27
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dikatakan bahwa sejarah pedesaan di Bali telah lama mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat dalam beberapa aspek.Perubahan yang menyolok terutama sejak pemerintahan orde baru yang mengadakan perubahan yang mendasar dalam bidang pertanian yang sering disebut revolusi hijau (Green Revolution).Perubahan-perubahan tersebut seperti penggunaan traktor, penggunaan pupuk buatan, penggunaan bibit unggul.Dalam bidang manajemen dilakukan perbaikan pemasaran hasil-hasil pertanian.Mendirikan pranata-pranata ekonomi di pedesaan seperti Koperasi Unit Desa (KUD), inovasi-inovasi dalam bidang pertanian.Hubungan kerja tidak lagi gotong royong, tetapi kerja upahan.Kebijakan dalam bidang pertanian sering disebut revolusi teknologi pertanian. 1 Namun demikian strategi secara umum dalam bidang pertanian belum beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru yang kemudian masa-masa sesudahnya sudah mengalami peningkatan.Pada masa reformasi misalnya peningkatan yaitu pertahian yang lebih besar pada partisipasi masyarakat yang merupakan penyempurnaan terhadap strategi, pembangunan pertanian.Dengan strategi pembangunan partisipasi ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan peningkatan taraf hidup 1 Lihat Murasa Sarkanipura, “Kesempatan Kerja, Aneka ragam Tanaman dan Koperasi”, dalam Agro Ekonomica, No. 15 Th. VIII / 1981 pp. 59-81.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum dapat dikatakan bahwa sejarah pedesaan di Bali telah

lama mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat dalam beberapa

aspek.Perubahan yang menyolok terutama sejak pemerintahan orde baru yang

mengadakan perubahan yang mendasar dalam bidang pertanian yang sering

disebut revolusi hijau (Green Revolution).Perubahan-perubahan tersebut

seperti penggunaan traktor, penggunaan pupuk buatan, penggunaan bibit

unggul.Dalam bidang manajemen dilakukan perbaikan pemasaran hasil-hasil

pertanian.Mendirikan pranata-pranata ekonomi di pedesaan seperti Koperasi

Unit Desa (KUD), inovasi-inovasi dalam bidang pertanian.Hubungan kerja

tidak lagi gotong royong, tetapi kerja upahan.Kebijakan dalam bidang

pertanian sering disebut revolusi teknologi pertanian.1

Namun demikian strategi secara umum dalam bidang pertanian belum

beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru yang

kemudian masa-masa sesudahnya sudah mengalami peningkatan.Pada masa

reformasi misalnya peningkatan yaitu pertahian yang lebih besar pada

partisipasi masyarakat yang merupakan penyempurnaan terhadap strategi,

pembangunan pertanian.Dengan strategi pembangunan partisipasi ini

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan peningkatan taraf hidup

1 Lihat Murasa Sarkanipura, “Kesempatan Kerja, Aneka ragam Tanaman dan Koperasi”, dalam Agro Ekonomica, No. 15 Th. VIII / 1981 pp. 59-81.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

2

masyarakat petani pedesaan. Strategi semacam ini pada hakekatnya

penggabungan antara top down dan bottom up.2

Sejak jaman orde baru, apa yang disebut trickle down effects dari

model pertumbuhan (growth model) yang berdasarkan kriteria kapital atau

out-put ratio tidak banyak membawa hasil dalam menaikkan taraf hidup

masyarakat pedesaan. Untuk itu diperlukan model lain yang lebih berorientasi

kepada rakyat bawah (bottom-up). Dengan jelas dapat dilihat sekarang masih

dapat dilihat sifat tata hubungan antara sektor desa dengan sektor kota belum

seimbang. Para ahli sering menyebut hubungan tersebut sebagai hubungan

eksploitatif.Adanya hubungan semacam itu barangkali salah satu sebab yang

perlu dipertimbangkan. Ini menyebabkan terjadinya disparatis pendapatan

antara penduduk desa dengan penduduk kota. Dalam hubungan aset produksi

terjadi distribusi pemilikan dan penguasaan alat produksi terjadi distribusi

pemilikan dan penguasaan alat produksi tidak merata.Gejala yang tampak

jelas hampir pada semua aset produksi dikuasai oleh sekelompok orang

(golongan).Mereka jelas lebih kuat dan biasanya kurang memperhatikan

masyarakat kecil apalagi membimbingnya.Akibatnya masyarakat yang tadinya

sudah miskin dan minim pendidikan tidak mampu berbuat banyak.Dengan

demikian praktis kondisi hidupnya tidak berubah.Dalam hal ini kelompok

yang mempunyai aset produksi (kekuatan ekonomi) menempatkan dirinya

sebagai leading position tidak memperdulikan rakyat kecil. Perbedaan ini

tidak saja tampak dalam bidang ekonomi, kesempatan menikmati pendidikan,

2 I Gde Suyatna,Pembangunan Pedesaan, dalammakalah yang

dibawakan dalam Seminar Pembangunan di Denpasar, 1992, p.139.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

3

melainkan juga dalam bidang-bidang yang lain. Pendekatan top-down dari atas

cenderung melalaikan masalah-masalah kemerataan.3

Sebetulnya kita tidak perlu mempertentangkan antara yang mampu

dan yang kurang mampu dan juga tidak perlu menolak modal dari luar. Justru

kita harus mengundang modal untuk mempercepat pemberdayaan

masyarakat.Tetapi untuk meningkatkan ekonomi rakyat perlu diciptakan iklim

saling membantu dan saling ketergantungan.Mereka yang mampu harus

memberi bantuan pada yang lemah dan sambil jalan pemerintah harus

memberi perhatiannya.

Tetapi yang perlu digaris bawahi, rakyat harus betul-betul dibimbing dalam

segala aspek, supaya pemberdayaan dapat terwujud.

Pendekatan yang memadai untuk mengatasi hal ini antara lain dengan

menangkap perspektif yang cukup luas dari kehidupan. Tanpa memanfaatkan

kemampuan masyarakat setempat dan sistem pengaturan sosial, maka

perubahan masyarakat akan banyak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan

eksternal, yang pada gilirannya masyarakat akan terasing dari “dunianya”.

Dalam UUD 1945 telah ditegaskan bahwa pembangunan harus

berkeprimanusiaan.Dengan demikian arah dan cita-cita menggerakkan

pembangunan harus berarti mempertinggi martabat manusia, bukan

sebaliknya.Pembangunan yang dilakukan tanpa partisipasi rakyat, peningkatan

taraf hidup sukar dicapai, karena pertumbuhan penduduk masih terlalu

pesat.Usaha-usaha pembangunan dari bawah yang dijalankan dengan

3 Murasa Sarkanipura, op.cit., p.59.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

4

sungguh-sungguh dan efektif dapat memperkecil jurang antara mereka yang

mampu dan kurang mampu.

Hubungan antara pemberdayaan masyarakat dan pembangunan yang

bersifat partisipasif sangat erat.Pemberdayaan masyarakat kurang lebih berarti

warga masyarakat dapat ikut serta atau diikut sertakan dalam memikirkan

kehidupan mereka.Bagaimana mereka dapat berpartisipasi, kalau mereka tidak

mempunyai keberadaan.Pemberdayaan pada intinya bisa menyampaikan

pemikiran (lain).Tidak sekedar pasrah, “manut”, “patuh”, bahkan

“nrimo”.Tidak sekedar menunggu komando.Upaya mengentaskan kemiskinan

dan kemampuan golongan miskin untuk berpartisipasi dalam pembangunan

sekarang ini merupakan tantangan yang kompleks dan mahal.Sejauh mana

para pemimpin sanggup memberikan motivasi untuk mengembangkan

peluang yang ada, ini menjadi sangat penting.Salah satu upaya dalam rangka

ini adalah berusaha sedapat mungkin memangkatkan potensi, eksistensi, etos

kerja dan dorongan-dorongan semangat yang hidup dalam masyarakat.

Hidayat banyak membahas pembangunan yang berdasarkan

pendekatan sumber daya manusia.Pembangunan yang berdasarkan pendekatan

sumber daya manusia mengatakan manusia sebagai motor penggerak

pembangunan sehingga sasaran pembangunan pada hakikatnya mengubah

manusia menjadi berkualitas.Pendekatan ini secara konsepsial serasi dengan

situasi kondisi pembangunan masyarakat desa Belimbing.Masyarakat

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

5

Belimbing megnalami dan menghayati ide-ide pembangunan, sehingga

mampu berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan.4

Barangkali tidak terlalu jauh kalau kita mengacu kepada pemahaman

apa yang disebut holistik. Pemahaman ini melihat gejala atau fenomena

sebagai satu kesatuan yang lebih dari sekedar totalitas individu yang

membentuknya.Karena itu tindakan individu dalam beberapa hal ditentukan

oleh masyarakat secara keseluruhan dimana yang bersangkutan menjadi salah

satu bagiannya. Pertanyaannya, mengapa terjadi kemiskinan?. Adalah masalah

histori dari ketimpangan hubungan tadi.Masalah itu merupakan pertanyaan

klasik oleh karena adanya disparatis distribusi, bukan masalah ekonomi an-

sich. Bagaimana kita bisa mengentaskan kemiskinan kalau hanya diberi “ikan”

saja atau “kail” saja, jika tidak ada “tempat” mancing. Artinya iklim maupun

kondisi masyarakat tidak disiapkan atau tidak kondisional tentu tidak banyak

manfaatnya.Dalam konteks sejarah seorang ekonom Belanda, Boeke sejak

lama menemukan adanya ketimpangan struktur ekonomi di Indonesia.Oleh

karena itu restrukturisasi atau barangkali modifikasi hubungan yang

transparan perlu diciptakan.

Proses pembangunan khususnya pembangunan pedesaan, pada

dasarnya dapat dilihat sebagai transformasi dari ketergantungan menuju

kemandirian. Dalam hubungan ini pembangunan dapat dilihat sebagai suatu

perubahan sosial. Dalam proses ini perubahan yang diharapkan tidak hanya

pada taraf kehidupan masyarakat, tetapi peranan unsur-unsur yang terlibat

4Hidayat, Model Pembangunan Berdasarkan Pendekatan Sumber Daya

Manusia,(Prisma,1979), p. 25.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

6

dalam proses pembangunan. 5 Suatu pembangunan dikatakan berhasil tidak

hanya apabila pembangunan itu dapat menimbulkan kemauan dan kemampuan

itu sendiri maupun prakarsa dari luar,6 sehingga betul-betul masyarakat Desa

itu otonom dan mandiri.7

Pendekatan kemandirian ini menempatkan manusia dan masyarakat

sebagai subyek dan sumber utama kemandirian. Kemandirian masyarakat akan

tumbuh dan meningkat jika lingkungan masyarakat adalah kunci kemandirian.

Dengan kata lain pembangunan kemandirian pada hakekatnya adalah

pembangunan yang partisipatif8. Model atau kerangka pembangunan semacam

ini hanya akan terwujud apabila tercipta suatu kondisi kebijaksanaan atau

perencanaan dari atas (top-down) dan dari masyarakat sendiri (buttom-up),

yang berjalan beriringan secara harmonis, menghindari ketergantungan tetapi

menumbuhkan ketergantungan yang progresif. 9 Prof. Sartono lebih

menekankan pendekatan dari bawah, yang menurut sejarawan ini merupakan

pendekatan alternatif-alternatif dari pendekatan dari atas, yang diharapkan

pula dapat menumbuhkan konsep kewaspadaan, terutama dalam hubungan

dengan proses transformasi struktural masyarakat pedesaan dan modernisasi

5 Lukman Soetrisno. “Negara dan Perannya Dalam Menciptakan

Pembangunan Desa yang Mandiri”, dalam Prisma, 9 September, 1988.p.13 6Ibid. 7 Karl Witfogel, Oriental Dispotasi : A Comparative Study of Total

Power,(London : Yale University Press, 1973), p.20. 8 Sri Edi Swasono, Top-Down dan Bottom-up yang Harmonis, Kunci

kemandirian Wilayah, Dalam Prisma, No. 9 Jakarta : LP3ES, 1988. p.87. 9Ibid.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

7

pada umumnya. Karena pada hakekatnya tujuan pembangunan itu sendiri

adalah “kewaspadaan” masyarkat.10

Apa yang disinyalir oleh Boeke : bahwa ekonomi pedesaan Indonesia

bersifat dualistis tidak terbukti. 11 Ekonomi pedesaan Indonesia barangkali

boleh dikatakan bersifat plural, baik dlaam tingkat perkembangan maupun

kelembagaan sehingga sukar untuk mengadakan generalisasi secara nasional

dan makro. Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan yang kongkrit

akan menunjukkan betapa variasi itu ada dan betapa keunikan-keunikan

terdapat ditingkat lokal seperti Desa Belimbing. 12 Teori Geertz tentang

involusi pertanian mungkin sedikit benar dan antropologi ini membedakan

pertanian menjadi dua yaitu : pertanian basah dan pertanian kering.13

Menurut Smelser, ada tiga macam kemungkinan dalam hubungan

dengan perubahan yaitu : Perubahan dalam proses sosial, Segmentasi-

segmentasi, dan perubahan struktur yang ada secara kwalitatif. Perubahan

struktur dapat terjadi dengan masuknya industri, transportasi baru dan

sebagainya. Perubahan itu akan mempengaruhi masalah tenaga kerja,

akumulasi kapital, perubahan demografis.14

Sungguhpun demikian, tidak semua tipe kemajuan teknologi

mempunyai saham untuk berperan lebih besar dalam distribusi pendapatan.

10 Sartono Kartodirdjo, Beberapa Segi Perubahan Struktural Dalam

Pembangunan Masyarakat Pedesaan, (Yogyakarta :UGM,1986), p.97. 11J.H. Boeke, Ekonomi Dualistik.(Jakarta : Bhatara,1972), p.1-10. 12Kuntowijoyo, “Menuju Perekonomian Pedesaan”, Dalam Prisma No.

8, 1980 p.63. 13Clifford Geertz, Involusi Pertanian.(Jakarta:Bhratara, 1983), p.23. 14Kuntowijoyo, op.cit, p.75.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

8

Sangat jelas terlihat bahwa tanpa inovasi tingkat pendapatan masyarakat Desa

Belimbing akan terus menurut karena tekanan pertumbuhan penduduk dan

terbatasnya lahan pertanian seperti yang dikonsepkan oleh Clifford Geertz

tentang involusi Pertanian. 15 Namun penggunaan teknologi modern, tanpa

memperhatikan lingkungan akan mengakibatkan ketidakserasian dan

ketidakadilan dalam struktur agraris. Dengan demikian distribusi fasilitas dan

pendapatan yang tidak merata akan menciptakan pelapisan sosial dalam

masyarakat petani. Apabila kesenjangan antara lapisan terlalu besar akan

menimbulkan ketimpangan sosial dalam masyarakat petani. Apabila

kesenjangan antara lapisan terlalu besar akan menimbulkan ketimpangan

sosial yang menyebabkan munculnya masalah sosial. Demikian halnya

masyarakat Desa Belimbing yang penduduknya terbagi dalam spectrum yang

terdiri dari berbagai sub atau lapisan petani, dari pekerja sampai pemilik,

sampai kepada tuan tanah yang tidak ikut bercocok tanam, mendapatkan hasil

sesuai dengan hak mereka atas pemilikan tanah.

Menurut Hans-Dieter Evers, masalah pertambahan penduduk (ledakan

penduduk) merupakan suatu proses yang rumit, yang mencakup inovasi dalam

segala aspek kehidupan masyarakat pedesaan. 16 Di Desa Belimbing

nampaknya terjadi pergeseran untuk mengatasi pertumbuhan penduduk yaitu

pergeseran dari sektor pertanian ke sektor non pertanian, akibat adanya dua

15Geertz, op.cit, p.35. 16 Hans-Dieter Evers & Tilman Schiel,Kelompok-kelompok Strategis

(Jakarta:Yayasan Obor, 1983),p.15.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

9

kekuatan yaitu dari dalam (intern) masyarakat itu sendiri dan kekuatan dari

luar (ekstern) yaitu kehidupan ekonomi modern.

Selama ini kabupaten Tabanan sepertinya memiliki “grand design”

pembangunan yang jelas, yaitu pembangunan pertanian.Oleh karena itu

selama ini Tabanan dikenal bisa menyatukan budaya dan pertanian (culture

and agriculture).Oleh karena itu Tabanan harus dipertahankan menjadi satu-

satunya tumpuan Bali dalam urusan pangan.Jika roh Tabanan tidak benar-

benar dirawat dan dijaga, Tabanan bisa kehilangan orientasi dan ciri khasnya.

Apalagi sekarang Tabanan dibayang-bayangi persoalan alih fungsi lahan

pertanian. Dengan pendekatan budaya pertanian, masyarakat Tabanan,

khususnya Desa Belimbing akan menjadi lebih bersemangat mengolah tanah

yang subur agar lebih produktif.17

Yang tidak kalah pentingnya dalam pertanian di Desa Belimbing

adalah industri pasca panen yang berbasis pada pertanian sudah digalakkan

untuk mendukung semangat agriculture baru. Tidak akan ada kekhawatiran

harga akan anjlok pasca panen. Mekanisme industri berbasis pertanian akan

menjamin kesejahteraan para petani. Memang sesungguhnya sudah lama,

bahkan sejak orde baru, terjadi perubahan yang mendasar petani di Desa

Belimbing yaitu orientasi untuk kebutuhan dasar menjadi kebutuhan ekonomi

(nilai) ekonomi, orientasi petani, tidak semata-mata sub sistem, tetapi sudah

untuk kepentingan ekonomi pasar. Jadi sesungguhnya telah terjadi perubahan

17Hasil wawancara dengan Bapak I Gusti Nyoman Omardani, umur 42

Th. Pekerjaan Anggota DPRD Tabanan, Alamat Desa Belimbing, wawancara 20 Februari 2014.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

10

sosial di pedesaan kita meminjam pemikiran Talcat Paison tentang orientasi

nilai (person) yaitu perbedaan-perbedaan ekonomi dari perekonomian

tradisional yang sub sistem ke arah perekonomian pasar modern. Tahun 1990

an masuknya pariwisata di Desa Belimbing, menambah nuansa perubahan

sosial di tingkat Desa tersebut.

Pariwisata yang akan dikembangkan di Kabupaten Tabanan adalah

pariwisata yang berbasis budaya dan pertanian.18Desa Belimbing adalah salah

satu dari 8 desa wisata yang akan dikembangkan kedepan adalah daerah

pariwisata yang kualitatif, bukan kuantitatif dalam arti yang ditekankan bukan

jumlah kunjungan, tetapi kunjungan yang menopang pariwisata dan pertanian

secara kualitatif. Investasi pariwisata di Tabanan Desa Belimbing khususnya

diutamakan adalah orang lokal. Pariwisata di Desa Belimbing digarap dengan

membangkitkan potensi lokal yang ada seperti panorama persawahan,

panorama pegunungan, air terjun,tracking dan wisata spiritual Pura Mekori

sebuah Pura yang menghargai sejarah yang panjang. Semangat budaya

pertanian tetap menjadi basis dan roh pembangunan pariwisata

kerakyatan.19Pariwisata kerakyatan, dimana rakyat lokal yang berperan dalam

pariwisata, sehingga Tabanan nanti akan menjadi contoh daerah hijau dengan

spirit budaya pertanian. Petani Desa Belimbing akan mempertahankan

profesinya sebagai petani. Mereka makin bangga menjadi petani. Sepertinya

18SK Bupati No. 470 / 1998. 19Bali Post, 6 Oktober 2007.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

11

revolusi mental nilai terbangun di Tabanan dan Desa Belimbing. Citra

Tabanan sebagai lambang padi akan tetap makin bergelora.20

Kehidupan pariwisata dan modernisasi pertanian di Desa Belimbing

menyebabkan kota dan desa terasa makin dekat. Desa makin terbuka bagi

pembaharuan dan unsur-unsur budaya kita dan akibatnya telah membawa

kecenderungan masyarakat pedesaan untuk lebih berorientasi keluar (out ward

oriented) dari pada berorientasi ke dalam (inward-oriented). Perubahan-

perubahan tata nilai, orientasi kehidupan mempengaruhi perubahan-perubahan

sikap dan gaya hidup masyarakat. Perubahan-perubahan fisik dapat dilihat

seperti dalam bentuk rumah (arsitektur modern).

Penelitian sosial-budaya pada masyarakat Bali yang memakai

pendekatan sejarah (historical approach) diharapkan akan mampu

menganalisis secara rinci dan mendalam tentang hal-hal yang emperik dan

rasional, khususnya tentang perubahan sosia dan ekonomi pedesaan. Dalam

kerangka pendekatan historis kita harus memahami dengan baik, kondisi

sosial atau struktur masyarakat Bali.Di sini perlu diketahui kecenderungan

(trend) yang ada dalam masyarakat dalam jangka panjang atau yang oleh Mere

Block dikatakan longitudional. 21 Dengan naratifisme, sejarawan akan

bungkam, tidak dapat menangkap trend-trend yang ada. Ilmu-ilmu sosial lain

di luar sejarah, tentunya mempunyai banyak konsep dan teori untuk membantu

20 Wawancara dengan, I Wayan Kusuma, umur 82 Tahun Pekerjaan

Petani dan Kelian Adat Desa Belimbing, wawancara pada tanggal 20 Februari 2014

21Emmanuel Le Roy Ladurie,The Territory of The Historion Chicago, Chicago Press, 1980.), Passim.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

12

memahami hal ini. Sejarawan dengan gayanya yang “baru” dapat menangani

atau paling sedikit memberikan pandangan historis terhadap fenomena sosial

masyarakat Bali masa kini.Sehubungan dengan hal ini, ilmu-ilmu sosial telah

mengembangkan penjelasan yang diangkat dari gejala-gejala yang ada dalam

kehidupan masyarakat Bali seperti struktur, proses, perubahan dan sebagainya.

Dalam kerangka yang lebih luas, seperti apa yang dikatakan oleh

Gunar Myrdal bahwa, tanpa transformasi yang mendalam dalam struktur

masyarakat, sedikit sekali harpaan untuk memperoleh kemajuan. Dalam kasus

Bali memang terjadi perubahan mendasar dan drastis sejak tahun 1969-an

sejak Pelita-pelita dilaksanakan. Dalam kerangka Longdure atau jangka

panjang, sejarawan ingin mencari benang merah perubahan itu, sejauh mana

transformasi terjadi, apa yang menyebabkan, dan bidang-bidang mana saja

baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan demikian, kajian ini akan

meliputi bidang politik, mulai awal abad ini, sejak masuknya kekuasaan

Belanda di Bali. Konflik-konflik sosial keagamaan yang terjadi khususnya di

Bali Utara tahun 1930-an, transformasi keagamaan dari agama Hindu Bali,

menjadi agama Hindu (Indonesia). Demikian juga perubahan-perubahan

dalam bidang ekonomi, dengan masuknya ekonomi uang dan komiditi ekspor

di Bali sejak tahun 1870-an; Perubahan-perubahan karena Pariwisata dan

munculnya kelas menengah yang lebih independen dan mandiri sebagai agen

pembaharuan.22

22I Gusti Ngurah Bagus dkk, Sejarah Sosial Masyarakat Bali abad ke-20

: Transformasi dari Masyarakat Agraris ke Industri,(Laporan Penelitian:Unud,1993),p.2.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

13

Akibat adanya pembangunan dan pengembangan masyarakat,

masyarakat dan kebudayaan Bali mengalami suatu perubahan dari waktu ke

waktu.Ditambah lagi dengan masuknya industri pariwisata, perubahan dan

pengembangan masyarakat Bali semakin luas, cepat, dan kompleks.Dengan

demikian masyarakat Bali telah mengalami “dinamika” yang relatif cepat dari

satu tahapan ke tahapan lainnya.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat Bali bukan saja

mengenai bidang budaya dan lingkungan fisik, namun juga jelas telah

merambat ke bidang-bidang atau unsur-unsur sosial ekonomi yang lain,

kendatipun dalam arti yang masih sedikit dan terbatas. Umpamanya perubahan

dan perkembangan telah merambat ke unsur yang lain seperti bidang ekonomi

dan industri yang lainnya.23

Pada hakikatnya pembangunan mengandung makna perubahan yang

direncanakan, ditatalaksanakan, ditujukan dan disasarkan pada satuan waktu

yang dipilahkan dibatasi. Pembangunan berlangsung, berproses, dan bergerak

dalam dan melalui rentang waktu. Dalam kelangsungannya pembangunan

yang bermakna perubahan itu senantiasa tanpa disadari secara renik. Secara

singkat permasalahan yang muncul dan perlu mendapat penjelasan yaitu

sebagai berikut :

23Ibid.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

14

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas dapat dirumuskan beberapa

permasalahan yaitu :

1) Bagaimana Sejarah sosial masyarakat Desa Belimbing

2) Sejak kapan dan bagaimana terjadinya perubahan dalam masyarakat

pedesaan di Desa Belimbing

3) Bagaimana kehidupan pariwisata di Desa Belimbing

1.3 Tinjauan Pustaka

Ada beberapa studi yang akan ditelaah dalam tinjauan pustaka ini,

yaitu :I Gusti Ngurah Bagus,24 dalam sebuah artikelnya berjudul : “Tantangan

Ilmu Sosial dan Humaniora Dalam Masyarakat Pasca-Tradisional”, dimuat

dalam Majalah Widya Pustaka Fakultas Sastra Unud (Melangkah Menuju

Masa Depan) Tahun VI Edisi Khusus Oktober 1988. Mengemukakan bahwa,

setiap masyarakat di muka bumi ini pasti mengalami perubahan. Pada zaman

ini tidak satupun masyarakat yang mampu menghindarkan diri dari arus

tersebut, terlebih lagi dalam situaswi peranan Iptek yang semakin

memperkecil dunia dari arus tersebut, terlebih lagi dalam situasi peranan Iptek

yang semakin memperkecil dunia kita ini. Akan tetapi dalam sejarah manusia

yang membedakan perubahan itu adalah kualitas perubahan pada masyarakat

masing-masing.Menurut penulis mengukur kualitas tersebut haruslah

ditentukan bersangkutan.Di dalam kriteria ini kita mendapatkan sektor

24I Gusti Ngurah Bagus “Tantangan Ilmu Sosial dan Humaniora Dalam

Masyarakat Pasca Tradisional”, dalam Widya Pustaka, Oktober 1988. Pasim.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

15

pertanian, sektor industri, dan sektor jasa. Kriteria lain adalah melihat derajat

dari perubahan itu, baik secara horizontal maupun secara vertikal.

Selanjutnya juga dijelaskan, bahwa masyarakat Bali mengalami

perubahan-perubahan tersebut.Bali mengalami perubahan-perubahan yang

mendasar yaitu ketika terjadinya pertanian menetap serta mengembangkan

kolektif desa, kelompok tani dengan sistem subak. Kemudian pada zaman

datangnya agama Hindu dan Budha dan masa selanjutnya mengalami

perubahan besar, karena terjadinya proses Indianisasi. Selain itu pada saat

Indonesia mengalami dan menerima pengaruh Barat dan pengaruh ide

nasionalisasi, ternyata masyarakat Bali pada hakikatnya belum berubah dan

masih sebagai petani yang tradisional. Setelah orde baru, yaitu dengan

diadakannya pelaksanaan Pelita I, Pelita II, Pelita III, dan Pelita IV, terjadilah

perubahan besar yang telah mulai merobohkan sendi-sendi masyarakat

tradisional. Berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi yang jelas tampak pada

pelaksanaan Pelita I sampai Pelita IV dengan persentase 8,65%, 9,43%,

14,04%, dan 9,18%, maka terjadilah perubahan struktur pada sektor pertanian

ke sektor industri. Walaupun terjadi perubahan seperti itu Bali dan Indonesia

pada umumnya belumlah terklasifikasi memasuki sektor industri.

Berkaitan dengan hal tersebut, Sosrodihardjo dalam sebuah bukunya

berjudul : “Transformasi Sosial Menuju Masyarakat Industri”, Penerbit : PT.

Tiara Wacana Yogyakarta, 1986. Mengemukakan bahwa, menurut GBHN

dalam waktu dekat Indonesia akan lepas landas menuju ke arah negara

industri. Kecuali peningkatan dan pengetahuan transformasi dari masyarakat

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

16

agraris ke masyarakat industri membutuhkan beberapa syarat yang harus

dipenuhi.Dalam rangka ini, maka perubahan dalam kebiasaan agraris ke arah

perubahan dalam kebiasaan agraris ke arah perubahan kebudayaan modern

merupakan suatu keharusan.

Selanjutnya Mochtar Lubis dalam sebuah bukunya berjudul :

“Transformasi Budaya Untuk Masa Depan”, Penerbit CV. Haji Masagung,

tahun 1988, Jakarta. Mengemukakan bahwa, jika kita hendak melihat negara

dan bangsa kita tertinggal terus menerus dan akhirnya menjadi kuli asing di

rumahnya sendiri. Untuk itu harus ada kemauan, keberanian, dan pemikiran

yang tepat untuk melakukan suatu tranformasi budaya, jika kita menghendaki

manusia Indonesia terutama generasi-generasi berikutnya, dapat berkembang

menjadi manusia yang sanggup menjawab tantangan abad ke-21, abad yang

ditandai oleh berkembangnya berbagai ilmu teknologi tinggi, yang secara

mendalam akan mengubah kebiasaan kita bekerja selama ini. Lagi pula akan

menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif masyarakat.

1.4 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini secara garis besarnya mempunyai dua tujuan.Tujuan

pertama yaitu tujuan ilmiah yang hasilnya dapat diharapkan memperkaya

khasanah ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan sosial.Karena masih

kurangnya kajian secara khusus membahas sejarah sosial di Bali.Kajian ini

diharapkan memberikan sedikit sumbangan yang berguna dalam usaha

menambah pengetahuan kita tentang masalah-masalah perubahan sosial dan

budaya di Bali pada saat ini.Tujuan yang kedua, tujuan praktikal yaitu untuk

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

17

memperoleh jawaban atas masalah-masalah perubahan sosial, yang dapat

membantu pemerintah dalam hal menuju modernisasi yang diharapkan.

Dengan demikian tujuan pokok yang hendak dicapai dalam penelitian ini

adalah : (1) Untuk mendiskripsikan tentang proses terjadinya transformasi

masyarakat Bali, terutama dalam masyarakat agraris menuju masyarakat

industri. (2) Untuk melihat tentang jaringan-jaringan sosial yang ada,

munculnya kelompok-kelompok baru seperti kelas menengah dan kelompok-

kelompok lama makin berkurang.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini mempunyai manfaat

sebagai berikut:

(1) Memberikan sumbangan atau informasi teoritis berupa tambahan khasanah

keilmuan dalam bidang sosial-budaya.

(2) Dapat digunakan sebagai titik tolak untuk penelitian lebih mendalam

1.6 Metodologi yang Digunakan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi sejarah,

metodologi yang digunakan adalah metodologi sejarah pariwisata, dalam

penulisan sejarah pariwisata terdapat beberapa kaidah dalam penulisan sejarah

pariwisata, adapun kaidah-kaidah dalam penulisan sejarah pariwisata adalah

fakta, sejarah harus memiliki fakta-fakta yang kebenarannya bisa

dipertanggungjawabkan kebenarannya terutama berupa fakta yang bersifat

otentik, kaidah yang kedua adalah sejarah bersifat diakronis, yang dimana

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

18

sejarah tersebut terikat oleh ikatan waktu yang berbeda dengan ilmu sosial

yang hanya terikat oleh ikatan ruang (wilayah atau tempat) hanya saja rentang

waktunya lebih pendek, yang dimana ilmu sosial lebih bersifat sinkronis,

selain itu sejarah bersifat ideologis maksud dari sejarah yang bersifat ideologis

adalah sejarah yang mampu melukiskan atau menggambarkan, memaparkan

serta menceritakan suatu pariwisata sedangkan ilmu sosial itu bersifat

nomotetis yang artinya ilmu sosial berusaha mengemukakan hukum-

hukumnya, dan sejarah juga bersifat unik karena peristiwa sejarah hanya

terjadi hanya sekali dalam perjalanan hidup seseorang atau tempat (wilayah)

dan sejarah yang bersifat unik tersebut hanya berlaku hanya di waktu itu

sehingga peristiwa sejarah yang unik tersebut tidak bisa diulang kembali hal

yang memungkinkan untuk diulang hanyalah pola-pola dari alur sejarahnya

bukan peristiwanya. Kaidah berikutnya dalam penulisan sejarah adalah sejarah

tersebut harus bersifat empiris. Empiris berasal dari bahasa Yunani yaitu

emperia yang artinya pengalaman, jadi sejarah yang bersifat empiris adalah

sejarah yang bersandar pada pengalaman manusia yang sungguh-sungguh dan

benar-benar terjadi dalam kehidupannya.

Sejarah yang bersifat diakronis dan ilmu sosial yang bersifat sinkronis

digabungkan, maka akan menjadi konsumen teori sosial, sementara itu unsur-

unsur kaidah ideografis dan unik dalam sejarah masih tetap ada. Dalam ilmu

sosial, pendekatan sejarah selalu ada, seperti dalam penelitian politik, sosial

dan ekonomi, sedangkan akhir-akhir ini ada kecenderungan sejarah yang

bersifat naratif, sehingga sejarah cenderung lebih mirip pada novel sejarah,

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

19

oleh karena itu dalam penelitian sejarah pariwisata diperlukan pendekatan-

pendekatan sejarah kebudayaan yang penulis gunakan dalam mengkaji

mengenai perkembangan pariwisata, karena penulisan sejarah pariwisata

pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kebudayaan karena menyoroti

pariwisata dari berbagai aspek termasuk simbol, nilai dan perilaku. Menurut

Johan Huzinga dalam “The Task of Cultural History”, Men and Ideas a

History, The Middle Ages, The Rennaisance ialah mencari pola-pola

kehidupan, kesenian dan cara berfikir secara bersama-sama dari suatu zaman.

“Secara bersama-sama” artinya tidak terpisah antara satu dengan yang

lainnya.25

Penelitian ini lebih bersifat analisis deskriptif, dengan demikian utnuk

mengumpulkan data-data akan dipergunakan beberapa teknik penelitian lain :

(1) Studi kepustakaan, publikasi yang relevan dengan masalah, terutama utnuk

memahami lingkup materi, konsep-konsep, kerangka teoritis dalam

mempermudah analisis dan sekaligus sebagai sumber primer. (2) Observasi,

melihat langsung ke lapangan tentang berbagai aktivitas sosial, terutama yang

terjadi antara suatu kelompok dengan kelompok lain, baik yang tradisional

maupun yang modern. (3) Wawancara, untuk mendapatkan informasi yang

jelas dan data yang akurat tentang pokok masalah. Agar wawancara dapat

berlangsung lancar, pedoman data kualitatif seperti organisasi, sejarah

perkembangan, sedangkan data kuantitatif seperti kependudukan dan statistik

lainnya misalnya juga dimasukkan. (4) Analisis. Dalam analisis data,

25Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta:Tiara Wacana, 2003),

p.157.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

20

dipergunakan analisis sejarah (historicalanalysis).Semua informasi dan data

yang dikumpulkan selama di lapangan, wawancara dan studi kepustakaan

diolah dan diramu dalam laporan secara rinci.

Pendekatan interdisipliner kiranya paling cocok diterapkan dalam

studi ini. Dalam arti bahwa pendekatan ini akan berusaha melihat fenomena

pedesaan dari berbagai konsep ilmu-ilmu sosial. Beberapa teori dan konsep

perlu ditelaah dan diuji coba dalam menganalisis fenomena

pedesaan.Pembatasan metodologi dalam studi ini ialah bahwa dilakukan

analisa yang lebih kualitatif sehingga beberapa fenomena pedesaan tidak dapat

ditampilkan secara konkrit dan eksak.

1.7 Kerangka Konseptual dan Teoritis

1.7.1 Konsep Sejarah Sosial

Pendekatan ilmu-ilmu sosial semakin tampak fungsinya dalam

mengkaji Sejarah Sosial Desa Belimbing di Kabupaten Tabanan, sejarah sosial

mengandung arti gejala baru dalam penulisan sejarah sejak sebelum Perang

Dunia II, tetapi sebagai sebuah gerakan yang penting baru mendapat tempat

sekitar tahun 1950-an. Di Perancis aliran penulisan sejarah Annales yang

dipelopori oleh Lueien Febvre dan Marc Bloch menjadi modal bagi generasi

baru penulisan sejarah sosial yang semakin kuat kedudukannya dalam dunia

penulisan sejarah. Sejak tahun 1958 dengan terbitnya majalah Comparative

Study on Society and History lengkaplah sudah pengaruh aliran Annales

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

21

terutama di Amerika.26 Barangkali tradisi sejarah sosial yang berbeda muncul

di Inggris, sebagai sumber inspirasi yang kuat dalam penulisan sejarah di luar

daratan Eropa, tetapi kehormatan terbesar sebagai pelopor sejarah sosial

rupanya masih saja dipegang oleh sarjana-sarjana Perancis itu. Sejarah sosial

mempunyai bahan garapan yang sangat luas dan beraneka-ragam.Kebanyakan

sejarah sosial juga mempunyai hubungan yang erat dengan Sejarah ekonomi,

sehingga menjadi semacam sejarah sosial-ekonomi.

Tulisan Marc Bloch, French Rural History, mislanya, bukan semata-

mata sejarah dari petani, tetapi juga masyarakat desa dalam arti sosial-

ekonomi. Tradisi tulisan semacam ini, yang menjadikan masyarakat secara

keseluruhan sebagai bahan garapan, hanyalah salah satu macam saja dari

sejarah sosial.

Claudine Salnon & Denys Lombard.Pengamat Maskot Annales

menolak dominasi unsur-unsur politik dalam sejarah. Penganut Mashub

Annales tidak hanya percaya pada “Sejarah peristiwa-peristiwa” semata, tetapi

juga mendorong kajian holistikmasa lalu dengan memanfaatkan berbagai

disiplin seperti geografi, linguartik, antropologi, ekonomi dan sebagainya.27

1.7.2 Konsep Pariwisata

Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang

terdiri dari dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau

“berkeliling”, sedangkan wisata “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, jadi

26I Ketut Suwena,Ilmu Pariwisata (Denpasar:Udayana Press, 2011),pp.1-

11. 27Ibid.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

22

kata pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan

berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam

bahasa Inggris disebtu dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak,

kata “Kepariwisataan” dapat digunakan kata “toursime” atau “tourism”.28

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pariwisata

adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi.Istilah

pariwisata pertama kali digunakan pada tahun 1959 dalam Musyawarah

Nasional Turisme II di Tretes, Jawa Timur.Istilah ini dipakai sebgai pengganti

kata Turisme sebelum kata pariwisata diambil dari bahasa Sansekerta.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Memberikan suatu batasan

tentang penyebaran kata-kata sebagai berikut :

Wisata : perjalanan; dalam bahasa Inggris dapat disamakan

dengan perkataan “travel”.

Wisatawan : orang yang melakukan perjalanan; dalam bahasa

Inggris dapat disebut dengan istilah “travellers”.

Para wisatawan : orang-orang yang melakukan perjalanan dalam bahasa

Inggris biasa disebut dengan istilah “travelers” (jamak).

Pariwisata : perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat

lain dan dalam bahasa Inggris disebut “tourist” (jamak).

Para pariwistawan : orang yang melakukan perjalanan tour dan dalam

bahasa Inggris disebut dengan istilah “tourism”.

28I Ketut Suwena, op.cit. pp. 1-11.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

23

Kepariwisataan : hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam

bahasa Inggris disebut dengan istilah “tourism”.

Menurut Herman V/ Schulalard (1990), kepariwisataan merupakan

sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan masuknya, adanya

tempat tinggal dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota,

daerah, atau negara.

Menurut E. Guyer Freuler, pariwisata dalam arti modern merupakan

fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan

dan pergantian hawa, penilaian yang sabar dan menumbuhkan kecintaan yang

disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat.

1.8 Metode Penelitian dan Sumber

Tujuan studi ini adalah untuk menggambarkan kembali fenomena dari

Sejarah Sosial Desa Belimbing di Kabupaten Tabanan tahun 1966-2014 dalam

bentuk historiografi. Metode sejarah adalah sekumpulan prinsip dan aturan

yang sistematis, yang dimana dimaksudkan adalah untuk memberikan bantuan

secara efektif dalam usaha mengumpulkan bahan-bahan bagi sejarah, menilai

secara kritis dan kemudian menyajikan suatu sintesa dari pada hasil-hasilnya

(yang biasanya berbentuk tulisan).Proses metode sejarah terbagi dalam empat

tahap, pertama adalah Heuristik ialah proses mencari untuk menemukan

sumber-sumber atau pengumpulan sumber-sumber yang terkait dengan studi

ini. Heuristik adalah suatu teknik dalam mencari jejak-jejak material masa

silam yang dapat diperoleh di museum-museum yang katalognya dapat

dipergunakan sebagai alat-alat heuristic.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

24

Tahapan pengumpulan dan menemukan sumber dilakukan dengan

cara melakukan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian

lapangan (field research). Penelitian kepustakaan (library research) dalam

rangka mencari untuk menemukan sumber tertulis serta mengumpulkan

sumber-sumber tertulis yang mendukung setiap permasalahan dalam studi

ini.Sumber-sumber tertulis yang telah terkumpul diperoleh berupa majalah

atau artikel serta buku yang membahas megnenai pariwisata di desa

Belimbing Tabanan itu sendiri dan gambar serta foto-foto mengenai aktivitas

dari pengusaha pariwisata tersebut.

Selain itu sumber tertulis lainnya didapatkan dari perpustakaan

daerah, perpustakaan fakultas sastra, perpustakaan jurusan sejarah,

perpustakaan S-2 dan S-3 Kajian Budaya Universitas Udayana, departemen

kebudayaan dan pariwisata, serta balai pelestarian sejarah dan nilai tradisional

Bali. Sumber-sumber tersebut diantaranya adalah buku, Koran dan majalah

yang semuanya berkaitan dengan penulisan skripsi ini.Selain itu, sumber-

sumber tertulis juga diperoleh dari website (internet) yang di-download

berupa berita online dan tulisan-tulisan lainnya yang terkait pada

permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

Terbatasnya sumber-sumber tertulis, disiasati dengan cara melakukan

pengumpulan sumber dengan menggunakan kerangka sejarah lisan yang

diawali dengan mencari informan di lapangan. Informan dibagi menjadi dua,

yaitu informan kunci (key informan) dan informan pendukung.Informan kunci

yang dapat diwawancarai adalah para pelaku usaha pariwisata, kedua adalah

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

25

masyarakat desa itu sendiri. Informan pendukung yang dibutuhkan dalam

penulisan skripsi ini adalah orang-orang yang terlibat secara langsung maupun

secara tidak langsung dalam kegiatan dari usaha pariwisata, serta mengetahui

kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh para pelaku pengusaha

pariwisata. Sehingga dapat melengkapi dan mengimbangi informasi yang

didapat agar lebih lengkap. Proses yang dilakukan dalam penelitian skripsi ini

adalah dengan menggunakan metode wawancara terstruktur, yaitu wawancara

yang disusun secara rinci dengan terlebih dahulu membuat beberapa daftar

pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan

menyangkut informasi yang dibutuhkan guna mendapatkan data yang

sebanyak-banyaknya, terpimpin dan disesuaikan dengan keadaan atau kondisi

setempat.29

Kedua, melakukan tahap kritik, yaitu dengan melakukan kritik

terhadap sumber yang dikembangkan kembali menjadi dua kritik, yaitu kritik

ekstern dengan membuktikan keaslian dan keotentikan sumber.Kritik ekstern

ini adalah kritik terhadap penampakan dari luarnya atau kebendaan sumber

tersebut.Selanjutnya kritik intern, dalam studi ini juga ditekankankan pada

kritik intern, sebab dalam kritik intern ini adalah meneliti kekredibilitasan

sumber yang diperoleh. Kritik intern ini juga digunakan dalam penyeleksian

sumber-sumber yang diperoleh dari internet yang biasanya muatannya bersifat

obyektif. Ketiga, tahap interpretasi yaitu suatu tahapan menafsirkan

29 Lihat Koentjaraningrat dan Donald K.Emmerson, Aspek Manusia

Dalam Penelitian Masyarakat. (Jakarta:Yayasan Obor, 1985), Bagian Pendahuluan.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

26

keterangan sumber-sumber setelah adanya fakta-fakta sejarah dan bertujuan

untuk mencari makna yang terkandung di dalam sumber-sumber untuk

kemudian dirangkaikan menjadi tulisan sejarah.Keempat, tahap yang terakhir

yaitu historiografi penulisan sejarah yang bertujuan untuk merangkaikan

fakta-fakta sejarah yang diurut secara kronologis dan menjelaskannya dalam

bentuk historiografi 30 , mengenai “Sejarah Sosial Desa Belimbing di

Kabupaten Tabanan Tahun 1966-2014”.

1.9 Sistematika Penulisan

Penulisan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Sejarah Sosial Desa

Belimbing Kabupaten Tabanan Tahun 1966 – 2014. Kerangka penulisan

sebagai berikut.

Bab I pendahuluan. Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi yang

digunakan kerangka konseptual dan teoritis, dan metode penelitian.

Bab II gambaran umum. Pada bab ini menguraikan lokasi serta sejarah

muncul dan potensi pariwisata di Desa Belimbing Tabanan.

Bab III pembahasan. Pada bab ini menguraikan tentang kehidupan

Pertanian dan Perkebunan di Desa Belimbing dan diuraikan juga proses

berkembangnya sektor pertanian dan menjelaskan bentuk dari pertanian yang

dijadikan unggulan oleh masyarakat di Desa Belimbing Tabanan.

30 Nugroho Notosusanto, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer:

Suatu Pengalaman. (Jakarta:Yayasan Intidayu, 1978), pp.10-12.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I.pdf · beranjak dari orientasi pertumbuhan.Pada masa akhir-akhir orde baru ... Penelitian terhadap sejarah perekonomian pedesaan ... sudah lama,

27

Bab IV Kehidupan pariwisata dan dampaknya bagi masyarakat Desa

Belimbing. Pada bab ini menguraikan tentang kehidupan pariwisata

masyarakat di Desa Belimbing dan faktor-faktor apa saja yang ditimbulkan

dari perkembangan pariwisata bagi kehidupan masyarakat di Desa Belimbing

Tabanan.

Bab V kesimpulan. Dalam bab ini berisikan kesimpulan secara

menyeluruh tentang sebab akibat dan pandangan masyarakat di Desa

Belimbing Tabanan mengenai pertanian dan perkembangan pariwisata.