Upload
eire-ari-simanjuntak
View
99
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sistem tenaga listrik yang pesat membutuhkan transmisi
tegangan tinggi. Lingkup studi tegangan tinggi sangat luas, antara lain meliputi
fenomena tegangan tinggi, seperti perhitungan medan listrik, gejala tembus listrik
dielektrik, dan lain-lain.
Pembangkitan tegangan tinggi terbagi menjadi pembangkitan tegangan
tinggi bolak-balik, pembangkitan tegangan tinggi searah, dan pembangkitan
tegangan tinggi impuls.
Dengan arus bolak-balik inilah energi dalam jumlah besar dapat
ditransmisikan. Namun demikian pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik
pada umumnya tidak dilakukan dengan menggunakan sistem satu fasa, melainkan
dengan sistem tiga fasa.
Transmisi daya dilakukan pada tegangan tinggi yang dapat diperoleh
dengan menggunakan transformator penaik tegangan. Di ujung saluran, tegangan
diturunkan lagi sesuai dengan kebutuhan beban. Pemilihan sistem tiga fasa untuk
pembangkitan dan penyaluran energi listrik juga didasari oleh kelebihan unjuk
kerja maupun kelebihan ekonomis yang dapat diperoleh dari sistem ini.
Penyaluran daya dengan menggunakan sistem tiga fasa kurang berfluktuasi
dibandingkan terhadap sistem satu fasa. Selain dari pada itu, untuk penyaluran
daya tertentu pada tegangan tertentu akan memerlukan arus lebih kecil sehingga
dimensi saluran yang diperlukan akan lebih kecil pula. Konversi elektris-mekanis
juga lebih mudah dilakukan pada sistem tiga fasa dengan menggunakan motor tiga
fasa.
Tidak terdapat perbedaan antara jalur transmisi dan jalur distribusi kecuali
tingkat tegangan dan kemampuan penanganan dayanya. Jalur transmisi beroperasi
pada EHV (Extra High Voltage) dan biasanya mampu mentransmisikan energi
listrik dalam jumlah besar yang melintasi jarak yang sangat jauh. Jalur distribusi
membawa daya dalam jumlah terbatas pada tegangan lebih rendah dengan jarak
yang pendek.
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai presentasi dalam
memenuhi nilai mata kuliah Rangkaian Listrik II.
C. Batasan Masalah
Pembahasan Masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
Pembangkitan tegangan tiga fasa
Tegangan dan arus dalam hubungan Bintang (Y, Wye)
Tegangan dan arus dalam hubungan Segitiga (∆, Delta)
BAB II
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2
PEMBAHASAN
A. Pembangkitan Tegangan Tiga Fasa
Pada dasarnya pasokan listrik AC dibagi kedalam sirkuit satu fase dan tiga
fase. Sirkuit AC satu fase memiliki dua buah kawat yang dihubungkan ke sumber
listrik. Tidak seperti sirkuit DC yang arah arus listrik nya tidak berubah, maka
dalam sirkuit AC arah arus berubah berkali-kali tiap detiknya tergantung pada
frekuensi pasokan. Listrik 240 volt (V) yang dipasok ke rumah kita merupakan
listrik AC satu fase dan memiliki dua buah kawat: ‘aktif’ dan ‘netral’.
Secara esensi untuk memahami konsep 3 fasa, kita akan mulai dari konsep
1 fasa. Jika sebuah coil diputar pada kecepatan tetap dalam sebuah medan
magnetik akan menghasilkan tegangan bolak balik.
Yang dimaksud dengan listrik arus bolak – balik 3 fasa adalah arus bolak –
balik yang terdiri dari 3 ( tiga ) keluaran fasa, dengan bentuk sinusiode dimana
besar / nilai tegangannya sama, frekuensi sama tetapi masing – masing berbeda
1/3 periode ( 120 derajat ). Hubungan listrik pada sistem 3 fasa bisa berupa :
1. Hubungan bintang
2. Hubungan delta
Jalur distribusi dapat terdiri dari empat jalur. Tiga jalur membawa listrik
dari tiga sirkuit listrik, yang dibagi menjadi jalur netral yang umum (tiga jalur
aktif dan satu jalur netral). Sistem 3 fase memiliki 3 bentuk gelombang (biasanya
membawa daya) yaitu 2/3 p radian (120 derajat,1/3 siklus) untuk waktu tertentu.
Gambar 1 menunjukan sistem satu siklus tiga fase, dari 0 hingga 360 derajat (2 p
radians), sepanjang aksis waktu. Garis yang diplotkan menunjukan keragaman
tegangan sesaat (atau arus) dalam waktu. Siklus ini akan berulang 50 atau 60 kali
per detiknya tergantung pada frekuensi sistem dayanya. Warna garis menyatakan
kode pewarnaan Amerika untuk sistem tiga fase: hitam =VL1 merah=VL2 biru=VL3.
Tegangan merupakan fungsi waktu, kecepatan putaran dan sebuah nilai
maksimum. Bentuk matematika sebuah tegangan dapat dituliskan seperti :
Dimana :
Vm = tegangan maksimum atau amplitudo dalam volt.
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
3
w = Frekuensi dalam radian per detik.
f = Frekuensi dalam jumlah siklus per detik atau Hertz per
detik.
Jika gulungan kawat (Coil) saluran a, b dan c, masing – masing bekerja
120 derajat ruang, diputar pada kecepatan yang sama serta medan magnetik yang
sama, akan menghasilkan tegangan yang sama kecuali sudut pergeseran masing –
masing saluran sebesar 120 derajat.
Secara matematika dapat dilambangkan sebagai :
Untuk setiap sinyal sinusoidal dilambangkan dengan tegangan akar rata-
rata (RMS) dan pergeseran fasa dari sebuah sinyal acuan.
Tegangan RMS sinyal sinusoidal diberikan persamaan :
Gambar 1.a Satu Siklus Sistem Listrik 3 Fasa
(Wikipedia contributors, 2005)
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
4
Gambar 1.b Sistem Listrik 3 Fasa
B. Hubungan Bintang (Y, Wye) dan Segitiga (Δ, Delta)
Untuk setiap gulungan coil mempunyai 2 titik :
1 titik awalan dan 1 titik akhiran.
Untuk sistem 3 fasa ini diartikan bahwa dibutuhkan 6 buah konduktor.
Untuk mengurangi rugi – rugi konduktor akan sama halnya (setara) dengan
mengurangi jumlah konduktornya.
Hal ini didapat dengan menghubungkan gulungan coil dan fasa masing – masing
pada setiap 2 bentuk saluran.
Ini disebut dengan hubungan Wye dan Delta. Sebelum kita menggambarkan
hubungan Wye dan Delta, perlu diketahui beberapa definisi, berupa :
1. FASA. Menggambarkan satu elemen atau divais dalam sebuah beban, saluran
atau sumber. Secara singkat disebut dgn cabang rangkaian.
2. SALURAN. Mengacu pd saluran transmisi atau pengkabelan yg
menghubungkan sumber ke beban.
3. NETRAL. Kabel ke-4 dlm sistem 3 fasa. Fasa dari kabel ke-4 tersebut
dihubungkan secara bersama – sama pada hubungan wye (Y).
4. Tegangan dan Arus Fasa. Tegangan dan Arus yang melintasi atau melalui
sebuah cabang tunggal sebuah rangkaian.
5. Arus Saluran. Arus yang mengalir pada setiap saluran (Ia, Ib, Ic)
6. Tegangan Saluran. Tegangan antara setiap 2 buah saluran (Vab, Vbc dan Vca),
Tegangan – tegangan ini juga dapat dirujuk sebagai tegangan saluran ke
saluran.
7. Tegangan netral Saluran. Tegangan antara setiap saluran terhadap titik netral
(Va, Vb dan Vc).
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
5
C. Tegangan dan Arus dalam Hubungan Bintang (Y, Wye)
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan
menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua
terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa
yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va,
Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.
Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye)
• Titik netral di-tanahkan
• Tegangan 3-fasa mempunyai magnitudo yg sama
• Perbedaan fasa antar tegangan adalah 120°
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
6
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung
terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang
seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
V line = akar 3 Vfase = 1,732 x V fase
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama
I Line = I fase
Ia = Ib = Ic
CONTOH SOAL
Mulai dengan asumsi bahwa tegangan fasa sebesar 120 V. Tentukan tegangan
saluran?
Kita mengatakan bahwa tegangan saluran sebesar 208 Volt yang melewatinya, dan
tegangan sistem keseluruhan dituliskan 120/208 V.
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
7
Gambar 3 menunjukkan sebuah hubungan sumber tegangan konfigurasi Wye (Y)
melayani tegangan ke beban dengan konfigurasi Wye (Y) dengan
menghubungkan 2 titik netral. Sistem ini mengacu pada sistem 4 kabel.
Gambar 3
Dalam sistem 4 kabel, berlaku hubungan persamaan seperti,
Persamaan diatas digunakan berdasarkan rangkaian setimbang antara konfigurasi
sumber dan beban serta analisa sederhana rangkaian 3 fasa. Persyaratan yang harus
dipenuhi untuk sebuah sistem 3 fasa atau rangkaian setimbang :
1. Seluruh sumber (3 sumber) dilambangkan dengan perangkat variabel 3 fasa
setimbang.
2. Seluruh beban 3 fasa sama dengan impedansi.
3. Impedansi saluran sama dengan seluruh fasanya (3 fasa)
CONTOH SOAL
4 kabel terhubung –Y, 3-Fasa, 120/208V Sumber dihubungkan dengan beban.
Impedansi per fasa adalah 12Ð300 W. Tentukanlah :
1. Fasa dan tegangan saluran pada beban.
2. Fasa dan arus melalui beban.
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
8
SOLUSI
Gunakan fasa sebagai acuan.
1. Fasa tegangan pada beban diberikan sebagai berikut :
Tegangan saluran–saluran pada beban diberikan sbb :
2. Pada beban hubungan – Y, fasa dan arus saluran adalah sama
Sama halnya dengan fasa arus dari fasa b dan fasa c diberikan persamaan
menjadi :
D. Tegangan dan Arus dalam Hubungan Segitiga (∆, Delta)
Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan
sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase.
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
9
Gambar 4. Hubungan Segitiga (∆, Delta)
• Sistem hanya punya satu macam tegangan, yakni LINE to LINE ( Vline )
• Sistem mempunyai dua arus :
– Arus LINE
– Arus FASA
• Arus FASA adalah:
Arus LINE :
Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar
fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude
yang sama, maka:
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
10
V line = V fase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
I line = akar 3 I fase = 1,732 x I fase
Atau
Arus saluran dihubungkan ke arus fasa dengan faktor Ö3 dan terjadi fasa tertinggal
sebesar 300.
CONTOH SOAL
3 kabel terhubung bintang (Y), 3 fasa, Sumber 120/208 V dihubungkan ke beban
setimbang terhubung-D. Impedansi per fasa adalah 12Ð300 W. Tentukanlah;
1. Tegangan fasa dan saluran pada beban.
2. Fasa dan arus saluran melalui beban.
SOLUSI
Untuk sebuah beban terhubung-D. Tegangan antar dua saluran (atau fasa) adalah
208Ð00 V.
1. Vab = VL = 208 V.
2. Arus fasa,
Arus saluran,
BAB III
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan listrik arus bolak – balik 3 fasa adalah arus bolak –
balik yang terdiri dari 3 ( tiga ) keluaran fasa, dengan bentuk sinusiode dimana
besar / nilai tegangannya sama, frekuensi sama tetapi masing – masing berbeda
1/3 periode ( 120 derajat ). Hubungan listrik pada sistem 3 fasa bisa berupa :
1. Hubungan bintang
2. Hubungan delta
Atau
Jalur tegangan =
Atau
Jalur arus = Ampere
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
12
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/sistem-3-fasa.html
http://eprints.undip.ac.id/25489/1/ML2F002546.pdf
http://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/sistem-tiga-fasa1.pdf
http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-
%20Electricity%20%28Bahasa%20Indonesia%29.pdf
http://staff.ui.ac.id/internal/040603019/material/threephasecircuitpaper.pdf
http://dekop.files.wordpress.com/2010/09/sistem-distribusi-tenaga-listrik.pdf
http://www.instalasilistrikrumah.com/sistem-listrik-3-phase/
http://andro-tech.blogspot.com/2012/05/hubungan-arus-tegangan-rangkaian-
star.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/05/konfigurasi-hubungan-belitan.html
Pendidikan Teknik Elektro UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
13