Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Masalah
Di era globalisasi ini dimana perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi membuat manusia semakin erat dan tidak bisa dilepaskan dari
ketergantungan digital. Hampir disetiap aspek kehidupan manusia saat ini
pasti ada hubungannya dengan digitalisasi, mulai dari pemenuhan
kebutuhan sehari-sehari yang bisa diakses dengan belanja online yang
biasa dikenal dengan e-commerce, kemudian interaksi sosial di dunia
maya lewat berbagai macam aplikasi media sosial, dari akses berita
terkini yang dapat dengan mudah didapat lewat telepon pintar, juga
sampai dengan mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran yang
disediakan dalam jaringan atau lebih dikenal dengan pembelajaran
online.
Perkembangan yang begitu pesat di dunia digital juga
mempengaruhi pola pikir dan paradigma manusia khususnya dalam hal ini
tentang pembelajaran. Baik di negara maju maupun negara berkembang,
pembelajaran kini banyak dihadirkan dalam bentuk digital atau online
learning, beragam tujuan yang menjadi alasan dalam menginisiasi
pembelajaran online ini, mulai dari ketersediaan, aksesibilitas, efektifitas,
13
efisiensi dan masih banyak lagi tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari
pengadaan pembelajaran online. Dengan demikian, kemajuan
perkembangan teknologi khususnya dalam hal ini teknologi
telekomunikasi ternyata juga turut serta mendorong terjadinya evolusi
pada lokasi belajar1.
Dari berbagai tujuan-tujuan yang ingin dicapai itulah baik dari
lembaga pemerintah maupun lembaga swasta serta lembaga pendidikan
di negara maju maupun di negara berkembang ikut andil dalam
perkembangan pembelajaran online ini. Sedangkan di Indonesia sendiri,
salah satu perkembangan yang terkait dengan pembelajaran online mulai
digalakkan oleh pemerintah terjadi pada tahun 2014. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi melalui Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan
telah melakukan rintisan penerapan pembelajaran dalam jaringan.
Penerapan pembelajaran daring tersebut lebih dikenal dengan dengan
naman Pembelajaran Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (SPADA
Indonesia) yang bertujuan untuk meningkatkan akses belajar mahasiswa
terhadap mata kuliah bermutu dari dosen-dosen Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia.2 Hal
tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah Indonesia juga turut serta
1 Dewi S. Prawiradilaga. Prinsip Disain Pembelajaran. (Jakarta : Kencana, 2009), h.7. 2 Direktur Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Panduan Hibah Penyelenggaran Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia 2017. (Jakarta: Direkotran Jendral Pendidikan Tinggi), h.2
14
mengalakkan pembelajaran online secara massive agar pembelajaran
dapat dijangkau oleh kalangan mahasiswa dalam mengatasi masalah
ruang dan waktu dalam pembelajaran.
Jika dicermati secara lebih fokus, ranah penyebaran penerapan
pembelajaran online ini lebih banyak digalakkan di tingkat pendidikan
tinggi, Romiszowski dalam seminar International Communication dan
Technology (ICT) pada saat itu menyampaikan bahwa saat ini terdapat
ratusan perguruan tinggi maya yang menyebar di seluruh dunia. Dalam
seminarnya tersebut, pembelajaran online sudah menjadi tren yang baru
dalam pembelajaran dan mampu menarik minat pemelajarnya. USQ
Online menyebutkan bahwa pada tahun 2003, jumlah pemelajar online
telah mencapai 6976 orang dari 67 negara seperti Singapura, Malaysia,
Hongkong, Afrika, UAE, India, Jerman, dan Kanada. kemudian meningkat
7077 orang pada 2007 termasuk pemelajar online dari Indonesia.3 Pun tak
lepas juga dari perkembangan pembelajaran online di Indonesia yang
salah satunya adalah di Perguruan Tinggi Universitas Negeri Jakarta
Prodi Teknologi Pendidikan. Berdasarkan diskusi dengan Ketua Program
Studi Teknologi Pendidikan yaitu Bapak Robinson Situmorang, nanti
kedepannya di program studi Teknologi Pendidikan, 40% dari mata
kuliahnya akan di online-kan. Hal ini juga merupakan salah satu
3 Romiszowski, Makalah International Communication and Technology, 7 Februari 2009
15
terobosan yang dilakukan oleh prodi dalam hal strategi dan metode yang
dilakukan untuk menunjang proses belajar mengajar. Masih berdasarkan
pada wawancara juga, secara khusus dari pihak Universitas Negeri
Jakarta juga sedang dalam tahap mengembangkan sebuah LCMS yang
diberi nama Hylearn. Hylearn ini nantinya akan menjadi suatu LCMS yang
akan memfasilitasi pemebelajaran online yang akan diselenggarakan di
UNJ. Senada dengan perguruan tinggi lainnya, sudah ada beberapa
perguruan tinggi yang sudah memiliki LCMS secara terpusat, diantaranya
ialah Universitas Indonesia dengan portal Student Centered e-Learning
Environment (https://scele.ui.ac.id/), kemudian Institut Teknologi Bandung
dengan portal (https://kuliah.itb.ac.id/portal/kuliah), kemudian ada
Universitas Sebelas Maret dengan portal (http://elearning.uns.ac.id/),
kemudian dari pihak perguruan tinggi swasta yaitu Universitas
Gunadarma dengan portal (http://v-class.gunadarma.ac.id/). Selain itu
juga masih banyak universitas yang masih dalam proses pengembangan
portal pembelajaran online, diantaranya Universitas Diponegoro dengan
portal (http://kulon.undip.ac.id/), Institut Teknologi Sepuluh Nopember
dengan portal (https://www.its.ac.id/kuliah-di-its/program-studi/kuliah-
online/) lalu yang terakhir ada Institut Pertanian Bogor
(https://lms.ipb.ac.id/).4
4 Semua portal mata kuliah tersebut diakses pada 12 Februari 2018.
16
Dengan adanya paradigma baru dalam hal ini tentang proses
pembelajaran online, khususnya yang sudah semakin marak dietarapakan
oleh Lembaga perguruan tinggi negeri maupun swasta, maka sudah
sewajarnya proses-proses analisis, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi yang ada dalam program pembelajaran online tentunya juga
harus disesuaikan karena tidakalah sama antara pembelajaran
konvensional dengan program pembelajaran online. Berkaitan dengan
proses – proses yang ada tersebut, kali ini lebih difokuskan pada bahasan
tentang evaluasi program pembelajaran online yang berkaitan dengan
penelitian pengembangan ini.
Ketika membahas tentang proses evaluasi, sebuah program
pembelajaran yang ideal tentunya tidak lepas daripada proses evaluasi.
Dalam proses evaluasi tersebut pun ada banyak variabel-variabel yang
akan dievaluasi bergantung pada kebutuhan dan pemangku kepentingan
dalam pelaksanaan program tersebut. Melalui evaluasi kita dapat melihat
keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran.5, dengan diadakannya evaluasi, maka
program akan dapat dilhat keberlangsungannya apakah sudah berjalan
dengan baik dan sesuai atau belum, dalam hal ini juga perlu dilibatkan
pemelajar sebagai peserta dalam pembelajaran online sebagai pihak
5 Wina Sanjaya. Perencanaan & Desain Sistem Pembelajaran. (2013). Jakarta : Kencana
17
yang memberikan umpan balik terhadap program pembelajaran yang
telah dilaluinya.
Sebuah proses evaluasi tidak dapat dipisahkan dari yang namanya
instrumen, karena instrumen merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana keberhasilan dari suatu program khususnya
dalam hal ini program pembelajaran online. Selain itu juga, dengan
adanya instrumen evaluasi, dapat menjadi media umpan balik yang dapat
diberikan oleh peserta pembelajaran online atau user untuk mengevaluasi
pelaksana atau lembaga selama proses pelaksanaan pembelajaran online
berlangsung. Dengan adanya evaluasi dari user atau pihak-pihak terkait,
diharapkan dapat memberikan masukan kepada penyelenggara atau
Lembaga dalam hal proses pelaksanaan program pembelajaran online
agar lebih baik, efektif, dan optimal.
Maka, untuk mempersiapkan proses evaluasi yang baik dan dapat
digunakan oleh user atau pihak-pihak lainnya untuk mengevaluasi
program pembelajaran online ini, perlu adanya sebuah intervensi yaitu
mengembangkan instrumen evaluasi program pelaksanaan pembelajaran
online. Penggunaan instrumen evaluasi ini nantinya bisa diadakan
ditengah atau diakhir pelaksanaan program, disesuaikan dengan
kebutuhan variabel yang ingin dievaluasi dari pelaksanaan program
tersebut. Dengan adanya pengembangan instrumen ini, diharapkan
18
dapat mempersiapkan dan dapat digunakan kepada instansi atau
lembaga yang dalam proses pembelajarannya menggunakan metode
pembelajaran online. Dari pengembangan instrumen evaluasi program
pembelajaran online nantinya diharapkan dapat dibakukan dan dapat
digunakan serta berkontribusi bagi para instansi dan lembaga yang
menerapkan pembelajaran online khususnya bagi UNJ dan Prodi TP.
B. Identifikasi Masalah
• Apakah evaluasi program pembelajaran online sudah memadai
?
• Apakah evaluasi program pembelajaran sudah dilakukan sesuai
dengan tujuan program ?
• Mengapa tidak dikembangkan instrumen penilaian program
pembelajaran online ?
• Instrumen penilaian seperti apa yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi program pembelajaran online ?
• Bagaimana mengembangkan instrumen evaluasi program
pembelajaran online yang sesuai ?
19
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dipaparkan diatas, pertimbangan keterbatasan waktu penilaian,
keterbatasan biaya dan kemampuan pengembang, pengembang
membatasi masalah pada:
1. Jenis Masalah
Penelitian akan fokus pada masalah pengembangan instrumen
evaluasi program pembelajaran online.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dan kajian dilaksanakan di program studi TP. Maka,
rumusan masalah pada penelitian pengembangan kali ini ialah :
“Bagaimana mengembangkan instrumen evaluasi program
pembelajaran online yang sesuai ?”
D. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah yaitu bagaimana mengembangkan instrumen
evaluasi program pembelajaran online ?
20
E. Fokus Pengembangan
Fokus dari pengembangan ini ialah nantinya akan mengahsilkan
produk berupa instrumen evaluasi program pembelajaran online sebagai
sarana atau alat evaluasi yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
stakeholder program pembelajaran online ini.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang dapat dihasilkan dari penelitian pengembangan ini
diantaranya adalah :
1. Manfaat Praktis
a. Menghasilkan Instrumen untuk mengevaluasi program
pembelajaran online
b. Membantu stakeholder dalam evaluasi pelaksanaan program
pembelajaran
2. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan bisa dijadikan referensi untuk instrumen evaluasi
program pembelajaran online
b. Dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian bagi pengembang
selanjutnya.
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Penelitian Pengembangan
1. Hakikat Penelitian Pengembangan
Pengembangan selalu dikaitkan dengan peningkatan,
perubahan, sesuatu yang selalu terus menerus berubah, sesuatu yang
terus menerus menyesuaikan dengan keadaan yang ada. Pada
dasarnya, pengembangan merupakan kegiatan yang mencangkup
banyak aspek, hampir disetiap aspek kehidupan ini bisa berkaitan
dengan pengembangan itu sendiri. Tentunya kata pengembangan
sudah tidak asing lagi bagi kita, setiap orang mempunyai tafisran
sendiri-sendiri terkait dengan pengembangan.
Definisi pengembangan Menurut Gay (2012) adalah suatu
proses penelitian yang meneliti tentang kebutuhan pengguna (dalam
hal ini siswa) dan kemudian mengembangkan produk untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Berdasarkan dari pendapat tersebut maka
pengembangan bisa diartikan sebagai proses sarana pemenuhan
kebutuhan khususnya dalam hal ini pembelajaran, yang pada akhirnya
bertujuan bukan untuk merumuskan atau menguji teori, tetapi untuk
22
mengembangkan produk yang efektif untuk digunakan di sekolah-
sekolah.1
Borg and Gall (2003) mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai penelitian yang digunakan untuk merancang produk baru dan
prosedur baru, yang kemudian secara sistematis akan diuji coba di
lapangan, lalu dievaluasi , dan disempurnakan sampai memenuhi
kriteria yang ditentukan berdasarkan efektivitas , kualitas , atau
standarisasi.”2 Dari pendapat ini dapat dijelaskan bahwa bahwa proses
penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan sesuatu
yang baru, baik itu berupa produk maupun berupa sistem, yang
nantinya diharapkan dapat memenuhi efektifitas, kualitas dan
standarisasi tertentu.
Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian
pengembangan sebagai suatu studi sistematis dalam merancang,
mengembangkan dan mengevaluasi program pembelajaran, dari
prosesnya dan produknya yang harus memenuhi kriteria dan
efektivitas yang telah ditetapkan.” 3 Dari definisi tersebut juga
1 Robert Gay, Geoffrey Mills, Peter Airasian. Educational Research: Competencies for Analysis and Application. (10th ed). (New York: Library of Congress Cataloging-in-Publicartion Data. 2012). Hlm.17-18 2 Meredith Gall, Joyce Gall, and Walter Borg. Educational Research, An Introduction. (7th ed). (New York : Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. 2003). Hlm.569 3 Rita Richey, James Klein, Wayne Nelson. Developmental Research : Studies of Instructional Design and Development. http://aect.org/edtech/41.pdf
23
menjelaskan bahwa penelitian pengembangan mempunyai kriteria-
kriteria khusus yang dirumuskan agar dalam prosesnya dapat
dipertanggungjawabkan kualitas pengembangannya.
Berdasarkan ketiga definisi diatas terdapat adanya perbedaan
dan persaaman terkait dengan penelitian pengembangan itu sendiri.
Gay menyebutkan bahwa penelitian pengembangan lebih berorientasi
pada produk dan hasil produk itu nantinya akan diterapkan di sekolah
sebagai suatu usaha yang efektif untuk memecahkan masalah belajar
yang pada sekolah tersebut. Berbeda dengan Borg dan Gall yang
memfokuskan penelitian pengembangan dengan memperhatikan
aspek proses sebagai siklus yang terus menerus dilakukan untuk
memperbaiki untuk tercapainya tujuan-tujuan tertentu yang
didalamnya terkait dengan proses pembelajaran. Sedangkan Seals
dan Richey memfokuskan penelitian pengembangan sebagai usaha
dan kajian yang dilakukan secara sistematis yang didalamnya terdapat
desain, pengembangan dan evaluasi program untuk tercapainya
efektifitas pembelajaran.
Persamaan maksud juga dapat terlihat dari ketiga definisi
tersebut yaitu para ahli sama-sama mengungkapkan bahwa penelitian
pengembangan dilakukan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu
yang implementasinya nanti akan digunakan dalam proses
24
pembelajaran. produk tersebut bisa merupakan sebuah media
pembelajaran, metode pembelajaran, desain pembelajaran, desain
evaluasi dan lain sebagainya.
Jadi, dari ketiga definisi diatas, sudah jelas bahwa penelitian
pengembangan merupakan suatu usaha yang sistematis yang
bertujuan untuk mencari kebenaran ataupun memecahkan masalah
dengan cara mengembangkan produk, sistem, program, metode,
strategi yang sudah ada dalam pembelajaran untuk terus menerus
diperbaiki dan terus menerus berubah dengan cara-cara tertentu yang
nantinya akan mengantarkan pada tujuan yang ingin dicapai.
2. Taksonomi Penelitian Pengembangan
Ada beberapa jenis penelitian pengembangan yang sudah ada,
namun pada kali ini akan dipersempit fokusnya pada jenis penelitian
pengembangan pendidikan, penelitian pengembangan pendidikan itu
difokuskan kembali sesuai dengan ranah Teknologi Pendidikan
menjadi model-model pengembangan instruksional. Didalam buku “
Survey of Instructional Development Models”, Gusafon (1981)
membuat taksonomi dari penelitian pengembangan itu sendiri.
25
Gustafon mengklasifikasikan penelitian pengembangan itu
berdasarkan orientasi kelas, orientasi produk, dan orientasi sistem.
• Model Orientasi Kelas
Pada model orientasi kelas secara garis besar merupakan
intervensi yang dilakukan untuk bagaimana mengembangakan
proses belajar-mengajar yang ada dikelas. Sering kali ditemukan
bahwa proses belajar mengajar dikelas tidak sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan atau hasil pembelajaran yang
didapatkan terasa masih belum maksimal atau dari gurunya sendiri
yang tidak paham bagiamana cara menyampaikan materi dikelas.
Dalam penelitian pengembangan ini, hampir setiap proses
pembelajaran yang terjadi dikelas diintervensi. Intervensi yang
dilakukan mulai dari perencaan terkait pembelajaran, perencanaan
fasilitas pembelajaran, perencanaan bahan ajar, perencanaan
media pembelajaran dan lain sebagainya, tidak haya sampai
perencaan tapi juga dengan implementasi dari rencana-rencana
yang sudah didesain itu. Efektivitas dan efisiensi implementasi
yang dilakukan juga turut menjadi hal yang diintervensi mulai dari
metode pembelajaran, strategi pembelajaran, penggunaan media
pembelajaran dan lain sebagainya. Sampai dengan tahap terakhir
intervensi proses belajar mengajar dikelas adalah terkait dengan
26
evaluasi tentang hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan.
Jadi, pada model pengembangan orientasi kelas ini difokuskan
untuk membantu guru menciptakan efektifitas dan efisiensi proses
belajar mengajar di kelas.
• Model Orientasi Produk
Pada model orientasi produk ini secara garis besar
memnfokuskan pada hasil atau produk yang nantinya akan
dihasilkan dari penelitian pengembangan ini. Produk-produk yang
dihasilkan dilatarbelakangi oleh masalah dan kebutuhan yang ada
di lapangan tempat peneliti. Produk yang dikembangkan bisa dari
produk yang sudah ada ataupun menciptakan suatu produk baru
yang nantinya akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Biasanya produk-produk yang dihasilkan berupa sarana penunjang
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran,
kebanyakan dari produk itu berbentuk sebuah media, seperti media
pembelajaran instruksional e-learning, video pembelajaran, audio
pembelajaran, bahan ajar dan lain sebagainya.
• Model Orientasi Sistem
Berbeda dengan orientasi model pengembangan model
penelitian sebelumnya, Orientasi Sistem mencangkup dengan
skala yang lebih besar dan lebih luas. Pengembangan sistem
27
tersebut bisa berawal dari kumpulan desain instruksional di kelas,
desain instruksional pelajaran, kumpuan produk-produk, kumpulan
strategi, teknik, metode, hingga program evaluasinya. Jika
diibaratkan, pengembangan sistem ini bisa juga disebut kurikulum
dalam skala makro. Model ini nantinya akan dijadikan sebuah
pedoman atau panduan dalam pelaksanaan program pembelajaran
yang didalamnya terdapat perencaan, metode, teknik, strategi,
media pembelajaran, sumber belajar, evaluasi pembelajaran dan
lain sebagainya.
28
Gambar 2.1 Taksonomi model pengembangan instruksonal berdasarkan kategorinya.4
(Sumber : Buku Survey of Instructional Development Model)
Berdasarkan pada kajian yang menerangkan tentang kajian
taksonomi model penelitian pengembangan, dapat disimpulkan bahwa
pada penelitian kali ini, akan berorientasi pada pengembangan
berorientasi pada produk pembelajaran yaitu berupa instrument
evaluasi program pembelajaran yang nantinya diharapan dapat
digunakan untuk mengevaluasi program pembelajaran online.
4 Kent Gustafon & Robert Branch. Survey of Instructional Development Model. (4th ed). (New York : ERIC. 2002). Hlm.34
29
3. Model Pengembangan Instrumen
Sudah tidak asing lagi bahwa dalam hal proses penelitian
maupun proses evaluasi menggunakan sebuah instrument untuk
mengumpulkan data -data yang hendak diperoleh, maka dari itu
diperlukan instrument yang sesuai dengan data yang hendak diperoleh
dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam proses mengembangkan
instrumen, baik itu untuk instrument penelitian maupun instrument
evaluasi ada model-model khusus yang dapat dijadikan acuan
langkah-langkahnya, namun pada kesempatan kali ini, karena fokus
penelitian merupakan instrument evaluasi, maka berikut ini merupakan
beberapa model pengembangan instrument evaluasi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli :
a. Sumadi Suryabrata
Ahli pertama merupakan langkah Pengembangan
instrumen yang dipaparkan oleh Sumadi Suryabrata meliputi
delapan langkah, diantaranya ialah 5 :
(1) Pengembangan spesifikasi alat ukur,
5 Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis (Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, 1998), h.253
30
Langkah pertama dalam pengembangan metode ini
ialah mengembangkan spesifikasi alat ukur dalam
instrumen yang akan dikembangkan yaitu menentukan
komponen-komponen mana yang akan diukur secara
spesifik oleh evaluator.
(2) Penulisan pernyataan atau pertanyaan
Selanjutnya langkah kedua masuk pada langkah
perumusan pernyataan atau pertanyaan yang yang
dirumuskan dengan menyesuaikan model skala dalam
instrumen serta komponen variable evaluasi yang telah
ditentukan
(3) Penelaah pertanyaan atau pernyataan
Setelah membuat rumusan pernyataan atau
pertanyaan tentang hal-hal apa yang ingin dievaluasi,
maka selanjutnya dilakukan penelaahan. Penelaah ini
secara spesifik ditulis menjadi butir-butir pertanyaan
instrumen yang telah melalui proses validasi.
(4) Perakitan instrument (untuk uji coba)
Setelah mendapatkan butir-butir pertanyaan
instrumen yang valid, kemudian instrumen disusun untuk
dilakukan uji coba kepada para responden instrumen
yang telah ditentukan.
31
(5) Analisis hasil uji coba
Setelah diadakannya uji coba instrument, kemudian
data yang diperoleh dari hasil uji coba akan dijadikan
acuan untuk kelayakan instrumen.
(6) Seleksi dan perakitan instrument
Pada tahap ini, instrument yang telahiidiujicoba dan
telah mendapatkan revisi, akan diseleksi untuk nantinya
disahkan menjadi instrument final.
(7) Administrasi instrument (bentuk akhir)
Pada tahapan akhir pengembangan instrument, butir-
butir Instrument yang sudah finaliidiadministrasikan agar
siap digunakan untuk mengevaluasi sesuai tujuan dan
subyek evaluasinya.
32
b. Norman G. Grondlund
Selanjutnya, metode pengembangan instrumen yang
sering digunakan menjadi acuan khususnya dalam dunia
pendidikan ialah oleh Norman E. Grondlund (1985) dalam arifin
juga memaparkan langkah-langkah pengembangan instrumen
sebagai berikut :6
(1) Menentukan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ditentukan untuk mengetahui
maksud dari penelitian tersebut, apakahiinanti akan
digunakan untuk evaluasi sumatif, formatif, seleksi,
penempatan, diagnostik, dan sebagainya.
(2) Mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar
Setiap pembelajaraniiiharuslah secara pasti
merumuskan kompetensi yang nantinya akan dimiliki
oleh pemelajar, dari rumusan kompetensi ini nantinya
juga akan menjadi acuan dalam pengembangan
instrumen, kemudian dari kompetesi akan dijadikan
dasar juga untuk menentukan hasil belajar yang juga
6 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya, 2009), hal 91-102
33
berdasarkan pada tiga ranah belajar Bloom Taxonomy
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
(3) Menysun kisi-kisi
Penyusunan kisi-kisi haruslahiiisecara spesifik,
karena nantinya dari kisi-kisi ini akan menentukaniiibutir-
butir instrumen soal. Dalam menyusun kisi-kisi, Zaenal
Arifin mengemukakan prasyarat untuk menyusunnya,
yaitu :7
a) Representatif, yaitu kisi-kisi harus mewakili
atas apa dari isi kurikulum sebagai acuan
untuk menilai.
b) Komponen-komponennya harus jelas, terurai
dan mudah dipahami.
c) Soal dapat dibuat sesuai indikator dan bentuk
soal yang ditetapkan
(4) Mengembangkan draf instrument
Yang dimaksud dalam tahap ini ialah mencoba untuk
merumuskan soal instrumen dengan memperhatikan
kaidah-kaidah bahasa yang efektif serta sesuai dengan
kisi-kisi yang telah dirumuskan.
7 Ibid, h.93
34
(5) Ujicoba dan analisis soal
Ujicoba dilakukan dalam lingkup skala yang lebih
kecil, dari ujicoba tersebut, nantinya akan menghasilkan
informasi tentang instrumen tersebut. Dari informasi
tersebut nantinya akan dijadikan acuan untuk mengubah,
mengurangi, menyeleksi, atau memperbaikiiiidari soal-
soal yang telah diujicoba.
(6) Merevisi dan merakit soal baru
Revisi soal dilakukan ketika ada butir soal yang belum
valid, ketikaiiisemua soal yang telah diujicoba dan direvisi
telah memenuhi kriteria valid, maka soal sudah dapat
dipertimbangkan kelayakannya.
c. M. Atwi Suparman
Lalu selanjutnya metode yang juga sering digunakan
dalam dunia pendidikan yang dikemukakan oleh Atwi
Suparman. Atwi mengungkapkan model pengembangan
instrument dengan langkah-langkah sebagai berikut :8
8 Atwi Suparman, Desain Instruksional (Jakarta : Universitas Terbuka), h.186
35
(1) Menentukan maksud tes
Sama seperti model sebelumnya, bahwa maksud tes
ini dimaksudkan untuk apa, apakah untuk evaluasi
formatif atau sumatif, apakah untuk seleksi, apakah
untuk diagnose dan lain sebagainya.
(2) Menyusun tabel spesifikasi
Tabel spesifikasi ataupun bisa juga disebut dengan
tabel kisi-kisi yang memuat kompetensi apa yang inigin
diukur, bobot, presentase tes, jumlah butir tes dan lain
sebagainya.
(3) Menulis butir tes
Penyusunan butir-butir pertanyaan tes dilakukan
setelah perumusan kisi-kisi yang nantinya akan
dikonversi menjadi butir pertanyaan tes.
(4) Merakit tes
Setelah butir-butir pertanyaan tes ditulis secara
lengkap, kemudian disusun juga menyesuaikan kisi-kisi
menjadi instrumen tes.
(5) Menulis petunjuk
Dalam instrumen, dijelaskan juga mengenai petunjuk
pengerjaan untuk mempermudah pemelajar dalam
mengerjakan tes.
36
(6) Menulis kunci jawaban
Pengembang instrumen tes baiknya juga sudah
memiliki kunci jawaban atas butir pertanyaan-pertanyaan
instrumen tes, juga didalamnya menyangkut tentang tata
cara penilaian tes serta kriteria peniliaian dari hasil tes.
(7) Mengujicobakan tes
Uji coba tes dilakukan untuk mengetahui kesesuaian,
kualitas, kejelasan, validitas, reliabilitas dari butir
instrumen pertanyaan tes.
(8) Menganalisis hasil ujicoba
Dari hasil ujicoba maka akan dikeketahui, mana soal
yang akan direvisi berdasarkan kualitas, kesesuaian,
kejelasan, validitas, dan reliabilitas dari butir instrumen
pertanyaan tes
(9) Merevisi Tes
Informasi dari hasil analisis hasil ujicoba kemudian
dijadikan rujukan untuk merevisi butir instrumen tes.
37
d. Suharsimi Arikunto dan Cepi S. Jabbar
Ahli evaluasi lain yaitu Suharsimi Arikunto dan Cepi S.
Jabar juga memaparkan teori pengembangan instrument
evaluasi program, tahapannya sebagai berikut :9
(1) Mengidentifikasi komponen program, indikator, sumber
data, metode pengumpulan data dan jenis instrumen
yang digunakan.
Sebelum merumuskan evaluasi hal yang tidak
bisa dilepaskan ialah tentang komponen-komponen apa
saja yang ada didalam program yang nantinya akan
dievaluasi oleh evaluator. Dari komponen-komponen
yang terdapat pada program tersebut nantinya akan
dirinci lebih jauh menjadi subkomponen, dari sub
komponen mengerucut pada indikator, dari indikator
mengerucut lagi menjadi sub-indikator yang nantinya
akan menjadi butir pertanyaan instrumen. Setelah itu
juga tak lupa untuk menentukan siapakah yang akan
menjadi sumber data yang akan menggunakan
instrumen ini, kemudian, jenis instrumen apa yang akan
9 Suharsimi Arikunto & Cepi S. Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teori Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h.92-97
38
digunakan untuk memenuhi proses pengumpulan
datanya.
(2) Membuat kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber data,
dan instrumen.
Kisi-kisi instrumen disini merupakan lanjutan dan
saling berkaitan dengan komponen, sub komponen,
indikator, sub indikator dan jenis instrumen yang akan
digunakan. Dengan adanya kisi-kisi ini nantinya akan
menjadi acuan perencanaan evaluasi yang berkaitan
tentang objek yang ingin dievaluasi. Kisi-kisi disini juga
nantinya akan menentukan butir-butir pertanyaan
instrumen yang diesuaikan dengan sumber data, dan
jenis instrumen yang akan digunakan. Tiap kisi-kisi yang
dihasilkan nantinya akan menjadi landasan acuan dalam
pengembangan instrumen.
(3) Menyusun butir-butir instrumen.
Penyusunan butir instrumen tidak lepas dari kisi-
kisi yang mengacu pada sub indikator yang ingin
dievaluasi serta jumlah soalnya pun bergantung pada
variabelnya.
39
(4) Menyusun kriteria penilaian.
Kriteria bisa disebut juga sebagai patokan atau
batas sesuatu yang diukur. Dengan adanya kriteria
penilaian, maka kredibilitas instrumen nantinya dapat
dipertanggungjawabkan. Menurut Suharsimi dan
Arikunto, kriteria penilaian ada yang disebut juga dengan
kriteria kuantitatif10, selain itu juga terdapat kriteria
peniliaian lain yang diungkapkan oleh Peter Airasian dan
Michael Russel yaitu kriteria penilaian rubrik11.
1. Kriteria Kuantitatif
Kriteria Kuantitatif sendiri dibedakan
menjadi dua, yaitu (a) Kriteria tanpa
pertimbangan dan (b) Kriteria dengan
pertimbangan.
a) Kriteria Kuantitatif tanpa Pertimbangan
Kriteria yang disusun dengan
memperhatikan rentangan bilangan apa-
10 ibid. h.34-37 11 Peter. W. Airasian & Michael K. Russel, Classroom Assesment : Concepts and Applications (New York : Mc Graw-Hill, 2007), h.223
40
apa yang dilakukan dengan membagi
rentangan bilangan.
Contoh :
Suatu proses pencapaian prestasi
pembelajaran yang diharapkan ditentunkan
dengan presentase 100%. Jika evaluator
menentukan lima pengkategorian, antara
1% dengan 100% dibagai rata sehingga
maka hasil kategorinya adalah sebagai
berikut :
- Nilai 5 (Baik Sekali), jika mencapai 81%
- 100%
- Nilai 4 (Baik), jika mencapai 61% - 80%
- Nilai 3 (Cukup), jiika mencapai 41% -
60%
- Nilai 2 (Kurang), jika mencapai 21% -
40%
- Nilai 1 (Kurang Sekali), jika mencapai
<21%
41
b) Kriteria Kuantitatif dengan Pertimbangan
Kriteria yang disusun karena ada
pertimbangan pembagian kategori, dimana
pada setiap kategori itu harus ada unsur
yang harus dipenuhi.
Contoh : Menentukan nilai akademik
di perguruan tinggi untuk menentukan nilai
dengan huruf A, B, C, D, dan E. Penentuan
nilai pada masing-masing huruf mengacu
pada peraturan akademik berdasarkan
besarnya presentase pencapaian tujuan
belajar sebagai berikut:
- Nilai A : rentangan 80% - 100%
- Nilai B : rentangan 66% - 79%
- Nilai C : rentangan 56% - 65%
- Nilai D : rentangan 40% - 55%
- Nilai E : <40%
Dari pengkategorian nilai-nilai tersebut
dapat disimpulkan bahwa rentangan di dalam
setuap kategori tidak sama, demikian juga
jarak antaran kategori yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini dibuat karena adanya
42
pertimbangan tertentu berdasarkan sudut
pandang dan pertimbangan evaluator.
2. Kriteria Penilaian Rubrik
Rubrik merupakan suatu panduan
kriteria penilaian yang digunakan dalam proses
pembelajaran atau bisa juga digunakan dalam
proses evaluasi. Didalam suatu rubrik, terdapat
seperangkat penialaian yang digunkana untuk
menilai suatu komponen atau indikator tertentu
oleh individu maupun kelompok, serta
menyertakan dengan detail hirarki
penilaiannya.
Adapun manfaat rubrik menurut Stevens
dan Levi12 diantaranya ialah :
• Dengan rubrik, dapat memberikan
umpan balik yang cepat dan akurat
• Rubrik dapat dijadikan pedoman
penilaian yang objektif dengan kriteria
yang jelas.
12 Danielle Stevens & Antonia Levi. (2005). Introduction to Rubrics : an Assesment Tools to Save Grading Time, Convey Effective Feedback and Promote Student Learning.(Virginia : Stylus Publishing). h.28
43
• Rubrik dapat meningkatkan berpikir
kritis
• Rubrik dapat menjadi instrumen refleksi
yang efektif dari proses pembelajaran
yang berlangsung
Adapun langkah-langkah menyusun
rubrik menurut Airasian & Russel 13 adalah
sebagai berikut :
1) Select a process or product to be taught 2) State performance for the process for
the rubric 3) Decide on the number of scoring levels
for the rubric, usually three to five 4) State description of performance criteria
at the highest level of performance 5) State description of performance criteria
at the remaining scoring levels 6) Compare each performance level 7) Select the scoring level closest to a
actual performance proses or product 8) Grading
13 Peter W. Airasian & Michael K. Russel, (2008). Classroon Assesment : Concepts and Applications. (New York : Mc Graw Hill) h. 227
44
Langkah pertama adalah memilih
proses atau produk yang akan menjadi
fokus evaluasi. Dalam hal ini yang menjadi
fokus evaluasi ialah komponen program
yang akan dievaluasi.
Lalu pada langkah kedua adalah
melakukan perumusan terhadap kriteria
dari komponen yang akan dievaluasi.
Perumusan mengacu pada sub indikator
masing-masing komponen program yang
telah ditetapkan.
Selanjutnya langkah ketiga yaitu
menentukan rentang skor yang akan
dikembangkan pada rubrik. Rentang skor
ini juga dimaksudkan sebagai grade
peniliaian yang juga sesuai dengan skala
pada instrumen.
Selanjutnya langkah keempat yaitu
merumuskan deskripsi untuk kriteria
penilaian pada skor tertinggi atau terbaik.
45
Selanjutnya yaitu merumuskan
deskripsi untuk kriteria peniliaian dari sisa
penilaian. Rumusan deskripsi dari kedua
tertinggi sampai terendah.
Setelah dilakukan peninjauan ulang
pada setiap kriteria agar memastikan ada
hirarki yang jelas disetiap kriteria penilaian.
Lalu selanjutnya langkah yang terakhir yaitu
melakukan proses penilaian dengan
instrumen.
(5) Menyusun Pedoman Pengerjaan
Untuk melengkapi instrumen, selanjutnya pada tahap
terakhir perlu dilakukan penyusunan pedoman
pengerjaan. Pedoman pengerjaan ini menjadi penting
karena nantinya akan berisi tentang penjelasan singkat
tentang instrument, tujuan digunakannya instrumen untuk
evaluasi sebuah program, kemudian perihal responden,
dan penjelasan cara mengisi instrumennya.
Dari beberapa penjelasan mengenai metode-metode
pengembangan instrumen yang telah disebutkan diatas
dapat disimpulkan dengan beberapa persamaan dengan
46
perbedaannya. Pada persamaannya bahwa keempat
metode tersebut nantinya digunkan untuk menghasilkan
produk sebuah instrument evaluasi dalam bidang
pendidikan.
Berdasarkan dari perbedaannya bahwa pada metode
pertama sampai dengan ketiga yang diungkapkan oleh
Sumadi Suryabrata, Norman, dan Atwi suparman, lebih
menunjukkan pada evaluasi hasil belajar karena lebih
berkaitan dengan tes, sedangkan untuk metode
pengembangan instrument yang diungkapkan oleh
Suharsimi Arikunto dan Cepi S. Jabar lebih luas
cakupannya dan bisa diimplementasikan pada evaluasi
program, walaupun langkah-langkah yang diungkapkan
lebih singkat.
Dari pemaparan penjelasan metode pengembangan tersebut,
pengembang memutuskan untuk menggunakan metode yang
diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi S. Jabar sebagai
acuan metode dalam penelitian pengembangan kali ini.
47
B. Kajian Instrumen Evaluasi Program
1. Hakikat Instrumen
Dalam sebuah pelaksanaan proses pembelajaran, tentunya
harus ada sebuah data yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui
tentang keefektivitasan, keberhasilan, masukan strategi dan metode
belajar, reaksi pemelajar terhadap pembelajaran, dan lain sebagainya.
Banyak yang perlu, diukur, dinilai, dan dievaluasi oleh penyelenggara
pendidikan tentang pembelajaran yang sedang atau sesudah
pembelajaran berlangsung. informasi ini yang kemudian nanti menjadi
data rujukan dalam pelaksanaan program pembelajaran kedepannya.
Tentunya dalam mengumpulkan informasi yang kemudian diolah
menjadi data tersebut membutuhkan instrumen yang harus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyelenggara atau
evaluator.
Sebelum membahas instrumen lebih jauh, berikut ini
merupakan pembahasan hakikat instrumen. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, “Instrumen adalah alat yang dipakai untuk
mengerjakan sesuatu.”14 Dari definisi tersebut, disebutkan bahwa
instrumen ini lebih mencangkup secara umum dan luas. Dari definisi
14 Surbi Apolo Daryanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : PT. Balai Pustaka Jakarta, 2003) h. 700
48
tersebut, ungkapan yang dimaksud untuk alat instrumen ini masih
umum, sedangkan pada penelitian ini lebih spesifik bahwa instrumen
yang digunakan merupakan alat untuk mengevaluasi sebuah proses
pelaksanaan program pembelajaran.
Para ahli lain juga mendefinisikan instrumen, menurut Purwanto
bahwa instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
dalam rangka pengumpulan data.15 Pada penjabaran definisi tersebut,
instrumen sudah dijelaskan secara spesifik penggunaanya yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang kemudian nantinya
diolah menjadi data-data yang dibutuhkan. Selanjutnya dipaparkan
lebih lanjut secara spesifik oleh Djaali & Mulyono tentang instrumen
adalah suatu alat yang dipakai untuk memenuhi persyaratan
akademis, yang digunakan untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variable.16 Pada definisi tersebut
sudah dijelaskan tentang penggunaan instrumen dalam ranah
akademik yang digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data
tentang suatu variabel.
Berdasarkan pemaparan ketiga definisi diatas terdapat
kesaamaan dan perbedaan yang dapat dicermati, persamaan dalam
15 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008) h.56 16 Djaali & Mulyono, Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan (Jakarta : Grasindo, 2008) h.59
49
penjabaran definisi diatas terkait dengan instrumen bahwa instrumen
merupakan sebuah alat, sebuah perangkat atau tools yang memang
sengaja dibuat dan dikembangkan sedemikian rupa untuk membantu
pekerjaan.
Dilihat dari segi perbedaan yang disebutkan dalam definisi
tersebut ialah terkait tentang spesifikasi peruntukan instrument.
Definisi pertama menurut KBBI masih menyebutkan instrumen secara
umum sebagai alat bantu untuk memudahkan pekerjaan, yang mana
definisi ini sangat luas cakupannya pekerjaannya, namun pada definisi
kedua, menurut Purwanto sudah mulai berfokus pada instrumen
adalah sebuah alat ukur, untuk pengumpulan data, yang implikasinya
dari instrumen yang telah dikembangkan nanti akan dapat membantu
mengumpulkan data sesuai dengan kebutuhan. Lanjut pada definisi
ketiga sudah sangat focus sekali disini dijelaskan bahwa peruntukkan
instrumen digunakan dalam segala macam ranah akademik, sebagai
alat ukur untuk mengukur suatu objek tertentu atau mencari tau data
sebuah variable.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Instrumen merupakan sebuah
alat ukur untuk membantu pekerjaan (dalam hal ini ranah akademik)
untuk mengumpulkan suatu data atau suatu variabel tertentu yang
nantinya akan menjadi sebuah rujukan untuk kepentingan selanjutnya.
50
2. Hakikat Evaluasi
Ketika sedang atau sesudah menjalankan suatu kegiatan,
program, dan lain sebagainya. Sebagai penyelenggara maupun
peserta yang turut andil dalam kegiatan atau program tersebut, hampir
secara pasti akan dilakukan dan diikutsertakan dalam proses evaluasi.
Proses evaluasi menjadi unsur yang tidak dapat dipisahkan untuk
mengetahui keberhasilan dan keefektifitasan suatu kegiatan atau
program, maka dari itu, evaluasi menjadi proses yang wajib dilakukan.
Sebelum membahas lebih lanjut, ada beberapa definisi yang
diungkapkan oleh para ahli evaluasi khusunnya dibidang pendidikan.
Definisi pertama diungkapkan oleh Stufflebeam dan Shinkfield (1985:
159) dikutip oleh widoyoko17 menyatakan bahwa :
“Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing descriptive and judgmental information about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation, and impact in order to guide decision making, serve needs, for accountability, and promote an understanding of involved phenomena.”
Definisi evaluasi terserbut berfokus bahwa evaluasi merupakan
kegiatan untuk menyediakan informasi, yang mana informasi tersebut
nantinya akan dijadikan sebagai rujukan dalam mempertimbangkan
17 Putro Eko Widyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Cetakan ke IV, 2012) h.3
51
dalam menentukan keputusan harga dan jasa (worth and merit) dari
tujuan, desain, implementasi dan dampaknya.
Definisi evaluasi selanjutnya diungkapkan oleh Cross yang
dikutip oleh Sukardi, menyatakan bahwa :18 “
Evaluation is process that determines the extent to which objectives have been achieved.”
Dalam pernyataan definisi tersebut dimaksudkan bahwa evaluasi
sangat berkaitan langsung tentang tujuan-tujuan apa yang telah
dicapai, hal ini juga berkait dan dengan pelaksaan suatu kegiatan atau
suatu program yang mana dalam setiap kegiatan atau program
tersebut tentunya mempunyai tujuan-tujuan yang harus dicapai.
Kemudian, definisi ketiga diungkapan oleh Malcolm dan Marvus,
pencetus Disperancy Evaluation (1971) yang dikutip Tayibnapis
menyatakan bahwa “evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada
dengan suatu standar untuk mengetahui apakah ada selisih.”19
Berdasarrkan ketiga definisi diatas terdapat kesamaan dan
perbedaan terkait dengan Evaluasi, dilihat dari segi persamaannya
bahwa dari ketiga definisi tersebut sama sama menyebutkan evaluasi
sebagai suatu sebuah proses yang dimaksudkan untuk
18 Sukardi, Evaluasi Pendidikan : Prinsip dan Operasionalnya (Jakarta : Bumi Aksara, 2008) h.1 19 Farida S. Tayibnapis, Evaluasi Program (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000) h.3
52
mengumpulkan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan
atau program.
Sedangkan dari segi perbedaannya, masing-masing definisi
mempunyai titik fokus masing-masing, definisi pertama yang
diungkapkan oleh Stufflebeam menitikberatkan pada evaluasi sebagai
proses penyediaan informasi yang nantinya akan dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kemudian, pada definisi
kedua yang diungkapkan oleh Cross mentikberatkan pada evaluasi
sebagai proses untuk melihat kesesuaian antara tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan, dengan diadakannya evaluasi, nantinya akan
memberikan gambaran tentang pencapaian dari tujuan-tujuan
tersebut. Selanjutnya yang ketiga, definisi yang diungkapkan oleh
Malcolm dan Marvus memfokuskan pada perbedaan yang terjadi
sebelum dilakukannya suatu kegiatan/program dan perbedaan setelah
pelaksanaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan sebuah
proses untuk mengumpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan,
dimana dalam informasi tersebut ada pencapaian atau perbedaan
sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan/program yang nantinya
dari informasi tersebut dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan
selanjutnya.
53
3. Hakikat Program
Salah satu sasaran evaluasi secara mikro yang berkaitan
dengan ranah akademik ialah program pembelajaran yang
dilaksanakan pada suatu periode kalender akademik. Program
pembelajaran menjadi salah satu sasaran evaluasi karena
cakupannya sangat vital dalam hal menentukan efektivitas dan
pelaksanaan yang harus dikontrol dan dievaluasi agar dapat berjalan
dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi yang terus
menerus dilakukan secara berkesinambungan agar program
pembelajaran yang dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
Secara lebih lanjut, banyak ahli pembelajaran yang
mendefinisikan tentang program itu sendiri, Sanders dan Chair (1994)
menyebutkan dalam bukunya The Program Evaluation Standards :
How to Asses Evaluations of Educational Program, mendefinisikan
program bahwa :20 “Program is Educational activities that provided on
a continuing basis.” Dalam definisi tersebut dimaksudkan bahwa
program merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan secara
berkelanjutan, misalnya saja kegiatan membaca sekolah, program
20 James R. Sanders, & Chair, The Program Evaluation Standards : How to Asses Evaluations of Educational Programs, 2nd Ed (California : SAGE Publications, Inc, 1994) h.3
54
pelatihan industri atau militer, program pendidikan kesehatan dan lain
sebagainya. Disebutkan juga dalam bukunya beda antara program
dan proyek, proyek lebih berkaitan dengan batas waktu misalnya
workshop selama tiga hari tentang desain instruksional, satu tahun
proyek inovasi perusahaan, dua tahun proyek pembangunan jalan,
dan sebagainya.
Suharsimi dalam buku lain yang dikutip oleh widoyoko
mendefinisikan program sebagai suatu kegiatan yang direncanakan
dengan seksama.21 Dari definisi tersebut, sebuah program haruslah
sudah terencana dengan baik dan sudah dipikirkan dengan matang-
matang secara detilnya pelaksanaan program tersebut seperti apa. hal
ini dimaksudkan agar dalam proses pelaksanaannya dapat
memnimilasir terjadinya miskonsepsi dan supaya program dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Definisi ketiga dinyatakan oleh Farida Yusuf Tayibnapis yang
juga dikutip oleh widoyoko menyebutkan bahwa Program sebagai
segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan
mendatangkan hasil atau pengaruh.22 Dari definisi tersebut,
diungkapkan program sebagai sarana yang dapat berimplikasi
21 Op.Cit, Putro Eko Widiyoko h.8 22 Ibid.
55
nantinya dapat menciptakan perubahan, hasil, atau pengaruh,
fokusnya pada orientasi hasil nyata dari program tersebut.
Berdasarkan ketiga definisi tersebut terdapat persamaan dan
perbedaannya, dilihat dari persamaannya bahwa ketiga definisi
tersebut memiliki fokus yang sama bahwa program merupakan suatu
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan jika dilihat dari perbedaannya, ketiga definisi tersebut
mempunyai fokus masing-masing. Pada definisi pertama
menitikberatkan pada waktu pelaksanaan bahwa program itu
berlangsung secara berkelanjutan, sedangkan pada definisi kedua
menitikberatkan pada perencanaan yang detil atau seksama,
kemudian pada definisi yang ketiga menitikberatkan pada hasil yang
akan didatangkan setelah program itu berlangsung.
4. Hakikat Evaluasi Program
Jika dikembangkan lebih lanjut, evaluasi dan program dapat
dijabarkan menjadi definisi kembali, karena keduanya saling dapat
dikaitkan, beberapa ahli evaluasi pun telah mengungungkapan
definisinya masing-masing. Definisi pertama diungkapkan menurut
56
Joint Committee on Standards for Educational Evaluation (1981:12)
yang menyatakan bahwa
program evaluation that assess educational activities which provide service on a continuing basis and often involve curricular offerings.”23
Dari definisi tersebut, menjelaskan bahwa evaluasi program
merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui keberhasilan dan efektifitas dari program yang dijalankan
secara berkelanjutan.
Menurut Sukardi, evaluasi program merupakan salah satu hasil
kebijakan yang penetapannya melalui proses panjang dan disepakati
oleh pengelolanya untuk dilaksanakan baik oleh civitas akademika
maupun lembaga administrasi tenaga diklat.24 Dari definisi tersebut
menyatakan bahwa evaluasi program merupakan produk kebijakan
oleh para pemangku kepentingan yang akan direalisasikan dalam hal
ini juga termasuk dalam ranah akademik, atau lembaga adminstrasi.
Kemudian pada definisi yang ketiga, dinyatakan oleh widoyoko
dalam bukunya bahwa :
“Evaluasi program merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, medeskripsikan, dan menginterpretasikan dan menyajikan informasi tentang
23 Op.Cit, Eko P. Widiyoko, h.9 24 Op.Cit, Suharsimi, h.4
57
implementasi rancangan program pembelajaran yang telah disusun oleh guru untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya”25
Dari definisi tersebut dijelaskan secara lengkap bahwa evaluasi
program sebagai sebuah proses yang tidak dapat dipisahkan dari
pembelajaran yang mana didalamnya terdapat banyak komponen
untuk mengumpulkan informasi yang nantinya akan dijadikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan selanjutnya.
Pemaparan ketiga definisi tersebut mempunyai titik fokus
masing-masing, pada definisi pertama, lebih menitikberatkan bahwa
evaluasi program merupakan suatu rangkaian kegiatan khususnya
dalam hal ini pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan dan keefetivitasannya. Pemaparan definisi ini berkaitan
dengan pemaparan pada definisi kedua, bahwasanya menurut
pengembangan rangkaian kegiatan yang dilakukan ini nantinya akan
menghasilkan sebuah kebijakan, yang mana pada kebijakan
merupakan implikasi dari evaluasi program itu sendiri. Kemudian
secara lebih spesifik lagi dijelaskan dalam definisi ketiga, yakni setelah
melakukan suatu rangkaian kegiatan evaluasi, kemudian
menghasilkan suatu kebijakan dari hasil evaluasi program, semuanya
haruslah diiringi dengan suatu proses yang sistematis dan
25 Op.Cit, Eko. P. Widiyoko h.10
58
berkelanjutan, agar implikasi dari evaluasi program tersebut benar-
benar bermanfaat, efetif, efisien, dan kedepannya menjadi lebih baik.
C. Kajian Pembelajaran Online
1. Hakikat Pembelajaran Online
Pesatnya perkembangan di dunia teknologi, hal ini juga
berdampak dalam hal metode dan strategi pembelajaran yang
kebanyakan dewasa ini sudah banyak yang berintegrasi dengan
pembelajaran online. Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari
penggunaan metode dan strategi pembelajaran online ini menjadi
salah satu pertimbangan dalam hal penggunaannya. Seiring dengan
perkembangannya, saat ini sudah banyak para ahli yang memiliki
definisi-definisi tersendiri terkait dengan pembelajaran online.
Menurut Dabbagh dan Bannan-Ritland, 2005 yang dikutip oleh
Prawiradilaga mendefinisikan pembelajaran online bahwa : 26
“an open and distributed learning environment that uses pedagogical approach, enabled by internet and Web-based technologies, to facilitate learning and knowledge building through meaningful action and interaction.”
26 Dewi S. Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2012) h.272
59
Dari definisi tersebut menyatakan bahwa pembelajaran online
dilakukan pada jaringan global yang membentuk sebuah lingkungan
belajar, dalam pelaksanaan pembelajaran online tersebut juga
dimaksudkan untuk memfasilitasi belajar dan membangun
pengetahuan serta interaksi menjadi hal yang lebih bermakna.
Kemudian, definisi pembelajaran online dinyatakan oleh Khan bahwa :
“Online learning instruction as an innovative approach for delivering instruction to a remote audience, using the Web as the medium”27
Dari definisi tersebut menjelaskan bahwa ada banyak berbagai cara
menyampaikan pembelajaran kepada peserta didik yang terpisah
dengan jarak secara inovatif salah satunya dengan pembelajaran
melalui web. Sedangkan Menurut Carliner, mendefinisikan
pembelajaran online bahwa :
“Online learning as educational material that is presented on a computer”28.
Dari definisi tersebut menyatakan bahwa pembelajaran online
merupakan segala sesuatu yang menampilkan materinya lewat media
computer.
27 Khan, Web Based Instruction : What is it and Why is it, In B.H Khan (Ed) Web-based Instruction (New Jersey : Englewoods Cliffs, 1997) h.5 28 Carliner, Overview of Online Learning (Amherst, MA : HRD Press 1999) h.44
60
Berdasarkan ketiga definisi tersebut, terdapat persamaan dan
perbedaan,jika dilihat dari persamaannya bahwa dari ketiga definisi
tersebut sama-sama menyatakan bahwa pembelajaran online
merupakan pembelajaran yang dalam menyampaikan materinya lewat
media komputer dan web. Sedangkan pada perbedaannya, definisi
pertama menitikberatkan definisinya pada penggunaan pembelajaran
online yang menggunakan jaringan global dalam meningkatkan
interaksi dalam membangun pengetahuan. Kemudian pada definisi
kedua lebih menitikberatkan bahwa pembelajaran online sebagai salah
satu cara yang inovatif dalam menyampaikan pembalajaran kepada
pemelajar yang terpisah jarak. Lalu yang terakhir pada definisi ketiga
mentikberatkan bahwa pembelajaran online digunakan untuk
menampilkan materinya lewat media computer.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran online merupakan
sebuah cara inovatif dalam hal menyampaikan pembelajaran yang
terintegrasi dengan jaringan internet lewat media computer salah
satunya adalah untuk mengatasi masalah jarak dan waktu, karena
dengan pembelajaran online, pemelajar bisa mengaksesnya secara
fleksibel.
61
2. Komponen Pembelajaran Online
Menurut Badrul Khan yang dikutip oleh Prawiradilaga dalam
bukunya Mozaik Teknologi Pendidikan : E-Learning, menjelaskan
bahwa e-learning terdiri dari beberapa unsur yang saling terkait dan
saling berpengaruh antara unsur yang satu dengan unsur yang lain
sebagai suatu system. Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:29
a. Kelembagaan
Kelembagaan ini ditujukan pada representasi
pemangku kepentingan atau penyelenggara program
pembelajaran. Biasanya dalam kelembagaan ini
mengurusi tentang adminstrasi, akademik,
perencanaan, penganggaran, implementasi, evaluasi,
monitoring, dan lain-lain
b. Sistem Pengelolaan
Dapat juga disebut dengan proses manajerial dari
Lembaga atau pemangku kepentingan untuk
mengelola program pembelajaran.
29 Dewi S. Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan : e-Learning, (Jakarta : Kencana, 2013) Cetakan 1. h.34-36
62
c. Sistem Pembelajaran (Pedagogi)
Mengacu pada proses pengajaran dan
pembelajaran, yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran, media yang
digunakan, penilaian hasil belajar, dan lain-lain.
d. Teknologi yang digunakan
Menyangkut pada infrastruktur yang akan atau
sudah dipersiapkan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran, dalam hal ini yaitu teknologi yang
digunakan untuk menyelenggaran program
pembelajaran e-Learning atau online. Adapun
insfrastruktur yang akan atau sudah dipersiapkan
diantaranya ialah hardaware, software, jaringan dan
dukungan lainnya.
e. Sistem Evaluasi
Mengacu pada tingkat keberhasilan
penyelenggaraan e-Learning yang dapat diukur, hal
ini meliputi tentang evaluasi hasil pembelajaran
maupun evaluasi program penyelenggaraan dari e-
learning itu sendiri secara keseluruhan.
63
f. Tampilan antarmuka
Hal ini mengacu pada tampilan antarmuka
program pembelajaran apabila menggunakan sebuah
perangkat dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
Tampilan antarmuka ini menyangkut seperti
navigasi, learning object, user friendly, interaktivitas,
dan lain-lain.
g. Layanan bantuan / sumber daya
Hal ini mengacu pada aspek-aspek yang
pemelajar dalam proses pembelajaran online seperti
konseling, dukungan teknis, ketersediaan sumber
belajar, dan lain-lain
h. Etika
Berkaitan dengan keberagaman latar belakang
sosial dan budaya, keberagaman peserta didik,
kebijakan yang sesuai dengan norma-norma yang
berlaku
64
Gambar 2.2
Komponen e-Learning sebagai Suatu Sistem Pembelajaran Berbantuan Teknologi Elektronik.
65
Tabel 2.1
Komponen , Sub-komponen & Indikator Program Pembelajaran Online oleh Badrul Khan30
Komponen Sub-komponen Indikator
Kelembagaan - Adminsitrasi - Analisis Kebutuhan
- Kesiapan - Organisasi dan
Perubahan - Pembiayaan dan
ROI - Kemitraan - Keuangan
- Registrasi - Layanan IT - Desain
Pembelajaran dan Media
- Akademik - Akreditasi - Kebijakan - Kualitas
Pembelajaran
- Dukungan Fakultas
- Jumlah kelas - Kepemilikan
insfrastruktur
- Layanan Kemahasiswaan
- Layanan pra-pembelajaran
- Orientasi - Konseling
- Pengembangan kemampuan belajar
- Layanan Perpustakaan
- Layanan dukungan sosial
30 http:BooksToRead.com/framework, diakses pada 5 Mei 2017.
66
Manajemen / Pengelolaan
- P3 (People, Process, Product)
- Proses e-Learning - P3 Model
- Tim Manajemen - Manajer Proyek - Pembiayaan - Peran dan
Tanggungjawab - Staff - Timeline
- Manajemen pengembangan konten e-Learning
- Perencanaan - Desain
- Pengembangan - Implementasi - Evaluasi
- Manajemen lingkungan belajar e-Learning
- Penjadwalan - Monitoring
- Lingkungan pembelajaran
- Keamanan
Sistem pembelajaran
- Analisis Konten - Stabilitas dan dinamika konten
- Analisis Kepantasan konten
- Face to face & Blendend Learning
- Analisis Peserta Didik
- Informasi Demografi
- Informasi Kemampuan dan pengetahuan
- Gaya Belajar - Informasi sikap
dan Motivasi
- Analisis Tujuan - Tujuan pembelajaran
- Analisis Media yang digunakan
- Strategi dan Metode
- Presentasi - Demonstrasi - Drill & Practice - Tutorial
67
- Permainan - Simulasi - Bercerita - Diskusi - Interaksi
- Debat - Kolaborasi - Studi kasus
Teknologi yang digunakan
- Perencanaan infrastruktur
- Kemampuan teknis dan teknologi
- Literasi Digital - Shareable &
Reusable Learning Objects
- Perangkat Keras - Komputer dan komponen pendukung
- Koneksi Internet
- Perangkat Lunak - Learning management systems
- Learning content management systems
- Aplikasi Enterprise
Sistem Evaluasi - Penilaian Pemelajar - Pre-test, Post-test, diagnose
- Proyek individua tau kelompok
- Presentasi - Penugasan - Studi kasus
- Portofolio
- Evaluasi Lingkungan Belajar
- Evaluasi Tim Pengembang
- Evaluasi layanan administrasi
- Evaluasi tim Media dan Pemeliharaan
- Evaluasi Proses - Reviu ahli materi
68
Pengembangan Konten
Tampilan antarmuka - Tampilan Visual - Halaman web dan Desain Web
- Desain Konten
- Navigasi - Aksesibilitas
Layanan Bantuan / Sumberdaya
- Layanan Online - Layanan Konseling - Layanan IT
- Sumberdaya - Sumberdaya online
- Sumberdaya offline
Etika - Etika - Keberagaman budaya dan sosial
- Keberagaman pemelajar
- Etiket
Setelah memaparkan tentang teori yang berkaitan tentang
komponen pemebelajaran online, maka pada pembahasan berikutnya
akan lebih menekankan kepada pembahasan tentang komponen
pembelajaran online yang dipilih dan menjadi rujukan dalam penelitian
pengembangan instrumen evaluasi program pembelajaran online ini.
Adapun komponen yang dipilih yaitu komponen pedagogi dan
komponen interface design, pada pembahasan ini juga sudah masuk
pada tahapan pengembangan pertama yaitu mengidentifikasi
komponen program, indikator, dan sub indikator yang akan dievaluasi.
69
2.1 Identifikasi Teori Komponen
Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian ini
merupakan sebuah instrumen evaluasi program yang nantinya
akan digunakan dalam pelaksanaan program pembelajaran
online yang dilakukan di program studi Teknologi Pendidikan.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam tahapan
pengembangan ini yaitu dengan mengidentifikasi komponen
progam yang nantinya akan dievaluasi. Instrumen ini mengacu
pada konsep teori komponen e-Learning yang dipaparkan oleh
Badrul Khan yang didalamnya terdapat delapan komponen
yang disebutkan. Dari delapan komponen tersebut,
pengembang mencoba mengerucutkan menjadi dua komponen
saja yang nantinya akan dikembangkan sebagai acuan
komponen pengembangan instrumen evaluasi. Kedua
komponen tersebut ialah komponen pedagogical dan
komponen Interface Design. Dalam proses pengembangan
instrumen ini, haruslah didasari oleh definisi konseptual dan dan
definisi operasional agar komponen yang nantinya akan
dikembangkan menjadi butir instrumen dapat secara spesifik
mewakili poin – poin yang akan dievaluasi.
70
2.2 Kajian Konseptual Komponen Pedagogi
Dalam pengkajian definisi konseptual komponen
Pedagogical, pengembang mencoba mengkaji melalui
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli.
Pedagogical sendiri mengacu pada proses pembelajaran, hal ini
berdasarkan pada penjelasan dimensi Pedagogical oleh Badrul
Khan yang didalamnya berfokus pada hal-hal yang berkaitan
dengan analisis konten pembelajaran, analisis peserta didik,
analisis tujuan pembelajaran, analisis media pembelajaran,
maka dari itu dapat disimpulkan dalam komponen Pedagogical
yang dikemukakan oleh badrul khan bisa dikatakan sebagai
komponen pembelajaran yang harus diperhatikan ketika
menyelenggarakan e-Learning dalam hal ini khususnya
pembelajaran online.31 Dari penjelasan awal tersebut, maka
pengembang mengkaji komponen Pedagogical tersebut masuk
kedalam ranah pembelajaran.
Definisi lain yang mengungkapkan penjelasan dari
komponen Pedagogical yand dikutip oleh Prawiradilaga dalam
bukunya Wawasan Teknologi Pendidikan dijelaskan oleh
Dabbagh dan Bannan Ritland bahwa komponen pedagogical
31 Badrul Khan, Managing e-Learning Strategies; Design, Delivery, Implementation and Evaluation. 2005. (USA : Information Sciene Publishing). h.15
71
dalam pembelajaran online merupakan sebuah aktivitas
pembelajaran yang dilakukan dengan lingkungan pembelajaran
terbuka yang didalamnya difasilitasi oleh internet dan berbasis
Website untuk melakukan kegiatan pembelajaran serta interaksi
dalam membangun pengetahuan dan makna dari
pembelajaran.32 Dapat dilihat dalam definisi tersebut adanya
penekanan terkait poin pembelajaran terbuka, difasilitasi
internet dan berbasis web. Ketiga poin tersebut menunjukkan
bahwa penyelenggaraan pembelajaran online dilakukan secara
terbuka maksudnya terbuka untuk beberapa kalangan umur,
serta terbuka dapat diakses menyesuaikan waktu peserta didik,
kemudian semua pembelajaran itu dilakukan melalui medium
berbasis web yang terhubung ke jaringan internet.
Keterkaitan definisi yang diungkapkan oleh Dabbagh dan
Bannan Ritland dengan penjelasan definisi dimensi
Pedagogical dari badrul khan yaitu bahwa dalam
penyelenggaraan pembelajaran online harus dilakukan proses
analisis peserta didik, karena salah satu poinnya
mengungkapkan pembelajaran terbuka,, tak lupa juga dilakukan
analisis konten dan analisis media pembelajaran yang harus
32 Dewi S. Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan (Jakarta : Kencana, 2012) h.272
72
dilakukan karena penyajian materi pembelajaran dilakukan
lewat medium berbasis web.
Definisi lain mengungkapkan bahwa secara gamblang
pembelajaran online sebagai pembelajaran yang materinya
pembelajarannya disajikan dalam sebuah komputer.33
Penekanan pada definisi ini terletak pada poin penyajian
materinya disajikan dalam sebuah komputer. Hal ini
menjelaskan bahwa dalam penyelenggaran pembelajaran
online dilakukan lewat perangkat keras dan perangkat lunak
yang terintegrasi dalam sebuah komputer. Keterkaitan dengan
definisi yang diungkapkan oleh Khan yaitu dalam penyajian
dengan media computer, lagi-lagi perlu ditekankan untuk
dilakukannya analisis media pembelajaran dan analisis konten
apa yang akan disajikan dalam media computer tersebut.
Setelah dijelaskan dalam definisi konseptual dari
komponen pedagogi dalam pembelajaran online, maka
pengembang mencoba untuk merumuskan sintesa definisi
menurut pandangan pengembang dari komponen pedagogi
dalam pembelajaran online ini. “Komponen pedagogi yang
dimaksudkan dalam penelitian ini ialah merupakan komponen
dalam pembelajaran online yang terdapat aktivitas
33 Carliner, Overview of Online Learning (Amherst, MA : HRD Press 1999) h.44
73
pembelajaran yang difasilitasi internet dan berbasis web dimana
dapat diakses melalui perangkat keras berupa komputer
ataupun smartphone, dalam menyelenggarakan pembelajaran
online ini didalamnya dilakukan analisis konten, analisis
peserta didik dan strategi pembelajaran.”
2.3 Definisi Operasional Komponen Pedagogi
Secara lebih operasional, komponen pedagogi yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah komponen dalam
pembelajaran online yang terdapat aktivitas pembelajaran yang
difasilitasi internet dan berbasis web dimana dapat diakses
melalui perangkat keras berupa komputer ataupun smartphone,
dalam menyelenggarakan pembelajaran online ini didalamnya
dilakukan analisis konten, analisis peserta didik dan strategi
pembelajaran.
Lebih spesifik, sub komponen analisis konten merupakan
suatu kegiatan dalam mendesain konten pembelajaran dalam
pembelajaran online. Pada kegiatan analisis konten ini
menyangkut juga indikator-indikator yang meliputi :
a. Perumusan tujuan pembelajaran
b. Chunking materi pembelajaran
c. Learning object
74
d. Penggunaan media pembelajaran
Keempat indikator tersebut akan dinilai oleh mahasiswa
dan ahli pembelajaran untuk mengevaluasi proses
pelaksanaannya dengan menggunakan instrumen kuesioner
untuk mahasiswa dan instrumen observasi untuk ahli
pembelajaran.
Pada sub komponen analisis peserta didik, merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana program untuk
mengiedentifikasi peserta didik yang akan mengikuti proses
pembelajaran online. Adapun indikator yang akan diukur yaitu
meliputi ketepatan melakukan analisis peserta didik. Indikator
tersebut akan dinilai oleh mahasiswa untuk mengevaluasi
proses analisis peserta didik.
Poin terakhir pada sub komponen strategi pembelajaran,
merupakan suatu aspek yang didalamnya terdapat
pertimbangan-pertimbangan dalam menerapkan metode dan
strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam
pembelajaran online. Adapun pertimbangan yang dilakukan,
indikatornya meliputi :
75
a. Ketepatan penggunaan strategi pembelajaran
b. Media dan sumber belajar
c. Motivasi pada pembelajaran
Ketiga Indikator tersebut akan dinilai oleh Mahasiswa
dan Ahli Pembelajaran dengan menggunakan instrumen
kuesioner untuk mahasiswa dan instrumen observasi untuk ahli
pembelajaran.
2.4 Kajian Konseptual Komponen Interface Design
Interface Design atau yang disebut dengan tampilan
antarmuka merupakan salah satu komponen yang penting
dalam penyelenggaraan pembelajaran online, karena dalam
komponen ini sangat menentukan aktivitas interaksi antara
peserta didik dengan pembelajar, serta peserta didik dengan
materi pembelajaran yang disampaikan. Badrul Khan
mempunyai penjelasan yang lebih spesifik mengungkapkan
dimensi Interface design dalam aktivitas pembelajaran online.
Dijelaskan bahwa Interface design atau tampilan antar muka ini
meliputi bagian dari desain halaman web pembelajaran online,
76
desain audio ataupun visual yang ditampilkan, desain navigasi
yang ditampilkan untuk mempermudah akses kebagian-bagian
lain34. Semua poin dari penjelasan diatas merupakan bagian
dari Inteface Design yang mana nantinya akan memudahkan
peserta didik sebagai user dalam mengakses pembelajaran
online yang berbasis web. Karena apabila tampilan antarmuka
yang ada pembelajaran online tidak sesuai dengan interpretasi
peserta didik dapat menjadi beban kognitif tersendiri yang
berujung kurangnya atensi pada konten pembelajaran yang
ditampilkan.
Definisi konseptual mengenai Interface Design
selanjutnya diungkapkan oleh Charles Juwah35, Dalam
penjelasan mengenai interface design atau bisa juga disebut
dengan tampilan antarmuka yang juga sangat berhubungan
kaitannya dengan kegiatan interaktivitas yang harus ada dalam
pembelajaran online ini dijelaskan bahwa interaktifitas
merupkan inti dari sebuah pembelajaran, dimana dengan
adanya interaktivitas tersebut dapat dilihat bukti-bukti kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dalam pembelajaran online yaitu
interaksi antara pembelajar dengan materi, pembelajar dengan
34 Op.Cit. Badrul Khan. h.18 35 Charles Juwah, Interactions in Online Education ; Implications for Theory and Practice. 2006. (New York : Routledge). h.i
77
pemelajar, serta materi dengan pemelajar.
Definisi selanjutnya mengenai konsep Interactivity dalam
lingkup pembelajaran online diungkapkan oleh Wagner (1994),
yang dikutip oleh Ana Balula dkk dalam bukunya Online of
Higher Education : Learning, Interaction, and Technology,36
yaitu konsep dari interaksi ini dapat dikatakan sebagai bukti
aktivitas yang mengharuskan adanya timbal balik yang
dilakukan minimal oleh dua objek dan dua kegiatan yang terjadi
dimana pada saat yang bersamaan dapat saling mempengaruhi
satu sama lain.
Penekanan pada definisi ini terletak pada poin adanya
timbal balik yang harus dilakukan oleh dua objek, khususnya
dalam pembelajaran online ini, interaksi yang dilakukan
diantaranya ialah antara pembelajar dan pemelajar, pembelajar
dan materi serta pemelajar dan materi. Selain itu poin lain juga
menekankan bahwa dalam kegiatan interaksi ini harus saling
mempengaruhi antara satu sama lain, dengan kata lain juga
bisa disebut saling memberi makna dalam interaksinya.
Hubungannya dengan komponen Interface Design disini
ialah bahwa dengan tampilan antarmuka yang baik, sesuai dan
36 Ana Balula &, Antonio Moreiro. Online of Higher Education : Learning, Interaction, and Technology. 2014. (Switzerland : Springer International Publishing). h.18
78
dapat diterima akan meningkatkan makna interaksi yang
didapat dalam pembelajaran.
Setelah dijabarkan dalam penjelasan definisi konseptual
dari komponen Interface Design atau tampilan antarmuka dalam
pembelajaran online, maka pengembang mencoba untuk
merumuskan sintesa definisi dari komponen Interface Design
dalam pembelajaran online ini. Komponen Interface Design
dalam pembelajaran online ini merupakan komponen yang
menyangkut tentang bagaimana mendesain sebuah
interaktifitas melalui media komputer atau berbasis web,
aktivitas interaksi ini merupakan sebuah bukti dari aktivitas
pembelajaran online yang diselenggarakan dan akhirnya
menimbulkan hubungan timbal balik antara minimal antara dua
objek, dalam mendukung kegiatan interaksi ini perlu adanya
desain yang menyangkut pada desain halaman, desain konten,
desain navigasi, yang baik dan sesuai agar dapat
meminimalisir beban kognitif peserta didik serta agar dapat
menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
79
2.5 Definisi Operasional Komponen Interface Design
Secara lebih operasional Komponen Interface Design
dalam pembelajaran online ini merupakan komponen yang
menyangkut tentang bagaimana mendesain sebuah
interaktivitas melalui media komputer atau berbasis web,
aktivitas interaksi ini merupakan sebuah bukti dari aktivitas
pembelajaran online yang diselenggarakan dan akhirnya
menimbulkan hubungan timbal balik antara minimal antara dua
objek. Untuk mendukung kegiatan interaksi ini perlu adanya
desain yang menyangkut pada desain halaman, desain konten,
desain navigasi, yang baik dan sesuai.
Lebih spesifik, desain halaman merupakan suatu
kegiatan untuk mendesain tampilan halaman yang menarik dan
sesuai dalam pembelajaran online agar menimbulkan
pengalaman belajar yang efektif. Adapun indikator dalam
kegiatan desain halaman ini menyangkut tampilan visual dan
keterbacaan. Kedua indikator ini akan dinilai oleh mahasiswa
sebagai user dan ahli desain platform untuk dievaluasi proses
pelaksanaannya. Jenis instrumen yang digunakan yaitu
instrumen kuesioner untuk mahasiswa dan instrumen observasi
untuk ahli desain platform.
80
Poin yaitu sub komponen desain konten, desain konten
merupakan kegiatan dalam mengemas suatu konten
pembelajaran dengan kaidah desain grafis dan kaidah
multimedia yang sesuai. Adapun indikator dari desain konten ini
ialah tentang implementesi prinsip multimedia dalam e-
Learning. Indikator ini nantinya akan dinilai oleh mahasiswa
sebagai user dan ahli desain platform untuk mengevaluasi
penerapan prinsip multimedia dalam e-Learning.
Poin yang terakhir yaitu sub komponen Navigasi.
Navigasi merupakan sebuah tampilan untuk memberikan akses
mahasiswa ke bagian-bagian khusus dalam platform
pembelajaran, khususnya dalam hal ini ialah fitur-fitur yang ada
dalam platform yang digunakan. Adapun indikator dari sub
komponen navigasi ini ialah tentang penggunaan fitur-fitur yang
dimanfaatkan dalam pembelajaran online. Indikator ini dinilai
oleh mahasiswa dan ahli desain platform untuk mengevaluasi
pemanfaatan fitur-fitur yang ada dalam platform pembelajaran
online.
81
Tabel 2.2
Rumusan indikator dan sub indikator
Komponen Sub-Komponen Indikator Sub-Indikator
Pedagogi
Analisis Konten
Rumusan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Tujuan Pembelajaran mengacu pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik
Tujuan pembelajaran mengacu pada standar kompetensi
Tujuan pembelajaran menjelaskan kompetensi dasar
Tujuan pembelajaran ada pada setiap subbab materi pembelajaran
Chunking materi pembelajaran
Penyajian chunking pembelajaran berdasarkan fakta, konsep, prinsip, prosedur
Penyajian chunking pembelajaran sudah sesuai dengan dengan urutan fakta, konsep, prinsip, prosedur
Learning Object
Penyajian learning object secara jelas pada setiap chunking materi pembelajaran
Penyajian bentuk digital LO sesuai dengan materi yang disampaikan
Jumlah elemen dalam LO sesuai dengan materi yang disampaikan
Penjelasan aktifitas pemebelajaran dalam LO
Penggunaan media pembelajaran
Efektifitas Penggunaan media pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan konten pembelajaran
Efektifitas penggunaan hypertext / hypermedia dalam pembelajaran
Ketepatan melakukan analisis peserta didik
Program menyajikan konten pembelajaran dengan gaya belajar pemelajar
Program memberikan pre-test diawal pembelajaran
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran
Program menyajikan pembelajaran dengan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran
Program menyajikan pembelajaran secara aktif interaktif
Program menyajikan variasi strategi pembelajaran
Program menyajikan contoh-contoh konkrit dalam pembelajaran
Media dan Sumber Belajar
Media yang digunakan mampu menarik perhatian pemelajar (Gaining Attention)
Media yang digunakan sesuai dengan situasi
82
pembelajaran
Sumber belajar yang digunakan sesuai dengan situasi pembelajaran
Media yang digunakan sesuai dengan karakteristik pemelajar
Ketersediaan media pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online
Ketersediaan sumber belajar pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online
Kemampuan pembelajar menggunakan media pembelajaran
Motivasi pada pembelajaran
Kemampuan pembelajar menggunakan sumber belajar
Kemampuan memberikan umpan balik kepada pemelajar dari pembelajar
Kemampuan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi pemelajar
Kemampuan menciptakan rasa ingin tau bagi pemelajar
Komponen Sub-Komponen Indikator Sub-Indikator
Tampilan antarmuka (Interface
Design)
Desain Halaman
Tampilan Visual
Tampilan halaman muka pembelajaran menarik
Susunan tampilan konten pembelajaran terorganisasi dengan baik
Tampilan halaman user friendly
Keterbacaan
Tampilan warna halaman eye friendly
Tampilan halaman terdapat kontras antara background dan teks
Teks pada halaman dapat terbaca dengan baik dapat terbaca dengan baik
Ukuran font digunakan secara konsisten
Jenis font digunakan secara konsisten
Ukuran spasi per paragraf digunakan secara konsisten
Warna yang digunakan pada teks sesuai
Layout konten digunakan secara konsisten
Desain Konten Prinsip multimedia dalam e-learning
Penggunaan prinsip komponen multimedia digunakan dengan sesuai
Penggunaan teks dan grafis pada penyajian materi
83
pembelajaran letaknya saling berdekatan secara konsisten
Pengunaan teks dan grafis disajikan dengan cara simultan (bersamaan)
Tidak menggunakan ekstra teks / narasi / suara / video / animasi yang tidak perlu dan tidak relevan dalam penyajian konten pembelajaran
Penyajian materi dengan animasi selalu diiringin dengan narasi audio
Menghindari penjelasan yang tumpang tindih pada animasi, narasi, yang ditambah teks pada penyajian konten pembelajaran
Narasi atau teks yang disajikan dalam pembelajaran bersifat komunikatif (informal)
Terdapat interaktivitas antara pemelajar dengan konten pembelajaran (misalnya dengan simulasi atau game yang dihadirkan)
Penyajian kata-kata yang penting diiringi dengan cue,highlight sehingga ada penekanan yang relevan
Navigasi Fitur - fitur
Fitur-fitur dalam web course disajikan secara terstruktur
Terdapat penjelasan mengenai fitur-fitur yang ada dalam web course
Kesesuaian penggunaan simbol navigasi
Kesesuaian penggunaan fitur menu dalam navigasi pembelajaran Online
Kesesuaian penggunaan fitur site map dalam navigasi pembelajaran Online
Kesesuaian penggunaan fitur search dalam navigasi pembelajaran Online
84
D. Rasional Pengembangan
Sejalan dengan perkembangan pembelajaran online yang begitu pesat
dihampir setiap sekolah, perguruan tinggi, hingga lembaga dan institusi, ada
beberapa hal penting yang harus diperhatikan secara seksama dalam setiap
penyelenggaraannya. Khususnya dalam penelitian ini tentang
pengembangan instrumen evaluasi untuk program pembelajaran online.
Ketika membahas tentang sebuah pembelajaran online, perlu
dipertimbangkan dengan komponen-komponen pendukungnya, hal ini telah
diungkapkan secara khusus oleh Khan37 tentang komponen pada e-learning
yang menjadi dasar acuan dalam penelitian pengembangan. Ada delapan
komponen yang diungkapkan, tetapi dalam penelitian kali ini hanya
mengambil dua komponen, yaitu komponen pedagogi dan komponen
tampilan antarmuka (Interface Design). Kedua komponen tersebut dipilih
karena hubungannya sangat erat sekali dalam keberlangsungan
pembelajaran online. Dimana sistem pedagogi merupakan pusat
pembelajaran online itu sendiri.
Ketika membahas tentang pembelajaran online, sistem pembelajaran
yang dibangun harus disesuaikan dengan kondisi belajar secara online, dan
sangat berbeda dengan sistem pembelajaran tatap muka (face-to-face).
37 Op.Cit. Badrul Khan, h.15
85
Selain itu juga, sistem pembelajaran yang disebutkan dalam teori, merupakan
komponen yang bersentuhan langsung dengan pemelajar atau user dari
program pembelajaran online. Maka, apabila sistem pembelajaran yang
dibangun pada pembelajaran online itu dirancang dan diimplementasikan
dengan baik, maka akan baik pula proses pengalaman pembelajaran yang
dirasakan oleh pemelajar, sehingga aktifitas pembelajaran online dapat lebih
bermakna. Jika sistem pembelajaran online yang dibangun masih kurang
baik, akan langsung berdampak pada kinerja belajar dari pemelajar. Atas
dasar inilah, perlu umpan balik dari pemelajar kepada penyelenggara atau
pelaksana pembelajaran online, agar kebutuhan pembelajaran terhadap
pemelajar bisa disesuaikan dan bisa lebih baik. Umpan balik tersebut akan
menjadi masukan sebagai evaluasi yang diberikan oleh pemelajar dan ahli
pembelajaran terkait dengan proses implementasi keberlangsungan program
pembelajaran online.
Komponen pedagogi tersebut perlu dijelaskan secara lebih rinci
melalui beberapa sub komponen pendukung dan indikator yang menjadi
acuan dalam penelitian pengembangan. Dalam menentukan sub komponen
dan indikator, pengembang mengkaji dari beberapa literatur lain untuk
menjadi rujukan dan pertimbangan yang membentuk komponen pedagogi.
Sub komponen tersebut ialah analisis konten, analisis peserta didik, dan
strategi pembelajaran.
86
Sub komponen pertama yaitu, analisis konten. Analisis konten
merupakan bagian yang penting dari pembelajaran online, karena pada
konten tersebut terjadi interaktivitas antara pembelajar dan pemelajar dalam
proses penyampaian materi pembelajaran. Tidak ada tipe desain konten
yang paling baik dalam pembelajaran online, oleh karena itu, desain konten
harus disesuaikan. Selain itu, dalam menyampaikan konten pembelajaran
online, ada beberapa indikator yang harus dipertimbangkan, diantaranya
ialah tujuan pembelajaran, potongan-potongan (chunking) materi
pembelajaran, penggunaan learning object, serta penggunaan media
pembelajaran. Keempat indikator ini nantinya akan dijadikan acuan dalam
mengembangkan instrumen evaluasi dalam penelitian ini.
Sub komponen yang kedua yaitu analisis peserta didik. Analisis
peserta didik harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran online.
Secara prinsipnya, pembelajaran online dapat disampaikan kepada siapapun,
kapanpun, dan dimanapun, sehingga pemelajar mempunyai cara khusus
sendiri dalam belajar, oleh karena itu, informasi peserta didik yang
komprehensif seperti pegetahuan, keterampilan, karakteristik personal,
karakterisik sosial, gaya belajar, dan lain sebagainya, menjadi informasi yang
sangat penting untuk membantu keberhasilan proses pelaksaan program
pembelajaran online.
87
Sub komponen yang ketiga yaitu strategi pembelajaran Strategi
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran online mempunyai
pertimbangan khusus tersendiri agar pemelajar dapat mencapai tujuan
belajarnya. Banyak variasi yang dapat dihadirkan, asalkan sesuai dan tepat
dengan situasi lingkungan pembelajaran online. Strategi pembelajaran juga
menyangkut tentang penggunaan media yang digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran. Dalam pembelajaran online, media yang
dihadirkan mempunyai perannya masing-masing, oleh karena itu,
penggunaan media harusl sesuai untuk menunjang materi yang disampaikan.
Selain itu, motivasi juga menjadi aspek penting karena penyelenggaran
pembelajaran online berkaitan dengan pembelajaran mandiri, dimana
pembelajaran tersebut harus didasari rasa motivasi yang kuat dari dalam diri
pemelajar untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Lingkungan
pembelajaran online yang dapat menghadirkan motivasi bagi pemelajar,
akan menghasilkan pengalaman belajar yang baik dalam proses
pembelajaran online.
Komponen kedua yaitu tampilan antarmuka (interface design) yang
menjadi acuan dalam pengembangan. Pembelajaran online sangat lekat
sekali dengan interaktifitas, baik itu interaktifitas antara pemelajar (siswa) –
pembelajar (guru), pemelajar – konten pembelajaran, dan pembelajar –
konten pembelajaran. Ketika membahas tentang tampilan yang ada pada
88
sebuah program pembelajaran online, perlu memperhatikan kaidah-kaidah
audiovisual yang sesuai dengan pemelajar atau user. Selain itu, komponen
tampilan antarmuka (interface design) ini merupakan komponen yang
menjadi perantara antara pembelajaran dan pemelajar, oleh karena itu,
diperlukan desain yang baik pada tampilan antarmuka, baik itu dari segi
tampilan, konten, tata urutan, fitur, dan lain sebagainya. Karena tampilan
antarmuka akan mendukung konten pembelajaran dari segi pengemesannya.
Jika sebuah konten pembelajaran yang tertuang dalam program
pembelajaran online dikemas dengan baik, diharapkan proses pembelajaran
pemelajar dapat terkatalisator dengan baik, sebaliknya, apabila desain yang
ditampilkan pada tampilan antarmukanya kurang baik, akan menjadi beban
kognitif bagi pemelajar.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka komponen tampilan
antarmuka yang ada pada program pembelajaran online, juga harus
diberikan umpan balik dari pemelajar, karena pemelajar berinteraksi langsung
dengan desain dari tampilan antarmuka. Dengan adanya umpan balik yang
diberikan dari pemelajar dan ahli desain platform tentang tampilan antarmuka
yang dikembangkan oleh penyelenggara, diharapkan dapat digunakan
sebagai masukan dan evaluasi kedepannya untuk mendesain tampilan
antarmuka yang lebih baik lagi.
89
Komponen tampilan antarmuka (interface design) tersebut perlu
dijelaskan secara lebih rinci melalui beberapa sub komponen pendukung dan
indikator yang menjadi acuan dalam penelitian pengembangan. Dalam
menentukan sub komponen dan indikator, pengembang mengkaji dari
beberapa literatur lain untuk menjadi rujukan dan pertimbangan yang
membentuk komponen tampilan antarmuka. Sub komponen tersebut ialah
desain halaman, desain konten, dan navigasi.
Sub komponen yang pertama yaitu desain halaman. Desain halaman
pada pembelajaran online menyangkut tentang penampilan fungsional dari
tampilan layar pembelajaran. Dalam mendesain halaman, harus
memperhatikan kaidah visual dan keterbacaan, agar pemelajar dapat lebih
mudah mengoperasikan pembelajaran yang dihadirkan. Tampilan visual yang
baik dan menarik, serta keterbacaan, dapat menunjang efektifitas
penyampaian pembelajaran.
Sub komponen yang kedua yaitu desain konten. Desain konten harus
dikemas sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada, dalam hal ini, proses desain
konten mengacu pada buku e-Learning and The Sciene of Instruction, Ada
sembilan prinsip yang harus diperhatikan agar desain konten yang dikemas
dapat efektif. Karena dari desain konten inilah yang menjadi salah satu faktor
penentuan keberhasilan penyampaian suatu materi pembelajaran dalam
pembelajaran online.
90
Sub komponen yang ketiga yaitu navigasi. Navigasi dalam
pembelajaran online ini menjadi hal yang penting karena dengan navigasi
membuat pemelajar dengan leluasa mengakses seluruh bagian-bagian
platform atau LCMS yang digunakan dalam pembelajaran online. Tentunya
navigasi yang baik didalamnya terdapat fitur-fitur yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran online.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan tentang komponen dan sub
komponen dari pedagogi dan tampilan antarmuka (interface design), dapat
disimpulkan keterkaitan antara kedua komponen tersebut dalam program
pembelajaran online. Bahwasanya sistem pembelajaran yang memuat
tentang materi pembelajaran untuk disampaikan kepada pemelajar lewat
perantara dalam jaringan (online), perlu mempertimbangkan pengemasan
yang baik dan sesuai, agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat
terhindar dari miss informasi, beban kognitif yang dihadapi, serta ketiadaan
interaktifitas antara pemelajar dengan konten pembelajaran. Pada intinya
bahwa konten pembelajaran yang menjadi point utama dalam sistem
pembelajaran, membutuhkan pengemasan materi yang ada dalam
pembelajaran online, sebaliknya, tampilan antarmuka yang baik dapat
menunjang proses penyampaian pesan yang baik pula khususnya dalam
konten pembelajaran.
91
E. Penelitian Yang Relevan
Tabel 2.2 Studi Pustaka Penelitian yang Relevan
No Judul Peneliti Tahun Metode Hasil
1. Pengembangan
Instrumen
Unjuk Kerja
(Performance
Assesment)
Pada Diklat
Keprotokolan di
Pusdiklat BPK
– RI
Anggia
Ayu
Sebrina
2012 Prosedur
Pengembangan
yang digunakan
dalam
penelitian ini
menggunakan
metode
pengembangan
unjuk kerja
Cecil R.
Reynolds
Hasil Penelitian
berupa produk
Instrumen Unjuk
Kerja
2. Pengembangan
Instrumen Tes
Penempatan
Berbantuan
Komputer untuk
Anak Usia 6-12
Tahun di
Lembaga
Kursus Bahasa
Inggris
Chaery
Amalia
Anshary
2013 Prosedur yang
digunakan
dalam
penelitian
pengembangan
ini
menggunakan
metode Borg
and Gall yang
dikombinasikan
dengan model
Produk dari hasil
pengembangan
ini berupa
Instrumen Tes
Penempatan
Berbantuan
Komputer
92
pengembangan
Atwi Suparman
3 Pengembangan
Instrumen
Evaluasi Hasil
Belajar Mata
Diklat Penataan
Batas Wilayah
di Badan Diklat
Kementrian
Dalam Negeri
Ugi
Gumelar
2010 Prosedur yang
digunakan
dalam
penelitian
pengembangan
ini
menggunakan
metode
Norman E.
Groundund
Produk dari hasil
pengembangan
ini berupa
Instrumen Tes
Penempatan
Berbantuan
Komputer
4 Pengembangan
Instrumen
Penilaian Hasil
Belajar
Berbantuan
Komputer
dengan
Platform
Claroline pada
Matakuliah
Teori Belajar
dan
Pembelajaran.
Tedhy Vrihatnolo
2015 Prosedur yang
digunakan
dalam
penelitian
pengembangan
ini
menggunakan
metode
pengembangan
Atwi Suparman
Hasil dari produk
pengembangan
tersebut berupa
instrumen
evaluasi belajar
mata kuliah TBP
yang bisa diisi
oleh mahasiswa
secara online
5 Pengembangan
Instrumen
Linda
Septiani
2015 Prosedur yang
digunakan
Hasil dari produk
pengembangan
93
Penilaian Hasil
Belajar Mata
Pelajaran
Bahasa Inggris
Kelas VIII di
SMP Cawang
Baru
dalam
penelitian
pengembangan
ini
menggunakan
metode
Norman E.
Groundund
tersebut berupa
instrumen
penilaian hasil
belajar mata
pelajaran Bahasa
Inggris kelas VIII
6 Pengembangan
Instrumen
Evaluasi Job
Application
Pasca Diklat
untuk Diklat
Teknis Tingkat
Tinggi Bagi
Guru Mata
Pelajaran Ilmu
Pengetahuan
Sosial (IPS)
Madrasah
Tsanawiyah
Aditya
Nugroho
2013 Prosedur yang
digunakan
dalam
penelitian
pengembangan
ini
menggunakan
metode
pengembangan
Suharsimi
Arikuonto dan
Cepi S. Jabar
Hasil dari produk
dari penelitian
pengembangan
tersebut
merupakan
sebuah
instrument
Evaluasi Level 3
Pasca Diklat
Teknis Bagi Guru
MTs. Dari hasil
penelitian ini
menghasilkan 5
jenis instrument
yang terdiri dari 3
94
kuesioner
(Instrumen
kuesioner alumni
diklat, Instrumen
Ketua wadah
kelompok kerja
dan instrumen
kuesioner
anggota wadah
kelompok kerja),
1 instrumen
wawancara
kepada alumni
diklat dan 1
instrumen
panduan
observasi untuk
melakukan
kegiatan
observasi bagi
observer diklat.
95
Berdasarkan kepustakaan terkait dengan penelitian yang relevan
diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan instrumen
tersebut ada yang berfokus pada instrumen evaluasi hasil belajar, instrumen
tes deteksi kemampuan awal, dan instrumen Job Behaviour pada evaluasi
pelatihan level 3. Kemudian dapat disimpulkan juga berdasarkan studi
kepustakaan tersebut, belum ada penelitian yang terkait dalam hal evaluasi
program, khususnya program pembelajaran online.
96
BAB III
STRATEGI & PROSEDUR PENGEMBANGAN
A. Strategi Pengembangan
1. Tujuan
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan
produk berupa instrumen yang nantinya akan mengevaluasi program
pembelajaran online. Nantinya, produk yang berupa instrumen ini akan
digunakan oleh peserta didik atau peserta pembelajaran online dalam
hal mengevaluasi program pembelajaran online yang telah mereka
ikuti, khususnya untuk mahasiswa program studi Teknologi
Pendidikan.
2. Metode
Penelitian ini dikategorikan masuk dalam penelitian
pengembangan karena nanti hasil dari penelitian merupakan sebuah
produk instrument evaluasi program. Metode pengembangan pada
penelitian ini mengacu pada teori pengembangan instrumen Suharsimi
Arikunto dan Cepi S. Jabbar, yaitu :1
1 Suharsimi Arikunto & Cepi S. Jabar. Op.Cit, h.92
97
1) Mengidentifikasi komponen program, indikator, sumber data
dan jenis instrumen.
2) Membuat kisi-kisi kaitan antara komponen, indikator ,
sumber data, dan instrumen
3) Merumuskan butir-butir pernyataan instrumen
4) Menyusun kriteria penilaian
5) Menyusun pedoman pengerjaan
Aspek-aspek evaluasi yang menjadi acuan dalam penelitian
pengembangan ini mengacu dengan komponen dalam program
pembelajaran online yang diungkapkan oleh Badrul Khan dengan
mengacu pada dua dari delapan komponen, yaitu komponen pedagogi
dan komponen interface design (tampilan antarmuka).2
Disetiap tahapannya, pengembang akan melibatkan para
Expert Review diantaranya ahli desain pembelajaran online, Ahli
Evaluasi, dan Ahli Bahasa untuk meninjau setiap tahapan-tahapan
yang dilalui oleh pengembang dalam penelitian pengembangan ini. Hal
ini dimaksudkan agar produk dari penelitian pengembangan ini yang
berupa instrumen dapat sesuai dengan kaidah-kaidah dalam hal
pembelajaran online, kaidah evaluasi, serta kaidah penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dalam instrumen.
2 Op.Cit, Dewi S. Prawiradilaga. h.34-36
98
3. Responden
Dalam tahapan-tahapan proses pengembangannya, perlu
dilakukan tinjauan ulang oleh para ahli yang akan menjadi responden
ujicoba yang mempunyai kompetesi mendukung dalam proses
pengembangan instrument. Untuk me-review dalam hal identifkasi
komponen program pembelajaran online, disini akan melibatkan ahli
desain pembelajaran online yaitu Bapak Uwes Chaeruman, M.Pd yang
nantinya akan memberikan masukan dan menilai kesesuaian
identifikasi komponen program pembelajaran online. Sedangkan, agar
identifikasi komponen dan kisi-kisi instrumen sesuai dengan kaidah-
kaidah evaluasi, pengembang juga melibatkan ahli evaluasi yaitu Ibu
Dra. Suprayekti, M.Pd yang juga sebagai dosen Program Studi
Teknologi Pendidikan. Kemudian dalam hal penilaian yang terkait
tentang penggunaan Bahasa, kalimat, dan kata, pengembang akan
melibatkan ahli Bahasa yaitu Ibu Ni Wayan Ayu Permata Sari, M.Pd
selaku dosen Bahasa Indonesia Unindra.
99
4. Instrumen
Dalam hal me-review setiap tahapan-tahapan proses
pengembangan yang dilakukan oleh pengembang, pengembang akan
menggunkan instrumen kuesioner yang didalamnya terdapat poin-poin
penilaian dalam setiap tahapan yang sedang atau sudah dilalui. Dalam
kuesioner ini nantinya akan diketehui nilai dalam setiap tahapan yang
sudah pengembang lakukan.
Adapun Instrumen Kuesioner expert review ini nantinya akan
menjadikan bahan penilaian dari setiap langkah-langkah yang
dilakukan dalam proses pengembangan. Dalam expert review
digunakan instrumen untuk mengumpulkan data validitas konstruk dari
para ahli berupa kuesioner dengan skala 1-4 berbentuk rating scale
atau skala bertingkat yaitu sebuah pernyataan diikuti kolom-kolom
yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat
setuju sampai ke sangat tidak setuju.3
Kisi-kisi yang digunakan untuk me-review dari setiap tahapan-
tahapan proses pengembangan ini merujuk pada Suharsimi Arikunto
dan Cepi S. Jabar yang juga digunakan oleh Aditya Nugraha tahun
2013 yang berjudul Pengembangan Instrumen Evaluasi Job
Application Pasca Diklat untuk Diklat Teknis Tingkat Tinggi Bagi Guru
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. RIneka Cipta, 2006) h.152
100
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Madrasah Tsanawiyah,
kisi-kisi instrumennya seperti berikut ini dengan beberapa penyesuaian
:4
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen untuk mereview pengidentifikasian komponen
program yang dievaluasi dan indikatornya oleh Ahli Desain Pembelajaran Online
Komponen Sub
Komponen
Indikator Sub Indikator No
Butir
Pengidentifikasian
komponen program
dan indikatornya
Komponen -Perumusan
Komponen
Program sudah
baik dan sesuai
- Merumuskan
komponen sesuai
dengan apa yang
ingin dievaluasi
- Merumuskan
komponen sesuai
dengan definisi
konseptual dan
operasional
penelitian
1,2
4 Ibid, h.97
101
Indikator
Perumusan
indikator sudah
baik dan sesuai
dengan
komponen
program
pembelajaran
online
- Merumuskan
Indikator yang
sesuai dengan
komponen
program
pembelajaran
online yang akan
dievaluasi
- Merumuskan
indikator sesuai
definisi
konseptual dan
operasional
penelitian
3,4
Sumber
Data dan
Jenis
Instrumen
Kesesuaian
sumber data dan
jenis instrumen
dengan data
yang ingin
diperoleh
- Memilih sumber
data yang sesuai
dengan data yang
ingin diperoleh
- Memilih jenis
5,6
102
instrumen yang
sesuai dengan
data yang ingin
diperoleh
Instrumen expert review yang dikembangkan selanjutnya akan
dikembangkan untuk mereview kembali kisi-kisi yang dihasilkan untuk
proeses pengembangan instrumen yang juga akan dilakukan oleh ahli
evaluasi dan ahli materi. Untuk dapat dipertanggungjawabkan
kualitasnya, maka kisi-kisi yang nantinya akan menjadi acuan dalam
pengembangan instrumen akan direview kembali oleh ahli evaluasi
dan ahli materi. Adapun kisi-kisi instrumen untuk mereview kisi-kisi
sebagai tindak lanjut pengidentifikasian komponen program evaluasi
dan indikator juga merujuk menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi S.
Jabar, yaitu :5
5 Ibid, h.98
103
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen untuk mereview kisi-kisi instrumen evaluasi program pembelajaran online oleh Ahli Evaluasi.
Komponen Sub Komponen Indikator Sub Indikator No
Butir
Kisi-kisi Komponen-
komponen
program yang
akan
dikembangkan
Perumusan kisi-
kisi memberikan
informasi
gambaran
tentang objek
yang akan
dievaluasi
- Perumusan kisi-
kisi sesuai
dengan informasi
yang akan
dievaluasi
- kisi-kisi yang
dihasilkan
menunjukkan
butir untuk
masing-masing
instrument
-kisi-kisi yang
dirumuskan saling
terkait antara
1,2,3,4
104
Selanjutnya, setelah dilakukan review terkait dengan kisi-kisi instrumen
untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan butir instrumen, akan
dilakukan review kembali terkait butir-butir instrumen yang telah
dikembangkan pada penelitian kali ini.. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen
tersebut yang disusun berdasarkan kaidah penulisan butir instrumen menurut
Wahidmurni dkk:6
6 Wahidmurni dkk, Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan Praktik (Yogyakarta: Nuha Litera, 2010), h.66-67
komponen
program dan
indikatornya
-Urutan atau
nomor butir
instrument sudah
sesuai dengan
susunan indikator
105
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen untuk mereview butir instrumen dari segi konstruksi instrumen oleh Ahli Evaluasi
Komponen Sub
Komponen
Indikator Sub Indikator No
Butir
Butir Soal Konstruksi
Butir Soal
Perumusan
pernyataan butir
soal sesuai dengan
kaidah penyusunan
butir instrumen
- Merumuskan
pertanyaan sesuai
dengan kisi-kisi
- Merumuskan butir
pertanyaan secara
lengkap dan jelas
- Merumuskan
pertanyaan sesuai
dengan opsi jawaban
instrumen
1,2,3
Penyusunan - Merumuskan kalimat 4,5
106
kalimat butir soal
sesuai dengan
kaidah penyusunan
butir instrumen
yang bebas dari
pernyataan yang tidak
relevan dari objek yang
dipersoalkan
- Merumuskan kalimat
yang tidak menggiring
jawaban
-Merumuskan
pertanyaan yang hanya
mengandung satu
objek disetiap butir
pertanyaannya
107
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen untuk mereview rumusan butir pernyataan
instrumen dari segi Bahasa oleh ahli Bahasa
Komponen Sub
Komponen
Indikator Sub Indikator No
Butir
Butir Soal Bahasa
yang
digunakan
Penggunaan
Bahasa dalam
instrumen sesuai
dengan kaidah
penulisan butir
instrumen
- Menggunakan
Bahasa yang
komunikatif dan sesuai
dengan latar belakang
responden pada butir
instrumen
- Menggunakan
Bahasa Indonesia baku
pada butir instrumen
- Menghindari
penggunaan Bahasa
yang berlaku setempat
atau tabu
1,2,3
108
Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen untuk mereview kriteria penilaian oleh ahli evaluasi
Komponen Sub
Komponen
Indikator Sub Indikator No
Butir
Kriteria Kriteria
Penilaian
Kriteria
penilaian
sesuai dengan
objek – objek
komponen
yang dinilai
dalam butir
instrumen
- Menghasilkan kriteria
penilaian sesuai dengan
objek yang dinilai
- Menghasilkan kriteria
penilaian yang dapat
mempertanggungjawabkan
hasil penilaian
- Menghasilkan kriteria
penilaian yang tolak ukur hasil
evaluasinya sama
1,2,3
109
Tabel 3.6 Kisi-kisi instrumen untuk mereview butir pedoman pengerjaan
instrumen dari segi Bahasa oleh ahli Bahasa
Komponen Sub
Komponen
Indikator Sub Indikator No
Butir
Pedoman
pengerjaan
Bahasa
yang
digunakan
Penggunaan
Bahasa dalam
instrumen sesuai
dengan kaidah
penulisan butir
instrumen
- Menghasilkan
pedoman pengerjaan
dengan Bahasa yang
komunikatif dan sesuai
dengan latar belakang
responden
- Menghasilkan
pedoman pengerjaan
dengan Bahasa
Indonesia yang baku
pada pedoman
pengerjaan
- Menghasilkan
1,2,3
110
pedoman pengerjaan
yang tidak
menggunakan Bahasa
yang tabu
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada teori pengembangan instrument evaluasi
program Suharsimi Arikunto dan Cepi. S. Jabar, yang sebagai berikut :
1. Pengidentifikasian komponen, sub komponen, indikator, sub
indikator, sumber data, metode pengumpulan data, dan jenis
instrumen
2. Membuat kisi-kisi yang berkaitan dengan komponen, indikator,
sumber data, dan jenis instrumen.
3. Merumuskan butir pertanyaan instrumen.
4. Membuat kriteria penilaian instrumen.
5. Membuat pedoman pengerjaan instrumen
Selanjutnya, setiap tahapan akan lebih dijabarkan pada paragraf-
paragraf berikut :
111
1. Mengidentifikasi Komponen Program dan Indikatornya.
1.1 Pengidentifikasian Komponen dan Sub Komponen
Pertama, langkah yang harus dilakukan adalah
mengidentifikasi komponen program pembelajaran online
yang akan dievaluasi. Telah disinggung pada bab
sebelumnya bahwa dalam penelitian pengembangan ini
mengacu pada teori komponen pembelajaran yang
diungkapkan oleh Badrul Khan, dari delapan komponen
yang disebutkan, pengembangan hanya mengambil dua
komponen yang akan dijadikan acuan, yaitu komponen
pedagogi dan komponen interface design (tampilan
antarmuka).
Setelah komponen ditentukan, maka langkah
selanjutnya ialah mengidentifikasi sub komponen.
Adapun sub komponen dari komponen pedagogi ialah
analisis konten, analisis peserta didik, dan strategi
pembelajaran, kemudian sub komponen dari interface
design yaitu desain halaman, desain konten, dan desain
navigasi. Sub komponen ini juga mengacu pada
penjelasan yang diungkapkan oleh Khan.
112
1.2 Merumuskan indikator dan sub indikator
Analisis konten merupakan bagian yang penting
dari pembelajaran online, karena pada konten tersebut
terjadi interaktivitas antara pembelajar dan pemelajar
dalam proses penyampaian materi pembelajaran. Tidak
ada tipe desain konten yang paling baik dalam hal
penyamapaian konten dalam pembelajaran online, maka
dari itu, desain konten harus disesuaikan. Selain itu juga
dalam menyampaikan konten yang ada dalam sebuah
pembelajaran online ada beberapa kaidah khusus yang
harus diperhatikan, diantaranya ialah tujuan
pembelajaran, chunking materi pembelajaran,
penggunaan learning object, serta penggunaan media
pembelajaran. Dari keempat indikator ini lah yang
nantinya juga akan dijadikan acuan dalam
mengembangkan instrumen evaluasi dalam penelitian ini.
Analisis peserta didik juga harus diperhatikan
dalam sebuah proses pembelajaran online, karena dalam
online, secara prinsipnya, dapat disampaikan kepada
siapapun, kapanpun, dan dimanapun, pemelajar
113
tentunya juga mempunyai cara tersendiri dalam belajar
mandiri, maka dari itu, informasi peserta didik yang
komprehensif seperti pegetahuan, keterampilan,
karakteristik personal, karakterisik sosial, gaya belajar,
dan lain sebagainya juga menjadi informasi yang sangat
membantu dalam keberhasilan pelaksaan program
pembelajaran online.
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam
menyampaikan pembelajaran dalam pembelajaran
online juga mempunyai pertimbangan khusus tersendiri
agar pemelajar dapat mencapai tujuan belajarnya.
Banyak variasi yang bisa dihadirkan dalam pembelajaran
online, asalkan sesuai dan tepat dengan situasi
lingkungan pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran online. Dalam strategi pembelajaran juga
menyangkut tentang penggunaan media yang digunakan
untuk menyampaikan pembelajaran, dalam pembelajaran
online, media yang dihadirkan mempunyai perannya
masing-masing, maka dari itu, penggunaan media
haruslah sesuai serta menunjang materi yang
disampaikan. Selanjutnya yaitu tentang motivasi dalam
114
pembelajaran, motivasi juga menjadi aspek yang penting
karena penyelenggaran pembelajaran online berkaitan
dengan pembelajaran mandiri, dimana pembelajaran
tersebut harus didasari rasa motivasi yang kuat dari
dalam diri pemelajar. Lingkungan pembelajaran online
yang dapat menghadirkan motivasi bagi pemelajar, akan
menghasilkan pengalaman belajar yang baik dalam
proses pembelajaran online.
Selanjutnya yaitu indikator dari komponen
Interface Design atau yang bisa disebut dengan tampilan
antarmuka. Tampilan antar muka dalam pembelajaran
online menyangkut tentang desain tampilan yang
nantinya akan berinteraksi selama proses pembelajaran
online berlangsung. Adapun sub komponen dari tampilan
antarmuka tersebut diantaranya ialah desain halaman,
desain konten, dan navigasi yang ditampilkan dalam
pembelajaran online.
Desain halaman pada pembelajaran online ini
menyangkut tentang penampilan fungsional dari tampilan
layar pembelajaran. Dalam mendesain halaman pada
pembelajaran online, harus memperhatikan kaidah visual
115
dan keterbacaan, agar pemelajar dapat lebih mudah
mengoperasikan pembelajaran yang tersaji secara
online. Tampilan visual yang baik dan menarik, serta
keterbacaan, dapat menunjang efektifitas penyampaian
pembelajaran.
Dalam pembelajaran online, konten harus
dikemas sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada, dalam
hal ini, proses desain konten mengacu pada sumber
bukue e-Learning and The Sciene of Instruction, dimana
setidaknya terdapat Sembilan prinsip yang harus
diperhatikan agar desain konten yang dikemas dapat
efektif. Karena dari desain konten inilah yang menjadi
salah satu faktor penentuan keberhasilan penyampaian
suatu materi pembelajaran dalam pembelajaran online.
Poin yang terakhir dari indikator Interface Design
yaitu tentang navigasi dalam pembelajaran online ini
menjadi hal yang penting karena dengan navigasi
membuat pemelajar dengan leluasa mengakses seluruh
bagian-bagian platform untuk mahasiswa yang
digunakan dalam pembelajaran online. Tentunya
116
navigasi yang baik didalamnya terdapat fitur-fitur yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran online.
1.3 Menentukan sumber data instrumen
Sumber data yang nantinya akan memberikan
evaluasi pada proses pembelajaran online ini
diantaranya ialah Mahasiswa, Ahli Pembelajaran, dan
Ahli Desain Platform. Mahasiswa dipilih karena sebagai
user dari pembelajaran online yang merasakan langsung
proses pembelajaran, sehungga evaluasi dari mahasiswa
sangat dibutuhkan untuk melihat efektifitas proses
pembelajaran online.
Ahli desain pembelajaran juga nantinya akan
menjadi sumber data untuk mengevaluasi komponen
pedagogi dalam pembelajaran online.
Selanjutnya, ahli desain platform untuk
mengevaluasi bagaimana pengemasan pembelajaran
yang menyangkut tentagn komponen Interface Design
atau tampilan antarmuka yang ditampilkan dalam
pemebelajaran online apakah sudah baik atau belum.
117
1.4 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan
menggunakan metode kuesioner untuk mahasiswa, dan
metode observasi untuk ahli desain pembelajaran dan
ahli desain platform.
Adapun metode kuesioner yang dipilih karena
dengan kuesioner, pengumpulan data secara primer bisa
berlangsung secara serentak, juga waktu yang
dibutuhkan pun tidak terlalu banyak, selain itu juga
kuesioner dapat mewakili variable yang akan diukur
melalui perencanaan yang matang, disusun dan dikemas
sedemikian rupa, sehingga jawaban dari semua
pertanyaan dapat menggabarkan keadaan variable yang
sebenarnya.
Sedangkan metode pengumpulan data dengan
observasi dipilih karena data dapat diperoleh secara
orisinial pada saat terjadi (real time), hal ini sangat
menunjang keabsahan data pada saat proses pelaksaan
program pembelajaran online berlangsung.
118
1.5 Menentukan jenis instrumen yang digunakan
Instrumen yang digunakan ialah instrumen
kuesioner untuk mahasiswa, serta instrumen observasi
untuk ahli pembelajaran dan ahli desain platform.
2. Membuat kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber data,
metode pengumpulan data, dan instrumen
Berdasarkan identifikasi komponen program, indikator
dan sub indikator, sumber data, metode pengumpulan data,
serta jenis instrumen. Maka langkah selanjutnya ialah
membuat kisi-kisi yang saling berkaitan. Dengan membuat
kisi-kisi ini, maka akan terlihat indikator apa yang akan
dievaluasi, jumlah butir untuk masing-masing indikator, dan
butir berapa untuk mengungkap suatu data.
Tahapan pengembangan kisi-kisi ini terbagi menjadi
tiga bagian untuk tiga jenis instrumen, yaitu kisi-kisi
instrumen yang akan digunakan oleh mahasiswa, kisi-kisi
instrumen yang akan digunakan oleh ahli pembelajaran, dan
kisi-kisi instrumen untuk ahli desain platform.
119
3. Menyusun butir-butir instrumen
Penyusunan butir instrumen tidak lepas dari kisi-kisi
yang mengacu pada indikator apa yang ingin dievaluasi
serta komponen-komponen yang hendak diukur. Jumlah
soalnya pun bergantung pada variabelnya. Jumlah butir
instrumen pun disesuaikan dengan jumlah sub indikator
yang ingin dievaluasi.
4. Menyusun kriteria penilaian
Pada penelitian kali ini, ada dua kriteria yang akan
dikembangkan yang pertama kriteria untuk instrumen
mahasiswa dengan kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan
dan kriteria untuk ahli pembelajaran dan ahli desain platform
ialah kriteria penilaian rubrik.
Kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan yang akan
digunakan sebagai kriteria untuk menilai instrumen untuk
mahasiswa merupakan kriteria yang disusun hanya dengan
memperhatikan rentangan bilangan tanpa
mempertimbangkan apa-apa dilakukan dengan membagi
rentangan bilangan.7
7 Suharsimi & Cepi, (2014). Evaluasi Program Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara) h.35
120
Rubrik merupakan suatu panduan kriteria penilaian yang
digunakan dalam proses pembelajaran atau bisa juga
digunakan dalam proses evaluasi. Didalam suatu rubrik,
terdapat seperangkat penialaian yang digunkana untuk menilai
suatu komponen atau indikator tertentu oleh individu maupun
kelompok, serta menyertakan dengan detail hirarki
penilaiannya.
Adapun manfaat rubrik menurut Stevens dan Levi8
diantaranya ialah :
• Dengan rubrik, dapat memberikan umpan balik yang
cepat dan akurat
• Rubrik dapat dijadikan pedoman penilaian yang
objektif dengan kriteria yang jelas.
• Rubrik dapat meningkatkan berpikir kritis
• Rubrik dapat menjadi instrumen refleksi yang efektif
dari proses pembelajaran yang berlangsung
8 Danielle Stevens & Antonia Levi. (2005). Introduction to Rubrics : an Assesment Tools to Save Grading Time, Convey Effective Feedback and Promote Student Learning.(Virginia : Stylus Publishing). h.28
121
Adapun langkah-langkah menyusun rubrik menurut
Airasian & Russel adalah sebagai berikut :
1) Select a process or product to be taught 2) State performance for the process for the rubric 3) Decide on the number of scoring levels for the rubric, usually three to five 4) State description of performance criteria at the highest level of performance 5) State description of performance criteria at the remaining scoring levels 6) Compare each performance level 7) Select the scoring level closest to a actual performance proses or product 8) Grading
Pada langkah pertama adalah memilih proses atau
produk yang akan menjadi fokus evaluasi. Dalam hal ini yang
menjadi fokus evaluasi ialah komponen dari program
pembelajaran online yaitu komponen pedagogi dan komponen
interface design.
Pada langkah kedua adalah melakukan perumusan
terhadap kriteria dari komponen yang akan dievaluasi.
Perumusan mengacu pada sub indikator masing-masing
komponen pedagogi dan komponen Interface Design yang telah
ditetapkan dalam tabel identifikasi komponen program dan
indikatornya.
122
Pada langkah ketiga selanjutnya yaitu menentukan
rentang skor yang akan dikembangkan pada rubrik. Rentang
skor ini juga dimaksudkan sebagai grade peniliaian yang juga
sesuai dengan skala pada instrumen. Rentang skor yang
digunakan pada rubric ini ialah empat untuk yang paling tinggi
dan skor satu untuk yang paling rendah.
Pada langkah keempat selanjutnya yaitu merumuskan
deskripsi untuk kriteria penilaianiiipada skor tertinggi atau
terbaik. Deskripsi untuk skor tertinggi diantaranya adalah
“Diaplikasikan dengan Sangat Baik” untuk instrumen observasi.
Pada langkah selanjutnya yaitu merumuskan deskripsi
untuk kriteria peniliaian dari sisa penilaian. Rumusan deskripsi
dari kedua tertinggi sampai terendah ialah “Diaplikasikan
dengan Baik”, “Diaplikasikan dengan Kurang Baik” dan
“Diaplikasikan dengan Tidak Baik” untuk instrumen observasi
ahli.
123
Setelah dilakukan peninjauan ulang pada setiap kriteria
agar memastikan ada hirarki yang jelas disetiap kriteria
penilaian. Lalu selanjutnya langkah yang terakhir yaitu
melakukan proses penilaian dengan instrumen.
5. Menyusun Pedoman Pengerjaan
Langkah terakhir dalam tahapam pengembangan ini
ialah menyusun pedoman pengerjaan atau bisa juga disebut
dengan petunnjuk pengisian. Adapaun hal-hal yang harus
ditampilkan dalam pedoman pengerjaan diantaranya adalah
seperti penjelasan singkat tentang instrumen, tujuan
penggunaan instrumen (tentang sebuah kegiatan evaluasi
program pembelajaran), untuk siapa instrumen ditujukan, dan
penjelasan tat acara pengisian instrumen.
124
C. Teknik Evaluasi
Idealnya, evaluasi terhadap suatu produk dilakukan melalui
empat tahap, yaitu reviu ahli (Expert Review), evaluasi satu-satu,
evaluasi kelompok kecil dan uji coba lapangan9. Namun atas
pertimbangan waktu dan kapabilitas pengembang yang terbatas untuk
mengevaluasi secara keseluruhan, evaluasi formatif yang dilakukan
pada pengembangan instrument ini dilakukan oleh expert review.
Expert Review dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh penilaian
secara rasional, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
D. Teknik analisis data
Analisis akan dilakukan setelah mendapatkan data yang
terkumpul dari responden. Teknik yang dilakukan menggunkan teknik
matematis. Data kuantitatif yang diperolah dengan rumus berikut :
P =
P = angka prosesntase
F = jumlah skor
N = nilai maksimal
T = jumlah butir soal
9 Op.Cit, M. Atwi Suparman, h.291
125
Dari perhitungan sederhana tersebut, akan diperoleh hasil
dalam bentuk presentase. Untuk mengintrepretasikan data setiap
kuesioner dengan kriteria sebagai berikut :
Skor Presentase (%) Interpretasi
0% - 25% Tidak Sesuai
26% - 50% Kurang Sesuai
51% - 75% Sesuai
76% - 100% Sangat Sesuai
Sedangkan untuk mengolah data hasil jawaban pertanyaan
terbuka dan masukan serta saran yang diberikan oleh ahli terkait
tahapan-tahapan pengembangan, akan dituliskan secara deskriptif
oleh pengembang.
126
BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN
A. Nama Produk
Dalam penelitian pengembangan ini menghasilkan sebuah
instrument evaluasi program pembelajaran online yang berjudul
Instrumen Evaluasi Program Pembelajaran Online. Penelitian
pengembangan ini ditujukan untuk menghasilkan sebuah instrument
yang nantinya digunakan untuk mengeveluasi program pembelajaran
online yang diadakan di program studi Teknologi Pendidikan. Proses
dari penelitian pengembangan ini merupakan aplikasi dari metode dan
prosedur pengembangan instrument yang dirumuskan oleh Suharsimi
Arikunto dan Cepi. S.A Jabbar.
Instrumen yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini
nantinya akan mengevaluasi dua komponen program pembelajaran
online yaitu komponen Pedagogi dan komponen Interface Design
(Tampilan antarmuka).
127
B. Karakteristik Produk
Hasil penelitian pengembangan ini merupakan beberapa
instrument evaluasi program pembelajaran online yang khususnya
menyangkut pada dua komponen yaitu komponen Pedagogi dan
Komponen Interface Design.
Karakteristik produk instrumen evaluasi program pembelajaran
online antara lain ialah sebagai berikut :
a. Menghasilkan beberapa jenis instrumen evaluasi,
diantaranya yaitu instrumen evaluasi yang ditujukan untuk
Mahasiswa, instrumen evaluasi yang ditujukan untuk ahli
pembelajaran, dan instrumen evaluasi yang ditujukan untuk
ahli desain platform
b. Prosedur pengembangan ini mengacu pada prosedur
pengembangan yang dirumuskan oleh Suharsimi Arikunto
dan Cepi S.A Jabbar
c. Adapun komponen yang dijadikan acuan untuk
pengembangan instrumen evaluasi in mengacu pada dua
komponen, yaitu komponen Pedagogi dan komponen
Interface Design
d. Untuk mempertanggunjawabkan pengembangan instrumen,
tahapan-tahapan pada proses pengembangan ini
128
melibatkan evaluasi formatif yang dilakukan oleh ahli desain
Pembelajaran Online, Ahli Evaluasi, dan Ahli Bahasa.
C. Kelebihan Instrumen
Instrumen evaluasi program pembelajaran online
mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya yaitu :
a. Instrumen ini mengevaluasi proses pelaksanaan pedagogi
dalam hal ini mengevaluasi proses pembelajaran yang terjadi
dalam pembelajaran online dan komponen Interface Design
yang mengevaluasi tampilan antarmuka yang didesain dalam
pembelajaran online
b. Instrumen ini ditujukan kepada beberapa pihak terkait untuk
dijadikan sebagai sumber data evaluasi
c. Produk Instrumen juga dilengkapi dengan petunjuk pengisian
serta kriteria penilaian kualitatif yaitu rubrik
d. Pada setiap tahapan pengembangan, semuanya melalui proses
Expert review untuk menilai setiap tahapan pengembangannya
129
D. Prosedur Pemanfaatan
Berikut ini adalah prosedur pemanfaatan untuk instrument
evaluasi program pembelajaran :
a. Instrumen ini digunakan pada evaluasi program pembelajaran
online.
b. Penggandaan instrument disesuaikan dengan jumlah
kebutuhan mahasiswa yang telah mengikuti program
pembelajaran online dan beberapa ahli dalam mengevaluasi
proses pelaksanannya
c. Instrumen ini dibagikan berdasarkan dengan sumber datanya,
d. Pihak pelaksana program ataupun evaluator baiknya
memberikan arahan dan penjelesan terkait dengan tata cara
pengisian instrumen evaluasi program
e. Satu perangkat instrument ini hanya dapat digunakan dalam
satu kali proses pelaksanaan program pembelajaran online
f. Dapat dijadikan sebagai kuasi eksperimen dalam penelitian
selanjutnya untuk membakukan instrumen
130
E. Hasil Pengembangan Produk dan Hasil Evaluasi Formatif
Tabel 4.1
1. Identifikasi Komponen Program, Sub Indikator, Sumber data, Metode pengumpulan data, dan Jenis instrumen.
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator
Sumber Data Instrumen
1.Pedagogi 1.1 Analisis
Konten
1.1.1 Rumusan Tujuan
Pembelajaran
Tujuan pembelajaran Umum
Mahasiswa & Ahli
Pembelajaran
Kuesioner &
Observasi
Tujuan Pembelajaran Khusus
Tujuan Pembelajaran mengacu pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik
Tujuan pembelajaran mengacu pada standar kompetensi
Tujuan pembelajaran menjelaskan kompetensi dasar
Tujuan pembelajaran ada pada setiap subbab materi pembelajaran
1.1.2 Potongan (Chunking)
materi pembelajaran
Penyajian chunking pembelajaran berdasarkan fakta, konsep, prinsip, prosedur
Ahli Pembelajaran
Observasi
Penyajian chunking pembelajaran sudah sesuai dengan dengan urutan fakta, konsep, prinsip, prosedur
Mahasiswa Kuesioner
1.1.3 Learning Object
Penyajian learning object secara jelas pada setiap chunking materi pembelajaran
Mahasiswa Kuesioner
Penyajian bentuk digital LO sesuai
131
dengan materi yang disampaikan
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator
Sumber Data Instrumen
Jumlah elemen dalam LO sesuai dengan materi yang disampaikan
Penjelasan aktifitas pemebelajaran dalam LO
1.1.4 Penggunaan
media pembelajaran
Efektifitas Penggunaan media pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan konten pembelajaran
Mahasiswa & Ahli
Pembelajaran
Kuesioner &
Observasi Efektifitas penggunaan hypertext / hypermedia dalam pembelajaran
1.2 Analisis peserta didik
1.2.1 Ketepatan melakukan
analisis peserta didik
Program menyajikan konten pembelajaran dengan gaya belajar pemelajar Mahasiswa Kuesioner
Program memberikan pre-test diawal pembelajaran
1.3 Strategi Pembelajara
n
1.3.1 Strategi pembelajaran
Program menyajikan pembelajaran dengan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran
Mahasiswa & Ahli
Pembelajaran
Kuesioner &
Observasi
Program menyajikan pembelajaran secara aktif interaktif
Program menyajikan variasi strategi pembelajaran
Program menyajikan contoh-contoh konkrit dalam pembelajaran
132
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator
Sumber Data Instrumen
1.3.2 Media dan Sumber Belajar
Media yang digunakan mampu menarik perhatian pemelajar (Gaining Attention)
Media yang digunakan sesuai dengan situasi pembelajaran
Sumber belajar yang digunakan sesuai dengan situasi pembelajaran
Media yang digunakan sesuai dengan karakteristik pemelajar
Ketersediaan media pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online
Ketersediaan sumber belajar pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online
Kemampuan pembelajar menggunakan media pembelajaran
1.3.3 Motivasi pada
pembelajaran
Kemampuan pembelajar menggunakan sumber belajar
133
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator
Sumber Data Instrumen
Kemampuan memberikan umpan balik kepada pemelajar dari pembelajar
Kemampuan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi pemelajar
Kemampuan menciptakan rasa ingin tau bagi pemelajar
134
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator
Sumber data Instrumen
2. Interface Design
(Tampilan Antarmuka)
2.1 Desain Halaman
2.1.1 Tampilan Visual
Tampilan halaman muka pembelajaran menarik
Mahasiswa & Ahli Desain
Platform
Kuesioner &
Observasi
Susunan tampilan konten pembelajaran terorganisasi dengan baik
Tampilan halaman user friendly
2.1.2 Keterbacaan
Tampilan warna halaman eye friendly
Tampilan halaman terdapat kontras antara background dan teks
Teks pada halaman dapat terbaca dengan baik dapat terbaca dengan baik
Ukuran font digunakan secara konsisten
Jenis font digunakan secara konsisten
Ukuran spasi per paragraf digunakan secara konsisten
Warna yang digunakan pada teks sesuai
Layout konten digunakan secara konsisten
135
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator
Sumber Data Instrumen
Penyajian kata-kata yang penting diiringi dengan cue,highlight sehingga ada penekanan yang relevan
2.3 Navigasi 2.3.1 Fitur - fitur
Fitur-fitur dalam web course disajikan secara terstruktur
Mahasiswa & Ahli Desain
Platform
Kuesioner &
Observasi
Terdapat penjelasan mengenai fitur-fitur yang ada dalam web course
Kesesuaian penggunaan simbol navigasi
Kesesuaian penggunaan fitur menu dalam navigasi pembelajaran Online
Kesesuaian penggunaan fitur site map dalam navigasi pembelajaran Online
Kesesuaian penggunaan fitur search dalam navigasi pembelajaran Online
136
Hasil Expert Review Pengidentifikasian Komponen Program dan
Indikatornya :
Tabel 4.2
Hasil Expert Review pada tahapan Pengidentifikasian Komponen Program dan Indikatornya oleh Ahli Desain Pembelajaran Online
No Pertanyaan
Skor Review tahapan
Pengidentifikasian Komponen
Program dan Indikatornya
1.
Perumusan komponen program
pembelajaran online sesuai
dengan apa yang ingin
dievaluasi
4
2.
Perumusan komponen mengacu
pada definisi konseptual dan
operasional penelitian
2
3.
Perumusan Indikator sesuai
dengan komponen program
pembelajaran online yang akan
dievaluasi
2
4.
Perumusan indikator sesuai
dengan definisi konseptual dan
operasional penelitian
4
5 Pemilihan sumber data sesuai
dengan data yang ingin
4
137
diperoleh
6
Memilih jenis instrumen yang
sesuai dengan data yang ingin
diperoleh
4
Total Skor 20
Presentase 83.33%
Interpretasi Sangat Sesuai
Berdasarkan dari data penilaian yang diperoleh pada expert
review Pengidentifikasian komponen program dan Indikatornya yang
dilakukan oleh Ahli Desain Pembelajaran Online, dapat disimpulkan
informasi yang didapatkan pada pengidentifikasian komponen program
dan indikatornya pada penelitian pengembangan ini sudah sangat
sesuai dengan macam informasi yang dihasilkan dan termuat pada
tabel pengidentifikasian komponen program dan indikatornya. Adapun,
saran dan komentar dari ahli desain pembelajaran online adalah
sebagai berikut :
138
Tabel 4.3
Komentar dan saran ahli desain pembelajaran Online tentang Pengidentifikasian Komponen Program dan Indikatornya
Komentar dan Saran
1. Definisi konseptual dan definisi operasional revisi 2. Identifikasi indikator dan sub indikaor harus lebih spesifik dan
rinci 3. Sumber data ditambahkan 4. Instrumen ditambahka (disesuaikan dengan sumber data)
139
2. Membuat Kisi-kisi kaitan antara indikator, sumber data, metode
pengumpulan data, dan jenis instrumen
Setelah mengidentifikasi komponen program, indikator dan sub
indikator, sumber data, metode pengumpulan data, serta jenis
instrumen. Maka langkah selanjutnya ialah membuat kisi-kisi yang
saling berkaitan. Dengan membuat kisi-kisi ini, maka akan terlihat
indikator apa yang akan dievaluasi, jumlah butir untuk masing-masing
indikator, dan butir berapa untuk mengungkap suatu data.
Selanjutnya, dalam pengembangan kisi-kisi ini terbagi menjadi
tiga bagian untuk tiga jenis instrumen, yaitu kisi-kisi instrumen yang
akan digunakan oleh mahasiswa, kisi-kisi instrumen yang akan
digunakan oleh ahli pembelajaran, dan kisi-kisi instrumen untuk ahli
desain platform.
140
Tabel 4.4 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Program Pembelajaran Online untuk Mahasiswa
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
1.Pedagogi 1.1 Analisis
Konten
1.1.1 Rumusan Tujuan
Pembelajaran
Program merumuskan tujuan pembelajaran Umum secara jelas
1,2,3,4,5,6 6
Program merumuskan tujuan Pembelajaran Khusus secara jelas
Program merumuskan tujuan pembelajaran mengacu pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik
Program merumuskan tujuan pembelajaran mengacu pada standar kompetensi
Program merumuskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang sesuai
Program menyajikan rumusan tujuan pembelajaran pada setiap subbab materi pembelajaran
1.1.2 Chunnking materi
pembelajaran Program menyajikan chunking pembelajaran yang sesuai dengan dengan urutan fakta, konsep, prinsip, prosedur
7 1
1.1.3 Learning Object
Program menyajikan learning object secara jelas pada setiap chunking materi pembelajaran
8, 9, 10, 11 4
Program mampu menyajikan bentuk digital LO yang sesuai dengan materi yang disampaikan
Program mampu menyajikan kuantitas elemen dalam LO yang sesuai dengan materi pembelajaran
Program mampu menyajikan petunjuk aktifitas pembelajaran dalam LO
141
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
1.1.4 Penggunaan media
pembelajaran
Program mampu menggunakan media pembelajaran secara efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran
12, 13 2 Program mampu menyajikan Efektifitas penggunaan hypertext / hypermedia dalam pembelajaran
1.2 Analisis Peserta Didik
1.2.1 Ketepatan melakukan analisis
peserta didik
Program mampu menyajikan konten pembelajaran dengan gaya belajar pemelajar 14, 15 2
Program mampu memberikan pre-test diawal pembelajaran
1.3 Strategi Pembelajaran
1.3.1 Ketepatan penggunaan
strategi pembelajaran
Program mampu menyajikan pembelajaran dengan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran
16, 17, 18, 19
4
Program mampu menyajikan pembelajaran secara aktif interaktif
Program mampu menyajikan variasi strategi pembelajaran
Program mampu menyajikan contoh-contoh konkrit dalam pembelajaran
1.3.2 Media dan Sumber Belajar
Fasilitator program mampu menggunakan Media yang menarik perhatian pemelajar (Gaining Attention)
20,21, 22, 25, 26, 27,
8
Fasilitator program mampu menggunakan Media pembelajaran sesuai dengan situasi pembelajaran
Fasilitator program mampu menyajikan Sumber belajar yang sesuai dengan situasi pembelajaran
Fasilitator program mampu menyajikan Media yang sesuai dengan karakteristik pemelajar
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
Fasilitator program mampu menyediakan media pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online
142
Fasilitator program mampu menyediakan sumber belajar pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online
Fasilitator program mampu menggunakan media pembelajaran
Fasilitator program mampu menggunakan sumber belajar
1.3.3 Motivasi pada pembelajaran
Program mampu memberikan umpan balik kepada pemelajar dari pembelajar
28. 29, 30 3 Program mampu memberikan pembelajaran yang bermakna bagi pemelajar
Program mampu menciptakan rasa ingin tahu bagi pemelajar
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
2. Interface Design
(Tampilan Antarmuka)
2.1 Desain Halaman
2.1.1 Tampilan Visual
Tampilan halaman muka pembelajaran menarik
31, 32, 33, 3 Susunan tampilan konten pembelajaran terorganisasi dengan baik
Tampilan halaman user friendly
2.1.2 Keterbacaan
Tampilan warna halaman eye - friendly 34, 35, 36, 37, 38, 39,
40, 41 8
Tampilan halaman terdapat kontras antara background dan teks
Teks pada halaman dapat terbaca dengan baik dapat terbaca dengan baik
143
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
Ukuran font digunakan secara konsisten
Jenis font digunakan secara konsisten
Ukuran spasi per paragraf digunakan secara konsisten
Warna yang digunakan pada teks sesuai
Layout konten digunakan secara konsisten
2.2 Desain Konten
2.2.1 Prinsip multimedia dalam
e-learning
Penggunaan teks dan grafis pada penyajian materi pembelajaran letaknya saling berdekatan secara konsisten
42, 43, 44, 45, 46, 47,
48, 49, 8
Pengunaan teks dan grafis disajikan dengan cara simultan (bersamaan)
Tidak menggunakan ekstra teks / narasi / suara / video / animasi yang tidak perlu dan tidak relevan dalam penyajian konten pembelajaran
Penyajian materi dengan animasi selalu diiringin dengan narasi audio
Menghindari penjelasan yang tumpang tindih yang terdapat pada animasi, narasi, dan ditambah teks pada penyajian konten pembelajaran
Narasi atau teks yang disajikan dalam pembelajaran bersifat komunikatif (informal)
Terdapat interaktivitas antara pemelajar dengan konten pembelajaran (misalnya dengan simulasi atau game yang dihadirkan)
Penyajian kata-kata yang penting diiringi dengan cue,highlight sehingga ada penekanan yang relevan
2.3 Navigasi 2.3.1 Fitur - fitur Fitur-fitur dalam web course disajikan secara terstruktur 50, 51, 52,
53, 54, 55, 6 Terdapat penjelasan mengenai fitur-fitur yang ada dalam
web course
144
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
Kesesuaian penggunaan simbol navigasi
Kesesuaian penggunaan fitur menu dalam navigasi pembelajaran Online
Kesesuaian penggunaan fitur site map dalam navigasi pembelajaran Online
Kesesuaian penggunaan fitur search dalam navigasi pembelajaran Online
Tabel 4.5 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Program Pembelajaran Online untuk Ahli Pembelajaran
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
1.1 Pedagogi
1.1 Analisis Konten
1.1.1 Penjelasan Tujuan
Pembelajaran
Tujuan pembelajaran Umum
1, 2, 3, 4, 5, 6
6
Tujuan Pembelajaran Khusus
Tujuan Pembelajaran mengacu pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik
Tujuan pembelajaran mengacu pada standar kompetensi
Tujuan pembelajaran menjelaskan kompetensi dasar
Tujuan pembelajaran ada pada setiap subbab materi pembelajaran
1.1.2 Potongan (Chunking) materi
pembelajaran
Penyajian chunking materi pembelajaran memuat fakta 7, 8, 9, 10,
11 5 Penyajian chunking materi pembelajaran memuat prinsip
Penyajian chunking materi pembelajaran memuat proses
145
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
Penyajian chunking materi pembelajaran memuat prosedur
Penyajian chunking materi pembelajaran memuat konsep
1.1.3 Penggunaan media
pembelajaran
Efektifitas penggunaan hypertext / hypermedia dalam pembelajaran
12, 13 2 Efektifitas Penggunaan media pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan konten pemeblajaran
1.2 Strategi Pembelajaran
1.2.1 Ketepatan penggunaan
strategi pembelajaran
Program menyajikan pembelajaran dengan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran 14, 15, 16,
17 4
Program menyajikan pembelajaran secara aktif interaktif
Program menyajikan variasi strategi pembelajaran
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
1.2 Strategi Pembelajaran
1.2.2 Media dan Sumber Belajar
Program menyajikan contoh-contoh konkret dalam pembelajaran
18, 19, 20, 21, 22, 23,
24, 25 8
Media yang digunakan mampu menarik perhatian pemelajar (Gaining Attention)
Media yang digunakan sesuai dengan situasi pembelajaran
Sumber belajar yang digunakan sesuai dengan situasi pembelajaran
Media yang digunakan sesuai dengan karakteristik pemelajar
Ketersediaan media pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online
146
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
Ketersediaan sumber belajar pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online
Kemampuan pembelajar menggunakan media pembelajaran
Kemampuan pembelajar menggunakan sumber belajar
1.2.3 Motivasi pada pembelajaran
Kemampuan memberikan umpan balik kepada pemelajar dari pembelajar
26, 27, 28, 3 Kemampuan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi pemelajar
Kemampuan menciptakan rasa ingin tau bagi pemelajar
Tabel 4.6 Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Program Pembelajaran Online untuk Ahli Desain Platform
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
1. Tampilan antarmuka (Interface Design)
1.1 Desain Halaman
1.1.1 Tampilan Visual
Tampilan halaman muka pembelajaran menarik
1, 2, 3 3 Susunan tampilan konten pembelajaran terorganisasi dengan baik
Tampilan halaman user friendly
1.1 2. Keterbacaan
Tampilan warna halaman eye friendly
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
8 Tampilan halaman terdapat kontras antara background dan teks
Teks pada halaman dapat terbaca dengan baik dapat terbaca dengan baik
147
Komponen Sub-
Komponen Indikator Sub-Indikator Nomor Butir Jumlah
Ukuran font digunakan secara konsisten
Jenis font digunakan secara konsisten
Ukuran spasi per paragraf digunakan secara konsisten
Warna yang digunakan pada teks sesuai
Layout konten digunakan secara konsisten
1.2 Desain Konten
1.2 1 Penggunaan
prinsip multimedia
Penggunaan prinsip contiguity (ketersinambungan)
12, 13, 14, 15, 16, 17,
18
7
Penggunaan prinsip koherensi
Penggunaan prinsip modalitas
Penggunaan prinsip redundansi
Penggunaan prinsip personalisasi
Penggunaan prinsip interaktifitas
Penggunaan prinsip sinyal
1.3 Navigasi 1.3.1 Fitur -fitur
Fitur-fitur dalam web course disajikan secara terstruktur
19, 20 , 21, 22, 23, 24
6
Terdapat penjelasan mengenai fitur-fitur yang ada dalam web course
Kesesuaian penggunaan simbol navigasi
Kesesuaian penggunaan fitur menu dalam navigasi pembelajaran Online
Kesesuaian penggunaan fitur site map dalam navigasi pembelajaran Online
Kesesuaian penggunaan fitur search dalam navigasi pembelajaran Online
148
Hasil Expert Review pada tahapan Perumusan Kisi – Kisi Instrumen
oleh Ahli Evaluasi.
Tabel. 4.7 Hasil Expert Review Perumusan Kisi – Kisi Instrumen oleh
Ahli Evaluasi
No Pertanyaan Skor Review tahapan
Perumusan Kisi – Kisi Instrumen
1.
Perumusan kisi-kisi sesuai
dengan informasi yang akan
dievaluasi
3
2.
Kisi-kisi yang dihasilkan
menunjukkan butir untuk
masing-masing instrument
3
3.
kisi-kisi yang dirumuskan saling
terkait antara komponen
program dan indikatornya
3
4.
Urutan atau nomor butir
instrument sudah sesuai dengan
susunan indikator
3
Total Skor 12
Presentase 75%
Interpretasi Sesuai
149
Berdasarkan dari data penilaian yang diperoleh pada expert
review perumusan kisi – kisi instrumen yang dilakukan oleh Ahli
Evaluasi, dapat disimpulkan informasi yang didapatkan pada
perumusan kisi – kisi instrumen pada penelitian pengembangan ini
sudah sesuai dengan informasi yang dihasilkan dan termuat pada
tabel perumusan kisi – kisi instrumen. Adapun, saran dan komentar
dari Ahli Evaluasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Komentar dan saran oleh Ahli Evaluasi pada tahapan Perumusan Kisi-
Kisi Instrumen
Komentar dan Saran
1. Istilah dalam indikator dan sub indikator harus sesuai dengan kosntruk teori
2. Rumusan sub indikator harus sesuai teori
150
3. Merumuskan butir pertanyaan instrumen
Perumusan butir instrumen tidak lepas dari kisi-kisi yang
mengacu pada indikator apa yang ingin dievaluasi serta
komponen-komponen yang hendak diukur. Jumlah soalnya pun
bergantung pada variabelnya. Jumlah butir instrumen pun
disesuaikan dengan jumlah sub indikator yang ingin dievaluasi.
151
Tabel 4.9
Butir Pertanyaan Instrumen untuk Mahasiswa
No Butir Pertanyaan Ya Tidak Catatan
Tujuan Pembelajaran
1 Program mampu merumuskan tujuan pembelajaran umum secara jelas
2 Program mampu merumuskan tujuan pembelajaran khusus secara jelas
3 Program mampu menjelaskan tujuan pembelajaran yang mengacu pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik
4 Program mampu merumuskan tujuan pembelajaran yang mengacu pada standar kompetensi
5 Program mampu merumuskan tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar yang sesuai
6 Program mampu menampilkan rumusan tujuan pembelajaran pada setiap subbab materi pembelajaran
Chunking Materi Pembelajaran
7 Program mampu menampilkan chunking pembelajaran yang sesuai dengan dengan urutan fakta, konsep, prinsip, prosedur
Learning Object (LO)
8 Program mampu menampilkan LO secara jelas pada setiap chunking materi pembelajaran
152
9 Program mampu menampilkan bentuk digital LO yang sesuai dengan materi yang disampaikan
10 Program mampu menampilkan jumlah elemen LO yang sesuai dengan materi pembelajaran
11 Program mampu menampilkan petunjuk aktifitas pemebelajaran dalam LO
Penggunaan Media Pembelajaran
12 Fasilitator program mampu menggunakan media pembelajaran secara efektif untuk menyampaikan materi pembelajaran
13 Fasilitator program mampu menyajikan efektivitas penggunaan hypertext / hypermedia dalam pembelajaran
Ketepatan analisis peserta didik
14 Program mampu menampilkan materi pembelajaran dengan gaya belajar pemelajar
15 Program mampu menyajikan pre test diawal pembelajaran
Strategi Pembelajaran
16 Fasilitator program mampu menyajikan pembelajaran dengan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran
17 Fasilitator program mampu menyajikan pembelajaran secara aktif interaktif
18 Fasilitator program mampu menghadirkan variasi strategi pembelajaran
19 Fasilitator program mampu menyajikan contoh-contoh konkret dalam pembelajaran
Media dan Sumber Belajar
20 Fasilitator program mampu menggunakan media yang menarik perhatian pemelajar (Gaining Attention)
153
21 Fasilitator program mampu menggunakan media pembelajaran sesuai dengan situasi pembelajaran
22 Fasilitator program mampu menyajikan sumber belajar yang sesuai dengan situasi pembelajaran
23 Fasilitator program mampu menyajikan media yang sesuai dengan karakteristik pemelajar
24 Fasilitator program mampu menyediakan media pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online yang mudah diakses pemelajar
25 Fasilitator program mampu menyediakan sumber belajar pembelajaran pada lingkungan pembelajaran online yang mudah diakses pemelajar
26 Fasilitator program program mampu menggunakan media pembelajaran secara tepat
27 Fasilitator program mampu memanfaatkan sumber belajar secara tepat
Motivasi pada pembelajaran
28 Fasilitator mampu memberikan umpan balik secara aktif kepada pemelajar
29 Fasilitator program mampu memberikan pembelajaran yang bermakna bagi pemelajar
30 Fasilitator program mampu menciptakan rasa ingin tau bagi pemelajar
Tampilan Visual
31 Program mampu menampilkan tampilan visual halaman muka pembelajaran yang menarik
32 Program mampu menampilkan tampilan konten pembelajaran yang terorganisasi dengan baik
33 Program mampu menampilkan tampilan halaman user friendly (mudah dimengerti)
Keterbacaan
154
34 Program mampu menampilkan tampilan warna halaman yang eye friendly
35 Program mampu menampilkan tampilan halaman yang kontras antara background dan teks
36 Program mampu menampilkan teks yang mudah dibaca
37 Program menampilkan penggunaan ukuran font secara konsisten
38 Program menampilkan penggunaan jenis font secara konsisten
39 Program mampu menampilkan penggunaan ukuran spasi per paragraf secara konsisten
40 Program mampu menampilkan penggunaan warna pada teks yang sesuai
41 Pogram mampu menampilkan penggunaan layout konten pembelajaran secara konsisten
Prinsip multimedia dalam e-learning
42 Program mampu menggunakan teks dan grafis pada penyajian materi pembelajaran letaknya saling berdekatan secara konsisten
43 Program mampu menggunakan teks dan grafis yang disajikan dengan cara simultan (bersamaan)
44 Program mampu menghindari penggunaan ekstra teks / narasi / suara / video / animasi yang tidak perlu dan tidak relevan dalam penyajian konten pembelajaran
45 Program mampu menampilkan materi dengan animasi yang selalu diiringi dengan narasi audio
46 Program mampu menghindari penjelasan tumpang tindih pada animasi, narasi, yang ditambah teks pada penyajian konten pembelajaran
47 Program mampu menampilkan narasi atau teks dalam pembelajaran yang bersifat komunikatif (informal)
155
48 Program mampu menampilkan pembelajaran yang interaktif antara pemelajar dengan konten pembelajaran (misalnya dengan simulasi atau game yang dihadirkan)
49 Program mampu menampilkan kata-kata penting diiringi dengan cue, highlight sehingga ada penekanan yang relevan
Fitur-fitur
50 Program mampu menampilkan Fitur-fitur dalam webcourse secara terstruktur
51 Program mampu menampilkan penjelasan terhadap penggunaan fitur-fitur
52 Program mampu menampilkan jenis-jenis simbol dan ikon yang sesuai pada webcourse
53 Program mampu menampilkan fitur menu yang sesuai dalam webcourse
54 Program mampu menampilkan fitur site map yang sesuai dalam webcourse
55 Program mampu menampilkan fitur search yang sesuai dalam webcourse
156
Tabel 4.10 Butir Pertanyaan Instrumen untuk Ahli Pembelajaran
No Butir Pertanyaan
Tidak diaplikasi
kan
Diaplikasikan
dengan kurang
baik
Diaplikasikan
dengan baik
Diaplikasikan
dengan sangat
baik
Catatan
Tujuan Pembelajaran
1 Merumuskan tujuan pembelajaran umum secara jelas
2 Merumuskan tujuan pembelajaran khusus secara jelas
3 Merumuskan tujuan pembelajaran mengacu pada aspek kognitif, afektif, psikomotorik
4 Merumuskan tujuan pembelajaran mengacu pada standar kompetensi
5 Merumuskan tujuan pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar
6 Tujuan pembelajaran ada pada setiap subbab materi pembelajaran
Chunking Materi Pembelajaran
7 Menampilkan chunking materi pembelajaran memuat fakta
8 Menampilkan chunking materi pembelajaran memuat prinsip
9 Menampilkan chunking materi pembelajaran memuat proses
157
10 Menampilkan chunking materi pembelajaran memuat prosedur
11 Menampilkan chunking materi pembelajaran memuat konsep
Penggunaan Media Pembelajaran
12 Menampilkan penggunaan hypertext / hypermedia dalam pembelajaran secara efektif
13 Menampilkan media pembelajaran yang sesuai untuk menyampaikan konten pembelajaran secara efektif
Ketepatan Penggunaan Strategi Pembelajaran
14 Menampilkan pembelajaran dengan strategi yang sesuai dengan materi pembelajaran
15 Menampilkan pembelajaran secara aktif interaktif
16 Menampilkan variasi strategi pembelajaran
17 Menampilkan contoh-contoh konkret dalam pembelajaran
Media dan Sumber Belajar
18 Menggunakan media yang mampu menarik perhatian pemelajar (Gaining Attention)
19 Menggunakan media yang sesuai dengan situasi pembelajaran
20 Menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan situasi pembelajaran
21 Menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik pemelajar
22 Menggunakan media pembelajaran yang mudah tersedia pada lingkungan pembelajaran online
23 Menggunakan sumber belajar pembelajaran yang mudah tersedia pada lingkungan pembelajaran online
158
24 Kemampuan fasilitator menggunakan media pembelajaran
25 Menggunakan sumber belajar dengan baik
Motivasi pada Pembelajaran
26 Fasilitator program memberikan umpan balik kepada pemelajar
27 Fasilitator program memberikan pembelajaran yang bermakna bagi pemelajar
28 Fasilitator program menciptakan rasa ingin tau bagi pemelajar
159
Tabel. 4.11 Butir Pertanyaan Instrumen untuk Ahli Desain Platform
No Butir Pertanyaan Tidak
diaplikasikan
Diaplikasikan
dengan kurang
baik
Diaplikasikan
dengan baik
diaplikasikan
dengan sangat
baik
Catatan
Tampilan Visual
1 Menampilkan tampilan halaman muka pembelajaran menarik
2 Menampilkan organisasi konten pembelajaran dengan baik
3 Menampilkan halaman user friendly (mudah digunakan)
Keterbacaan
4 Menampilkan warna halaman eye friendly
5 Menampilkan halaman yang kontras antara background dan teks
6 Penggunaan teks pada halaman dapat terbaca dengan baik
7 Penggunaan ukuran font secara konsisten
8 Penggunaan jenis font secara konsisten
9 Penggunaan ukuran spasi per paragraf secara konsisten
10 Penggunaan warna pada teks yang sesuai
160
11 Penggunaan layout konten pembelajaran secara konsisten
Penggunaan Prinsip Multimedia
12 Pengaplikasian prinsip contiguity (keterhubungan)
13 Pengaplikasian prinsip koherensi
14 Pengaplikasian prinsip modalitas
15 Pengaplikasian prinsip redundansi
16 Pengaplikasian prinsip personalisasi
17 Pengaplikasian prinsip interaktivitas
18
Pengaplikasian prinsip sinyal
Fitur-Fitur
19 Menampilkan fitur-fitur dalam webcourse secara terstruktur
20 Menampilkan penjelasan mengenai fitur-fitur yang ada dalam webcourse
21 Penggunaan ikon dan simbol navigasi yang sesuai
22 Penggunaan fitur menu dalam navigasi pembelajaran online yang sesuai
23 Penggunaan fitur site map dalam navigasi pembelajaran online yang seusai
161
24 Penggunaan fitur search dalam navigasi pembelajaran online yang sesuai
162
Hasil Expert Review pada tahapan Perumusan Butir Pertanyaan
Instrumen oleh Ahli Evaluasi.
Tabel 4.12 Hasil Expert Review Perumusan Butir Pertanyaan Instrumen oleh
Ahli Evaluasi
No Pertanyaan
Skor Review tahapan
Perumusan Butir Pertanyaan
Instrumen
1. Perumusan butir pertanyaan
sesuai dengan kisi-kisi
3
2. Butir pertanyaan dirumuskan
secara lengkap dan jelas
3
3. Perumusan pertanyaan sesuai
dengan opsi jawaban instrumen
3
4. Perumusan kalimat pertanyaan
yang tidak menggiring jawaban
3
5.
Merumuskan pertanyaan yang
hanya mengandung satu objek
disetiap butir pertanyaannya
3
Total Skor 15
Presentase 75%
Interpretasi Sesuai
163
Berdasarkan dari data penilaian yang diperoleh pada expert review
perumusan butir pertanyaan instrumen yang dilakukan oleh Ahli Evaluasi,
dapat disimpulkan informasi yang didapatkan pada perumusan butir
instrumen pada penelitian pengembangan ini sudah sesuai dengan informasi
yang dihasilkan dan termuat pada tabel perumusan butir instrumen. Adapun,
saran dan komentar dari Ahli Evaluasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.13 Komentar dan saran oleh Ahli Evaluasi pada tahapan Perumusan
Butir-Butir instrumen
Komentar dan Saran
1. Butir pertanyaan untuk mahasswa dikurangi jumlah butir dan jenis instrumennya dengan kuesioner jawaban “ Ya / Tidak “ atau “Ada / Tidak Ada” atau dengan metode lain “Semantik Dimensial”
2. Lembar Observasi dikurangi jumlah butir
164
Hasil Expert Review pada tahapan Perumusan Butir Pertanyaan
Instrumen oleh Ahli Bahasa.
Tabel. 4.14 Hasil Expert Review Perumusan Butir Pertanyaan Instrumen oleh
Ahli Bahasa
No Pertanyaan
Skor Review pada tahapan
Perumusan Butir Pertanyaan
Instrumen
1.
Butir instrumen menggunakan
Bahasa yang komunikatif dan
sesuai dengan latar belakang
responden pada butir instrumen
3
2. Menggunakan Bahasa Indonesia
baku pada butir instrumen
3
3.
Menghindari penggunaan
Bahasa yang berlaku setempat
atau tabu
4
Total Skor 10
Presentase 83.3%
Interpretasi Sangat Sesuai
165
Berdasarkan dari data penilaian yang diperoleh pada expert review
perumusan butir pertanyaan instrumen yang dilakukan oleh Ahli Bahasa,
dapat disimpulkan informasi yang didapatkan pada perumusan butir
instrumen pada penelitian pengembangan ini sudah sesuai dengan informasi
yang dihasilkan dan termuat pada tabel perumusan butir. Adapun, saran dan
komentar dari Ahli Evaluasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Komentar dan saran oleh Ahli Bahasa pada tahapan perumusan butir-
butir instrumen
Komentar dan Saran
1. -
166
4. Membuat kriteria penilaian
Kriteria dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan
sebagai ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu.
Dalam konteks penelitian pengembangan ini, kriteria menjadi sebuah
acuan atau patokan dalam melakukan penilaian terhadap indikator
variabel yang akan dievaluasi. Implikasi dari adanya kriteria penilaian,
maka seharusnya kredibilitas evaluasi dapat dipertanggungjawabkan.
Pada penelitian kali ini, ada dua kriteria yang dikembangkan yang
pertama kriteria untuk instrumen mahasiswa dengan kriteria kuantitatif
tanpa pertimbangan dan kriteria untuk ahli pembelajaran dan ahli
desain platform ialah kriteria penilaian rubrik.
Kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan yang akan digunakan
sebagai kriteria untuk menilai instrumen untuk mahasiswa merupakan
kriteria yang disusun hanya dengan memperhatikan rentangan
bilangan tanpa mempertimbangkan apa-apa dilakukan dengan
membagi rentangan bilangan.52
Sedangkan, rubrik merupakan suatu panduan kriteria penilaian
yang digunakan dalam proses pembelajaran atau bisa juga digunakan
dalam proses evaluasi. Didalam suatu rubrik, terdapat seperangkat
penialaian yang digunkana untuk menilai suatu komponen atau
52 Suharsimi & Cepi, (2014). Evaluasi Program Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara) h.35
167
indikator tertentu oleh individu maupun kelompok, serta menyertakan
dengan detail hirarki penilaiannya.
Adapun manfaat rubrik menurut Stevens dan Levi53 diantaranya ialah :
• Dengan rubrik, dapat memberikan umpan balik yang cepat dan
akurat
• Rubrik dapat dijadikan pedoman penilaian yang objektif dengan
kriteria yang jelas.
• Rubrik dapat meningkatkan berpikir kritis
• Rubrik dapat menjadi instrumen refleksi yang efektif dari proses
pembelajaran yang berlangsung
Adapun langkah-langkah menyusun rubrik menurut Airasian & Russel
54 adalah sebagai berikut :
1) Select a process or product to be taught 2) State performance for the process for the rubric 3) Decide on the number of scoring levels for the rubric, usually
three to five 4) State description of performance criteria at the highest level of
performance 5) State description of performance criteria at the remaining
scoring levels 6) Compare each performance level 7) Select the scoring level closest to a actual performance proses
or product 53 Danielle Stevens & Antonia Levi. (2005). Introduction to Rubrics : an Assesment Tools to Save Grading Time, Convey Effective Feedback and Promote Student Learning.(Virginia : Stylus Publishing). h.28 54 Peter W. Airasian & Michael K. Russel, (2008). Classroon Assesment : Concepts and Applications. (New York : Mc Graw Hill) h. 227
168
8) Grading
Langkah pertama adalah memilih proses atau produk yang
akan menjadi fokus evaluasi. Dalam hal ini yang menjadi fokus
evaluasi ialah komponen dari program pembelajaran online yaitu
komponen pedagogi dan komponen interface design.
Pada langkah selanjutnya adalah melakukan perumusan
terhadap kriteria dari komponen yang akan dievaluasi. Perumusan
mengacu pada sub indikator masing-masing komponen pedagogi dan
komponen Interface Design yang telah ditetapkan dalam tabel
identifikasi komponen program dan indikatornya.
Pada langkah selanjutnya yaitu menentukan rentang skor yang
akan dikembangkan pada rubrik. Rentang skor ini juga dimaksudkan
sebagai grade peniliaian yang juga sesuai dengan skala pada
instrumen. Rentang skor yang digunakan pada rubric ini ialah empat
untuk yang paling tinggi dan skor satu untuk yang paling rendah.
Pada langkah selanjutnya yaitu merumuskan deskripsi untuk
kriteria penilaianiiipada skor tertinggi atau terbaik. Deskripsi untuk skor
tertinggi diantaranya adalah “Diaplikasikan dengan Sangat Baik” untuk
instrumen observasi.
169
Pada langkah selanjutnya yaitu merumuskan deskripsi untuk
kriteria peniliaian dari sisa penilaian. Rumusan deskripsi dari kedua
tertinggi sampai terendah ialah “Diaplikasikan dengan Baik”,
“Diaplikasikan dengan Kurang Baik” dan “Diaplikasikan dengan Tidak
Baik” untuk instrumen observasi ahli.
Setelah dilakukan peninjauan ulang pada setiap kriteria agar
memastikan ada hirarki yang jelas disetiap kriteria penilaian. Lalu
selanjutnya langkah yang terakhir yaitu melakukan proses penilaian
dengan instrumen. Dibawah ini adalah hasil dari pengembangan kriteria
penilaian rubrik.
170
4.1 Kriteria penilaian instrumen kuesioner evaluasi program
pembelajaran online untuk mahasiswa
Rumus penghitungan presentase penilaian instrumen evaluasi
mahasiswa :
P = Presentase (%)
Dari perhitungan sederhana tersebut, akan diperoleh hasil
dalam bentuk presentase. Untuk mengintrepretasikan
presentase pada kuesioner mahasiswa dengan kriteria sebagai
berikut :
Skor Presentase (%) Interpretasi
0% - 25% Tidak Baik dalam Proses
Pelaksanaan Program
26% - 50% Kurang Baik dalam Proses
Pelaksanaan Program
51% - 75% Baik dalam Proses Pelaksanaan
Program
76% - 100% Sangat Baik dalam proses
Pelaksanaan Program
171
Tabel 4.16
4.2 Kriteria penilaian instrumen evaluasi program pembelajaran online untuk ahli pembelajaran
No Kriteria
Rubrik
Tidak diaplikasikan Diaplikasikan
dengan kurang baik
Diaplikasikan
dengan baik
Diaplikasikan
dengan sangat baik
1
Perumusan tujuan
pembelajaran umum
secara jelas
Tidak ditampilkan
tujuan pembelajaran
umum secara jelas
Rumusan tujuan
pembelajaran umum
yang ditampilkan
terlalu banyak kata
dan bertele-tele
Rumusan tujuan
pembelajaran umum
yang ditampilkan
dengan secara
singkat dan jelas
Rumusan tujuan
pembelajaran
ditampilkan secara
singkat, jelas,
mudah dipahami
2
Program merumuskan
tujuan pembelajaran
khusus secara jelas
Tidak ditampilkan
rumusan tujuan
pembelajaran
khusus secara jelas
Rumusan tujuan
pembelajaran
khusus masih
menyangkut hal-hal
yang umum
Rumusan tujuan
pembelajaran
khusus dirumuskan
dengan singkat dan
jelas
Rumusan tujuan
pembelajaran
khusus dirumuskan
dengan jelas,
lengkap, dan mudah
dipahami
3
Program merumuskan
tujuan Pembelajaran
mengacu pada aspek
kognitif, afektif,
psikomotorik
Tidak ditampilkan
rumusan tujuan
pembelajaran yang
menyangkut tentang
aspek kognitif,
afektif, dan
Rumusan tujuan
pembelajaran yang
mengacu pada
aspek kognitif,
afektif dan
psikomotorik
Rumusan tujuan
pembelajaran yang
mengacu pada
aspek kognitif,
afektif, dan
psikomotorik
Rumusan tujuan
pembelajaran
mengacu pada
aspek kognitif,
afektif, dan
psikomotorik
172
psikomotorik ditampilkan dengan
penjelasan yang
masih terlalu umum
ditampilkan dengan
penjelasan yang
jelas mewakili setiap
aspek
ditampilkan dengan
penjelasan yang
jelas, mudah
dipahami, dan
menggunakan
tingkatan domain
4
Program merumuskan
tujuan pembelajaran
mengacu pada standar
kompetensi
Rumusan tujuan
pembelajaran tidak
mencantumkan
deskripsi standar
kompentensi
Rumusan tujuan
pembelajaran
mencantumkan
standar kompentesi
namun masih sulit
dipahami
Rumusan tujuan
pembelajaran
mengacu pada
standar kompetensi
dijelaskan secara
jelas
Rumusan tujuan
pembelajran
mengacu pada
standar kompentensi
yang dijelaskan
menyangkut
deskripsi
pengetahuan,
keterampilan dan
sikap yang harus
dikuasai setelah
pembelajaran
berlangsung
5
Program merumuskan
tujuan pembelajaran
dengan kompetensi
dasar yang sesuai
Rumusan tujuan
pembelajaran tidak
disertai dengan
kompetensi dasar
yang harus dimiliki
pemelajar
Rumusan tujuan
pembelajaran
memuat kompetensi
dasar yang belum
jelas dan masih sulit
dipahami
Rumusan tujuan
pembelajaran
memuat kompetensi
dasar yang hanya
berupa kompetensi
pengetahuan saja
Rumusan tujuan
pembelajaran
memuat kompetensi
dasar yang memuat
berupa kompetensi
pengetahuan,
keterampilan, dan
173
sikap minimal yang
harus dicapai oleh
pemelajar
6
Program menampilkan
rumusan tujuan
pembelajaran pada
setiap subbab materi
pembelajaran
Rumusan tujuan
pembelajaran tidak
diberikan pada
setiap subbab
materi
Rumusan tujuan
pembelajaran hanya
diberikan pada awal
materi
Rumusan tujuan
pembelajaran
diberikan namun
hanya berkisar 50%
dari total subbab
pembelajaran
Rumusan tujuan
pembelajaran
diberikan disetiap
subbab materi
pembelajaran
7
Menyajikan chunking
materi pembelajaran
memuat fakta
Penyajian chunking
materi pembelajaran
tidak memuat
penjelasan dengan
fakta
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
fakta dengan cukup
baik tetapi masih
belum lengkap
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
fakta yang disajikan
dengan baik dan
lengkap
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
fakta yang disajikan
dengan sangat baik
yang didalamnya
menyangkut
kenyataan dan
kebenaran, nama,
lambang, tempat,
komponen suatu
teori dan sebagainya
8
Menyajikan chunking
materi pembelajaran
memuat prinsip
Penyajian chunking
materi pembelajaran
tidak memuat
penjelasan tentang
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang prinsip
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang prinsip
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang prinsip yang
174
prinsip tetapi masih belum
lengkap
dengan baik dan
lengkap
disajikan dengan
sangat baik dan
lengkap yang
didalamnya meliputi
dalil, rumus,
paradigm, hubungan
antar konsep dan
sebagainya
9
Menyajikan chunking
materi pembelajaran
memuat proses
Penyajian chunking
materi pembelajaran
tidak memuat
penjelasan tentang
proses
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang proses
tetapi masih belum
lengkap
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang proses
dengan baik dan
lengkap
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang proses yang
disajikan dengan
sangat baik dan
lengkap yang
didalamnya meliputi
suatu alur terjadinya
sesuatu, faktor-
faktor yang
mempengaruhi dan
sebagainya
10
Menyajikan chunking
materi pembelajaran
memuat prosedur
Penyajian chunking
materi pembelajaran
tidak memuat
penjelasan tentang
prosedur
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang prosedur
tetapi masih belum
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang prosedur
dengan baik dan
Penyajian chunking
materi pembelajaran
memuat penjelasan
tentang prosedur
yang disajikan
175
lengkap lengkap dengan sangat baik
dan lengkap yang
didalamnya meliputi
langkah-langkah
sistematis dan
berurutan dalam
mengerjakan suatu
aktivitas
11
Menyajikan chunking
materi pembelajaran
memuat konsep
Penyajian chunking
materi pembelajaran
tidak memuat
penjelasan tentang
konsep
Penyajian chunking
materi pembelajaran
disajikan dengan
cukup baik tetapi
masih belum
lengkap
Penyajian chunking
materi pembelajaran
disajikan dengan
dengan baik dan
lengkap
Penyajian chunking
materi pembelajaran
disajikan dengan
sangat baik dan
lengkap serta
didalamnya memuat
pengertian atau
definisi-definisi baru
, hakikat, inti dan isi
12
Menyajikan
penggunaan hypertext /
hypermedia dalam
pembelajaran secara
efektif
Penyajian
hypertext/hypermedi
a tidak memenuhi
kriteria penyajian
Penyajian hypertext
/ hypermedia hanya
digunakan sekali
atau duakali saja
dalam pembelajaran
Penyajian hypertext
/ hypermedia
digunakan hampir
dalam setiap LO
untuk menunjang
informasi konten
pembelajaran
Penyajian hypertext /
hypermedia
digunakan hampir
dalam setiap LO
untuk menunjang
informasi konten
pembelajaran dan
semuanya saling
terkait dengan
176
konten pembelajaran
13
Menyajikan media
pembelajaran yang
sesuai untuk
menyampaikan konten
pembelajaran secara
efektif
Fasilitator Tidak
dapat
memanfaatkan
media pembelajaran
dengan baik
Fasilitator cukup
baik dalam
memanfaatkan
media pembelajaran
yang sesuai
Fasilitator
menggunakan
media pembelajaran
dengan baik dan
sesuai dengan
situasi
pembelajaran
Fasilitator dengan
sangat baik
menggunakan media
pembelajaran yang
sesuai dengan
situasi pembelajaran
14
Menyajikan
pembelajaran dengan
strategi yang sesuai
dengan materi
pembelajaran
Penyajian strategi
pembelajaran tidak
dilakukan dengan
sesuai
Penyajian strategi
pembelajaran hanya
menggunakan satu
satu jenis strategi
saja dan masih
teacher centered
Penyajian strategi
pembelajaran yang
digunakan mampu
mendorong
pemelajar
membangun
pengetahuan
Penyajian strategi
pembelajaran
dilakukan dengan
sangat baik dengan
menghadirkan
strategi
pembelajaran yang
kolaboratif dan
membangun
interaksi antar
pemelajar dalam
pembelajaran online
15
Menyajikan
pembelajaran secara
aktif interaktif
Tidak ada interaksi
antara fasilitator dan
pemelajar dalam
pembelajaran online
Interaksi yang
dilakukan hanya
didominasi oleh
fasilitator (teacher
centered)
Interaksi aktif
dilakukan antara
fasilitator dan
pemelajar
Interaksi aktif
dilakukan dengan
sangat baik antara
fasilitator dan
pemelajar, konten
177
materi dengan
pemelajar, pemelajar
dengan pemelajar
dan lebih didominasi
(student centered)
disetiap proses
pembelajaran online
16 Menyajikan variasi
strategi pembelajaran
Tidak ada variasi
dalam penyajian
strategi
pembelajaran
Variasi yang
dilakukan dalam
strategi
pembelajaran hanya
sebatas satu jenis
strategi saja
Variasi yang
dilakuka dalam
strategi
pembelajaran
dilakukan dengan
baik dan sesuai
dengan materi
pembelajaran
Variasi yang
dilakukan dalam
strategi
pembelajaran
dilakukan dengan
sangat baik dan
sangat sesuai
dengan materi
pembelajaran yang
ingin disampaikan
17
Menyajikan contoh-
contoh konkret dalam
pembelajaran
Tidak ada contoh
konkrit yang
dihadirkan dalam
setiap chunk
pembelajaran
Contoh konkrit yang
dihadirkan masih
terbatas, hanya
dalam beberap
chunk tertentu saja
Contoh konkrit yang
diberikan disetiap
chunk pembelajaran
Contoh konkrit
diberikan disetiap
chunk pembelajaran
dengan sangat
sesuai dan mudah
dipahami
18 Menggunakan media
yang mampu menarik
Media yang
digunakan fasilitator
Media yang
digunakan fasilitator
Media yang
digunakan fasilitator
Fasilitator dengan
kreatif menggunakan
178
perhatian pemelajar
(Gaining Attention)
tidak seusai dengan
materi yang ingin
disampaikan
terlalu sering
digunakan sehingga
tidak menarik
perhatian
dapat menarik
perhatian dengan
baik dan bervariasi
Media sehingga
dapat menarik
perhatian dengan
sangat baik untuk
pemelajar serta
sangat bervariasi
19
Menggunakan media
yang sesuai dengan
situasi pembelajaran
Fasilitator Tidak
dapat
memanfaatkan
media pada setiap
situasi
pembelajaran
Fasilitator
menggunakan
media pembelajaran
hanya pada satu
situasi saja (Live
Sychronous / Virtual
Sychronous / Self
Paced Asychronous
/Collaborative
Asynchronous)
Fasilitator
menggunakan
media pembelajaran
dengan baik pada
beberapa situasi
pembelajaran (Live
Sychronous / Virtual
Sychronous / Self
Paced Asychronous
/ Collaborative
Asynchronous)
Fasilitator dengan
sangat baik
menggunakan media
pembelajaran yang
sesuai disetiap
situasi pembelajaran
(Live Sychronous /
Virtual Sychronous /
Self Paced
Asychronous /
Collaborative
Asynchronous)
20
Menggunakan sumber
belajar yang sesuai
dengan situasi
pembelajaran
Fasilitator tidak
menghadirkan
sumber belajar yang
sesuai
Fasilitator hanya
memberikan
referensi sumber
belajar hanya pada
satu situasi
pembelajaran
Fasilitator
memberikan
referensi dan
membahas sumber
belajar yang
diberikan untuk
menunjang
informasi materi
Fasilitator
memberikan
referensi dan
membahasnya
dengan sangat baik
serta
mengintegrasikan
sumber belajar untuk
179
pembelajaran di
beberapa situasi
pemebelajaran
menunjang informasi
materi pembelajaran
serta dapat
dimanfaatkan
dengan kolaboratif
21
Menggunakan media
yang sesuai dengan
karakteristik pemelajar
Fasilitator tidak
mampu menyajikan
media yang sesuai
dengan karakteristik
pemelajar
Fasilitator
menyajikan satu
jenis media saja
yang sesuai dengan
karakteristik gaya
belajar pemelajar
Fasilitator
menyajikan
beragam jenis
media yang masing-
masing dapat
mewakili gaya
belajar pemelajar
Fasilitator dengan
sangat baik
menyajikan beragam
jenis media yang
mewakili gaya
belajar pemelajar
dengan komposisi
yang seimbang
22
Menggunakan media
pembelajaran yang
mudah tersedia pada
lingkungan
pembelajaran online
Penyediaan media
pembelajaran sulit
diaskes oleh
pemelajar
Penyediaan media
pembelajaran
terbatas dan tidak
semua dapat
diaskes pemelajar
Penyediaan media
pembelajaran
mudah diakses oleh
pemelajar
Penyediaan media
pembelajaran sangat
mudah diakses dan
dapat
diguPenyanakan
untuk semua
pemelajar
23
Menggunakan sumber
belajar pembelajaran
yang mudah tersedia
pada lingkungan
pembelajaran online
Penyediaan sumber
belajar sulit diakses
oleh pemelajar
Penyediaan sumber
belajar terbatas dan
tidak semua dapat
diakses pemelajar
Penyediaan sumber
belajar mudah
diakses pemelajar
Penyediaan sumber
belajar sangat
mudah diakses dan
dapat digunakan
untuk semua
180
pemelajar
24
Kemampuan fasilitator
menggunakan media
pembelajaran
Fasilitator tidak fasih
dalam
menggunakan
media
pemebelajaran
Fasilitator hanya
fasih menggunakan
satu atau dua jenis
media pembelajaran
Fasilitator
menggunakan
media pembelajaran
dengan baik dan
fasih hampir
disetiap situasi
pembelajaran
Fasilitator
menguasai
penggunaan media
pembelajaran dan
dapat
mengintegrasikan
serta menyampaikan
materi dengan
sangat baik disetiap
situasi pembelajaran
25
Fasilitator
menggunakan sumber
belajar dengan baik
Fasilitator tidak fasih
dalam
memanfaatkan
sumber belajar
Fasilitator hanya
fasih menggunakan
satu atau dua
sumber belajar
Fasilitator
memanfaatkan
sumber belajar
dengan baik dan
fasih hampir
disetiap situasi
pembelajaran
Fasilitator
memanfaatkan
sumber belajar
dengan sangat baik
dan saling
berintegrasi dengan
pembelajaran pada
setiap situasi
pembelajaran
26
Fasilitator memberikan
umpan balik kepada
pemelajar
Fasilitator tidak
memberikan umpan
balik kepada
pemelajar
Fasilitator
memberikan umpan
balik secara pasif
Fasilitator
memberikan umpan
bailk kepada
pemelajar dengan
baik dengan
Fasilitator selalu
memberikan
umpang balik secara
aktif dan interaktif
kepada pemelajar
181
kuantitas yang
sering
setelah selesai
pembahasan
pembalajaran atau
tentang evaluasi
pemelajar
27
Fasilitator memberikan
pembelajaran yang
bermakna bagi
pemelajar
Program tidak
menghadirkan
pembelajaran
bermakna yaitu
pelajaran yang
dipelajari ditemukan
sendiri oleh
pemelajar tanpa
mengaitkan
pengetahuan yang
telah dimilikinya,
kemudian dia
hafalkan
Program
memberikan
pembelajaran
dengan belajar
menerima
(ekspositori) yang
tidak bermakna
yaitu materi
pelajaran yang telah
tersusun secara
logis disampaikan
kepada pemelajar
sampai bentuk
akhir, kemudian
pengetahuan yang
baru ia peroleh itu
dihafalkan tanpa
mengaitkannya
dengan
pengetahuan lain
yang telah ia miliki.
Program mampu
memberikan
pembelajaran
bermakna dengan
Belajar menerima
(ekspositori) yaitu
materi pelajaran
yang telah tersusun
secara logis
disampaikan
kepada pemelajar
sampai bentuk
akhir, kemudian
pengetahuan yang
baru ia peroleh itu
dikaitkan dengan
pengetahuan lain
yang telah dimiliki.
Program mampu
memberikan
pembelajaran
dengan penemuan
yang bermakna yaitu
mengaitkan
pengetahuan yang
telah dimilikinya
dengan materi
pelajaran yang
dipelajari itu. Atau
sebaliknya,
pemelajar terlebih
dahulu menemukan
pengetahuannya
dari apa yang ia
pelajari kemudian
pengetahuan baru
tersebut ia kaitkan
dengan
pengetahuan yang
182
sudah ada.
28
Fasilitator menciptakan
rasa ingin tau bagi
pemelajar
Program tidak
menciptakan rasa
ingin tahu dalam
pembelajaran untuk
pemelajar
Program
menciptakan rasa
ingin tahu bagi
pemelajar hanya
pada materi tertentu
saja
Program
menciptakan
suasana rasa ingin
tahu bagi pemelajar
hampir disetiap
materi pembelajaran
Program
menciptakan
suasana rasa ingin
tau bagi pemelajar
disetiap bahasan
pembelajaran
dengan sangat baik
dan aktif
183
Tabel 4.17
4.3 Kriteria penilaian instrumen evaluasi program pemebalajaran online untuk ahli desain platform
No Kriteria
Rubrik
Tidak diaplikasikan Diaplikasikan
dengan kurang baik
Diaplikasikan
dengan Baik
Diaplikasikan
dengan Sangat Baik
1
Menyajikan Tampilan
halaman muka
pembelajaran menarik
Tampilan visual
halaman muka
platform
pembelajaran tidak
menarik
Tampilan visual
halaman muka
platform
pembelajaran cukup
menarik tetapi
masih banyak
tampilan default
platform
Tampilan visual
halaman muka
platform
pembelajaran
menarik dan variatif
Tampilan visual
halaman muka
platform
pembelajaran sangat
baik, menarik, dan
sesuai dengan
karakteristik
pemelajar
2
Menyajikan organisasi
tampilan konten
pembelajaran dengan
baik
Tampilan Konten
pembelajaran tidak
terorganisasi
dengan baik
Tampilan organisasi
konten
pembelajaran
terorganisasi tetapi
masih kaku
Tampilan organisasi
konten
pembelajaran
terorganisasi
dengan baik dan
terstruktur
disesuaikan dengan
chunk
pengembangan
Tampilan organisasi
konten pembelajaran
terorganisasi dengan
baik, terstruktur,
variatif dan menarik
sehingga lebih
mudah dipahami
pemelajar
184
materi
3
Menyajikan tampilan
halaman user friendly
(mudah digunakan)
Tampilan halaman
tidak user friendly
bagi pemelajar (sulit
dimengerti)
Tampilan halaman
cukup user friendly
namun masih terlalu
kaku
Tampilan halaman
disajikan dengan
baik sehingga dapat
dengan mudah
dipahami namun
beberapa tampilan
masih default
Tampilan halaman
disajikan dengan
sangat baik sesuai
dengan karakteristik
pemelajar sehingga
lebih mudah
dipahami
4
Menyajikan tampilan
warna halaman eye
friendly (enak
dipandang)
Tampilan warna
yang digunakan
pada halaman
terlalu banyak
Tampilan warna
halaman yang
digunakan masih
banyak namun
saling terpadu
Tampilan warna
tidak terlalu banyak,
halaman disajikan
dengan baik dengan
warna yang sesuai
serta enak dilihat
oleh mata
Tampilan warna
halaman ditampilkan
dengan sangat baik
dengan komposisi
warna yang sesuai
serta seusai enak
dilihat oleh mata dan
sesuai dengan
karakteristik
pemelajar
5
Menyajikan tampilan
halaman yang kontras
antara background dan
teks
Tampilan halaman
tidak kontras antara
halaman
background dan
teks
Tampilan halaman
beberapa
diantaranya masih
ada teks yang sulit
terbaca
Tampilan halaman
ditampilkan dengan
baik dengan adanya
kontras antara
background dan
teks
Tampilan halaman
yang ditampilkan
dengan sangat baik
dengan adanya
penggunaan kontras
warna yang
konsisten antara
185
background dan teks
6
Penggunaan teks pada
halaman dapat terbaca
dengan baik
Teks sulit terbaca Penyajian teks
cukup mudah
terbaca
Penyajian teks
dapat dibaca
dengan baik
Penyajian teks dapat
dibaca dengan
sangat baik dan
dengan warna yang
sesuai serta variatif
7
Penggunaan ukuran
font secara konsisten
Ukuran font tidak
konsisten
Penyajian ukuran
font cukup konsisten
di beberapa bagian
Penyajian ukuran
font konsisten
disetiap bagian
Penyajian ukuran
font disajikan
dengan konsisten
disetiap bagian serta
disesuaikan dengan
kebutuhan penyajian
teks pada
pembelajaran
8
Penggunaan jenis font
secara konsisten
Jenis font yang
digunakan sulit
dibaca
Jenis font yang
digunakan mudah
dibaca
Jenis font yang
digunakan mudah
dibaca dan
konsisten digunakan
Jenis font yang
digunakan mudah
dibaca dengan
sangat baik serta
digunakan secara
konsisten dengan
sangat baik
9
Penggunaan ukuran
spasi per paragraf
secara konsisten
Penggunaan spasi
pada halaman atau
pragaraf terlalu
dekat sehingga sulit
Penggunaan spasi
pada halaman atau
paragraph
digunakan dengan
Penggunaan spasi
pada halaman atau
paragraf digunakan
dengan baik dan
Penggunaan spasi
pada halaman atau
pragraf digunakan
dengan sangat baik
186
dibaca dan
membuat mata
lelah
cukup baik namun
belum konsisten
konsisten sehingga mudah
dibaca dan tidak
cepat membuat
mata lelah
10
Penggunaan warna
pada teks yang sesuai
Penggunaan warna
pada teks tidak
sesuai degan
tampilan halaman
atau teks pada
konten
pembelajaran
Penggunaan warna
pada teks cukup
sesuai degan
tampilan halaman
atau teks pada
konten
pembelajaran
Penggunaan warna
pada teks disajikan
dengan baik dan
sesuai degan
tampilan halaman
atau teks pada
konten
pembelajaran
Penggunaan warna
pada teks disajikan
dengan sangat baik
dan sesuai dengan
tampilan halaman
serta variatif
11
Penggunaan layout
konten pembelajaran
secara konsisten
Penyajian konten
pembelajaran tidak
mengacu pada
sistematika layout
Penyajian konten
pembelajaran
mengacu pada
sistematika layout
namun belum
konsisten
Penyajian
pembelajaran
mengacu pada
sistematika layout
dan sudah
konsisten
Penyajian
pembelajaran
mengacu pada
sistematika layout
konten pembelajaran
dan sudah
dilaksakan dengan
konsisten dan
kreatif
12
Pengaplikasian Prinsip
Contiguity (kedekatan)
Penggunaan prinsip
ketersinambungan
tidak diterapkan
dalam penyajian
Penjelasan tekstual
dan visual terpisah
jauh, atau beda
halaman
Penjelasan tekstual
dan visual
berdeketan, tetapi
masih ada sebagian
Penggunaan prinsip
ketersinambungan
diterapkan dengan
baik dan sesuai
187
pembelajaran yang terpisah jauh dengan penjelasan
tekstual dan visual
yang berdekatan,
serta masih dalam
satu halaman konten
13
Pengaplikasian Prinsip
Koherensi
Penggunaan prinsip
koherensi tidak
diterapkan dalam
penyajian
pembelajaran
Penggunaan prinsip
koherensi
diterapkan dengan
kurang baik
diantaranya masih
terdapat distraction,
disruption, and
distraction
Penggunaan prinsip
koherensi
diiterapkan dengan
baik, tidak ada
konten substansial
yang tidak
berhubungan
dengan materi
Penggunaan prinsip
koherensi diterapkan
dengan sangat baik
dan sesuai dengan
kebutuhan
penyampaian materi
pembelajaran
dengan tidak adanya
konten yang tidak
relevan dengan
materi pembelajaran
yang ingin
disampaikan
14
Pengaplikasian Prinsip
Modalitas
Penggunaan prinsip
modalitas tidak
diterapkan dalam
penyajian
pembelajaran
Penggunaan prinsip
modalitas
diterapkan dengan
masih menimbulkan
beban kognitif
berlebihan
Penggunaan prinsip
modalitas
diiterapkan dengan
baik dengan adanya
penjelasan materi
berupa animasi atau
video yang diiringi
dengan penjelasan
Penggunaan prinsip
modalitas diterapkan
dengan sangat baik
dan sesuai dengan
penjelasan materi
diberikan secara
terucap (auditif)
yang singkat, jelas,
188
secara terucap,
tetapi masih belum
terlalu jelas
dan mudah dipahami
15
Pengaplikasian Prinsip
Redundansi
Penggunaan prinsip
redudansi tidak
diterapkan dalam
penyajian
pembelajaran
Penggunaan prinsip
redudansi
diterapkan dengan
kurang baik, hampir
disetiap penjelasan
narasi tekstual
dihadirkan pula
narasi auditif
Penggunaan prinsip
redudansi
diterapkan dengan
baik, tetapi masih
ada beberapa yang
menampilkan
penjelasan yang
tumpang tindih
Penggunaan prinsip
redudansi diterapkan
dengan sangat baik
dan sesuai dengan
kebutuhan
penyampaian materi
pembelajaran yaitu
dengan menghindari
penjelasan yang
tumpang tindih
antara narasi
tekstual dan narasi
auditif
16
Pengaplikasian Prinsip
Personalisasi
Penggunaan prinsip
personalisasi tidak
diterapkan dalam
penyajian
pembelajaran
Penggunaan prinsip
personalisasi
diterapkan dengan
kuran baik, dengan
lebih dari subbab
materi disajikan
dengan Bahasa
buku, atau Bahasa
formal
Penggunaan prinsip
personalisasi
dengan Bahasa
yang informal
hampir diterapkan
diseluruh konten,
tetapi masih ada
beberapa
penjelasan yang
masih kaku.
Penggunaan prinsip
personalisasi
diterapkan dengan
sangat baik dan
sesuai dengan
kebutuhan
penyampaian materi
pembelajaran.
Materi disampaikan
dengan gaya
189
bertutur informal
sesuai dengan
karakteristik
pemelajar
17
Pengaplikasian Prinsip
Interaktivitas
Penggunaan prinsip
interaktivitas tidak
diterapkan dalam
penyajian
pembelajaran
Penggunaan prinsip
interaktivitas
diterapkan dengan
kurang baik, yaitu
dengan dihadirkan
game atau simulasi
yang apa adanya
Penggunaan prinsip
interaktivitas
diiterapkan dengan
baik, dengan
dihadirkannya
metode game atau
simulasi yang sudah
dikustomisasi
Penggunaan prinsip
interaktivitas
diterapkan dengan
sangat baik dan
sesuai dengan
kebutuhan
penyampaian materi
pembelajaran
dengan
dihadirkannya game
atau simulasi yang
menunjang
penjelasan materi
pembelajaran
18
Pengaplikasian Prinsip
Sinyal
Penggunaan prinsip
sinyal tidak
diterapkan dalam
penyajian
pembelajaran
Penggunaan prinsip
sinyal diterapkan
dengan kurang baik,
masih banyak kata
penting atau bagian
penting dari konten
yang tidak diberikan
cue, atau highlight
Penggunaan prinsip
sinyal diiterapkan
dengan baik, hampir
seluruh kata penting
atau bagian penting
dalam konten materi
pembelajaran
diberikan cue atau
Penggunaan prinsip
sinyal diterapkan
dengan sangat baik
dan sesuai dengan
kebutuhan
penyampaian materi
pembelajaran,
seluruh kata penting
190
highlight atau bagian yang
penting dalam
konten pembelajaran
diberikan cue atau
highlight yang
variative dan
menarik
19
Menyajikan Fitur-fitur
dalam webcourse
secara terstruktur
Fitur fitur yang ada
dalam webcourse
tidak disajikan
dengan terstruktur
Penyajian fitur-fitur
dalam webcourse
disajikan dengan
cukup baik tetapi
belum dimodifikasi
sesuai dengan
kebutuhan
Penyajian fitur-fitur
dalam webcourse
disajikan dengan
baik dan beberapa
sudah dimodifikasi
sesuai dengan
kebutuhan
Penyajian fitur-fitur
dalam webcourse
disajikan dengan
sangat baik dan
lengkap sesuai
dengan kebutuhan
fitur webcourse
pembelajaran online
20
Menyajikan penjelasan
mengenai fitur-fitur
yang ada dalam
webcourse
Tidak ada
penjelasan terhadap
fitur-fitur yang
dihadirkan dalam
webcourse
Penyajian
penjelasan fitur-fitur
dalam webcourse
masih umum dan
kaku
Penyajian fitur-fitur
dalam webcourse
disajikan dengan
khusus dan sudah
dimodifikasi sesuai
dengan kebutuhan
Penyajian fitur-fitur
dalam webcourse
disajikan dengan
sangat baik,
terstruktur dan
mudah dipahami
21
Penggunaan
penggunaan ikon dan
simbol navigasi yang
sesuai
Jenis-jenis symbol
dan icon tidaksesuai
dengan webcourse
Jenis-jenis symbol
dan icon yang
disajikan cukup baik
tetapi masih dengan
Penyajian jenis-jenis
symbol dan icon
sudah dikustomisasi
dan disajikan
Penyajian jenis-jenis
symbol dan icon
sudah dikustomisasi
dan disajikan
191
tampilan default
platform
dengan baik dan
mudah dipahami
dengan sangat baik
juga penuh variasi
dan warna serta
mudah dipahami
22
Penggunaan fitur menu
dalam navigasi
pembelajaran online
yang sesuai
Tidak ada fitur menu
dalam navigasi
Penyajian fitur menu
disajikan dengan
cukup baik
Penyajian fitur menu
disajikan dengan
baik dan sesuai
dengan kebutuhan
navigasi webcourse
Penyajian fitur menu
disajikan dengan
sangat baik dan
sesuai dengan
kebutuhan navigasi
webcourse serta
dapat dengan
mudah digunakan
23
Penggunaan fitur site
map dalam navigasi
pembelajaran online
yang seusai
Tidak ada fitur site
map dalam navigasi
halaman webcourse
Penyajian fitur site
map disajikan
dengan cukup baik
tetapi belum
dikustomisasi
Penyajian fitur site
map disajikan
dengan baik dan
terstruktur serta
sudah dikustomisasi
sebagian
Penyajian fitur site
map disajikan
dengan sangat baik,
terstruktur dan
mudah diakses
24
Penggunaan fitur
search dalam navigasi
pembelajaran online
yang sesuai
Tidak ada fitur
search dalam
navigasi halaman
webcourse
Penyajian fitur
search disajikan
dengan cukup baik
Penyajian fitur
search disajikan
dengan baik,
terstruktur dan
mudah
dimanfaatkan
Penyajian fitur
search disajikan
dengan sangat baik,
terstruktur, mudah
dimanfaatkan dan
mudah diakses
192
Hasil Expert Review pada tahapan Pembuatan Kriteria Penilaian
Instrumen oleh Ahli Evaluasi.
Tabel 4.18 Hasil Expert Review Pembuatan Kriteria Penilaian Instrumen oleh
Ahli Evaluasi
No Pertanyaan Skor Review tahapan
Pembuatan Kriteria Penilaian
1. Menghasilkan kriteria penilaian
sesuai dengan objek yang dinilai
3
2.
Menghasilkan kriteria penilaian
yang dapat
mempertanggungjawabkan hasil
penilaian
3
3.
Menghasilkan kriteria penilaian
yang menunjukkan perbedaan
pada masing-masing tingkatan
rubrik
3
4.
Menghasilkan kriteria yang
dapat dengan mudah ditafsir
atau dipahami
3
5.
Kriteria penilaian fokus pada
aspek penting dari kompetenis
atau sikap yang dievaluasi
3
Total Skor 15
193
Presentase 75%
Interpretasi Sesuai
Berdasarkan dari data penilaian yang diperoleh pada expert
review pembuatan kriteria penilaian instrumen yang dilakukan oleh Ahli
Evaluasi, dapat disimpulkan informasi yang didapatkan pada
pembuatan kriteria penilaian instrumen pada penelitian
pengembangan ini sudah sesuai dengan informasi yang dihasilkan
dan termuat pada tabel kriteria peniliaian. Adapun, saran dan
komentar dari Ahli Evaluasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4.19 Komentar dan saran oleh Ahli Evaluasi pada tahapan pembuatan
kriteria penilaian
Komentar dan Saran
1. Instrumen untuk mahasiswa, jika jenis instrumen diganti tidak memerlukan kriteria kualitatif, (rubrik)
2. Kriteria untuk ahli disesuaikan dengan jumlah butir instrumen observasi
194
5. Menyusun pedoman pengerjaan
Langkah terakhir dalam tahapan pengembangan ini ialah
menyusun pedoman pengerjaan atau bisa juga disebut dengan
petunnjuk pengisian. Adapaun hal-hal yang harus ditampilkan dalam
pedoman pengerjaan diantaranya adalah seperti penjelasan singkat
tentang instrumen, tujuan penggunaan instrumen (tentang sebuah
kegiatan evaluasi program pembelajaran), untuk siapa instrumen
ditujukan, dan penjelasan tat acara pengisian instrumen.
195
5.1 Pedoman untuk Pengerjaan Keseluruhan Instrumen
untuk Pengguna Instrumen.
PEDOMAN PENGGUNAAN INSTRUMEN
INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN ONLINE
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pedoman Penggunaan
1. Instrumen ini adalah bagian dari instrumen evaluasi program
pelaksanaan program pembelajaran online di Program Studi Teknologi
Pendidikan
2. Instrumen ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan
program pembelajaran online yang menyangkut pada dua komponen
yaitu komponen Pedagogi dan komponen Interface Design (tampilan
antarmuka)
3. Instrumen ini ditujukan kepada :
a. Mahasiswa sebagai pengguna yang telah atau sedang mengikuti
program pembelajaran online di Program Studi Teknologi
Pendidikan.
b. Ahli Pembelajaran yang akan mengevaluasi proses pelaksanaan
program pembelajaran online dari segi komponen Pedagogi.
Instrumen ini terdapat sejumlah pernyataan.
c. Ahli Desain Platform yang akan mengevaluasi proses pelaksanaan
program pembelajaran online dari segi komponen Interface Design
atau tampilan antarmuka.
196
4. Jenis instrumen ini berupa :
a. Instrumen Kuesioner untuk Mahasiswa
b. Instrumen Observasi untuk Ahli Pembelajaran
c. Instrumen Observasi untuk Ahli Desain Platform
5. Bagi para ahli pembelajaran dan ahli desain platform, pelajarilah
kriteria penilaian rubrik yang ada sebelum memulai melakukan
penilaian observasi agar mempermudah pengisian instrumen.
6. Beri tanda checklist (√) untuk pernyataan yang Anda anggap sesuai
dengan penilaian responden, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Untuk Kuesioner
• Ya : Jika Anda menilai pernyataan proses
pelaksanaan mampu dilakukan
• Tidak : Jika Anda menilai pernyataan proses
pelaksanaan tidak mampu dilakukan
b. Untuk Observasi
• Kolom diaplikasikan dengan sangat baik : Apabila
pernyataan tersebut diaplikasikan dengan sangat baik
oleh pelaksana program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan baik : Apabila pernyataan
tersebut diaplikasikan dengan baik oleh pelaksana
program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan kurang baik : Apabila
pernyataan tersebut diaplikasikan dengan kurang baik
oleh pelaksana program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan tidak baik : Apabila
pernyataan tersebut diaplikasikan dengan tidak baik oleh
pelaksana program pembelajaran
7. Kolom catatan diisi secara opsional apabila dirasa perlu tambahan catatan.
197
5.2 Pedoman Pengerjaan Instrumen untuk Mahasiswa
KUESIONER UNTUK MAHASISWA
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN ONLINE
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pedoman Pengerjaan
1. Instrumen ini adalah bagian dari instrumen evaluasi program pelaksanaan program pembelajaran online
di Program Studi Teknologi Pendidikan
2. Instrumen ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program pembelajaran online yang
menyangkut pada dua komponen yaitu komponen pedagogi dan komponen tampilan antarmuka
(Interface Design)
3. Instrumen ini ditujukan kepada mahasiswa sebagai pengguna yang telah mengikuti program
pembelajaran online di Program Studi Teknologi Pendidikan
4. Instrumen ini terdapat sejumlah pernyataan. Beri tanda checklist (√) untuk pernyataan yang Anda
anggap sesuai dengan penilaian anda, dengan kriteria sebagai berikut :
198
• Ya : Jika Anda menilai pernyataan proses pelaksanaan mampu dilakukan
• Tidak : Jika Anda menilai pernyataan proses pelaksanaan tidak mampu dilakukan
199
5.3 Pedoman Pengerjaan Instrumen untuk Ahli Pembelajaran
PANDUAN OBSERVASI UNTUK OBSERVER AHLI PEMBELAJARAN
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN ONLINE
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pedoman Pengerjaan
1. Instrumen ini adalah bagian dari instrumen evaluasi program pelaksanaan program pembelajaran online
di Program Studi Teknologi Pendidikan
2. Instrumen ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program pembelajaran online yang
menyangkut pada komponen pedagogi
3. Instrumen ini diisi oleh observer sebagai ahli pembelajaran yang akan menilai proses pelaksaan
program pembelajaran online di Program Studi Teknologi Pendidikan
4. Instrumen ini terdapat sejumlah pernyataan. Beri tanda checklist (√) untuk pernyataan yang Anda
anggap sesuai dengan peniliaian Anda sebagai observer, dengan kriteria sebagai berikut :
200
• Kolom diaplikasikan dengan sangat baik : Apabila pernyataan tersebut diaplikasikan
dengan sangat baik oleh pelaksana program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan baik : Apabila pernyataan tersebut diaplikasikan dengan
baik oleh pelaksana program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan kurang baik : Apabila pernyataan tersebut diaplikasikan
dengan kurang baik oleh pelaksana program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan tidak baik : Apabila pernyataan tersebut diaplikasikan
dengan tidak baik oleh pelaksana program pembelajaran.
201
E.5.4 Pedoman Pengerjaan Instrumen untuk Ahli Desain Platform
PANDUAN OBSERVASI UNTUK OBSERVER AHLI DESAIN PLATFORM
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBELAJARAN ONLINE
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pedoman Pengerjaan
1. Instrumen ini adalah bagian dari instrument evaluasi program pelaksanaan program pembelajaran online
di Program Studi Teknologi Pendidikan
2. Instrumen ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program pembelajaran online yang
menyangkut pada komponen tampilan antarmuka atau Interface design
3. Instrumen ini diisi oleh observer sebagai ahli desain platform yang akan menilai proses pelaksaan
program pembelajaran online di Program Studi Teknologi Pendidikan
4. Instrumen ini terdapat sejumlah pernyataan. Beri tanda checklist (√) untuk pernyataan yang Anda
anggap sesuai dengan peniliaian anda sebagai observer, dengan kriteria sebagai berikut :
202
• Kolom diaplikasikan dengan sangat baik : Apabila pernyataan tersebut diaplikasikan dengan
sangat baik oleh pelaksana program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan baik : Apabila pernyataan tersebut diaplikasikan dengan baik oleh
pelaksana program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan kurang baik : Apabila pernyataan tersebut diaplikasikan dengan
kurang baik oleh pelaksana program pembelajaran
• Kolom diaplikasikan dengan tidak baik : Apabila pernyataan tersebut diaplikasikan dengan
tidak baik oleh pelaksana program pembelajaran
203
Hasil Expert Review pada tahapan Pembuatan Pedoman Pengerjaan
Instrumen oleh Ahli Bahasa.
Tabel. 4.20 Hasil Expert Review Pembuatan Pedoman Pengerjaan Instrumen
No Pertanyaan
Skor Review tahapan
Pembuatan Pedoman
Pengerjaan Instrumen
1.
Pedoman pengerjaan
menggunakan Bahasa yang
komunikatif
3
2.
Pedoman pengerjaan
Menggunakan Bahasa Indonesia
baku
3
3. Rumusan pedoman pengerjaan
jelas dan mudah dipahami
3
Total Skor 9
Presentase 75%
Interpretasi Sesuai
Berdasarkan dari data penilaian yang diperoleh pada expert review
pembuatan pedoman pengerjaan instrumen yang dilakukan oleh Ahli Bahasa,
dapat disimpulkan informasi yang didapatkan pada pembuatan pedoman
204
pengerjaan instrumen pada penelitian pengembangan ini sudah sesuai
dengan informasi yang dihasilkan dan termuat pada pedoman pengerjaan
instrumen. Adapun, saran dan komentar dari Ahli Bahasa adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.21
Komentar dan saran oleh Ahli Bahasa pada tahapan pembuatan kriteria penilaian
Komentar dan Saran
1. Penulisan masih perlu diperhatikan 2. Hanya 1 point yang perlu diperbaiki 3. Sudah baik, lebih diperhatikan penulisannya
F. Keterbatasan Pengembangan
Dalam mengembangkan instrumen ini terdapat beberapa
keterbatasan, antara lain:
1. Keterbatasan pada evaluasi ahli formatif yang hanya melibatkan
satu orang ahli dari setiap masing-masing bidang
2. Keterbatasan waktu pengembangan dan belum melakukan uji
coba kepada mahasiswa, ahli pembelajaran dan ahli desain
platform pada instrumen yang telah dikembangkan
3. Instrumen ini perlu diujicobakan agar dapat dibakukan.
205
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan, metode dan hasil
pengembangan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Intstrumen Evaluasi Program Pembelajaran Online ini
dikembangkan dengan prosedur pengembangan instrumen
evaluasi program yang dikemukan oleh Suharsimi Arikunto
dan Cepi. S. A Jabar.
2. Tahapan-tahapan dalam pengembangan Instrumen Evaluasi
Program Pembalajaran Online meliputi tahapan yaitu :
a. Identifikasi Komponen Program, Indikator, Sub indikator,
Sumber data dan Metode Pengumpulan data
b. Merumuskan kisi – kisi instrumen evaluasi
c. Merumuskan butir pertanyaan
d. Membuat kritreia penilaian
e. Membuat pedoman pengerjaan
3. Model tersebut dipilih karena menurut pengembang sesuai
dengan kaidah penyusunan instrumen evaluasi yang
dikhususkan untuk evaluasi program. Terlebih lagi, tahapan
206
tersebut terdapat pada buku Evaluasi Program Pendidikan.
Hal tersebut menguatkan bahwa prosedur tersebut cocok
untuk mengembangan instrumen evaluasi program.
4. Tahapan – tahapan pengembangan yang telah dilakukan
dalam penelitian pengembangan ini menghasilkan tiga
instrumen yaitu instrumen evaluasi dengan responden
mahasiswa, instrumen evaluasi dengan responden Ahli
Pembelajaran, instrumen evaluasi dengan responden Ahli
Desain Platform
5. Instrumen Evaluasi Program Pembelajaran Online yang
dikembangkan ini sudah melalui proses revisi berdasarkan
expert review yang dilakukan oleh Ahli Desain pembelajaran
online, Ahli Evaluasi, dan Ahli Bahasa
6. Instrumen Evaluasi Program Pembelajaran Online yang
dikembangkan perlu diujicoba lebih lanjut untuk dapat
digunakan dan dibakukan.
207
B. Implikasi
Hasil dari pengembangan ini adalah Produk Instrumen Evaluasi
Program Pembelajaran Online, Pengembangan ini memberikan
implikasi pada .:
1. Mempersiapkan kebtuhan untuk mengevaluasi program
pembelajaran online baik yang akan atau telah
berlangsung.
2. Produk ini dapat dijaikan acuan untuk evaluasi program
pembelajaran online.
3. Pengembangan penelitian ini disarankan untuk perlu
ditindaklanjunti oleh akademisi lain untuk dapat
dibakukan dengan diujicobakan lebih lanjut seperti uji
coba one to one dan field test serta dengan
ditambahkannya komponen evaluasi program sesuai
dengan teori komponen yang telah diungkapkan.