50
Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang Dipicu Subprime Mortage Krisis Global pada tahun 2009 dipicu oleh krisis kredit perumahan Amerika Serikat yang populer dengan sebutan Subprime Mortgage. Istilah Subprime mengacu kepada kreditur yang tidak memenuhi standar primeyang ditetapkan oleh Federal National Mortgage Association di mana kreditur harus memiliki nilai kredit di atas 620, rasio hutang terhadap pendapatan tidak lebih dari 75% dan rasio jumlah seluruh pinjaman terhadap nilai barang sebesar 90%. Kreditur yang masuk dalam Subprime memiliki resiko lebih tinggi sehingga harus membayar bunga yang lebih tinggi. Mortgage merupakan instrumen hutang yang dijamin dengan nilai sebuah properti di mana debitur berhak menarik properti apabila cicilan tidak dapat dilunasi. Sebelum terjadinya krisis, ada kenaikan jumlah persentase subprime mortgage dari 8% pada awalnya menjadi sekitar 20% pada tahun 2004 hingga 2006 (Simkovic, 2011). Sebagian besar dari subprime mortgage tersebut merupakan adjustable rate mortgages yang pada tahun 2006 mencapai proporsi lebih dari 90% (Zandi, 2009). Terjadi penurunan standar pemberian pinjaman dan naiknya risiko produk mortgage (Burry, 2011) secara nyata. Rendahnya suku bunga kredit pada tahun 2002-2004 juga berperan dalam pelonggaran kredit (Krugman, 2009). Kemudahan kredit dan tren harga perumahan yang terus meningkat mendorong kreditur berspekulasi akan dapat melakukan refinancing di kemudian hari untuk memperoleh keuntungan. Spekulasi dalam bidang perumahan ini menjadi faktor pemicu krisis subprime mortgage (Uchitelle, 1996). Selama 2006, 22% (1,65 juta unit) rumah yang dibeli dimanfaatkan untuk investasi, sedangkan 14% (1,07 juta unit) digunakan sebagai rumah berlibur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Krisis Keuangan Global Yang Dipicu Subprime Mortage

Krisis Global pada tahun 2009 dipicu oleh krisis kredit perumahan Amerika

Serikat yang populer dengan sebutan Subprime Mortgage. Istilah Subprime

mengacu kepada kreditur yang tidak memenuhi standar “prime” yang ditetapkan

oleh Federal National Mortgage Association di mana kreditur harus memiliki nilai

kredit di atas 620, rasio hutang terhadap pendapatan tidak lebih dari 75% dan rasio

jumlah seluruh pinjaman terhadap nilai barang sebesar 90%. Kreditur yang masuk

dalam Subprime memiliki resiko lebih tinggi sehingga harus membayar bunga yang

lebih tinggi. Mortgage merupakan instrumen hutang yang dijamin dengan nilai

sebuah properti di mana debitur berhak menarik properti apabila cicilan tidak dapat

dilunasi.

Sebelum terjadinya krisis, ada kenaikan jumlah persentase subprime

mortgage dari 8% pada awalnya menjadi sekitar 20% pada tahun 2004 hingga 2006

(Simkovic, 2011). Sebagian besar dari subprime mortgage tersebut merupakan

adjustable rate mortgages yang pada tahun 2006 mencapai proporsi lebih dari 90%

(Zandi, 2009). Terjadi penurunan standar pemberian pinjaman dan naiknya risiko

produk mortgage (Burry, 2011) secara nyata. Rendahnya suku bunga kredit pada

tahun 2002-2004 juga berperan dalam pelonggaran kredit (Krugman, 2009).

Kemudahan kredit dan tren harga perumahan yang terus meningkat

mendorong kreditur berspekulasi akan dapat melakukan refinancing di kemudian

hari untuk memperoleh keuntungan. Spekulasi dalam bidang perumahan ini menjadi

faktor pemicu krisis subprime mortgage (Uchitelle, 1996). Selama 2006, 22% (1,65

juta unit) rumah yang dibeli dimanfaatkan untuk investasi, sedangkan 14% (1,07 juta

unit) digunakan sebagai rumah berlibur.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 2

Diagram 1.1: Subprime Mortage Crisis (1 dari 2)

Sumber: www.stat.unc.edu

Pecahnya Bubble yang memicu turunnya harga properti perumahan yang

menyebabkan refinancing menjadi lebih sulit. Dampaknya, 23% harga rumah di

Amerika Serikat lebih rendah daripada nilai pinjaman mortgage-nya. Di sisi lain,

terjadi kenaikan pada suku bunga mortgage yang berakibat naiknya biaya cicilan

yang harus dibayar. Dampak yang terjadi adalah meningkatnya jumlah kredit yang

macets sehingga debitur menyita aset yang dijaminkan (Wells Fargo Economic

Research, 2010).

GSE Bank Capital MBS High Risk Cultural Home Housing

Mortgage Lending Credit Credit Mortgage Pressure Perceived Speculation

Buying Practices Availability Ratings Products For Home A Safe &

Practices (ARM) Ownership Investment Overbuilding

Political Investor Low Interest Outdated Expectation Media, Context Bubble

Influence Demand for Rates & Credit That Hollywood Of Recent Psychology

MBS Tax Cuts Rating Refinancing & Govt. Dot-Com Self-

Policies Available Promotion Bust Reinforcing

Govt. Securitization Dot-com Conflict of

Objectives And Bust Interest:

Regarding Credit Risk & Foreign The Rated

Low-Income Insurance Investment Fund the

Housing Raters

Management Bonuses/Short-Term Profit Incentives

Borrowing Decisions by Individuals

Rising Housing Price Trend (Profit/Security Motive)

High Household Debt Levels

Housing Bubble Formation

Lending Decisions by Institutions

High Risk Tolerance & Leverage (Borrowing Invest)

Outdated Financial Regulatory Regime

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 3

Diagram 1.2: Subprime Mortage Crisis (2 dari 2)

Sumber: www.stat.unc.edu

Perubahan pola pemberian pinjaman oleh debitur turut berperan dalam

munculnya krisis (Demyanyk & Van Hemert, 2008). Kualifikasi dalam memperoleh

kredit mulai berubah. Pada awalnya, calon kreditur cukup menyatakan mereka

memiliki pendapatan, kemudian dilakukan verifikasi atas aset yang dimiliki untuk

memperoleh pinjaman. Hal ini kemudian berubah menjadi kreditur cukup

menunjukkan memiliki sejumlah aset tanpa perlu bukti memiliki pekerjaan. Debitur

semakin agresif dalam memberikan kredit rumah kepada kreditur yang memiliki

risiko tinggi (Kirchhoff & Keen, 2007) bahkan kepada imigran gelap (Pasha, 2005).

Pada tahun 2005, rerata uang pangkal bagi pembeli rumah untuk pertama kali

Housing Market

Excess Housing Inability Mortgage Negative

Housing Prices To Delinquency Effects on

Inventory Decline Refinance And Economy

Mortgage Foreclouse

Housing bubble Poor lending &

burst borrowing decisions Mortgage

Household Arm adjustments Cash Flow

wealth declines Financial Market Declines

Downward presure on Negative Liquidity Bank

business Investment Effects on Crunch for Bank Capital Bank

Risk of Increasing Economy Businesses Failures Levels Losses

unemployment Depleted

Stock market dedines

further reduce household wealth Harder to get loans Washington Mutual Loss on mortgages retained

Higher interest Wachovia Loss on mortgages - backed securities (MBS)

rates for loans Lehman Brothers High bank debt levels ("leverage")

Central Fiscal Homeowner One-Off Systemic

Bank Stimulus Assistance Bailouts Rescue

Actions Package

Lower interest rates Economic Hope Now Alliance Fannie & Freddie Emergency Economic

Increased lending Stimulus Act of 2008 Housing & Economic Bear Stearns Stabilization Act ($700 bailout)

Recovery Act of 2008 Northern Rock Bank recapitalizations globally

AIG

Goverment & Industry

Responses

Causes of Housing Buble-

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 4

adalah 2%, di mana 43% dari keseluruhan pembeli tidak melakukan pembayaran

uang pangkal. Syarat memperoleh pinjaman semakin diperlonggar, pada akhirnya

kreditur tidak memerlukan bukti pekerjaan ataupun aset yang dimiliki untuk

memperoleh pinjaman, yang diperlukan hanyalah nilai kredit kreditur tersebut (Stock

Market Investor, 2010).

Dampak krisis perumahan ini sendiri sangat besar bagi perekonomian dalam

negeri maupun global. Pada tahun 2008, indeks saham S&P 500 turun hingga 45%

dibandingkan titik tertingginya pada 2007. Harga perumahan turun hingga 20%

dibandingkan pada puncaknya pada 2006 ditambah dengan sinyal bahwa di masa

depan terdapat kemungkinan turun hingga 30-35%. Industri otomotif Amerika Serikat

turun drastis di mana penjualan mobil baru turun dari 17 juta di tahun 2005 menjadi

hanya 12 juta pada 2010 (New York Times, 2011). Berdasarkan data Bloomberg,

tahun 2009, enam juta lapangan pekerjaan hilang semenjak resesi dimulai sejak

2007.

Ketika Lehmann Brothers dan beberapa institusi finansial bangkrut, terjadi

penarikan dana secara masif dari pasar uang Amerika Serikat yang mencapai USD

150 miliar. Untuk mencegah terjadinya kehancuran pada sistem keuangan global,

Bank Sentral Amerika Serikat maupun Bank Sentral Eropa menyuntikkan dana

hingga USD 2,5 triliun dalam bentuk pembelian hutang pemerintah dan aset swasta

yang bermasalah dari bank. Injeksi ini tercatat sebagai suntikan dana terbesar dalam

sejarah dunia. Pemerintah Amerika Serikat dan negara-negara di benua Eropa juga

menaikkan modal yang dimiliki sistem perbankan nasionalnya dengan cara

melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan

keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian senilai USD 501 milyar

dalam investasi yang berkaitan dengan sekuritas subprime (Bloomberg, 2008).

1.2 Kondisi Perdagangan Internasional

Globalisasi ekonomi yang cepat selama periode ini juga merupakan hasil dari

peningkatan pentingnya hubungan perdagangan-investasi. Saat ini lebih banyak

perdagangan terjadi melalui pembagian jaringan produksi global kompleks (yaitu

rantai pasokan) seperti di sektor garmen, produk listrik / elektronik dan mobil.

Perdagangan intra perusahaan sebagai bagian dari arus perdagangan dunia telah

meningkat secara besar-besaran dalam dekade terakhir, khususnya negara-negara

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 5

berkembang di Asia. Munculnya rantai pasokan global meningkatkan pertumbuhan

perdagangan bagian Selatan-Selatan, khususnya di Asia Timur, dan melibatkan

negara-negara berkembang seperti Tiongkok dan India yang saat ini dipandang

sebagai tiang pertumbuhan ekonomi baru.

Grafik 1.1: Volume Ekspor Dunia Periode 2000-2013

Sumber: World Trade Organization 2014

Kecepatan pertumbuhan perdagangan dunia sangat cepat pada periode

antara tahun 2000 dan 2008, rata-rata 14% per tahun. Tetapi krisis keuangan di

akhir tahun 2008 dan penurunan ekonomi global, menyebabkan pertumbuhan

perdagangan dunia berbalik negatif. Pada tahun 2009, perdagangan dunia

diperkirakan berkontraksi 10% sampai 15%, meskipun pemulihan bertahap

tampaknya sudah mulai terlihat dari kuartal keempat tahun 2009 dan seterusnya

(UNCTAD, 2010). Namun terjadinya krisis keuangan di Eropa di tahun 2011 yang

berawal dari Yunani menimbulkan lesunya perekonomian karena kebijakan

pengetatan anggaran Uni Eropa untuk tahun 2012.

Negara Asia pulih lebih cepat dari krisis dibandingkan negara maju.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang saat terjadi krisis keuangan

global merupakan salah satu motor penggerak perekonomian global ketika terjadi

kelesuan ekonomi. Menurut G-20, pertumbuhan ekspor negara berkembang di Asia

pada kuartal keempat (Q4) tahun 2009 adalah 10%, dan pertumbuhan tahunan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 6

adalah 46%. Berbeda dengan pertumbuhan negara maju tahun 2009 yang besarnya

4% dan tahunan 17% (UNCTAD, 2010). Tidak heran banyak pihak memprediksi

pusat pertumbuhan ekonomi dunia sudah mulai bergeser ke kawasan Asia Pasifik.

Krisis ini juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ekspor-impor

barang Amerika Serikat. Akibat dari tingginya suku bunga dan sulitnya memperoleh

pinjaman (liquidity crunch), ekspansi bisnis pun ikut mengalami kesulitan. Hal ini

turut diperparah dengan naiknya jumlah pengangguran akibat banyaknya

perusahaan yang gulung tikar. Hal inilah yang menyebabkan terjadi penurunan

jumlah impor maupun ekspor (Brunnermeier, 2007).

Eropa juga mengalami kerugian besar karena merupakan investor portofolio

terbesar di bursa saham Amerika Serikat. Pada akhir 2007, para investor Eropa

memegang 51% dari seluruh saham yang dipegang oleh investor luar negeri, diikuti

oleh Amerika Latin dengan 28%, sedangkan Asia Timur hanya memegang 18%

(Shiraj, 2009). Disisi lain, walaupun secara total Jepang dan Tiongkok memegang

peringkat satu dan dua dalam jumlah investasi dalam bentuk surat hutang,

kebanyakan investasi yang ditanam adalah investasi dalam surat hutang jangka

panjang US Treasury dan Agency. Sedangkan Inggris memegang peringkat satu

dalam investasi yang lebih berisiko, yaitu pada surat hutang jangka panjang dalam

sektor korporasi.

Ketika tanda-tanda resesi global pertama kali tampak setelah krisis keuangan,

ada kekhawatiran bahwa sentimen proteksionis pasar akan merusak aturan

perdagangan multilateral yang ditetapkan di bawah WTO. Namun, negara-negara

memilih untuk mematuhi peraturan WTO. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa

pembatasan perdagangan baru yang diperkenalkan pada periode antara September

2009 dan Februari 2010 hanya mencakup 0,4% dari impor dunia atau 0,7% dari

Impor kelompok G-20.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mengukur dampak dari krisis

global tahun 2008 terhadap kinerja ekspor dan impor Indonesia di tahun 2008-2013.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 7

1.4. Permasalahan Penelitian

Apakah krisis global 2008 mempengaruhi kinerja ekspor dan impor

Indonesia?

Apakah terjadi pergeseran komoditas unggulan perdagangan Indonesia

setelah terjadi krisis global 2008?

Bagaimanakah korelasi dan kausalitas antara neraca modal terhadap neraca

perdagangan Indonesia setelah terjadi krisis global tahun 2008?

Bagaimanakah perubahan hubungan Indonesia dengan berbagai mitra

(negara) strategis setelah krisis global tahun 2008?

Apa rekomendasi yang dapat digunakan bagi peningkatan kinerja

perdagangan Indonesia di masa mendatang?

1.5. Ruang Lingkup

Krisis global tahun 2008 memberikan pengaruh terhadap kinerja perdagangan

internasional Indonesia, yang mencakup berbagai hal yang akan dibahas dalam

kajian ini:

Kinerja ekspor dan impor Indonesia;

Ekspor dan impor berdasarkan negara tujuan;

Dinamika aliran modal yang masuk ke Indonesia dalam periode setelah dan

sebelum krisis 2008;

Dinamika pertumbuhan ekspor dan impor non-migas Indonesia dalam periode

setelah dan sebelum krisis 2008;

Dinamika harga berbagai komoditas di pasar internasional dan pengaruhnya

terhadap ekspor dan impor Indonesia dalam periode setelah dan sebelum

krisis 2008;

Dinamika nilai tukar (USD/IDR) dan pasar modal (IHSG) dalam periode

setelah dan sebelum krisis 2008.

1.6. Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sumber data sekunder

(hasil kajian terdahulu dan instansi pengelola data) dengan rentang waktu tahun

2008-2013. Regresi antar-variabel dilakukan menggunakan Vector Error Correction

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 8

Model (VECM). Dengan menggunakan model tersebut didapatkan gambaran

kausalitas Granger antar-variabel yang dibahas dalam studi ini.

Diagram 1.3: Kerangka Studi Pengukuran Dampak Krisis Global 2008 Terhadap

Kinerja Perdagangan Internasional Indonesia

Tinjauan Literatur Fokus Bahasan Indikator

Identifikasi Data / Informasi Sekunder

Penelusuran Literatur dan Pengumpulan Data dari Instansi Pengelola

Data

Pengolahan Data dan Analisis Kualitatif dan

Kuantitatif

Kinerja Perdagangan Internasional Indonesia

2008-2013

Kesimpulan dan Rekomendasi

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 9

BAB II KONDISI PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA

2.1 Kondisi Perdagangan Luar Negeri Indonesia Saat Krisis Keuangan Global

Perdagangan dapat memberikan banyak manfaat secara ekonomi untuk

sebuah negara, seperti menjual barang atau produk, terciptanya lapangan pekerjaan

dan memanfaatkan keuntungan kompetitif (contoh, ilmu pengetahuan, tenaga kerja

dan teknologi). Indonesia sendiri menjadikan perdagangan sebagai mesin

pertumbuhan selama bertahun-tahun. Ekspor produk yang menjadi bahan bakar

(fuel) masih menjadi kontribusi terbesar dari total nilai ekspor ke seluruh negara

yang mencapai 33% (Mangunsong, Hirawan & Lesmana, 2012). Krisis keuangan

global yang terjadi di tahun 2008-2009 menyebabkan turunnya perdagangan global

sampai 12% di tahun 2009 (World Trade Organization, 2010). Penurunan

perdagangan ini disebabkan oleh runtuhnya sistem keuangan akibat krisis yang

menyebabkan rasa tidak percaya investor untuk berinvestasi sehingga hal ini

mengganggu pembiayaan perdagangan.

Adanya krisis keuangan global mempengaruhi perdagangan Indonesia

dengan mitra dagangnya. Pada tahun 2009 ekspor Indonesia mengalami penurunan

sampai 18 %, ini merupakan penurunan terbesar di dekade terakhir. Nilai penurunan

terbesar terjadi untuk produk bahan bakar senilai USD 13 miliar. Sementara secara

persentase, penurunan terbesar terjadi untuk produk transportasi yang menyumbang

sekitar 37% dari total penurunan ekspor Indonesia.Ekspor Indonesia ke negara-

negara ASEAN mengalami penurunan sebesar 13% untuk ekspor non migas selama

periode krisis keuangan global. Krisis keuangan global juga mempengaruhi negara

tujuan ekspor Indonesia di kawasan Eropa. Dari tahun 2008 sampai 2009 juga

terjadi penurunan untuk ekspor non migas Indonesia ke negara-negara Eropa,

khususnya untuk Jerman, Perancis dan Inggris yang menjadi tujuan ekspor utama

untuk kawasan Eropa. Penurunannya sebesar 5,34% untuk Jerman menjadi USD

2,3 miliar, 10,42% untuk Perancis menjadi USD 840,7 juta dan 7,34% untuk Inggris

menjadi USD 1,4 miliar (BPS, 2009).

Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat juga mengalami penurunan karena

imbas krisis keuangan global. Ekspor ke negara adidaya ini untuk produk non migas

turun sebesar 16,51% menjadi USD 10,4 miliar. Ekspor Indonesia ke Australia untuk

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 10

produk non migas juga mengalami penurunan sebesar 18,57% menjadi USD 1,7

miliar. Penurunan juga terjadi untuk ekspor ke Taiwan yang turun sebesar 1%

menjadi USD 2,8 miliar selama periode krisis.Sementara itu, ekspor Indonesia ke

Tiongkok tetap naik selama periode krisis keuangan global. Ekspor Indonesia tetap

naik sebesar 14,35% menjadi USD 8,9 miliar untuk ekspor non migas. Kenaikan ini

didorong oleh tetap positifnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok selama krisis global.

Total ekspor Indonesia ke Jepang mengalami penurunan sebesar 13% selama

periode krisis keuangan global untuk ekspor non migas Indonesia menjadi USD 11,9

miliar. Ekspor Indonesia ke Korea Selatan juga mengalami kenaikan selama periode

krisis keuangan global, ekspor non migas naik sebesar 10,9% menjadi USD 5 miliar.

2.2 Ekspor Migas dan Non Indonesia Tahun 2008 sampai 2013 Ekspor Indonesia apabila dibandingkan dengan tahun 2008, nilai untuk

produk migas dan non migas tahun 2009 mengalami penurunan sekitar 14,97%

menjadi USD 116,51 miliar, sementara ekspor non migas mencapai sekitar USD

97,49 miliar atau turun 9,66%. Krisis keuangan global juga mempengaruhi ekspor

migas Indonesia, untuk tahun 2009 ekspor migas Indonesia mencapai USD 19,0183

miliar atau turun sebesar 34,7%.

Selama tahun 2009, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) memberikan

kontribusi 54,34% dari total ekspor non migas Indonesia (BPS, 2009). Dari sisi

pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut mengalami kenaikan 4,25%

terhadap tahun 2008. Di tahun 2009, ada beberapa komoditi dalam golongan HS 2

digit mengalami kenaikan maupun penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk ekspor yang mengalami kenaikan antara lain; bahan bakar mineral (HS 27)

naik dari USD 10,6562 miliar menjadi USD 13,9321 miliar; bijih, kerak dan abu

logam (HS 26) naik dari USD 4,2956 miliar menjadi USD 5,8114 miliar;

perhiasan/permata (HS 71) dari USD 1,0688 miliar menjadi USD 1,1918 miliar;

daging dan ikan olahan (HS 16) dari USD 506,7 juta menjadi USD 540,8 juta.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 11

Grafik 2.1: Ekspor Migas dan Non Migas Indonesia Periode 2008-2013

Sumber: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (diolah)

Sedangkan untuk barang-barang yang mengalami penurunan yaitu; lemak

dan minyak hewani/nabati (HS 15) dari USD 15,624 miliar menjadi USD 12,2246

miliar; mesin/peralatan listrik (HS 85) dari USD 8,1202 miliar menjadi USD 8,0338

miliar; karet dan bahan olahan dari karet (HS 40)dari USD 7,6373 miliar menjadi

USD 4,8877 miliar; mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) dari USD 5,2266 miliar

menjadi USD 4,7161 miliar; kopi,teh, rempah-rempah (HS 09) dari USD 1,4526

menjadi USD 1,2531 miliar; dan bahan kimia anorganik (HS 28) dari USD 735,5 juta

menjadi USD 378,6 miliar.

Tahun 2010 ekspor Indonesia secara total menunjukan tren positif, hal ini

ditandai dengan meningkatnya ekspor Indonesia untuk migas dan non migas secara

total sekitar USD 157,778 miliar atau naik 35,42%. Ekspor migas Indonesia sendiri

naik mencapai lebih dari USD 28 miliar atau naik sebesar 47,43% dibandingkan

tahun sebelumnya. Selain itu, kenaikan juga terjadi untuk non migas, bila

dibandingkan dengan 2009 terjadi kenaikan 33,08% yang mencapai sekitar USD

129,7 miliar. Kenaikan ekspor ini menjadi pertanda bahwa perekonomian global

mulai membaik.

Selama tahun 2010, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) memberikan

kontribusi 61,19% terhadap total ekspor non migs Indonesia (BPS, 2010). Dari sisi

pertumbuhan, ekspor 10 golongan tersebut naik 37,13% dibandingkan dengan tahun

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 12

2009. Semua komoditi yang masuk HS 2 digit mengalami peningkatan, antara lain:

bahan bakar mineral (HS 27) dari USD 13,934 miliar menjadi USD 18,7257 miliar;

lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) dari USD 12,2195 miliar menjadi USD

16,2948 miliar; mesin/peralatan listrik (HS 85) dari USD 8,0204 miliar menjadi USD

10,3741 miliar; karet dan barang dari karet (HS 40) dari USD 4,912 miliar menjadi

USD 9,3733 miliar; bijih, kerak dan abu logam (HS26) dari USD 5,8046 miliar

menjadi USD 8,0911 miliar; mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) dari USD 4,7217

menjadi USD 4,9873 miliar; kertas/karton (HS 48) dari USD 3,3573 miliar menjadi

USD 4,1844 miliar; kendaraan dan bagiannya (HS 87) dari USD 1,9578 miliar

menjadi USD 2,8999 miliar; bahan kimia organik (29) dari USD 1,6724 miliar menjadi

USD 2,6916 miliar dan timah (HS 80) dari USD 1,268 miliar menjadi USD 1,7346

miliar.

Di tahun 2011 pun ekspor Indonesia secara keseluruhan naik mencapai lebih

dari USD 203 miliar atau naik 28,92%. Kenaikan ini disumbang ekspor migas

sebesar lebih dari USD 41 miliar atau naik sebesar 47,92%. Ekspor non migas

sendiri mencapai lebih dari USD 162 miliar atau naik 24,88% bila dibandingkan

tahun sebelumnya.Selama tahun 2011, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit)

memberikan kontribusi 63,49% terhadap total ekspor nonmigas (BPS, 2011).

Dari sisi pertumbuhan ekspor 10 golongan barang tersebut naik 26,93%

dibandingkan tahun 2010. Hampir semua komoditi yang masuk HS 2 digit

mengalami peningkatan, antara lain: bahan bakar mineral (HS 27) dari USD 18,7257

miliar menjadi USD 27,4439 miliar; lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) dari

USD 16,3122 miliar menjadi USD 21,6553 miliar; mesin/peralatan listrik (HS 85) dari

USD 10,3732 miliar menjadi USD 11,1483 miliar; karet dan barang dari karet (HS

40) dari USD 9,3734 miliar menjadi USD 14,3522 miliar; mesin-mesin/pesawat

mekanik (HS 84) dari USD 4,9867 menjadi USD 5,7496 miliar; bahan kimia organik

(29) dari USD 2,6901 miliar menjadi USD 3,8159 miliar; kayu, barang dari kayu

(HS44) dari USD 2,936 menjadi USD 3,3747 miliar dan tembaga (HS 74) dari USD

3,3058 miliar menjadi USD 3,8107 miliar. Sementara itu penurunan terjadi di bijih,

kerak dan abu logam (HS26) dari USD 8,148 miliar menjadi USD 7,3426 miliar,

kertas/karton (HS 48) dari USD 4,1862 miliar menjadi USD 4,1691 miliar.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 13

Terjadi penurunan total ekspor Indonesia tahun 2012 sebesar 10,85% dari

sekitar USD 203 miliar menjadi sekitar USD 190 miliar. Untuk ekspor migas terjadi

penurunan 10,58% bila dibandingkan tahun sebelumnya menjadi sekitar USD 36,9

miliar dan untuk ekspor non migas mengalami penurunan sebesar 5,53% menjadi

sekitar USD 153 miliar. Penurunan ekspor ini dipicu oleh krisis keuangan yang

terjadi di Eropa yang berdampak secara global. Berdasarkan data BPS, 2012,

selama 2012, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) memberikan kontribusi

63,05% terhadap total ekspor non migas Indonesia. Dari sisi pertumbuhan, ekspor

10 golongan barang tersebut turun 6,29% dibandingkan dengan tahun 2011.

Ada beberapa komoditas yang tetap mencatatkan pertumbuhan positif.

Komoditas tersebut antara lain: mesin-mesin/pesawat (HS 84) dari USD 5,7495

miliar menjadi USD 6,1027 miliar; kendaraan dan bagiannya (HS 87) dari USD

3,3286 miliar menjadi USD 4,8574 miliar; berbagai produk kimia (HS 38) dari USD

3,6653 miliar menjadi USD 3,8489 miliar.

Sedangkan komoditas yang menurun pertumbuhannya bila dibandingkan

tahun sebelumnya antara lain: bahan bakar mineral (HS 27) dari USD 27,4441 miliar

menjadi USD 26,4078 miliar; lemak dan minyak hewani/nabati dari USD 21,6553

miliar menjadi USD 21,2998 miliar; mesin/peralatan listrik (HS 85) dari USD 11,1454

miliar menjadi USD 10,7652 miliar; karet dan barang dari karet (HS 40) dari USD

14,3522 miliar menjadi USD 10,4742 miliar; bijih, kerak dan abu logam (HS 26) dari

USD 7,3426 miliar menjadi USD 5,0826 miliar; kertas/karton (HS 48) dari USD

4,1694 miliar menjadi USD 3,9357 miliar dan pakaian jadi bukan rajutan dari USD

4,1497 miliar menjadi USD 3,7444 miliar.

Berdasarkan data BPS, 2013, ekspor Indonesia di tahun 2013 menurun

dibandingkan 2012, turun sebesar 3,93% menjadi sekitar USD 182 miliar. Ekspor

migas juga mengalami penurunan 11,75% menjadi sekitar USD 32 miliar. Untuk

ekspor non migas terjadi penurunan 2,04% menjadi USD 149,9 miliar.Selama tahun

2013, ekspor 10 golongan barang (HS 2 digit) memberikan kontribusi 60,84%

terhadap total ekspor non migas Indonesia.

Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut turun 3,67%

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada beberapa komoditas yang tetap

mengalami kenaikan, antara lain: bijih, kerak, dan abu logam (HS 26) dari USD

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 14

5,0826 miliar menjadi USD 6,5428 miliar; pakaian jadi bukan rajutan (HS 62) dari

USD 3,7445 miliar menjadi USD 3,9029 miliar; alas kaki (HS 64) dari 3,5246 menjadi

USD 3,8599 miliar; plastik dan barang dari plastik (HS 39) dari USD 2,4366 menjadi

USD 2,5277 miliar.

Sementara itu, untuk komoditas yang mengalami penurunan antara lain:

bahan bakar mineral (HS 27) dari USD 26,4078 miliar menjadi USD 24,782 miliar;

lemak dan minyak hewan/nabati (15) dari 21,2998 miliar menjadi USD 19,2249

miliar; mesin/peralatan listrik (HS 85) dari USD 10,7648 miliar menjadi USD 10,4443

miliar; karet dan barang dari karet (HS 40) dari USD 10,4752 miliar menjadi USD

9,3941 miliar; mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) dari USD 6,1031 miliar

menjadi USD 5,9694 miliar; kendaraan dan bagiannya (HS 87) dar USD 4,8569

miliar menjadi USD 4,571 miliar.

Grafik 2.2: Perubahan Ekspor Komoditas Periode 2008-2013 (Dalam Miliar USD)

Sumber: Diolah dari data Badan Pusat Statistik, Berita Resmi Statistik: Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia 2008-2013

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 15

Grafik 2.3: Indeks Keunggulan Komparatif Indonesia

Sumber: OECD Reviews of Regulatory Reform Indonesia: Market Opennes (2012)

Industri otomotif Indonesia merupakan salah satu indutri yang mendapatkan

manfaat dari liberalisasi (Molnar & Lesher, 2008). Peningkatan daya saing industri

otomotif Indonesia dapat dilihat pada diagram diatas, secara keseluruhan daya saing

industri otomotif Indonesia meningkat. Untuk sektor tekstil, indeks keunggulan

komparatifnya fluktuatif, namun semakin lama daya saingnya menurun. Sektor besi

dan baja indeksnya menunjukan tingkat yang stagnan. Untuk sektor peralatan listrik,

indeksnya juga stagnan beberapa tahun terakhir setelah fluktuasi di awal tahun

2000-an. Indeks keunggulan komparatif hasil olahan kayu mengalami penurunan

dari tahun ke tahun.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 16

Grafik 2.4: Ekspor Indonesia Sektor Migas dan Non Migas Periode 2008-2013

Sumber: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (diolah)

Berdasarkan data BPS, 2009, antara tahun 2008 dan 2009, terjadi penurunan

ekspor Indonesia hampir diseluruh sektor, kecuali di sektor pertambangan dan

lainnya yang masing masing mengalami kenaikan sebesar 32,11% atau sekitar USD

19,6 miliar dan 54,54% atau sekitar USD 37,8 juta. Berbeda dengan sektor pertanian

dan industri yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 5,06% atau

menjadi sekitar USD 4,35 miliar dan 16,92% atau sekitar USD 73,43 miliar di tahun

2009. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor secara keseluruhan tahun 2009,

kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 63,03%, sedangkan kontribusi

ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,75%, dan kontribusi ekspor produk

pertambangan dan lainnya adalah sebesar 16,89%, sementara kontribusi ekspor

migas adalah sebesar 16,33%.

Tetap tumbuhnya perekonomian Tiongkok dan negara-negara berkembang

lainnya pasca krisis keuangan global membantu mendorong ekspor Indonesia.

Berdasarkan data BPS, 2010), hal ini ditunjukan kinerja ekspor Indonesia tahun

2009 sampai 2010, terjadi kenaikan hampir disemua sektor ekspor Indonesia kecuali

di sektor lainnya yang turun 73,81% atau menjadi sekitar USD 9,9 juta. Untuk sektor

pertanian, industri dan pertambangan, masing-masing mengalami kenaikan sebesar

14,92%, 33,49% dan 35,36%, nilai masing-masing hampir mencapai USD 5 miliar,

USD 98 miliar dan USD 26,6 miliar di tahun 2010. Dilihat dari kontribusinya terhadap

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 17

ekspor keseluruhan di tahun 2010, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar

62,14%, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,17% dan

kontribusi ekspor produk pertambangan dan lainnya adalah sebesar 16,91%,

sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar 17,78%.

Sementara itu, berdasarkan data BPS, 2011, dari tahun 2010 sampai 2011,

ekspor Indonesia mengalami kenaikan di semua sektornya. Kenaikan untuk sektor

pertanian, industri, pertambangan dan lainnya masing-masing sebesar 3,27%,

24,64%, 30% dan 30,3%, nilainya masing-masing hampir mencapai USD 5,1 miliar,

USD 112,1 miliar, USD 34,6 miliar, dan USD 12,9 juta di tahun 2011. Dilihat dari

kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan tahun 2011, kontribusi ekspor produk

industri adalah sebesar 60,01%, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian

adalah sebesar 2,54% dan kontribusi ekspor produk pertambangan dan lainnya

adalah sebesar 17,02%, sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar

20,43%.

Krisis keuangan yang melanda Eropa ditahun 2011, berakibat pada

pengetatan anggaran negara-negara zona Euro yang menjadi salah satu pemicu

turunnya ekspor Indonesia antara tahun 2011 dan 2012. Perlambatan ekonomi

Tiongkok juga berpengaruh terhadap penurunan ekspor Indonesia, dengan

pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 7,7% di tahun 2012 yang turun dari 9,3% di

tahun 2011. Berdasarkan data BPS, 2012, hal ini ditandai dengan turunnya ekspor

untuk sektor industri dan pertambangan yang masing-masing turun sebesar 4,95%

dan 9,59%, nilainya masing-masing hampir mencapai USD 116,1 miliar dan USD

31,1 miliar. Untuk ekspor Indonesia sektor pertanian dan lainnya masih mencatatkan

kenaikan positif masing-masing sebesar 7,84% dan 44,96%, nilainya masing-masing

sekitar USD 5,5 miliar dan USD 18,7 juta. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor

keseluruhan tahun 2012, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 61,11%,

sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 2,94%, dan kontribusi

ekspor produk pertambangan dan lainnya adalah sebesar 16,50%, sementara

kontribusi ekspor migas adalah sebesar 19,45%.

Berdasarkan data BPS, tahun 2013, penurunan ekspor juga terjadi di tahun

2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012. Semua sektor ekspor Indonesia

menunjukan nilai negatif. Untuk sektor pertanian, industri, pertambangan dan lainnya

masing-masing mengalami penurunan sebesar 2,55%, 2,67%, 0,65% dan 19,20%,

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 18

nilainya masing-masing sekitar USD 5,7 miliar, USD 113 miliar, USD 31,1 miliar dan

15,11 juta. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan tahun 2013,

kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 61,91%, sedangkan kontribusi

ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,14%, dan kontribusi ekspor produk

pertambangan dan lainnya adalah sebesar 17,08%, sementara kontribusi ekspor

migas adalah sebesar 17,87%.

Pada tahun 2013 perkembangan ekonomi dunia diwarnai dengan pemulihan

ekonomi Amerika Serikat, berdasarkan Bureau Economic Analyst, perekonomian

Amerika Serikat tumbuh 1,7% (YoY) pada triwulan II tahun 2013. Sementara untuk

pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2013 direvisi hanya tumbuh 1,1%.

Sementara itu perekonomian kawasan Eropa terkontraksi 0,2% pada triwulan II

tahun 2013 dibandingkan dengan periode yang sama. Pada Juli tahun 2013

perekonomian negara-negara berkembang Asia di proyeksikan menjadi hanya 6,3%,

turun 0,3% dari proyeksi bulan April 2013 (Bappenas, 2013). Ekonomi Tiongkok

yang tumbuh melambat akan menjadi faktor yang membebani pertumbuhan

ekonomi negara-negara di regional Asia. Perlambatan ekonomi Tiongkok

mempengaruhi turunnya tingkat perdagangan negara berkembang Asia yang salah

satunya adalah Indonesia.

Grafik 2.5:Persentase Perubahan Ekspor Indonesia Menurut Sektornya Periode

2008-2013

Sumber: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (diolah)

Berdasarkan data BPS, tahun 2009, nilai Impor Indonesia secara total

mencapai sekitar USD 129, 197 miliar di tahun 2008. Pada tahun 2009 mengalami

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 19

penurunan impor sebesar 25,03% menjadi sekitar USD 96,86 miliar. Penurunan

terjadi pada impor migas sebesar 37,85% dan impor non migas sebesar 21,06%.

Secara lebih rinci penurunan impor migas lebih disebabkan oleh penurunan impor

minyak mentah dan hasil minyak, yaitu masing-masing sekitar USD 2,6993 miliar

(26,83%) dan USD 9,0935 miliar (44,95%). Impor non migas menurut HS 2 digit

mengalami penurunan di tahun 2009 bila dibandingkan tahun 2008 yaitu dari USD

64,3288 miliar menjadi USD 51,0025 miliar.

Grafik 2.6: Impor Indonesia Periode 2008-2013

Sumber: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (diolah)

Peranan impor sepuluh golongan barang utama HS 2 digit sendiri mencapai

65,5% dari total impor non migas Indonesia atau 52,66% dari total impor

keseluruhan. Dilihat dari peranan terhadap total impor nonmigas Indonesia tahun

2009, mesin/pesawat mekanik memberikan peranan terbesar, yaitu 18,79%, diikuti

mesin dan peralatan listrik sebesar 14,52%; besi dan baja sebesar 5,60%; bahan

kimia organik sebesar 5,06%; pesawat udara dan bagiannya sebesar 4,16%; plastik

dan barang dari plastik sebesar 4,12 %; kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar

4,05%; barang dari besi dan baja sebesar 3,57%; dan kapal, perahu dan struktur

terapung sebesar 3,47%. Sementara itu, golongan barang residu dan sisa dari

industri makanan diimpor dengan peranan di bawah 3 %, yaitu sebesar 2,16%.

Berdasarkan data BPS, 2010, pada tahun 2009 sampai 2010 terjadi kenaikan

impor Indonesia sebesar 40% yang mencapai USD 135,6 miliar. Peningkatan terjadi

pada impor migas dan non migas masing-masing sebesar 44,16% dan 39,04%.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 20

Secara lebih rinci peningkatan impor migas lebih disebabkan oleh peningkatan impor

minyak mentah sebesar USD 1,12 miliar (15,16%) dan impor hasil minyak sebesar

USD 6,89 miliar (61,93%). Demikian juga impor gas meningkat USD 374,1 juta atau

sebesar 76,49%. Peningkatan impor juga terjadi di impor 10 golongan barang

utama, terjadi peningkatan dari USD 49,595 miliar dolar menjadi USD 69,2683 miliar

dolar. Peranan impor sepuluh golongan barang utama mencapai 63,99% dari total

impor non migas atau 51,08% dari total impor keseluruhan.

Dilihat dari peranan terhadap total impor non migas Indonesia di tahun 2010,

impor mesin dan peralatan mekanik memberikan peranan terbesar, yaitu 18,49%,

diikuti mesin dan peralatan listrik sebesar 14,44%; besi dan baja sebesar 5,89%;

kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar 5,30%; bahan kimia organik sebesar

4,92%; plastik dan barang dari plastik sebesar 4,45%; pesawat udara dan bagiannya

sebesar 3,26 persen, dan barang dari besi dan baja sebesar 3,19%. Sementara itu,

impor dua golongan barang sisanya mempunyai peranan di bawah 3%, yaitu kapas

sebesar 2,06% dan serealia sebesar 1,99%.

Di tahun 2011, nilai impor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 30,85%

menjadi USD 177,43 miliar jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Peningkatan terjadi pada impor migas sebesar USD 13,27 miliar atau 48,42%.

Demikian juga pada impor non migas yang mengalami peningkatan sebesar 26,20%

atau menjadi USD 28,36 miliar. Secara lebih rinci peningkatan impor migas lebih

disebabkan oleh peningkatan impor minyak mentah dan hasil minyak masing-

masing sebesar USD 2,62 miliar atau 30,75% dan USD 10,10 miliar atau 56,06%

(BPS, 2011). Demikian juga dengan impor gas yang meningkat USD 0,55 miliar atau

63,64%. Selain itu terjadi peningkatan impor untuk 10 golongan barang utama dari

USD 69,275 miliar menjadi USD 87,2928 miliar, peranan sepuluh golongan barang

utama mencapai 63,9% dari total impor non migas atau 49,23% dari total

keseluruhan impor Indonesia.

Dilihat dari peranan terhadap total impor non migas Indonesia di tahun 2011,

impor mesin dan peralatan mekanik memberikan peranan terbesar, yaitu 18,06%,

diikuti mesin dan peralatan listrik sebesar 13,34%; besi dan baja sebesar 6,28

persen; kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar 5,55%; plastik dan barang dari

plastik sebesar 4,90%; bahan kimia organik sebesar 4,86%; dan serealia sebesar

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 21

3,48%. Sementara itu, impor tiga golongan barang sisanya mempunyai peranan di

bawah 3%, yaitu barang dari besi dan baja sebesar 2,61%, pesawat udara dan

bagiannya sebesar 2,50%, dan kapas sebesar 2,32%.

Di tahun 2012, nilai impor Indonesia tumbuh sebesar 8,03% yang nilainya

sekitar USD 191,69 miliar. Peningkatan impor ini terjadi pada impor migas sebesar

USD 1,8638 miliar atau menyumbang 4,58% (BPS, 2011). Sementara impor non

migas juga mengalami peningkatan sebesar USD 12,3716 miliar atau 9,05%. Secara

lebih rinci peningkatan impor migas disebabkan oleh peningkatan impor hasil minyak

dan gas masing-masing sebesar USD 546 juta (1,94%) dan USD 1,6691 miliar

(118,17%). Sedangkan impor minyak mentah mengalami penurunan USD 351,3 juta

atau 3,15%. Sedangkan untuk impor 10 barang utama mengalami kenaikan dari

USD 86,4461 miliar menjadi USD 96,9809 miliar, peranan impor sepuluh golongan

barang utama mencapai 65,04% dari total impor non migas atau 50,60% dari

keseluruhan impor Indonesia.

Dilihat dari peranan terhadap total impor non migas Indonesia tahun 2012,

impor mesin dan peralatan mekanik memberikan peranan terbesar, yaitu 19,06%,

diikuti mesin dan peralatan listrik sebesar 12,68%; besi dan baja sebesar 6,80

persen; kendaraan bermotor dan bagiannya sebesar 6,54%; plastik dan barang dari

plastik sebesar 4,69%; bahan kimia organik sebesar 4,61%; barang dari besi dan

baja sebesar 3,28%, dan kapal terbang dan bagiannya 3,01%. Sementara itu, impor

dua golongan barang sisanya mempunyai peranan di bawah 3,00%, yaitu serealia

sebesar 2,49% dan sisa industri makanan sebesar 1,88%,

Penurunan impor Indonesia terjadi di tahun 2013 bila dibandingkan dengan

tahun 2012 sebesar 2,64% atau menjadi sekitar USD 186,63 miliar di tahun 2013.

Penurunan tersebut dipicu oleh turunnya impor non migas, yaitu sebesar USD

7,7608 miliar atau 5,2% (BPS, 2013). Sebaliknya impor migas mengalami

peningkatan USD 2,7026 miliar (6,35%). Secara lebih rinci peningkatan impor migas

disebabkan oleh naiknya nilai impor minyak mentah dan gas masing-masing

sebesar USD 2,7826 miliar (25,76%) dan USD 31,4 juta (1,04%). Sementara impor

hasil minyak turun sebesar USD 111,4 juta (0,39%). Untuk sepuluh golongan barang

utama sendiri mengalami penurunan apabila dbandingkan dengan tahun

sebelumnya, yaitu dari USD 95,0185 miliar menjadi 91,5822 miliar, sepuluh

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 22

golongan barang utama ini memiliki peranan sebesar 64,78% dari total impor non

migas Indonesia.

Grafik 2.7: Perubahan Impor 10 Komoditas Utama Periode 2008-2013

Sumber: Diolah dari data Badan Pusat Statistik, Berita Resmi Statistik: Perkembangan Ekspor dan

Impor Indonesia 2008-2013

Antara tahun 2008 dan 2009 terjadi penurunan nilai impor Indonesia menurut

penggunaan barang, baik barang konsumsi, bahan baku pendukung maupun barang

modal semuanya mengalami penurunan masing-masing sebesar 18,68%, 30,01%,

dan 4,50% yang masing-masing memiliki nilai USD 8,3 milyar, USD 99,49 milyar dan

USD 21,4 milyar. Penurunan impor ini dipicu oleh kerisis keuangan global yang

menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat anjlok. Kenaikan

impor terjadi di tahun 2010 apabila dibandingkan dengan nilai impor tahun

sebelumnya. Terjadi kenaikan disemua jenis barang, untuk barang konsumsi, bahan

baku pendukung dan barang modal masing-masing mengalami kenaikan 47,97%,

41,77% dan 31,69% yang masing-masing bernilai USD 9,9 milyar, USD 98,72 milyar

dan USD 26,9 milyar. Kenaikan impor ini dipicu oleh mulai membaiknya kondisi

perekonomian global dan didukung oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap

dolar Amerika Serikat.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 23

Grafik 2.8: Impor Indonesia Menurut Golongan Penggunaan Barang (2008-2013).

Sumber: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Pada tahun 2011, nilai impor Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan

tahun sebelumnya. Untuk barang konsumsi, bahan baku pendukung dan barang

modal masing-masing mengalami kenaikan 34,04%, 32,62% dan 23,01% yang

masing-masing memiliki nilai USD 13,39 milyar, USD 141,127 milyar dan USD 38,15

milyar di tahun 2011. Sedangkan untuk tahun 2012, terjadi kenaikan nilai impor

Indonesia meskipun kenaikannya relatif lebih kecil khususnya untuk barang

konsumsi yang naik 0,12% menjadi USD 13,4 milyar. Untuk bahan baku pendukung

dan barang modal sendiri mengalami kenaikan masing-masing sebesar 7,78% dan

15,24% yang masing-masing menjadi sekitar USD 141,1 milyar dan USD 38,1

milyar.

Di tahun 2013, terjadi penurunan nilai impor Indonesia apabila dibandingkan

dengan impor tahun sebelumnya menjadi USD 186,6 miliar, turun sebesar 2,64%.

Untuk barang konsumsi, terjadi penurunan sebesar 2,01% dibanding tahun

sebelumnya menjadi sekitar USD 13,1 milyar di tahun 2013. Untuk bahan baku

pendukung sendiri masih memiliki nilai positif meskipun naik tipis, yaitu naik 0,59%

atau bernilai sekitar USD 141,9 miliar ditahun 2013. Penurunan juga terjadi untuk

barang modal yang turun sebesar 17,36% atau menjadi sekitar USD 186,8 miliar.

Penurunan paling besar terjadi di barang modal sebesar 17%, hal ini disebabkan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 24

kebijakan pemotongan quantitative easing oleh The Fed seiring pengangguran di

Amerika Serikat yang semakin menurun yang menjadi indikator pemulihan ekonomi

negara tersebut.

Grafik 2.9: Persentase Perubahan Impor Indonesia (2008-2013).

Sumber: Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

2.4 Dinamika Negara Sasaran Ekspor dan Impor

Pertumbuhan ekspor ke negara-negara tujuan utama ekspor Indonesia terus

tumbuh pasca krisis keuangan global. Hal ini dapat dilihat seperti total ekspor

Indonesia ke negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang

masing-masing tumbuh 25,22%, 27,24%, dan 29,19% di tahun 2010 yang masing-

masing mencapai USD 13,7 miliar, USD 9,3 miliar dan USD 4,5 miliar. Pada tahun

2011 ekspor Indonesia juga tumbuh ke negara-negara tersebut sebesar 25,59%,

14,86% dan 22,56%. Pertumbuhan ekspor Indonesia sempat melambat di tahun

2012 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini dilihat dari penurunan

ekspor ke Singapura sebesar 7,64% yang mencapai USD 17,135 miliar, namun

masih terjadi pertumbuhan positif untuk ekspor ke Malaysia dan Thailand yang

masing-masing tumbuh sebesar 2,5% dan 11,13%. Seiring melambatnya

perekonomian dunia, terjadi penurunan ekspor untuk ke tiga negara di kawasan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 25

ASEAN tersebut yang masing-masing Singapura turun 2,69% menjadi USD 16,68

miliar, Malaysia turun 5,73% menjadi sekitar USD 10,66 miliar dan Thailand turun

9,46% mencapai sekitar USD 6,061 miliar perdagangannya di tahun 2013

(Kementerian Perdagangan RI, 2013).

Dinamika ekspor Indonesia ke tiga negara tersebut memiliki pola yang hampir

mirip dengan impor Indonesia dari negara tersebut. Dari tahun 2009 sampai tahun

2012 pertumbuhan impor Indonesia positif dari ke tiga negara tersebut, meskipun di

tahun 2012 pertumbuhan melambat. Namun di tahun 2013, impor Indonesia dari

Singapura dan Thailand menunjukan pertumbuhan yang negatif, masing-masing

menunjukan penurunan impor sebesar 1,94% dan 6,43%. Sementara impor

Indonesia dari Malaysia masih menunjukan pertumbuhan positif yaitu sebesar

8,18%. Sementara itu untuk ekspor Indonesia ke negara-negara Eropa, khususnya

Jerman, Perancis dan Inggris menunjukan tren positif dari tahun 2009 sampai 2011.

Namun dari tahun 2011 sampai 2012 dan dari tahun 2012 sampai 2013 menunjukan

pertumbuhan ekspor yang negatif. Penurunan ekspor antara tahun 2011 dan 2012

dipicu oleh krisis Eropa sehingga ekspor Indonesia turun ke Jerman (7,47%),

Perancis (13,87%) dan Inggris (1,35%). Di tahun 2013 pun ekspor Indonesia

menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya untuk ekspor ke Jerman

(6,64%), Perancis(6,16%) dan Inggris (3,79%).

Impor Indonesia dari ke tiga negara tersebut bervariasi, namun untuk Jerman

selalu menunjukan pertumbuhan dari tahun 2009 sampai 2013. Berbeda dengan

Perancis yang pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 21,83%, namun

tumbuh di tahun 2011 sebesar 49,55% meskipun kemudian di tahun 2012 dan 2013

turun masing-masing sebesar 4,01% dan 17,33%. Impor dari Inggris mengalami

petumbuhan positif dari tahun 2009 sampai 2012, namun mengalami penurunan di

tahun 2013 menjadi USD 1,08 milyar atau turun 20,82%.

Untuk negara-negara tujuan utama lainnya seperti Tiongkok, Jepang,

Amerika Serikat, India, Australia, Korea Selatan, Taiwan, masing-masing memiliki

pertumbuhan ekspor yang positif untuk tahun 2010 sebesar USD 15,6 miliar

(26,72%), USD 25,7 miliar (27,95%), USD 14,2 miliar (23,95%), USD 9,9 miliar

(25,03%), USD 4,2 miliar (23,09), USD 12,57 miliar (35,23%) dan USD 4,83 miliar

(30%). Kenaikan positif ini menunjukkan menguatnya perekonomian global pasca

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 26

krisis keuangan. Tren positif ini terus berlanjut sampai tahun 2011, karena di tahun

2012 pertumbuhan ekspor ke negara-negara tersebut menunjukan penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya, nilai ekspornya masing masing turun, Tiongkok

(5,92%), Jepang (11,88%), Amerika Serikat (10,65%), India (6,72%), Australia

(13,80%), Korea Selatan (8,90%) , Taiwan (5,48%). Untuk tahun 2013 sendiri, hanya

beberapa negara yang menunjukan pertumbuhan ekspor positif ke negara Tiongkok

USD 22,6 milyar (4,17%), Amerika Serikat USD 15,6 milyar (5,21%), dan India USD

13 milyar (4,11%), sedangkan untuk negara lainnya turun, yaitu Jepang USD 27

milyar (11,26%), Australia USD 4,3 milyar (12,24%), Republik Korea Selatan USD

11,4 milyar (31,76%) dan Taiwan USD 5,8 milyar (6,48%). Untuk impor Indonesia

dari Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, India, Australia, Korea Selatan, Taiwan

memiliki tren positif dari tahun 2009 sampai 2011, namun di tahun 2012 impor dari

India dan Korea Selatan menunjukan nilai negatif. Di tahun 2013 hampir semua

impor dari negara-negara tersebut menunjukan penurunan bila dibandingkan

dengan tahun 2012, kecuali impor dari Tiongkok.

Tabel 2.1: Korelasi Pertumbuhan Ekonomi Partner Dagang dengan Ekspor

Indonesia 2005-2013

Negara Koefisien Signifikansi

Australia 0.021 0.41

Amerika Serikat 0.007 -0.77

Inggris -0.028 0.26

Jerman 0.047 0.07*

Jepang 0.005 0.7

Perancis -0.032 0.51

Singapura 1.223 0.001***

Tiongkok 0.0625 0.31

Sumber: Hasil Olahan Tim Pengkaji

Data yang digunakan dalam regresi diatas ini merupakan data kuartalan dari

kuartal 1 tahun 2005 hingga kuartal 4 tahun 2013. Data ekspor Indonesia didapatkan

dari situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersaji dalam bentuk bulanan,

yang kemudian disusun menjadi bentuk kuartal. Selanjutnya dari data tersebut

dihitung pertumbuhan ekspor Indonesia per kuartal dari awal 2005 hingga akhir

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 27

2013. Data pertumbuhan ekonomi (GDP) untuk Australia, Amerika Serikat, Inggris,

Perancis, Jerman, Jepang dan Inggris didapatkan dari situs resmi Organization for

Economic Co-operation and Development (OECD). Data yang disajikan dalam situs

tersebut sudah berbentuk pertumbuhan GDP per kuartal, sehingga bisa langsung

digunakan. Adapun data pertumbuhan GDP Tiongkok dan Singapura, didapatkan

dari layanan data (CEIC).

Berdasarkan hasil regresi model terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi

sebagian besar negara yang dibahas dalam studi ini memiliki pengaruh searah

dengan pertumbuhan ekspor Indonesia. Negara-negara tersebut adalah Australia,

Amerika Serikat, Jerman, Jepang, Tiongkok dan Singapura. Pertumbuhan ekonomi

negara-negara tersebut memiliki korelasi positif dengan pertumbuhan ekspor

Indonesia. Hal ini bermakna bahwa bila pertumbuhan ekonomi negara tersebut

positif, maka secara statistik akan memberikan dampak positif terhadap ekspor

Indonesia (peningkatan ekspor).Korelasi positif terbesar berdasarkan model adalah

pertumbuhan ekonomi Singapura. Hasil regresi menunjukkan bahwa secara statistik

peningkatan 1% perekonomian Singapura akan menaikkan ekspor Indonesia

sebesar 1,22%. Besaran korelasi ini berbeda jauh dengan pertumbuhan ekonomi

Jepang. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara lainnya yang

memiliki korelasi positif dengan perdagangan Indonesia, pertumbuhan setiap 1%

perekonomian Jepang hanya akan memberikan peningkatan 0,0047% ekspor

Indonesia.

Sebaliknya, terdapat dua negara yang pertumbuhan ekonominya memiliki

korelasi negatif dengan pertumbuhan ekspor Indonesia. Dua negara tersebut adalah

Inggris dan Perancis. Keduanya masing-masing memiliki koefisien korelasi -0,028

dan -0,032. Hal ini bermakna bahwa secara statistik setiap pertumbuhan positif 1%

perekonomian Inggris dan Perancis, maka akan menurunkan ekspor Indonesia

sebesar masing-masing 0,028% dan 0,032%.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 28

BAB III UJI EMPIRIK

3.1. Data

Studi ini melakukan uji empirik terhadap berbagai variabel yang dianggap

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Uji empirik yang dilakukan

menggunakan data dengan rentang waktu dari tahun 2005-2013. Set variabel yang

digunakan sejalan dengan kerangka empat jalur transmisi Global Shock yang

digunakan oleh Bank Sentral India.

Bagan 3.1. Empat Jalur Transmisi Shock Global

Sumber: Bank Sentral India 2010

Data yang digunakan dalam uji empirik studi ini terbagi ke dalam empat

kelompok, yaitu:

1. Trade Channel: Data yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan

internasional. Data yang digunakan adalah data ekspor dan impor non-migas

Indonesia secara total dan dengan lima negara mitra dagang utama (Jepang,

Amerika Serikat, Tiongkok, Singapura, dan India). Data bersumber dari Bank

Indonesia.

2. Finance Channel: Data yang berkaitan dengan arus modal yang masuk dan

keluar dari Indonesia. Data yang digunakan adalah data investasi langsung

(Foreign Direct Invesment/FDI) yang masuk ke Indonesia baik secara total

maupun per negara dari lima negara, yaitu Jepang, Amerika Serikat,

Tiongkok, Singapura, dan India. Data bersumber dari Bank Indonesia.

3. Commodity Prices: Data harga komoditas dunia. Komoditas yang dijadikan

variabel merupakan komoditas yang penting bagi Indonesia. Komoditas yang

Transmisi Shock Global

Jalur Perdagangan Internasional

Jalur Keuangan Jalur Harga Komoditas

Jalur Ekspektasi dan

Kepercayaan

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 29

ikut diperhitungkan adalah batu bara, beras, minyak mentah, daging sapi,

kayu, kopi, gas, dan minyak sawit. Data bersumber dari World Bank.

4. Expectations and Confidence: Data yang berkaitan dengan nilai tukar mata

uang dan harga aset. Data yang digunakan adalah nilai tukar Rupiah

terhadap USD (USD/Rupiah) dan seri data IHSG (Jakarta Composite Index).

Data bersumber dari Bloomberg.

3.2. Tahapan Estimasi

Untuk dapat menguji hubungan dua arah (bidirectional atau causal

relationship), terlebih dahulu dilakukan pengujian unit root seri data yang akan

digunakan. Pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller

Test (ADF-test) untuk menentukan apakah suatu variabel diuji dengan

menggunakan Vector-Autoregressive (VAR) atau Vector Error Correction Model

(VECM). Jika memiliki stasionaritas, maka bisa dilakukan pengujian hubungan

dengan VAR.

Bagan 3.2. Tahapan Estimasi Empirik

Namun, untuk penentuan apakah model VAR atau VECM yang akan

digunakan, perlu dilakukan pengujian kointegrasi. Pengujian kointegrasi dilakukan

dengan metode Johansen. Jika variabel-variabel tersebut terbukti tidak memiliki

stasionaritas dan tidak terkointegrasi, maka pengujian akan menggunakan VAR.

Sedangkan bila variabel tersebut terbukti tidak memiliki stasionaritas dan

terkointegrasi, maka pengujian selanjutnya akan menggunakan VECM.

Terakhir, dari pengujian Kausalitas Granger (dalam model VECM) akan

terlihat hubungan kausalitas antar variabel yang diuji. Secara total terdapat empat

Pengujian Unit Root

Augmented Dickey Fuller Test

Pengujian Kointegrasi

Johansen Cointegration Test

Pengujian Kausalitas Granger

Vector Error Correction Model / VECM

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 30

set regresi dimana variabel yang digunakan berbeda-beda. Berikut adalah variabel

dependen dalam regresi studi ini:

1. Variabel dependen pertumbuhan GDP Indonesia (d_gro_gdp_indonesia)

2. Variabel dependen pertumbuhan total ekspor non-migas Indonesia

(d_gro_eks_nm_indonesia)

3. Variabel dependen pertumbuhan total impor non-migas Indonesia

(d_gro_im_nm_indonesia)

4. Variabel dependen pertumbuhan FDI yang masuk ke Indonesia (d_fdi_total)

Pengujian pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel dependen

dibagi ke dalam lima persamaan regresi. Persamaan regresi pertama adalah

hubungan variabel dependen dengan pertumbuhan ekonomi lima mitra dagang

utama. Persamaan regresi kedua merupakan representasi trade channel, yaitu

pengaruh ekspor dan impor non-migas Indonesia secara total dan dengan lima

negara mitra dagang utama terhadap variabel dependen. Persamaan regresi ketiga

merupakan representasi financial channel, yaitu pengaruh nilai penyaluran kredit

dalam negeri serta investasi langsung (FDI) yang masuk ke Indonesia secara total

dan dari lima negara mitra dagang utama terhadap variabel dependen. Persamaan

regresi keempat merupakan representasi commodity price channel, yaitu pengaruh

harga dunia berbagai komoditas penting terhadap variabel dependen. Persamaan

regresi kelima merupakan representasi expectation/s and confidence channel, yang

dicerminkan dalam pengaruh nilai tukar USD/IDR dan IHSG terhadap variabel

dependen.

Berikut ini adalah variabel-variabel independen yang digunakan dalam

regresi:

Pertumbuhan GDP Indonesia dan Lima Negara Mitra Dagang Utama

d_gro_gdp_indonesia = Pertumbuhan GDP Indonesia (%)

d_gro_gdp_jepang = Pertumbuhan GDP Jepang (%)

d_gro_gdp_as = Pertumbuhan GDP Amerika Serikat (%)

d_gro_gdp_tiongkok = Pertumbuhan GDP Tiongkok (%)

d_gro_gdp_singapura = Pertumbuhan GDP Singapura (%)

d_gro_gdp_india = Pertumbuhan GDP India (%)

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 31

Trade Channel

d_gro_eks_nm_as = Pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia ke

Amerika Serikat (%)

d_gro_eks_nm_india = Pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia ke India

(%)

d_gro_eks_nm_jepang = Pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia ke

Jepang (%)

d_gro_eks_nm_singapura = Pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia ke

Amerika Serikat (%)

d_gro_eks_nm_tiongkok = Pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia ke

Tiongkok (%)

d_gro_eks_nm_total = Pertumbuhan total ekspor non-migas Indonesia (%)

d_gro_im_nm_as = Pertumbuhan impor non-migas Indonesia dari

Amerika Serikat (%)

d_gro_im_nm_india = Pertumbuhan impor non-migas Indonesia dari India

(%)

d_gro_im_nm_jepang = Pertumbuhan impor non-migas Indonesia dari

Jepang (%)

d_gro_im_nm_singapura = Pertumbuhan impor non-migas Indonesia dari

Amerika Serikat (%)

d_gro_im_nm_tiongkok = Pertumbuhan impor non-migas Indonesia dari

Tiongkok (%)

d_gro_im_nm_total = Pertumbuhan total impor non-migas Indonesia (%)

Financial Channel

d_dist_kredit = Persetujuan kredit perbankan di Indonesia (Miliar

Rupiah)

d_fdi_jepang = FDI Jepang ke Indonesia (Juta USD)

d_fdi_as = FDI Amerika Serikat ke Indonesia (Juta USD)

d_fdi_india = FDI India ke Indonesia (Juta USD)

d_fdi_singapura = FDI Singapura ke Indonesia (Juta USD)

d_fdi_tiongkok = FDI Tiongkok ke Indonesia (Juta USD)

d_fdi_total = Total FDI yang masuk ke Indonesia (Juta USD)

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 32

Commodity Price Channel

d_batu_bara = Harga batubara dunia (USD/MT)

d_beras = Harga beras dunia (USD/MT)

d_crude_oil = Harga minyak mentah dunia (USD/bbl)

d_daging_sapi = Harga daging sapi dunia (USD/kg)

d_kayu = Harga kayu dunia (USD/ )

d_kopi_arabika = Harga kopi Arabika dunia (USD/kg)

d_kopi_robusta = Harga kopi Robusta dunia (USD/kg)

d_kedelai = Harga kedelai dunia (USD/MT)

d_liquid_gas = Harga gas alam cair dunia (USD/MMBTU)

d_kopi_metals_minerals = Harga logam dasar dunia (USD/MT)

d_natural_gas = Harga gas alam dunia (USD/MMBTU)

d_palm_oil = Harga minyak sawit dunia (USD/MT)

d_rubber = Harga karet dunia (USD/kg)

d_woodpulp = Harga pulp kayu dunia (USD/MT)

Expectation/s and Confidence Channel

d_ihsg = Harga historis Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG/JCI) (Rupiah)

d_usd_idr = Nilai tukar Rupiah terhadap USD (USD/IDR)

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 33

3.3. Hasil Uji Empirik

3.3.1. Augmented Dickey-Fuller Test

Seluruh variabel yang diikutkan dalam pengujian diperiksa stasionaritasnya

dengan menggunakan Augmented Dickey-Fuller Test. Hasilnya seperti pada tabel,

terlihat bahwa sebagian besar variabel tidak memiliki stasionaritas (nonstationarity).

Hal ini menyebabkan dalam melihat hubungan antar-variabel tidak bisa

menggunakan regresi biasa (OLS).

Tabel 3.1:Hasil Pengujian Unit Root dengan Metode Dickey Fuller No Variabel P-value for Z(t) Nilai Kritis Stasionaritas

1 dist_kredit 0.0942 0.05 Non-Stasioner

2 usd_idr 0.8632 0.05 Non-Stasioner

3 ihsg 0.7997 0.05 Non-Stasioner

4 batu_bara 0.3016 0.05 Non-Stasioner

5 liquid_gas 0.7098 0.05 Non-Stasioner

6 natural_gas 0.2147 0.05 Non-Stasioner

7 palm_oil 0.2665 0.05 Non-Stasioner

8 woodpulp 0.0182 0.05 Non-Stasioner

9 kopi_robusta 0.2810 0.05 Non-Stasioner

10 kopi_arabica 0.7225 0.05 Non-Stasioner

11 crude_oil 0.1806 0.05 Non-Stasioner

12 metals_minerals 0.1266 0.05 Non-Stasioner

13 beras 0.0281 0.05 Stasioner

14 rubber 0.3372 0.05 Non-Stasioner

15 kedelai 0.4752 0.05 Non-Stasioner

16 daging_sapi 0.7115 0.05 Non-Stasioner

17 kayu 0.3043 0.05 Non-Stasioner

18 gro_gdp_amerika serikat 0.0110 0.05 Stasioner

19 gro_gdp_india 0.0000 0.05 Stasioner

20 gro_gdp_indonesia 0.0000 0.05 Stasioner

21 gro_gdp_tiongkok 0.0000 0.05 Stasioner

22 gro_gdp_singapura 0.0002 0.05 Stasioner

23 gro_eks_nm_ amerika serikat 0.0000 0.05 Stasioner

24 gro_eks_nm_singapura 0.0000 0.05 Stasioner

25 gro_eks_nm_india 0.0000 0.05 Stasioner

26 gro_eks_nm_jepang 0.0000 0.05 Stasioner

27 gro_eks_nm_tiongkok 0.0000 0.05 Stasioner

28 gro_eks_nm_total 0.0000 0.05 Stasioner

29 gro_im_nm_ amerika serikat 0.0000 0.05 Stasioner

30 gro_im_nm_singapura 0.0000 0.05 Stasioner

31 gro_im_nm_india 0.0000 0.05 Stasioner

32 gro_im_nm_jepang 0.0000 0.05 Stasioner

33 gro_im_nm_tiongkok 0.0000 0.05 Stasioner

34 gro_im_nm_total 0.0000 0.05 Stasioner

35 fdi_as 0.0000 0.05 Stasioner

36 fdi_jepang 0.1930 0.05 Non-Stasioner

37 fdi_tiongkok 0.1199 0.05 Non-Stasioner

38 fdi_india 0.0000 0.05 Stasioner

39 fdi_singapura 0.8027 0.05 Non-Stasioner

40 fdi_total 0.2291 0.05 Non-Stasioner

Sumber: Operasi Stata 12

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 34

Melihat banyaknya variabel yang tidak stasioner, maka seluruh variabel

diderivasikan satu tingkat (first difference). Operasi derivasi ini tidak hanya dilakukan

terhadap variabel yang tidak stasioner saja. Akan tetapi dilakukan juga pada variabel

yang stasioner.

3.3.2. Uji Kointegrasi

Hasil uji kointegrasi Johansen untuk kelima persamaan pada keempat set

menunjukkan bahwa masing-masing persamaan memiliki kointegrasi. Oleh sebab

itu, dalam studi ini seluruh model yang digunakan adalah Vector Error Correction

Model (VECM), bukan Vector Autoregression (VAR).

3.3.3. Pengujian Kausalitas Granger dengan Vector Error Correction Model

(VCEM)

Pada dasarnya hubungan Kausalitas Granger dalam suatu model ditunjukkan

oleh VECM. Sehingga hasil dari VECM secara otomatis menggambarkan hubungan

antar-variabel dalam konteks Kausalitas Granger.Dalam membaca hasil regresi

VECM terdapat dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, yaitu nilai probabilitas

statistik z. Bila nilai probabilitas P > |z| lebih besar kurang dari 0,05, maka berarti

variabel independen tersebut memiliki pengaruh signifkan terhadap variabel

dependen. Mayoritas variabel dalam regresi studi ini memiliki nilai probabilitas

kurang dari 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tersebut memiliki

pengaruh terhadap variabel dependen. Kedua, nilai koefisien. Semakin besar nilai

koefisien maka pengaruh variabel independen tersebut terhadap variabel dependen

semakin besar.

3.3.3.1. Pertumbuhan GDP Indonesia dan Mitra Dagang Utama

Berdasarkan hasil regresi VECM, terlihat bahwa pertumbuhan GDP Indonesia

dipengaruhi oleh pertumbuhan GDP Amerika Serikat, India, dan Singapura.

Pertumbuhan GDP Amerika Serikat sebesar 1% akan menurunkan pertumbuhan

GDP Indonesia sebesar 0,495%. Hal ini disebabkan Amerika Serikat merupakan

importir barang-barang hasil manufaktur, bukan importir barang mentah. Sementara

Indonesia merupakan eksportir barang mentah. Sementara itu, pertumbuhan GDP

India sebesar 1% akan menaikkan pertumbuhan GDP Indonesia sebesar 0,434%.

Sedangkan pertumbuhan GDP Singapura memiliki pengaruh yang sangat signifikan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 35

terhadap pertumbuhan GDP Indonesia. Kenaikan pertumbuhan GDP Singapura

sebesar 1% akan menurunkan pertumbuhan GDP Indonesia sebesar 6,204%.

Pertumbuhan GDP India sebesar 1% akan meningkatkan pertumbuhan total

ekspor non-migas Indonesia sebesar 7,631%. Sedangkan pertumbuhan GDP

Singapura 1% akan menurunkan pertumbuhan total ekspor non-migas Indonesia

sebesar 259,7%. Di sisi lain, pertumbuhan GDP Jepang sebesar 1% akan

menurunkan pertumbuhan total ekspor Indonesia sebesar 1,16%.

Tabel 3.2:Hasil Pengujian Granger Menggunakan VECMuntuk Dampak Pertumbuhan PDB Negara Mitra Dagang Utama

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pertumbuhan PDB Indonesia

Pertumbuhan Total Ekspor Non-Migas Indonesia

Pertumbuhan Total Impor Non-Migas Indonesia

Total FDI yang Masuk ke Indonesia

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Konstanta 0.004

(.) -0.595

(.) 2.209

(.) 74.183

(.)

Pertumbuhan PDB Indonesia

1 (.)

3.760 (0.171)

-103.739** (0.000)

12704.08** (0.000)

Pertumbuhan PDB Amerika Serikat

-0.495** (0.000)

0.728 (0.559)

82.189** (0.000)

-1473.266 (0.250)

Pertumbuhan PDB India

0.434*** (0.000)

7.631*** (0.000)

-10.721* (0.070)

7136.12** (0.000)

Pertumbuhan PDB Tiongkok

0.062 (0.791)

-2.506 (0.505)

-35.648 (0.202)

8981.104** (0.010)

Pertumbuhan PDB Singapura

-6.204*** (0.000)

-259.7013** (0.000)

29.895 (0.890)

-121346.1** (0.000)

Pertumbuhan PDB Jepang

0.059 (0.131)

-1.158** (0.030)

-29.332** (0.000)

-1441.197** (0.006)

Seluruh variabel telah diturunkan satu tingkat (first difference) | Sumber: Operasi Stata 12

Hasil VECM juga menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB Indonesia sebesar

1% akan menurunkan pertumbuhan total impor non-migas Indonesia sebesar

103,74%. Pertumbuhan PDB Amerika Serikat sebesar 1% akan menaikkan

pertumbuhan total impor non-migas Indonesia sebesar 82,19%. Sedangkan

pertumbuhan PDB Jepang sebesar 1% akan menurunkan pertumbuhan total impor

non-migas Indonesia sebesar 29,33%.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 36

3.3.3.2.Jalur Perdagangan Internasional (Trade Channel)

Berdasarkan hasil regresi VECM, terlihat bahwa pertumbuhan ekspor non-

migas ke berbagai negara mitra dagang utama memiliki pengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan PDB Indonesia. Beberapa yang paling besar pengaruhnya

yaitu pertumbuhan ekspor non-migas kepada Amerika Serikat, India, dan total.

Kenaikan 1% pertumbuhan ekspor non-migas ke Amerika Serikat akan menurunkan

0,23% pertumbuhan PDB Indonesia. Kenaikan 1% pertumbuhan ekspor non-migas

ke India akan menurunkan PDB Indonesia sebesar 0,2%. Sedangkan kenaikan 1%

pertumbuhan total ekspor non-migas Indonesia akan menaikkan pertumbuhan PDB

Indonesia sebesar 0,491%.

Tabel 3.3:Hasil Pengujian Granger Menggunakan VECM untuk JalurPerdagangan Internasional

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pertumbuhan PDB Indonesia

Pertumbuhan Total Ekspor Non-Migas Indonesia

Pertumbuhan Total Impor Non-Migas Indonesia

Total FDI yang Masuk ke Indonesia

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

konstanta -0.069

(.) 0.011

(.) 0.109

(.) -186.322

(.)

Pertumbuhan Ekspor Non-Migas ke Amerika Serikat

-0.234** (0.000)

-0.889** (0.000)

0.929** (0.000)

618.620** (0.004)

Pertumbuhan Ekspor Non-Migas ke Singapura

0.085** (0.000)

0.483** (0.000)

-0.300** (0.000)

110.1788* (0.258)

Pertumbuhan Ekspor Non-Migas ke India -0.207** (0.000)

-0.205** (0.000)

0.150** (0.000)

157.8193** (0.000)

Pertumbuhan Ekspor Non-Migas ke Jepang -0.188** (0.000)

0.368** (0.000)

-0.4173** (0.000)

493.782** (0.000)

Pertumbuhan Ekspor Non-Migas ke Tiongkok

-0.149** (0.000)

-0.369** (0.000)

0.420** (0.000)

223.269** (0.009)

Pertumbuhan Total Ekspor Non-Migas Indonesia

0.491** (0.000)

1 (.)

-1.297** (0.000)

-1635.339** (0.000)

Pertumbuhan Impor Non-Migas dari Amerika Serikat

-0.195** (0.000)

0.391** (0.000)

-0.591** (0.000)

241.296** (0.001)

Pertumbuhan Impor Non-Migas dari Singapura

-0.161** (0.000)

0.483** (0.000)

-0.150** (0.000)

144.068** (0.023)

Pertumbuhan Impor Non-Migas dari India 0.094** (0.000)

0.244** (0.000)

-0.122** (0.000)

164.444** (0.000)

Pertumbuhan Impor Non-Migas dari Jepang

-0.007* (0.377)

0.386** (0.000)

-0.401** (0.000)

137.163** (0.049)

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 37

Pertumbuhan Impor Non-Migas dari Tiongkok

0.124** (0.000)

-0.632** (0.000)

0.546** (0.000)

-381.289** (0.003)

Pertumbuhan Total Impor Non-Migas Indonesia

0.211** (0.000)

-0.711** (0.000)

1 (.)

-192.230* (0.316)

Seluruh variabel telah diturunkan satu tingkat (first difference) | Sumber: Operasi Stata 12

Dari sisi arus investasi yang masuk ke Indonesia secara langsung (FDI),

pertumbuhan ekspor non-migas ke Amerika Serikat, Jepang, dan secara total

memiliki pengaruh yang besar terhadap total FDI yang masuk ke Indonesia.

Kenaikan 1% pertumbuhan ekspor non-migas ke Amerika Serikat akan menaikkan

total FDI yang masuk ke Indonesia sebesar 618,62 juta USD. Kenaikan 1%

pertumbuhan ekspor non-migas ke Jepang akan menaikkan total FDI yang masuk

ke Indonesia sebesar 493,78 juta USD. Sedangkan kenaikan 1% pertumbuhan total

ekspor non-migas Indonesia akan menurunkan total FDI yang masuk ke Indonesia

sebesar 1,635 milyar USD.

3.3.3.3.Jalur Keuangan Internasional (Finance Channel)

Dari sisi transmisi finansial tampak bahwa investasi langsung tidak memiliki

pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil VECM

menunjukkan bahwa kenaikan FDI total yang masuk ke Indonesia sebesar 1% akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,0002%.

Tabel 3.4:Hasil Pengujian Granger Menggunakan VECM untuk Jalur Keuangan Internasional

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pertumbuhan PDB Indonesia

Pertumbuhan Total Ekspor Non-Migas Indonesia

Pertumbuhan Total Impor Non-Migas Indonesia

Total FDI yang Masuk ke Indonesia

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

konstanta -0.071

(.) -64.066

(.) -0.469

(.) 229.315

(.)

Persetujuan Kredit di Indonesia

-7.34* (0.204)

0.000* (0.087)

-0.000* (0.052)

0.001* (0.076)

Total FDI Amerika Serikat yang Masuk ke Indonesia

-0.001** (0.000)

-0.070** (0.000)

-0.611** (0.000)

-1.994** (0.000)

Total FDI Jepang yang Masuk ke Indonesia

-0.001** (0.000)

-0.048** (0.000)

-0.037** (0.000)

-1.060** (0.000)

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 38

Total FDI Tiongkok yang Masuk ke Indonesia

0.094** (0.000)

0.146** (0.011)

0.135** (0.006)

3.806** (0.027)

Total FDI India yang Masuk ke Indonesia

-0.006** (0.000)

-0.105** (0.000)

-0.116** (0.000)

-3.507** (0.000)

Total FDI Singapura yang Masuk ke Indonesia

7.87* (0.969)

-0.061** (0.000)

-0.0622** (0.000)

-1.566** (0.000)

Total FDI yang Masuk ke Indonesia

0.000** (0.010)

0.039** (0.000)

0.033** (0.000)

1 (.)

Seluruh variabel telah diturunkan satu tingkat (first difference) | Sumber: Operasi Stata 12

3.3.3.4.Jalur Harga Komoditas (Commodity Price)

Dinamika harga berbagai komoditas penting memiliki pengaruh yang

bervariasi terhadap perekonomian Indonesia.

Berdasarkan hasil VECM, harga komoditas kopi Arabika, daging sapi, liquid

gas memainkan peranan yang penting terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kenaikan harga kopi Arabika sebesar 1 USD/Kg akan menaikan pertumbuhan

ekonomi Indonesia sebesar 0,31% (korelasi positif). Penurunan harga daging sapi

sebesar 1 USD/Kg akan menaikkan PDB Indonesia sebesar 0,91% (korelasi

negatif). Sedangkan kenaikan harga liquid gas sebesar 1 USD/MMBTU akan

menaikkan pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 0,24% (korelasi positif).

Tabel 3.5:Hasil Pengujian Granger Menggunakan Vector Error Correction Model untuk Jalur Harga Komoditas

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pertumbuhan PDB Indonesia

Pertumbuhan Total Ekspor Non-Migas Indonesia

Pertumbuhan Total Impor Non-Migas Indonesia

Total FDI yang Masuk ke Indonesia

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

konstanta -0.040

(.) 2.679

(.) 3.538

(.) 235.18

(.)

Harga Batubara Dunia -0.011** (0.00)

-0.355** (0.000)

0.068** (0.046)

46.607** (0.000)

Harga Beras Dunia 0.000* (0.260)

-0.040** (0.001)

0.020** (0.002)

-10.659** (0.000)

Harga Minyak Mentah Dunia

0.008* (0.061)

-0.119* (0.184)

-0.409** (0.000)

-48.970** (0.000)

Harga Daging Sapi Dunia

-0.914** (0.000)

-40.056** (0.000)

-50.915** (0.000)

-2474.964** (0.000)

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 39

Harga Kayu Dunia -0.003** (0.014)

0.242** (0.000)

0.058** (0.000)

18.132** (0.000)

Harga Kopi Arabica Dunia

0.311** (0.003)

9.472** (0.000)

23.082** (0.000)

-542.237** (0.000)

Harga Kopi Robusta Dunia

0.083* (0.838)

-57.991** (0.000)

8.906** (0.000)

-5940.961** (0.000)

Harga Liquid Gas Dunia

0.241** (0.000)

11.551** (0.000)

7.621** (0.000)

174.482** (0.000)

Harga Kedelai Dunia 0.002** (0.001)

0.004* (0.759)

0.126** (0.000)

-2.536** (0.000)

Harga Logam Dunia -0.007* (0.308)

1.183** (0.000)

0.805** (0.000)

126.141** (0.000)

Harga Gas Alam Dunia 0.007* (0.682)

0.039** (0.000)

7.172** (0.000)

-7.605* (0.721)

Harga Minyak Kelapa Sawit Dunia

-0.001* (0.245)

-0.025* (0.136)

-0.208** (0.000)

3.915** (0.000)

Harga Karet Dunia 0.001* (0.982)

-22.796** (0.000)

-25.34** (0.000)

6.400* (0.930)

Harga Pulp Kayu Dunia 0.000* (0.930)

-0.154** (0.000)

-0.066** (0.000)

-26.798** (0.000)

Seluruh variabel telah diturunkan satu tingkat (first difference) | Sumber: Operasi Stata 12

Dari sisi pertumbuhan ekspor non-migas, dinamika harga berbagai komoditas

memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Kenaikan harga daging sapi 1 USD/Kg

akan menurunkan pertumbuhan total ekspor non-migas Indonesia sebesar 40%.

Kenaikan harga kopi Robusta sebesar 1 USD/kg akan menurunkan total

pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia sebesar 58%. Harga karet dunia juga

memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan total ekspor non-

migas Indonesia. Kenaikan harga karet dunia 1 USD/Kg akan menurunkan

pertumbuhan total ekspor non-migas Indonesia sebesar 22,8%.

3.3.3.5.Jalur Ekspektasi dan Tingkat Kepercayaan (Expectation and

Confidence Channel)

Hasil VECM menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap USD dan IHSG

tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan PDB Indonesia. Di sisi lain, apresiasi

Rupiah terhadap USD sebesar 1 basis poin akan menaikkan pertumbuhan total

ekspor non-migas Indonesia sebesar 0,01%.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 40

Tabel 3.6:Hasil Pengujian Granger Menggunakan VECM untuk Jalur Ekspektasi dan Tingkat Kepercayaan

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pertumbuhan PDB Indonesia

Pertumbuhan Total Ekspor Non-Migas Indonesia

Pertumbuhan Total Impor Non-Migas Indonesia

Total FDI yang Masuk ke Indonesia

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

Koefisien (P>|z|)

konstanta -0.017

(.) 2.167

(.) 1.695

(.) 114.511

(.)

USD/IDR 0.000* (0.451)

-0.010** (0.015)

-0.002* (0.551)

-0.367** (0.210)

IHSG -0.000* (0.185)

-0.009* (0.216)

-0.008* (0.105)

-1.536** (0.004)

Seluruh variabel telah diturunkan satu tingkat (first difference) | Sumber: Operasi Stata 12

Sedangkan kenaikan IHSG sebesar 1 basis poin akan menurunkan total FDI

yang masuk ke Indonesia sebesar 1,54 juta USD. Hal ini menunjukkan bahwa bila

terjadi kenaikan arus modal ke Indonesia melalui pasar modal (IHSG), maka akan

mengurangi tingkat modal yang masuk melalui investasi langsung (FDI).

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 41

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

4.1 Kesimpulan

Studi ini mengevaluasi dampak krisis pada ekonomi Indonesia dengan

kerangka teori yang memfokuskan pada empat jalur transmisi yaitu perdagangan

internasional, keuangan, harga komoditas dan ekspektasi/kepercayaan. Metode

yang digunakan adalah kausalitas (causality) dengan VAR/VECM. Masing-masing

jalur ditelaah dampaknya pada pertumbuhan PDB, ekspor non-migas, impor non-

migas dan FDI.

Pertumbuhan ekonomi mitra dagang utamamemiliki dampak pada ekonomi

Indonesia. Tapi uji empiris menunjukkan hanya pertumbuhan PDB India yang

memiliki dampak positif yang tidak besar pada PDB Indonesia. Adapun pertumbuhan

PDB Amerika Serikat dan Singapura memiliki dampak negatif, dimana dampak

negatif Singapura sangat besar. Pada sisi pertumbuhan ekspor nonmigas,

pertumbuhan PDB India berdampak positif dan besar sedangkan Jepang berdampak

negatif kecil dan Singapura berdampak negatif sangat besar. Cara paling baik

mengurangi impor non-migas adalah menaikkan pertumbuhan PDB Indonesia.

Pertumbuhan PDB Amerika meningkatkan impor non-migas Indonesia cukup besar

sedangkan pertumbuhan PDB di Jepang menguranginya. Pada sisi FDI,

pertumbuhan PDB Indonesia menyebabkan kenaikan yang sangat besar dengan

disusul pertumbuhan PDB Tiongkok. Adapun pertumbuhan PDB Jepang dan

Singapura mengurangi FDI ke Indonesia secara signifikan.

Pada jalur perdagangan internasional (trade chanel), hanya pertumbuhan

ekspor non migas ke Singapura yang berdampak positif pada pertumbuhan PDB

Indonesia. Adapun pertumbuhan ekspor ke Amerika Serikat, India, Jepang dan

Tiongkok semua berdampak negatif. Pada sisi pertumbuhan ekspor non-migas,

hanya pertumbuhan ekspor ke Singapura dan Jepang yang berdampak positif

dengan variabel serupa ke Amerika Serikat, India dan Tiongkok berdampak negatif.

Berdasarkan dampak pada pertumbuhan impor non migas indonesia, pertumbuhan

ekspor ke Amerika Serikat, India dan Tiongkok memiliki dampak positif dengan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 42

Jepang nefatif. Adapun pertumbuhan ekspor ke semua mitra dagang utama

berdampak positif pada arus FDI.

Pada sisi impor non-migas, hanya impor dari India dan Tiongkok yang

berdampak positif pada pertumbuhan PDB Indonesia, impor dari Amerika Serikat,

Singapura, dan Jepang berdampak negatif. Semua impor dari negara mitra dagang

utama berdampak positif pada pertumbuhan ekspor kecuali Tiongkok. Hal ini

menandakan impor Indonesia kebanyakan berupa bahan baku dan mesin yang di

eskpor lagi kecuali dari Tiongkok yang sebagian besar di konsumsi di Indonesia.

Impor dari negara mitra dagang utama berdampak positif pada FDI kecuali dari

Tiongkok.

Pada jalur keuangan (finance chanel), hanya FDI Singapura yang memiliki

dampak besar dan positif ke pertumbuhan PDB Indonesia. Adappun FDI Tiongkok

sedikit memicu ekspor dan banyak mendorong FDI negara lain, sedangkan FDI

negara mitra utama lainnya berdampak negatif. Namun FDI Tiongkok juga paling

besar memicu impor dengan FDI Amerika Srikat yang paling mengurangi impor.

Pada jalur harga komoditas (commodity pricechannel), yang paling besar

perannya pada peningkatan PDB adalah harga kopi arabika disusul gas cair dengan

harga daging sapi paling besar dampak negatifnya. Tetapi kenaikan harga daging

sapi juga berperan negatif tertinggi kedua pada penurunan pertumbuhan ekspor

setelah harga kopi robusta. Yang berdampak positif adalah harga kopi arabika dan

gas cair serta logam. Kenaikan harga sapi sangat besar dampaknya pada

pengurangan impor disusul harga karet. Sedangkan kenaikan harga kopi arabika,

robusta dan gas akan meningkatkan impor. Peningkatan harga daging sapi sangat

besar dampaknya pada penurunan arus FDI, kedua setelah harga kopi. Adapun

yang memicu kenaikan FDI adalah kenaikan harga logam dan liquid gas.

Pada jalur ekspektasi dan kepercayaan (expectation and confidence

channel), perubahan nilai tukar ke dolar dan IHSG hanya memiliki dampak sangat

kecil pada pertumbuhan PDB Indonesia. Dampak kedua valriabel itu juga kecil pada

pertumbuhan ekspor dan impor meskipun negatif pada total FDI. Menunjukkan

bahwa investor asing lebih banyak masuk ketika ekonomi Indonesia sedang turun

sehingga murah secara relatif.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 43

4.2 Rekomendasi Kebijakan

Untuk meningkatkan pertumbuhan PDB dan ekspor non-migas, Indonesia perlu

meningkatkan keterkaitan dengan India yang memiliki causality terbesar. Adapun

pertumbuhan PDB Indonesia adalah obat termujarab untuk mengurangi impor dan

menaikkan FDI dengan disusul pertumbuhan PDB India dan Tiongkok. Peningkatan

ekspor-impor ke Amerika Serikat, walaupun menurunkan ekspor Indonesia, akan

tetapi mendorong FDI yang besar sehingga merupakan trade-off yang baik dengan

disusul Jepang.

Pada sisi finance chanel, Indonesia perlu membuka pintu untuk FDI Singapura

yang sangat besar dampaknya pada pertumbuhan PDB. FDI dari Tiongkok

merupakan pertanda masuknya FDI negara lain secara deras, sedangkan FDI India,

Amerika Serikat, Singapura dan Jepang masuk ketika tidak banyak negara lain yang

berinvestasi di Indonesia. Impor dari Tiongkok perlu dikurangi karena meningkatkan

impor total dan mengurangi FDI secara signifikan.

Menarik untuk dicermati pada commodity price channel bahwa Indonesia perlu

berupaya menjaga tingginya harga kopi, karet, dan daging sapi serta liquid gas demi

tingkatkan PDB, ekspor dan FDI Indonesia. Pada sisi confidence and

expectationchannel, performa BI dalam menjaga stabilitas rupiah dengan kenaikan

dan pernurunan yang bertahap perlu dipuji, sehingga nilai tukar tidak mempunyai

dampak yang besar pada pertumbuhan PDB, ekspor, impor dan FDI.

Secara makro, perlu dilakukan diversifikasi negara tujuan ekspor dan

peningkatan nilai tambah ekspor Indonesia. Perjanjian FTA dengan negara lain juga

perlu di telaah untung ruginya karena dengan FTA Tiongkok ternyata lebih banyak

negatifnya. Terakhir, perlu ditingkatkan daya saing produk Indonesia dan melakukan

non tarif barier secara sistematis demi perlahan pengusaha domestik untuk

melakukan substitusi pada produk impor.

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 44

Referensi

Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Laporan Hasil Kajian.2011. Free Trade Area dan Economic Partnership Agreement (EPA), dan Pengaruhnya terhadap Arus Perdagangan dan Investasi dengan Negara Mitra.

Badan Pusat Statistik, Berita Resmi: Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Desember 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013.

Berg A., Papageorgiou C., Pattillo C., Schindler M., Spatafora N., Weisfeld H.,. 2012.Global Shocks and Their Impact on Low-Income Countries: Lessons from the Global Crisis.IMF

"Bloomberg.com: Worldwide"

(http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601087&sid=a8sW0n1Cs1tY&refer=h

ome) .Bloomberg.com.

Brunnermeier M., K.,.National Bureau of Economic Research.Deciphering The Liquidity and Credit Crunch 2007-08. http://www.nber.org/papers/w14612.pdf?new_window=1

Daftar seluruh regional trade agreements (RTAs) yang berlaku dan tersedia

http://rtais.wto.org/UI/PublicAllRTAList.aspx

Demyanyk, Yuliya; Van Hemert, Otto (2008-08-19). "Understanding the Subprime

Mortgage Crisis" (http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1020396)

Working Paper Series. Social Science Electronic Publishing

Effendi, N., Purmini, Masbar, R., Hakim, L., Pradiptyo, R.,.2013. Rekomendasi Kebijakan Untuk Pengurangan Subsidi Energi.Regional Economist.

Kawai M.,.2009.The Impact of The Global Financial Crisis on Asia and Asia’s Responses.Asian Development Bank

Kementerian Riset dan Teknplogi Republik Indonesia: http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=4517 diakses 4 April 2014.

Kementerian PPN/Bappenas.2013.Laporan Perekonomian Indonesia Triwulan I

2013.

Kementerian PPN/Bappenas.2013.Laporan Perekonomian Indonesia Triwulan II

2013.

Krugman-Revenge of the Glut (http://www.nytimes.com/2009/03/02/opinion/02krugman.html?_r=1\

Kirchhoff, Sue; Keen, Judy (2007-04-25). "Minorities hit hard by rising costs of

subprime loans - USATODAY.com"

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 45

(http://www.usatoday.com/money/economy/housing/2007-04-25subprime-minorities-

usat_N.htm). USA Today

Laporan dari pengukuran G-20 Trade and Investment (September 2009 sampai

February 2010), persiapan dibawah tanggung jawab bersama Director-General of

the WTO, the Secretary-General of OECD, dan the Secretary-General dari UNCTAD

(8 March2010)

Margaret Chadbourn. "Five Banks are Seized"

(http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601110&sid=aCbHA.m7rikc)

Michael Simkovic, Competition and Crisis in Mortgage Securitization (http://ssrn.com/abstract=1924831)

Michael Burry-Vanderbilt Magazine-Missteps to Mayhem-Summer 2011 (http://www.vanderbilt.edu/magazines/vanderbilt-magazine/2011/09/missteps-to-mayhem/)

Miskhin, F., S.,.2010. Over The Clift:From The Subprime To The Global Financial Crisis.

OECD (2012), Review of Regulatory Reform – Indonesia Market Opennes.

NYT-Why Budget Cuts Don't Bring Prosperity-February 2011 (http://community.nytimes.com/comments/www.nytimes.com/2011/02/23/business/economy/23leonhardt.html)

Pasha, Shaheen (August 8, 2005). "Banks help undocumented workers own their

own home – Aug. 8, 2005"

(http://money.cnn.com/2005/08/08/news/economy/illegal_immigrants/).Money.cnn.co

m.

Pangestu, M., E.,.2006. Indonesia, International Trade Negotiation and Fair Trade.

“Successful trade and development strategies for mitigating the impact of the global

economic and financial crisis”, catatan oleh sekertariat UNCTAD untuk sesi ke dua

dari Trade and Development Commission (TD/B/C.1/7 and Corr. 1).

Shirai, S.,.MPRA.2009.The Impact of The US Subprime Mortage Crisis on the World

and East Asia.Keio University

The Asia Foundation.2008. Biaya Transportasi Barang Angkutan, Regulasi, dan Pungutan Jalan di Indonesia.

"The Subprime Mortgage Crisis Explained" (http://www.stock-market-

investors.com/stock-investment-risk/the-subprime-mortgage-crisis-explained.html).

Stock-market-investors.com.

The World Bank.Indonesia Economic Quarterly Juli 2013. Menanggapi Berbagai

Tekanan.

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 46

Transformation of Indonesia’s Export Products Post-Global Financial Crisis. Mangunsong, C., Hirawan, F., dan Lesmana, T.,2012.

United Nations.2010.International Trade After the Economic Crisis:Challenges and New Opportunities.

UNCTAD.2012.Classification of Non-Tariff Measures

WTO, 2010. Trade to Expand by 9.5% in 2010 After a Dismal 2009, WTO Reports. WTO Press Release. 26 March 2010. Retrieved from http://www.wto.org/english/news_e/pres10_e/pr598e.htm.

http://www.stat.unc.edu/faculty/cji/fys/2012/Subprime%20mortgage%20crisis.pdf

Zandi, Mark (2009). Financial Shock. FT Press. ISBN 978-0-13-701663-1.

http://www.worldbank.org/en/news/feature/2014/03/26/infographic-rer31-confidence-

crisis

http://www.imf.org/external/pubs/ft/survey/so/2013/car052113a.htm

http://rbi.org.in/scripts/PublicationsView.aspx?id=12303

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 47

LAMPIRAN Persamaan I

TES KOINTEGRASI JOHANSEN UNTUK PERSAMAAN I . vecrank d_gro_gdp_indonesia d_gro_gdp_jepang d_gro_gdp_as d_gro_gdp_tiongkok d_gro_gdp_singapura d_gro_gdp_india d_gro_eks_nm_total d_gro_im_nm_total d_ihsg d_dist_kredit d_usd_idr d_batu_bara d_beras d_crude_oil d_daging_sapi d_kayu d_kopi_arabica d_kopi_robusta d_liquid_gas d_palm_oil Johansen tests for cointegration Trend: constant Number of obs = 32 Sample: 2006q1 - 2013q4 Lags = 2 ------------------------------------------------------------------------------- 5% maximum trace critical rank parms LL eigenvalue statistic value 0 420 . . .* . 1 459 . 1.00000 . . 2 496 . 1.00000 . . 3 531 . 1.00000 . . 4 564 . 1.00000 . . 5 595 . 1.00000 . . 6 624 . 1.00000 . . 7 651 . 1.00000 . . 8 676 . 1.00000 . . 9 699 . 1.00000 . 277.71 10 720 . 1.00000 . 233.13 11 739 . 1.00000 . 192.89 12 756 . 0.00000 . 156.00 13 771 . 0.00000 . 124.24 14 784 . 0.00000 . 94.15 15 795 . 0.00000 . 68.52 16 804 . -0.00000 . 47.21 17 811 . -0.00000 . 29.68 18 816 . -0.00000 . 15.41 19 819 . -0.00000 . 3.76 20 820 . -0.00000 -------------------------------------------------------------------------------

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 48

VECTOR ERROR CORRECTION MODEL UNTUK PERSAMAAN I . vec d_gro_gdp_indonesia d_gro_gdp_jepang d_gro_gdp_as d_gro_gdp_tiongkok d_gro_gdp_singapura d_gro_gdp_india d_gro_eks_nm_total d_gro_im_nm_total d_ihsg d_dist_kredit d_usd_idr d_batu_bara d_beras d_crude_oil d_daging_sapi d_kayu d_kopi_arabica d_kopi_robusta d_liquid_gas d_palm_oil Johansen normalization restriction imposed ------------------------------------------------------------------------------------- beta | Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] --------------------+---------------------------------------------------------------- _ce1 | d_gro_gdp_indonesia | 1 . . . . . d_gro_gdp_jepang | -8.441752 2.762152 -3.06 0.002 -13.85547 -3.028034 d_gro_gdp_as | -18.1646 . . . . . d_gro_gdp_tiongkok | -2.726739 . . . . . d_gro_gdp_singapura | -.0292541 . . . . . d_gro_gdp_india | 5.836752 . . . . . d_gro_eks_nm_total | 12.10056 2.938152 4.12 0.000 6.341887 17.85923 d_gro_im_nm_total | -10.04011 2.926588 -3.43 0.001 -15.77611 -4.304099 d_ihsg | -.2647483 .0742127 -3.57 0.000 -.4102026 -.119294 d_dist_kredit | -.0006483 .0001803 -3.60 0.000 -.0010016 -.000295 d_usd_idr | -.1159234 .0241588 -4.80 0.000 -.1632738 -.068573 d_batu_bara | -4.147714 .9451435 -4.39 0.000 -6.000161 -2.295267 d_beras | -.076888 .0561765 -1.37 0.171 -.1869918 .0332159 d_crude_oil | 11.28535 2.759803 4.09 0.000 5.876232 16.69446 d_daging_sapi | -2.544369 . . . . . d_kayu | -1.444557 .4423052 -3.27 0.001 -2.311459 -.5776547 d_kopi_arabica | 5.070132 . . . . . d_kopi_robusta | -2.527907 . . . . . d_liquid_gas | .0082344 . . . . . d_palm_oil | .4561854 .1136824 4.01 0.000 .233372 .6789987 _cons | -23.53254 . . . . . -------------------------------------------------------------------------------------

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 49

Persamaan II TES KOINTEGRASI JOHANSEN UNTUK PERSAMAAN II . vecrank d_gro_gdp_indonesia d_gro_gdp_jepang d_gro_gdp_as d_gro_gdp_tiongkok d_gro_gdp_singapura d_gro_gdp_india d_fdi_as d_fdi_jepang d_fdi_singapura d_fdi_tiongkok d_fdi_total d_gro_eks_nm_as d_gro_eks_nm_india d_gro_eks_nm_jepang d_gro_eks_nm_singapura d_gro_eks_nm_total d_gro_im_nm_total Johansen tests for cointegration Trend: constant Number of obs = 32 Sample: 2006q1 - 2013q4 Lags = 2 ------------------------------------------------------------------------------- 5% maximum trace critical rank parms LL eigenvalue statistic value 0 306 . . .* . 1 339 . 1.00000 . . 2 370 . 1.00000 . . 3 399 . 1.00000 . . 4 426 . 1.00000 . . 5 451 . 1.00000 . . 6 474 . 1.00000 . 277.71 7 495 . 1.00000 . 233.13 8 514 . 1.00000 . 192.89 9 531 . 1.00000 . 156.00 10 546 . 1.00000 . 124.24 11 559 . 1.00000 . 94.15 12 570 . 1.00000 . 68.52 13 579 . 1.00000 . 47.21 14 586 . 1.00000 . 29.68 15 591 . 0.00000 . 15.41 16 594 . -0.00000 . 3.76 17 595 . -0.00000 -------------------------------------------------------------------------------

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Krisis Keuangan Global Yang ... Dampak...melakukan pembelian saham yang baru. Hingga Agustus 2008, perusahaan keuangan di berbagai belahan dunia mencatatkan kerugian

Puska Daglu, BPPKP, Kementerian Perdagangan 50

VECTOR ERROR CORRECTION MODEL UNTUK PERSAMAAN II . vec d_gro_gdp_indonesia d_gro_gdp_jepang d_gro_gdp_as d_gro_gdp_tiongkok d_gro_gdp_singapura d_gro_gdp_india d_fdi_as d_fdi_jepang d_fdi_singapura d_fdi_tiongkok d_fdi_total d_gro_eks_nm_as d_gro_eks_nm_india d_gro_eks_nm_jepang d_gro_eks_nm_singapura d_gro_eks_nm_total d_gro_im_nm_total Johansen normalization restriction imposed ---------------------------------------------------------------------------------------- beta | Coef. Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -----------------------+---------------------------------------------------------------- _ce1 | d_gro_gdp_indonesia | 1 . . . . . d_gro_gdp_jepang | 3.204865 .2609581 12.28 0.000 2.693397 3.716334 d_gro_gdp_as | -9.344458 .7883231 -11.85 0.000 -10.88954 -7.799373 d_gro_gdp_tiongkok | 3.167345 . . . . . d_gro_gdp_singapura | 1.285996 . . . . . d_gro_gdp_india | .9654473 .2892371 3.34 0.001 .398553 1.532342 d_fdi_as | .0040426 .0009986 4.05 0.000 .0020855 .0059998 d_fdi_jepang | .0074379 .000936 7.95 0.000 .0056034 .0092724 d_fdi_singapura | .0035293 .001156 3.05 0.002 .0012635 .0057951 d_fdi_tiongkok | -.0157737 .0048556 -3.25 0.001 -.0252905 -.0062568 d_fdi_total | -.0022658 .0007048 -3.21 0.001 -.0036472 -.0008843 d_gro_eks_nm_as | .2059382 .052598 3.92 0.000 .1028479 .3090285 d_gro_eks_nm_india | -.0556818 .016021 -3.48 0.001 -.0870823 -.0242813 d_gro_eks_nm_jepang | -.1616992 .0402873 -4.01 0.000 -.2406608 -.0827375 d_gro_eks_nm_singapura | -.0096805 .0853283 -0.11 0.910 -.1769208 .1575598 d_gro_eks_nm_total | -.003943 .0591528 -0.07 0.947 -.1198804 .1119944 d_gro_im_nm_total | -.002949 .0218301 -0.14 0.893 -.0457351 .0398371 _cons | -.2759905 . . . . . ----------------------------------------------------------------------------------------