13
NUR CHAYATI PENGAUDITAN I / F0311088 RANGKUMAN MATA KULIAH BAB 9 MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, DAN STRATEGI AUDIT AWAL MATERIALITAS Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang harus dikeluarkan. FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, demgan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalakan informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut. Karena auditor bertanggung jawab apakah laporan keuangan salah saji secara material, maka auditor harus berdasarkan temuan salah saji yang material dan menyampaikannya kepada klien sehingga bisa dilaukan tindakan koreks. Auditor mengikuti lima langkah yang saling terkait erat dalam menerapkan materialitas. Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas MATERIALITAS DAN RISIKO 1 Langkah 2 Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan Merencanakan luas pengujian Langkah 1 Menetapkan pertimbangan pendahuluan

Bab 9 Materialitas Dan Risiko

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 9 Materialitas Dan Risiko

NUR CHAYATI

PENGAUDITAN I / F0311088

RANGKUMAN MATA KULIAH

BAB 9

MATERIALITAS, RISIKO AUDIT, DAN STRATEGI AUDIT AWAL

MATERIALITAS

Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit

yang harus dikeluarkan. FASB 2 mendefinisikan materialitas sebagai besarnya penghapusan

atau salah saji informasi keuangan yang, demgan memperhitungkan situasinya, menyebabkan

pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalakan informasi tersebut mungkin

akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.

Karena auditor bertanggung jawab apakah laporan keuangan salah saji secara

material, maka auditor harus berdasarkan temuan salah saji yang material dan

menyampaikannya kepada klien sehingga bisa dilaukan tindakan koreks. Auditor mengikuti

lima langkah yang saling terkait erat dalam menerapkan materialitas.

Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas

MATERIALITAS DAN RISIKO 1

Langkah 2

Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen

Langkah 3

Mengestimasi total salah saji dalam segmen

Langkah 4

Memperkirakan salah saji gabungan

Langkah 5

Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas

Merencanakan luas pengujian

Mengevaluasi hasil-hasil

Langkah 1

Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang

Page 2: Bab 9 Materialitas Dan Risiko

MENETAPKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG MATERIALITAS

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertimbangan pendahuluan auditor tentang

materialitas untuk seperangkat laporan keuangan tertentu :

1. Materialitas adalah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut

2. Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materialitas

3. Faktor-faktor kualitatif yang juga mempengaruhi materialitas

MENGALOKASIKAN PERTIMBANGAN PENDAHULUAN TENTANG

MATERIALITAS KE SEGMEN-SEGMEN (SALAH SAJI YANG DAPAT

DITOLERANSI)

Alokasi pertimbangan pendahuluan tentang materialitas ke segmen-segmen perlu

dilakukan karena auditor mengumpulkan bukti per segemen dan bukan untuk laporan

keuangan secara keseluruhan. Auditor menghadapi tiga kesulitan utama dalam

mengalokasikan materialitas pada akun-akun neraca :

1. Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah saji

dibanding akun-akun lainnya

2. Baik lebih saji ataupun salah saji harus dipertimbangkan

3. Biaya audit relatif mempengaruhi pengalokasian ini

Pada akhir audit, auditor harus menggabungkan semua salah saji aktual dan yang

diestimasi. Selanjutnya auditor harus membandingkannyadengan pertimbangan pendahuluan

tentang materialitas.

MENGESTIMASI SALAH SAJI DAN MEMBANDINGKAN DENGAN

PERTIMBANGAN PENDAHULUAN

Ketika meleksanakan prosedur audit untuk setiap segmen audit, auditor membuat kertas

kerja untuk mencatat semua salah salah saji yang ditemukan.salah saji yang ditemukan dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Salah saji yang diketahui (Salah saji dalam akun yang jumlahnya dapat ditentukan

oleh auditor)

2. Salah saji yang mungkin ( Salah saji yang mungkin terbagi menjadi dua jenis,yaitu

salah saji yang berasal dari perbedaan antara pertimbangan manajemen dan auditor

tentang estimasi saldo akun serta proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor

atas sampel dari populasi)

MATERIALITAS DAN RISIKO 2

Page 3: Bab 9 Materialitas Dan Risiko

proyeksilangsung estimasi sala hsaji=¿

sala hsaji bersihdalamsampeltotal sampel

X total nilai populasi yang tercatat

RISIKO

Terdapat hubungan yang erat antara materialitas dan resiko. Auditor menerima

beberapa tingkat risiko atau ketidak pastian dalam melaksanakan fungsi audit. Auditor yang

efektif akan mengakui bahwa memang ada risiko dan akan menangani risiko tersebut dengan

tepat

Model risiko audit

PDR = AARIR XCR

PDR : risiko diteksi yang direncanakan

AAR : risiko audit yang dapat diterima

IR : risiko inheren

CR : risiko pengendalian

Ilustrasi perbedaan bukti antar siklus

Siklus penjualan dan penagihan

Siklus pembelian dan pembanyaran

Siklus penggajian dan personalia

Siklus persediaan dan pergudangan

Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal

A Penilaian auditor atas ekspektasi salah saji yang material sebelum pengendalian internal(risiko inheren)

Memperkiran beberapa salah saji(sedang)

Memperkiran banyak salah saji(tinggi)

Memperkiran sedikit salah saji(rendah)

Memperkiran banyak salah saji(tinggi)

Memperkiran sedikit salah saji(rendah)

B Penilaian auditor atas keefektifan pengendalian internal untuk mencegah/ mendeteksi salah saji yang material( risiko pengendalian )

Keefektifan sedang(sedang)

Keefektifan tinggi(rendah)

Keefektifan tinggi(rendah)

Keefektifan rendah(tinggi)

Keefektifan sedang(sedang)

C Kesediaan auditor untuk membiarkan salah saji yang

Kesediaan rendah

Kesediaan rendah

Kesediaan rendah

Kesediaan rendah

Kesediaan rendah

MATERIALITAS DAN RISIKO 3

Page 4: Bab 9 Materialitas Dan Risiko

material tetap ada setelah menyelesaikan audit (resiko audit yang dapat diterima)

(rendah) (rendah) (rendah) (rendah) (rendah)

D Perencanaan luas bukti yang akan dikumpulan auditor (risiko deteksi yang direncanakan)

Level sedang(sedang)

Level sedang(sedang)

Level rendah(tinggi)

Level tinggi(rendah)

Level sedang(sedang)

JENIS-JENIS RISIKO

Terdapat empat jenis risiko, yaitu :

1. Planned Detection Risk (PDR : Risiko Deteksi Terencana)

Ukuran risiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan

salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi. Point utama :

PDR hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari

ketiga faktor lainnya tersebut.

Risiko ini menentukan nilai bukti substantif yang direncanakan oleh auditor untuk

dikumpulkan, yang merupakan kebalikan dari ukuran PDR itu sendiri.

2. Inheren Risk (IR : Risiko Inheren)

Suatu ukuran yang dipergunakan auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa

terdapat sejumlah salah saji yang material (kekeliruan/kecurangan) dalam suatu segmen

sebelum ia mempertimbangkan keefektifan dari pengendalian intern yang ada atau

kerentanan laporan keuangan terhadap timbulnya salah saji yang material.

Hubungan antara IR – PDR – Bukti audit yang direncanakan : IR saling berlawanan

dengan PDR tapi memiliki hubungan yang searah dengan bukti audit.

3. Control Risk (CR : Risiko Pengendalian)

Ukuran yang dipergunakan auditor untuk menilai kemungkinan terdapat sejumlah salah

saji material yang melebihi nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi atas segmen

tertentu akan tidak terdeteksi oleh pengendalian intern yang dimilki klien. CR

memperlihatkan :

Penilaian tentang keefektifan pengendalian intern yang dimiliki klien untuk mencegah

atau mendeteksi salah saji. Kehendak auditor membuat penilaian tersebut senantiasa

berada di bawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari rencana audit yang

dibuatnya.

4. Acceptable Audit Risk (AAR : Risiko Akseptibilitas Audit)

MATERIALITAS DAN RISIKO 4

Page 5: Bab 9 Materialitas Dan Risiko

Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan

keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah audit selesai

dilaksanakan serta suatu laporan wajar tanpa syarat telah diterbitkan.

Ketika auditor memutuskan untuk menetapkan suatu tingkat AAR yang lebih rendah,

berarti bahwa auditor ingin memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa

laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang material.

MENILAI RISIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA

Auditor memutuskan risiko penugasan dan kemudian menggunakannnya untuk

memodifikasi risiko audit yang dapat diterima. Derajat ketergantungan pemakai eksternal

pada laporan keuangan adalah ukuran klien, distribusi kepemilikan, sifat dan jumlah

kewajiban.

Faktor-faktor Metode yang digunakan praktisi untuk menilai risiko audit yang

dapat diterima

Ketergantungan

pemakai eksternal pada

laporan keuangan

1. Menelaah laporan keuangan, termasuk catatan kaki

2. Membaca notulen rapat dewan direksi untuk menentuukan

rencana masa depan

3. Menelaah formulir 10K untuk perusahaan terbuka

4. Mambahas rencana pembiayaan dengan manajemen

Kemungkinan

terjadinya kesulitan

keuangan

1. Menganalisis laporan keuangan untuk mengenali dengan

menggunakan rasio serta prosedur analitis lainnya

2. Menelaah laporan arus kas historis dan yang diproyeksikan

untuk mempelajari sifat arus kas masuk dan arus kas keluar

Integrasi manajemen Mengikuti prosedur yang dibahas pada bab 8 tentang

penerimaan dan kelanjutan klien

MENILAI RISIKO INHEREN

Pencantuman risiko inheren pada model risiko audit adalah salah satu konsep terpenting

dalam auditing. Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor-faktor utama ketika

menilai risiko inheren, antara lain :

1. Sifat bisnis klien

2. Hasil audit sebelumnya

3. Penugasan awal versus penugasanberulang

MATERIALITAS DAN RISIKO 5

Page 6: Bab 9 Materialitas Dan Risiko

4. Pihak-pihak yang terkait

5. Transaksi nonrutin

6. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat

7. Unsur-unsur populasi

8. Faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang tepat

9. Faktor yang berkaitan dengan misapropriasi aktiva

HUBUNGAN RISIKO DENGAN BUKTI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI RISIKO

Sebagai tambahan untuk memodifikasi bukti audit, ada cara lain di mana auditor bias

mengubah audit untuk merespon risiko, yaitu apabila bila perjanjian tersebut mungkin

membutuhkan staf yang lebih berpengalaman dan perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti

daripada biasanya.

Risiko audit untuk segmen-segmen

Risiko akseptibilitas audit umumnya ditetapkan oleh auditor selama fase perencanaan dan

ditetapkan pada tingkat yang sama bagi setiap siklus dan akun utama.beberapa auditor

menggunakan tingkat risiko akseptibiltas yang sama atas keseluruhan penugasan audit bagi

tiap segmen auditnya.

Mengaitkan nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi dan risiko-risiko kepada

tujuan audit yang terkait dengan saldo.

Para auditor dapat mengasosiasikan sebagian besar resiko pada berbagi tujuan audit yang

berbeda dengan efektif, menentukan hubungan antara suatau resiko dengan satu atau dua

tujuan audit cukup mudah dilakukan.

Batasan Batasan Pengukuran

Satu batasan utama dalam penerapan modelresiko audit ini adalah kesulitan pengukuran

berbagai komponen model. Sebagian besar auditor menggunakan istilah pengukuran yang

lebar dan subyektif, seperti rendah, sedang dan tinggi.

Merupakan hal yang cukup sulit untuk suatu auditor dalam mengukur jumlah bukti audit

yang diperlukan bagi suatu tingkat rencana deteksi terencana tertentu . dalam menerapkan

model risiko audit, auditor sanagt memperhatikan masalah overauditing dan underauditing.

Tapi yang paling banyak diperhatikan adalah underauditing, karana hal ini dapat membuat

auditor bermasalah dengan hukum.

Kertas kerja atas perencanaan pengumpulan bukti audit dari uji rincian saldo.

Para praktisi audit mengembangkan beragam jenis kertas kerja untuk membantu mereka

MATERIALITAS DAN RISIKO 6

Page 7: Bab 9 Materialitas Dan Risiko

dalam menghubungkan berbagai pertimbanagn yang dapat mempengaruhi bukti audit.

Sehingga mereka dapat menentukan bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan

Hubungan antara risiko, materialitas, dan bukti audit.

Konsep-konsep materialtitas dan risiko dalam auditing saling terkait erat dan tak

terpisahkan. Risiko merupakan pengukuran atas ketidakpastian, sementara materialitas

merupakan suatu pengukuran atas ukuran atau besaran. Secara bersama kedua hal tersebut

mengukur tingkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran tertentu.

Faktor-faktor yang mempengruhi risiko Risiko Bukti audit

Ketergantungan pemakai eksternal

Kemungkinan kegagalan keuangan

Integritas manajemen

Sifat bisnis

Hasil audit sebelumnya

Penugasan awal vs penugasan berulang

Pihak-pihak yang terkait

Transaksi nonrutin

Pertimbangan yang diperlukan untuk

mencatat saldo akun dan transaksi dengan

tepat

Unsur-unsur populasi

Faktor yang berkaitan dengan salah saji yang

timbul akibat pelaporan keuangan yang

curang

Kerentanan aktiva terhadap misapropriasi

Efektifitas pengendalian internal

Rencana pengandalan

L = hubungan langsung ; T = hubungan terbalik

MATERIALITAS DAN RISIKO 7

Risiko audit yang dapat

diterima

Risiko inheren

Risiko pengendalian

Risiko deteksi terncana

Bukti audit yang

direncanakan

T

T

T

T

L

L

L

Page 8: Bab 9 Materialitas Dan Risiko

MENGEVALUASI HASIL

Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit, hasil-

hasil audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model risiko

audit. Dalam SAS 47, model risiko audit untuk mengevaluasi hasil-hasil audit ini dinyatakan

sebagai berikut:

Dimana:

AcAR = risiko audit yang tercapai

IR = risiko inheren

CR = risiko pengendalian

AcDR = risiko deteksi yang dicapai

Terdapat tiga cara untuk mengurangi tingkat risiko audit yang tercapai hingga mencapai

satu tingkat risiko yang dapat diterima :

1. Mengurangi tingkat risiko inheren

2. Mengurangi tingkat risiko pengendalian

3. Mengurangi tingkat risiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji audit yang

subtantif.

MEREVISI RISIKO-RISIKO DAN BUKTI AUDIT

Auditor harus melakukan pertimbangan yang sangat hati-hati saat membuat keputusan,

dengan berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, bahwa penilaian awal atas risiko

pengendalian atau risiko inheren telah ditetapkan terlalu rendah atau risiko aseptabilitas audit

yang ditetapkan terlalu tinggi. Dalam situasi semacam ini auditor mengikuti suatu pendekatan

dua langkah. Pertama auditor harus merevisi penilaia awal tentang tingkat risiko yang tepat.

Kedua, auditor harus mempertimbangkan pengaruh revisi tersebuit terhadap kebutuhan akan

bukti audit, tanpa mempergunakan model risiko audit.

MATERIALITAS DAN RISIKO 8