Upload
vucong
View
246
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
211
BAB 5
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Dasar
Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek
di Kota Batu adalah konsep hibridisasi arsitektur candi. Konsep dasar ini dicapai
dengan cara menampilkan kembali unsur bentuk dari arsitektur candi Songgoriti dan
dimodifikasi secara kreatif dan inovatif. Karena candi Songgoriti adalah termasuk
dalam golongan candi zaman transisi atau termasuk dari candi zaman pertengahan
antara zaman mataram sampai sampai majapahit.
Konsep yang dipakai dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota
Batu adalah hibridisasi dari penggabungan komplek candi Prambanan dan komplek
candi Penataran. Sehingga mendapatkan kombinasi bentuk yang memiliki unsur sama
dengan kedua bentuk candi. Sebagai contoh adalah candi songgoriti, candi gunung
kawi Bali, dan candi Gunung Gangsir. Maka dari ketiga contoh candi tersebut dapat
dikembangkan secara kreatif untuk pengaplikasian pada konsep dasar Extending
Tradition arsitektur candi yang di inginkan.
Konsep dasar yang dipakai adalah hibridisasi candi sebagai berikut:
1. Candi Prambanan
Pada candi Prambanan perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke tengah
dan simetris. Orientasinya ke segala arah seperti penjuru mata angin dan berpusat ke
tengah
212
2. Candi Penataran
Pada candi Penataran perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke belakang
dan semi simetris seolah-olah seperti di tengah. Orientasinya ke satu arah seolah-olah
seperti menuju ketempat yang lebih tinggi.
Penerapan konsep rancangan bentuk pada perancangan Pusat Seni dan Kerajinan
Arek di Kota Batu ini melalui penggabungan dari candi Prambanan dan candi
Gambar 5.1 Oreintasi candi Prambanan Sumber : konsep perancangan (2012)
Gambar 5.2 Orientasi candi Penataran Sumber : konsep perancangan (2012)
213
Penataran. Hal ini dicapai dengan menggabungkan perletakan candi Prambanan dan
candi Penataran. Dengan Proses sebagai berikut:
Dari penggabungan kedua bentuk candi Prambanan dan candi Penataran
didapatkan juga kombinasi bentuk yang menyerupai kedua candi tersebut. Seolah-
olah bentuk tersebut sama dengan bentuk kedua candi prambanan dan candi
penataran tetapi sebenarnya berbeda. Jadi jati diri dari bangunan candi zaman isana
termasuk bentuk candi yang baru yang berbeda dari candi-candi yang lain.
Gambar 5.3 Proses konsep dasar Sumber : konsep perancangan (2012)
Bentuk candi
Prambanan simetri, orientasi
dari semua arah
Bentuk candi Penataran seolah-
olah simetri, orientasi dari satu
arah
Bentuk candi Prambanan besar dan
melebar, terdiri dari tingkatan ratna
Bentuk candi penataran ramping, terdiri dari tingkatan ratna, pintu
candi berbentuk persegi
Gambar 5.4 Hasil konsep dasar Sumber : konsep perancangan (2012)
214
5.2. Konsep Tapak
5.2.1. Konsep Kontur
Konsep kontur yang akan dipakai adalah kolaborasi antara sistem pengolahan
kontur cut (pemotongan) yang merupakan pengolahan kontur dengan cara dipotong
atau mengurangi tanah. Fill (pengisian) yang merupakan pengolahan kontur dengan
cara diisi pada bagian tertentu untuk mendapatkan kedalaman level tanah yang bisa
berfungsi sebagai area sirkulasi kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Selain itu
teknik cut (pemotongan) dan Fill (pengisian) juga memberikan manfaat yaitu lebih
efisiensi dan ekonomis terhadap biaya.
Lahan yang di
potong
Lahan yang di isi
Pemanfaatan kontur tapak untuk
jalan sirkulasi kendaraan bermotor
Sirkulasi pejalan kaki
mengikuti kontur tapak
Memanfaatkan kontur
untuk tangga berundak
Gambar 5.5 Pemotongan kontur Sumber : konsep perancangan (2012)
215
5.2.2. Konsep Kebisingan
Pada konsep kebisingan ini ialah memberikan space/ jarak yang dapat
digunakan sebagai taman, plaza, atau parker dan Menggunakan (barrier)
pagar massif dari batu alam.
5.2.3. Konsep Matahari
Pada konsep matahari ini untuk mengurangi radiasi sinar matahari maka
dengan memanfaatkan kemiringan posisi tapak dari tegak lurus sinar matahari
Gambar 5.7 konsep kebisingan menggunakan pagar
masif Sumber : konsep perancangan (2012)
Gambar 5.6 konsep kebisingan mengguakan
vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012)
VEGETASI
Sumber
bising
U
PAGAR MASIF
Sumber
bising
216
menjadikan bangunan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari dan memberikan
vegetasi dengan demikian hanya sedikit permukaan bangunan yang akan menerima
panas matahari.
Pada fasade bangunan menggunakan shading device. Sehingga mengurangi
cahaya yang masuk kedalam bangunan melalui setiap sirkulasi udara yang berbentuk
langgam candi peralihan.
Gambar 5.8 konsep matahari memanfaatkan kemiringan
tapak Sumber : konsep perancangan (2012)
Gambar 5.9 Memanfaatkan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012)
Gambar 5.10 menggunakan shading device Sumber : konsep perancangan (2012)
VEGETASI
Shading
device
217
5.2.4. Konsep Angin
Pada konsep angin ini yang digunakan dari analisis sebelumnya yaitu
menggunakan pengaturan penempatan vegetasi berdasarkan karakter candi Isana
yang ada untuk mencegah hembusan angin kencang.
Mengarahkan angin melalui perletakan bangunan berdasarkan karakter candi
Isana
Gambar 5.11 Melalui perletakan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012)
Gambar 5.12 Melalui perletakan bangunan Sumber : konsep perancangan (2012)
ANGIN
ANGIN
U
U
VEGETASI
ANGIN
ANGIN
BANGUNAN
218
5.2.5. Konsep View
Gunung
panderman
Gunung Arjuno
Gunung Banyak
Gambar 5.14 Konsep view dan penggunaan material kaca sebagai dinding
(Sumber: konsep perancangan 2012)
Gambar 5.13 Kondisi eksisting
(Sumber: konsep perancangan 2012)
Material kaca agar pandangan keluar tapak dapat melihat
gunung-gunung
U
219
Pada tapak sendiri memilki banyak Potensi view yang diperoleh salah satunya
yaitu beberapa gunung yang tampak menonjol dan cukup bagus untuk dijadikan
latarbelakang bangunan ini. Pada dalam bangunan sendiri memberikan material kaca
agar pandangan keluar bangunan menuju gunung. Untuk ke sisi udara di dapat dari
jendela-jendela dan glass wall
5.2.6. Konsep Aksesbilitas
Untuk konsep aksesbilitas ini ada pelebaran jalan pada arah barat tapak dan
dibuat tiga pintu masuk dan keluar pada area. Entrance atau pintu masuk terletak
pada sisi barat dan exit (keluar) pada sisis tengah tapak karena mempermudah
pengunjung untuk pencapaiannya dan tidak mengakibatkan kemacetan depan tapak.
Serta ada jalur khusus area servis terletak pada area jalan sekunder ini berfungsi
sebagai jalur servis dan pengelola agar membedakan area sifat public dan area sifat
privasi.
Gambar 5.15 Konsep aksesbilitas
(Sumber: konsep perancangan 2012)
U
A
Pelebaran
jalan
Jalan utama
Entrance kendaraan
bermotor
Exit
Jalur service/ pengelola
Entrance
pejalan kaki
220
5.2.7. Konsep Penzoningan Tapak
Pembagian zona-zona dalam tapak dilakukan dengan membagi zona dalam
tapak berdasarkan hirarki dari zona public sampai privat. Untuk lokasi main entrance
diletakan pada sisi tapak bagian barat yaitu jalan Arumdalu karena merupakan jalan
kebanyakan pengunjung dari arah Kota Batu. Untuk area parkir diletakan pada tapak
disebalah barat yang merupakan arah masuk pengunjung dan merupakan jalan yang
lebar yang memungkinkan arus sirkulasi mobil masuk dan keluar dengan lancar,
selain itu akses utama menuju tapak yang berasal dari Kota Batu ada di area ini.
Gambar 5.16 Gerbang main entrance
(Sumber: konsep perancangan 2012)
A
GERBANG MAIN
ENTRANCE
221
Sedangkan untuk side entrance yang berfungsi sebagai jalan masuk pengelola,
servis, loading dock dan pengunjung dengan kepentingan adsministrasi. Untuk
fasilitas penunjang berada pada sisi barat bagian selatan yang berdekatan dengan
jalan sebagai akses masuk uatamanya. Untuk plaza penerima diletakan pada bagian
tapak yang terletak disebelah timur antara jalan utama Arumdalu dengan bangunan.
Hal ini terkait dengan fungsi plaza penerima user itu sendiri sebagai ruang transisi.
Gambar 5.17 Konsep penzoningan tapak
(Sumber: konsep perancangan 2012)
Jalan Arumdalu
Fungsi apresiasi dan
promosi
Fungsi
informa
si dan
edukasi
Fungsi
transaksi
Fungsi transaksi
Parkir area
Masuk
Keluar
Semi Public Area
U
222
5.2.8. Konsep Sirkulasi
Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi dua bagian yaitu sirkulasi kendaraan
bermotor dan sirkulasi pejalan kaki. Sesuai dengan hasil analisis sebelumnya maka
pola sirkulasi yang diterapkan dalam tapak adalah sirkulasi linier.
U
Gambar 5.18 Konsep penerapan zoning pada tapak
(Sumber: konsep perancangan 2012)
JALAN UTAMA
UNIT PROMOSI
DAN APRESIASI
UNIT INFORMASI
DAN EDUKASI
UNIT TRANSAKSI
UNIT EDUKASI (KLS PRAKTIKUM
SENI DAN KERAJINAN)
223
Elemen pembentuk sirkulasi kendaraan bermotor berupa jalan aspal
sedangkan pedestrian dan jalan setapak menggunakan paving stone dan batu-batuan
alami.
Sirkulasi Kawasan
Pola sirkulasi kawasan yang digunakan adalah pola linier sesuai dengan
kombinasi antara pola sirkulasi komplek candi Prambanan dan pola sirkulasi komplek
candi penataran. Candi Songgoriti merupakan candi zaman pertengahan dari zaman
Isana sampai Zaman Rajasa, sehingga konsep sirkulasi menggunakan penggabungan
antara pola sirkulasi komplek candi Prambanan dan pola sirkulasi komplek candi
penataran.
Gambar 5.19 Konsep sirkulasi user
(Sumber: konsep perancangan 2012)
Area terbangun
Parkir area
Jalan Arumdalu
U
224
Keterangan gambar:
Sirkulasi pengunjung (mobil dan motor) tujuan rekreasi parkir area
depan
Sirkulasi pengunjung umum dan seniman (mobil dan motor) tujuan
informasi, edukasi parkir area depan
Sirkulasi pengunjung umum dan seniman (pejalan kaki ) tujuan
rekreasi, informasi, edukasi
5.2.9. Konsep Vegetasi
Vegetasi yang terdapat pada tapak sebelah selatan merupakan potensi pemisah
antara bangunan dengan jalan utama. Sedangkan vegetasi pada tapak sebelah barat
Gambar 5.20 Konsep penggolongan sirkulasi user
(Sumber: konsep perancangan 2012)
U
JALAN UTAMA
EXIT
ENTRANCE
ENTRANCE
225
merupakan potensi sebagai peneduh area parker pengunjung. Jadi vegetasi pada tapak
merupakan potensi tapak sehingga keberadanya tidak perlu dihilangkan.
Pada perancangan selanjutnya, tanaman yang digunakan adalah jenis tanaman
yang diperlukan. Selain untuk pengaturan tata hijau dalam tapak, pemilihan vegetasi
tersebut guna mendukung konsep tapak yang ingin menghadirkan kembali suasana
dijaman Mataram sampai Majapahit. Tanaman-tanaman tarsebut anatar lain:
Tabel 5.1 Konsep vegetasi pada tapak
Jenis vegetasi fungsi karaktristik penempatan
Pohon tanjung Peneduh Bertajuk tinggi dan agak bulat,
tinggi mencapai 10-15 meter
Sepanjang jalan di area parkir
Pohon asana peneduh Bertajuk bulat, yinggi mencapai
10 meter
Peneduh ditepi jalan
Pohon cempaka pengarah Bertajuk bulat, tinggi mencapai
10-15 meter
Sepanjang pedestrian, di
ruang terbuka
Pohon cemara pengarah Bertajuk yinggi ramping, tinggi
mencapai 10-20 meter
Pada area bangunan dan
mengelilinginya
Pohan pinang pengarah Tidak berdaun lebat, tinggi
sampai 7meter
Pada area sepanjang
pedestrian bangunan
Pohon meja pengarah Bertajuk bulat, berdaun kecil,
tinggi mencapai 5 meter
Sebagai pembatas antara
ruang public dan ruang semi
public pada tapak
Melati Berupa
semak
Tinggi mencapai 3 meter Pembatas antara ruang semi
public dan privat didepan
bangunan
226
Pohon asoka Pembatas
arah
pandang
Berupa semak, tinggi mencapai 3
meter
Sebagai pembatas area
pandang pada area public dan
semi public pada bangunan
Rumput manila Penutup
tanah
Berwarna hijau tua dan kuat Diletakan pada Lahan terbuka
Sumber: konsep perancangan 2012.
Gambar 5.21 Penerapan vegetasi dalam tapak
(Sumber: konsep perancangan 2012)
POHON
TANJUNG
POHON
ASANA POHON
CEMPAKA
POHON
CEMARA
POHON
PINANG
POHON
MEJA
POHON
MELATI
POHON
ASOKA
227
5.3. Konsep Fungsi Bangunan
Berdasarkan pola aktivitas dan pelakunya, maka fungsi bangunan Pusat Seni dan
Kerajinan Arek di Kota Batu adalah:
1. Fungsi Apresiasi dan Promosi
Fungsi ini merupakan fungsi utama dari Pusat Seni dan Kerajinan Arek di
Kota Batu yang mewadahi kegiatan-kegiatan seperti pameran dan
pementasan/pertunjukan karya seni.
2. Fungsi Informasi dan Edukasi
Fungsi ini menampung segala bentuk pelayanan informasi yang berkaitan
dengan kesenian dan kerajinan di Jawa Timur serta memberikan pelayanan
pendidikan non formal di bidang seni dan kerajinan.
Gambar 5.22 Konsep vegetasi dalam tapak
(Sumber: konsep perancangan 2012)
VEGETASI
228
3. Fungsi Transaksi dan Pelayanan
Adapun fungsi transaksi menampung kegiatan jual beli benda-benda seni dan
kerajinan, sedangkan fungsi pelayanan menampung kegiatan bagi pengelola
sesuai bidangnya masing-masing.
5.4. Konsep Ruang
Adapun hasil konsep terkait dengan pembagian zonning adalah:
Keterangan gambar:
: Zonna Pertunjukan Terbuka
: Zonna Promosi dan Apresiasi
: Zonna Informasi dan zona Transaksi
: Zonna Pengelola
5.4.1. Konsep Ruang Dalam
Penataan ruang dalam pada Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu akan
disesuaikan dengan tuntutan ruang yang akan ditampilkan, karakter bangunan dan
Gambar 5.23 Blok plan
(Sumber: konsep perancangan 2012)
229
fungsi bangunan, sehingga sesuai dengan karakteristik candi songgoriti. Oleh
karenanya karakter dan sifat bahan akan membentuk ruang yang diinginkan tersebut.
Suasana ruang dalam akan terwujud dengan penggunaan elemen-elemen yang
membentuk ruang dalam, antara lain garis, warna dan cahaya.
1. Ruang Pamer
Pada dinding ruang pamer dihiasi menggunakan kombinasi ornamen candi
songgoriti dan candi gangsir. Mengingat candi songgoriti sudah tidak utuh lagi,
banyak kerusakan di sana-sini maka diperlukan penggabungan karakteristik candi
sezaman yaitu candi gangsir, candi songgoriti, dan candi gunung kawi Bali
2. Pagelaran seni pertunjukan in door
Untuk pagelaran seni pertunjukan in door memakai material batu dan
memakai tipe penataan geometri pada arena panggung pertunjukan, dan juga
Gambar 5.24 Konsep ruang pamer
(Sumber: konsep perancangan 2012)
ORNAMEN PADA
CANDI GANGSIR ORNAMEN PADA
CANDI SONGGORITI
230
memakai ornamen yang ada di candi songgoriti. Untuk menciptakan suasana seperti
di komplek candi.
5.4.2. Konsep Ruang Luar
Pengolahan tata ruang luar pada Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu
dimanfaatkan sebagai pengikat dengan lingkungan sekitar bangunan dan seluruh
aktivitas yang ada di dalamnya. Selain itu penempatan elemen ruang luar sebagai
salah satu elemen lansekap juga untuk mempertegas batas lahan untuk kawasan
perancangan. Elemen lansekap yang digunakan sebagai pembentuk tata ruang luar,
antara lain:
a. Perkerasan
Gambar 5.25 Konsep ruang pagelaran seni pertunjukan in
door
(Sumber: konsep perancangan 2012)
231
Perkerasan yang digunakan pada jalur sirkulasi kendaraan bermotor dibedakan
dengan perkerasan pada sirkulasi pejalan kaki. Untuk sirkulasi kendaraan
bermotor digunakan jalan aspal dan untuk sirkulasi pejalan kaki digunakan paving
stone dan batu-batuan alami. Disamping pembedaan pada material yang digunakan,
pembedaan jalur sirkulasi juga dilakukan dengan perbedaan ketinggian. Pembedaan
ini dilakukan untuk membedakan fungsi dan memperjelas pengguna sirkulasi.
b. Perabot Jalan
1. Lampu
Penataan lampu untuk ruang luar diletakkan di sepanjang jalur pedestrian, area
parkir, area tata hijau, dan area yang membutuhkan penerangan.
2. Pagar
Penataan dan perancangan pagar untuk mendukung citra bengunan terbagi
menjadi:
a) Gapura muka tapak. Gapura ini perlu pengolahan yang baik, karena turut
menciptakan citra bangunan serta merupakan area penerima. Pagar pada
bangunan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu menggunakan konsep
candi yang terdiri dari gapura dan elemen-elemennya.
b) Pagar keliling. Pagar ini berfungsi sebagai pembatas area tapak dengan area
luar, penyaring sinar matahari dan penahan kebisingan.
3. Papan penunjuk arah
Papan penunjuk arah juga merupakan salah satu elemen yang harus dirancang
dengan baik dengan kriteria sebagai berikut:
232
a) Mampu memberikan petunjuk secara jelas kepada pengunjung yang belum
pernah berkunjung
b) Menambah kualitas lingkungan dari segi estetis
4. Bangku taman
Penataan bangku taman diletakkan pada area-area openspace dan area yang
menjadi daerah peristirahatan, seperti sirkulasi, area taman dan sebagainya.
Bangku taman harus dirancang sesuai bentuk bangunan sehingga terkesan
serasi dan tidak mengganggu.
5. Tempat sampah
Untuk menjaga kebersihan di kawasan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota
Batu, maka harus disediakan tempat sampah di dalam dan di ruang luar.
GAPURA
BANGKU
TAMAN
233
1. Sirkulasi Kendaraan
Dalam mengatur sirkulasi kendaraan didalam tapak, harus dipertimbangkan
kemungkinan rancangan yang harmonis dan dapat memenuhi fungsi ataupun
estetisnya. Kendaraan yang akan masuk menuju tapak, pintu masuknya harus jelas,
tidak boleh ada penghalang dari arah manapun.
Tempat kendaraan datang serta tempat memarkir kendaraan hendaknya dirancang
dengan efisien yaitu dengan memperhatikan cara penurunan penumpang. Hal ini
dapat memudahkan penumpang turun tanpa harus ada gangguan seperti harus
menyeberang jalan untuk menuju kebangunan. Setelah menurunkan penumpang,
kendaraan membutuhkan tempat parkir yang cukup dan tempat untuk memutar
kendaraan. Selain itu, tempat parkir juga harus berada dalam jarak jangkau
pencapaian bangunan yaitu dengan berjalan kaki kebangunan.
Gambar 5.26 Konsep ruang luar
(Sumber: konsep perancangan 2012)
LAMPU
TEMPAT
SAMPAH
234
2. Pagelaran seni pertunjukan out door
Untuk pagelaran seni pertunjukan out door memakai material batu dan
memakai tipe penataan geometri pada arena panggung pertunjukan, untuk
menciptakan suasana seperti di komplek candi.
Gambar 5.29 Konsep sikulasi pejalan kaki dalam tapak
(Sumber: konsep perancangan 2012)
Gambar 5.27 Konsep sikulasi kendaraan dalam tapak
(Sumber: konsep perancangan 2012)
Gambar 5.28 Kondisi dalam tapak
(Sumber: konsep perancangan 2012)
235
5.5 Konsep Program Ruang
5.5.1. Konsep Besaran Ruang
Total luasan ruang yang diperoleh pada Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2 Konsep Besaran Ruang
NO UNIT BANGUNAN BESARAN RUANG
1. Unit apresiasi dan promosi
Ruang pameran 6844 m2
Ruang pementasan tertutup 753,4 m2
Ruang pementasan terbuka 286 m2
2. Unit informasi dan edukasi
Ruang edukasi 919 m2
Ruang perpustakaan 458, 4 m2
3. Unit transaksi dan pelayanan
Unit transaksi 1180 m2
Gambar 5.30 Konsep panggung seni pertunjukan out door
(Sumber: konsep perancangan 2012) Gambar 5.31 Kondisi dalam tapak
(Sumber: konsep perancangan 2012)
236
Ruang pelayanan/pengelola 392,18 m2
Total Luas 10832,98 m2
Sumber: konsep perancangan, 2012.
5.6. Konsep Utilitas
a) Sistem Elektrikal
Gambar 5.1 Diagram analisis system listrik
Sumber : konsep perancangan (2012)
PLN Trafo Panel Meter
ATS Panel
genset Genset
Panel utama
Panel distribusi Ruang-ruang
SISTEM ELEKTRIKAL Gambar 5.32 Sistem elektrikal
Sumber : konsep perancangan (2012)
237
Penerapannya pada tapak yaitu menggunakan tiang listrik/tiang telepon dengan
jalur kabel diletakkan dibawah tanah dengan sisitem penggunaan pipa, agar kebel
terlindungi.
b) Jaringan Telekomunikasi
c) Tata Suara
d) Sistem Penanggulangan dan Pencegahan Kebakaran
Sistem ini merupakan satu kesatuan dengan alarm kebakaran, sehingga
dengan adanya api yang nyala dapat membunyikan alarm dan daerah sumber
api (zone) dapat dimonitor melalui panel alarm kebakaran. Instalasi yang
diperlukan untuk penanggulangan dan pencegahan kebakaran dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu, kepala Sprinkler (Sprinkler Head), Hidran,
Pemadam Api Ringan (PAR).
melalui sinyal udara
Satelit
cairTelko
M D V
Ruang
Ruang
Ruang
Gambar 5.2 Diagram jaringan telekomunikasi
Sumber : konsep perancangan (2012)
Pusat Informasi Audio Control Center
Dalam ruangan
Gambar 5.3 Diagram tata suara Sumber : konsep perancangan (2012)
238
e) Plumbing
Sistem plumbing yaitu terkait dengan penyediaan dan pengolahan siklus air
pada bangunan baik air kotor maupun bersih.
1. Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih bertujuan untuk menyediakan air bersih sesuai
dengan standar kualitas air bersih, secara fisika (temperatur, warna, bau, rasa,
kekeruhan, sadah) dan secara kimiawi (kadar sisa chlor, dsb). Adapun
distribusi air bersih sebagai berikut:
PDAM
Sumur
Tandon utama Zona
Zona
Zona
Zona Gambar 5.4 Diagram distribusi Air Bersih Sumber : konsep perancangan (2012)
OUTDOOR HYDRANT
239
2. Sistem Distribusi Air Kotor
Sistem Pembuangan Air Kotor atau buangan, merupakan sistem instalasi
untuk mengalirkan air kotor yang berasal dari peralatan saniter maupun hasil
buangan dapur. Air kotor yang akan dibuang dari taman olahraga ekstrem
nantinya seperti dari KM/WC, dapur kantin dan air hujan. Dalam pembuangan
memerlukan proses agar dibuang secara tuntas dan aman, dengan begitu dapat
dijelaskan diagram-diagramnya:
KM/WC
Air kotor
KM/WC Air kotor
padat
Bak kontrol
Septitank
Sumur
resapan
Gambar 5.5 Distribusi Air kotor KM/WC Sumber : konsep perancangan (2012)
Gambar 5.33 Distribusi Air Bersih
Sumber : konsep perancangan (2012)
TANDON ATAS
240
DAPUR RESTORAN
AIR HUJAN
f) Sistem Pembuangan Sampah
Dapur Penangkap
lemak
Perangkap
Bak kontrol
Sumur
resapan
Gambar 5.6 Distribusi air kotor dapur Sumber : konsep perancangan (2012)
Air hujan Bak kontrol Menyiram tanaman
Saluran kota
Gambar 5.7 Distribusi air hujan Sumber : konsep perancangan (2012)
Dimasukkan dengan
Trolley sampah
Sampah tiap
ruangan
Sampah
bangunan TPS sementara
TPS/TPA
Gambar 5.34 Skema pembuangan sampah
Sumber : konsep perancangan (2012)
241
g) CCTV
CCTV adalah alat piranti kamera yang dipasang pada area tertentu
pengunjung untuk dapat dimonitor di layar TV, alat monitor tersebut dapat
merekam di CD Player. Adapun Instalasinya ditarik perzone/perlantai, dengan
memakai kable jenis coaksial, per titik langsung ditarik ke control room.
5.7. Konsep Struktur
Bangunan yang direncanakan berupa bangunan bertingkat rendah maka jenis sub
struktur yang digunakan adalah pondasi footplate dengan pondasi lain pondasi strous.
Gambar 5.35 Tempat sampah Sumber : konsep perancangan (2012)
242
Tiang pancang footplate
PENERAPANNYA Pada BANGUNAN
Gambar 5.36 Pengaplikasian struktur
Sumber : konsep perancangan (2012)
243
5.8. Konsep Bentuk Bangunan dan Tampilan Bangunan
1. Bentuk dasar
Bentuk dasar yang dipilih pada Pusat Seni dan Kerajinan Arek di kota Batu
adalah bentuk persegi. Bentuk tersebut merupakan bentuk yang sesuai dengan candi
songgoriti. Agar bentuk tidak terkesan monoton, bentuk dasar dikembangkan dengan
penambahan dan pengurangan. Penggabungan tiga unsur bentuk dasar dari candi
Songgoriti, candi Gunung Kawi Bali, dan candi Gunung Gangsir.
2. Pengaplikasian
Pada Pusat Seni dan Kerajinan melakukan penggabungan dari unsur tiga candi
dan unsur modern agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada.
Bentuk candi Gunung Gangsir semakin ke
atas semakin kecil
Bagian tubuh bentuk candi Gunung Kawi mulai ramping dan
tinggi
Bagian tubuh bentuk candi Songgoriti semakin ke atas
semakin kecil dan
ramping
Gambar 5.37 Konsep Penggabungan bentuk Sumber : konsep perancangan (2012)
244
Dari tiga unsur bentuk candi tersebut digabungkan menjadi bentuk modern yang
nantinya bisa diterima oleh masyarakat luas.
Hasil dari konsep hibridisasi candi yaitu menciptakan bentuk bangunan baru
dari penggabungan dua unsur candi berbeda yang kemudian menjadikan bentuk
bangunan memiliki unsur dari dua candi tersebut
Gambar 5.38 Pengaplikasian bentuk Sumber : konsep perancangan (2012)
Modifikasi pada struktur
kolom bangunan
menggunakan bentuk
dasar candi Gunung Gangsir
Modifikasi pada struktur
atap bangunan menggunakan
bentuk dasar atap candi
Gunung Kawi
Modifikasi pada bentuk
bangunan menggunakan
bentuk dasar candi Songgoriti
245
3. Tampilan
Konsep tampilan bangunan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah
tampilan bangunan yang sesuai dengan fungsi bangunan sebagai wadah kegiatan
kesenian dan kerajinan. Dengan menerapkan beberapa elemen visual dari bangunan
sekitarnya khususnya mempergunakan elemen-elemen fisik bangunan sekitar seperti
penggunaan unsur kaca, baja, dan beton ke dalam perencanaan candi songgoriti yang
difungsikan sebagai tampilan luar bangunan.
Gambar 5.39 Hasil dari konsep bentuk
Sumber : konsep perancangan (2012)