55
Konstruksi Perkerasan Jalan koster silaen BAB VI PERENCANAAN PERKERASAN JALAN BETON SEMEN A. Struktur dan Jenis Perkerasan Beton Semen Perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal. Struktur perkerasan beton semen secara tipikal dapat dilihat pada gambar 6.1. Gambar 6.1 Tipikal struktur perkerasan beton semen Perkerasan beton semen dibedakan ke dalam 4 jenis: - Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan - Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan - Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan - Perkerasan beton semen pra-tegang Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton. Transportasi Sub grade Concrete slab Pen dowel Bahan penutup/kedap air Lapis aspal 6-1

bab 6 (edit).doc

Embed Size (px)

Citation preview

Konstruksi Perkerasan Jalan

koster silaen

BAB VIPERENCANAAN PERKERASAN JALAN BETON SEMEN

A. Struktur dan Jenis Perkerasan Beton SemenPerkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal. Struktur perkerasan beton semen secara tipikal dapat dilihat pada gambar 6.1.

Gambar 6.1 Tipikal struktur perkerasan beton semen

Perkerasan beton semen dibedakan ke dalam 4 jenis:

Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan

Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan

Perkerasan beton semen pra-tegang

Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton.

Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen adalah bukan merupakan bagian utama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang berfungsi untuk:

Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.

Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan, dan tepi-tepi pelat. Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.

Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas sehingga menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya. Bila diperlukan tingkat kenyamanan yang tinggi, permukaan perkerasan beton semen dapat dilapisi dengan lapis campuran beraspal setebal 5 cm.

B.Persyaratan Teknis1.Tanah dasar

Daya dukung tanah dasar ditentukan dengan pengujian CBR insitu sesuai dengan SNI 03-1731-1989 atau CBR laboratorium sesuai dengan SNI 03-1744-1989, masing-masing untuk perencanaan tebal perkerasan lama dan perkerasan jalan baru. Apabila tanah dasar mempunyai nilai CBR < 2 %, maka harus dipasang pondasi bawah yang terbuat dari beton kurus (Lean-Mix Concretre) setebal 15 cm yang dianggap mempunyai CBR tanah dasar efektif 5 %.2.Pondasi bawah

Bahan pondasi bawah dapat berupa: Bahan berbutir

Stabilisasi atau dengan beton kurus giling padat (Lean Rolled Concrete) Campuran beton kurus (Lean-Mix Concretre).

Lapis pondasi bawah perlu diperlebar sampai 60 cm di luar tepi perkerasan beton semen.Tebal lapis pondasi minimum 10 cm dan paling sedikit mempunyai mutu sesuai dengan SNI No. 03-6388-2000 dan AASHTO M-155 serta SNI 03-1743-1989. Bila direncanakan perkerasan beton semen bersambung tanpa ruji, pondasi bawah harus menggunakan campuran beton kurus (CBK). Tebal lapis pondasi bawah minimum yang disarankan dapat dilihat pada gambar 6.2 dan CBR tanah dasar efektif didapat dari gambar 6.3.

Gambar 6.2 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton semen

Gambar 6.3 CBR tanah dasar efektif dan tebal pondasi bawah

a. Pondasi bawah material berbutir

Material berbutir tanpa pengikat harus memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI-03-6388-2000. Persyaratan dan gradasi pondasi bawah harus sesuai dengan kelas B. Sebelum pekerjaan dimulai, bahan pondasi bawah harus diuji gradasinya dan harus memenuhi spesifikasi bahan untuk pondasi bawah, dengan penyimpangan ijin 3% - 5%.

Tebal minimum lapis pondasi bawah untuk tanah dasar dengan CBR minimum 5% adalah 15 cm. Derajat kepadatan lapis pondasi bawah minimum 100%, sesuai dengan SNI 03-1743-1989.b.Pondasi bawah dengan bahan pengikat (Bound Sub-base)

Pondasi bawah dengan bahan pengikat (BP) dapat digunakan satu diantara:1) Stabilisasi material berbutir dengan kadar bahan pengikat yang sesuai dengan hasil perencanaan, untuk menjamin kekuatan campuran dan ketahanan terhadap erosi. Jenis bahan pengikat dapat meliputi semen, kapur, serta abu terbang dan/atau slag yang dihaluskan.

2)Campuran beraspal bergradasi rapat (dense-graded asphalt).

3)Campuran beton kurus giling padat harus mempunyai kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari minimum 5,5 MPa (55 kg/cm).c. Pondasi bawah dengan campuran beton kurus (Lean-Mix Concrete)

Campuran Beton Kurus (CBK) harus mempunyai kuat tekan beton karakteristik pada umur 28 hari minimum 5 MPa (50 kg/cm) tanpa menggunakan abu terbang, atau 7 MPa (70kg/cm) bila menggunakan abu terbang, dengan tebal minimum 10 cm.

d. Lapis pemecah ikatan pondasi bawah dan pelat

Perencanaan ini didasarkan bahwa antara pelat dengan pondasi bawah tidak ada ikatan.

Jenis pemecah ikatan dan koefisien geseknya dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Nilai koefisien gesekan ()No.Lapis pemecah ikatanKoefisien gesekan ()

1Lapis resap ikat aspal di atas permukaan pondasi bawah1,0

2Laburan parafin tipis pemecah ikat1,5

3Karet kompon (A chiorinated rubber curing compound)2,0

3. Beton Semen

Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strength) umur 28 hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga titik (ASTM C-78) yang besarnya sekitar 3 - 5 MPa (30-50kg/cm).

Hubungan antara kuat tekan karakteristik dengan kuat tarik-lentur beton dapat didekati dengan rumus berikut:

fcf = K (fc)0,50 dalam MPa atau..(6.1)

fcf = 3,13 K (fc)0,50 dalam kg/cm2.(6.2) di mana:

fc= kuat tekan beton karakteristik 28 hari (kg/cm2)

fcf= kuat tarik lentur beton 28 hari (kg/cm2)

K = konstanta, 0,7 untuk agregat tidak dipecah dan 0,75 untuk agregat pecah.

Kuat tarik lentur dapat juga ditentukan dari hasil uji kuat tarik belah beton yang dilakukan menurut SNI 03-2491-1991 sebagai berikut:

fcf = 1,37 fcs.dalam MPa atau...(6.3)

fcf = 13,44 fcs.dalam kg/cm2.(6.4)di mana:

fcs= kuat tarik belah beton 28 hari (kg/cm2)4. Lalu-lintasPenentuan beban lalu-lintas rencana untuk perkerasan beton semen, dinyatakan dalam jumlah sumbu kendaraan niaga (commercial vehicle), sesuai dengan konfigurasi sumbu pada lajur rencana selama umur rencana.

Lalu-lintas harus dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu-lintas dan konfigurasi sumbu, menggunakan data terakhir atau data 2 tahun terakhir.Kendaraan yang ditinjau untuk perencanaan perkerasan beton semen adalah yang mempunyai berat total minimum 5 ton.

Konfigurasi sumbu untuk perencanaan terdiri atas 4 jenis kelompok sumbu sebagai berikut:

Sumbu tunggal roda tunggal(STRT).

Sumbu tunggal roda ganda (STRG).

Sumbu tandem roda ganda (STdRG).

Sumbu tridem roda ganda (STrRG).

a. Lajur rencana dan koefisien distribusi

Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan raya yang menampung lalu-lintas kendaraan niaga terbesar.Jika jalan tidak memiliki tanda batas lajur, maka jumlah lajur dan koefisien distribusi (C) kendaraan niaga dapat ditentukan dari lebar perkerasan sesuai Tabel 6.2. Tabel 6.2 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C)

kendaraan niaga pada lajur rencana

Lebar perkerasan

(Lp)Jumlah lajurKoefisien distribusi

1 Arah2 Arah

L < 5,50 m1 lajur1,001,000

5,50 m L < 8,25 m2 lajur0,700,500

8,25 m L < 11,25 m3 lajur0,500,475

11,25 m L < 15,00 m4 lajur-0,450

15,00 m L < 18,75 m5 lajur-0,425

18,75 m L < 22,00 m6 lajur-0,400

b. Umur rencana

Umumnya perkerasan beton semen dapat direncanakan dengan umur rencana (UR) 20 tahun sampai 40 tahun.

c. Pertumbuhan lalu-lintas

Volume lalu-lintas akan bertambah sesuai dengan umur rencana atau sampai tahap di mana kapasitas jalan dicapai dengan faktor pertumbuhan lalu-lintas yang dapat ditentukan

berdasarkan rumus sebagai berikut :

...(6.5)di mana:

R = Faktor pertumbuhan lalu lintas

i = Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %

UR= Umur rencana (tahun)

Faktor pertumbuhan lalu-lintas (R) dapat juga ditentukan berdasarkan Tabel 6.3

Tabel 6.3 Faktor pertumbuhan lalu-lintas (R)

Umur rencana (Tahun)Laju pertumbuhan (i) per tahun (%)

0246810

55,05,25,45,65,96,1

1010,010,912,013,214,515,9

1515,017,320,023,327,231,8

2020,024,329,836,845,857,3

2525,032,041,654,973,198,3

3030,040,656,179,1113,3164,5

3535,050,073,7111,4172,3271,0

4040,060,495,0154,8259,1442,6

Apabila setelah waktu tertentu (URm tahun) pertumbuhan lalu-lintas tidak terjadi lagi, maka R dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

.(6.6)di mana:

R= Faktor pertumbuhan lalu lintas

i = Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %.

URm= Waktu tertentu dalam tahun, sebelum UR selesaid. Lalu-lintas rencana

Lalu-lintas rencana adalah jumlah kumulatif sumbu kendaraan niaga pada lajur rencana selama umur rencana, meliputi proporsi sumbu serta distribusi beban pada setiap jenis sumbu kendaraan.Beban pada suatu jenis sumbu secara tipikal dikelompokkan dalam interval 10 kN (1 ton) bila diambil dari survai beban.

Jumlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana dihitung dengan rumus berikut :

JSKN = JSKNH x 365 x R x C ... (6.7)

di mana:

JSKN =Jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur rencana

JSKNH = Jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari pada saat jalan dibuka

R = Faktor pertumbuhan komulatif dari Rumus (6.5) atau Tabel 6.3 atau Rumus (6.6), yang besarnya tergantung dari pertumbuhan lalu lintas tahunan dan umur rencana.

C= Koefisien distribusi kendaraan.

e. Faktor keamanan beban

Pada penentuan beban rencana, beban sumbu dikalikan dengan faktor keamanan beban (Fkb). Faktor keamanan beban ini digunakan berkaitan adanya berbagai tingkat realibilitas perencanaan seperti terlihat pada Tabel 6.4.Tabel 6.4 Faktor keamanan beban (FKB)

No.PenggunaanNilai FKB

1Jalan bebas hambatan (major freeway) dan jalan berlajur banyak, yang aliran lalu lintasnya tidak terhambat serta volume kendaraan niaga yang tinggi.1,2

2Jalan bebas hambatan (freeway) dan jalan arteri dengan volume kendaraan niaga menengah.1,1

3Jalan dengan volume kendaraan niaga rendah.1,0

5.Bahu

Bahu dapat terbuat dari bahan lapisan pondasi bawah dengan atau tanpa lapisan penutup beraspal atau lapisan beton semen.

Perbedaan kekuatan antara bahu dengan jalur lalu lintas akan memberikan pengaruh pada kinerja perkerasan. Hal tersebut dapat diatasi dengan bahu beton semen, sehingga akan meningkatkan kinerja perkerasan dan mengurangi tebal pelat.

Yang dimaksud dengan bahu beton semen adalah bahu yang dikunci dan dikaitkan dengan jalur lalu lintas dengan lebar minimum 1,50 m, atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu lintas selebar 0,60 cm, yang juga dapat mencakup saluran dan kereb.

6.Sambungan

Sambungan pada perkerasan beton semen ditujukan untuk: Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu lintas Memudahkan pelaksanaan.

Mengakomodasi gerakan pelat.

Pada perkerasan beton semen terdapat beberapa jenis sambungan antara lain: Sambungan memanjang

Sambungan melintang

Sambungan isolasi

Semua sambungan harus ditutup dengan bahan penutup (joint sealer), kecuali pada sambungan isolasi terlebih dahulu harus diberi bahan pengisi (joint filler).

a.Sambungan memanjang dengan batang pengikat (tie bars)Pemasangan sambungan memanjang ditujukan untuk mengendalikan terjadinya retak memanjang. Jarak antar sambungan memanjang sekitar 3 4 m.Sambungan memanjang harus dilengkapi dengan batang ulir dengan mutu minimum BJTU-24 dan berdiameter 16 mm.

Ukuran batang pengikat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

At= 204 x b x h dan

I = (38,3 x ) + 75di mana:

A= Luas penampang tulangan per meter panjang sambungan (mm).

b = Jarak terkecil antar sambungan atau jarak sambungan dengan tepi

perkerasan (m).

h= Tebal pelat (m).

I= Panjang batang pengikat (mm).

= Diameter batang pengikat yang dipilih (mm)

Jarak batang pengikat yang digunakan adalah 75 cm.

Tipikal sambungan memanjang diperlihatkan pada Gambar 6.4

Gambar 6.4 Tipikal sambungan memanjangb. Sambungan susut melintang

Kedalaman sambungan kurang lebih mencapai seperempat dari tebal pelat untuk perkerasan dengan lapis pondasi berbutir atau sepertiga dari tebal pelat untuk lapis pondasi stabilisasi semen sebagai mana diperlihatkan pada Gambar 6.6 dan 6.7.

Jarak sambungan susut melintang untuk perkerasan beton bersambung tanpa tulangan sekitar 4 5 m, sedangkan untuk perkerasan beton bersambung dengan tulangan 8 15 m dan untuk sambungan perkerasan beton menerus dengan tulangan sesuai dengan kemampuan pelaksanaan.Sambungan ini harus dilengkapi dengan ruji polos panjang 45 cm, jarak antara ruji 30 cm, lurus dan bebas dari tonjolan tajam yang akan mempengaruhi gerakan bebas pada saat pelat beton menyusut.

Setengah panjang ruji polos harus dicat atau dilumuri dengan bahan anti lengket untuk menjamin tidak ada ikatan dengan beton.

Diameter ruji tergantung pada tebal pelat beton sebagaimana terlihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5 Diameter ruji

No.Tebal pelat beton, h (mm)Diameter ruji (mm)

1125 < h 14020

2140 < h 16024

3160 < h 19028

4190 < h 22033

5220 < h 25036

Gambar 6.6 Sambungan susut melintang tanpa ruji

Gambar 6.7 Sambungan susut melintang dengan ruji

C.Prosedur Perencanaan

Prosedur perencanaan perkerasan beton semen didasarkan atas dua model kerusakan yatu :

Retak fatik (lelah) tarik lentur pada pelat.

Erosi pada pondasi bawah atau tanah dasar yang diakibatkan oleh lendutan berulang pada sambungan dan tempat retak yang direncanakan.

Prosedur ini mempertimbangkan ada tidaknya ruji pada sambungan atau bahu beton.

Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan dianggap sebagai perkerasan bersambung yang dipasang ruji.

1.Perencanaan tebal pelatTebal pelat taksiran dipilih dan total fatik serta kerusakan erosi dihitung berdasarkan komposisi lalu-lintas selama umur rencana. Jika kerusakan fatik atau erosi lebih dari 100%, tebal taksiran dinaikan dan proses perencanaan diulangi.

Tebal rencana adalah tebal taksiran yan paling kecil yang mempunyai total fatik dan atau total kerusakan erosi lebih kecil atau sama dengan 100%.

Langkah-langkah perencanaan tebal pelat diperlihatkan pada Gambar 6.10 dan Tabel 6.6.

Gambar 6.10 Sistem perencanaan perkerasan beton semenTabel 6.6 Langkah-langkah perencanaan tebal perkerasan beton semenLangkahUraian kegiatan

1Pilih jenis perkerasan beton semen, bersambung tanpa ruji, bersambung dengan ruji, atau menerus dengan tulangan.

2Tentukan apakah menggunakan bahu beton atau bukan

3Tentukan jenis dan tebal pondasi bawah berdasarkan nilai CBR rencana dan perkiraan jumlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana sesuai dengan gambar 6.2.

4Tentukan CBR efektif berdasarkan nilai CBR rencana dan pondasi bawah yang dipilih sesuai dengan gambar 6.3.

5Pilih kuat tarik lentur atau kuat tekan beton pada umur 28 hari (fcf).

6Pilih faktor keamanan beban lalu lintas (FKB).

7Taksir tebal pelat beton (taksiran awal dengan tebal tertentu berdasarkan pengalaman atau menggunakan contoh yang tersedia atau dapat menggunakan gambar 6.16 sampai dengan gambar 6.23.

8Tentukan tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE) untuk STRT dari Tabel 6.7 atau Tabel 6.8.

9Tentukan faktor rasio tegangan (FRT) dengan membagi tegangan ekivalen (TE) oleh kuat tarik lentur (fcf).

10Untuk setiap rentang beban kelompok sumbu tersebut, tentukan beban per roda dan kalikan dengan faktor keamanan bebab (FKB) untuk menentukan beban rencana per roda. Jika beban rencana per roda 65 kN (6,5 ton), anggap dan gunakan nilai tersebut sebagai batas tertinggi pada gambar 6.11 sampai gambar 6.13.

11Dengan faktor rasio tegangan (FRT) dan beban rencana, tentukan jumlah repetisi ijin untuk fatik dari gambar 6.11, yang dimulai dari beban roda tertinggi dari sumbu STRT tersebut.

12Hitung persentase dari repetisi fatik yang direncanakan terhadap jumlah repetisi ijin.

13Dengan menggunakan faktor erosi (FE), tentukan jumlah repetisi ijin untuk erosi dari gambar 6.12 atau 6.13.

14Hitung persentase dari repetisi erosi yang direncanakan terhadap jumlah repetisi ijin.

15Ulangi langkah 11 sampai dengan 14 untuk setiap beban per roda pada sumbu tersebut sampai jumlah repetisi beban ijin yang terbaca pada gambar 6.11 dan gambar 6.12 atau gambar 6.13 yang masing-masing mencapai 10 juta dan 100 juta repetisi.

16Hitung jumlah total fatik dengan menjumlahkan persentase fatik dari setiap beban roda pada STRT tersebut. Dengan cara yang sama hitung jumlah total erosi dari setiap beban roda STRT tersebut.

17Ulangi langkah 8 sampai dengan langkah 16 untuk setiap jenis kelompok sumbu lainnya.

18Hitung jumlah total kerusakan akibat fatik dan jumlah total kerusakan akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu.

19Ulangi langkah 7 sampai dengan langkah 18 hingga diperoleh ketebalan tertipis yang menghasilkan total kerusakan akibat fatik dan erosi 100 %. Tebal tersebut sebagai tebal perkerasan beton semen yang direncanakan.

Tabel 6.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu BetonTebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

15051,702,722,251,682,803,403,503,552,603,213,303,37

150101,622,562,091,582,793,393,463,502,593,203,283,32

150151,592,482,011,532,783,383,443,472,593,203,273,30

150201,562,431,971,512,773,373,433,462,593,193,263,29

150251,542,371,921,482,773,373,423,442,593,193,253,28

150351,492,281,821,432,763,363,393,402,583,183,233,25

150501,432,151,731,402,743,343,363,372,573,173,213,22

150751,382,021,641,362,723,323,333,322,563,163,193,19

16051,542,492,061,552,723,323,433,472,523,123,223,30

160101,472,341,921,442,713,313,393,432,513,113,203,26

160151,442,261,841,392,703,303,373,412,513,113,193,24

160201,412,221,801,372,693,293,363,402,503,103,183,23

160251,392,171,761,342,693,293,353,382,503,103,173,21

160351,342,071,671,292,683,283,323,342,493,093,153,18

160501,301,961,581,252,663,263,283,302,493,093,133,15

160751,241,851,491,232,643,243,263,252,483,083,123,12

17051,412,271,931,442,643,243,373,432,443,043,153,24

170101,342,141,781,332,623,223,333,382,433,033,133,20

170151,312,071,711,282,623,223,313,352,433,033,123,18

170201,292,031,671,262,613,213,303,342,423,023,113,17

170251,271,991,631,232,613,213,283,422,423,023,103,15

170351,231,901,541,182,603,203,253,282,413,013,083,12

170501,191,811,461,142,583,183,223,242,403,013,063,08

170751,141,701,371,102,573,173,193,192,403,003,043,05

18051,292,101,811,352,573,173,333,372,362,973,093,20

180101,231,981,661,242,553,153,283,322,352,963,073,15

180151,201,921,591,192,553,153,253,292,352,963,053,12

180201,181,881,551,172,543,143,243,282,352,953,043,11

180251,161,841,511,142,543,143,233,262,352,953,033,09

180351,121,761,431,092,533,133,203,222,342,943,013,06

180501,091,671,351,052,513,113,173,192,332,932,993,02

180751,031,571,261,012,493,103,133,142,322,922,972,99

19051,191,951,691,272,503,113,283,322,292,903,033,15

190101,131,841,551,162,483,093,233,272,282,893,003,10

190151,101,781,491,112,483,083,203,242,282,882,983,07

190201,091,751,451,092,473,073,193,232,272,882,983,06

190251,071,711,411,062,473,073,173,212,272,882,973,04

190351,031,631,331,012,463,063,143,172,262,872,953,00

190501,001,551,260,972,443,043,103,142,262,862,932,97

190750,961,461,170,912,433,033,073,092,252,852,912,93

Tabel 6.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton(lanjutan)

Tebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

20051,101,811,601,202,443,043,233,272,232,832,973,10

200101,051,701,461,102,423,023,183,222,222,822,953,05

200151,021,651,401,052,423,023,153,192,222,822,933,02

200201,011,621,361,022,413,013,143,182,212,812,923,01

200250,991,591,330,992,403,013,123,162,212,812,912,99

200350,961,521,250,942,393,003,093,122,202,802,892,95

200500,921,441,180,892,382,983,063,092,192,792,872,92

200750,891,361,100,842,362,963,003,042,182,782,852,88

21051,021,691,501,142,382,993,183,232,172,772,923,06

210100,971,591,381,042,362,974,133,182,162,762,893,01

210150,941,541,320,992,362,963,103,152,152,752,872,98

210200,931,511,280,962,352,953,093,132,142,752,872,96

210250,921,481,250,932,342,953,073,112,142,752,862,94

210350,891,411,180,882,332,943,043,072,132,742,842,90

210500,861,351,110,832,322,923,013,042,132,732,812,86

210750,821,271,030,782,302,902,952,982,122,722,792,83

22050,941,681,421,082,332,933,143,192,112,712,873,02

220100,901,491,300,982,312,913,093,132,102,702,842,96

220150,881,441,250,932,302,903,063,102,092,692,822,93

220200,871,421,220,912,292,893,053,092,082,692,812,92

220250,851,391,180,882,292,893,030,072,082,692,802,90

220350,821,331,110,832,282,882,993,032,072,682,782,86

220500,791,271,040,792,262,882,963,002,072,672,762,83

220750,761,190,970,732,242,852,922,952,062,662,722,78

23050,881,491,351,032,282,883,103,142,052,652,822,98

230100,841,411,240,942,262,863,053,092,042,642,792,92

230150,821,381,190,892,252,853,023,062,032,642,772,89

230200,811,341,160,872,242,842,003,052,032,632,762,88

230250,801,311,120,842,232,832,983,032,032,632,752,86

230350,771,251,050,782,212,812,942,992,022,622,732,82

230500,741,190,990,742,202,802,912,952,012,612,702,78

230750,711,120,910,702,102,792,862,912,002,602,682,74

24050,821,401,290,982,232,833,063,111,992,602,782,94

240100,791,321,180,892,212,813,013,051,982,592,742,88

240150,771,281,130,852,202,802,983,021,982,582,722,85

240200,761,261,100,832,192,792,963,011,972,572,722,84

240250,751,231,060,802,182,762,942,991,972,572,712,82

240350,721,170,990,742,172,762,902,951,962,562,692,78

240500,691,120,940,702,152,752,882,911,952,552,662,74

240750,671,050,860,662,132,742,832,881,942,542,632,69

Tabel 6.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton(lanjutan)

Tebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

25050,771,331,230,942,182,783,023,071,942,542,732,90

250100,741,251,120,862,162,762,973,011,932,532,702,85

250150,721,211,070,812,152,752,942,981,932,532,682,82

250200,711,181,040,792,142,742,932,971,922,522,672,80

250250,701,161,010,762,132,732,912,951,922,522,662,78

250350,681,110,960,712,122,712,872,911,912,512,642,74

250500,651,060,890,672,102,702,832,881,902,502,612,70

250750,630,990,820,612,062,692,792,831,892,492,592,65

26050,731,261,180,902,132,732,993,031,892,492,692,87

260100,701,181,080,822,112,712,932,981,882,482,662,81

260150,681,151,030,782,102,702,902,951,882,482,642,78

260200,671,121,000,752,092,692,892,931,872,472,632,76

260250,661,100,970,732,082,692,872,911,872,472,622,74

260350,641,050,910,682,072,682,832,871,862,462,592,70

260500,611,000,850,642,052,652,802,841,852,452,562,67

260750,590,950,780,582,032,642,752,781,842,442,542,61

27050,681,191,130,872,092,692,953,001,842,442,652,83

270100,661,121,030,792,072,672,902,941,832,432,622,78

270150,641,090,980,752,062,662,872,911,832,432,602,75

270200,631,060,960,722,052,652,852,901,822,422,592,73

270250,621,040,930,702,042,642,832,861,822,422,582,71

270350,600,990,870,652,022,632,792,841,812,412,552,67

270500,580,950,810,612,002,612,762,801,802,402,522,63

270750,560,890,740,571,992,592,702,751,792,392,502,58

28050,651,131,080,832,052,652,922,971,802,402,622,80

280100,621,060,990,752,032,632,862,911,792,392,582,74

280150,601,030,940,722,012,622,832,881,782,382,562,71

280200,601,010,920,692,002,612,822,871,772,372,552,70

280250,590,990,890,671,992,602,802,851,772,372,542,68

280350,570,940,830,621,972,582,762,811,762,362,512,64

280500,550,900,780,591,962,562,722,771,752,352,482,60

280750,530,860,710,531,942,552,682,721,742,342,462,55

29050,611,081,040,802,012,612,892,931,752,352,582,77

290100,591,010,950,731,992,592,832,881,742,342,542,71

290150,580,980,900,701,972,582,802,851,742,342,522,68

290200,570,960,880,671,962,572,792,831,732,332,512,67

290250,560,940,850,651,952,562,772,811,732,332,502,65

290350,540,900,800,601,932,542,732,771,722,322,472,61

290500,520,860,750,561,922,522,692,741,712,312,442,56

290750,500,810,680,521,902,502,642,681,702,302,422,51

Tabel 6.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton(lanjutan)

Tebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

30050,581,031,000,771,972,572,862,901,712,312,552,74

300100,560,970,910,701,952,552,802,851,702,302,512,68

300150,550,940,870,671,932,542,772,821,692,302,492,65

300200,540,920,850,651,922,532,762,801,682,292,482,64

300250,530,900,820,631,912,522,742,781,682,292,462,62

300350,510,860,770,581,892,502,702,741,672,282,432,58

300500,490,820,720,541,882,482,662,701,662,262,412,53

300750,470,780,650,501,862,462,612,651,652,262,372,48

31050,550,980,970,741,942,542,832,881,672,272,512,71

310100,530,920,890,681,912,512,772,821,662,262,472,65

310150,520,890,840,651,892,492,652,791,652,252,452,62

310200,510,880,820,631,892,492,642,771,642,242,442,61

310250,500,860,790,601,882,482,642,751,642,242,432,59

310350,490,820,740,551,862,462,632,711,632,232,402,55

310500,470,780,690,511,842,442,622,671,622,222,372,50

310750,450,740,630,481,822,422,582,621,612,212,342,45

32050,530,940,930,711,902,502,802,851,632,232,482,69

320100,510,880,850,651,872,482,742,791,622,222,442,63

320150,500,850,810,621,852,462,712,761,612,212,422,60

320200,490,840,790,601,852,452,702,741,602,202,412,58

320250,480,820,760,581,842,442,682,721,602,202,402,56

320350,460,780,710,541,822,422,642,681,592,192,372,52

320500,440,750,670,511,802,402,602,641,582,182,332,47

320750,430,710,610,451,782,382,552,591,572,172,312,42

33050,500,900,900,691,872,472,782,821,592,192,452,66

330100,480,850,820,631,842,442,722,761,582,182,412,60

330150,470,820,790,601,822,422,692,731,572,172,392,57

330200,460,800,760,581,812,422,672,721,562,162,382,55

330250,460,780,740,561,802,412,652,701,562,162,362,53

330350,450,740,690,521,782,392,612,661,552,152,332,49

330500,420,710,640,481,762,362,572,621,542,142,302,45

330750,410,680,590,451,742,352,522,571,532,132,282,40

34050,480,860,870,651,842,442,752,791,552,152,422,63

340100,460,800,790,611,812,412,692,741,542,142,382,57

340150,450,780,760,581,792,392,662,711,532,142,362,54

340200,440,770,730,571,782,382,642,691,522,132,352,52

340250,440,750,710,551,772,372,622,671,522,122,332,50

340350,430,720,660,511,752,352,582,631,512,112,302,46

340500,400,680,620,471,732,332,542,591,502,102,272,42

340750,390,650,560,431,712,312,492,541,492,092,242,37

Tabel 6.7 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton(lanjutan)

Tebal Slab (mm)CBR EfektifTanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

35050,460,830,850,631,802,412,722,771,512,112,392,61

350100,440,780,770,591,772,382,672,711,502,102,352,55

350150,430,750,740,561,752,362,642,681,502,102,332,52

350200,420,740,710,551,752,352,622,661,492,092,322,50

350250,420,720,690,531,742,342,602,641,492,092,302,48

350350,410,690,640,491,722,322,562,601,482,082,272,44

350500,390,650,600,461,692,292,522,561,462,072,242,39

350750,370,620,540,421,672,282,472,511,462,062,212,34

Tabel 6.8 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu BetonTebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

15051,422,161,811,452,342,942,993,002,142,742,782,81

150101,362,041,701,392,322,922,942,942,132,722,732,75

150151,331,981,651,362,322,922,912,912,122,722,702,72

150201,321,941,621,352,312,912,902,902,112,712,692,70

150251,301,901,591,332,302,902,882,882,102,702,672,67

150351,271,821,531,302,292,892,852,842,082,692,642,63

150501,231,741,491,282,272,872,822,812,062,672,602,59

150751,201,651,431,262,252,852,792,772,042,652,572,56

16051,291,981,671,332,262,872,932,952,062,662,722,77

160101,241,871,561,262,242,852,882,892,042,642,672,69

160151,211,821,511,232,242,842,852,862,042,642,642,66

160201,201,791,491,212,232,832,842,842,032,632,622,64

160251,181,751,461,202,232,832,822,822,022,622,602,62

160351,151,671,411,172,222,822,792,782,002,612,562,57

160501,121,601,361,152,202,802,752,751,982,592,532,53

160751,101,521,301,132,182,782,722,691,972,572,502,49

17051,171,831,551,222,192,802,882,901,992,592,662,72

170101,131,731,451,162,172,782,832,841,972,572,612,64

170151,111,681,401,132,172,772,802,811,962,572,582,61

170201,101,651,381,122,162,762,792,791,952,562,572,59

170251,081,621,351,102,162,762,772,771,952,552,552,57

170351,051,551,301,072,152,752,732,731,942,532,512,53

170501,031,491,251,042,132,732,702,701,912,512,472,48

170751,021,411,191,032,112,712,662,641,892,492,432,43

18051,071,701,441,132,132,732,832,861,922,522,612,68

180101,031,601,351,072,112,712,782,791,902,502,562,60

180151,011,551,301,042,102,712,752,761,892,502,532,57

180201,011,531,281,032,092,702,732,741,882,492,512,54

180251,001,501,251,012,092,692,712,721,882,482,492,52

180350,981,441,200,982,082,682,672,681,872,462,452,47

180500,951,381,160,962,062,662,642,641,842,442,422,42

180750,941,311,100,942,042,642,612,601,822,422,362,37

19050,991,581,351,052,072,672,782,821,862,462,572,64

190100,961,491,260,992,052,652,722,751,842,442,512,56

190150,941,441,210,972,042,642,702,721,832,432,482,53

190200,931,421,190,962,032,632,692,701,822,422,462,50

190250,921,401,170,942,032,632,672,681,812,412,442,48

190350,901,351,120,912,022,622,632,641,792,402,402,43

190500,881,291,080,882,002,602,602,601,772,382,362,38

190750,871,221,020,861,982,582,552,551,762,362,322,31

Tabel 6.8 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton(lanjutan)

Tebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

20050,911,471,270,992,012,612,742,781,802,402,522,60

200100,891,391,180,931,992,592,692,711,782,382,462,52

200150,871,351,150,901,982,592,662,681,772,372,432,49

200200,861,331,120,891,972,582,642,661,762,362,422,48

200250,851,301,100,871,972,572,622,641,752,352,402,44

200350,831,251,050,841,962,562,582,601,732,332,362,39

200500,821,201,010,821,942,542,542,551,712,312,322,33

200750,811,140,950,801,922,522,512,501,692,302,272,28

21050,851,381,200,931,962,562,702,751,742,342,482,57

210100,821,301,110,871,942,542,652,671,722,322,422,49

210150,801,271,080,841,932,532,622,641,712,312,392,45

210200,801,241,050,831,922,522,602,621,702,302,372,43

210250,791,221,030,811,912,512,582,601,692,292,352,40

210350,771,170,980,781,902,492,542,561,672,282,312,34

210500,761,130,940,761,882,482,512,511,652,262,272,29

210750,751,070,900,741,862,472,452,461,642,242,222,22

22050,791,301,130,871,912,512,672,721,682,292,442,54

220100,771,221,050,811,892,492,612,641,662,272,382,46

220150,761,191,020,791,882,482,582,611,662,262,352,42

220200,751,170,990,781,872,472,562,581,652,252,332,39

220250,741,150,970,761,862,462,542,561,642,242,312,37

220350,721,110,920,731,852,452,502,521,622,222,272,32

220500,711,060,880,711,832,432,472,481,602,202,232,26

220750,701,010,850,691,812,412,412,411,582,182,182,19

23050,741,221,080,821,862,462,632,691,632,232,402,50

230100,721,151,000,771,842,442,572,611,612,212,342,42

230150,711,120,970,751,832,432,542,581,602,212,312,39

230200,701,100,940,741,822,422,522,551,592,202,292,36

230250,691,080,920,721,812,412,502,531,582,192,272,34

230350,681,040,870,691,802,402,462,481,562,172,232,28

230500,671,000,830,671,782,382,432,441,542,152,192,22

230750,660,960,800,651,762,362,372,371,532,132,122,16

24050,691,161,020,781,812,412,602,661,582,182,362,47

240100,671,090,950,721,792,392,542,581,562,172,302,39

240150,661,060,920,701,782,382,512,551,552,152,272,36

240200,651,040,890,691,772,372,492,521,542,142,252,33

240250,651,020,870,681,762,362,472,501,532,132,232,31

240350,640,980,830,661,752,352,432,451,512,112,192,25

240500,630,950,790,631,732,332,392,411,492,102,152,19

240750,620,890,760,611,712,312,342,341,482,082,102,13

Tabel 6.8 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton(lanjutan)

Tebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

25050,651,090,980,731,772,372,562,631,542,142,322,45

250100,631,030,900,691,742,352,502,551,522,122,262,37

250150,621,000,870,671,732,342,472,521,502,112,232,33

250200,610,990,850,661,722,332,452,491,492,102,222,30

250250,610,970,830,641,722,322,432,471,482,092,202,28

250350,600,930,790,611,712,302,392,421,462,072,162,22

250500,590,900,750,591,682,282,362,381,442,052,112,16

250750,580,860,720,571,662,272,302,311,432,032,062,10

26050,611,040,930,711,722,332,532,611,492,092,292,42

260100,600,980,860,661,702,302,472,531,472,072,232,34

260150,590,950,830,631,692,282,442,491,462,062,302,30

260200,580,940,810,621,682,282,422,461,452,052,182,28

260250,570,920,790,611,672,272,402,441,442,042,162,25

260350,560,880,750,591,662,262,362,391,422,022,122,19

260500,560,850,710,561,642,242,322,351,402,002,082,13

260750,550,810,680,541,622,222,272,281,381,982,012,06

27050,570,990,890,661,682,282,502,581,452,052,252,39

270100,550,930,830,621,662,262,442,501,432,032,202,31

270150,550,900,800,601,652,252,412,471,412,022,172,27

270200,540,890,780,591,642,242,392,441,402,012,152,25

270250,540,870,760,581,632,232,372,421,392,002,132,22

270350,530,840,720,561,612,222,332,371,371,982,092,16

270500,530,800,680,531,592,202,292,321,351,962,042,11

270750,520,770,650,521,582,182,242,251,341,941,992,03

28050,540,940,860,631,642,252,482,561,402,012,222,37

280100,520,890,790,601,622,222,412,481,381,992,162,29

280150,520,860,760,581,612,202,382,441,371,972,132,25

280200,510,850,740,571,602,202,362,421,361,962,122,22

280250,510,830,730,561,592,192,342,391,351,952,102,20

280350,500,800,690,541,572,182,302,341,331,932,062,14

280500,500,760,660,511,552,162,262,291,311,912,012,08

280750,490,740,620,491,542,142,212,221,291,891,962,00

29050,510,900,820,601,612,212,452,541,361,972,192,34

290100,500,850,760,571,582,182,392,461,341,942,132,26

290150,500,820,730,551,562,162,362,421,331,922,102,22

290200,490,810,720,541,562,162,342,391,321,922,082,20

290250,490,790,700,531,552,152,322,371,311,912,062,17

290350,480,760,660,511,532,142,282,321,291,892,022,11

290500,470,730,630,491,512,122,232,271,271,871,982,05

290750,470,700,600,471,502,102,182,191,251,851,931,98

Tabel 6.8 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton(lanjutan)

Tebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

30050,490,860,790,581,572,172,422,521,321,932,162,32

300100,480,810,730,551,552,152,362,441,301,912,102,24

300150,470,780,700,531,532,142,332,401,291,892,072,20

300200,460,770,690,521,522,132,312,371,281,882,052,18

300250,460,760,670,511,512,122,292,351,271,872,032,15

300350,460,730,640,491,492,102,252,301,251,851,992,09

300500,450,700,600,461,482,082,202,241,231,831,952,03

300750,450,670,570,451,462,062,152,171,211,811,901,95

31050,460,810,760,551,542,142,402,501,291,892,132,30

310100,450,770,700,521,512,112,332,421,271,872,072,22

310150,450,750,680,501,492,092,302,381,251,862,042,18

310200,440,740,660,501,492,092,282,351,241,852,032,15

310250,440,720,640,491,482,082,262,331,231,842,012,13

310350,430,690,610,471,482,062,222,281,211,821,972,07

310500,430,670,580,441,442,042,182,221,191,791,922,01

310750,420,630,540,431,422,022,132,151,171,771,871,93

32050,440,780,740,531,502,112,372,481,251,852,102,27

320100,430,740,680,501,482,082,312,401,231,832,052,19

320150,430,720,650,481,462,062,282,361,221,822,022,15

320200,420,710,640,481,452,062,262,331,211,812,002,13

320250,420,690,620,471,442,052,242,311,201,801,982,10

320350,410,660,590,451,422,032,202,261,181,781,942,04

320500,410,640,550,431,412,012,152,201,151,761,891,98

320750,410,620,530,411,391,992,102,121,131,741,841,91

33050,420,740,710,511,472,072,352,461,221,822,072,25

330100,410,710,650,481,442,052,292,381,191,792,022,17

330150,410,690,630,461,422,032,262,341,171,771,992,13

330200,400,680,620,461,422,022,242,311,171,771,972,11

330250,400,670,600,451,412,012,212,291,161,761,952,08

330350,390,640,570,431,391,992,172,241,141,741,912,02

330500,390,610,530,411,371,972,132,181,121,721,871,96

330750,390,590,510,391,351,952,062,101,101,701,801,88

34050,400,710,690,491,442,042,332,441,181,782,052,23

340100,390,680,640,471,412,022,262,361,161,761,992,15

340150,390,660,610,451,392,002,232,321,151,751,962,11

340200,380,650,600,441,391,992,212,291,141,741,942,09

340250,380,640,580,431,381,982,192,271,131,731,922,06

340350,370,620,550,411,361,962,152,221,111,711,882,00

340500,370,590,520,391,341,942,102,161,081,691,841,94

340750,370,570,490,381,321,922,052,081,061,671,791,86

Tabel 6.8 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton(lanjutan)

Tebal Slab (mm)CBR Efektif

Tanah Dasar (%)Tegangan SetaraFaktor Erosi

Tanpa RujiDengan Ruji/

Beton Bertulang

STRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRGSTRTSTRGSTdRGSTrRG

35050,380,690,670,471,412,012,312,431,151,752,022,21

350100,370,650,620,451,381,982,242,351,131,731,972,13

350150,370,630,590,441,361,962,212,301,111,711,942,09

350200,360,620,580,431,361,962,192,281,101,701,922,07

350250,360,610,560,421,351,952,172,251,091,691,902,04

350350,360,590,530,401,331,932,132,191,071,671,861,98

350500,360,570,500,381,311,912,082,141,051,651,811,92

350750,350,550,470,361,291,892,032,061,031,631,761,84

Gambar 6.11 Analisis fatik dan beban repetisi ijin

berdasarkan rasio tegangan, dengan/tanpa bahu beton

Gambar 6.12 Analisis erosi dan jumlah repetisi beban ijin,

berdasarkan faktor erosi, tanpa bahu beton

Gambar 6.13 Analisis erosi dan jumlah repitisi beban

berdasarkan faktor erosi, dengan bahu beton

2. Perencanaan tulangan

Tujuan utama penulangan adalah untuk:

Membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat dipertahankan Memungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang agar dapat mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan

Mengurangi biaya pemeliharaan

Jumlah tulangan yang diperlukan dipengaruhi oleh jarak sambungan susut, sedangkan dalam hal beton bertulang menerus, diperlukan jumlah tulangan yang cukup untuk mengurangi sambungan susut.

a. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan

Pada perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan, ada kemungkinan penulangan perlu dipasang guna mengendalikan retak. Bagian-bagian pelat yang diperkirakan akan mengalami retak akibat konsentrasi tegangan yang tidak dapat dihindari dengan pengaturan pola sambungan, maka pelat harus diberi tulangan.Penerapan tulangan umumnya dilaksanakan pada :

1) Pelat dengan bentuk tak lazim (odd-shaped slabs),

Pelat disebut tidak lazim bila perbandingan antara panjang dengan lebar lebih besar dari 1,25, atau bila pola sambungan pada pelat tidak benar-benar berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang.

2) Pelat dengan sambungan tidak sejalur (mismatched joints).

3) Pelat berlubang (pits or structures).

b. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan

Luas penampang tulangan dapat dihitung dengan persamaan berikut :

.(6.8)di mana:

As = luas penampang tulangan baja (mm/m lebar pelat)

fs = kuattarik ijin tulangan (MPa). Biasanya 0,6 kali tegangan leleh.

g = gravitasi (m/detik).

h = tebal pelat beton (m)

L = jarak antara sambungan yang tidak diikat dan/atau tepi bebas pelat (m)

M = berat per satuan volume pelat (kg/m)

= koefisien gesek antara pelat beton dan pondasi bawah sebagaimana pada

Tabel 6.1.Luas penampang tulangan berbentuk anyaman empat persegi panjang dan bujur sangkar ditunjukkan pada Tabel 6.9.

Tabel 6.9 Ukuran dan berat tulangan polos anyaman las

Tulangan memanjangTulangan melintangLuas penampang tulanganberat persatuan luas (kgm2)

Diameter (mm)Jarak (mm)Diameter (mm)Jarak (mm)Memanjang (mm2/mm)Melintang

(mm2/mm)

Empat persegi panjang

12,51008,0200122725111,606

11,21008,02009862519,707

10,01008,02007852518,138

9,01008,02006362516,967

8,01008,02005032515,919

7,11008,02003962515,091

9,02008,02503182014,076

8,02008,02502512013,552

Bujur sangkar

8,01008,01005035037,892

10,020010,02003933936,165

9,02009,02003183184,994

8,02008,02002512513,946

7,12007,12001961963,108

6,32006,32001561562,447

5,02005,020098981,542

4,02004,020063630,987

c. Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan1) Penulangan memanjang

Tulangan memanjang yang dibutuhkan pada perkerasan beton semen bertulang menerus dengan tulangan dihitung dari persamaan berikut:

...(6.9)

di mana :

Ps= persentase luas tulangan memanjang yang dibutuhkan terhadap luas

penampang beton (%)

fct = kuat tarik langsung beton = (0,4 0,5 fcf) (kg/cm)

fy = tegangan leleh rencana baja (kg/cm)

n = angka ekivalensi antara baja dan beton (Es/Ec), dapat dilihat pada Tabel 6.10 atau dihitung dengan rumus

= koefisien gesekan antara pelat beton dengan lapisan di bawahnya

Es = modulus elastisitas baja = 2,1 x 106 (kg/cm)

Ec = modulus elastisitas beton = 1485 f c (kg/cm)

Tabel 6.10 Hubungan kuat tekan beton dan angka ekivalen baja dan beton (n)fc (kg/cm2)n

175 22510

235 2858

290 ke atas6

Persentase minimum dari tulangan memanjang pada perkerasan beton menerus adalah 0,6 % luas penampang beton. Jumlah optimum tulangan memanjang perlu dipasang agar jarak dan lebar retakan dapat dikendalikan. Secara teoritis jarak antararetakan pada perkerasan beton menerus dengan tulangan dihitung dari persamaan berikut:

..(6.10)

di mana:

Lcr= jarak teoritis antara retakan (cm).

p= perbandingan luas tulangan memanjang dengan luas penampang beton.

u= perbandingan keliling terhadap luas tulangan = 4/d.

fb= tegangan lekat antara tulangan dengan beton = (1,97 fc)/d. (kg/cm2).

s= koefisien susut beton = (400.10-6).

fct= kuat tarik langsung beton = (0,4 0,5 fcf) (kg/cm2).

n= angka ekivalensi antara baja dan beton (Es/Ec).

Es = modulus elastisitas baja = 2,1 x 106 (kg/cm)

Ec = modulus elastisitas beton = 14850 f c (kg/cm)

Untuk menjamin agar didapat retakan-retakan yang halus dan jarak antara retakan yang optimum, maka:

persentase tulangan dan perbandingan antara keliling dan luas tulangan harus besar

perlu menggunakan tulangan ulir (deformed bars) untuk memperoleh tegangan lekat yang lebih tinggi.

Jarak retakan teoritis yang dihitung dengan persamaan di atas harus memberikan hasil antara 150 dan 250 cm.

Jarak antar tulangan 100 mm 225 mm . Diameter batang tulangan memanjang berkisar antara 12 mm dan 20 mm.

2)Penulangan melintang

Luas tulangan melintang (As) yang diperlukan pada perkerasan beton menerus dengan tulangan dihitung menggunakan persamaan.

Tulangan melintang direkomendasikan sebagai berikut:

diameter batang ulir tidak lebih kecil dari 12 mm.

jarak maksimum tulangan dari sumbu-ke-sumbu 75 cm.

3)Penempatan tulangan

Penulangan melintang pada perkerasan beton semen harus ditempatkan pada kedalaman lebih besar dari 65 mm dari permukaan untuk tebal pelat 20 cm dan maksimum sampai sepertiga tebal pelat untuk tebal pelat > 20 cm. Tulangan arah memanjang dipasang di atas tulangan arah melintang.D. Perencanaan Lapis TambahPelapisan tambahan pada perkerasan beton semen dibedakan atas:

Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan lentur.

Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan beton semen.

Pelapisan tambahan perkerasan lentur di atas perkerasan beton semen.

1.Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan beton aspalTebal lapis tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan lentur dihitung dengan cara yang sama seperti perhitungan tebal pelat beton semen pada perencanaan baru yang telah dijelaskan sebelumnya.

Modulus reaksi perkerasan lama (k) diperoleh dengan melakukan pengujian pembebanan pelat (plate bearing test) menurut AASHTO T.222-81 di atas permukaan perkerasan lama yang selanjutnya dikorelasikan terhadap nilai CBR menurut gambar 6.14.

Bila nilai k lebih besar dari 140 kPa/mm (14 kg/cm2), maka nilai k dianggap sama dengan 140 140 kPa/mm (14 kg/cm2) dengan nilai CBR 50 %.

Gambar 6.14 Hubungan antara CBR dan Modulus Reaksi Tanah Dasar

2.Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan beton semen

Jenis pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perkerasan beton semen, antara lain:

Pelapisan tambahan dengan lapis pemisah (unbonded atau separated overlay).

Pelapisan tambahan langsung (direct overlay).

a.Pelapisan tambahan perkerasan beton semen dengan lapis pemisah

Tebal lapis tambahan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

Tr= (T2 Cs.To2)..(6.11)

di mana:

Tr =tebal lapis tambahan T= tebal perlu berdasarkan beban rencana dan daya dukung tanah dasar dan lapis pondasi bawah dari jalan lama sesuai dengan cara yang telah dijelaskan.

To=tebal pelat lama (yang ada).

Cs=koefisien yang menyatakan kondisi pelat lama yang nilainya adalah:

Cs= 1,0kondisi struktur perkerasan lama masih baik

Cs = 0,75kondisi perkerasan lama, baru mengalami retak awal pada sudut-sudut sambungan.

Cs= 0,35kondisi perkerasan lama secara srtuktur telah rusak.

Tebal minimum lapis tambahan dengan lapis pemisah sebesar 150 mm.

Lapis pemisah dimaksudkan untuk mencegah refleksi penyebaran retak perkerasan lama ke lapis tambahan, yang biasanya terbuat dari beton aspal dengan ketebalan minimum 3 cm. Letak dan jenis sambungan serta penulangan pada lapis tambahan tidak perlu sama dengan yang ada pada perkerasan lama.b.Pelapisan tambahan langsung

Tebal lapis tambahan dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

Tr = 1,4 (T1,4 Cs.To1,4)..(6.12)

di mana:

Tr=tebal lapis tambahan

T =tebal perlu berdasarkan beban rencana dan daya dukung tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah dari jalan lama sesuai dengan cara yang telah dijelaskan.

To =tebal pelat lama (yang ada).

Cs =faktor yang menyatakan keadaan struktural perkerasan lama,yang besarnya antara 0,75 1,0.

Tebal minimum lapis tambahan adalah 130 mm.

Letak sambungan pada lapis tambahan harus sama dengan letak sambungan pada perkerasan lama.

Jenis sambungan dan penulangan pada lapis tambahan tidak harus sama dengan jenis sambungan dan penulangan pada perkerasan lama.

Perkerasan lama yang mengalami retak awal (Cs = 0,75) dapat diberi lapisan tambahan langsung bila kerusakannya dapat diperbaiki.

3.Pelapisan tambahan perkerasan beton aspal di atas perkerasan beton semenStruktur perkerasan beton semen harus dievaluasi agar tebal efektifnya dapat dinilai sebagai aspal beton. Untuk menentukan tebal efektif (TE) setiap lapisan perkerasan yang ada harus dikonversikan ke dalam tebal ekivalen aspal beton sesuai dengan Tabel 6.11. Dengan demikian tebal lapis tambahan yang diperlukan, dihitung berdasarkan perhitungan lapis tambahan pada perkerasan lentur.Dalam menentukan tebal ekivalen perkerasan beton semen perlu memperhatikan kondisi dan daya dukung lapisan beton semen yang ada. Apabila lapisan-lapisan perkerasan telah diketahui dan kondisinya ditetapkan, kemudian faktor konversi yang sesuai dipilih dari Tabel 6.11 dan tebal efektif dari setiap lapisan dapat ditentukan.

Tebal efektif setiap lapisan merupakan hasil perkalian antara tebal lapisan dan faktor konversi. Tebal efektif untuk seluruh perkerasan merupakan jumlah tebal efektif dari masing-masing lapisan.

Tebal lapisan tambahan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tr = T Te (6.13)di mana: Tr= tebal lapis tambahan

T = tebal perlu berdasarkan beban rencana dan daya dukung tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah dari jalan lama sesuai dengan cara yang telah dijelaskan. Te=tebal efektif perkerasan lama.

Tebal lapis tambahan perkerasan lentur yang diletakkan lansung di atas perkerasan beton semen dianjurkan minimum 100 mm. Apabila tebal lapisan tambahan lebih dari 180 mm, konstruksi lapis tambahan dapat menggunakan lapisan peredam retak sebagai mana terlihat pada gambar 6.15 berikut:

Gambar 6.15 Lapisan peredam retak pada sistem pelapisan tambahan.

Table 6.11 Faktor konversi lapis perkerasan lama untuk perencanaan lapis

tambahan menggunakan perkerasan beton aspal

Klasifikasi bahanDeskripsi bahanFaktor konversi (Fk)

ITanah dasar asli, tanah dasar perbaikan dengan bahan berbutir, atau stabilisasi kapur.0

IILapis pondasi atau pondasi bawah yang terdiri dari bahan berbutir bergradasi baik, keras mengandung bahan halus bersifat platis, dengan CBR 20 %, Fk = 0,2 untuk PI (Plastisitas Indek) 6, dan 0,1 untuk Pi > 6.0,1 0,2

IIILapis pondasi atau pondasi bawah yang distabilisasi semen atau kapur dengan PI 10.0,2 0,3

IVa. Lapis permukaan atau lapis pondasi dengan bahan pengikat aspal emulsi atau aspal cair yang telah retak menyeluruh, pelepasan butir, penurunan mutu agregat, pengaluran pada jejak roda, dan penurunan stabilitas.b. Perkerasan beton semen (termasuk perkerasan yang telah ditutup lapis peraspalan) yang telah patah-patah menjadi potongan-potongan dengan berukuran 0,6 m dalam arah dimensi maksimal. Fk = 0,5 apabila digunakan lapis pondasi bawah, dan 0,3 apabila pelat langsung di atas tanah dasar.0,3 0,5 0,3 0,5

Va. Lapis permukaan dan lapis pondasi beton aspal, yang telah menunjukkan pola retak yang jelas.

b. Lapis permukaan dan lapis pondasi, dengan bahan pengikat aspal emulsi atau aspal cair yang telah retak halus, pelepasan butir, penurunan mutu agregat, dan alur kecil pada jejak roda tapi masih mantap.c. Perkerasan beton semen (termasuk perkerasan yang telah ditutup lapis peraspalan) yang telah retak dan tidak rata dan tidak bisa ditutup secara baik. Potongan-potongan pelat berukuran sekitar 1 sampai 4 m2, dan telah diperbaiki. 0,5 0,7

0,5 0,70,5 0,7

VIa. Lapis permukaan dan lapis pondasi beton aspal yang telah menunjukkan retak halus dengan pola setempat-setempat dan alur kecil pada jejak roda tapi masih mantap.

b. Lapis permukaan dan lapis pondasi dengan bahan pengikat aspal emulsi atau aspal cair yang masih mantap, secara umum belum retak,tidak menunjukkan kegemukan (bleeding) dan terjadi alur kecil pada jejak roda.

c. Perkerasan beton semen (termasuk perkerasan yang telah ditutup lapis peraspalan) yang masih mantap dan telah ditutup (undersealed), telah retak-retak tapi tidak terdapat potongan-potongan pelat yang berukuran lebih kecil 1 m2.0,7 0,9

0,7 0,90,7 0,9

VIIa. Lapis permukaan dan lapis pondasi beton aspal, secara umum belum retak, dan terdapat alur kecil pada jejak roda.

b. Perkerasan beton semen yang masih mantap, sudah ditutup (undersealed), dan umumnya belum retak.

c. Lapis pondasi beton semen dibawah lapis permukaan beraspal, yang masih mantap, tidak terjadi pamping (pumping) dan memberikan retak refleksi yang kecil pada permukaan. 0,9 1,0

0,9 1,0

0,9 1,0

CBR Eff 5 % CBR Eff 15 % CBR Eff 35 %

Tanpa bahu beton

Dengan bahu beton Gambar 6.16 Contoh grafik perencanaan, f = 4,25 MPa, Lalu lintas Dalam Kota,

Tanpa Ruji, FKB = 1,1

CBR Eff 5 % CBR Eff 15 % CBR Eff 35 %

Tanpa bahu beton

Dengan bahu beton

Gambar 6.17 Contoh grafik perencanaan, f = 4,25 MPa, Lalu lintas Dalam Kota,

Tanpa Ruji, FKB = 1,2

CBR Eff 5 % CBR Eff 15 % CBR Eff 35 %

Tanpa bahu beton

Dengan bahu beton

Gambar 6.18 Contoh grafik perencanaan, f = 4,25 MPa, Lalu lintas Dalam Kota,

Dengan Ruji, FKB = 1,1

Legen:

CBR Eff 5 % CBR Eff 15 % CBR Eff 35 %

Tanpa bahu beton

Dengan bahu beton

Gambar 6.19 Contoh grafik perencanaan, f = 4,25 MPa, Lalu lintas Dalam Kota,

Dengan Ruji, FKB = 1,2

CBR Eff 5 % CBR Eff 15 % CBR Eff 35 %

Tanpa bahu beton

Dengan bahu beton

Gambar 6.20 Contoh grafik perencanaan, f = 4,25 MPa, Lalu lintas Luar Kota,

Tanpa Ruji, FKB = 1,1

CBR Eff 5 % CBR Eff 15 % CBR Eff 35 %

Tanpa bahu beton

Dengan bahu beton

Gambar 6.21 Contoh grafik perencanaan, f = 4,25 MPa, Lalu lintas Luar Kota,

Tanpa Ruji, FKB = 1,2

CBR Eff 5 % CBR Eff 15 % CBR Eff 35 %

Tanpa bahu beton

Dengan bahu beton

Gambar 6.22 Contoh grafik perencanaan, f = 4,25 MPa, Lalu lintas Luar Kota,

Dengan Ruji, FKB = 1,1Gambar 6.22

CBR Eff 5 % CBR Eff 15 % CBR Eff 35 %

Tanpa bahu beton

Dengan bahu beton

Gambar 6.23 Contoh grafik perencanaan, f = 4,25 MPa, Lalu lintas Luar Kota,

Dengan Ruji, FKB = 1,2Sub grade

Concrete slab

Pen dowel

Bahan penutup/kedap air

Lapis aspal

Penilaian CBR tanah dasar

Perkiraan disribusi sumbu kendaraan niaga dan jenis/beban sumbu

Pilih jenis sambungan

Pilih jenis dan tebal

pondasi bawah (gambar 6.2)

Tentukan CBR efektif (gambar 6.3)

Pilih bahu:

- beton

- bukan beton

Pilih faktor keamanan beban (FKB) Tabel 6.4

Pilih kuat tarik lentur atau kuat tekan beton pada 28 hari

Taksir tebal pelat beton

Tentukan tegangan ekivalen setiap jenis sumbu

Tentukan faktor erosi

setiap jenis sumbu

Tentukan faktor erosi

setiap jenis sumbu

Tentukan faktor rasio tegangan (FRT)

Tentukan jumlah repetisi ijin untuk setiap beban sumbu

Tentukan jumlah repetisi ijin setiap beban sumbu

Hitung kerusakan erosi setiap beban sumbu = Perkiraan jumlah sumbu dibagi jumlah repetisi ijin, dan jumlahkan

Hitung kerusakan fatik setiap beban sumbu = perkiraan jumlah sumbu dibagi jumlah repetisi ijin, dan jumlahkan

Apakah kerusakan erosi > 100 %

Apakah kerusakan erosi > 100 %

ya

ya

tidak

tidak

TEBAL RENCANA

PAGE 6-28Transportasi

_1396872329.unknown

_1396872359.unknown

_1396872272.unknown

_1396872290.unknown

_1396872251.unknown