Upload
dinhhanh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia pada pertengahan
tahun 1997 memberikan dampak terhadap keberadaan perusahaan-perusahaan
di Indonesia. Bahkan Indonesia merupakan salah satu negara yang terpuruk
dari terjadinya krisis global tersebut. Krisis tersebut memberikan tugas besar
bagi setiap perusahaan untuk membenahi kinerjanya agar perusahaan tetap
bertahan, sementara pemerintah juga terus berupaya keras untuk menstabilkan
perekonomian nasional terutama menjaga kestabilan harga barang dan
kebutuhan pokok dalam negeri yang akan memberikan dampak langsung
terhadap perekonomian rakyat secara luas.
Bulog merupakan salah satu lembaga pemerintah non departemen yang
bertanggung jawab langsung kepada presiden sebagai lembaga pangan yang
bertanggung jawab untuk menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga
yang terjangkau diseluruh daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat
produsen dan konsumen. Lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan
penugasan dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya
beras dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Sejak krisis
ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 timbul tekanan yang sangat
kuat agar peran pemerintah dipangkas secara drastis sehingga semua
kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar. Tekanan tersebut terutama mucul dari negara-negara maju
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
2
pemberi pinjaman khususnya AS dan lembaga keuangan internasional seperti
IMF dan World Bank.
Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan,
Bulog telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern Bulog maupun
pihak ekstern. Pertama, tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji
ulang peran Bulog sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang.
Hal ini dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang
melibatkan Bulog dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan arahan untuk
penyesuaian tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai "Paradigma
Baru Bulog". Kedua, kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun
1999 yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh
Bulog, yakni LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi Persero, Badan
Hukum Milik Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil kajian tersebut
menyarankan agar Bulog memilih Perum sebagai bentuk badan hukum untuk
menjalankan dua fungsi bersamaan, yaitu fungsi publik dan komersial. Ketiga,
kajian auditor internasional Arthur Andersen pada tahun 1999 yang telah
mengaudit tingkat efisiensi operasional Bulog.
Secara khusus, Bulog disarankan agar menyempurnakan struktur
organisasi, dan memperbaiki kebijakan internal, sistim, proses dan
pengawasan sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan memperkecil
terjadinya KKN di masa mendatang. Keempat, kajian bersama dengan Bernas
Malaysia pada tahun 2000 untuk melihat berbagai perubahan yang dilakukan
oleh Malaysia dan merancang kemungkinan penerapannya di Indonesia.
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
3
Kelima, kajian konsultan internasional Price Waterhouse Coopers (PWC)
pada tahun 2001 yang telah menyusun perencanaan korporasi termasuk
perumusan visi dan misi serta strategi Bulog, menganalisa core business dan
tahapan transformasi lembaga Bulog untuk berubah menjadi lembaga Perum.
Keenam, dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya
Komisi III dalam berbagai hearing antara Bulog dengan Komisi III DPR RI
selama periode 2000-2002.
Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
2008 tentang Kebijakan Perberasan, dalam konsideran menimbang bahwa
dalam rangka stabilitas ekonomi nasional, meningkatkan pendapatan petani,
peningkatan ketahanan pangan, dan pengembangan ekonomi pedesaan serta
akibat dari perkembangan nasional dan global di bidang pangan khususnya
perberasan Perum Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara mendapat
penugasan dari Pemerintah untuk :
1. Melaksanakan Pembelian Gabah/Beras secara Nasional
2. Penyediaan dan penyaluran Beras bersubsidi bagi kelompok
berpendapatan rendah serta penyediaan dan penyaluran beras untuk
menjaga stabilitas harga beras, menanggulangi keadaan darurat, bencana,
dan rawan pangan
3. Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi
diantaranya faktor lingkungan bisnis eksternal seperti kebijakan pemerintah,
kekuatan hukum dan politik, teknologi, sumberdaya, selera pelanggan dan
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
4
pengelolaan organisasi lingkungan bisnis eksternal merupakan lingkungan
diluar organisasi, namun dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Krisis yang terjadi tahun 1997 merupakan salah satu faktor lingkungan makro
yang mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan makro yang berpengaruh
terhadap organisasi terdiri dari kekuatan hukum dan politik, kekuatan
ekonomi, kekuatan teknologi, serta kekuatan sosial dan budaya (Emery &
Trist dalam Robbins 1994:235; Wheelen & Hunger 2000: 10; Winardi &
Karhi 1997: 159).
Dewasa ini, pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang sangat
penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa
perusahaan dan perencanaan tujuan di masa mendatang. Berbagai informasi
dihimpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan
dipertanggungjawabkan. Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas pada seluruh proses bisnis perusahaan. Gambaran mengenai kinerja
perusahaan bisa didapatkan dari dua sumber, yakni informasi finansial dan
informasi nonfinansial. Informasi finansial didapatkan dari penyusunan
anggaran untuk mengendalikan biaya. Sedangkan informasi nonfinansial
merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih guna
melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Kedua informasi di atas dapat
dianalisa menggunakan beberapa model pengukuran kinerja perusahaan, salah
satunya dengan menggunakan metode balanced scorecard. Balanced
scorecard merupakan kerangka kerja komprehensif untuk menerjemahkan visi
dan misi serta strategi perusahaan dalam seperangkat ukuran kinerja yang
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
5
terpadu, tersusun dalam empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses
bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Penelitian yang dilakukan oleh Imelda (2004:121) membahas
bagaimana membangun balanced scorecard, meliputi menentukan tujuan
strategis, ukuran yang digunakan, target yang ingin dicapai serta inisiatif, dan
mengimplementasikan balanced scorecard pada organisasi publik. Hasil
penelitian diperoleh bahwa penggunaan balanced scorecard memberikan
manfaat bagi organisasi antara lain meningkatkan komunikasi antar individu
dalam organisasi, manajemen dapat fokus pada proses organisasi secara
keseluruhan, membawa setiap unit dalam organisasi kearah yang sama yaitu
melayani masyarakat, memotivasi pekerja, meningkatkan sistem penghargaan,
dan meningkatkan kepuasan pekerja.
Dalam penelitiannya Imelda (2004:122) menyimpulkan bahwa
balanced scorecard dapat digunakan pada organisasi publik setelah dilakukan
modifikasi dari konsep balanced scorecard yang awalnya ditujukan bagi
organisasi bisnis. Modifikasi tersebut antara lain adalah dalam hal misi
organisasi publik, sehingga tujuan utama suatu organisasi publik adalah
memberi pelayanan kepada masyarakat dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Bagian lain yang perlu dimodifikasi adalah posisi antara perspektif
finansial dan perspektif pelanggan. Selanjutnya perspektif customers diubah
menjadi perspektif customers and stakeholders dan perspektif learning dan
growth menjadi perspektif employess and organization capacity. Sebelum
mengimplementasikan balanced scorecard terlebih dahulu yang dilakukan
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
6
adalah membangun balanced scorecard melalui tahapan-tahapan berikut: 1)
menilai fondasi organisasi 2) membangun strategi bisnis 3) membuat tujuan
organisasi 4) membuat strategic map bagi strategi bisnis organisasi 5)
pengukuran kinerja dan 6) menyusun inisiatif. Tahapan dalam
mengimplementasikan balanced scorecard meliputi identifikasi data yang
dibutuhkan, membangun balanced scorecard secara menyeluruh dan
melakukan evaluasi.
Hal ini diperjelas oleh pendapatnya Rohm, yang menyatakan bahwa
dengan adanya perbedaan-perbedaan antara organisasi bisnis dan publik, maka
balanced scorecard harus dimodifikasikan terlebih dahulu agar sesuai dengan
kebutuhan organisasi publik (Rohm: 2003). Meskipun organisasi publik tidak
bertujuan untuk mencari profit, organisasi ini terdiri dari unit-unit yang saling
terkait yang mempunyai misi yang sama yaitu melayani masyarakat. Untuk itu
organisasi publik harus dapat menterjemahkan misinya kedalam strategi,
tujuan, ukuran serta target yang ingin dicapai. Yang kemudian
dikomunikasikan kepada unit-unit yang ada untuk dapat dilaksanakan
sehingga semua unit mempunyai tujuan yang sama yaitu pencapaian misi
organisasi. Untuk itu organisasi publik dapat menggunakan balanced
scorecard dalam menterjemahkan misi organisasi kedalam serangkaian
tindakan untuk melayani masayarakat.
Perubahan lingkungan yang dinamis mendorong organisasi untuk
mempersiapkan dirinya agar bisa tetap hidup di lingkungan global. Keadaan
ini menuntut manajemen untuk berupaya menyiapkan, menyempurnakan
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
7
ataupun mencari strategi-strategi baru yang menjadikan perusahaan mampu
bertahan dan berkembang dunia. Oleh karena itu manajemen harus mengkaji
ulang prinsip-prinsip yang selama ini digunakan agar dapat bertahan dan
bertumbuh dalam persaingan yang semakin ketat untuk dapat menghasilkan
pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat.
Strategi yang dirumuskan organisasi atau perusahaan merupakan
keahlian manajemen dalam mengelola organisasi untuk mewujudkan visi, misi
dan tujuan organisasi. Strategi merupakan faktor internal yang penting untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Percepatan perubahan
lingkungan menimbulkan ketidakpastian yang diduga akan berpengaruh
terhadap kinerja organisasi. Dalam hal ini diperlukan sistem penilaian kinerja
yang mampu mengukur kinerja dari aspek keuangan, aspek bisnis internal,
aspek pelanggan dan aspek pertumbuhan dan pembelajaran (Kaplan & Northern
1995:25). Dikenal sebagai penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan
balanced scorecard. Pengukuran kinerja dengan balanced scorecard
merupakan hasil dari proses manajemen dari atas ke bawah (top-down).
Penilaian kinerja merupakan hal yang esensial bagi perusahan. Untuk
memenangkan persaingan global yang semakin ketat ini, kinerja sebuah
organisasi haruslah mencerminkan peningkatan dari satu periode ke periode
berikutnya. Bulog merupakan salah satu bentuk organisasi publik, dimana
organisasi tersebut didirikan dengan tujuan memberikan pelayanan kepada
masyarakat bukan mendapatkan keuntungan (profit). Organisasi ini bisa
berupa organisasi pemerintah dan organisasi nonprofit lainnya, yang dapat
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
8
juga menggunakan balanced scorecard dalam pengukuran kinerjanya.
Konsep Balanced Scorecard ini pada dasarnya merupakan penerjemahan
strategi dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka
panjang, yang kemudian diukur dan dimonitor secara berkelanjutan.
Mengacu dari pengertian pada Kaplan dan Norton (1996) dapat
dikatakan bahwa balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis
yang diturunkan dari visi dan strategi serta merefleksikan aspek-aspek terpenting
dalam suatu bisnis. Perusahaan-perusahaan inovatif tidak memandang balanced
scorecard hanya sebagai sistem pengukuran operasional atau taktis, tetapi
menggunakannya sebagai suatu sistem manajemen strategis yang mengelola
strategi perusahaan sepanjang waktu. Pendekatan balanced scorecard
melakukan pengukuran kinerja berdasarkan pada aspek finansial maupun non
finansial. Aspek non finansial mendapat perhatian karena pada dasarnya
peningkatan kinerja keuangan berasal dari aspek non finansial yaitu peningkatan
efektivitas proses bisnis, komitmen organisasi dan kepercayaan customer
terhadap produk, sehingga apabila perusahaan akan melakukan pelipatgandaan
kinerja maka fokus perhatian haruslah ditujukan kepada peningkatan kinerja di
bidang non-finansial karena dari situlah kinerja keuangan berasal.
Dalam operasional perusahaan, Bulog lebih difokuskan pada nilai
sosial dalam hal pelayanan sesuai dengan tujuan serta fungsi yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah baik Pusat maupun Daerah. Dalam usaha
melakukan perbaikan terhadap kinerja perusahaan, Perum Bulog perlu
melakukan pengukuran terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, dalam
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
9
penelitian kali ini dilakukan pengukuran kinerja pada Perum Bulog dengan
menggunakan metode yang dapat mengintegrasikann seluruh aspek yang
terkait dalam perusahaan yaitu metode balanced scorecard. Metode ini
mengukur kinerja perusahaan berdasarkan empat perspektif yaitu keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan
sehingga dapat diperoleh pencapaian tujuan perusahaan yang lebih efektif dan
terintegrasi. Proses pengukuran kinerja Perum Bulog diawali dengan
penjabaran visi, misi dan strategi perusahaan kedalam tujuan strategis, critical
success factor serta tolok ukur keberhasilan perusahaan.
Perum Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas merupakan instansi
vertikal dari Perum Bulog Bulog Divisi Regional Jawa Tengah yang juga
merupakan instansi vertikal dari Kantor Pusat Perum Bulog. Perum Bulog Sub
Divisi Regional IV Banyumas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
pokok dan fungsi Perum Bulog di bidang Pelayayan Publik, Perencanaan dan
Pengembangan Usaha, Administrasi dan Keuangan di wilayah kerjanya.
Wilayah kerja Perum Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas meliputi
wilayah Eks Karesidenan Banyumas Jawa Tengah yang meliputi empat
kabupaten yaitu: Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten
Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengungkapan
lebih jauh tentang Pengukuran kinerja dengan balanced scorecard dengan judul
penelitian “Pengaruh Implementasi Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Perusahaan Pada Perum Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas”.
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-
masalah yang hendak diungkapkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Perum Bulog Sub Divisi
Regional IV Banyumas?
2. Apakah perspektif pelanggan secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja Perum Bulog Sub Divisi Regional IV
Banyumas?
3. Apakah perspektif proses bisnis internal secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Perum Bulog Sub Divisi
Regional IV Banyumas?
4. Apakah perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Perum Bulog Sub
Divisi Regional IV Banyumas?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini di batasi pada variabel persepsi dalam implementasi
balanced scorecard terhadap kinerja Perusahaan Perum Bulog Sub Divisi
Regional IV Banyumas yang terdiriari tiga perspektif yaitu perspektif konsumen,
perspektif bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dalam
penelitian ini perspektif keuangan tidak digunakan sebagai pengukuran karena
Perum Bulog merupakan Badan Usaha Milik Negara yang lebih menitikberatkan
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
11
kepada pelayanan publik dan keuangan yang diperlukan dalam operasional telah
dianggarkan / di subsidi secara tetap melalui APBN
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji apakah perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Perum Bulog Sub
Divisi Regional IV Banyumas.
2. Untuk menguji apakah perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Perum Bulog Sub
Divisi Regional IV Banyumas.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diproleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi Pemeritah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk kebijakan
dimasa yang akan datang terutama yang berhubungan dengan kinerja
organisasi, tidak hanya terbatas pada Perum Bulog saja.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian
secara mendetail sebagai kumpulan dari penelitian ini.
1.6 Kerangka Pemikiran
Organisasi harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
yang sangat cepat yang mengakibatkan tingginya dinamika lingkungan dan
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
12
menimbulkan ketidakpastian lingkungan yang dihadapi organisasi. Sehingga
perlu dilakukan penyempurnaan organisasi secara terus menerus. Penerapan
sebuah sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu cara bagi perusahaan
untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang dimilikinya saat ini beserta
potensinya di masa mendatang. Selama ini, penerapannya masih didominasi
oleh tolak ukur finansial. Dalam iklim persaingan yang kini kian ketat, tolak
ukur tersebut tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya acuan. Untuk itu
dibutuhkan sebuah sistem penilaian kinerja yang meliputi tolak ukur finansial
maupun non finansial. Penilaian kinerja menggunakan metode Balanced
Scorecard. memberikan para eksekutif sebuah kerangka kerja menyeluruh
yang menerjemahkan visi perusahaan dan strategi perusahaan dan strategi
usaha ke dalam sejumlah ukuran. Sistem ini menterjemahkan misi dan strategi
perusahaan menjadi tujuan dan measure, serta mengorganisirnya menjadi 4
perspektif yang berbeda yaitu: 1) Perspektif Finansial 2) Perspektif Pelanggan
3) Perspektif Proses Bisnis Internal dan 4) Perspektif Proses Belajar dan
Pertumbuhan.
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pengaruh penerapan Balanced
Scorecard yang ditinjau dari tiga perpsektif yaitu perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses belajar dan
pertumbuhan terhadap kinerja pada Perum Bulog Sub Divisi Regional IV
Banyumas. Berdasarkan uraian tentang latar belakang permasalahan,
perumusan masalah, tujuan dan kajian teori di atas, maka kerangka pemikiran
dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010
13
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
1.7 Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian adalah:
1. Terdapat pengaruh secara simultan yang signifikan antara perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan terhadap kinerja Perum Bulog Sub Divisi Regional IV
Banyumas.
2. Terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan perspektif pelanggan
terhadap kinerja Perum Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas.
3. Terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan perspektif proses bisnis
internal terhadap kinerja Perum Bulog Sub Divisi Regional IV Banyumas.
4. Terdapat pengaruh secara parsial yang signifikan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan terhadap kinerja Perum Bulog Sub Divisi Regional IV
Banyumas.
Perspektif Pelanggan
Perspektif Bisnis Internal
Perspektif Pertumbuhandan Pembelajaran
Balanced Scorecard
Pengaruh Implementasi Balaced..., Setio Wastono, FE UMP 2010