Upload
ifadarashida
View
35
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Lembah Sungai indus dan sungai gangga
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata “India” berasal dari bahasa Yunani, dari akar kata Indoi, yang artinya :
bangsa yang mendiami daerah atau lembah aliran Sungai Indus (atau Sindhu).
Sementara orang-orang India sendiri menyebut negeri mereka seperti Hindustan yang
atinya Sungai Sindhu atau Indus, kemudian Sindh yang maknanya sama dengan
Hindustan lalu Bharatawarta, yang artinya tempat tinggal darah atau keturunan
Bharata selanjutnya Aryawarta, yang maknanya negeri orang-orang Arya, lalu
Jambhudwipa artinya pulau yang bentunya seperti buah jambu yang terakhir
Subcontinent, yang maknanya anak Benua Asia. India mempunyai wilayah yang
cukup luas, itulah mengapa India disebut Subcontinent. Negara India saat ini luasnya
mencapai 3.287,590 km², ditambah dengan Pakistan yang luasnya mencapai 803.940
km² dn Bangladesh yang luasnya 143.998 km², maka luas kawasan Benua India adalah
4.235,520 km³.
Secara geografis, wilayah anak Benua India dapat dibagi menjadi empat
wilayah, pertama yakni wilayah pegunungan, yang kedua wilayah India sebelah utara
meliputi lembah sungai Indus, lembah sungai Gangga, lembah sungai Brahmaputra.
Kemudian yang ketiga wilayah dataran tinggi Deccan dan yang keempat wilayah
sempit antara pegunungan Ghat Barat dan Ghat Timur hingga menuju pantai.
Lembah sungai Indus merupakan lembah yang sangat subur, penghasil
gandum, jagung, padi, aneka buah-buahan dan sayur-sayuran. Sungai Indus mengalir
lebih dari 3.000 km. di lembah ini pula didapati dua pusat kebudayaan kuno India,
Mahenjo Daro dan Harappa. Di dekat kota Mithankot, sungai Indus bertemu dengan
lima anak sungainya, yaitu Jhelum, Chenab, Ravi, Beas dan Sutlej. Wilayah lembah
lima anak sungai Indus ini, dalam literature, dikenal sebagai Punjab. Ata Punjab
berasal dri kata Punche=lima dan Ab=sungai. Kemudian Lembah sungai Gangga
sering dijuluki Gangga Mai (Sungai Induk), merupakan sungai suci bagi berjuta-juta
umat Hindu. Airnya diyakini dapat membersihkan jiwa dari segala dosa dan dapat
1
menyembuhkan badan dari segala penyakit. Lembah sungai Gangga di samping subur,
juga merupakan pusat agama Hindu, Budha dan Jainisme. Kota suci agama Hindu
seperti Banares dan Allahabad, terletak di dekat sungai Gangga. Panjang sungai ini
sekitar 2.575 km. anak-anak sungai Gangga dpat disebutkan antara lain: Jumna, Son,
Ramgangga, Gopra, Gumti dan Kosi.
Untuk itu kelompok kami akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana
peradaban di Lembah Sungai Indus dan Lembah sungai Gangga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah peradaban lembah sungai Indus dalam tinjauan geografi
sejarah?
2. Bagaimanakah peradaban lembah sungai Gangga dalam tinjauan geografi
sejarah?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peradaban lembah sungai Indus dalam tinjauan geografi sejarah.
2. Mengetahui peradaban lembah sungai Gangga dalam tinjauan geografi sejarah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Awal India
Dengan selesainya zaman es karena suhu bumi meningkat maka secara
bertahap jazirah India menampakkan bentuk geomorfologis yang maikin mirip dengan
yang ada sekarang. Sementara itu iklim mengalami goncangan berabad-abad yang
terdiri ats perubahan musim-musim, tingkat kelembaban udara serta kawanan langit.
Kemudian dating zaman pluvial dengan hujan-hujannya yang banyak, disertai dengan
suhu yang hangat sehingga kombinasi dua itu menyiapkan bumi India untuk ditempati
tetumbuhan dan satwa hewan.
Khususnya India Seatan letaknya sudah mendekati Khatulistiwa (ujung paling
Seatan bersama pulau Sailan menempati 8 derajat lintang utara) memilki hawa yang
serba panas, lembab dan pengap. Namun kondisi alam seperti itu justru mendorong
pesatnya tetumbuhan menyerbarlaskan diri dan hewan berkembang biak. Tak
mengherankan pula bahwa manusia berkulit kehitam-hitaman juga sudah hadir banyak
di India Selatan pada zaman prasejarahnya.
Adapun India Utara alamnya bersifat relative cengkar dengan dua sebab.
Pertama, terdapatnya relief yan gtegas, yakni perbedaan relief wilayah yang begitu
menonjol dan keduanya, hutan-hutan di tanah tinggi dan lereng-lerengnya tak begitu
banyak dibandingkan dengan di dataran rendahnya di lembah Indus dan Gangga.
Bagian-bagian dari dataran rendah yang luas itu memberikan fasilitas kepada suku-
suku yang bermatapencaharian mengumpulkan hasil hutan dengan tempat tinggal
berpindah.-pindah terus. Mereka ini akhrnyamampu meningkatkan budayanya menjadi
petani pengolah tanah.
Karena luasnya jazirah India itu maka jenis hewan sesuai dengan variasi
lingkungan vegetasinya amat berbeda-beda pula. Sebelum kedatangan bangsa-bangsa
berkulit putih dari Persia di lebah Indus kuda sudah dipakai tenaganya untuk bertani
dan kegiatan ekonomi penduduk. Lembah gangga memiliki jenis-jenis tetumbuhan
dan hewan yang terdapat juga di Negara-negara Asia Tenggara pada masa itu. Sampai
3
kini masih dipertanyakan manakah tempat asal tamanan padi, India Belakang atau
india sendiri. Yang jelas ada awal sejarah tanaman padi sudah lama dikenal India
bagian Selatan. Adapun tanaman tebu kemungkinan besar memang berasal dari India.
Peradaban Lembah Sungai Gangga dan Sungai Indus
a. Kebudayaan India Awal
Letak peradaban terbesar bangsa India adalah teletak di Mohenjodaro dan
Harapa. Suku asli India adalah bangsa Dravida yang kemudian eksistensinya sedikit
demi sedikit tergusur oleh kedatangan bangsa Arya dari Asia Barat. Peradaban India
sering disebut dengan peradaban sungai Indus yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu;
Yellum, Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab
(Daerah lima Aliran Sungai). Peradaban lembah sungai Indus sebanding dengan
peradaban Mesopotamia, lembah sungai Huangho, dan Mesir,dengan penduduk asli
adalah orang-orang Dravida, mempunyai cirri-ciri berkulit hitam dan pada saat itu
mereka belum mempunyai kepercayaan atau agama yang tetap.
Seperti yang telah disinggung diatas hasil peradaban terbesar lembah sungai
Indus adalah keberadaan kota Mohenjodaro dan Harapa. Kota Mohenjodaro
merupakan gambaran kota pada masa India lama. Disana telah ditemukan bangunan
perumahan, balai besar dan juga pemandian. Bahan pokok dari bangunan-bangunan
tersebut adalah sebuah batu bata merah dengan ukuran kira-kira 25 X 50 X 3,5 inchi.
Rumah-rumah padakota Mohenjodaro mempunyai halaman-halaman yang luas.
Letak kota lembah sungai Indus sendiri tepatnya di daerah perbukitan
Baluchistan yang kemudian menghasilkan kebudayaan Nal. Daerah-daerah yang
terletak di sepanjang sungai Indus kemudian sering disebut dengan kebudayaan
Harappa dan Mohenjodaro. Letak Mohenjodaro dan Harappa sendiri kurang lebih 800
km. Dalam penggalian terbaru telah banyak ditemukan kota-kota baru di Mohenjodaro
dan Harappa. Pada masa Mohenjodaro dan Harappa telah ditemukan benda-benda
yang pada saat itu sudah merupakan benda yang sangat mengagumkan dengan
keunikan dan keelokan tersendiri.
4
Dengan sumber-sumber yang telah ada membuktikan bahwa sungai Indus,
tepatnya peradaban lembah sungi Indus telah menjadi salah satu sumber perdaban di
dunia. Padahal pada waktu Indonesia belum berkembang seperti halnya India, ataupun
Mesopotamia, Mesir dan bahkan Eropa.
b. Geografi Sungai Indus dan Sungai Gangga
Indus atau Sindhu merupakan salah satu sungai yang besar di Asia. Mata
airnya ada di lereng-lereng pegunungan tinggi Tibet bagian dari Himalaya dan setelah
mengalir menerobos negeri Kashmir membasahi bumi Pakistan untuk akhirnya
bermuara di Laut Arab.
Bagi penduduk di zaman kuno India, sungai India , sungai Indus dikenal
sebagai raja sungai, adapun sebutan bahasa Sansekertanya adalah Sindhu yang artinya
Samudera atau Perairan besar. Sama halnya dengan lembah Nil, Efrat dan Tigris,
maka lembah Indus menjadi palungan awal di dunia. Antara tahun 2500dan 1500 SM
suatu kebudyaan yang tinggi pernah dicapai di India dengan lokasi di hilir bawah
Indus yaitu di negera-negara Mahenjo Daro dan Harappa.
Juga di lembah-lembah Indus itu buku-buku Weda ditulis sebagai kelanjutan dari
bagian-bagian depan yang ditulis di Persia oleh bangsa Aria sebagai pintu masuk
jazirah India lembah Indus dalam sejarah amat strategis dalam makna militer dan
ekonomi.
Bagian hulu sungai Indus yang mengalir di seberang Himalaya panjangnya
mencapai 3000 km. dari Barat Daya Tibet itu sungai tersebut menerobos pegunungan
yang keras untuk terjun di dataran Punjab yang terletak di jazirah India, tepatnya di
dekat kota Kalabagh. Mulai dari kota Mithankot sungai Indus kemasukan lima anak
sungainya yang namanya adalah Jhelum, Chenab, Ravi, Beas dan Sutlej. Kota-kota
yang kemudian dilewati dalam perjalanannya ke muara adalah antara lain Sukkur dan
Haiderabad.
Pada musim penghujan sungai tersebut banyak mengalami banjir besar.
Kelebihan air ini tak dapat dimanfaatkan untuk pelayaran dalam negeri karena sangkal
saja, tetapi berguna untuk irigasi tanah pertanian,. Berkat banjir dari abad ke abad itu
5
daerah Punjab yang artinya “lima sungai” tadi bertanah subur dan hasilnya dari dulu
adalah gandum, jagung, padi serta macam-macam buah-buahan. Karena yang
mendapat pengairan juga wilayah Inda maka konflik di perbatasan acapkali timbul.
Adapun sungai besar lainnya di jazirah India adalah sungai Gangga. Bagi
jutaan orang Hindu sungai tersebut tak hanya besar tetapi juga suci. Gangga Mai
(artinya ibu Gangga) airnya dipercaya dapat mencuci jiwa manusia dari segala dosa
dan menyembuhkan raga yang sakit. Setiap tahun puluhan ribu orang Hindu berziarah
ke sungai tersebut untuk ikut upacara mandi di dalamnya.
Di sepanjang sungai Gangga banyak berderetan candi dan kuil agama Hindu
karena air sungainya penting untuk berbagai upacara. Di tepi sungai sengaja dibuatkan
undak-undakan panjang untuk tempat duduk dan bersama di para peziarah. Abu
jenazah pun ditaburkan ke sungai itu. selain agama Hindu dua agama lainnya yakni
Budisme dan Jenisme lahirya di lembah Gangga. Sang Budha mengajar pertama kali
di kota Sernath dekat Benares.
Sungai Gangga bermata air di lereng Himalaya pada ketinggian 3000 m di ats
permukaan laut. Cairan salju selalu menyediakan air yang berlimpahan sungai tersebut
memasuki lembah datar di dekat Hardwar untuk kemudian mengalir ke arah Tenggara
dan bermuara di Teluk Benggala. Selama itu jarak yang ditempuhnya ada 2575 km
melalui kota-kota Allahabad, Benares dan Kanpur. Pertemuannya dengan anak sungai
Brahmaputera bertempat di Bangladesh lalu membentuk delta yang besar. Anak-anak
sungai lainnya bernama Jumna, Son, Ramaganga, Gorgra, Gumti dan Kosi. Nama-
nnama ini penting bagi mereka yang mempelajari sejarah kebudayaan Hindu Kuno.
Bersama dengan semua anak sungainya, Gangga membasahi seperempat
wilayah negeri India dan bagian besar Bangladesh. Jutaan petani memanfaatkan airnya
untuk pengairan sawah, padi dan lading gandum. Selama berabad-abad sungai tersbut
pernah menjadi sarana komunikasi dan transportasi yang penting. Dua wilayah yang
sempurna diairinya adalah kerajaan (kesultanan) Delhi dan kerajaan Mogul di masa
lampau. Karena umunya airnya dangkal hanya perahu-perahu kecil saja dapat berlayar
di sungai Gangga.
6
A. Peradaban Lembah Sungai Indus
Berdasarkan penggalian arkeologis di Mohenjo Daro (Distrik Larkana, Sind)
dan di Harappa (Distrik Montgomery, Punjab), dapat dibuktikan bahwa ±5000 tahun
lalu muncul komunitas beradab di wilayah ini. Keantikan peradaban Lembah Sungai
Indus karena periodenya yang sejajar dengan peradaban di lembah Sungai Nil di Mesir
dan peradaban lembah Sungai Eufrat-Tigris di Mesopotamia. Sayangnya, belum
ditemukan rekaman tertulis mengenai peradaban lembah Sungai Indus.
Penggalian-penggalian arkeologis berhasil menemukan puing-puing kota besar
(big city) yang diduga dibangun beberapa kali. Dijumpai bangunan atau gedung
tempat tinggal dari ukuran terkecil (berisi dua kamar) hingga gedung mewah di kanan-
kiri jalan yang luas dan lurus. Gedung-gedung tersebut terbuat dari bata. Gedung-
gedung besar mempunyai dua atau lebih loteng, dilengkapi dengan lantai ubin dan
halaman, pintu, jendela, dan tangga-tangga sempit. Hampir setiap gedung itu
mempunyai sumur, pipa saluran, dan kamar mandi. Terdapat bangunan-bangunan
besar yang diduga adalah istana, kuil, dan gedung kota praja.
7
Ada pula kolam besar (big bath) berupa alun-alun segi empat yang luas dengan
serambi dan ruangan-ruangan di semua sisi. Terdapat kolam besar di tengahnya, yang
sekelilingnya diberi pagar. Air disalurkan melalui pipa-pipa besar. Kolam besar
tersebut mempunyai panjang 180 kaki (55 m), lebarnya 108 kaki (33m), dan dinding
luarnya mempunyai ketebalan 8 kaki (2 m).
Kesan yang didapatkan dari peninggalan arkeologis yang ditemukan,
peradaban Lembah Sungai Indus merupakan kota besar yang padat penduduknya.
Sistem sanitasi dan pembuangan air sudah maju. Penduduknya pun menikmati
kemewahan. Seni bangunan telah mencapai derajat kesempurnaan yang tinggi.
Bangunan yang ada telah mengesankan bahwa telah ada suatu town planning, kota
dirancang dengen tertata dan rapi.
Menurut Tom B.Jones dalam buku From Tigris to the Tiber : An Introduction
o Ancient History, peradaban lembah Sungai Indus memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Merupakan sebuah negara agama atau teokrasi.
2. Memiliki stratifikasi sosial yang jelas.
3. Terdapat golongan pendeta.
4. Dalam bidang ekonomi, literatur dan lembaga pengetahuan telah ditata dengan
teratur.
Identifikasi peradaban lembah Sungai Indus:
1. Makanan
Makanan utama penduduk ialah gandum, gandum untuk dibuat minuman keras (barley
malt) dan sebangsa kurma. Mereka juga makan daging domba, babi, ikan, dan telur.
2. Baju dan Perhiasan
Kain katun umum digunakan sebagai pakaian. Wool untuk pakaian
penghangat. Perhiasan dipakai baik oleh wanita maupun pria, misalnya, kalung,
gelang tangan, dan cincin. Perhiasan yang khusus dipakai kaum wanita ialah korset,
cincin hidung, anting-anting dan gelang kaki. Perhiasan ini pada umumnya terbuat dari
emas, perak, gading, tembaga dan bat mulia seperti batu giok dan akik.
8
3. Barang-barang rumah tangga
Kendi yang beraneka ragam telah dibuat dengan roda, ada yang sederhana dan
ada yang dilukis. Kendi biasanya dibuat dari tembaga, perak, dan porselin. Besi belum
dikenal. Jarum dan sisir dibuat dari batu atau gading. Kapak, pahatan, pisau, sabit,
pancing, dan silet dibuat dari tembaga dan perunggu. Ada mainan anak-anak misalnya
kereta dan kursi kecil beroda. Ditemukan pula potongan-potongan dadu.
4. Pemeliharaan Binatang
Sisa-sisa kerangka membuktikan bahwa sapi jantan, kerbau, biri-biri, gajah,
dan unta telah dipelihara. Anjing juga sudah dipelihara sedangkan kuda belum.
5. Senjata-senjata Perang
Meliputi kapak, tombak, pisau belati, tongkat, busur dan anak panah. Pedang
belum ditemukan. Juga tidak dijumpai perisai, topi baja atau baju zirah. Senjata-
senjata tersebut dibuat dari tembaga atau perunggu.
6. Materai
Lebih dari 500 materai telah ditemukan, terbuat dari lepengan tanah liat yang
dibakar dan ukurannya kecil. Beberapa materai berisi gambar binatang atau tulisan
piktorial yang belum dapat diuraikan.
7. Kesenian
Adanya gambar-ambar dalam materai menunjukkan seni yang tinggi. Di
Harappa ditemukan potongan-potongan bat yang dipahat.
8. Perdagangan
Materai-materai yang ditemukan itu berkaitan dengan dunia perdagangan.
Rakyat lembah Indus tidak hanya berdagang dengan bagian lain wilayah India, tetapi
juga dengan negara-negara Asia lain seperti Bangsa Sumeria. Dari perdagangan itu,
didatangkan timah, tembaga, dan batu mulia dari luar India.
9
9. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk telah dapat diidentifikasi. Pertanian memainkan
peran yang penting. Gandum dan katun ditanam dalam skala besar mata pencaharian
lain dalam masyarakat adalah pembuat barang pecah belah, penenun, tukang pembuat
hiasan dinding, dan pemotong batu. Kemajuan teknik ditunjukkan oleh roda untuk
membuat barang pecah belah, pembakaran batu-batu, pencetakan dan pengolahan
logam.
10. Agama
Barang-barang peninggalan di Mohenjo Daro memperlihatkan kepercayaan
rakyat. Mereka diduga memuja Divine Mother (Dewi Pertiwi), meyakini energi wanita
sebagai sumber seluruh penciptaan. Ada pula dewa pria yang diduga sebagai prototipe
Dewa Siwa. Dalam satu materai, Siwa digambarkan duduk dalam posisi yoga,
dikelilingi binatang-binatang. Dia memiliki tiga wajah. Di sini dapat ditarik
kesimpulan adanya hubungan organik antara peradaban Lembah Sugai Indus dengan
Hinduisme sekarang. Peradaban Sungai Indus merupakan sumber peradaban
berikutnya, memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
peradaban India.
11. Kronologi
Periode eksistensi peradaban Sungai Indus diduga berlangsung paling awal ±
2900 SM atau sampai ± 1700 SM. Sementara migrasi bangsa Arya ke India
diperkirakan terjadi ± 2000-1500 SM.
Ada beberapa pendapat mengenai siapa pendukung peradaban sungai Indus,
yaitu:
1. Orang-orang Sumeria
2. Orang-orang Dravida
3. Antara Sumeria dengan Dravida identik. Menurut pendapat ketiga ini, orang-
orang Dravida pada suatu waktu mendiami seluruh India, termasuk wilayah
Punjab, Sind, dan Baluchistan. Secara bertahap mereka beremigrasi ke
Mesopotamia. Fakta bahwa rumpun Bahasa Dravida masih dipakai oleh orang-
10
orang Brahui yang tinggal di Baluchistan sekarang, dijadikan penguat pendapat
ini.
Ada beberapa faktor yang dapat diajukan mengenai keruntuhan peradaban Sungai
Indus ini, yaitu:
1. Kesulitan untuk mengontrol Sungai Indus bila terjadi banjir. Harappa
barangkali ditinggalkan penduduknya karena bencana banjir.
2. Penggundulan hutan oleh penduduk lembah Sungai Indus untuk diambil
kayunya. Akibat penggundulan hutan ini adalah bahaya banjir dan erosi.
3. Serbuan asing yang diperkirakan dilakukan oleh bangsa Arya. Bukti yang
mendukung hal ini misalnya adalah ditemukannya kumpulan tulang belulang
yang berserakan di suatu ruangan besar di tangga menuju tempat pemandian.
Bentuk dan sikap tulang belulang itu ada yang menggeliat dalam posisi takut
karena timbulnya serangan mendadak.
B. Peradaban Sungai Gangga
a. Pusat Peradaban
Lembah sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan
PegununganWindya-Kedna. Sungai itu bermata air di Pegunungan Himalaya dan
mengalir melalui kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares
melalui wilayah Bangladesh dan bermuara di teluk Benggala. Sungai Gangga bertemu
11
dengan sungai KwenLun. Dengan keadaan alam seperti itu tidak heran jika lembah
Sungai Gangga ini sangat subur.
Pendukung peradaban lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang
termasuk bangsa Indo Jerman. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun
200-1500 SM, melaluiCelah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.
Kebudayaan lembah Sungai Gangga merupakan kebudayaan campuran antara
kebudayaan bangsa Aria dengan bangsa Dravida. Hal ini di sesuaikan dengan nama
daerah tempat bercampurnya kebudayaan,yaitu daerah Shindu atau Hindustan.
Peradaban lembah Sungai Gangga meninggalkan jejak yang sangat penting
dalam sejarah umat manusia hingga kini. Di tempat ini muncul dua agama besar
dunia,yaitu agama Hindu dan Buddha. Agama hindu lahir dari budaya campuran
bangsa Aria dan Dravida itu. Bahkan peradaban dan kehidupan bangsa hindu tesebut
tercantum dalam kitab suci agama hindu, yaitu kitab Weda, Brahmana dan Upanisad.
Agama Hindu merupakan perwujudan dari kepercayaan peradaban bangsa Hindu.
Sungai Gangga di anggap sebagai tempat keramat dan suci bagi penganut Hindu
India.Air Sungai Gangga dianggap dapat menyucikan diri manusia dan penghapus
semua dosanya. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa
tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa
Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya.
Sementara itu, agama Buddha lahir sebagai bentuk reaksi beberapa golongan
atas ajaran kaum Brahmana yang dipimpin oleh Siddharta Gautama. Ia adalah seorang
putra mahkota kerajaan Kapilawastu. Siddharta mendapat sinar terang menjadi Sang
Buddha yang berarti "Yang Disinari". Lambat laun agama Budhha dapat diterima
masyarakat India danmenyebar keberbagai belahan dunia.
b. Pemerintahan
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan
kelanjutan sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Shindus. Sejak
runtuhnya Kerajaan Maurya,keadaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara
kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan ini baru dapat diamankan
12
kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di
antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.
1. Kerajaan Gupta
Kerajaan ini didirikan oleh Raja Candragupta I (320-330 M) dengan pusatnya
di lembah Sungai Gangga.Pada masa pemrintahannya agama Hindu dijadikan agama
Negara, namun agama Buddha tetap dapat berkembang.
Kerajaan Gupta ini mencapai masa paling gemilang ketika Raja Samudra Gupta
berkuasa,ia adalah cucu dari Candragupta I. seluruh lembah Sungai Gangga dan
lembah Sungai Shindu berhasil dikuasainya dan ia menjadikan kota Ayodhia sebagai
ibukota kerajaan.
Kemudian Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta I(375-415 M),
yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Di bawah pemerintahan Candragupta II
kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa
gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan
karangannya berjudul "Syakuntala". Perkembangan seni patung mencapai kemajuan
yang juga pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal
menghiasi kuil-kuil di Syanta.Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami
kemunduran setelahRaja Candragupta IIwafat. India mengalami masa kegelapan
selama kurang lebih dua abad.
2. Kerajaan Harsha
Pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana.
Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga
besar. Pada zamannya kesusastraan dan pendidikan berkembang pesat. Salah satu
pujangga yang terkenal pada masa kekuasaannya adalah pujangga Banadengan
karyanya berjudul "Harshacarita".Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu,
tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun
wihara dan stupa, serta dibangun tempat-tempat penginapan dan fasilitas kesehatan.
Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa
pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-11 M tidak pernah diketahui
13
adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.Sehingga India kembali mengalami
masa kegelapan
c. Kebudayaan Lembah Sungai Gangga
Perkembangan kebudayaan masyarakat Lembah Sungai Gangga mengalami
kemajuan banyak kemajauan dibidang kesenian, seperti kesusastraan, seni pahat, dan
seni patung berkembang dengan pesat. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian
menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peradaban lembah sungai Indus
Berdasarkan penggalian arkeologis di Mohenjo Daro (Distrik Larkana, Sind)
dan di Harappa (Distrik Montgomery, Punjab), dapat dibuktikan bahwa ±5000 tahun
lalu muncul komunitas beradab di wilayah ini. Keantikan peradaban Lembah Sungai
Indus karena periodenya yang sejajar dengan peradaban di lembah Sungai Nil di Mesir
dan peradaban lembah Sungai Eufrat-Tigris di Mesopotamia. Sayangnya, belum
ditemukan rekaman tertulis mengenai peradaban lembah Sungai Indus.
Penggalian-penggalian arkeologis berhasil menemukan puing-puing kota besar
(big city) yang diduga dibangun beberapa kali. Dijumpai bangunan atau gedung
tempat tinggal dari ukuran terkecil (berisi dua kamar) hingga gedung mewah di kanan-
kiri jalan yang luas dan lurus. Gedung-gedung tersebut terbuat dari bata. Gedung-
gedung besar mempunyai dua atau lebih loteng, dilengkapi dengan lantai ubin dan
halaman, pintu, jendela, dan tangga-tangga sempit. Hampir setiap gedung itu
mempunyai sumur, pipa saluran, dan kamar mandi. Terdapat bangunan-bangunan
besar yang diduga adalah istana, kuil, dan gedung kota praja.
Ada beberapa faktor yang dapat diajukan mengenai keruntuhan peradaban
Sungai Indus ini, yaitu:
1. Kesulitan untuk mengontrol Sungai Indus bila terjadi banjir. Harappa
barangkali ditinggalkan penduduknya karena bencana banjir.
2. Penggundulan hutan oleh penduduk lembah Sungai Indus untuk
diambil kayunya. Akibat penggundulan hutan ini adalah bahaya banjir
dan erosi.
3. Serbuan asing yang diperkirakan dilakukan oleh bangsa Arya. Bukti
yang mendukung hal ini misalnya adalah ditemukannya kumpulan
tulang belulang yang berserakan di suatu ruangan besar di tangga
menuju tempat pemandian. Bentuk dan sikap tulang belulang itu ada
15
yang menggeliat dalam posisi takut karena timbulnya serangan
mendadak.
Peradaban Lembah Sungai Gangga
Lembah sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan
PegununganWindya-Kedna. Sungai itu bermata air di Pegunungan Himalaya dan
mengalir melalui kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares
melalui wilayah Bangladesh danbermuara di teluk Benggala. Sungai Gangga bertemu
dengan sungai KwenLun. Dengan keadaan alam seperti itu tidak heran jika lembah
Sungai Gangga ini sangat subur.
Pendukung peradaban lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang
termasuk bangsaIndo Jerman. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-
1500 SM, melaluiCelah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.
Kebudayaan lembah Sungai Gangga merupakan kebudayaan campuran antara
kebudayaan bangsa Aria dengan bangsa Dravida. Hal ini di sesuaikan dengan nama
daerah tempat bercampurnya kebudayaan,yaitu daerah Shindu atau Hindustan.
Peradaban lembah Sungai Gangga meninggalkan jejak yang sangat penting
dalam sejarah umat manusia hingga kini. Di tempat ini muncul dua agama besar
dunia,yaitu agama Hindu dan Buddha. Agama hindu lahir dari budaya campuran
bangsa Aria dan Dravida itu. Bahkan peradaban dan kehidupan bangsa hindu tesebut
tercantum dalam kitab suci agama hindu, yaitu kitab Weda, Brahmana dan Upanisad.
Agama Hindu merupakan perwujudandari kepercayaan peradaban bangsa Hindu.
Sungai Gangga di anggap sebagai tempatkeramat dan suci bagi penganut Hindu
India.Air Sungai Gangga dianggap dapat menyucikan diri manusia dan penghapus
semua dosanya. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa
tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa
Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya.
16
Daftar Pustaka
Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan.Yogyakarta: Ombak
Daldjoeni.1995. Geografi Kesejarahan 1 Peradaban Dunia. Bandung: Alumni.
17