58
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja secara produktif dan bermutu akan semakin menjadi tuntutan bahkan persyaratan di era globalisasi agar tetap kompetitif dan berkembang. Hal tersebut dapat menjadi sebuah motivator bagi para pelaku bisnis untuk dapat mempertahankan, mengembangkan prestasi dan kemampuannya agar tetap dapat bersaing. Agar dapat bekerja secara produktif dan bermutu dapat diawali dengan faktor internal perusahaan itu sendiri, yaitu dengan menciptakan suasana atau lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan sehat sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan, tingkat kelelahan dan pemborosan. Untuk menciptakan kesuksesan dan kelancaran dalam melaksanakan tugas sesuai bidang masing-masing, perusahaan perlu memelihara keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya. Karena keselamatan dan kesehatan yang diperhatikan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Istilah kesehatan, dan keselamatan saling terkait erat. Istilah kesehatan adalah yang merujuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum (suma’mur, 1985 : 4). Individu yang sehat adalah yang bebas dari penyakit, cedera serta masalah mental. Praktik manajemen kesehatan diperusahaan bertujuan untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bekerja secara produktif dan bermutu akan semakin menjadi

tuntutan bahkan persyaratan di era globalisasi agar tetap kompetitif dan

berkembang. Hal tersebut dapat menjadi sebuah motivator bagi para

pelaku bisnis untuk dapat mempertahankan, mengembangkan prestasi

dan kemampuannya agar tetap dapat bersaing. Agar dapat bekerja

secara produktif dan bermutu dapat diawali dengan faktor internal

perusahaan itu sendiri, yaitu dengan menciptakan suasana atau

lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan sehat sehingga dapat

mengurangi angka kecelakaan, tingkat kelelahan dan pemborosan. Untuk

menciptakan kesuksesan dan kelancaran dalam melaksanakan tugas

sesuai bidang masing-masing, perusahaan perlu memelihara

keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya. Karena

keselamatan dan kesehatan yang diperhatikan dapat meningkatkan

produktivitas kerja.

Istilah kesehatan, dan keselamatan saling terkait erat. Istilah

kesehatan adalah yang merujuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas

emosi secara umum (suma’mur, 1985 : 4). Individu yang sehat adalah

yang bebas dari penyakit, cedera serta masalah mental. Praktik

manajemen kesehatan diperusahaan bertujuan untuk memelihara

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

2

kesejahteraan individu secara menyeluruh. Istilah keselamatan merujuk

pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang (suma’mur,

1985 : 5). Tujuan utama progam keselamatan kerja yang efektif di

perusahaan adalah mencegah kecelakaan atau cedera yang terkait

dengan pekerjaan (Matis dan Jackson, 2002 : 245).

Melihat permasalahan keselamatan kerja melalui pendekatan

sistem, maka dapat diterima bahwa yang menjadi kecelakaan kerja

adalah karena adanya kelemahan dan ketidakserasian pada sifat

pencegahan, maka fungsi peranan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan sangat diperlukan untuk

mencapai pencegahan dalam proses produksi (Soeprihanto, 2000 : 48).

Usaha mencegah dan mengatasi kecelakaan pada dasarnya tidak dapat

dipisahkan dari usaha memelihara kesehatan para karyawan, karena

usaha-usaha tersebut saling terkait. Kondisi kesehatan fisik/mental

seorang karyawan dapat berakibat pada terjadinya kecelakaaan,

walaupun karyawan tersebut sudah menggunakan alat pelindung.

Sebaliknya lingkungan fisik yang jelek tidak hanya berakibat pada

keselamatan karyawan, tetapi tanpa disadari akan mempengaruhi

fisik/mentalnya (Soeprihanto, 2000 : 49).

PT. Indo Acidatama Tbk. yang beralamatkan di desa kemiri,

kebakkramat, karanganyar, Surakarta merupakan perusahaan kimia yang

mempunyai tingkat produksi alkohol paling besar di Indonesia. Dalam

proses produksi perusahaan, menyadari bahwa frekuensi resiko

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

3

kemungkinan terjadi kecelakaan kerja jauh lebih tinggi. Disebabkan dalam

proses produksi, dimana terdapat mesin-mesin dan peralatan yang

mendukung proses tersebut pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan

oleh dua faktor yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti melanggar

peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan, kurang terampilnya pekerja

itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari

lingkungan kerja menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin,

tetapi frekuensi terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi karena

faktor manusia, karena manusia yang paling banyak berperan dalam

menggunakan peralatan diperusahaan.

Perusahaan perlu melaksanakan progam keselamatan dan

kesehatan kerja yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan

kerja, dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan

dan produktivitas kerja karyawan. Pelaksanaan progam keselamatan dan

kesehatan kerja perlu dan sangat penting, karena membantu terwujudnya

pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga mereka menyadari arti

penting dari progam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja bagi

dirinya maupun perusahaan. Dengan adanya progam keselamatan dan

kesehatam kerja ini, karyawan akan merasa aman, terlindungi dan

terjamin keselamatannya, sehingga diharapkan dapat mencapaiefisiensi

baik dari segi biaya, waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan

produktivitas kerja.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

4

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul

“PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA UNTUK

PENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN

PRODUKSI PT. INDO ACIDATAMA Tbk. SURAKARTA”.

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat dari latar belakang masalah di atas maka dapat di ambil

suatu pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada PT.

INDO ACIDATAMA Tbk. Surakarta ?

2. Adakah pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja terhadap

produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT. Indo

Acidatama Tbk. Surakarta ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di

capai melalui penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja pada PT. INDO ACIDATAMA Tbk. Surakarta.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh keselamatan dan kesehatan

kerja terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada

PT. Indo Acidatama Tbk. Surakarta.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

5

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahan

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

bermanfaat bagi perusahan berkaitan dengan usaha

memperbaiki kesejahteraan karyawan mengenai keselamatan

dan kesehatan kerja.

b. Perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap produktivitas

kerja karyawan setelah keselamatan dan kesehatan kerja

mereka diperhatikan.

2. Bagi penulis :

a. Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem

manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang sebenarnya

dalam dunia kerja.

b. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang sebelumnya

diperoleh dari teori-teori pembelajaran dikampus dengan

mengembangkan dalam dunia kerja.

3. Bagi pihak lain

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan di dalam

melakukan penelitian yang serupa.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

6

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar kerangka pemikiran

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor intern yang

mempengaruhi produktivitas kerja. Suatu perusahaan didalam

kegiatan pencapaian tujuannya, karyawan merupakan sumber utama

dalam menjalankan kegiatan diperusahaan. Seorang karyawan tidak

dapat bekerja secara maksimal, apabila keselamatan dan kesehatan

kerjanya tidak terjamin, oleh karena itu para karyawan dan

perusahaan perlu memperhatikan kondisi fisik dan mental melalui

pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

adanya jaminan keselamtan dan kesehatan kerja dapat membuat

karyawan merasa nyaman dan betah serta terjalinnya komunikasi dan

tanggung jawab terhadap pekerjaannya, sehingga akan dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

Jaminan keselamatan kerja

Jaminan kesehatan kerja

Produktivitas kerja karyawan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

7

F. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mencari data berupa data sekunder

yang diperoleh dari PT. INDO ACIDATAMA Tbk SURAKARTA

berupa gambaran proses produksi yang ada dan catatan-catatan

yang bersangkutan dengan data yang dibutuhkan kemudian

menganalisa dengan metode deskriptif.

2. Obyek Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam penyusunan

tugas akhir ini adalah PT. INDO ACIDATAMA Tbk SURAKARTA

yang beralamatkan di Jalan Raya Palur km 10, dusun Kemiri, desa

Kemiri, kecamatan Kebakkramat, kabupaten Karanganyar, Jawa

Tengah. Waktu pelaksanaan mulai 1 April 2009 sampai dengan 30

April 2009.

3. Jenis dan sumber data

Jenis dan sumber data merupakan faktor yang sangat penting

sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan metode penelitian.

Sumber data diperoleh dari PT. INDO ACIDATAMA Tbk

SURAKARTA.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

8

Dalam melakukan penelitian ini, jenis data yang di gunakan

oleh penulis adalah :

Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat

pihak lain).

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh

data primer dan sekunder adalah :

a. Observasi : Pengumpulan data dengan cara langsung pada

obyek yang diteliti dengan mencatat yang diperlukan sehingga

akan melengkapi keterangan yang belum diperoleh dalam

wawancara.

b. Wawancara : Metode pengumpulan data dengan cara

mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing

lapangan dan karyawan di PT. INDO ACIDATAMA Tbk.

SURAKARTA.

c. Studi Pustaka : Merupakan teknik pengumpulan data dengan

cara membaca dan mempelajari buku atau referensi yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

9

5. Teknik Pembahasan

Teknik pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan

metode deskriptif yaitu membuat gambaran secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai obyek yang diteliti.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Personalia

Sumber daya manusia adalah salah satu unsur masukan (input)

yang bersama dengan unsur lainnya seperti bahan, model, mesin, dan

teknologi diubah melalui proses manajemen menjadi keluaran (output)

berupa barang atau jasa dalam usaha mencapai tujuan organisasi

atau perusahaan. Manajemen itu sendiri terdiri dari enam unsur(6M)

yaitu men, money, methode, materials, machines, dan market. Unsur

men(manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu manajemen

yang disebut manajemen sumber daya manusia yang merupakan

terjemahan dari man power management. Manajemen yang mengatur

unsur manusia ini ada yang menyebutnya manajemen kepegawaian

atau manajemen personalia (Hasibuan, 2006 : 9).

Ada beberapa definisai mengenai manajemen personalia

diantaranya :

1. Manajemen personalia (Edwin B. Filippo dalam Hasibuan, 2006 :

11) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian karyawan

dengan maksud terwujudnya tujuan perusahaan, individu,

karyawqan dan masyarakat.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

11

2. Manajemen personalia (Dale Foyer dalam Hasibuan, 2006 : 11)

adalah penyediaan kepemimpinan dan pengarahan para karyawan

dalam pekerjaan atau hubungan kerja mereka.

3. Manajemen personalia (Miner dan Mary dalam Hasibuan, 2006 :

11) adalah sebagai suatu proses pengembangan,menerpakan, dan

menilai kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, metode-metode

dan progam-progam yang berhubungan dengan individu karyawan

dalam organisasi.

B. Keselamatan kerja karyawan

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan

dengan peralatan, tempat kerja dan lingkungan, serta cara-cara

melakukan pekerjaan.

Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja karyawannya

karena tujuan progam keselamatan kerja diantaranya (Suma’mur,

1993:1) adalah sebagai berikut :

1. Melindungi keselamatan kerja atas hak keselamatannya dalam

melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat

kerja.

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan

efisien.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

12

Keselamatan kerja yang menjadi tanggung jawab bersama, perlu

diperhatikan dengan lebih baik agar pekerja/karyawan merasa nyaman

dalam bekerja, kenyamanan dalam bekerja membuat karyawan

merasa diperhatikan, dengan begitu maka mereka akan lebih memiliki

tanggung jawab terhadap pekerjaannnya.

Dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja

ada usaha-usaha yang perlu dilakukan (Mangkunegara, 2001:162)

yaitu :

1. Mencegah serta mengurangi kebakaran dan peledakan.

2. Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang

bekerja pada lingkungan yang menggunakan peralatan yang

berbahaya.

3. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, pengunaan warna

ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan

serta mencegah kebisingan.

4. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya

penyakit.

5. Memelihara kebersihan dan ketertiban serta keserasian lingkungan

kerja.

6. Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja

pegawai.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

13

Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya

kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai (Mangkunegara,

2001:162) diantaranya :

1. Keadaan tempat lingkungan kerja

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya

kurang diperhitungkan keamanannya.

b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan udara

a. Pergantian udara diruang kerja yang tidak baik (ruang kerja

kotor, berdebu dan berbau tidak enak)

b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3. Pengaturan penerangan

a. Pengaturan dan pengguanaan sumber cahaya yang tidak tepat.

b. Ruang kerja yang kurang cahaya atau remang-remang.

4. Pemakaian peralatan kerja

a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah rusak.

b. Penggunaan mesin atau alat elektronik tanpa pengamanan

yang baik.

5. Kondisi fisik dan mental pegawai

a. Kerusakan alat indra, stamina yang rapuh.

b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian yang rapuh, cara

berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

14

yang rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat dan

kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama

fasilitas kerja yang membawa resiko berbahaya.

C. Kesehatan kerja karyawan

Progam kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas

dari ganguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh

lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan fakta-fakta dalam

lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan

lingkungan fisik yang dapat membuat stress emosi atau ganguan fisik

(Mangkunegara, 2001 : 261).

Progam kesehatan fisik yang dibuat oleh perusahaan sebaiknya

terdiri dari salah satu atau keseluruhan elemen-elemen (Ranupandojo,

2002 : 263)

1. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali

diterima bekerja.

2. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci secara periodik.

3. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan

secara periodik.

4. Tersedianya peralatan dan staff media yang cukup.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

15

5. Pemberian perhatian yang sistematis yang preventif masalah

ketegangan.

Pemeriksaan sistematis dan periodik mental perlu juga

dilakukan (Ranupandojo, 2002 : 265) yaitu dengan cara :

1. Tersedianya psychiatrist untuk konsultasi.

2. Kerjasama dengan psychiatrist diluar perusahaan atau yang ada

dilembaga-lembaga konsultan.

3. Mendidik para karyawan perusahaan tentang arti pentingnya

kesehatan mental.

4. Mengembangkan dan memelihara progam-progam relation yang

baik.

Dalam rangka melindungi karyawan terhadap ganguan

kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja serta

untuk meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan

kemampuan fisik para karyawannya, maka pemerintah mengeluarkan

peraturan tentang kesehatan Nomor PER 03 / MEN / 1982

(Soeprihanto, 2000 : 49).

Dalam peraturan menteri ini pasal 1 yang dimaksud dengan

pelayanan kesehatan kerja adalah suatu usaha kesehatan yang

dilaksanakan perusahaan dengan tujuan :

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

16

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri

baik fisik maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan

dengan tenaga kerja.

2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap ganguan kesehatan yang

timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.

3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan

fisik tenaga kerja.

4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi

tenaga kerja yang menderita sakit.

Sedangkan dalam pasal 2 disebutkan bahwa tugas pokok

pelayanan kesehatan kerja meliputi :

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala, dan

pemeriksaan kesehatan khusus.

2. Pembinaan dan pengawasan lingkungan kerja.

3. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan

terhadap tenaga kerja.

4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitrasi.

5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan

tenaga kerja.

6. Pertolongan pertama pada kecelakaan.

7. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk

petugas P3K.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

17

8. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan

tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi

serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

9. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit

akibat kerja.

10. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang

mempunyai kelainan tertentu dan kesehatannya.

11. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja

kepada pengurus.

D. Produktivitas kerja karyawan

Produktivitas berasal dari kata ”Produktif” artinya sesuatu yang

mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah

dikatakan sesuatu proses kegiatan yang terstruktur guna menggali

potensi yang ada dalam sebuah komoditi atau objek. Produktivitas

adalah merupakan suatu perbandingan dari hasil kegiatan yang

senyatanya dengan hasil kegiatan yang seharusnya. Apabila

produktivitas ini akan dinyatakan dengan angka berkisar dari 0,00

sampai dengan 1,00 atau bila dinyatakan dalam suatu persentase

maka akan mempunyai nilai antara 0% sampai dengan 100% (Ahyari,

2002 : 9). Dari pengertian produktivitas di atas dapat menyimpulkan

bahwa kesehatan dan keselamatan kerja mempunyai hubungan erat

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

18

dengan masalah produktivitas kerja karyawan, karena merupakan

indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat

produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan/instansi.

Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya untuk meningkatkan

kesehatan dan keselamatan kerja di suatu organisasi merupakan hal

yang sangat penting.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas diantaranya :

1. Manusia

Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas,

tingkat keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan,

kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan, umur, jenis kelamin.

2. Modal

Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi dan bahan

baku.

3. Faktor metode (proses)

Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku

penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan pemeliharaan

melalui pencegahan, teknologi yang memakai alternatif.

4. Faktor produksi

Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran,

spesialisasi produksi.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

19

5. Faktor lingkungan organisasi

Meliputi organisasi dan perencanaan, kebijakan personalia, system

manajemen, gaya kepemimpinan, kondisi kerja, ukuran

perusahaan, iklim kerja dan system insentif.

6. Faktor lingkungan Negara

Meliputi struktur social politik, struktur industri, pengesahan, tujuan,

pengembagan jangka panjang dll.

7. Faktor lingkungan internasional

Meliputi kondisi perdagangan dunia, masalah-masalah

perdagangan internasional, kebijaksanaan migrasi tenaga kerja.

8. Umpan balik

Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat menilai

kuantitas dan kualitas produksi berapa banyak uang yang harus

dibayar untuk masukan-masukan utamanya (tenaga kerja dan

modal) masyarakat menawarkan pada perusahaan.

Untuk mengetahui adanya peningkatan produktivitas kerja

karyawan dapat diketahui dengan melakukan perhitungan Frekuensi

Rate dan Safety Rate yang diperoleh dari laporan absensi karyawan

(Buku pedoman perusahaan PT. INDO ACIDATAMA).

jumlah kecelakaan kerja

FR = X 1.000.000 jam

jumlah jam kerja setelah dikurangi izin, sakit, dan cuti

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

20

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT INDO ACIDATAMA Tbk.

1. Sejarah berdirinya perusahaan

Pada tahun 1983 perusahaan dibentuk dengan status PMDN

dengan nama PT Indo Alkohol Utama. Pada tahun 1986 perusahaan

melakukan pengembangan produksi sekaligus perubahan nama

menjadi PT INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY. Mulai 4

Oktober 2005, nama PT INDO ACIDATAMA CHEMICAL INDUSTRY

berubah menjadi PT SARASA NUGRAHA Tbk. Dua tahun kemudian

nama perusahaan ini menjadi PT INDO ACIDATAMA Tbk. Tahun 1988

produksi komersial pertama ethanol dimulai dan perusahaan

melakukan ekspor ke Jepang. Pada tahun 1989 produksi komersial

pertama Asam Asetat dan Ethyl Asetat dimulai, maka PT INDO

ACIDATAMA Tbk. Menjadi produsen kimia organik pengolah hasil

pertanian dan industri kimia terpadu yang menghasilkan ethanol, asam

asetat, dan ethyl asetat yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Pada tahun 1994 PT INDO ACIDATAMA Tbk. Berhasil

membangun unit II Asam Asetat dengan swakelola. Tahun 1990-1997

perusahaan melakukan efisiensi sehingga kapasitas produksi ethanol

naik menjadi 149%, sedangkan asam asetat naik menjadi 128%. PT

INDO ACIDATAMA Tbk. Berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 5,5

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

21

hektar dengan fasilitas pemerintah dalam rangka penanaman modal

dalam negeri (PMDN).

Alat industri kimia dirancang oleh Krupp Industrie Technics

GMBH Jerman Barat, sedangkan teknologi proses kimia diperoleh dari

Hull AG Jerman Barat. Pemasangan mesin dan peralatan seluruhnya

dilakukan oleh putera Indonesia di bawah supervise dari Krupp

Industrie Technics GMBH Jerman Barat. Pembangunan pabrik selesai

secara bertahap yaitu unit ethanol selesai pada bulan November 1988,

unit asetaldehid dan unit etil asetat selesai pada bulan Maret 1989,

dan unit asam asetat selesai pada bulan Juni 1989.

Unit ethanol mulai berproduksi pada bulan Desember 1988,

dengan kapasitas produksi terbesar dan termurni di Indonesia serta

memenuhi standar internasional. Pabrik ini merupakan pabrik ethanol

integrated (memproduksi asam asetat dan etil asetat selain ethanol)

pertama di Asia Tenggara. Unit asam asetat dan unit etil asetat mulai

berproduksi pada bulan Juni 1989 dan perluasannya mulai berfungsi

sejak Maret 1995 dan diresmikan oleh Menteri Perindustrian dan

Perdagangan Tungki Ariwibowo.

Pembangunan pabrik PT INDO ACIDATAMA Tbk. dengan

dukungan peralatan serba modern mampu mengolah tetes tebu

(molasses) yang merupakan hasil samping pabrik gula menjadi

produk-produk kimia yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.

Produk kimia tersebut kemudian dipakai sebagai bahan dasar dari

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

22

industri-industri lainnya. PT INDO ACIDATAMA Tbk. memakai bahan

baku tetes tebu sebanyak 142.8 kton/tahun. Ekspor perdana telah

terealisasi pada 5 Desember 1988 sebanyak 1500 kL ethanol ke

Jepang dan dilepas oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Saat ini

kapasitas produksi sudah mengalami peningkatan hingga mencapai

150.000 Liter/hari untuk ethanol, 75.000 kg/hari untuk asam asetat,

dan 15.000 kg/hari untuk etil asetat. Sebagian besar ethanol dipakai

untuk bahan baku produksi asam asetat dan etil asetat.

2. Letak Geografis Perusahaan

PT INDO ACIDATAMA Tbk. dibangun di atas tanah seluas 5,5

ha di Jalan Raya Palur km 10, dusun Kemiri, desa Kemiri, kecamatan

Kebakkramat, kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah sekitar 15 km

arah timur laut dari Kotamadya Surakarta, 2 km dari jalan raya Palur

dan 110 km sebelah selatan ibukota Jawa Tengah, Semarang.

Batas-batas lokasi pabrik :

Sebelah utara : Jalan desa Kemiri

Sebelah selatan : persawahan penduduk

Sebelah barat : Pabrik PT. SARI WARNA ASLI IV

Sebelah timur : Persawahan penduduk

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

23

3. Visi dan Misi Perusahaan

PT INDO ACIDATAMA Tbk. mempunyai misi yaitu :

a. Menunjang ekspor non migas

Selaras dengan program pemerintah tentang ekspor non migas

yang sedang digalakkan, maka PT INDO ACIDATAMA Tbk. telah

mampu mengekspor ethanol, sehingga menunjang program

pemerintah tentang ekspor non migas dan membuktikan bahwa

mutu produk dalam negeri telah mampu bersaing dan memenuhi

standar internasional.

b. Menghemat sumber devisa Negara

Produk Asam asetat dan etil asetat merupakan kebutuhan dalam

negeri sehingga tidak menggantungkan pada produk import.

c. Membuka lapangan kerja baru

Berdirinya PT INDO ACIDATAMA Tbk. dapat menciptakan

lapangan kerja yang baru yang berarti turut pula memberikan

kesempatan kerja dan pemerataan tenaga kerja.

d. Memberi nilai tambah

Tetes tebu (mollases) yang merupakan hasil samping pabrik gula

dengan teknologi modern dapat dijadikan produk-produk kimia

yang sangat dibutuhkan oleh industri-industri lain sehingga

memberikan nilai tambah.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

24

e. Mendukung proses alih teknologi

Dengan adanya produk-produk yang dihasilkan dengan teknologi

modern, membuktikan para sarjana kita mampu menyerap ilmu

serta teknologi modern dan merealisasikan di bidang industri.

4. Lokasi Perusahaan

Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik, baik

dari segi ekonomi maupun dari segi sosial :

a. Penyediaan bahan baku

Tetes tebu yang merupakan bahan baku mudah diperoleh dari

hasil samping pabrik gula yang ada disekitar lokasi pabrik, seperti

pabrik gula Madukismo, Sumberharjo, Sragi, dan Pangkah.

b. Transportasi

Transportasi darat untuk bahan baku dan pemasaran produk

mudah dilakukan dengan truk container/bulk, sebab pabrik ini

terletak di dekat Jl. Raya Palur yang merupakan jalur jalan menuju

Semarang dan Surabaya, di mana kedua kota besar di atas telah

memiliki pelabuhan untuk kegiatan ekspor-impor.

c. Tenaga Kerja

Dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat di sekitar lokasi

pabrik, sedangkan untuk tenaga terdidik dapat diperoleh dari

lulusan sekolah menengah dan atas maupun perguruan tinggi yang

banyak terdapat di sekitar Surakarta dan Jawa Tengah.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

25

d. Utilitas

Kebutuhan air mudah terpenuhi sebab sekitar pabrik bukan daerah

yang sulit air. Air tercukupi dari sumber air tanah yang berada

dalam pabrik. Kebutuhan listrik diperoleh dari PLN dengan gardu-

gardu utama yang melintas sekitar pabrik dan diesel generator.

Bahan bakar untuk menghidupkan ketel diperoleh dari Pertamina

Cilacap. Kebutuhan telekomunikasi diperoleh dari PT Telkom.

e. Pembuangan Limbah

Limbah pabrik berwujud gas dan cair. Limbah gas berupa

CO 2 yang merupakan hasil unit fermentasi dan gas hasil

pembakaran bahan bakar diesel dan ketel. Limbah cair berupa

stillage yang merupakan sisa hasil penyulingan pada Unit ethanol

dan air buangan proses. Gas CO 2 telah dapat dibuat menjadi

CO 2 cair (dry ice) dan pengolahan selanjutnya dilakukan oleh PT

SAMA MANDIRI. Gas hasil pembakaran relative tidak berbahaya

bagi lingkungan sehingga langsung dibuang melalui cerobong

asap. Limbah cair diolah dalam unit pengolah limbah. Jika telah

memenuhi baku mutu limbah dan tidak menurunkan mutu

lingkungan, maka hasil pengolahan dibuang ke sungai Sroyo Jaten

dan selanjutnya dipakai untuk mengairi persawahan penduduk.

Untuk menghilangkan bau, bak limbah dan gasnya dibakar.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

26

f. Cuaca

Cuaca di lingkungan pabrik cukup baik yaitu kondisi udara yang

tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Hal ini sangat

menunjang bagi proses fermentasi terutama bagi pertumbuhan

yeast.

5. Tujuan Didirikan

a. Mendapatkan keuntungan yang layak sebagai sumber pendapatan.

b. memberikan kepuasan bagi konsumen melalui produk perusahaan.

c. membantu pemerintah dalam mengurangi pengangguran, dengan

adanya kesempatan kerja khususnya bagi penduduk sekitar.

d. menambah pemasukan bagi pemerintah daerah, dengan melalui

pita cukai dan pajak.

6. Kepersonaliaan

PT INDO ACIDATAMA Tbk. sampai bulan Januari 2008 memiliki

jumlah tenaga kerja sebanyak 377 orang. Perincian tenaga kerja di PT

INDO ACIDATAMA Tbk. adalah sebagai berikut :

a. Tenaga kerja S2 : 2 orang

b. Tenaga kerja S1 : 31 orang

c. Tenaga kerja sarjana muda/sederajat : 47 orang

d. Tenaga kerja SMU/sederajat : 193 orang

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

27

e. Tenaga kerja SLTP/sederajat : 35 orang

f. Tenaga kerja SD : 66 orang

Pembagian jam kerja di PT INDO ACIDATAMA Tbk.

berdasarkan status karyawan. Jam kerja untuk karyawan harian (day

shift) pukul 08.00-16.00 dan untuk karyawan yang diperlukan dalam

pengoperasian pabrik selama 24 jam sehari dibagi menjadi empat

kelompok dengan tiga kelompok bekerja dalam tiga shift sehari dan

satu kelompok libur. Pembagian shift dilakukan sedemikian rupa

sehingga setiap kelompok mendapatkan giliran dinas pagi, sore,

malam dan mendapatkan jumlah libur yang sama.

a. Karyawan Day Shift

Karyawan ini tidak berhubungan langsung dengan proses produksi,

antara lain karyawan administrasi, secretariat, perbekalan, gudang

dan lain-lain. Jam karyawan diatur sebagai berikut :

1) Hari senin-jumat : jam 08.00-17.00

2) Hari sabtu : Jam 07.00-12.00

3) Jam istirahat : Jam 12.00-13.00

Untuk hari libur nasional dan minggu merupakan hari libur.

b. Karyawan Shift

Karyawan ini berhubungan langsung dengan proses produksi, yang

termasuk karyawan ini adalah bagian proses, utilitas, dan

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

28

laboratorium. Karyawan shift ini dibagi empat group yaitu A, B, C,

dan D yang dibagi tiga Shift :

1) Shift I : Jam 07.00-15.00

2) Shift II : Jam 15.00-23.00

3) Shift III : Jam 23.00-07.00

7. Kesejahteraan Karyawan

Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan semangat

kerja karyawan, perusahaan menyediakan beberapat fasilitas, seperti :

a. Memberikan fasilitas perumahan bagi karyawan tetap dan

tunjangan akomodasi

b. Menyediakan fasilitas kesehatan

c. Memberi uang pensiun bagi karyawan

d. Mendirikan koperasi karyawan

e. Memberikan pakaian kerja dan tunjangan lain yang sudah

termasuk gaji

f. Mendirikan fasilitas olah raga, seperti lapangan volley dan sepak

bola.

Demi menciptakan kerja sama yang baik, selaras dan harmonis

antara karyawan, staf dan perusahaan, PT INDO ACIDATAMA Tbk.

telah memberikan jaminan social yang cukup baik bagi tenaga kerja,

maupun bagi keluarganya. Ketentuan-ketentuan jaminan yang berlaku

di PT INDO ACIDATAMA Tbk. adalah :

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

29

a. Sarana kesehatan, yaitu poliklinik

b. Sarana K3 yang meliputi perlengkapan sarana kerja

c. Transport karyawan dengan system pool

d. Menyelenggarakan program Jamsostek

e. Rekreasi dan olah raga

f. Pakaian kerja

Sedangkan wadah-wadah organisasi yang ada, yaitu :

a. SP (Serikat Pekerja)

b. P2K3 (Panitia Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

c. KOKARINDO (Koperasi Karyawan PT INDO ACIDATAMA Tbk.)

d. Jamsostek (Jaminan sosial tenaga Kerja)

8. Unit Penunjang

Fasilitas penunjang yang dimiliki oleh PT INDO ACIDATAMA

Tbk. Untuk mendukung proses produksi adalah :

a. Unit utilitas

Unit ini menghasilkan kebutuhan utilitas dalam proses produksi

yang utamanya meliputi :

1) Cooling Tower

2) Compresor

3) Boiler

4) Water Treatment

5) Separator

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

30

b. Unit Power Station

c. Unit Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku Tetes

d. Unit Pengepakan Produk dan Penyimpanan Produk

e. Unit Moulding untuk menghasilkan jerigen plastic (volume @ 30 L)

sebagai kemasan

f. Pengolahan dan Pengendalian Air dan Limbah

g. Unit Hydrant/Alat Penanggulangan Kebakaran

h. Laboratorium (meliputi laboratorium mikrobiologi, process control

labolatory, dan quality control labolatory)

i. Bengkel (workshop) dan Pergudangan

j. Jembatan

k. Perkantoran dan Safety/Security

9. Keorganisasian

a. Logo Perusahaan

Logo PT INDO ACIDATAMA Tbk. dirancang sebagai simbol

perusahaan sekaligus sebagai gambaran ringkas tentang industri

kimia ini. Bentuk dan warna dalam logo memiliki arti dan makna

tertentu.

Logo PT INDO ACIDATAMA Tbk. berupa gambar daun dengan

warna hijau dan orange yang melambangkan sebuah industri kimia

yang ramah dengan lingkungan.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

31

b. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT INDO ACIDATAMA Tbk. mengikuti system

“Line and shift Organization”. Perusahaan dipimpin oleh seorang

presiden direktur yang dibantu oleh direktur produksi, direktur

administrasi dan keuangan, direktur komersial dan direktur proyek.

1) Direktur Produksi.

Direktur produksi menangani segala hal proses produksi

dan pengembangan teknik produksi. Dibantu oleh wakil direktur

produksi, bagian engineering dan departemen,yaitu :

a) Departemen Produksi yang terdiri atas sie produk I

(fermentasi, ethanol, etil asetat), sie produk II (asetaldehid

dan asam asetat) dan sie proses control.

b) Departemen Utilitas yang terdiri atas sie utilitas I (boiler dan

menara pendingin) dan sie utilitas II (kompresor dan

moulding).

c) Departemen teknik yang terdiri atas sie mekanik dan sie

listrik

d) Coordinator shift.

2) Direktur Administrasi dan Keuangan

Menangani masalah finansial dan administrasi

perusahaan dibantu oleh :

1. Departemen keuangan yang terdiri atas sie akuntansi dan

sie keuangan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

32

2. Departemen IRD yang terdiri atas sie keamanan, sie HRD

dan sie keamanan

3. Departemen logistic

3) Direktur Proyek

Menangani masalah yang berkaitan dengan

pengembangan perusahaan.

4) Direktur Komersial

Menangani masalah pemasaran produk dan pembelian

segala keperluan perusahaan yang dibantu oleh Departemen

Pemasaran dan Departemen Pembelian.

Untuk Skema Struktur Organisasi PT INDO ACIDATAMA Tbk.

dapat dilihat pada gambar 1.2

c. Tujuan Organisasi

Kebijakan Umum

PT INDO ACIDATAMA Tbk. merupakan industri kimia terpadu

yang berorientasi pada 3 landasan pokok sebagai berikut :

1) Memberikan perlindungan dan kepuasan kepada konsumen

dengan memberikan mutu yang sesuai kebutuhan dan syarat

yang telah ditetapkan

2) Melakukan pengendalian pada semua tahap operasi melalui

penerapan sistem manajemen mutu terpadu untuk mencapai

tingkat kinerja yang kompetitif.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

33

3) Melakukan pembinaan sumber daya manusia secara terarah

dan sinambung untuk mencapai tingkat kemampuan kerja

sesuai kebutuhan pabrik.

Plant Lay Out PT INDO ACIDATAMA Tbk. dapat dilihat pada gambar

1.1

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

34

Gambar 1.1 Plant Lay Out PT INDO ACIDATAMA Tbk.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

35

Keterangan gambar :

1A. Mess

1B. Mess

2. Gedung joglo

3. Jembatan timbang

4. Kantor

5. Gudang

6. Penerimaan molasses

7. Garasi

8. Kantor Laboratorium

9. Stasiun pengapalan

10. Kantin

11. Penyimpanan tetes tebu

12. Asam asetat area 400 dan

500

13. Etil asetat area 500

14. Penyimpanan produk area

500

15. Drum Produk

16. Tangki produksi area 400

17. Ruang control

18. Area destilasi ethanol

19. Fermentasi area 400

20. Blower house

21. Menara pendingin

22. Tangki penyimpanan air

proses

23. Raw water pit dan water tower

24. Tempat kerja

25. Voltage distribution

transformer

26. Steam boiling house

27. Penyimpanan nitrogen

28. Tangki bahan bakar

29. Unit moulding

30. panel cooling tower

31. Analysis shelter

32. Chimney foundation

33. Keamanan

34. Bak anaerob I

35. Bak anaerob II

36. Bak anaerob III

37. Bak anaerob IV

38. Bak maturasi

39. Gudang kapur dan pemroses

netralisasi pH

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

36

B. LAPORAN MAGANG KERJA

1. Pengertian magang kerja

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

37

Magang kerja merupakan bentuk penuangan perkuliahan diluar

kampus yang berorientasi pada dunia kerja dan dunia bisnis yang ada.

Magang kerja bias juga merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh

mahasiswa dengan diterjunkan secara langsung ke dunia kerja dengan

menggunakan berbagai macam aplikasai-aplikasi dan teori-teori yang telah

dipelajari selama masa perkuliahan. Sebelum melaksanakan kegiatan

magang kerja, mahasiswa terlebih dahulu dibekali dengan berbagai

pengetahuan praktis, disamping keahliannya dalam konsentrasi industri

masing – masing. Adapun bentuk – bentuk kegiatan magang meliputi praktik

kerja, pendampingan, pelatihan, penyuluhan, pelaporan dan lain- lain.

2. Tujuan Magang Kerja

Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan magang kerja adalah :

a. Agar mahasiswa mendapat pengalaman langsung dan pengetahuan

tentang aktivitas dalam dunia usaha

b. Melatih mahasiswa untuk menemukan penyebab masalah dan mampu

memberikan solusi bagi perusahaan.

3. Manfaat Magang Kerja

a. Bagi Perusahaan

1) Menjalin hubungan kerja sama dengan dunia pendidikan

2) Membantu menyiapkan tenaga kerja yang professional.

b. Bagi Mahasiswa

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

38

Mahasiswa bisa menerapkan teori-teori yang didapat selama kuliah bisa

diterapkan di dalam dunia kerja.

C. Pembahasan Masalah

1. Proses Produksi Alkohol

Bahan dasar untuk membuat alcohol adalah molasses atau tetes tebu

yang telah memenuhi uji kadar gula dan tingkat kekentalannya, kemudian

difermentasikan menjadi mash dengan menggunakan ragi. Dan setelah

menjadi alkohol dengan kadar 12%, maka dilakukan proses pemurnian

sehingga kadar alkohol menjadi 96,5%. Produk yang sesuai spesifikasi

disimpan dalam tangki penyimpanan dan dikirim ketempat tujuan dengan

menggunakan kontainer. Sedangkan produk yang tidak sesuai spesifikasi

akan disimpan tersendiri dan akan diproses kembali menjadi bahan dasar

pembuat etil asetat.

2. Fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja

a. Pakaian Kerja atau Jas

Pakaian kerja tersebut berfungsi sebagai pelindung tubuh atau pakaian

darikontak dengan bahan kimia atau panas. Memakai pakaian kerja

merupakan keharusan bagi pekerja laboratorium. Biasanya pakaian kerja

tersebut terbuat dari katun, bergantung pada kebutuhan, dapat pula

terbuat dari plastic, wol atau karet.

b. Kacamata dan Goggles

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

39

Pelindung mata sangat perlu untuk bekerja dalam laboratorium karena

mata sangat rawan terhadap pecahan kaca gelas. Pelindung mata dapat

berupa kacamata biasa dengan atau tanpa pelindung samping goggles.

Perlindungan goggles lebih aman dari pada kacamata karena goggles

lebih kuat terikat dan lebih banyak bagian muka yang terlindung

dibandingkan dengan kacamata. Tetapi kacamata lebih enak dipakai

daripada goggles. Oleh karena itu di banyak laboratorium, pemakaian

kacamata diwajibkan bagi pekerja atau mahasiswa sebagai persyaratan,

minimal pelindung mata. Goggles dipakai untuk percobaan yang mungkin

sangat berbahaya bagi mata, lensa kacamata, atau goggles terbuat dari

plastik atau kaca yang anti pecah.

c. Perisai Muka

Perisai muka dipakai untuk melindungi muka secara sempurna

termasuk mata. Alat tersebut tahan terhadap benturan mekanik atau bahan

kimia. Sangat baik dipakai pada waktu menangani asam, basa dan

terutama bahan-bahan/percobaan yang eksplosif.

d. Alat Perlindungan Pernafasan

Alat pelindung pernafasan (respirator) sangat penting, mengingat 90%

kasus keracunan sebagai akibat masuknya bahan-bahan kimia atau

korosif adalah melalui saluran pernafasan, tergantung pada jenis dan

kadar pencemarannya.

e. Pelindung Kaki

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

40

Untuk melindungi kaki dari kemungkinan tumpahan bahan kimia korosif

beraun adalah dengan memakai sepatu biasa yang tidak licik dan bertumit

rendah. Pemakaian sandal/sepatu yang terbuka perlu dihindarkan.

f. Sarung Tangan

Mengingat bahwa bahan-bahan kimia dapat merusak kulit (seperti

asam sulfat, asam nitrat, natrium hidroksida, TCA, dan sebagainya), maka

sarung tangan sangat diperlukan untuk menangani bahan-bahan kimia

tersebut. Bahan sarung tangan dibuat dari karet atau neoprepane gloves

terbuat dari asbes/silica cocok untuk menangani bahan-bahan yang panas.

3. pedoman cara kerja dan macam-macam bahan kimia dan cara

pencegahannya

a. Pedoman cara kerja di laboratorium :

1) Membersihkan Alat-alat kimia

Harus disediakan alat-alat yang bersih sebelum memulai suatu

pekerjaan dan setiap selesai bekerja, alat-alat harus segera

dibersihkan bekas-bekas reagensia, sedangkan kotoran-kotoran

dibuang di baik yang telah disediakan (jangan di bak

pencucian/wastafel). Kotoran yang masih melekat pada alat gelas

dibersihkan dengan zat-zat pelarut yang tepat, misal sabun, H 2 SO 4 ,

HCI, NaOH, alcohol, bensin, dan lain-lain. Harus juga diperhatikan, zat

apa yang melekat pada dinding gelas, misalnya minyak/lemak dicuci

dengan sabun, AgCI dicuci dengan NH 4 OH. Jangan membuang zat-

zat pencuci di atas, tetapi kembalikanlah ke tempat yang tersedia.

Setelah alat-alat dibersihkan dari kotoran-kotoran, dicuci dengan

air ledeng, kemudian air suling, dan kemudian dikeringkan dengan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

41

membalikkan. Pengeringan dapat dipercepat dengan mengocok sedikit

alkohol, dilakukan jika perlu/disesuaikan kepentingan.

2) Pengambilan Obat-obatan/Bahan Kimia

Alat-alat yang digunakan untuk mengambil obat-obatan/bahan

kimia yang berbentuk kristal atau berbentuk tepung ialah dengan

sendok dari tulang atau porselen. Sebelumnya sendok tersebut harus

diperiksa kebersihannya dengan mengelapnya sampai bersih. Jagalah

jangan sampai isi botol obat-obatan tercampur dengan obat-obatan

lainnya.

Jika obat-obatan berbentuk cairan, cara menuangkannya harus

hati-hati, dan etiket botolnya harus di atas. Cara membuka tutup harus

dibalik, diletakkan di atas meja atau dipegang. Jika zat-zatnya encer

dan tidak berbahaya, dapat digunakan pipet volume, pengukuran ini

adalah pengukuran yang teliti.

Untuk pengambilan zat yang tidak memerlukan ketelitian dan zat

tersebut pekat (misalnya :HCI pekat, H 2 SO 4 pekat) jangan sekali-kali

disedot dengan mulut langsung (karena zat ini berbahaya), maka harus

menggunakan pipet ukur atau gelas ukur.

Cara mengambil larutan dengan pipa kaca dilakukan dengan

memasukkan pipa kaca ke dalam larutan, menutup ujungnya,

kemudian mengangkatnya keluar.

3) Pemanasan

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

42

Pemanasan dapat dilakukan dengan lampu spirtus atau dengan

pemanas bunzen. Temperature tertinggi ( C°±1500 ), terletak pada 1/3

dari tinggi api. Karena itu pada pemanasan suatu zat dalam bejana

gelas, hendaknya bejana jangan langsung dikenakan dengan api,

tetapi pakailah perantara penangas air/asbes. Pemanasan yang tiba-

tiba (langsung dengan nyala api yang besar) dapat menyebabkan

pecahnya alat-alat gelas (harus sedikit demi sedikit pemanasannya).

Api dapat diatur besar kecilnya, dapat disetel menurut

temperature yang dibutuhkan dengan mengatur lubang udara. Jika api

menjadi kira-kira tak berwarna, maka temperaturnya adalah paling

tinggi, dan dapat digunakan untuk menyambung alat-alat gelas (gelas

meleleh).

4) Cara Mereaksikan Suatu Larutan dengan Larutan Lain

Mereaksikan satu larutan dengan larutan yang lain harus

diperhatikan jarak mata dengan tangan pada saat mereaksikan. Hal ini

dilakukan untuk menghindari bahaya dari gas dan percikan dari hasil

reaksi tersebut.

5) Cara Menuang Larutan

Cara menuang larutan dapat dilakukan secara langsung,

menahan larutan dengan batang pengadun (didekantir) atau dengan

corong. Perhatikan jarak tubuh dengan larutan yang akan dituang,

untuk menghindari larutan menetes ke tangan dan menghindari

terhirupnya larutan yang bersifat racun.

6) Cara Mencampur Larutan

Mencampur larutan dapat dilakukan dengan mengaduk larutan

menggunakan batang pengaduk. Ujung batang pengaduk jangan

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

43

sampai mengenai dasar tabung reaksi (dilakukan untuk larutan yang

berbahaya).

Cara lainnya dapat dilakukan dengan mengocok/memutar

tabung reaksi yang berisi larutan (dilakukan untuk larutan yang tidak

berbahaya).

7) Cara Mencuci Endapan

Mencuci endapan dapat dilakukan dengan cara menyemprot

endapat dengan botol penyemprot yang berisi air pencuci, kemudian

didiamkan sebentar, kemudian sisa endapan yang sudah terlepas dari

wadah dibuang.

b. Bahaya bahan kimia dan cara pencegahannya

No

.

Bahan

Kimia

Bahaya yang ditimbulkan Cara pencegahan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

44

1. Air

Raksa

a. Dapat diserap melalui kulit atau

paru-paru

b. Beracun : lama kelamaan

merusak ginjak, saraf, dan otak

c. Mudah menguap, terutama di

daerah tropic uapnya sangat

beracun

Berhati-hati jika

menggunakan air raksa.

Sisa-sisa air raksa dan alat

yang pecah harus segera

dibersihkan, jangan

dipanaskan.

2 Alkohol

(etanol)

1. Mudah terbakar

2. Teroksidasi menjadi folmaldehid

3. Reaksi dengan iod dan fosfor atau

peroksida berbahaya

a. Jangan ada pembakar

spirtus atau bunzen

yang menyala

b. Lihat formaldehid/eter

c. Jangan dilakukan di

laboratorium

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

45

3 Amonia

k

(Amoni

a)

a. Larutan pekat merusak kulit

b. Mudah menguap. Uapnya

menimbulkan iritasi pada mata

dan paru-paru

c. Bila NH 3 dicampur dengan

O 2 dengan adanya katalisator, lalu

dibakar, dapat terjadi reaksi yang

hebat

a. Jangan sampai kena

kulit

b. Jangan sampai kena

mata

c. Jangan terisap

langsung. Berhati-

hatilah membuka tutup

botol yang sudah agak

lama disimpan.

Gunakanlah kacamata

pelindung

4 Asam a. Mempengaruhi kulit

b. Asam mineral bersifat racun

c. Asam encer yang panas, bersifat

lebih berbahaya

Bila kulit kena, langsung

dicuci dengan air yang

banyak, jangan dihisap

dengan pipet tanpa pompa

isap. Bila larusan asam

tertelan, orang tersebut

jangan diberi sesuatu yang

menyebabkan muntah/zat

karbonat/bikar-bonat. Tetapi

disuruh minum suspensi

MgO, lalu susu atau putih

telur dicampur dengan air.

Tabung reaksi jangan

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

46

menghadap murid waktu

asam dipanaskan

5 Asam

asetat

(asam

etanoat

)

a. Pada waktu zat ini dibuat dari

oksidasi etil alcohol dapat terjadi

letusan, waktu hasil percobaan

disuling.

b. Pada waktu zat ini dipakai dengan

PCI 3 untuk membuat asetil klorida

dapat terjadi letusan

c. Mudah menguap dan

menyakitkan mata

Hati-hati sekali. Murid

jangan terlalu dekat. Hanya

sedikit hasil yang disuling

sebagai contoh. Lihat asetil

klorita, botol asam cuka

yang pekat dibuka secara

hati-hati.

6 Asetilen

(etil)

a. Campurkan asetilen dengan

oksigen sangat berbahaya.

Terjadi letusan yang hebat apalagi

juga dinyalakan atau dengan

adanya bunga api

b. Dengan tembaga membentuk

senyawa yang mudah meletus.

Lebih-lebih di daerah tropis

dengan kelembapan udara yang

tinggi

c. Asetilen yang tak larut dalam

aseton, pada tekanan yang tinggi

mengurai dengan sendirinya dan

membentuk campuran H 2 dan C

yang menghasilkan letusan hebat.

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

47

d. Bereaksi dengan klor dan

membentuk asetilen klotida yang

meletus secara spontan

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

48

7 Formal

dehid

(metan

al)

a. Kemungkinan terjadi ledakan

dalam pembuatannya

b. Menyakitkan mata dan hidung

c. Bereaksi sangan mudah dengan

asam klorida dan membentuk bis

klorometil eter, suatu zat yang

dalam jumlah sangat sedikit dapat

menyebabkan kanker.

d. Terbentuk bila beberapa macam

plastic dipanaskan

a. Jangan dibuat

disekolah/lab. Karena

gas ini merupakan

bahaya bagi

kesehatan.

b. Larutan jangan

dipanaskan. Jangan

dihisap. Hanya dipakai

dalam tempat yang

ventilasinya baik.

Untuk keperluan

biologi pakai kaos

tangan/kacamata

pelindung. Preparat

pengawetan dibilas

dengan air sebelum

dipakai untuk

praktikum

pembedahan. Bila

tertelan, orang

tersebut harus diberi

air garam supaya dia

muntah berkali-kali lalu

diberi susu.

c. Formaldehid jangan

dicampur dengan

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

49

sengaja/tak sengaja.

Hati-hati sekali waktu

mencuci alat-alat gelas

setelah praktikum.

d. Bahan plastic hanya

dipanaskan dalam

lemari asap.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

50

8. karbon

dioksid

a

Dalam dosis besar merupakan racun.

Gelajanya seperti tercekik.

Berhati-hatilah dengan cara

menyimpan silinder gas.

9. Metanol

(metal

alcohol)

Mudah menguap/terbakar.

Dalam pembuatan folmaldehid dari

methanol dengan Cu atau Pt sebagai

katalisator dapat terjadi ledakan

Metanol (metal alcohol)

10

.

Oksige

n

a. Dapat meledak dengan asetilen,

metana, dan hydrogen

b. Dapat membakar NH 3 , fosfor,

sulfur, dan magnesium

c. Silinder gas O 2 mudah meletus

waktu dibuka

d. Hampir semua zat terbakar jauh

lebih cepat di dalam oksigen

daripada dalam udara

a. Keran dibuka

perlahan-lahan.

Jangan mencoba

membuka kran dengan

memukulnya dengan

martil. Kran jangan

diolesi dengan zat-zat

berlemak/berminyak,

hal ini dapat

menyebabkan letusan.

b. Sangat berhati-hatilah

bila zat-zat dibakar

dalam oksigen, pakai

kacamata pelindung.

11

.

Nitroge

n

oksida

Langsung teroksidasi dalam udara

menjadi nitrogen dioksida

Sangat hati-hati, jangan

dibuat dalam jumlah

banyak. Hanya dibuat

dalam tempat dengan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

51

ventilasi yang baik. Lebih

baik dalam lemari asap.

12

.

Peroksi

da

Mudah meledak dan semuanya zat

oksidator yang kuat.

Peroksida aromatik dapat

dipakai dalam demonstrasi

misalnya stirena tetapi

reaksi ini sangat berbahaya.

Ada baiknya jangan

dilakukan

4. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

Usaha kesehatan dan keselamatan kerja merupakan usaha

menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. Kondisi aman meliputi

keadaan bebas dari bahaya kecelakaan, kebakaran, dan bahaya kerja

lainnya. Kondisi ini dapat tercipta dengan tersedianya peralatan yang

berfungsi untuk mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja dalam

pabrik.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

52

Sebagai suatu perusahaan industri kimia, PT INDO ACIDATAMA Tbk.

tentunya tidak terlepas dari resiko kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh

bahan (baik dari bahan baku maupun produknya), sistem operasi, maupun

dari unit utilitasnya. Penanggulangan dan pencegahan kecelakaan kerja di PT

INDO ACIDATAMA Tbk. dikelola secara baik dan berada di bawah tanggung

jawab Safety Inspector. Safety Inspecor langsung bertanggung jawab kepada

presiden direktur (lihat bagan struktur organisasi).

Secara umum Safety Inspector bertugas untuk memberikan saran dan

pertimbangan, baik diminta atau tidak, kepada segenap karyawan tentang

keselamatan dan kesehatan kerja. Selain itu Safety Inspector juga berfungsi

mengumpulkan dan mengolah data kecelakaan kerja sehingga dapat

digunakann sebagai control loop untuk peningkatan K3.

Program kerja yang dimiliki oleh Safety Inspector PT INDO

ACIDATAMA Tbk. dibuat untuk memperjelas kebijaksanaan kesehatan dan

keselamatan kerja, sehingga seluruh tugas dan kewajiban Safety Inspector

dapat berjalan dengan baik. Program kerja tersebut adalah sebagai berikut :

a. Evaluasi mengenai K3 untuk memperoleh data potensi kecelakaan kerja.

b. Peningkatan kerjasama antar divisi untuk mendukung keselamatan kerja.

c. Analisis data kecelakaan kerja

d. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pencegahan dan

penanggulangan kecelakaan.

e. Memberikan pertimbangan dalam pengembangan peralatan baru atau

perbaikan peralatan.

f. Studi literature untuk meningkatkan pengetahuan K3 dan implementasinya.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

53

Hasil evaluasi data kecelakaan kerja oleh Safety Inspector

menunjukkan bahwa sumber potensial penyebab terjadinya kecelakaan kerja

berasal dari :

a. Bangunan (konstruksi dan tata ruang)

b. Alat produksi (mesin, instalasi, dan lain-lain)

c. Lingkungan kerja (debu, gas, kebisingan, dan lain-lain)

d. Proses produksi

e. Tenaga kerja (sikap dan disiplin kerja)

5. Produktivitas Kerja Karyawan

Untuk mengetahui adanya peningkatan produktivitas kerja karyawan dapat

diketahui dengan melakukan perhitungan Frekuensi Rate (FR) dan Safety

Rate (SR) yang diperoleh dari laporan absensi karyawan.

Laporan absensi karyawan periode 25 desember 2008 s/d 24 maret 2009

Absensi Bulan Jumla

h

karya

wan

I S A CT CIS PC PA

Jumla

h

absen

si

I/S/A/

PA

(hari)

Hari

efektif

(22

hari)

Hari

kerja

hilang

(%)

Jam

kerja

efektif

(jam)

Jam

kerja

hilang

(%)

Januari 383 0 83 0 25

3

63 98 0 83 8.426 1,0 67.408 1,0

Februa

ri

384 0 52 0 30 36 89 0 52 8.448 0,6 67.584 0,6

Maret 385 0 74 0 58 28 111 0 74 8.470 0,9 67.760 0,9

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

54

Laporan kecelakaan kerja bulan januari sampai bulan maret 2009 di PT.INDO

ACIDATAMA Tbk. dengan melakukan perhitungan Frekuensi Rate (FR) dan

Safety Rate (SR).

a. Pada bulan januari 2009 :

1) jumlah kecelakaan kerja yang terjadi nol dalam satu bulan.

2) jumlah jam kerja setelah dikurangi absen, izin, sakit, dan cuti

= (383 x 40 x 50) – (83 x 7)

12

= 63784,917

jumlah kecelakaan kerja

FR = X 1.000.000jam

jumlah jam kerja setelah dikurangi izin, sakit, dan cuti

0

= X 1.000.000

63784,917

= 0

Ini artinya menunjukkan bahwa karyawan PT.INDO ACIDATAMA Tbk.

sejumlah 383 orang yang bekerja selama 1.000.000jam, tidak terjadi

kecelakaan kerja (zero accident)

b. Pada bulan februari 2009 :

1) jumlah kecelakaan kerja yang terjadi nol dalam satu bulan.

2) jumlah jam kerja setelah dikurangi absen, izin, sakit, dan cuti

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

55

= (384 x 40 x 50) – (52 x 7)

12

= 63969,667

jumlah kecelakaan kerja

FR = X 1.000.000jam

jumlah jam kerja setelah dikurangi izin, sakit, dan cuti

0

= X 1.000.000

63969,667

= 0

Ini artinya menunjukkan bahwa karyawan PT.INDO ACIDATAMA Tbk.

sejumlah 384 orang yang bekerja selama 1.000.000jam, tidak terjadi

kecelakaan kerja (zero accident)

c. Pada bulan maret 2009 :

1) jumlah kecelakaan kerja yang terjadi nol dalam satu bulan.

2) jumlah jam kerja setelah dikurangi absen, izin, sakit, dan cuti

= (385 x 40 x 50) – (74 x 7)

12

= 64123,5

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

56

jumlah kecelakaan kerja

FR = X 1.000.000jam

jumlah jam kerja setelah dikurangi izin, sakit, dan cuti

0

= X 1.000.000

64123,5

= 0

Ini artinya menunjukkan bahwa karyawan PT.INDO ACIDATAMA Tbk.

sejumlah 385 orang yang bekerja selama 1.000.000jam, tidak terjadi

kecelakaan kerja (zero accident)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. INDO ACIDATAMA Tbk.

telah dikelola secara baik oleh Safety Insfector yang langsung bertanggung

jawab kepada presiden direktur. Selain itu Safety Insfector juga bertugas

mengumpulkan dan mengolah datakecelakaan kerja sehingga dapat

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

57

digunakan sebagai control loop untuk peningkatan keselamatan dan

kesehatan kerja.

2. Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan yaitu dengan adanya jaminan keselamatan dan kesehatan kerja

karyawan, maka akan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja (zero

accident) dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan

dan produktivitas kerja karyawan.

B. Saran

1. Perusahaan sebaiknya dapat lebih mengoptimalkan keselamatan dan

kesehatan kerja para karyawannya mengingat tingkat resiko kecelakaan kerja

tinggi.

2. Perusahaan sebaiknya mengganti alat pelindung diri yang sudah tidak layak

pakai, untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

3. Karena sebagian besar dalam pengoperasionalan proses produksi

menggunakan tenaga manusia maka penting juga bagi perusahaan untuk

memperhatikan kedisiplinan kinerja, pengoptimalan karyawan dapat dilakukan

dengan mengganti tenaga manusia yang sudah tidak produktif atau

menguranginya.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... · Memperoleh gambaran yang jelas tentang penerapan sistem manajemen ... pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan

58

DAFTAR PUSTAKA

Suma'mur .1993. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta : Haji

Masagung

Suma'mur.1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta : Haji

Masagung

Barthos, Basir.1999. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Bumi Akasara.

Soeprihanto, john.1996. Manajemen personalia. Jakarta : BPFE.

Soedjono.1989. Keselamatan kerja jilid I, Jakarta : LPSES.