22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belangkang Penelitian Lingkungan merupakan suatu tempatasal kitahidup yang di dalamnya terdapat komponen biotik dan abiotik.Komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,hewan,manusia,dan mikroorganisme (virus dan bakteri).Sedangkan komponen abiotik adalah segakla sesuatu yang tidak bernyawa seperti tanah,udara,air,iklim,kelembaban,cahaya dan bunyi.Lingkungan hidup juga dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda,daya ,keadaan,dan makhluk hidup termasuk manusiadan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Hakikatnya,lingkungan harus selalu kita lestarikan ,agar tetap terjaga kelestariannya.Apabila hal itu tidak kita lakukan maka akan menimbulkan dampak yang negative bagi 1

BAB I Karya Tulis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I Karya Tulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belangkang Penelitian

Lingkungan merupakan suatu tempatasal kitahidup yang di dalamnya terdapat

komponen biotik dan abiotik.Komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa

seperti tumbuhan,hewan,manusia,dan mikroorganisme (virus dan

bakteri).Sedangkan komponen abiotik adalah segakla sesuatu yang tidak bernyawa

seperti tanah,udara,air,iklim,kelembaban,cahaya dan bunyi.Lingkungan hidup juga

dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda,daya ,keadaan,dan

makhluk hidup termasuk manusiadan perilakunya yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lainnya.

Hakikatnya,lingkungan harus selalu kita lestarikan ,agar tetap terjaga

kelestariannya.Apabila hal itu tidak kita lakukan maka akan menimbulkan dampak

yang negative bagi lingkungan termasuk komponen -komponen yang ada di

dalamnya.seperti halnya pencemaran air,udara,tanah,dan lain sebagainya.Padahal

dapat kita ketahui bahwa unsur-unsur tersebut merupakan hal-hal pokokbagi

kelangsungan hidup manusia dan makhluk lainnya.

Di satu pihak,pencemaran dapat disebabkan oleh beberapa factor,yaitu faktor

alam dan faktor manusia.Adapun contoh pencemaran lingkungan yang disebabkan

oleh factor alam seperti pencemaran tanah yang disebabkan oleh lahar yang

dikeluatkan dari letusan gunung berapi. Selain itu, manusia menjadi salah satu

faktor penyebab pencemaran lingkungan. Misalnya, pencemaran terhadap air

1

Page 2: BAB I Karya Tulis

sebagai akibat dari pembuangan zat-zat sisa yang di keluarkan oleh pabrik. Air yang

tercemar dapat berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup manusia, misalnya

di lihat dari segi ekonomi upaya pemulihan kondisi air yang tercemar akan

memerlukan biaya yang relativ besar dibanding dengan kondisi air yang masih

alami. Sedangkan jika di lihat dari segi ekologi,air yang tercemar dapat berpengaruh

terhadap lingkungan disekitar aliran air tersebut. Maka dari itu, air sebagai salah

satu komponen lingkungan harus kita jaga dengan baik agar terjaga kegunaannya

baik dari segi ekonomi maupun segi ekologinya.

PT Krakatau steel satu perusahaan merupakan salah baja terbesar di Indonesia, dari

sekian banyak baja yang mereka produksi pasti mengeluarkan zat-zat berupa limbah yang dapat

mencemari lingkungan. Dalam hal ini PT Krakatau Steel mengolah limbah menjadi salah satu

yang bermanfaat. Sehingga dapat di katakana, PT Krakatau Steel mampu meminimalisir

pencemaran lingkungan dan mampu mengubah limbah tersebut menjadi suatu hal yang

bermanfaat bagi kelestarian lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat judul mengenai pengolahan “Proses

Pengolahan Limbah PT. Krakatau Steel”.

2

Page 3: BAB I Karya Tulis

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, kami merumuskan permasalahan-

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagiamana sejarah berdirinya PT. Krakatau Steel?

2. Apa Produksi dan limbah yang dihasilkan di PT. Krakatau Steel?

3. Bagaimana pemanfaatan limbah di PT. Krakatau Steel?

C. Tujuan Penenlitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan gambaran hasil observasi di PT. Krakatau Steel, Cilegon Banten yang

dilaksanakan oleh Siswa Siswi kelas XI SMA Negeri Rancakalong pada tanggal 27-29

April 2011.

b. Sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional dan Ujian Akhir Sekolah.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

a. Memaparkan sejarah berdirinya PT. Krakatau Steel.

b. Untuk mengetahui produksi dan limbah yang dihasilkan di PT. Krakatau Steel.

c. Untuk mengetahui pemanfaatan limbah di PT. Krakatau Steel.

3

Page 4: BAB I Karya Tulis

D. Kegunaan Penelitian

Karya tulis ini dibuat dengan harapan dapat dijadikan sebagai studi pustaka yang bias

memberikan pengetahuan bagi penulis maupun bagi pembaca. Selain itu, lebih memahami ilmu

yang diterima di sekolah dan melihat langsung penerapannya juga dapat diharapkan menjadi

sumbangan ilmiah yakni dapat menjabarkan sejarah berdirinya, produksi dan limbah yang

dihasilkan di dan pemanfaatan limbah di PT. Krakatau Steel.

E. Kajian Pustaka

4

Page 5: BAB I Karya Tulis

F. Metode Penelitian

Karya tulis ini kami susun dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun

teknik-teknik pengumpulan data yang kami lakukan yaitu:

1. Observasi

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Observasi adalah

peninjauan secara cermat. Observasi juga diartikan sebagai pengamatan langsung

suatu kegiatan yang sedang berjalan. Dalam penelitian ini, kami melakukan

observasi langsung ke tempat penelitian sesuai dengan tema yang dipilih.

Objek Observasi kami diantaranya:

a. Kantor humas PT. Krakatau Steel

b. PT KHI Pipe Industry

c. PT Krakatau Wajatama

d. PT Krakatau Engineering

e. PT Krakatau Bandar Samudra

f. PT Krakatau Information Technology

g. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon

h. PT Krakatau Daya Listrik

i. PT Krakatau Tirta Industri

j. PT Krakatau Medika

k. PT Meratus Jaya Iron & Steel

5

Page 6: BAB I Karya Tulis

2. Wawancara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) wawancara adalah Tanya jawab

dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu

hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio atau ditayangkan pada layar televise.

Kami melakukan wawancara kepada bidang Humas PT. Krakatau Steel.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang

dilakukan dengan cara:

a. Mencari data melalui buku sumber.

b. Mencari data melalu website.

6

Page 7: BAB I Karya Tulis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah PT. Krakatau Steel

PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. BUMN yang berlokasi

di Cilegon,

Banten ini berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970. Produk yang dihasilkan adalah baja lembaran

panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat. Hasil produk ini pada umumnya merupakan

bahan baku untuk industri lanjutannya. Bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah

RI No. 35 tahun 1970 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Krakatau Steel.

Pembangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja

Trikora, yakni untuk Pabrik Kawat Baja, Pabrik Baja Tulangan dan Pabrik Baja Profil. Pabrik-

pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1977.

Pada tahun 1979 dilangsungkan peresmian penggunaan fasilitas-fasilitas produksi seperti

Pabrik Besi Spons dengan kapasitas 1,5 juta ton/tahun, Pabrik Billet Baja dengan kapasitas

500.000 ton/tahun, Pabrik Batang Kawat dengan kapasitas 220.000 ton/tahun serta fasilitas

infrastruktur berupa Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, Pusat Penjernihan Air,

Pelabuhan Cigading serta sistem telekomunikasi.

Pada tahun 1983 diresmikan beroperasinya Pabrik Slab Baja dan Pabrik Baja lembaran

Panas.

7

Page 8: BAB I Karya Tulis

Pada tahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin yang merupakan pabrik baja perusahaan

patungan yang berada di kawasan industri Cilegon bergabung menjadi unit produksi PT

Krakatau Steel, melengkapi pabrik-pabrik baja lain yang telah ada.

B. Proses Produksi Di PT. Krakatau Steel

Proses produksi baja di PT Krakatau Steel dimulai pada pabrik pembuatan besi yang

menggunakan proses reduksi langsung bijih besi dengan gas alam. Hasil produksi yang berupa

besi spons ini selanjutnya dilebur bersama dengan besi bekas (scrap) pada proses pembuatan baja

yaitu pabrik baja slab dan pabrik baja billet. Proses pembuatan baja tersebut menggunakan

teknologi dapur busur listrik yang dilanjutkan dengan proses pengecoran kontinu menjadi baja

slab dan baja billet.

Baja slab dicanai dalam kondisi panas pada pabrik baja lembaran canai panas menjadi

baja lembaran panas berupa coil, strip, maupun pelat. Sebagian baja lembaran panas ini langsung

dijual ke konsumen atau diproses lebih lanjut di fasilitas produksi lainnya yaitu pabrik baja

lembaran canai dingin. Pabrik ini menghasilkan produk baja lembaran dingin berupa baja

lembaran panas yang dipickling, maupun baja lembaran dingin dengan perlakukan anil atau

temper. Produk baja lembaran yang dihasilkan bisa berupa coil maupun sheet.

Baja billet yang dihasilkan sebagian dijual ke konsumen namun pada umumnya diproses

lebih lanjut di pabrik baja batang kawat menjadi batang kawat.

8

Page 9: BAB I Karya Tulis

C. Produk yang dihasilkan PT. Krakatau Steel

1. Baja Lembaran Canai Panas (Hot Rolled Coil/ Plate)

Baja lembaran panas yang berupa coil dan pelat adalah jenis produk baja yang dihasilkan

dari proses pengerolan panas. Pabrikan dan para pengguna jenis baja ini umumnya menyebut

produk ini baja hitam sebagai pembeda terhadap produk baja lembaran dingin yang juga biasa

dikenal sebagai baja putih.

Krakatau Steel juga memproduksi baja plain carbon dan baja micro-alloyed yang dapat

digunakan untuk berbagai penggunaan, dari kualitas umum atau komersial hingga kualitas

khusus, seperti struktur rangka baja, komponen dan rangka kendaraan bermotor, tiang

pancang, komponen alat berat, fabrikasi umum, pipa dan tabung umum, pipa dan tabung

untuk jalur pipa dan casing, tabung gas, baja tahan korosi cuaca, bejana bertekanan, boilers,

dan konstruksi kapal.

Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar antara 0,18 hingga 25 mm, sedangkan

lebarnya antara 600 hingga 2060 mm. Produk baja lembaran panas dapat diberikan dalam

bentuk coil dan pelat. Kondisinya dapat berupa gulungan atau sebagai produk yang melalui

proses pickling dan oiling (hot rolled coil-pickled oiled atau HRC-PO).

Krakatau Steel mampu menghasilkan baja lembaran panas berkualitas tinggi untuk

penggunaan khusus karena Krakatau Steel telah menjalankan proses kontrol thermomekanik

dan proses desulfurisasi menggunakan ladle furnace.

Penggunaan baja lembaran panas meliputi aplikasi-aplikasi seperti yang tercantum di

bawah ini:

Konstruksi Umum & Las

Pipa & Tabung

9

Page 10: BAB I Karya Tulis

Komponen & Rangka Otomotif

Jalur Pipa untuk Minyak & Gas

Casing & Tubing Pipa Sumur Minyak

Tabung Gas

Baja Tahan Korosi Cuaca

Rerolling

Konstruksi Kapal

Boiler & Pressurized Container

2. Baja Lembaran Canai Dingin (Cold Rolled/ Sheet)

Baja lembaran dingin yang banyak dikenal dengan nama baja putih adalah salah satu bentuk

produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin. Baja putih ini memiliki sifat tipikal

yang berbeda secara signifikan dengan baja hitam atau baja lembaran panas. Baja lembaran

dingin memiliki kualitas permukaan yang lebih baik, lebih tipis dan dengan ukuran yang lebih

presisi, serta mempunyai sifat mekanis yang baik dan formability yang sangat bagus.

Baja dalam kategori ini umumnya dimanfaatkan dalam proses pembentukan karena material

ini memiliki formability, weldability, dan kualitas roughness yang lebih baik. Baja putih ini juga

dipakai untuk aplikasi dalam industri galvanizing (zinc-coating), enamelware (porcelain-

coating), dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan kaleng makanan berlapis timah (tin mill-

black plate) dalam industri makanan dan minuman. Untuk lembaran baja yang dikuatkan

(annealed sheet), kisaran ketebalan baja putih yang dihasilkan Krakatau Steel adalah 0,20 hingga

3,00 mm, sedangkan untuk unannealed (dalam bentuk gulungan) ketebalan maksimumnya adalah

2,00 mm.

10

Page 11: BAB I Karya Tulis

Krakatau Steel memiliki fasilitas vacuum degasser dan ladle metallurgy untuk menghasilkan

baja dengan kualitas khusus, seperti baja karbon sangat rendah dan Interstitial Free Steel (IF

Steel) yang cocok digunakan untuk menghasilkan produk dengan kualitas extra deep drawing.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan baja lembaran dingin dengan formability dan kualitas

permukaan yang tinggi, Krakatau Steel menggunakan fasilitas batch annealing furnace khusus

dengan atmosfer hidrogen murni.

Aplikasi baja lembaran dingin yang diproduksi Krakatau Steel antara lain dalam bidang-

bidang sebagai berikut:

Penggunaan Umum

Otomotif

Galvanized Sheet

Pipa & Tabung

Porcelain Enamelware

Tin Mill Black Plate

3. Batang Kawat (Wire Rod)

Batang kawat dibuat dari baja billet, oleh sebab itu batang kawat dikategorikan sebagai

produk batangan, untuk membedakannya dari baja lembaran panas dan baja lembaran dingin

yang dibuat dari baja slab. Batang kawat biasanya dikelompokkan berdasarkan kandungan

karbonnya, yaitu batang kawat dengan karbon rendah, sedang, atau tinggi. Selain itu batang

kawat juga dikategorikan berdasarkan aplikasinya.

11

Page 12: BAB I Karya Tulis

Batang kawat karbon rendah dan sedang memiliki kandungan karbon kurang dari 0,25%.

Baja jenis ini umumnya digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan sebagai bahan baku

untuk welded fabrication (kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan jeruji).

Aplikasi khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan pengelasan,

memerlukan kontrol yang sangat ketat dalam hal kandungan alloy seperti yang diinginkan

oleh pelanggan.

Aplikasi-aplikasi lainnya memerlukan kuat tarik yang lebih tinggi. Aplikasi tersebut

memerlukan kandungan karbon yang tinggi (biasanya lebih dari 0,40%) dengan tambahan

beberapa alloy seperti Nb, V, dan Cr, sehingga dapat dihasilkan baja batangan yang memiliki

kuat tarik dan formability yang lebih baik. Batang kawat karbon tinggi umumnya

dimanfaatkan untuk spring bed, jari-jari roda sepeda (motor), rangka payung, dan konstruksi-

konstruksi lainnya.

Aplikasi batang kawat meliputi:

Kawat, Paku, dan Mesh

Batang kawat baja karbon rendah dan sedang memiliki kandungan karbon kurang dari

0,25%. Produk jenis ini umumnya digunakan untuk kawat, paku, wire mesh, dan sebagai

bahan baku untuk welded fabrication (kisi-kisi jendela atau pintu, pagar, dan jeruji). Aplikasi

khusus seperti untuk kawat elektroda berlapis untuk keperluan pengelasan, memerlukan

adanya kontrol yang sangat ketat dalam hal kandungan alloy seperti yang diinginkan oleh

pelanggan.

Mur & Baut

Spring Bed, Spoke, dll.

12

Page 13: BAB I Karya Tulis

Beberapa penggunaan produk batang kawat baja memerlukan kuat tarik yang lebih tinggi.

Aplikasi tersebut memerlukan kandungan karbon yang tinggi (biasanya lebih dari 0,40%) dengan

tambahan beberapa alloy seperti Nb, V, dan Cr, sehingga dapat dihasilkan baja batangan yang

memiliki kuat tarik dan formability yang lebih baik. Batang kawat karbon tinggi umumnya

dimanfaatkan untuk spring bed, jari-jari roda sepeda (motor), rangka payung, dan konstruksi-

konstruksi lainnya.

Kawat Elektroda

Baja jenis ini digunakan sebagai filler metal wire. Spesifikasi: JIS G 3523 SWRY 11, 21 atau

ekuivalennya.

D. Pemanfaatan Limbah PT. Krakatau Steel

PT Krakatau Steel terus berupaya meminimalkan limbah bahan berbahaya dan beracun

dengan mengolahnya  menjadi bahan campuran bagi industri lain.

Limbah yang dihasilkan tidak berbahaya bagi lingkungan setelah melalui proses pengolahan,

dalam menghasilkan produk lembaran dan batang kawat, limbah yang dihasilkan juga beragam

tetapi sejumlah limbah  berhasil dimanfaatkan bagi industri lain.

Limbah pembakaran dalam bentuk zat CO2 kini dapat dimanfaatkan bagi kebutuhan tanaman

yang dibudidayakan di sekitar pabrik.

Kemudian "slag" yang merupakan sisa pembakaran dari bijih besi kini berhasil diubah dari

abu menjadi butiran yang dapat dimanfaatkan bagi industri semen.

Banyak manfaat dari limbah yang dihasilkan PT Krakatau Steel hanya saja banyak

perusahaan yang tidak memiliki izin untuk membawa limbah tersebut ke industri yang akan

memanfaatkan.

13

Page 14: BAB I Karya Tulis

PT Krakatau Steel dalam upaya memperkecil dampak limbah yang dihasilkan secara

bertahap telah mengganti bahan bakar pabrik yang semula batu bara menjadi gas. Biaya selain

lebih murah juga gas yang dihasilkan lebih bersih untuk diterima lingkungan di sekitar pabrik.

Terkait dengan upaya melestarikan lingkungan, PT Krakatau Steel juga terus menambah areal

hijau yang berada di lokasi pabrik, sehingga komposisi 20 persen tetap terjaga.

Dia mengatakan, PT Krakatau Steel telah mengalokasikan lahan seluas 523 hektare untuk

ditanami pohon mahoni, trembesi, dan tanaman keras lainnya. PT. Krakatau Steel berusaha

untuk mempertahankan karakter alam sehingga pengembangan kawasan industri tetap

berpedoman kepada tata ruang kota Cilegon dan tata ruang Provinsi Banten

akan terus menjaga sabuk hijau yang saat ini sudah ada di sekitar areal pabrik yang dimiliki PT

Krakatau Steel, termasuk menjaga kualitas air yang dihasilkan PT Krakatau Tirta Industri dalam

memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Cilegon.

14

Page 15: BAB I Karya Tulis

15