37
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut, dalam bab ini dikaji teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang terdapat dalam penelitan ini. 1. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Arends dalam Suprijono, Agus (2010: 46) menyebutkan : model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar mencapai tujuan belajar. Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan dari beberapa ahli mengenai pengertian model pembelajaran dalam Trianto (2009: 22) : 1) Soekamto, dkk Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut, dalam bab ini dikaji

teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan

yang terdapat dalam penelitan ini.

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Arends dalam Suprijono, Agus (2010: 46)

menyebutkan :

model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang

akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam pembelajaran,

lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model

pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar mencapai tujuan

belajar.

Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda

tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan dari

beberapa ahli mengenai pengertian model pembelajaran dalam Trianto

(2009: 22) :

1) Soekamto, dkk

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

Page 2: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

16

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

2) Joyce

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-

buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Suherman, Erman, dkk (2003 : 7 ) :

Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi

siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut

strategi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran

yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar di kelas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa model pembelajaran adalah suatu pola interaksi yang

digunakan dan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2009: 23) ciri-ciri

model pembelajaran adalah :

1) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta

atau pengembangnya.

2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa

belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model

tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan

pembelajaran itu dapat tercapai.

Menurut Rusman (2013:136) menyebutkan beberapa ciri-ciri

model pembelajaran, yaitu :

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari

para ahli tertentu.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

Page 3: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

17

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan

belajar mengajar di kelas.

4) Memiliki bagian-bagian yang dinamakan :

a) Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax),

b) Adanya prinsip-prinsip reaksi,

c) Adanya sistem sosial, dan

d) Sistem pendukung.

5) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model

pembelajaran. Dampak tersebut meliputi :

a) Dampak pembelajaran, yaitu hasil yang dapat

diukur

b) Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka

panjang.

6) Membuat persiapan mengajar (desain instruksional)

dengan pedoman model pembelajaran yang

dipilihnya.

Dari ciri-ciri di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri model

pembelajaran itu memiliki pedoman, tujuan dan dampak untuk

kegiatan pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda

tentang pembelajaran kooperatif.

Berikut ini pandangan-pandangan dari beberapa ahli mengenai

pengertian pembelajaran kooperatif dalam Rusman (2013:203):

1) Abdulhak

Pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing

proses antara peserta belajar, sehingga dapat

mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta

belajar itu sendiri.

2) Nurulhayati

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran

yang mlibatkan partisipasi siswa dalam satu

kelompok kecil untuk saling berinteraksi.

Page 4: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

18

3) Sanjaya

Cooperatif Learning merupakan kegiatan belajar

siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok.

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian

kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam

kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan.

4) Tom V. Savage

Cooperatif Learning adalah suatu pendekatan yang

menekankan kerja sama dalam kelompok.

Menurut Artzt dan Newman dalam Trianto (2009: 56)

“pembelajran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama.”

Menurut Suprijono, Agus (2010: 54) “pembelajaran kooperatif

adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok

termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan

oleh guru”.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk model

pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok

untuk dapat bekerja sama dalam struktur tugas untuk mencapai tujuan.

b. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Rusman (2013:207) menyebutkan beberapa

karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif, yaitu :

1) Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

dilakukan secara tim. Oleh karena itu, setiap anggota

tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Page 5: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

19

2) Didasarkan pada manajemen kooperatif

a) Pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai

dengan perencanaan dan langkah-langkah

pembelajaran yang sudah ditentukan.

b) Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan

yang matang agar proses pembelajaraan berjalan

dengan efektif.

c) Pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria

keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun

nontes.

3) Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh

keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip

kebersamaan atau kerja sama perlu ditentukan dalam

pembelajaran kooperatif.

4) Keterampilan bekerja sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui

aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara

berkelompok. Siswa didorong untuk berinteraksi dan

berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif di atas, dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif itu terdapat

kebersamaan, interaksi dan komunikasi dalam kelompok agar tercapai

tujuan pembelajaran.

c. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nurulhayati dalam Rusman (2013:204)

mengemukakan lima unsur dasar model Cooperatif Learning, yaitu :

1) Ketergantungan yang positif

2) Pertanggungjawaban individual

3) Kemampuan bersosialisasi

4) Tatap muka

5) Evaluasi proses kelompok

Menurut Roger dan David dalam Suprijono, Agus (2010: 58)

mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

Page 6: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

20

pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima

unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur

tesebut adalah :

1) Positive interdependence (saling ketergantungan

positif)

2) Personal responsibility (tanggung jawab

perseorangan)

3) Face to face promotive interaction (interaksi

promotif)

4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)

5) Grup processing (pemrosesan kelompok)

Dalam pelaksanaannya, guru harus mematuhi unsur-unsur

pembelajaran kooperatif. Selain itu, guru juga perlu memperhatikan

faktor pendukung lain yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran

koopertif. Faktor pendukung tersebut seperti sarana dan prasarana di

sekolah yang bersangkutan. Harapannya pembelajaran koopertif yang

dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang ditentukan.

Dari penjelasan unsur-unsur pembelajaran kooperatif di atas,

dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pembelajaran koopertif sangat

penting diterapkan untuk menunjang keberhasilan proses

pembelajaran.

d. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin dalam Trianto (2009:61) prinsip utama

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

1) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika

kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

2) Tanggung jawab individual, bermakna bahwa

suksesnya kelompok tergantung pada belajar

individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab

ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain

Page 7: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

21

dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap

menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

3) Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna

bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara

meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini

memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi,

sedan, dan rendah sama-sama tertantang untuk

melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua

anggota kelompok sangat bernilai.

e. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif

Tidak selamanya pembelajaran kooperatif bisa berlangsung

sesuai harapan. Pembelajaran kooperatif sekarang ini masih jarang

digunakan di sekolah, salah satu penyebabnya adalah pembelajaran

kooperatif cenderung membuat kekacauan atau kegaduhan dalam

kegiatan belajar mengajar, jika guru tidak dapat mengkondisikan

kelas.

Menurut Surpijono, Agus (2010:65) ada beberapa tahapan

dalam penerapan pembelajan kooperatif ini yang perlu diperhatikan.

Atau dapat dikatakan sebagai, 6 (enam) fase pembelajaran kooperatif

yaitu:

Tabel 2. Fase Pembelajaran Kooperatif

Fase-Fase Perilaku Guru

Fase 1 : Present goals and

set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta

didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik siap

belajar

Fase 2 : Present

information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada

peserta didik secara verbal

Page 8: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

22

Fase 3 : Organize students

into learning teams

Mengorganisir peserta

didik ke dalam tim-tim

belajar

Memberikan penjelasan kepada peserta

didik tentang tata cara pembentukan tim

belajar dan membantu kelompok

melakukan transisi yang efisien

Fase 4 : Assist team work

and study

Membantu kerja tim dan

belajar

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5 : Test on the

materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai materi pembelajaran

atau kelompok-kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6 : Provide

recognition

Memberikan pengakuan

atau penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui

usaha dan prestasi individu maupun

kelompok

f. Model-Model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran

kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini

tidak berubah, jenis-jenis model tersebut menurut Trianto (2009:67)

adalah sebagai berikut :

1) Model Student Team Achievement Division (STAD)

2) Model Jigsaw

3) Model Investigasi Kelompok (Group Investigation)

4) Model Times Games Tournaments (TGT)

5) Model Pendekatan Struktural yang meliputi Think

Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together

(NHT)

Model pembelajaran kooperatif memiliki variasi jenis model

dengan prinsip dasar pembelajaran yang sama walaupun penerapan

tiap modelnya berbeda.

Page 9: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

23

3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe

Numbered Head Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) pada dasarnya merupakan sebuah varian diskusi kelompok.

Menurut Slavin dalam Huda, Miftahul (2014:130) metode yang

dikembangkan oleh Russ Frank ini cocok untuk memastikan akuntabilitas

individu dalam diskusi kelompok.

Menurut La Iru dan La Ode Safiun Arihi dalam Hamdayama,

Jumanta (2014: 175) mengungkapkan bahwa metode Numbered Heads

Together (NHT) adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif

struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang di

rancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa.

Struktur Numbered Heads Together (NHT) sering disebut berpikir

secara kelompok. Ada pun ciri khas dari Numbered Heads Together (NHT)

adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya.

Dalam menujuk siswa tersebut, guru tidak memberi tahu terlebih dahulu

siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Selain itu pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT) memberi kesempatan kepada siswa

untuk membagikan ide atau gagasan dan mempertimbangkan jawaban

yang paling tepat. Aktivitas ini mendorong siswa untuk berpikir dalam

suatu tim dan berani tampil mandiri.

Page 10: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

24

Adapun kelemahan dan kelebihan dari model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam Hamdayama,

Jumanta (2014: 89) adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan Numbered Head Together (NHT)

Menggunakan model Numbered Head Together (NHT)

memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

1) Melatih siswa untuk dapat bekerja sama dan

menghargai pendapat orang lain

2) Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya

3) Memupuk rasa kebersamaan

4) Membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan

b. Kelemahan Numbered Head Together (NHT)

Dalam menggunakan model Numbered Head Together

(NHT) terdapat beberapa kelemahan yang harus

diwaspadai, hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan dalam pembelajaran, diantaranya :

1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional

akan sedikit kewalahan

2) Guru harus bisa memfasilitasi siswa

3) Tidak semua mendapat giliran

Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) menurut Huda, Miftahul (2014:138)

antara lain yaitu :

a. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-

masing siswa dalam kelompok diberi nomor.

b. Guru memberikan tugas/pertanyaan dan masing-masing

kelompok mengerjakannya.

c. Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang

dianggap paling benar dan memastikan semua anggota

kelompok mengetahui jawaban tersebut.

d. Guru memanggil salah nomor. Siswa dengan nomor

yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi

kelompok mereka.

Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) dibagi menjadi beberapa tahapan.

Page 11: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

25

Ada pun langkah-langkah pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) menurut Ibrahim dalam Hamdayama, Jumanta (2014: 175) adalah

sebagai berikut :

a. Langkah 1 : Persiapan

Guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan

membuat Skenario Pembelajaran (SP) dan Lebar Kerja

Siswa (LKS).

b. Langkah 2 : Pembentukan kelompok

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang

beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor

kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama

kelompok yang berbeda.

c. Langkah 3 : Tiap kelompok harus memiliki buku paket

atau buku panduan

Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku

panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan

LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.

d. Langkah 4 : Diskusi masalah

Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai

bahan yang akan dipelajari. Setiap siswa berpikir

bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa

tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan guru.

e. Langkah 5 : Memanggil nomor anggota atau pemberian

jawaban

Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap

kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan

dan menyiapkan jawaban.

f. Langkah 6 : Memberi Kesimpulan

Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari

semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang

disampaikan.

Berdasarkan uraian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) di atas dapat disintesis bahwa model ini

merupakan salah satu model diskusi kelompok yang dirancang khusus

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Langkah dalam pembelajaran

model Numbered Head Together (NHT) meliputi 6 langkah yaitu

persiapan, pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku

Page 12: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

26

paket atau buku panduan, diskusi masalah, memanggil nomor anggota

atau pemberian jawaban, dan memberi kesimpulan. Berdasarkan sintesis

tersebut maka disusun kisi-kisi pembelajaran model Numbered Head

Together (NHT) yang diuraikan pada tabel 3.

Tabel 3. Kisi-Kisi Pembelajaran Model Numbered Head Together (NHT)

Tahapan Guru Siswa

Langkah 1 :

Persiapan

Guru mempersiapkan

media, alat dan bahan yang

akan digunakan serta

menyampaikan materi dan

langkah-langkah

pembelajaran.

Siswa memahami

penjelasan guru.

Langkah 2 :

Pembentukan

kelompok

Guru mengorganisasikan

siswa ke dalam kelompok

(3-5 siswa setiap

kelompok).

Siswa berkelompok sesuai

kelompoknya.

Langkah 3 :

Tiap kelompok

harus memiliki

buku paket atau

buku panduan

Guru membagikan nomor

kepala dan LKS

Siswa memakai nomor

kepala

Langkah 4 :

Diskusi masalah

Guru memantau kegiatan

belajar siswa selama

diskusi berlangsung serta

membantu kelompok

siswa yang kesulitan.

Siswa berdikusi dan

berpikir bersama dengan

kelompoknya untuk

memahami materi dan

menyelesaikan soal yang

terdapat dalam LKS.

Langkah 5 :

Memanggil

nomor anggota

atau pemberian

jawaban

Guru memanggil satu

nomor dari salah satu

kelompok secara acak dan

memberikan pertanyaan.

Siswa yang dipanggil

mengacungkan tangan dan

menjawab pertanyaan

yang diberikan guru.

Langkah 6 :

Memberi

Kesimpulan

Guru membimbing siswa

untuk merangkum materi

yang telah dipelajari dan

memberikan kesimpulan.

Siswa bersama-sama

dengan guru merangkum

dan menyimpulkan materi

yang telah dipelajari.

Kisi-kisi pembelajaran model Numbered Head Together (NHT) di

gunakan sebagai pedoman untuk membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang terlampir pada lampiran 2.

Page 13: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

27

4. Sikap Tanggung Jawab

a. Pengertian Sikap

Sikap merupakan salah satu faktor psikologis yang mempunyai

peranan cukup besar dalam dunia pendidikan. Menurut Purwanto, M.

Ngalim (2003:41) sikap diartikan sebagai suatu cara bereaksi terhadap

suatu perangsang, suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara

tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi.

Menurut Slameto (2010:188) menyatakan bahwa sikap

mengandung komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen

tingkah laku yang berkenaan dengan suatu objek yang disertai dengan

perasaan positif atau negatif. hal itu didasarkan pada informasi yang

diketahui terhadap objek tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah suatu kecenderungan tertentu untuk menerima atau menolak

suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut dalam

artian berguna atau tidak, jika objek tersebut baik maka akan disertai

perasaan positif sebaliknya jika objek tersebut tidak baik maka akan

disertai perasaan negatif.

b. Pengertian Tanggug Jawab

Menurut Zubaedi (2011:76) tanggung jawab adalah sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan

(alam, sosial, budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu,

Page 14: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

28

Zubaedi (2011:78) juga menyatakan bahwa tanggung tanggung jawab

(responsibility) maksudnya mampu mempertanggungjawabkan serta

memiliki perasaan untuk memenuhi tugas dengan dapat dipercaya,

mandiri dan berkomitmen.

Sedangkan menurut Kemendiknas (2010:10) tanggung jawab

adalah suatu sikap dimana seseorang mempunyai kesediaan

menanggung segala akibat atau sanksi yang telah dituntutkan (oleh

kata hati, oleh masyarakat, oleh norma-norma agama) melalui latihan

kebiasaan yang bersifat rutin dan diterima dengan penuh kesadaran,

kerelaan, dan berkomitmen. Segala sikap dan perilaku harus bisa

dipertanggungjawabkan kepada diri sendiri, kehidupan bermasyarakat,

lingkungan, negara, dan kepada Tuhan YME. Seseorang yang

dilandasi dengan rasa tanggung jawab, maka ia dapat meningkatkan

perkembangan potensinya melalui belajar sesuai dengan harapan dan

keinginan dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar.

Definisi tanggung jawab dikemukakan juga oleh Majid

(2014:167), tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang

dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia

lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,

dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu Majid juga merumuskan indikator-indikator sikap

tanggung jawab. Indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut :

Page 15: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

29

Tabel 4. Definisi dan Indikator Sikap Tanggung Jawab

Tanggung jawab

adalah sikap dan

perilaku seseorang

dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya,

yang seharusnya dia

lakukan terhadap diri

sendiri, masyarakat,

lingkungan (alam,

sosial, dan budaya),

negara, dan Tuhan Yang

Maha Esa.

Melaksanakan tugas individu

dengan baik.

Menerima risiko dari tindakan yang

dilakukan.

Tidak menyalahkan/menuduh orang

lain tanpa bukti yang akurat.

Mengembalikan barang yang

dipinjam. Mengakui dan meminta maaf atas

kesalahan yang dilakukan.

Tidak menyalahkan orang lain untuk

kesalahan tindakan kita sendiri.

Melaksanakan apa yang pernah

dikatakan tanpa disuruh/diminta.

Kemendiknas 2010 (dalam Maulida, 2014:44) memaparkan

indikator sikap tanggung jawab adalah:

1) Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam

bentuk lisan maupun tertulis;

2) Melakukan tugas tanpa disuruh;

3) Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam

lingkup terdekat;

4) Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

Tanggung jawab merupakan salah satu sikap yang terdapat

dalam ranah afektif. Menurut Majid (2014:48) ranah afektif secara

umum diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah

pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang

nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga

kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan

menentukan tingkah lakunya. Menurut Krathwohl dkk (dalam

Sudijono, 2011:54) ranah afektif ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi

ke dalam lima jenjang yaitu :

Page 16: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

30

1) Penerimaan (receiving)

Kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan

(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam

bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.

2) Partisipasi (responding)

Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya

partisipasi aktif”. Pada tahap responding, peserta

didik tidak saja memerhatikan fenomena khusus, tetapi ia

akan memeroleh respon, berkeinginan memberi respons,

atau kepuasan dalam memberi respons.

3) Penilaian (evaluing)

Kemampuan menilai adalah konsistensi perilaku yang

mengandung nilai, mempunyai motivasi untuk

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai, menunjukkan

komitmen terhadap suatu nilai.

4) Organisasi (organization) Organization artinya mempertemukan perbedaan nilai

sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang

membawa kepada perbaikan umum

5) Pembentukan pola hidup (characterization by a value

or value complex)

Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya

dan telah memengaruhi emosinya.

c. Ciri-Ciri Tanggung Jawab

Menurut Wulandari (2013 : 2) secara umum siswa yang

bertanggung jawab terhadap belajar dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai

berikut:

1) Akan senantiasa mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh gurunya sampai tuntas baik itu tugas

yang diberikan di sekolah maupun PR yang harus

mereka kerjakan di rumah.

2) Selalu berusaha menghasilkan sesuatu tanpa rasa lelah

dan putus asa.

3) Selalu berpikiran positif disetiap kesempatan dan

dalam situasi apapun.

4) Tidak pernah menyalahkan orang lain atas kesalahan

yang telah diperbuatnya.

Page 17: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

31

Sedangkan ciri-ciri seorang anak yang bertanggung jawab

menurut Anton Adiwiyato (2001:89) dalam Astuti (2005: 27) antara

lain yaitu:

1) Melakukan tugas rutin tanpa harus diberi tahu

2) Dapat menjelaskan apa yang dilakukannya

3) Tidak menyalahkan orang lain yang berlebihan

4) Mampu menentukan pilihan dari beberapa alternatif

5) Bisa bermain atau bekerja sendiri dengan senang hati

6) Bisa membuat keputusan yang berbeda dari keputusan

orang lain dalam kelompoknya

7) Punya beberapa saran atau minat yang ia tekuni

8) Menghormati dan menghargai aturan

9) Dapat berkonsentrasi pada tugas-tugas yang rumit

10) Mengerjakan apa yang dikatakannya akan dilakukan

11) Mengakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang

dibuat-buat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disintesis bahwa sikap

tanggung jawab adalah sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas

dan kewajibannya sebaik mungkin sesuai dengan lima jenjang ranah

afektif, yaitu penerimaan (receiving), partisipasi (responding),

penilaian (evaluing), organisasi (organization), dan pembentukan pola

hidup (characterization by a value or value complex).

Pengertian sikap tanggung jawab tersebut dapat dijadikan

acuan untuk menentukan aspek-aspek pengamatan. Aspek-aspek yang

dapat diamati dalam menilai sikap tanggung jawab siswa, yaitu:

1) Penerimaan (receiving)

2) Partisipasi (responding)

3) Penilaian (evaluing)

4) Organisasi (organization)

Page 18: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

32

5) Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value

complex)

Berdasarkan aspek-aspek yang telah dipaparkan maka

diperoleh indikator. Adapun indikator sikap tanggung jawab dalam

penelitian ini adalah :

1) Tidak mudah menyalahkan orang lain.

2) Tidak melakukan kecurangan dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

3) Berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4) Tekun dan selalu mencoba serta melakukan yang terbaik.

5) Bertanggung jawab atas tindakan dan sikap yang

dilakukan.

6) Mengontrol diri dan berdisiplin.

7) Mengerjakan tugas yang diperintahkan guru.

8) Melaksanakan tugas dengan tepat waktu.

Definisi sikap tanggung jawab, aspek-aspek pengamatan, dan

indikator sikap tanggung jawab diperoleh berdasarkan teori-teori yang

telah dipaparkan di atas. Sehingga definisi,aspek, dan indikator sikap

tanggung jawab dapat di buat kisi-kisi sikap tanggung jawab yang

menjadi acuan dalam pembuatan lembar observasi sikap tanggung

jawab siswa. Kisi-kisi sikap tanggung jawab dapat dilihat pada tabel

berikut :

Page 19: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

33

Tabel 5. Kisi-Kisi Sikap Tanggung Jawab

Aspek Pengamatan Indikator Sikap Tanggung Jawab

Penerimaan (receiving) Tidak mudah menyalahkan orang lain.

Tidak melakukan kecurangan dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran.

Partisipasi (responding) Berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Tekun dan selalu mencoba serta melakukan yang

terbaik.

Penilaian (evaluing) Bertanggung jawab atas tindakan dan sikap yang

dilakukan.

Organisasi (organization) Mengontrol diri dan berdisiplin.

Pembentukan pola hidup

(characterization by a

value or value complex)

Mengerjakan tugas yang diperintahkan guru.

Melaksanakan tugas dengan tepat waktu.

Kisi-kisi sikap tanggung jawab di atas digunakan sebagai

pedoman untuk membuat lembar observasi sikap tanggung jawab

yang terlampir pada lampiran 12. Lembar observasi digunakan

sebagai acuan dalam penilaian sikap tanggung jawab siswa.

5. Pengertian Belajar

Pada dasarnya manusia mempunyai sifat ingin tahu. Sifat ini penting

dalam proses perkembangan anak. Karena dengan sifat ingin tahu inilah

seseorang berusaha untuk memperoleh sesuatu yang belum diketahui.

Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan cara belajar.

Trianto (2009:16) mengemukakan bahwa, “Belajar secara umum

diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui

pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan

tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.”

Sedangkan menurut Anthony Robbins dalam buku Trianto (2009:15)

menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa

membangun (mengkontruk) pengetahuan baru berdasarkan pada

Page 20: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

34

pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki. Belajar bukanlah semata-

mata mentransfer pangetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih

pada bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman

yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan cara yang

baru.

Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda tentang

pengertian belajar. Berikut ini pandangan-pandangan dari beberapa ahli

mengenai pengertian belajar dalam Purwanto, M. Ngalim (2003:84) :

a. Hilgard dan Bower menyatakan bahwa belaar berhubungan

dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah

laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan

respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat

seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

sebagainya).

b. Gagne menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi

stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa

sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu

sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia

mengalami situasi tadi.

c. Morgan menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai

suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

d. Witherington menyatakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai

suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan

sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai suatu hasil dari latihan

atau pengalaman.

Page 21: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

35

Perubahan itu dapat tercapai tergantung pada bermacam-macam

faktor. Purwanto, M. Ngalim (2003:102) menyatakan bahwa :

Adapun faktor- faktor itu, dapat kita bedakan menjadi

dua golongan :

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang

kita sebut faktor individual, dan

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut

faktor sosial.

Yang termasuk ke dalam faktor individual antar lain :

faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,

motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk

faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah

tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan

kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan dan

perubahan yang lebih baik serta tergantung pada diri sendiri dan

lingkungan sosial.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh siswa memahami materi yang sudah diajarkan.

Menurut Winkel dalam Purwanto, M. Ngalim (2003:45) menyatakan

bahwa :

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan

manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya,

asepek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan

pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson,

dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik

Page 22: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

36

Sedangkan menurut Suprijono, Agus (2010:5) “Hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi, dan keterampilan.”

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa yang berupa perubahan

sikap dan tingkah laku siswa.

Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono, Agus (2010 : 6), hasil

belajar berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun

tertulis.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan

mempresentasikan konsep dan lambang.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan

koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak

objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Menurut Bloom dalam Suprijono, Agus (2010:6) hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Taksonomi

Bloom telah dikenal lama dan banyak digunakan dalam pembelajaran.

Namun Anderson dan Krathwohl telah berhasil mengembangkan dan

merevsi taksonomi tersebut menjadi taksonomi belajar mengajar dan

asesmen.

Taksonomi tersebut direpresentasikan dalam dua dimensi yaitu

dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi kognitif meliputi :

Page 23: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

37

mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply),

menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), mencipta (create).

Sedangkan dimensi pengetahuan meliputi : pengetahuan faktual (factual

knowledge), pengetahuan konseptual (conceptual knowledge),

pengetahuan prosedural (procedural knowledge), pengetahuan

metakognisi (metacognitive knowledge).

Berikut ini adalah penjelasan kategori dari dimensi kognitif dan kata

kerja operasional yang telah direvisi.

Tabel 6. Penjelasan Kategori Dimensi Kognitif dan Kata Kerja

Operasional

Kategori Penjelasan Kata Kerja Operasional

Mengingat

(Remember)

C1

Kemampuan

menyebutkan kembali

informasi / pengetahuan

yang tersimpan dalam

ingatan.

Mengutip, Menyebutkan,

Menjelaskan, Menggambar,

Membilang, Mengidentifikasi,

Mendaftar, Menunjukkan,

Memberi label, Memberi indeks,

Memasangkan, Menamai,

Manandai, Membaca, Menyadari,

Menghafal, Meniru, Mencatat

Mengulang, Mereproduksi,

Meninjau, Memilih, Menyatakan,

Mempelajari, Mentabulasi,

Memberi kode, Menelusuri,

Menulis

Memahami

(Understand)

C2

Kemampuan memahami

instruksi dan

menegaskan

pengertian/makna ide

atau konsep yang telah

diajarkan baik dalam

bentuk lisan, tertulis,

maupun grafik/diagram.

Memperkirakan, Menjelaskan,

Mengkategorikan, Mencirikan,

Merinci, Mengasosiasikan,

Membandingkan, Menghitung,

Mengkontraskan, Mengubah,

Mempertahankan, Menguraikan,

Menjalin, Membedakan,

Mendiskusikan, Menggali,

Mencontohkan, Menerangkan,

Mengemukakan, Mempolakan,

Memperluas, Menyimpulkan,

Meramalkan, Merangkum,

Menjabarkan

Page 24: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

38

Menerapkan

(Apply)

C3

Kemampuan melakukan

sesuatu dan

mengaplikasikan konsep

dalam situasi tetentu.

Menugaskan, Mengurutkan,

Menentukan, Menerapkan,

Menyesuaikan, Mengkalkulasi,

Memodifikasi, Mengklasifiksi,

Menghitung, Membangun,

Mengurutkan, Membiasakan,

Mencegah, Menggambarkan,

Menggunakan, Menilai, Melatih,

Menggali, Mengemukakan,

Mengadaptasi, Menyelidiki,,

Mengoperasikan, Mempersoalkan,

Mengkonsepkan, Melaksanakan,

Meramalkan, Memproduksi,

Memproses, Mengaitkan,

Menyusun, Mensimulasikan,

Memecahkan, Melakukan,

Mentabulasi

Menganalisis

(Analyze)

C4

Kemampuan

memisahkan konsep

kedalam beberapa

komponen dan

mnghubungkan satu

sama lain untuk

memperoleh pemahaman

atas konsep tersebut

secara utuh.

Menganalisis, Mengaudit,

Memecahkan, Menegaskan,

Mendeteksi, Mendiagnosis,

Menyeleksi, Memerinci,

Menominasikan, Mendiagramkan,

Mengkorelasikan, Merasionalkan,

Menguji, Mencerahkan,

Menjelajah, Membagankan,

Menyimpulkan, Menemukan,

Menelaah, Memaksimalkan,

Memerintahkan, Mengedit,

Mengaitkan, Memilih, Mengukur,

Melatih, Mentransfer

Mengevaluasi

(Evaluate)

C4

Kemampuan menetapkan

derajat sesuatu

berdasarkan norma,

kriteria atau patokan

tertentu.

Membandingkan, Menyimpulkan,

Menilai, Mengarahkan,

Mengkritik, Menimbang,

Memutuskan, Memisahkan,

Memprediksi, Memperjelas,

Menugaskan, Menafsirkan,

Mempertahankan, Memerinci,

Mengukur, Merangkum,

Membuktikan, Memvalidasi,

Mengetes, Mendukung, Memilih,

Memproyeksikan

Page 25: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

39

Mencipta

(Create)

C6

Kemampuan memadukan

unsur-unsur menjadi

sesuatu bentuk baru yang

utuh dan koheren, atau

membuat sesuatu yang

orisinil.

Mengabstraksi, Mengatur,

Menganimasi, Mengumpulkan,

Mengkategorikan, Mengkode,

Mengkombinasikan, Menyusun,

Mengarang, Membangun,

Menanggulangi, Menghubungkan,

Menciptakan, Mengkreasikan,

Mengoreksi, Merancang,

Merencanakan, Mendikte,

Meningkatkan, Memperjelas,

Memfasilitasi, Membentuk,

Merumuskan, Menggeneralisasi,

Menggabungkan, Memadukan,

Membatas, Mereparasi,

Menampilkan, Menyiapkan,

Memproduksi, Merangkum,

Merekonstruksi, Membuat

Berdasarkan uraian di atas, dapat disintesis bahwa hasil belajar

adalah suatu ukuran perbuatan yang menghasilkan perubahan pada

keterampilan dan kemampuan yang didasari oleh dua dimensi yaitu

dimensi kognitif dan dimensi pengetahuan. Hasil belajar pada penelitian

ini hanya dilihat pada dimensi kognitif. Dimensi kognitif yang digunakan

pada penelitian ini hanya terbatas pada mengingat (remember),

memahami (understand), dan menerapkan (apply).

Berdasarkan sintesis hasil belajar di atas, dapat di buat kisi-kisi

hasil belajar. Kisi-kisi hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 26: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

40

Tabel 7. Kisi-Kisi Hasil Belajar

Kategori Kata Kerja

Oprasional

Indikator

Mengingat

(Remember)

C1

Menyebutkan Menyebutkan macam-mcam zat aditif pada

makanan

Menyebutkan contoh zat aditif pewarna alami

dan pewarna buatan

Menyebutkan contoh zat aditif pengawet

alami dan pengawet buatan

Menyebutkan efek samping penggunaan zat

aditif pewarna dan pengawet buatan bagi

kesehatan

Memahami

(Understan

d)

C2

Menjelaskan Menjelaskan pengertian zat aditif pada

makanan

Menjelaskan konsep zat aditif pada makanan

Membedakan Membedakan zat aditif pewarna alami dan

pewarna buatan

Membedakan zat aditif pengawet alami dan

pengawet buatan

Menerapkan

(Apply)

C3

Mengidentifikasi Mengidentifikasi bahan pewarna serta

pengawet alami dan buatan yang tercantum

pada kemasan dengan benar

Mengidentifikasi zat pewarna alami dan

pewarna buatan

Mengidentifikasi zat aditif pengawet alami

dan pengawet buatan

Kisi-kisi hasil belajar di atas digunakan sebagai pedoman untuk

membuat LKS , kisi-kisi soal pretest 1, posttest 1, pretest 2, dan posttest 2

serta lembar soal tes hasil belajar yang terlampir pada lampiran 4-11. LKS

digunakan untuk menambah pemahaman materi sedangkan kisi-kisi soal

digunakan untuk membuat soal tes hasil belajar yang digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa.

7. Pembelajaran IPA

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menurut Suprijono, Agus (2010:13) yaitu:

Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan

mempelajari. Pembelajaran diartikan sebagai upaya guru

Page 27: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

41

mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru

mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru

menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk

mempelajarinya.

Sedangkan menurut Trianto (2009: 17), pembelajaran

merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik,

dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan

terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran yaitu menciptakan proses belajar dan mengajar antara

guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam rangka perubahan

sikap dan pola pikir agar menapai tujuan pembelajaran.

b. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Beberapa ahli mengemukakan pandangan yang berbeda

tentang pengertian ilmu pengetahuan alam (IPA). Berikut ini

pandangan-pandangan dari beberapa ahli mengenai pengertian ilmu

pengetahuan alam (IPA) dalam Trianto (2010:136) :

1) H. W Fowler

IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan,

yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan

didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi.

2) Kardi dan Nur

IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat,

baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.

3) Wahyana

IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak

hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh

adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Page 28: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

42

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah suatu kumpulan materi yang sistematis, penerapannya secara

umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui

metode ilmiah serta menuntut sikap ilmiah.

Jadi, pembelajaran IPA adalah menciptakan proses belajar dan

mengajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa secara

ilmiah yang ditunjukkan dengan pembelajaran yang sistematis dan

menuntut sikap ilmiah dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir

agar menapai tujuan pembelajaran.

8. Materi Zat Aditif Dalam Makanan

a. Pengertian Zat Aditif

Menurut Winarno (2004:214) Zat aditif atau zat tambahan

makanan merupakan bahan yang ditambahkan dan dicampurkan

sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan.

Pemberian zat aditif pada makanan secara garis besar bertujuan:

1) Untuk mempertahankan nilai gizi makanan

2) Agar makanan lebih menarik

3) Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga

4) Agar makanan lebih tahan lama disimpan

b. Macam-Macam Zat Aditif

Berdasarkan sumbernya, zat aditif dibedakan menjadi dua

macam, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan.

Page 29: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

43

1) Zat Aditif Alami

Zat aditif alami merupakan zat tambahan makanan yang

diperoleh dari alam, tanpa disintetis atau dibuat terlebih dahulu.

Berikut ini adalah beberapa contoh zat aditif alami dan

kegunaannya.

a) Pewarna

Pada dasarnya, bahan-bahan pokok untuk membuat

suatu makanan atau minuman telah mengandung zat warna

sendiri. Akan tetapi, pada kenyataannya warna-warna alami

yang terdapat pada bahan makanan tersebut kurang bisa

digunakan untuk menciptakan variasi-variasi yang lebih

menarik dari suatu makanan atau minuman. Di alam ini

banyak terdapat bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai

bahan pewarna alami dan sebagian besar diantaranya diperoleh

dari jenis tumbuhan. Berikut ini uraian tentang beberapa bahan

alami yang digunakan sebagai pewarna makanan atau

minuman.

(1) Wortel

Wortel merupakan salah satu tanaman umbi-

umbian yang banyak digunakan sebagai sayuran dan

sebagai pewarna makanan alami. Hal ini karena wortel

dapat menghasilkan warna jingga. Warna jingga wortel

diperoleh dari kandungan zat yang disebut dengan beta

Page 30: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

44

karoten. Oleh karena itu, wortel dapat digunakan sebagai

zat pemberi warna jingga pada makanan terutama pada

pembuatan selai nanas. Selain sebagai pemberi warna

jingga atau oranye wortel juga baik dimakan langsung atau

diperas airnya dan diminum karena terdapat provitamin A.

(2) Kunyit

Kunyit merupakan jenis tanaman yang tergolong

ke dalam kelompok jahe-jahenan (zingiberaceae). Kunyit

terdapat diasia, khususnya Asia Tenggara, dan banyak

digunakan oleh masyarakat Indonesia atau bangsa Asia.

pada umumnya sebagai bumbu masakan dan obat

tradisional atau jamu. Kunyit mempunyai kandungan zat

warna kuning yang disebut kurkumin. Oleh karena itu,

kunyit sering digunakan untuk memberi warna kuning

pada makanan atau masakan seperti nasi, gulai, daging,

ikan dll.

(3) Daun Pandan Air dan Daun Suji

Daun pandan air dan daun suji dapat digunakan

sebagai penghasil warna hijau pada makanan. Hal ini

karena kedua jenis tanaman tersebut mengandung klorofil

yang aman bagi manusia. Daun pandan air dan daun suji

banyak digunakan untuk memberikan warna hijau pada

makanan-makanan tradisional dan pewarna pada minuman.

Page 31: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

45

Sebagai contoh, makanan yang menggunakan daun suji

atau pandan air sebagai pewarna adalah dadar gulung, poci

dan bolu pandan.

(4) Buah naga

buah naga dapat digunakan sebagai penghasil warna merah

pada makanan. contoh makanan yang sering kali

menggunakan warna merah dari buah naga adalah bolu

kukus dan mie basah.

b) Pengawet

Bahan pengawet digunakan dalam makanan agar

makanan tersebut dapat bertahan lama. Dalam hal ini, garam

merupakan salah satu contoh pengawet alami yang digunakan

untuk mengawetkan makanan seperti ikan, daging dan sayur-

sayuran. Makanan yang diawetkan dengan garam biasa disebut

asinan.

Selain garam, terdapat bahan alami lainnya yang biasa

digunakan untuk mengawetkan makanan , yaitu gula. Gula

dapat mengikat air secara efesien, sehingga penambahan gula

ke dalam makanan akan mengawetkan makanan tersebut. Hal

ini karena tidak lagi tersedia untuk pertumbuhan organisme

pembusuk (bakteri).

Di samping garam dan gula, bahan pengawet alami

yang digunakan adalah es dan rempah-rempah seperti asam

Page 32: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

46

jawa, kayu manis dan cengkeh. Es memungkinkan bakteri

tidak berada pada suhu ideal untuk beraktivitas, sehingga

menjaga makanan bertahan lebih lama. Sementara rempah-

rempah mengandung senyawa asam benzoat yang

menghambat proses pembusukan makanan.

2) Zat Aditif Buatan atau Sintetis

Sintetis adalah Sesuatu yang berkaitan dengan atau yang

dihasilkan melalui pembuatan proses kimia. Zat aditif sintetis

merupakan zat aditif atau zat tambahan makanan yang diperoleh

melalui sintetis (pembuatan), baik di laboratorium maupun

industri dari bahan – bahan kimia yang sifatnya hampir sama

dengan bahan alami yang sejenis. Berikut contoh zat aditif sintetis

dan kegunaannya

a) Pewarna

Pada umumnya, jenis makanan atau masakan yang

diberi bahan pewarna buatan akan tampak lebih menarik. Hal

ini karena pewarna buatan dapat menghasilkan pewarnaan

yang lebih baik dibandingkan dengan pewarna alami. Selain

itu, pewarna buatan dapat menghasilkan variasi-variasi warna

tertentu yang hampir tidak mungkin dapat dibuat dengan

bahan pewarna alami.

Bahan-bahan kimia buatan yang biasa digunakan

sebagai pewarna makanan antara lain adalah tartazine,

Page 33: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

47

carmosine, quinoline, yellow poncean 4R, sunset yellow,

patent blue V, dan brilliant blue FCF. Di Indonesia, peraturan

mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan

dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan

RI Nomor 722/Menkes/per/IX/88 mengenai bahan tambahan

pangan.

b) Pengawet

Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama

dan tidak cepat busuk bila disimpan. Pengawet sintetis yang

sering digunakan diantaranya: Natrium benzoat, Natrium

nitrit, Asam propionat, Asam sorbat. Di Indonesia, peraturan

mengenai penggunaan zat pengawet yang diizinkan untuk

pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor

722/Menkes/per/IX/88 mengenai bahan tambahan pangan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disintesis bahwa zat aditif adalah

zat khusus baik alami atau buatan yang sengaja ditambahkan saat

pengolahan makanan agar terjamin mutu dan ketahanan makanan. Zat

aditif yang ditampilkan dalam penelitian ini hanya pewarna dan

pengawet baik itu yang diijinkan maupun yang tidak diijinkan.

Page 34: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

48

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Wahyuningsih (2012) yang berjudul

“Penerapan Metode Resitasi Guna Meningkatkan Tanggung Jawab

Belajar Matematika Kelas XI IPS Semester 1 SMA Muhammadiyah

Sewon Tahun Ajaran 2012/2013” hasil penelitian menunjukan adanya

peningkatan tanggung jawab siswa dengan presentase rata-rata pada

setiap siklus yaitu 52,62% pada siklus I meningkat menjadi 87,04% pada

siklus II dan meningkat lagi menjadi 97,12% pada siklus III. Peningkatan

tanggung jawab siswa diikuti dengan peningkatan hasil belajar siswa yang

ditunjukkan pada peningkatan hasil belajar setiap siklusnya. Rata-rata

nilai tes pada siklus I sebesar 59,21 meningkat menjadi 81 pada siklus II

dan meningkat lagi menjadi 85,67 pada siklus III.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Esti Wulan Sari (2013) dengan judul

“Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Semester Genap

SMP Muhammadiyah Imogiri Kabupaten Bantul Tahun Ajaran

2012/2013.” Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan hasil

belajar antara pembelajaran matematika menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan

pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran langsung

pada siswa kelas VIII semester genap SMP Muhammadiyah Imogiri

Kabupaten Bantul tahun ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan

hasil uji hipotesis dua pihak di mana dengan taraf signifikan 5% dan

Page 35: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

49

derajat kebebasan 39, maka diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,268518 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =

2,0219982. Dari uji hipotesis satu pihak di mana dengan taraf signifikan

5% dan derajat kebebasan 39, maka diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,268518199 >

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,6819982 yang artinya pembelajaran matematika

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif

dibandingkan pembelajaran matematika menggunakan model

pembelajaran langsung terhadap hasil belajar matematika pada siswa

kelas VIII semester genap SMP Muhammadiyah Imogiri Kabupaten

Bantul tahun ajaran 2012/2013.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis berjudul “Peningkatan

Sikap Tanggung Jawab Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Dalam

Pembelajaran IPA Materi Zat Aditif Pada Makanan Dengan Penerapan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together(NHT) Di

SMP Negeri 2 Berbah Tahun Ajaran 2016/2017.” Penelitian relevan yang ke-

1 memiliki relevansi dengan penelitian ini yaitu tentang peningkatan

tanggung jawab dan perbedaanya terletak pada model pembelajaran yang

digunakan, subjek penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, dan materi

yang diajarkan. Penelitian relevan yang ke-2 memiliki relevansi dengan

penelitian ini yaitu tentang model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) serta hasil belajar dan perbedaanya terletak pada waktu

penelitian, tempat penelitian, dan materi yang diajarkan.

Page 36: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

50

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan teori di atas, dapat dibuat suatu kerangka berpikir dengan

upaya meningkatkan sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa melalui

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) seperti

berikut:

Rencana Perbaikan

Hasil yang dicapai

Permasalahan yang ditemukan

1. Sikap tanggung jawab belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran IPA masih rendah.

2. Hasil belajar yang dicapai siswa masih ≥50% di bawah KKM.

3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih sering

menggunakan model pembelajaran direct intruction yang

bersentral pada guru.

Model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) Sikap Tanggung

Jawab

Hasil belajar

1. Tidak mudah menyalahkan

orang lain.

2. Tidak melakukan

kecurangan dalam

melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

3. Berperan aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

4. Tekun dan selalu mencoba

serta melakukan yang

terbaik.

5. Bertanggung jawab atas

tindakan dan sikap yang

dilakukan.

6. Mengontrol diri dan

berdisiplin.

7. Mengerjakan tugas yang

diperintahkan guru.

8. Melaksanakan tugas

dengan tepat waktu.

1. Mengingat

(Remember)

2. Memahami

(Understand)

3. Menerapkan

(Apply)

4. Menganalisis

(Analyze)

5. Mengevaluasi

(Evaluate)

6. Mencipta

(Creat)

1. Persiapan

2. Membentuk

kelompok

3. Tiap kelompok

harus memiliki

buku paket atau

buku panduan

4. Diskusi masalah

5. Memanggil nomor

anggota atau

pemberian jawaban

6. Memberi

kesimpulan

1. Hasil belajar meningkat

2. Sikap tanggung jawab meningkat

Page 37: BAB IIeprints.uny.ac.id/52669/3/4. BAB II.pdf · teori-teori yang berhubungan, sesuai dan mendukung dengan pembahasan yang ... tentang model pembelajaran. Berikut ini pandangan-pandangan

51

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah

dipaparkan maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Penggunaan model Numbered Head Together (NHT) dapat dilaksanakan

di kelas VIII C SMP Negeri 2 Berbah tahun ajaran 2016/2017 pada materi

pembelajaran zat aditif pada makanan sesuai dengan sintak-sintak

pembelajaran Numbered Head Together (NHT).

2. Sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa dapat meningkat setelah

penerapan model Numbered Head Together (NHT) dalam materi

pembelajaran zat aditif pada makanan yang dilakukan dalam 2 siklus

tindakan.

3. Sikap tanggung jawab dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 2

Berbah tahun ajaran 2016/2017 pada materi pembelajaran zat aditif pada

makanan meningkat setiap siklusnya setelah menggunakan model

Numbered Head Together (NHT).