5
2 Serikat menderita gangguan tiroid dan 1.530 orang berakhir dengan kematian (Newton, Hickey, &Marrs, 2009). Prevalensi struma nodosa yang didapat melalui palpasi sekitar 4,7- 51 per 1000 orang dewasa dan 2,2 – 14 per1000 pada anak-anak (Incidence and Prevalence Data, 2012). Daerah dataran rendah menyediakan sumber-sumber makanan kaya yodium. Tetapi akibat paparan pestisida membuat gangguan daerah dataran rendah menjadi kekurangan yodium. Kandungan logam berat seperti Plumbum (Pb), Hydrargyrum (Hg), Cadmium (Cd) dan Polychlorinated Biphenyl (PCB) dalam pestisida menjadi blocking agent yang menghambat pemanfaatan yodium oleh kelenjar tiroid. Sekitar 17 jenis pestisida yang beredar di Indonesia dan digunakan oleh petani yang ditengarai berpotensi mencemari lingkungan dan residunya dapat menimbulkan endocrine disrupting activities atau gangguan pada sistem endokrin dan fungsi tiroid pada manusia (Hendra, 2008). Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) (Potter& Perry, 2009) dapat meningkatkan status kesehatan klien struma nodosa pasca operasi dengan memberikan post operative care pasca tiroidektomi. Hal ini dapat meminimalkan komplikasi yang mungkin terjadi pada klien pasca tiroidektomi. Setiap klien yang mengalami pembedahan berisiko mengalami komplikasi, termasuk

BAB-I halaman 2-4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

3

Serikat menderita gangguan tiroid dan 1.530 orang berakhir dengan kematian (Newton, Hickey, &Marrs, 2009). Prevalensi struma nodosa yang didapat melalui palpasi sekitar 4,7- 51 per 1000 orang dewasa dan 2,2 14 per1000 pada anak-anak (Incidence and Prevalence Data, 2012). Daerah dataran rendah menyediakan sumber-sumber makanan kaya yodium. Tetapi akibat paparan pestisida membuat gangguan daerah dataran rendah menjadi kekurangan yodium. Kandungan logam berat seperti Plumbum (Pb), Hydrargyrum (Hg), Cadmium (Cd) dan Polychlorinated Biphenyl (PCB) dalam pestisida menjadi blocking agent yang menghambat pemanfaatan yodium oleh kelenjar tiroid. Sekitar 17 jenis pestisida yang beredar di Indonesia dan digunakan oleh petani yang ditengarai berpotensi mencemari lingkungan dan residunya dapat menimbulkan endocrine disrupting activities atau gangguan pada sistem endokrin dan fungsi tiroid pada manusia (Hendra, 2008).

Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider) (Potter& Perry, 2009) dapat meningkatkan status kesehatan klien struma nodosa pasca operasi dengan memberikan post operative care pasca tiroidektomi. Hal ini dapat meminimalkan komplikasi yang mungkin terjadi pada klien pasca tiroidektomi. Setiap klien yang mengalami pembedahan berisiko mengalami komplikasi, termasuk tiroidektomi (Louis, 2011). Salah satu komplikasi akibat tiroidektomi adalah hipotiroidisme. Kondisi ini dapat berupa adanya rasa kebas dan kesemutan pada area wajah dan ekstrimitas, takikardia, dan produksi keringat yang berlebih. Hal ini disebabkan terjadinya hipokalsemia akibat edema pada paratiroid pasca pembedahan. Komplikasi ini dapat bersifat sementara atau permanen. (Vaxevanidou et al, 2010). Pemberian post operative care pasca tiroidektomi yang optimal merupakan salah satu intervensi mandiri keperawatan yang dapat meminimalkan komplikasi dan mempercepat penyembuhan klien. Berdasarkan uraian di atas, laporan praktik klinik ini akan memaparkan hasil implementasi dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien dengan masalah endokrin, spesifik pada asuhan keperawatan klien dengan struma nodosa non toxic di lantai 4 bedah RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.1.2 Tujuan Penulisan1.2.1 Tujuan Umum

Melakukan analisis asuhan keperawatan masalah kesehatan masyarakat perkotaan pada klien dengan struma nodosa non toxic dengan di lantai 4 bedah RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Menjelaskan konsep terkait struma nodosa non toxic yang terdiri

dari anatomi fisiologis tiroid, definisi, etiologi, patofisiologi,

pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan dari struma nodosa non toxic,

1.2.2.2 Menganalisis pada masalah keperawatan yang muncul dengan

konsep terkait KKMP,1.2.2.3 Menganalisis pada masalah keperawatan yang muncul dengan

konsep terkait struma nodosa non toxic,

1.2.2.3 Menganalisis peran perawat dalam post operative care pasca

tiroidektomi pada klien dengan struma nodosa non toxic.1.3 Manfaat Penulisan

Sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam keilmuan keperawatan medical bedah dalam materi keperawatan endokrin khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan struma nodosa non toxic. Hasil pemaparan ini juga diharapkan bermanfaat bagi pelayanan keperawatan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan struma nodosa non toxic.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis hanya membatasi ruang lingkup bahasan yaitu pada kasus "Asuhan Keperawatan pada Klien Ny. P dengan Post Op SNNT " dari tanggal 3 Januari 2015 sampai dengan 5 Januari 20151.5 Metode Penulisan

Metode dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, menggunakan metode deskriptif. Dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana peserta didik mengelola satu kasus dengan menggunakan proses keperawatan yang diawali dengan pengkajian yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan catatan medis. Kemudian merumuskan diagnosa dan membuat perencanaan lalu melakukan implementasi/tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat, tak lupa melakukan evaluasi pada klien Ny. P sesuai dengan buku dan sumber-sumber. Selain itu, penulis juga menggunakan studi kepustakaan dengan menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan kemudian penulis tuangkan ke dalam karya tulis ilmiah ini secara deskriptif.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematis ke dalam lima Bab yaitu: Bab pertama pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab kedua tinjauan teori yang terdiri dari pengertian, etiologi, patofisiologi (proses perjalanan penyakit, manifestasi klinis, dan komplikasi), penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Bab ketiga tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Bab keempat pembahasan mengenai kesenjangan antara teori dan kasus yang ditemukan di lapangan, terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Bab kelima penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran yang disertai daftar pustaka dan lampiran.