Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Sejak beberapa tahun silam, tampaknya bisnis di kota-kota besar seperti
Jakarta dan kota lainnya, masih isi oleh beberapa bisnis kreatif. Segala bentuk bisnis
tentunya cepat atau lambat pasti akan menuju titik terang. Titik dimana persaingan
menjadi sedemikian ketat dan buas. Dan yang tidak mampu menjawab tantangan
zaman, maka dipastikan akan tersingkir.
Logikanya, dalam persaingan, membuat profit margin semakin tipis, tapi
jangan salah meski kuliner telah banyak pemainnya bukan berarti bisnis ini tidak
prospek untuk dijalankan. Untuk itu, dalam berbisnis kuliner membutuhkan strategi
yang mumpuni agar mampu bersaing dengan pemain-pemainnya. Alasan
kebutuhan manusia akan makan dan minum menjadi dasar kenapa bisnis ini tak
pernah mati.
Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696 ketika Belanda
membawa kopi dari Malabar, India, ke Jawa. Mereka membudidayakan tanaman
kopi tersebut di Kedawung, sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia. Namun
upaya ini gagal kerena tanaman tersebut rusak oleh gempa bumi dan banjir.
Upaya kedua dilakukan pada tahun 1699 dengan mendatangkan stek pohon
kopi dari Malabar. Pada tahun 1706 sampel kopi yang dihasilkan dari tanaman di
Jawa dikirim ke negeri Belanda untuk diteliti di Kebun Raya Amsterdam. Hasilnya
sukses besar, kopi yang dihasilkan memiliki kualitas yang
2
sangat baik. Selanjutnya tanaman kopi ini dijadikan bibit bagi seluruh
perkebunan yang dikembangkan di Indonesia. Belanda pun memperluas areal
budidaya kopi ke Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor dan pulau-pulau lainnya di
Indonesia.
Pada tahun 1878 terjadi tragedi yang memilukan. Hampir seluruh
perkebunan kopi yang ada di Indonesia terutama di dataran rendah rusak terserang
penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix (HV). Kala itu semua tanaman kopi
yang ada di Indonesia merupakan jenis Arabika (Coffea arabica). Untuk
menanggulanginya, Belanda mendatangkan spesies kopi liberika (Coffea
liberica) yang diperkirakan lebih tahan terhadap penyakit karat daun.
Sampai beberapa tahun lamanya, kopi liberika menggantikan kopi arabika
di perkebunan dataran rendah. Di pasar Eropa kopi liberika saat itu dihargai sama
dengan arabika. Namun rupanya tanaman kopi liberika juga mengalami hal yang
sama, rusak terserang karat daun. Kemudian pada tahun 1907 Belanda
mendatangkan spesies lain yakni kopi robusta (Coffea canephora). Usaha kali ini
berhasil, hingga saat ini perkebunan-perkebunan kopi robusta yang ada di dataran
rendah bisa bertahan.
Pasca kemerdekaan Indonesia tahun 1945, seluruh perkebunan kopi
Belanda yang ada di Indonesia di nasionalisasi. Sejak itu Belanda tidak lagi menjadi
pemasok kopi dunia.
Bisnis cafe di Tanah Air terus tumbuh pesat sehingga patut diperhitungkan
sebagai salah satu bisnis yang menguntungkan di era modern ini. Saat ini cafe di
Indonesia yang diprediksi masih akan terus tumbuh. produsen kopi terus
mengembangkan produksinya, mulai dari hanya menjual kopi bubuk, kemudian
3
menjual kopi instan, lalu menciptakan kopi dalam kemasan, hingga muncul kedai-
kedai kopi yang menyediakan kopi siap saji. Selain itu, perubahan gaya hidup
masyarakat Indonesia juga terus mendorong pertumbuhan industri cafe. Banyak
kalangan yang memilih rapat di cafe sambil meminum kopi.
Beriklan merupakan salah satu cara yang efektif dalam memasarkan produk
atau jasa. Penggunaan iklan memiliki pesan penting dalam mengkomunikasikan
maksud serta tujuan dari perusahaan. Gun’S Coffe disini ingin meningkatkan Brand
Awareness dikalangan Remaja, dikarenakan masih banyaknya dari kalangan remaja
yang beranggapan bahwa untuk meminum secangkir kopi di Caffee itu mahal,
tentunya hal ini akan menjadi solusi bagi mereka. Bedasarkan hal-hal tersebut,
penulis tertarik untuk mengangkat judul:
“PERANCANGAN KAMPANYE IKLAN DALAM UPAYA
MENINGKATKAN BRAND AWARENESS GUN’S COFFE SEBAGAI CAFÉ
YANG TERJANGKAU DAN VARIAN COFFE YANG BANYAK”
1.2 Rumusan Permasalahan
Rumusan permasalahan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah menyangkut
hal-hal sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi kreatif yang digunakan dalam iklan Gun’s Coffee untuk
membangun Brand Awareness ?
b. Adakah media yang efektif disesuaikan dalam perancangan kampanye iklan
komersial Gun’s coffee ?
4
1.3 Tujuan Perancangan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Akademi Komunikasi Program Studi Periklanan Diploma III Bina
Sarana Informatika.
1.4 Ruang Lingkup Perancangan
Karya yang dibuat dalam proposal ini adalah iklan tvc, cetak, radio serta
pameran yang akan diselenggarakan dalam tiga bulan masa kampanye dengan klien
Gun’s Coffe.
Hal yang penulis lakukan pertama kali adalah dengan mendatangi Gun’S
Coffe, yang terletak di Jl.Pinang Kec. Pamulang, Tangerang Selatan untuk bertemu
klien dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai sejarah dan informasi
lainnya mengenai produk melalui wawancara, selain itu juga agar klien mengetahui
tujuan dari iklan yang akan penulis buat. Yaitu adalah untuk meningkatkan brand
awareness masyarakat terhadap Gun’s Coffe. Dari informasi Gun’s Coffe yang
telah diberikan, AE (Account Executive) akan membuat client brief iklan yang nanti
akan disusun sesuai keinginan klien. Selanjutnya akan diserahkan pada AD (Art
Director) yang akan memproses hingga menjadi sebuah iklan yang dapat
dipublikasikan, tak lupa bekerja sama dengan CW (Copywriter) untuk merumuskan
penulisan iklan sampai dengan laporan yang akan diajukan lagi untuk klien.
Selanjutnya akan diserahkan kepada MP (Media Planner) agar iklan ditempatkan
pada media yang sesuai dan tepat sasaran.
5
Gun’S Coffe sendiri mempunyai tujuan periklanan untuk meningkatkan
brand awareness di segmen remaja sebagai kafe kopi yang harga terjangkau dan
memiliki varian yang banyak
Penulisan ini meliputi proses perencanaan sampai produksi pembuatan
karya iklan dari Gun’S Coffe, prosesnya meliputi:
a. Brief Client
Tim menerima brief dari klien berupa segala macam informasi yang berkaitan
dengan hal yang akan diiklankan.
b. Brainstorming
Kami melakukan diskusi demi diskusi untuk mengumpulkan pendapat dari
masing-masing personal yang lebih kreatif sebagi konsep yang akan digunakan
dalam iklan yang akan dibuat.
c. Creative Brief
Mendiskusikan brief client untuk mencari dan mendapatkan ide yang tepat untuk
konsep iklan yang akan dibuat, kemudian menyiapkan pendapat dari masing-
masing personal untuk visualisasi, penempatan media yang tepat serta alat-alat
untuk pra produksi dan produksi.
d. Presentasi awal
Mempresentasikan kepada klien usulan-usulan yang sudah dicari dan sudah
disepakati dalam creative brief dalam bentuk media placement dan sketsa iklan.
6
e. Pra Produksi
Dibuat sebagai acuan agar tim dapat melatih diri saat produksi dan untuk melihat
kekurangan dari tim sendiri.
f. Approval
Persetujuan pengajuan proposal dari klien yaitu persetujuan pengadaan
rancangan periklanan.
g. Produksi
Proses pembuatan iklan yang telah disetujui oleh klien.
h. Presentasi Akhir
Laporan hasil karya kepada klien.
i. Pembuatan Laporan
Laporan dibuat berdasarkan informasi yang didapat dari klien, buku referensi dan
sumber lainnya.
1.5 Manfaat Perencangan
Manfaat dari pembuatan tugas akhir ini adalah menyangkut hal-hal
sebagai berikut :
a. Manfaat yang didapat untuk Client setelah beriklan adalah meningkatkan
konsumen mengenai produk atau jasa yang akan ditawarkan.
b. Manfaat yang didapat Masyarakat adalah mendapatkan informasi tentang
keberadaan Gun’s Coffee disekitaran daerah Pamulang sebagai Caffee dengan
banyak varian coffee dan harga terjangkau.
7
c. Memberikan pengalaman bagi penulis dalam praktek kerja kreatif di bidang
periklanan.
1.6 Metode Perancangan
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui
beberapa metode, yaitu :
a. Wawancara
Menurut Ardianto (2014:163) “wawancara adalah sebuah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau
menggunakan pedoman wawancara.”
Dengan metode ini, penulis secara langsung melakukan wawancara dengan
klien, Teguh Gunawan selaku Pemilik dari Gun’s Coffee untuk memperoleh data
internal dan strategi pemasaran yang telah dilakukan klien. (Draf wawancara
terlampir)
b. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2013:142) mengemukakan bahwa “kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya”
Metode kuesioner yang penulis lakukan dengan cara membagikan kuesioner
kepada 10 target audience untuk mendapatkan informasi pola konsumsi produk, top
8
of mind, dan persepsi konsumen terhadap brand serta ingin mengetahui harapan
konsumen terhadap brand.
1.6.2 Analisa Data
Setelah proses pengumpulan data dilakukan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis data dengan menggunakan pendekatan dan metode
sebagai berikut :
a. Analisis Kualitatif
Menurut Satori dan Komariah (2015:22), menyatakan ”Penelitian yang
menekankan pada kualitas atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau
jasa.”
b. Analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2015:19), mengemukakan bahwa:
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunities) namun secara
bersamaan meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threads).
Penulis melakukan pengidentifikasian kekuatan, peluang, kelemahan dan
ancaman yang ada pada perusahaan maupun produk yang didapat dari data
deskripsi produk, diferensiasi dan positioning dengan membandingkan produk
klien dengan competitor. Hal-hal yang dianggap memberikan kekuatan dan
memberikan peluang bagus bagi pengembangan produk akan dirumuskan menjadi
unique selling proposition dan pembentukan strategi pendekatan dan gaya
penyampaian iklan.
1.7 Skematika Perancangan
9