parkir roda empat dan dua. Dan pada terminal direncanakan area parkir kendaraan angkutan umum
View keluar dari dalam site pada arah timur adalah rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk dan jalan Lau Buatan. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah timur akan area parkir roda dua. Dan pada terminal direncanakan kantor pengelola dan halte.
View keluar dari dalam site pada arah selatan adalah jalan Pelita I dan rumah penduduk yang sekaligus dijadikan sebagai tempat membuka usaha dagang bagi penduduk. Untuk menyempurnakan view dari luar ke dalam site maka pada penataan pasar arah selatan kan direncanakan area bongkar muat dan pada penataan terminal akan direncanakan kantor pengelola terminal.
Garis Sempadan Bangunan yang terdapat didaerah site adalah :
Lebar Jalan 12 Meter yang ada sekarang.
Maka GSB = ½ . row jalan + 1 = ½ . 12 + 1 = 7 m. (12 : 2 + 1 = 7)
GSB yang terdapat didaerah site yaitu 7 meter dan dimanfaatkan untuk penghijauan,
pedestrian dan parit kota.
Keterangan :
5.8. Analisa Orientasi Matahari
Matahari berjalan atau merambat dari arah timur ke barat. Hal ini mempengaruhi besar cahaya ke
dalam ruangan yang menghadap ke arah timur, barat, utara dan selatan. Radiasi ini berpengaruh besar
terhadap sistem pengudaraan dan pencahayaan buatan di dalam ruangan pasar. Mengingat bangunan yang
ditata adalah pasar tradisional, dimana sinar matahari harus diperhatikan sebaik mungkin dalam penataan .
Apalagi matahari baru menyinarkan cahaya panas dan terang pada pukul 10.00 s/d 15.00..
Radiasi atau panas matahari yang diterima bangunan berdasarkan arahnya adalah sebagai berikut :
Arah Dinding Keterangan
Menghadap Ke Utara dari TimurAkan menerima sinar matahari pada akhir
musim semi dan awal musim panas
Menghadap Ke Selatan dari TimurAkan Menerima Sinar Matahari langsung
pada musim gugur dan awal musim dingin
Menghadap Ke Timur dari UtaraAkan Menerima Sinar Matahari langsung
pada saat matahari terbit pada pagi hari
Menghadap Ke Barat dari Utara Akan menerima sinar matahari pada sore hari
Hal-hal yang menjadi pertimbangan penempatan ruang untuk penataaan ruang atau bangunan pasar
Pancur Batu terhadap pengaruh sinar matahari adalah :
1. Pada bangunan pasar yang menghadap arah timur direncanakan penataannya sebagai ruang
untuk area bongkar muat dan para pedagang dagangan basah. Hal ini direncanakan agar
dagangan para pedagang bisa lebih segar karena sinar matahari pagi. Pemanfaatan sinar matahari
pagi dengan merencanakan bukaan-bukaan agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan
namun sinar matahari pagi yang masuk tidak terlalu dimaksimal .
2. Ruang untuk pedagang dagangan semi basah, ruang atau bangunan direncanakan penataannya
menghadap arah selatan. Hal ini di sesuaikan dari melihat hasil tabel radiasi arah sinar matahari.
Dan untuk mengatasi sinar matahari yang berlebih maka tanaman dimanfaatkan sebagai
peneduh.
3. Dagangan kering tidak terlalu dipermasalahkan untuk sinar matahari, maka dari itu penempatan
ruang pedagang kering ditempatkan menghadap utara dan menghadap arah barat. Namun untuk
mengatasi sinar matahari yang berlebihan terhadap bangunan dan yang masuk ke dalam
bangunan, meminimalkan bukaan-bukaan dan menanam tanaman peneduh pada arah sinar
matahari sore juga direncanakan penataannya agar tidak merusak bangunan dan barang
dagangan.
31
Gambar 5.12. luasan site pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu.
7 m
7m
= Parit Kota
= Penghijauan
Keterangan : A = Rencana Ruang pedagang atau dagangan basah
B = Rencana Ruang pedagang atau dagangan semi basahC = Rencana Ruang pedagang atau dagangan kering
Untuk bangunan lantai dua khusus untuk pedagang atau dagangan kering
1 = Kantor pengelola terminal
2 = Halte3 = Toilet umum4 = Lahan parkir angkutan kota
5.8.1. Analisa angin
Kabupaten Deli Serdang terletak di wilayah pantai timur Provinsi Sumatera, dan daerah ini memiliki
orientasi angin rata-rata sama dengan kawasan yang ada di sekitar site. Tetapi orentasi angin yang besar, itu
berasal dari utara hal ini disebabkan sebelah utara berbatasan dengan laut.
32
Matahari berada tepat diatas site pada pukul 12.00 wib
Matahari terbit pagi hari pukul 06.00 wib
Matahari tenggelam
pukul 17.00wib
Gambar 5.13. orientasi matahari pada site penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu.
AB
CC
Perencanaan ventilasi yang baik, dapat mengurangi penggunaan penghawaan buatan (AC).
4
3
2
1
5.8.2. Analisa curah hujan
Menurut catatan Stasiun Klimatologi Sampali, pada tahun 2009 terdapat 16 rata-rata hari
hujan dengan volume curah hujan sebanyak rata-rata 223 mm. Curah hujan terbesar terjadi
pada bulan September yaitu 331 mm dengan hari hujan sebanyak 17 hari. Sedangkan curah
hujan paling kecil terjadi pada bulan Januari sebesar 120 mm dengan hari hujan 10 hari. Pada
site penataan pasar tradisional, elemen untuk perkerasan menggunakan aspal dan paving
block sedangkan pada terminal, elemen dasarnya menggunakan aspal dan mempunyai
kemiringan 1º (setiap 1 meter turun 1cm)
Suhu Minimum
23 oC
Suhu Maximum
32 oC
Suhu Rata-rata
27.5 oC
5.9. Analisa Kegiatan
5.9.1. Pasar tradisional Pancur Batu
a. Kelompok kegiatan dan pendukung
Pada umumnya pasar tradisional telah mempunyai kelompok kegiatan masing-masing yang terjadi
dengan sendirinya pada pasar atau tempat melakukan kegiatan tersebut. Begitu juga halnya dengan pasar
Pancur Batu, telah mempunyai kelompok kegiatan, namun menganalisa kembali kelompok kegiatan pada
pasar Pancur Batu sangat diperlukan untuk mengetahui unit-unit yang akan diperlukan serta untuk
memenuhi kebutuhan akan kegiatan-kegiatan yang ada sesuai dengan fungsi bangunan.
Konsumen (Pembeli) adalah sekelompok orang yang membutuhkan atau kekurangan akan
kebutuhan berupa barang dan jasa.
Skema Kegiatan
Produsen ( Penjual ) adalah sekelompok orang yang memenuhi segala kebutuhan konsunen.
Skema Kegiatan
33
Tanaman tinggi dan rendah berdaun lebat berfungsi untuk menyaring debu yang bertebaran di udara.
Gambar 5.14. analisa angin pada site penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu
Curah Hujan rata-rata tahunan sebesar 247 mm
Dengan ada pohon di dalam site, maka air hujan yang jatuh ke dalam tapak bisa diserap oleh tanaman tersebut sehingga tidak ada air yang tergenang di dalam tapak.
Dengan adannya talang air disetiap bangunan, maka air hujan yang jatuh bisa di tampung dan di aliri ke bak kontrol dan menuju ke parit kota sehingga tidak ada air yang tegenang di dalam tapak.
Curah hujan relatif normal, hanya saja adanya hujan lokal di perdiksi pada bulan desember.
Air hujan yang jatuh ke dalam tapak tidak menggenangi tapak karena kondisi tapak relatif rata.
Gambar 5.15. analisa curah hujan pada site penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu
Datang
Mencari keperluan
Parkir
Pulang
Tawar menawar Makan
Bongkar barang
Pengelola ( administrasi / operasional ), adalah sekelompok orang atau badan yang mengelola
dan bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pasar serta mengatur
jalannya kegiatan (pengecekan, penyewaan).
Skema Kegiatan
b. Pengguna dan aktivitas
Pengguna
Adapun pengguna dari pasar adalah konsumen/pembeli yang mencari suatu barang yang
diingini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan dalam pasar adalah jual beli.
5.9.2. Terminal angkutan kota Pancur Batu
Terminal angkutan kota Pancur Batu adalah terminal yang melayani masyarakat dalam bidang
transportasi. Walaupun keberadan terminal angkutan Pancur Batu berada tepat di depan pasar tradisional
Pancur Batu tapi bukan berarti terminal tersebut diperuntukkan khusus untuk melayani pasar tradisional
Pancur Batu. Tetapi juga melayani masyarakat atau calon penumpang yang membutuhkan jasa angkutan
umum. Aktifitas atau kegiatan terminal di mulai pada pukul 5:30 sampai pukul 18:00. Pengguna dan
aktifitas atau kegiatan pada terminal angkutan kota Pancur Batu yaitu :
a. Penumpang Angkot
Penumpang dapat di bagi atas penumpang yang akan berangkat dan penumpang yang baru saja
tiba dari tempat lain.
Aktifitas utama
Memperoleh informasi tentang angkot yang akan berangkat dan yang akan tiba
Menyiapkan barang – barang bawaan
Istirahat, makan,minum.
b. Masyarakat Penjemput atau Pengantar
Aktifitas utama
belanja
Memperoleh informasi tentang angkot yang akan berangkat dan yang akan tiba
Istirahat, makan,minum
c.Pengelola
Aktifitas utama
mengelola administrasi terminal
mengorganisasikan seluruh kegiatan terminal agar dapat memberikan pelayanan yang baik
bagi penumpang
d. Sopir dan Kondektur
Aktifitas utama
Menyiapkan keberangkatan
34
ParkirJualan/berdagang
Buka kios/loodsDatang
Pulang Tutup kios/loods
Istirahat
Pulang
Parkir
Datang Bekerja mengawasi seluruh aktivitas pasar
Bekerja kembali
Istirahat, makan, minum
5.10. Analisa Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Sebelumnya pada pasar tradisional dan terminal Pancur Batu, kebutuhan, besaran dan kriteria
ruang telah ada atau telah dimiliki oleh pasar tradisional dan terminal tersebut, namun kebutuhan,
besaran dan kriteria ruang yang ada sekarang sudah tidak layak lagi untuk di terapkan pada pasar dan
terminal, untuk itu dalam penataan kembali pasar tradisional dan terminal Pancur Batu, kebutuhan,
besaran dan kriteria ruang akan direncanakan kembali agar penataan tersebut bisa di laksanakan
dengan baik dan pengguna pasar dan terminal dapat melakukan aktivitasnya dengan nyaman atau
dengan kata lain pasar tradisional dan terminal Pancur Batu adalah sebuah pasar tradisional dan
terminal yang sudah tertata dengan baik dan benar.
Adapun kebutuhan, besaran dan kriteria ruang yang akan direncanakan dalam penataan pada pasar
tradisional dan terminal pancur batu adalah :
No Pemakai Ruang
Aktivitas Kebutuhan Ruang Besaran Ruang
1
Produsen (Pedagang)
Berdagang atau Bejualan
Pedagang Basah
a. Loods pedagang ikan
b. Loods pedagang daging
c. Loods pedagang sayur
d. Loods pedagang buah
e. Loods pedagang bumbu dapur
a. 2 x 2 = 4 m
b. 2 x 2 = 4 m
c. 2 x 2 = 4 m
d. 2 x 2 = 4 m
e. 2 x 2 = 4 m
2
Produsen (Pedagang)
Berdagang atau Bejualan
Pedagang Semi Basah
a. Kios pedagang rempah
b. Kios pedagang kelontong
c. Kios pedagang pecah belah
d. Kios pedagang plastik*
e. Kios pedagang sembako
Typikal Ruang
a. 3 x 3 = 9 m
b. 3 x 3 = 9 m
c. 3 x 3 = 9 m
d. 3 x 3 = 9 m
e. 3 x 3 = 9 m
f. Kios pedagang alat-alat
rumah tangga
g. Kios pedagang
perlengkapan pertanian
f. 3 x 3 = 9 m
g. 3 x 3 = 9 m
No Pemakai Ruang
Aktivitas Kebutuhan Ruang Besaran Ruang
3
Produsen (Pedagang)
Berdagang atau Berjualan
Pedagang kering
a. Kios pedagang pakaianb. Kios pedagang sendal dan
sepatuc. Kios pedagang mainan anak-
anakd. Kios pedagang tase. Kios pedagang obat
tradisionalf. Kios pedagang kue keringg. Kios pedagang
perlengkapan sekolahj. Kios pedagang kain
i. Kios pedagang perlengkapan sholat
l. Kios pedagang tilam/kasurk.Kios pedagang tikarl. Kios pedagang lemari*
Typikal Ruang
a. 3 x 3 = 9 mb. 3 x 3 = 9 mc. 3 x 3 = 9 md. 3 x 3 = 9 me. 3 x 3 = 9 mf. 3 x 3 = 9 mg. 3 x 3 = 9 mh. 3 x 3 = 9 mi. 3 x 3 = 9 mj. 3 x 3 = 9 mk. 3 x 3 = 9 m
l. 3 x 3 = 9 m
4 Pimpinan pasarPegawaiSatpam
KonsumenProdusen
Tukang parkir
Mengelola pasar
Ruang pelengkap / pelayanan
a. Ruang pengelola pasarb. Pos Satpam*c. Klinik*d. Gudang*e. Bongkar muat *f. Depot es*g. Toileth. Area parkir* - parkir roda dua - parkir roda empat atau lebih
Ruang Typikal
a. 6 x 6 = 36 mb. 3 x 2.5 = 7.5 mc. 4 x 4= 16 md. 6 x 10 = 60 me. 12 x 6 = 72 mf. 3 x 3 = 9 mg. 1.5 x 2 = 3 m
Keterangan : * = kebutuhan ruang pasar yang ditambah pada pasar Pancur Batu
35
Tabel diatas menunjukan dimana penambahan ruang dan besaran ruang yang akan
direncanakan dalam penataan pasar tradisional Pancur Batu, dimana jumlah dan besaran ruang yang
didapat berasal dari perbandingan jumlah ruang dan besaran ruang pada pasar tradisional Pancur Batu
saat ini.
(lihat hal 8, tabel 2.1. Besaran ruang, jumlah ruang data pedagang pada pasar tradisional Pancur Batu)
No Pemakai Ruang Aktivitas Kebutuhan Ruang Besaran Ruang
1 PimpinanPegawaiSatpam
Sopir dan kondektur
MengelolaTerminal
Ruang Pengelola
a. Ruang pimpinan b. Ruang administrasic. Ruang karyawand. Ruang istirahat sopir
dan kondekture. Pos satpam f. Toilet
Ruang Typikal
a. 4 x 4 = 16 m b. 3 x 3 = 9 m c. 3 x 4 = 12 m d. 3 x 3 = 9 m e. 3 x 2.5 = 7.5 m f. 1.5 x 2 = 3 m
2Masyarakat atau calon penumpang
Ruang penggunaa. Halte b. Toilet
Ruang Typikal a. 2 x 4 = 8 m
b. 1.5 x 2 = 3 m
5.10.1Analisa kebutuhan dan kriteria ruang
No Pemakai Aktivitas Kebutuhan Ruang Kriteria Ruang
1 Produsen (penjual)
Berdagang atau
Berjualan
Pedagang Basah
a. Loods penjual ikanb. Loods penjual dagingc. Loods penjual sayur d. Loods penjual buah
e. Loods penjual bumbu dapur
- Pelayanan baik
- Fasilitas
2
Produsen (penjual)
Berdagang atau
Berjualan
Pedagang Semi Basah
a. Kios pedagang rempah b. Kios pedagang kelontongc. Kios pedagang pecah belahd. Kios pedagang plastike. Kios pedagang sembakof. Kios pedagang alat-alat rumah
tanggag. Kios pedagang perlengkapan
pertanian
- Pelayanan baik
- Fasilitas
No Pemakai Aktifitas Kebutuhan Ruang Kriteria Ruang
3 Produsen (penjual)
Berdagang atau
Berjualan
Pedagang Kering
a. Kios pedagang pakaianb. Kios pedagang sendal dan sepatu c. Kios pedagang mainan anak-anak
d. Kios pedagang tase. Kios pedagang obat tradisionalf. Kios pedagang kue keringg. Kios pedagang perlengkapan
sekolahh. Kios pedagang kaini. Kios pedagang perlengkapan
sholatj. Kios pedagang tilam/kasurk. Kios pedagang tikar l. Kios pedagang lemari
- Pelayanan baik
- Fasilitas
4 Pimpinan pasar
PegawaiSatpam
KonsumenProdusen
Tukang parkir
Mengelola pasar
Ruang pelengkap / pelayanan
a. Ruang pengelola pasar - Ruang pimpinan - Ruang pegawai b. Pos Satpamc. Klinikd. Bongkar muate. Gudangf. Depot esg. Toileth. Area parkir - parkir roda dua - parkir roda empat atau lebih
- Pelayanan baik
- Fasilitas
36
Tabel 5.1. Analisa kebutuhan ruang dan besaran ruang pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu
No Pemakai Ruang
Aktifitas Kebutuhan Ruang Kriteria Ruang
1 Pimpinan PegawaiSatpamSopir dan kondektur
MengelolaTerminal
Ruang Pengelolaa.Ruang pimpinan b.Ruang administrasic.Ruang karyawand.Ruang istirahat sopir dan
kondekture. Pos satpam f. Toilet
- Pelayanan baik
- Fasilitas
2
Masyarakat atau calon penumpang
Ruang penggunaatau penumpang
a. Halteb. Toilet
- Pelayanan baik
- Fasilitas
5.10.2 Analisa hubungan ruang
Keterangan : Langsung
Tidak langsung
5.11. Analisa Bentuk
Setelah mangadakan survey langsung kelapangan bentuk pasar tradisional Pancur Batu pada saat ini
adalah berbentuk atau berwujud persegi panjang yang tidak digabungkan atau pola yang menyebar namun
berada dalam satu kawasan.
Pada penataan pasar tradisional Pancur Batu ini bentuk dasar pada pasar tradisional sebelumnya
dipertahankan yaitu persegi panjang. Namun pola yang menyebar ditata menjadi pola persegi panjang yang
yang menjadi satu bagian atau bentuk yang tunggal. Alasan dipertahankannya bentuk dasar ini adalah,
karena dalam penataan ruang pada bangunan mudah dan dapat menampung banyak ruang. Serta mudah
dalam menciptakan jalur sirkulasinya.
5.12. Analisa Sirkulasi pada site dan sirkulasi arus lalu lintas pada kawasan site penataan
Pada saat ini pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu tidak jelas arah sirkulasinya
atau tidak ada jalur pola sirkulasi yang mudah, aman dan nyaman. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam
penataan kembali pasar tradisional terminal angkutan kota Pancur Batu ini direncanakan pola yang sirkulasi
yang layak, jelas dan aman bagi pengunjung atau pemakai pasar tradisional terminal angkutan kota Pancur
Batu ini nantinya. Agar segala aktifitas didalamnya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Untuk
mewujudkan penataan tersebut maka terlebih dahulu kita harus mengetahui pola sirkulasi yang akan
diterapkan nantinya yaitu :
37
Ruang Pengelola
Tabel 5.2. Analisa Kebutuhan dan Kriteria Ruang pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu
Gambar 5.16. bentuk atau wujud pasar tradisional pancur batu saat ini
Wujud dasar persegi panjang
Ruang pengguna atau
Ruang pedagang
basah
Ruang pedagang Semi basah
Ruang pedagang kering
Ruang pendukung / pelayan
a. Sirkulasi Kenderaan
Untuk pencapaian kenderaan harus jelas, mudah, aman dan nyaman. Sehingga pencapaian ke
bangunan tidak terganggu oleh arus keluar masuknya kenderaan.
b. Sirkulasi Pejalan Kaki
Untuk pencapaian sirkulasi pejalan kaki dibuat dengan memberikan kesan krekreatif dan
dinamis yang selalu bergerak dan menyenangkan.
Kriteria fasilitas pejalan kaki :
Perlindungan dari cuaca, seperti panas dan hujan.
Penyediaan fasilitas yang lengkap untuk pendukung gedung, seperti bangku-bangku taman dan
lampu-lampu penerangan.
Pola sirkulasi yang akan diterapkan dalam penataan pasar tradisional Pancur Batu ini adalah
pola sirkulasi grid karena akan menciptakn batasan-batasan yang teratur sehingga perencanaan
terorganisir dengan baik dan pola ini memberi kesan petualangan bagi pengunjung dikarenakan
pencapaian berliku-liku.
Sedangkan pada penataan terminal angkutan kota Pancur Batu ini sirkulasi yang di terapkan
adalah pola sirkuasi radial pola ini sangat menarik karena pola sirkulasi menyebar dari pusat kegiatan
dan pada pola sirkulasi ini pengunjung tidak akan kesasar karena mereka tetap kembali ke pusat
sirkulasi.
Kawasan site penataan pasar tradisional dan terminal angukutan kota Pancur Batu merupakan kawasan
yang selalu dipadati oleh sirkulasi lalu lintas setiap harinya. Karena pada kawasan site terdapat jalan utama
yang menghubungkan antara Kecamatan Pancur Batu dengan Kecamatan Sibolangit. Maka kemacatan atau
kesemrawutan lalu lintas sering terjadi maka otomatis kemacetan tidak terhindarkan. Untuk mengatasi
kemacetan tersebut maka dibuat jalur alternatif atau jalan lingkar. Dimana jalur kendaraan dari arah kota
Medan menuju Kec. Sibolangit dialihkan melalui jalan Deli Tua dan berakhir di pada jalan Pelita I, atau
dengan kata lain kendaraan masuk dari jalan Deli Tua dan keluar melalui jalan Pelita I.
38
masuk
Keluar
Gambar 5.17. Pola sirkulasi pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu
Masuk
Keluar
SITE TERMINAL SITE PASAR TRADISIONAL
Jembatan Penyeberangan
Untuk memperlancar atau mempermudah sirkulasi antara pasar tradisional dengan terminal
angkutan kota, maka dalam penataan ini, perencanaan atau membuat jembatan penyeberangan adalah
hal yang sangat yang tepat. Mengingat sirkulasi pada jalan utama atau jalan Letjend Jamin Ginting
yang sangat padat, maka nantinya dengan adanya perencanaan pengadaan jembatan penyeberangan
ini, masyarakat yang menggunakan sarana angkutan kota untuk berbelanja menjadi nyaman dan
keselamatannya dapat terjamin.
5.13. Analisa Parkir
Pasar tradisional Pancur Batu merupakan suatu pasar tradisional yang setiap hari banyak
dikunjungi para pembeli untuk mendapatkan keperluan kebutuhan sehari – hari dan untuk mencapai
pasar tradisional Pancur Batu tersebut sebagian besar para pembeli atau pedagang menggunakan
kendaraan, dan otomatis pasar tradisional pancur Batu harus menyediakan lahan atau lokasi untuk
tempat parkir kendaraan. Namun Pada saat ini lahan parkir yang ada pada pasar tradisional pancur
batu tidak dapat menampung kendaraan setiap harinya, dan lahan parkir pada pasar tidak layak
digunakan karena telah banyak yang rusak atau berlubang – lubang dan sangat perlu adanya penataan
kembali pada lahan parkir tersebut. Untuk itu penataan pasar tradisional Pancur Batu ini sangat di
harapkan.
Untuk melancarkan atau mewujudkan sebuah penataan lahan parkir pada pasar tradisional
Pancur Batu kita harus membuat beberapa alternatif pola parkir, dimana dari beberapa alternatif pola
parkir tersebut akan dipilih pola yang akan diterapkan dalam penataan parkir pada pasar tradisional
Pancur Batu ini, antara lain sebagai berikut :
a. Parkir sejajar
Memerlukan keahlian khusus
Memerlukan lahan yang cukup luas
Kapasitas mobil yang parkir sedikit
Estetika yang ditampilkan kurang menarik
Dapat mengganggu arus sirkulasi pada lahan
b. Parkir tegak lurus 90°Parkir
Memerlukan keahlian khusus
Kapasitas mobil yang parkir banyak
Estetika yang ditampilkan baik karena parkir teratur
Dapat mengganggu arus sirkulasi pada lahan
c. Bentuk diagonal 30°, 45°, dan 60°
Tidak memerlukan keahlian khusus
Kapasitas mobil yang parkir lebih sedikit
Estetika yang ditampilkan baik karena parkir teratur
Dapat menghemat penggunaan lahan
Parkir yang dipilih berdasarkan alternatif diatas dan yang akan diterapkan dalam penataan pasar
tradisional Pancur Batu tentang pola lahan parkir adalah parkir dengan sudut 90° dan parkir dengan sudut
60° dengan pertimbangan keefisienan tapak serta memberikan penampilan dan estetika yang baik pada
tapak atau lokasi penataan pasar tradisional Pancur Batu.
Pola parkir pada terminal angkutan kota pancur batu juga menggunakan pola parkir dengan sudut 90° .
5.14. Analisa Struktur
5.14.1. Struktur bawah (pondasi)
39
Gambar 5.18. Pola sirkulasi alternatif pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota Pancur Batu
Keterangan :
1. Pondasi tapak
- Lebih ekonomis
- Pergerakannya lebih mudah
2. Pondasi Menerus
- Sesuai untuk tegangan tanah rendah dan kedalaman tanah keras kurang dari 5m
- Tidak menimbulkan getaran
- Sangat ekonomis
3. Pondasi tiang pancang
- Dapat menahan gaya vertikal dan horizontal.
- Daya dukung tanah sangat baik.
- Tiang mencapai kedalaman tanah keras lebih dari 5 m.
- Ekonomis
Tanah pada site penataan berkontur datar dan tidak lembab, oleh sebab itu dari alternatif di
atas maka pondasi yang akan digunakan adalah pondasi tapak.
5.14.2. Struktur badan (dinding)
Analisa untuk material dinding :1. Dinding beton
- Tahan terhadap perubahan iklim- Baik dari segi strukturalnya
2. Dinding batu bata- Tahan terhadap perubahan iklim- Baik dari segi strukturalnya- Efisien dan terjangkau
3. Dinding gypsum- Dapat dijadikan sebagai dinding partisi- Struktur ringan- Murah
Dari analisa dinding di atas maka yang digunakan pada penataan pasar tradisional pancur batu ini
adalah dinding batu bata, dikarenakan cukup tahan terhadap iklim, rapi dan tentunya terjangkau dari segi
harga. Analisa untuk material lantai bangunan :
1. lantai keramik
- Tahan terhadap perubahan iklim- Tahan terhadap panas- Mudah dalam pemasangan- Memiliki corak yang viriatif
2. Lantai marmer
- Tahan terhadap Panas
- Tahan terhadap goresan
- Mudah pemasangannya
3. Lantai kayu
- Mudah pemasangannya
- Memiliki view estetika yang baik
- Memberi kesan lebih alami
4. Lantai karpet
- Meredam suara
- Mudah pemasangannya
Dari analisa di atas, maka dipilih lantai bangunan pada bangunan pasar tradisional maupun terminal
angkutan kota Pancur Batu ini menggunakan lantai keramik.
5.14.3. Struktur Atas (Atap)
Analisa untuk struktur atas (atap) :
1. Atap beton bertulang
- Tahan terhadap perubahan iklim
- Lebih kokoh
- Tahan terhadap api
2. Atap struktur baja
- Dapat mengekspos bentuk atap
- Ringan bebannya
- Mudah pemasangannya
3. Atap genteng
- Terjangkau
- Memiliki view estetika yang baik
- Tidak panas
40
Gambar 5.20. Pondasi Menerus dan pondasi tapak
4. Atap Dak Bertaman.
- Memiliki view estetika yang indah
- Dapat mengatasi kebisingan di dalam gedung
- Menjadi pelindung protektif terhadap fisik alami bangunan
- Pencipta lingkungan hidup
- Menimbulkan hawa sejuk, nyaman, dan segar pada lingkungan sekitar
Berdasarkan analisa ini maka struktur atap yang digunakan adalah atap genteng, karena
disesuaikan dengan konsep arsitektur bangunan pada kawasan yang mengadopsi gaya Arsitektur
Hijau.
5.15. Analisa Utilitas
5.15.1. Rencana pengembangan listrik
Pengunaan listrik di Kecamatan Pancur Batu pada umumnya digunakan untuk kebutuhan
penerangan dan tenaga penggerak bagi daerah perumahan. selain itu digunakan juga untuk kegiatan
komersil/perdagangan, perkantoran dan kegiatan sosial lainnya. Dalam penyusunan rencana
pengembangan listrik di kecamatan Pancur Batu pengunaan listrik dibagi atas dua bagian, yaitu untuk
kepentingan rumah tangga dan non rumah tangga. Kepentingan listrik untuk masa-masa yang akan
datang diperkirakan akan terus meningkat sehingga perlu penambahan kapasitas listrik/daya
terpasang.
Sumber listrik berasal dari :
a. Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk kebutuhan sehar-hari dalam keadaan normal.
b. Generator Set (Genset) untuk membantu kebutuhan sehari-hari dan untuk kebutuhan listrik dalam
keadaan darurat.
5.15.2. Analisa jaringan air bersih
Dalam penyusunan rencana penataan jaringan air bersih pada pasar tradisional dan terminal angkutan
kota Pancur Batu dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain :
a. Kebutuhan air bersih perorang setiap harinya.
b. Jangkauan pelayanan air bersih bagi penduduk kota.
Penyediaan air bersih di Kecamatan Pancur Batu saat ini dilayani dari instilasi pengolahan air bersih
PDAM, kemudian disebarkan dengan jalan distribusi. Sumber airnya tersebut didasarkan pada rencana
pelayanan bagi penduduk kota melalui sambungan rumah tangga dan sambungan umum. dengan
mengunakan data perkembangan penduduk per BWK dapat diperkirakan berapa volume kebutuhan air
bersih perharinya yang harus disediakan. ketersediaan air bersih dimanfaatkan juga bagi keperluan rumah
tangga dan kebutuhan non rumah tangga, perdagangan/komersial. Jalur penyediaan air bersih sebagai
berikut :
Didistribusikan
41
PLN Meteran Panel UtamaMCB
Genset
Titik Lampu
Titik Lampu
Titik Lampu
Gambar 5.20. jaringan listrik
PAM Reservoir bawahMeteran Dipompa
Reservoir Atas
Pasar tradisional Pancur Batu Pedagang Semi Basah Pedagang Basah
PAM Reservoir bawahMeteran Dipompa
5.15.3. Analisa jaringan air kotor
Air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang. Air kotor dapat dibagi dalam beberapa bagian
sesuai dengan hasil penggunaannya.
1. Air bekas buangan
2. Air limbah
3. Air hujan
4. Air limbah khsusus
Untuk membuang dan mengalirkan air kotor ini, ada yang dapat digabung pembuangannya dan
ada yang harus dipisahkan serta diproses tersendiri.
langsung ke saluran kota / parit.
a. Air kotor ringan
Gambar 5.22. Air Kotor Ringan
Gambar 5.23. Air Kotor Ringan
b. Air kotor berat
5.15.4. Penanggulangan bahaya kebakaran
Menggunakan sistem deteksi awal yang terdiri dari :
Alat deteksi asap (Smoke Detector)
Alat deteksi nyala api (Flame Detector)
Alat deteksi panas (Heat Detector)
Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu cara atau sistem
pencegahan kebakaran diantaranya adalah :
1. Hidran kebakaran
Hidran dapat dibagi menjadi :
42
Gambar 5.21. jaringan air bersih pada penataan pasar tradisional dan terminal angkutan kota
Pancur Batu
Kotoran Padat dari WC
Kotoran Padat dari WC
SeptictankSeptictank Peresapan airPeresapan air
Wastafel
Peresapan air kotor
Parit kota prajaToilet
Gambar 5.24. analisa Air Kotor Berat
Pedagang Semi Basah
Pedagang Basah
Reservoir Atas
DidistribusikanTerminal angkutan umum Pancur Batu
Wastafel
Peresapan air kotor
Parit kota prajaToilet
Hidran kebakaran dalam gedung. Hidran kebakaran di halaman.
Gambar 5.25. Hidran Kebakaran Gambar 5.26. Hidran Kebakaran Gambar 5.27.Hidran kebakaran
2. Sprinkler 3. Halon
Gambar 5.28. Kepala Sprinkler Gambar 5.29. Sprinkler Tabung
Kecepatan evakuasi orang pada saat kebakaran akan mengurangi kemungkinan banyaknya
penghuni bangunan yang mengalami celaka. Untuk keperluan ini, detektor asap dan panas akan
memberikan peringatan dini dan dengan demikian memberikan banyak manfaat pada bangunan,
karena biasanya evakuasi orang keluar gedung membutuhkan waktu yang cukup panjang.
5.15.5. Transportasi vertikal pada pasar Pancur Batu
Alat tranportasi dalam bangunan berdasarkan sistem kerja terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Alat tranportasi bangunan bersifat mekanis, seperti : Eskalator
2. Alat transportasi bangunan bersifat manual, seperti : Tangga, Ram
Tangga Ram Eskalator
Gambar 5.31. Transportasi pada bangunan
Pada penataan pasar tradisional Pancur Batu, alat transportasi bangunan yang bersifat manual adalah
alat transportasi yang digunakan untuk melancarkan atau sebagai alat penghubung dari lantai ke lantai
bangunan berikutnya.
5.15.6. Penerangan atau pencahayaan
a. Pencahayaan Alami
Untuk ditepi ruang-ruang bangunan dapat mengandalkan pencahayaan alami dari jendela namun
untuk ruang-ruang ditengah dapat mengandalkan penerangan alami dari atrium. Pemasukan pencahayaan
alami ini direncanakan dengan baik agar tidak selalu panas namun memiliki penerangan yang merata.
Seperti kita ketahui dalam kelebihan membrane, disamping meneruskan cahaya tetapi juga dapat
memproses cahaya tersebut dengan efek fusi (penyebaran) cahaya. Dimana setelah cahaya mengenai
permukaan luar membrane kemudian ditransmisikan ke dalam berupa difusi cahaya, sehingga cahaya
merata keseluruh ruangan. Kwantitas cahaya siang hari yang diterima ruangan dapat berkisar 1500-3000 lux
saja. Ini dapat menimbulkan masalah serius.
Dalam pemakaian bahan yang tembus pandang untuk pemanfaatan cahaya alami dapat membuat
penigkatan suhu tinggi di siang hari, untuk itu ada beberapa pemecahan untuk masalah ini, yaitu :
1. Pelapis Tambahan
Menempatkan pelapis tambahan dengan bahan yang dapat merefleksikan sinar matahari. Contohnya
pada bangunan Confrence Centre di Kwait, digunakan lapisan PVC putih yang dapat merefleksikan
sekitar 70% radiasi cahaya matahari. Pelapis ini diletakkan di atas membrane atau di bawah
membrane.
2. Pengkondisian Udara
43
Gambar 5.30. Halon Pressurized Extinguisher
Gambar 5.32. pencahayaan alami
Biasanya digunakan pada bangunan tertutup, tidak efisien pada bangunan yang terbuka. Di
dalam perencanaan ini yang perlu pengkondisian udara yaitu ruang-ruang yang terdapat di
dalam Bangunan Kawasan.
3. Membuat Ventilasi
Membuat ventilasi merupakan salah satu cara alami yang dapat membuat udara keluar masuk
bangunan sehingga juga dapat mengurangi udara panas dalam ruangan.
b. Pencahayaan Buatan
Untuk menerangi lampu darurat dan petunjuk tanda darurat, serta harus memiliki 2 sumber daya
listrik (listrik darurat dan baterai).
Pencahayaan buatan digunakan pada ruangan-ruangan yang tidak mendapatkan penerangan dari
sinar matahari serta untuk penerangan di malam hari, dan juga penerangan untuk taman pada malam
hari, maka dilakukan penerangan sekitar dengan menggunakan lampu taman dan dengan floodlight
yang dapat menerangi taman secara keseluruhan, penerangan ini ditempatkan disekeliling taman.
5.15.7. Sistem penghawaan
a. Penghawaan Alami
Penghawaan alami adalah penghawaan yang paling baik, karena itu harus memanfaatkan aliran
udara yang sejuk dan segar untuk kesehatan dan kenyamanan dari pemakai ruang. Penghawaan alami
untuk bangunan ini didapat dengan cara membuat ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara didalam
bangunan.
Gambar 5.34. Penghawaan Alami
b. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan pada bangunan ini dengan menggunakan Air Condition (AC) seperti untuk
bangunan swalayan, bangunan serba guna, rumah sakit dan bangunan yang memerlukannya.
Gambar 5.35. Penghawaan Buatan
5.15.8. Sistem penangkal petir
Sistem pengamanan bangunan dari bahaya sambaran petir harus dipasang pada bangunan-bangunan
yang tinggi dengan tinggi minimum 2 lantai. Sistem penangkal petir ini terdiri dari alat penangkal petir
yang dipasang pada puncak bangunan tersebut. Beberapa macam penangkal petir yaitu :
1. Sistem Faraday
- Sistem Faraday ini digunakan untuk bangunan dengan bentang lebar,seperti pada bangunan
gedung sekolah.
- Penghantar arus yang dipasang didinding terbuat dari tembaga atau alumunium atau baja
galvanis.
- Elektroda ditanam sedalam kurang lebih 2 meter didalam tanah.
2. Sistem Franklin
- Sistem Franklin dipasang pada puncak bangunan dan mampu melindungi jangkauan 45 derajat
dibawah bangunannya, seperti pada bangunan perpustakaan/ mesjid
- Penghantar diatas (elektroda logam dipasang tegak lurus)
- Penghantar arus yang dipasang didinding terbuat dari tembaga atau alumunium atau baja
galvanis
44
Gambar 5.33. pencahayaan buatan
Udara dalam ruang (Indoor Unit)
Exhaust FanUnit ruang luar (Indoor Unit)
- Elektroda ditanam sedalam kurang lebih 2 meter didalam tanah
Karena bangunan yang direncanakan mempunyai bentang panjang bangunan yang cukup besar
maka akan dipakai gabungan dari kedua sistem penangkal petir tersebut.
Gambar 5.36. Penangkal Petir
5.15.9. Sistem pembuangan sampah
Sistem pembuangan sampah dapat dibedakan atas komponen-komponen : penyimpanan,
pengumpulan, transfer depot, pengangkutan, TPS ( tempat pembuangan sampah ), dan pembuangan
akhir. Sistem pembuangan sampah di Kecamatan Pancur Batu belum sepenuhnya mengikuti sistem
pembuangan sampah seperti prinsip diatas, masih ada penduduk yang membuang sampah
disembarang tempat bahkan tidak jarang membuang disungai atau diselokan. Sampah yang dihasilkan
diangkut dengan gerobak besar selanjutnya diangkut kemudian dibuang ketempat pembuangan
sampah sementara, selanjutnya diangkut dan dibuang ketempat pembuangan sampah akhir. Adapun
tempat pembuangan sampah akhir adalah di kawasan yang dekat dengan jaringan jalan, cukup jauh
dari pemukiman, serta diusahakan pada tempat yang cekung.
Sampah Dalam Pasar Luar Pasar Di angkut Mobil Di Proses
Gambar 5.37. Rencana pembuangan sampah
45
Sistem Franklin Sistem Faraday