9
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan individu yang masih dalam tahap perkembangan antara masa anak-anak ke masa dewasa yang mencakup dalam perubahan biologis, kognitif serta sosio-emosional, dalam hal ini remaja akan mengalami berbagai perubahan yang cukup kompleks yaitu yang berhubungan dengan penyesuaian sosial (Santrock, 2003). Pada fase ini, teman sebaya sangat berpengaruh dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan karena remaja lebih banyak bersosialisasi dengan teman sebayanya dibandingkan dengan orang tuanya, karena remaja akan mulai mencari hubungan timbal balik agar diterima oleh lingkungan sekitar sehingga banyak muncul permasalahan remaja dan fenomena yang sering muncul di fase remaja ini adalah bullying (Sejiwa, 2008). Hasil riset yang dilakukan oleh National Association of School Psychologist (2012) mengatakan bahwa lebih dari 160.000 remaja di Amerika Serikat niat bolos sekolah karena takut di bullying. Survey yang dilakukan di Indonesia, 59% remaja pernah menjadi korban bullying seperti mendapat ejekan yang menyakitkan dari temannya sehingga beberapa hari dari mereka lebih memilih untuk tidak masuk sekolah. Penelitian Yayasan Semai Jiwa Amini (2008) mengatakan bahwa di 3 kota besar di indonesia, mencatat perilaku bullying verbal pada 67,9% remaja SMA dan 66,1% remaja SMP. Penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu, 2012) di Yogyakarta, menunjukkan bahwa 29% dari remaja yang berusia 10 tahun – 17 tahun pernah mengalami cyberbullying, 32% remaja pernah melakukan cyberbullying dan 3% remaja masih aktif melakukan cyberbullying. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2014) mengatakan bahwa pengguna internet di indonesia setiap tahunnya semakin meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja merupakan individu yang masih dalam tahap perkembangan antara

masa anak-anak ke masa dewasa yang mencakup dalam perubahan biologis, kognitif

serta sosio-emosional, dalam hal ini remaja akan mengalami berbagai perubahan

yang cukup kompleks yaitu yang berhubungan dengan penyesuaian sosial (Santrock,

2003). Pada fase ini, teman sebaya sangat berpengaruh dalam membentuk

kesejahteraan dan perkembangan karena remaja lebih banyak bersosialisasi dengan

teman sebayanya dibandingkan dengan orang tuanya, karena remaja akan mulai

mencari hubungan timbal balik agar diterima oleh lingkungan sekitar sehingga

banyak muncul permasalahan remaja dan fenomena yang sering muncul di fase

remaja ini adalah bullying (Sejiwa, 2008).

Hasil riset yang dilakukan oleh National Association of School Psychologist (2012)

mengatakan bahwa lebih dari 160.000 remaja di Amerika Serikat niat bolos sekolah

karena takut di bullying. Survey yang dilakukan di Indonesia, 59% remaja pernah

menjadi korban bullying seperti mendapat ejekan yang menyakitkan dari temannya

sehingga beberapa hari dari mereka lebih memilih untuk tidak masuk sekolah.

Penelitian Yayasan Semai Jiwa Amini (2008) mengatakan bahwa di 3 kota besar di

indonesia, mencatat perilaku bullying verbal pada 67,9% remaja SMA dan 66,1%

remaja SMP. Penelitian yang dilakukan oleh (Rahayu, 2012) di Yogyakarta,

menunjukkan bahwa 29% dari remaja yang berusia 10 tahun – 17 tahun pernah

mengalami cyberbullying, 32% remaja pernah melakukan cyberbullying dan 3%

remaja masih aktif melakukan cyberbullying.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2014) mengatakan bahwa

pengguna internet di indonesia setiap tahunnya semakin meningkat dan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  2  

perkembangan teknologi ini membawa banyak manfaat namun menimbulkan efek

negatif yang cukup signifikan di era modern ini contohnya cyberbullying. Data yang

di peroleh oleh UNICEF (2016) sebanyak 41% - 50% remaja usia 13 – 17 tahun di

indonesia pernah mengalami tindakan cyberbullying.

Peristiwa yang terjadi di Jakarta tahun 2012, seorang siswa kelas 1 SMA 46

bernama B yang mengaku dianiaya kakak seniornya karena tidak mau meminjamkan

motor (Septiyuni, 2014). Peristiwa cyberbullying yang terjadi pada tahun 2010,

bernama F mengaku telah mengalami kasus penghinaan melalui sosial media

(Facebook). F melaporkan atas penghinaan dirinya yang dilakukan oleh N. Saat itu N

mengaku cemburu melihat kedekatan pacarnya (U) dengan korban (F), sehingga N

menulis kata kata hinaan untuk F di akun Facebooknya. Kemudian, F melaporkan

kasus penghinaan tersebut dan pelaku di jatuhi vonis 2 bulan 15 hari dengan masa

percobaan selama 5 bulan oleh Pengadilan Negeri Bogor (Machsun, 2016).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2007, dalam Ramadhani & Retnowati,

2013), mengatakan bahwa seorang remaja yang berusia 15 tahun atau lebih di

Indonesia berjumlah 11,6% atau 19 juta orang yang mengalami gangguan kecemasan

dan depresi. Pada diri remaja, terjadi banyak perubahan fisik dan psikisnya yang

sangat berpengaruh pada konsep diri. Konsep diri juga dapat dipengaruhi oleh

pengalaman lingkungan sekitar yang tidak sesuai sehingga menimbulkan konflik pada

diri remaja. Remaja yang tidak dapat menyesuaikan konflik itu dengan baik maka

akan terbentuk konsep diri yang negatif dan begitupun sebaliknya. Remaja yang

menjadi korban bullying akan mendapatkan masalah dan konflik pada dirinya serta

lingkungannya dan besar kemungkinan akan berpengaruh pada konsep dirinya baik

menjadi positif maupun negatif (Khoirunnisa, 2015).

Bullying adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang yang bersifat menyerang serangan emosional dengan sengaja baik secara

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  3  

langsung (verbal) atau secara tidak langsung (cyberbullying) untuk menyakiti atau

menyingkirkan yang dilakukan secara berulang (Black dan Jackson, 2007).

Cyberbullying adalah bentuk bullying yang dilakukan dengan bantuan media

elektronik dan fasilitas internet seperti komputer, laptop, handphone, website

ataupun media sosial seperti email, facebook, twitter, instagram, path dan sebagainya

yang ditunjukkan untuk mengintimidasi, menyakiti, merendahkan, mengejek dan

menyudutkan korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar, video atau film

(Colorosa, 2007).

Marela et al (2017) mengatakan bahwa pada penelitiannya mengatakan bahwa

dampak yang terjadi pada korban bullying secara langsung dan tidak langsung salah

satunya adalah depresi. Menurut Kaplan, Sadock dan Grebb (2010), depresi

merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa atau gangguan mood yang dapat

ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat

lelah, rasa putus asa serta tidak berdaya hingga timbul rasa ingin bunuh diri dan

penyebab timbulnya depresi karena merasa tertekan, kegagalan yang terjadi berulang

kali dan kurangnya dukungan sosial.

Data yang di akses dari suryamalang.com (2017) bahwa tingkat kejadian

bullying dikota malang masih cukup tinggi yaitu 84% siswa di kota malang pernah

mengalami bullying dan 75% siswa pernah melakukan bullying. Menurut Direktur

KOMINFO (2017) mengatakan bahwa semenjak adanya internet dan semakin

berkembangnya zaman, kasus bullying lebih banyak dilakukan melalui media sosial.

Dari pernyataan tersebut, peneliti memilih sekolah SMA/SMK dikota malang secara

random dan yang didapat SMK X Malang. Hasil observasi yang peneliti lakukan

pada siswa dan siswi SMK X Malang bahwa mereka ada yang pernah mengalami

bullying dan cyberbullying. Hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru

bimbingan konseling bahwa banyak siswa dan siswi yang terlibat bullying seperti

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  4  

menghina, memukul, bertengkar dan lain sebagainya serta dapat menimbulkan

gangguan psikologis. Hasil wawancara pada 20 siswa di SMK X Malang bahwa, 11

siswa pernah menjadi korban bullying verbal, 8 siswa pernah menjadi korban

cyberbullying dan 1 siswa menjadi korban bullying verbal dan cyberbullying. Dari 11

siswa yang menjadi korban bullying verbal, 3 siswa merasa biasa saja dan tidak

memperdulikan hal tersebut, 5 siswa merasa berkurangnya mood untuk datang

kesekolah dan 3 siswa merasa tidak mood untuk datang kesekolah, terlihat murung,

berkurangnya nafsu makan dan gangguan pola tidur. Sedangkan, 8 siswa yang

menjadi korban cyberbullying, 2 siswa merasa cuek dan tidak peduli dengan hal

tersebut, 4 orang mengalami gangguan mood yang naik turun, dan 2 siswa

mengalami berkurangnya nafsu makan, selalu merasa bersalah dan tidak bisa tidur.

Sedangkan, 1 siswa yang menjadi korban bullying verbal dan cyberbullying merasa

selalu ingin menangis, membenci diri sendiri, lebih sering menyendiri, berkurangnya

nafsu makan, sulit tidur hingga mempunyai pikiran untuk bunuh diri tapi ia tidak

akan melakukannya.

Dari uraian diatas, peneliti ingin mencoba meneliti “Perbedaan tingkat depresi

pada korban bullying verbal dan cyberbullying pada remaja di SMK X Malang”.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang adalah

“Apakah terdapat perbedaan antara bullying verbal dan cyberbullying terhadap

tingkat depresi remaja?”

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  5  

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi antara bullying verbal dan

cyberbullying terhadap remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat depresi remaja yang menjadi korban bullying verbal.

2. Mengidentifikasi tingkat depresi remaja yang menjadi korban cyberbullying.

3. Menganalisis perbedaan tingkat depresi remaja yang menjadi korban bullying

verbal dan cyberbullying.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Institute Sekolah

Bagi pihak sekolah penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

terutama guru bimbingan dan konseling (BK) agar lebih mengawasi, memberikan

dukungan dan bantuan secara fisik, moral atau norma – norma serta dengan

memasukkan komponen sikap pada unsur penilaian untuk mencapai kompetensi

siswa sehingga dapat meminimalisir tingkat kejadian bullying dan cyberbullying

dikalangan sekolah.

1.4.2 Orang Tua

Bagi orang tua di harapkan dapat memberikan perhatian lebih kepada putra

dan putrinya serta mengawasi lingkungan pergaulannya dan pengawasan dalam

menggunakan media sosial serta meningkatkan kerja sama dengan pihak sekolah

agar dapat mencegah terjadinya perilaku kekerasan pada diri putra dan putri mereka

sehingga mengurangi tindakan bullying verbal dan cyberbullying

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  6  

1.4.3 Remaja

Bagi remaja di harapkan dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah

wawasan pengetahuan tentang bullying dan cyberbullying serta dampak yang

ditimbulkan.

1.5 Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti:

1. Peneliti oleh Aprilia Ramadhani dan Sofia Retnowati pada tahun 2013

dengan judul Depresi Pada Remaja Korban Bullying yang bertujuan untuk

menemukan hubungan antara mengalami bullying dengan depresi pada

remaja. Subyek dari penelitian ini terdiri dari 64 siswa SMA laki-laki dan 82

siswa SMA perempuan yang berusia sekitar 13 tahun sampai 16 tahun.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beck Depression Inventory

(BDI) yang terdiri dari 21 item yang menggambarkan 21 kategori sikap dan

gejala depresi. Kemudian, skala yang digunakan untuk mengukur frekuensi

korban bullying adalah modifikasi skala yang diciptakan oleh Mynard &

Joseph (2000) terdiri dari 45 item namun peneliti memilih 30 item dan

menambahkan 10 item. Pengukuran ini bertujuan untuk mengukur tingkat

keseringan subyek menjadi korban bullying disekolah. Hasil dari penelitian

ini adalah ditemukan terdapat hubungan positif antara mengalami bullying

dengan depresi pada remaja. Tidak terdapat perbedaan skor depresi antara

laki-laki dan perempuan. Hasil ditemukan bahwa laki-laki lebih banyak

mengalami bullying fisik dibandingkan perempuan.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subyek yang berbeda. Tujuan

dari penelitian ini yaitu menemukan hubungan antara korban yang

mengalami bullying dengan depresi. Sedangkan, tujuan penelitian yang

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  7  

akan di teliti yaitu membandingkan tingkat depresi antara remaja yang

mengalami korban bullying verbal dan cyberbullying.

2. Peneliti oleh I Gede Surya Kardiana dan I Wayan Westa pada tahun 2015

dengan judul Gambaran Tingkat Depresi Terhadap Perilaku Bullying Pada Siswa

di SMP PGRI Denpasar yang bertujuan untuk mencari gambaran tingkat

depresi terhadap perilaku bullying. Subyek dari penelitian ini adalah siswa

SMP PGRI 2 Denpasar. Penelitian ini menggunakan kuisoner yang

dimodifikasi dari victimization scale – adolescent peer relations instrument

dengan metode skala likert dan penilaian depresi dengan Back Depression

Inventory (BDI). Depresi diukur dengan Back Depression Inventory yang

di desain untuk menskrining gejala depresi pada remaja di atas 13 tahun.

Skala ini mengandung 12 subskala yang diberi nilai 0 sampai 3 untuk setiap

pertanyaan. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa sebesar 28,4%

mengalami bullying intensitas ringan dan 6,3% mengalami intensitas

bullying sedang. Perempuan cenderung menjadi korban bullying

dibandingkan laki-laki.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada subyek dan variabel yang

berbeda. Tujuan dari penelitian ini yaitu mencari gambaran terhadap

tingkat depresi. Sedangkan, tujuan penelitian yang akan dilakukan yaitu

membandingkan tingkat depresi pada remaja yang mengalami korban

bullying verbal dan cyberbullying. Sampel pada penelitian ini adalah siswa

SMP sedangkan sampel penelitian yang akan diteliti yaitu siswa SMA.

3. Penelitian oleh Sartana dan Nelia Afriyeni pada tahun 2017 dengan judul

Perilaku Perudungan Maya (Cyberbullying) Pada Remaja Awal yang bertujuan

untuk mengetahui gambaran kejadian dan dampak perudungan maya pada

remaja awal. Subyek dalam penelitian ini 157 remaja laki-laki dan 196

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  8  

remaja perempuan yang berusia 12 tahun sampai 15 tahun. Penelitian ini

menggunakan kuisoner terbuka dan tertutup. Data dari kuisoner tertutup

diolah menggunakan analisis deskriptif yang dilakukan penulis untuk

mengetahui gambaran demografis responden penelitian, frekuensi mereka

mengalami perundungan diinternet, jenis perundungan yang mereka alami,

media yang dilakukan pelaku, respon korban terhadap kejadian

cyberbullying serta dampak yang dialami korban. Sedangkan, data dari

jawaban kuisoner terbuka dikoding (diberi kode), lalu dikategorisasikan

sehingga menghasilkan beberapa tema kemudian dikelompokkan menjadi

satu untuk memperjelas olahan data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa jumlah korban cyberbullying hampir mencapai separuh dari

responden dan remaja perempuan lebih banyak menjadi korban

dibandingkan laki-laki.

Perbedaan pada penelitian ini yaitu terletak pada subyek dan variabel yang

berbeda. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian

dan dampak cyberbullying pada remaja. Sedangkan, tujuan yang akan

diteliti adalah membandingkan tingkat depresi remaja yang mengalami

korban bullying verbal dan cyberbullying.

4. Penelitian oleh Guorun Inga Baldarsdottir pada tahun 2013 dengan judul

Cyberbullying, Traditional Bullying and Depression yang bertujuan untuk

melihat tingkat prevalensi cyberbullying dan bullying tradisional dan

membandingkan antara korban cyberbullying dan korban bullying

tradisional dengan gejala depresi pada anak-anak yang sekolah di islandia.

Subyek dari penelitian ini adalah 2000 anak berumur 9 sampai 12 tahun

yang dilakukan oleh The Icelandic Centre For Social Research (ICSRA).

Penelitian ini menggunakan kuisoner yang dikembangkan oleh Icelandic

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/45747/2/BAB I.pdf · ditandai dengan perasaan sedih, gangguan pola tidur, nafsu makan terganggu, cepat lelah,

  9  

Institute for Educational Research dan kemudia oleh Pusat Penelitian dan

Analisis Sosial Islandia yang terdiri dari 4 pertanyaan untuk korban

cyberbullying, korban bullying dan 7 pertanyaan untuk skala depresi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa menjadi korban cyberbullying memiliki

dampak psikologis meski kurang dari korban bullying tradisional.

Perbedaan pada penelitian ini terletak pada variabel yang berbeda. Tujuan

dari penelitian ini adalah melihat tingkat prevalensi dan membandingkan

korban bullying verbal dan cyberbullying dengan gejala depresi. Sampel

penelitian ini yaitu pada anak – anak sedangkan sampel penelitian yang

akan dilakukan yaitu pada siswa SMA.